PERLUASAN SUBYEK HUKUM DI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI T E S I S Untuk Memperoleh Gelar Magister Ilmu Hukum Dalam Studi Magister Ilmu Hukum Pada Program Pascasarjana Universitas Narotama Oleh : RADEN EKAYANTO NIM : 12108006 PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2010
12
Embed
T E S I S - Universitas Narotama Surabayaskripsi.narotama.ac.id/files/12108006 - RADEN EKAYANTO.pdf · Orde Lama dan Orde Baru. Tetapi korupsi tak pernah berhenti. Korupsi ... Makalah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PERLUASAN SUBYEK HUKUM DI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001
TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
T E S I S
Untuk Memperoleh Gelar Magister Ilmu Hukum
Dalam Studi Magister Ilmu Hukum
Pada Program Pascasarjana Universitas Narotama
Oleh :
RADEN EKAYANTO
NIM : 12108006
PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA2010
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
TESIS INI TELAH DISETUJUI
Tanggal, 1 Mei 2010
Oleh :Pembimbing
SOEMALI, SH., MH.
Mengetahui,Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum
Universitas Narotama
Dr. MAARTEN L. SOUHOKA, SH., MS.
iii
HALAMAN PANITIA PENGUJI
Telah Diuji Pada
Tanggal
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua :
Anggota : 1.
2.
iv
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, dalam penulisan tesis ini sehingga
dapat terselesaikan dengan baik, dalam rangka memenuhi persyaratan
untuk memperoleh gelar Magister Hukum dalam Program Studi Ilmu
Hukum pada Program Pascasarjana Universitas Narotama di Surabaya.
Pada kesempatan yang baik ini pula, Penulis menyadari bahwa
penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna dan tidak terlepas dari
adanya suatu kesalahan, oleh sebab itu Penulis mengharapkan saran dan
masukan yang berupa nasehat dari semua pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tesis ini.
Dengan tersusunnya tesis ini, Penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. R. Djoko Soemadijo, SH, selaku Rektor Universitas Narotama di
Surabaya.
2. Dr. Maarten L. Souhoka, SH., MS., selaku Ketua Program Studi
Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Narotama Surabaya.
3. Soemali, SH., MH., selaku Pembimbing Tesis yang telah memberikan
arahan dan bimbingan selama menempuh perkuliahan hingga
terselesaikannya tesis ini.
4. Ketua dan Para Anggota Panitia Penguji Tesis Universitas Narotama
Surabaya.
v
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Pascasarjana Universitas Narotama
Surabaya, yang selama ini memberikan ilmu pengetahuan, dinamika
pemikiran dan analisis teori pada Program Pascasarjana Magister Ilmu
Hukum.
6. Rekan-rekan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep, yang
telah memberikan dorongan moril dan kebijaksanaan dalam proses
studi Program Pascasarjana sampai dengan penyelesaian penulisan
tesis ini.
7. Seluruh staf dan karyawan Program Pascasarjana Universitas
Narotama Surabaya yang membantu penulis dalam urusan
administrasi yang berhubungan dengan penulisan tesis.
8. Rekan-rekan satu angkatan Program Pascasarjana Magister Ilmu
Hukum Universitas Narotama Surabaya, yang telah mencurahkan
tenaga tanpa pamrih demi kelancaran penulisan tesis ini.
9. Untuk yang terhormat kedua orang tua kami atas do’a dan dorongan
moril yang diberikan selama penulisan tesis ini hingga selesai.
10.Buat istri dan anak-anakku tercinta, yang telah memberikan bantuan
moril dan motivasi yang tidak dapat dinilai dengan apapun, hingga
tesis ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Sumenep, Mei 2010
Penulis
vi
RINGKASAN
Korupsi merupakan gejala masyarakat yang dapat dijumpai dimana-mana. Sejarah membuktikan bahwa hampir tiap negara dihadapkan pada masalah korupsi. Tidak berlebihan jika pengertian korupsi selalu berkembang dan berubah sesuai dengan perubahan jaman.Korupsi terjadi di mana-mana, pengawasan pembangunan dan penindakan korupsipun dilakukan dari waktu ke waktu oleh pemerintah Orde Lama dan Orde Baru. Tetapi korupsi tak pernah berhenti. Korupsi bisa terjadi karena konsumerisme makin tinggi. Sementara itu peluang korupsi pun terbuka karena lemahnya pengawasan atasan.
Perubahan perundang-undangan terus bergulir setelah munculnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 kemudian muncul lagi Undang-Undang yang baru yaitu Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 dan akhirnya lahirlah Undang-Undang yang baru lagi yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Guna memberantas tindak pidana korupsi dengan ketentuan-ketentuan pidana korupsi dengan ketentuan-ketentuan KUHP dirasa kurang mencukupi kebutuhan, meskipun sudah mengalami perubahan. Dengan bertitik tolak pada aspek tersebut maka dibentuk peraturan tindak pidana korupsi yang merupakan peraturan yang khusus (lex specialist) dimana mengalami beberapa kali perubahan, dicabut dan diganti dengan peraturan baru.
Dalam Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 dengan perubahan beberapa pasal dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 pada perluasan subyek hukum tindak pidana korupsi. Perluasan tersebut menyangkut : manusia, korporasi, pegawai negeri, setiap orang.
Sebagai hukum positif yang merupakan peraturan untuk Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001. Ada beberapa nuansa yuridis yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan undang-undang terdahulu (undang-undang Nomor 3 tahun 1971) diantara subyek pelaku tindak pidana didalam sistem pembuktian.
Pada dasarnya, apabila ketentuan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang dirubah beberapa pasal dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 ditilik secara lebih intens, detail dan terperinci maka sebenarnya jenis penjatuhan pidana yang dapat dilakukan hakim terhadap tindak pidana korupsi dapatlah berupa : terhadap orang yang melakukan tindak pidana korupsi, terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh atau atas nama suatu korporasi.
vii
ABSTRACT
A quick-developed globalization current, has supported a lot of countries to do economy liberalization, so that it enables the work of market mechanism power in economy. Besides investation activities in many products tend to be global, trade and investation pattern become mutual affect and connect. Investation pattern which tends to be global is globalization manifestation of international profit which cause several countries complete to drive the investation as much as possible.
The condition in one side brings a very big advantage for the sake of consumer, because a lot of investation will give the variety of goods and/or service provision which can meet the consumer needs, and open widely for freedom to choose many kinds and goods and service quality according to the consumer wants and abilities.
This research is done to know how is the legislation rules that exist right now in giving the law protection to the consumer as well as the solution alternatives in protecting law to the consumer.
This research is a narrative law research in an approach of normative judicial. This method studes and analyzes the law number 8 on 1999 about the consumer protection, as well as other laws and system which base them as a comprehensive unity and integral in protection the consumer in Indonesia.
The analysis which is used is a qualitative analysis that is used to analyze the data, such as views, concepts and law document that related to the consumer protection. Next, the analysis is done with deduction reasoning and critical description.
The result at this research shows that qualitatively the laws number 8 on 1999 which manage the consumer protection isn’t so effective. In practice, the implementation of law number 8 on 1999 about consumer protection must be implemented effectively, so that the rights of society as consumer can be really protected by the law apparatus.
Keyword : Implementation Of Law Number 8 On 1999, Consumer Protection
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR TANDA PERSETUJUAN................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI TESIS ...................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................ iv
RINGKASAN..................................................................................... vi
ABSTRAKSI ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................ 7
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................ 8
E. Tinjauan Pustaka .......................................................... 8
F. Metode Penelitian ......................................................... 35
G. Sistematika Penulisan ................................................... 37
BAB II PERLUASAN SUBYEK PELAKU TINDAK PIDANA DALAM
TINDAK PIDANA KORUPSI
A. Sejarah Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi ......... 39
B. Subyek Hukum Tindak Pidana Korupsi ........................ 57
C. Pengertian Pembuktian dalam Tindak Pidana Korupsi.. 59
D. Pengertian Korporasi sebagai Subyek Hukum Pidana.. 71
ix
E. Tahap-Tahap Perkembangan dan Perubahan Korporasi
Sebagai Subyek Hukum Pidana.................................... 77
F. Korporasi sebagai Pelaku Tindak Pidana Korupsi......... 81
G. Pertanggungjawaban Korporasi dalam Tindak Pidana