-
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN TAMAN REKREASI (2015)
KABUPATEN BANTAENG
BAB I
KETENTUAN UMUM Pelaksanaan spesifikasi teknis ini terbagi dalam
2 garis besar uraian pekerjaan antara lain :
A. Pekerjaan Konstruksi
B. Pekerjaan Taman Rekreasi
1.1 UMUM :
a. Kontraktor/personil-personil Kontraktor wajib menghormati,
tunduk & mematuhi semua peraturan sistem pengamanan &
keselamatan kerja di lokasi proyek.
b. Kontraktor beserta seluruh personilnya harus dapat menjalin
kerja sama dengan Direksi Pekerjaan dalam menjalankan tugas
masing-masing yang berbeda-beda.
c. Peralatan Kerja
Pemborong harus menyediakan peralatan kerja yang dibutuhkan dan
sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
d. PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
Pemborong harus menyediakan peralatan obat-obatan yang bersifat
pertolongan pertama seperti : yodium, kapas, verban steril, pil
pencegah diare, boorwater dan lain-lain.
1.2 PENEMPATAN TENAGA KERJA
Dalam pelaksanaan di atas pemborong harus menempatkan beberapa
tenaga ahli antara lain :
a. 1 (satu) orang Project Manager yang bertugas
mempertanggungjawabkan pekerjaan kepada Pihak Direksi dan mengatur
kelancaran jalannya proyek.
b. Kepala Pelaksana dan Wakil Pelaksana Teknik, yang bertugas
melaksanakan proyek sesuai dengan gambar dan bestek serta bertugas
di lapangan sepenuhnya.
c. Staf Engineer dan Pelaksana Lapangan sesuai dengan
bidang/keahlian masing-masing.
d. Administrasi Lapangan
-
Semua tenaga tersebut harus berpengalaman didalam pelaksanaan
proyek dan mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
1.3 STANDARD PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan :
1. Ketentuan Umum untuk melaksanakan Pemborongan Pekerjaan Umum
(A.V) yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah No. 9 tanggal
28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No : 14571.
2. Peraturan Beton Indonesia tahun 1991 (PBI-1991).
3. Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUBB)
pada penyelenggaraan bangunan di Indonesia tahun 1970.
4. Peraturan Umum Listrik Negara yang berlaku meliputi :
4.1 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
4.2 Standard Perusahaan Umum Listrik Negara (SPLN).
4.3 International Electric Committee (IEC).
4.4 Verband Deutscher Electratechniker (VDE).
5. Peraturan pembangunan daerah setempat.
6. Untuk pekerjaan steel structure agar mengikuti :
a. American Institute of Steel Construction (AISC), manual of
steel construction 7th edition.
b. Design Standard for Steel Structures.
c. American Welding Society (AWS) Publications.
Standard Qualifications Procedure.
Code for Welding In Building Construction.
7. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun
tertulis yang diberikan oleh Direksi Pekerjaan untuk mencapai
tujuan dan maksud perjanjian pemborongan ini.
8. Risalah Rapat Penjelasan.
9. Gambar-gambar Kerja.
1.4 SPESIFIKASI UMUM
-
1. GAMBAR PROYEK
Gambar proyek terdiri dari .. (.) lembar, dengan ukuran kertas
gambar A3.
Satuan ukuran yang digunakan dalam spesifikasi, Bill of Quantity
dan gambar kerja adalah dalam sistem metrik.
Ukuran-ukuran patokan dan ukuran tinggi telah ditetapkan dalam
gambar-gambar kerja.
Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar rencana
dengan gambar-gambar perincian maka yang mengikat adalah
ukuran-ukuran pada gambar perincian (detail). Namun demikian
hal-hal tersebut harus dilaporkan pada Direksi Pekerjaan sebelum
pekerjaan dilaksanakan.
Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sebelum dan
selama pekerjaan dilaksanakan adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.
2. AREA KERJA KONTRAKTOR
Kontraktor dapat menyusun area kerja sendiri, untuk menimbun
bahan bangunan, peralatan konstruksi, kantor sementara Kontraktor
dan lain-lain, pada lokasi yang telah disediakan oleh Direksi
Pekerjaan.
Kontraktor harus menjaga areanya tetap bersih dan terkoordinir
baik selama pelaksanaan pekerjaan.
3. BAHAN DAN TENAGA KERJA
Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang
disyaratkan didalam kontrak ini dengan material baru dan bermutu
baik, metoda pelaksanaan yang telah disetujui Direksi Pekerjaan dan
tenaga kerja-tenaga kerja yang baik. Material dan penyelesaian
pekerjaan yang tidak memenuhi standar yang disyaratkan didalam
kontrak ini dapat ditolak dan Kontraktor harus memindahkan dan
mengulang pekerjaan yang tidak memenuhi standard dan tidak berhak
merubah atau menyesuaikan jadwal pelaksanaan pekerjaan
(perpanjangan waktu) dan pembayaran tambahan.
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Kontraktor harus mengambil langkah-langkah tindakan yang
diperlukan untuk mencapai kemajuan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pekerjaan.
Kontraktor bertanggung jawab mengenai pengadaan bahan dan
peralatan setiap saat untuk menjaga agar pelaksanaan pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal.
5. PEKERJAAN TAMBAH KURANG
-
Apabila selama pelaksanaan pekerjaan terjadi perubahan
design/gambar yang menyebabkan perubahan volume pekerjaan, maka
perubahan volume ini akan dihitung sebagai pekerjaan tambah kurang
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
6. SURVEY / SETTING OUT
Kontraktor bertanggung jawab atas semua survey, pengukuran dan
setting out yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk
tujuan ini harus menggunakan surveyor yang berkompeten dan bermutu
yang nama dan kwalitasnya telah disetujui Direksi Pekerjaan.
Kontraktor bisa mendapatkan secara tertulis keterangan mengenai
elevasi dan lokasi koordinat permanent dan bench mark yang akan
digunakan sebagai referensi untuk survey dan setting out dari
pekerjaan pada Direksi Pekerjaan.
Untuk tujuan pengecekan survey dan setting out oleh Direksi
Pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan pembantu yang diperlukan
Direksi Pekerjaan.
Untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan pada tiap lokasi survey,
Kontraktor harus memberikan keterangan tertulis kepada Direksi
Pekerjaan tidak kurang dari 3 (tiga) hari dari rencana pelaksanaan
survey dan setting out agar dapat dilakukan persiapan untuk
pengawasan oleh Direksi Pekerjaan.
7. PERALATAN SURVEY
Kontraktor harus membuat daftar peralatan yang akan digunakan
dalam survey dan peralatan harus terlebih dahulu disetujui oleh
Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan survey dilaksanakan.
Peralatan ukur mekanis yang akan digunakan harus dalam kondisi
dan kinerja yang baik dan telah dikalibrasi oleh pihak yang
berkompeten. Sertifikat kalibrasi alat harus disertakan dalam
daftar peralatan untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan peralatan survey topografis
(theodolite), alat pengukur panjang dan lain-lain yang
diperlukan.
Kontraktor harus menjaga peralatan ini agar tetap dalam keadaan
baik jika digunakan Direksi Pekerjaan selama masa kontrak.
8. PERSETUJUAN DIREKSI PEKERJAAN
Kecuali dipersyaratkan lain, semua gambar-gambar,
dokumen-dokumen, contoh material dan bahan lain yang memerlukan
persetujuan Direksi Pekerjaan harus dikirimkan dalam rangkap 3
(tiga), dan dikirimkan kembali kepada Kontraktor setelah disetujui
dan copy yang lain tetap pada Direksi Pekerjaan.
9. PELAYANAN PERTOLONGAN PERTAMA
Kontraktor harus menyediakan pelayanan pertolongan pertama yang
memadai di lapangan, selama pelaksanaan pekerjaan.
10. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
-
Mobilisasi dan demobilisasi material sebagaimana tercantum dalam
Bill of Quantities mencakup penyediaan : sarana pengangkutan
dilokasi untuk tenaga kerja, staf, bahan, peralatan kebutuhan
sarana incidental pelaksanaan pekerjaan, dan pemindahan semua
instalasi di lapangan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai. Selain
itu harus mencakup, tetapi tidak terbatas pada :
a. Transportasi dan pemasangan semua material ke lokasi dimana
material tersebut akan digunakan.
b. Transportasi untuk staf, personil dan tenaga kerja
lapangan.
c. Pemindahan semua instalasi, konstruksi bangunan sementara dan
perlengkapan lain dengan persetujuan Direksi Pekerjaan, sehingga
area tersebut ditinggalkan dalam keadaan bersih.
d. Demobilisasi semua staf, personil dan tenaga kerja yang
lapangan pada akhir pelaksanaan pekerjaan.
Dalam 3 (tiga) hari setelah penandatanganan kontrak. Kontraktor
harus mengirimkan program rinci ke Direksi Pekerjaan mengenai
prosedur mobilisasi yang akan dilaksanakan.
11. DATA METEOROLOGI
Kontraktor harus menyiapkan/mengadakan, merawat dan
mengoperasikan alat pencatat data meterologi untuk observasi harian
hingga selama waktu kontrak, meliputi :
a. Curah hujan
b. Arah angin
c. Temperatur
-
BAB II
LINGKUP PEKERJAAN
2.1 URAIAN PEKERJAAN
Pekerjaan yang tercakup di dalam kontrak, diuraikan secara
terperinci di dalam Spesifikasi Pekerjaan, Bill Of Quantities dan
gambar-gambar Konstruksi untuk Kegitan Perencanaan TAMAN REKREASI
TAUHUN 2015, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan terdiri
dari :
2.1.1 Pekerjaan Persiapan
Pembersihan Lapangan (land clering)
Mobilisasi & Demobilisasi
Pengukuran & Bouwplank
Penyediaan fasilitas air, listrik
2.1.2 Pekerjaan Sipil, Struktur dan Arsitektur
Meliputi pekerjaan:
Penggalian & penimbunan tanah
Pekerjaan pondasi & pasangan
2.1.3 Pekerjaan Taman Rekreasi antara lain :
Pekerjaan Pembentukan Tanah Kontur
Pekerjaan Penanaman Pohon Penutup Tanah
Pekerjaan Penanaman Pohon
2.1.4 Pekerjaan Finishing dan Penyelesaian
LOKASI PEKERJAAN
2.1.5 Jalan Masuk
Jalan masuk ke lokasi pekerjaan yang bisa dimanfaatkan sebagai
jalan masuk menuju areal pekerjaan, harus mendapat ijin dari
Pemilik Proyek. .Kondisi jalan masuk ke proyek harus rata tidak
bergelombang agar dapat dilalui kendaraan/angkutan berat dengan
mudah sehingga dapat memperlancar proses pekerjaan.
2.1.6 Lokasi Proyek
-
Lokasi pekerjaan terletak pada area Jl.
................................ Luas area yang disediakan untuk
proyek diatas +................... m2. Yang harus diperhatikan
bahwa sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus melakukan
pengukuran bersama-sama Direksi Pekerjaan.
2.1.7 Kondisi Tanah
Secara umum tanah di lokasi proyek harus diketahui untuk
menyesuaikan dan pekerjaan yang akan dikerjakan
2.2 KEWAJIBAN KONTRAKTOR
2.2.1 Umum
Semua keterangan yang tercantum dalam lingkup perjalanan ini
tidak membatasi kebebasan Kontraktor (dengan persetujuan Pemilik
Proyek) untuk mengajukan/mengusulkan pendapat yang berbeda untuk
menghasilkan perbaikan yang lebih baik dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Kontraktor berkewajiban mempertanggung-jawabkan
akibat-akibat dari semua perubahan yang diusulkan.
Semua aktifitas Kontraktor yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan ini, tidak boleh mengganggu aktifitas dan kegiatan
masyarakat.
2.2.2 Material Konstruksi dan Peralatan
Kontraktor harus memasok material dan peralatan untuk pekerjaan
konstruksi sesuai dengan aktifitas dalam jadwal pelaksanaan
pekerjaan.
Kontraktor harus menjamin ketersediaan material sesuai dengan
waktu, jumlah dan mutu/spesifikasi yang disyaratkan.
Setiap keterlambatan dari kegiatan pasokan material yang dipasok
oleh Kontraktor tersebut diatas sedemikian rupa sehingga dapat
menyebabkan pelaksanaan pekerjaan terlambat merupakan tanggung
jawab Kontraktor.
Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan
material, peralatan dan metoda pelaksanaan yang baik dan telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2.2.3 Gambar-gambar
Kontraktor wajib membuat Shop Drawing dan As Built Drawing untuk
setiap pekerjaan (termasuk perubahan-perubahan yang diusulkan).
Perubahan-perubahan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Sistim penomoran Shop Drawing dan As Built Drawing harus
sama dengan gambar rencana yang diberikan serta diberi tanda pada
kolom revisi yang tersedia. As Built Drawing tersebut diserahkan
masing-masing sebanyak 1 (satu) dengan bahan sepia film dan 4
(empat) copy ukuran A3 kepada Pemilik Proyek, pada waktu serah
terima pekerjaan, lengkap dengan asal usul perubahan.
-
2.2.4 Pengendalian Mutu, Pengawasan dan Pengujian
Kontraktor wajib melaksanakan pengujian, pengawasan dan prosedur
pengendalian mutu sesuai dengan yang disyaratkan dalam standar,
baik yang tercantum maupun tidak didalam Dokumen Kontrak serta
untuk menyakinkan bahwa material yang digunakan sesuai dengan
gambar, spesifikasi, dan standar yang disetujui penerapannya oleh
Direksi Pekerjaan.
Laporan dari Kontraktor mengenai pengawasan pekerjaan dan hasil
pengujian wajib dikirimkan ke Direksi Pekerjaan, 4 (empat) copy
dalam satu minggu.
Kontraktor wajib memberikan perincian dari jadwal untuk
mobilisasi peralatan dan pengiriman bahan dan peralatan bersama
prosedur pengendalian mutu dan pengawasan dari program pengetesan
kepada Direksi Pekerjaan.
Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan harus diberi kebebasan untuk
memasuki lokasi manufaktur/fabrikasi kontraktor dan
sub-kontraktornya setiap saat selama jam kerja untuk melaksanakan
pengawasan terhadap prosedur Pengendalian mutu dan untuk
menyaksikan dan membuktikan bahwa pemeriksaan dan pengujian
dilakukan berdasarkan prosedur pengendalian mutu dan pemeriksaan
dari program pengujian sesuai dengan yang telah disetujui.
Jika pengujian khusus mensyaratkan kehadiran Pemilik Proyek /
Direksi Pekerjaan maka satu set gambar kerja dan metoda pengujian
harus dibuat dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan seminggu
sebelum pengujian.
Jika ada kerusakan peralatan maupun material yang memerlukan
perbaikan, Kontraktor harus segera melaksanakan perbaikannya atau
mengganti dengan peralatan/material baru dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan. Semua laporan teknik mengenai perbaikan atau penggantian
yang telah dilakukan harus disusun dan diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan.
Pemeriksaan, pengetesan dan pembuktian dan lain-lain, yang telah
dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan tidak melepaskan Kontraktor
dari tanggungannya didalam kontrak ini, termasuk pertanggungjawaban
terhadap kerusakan yang disebabkan kelalaian Kontraktor, juga tidak
mempengaruhi jaminan yang terdapat pada kontrak.
2.2.5 Pengamanan Pelaksanaan Pekerjaan
Kontraktor bertanggung jawab untuk membuat penerangan yang
memadai untuk penjagaan dan pengawasan pada semua pekerjaan di
lapangan dan penyediaan yang memadai untuk jalan, gang, penjagaan
dan pagar sesuai dengan kondisi/keaedeaan pelaksanaan pekerjaan
untuk akomodasi dan melindungi barang Pemilik proyek dan yang ada
disekitarnya. Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi
Pekerjaan jika didalam pelaksanaan pekerjaan menemui/mendapatkan
adanya jaringan pipa atau peralatan listrik.
2.2.6 Pos Pertolongan Pertama
-
Kontraktor harus menyediakan pos pertolongan pertama dengan
peralatan dan petugas yang memadai, sedemikian hingga transportasi
ambulan dan pemeriksaan di rumah sakit hanya diperlukan untuk
tenaga kerja yang mengalami kecelakaan serius didalam lokasi
pelaksanaan. Biaya rumah sakit selanjutnya merupakan tanggung jawab
Kontraktor.
2.3 TANGGUNG JAWAB PEMILIK PROYEK
Dalam hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan, Pemilik Proyek
akan memenuhi sarana sebagaimana tercantum dibawah, tetapi
Kontraktor setiap saat bisa memberikan keterangan yang mungkin
diperlukan bagi Pemilik Proyek untuk menyediakan sarana tambahan
yang lainnya.
2.3.1 Area Sekitar Lokasi Pekerjaan
Penyediaan area yang diperlukan disekitar lokasi pelaksanaan
pekerjaan. Kontraktor yang bertanggung jawab terhadap pembangunan
kantor, fasilitas pertolongan pertama sementara, dan gudang serta
fasilitas yang dibangun di atas area tersebut.
2.3.2 Utilitas dan Pelayanan
Penyediaan keperluan utilitas dan pelayanan selama pelaksanaan
pekerjaan seperti : penerangan, listrik, sanitasi dan air industri
dan saluran air sementara seperti berikut :
Satu sumber air industri 1 m3/jam.
Biaya penyambungan air ke take over point adalah tanggung jawab
Pemilik Proyek, sedangkan pemasangan jaringan pelayanan ke
titik-titik yang diperlukan didalam lokasi pelaksanaan pekerjaan
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
Tenaga listrik untuk kebutuhan sarana Direksi Keet dan biaya
penyambungan menjadi tanggung jawab Pemilik Proyek sedangkan biaya
pemakaian selama proyek berlangsung menjadi tanggung jawab
Kontraktor, sedangkan pemasangan jaringan pelayanan ke titik-titik
yang diperlukan dan pemindahan sesudah proyek berakhir merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
2.3.3 Gambar Pekerjaan
Pemilik Proyek menyediakan gambar untuk pelaksanaan
pekerjaan.
2.3.4 Informasi
Pemilik Proyek memberikan informasi yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan kepada Kontraktor setelah menerima pernyataan
tertulis dari Kontraktor.
2.4 PENGENDALIAN KEMAJUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dalam 3 (tiga) hari sesudah effective date, Kontraktor wajib
mengirim keterangan pengendalian kemajuan pekerjaan kepada Direksi
Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan, informasi pengendalian
kemajuan yang diterapkan untuk melaksanakan pekerjaan seperti
rincian perencanaan, pelaksanaan, mobilisasi, pengiriman peralatan
dan bahan, pengendalian mutu, erection, pengujian yang berkaitan
dan lain-lain.
Hal ini tidak membebaskan Kontraktor dari kewajiban untuk
memenuhi pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan
persyaratan lain berikutnya dalam kontrak. Setelah keterangan
-
pengendalian kemajuan pekerjaan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, Kontraktor wajib mengikuti prosedur dan metoda yang
tercantum didalamnya.
Kontraktor wajib menyediakan 4 (empat) foto copy laporan
kemajuan pekerjaan bulanan kepada Direksi Pekerjaan yang merupakan
ringkasan dari jadwal pekerjaan, kemajuan yang dicapai, rencana
kegiatan yang akan datang dan semua permasalahan dan tindakan
perbaikan.
Setiap laporan kemajuan pekerjaan minimal meliputi ;
a. Laporan status pekerjaan
b. Perbandingan status pekerjaan terhadap jadwal pelaksanaan
pekerjaan.
c. Garis besar permasalahan yang mempengaruhi waktu pemenuhan
target pekerjaan.
d. Kurva S terbaru/actual dan jadwal terinci serta network
planning.
e. Program pengawasan dan pengujian yang telah diperbaiki.
f. Semua informasi yang diminta Direksi Pekerjaan.
Jika kontraktor menganalisa jadwal pekerjaan dengan menggunakan
komputer, cetakan dari analisa dan perbaikan dikirimkan ke Direksi
Pekerjaan.
Pertemuan/rapat teknis dan evaluasi pekerjaan dilaksanakan
dengan interval yang teratur dan tempat pertemuan harus disetujui
oleh peserta rapat koordinasi. Pertemuan yang dilaksanakan harus
dihadiri wakil dari Kontraktor dan Direksi Pekerjaan.
2.5 PENGENDALIAN MUTU, PENGAWASAN DAN PENGUJIAN
2.5.1 Umum
Bahan bangunan dan peralatan yang dipasok Kontraktor harus
sesuai dengan spesifikasi teknis dan disetujui Direksi
Pekerjaan.
Bahan bangunan diklasifikasikan dalam 2 bagian :
a. Bahan alam : Pasir, kerikil, batu pecah, kayu dan
lain-lain.
b. Jenis Tanaman : Jenis Tanaman Pohon
Untuk bahan bagian (a) contoh dalam jumlah secukupnya dan
laporan hasil pengujian harus disediakan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan untuk Pengendalian Mutu. Sesudah
disetujui Direksi Pekerjaan material dapat dikirimkan ke lokasi
pelaksanaan pekerjaan. Selama pengiriman bahan pengendalian mutu
terus menerus dilakukan. Dalam tahap ini, material yang tidak
memenuhi syarat lagi dapat ditolak.
Untuk bahan bagian (b) Pengujian lapangan dan laboratorium jika
perlu dilakukan. Jika pengujian tidak memungkinkan untuk
dilaksanakan maka kontraktor bisa mengajukan sertifikat dari pabrik
pembuat bahan tersebut.
-
Jika sebagian dari struktur harus dibuat oleh Sub-Kontraktor
atau pemasok, adalah kewajiban dari kontraktor untuk membuat
rencana bagi Direksi Pekerjaan untuk mengawasi, menguji dan
menghadiri pengujian.
Pemeriksaan dan pengujian tidak dapat melepaskan/membebaskan
kontraktor dari kewajibannya sesuai kontrak.
Peralatan pelaksanaan pekerjaan harus dalam kondisi baik dan
dapat menghasilkan mutu pekerjaan yang baik.
Keterangan peralatan pelaksanaan pekerjaan pekerjaan mencakup
kapasitas, tahun pembuatan, metode operasi, kinerja, dan lain-lain,
harus disediakan oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
Semua material, bangunan pendukung, instrument dan peralatan
untuk test di lapangan harus disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menyusun dokumen dan menyerahkan kepada Direksi
Pekerjaan bersama semua laporan pengecekan mutu, pengawasan dan
test yang dilakukan.
Uji material dan sertifikat analisis harus diserahkan sesuai
dengan keperluan Direksi Pekerjaan. Format laporan sebelumnya harus
merupakan hasil persetujuan antara Kontraktor dan Direksi Pekerjaan
termasuk didalamnya adalah laporan khusus dari pengapkiran, cacat
atau kerusakan. Kontraktor harus membiayai pembuatan daftar dan
laporan yang lengkap.
2.5.2 Concrete Mixing Plant
Untuk pekerjaan beton dengan volume kecil, penggunaan peralatan
dengan kapasitas yang memadai harus dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan beton :
Adukan percobaan (Trial Mix) untuk beberapa klas beton harus
dibuat Kontraktor.
Mutu beton ditentukan berdasarkan metode pengujian sesuai dengan
peraturan.
Adukan beton yang telah disetujui dapat digunakan pada pekerjaan
beton selanjutnya.
Selama pelaksanaan pekerjaan, mutu beton harus diperiksa secara
terus menerus dengan menyiapkan contoh, konsistensi, jumlah beton
yang akan digunakan dan lain-lain.
2.6 PELAKSANAAN PEKERJAAN 2.6.1 Keterangan / informasi
pelaksanaan pekerjaan
Kontraktor harus menyerahkan (kepada Direksi Pekerjaan) usulan
metoda pelaksanaan pekerjaan, daftar material, alat, tenaga kerja
yang akan digunakan dalam setiap jenis pekerjaan paling lambat 3
(tiga) hari sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
-
Kontraktor harus menyampaikan informasi yang diperlukan kepada
Direksi Pekerjaan mengenai transportasi, gudang dan penggunaan
peralatan konstruksi dan bahan pelaksanaan pekerjaan.
Informasi yang harus diberikan adalah meliputi, tetapi tidak
terbatas pada :
a. Peralatan konstruksi yang akan dimobilisasi seperti peralatan
pekerjaan beton, peralatan pengelasan dan lain-lain. Informasi
mengenai ukuran berat, metoda perakitan di lapangan dan lain-lain
dari peralatan konstruksi juga harus dicantumkan.
b. Bahan bangunan yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan seperti: Beton, semen, agregat, bajaj profil dari
konstruksi. Informasi mengenai jumlah, ukuran gudang dan lain-lain
juga harus disampaikan kepada Direksi Pekerjaan.
c. Perihal pelayanan yang diperlukan seperti pengadaan air,
listrik dan lain-lain.
d. Jadwal perakitan peralatan konstruksi di lapangan.
e. Jadwal penggunaan material konstruksi.
f. Perkiraan jumlah staf teknik dan supervise, tenaga kerja dari
beberapa tingkatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
Jumlah tenaga kerja dijelaskan dalam struktur organisasi lengkap
beserta orangnya.
g. Informasi lain yang dirasa perlu oleh Kontraktor atau atas
permintaan Direksi Pekerjaan.
h. Semua detail dan gambar komponen yang difabrikasi dan
perincian informasi termasuk metode pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan manual-manual untuk pekerjaan tersebut.
i. Keperluan (secara umum) mengenai kendaraan transportasi yang
digunakan dari dan ke lokasi penyimpanan material dan atau lokasi
pekerjaan.
j. Sarana komunikasi.
2.7 MASA PEMELIHARAAN
Setelah penyerahan pertama Kontraktor harus bertanggung jawab
terhadap mutu pekerjaan dan kekuatan struktur yang telah selesai
dilaksanakan untuk menerima beban yang direncanakan.
Setiap kerusakan, kekurangan, perbaikan, pekerjaan tambahan dan
kehilangan peralatan serta material selama masa pemeliharaan
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
Lamanya masa pemeliharaan tercantum di dalam kontrak.
2.8 PENYERAHAN AKHIR
Penyerahan akhir dilakukan setelah selesainya masa pemeliharaan,
selain itu Kontraktor dan Direksi Pekerjaan telah melakukan
pengujian akhir untuk membuktikan bahwa pekerjaan sudah dinyatakan
selesai dan sesuai dengan kontrak dan spesifikasi teknik yang telah
ditentukan.
Kontraktor harus menyerahkan pekerjaan tanpa terjadi
keterlambatan seperti tercantum dalam kontrak.
-
2.9 KESELAMATAN KERJA
Kontraktor harus menjamin bahwa semua pekerjaan dan perlengkapan
konstruksi serta bahan yang dipakai sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan sehingga dapat menjamin keselamatan yang
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Tenaga kerja yang bekerja di lapangan harus mengikuti peraturan
keselamatan kerja dan pelaksanaan pekerjaan dan jam kerja Direksi
Pekerjaan.
Semua perlengkapan keselamatan kerja bagi pekerja misalnya,
helm, sabuk pengaman, sepatu pengaman, ditanggung oleh
Kontraktor.
Kontraktor dengan persetujuan Direksi Pekerjaan, harus
menciptakan system pengamanan terhadap peralatan-peralatan yang
digunakan pada lokasi pelaksanaan pekerjaan sedangkan biaya atas
keperluan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menjamin tentang system keamaman dari lokasi/
peralatan lain disekitarnya agar tidak terganggung
operasinya/jalannya pekerjaan di workshop dan produksi.
2.10 PROSEDUR KOOORDINASI
Prosedur koordinasi dibuat untuk menetapkan distribusi
surat-surat, dokumen pengiriman, spesifikasi, gambar-gambar,
pembelian dan dokumen lain mengenai pekerjaan antara Direksi
Pekerjaan dengan Kontraktor.
Selama menjalankan pekerjaan, Kontraktor wajib mengikuti
prosedur koordinasi yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
Usulan prosedur koordinasi harus dikirimkan oleh Kontraktor
kepada Direksi Pekerjaan paling lambat satu bulan sebelum kegiatan
pekerjaan dilaksanakan.
Prosedur koordinasi disetujui oleh Direksi Pekerjaan paling
lambat tiga hari sebelum kegiatan pekerjaan dilaksanakan.
Usulan prosedur koordinasi harus dibuat pada setiap kegiatan
dengan isi sebagai berikut :
Procurement
Pemasok dan ketentuan jaminan untuk peralatan dan material,
laporan pemeriksaan dan ekspedisi dan pengujian, sub kontraktor
untuk ereksi, peralatan dan material, sertifikat pengujian, laporan
status material dan peralatan, manual operasi dan perawatan,
prosedur pemasangan peralatan.
Pelaksanaan Pekerjaan
Kontraktor melaporkan tentang pelaksanaan pekerjaan dengan
mencantumkan status peralatan dan material dalam gudang, kerusakan,
kehilangan, perbaikan, meralat/mengulang pesanan, hasil pemeriksaan
dan pengendalian mutu.
Masa Pemeliharaan
Kontraktor wajib melaporkan seluruh kegiatan pada masa
pemeliharaan, evaluasi teknis dan harus mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
Pengendalian Proyek
Kontraktor wajib membuat laporan kemajuan proyek, rapat kemajuan
proyek dan agenda pertemuan.
Pengendalian Jadwal Waktu
-
Master Plan, jadwal proyek, kurva S, network planning,
pengendalian pembiayaan, jadwal dan prosedur pembayaran,
pengendalian cash flow, perubahan lingkup pekerjaan, laporan
kemajuan pembayaran, spesifikasi daftar peralatan dan material,
informasi teknik dan lain-lain.
Sistem Informasi
Semua prosedur, manual-manual, gambar-gambar spesifikasi, daftar
peralatan dan material, informasi teknis dan lain-lain.
-
BAB III
SPESIFIKASI MATERIAL
3.1 UMUM
Semua material untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan
sedapat mungkin menggunakan material domestik.
3.2 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
a. Semua material yang akan dipakai dalam pelaksanaan harus
diperiksa, diuji untuk mendapatkan persetujuan Pemilik Proyek /
Direksi Pekerjaan.
b. Sebelum pengadaan dan pemakaian material, maka Kontraktor
harus meminta Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan untuk memeriksa
material yang akan digunakan (dapat berupa contoh/brosur dan
sertifikat, atau pemeriksaan langsung ke pabrik pembuat) dan
mendapatkan persetujuan.
c. Jika Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan mensyaratkan/meminta
sertifikat pengujian dari pabrik pembuat, maka Kontraktor harus
mengirimkannya untuk mendapatkan persetujuan.
d. Kontraktor harus menyiapkan pengujian material yang
disyaratkan dengan biaya sendiri, dan disaksikan oleh Pemilik
Proyek/Direksi Pekerjaan untuk memperlihatkan pemenuhan dari
spesifikasi.
e. Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan berhak menolak material yang
tidak memenuhi spesifikasi, dan kontraktor harus mencari
alternative lain yang sesuai spesifikasi.
f. Jika material telah terpasang, dan ternyata dalam
pemasangannya tidak sesuai standar/mutu yang disyaratkan, maka
kontraktor harus membongkar dan menggantinya, dengan biaya
sendiri.
g. Kehilangan dan kerusakan material menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
h. Untuk semua material yang menyangkut pemeriksaan, pengujian
serta sertifikat, sudah harus selesai dan mendapatkan persetujuan
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum material tersebut
digunakan.
i. Semua yang menyangkut usulan, pengiriman dan permintaan untuk
persetujuan material dilakukan secara tertulis, baik dari pihak
Kontraktor maupun Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan.
-
3.3 PENGIRIMAN DAN PENEMPATAN
a. Pengiriman material oleh Kontraktor, baik dari tempat
fabrikasi maupun langsung dari pabrik pembuat dengan metoda
tertentu ke lokasi kerja untuk siap dipasang, harus dalam keadaan
baik dan tidak terdapat cacat/kerusakan.
b. Kontraktor harus mengatur dan menempatkan material yang
berada di lokasi kerja dengan baik sebelum dipasang dan menjaga
dari kerusakan serta memberi identifikasi untuk setiap material
yang akan dipasang.
c. Keterlambatan pengiriman yang bisa mengganggu jadwal
pemasangan adalah tanggung jawab Kontraktor.
d. Kontraktor wajib memberitahukan rencana pengiriman dan
penempatan di lokasi kepada Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan.
e. Jika material mengalami kerusakan, Pemilik Proyek/Direksi
Pekerjaan berhak menolak material tersebut untuk dipasang dan
Kontraktor wajib menggantinya atas biaya sendiri.
3.4 BAHAN BANGUNAN
3.4.1 Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua
bahan-bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan sebagai yang
dipersyaratkan dalam bestek teknik dan gambar-gambar.
3.4.2 Semua bahan bangunan harus dari kualitas yang baik sesuai
dengan syarat-syarat yang terantum dalam peraturan-peraturan yang
dikeluarkan oleh Dewan Normalisasi Indonesia, AVWI dan
syarat-syarat yang dikehendaki Direksi.
3.4.3 Contoh-contoh bahan bangunan yang akan dipakai dalam
melaksanakan pekerjaan bila dipandang perlu ditunjukkan contohnya
diantaranya : kayu, aluminium, keramik, sanitary, kunci, engsel,
cat, list kayu, atap, dll) kepada Direksi/Pemberi Tugas untuk
diperiksa dan dimintakan persetujuannya. Contoh bahan bangunan
haruslah sesuai dengan keadaan bahan-bahan bangunan yang akan
dipasang, dan jika ternyata tidak sesuai Direksi Pekerjaan dapat
menolak dan resiko akibat penolakan tersebut adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
3.4.4 Untuk bahan-bahan bangunan yang diapkir harus secepatnya
dikeluarkan dari tempat pekerjaan untuk mencegah kemungkinan
dipakainya bahan-bahan itu secara sengaja atau tidak sengaja.
-
3.5 MATERIAL UNTUK PEKERJAAN SIPIL
3.5.1 Material Beton
Material : Beton Manual
Material campuran beton : Semen Portland type I, agregat halus,
agregat kasar dan air, sesuai Standard Nasional Indonesia.
Mutu Beton : * K 175 untuk beton beton praktis
* K 100 untuk lantai kerja beton
Mix Design :
Sebelum pembuatan beton (ready mix) dilakukan, Kontraktor harus
mengirimkan Mix Design (berdasarkan berat masing-masing campuran)
sesuai mutu yang ditetapkan kepada Pemilik Proyek/Direksi
Pekerjaan. Mix Design selanjutnya diuji dengan beberapa contoh
campuran beton dan jika telah disetujui Pemilik Proyek/Direksi
Pekerjaan, maka ditetapkan sebagai standar untuk pembuatan beton
ready mix.
Kontraktor harus memperhatikan syarat-syarat material campuran
untuk pembuatan beton Ready Mix maupun Mix Design.
3.5.2 Semen
A. Umum
Semen yang digunakan dalam campuran beton normal dan beton kedap
air, adalah jenis semen standard Portland type Pz-35 F berdasarkan
standar DIN 1164 atau Semen Portlant type I berdasarkan standard
Indonesia NI-8, dengan kandungan mineral semen : Semen yang dapat
digunakan antara Lain PC ( Portland Cement ) dan PCC ( Portland
Cement Composit )
3.5.3 Agregat Beton
A. Umum
Syarat-syarat mengenai agregat yang akan digunakan dalam
pembuatan beton normal dan beton kedap air adalah sebagaimana
tercantum dalam DIN 1045, Din 4226, NI-2/71 dan Sk SNI-36-1990-03
atau standar lain yang disetujui Direksi Pekerjaan.
Kontraktor harus mengirimkan contoh agregat yang akan digunakan
untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis dari Direksi
Pekerjaan 7 (tujuh) hari sebelum agregat digunakan. Contoh agregat
ini terdiri dari 2 m3 agregat halus dan 4 m3 agregat kasar.
Direksi Pekerjaan berhak menolak agregat yang tidak sesuai
dengan standar yang disyaratkan.
Persediaan secukupnya dari agregat yang telah disetujui untuk
digunakan harus menjamin kelangsungan pekerjaan beton selama 2
minggu tanpa penundaan yang diakibatkan keterlambatan
pengiriman.
B. Agregat Kasar
-
Agregat ksar bisa berupa kerikil atau batu pecah yang telah
disetujui Direksi Pekerjaan dengan ukuran minimal maksimum 40 mm,
dan tidak boleh melebihi 1/3 dari ukuran terkecil cetakan.
Ukuran nominal agregat lebih kecil 5 mm dari jarak terkecil
tulangan (DIN 1045). Agregat harus bersifat keras, tahan lama,
bersih dan tidak mengandung Lumpur atau lapukan batuan.
C. Butiran Halus
Pasir untuk bahan beton harus dibersihkan dan bebas Lumpur chlor
atau Lumpur organic, lempung, slit atau partikel-partikel lain yang
bersifat merusak, pasir yang digunakan dapat berupa pasir alam atau
pasir batu pecah yang sebelumnya telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
3.5.4 Air
Air untuk pembuatan, untuk membasahi formwork, dan peralatan
beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkalin, garam-garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan
atau baja tulangan.
Air diambil dari sumber air industri yang disediakan Pemilik
Proyek, titik-titik pengambilan air akan ditentukan oleh Pemilik
Proyek.
3.5.5 Material Baja Tulangan (Besi Beton)
Kontraktor harus menyediakan baja tulangan untuk pekerjaan beton
dan harus memenuhi SNI, SII atau standar lain (JIS, DIN) dengan
mengikuti mutu :
Baja Tulangan Polos
Grade Material : BJTD 24
Standar Material : SII O136, ekuivalen dengan JIS 63112
Mininum Yield Strength : 240 MPa
Penyimpanan Baja Tulangan
Baja tulangan tidak dapat disimpan langsung di atas permukaan
tanah, tetapi harus diletakkan di atas sleeper atau rak dengan
tinggi 30 cm, diberi penutup (pelindung dari air hujan) dan disusun
menurut ukuran diameter. Dalam pengangkutan, pemindahan dan
penempatan harus dihindari adanya lendutan.
3.5.6 Material Kawat Pengikat
Standar material : SII O162-81: ekuivalen dengan JIS 63532
Diameter : 0.91 mm atau lebih
Tegangan Tarik : 60 75 Kg/mm2
-
3.5.7 Material Acuan Beton (Formwork)
Umumnya acuan / formwork harus memenuhi syarat-syarat Peraturan
Beton Bertulang Indonesia 1971; N.I.-2 dan A.C.I. Standard
Specifications for Structural Concrete for Building (A.C.I.
301-72); A.C.I.formwork standard, Recommended Practice for Concrete
Formwork (A.C.I.347-68).
Perencacnaan formwork / acuan dan konstruksinya, harus
dipertanggungjawabkan oleh Kontraktor. Formwork harus direncanakan
untuk dapat menahan beban, tekanan lateral dan tekanan yang
diijinkan seperti pada Recommended Practice for Concrete Formwork
(A.C.I. 347-68) dan peninjauan dalam perencanaan terhadap beban
angin, tegangan yang diijinkan dan lain peraturan Pembangunan
Pemerintahan Daerah.
Acuan/formwork harus dapat cepat dan mudah dipindahkan tanpa
pukulan/bentrokan atau kerusakan pada permukaan beton dan
bahan-bahan yang berdekatan/berbatasan.
Acuan/formwork umumnya digunakan material plywood atau pelat
baja untuk mendapatkan bentuk akhir permukaan beton yang
disyaratkan, atau dapat digunakan material lain dengan persetujuan
Direksi Pekerjaan.
Untuk menghasilkan bentuk sudut beton yang tumpul maka pada
semua sudut-sudut bagian dalam dari acuan/formwork yang akan di
exposed tersebut harus terbuat dari 1,5 cm fillet segitiga.
Permukaan bagian dalam acuan/formwork harus bersih, tidak kotor
dan tidak diperbolehkan kena pada bagian-bagian beton yang telah
mengeras/keras dimana beton segar (fresh) akan ditempatkan.
Acuan pada tepi pondasi/footing setempat boleh dibuat dari bata
atau campuran beton yang ditempatkan langsung pada galian yang
rapih dan teratur.
3.5.8 Batu bata/Batu merah
Sebelum dilakukan pekerjaan pasangan, terlebih dahulu Kontraktor
harus mengirimkan sample dari Batu bata yang akan dipakai untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Batu bata harus buatan lokal. Selama pembuatannya harus melalui
pembakaran yang sempurna dengan cara pembakaran dengan solar atau
kayu sehingga warna bata merata betul dan tidak retak-retak pada
permukaannya dan harus mempunyai bentuk/ukuran yang sama.
Batu bata harus mempunyai keseragaman dalam ukuran, warna dan
kekkuatan tekan, dan harus selalu disirami air sebelum
dipergunakan, sedangkan ukuran minimum yang disyaratkan adalah 20 x
10,5 x 4,5 cm.
Batu merah sebelum dipasang harus direncam dahulu sampai jenuh
air hingga buih-buihnya habis, dan tidak diperkenankan membasahi
dengan cara disiramkan pada tumpukan.
Pekerjaan batu bata yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan
sample yang telah disetujui harus ditolak, dibongkar dan harus
dibangun kembali oleh Kontraktor.
3.5.9 Kerikil Beton
-
Kerikil yang dipakai untuk pekerjaan konstruksi beton harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971 Bab 3 Pasal
4.
Untuk pekerjaan ini, kerikil beton/split diambil dari daerah
sekitar Merak atau daerah lainnya yang dianggap baik sesuai mutu
yang disyaratkan.
3.5.10 Pasir
Harus menggunakan pasir dari kali yang tidak mengandung
kotoran-kotoran lendut (slib) dan jika dianggap perlu, maka pasir
harus dicuci dahulu sebelum dicampur untuk adukan spesie.
Untuk pekerjaan konstruksi beton pasir yang digunakan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971 Bab 3 pasal
3.3.
3.5.11 Batu Pecah/Belah
Untuk pekerjaan pondasi disini harus dari jenis yang keras, dari
jenis andesit atau basalt, tidak keropos dengan minimal tiga muka
pecahan, ukuran maximal 30 cm.
Batu kali yang pipih atau yang bersisi bulat licin dilarang
dipergunakan.
3.5.12 Mortar
Mortar merupakan campuran dalam perbandingan volume dari 1
bagian semen dalam 3 bagian pasir, terdiri dari paling sedikit 350
kg semen 1 m3 Mortar, dengan kekuatan tekan 140 kg/cm2 pada umur 7
hari dan 200 kg/cm2 pada umur 28 hari.
Percampuran dilaksanakan dengan Mechanical Mixer yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan, minimal selama 3 menit setelah material
dimasukan ke dalam drum.
Mortar dibuat hanya dalam jumlah sebagaimana kebutuhan untuk
pemakaian segera dan dapat digunakan dalam waktu tidak lebih dari 2
jam setelah pembuatannya.
3.6 MATERIAL UNTUK PEKERJAAN ARSITEKTUR
3.6.1 Lantai
a. Lantai Keramik
1. Lantai keramik yang dipergunakan berkualitas baik halus dan
padat, keras dan kering, nyaring suaranya, rata, bila dibasahi
tidak tampak retak rambut, bentuk sempurna, ukuran sama dan tidak
rusak.
2. Macam Keramik dan Kualitasnya
Keramik 40 x 40 cm
Keramik 20 x 20 cm
-
Semua ubin lantai yang akan/sebelum dipasang harus diperlihatkan
dahulu kepada konsultan Pengawas/Pemberi Tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Sampel yang telah disetujui hendaknya ditandai dan disimpan
baik-baik untuk kemudian dipakai sebagai pedoman pemasangan, ubin
yang kemudian dipasang harus sesuai dengan contohnya.
Apabila terjadi kesalahan pemasangan baik ukuran maupun motif
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Sanitair &
Pipa-pipa
Alat Sanitair
1. Water Closet jongkok/duduk ex American Standard type standar,
warna ditentukan kemudian.
2. Urinoir menggunakan type U 57 M ex American Standard (type
Moslem) lengkap dengan peralatannya.
3. Washtafel menggunakan type L 522 & TGL 522 MPAV 2 ex
American Standard lengkap dengan peralatannya (kran, tempat sabun),
sedang mengenai warna ditentukan kemudian.
4. Floor drain menggunakan bahan logam aluminium steel ex
American Standard.
5. Kran menggunakan jenis putih merk American Standard &
kran bebek type T 30 AR 13 V 79 ex American Standard.
6. Soap holder type S-156 N (220 x 109 mm)
7. Kaca cermin tebal 5 mm, sesuai dengan gambar detail.
3.7.5 Cat
1. Dinding
a. Untuk cat dinding dalam dan plafond : Cat Mowilex
Contract.
b. Untuk cat dinding luar : Cat acrylic emulsion jenis weather
shield Mowilex (water proof).
c. Warna cat akan ditentukan kemudian.
2. Kayu & Besi/Baja
a. Cat besi : dengan merk Mowilex syntetic super gloss.
b. Meni besi : menggunakan Mowilex (untuk rangka atap baja)
3. Cat-cat yang sudah siap untuk segera dipakai tidak
diperkenankan mengandung endapan yang sudah membatu, dan sesudah
diaduk dengan baik harus kelihatan homogen dan dapat disapukan
dengan mudah.
-
3.8 MATERIAL UNTUK TAMAN REKREASI.
3.8.1 GREEN POEN SPCACE
a. Tanah humus/gembur, tanah yang digunakan berkualitas baik,
tidak bergumpal
b. Rumput Gajah mini
c. Pohon Peneduh/Pelindung
d. Pupuk Kandang.
e. Air Tanah BAB IV
TAHAPAN PENYELESAIAN PROYEK
4.1 TAHAPAN PEKERJAAN
Kontraktor wajib melakukan pekerjaan berdasarkan tahapan
penyelesaian yang disusun secara acak adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pondasi & Pasangan
4. Pekerjaan Penanaman Rumput Dan Pohon
Kontraktor dapat menyusun tahapannya sendiri sesuai dengan
kebutuhannya dan usulan untuk tahapan dan jadwal pelaksanaannya
harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan.
Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, kepada Kontraktor akan
diberikan pinjaman gambar-gambar kerja dan petunjuk-petunjuk
Direksi Pekerjaan / Pengawas.
Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan
Untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas Kontraktor
harus mengikuti gambar-gambar kerja, Bestek/Spesifikasi Teknik,
Petunjuk-petunjuk Direksi dan dalam Penunjukan di
lapangan/keputusan Rapat Aanwijzing.
4.2 URAIAN PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
4.2.1 Pekerjaan Persiapan
Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah :
1. Pengurugan Perataan dan Pemadatan Lokasi
-
Pembersihan lokasi dari semak belukar termasuk penebangan
pohon-pohon lainnya.
Stripping tanah dan membersihkan puing-puing keluar lokasi
proyek.
Kontraktor melakukan pengurugan, perataan & pemadatan lokasi
sampai tingkat kepadatan yang disetujui Direksi.
Melakukan penggalian tanah hingga elevasi yang telah ditentukan
pada gambar yaitu pada level 0.00 (rencana).
Elevasi urugan & peil untuk akhir pemadatan harus disetujui
Direksi.
2. Pengukuran
Penentuan tinggi Peil (level) bangunan, diambil lantai utama
(lantai dasar) terletak pada 0.00 (+ 1.00 meter dari tanah
halaman/jalan). Penentuan ini harus diperiksa kembali dan mendapat
persetujuan dari Pengawas.
Bilamana terdapat perbedaan ukuran harus segera melaporkan
kepada Pengawas sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran yang keliru
sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Kontraktor diharuskan menggunakan alat-alat (instrument) yang
presisi (dan tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran-ukuran sudut dan
tegak/horizontal secara tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk itu agar dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan,
penglihatan dan secara kira-kira.
Sebelum setting out (pengukuran) dilakukan, Kontraktor harus
mengadakan pemeriksaan apakah pekerjaan perataan tanah telah
selesai dilaksanakan dengan baik dan mendapat persetujuan
Pengawas.
Kontraktor harus menyediakan semua perlengkapan-perlengkapan
yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
Posisi dan letak bangunan (pondasi dan as-as/poros-poros
bangunan) harus sesuai dengan gambar dan tidak ada bagian yang
menyimpang dari posisi dan poros-poros bangunan tersebut.
Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan ukuran tersebut dan
selalu harus berkonsultasi dengan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.
3. Pembuatan Direksi Keet
Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah :
Membuat bangunan Direksi Keet sesuai dengan gambar, lengkap
dengan instalasi listrik dan plumbing, Direksi keet tersebut harus
dilengkapi dengan Ruang Pengawas/Direksi/Ruang Rapat.
Kontraktor diharuskan memelihara/melengkapi
perlengkapan-perlengkapan tersebut antara lain :
-
Meja, kursi dan almari untuk bekerja (sederhana).
Papan tulis (White board) dan lain-lain.
Lokasi penempatan Direksi Keet ditentukan kemudian oleh
Konsultan Perencana/Pemilik Proyek.
Setelah selesai pelaksanaan pekerjaan, Direksi Keet berikut
perlengkapan-perlengkapannya menjadi milik kontraktor diharuskan
membongkar & memindahkan ketempat lain yang ditunjuk oleh
Pemilik Proyek.
Menyediakan seluruh bahan-bahan/material dan alat-alat kerja
untuk kebutuhan proyek.
4.2.2 Pekerjaan Tanah
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah ialah:
Mengolah tanah existing (fill) sesuai dengan gambar rencana.
Menggali tanah untuk pondasi kolom beton dan untuk pondasi batu
kali & sloof. Galian tanah untuk pondasi-pondasi tersebut harus
dilaksanakan menurut ukuran-ukuran, dalam dan lebar dan sesuai
dengan peil-peil/ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar.
Menggali tanah untuk rencana jalan, tempat parkir kendaraan
sesuai dengan kedalaman rencana.
Menggali tanah untuk keperluan kabel listrik, pipa-pipa, septic
tank, saluran induk, saluran keliling bangunan.
Apabila dalam pelaksanaan galian terdapat pipa-pipa air,
kabel-kabel listrik, kabel-kabel telepon dan lain-lain yang masih
digunakan, maka Kontraktor secepatnya harus memberitahukan kepada
Pengawas atau kepada instansi/penguasa yang berwenang untuk
mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.
Apabila dalam pelaksanaan galian terdapat bekas-bekas pondasi
bangunan lama, batu-batu, akar-akar, pohon-pohon dibagian pondasi
yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
Apabila didalam lokasi terdapat barang-barang berharga atau
berbahaya maka kontraktor harus segera melaporkan dan meminta
petunjuk Direksi Pekerjaan untuk menindaklanjuti.
Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah
ditentukan dalam gambar maka Kontraktor harus mengisi/mengurug
daerah/lokasi tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan
syarat-syarat pengisian/pengurugan.
Apabila penggalian setelah sampai kedalaman menurut gambar,
tetapi ternyata kondisi tanah belum memenuhi syarat maka Kontraktor
harus memperdalam sampai dengan tanah keras atau diadakan
perbaikan-perbaikan tanah seperlunya (sesuai dengan petunjuk
Direksi/Pengawas) atas biaya Kontraktor.
-
Kontraktor harus menjaga agar lobang-lobang galian pondasi
tersebut bebas dari longsoran-longsoran tanah (bila perlu
dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan
air sehingga pekerjaan pondasi yang dapat dilaksanakan dengan baik
sesuai dengan spesifikasi.
Apabila pembuatan pondasi beton kolom telah selesai dilaksanakan
maka lobang-lobang sisa galian tadi diurug kembali dengan tanah
bekas galian dan dipadatkan sampai dengan duga Peil menurut
gambar.
Pengurugan agar dilaksanakan selapis demi selapis dan dipadatkan
menggunakan stemper dengan tebal lapisan maksimum 30 cm.
Pengurugan bawah lantai setebal kurang lebih 60 cm dan
dipadatkan dengan mesin stemper yang memadai.
Pengurugan pasir bawah lantai dan pondasi setebal 10 cm serta
dipadatkan dengan mesin stamper yang memadai.
Pembuangan sisa galian tanah keluar lokasi proyek dan lokasi
pembuangan kurang lebih sejauh 3 km.
4.2.3 Pekerjaan Pondasi dan Pasangan
Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah :
Membuat/memasang pondasi umpak setempat dengan campuran 1 pc : 4
ps dengan dimensi/ukuran sesuai dengan gambar rencana atau
detail.
Membuat/memasang dinding bata kedap air dengan spesi 1 pc : 3 ps
setinggi 2,00 meter dari elevasi sloof untuk KM/WC, dan setinggi
0,45 meter dari elevasi sloof pada daerah selain yang disebutkan
diatas, berikut plesteran pada kedua sisinya serta acian sehingga
didapatkan permukaan dinding yang rata dan tegak lurus terhadap
lantai 0.00.
Membuat/memasang dinding keramik 20 x 25 cm untuk ruang KM/WC
dan untuk pekerjaan ini agar menyesuaikan gambar rencana.
Membuat/memasang meja beton lapis keramik untuk meja wastafel
ukuran 20 x 20 cm.
Seluruh kebutuhan material untuk pekerjaan ini sepenuhnya
disediakan oleh Kontraktor dengan ketentuan/spesifikasi bahan yang
telah diuraikan di atas.
Adukan dan campuran untuk pekerjaan-pekerjaan khusus lainnya
akan ditentukan dalam pasal tersendiri.
PEKERJAAN TAMAN REKREASI
4.3.1 Green Open Space
-
Hal hal yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan
adalah mengambil sampel tanah untuk diperiksa secara visual dan
kalau dianggap perlu diperiksa dilaboratorium
A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menanaman rumput sebagai penutu permukaan tanah
b. Menanam Pohon Pelindung, Peneduh dn pengarah
2. Ketentuan ketentuan
a. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan ini adalah ,
tenaga yang telah berpengalaman dalam mengerjakan Taman
Rekreasi.
b. Peralatan yang dibutukan
Peralatan yang dibutuhkan antara lain, Linggis, Pacul, Sekop,
Selang air, Parang dan yang dianggap perlu
B. BAHAN
1. Tanah Humus
2. Pupuk kandang
3. Rumput gajah mini
4. Pohon Pelindung, peneduh dan pengarah
5. Bambu/balok kayu untuk penahan berdirinya Pohon dan memagar
pohon untuk melindungi pohon dari hewan piaraan.
C. PELAKSANAAN
1. Membersihkan lokasi dan meratakan sesuai kondisi lokasi
termasuk membersihkan puing puing dan mengangkut keluar lokasi
sehingga kelihatan bersih
2. Menggali lubang untuk penanaman pohon
3. Menyiram tanah dan lubang hingga basal total menjadi
gembur
4. Menghampar lapisan tanah humus bercampur pupuk kandang
setebal 10 15 cm, dan disiram sampai rata
5. Memberikan pupuk kandang dan tanah pada lubang lubang yang
akan ditanami pohon
6. Membiarkan tanah humus menjadi subur.
7. Menanam rumput gajah mini dan sejenisnya, dengan cara
lempengan dan parsial parsial secara kelompok kelompak sampai
permukaan tanah telah tertutup secara keseluruhan
-
8. Pemadatan rumput dengan cara dipukul dengan tangan/ papan
papan kecil atau dinijak injak hingga rapat ketanah humus
9. Penyiraman rumput dilakukan setiap pagi dan sore hari,
penyiraman rumput hrus sampai jenuh dan kelihatan seperti
banjir.
10. Penyiraman dilkakukan secara continu sampai rumput kelihatan
segar dan hidup.
11. Apabila ada rumput yang layu atau mati, maka, segera
ganti.
12. Menghilangkan/mencabut rumput rumput liar yang tumbuh
diselah selah rumput gajah mini
13. Pohon yang akan ditanam harus tegak lurus, pastikan akar
pohon dalam kondisi segar, banyak, Masukkan tanah gembur yang sudah
dipersiapkan dan dipadatkan
14. Berikan perkuatan pada pohon agar tidak miring atau roboh
dan memagar sekeliling pohon minimal ukuran 1 m x 1 m, untuk
mencegah gangguan binatang ternak.
15. Penyiraman dilakukan secara teratur pada pagi hari dan sore
hari secara berkelanjutan hingga pohon memperlihatkan warna segar
dan telah tumbuh tunas tunas muda.
16. Pohon yang akan ditanam harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Apabila ada pohon yang mati segera diganti.