1 LATAR BELAKANG Penyaluran atau pemberian kredit merupakan salah satu bisnis utama dan terbesar hampir pada sebagian besar Lembaga Keuangan termasuk Koperasi Simpan Pinjam. Koperasi sebagai badan usaha didorong untuk senantiasa ikut berperan secara nyata dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya agar tidak terjadi kesenjangan sosial, sehingga bisa menjadi wadah kegiatan ekonomi rakyat yang mampu mengentaskan kesenjangan sosial. Menurut Undang – Undang Koperasi no.25 tahun 1992 pasal 1, “ Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.” Koperasi yang bergerak dalam usaha pemberian kredit disebut koperasi simpan pinjam. Masalah keamanan dalam kredit yang diberikan merupakan masalah yang harus diperhatikan oleh koperasi, karena adanya risiko-risiko yang timbul dalam pemberian kredit. Risiko-risiko tersebut bisa saja disebabkan oleh kredit macet dan penyimpangan pegawai. Permasalahan ini bisa dihindari dengan adanya pengendalian intern yang efektif dalam pemberian kredit. Dengan pengendalian intern yang efektif dalam pemberian kredit, menunjukan sikap kehati-hatian dalam tubuh koperasi tersebut. KSP Jaya Eka Sakti merupakan salah satu koperasi simpan pinjam. Jenis- jenis kredit yang ada dalam KSP Jaya Eka Sakti ini ada beberapa macam seperti pinjaman modal kerja, pinjaman agribisnis dan pinjaman insidental. Pinjaman agribisnis ini diperuntukan petani serta peternak dari hulu ke hilir. Faktor-faktor yang menghambat pembayaran pinjaman biasanya disebabkan oleh keadaan cuaca yang tidak menentu serta tingkat harga produk yang cenderung naik turun. Pinjaman agribisnis ini tergolong baru dan hanya terdapat di kantor pusat saja. Adanya indikasi banyaknya nasabah yang memperpanjang kredit serta banyaknya pengembalian kredit yang tidak tepat waktu pada pinjaman agribisnis, perlu pengendalian internal yang
34
Embed
T1 232008227 FULL TEXT - Institutional Repository | Satya …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2650/2/T1... · · 2013-05-27Penyaluran atau pemberian kredit merupakan salah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
LATAR BELAKANG
Penyaluran atau pemberian kredit merupakan salah satu bisnis utama dan
terbesar hampir pada sebagian besar Lembaga Keuangan termasuk Koperasi Simpan
Pinjam. Koperasi sebagai badan usaha didorong untuk senantiasa ikut berperan secara
nyata dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya agar tidak terjadi kesenjangan
sosial, sehingga bisa menjadi wadah kegiatan ekonomi rakyat yang mampu
mengentaskan kesenjangan sosial. Menurut Undang – Undang Koperasi no.25 tahun
1992 pasal 1, “ Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.”
Koperasi yang bergerak dalam usaha pemberian kredit disebut koperasi
simpan pinjam. Masalah keamanan dalam kredit yang diberikan merupakan masalah
yang harus diperhatikan oleh koperasi, karena adanya risiko-risiko yang timbul dalam
pemberian kredit. Risiko-risiko tersebut bisa saja disebabkan oleh kredit macet dan
penyimpangan pegawai. Permasalahan ini bisa dihindari dengan adanya pengendalian
intern yang efektif dalam pemberian kredit. Dengan pengendalian intern yang efektif
dalam pemberian kredit, menunjukan sikap kehati-hatian dalam tubuh koperasi
tersebut.
KSP Jaya Eka Sakti merupakan salah satu koperasi simpan pinjam. Jenis-
jenis kredit yang ada dalam KSP Jaya Eka Sakti ini ada beberapa macam seperti
pinjaman modal kerja, pinjaman agribisnis dan pinjaman insidental. Pinjaman
agribisnis ini diperuntukan petani serta peternak dari hulu ke hilir. Faktor-faktor yang
menghambat pembayaran pinjaman biasanya disebabkan oleh keadaan cuaca yang
tidak menentu serta tingkat harga produk yang cenderung naik turun. Pinjaman
agribisnis ini tergolong baru dan hanya terdapat di kantor pusat saja. Adanya indikasi
banyaknya nasabah yang memperpanjang kredit serta banyaknya pengembalian kredit
yang tidak tepat waktu pada pinjaman agribisnis, perlu pengendalian internal yang
2
baik. Dari fenomena pinjaman agribisnis tersebut koperasi dalam pengendalian
kreditnya harus mampu meningkatkan efektivitas pengendalian intern dan berusaha
sebaik mungkin untuk mengurangi risiko kredit.
Berdasarkan hal diatas dapat kita lihat bahwa efektivitas pengendalian intern
dalam pemberian kredit agribisnis perlu lebih diperhatikan. Melihat perlunya
efektivitas pengendalian intern dalam pemberian kredit agribisnis sebagai kontrol
perusahaan dalam memutuskan pemberian kredit untuk meminimalkan risiko kredit
maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian adalah efektivitas pengendalian
intern dalam pemberian kredit agribisnis pada KSP Jaya Eka Sakti.
Mengingat luasnya aspek yang berhubungan dengan penelitian maka,
penelitian akan kita batasi tentang apakah pengendalian internal pemberian kredit
agribisnis yang diterapkan oleh KSP Jaya Eka Sakti Salatiga telah efektif ?
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, tujuan
penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui pengendalian internal pada kredit agribisnis yang telah
diterapkan oleh KSP Jaya Eka Sakti Salatiga.
2. Mengetahui efektivitas pengendalian intern pemberian kredit agribisnis
yang telah diterapkan oleh KSP Jaya Eka Sakti Salatiga.
Manfaat dari penelitian sistem pengendalian intern pemberian kredit yang
dilakukan atau dijalankan oleh KSP Jaya Eka Sakti ini diharapkan dapat memberi
kegunaan dari segi :
1. Manfaat teoritis
Memberi kontribusi bagi pengembangan ilmu di bidang ekonomi
khususnya bidang akuntansi mengenai praktek SPI pada lembaga
keuangan.
2. Manfaat praktis
Memberi suatu pedoman evaluasi bagi subjek penelitian dalam rangka
penerapan SPI dalam setiap prosedur kredit.
3
3. Bagi Koperasi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau informasi
untuk kemajuan koperasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Pengendalian Internal
Definisi sistem pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode
bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang akurat
dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta
mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah diterapkan ( Romney, 2006: 229
).
Tujuan sistem pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring
Organization of the Treadway Commission ( Tampubolon, 2005: 30 ), yaitu:
(1) Operations/performance objective, yaitu adanya aktivitas yang efisien dan
efektif dalam hubungannya dengan misi dasar dan kegiatan usaha
organisasi, termasuk standar kinerja dan pengamanan sumber daya.
(2) Information/financial reporting objectives, yaitu adanya informasi
mengenai keuangan dan informasi untuk manajemen yang bebas dan
dapat dipercaya, lengkap dan tepat waktu, termasuk penyiapan laporan
keuangan yang handal serta mencegah penggelapan informasi kepada
publik.
(3) Compliance objectives, yaitu adanya kepatuhan kepada hukum dan
peraturan yang berlaku. Tujuan ini memastikan bahwa kegiatan usaha
perusahaan patuh kepada hukum, peraturan, rekomendasi dari regulator,
kebijakan dan prosedur intern perusahaan.
4
Efektivitas Sistem Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal juga dapat didefinisikan sebagai proses yang
dijalankan Dewan Komisaris, Manajemen, dan personil lain, yang didesain guna
memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tiga golongan tujuan (SPAP,
2011 ; 319.2), yaitu:
a) Keandalan pelaporan keuangan.
b) Efektivitas dan efisiensi operasi.
c) Kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari COSO
(Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission), membagi
sistem pengendalian internal menjadi 5 komponen, yaitu (Guy et al., 2002:229):
1. Lingkungan Pengendalian (control environment)
Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik
dan manajer perusahaan mengenai pentingnya pengendalian intern
perusahaan. Efektivitas unsur pengendalian intern sangat ditentukan oleh
atmosfer yang diciptakan lingkungan pengendalian. Lingkungan
pengendalian memiliki 7 unsur :
a. Integritas dan nilai-nilai etis
Integritas dan nilai-nilai etis merupakan dasar preferen, dan gaya
manajemen. Nilai-nilai tersebut membentuk seperangkat standar
moral dan perilaku yang merupakan pegangan manajemen.
Keefektifan kebijakan pengendalian internal entitas tidak dapat
melampaui integritas dan nilai etis manajemen yang menciptakan,
melaksanakan dan memantaunya. Standar-standar itu mencapai
tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi insentif
serta godaan yang dapat menyebabkan seseorang melakukan
tindakan yang tidak jujur, illegal, atau tidak etis.
5
b. Komitmen terhadap kompetensi
Kompetensi adalah pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas. Komitmen terhadap kompetensi
mengharuskan manajemen untuk mempertimbangkan tingkat
kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan tertentu
dan menggunakan karyawan dengan keahlian serta pengetahuan
yang sesuai atas masing-masing pekerjaan.
c. Dewan direksi dan komite audit
Dewan direksi dan komite audit umumnya bertugas mengarahkan
dan mengawasi suatu entitas. Mereka bertanggungjawab untuk
memantau operasi dan kemajuan entitas, mengotorisasi aktivitas
tertentu, memberikan nasehat kepada manajemen, dan mengawasi
pengendalian internal serta pelaporan keuangan.
d. Filosofi manajemen dan gaya operasi
Filosofi manajemen dan gaya operasi merupakan pendekatan umum
dalam menjalankan suatu entitas. Salah satu aspek dari faktor ini
adalah metode manajemen untuk mengambil dan memantau risiko
bisnis. Sebagai contoh manajemen dapat bersikap konservatif atau
agresif dalam mengambil risiko bisnis, dan bertindak hati-hati atau
berani dalam mengevaluasi hasil potensi dari risiko seperti itu dan
dalam memantau kemajuan entitas setelah memutuskan untuk
melaksanakan tindakan tertentu.
e. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah bentuk dan sifat dari subunit-subunit yang
dimilikinya serta fungsi manajemen dan hubungan pelaporan yang
berkaitan dengan subunit tersebut. Struktur organisasi
mempengaruhi pemberian kewenangan dan tanggungjawab dalm
suatu entitas.
f. Pendelegasian wewenang dan tanggungjawab
6
Personil entitas harus memiliki pemahaman yang jelas tentang
tujuan entitas, bagaimana tindakan mereka saling berhubungan dan
memberikan kontribusi pada tujuan tersebut, serta bagaimana dan
untuk apa mereka mengemban tanggungjawab.
g. Kebijakan dan praktik sumberdaya manusia
Kemampuan entitas untuk mempekerjakan personil yang mampu
dan kompeten guna mencapai tujuannya merupakan pertimbangan
yang penting dalam audit. Kebijakan dan praktik yang menyangkut
personil suatu entitas sangat memperhatikan kemampuan ini.
2. Pamahaman dan penilaian/pengukuran risiko (risk assessment)
Penilaian risiko adalah identifikasi, analisis dan manajemen risiko entitas
yang relevan dengan menyusun laporan keuangan yang disajikan secara
wajar sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Proses
penilaian risiko entitas harus memperhatikan keadaan serta keadaan
internal dan eksternal yang dapat sangat mempengaruhi kemampuannya
dalam mencatat, memproses dan melaporkan data keuangan yang
konsisten asersi manajemen dalam laporan keuangan. Contoh-contoh
risiko seperti itu adalah sistem informasi yang baru atau diperbaiki,
teknologi baru, personil baru dll.
3. Aktivitas pengendalian (control activities)
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang
dikembangkan oleh manajemen untuk mengantisipasi risiko yang dapat
menghalangi entitas mencapai tujuannya. Secara umum aktivitas
pengendalian terdiri dari kategori-kategori berikut :
a. Penelaahan kinerja : kinerja aktual dapat dibandingkan dengan
kinerja yang telah dianggarkan, diramalkan periode sebelumnya, dan
berbagai jenis data yang dapat dihubungkan satu sama lain.
b. Pemprosesan informasi : aktivitas pengendalian ini digunakan untuk
mengecek otorisasi, akurasi, dan kelengkapan transaksi.
7
c. Pengendalian fisik : aktivitas ini terdiri dari pengamanan aktiva
secara fisik, termasuk perlindungan yang memadai atas akses ke
aktiva dan catatannya, seperti keamanan fasilitas, otorisasi
keprogram komputer dan berkas data.
d. Pemisahan tugas : tugas harus dipindahkan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan dan usaha untuk
menyembunyikan kesalahan dan penyimpangan tugas oleh orang-
orang terkait.
4. Informasi dan komunikasi (information and communication)
Sistem informasi yang efektif berupaya untuk menetapkan metode serta
catatan yang akan mencapai tujuan-tujuan seperti mengidentifikasi,
menggambarkan transaksi secara rinci atas dasar ketepatan waktu,
mengukur nilai transaksi, menentukan periode transaksi, menyajikan
pengungkapan.
Komunikasi melibatkan penyediaan informasi yang dihasilkan oleh sistem
informasi pelaporan keuangan oleh pihak-pihak terkait dari suatu entitas
secara tepat waktu.
5. Kegiatan pemantauan dan perbaikan kontrol yang lemah (monitoring)
Pemantauan dapat dilakukan melalui aktivitas terus menerus atau evaluasi
secara terpisah. Prosedur pemantauan yang terus menerus dilakukan
terhadap aktivitas rutin yang normal terjadi dalam sebuah entitas serta
mencakup aktivitas manajemen dan pengawasan yang biasa.
Menurut Mulyadi untuk menciptakan sistem pengendalian intern yang
memadai dalam perusahaan yang berdasar pada 5 komponen pengendalian internal,
maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi antara lain (Mulyadi, 2010: 164):
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas.
8
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang
cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya
Efektivitas disini diartikan Effectiveness adalah “doing the right things”,
yaitu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menjamin tercapainya tujuan
organisasi ( Ihalauw, 2005: 14). Sehingga efektivitas pengendalian internal
pemberian kredit agribisnis adalah pencapaian tujuan pemberian kredit agribisnis
pada organisasi.
METODE PENELITIAN
Obyek penelitian ini adalah kantor pusat KSP Jaya Eka Sakti yang berlokasi
di Jl.Argoboga No. 12 Ledok Argomulyo Salatiga.
Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu
tentang efektivitas pengendalian intern terhadap pemberian kredit agribisnis pada
KSP Jaya Eka Sakti Salatiga, maka dapat dijelaskan bahwa penelitian yang bersifat
deskriptif studi kasus. Penelitian deskriptif studi kasus adalah sebuah penelitian yang
rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dan cukup
mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa.
Jenis Data dan Sumber data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah gambaran pengendalian
prosedur pemberian kredit agribisnis, sejarah perkembangan koperasi mangenai
pemberian kredit, penerapan pengendalian intern pemberian kredit agribisnis,