DOSEN MATA KULIAH : Dr. Hj. Latifah Rahman, DESS, Apt MATA KULIAH : Swamedikasi MAKALAH OBAT KULIT, GATAL, ALERGI, DAN JERAWAT O L E H : KELOMPOK III KELAS A Andi Dian Permana N21110012 Arie Arizandi K N21110013 Nirwana N21110014 Inul Hajar S. Ali N21110015 Almustikah N21110016 PROGRAM STUDI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DOSEN MATA KULIAH : Dr. Hj. Latifah Rahman, DESS, Apt
MATA KULIAH : Swamedikasi
MAKALAH
OBAT KULIT, GATAL, ALERGI, DAN JERAWAT
O L E H :
KELOMPOK III
KELAS A
Andi Dian Permana N21110012
Arie Arizandi K N21110013
Nirwana N21110014
Inul Hajar S. Ali N21110015
Almustikah N21110016
PROGRAM STUDI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2010
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, masalah kulit yang terjadi pada masyarakat semakin
meningkat. Kurangnya sanitasi kebersihan dan minimnya air bersih turut
mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat termasuk penyakit kulit. Faktor
lain yang mempengaruhi timbulnya penyakit kulit juga didukung tingkat
kelembaban yang tinggi akibat pengaruh curah hujan. Timbulnya penyakit
kulit yang diderita masyarakat dan banyaknya tayangan media yang
menonjolkan produk terbaik sebagai sumber informasi tentang obat,
pengobatan dan pemakaiannya secara tepat memotivasi masyarakat untuk
memilih pengobatan sendiri sebagai salah satu cara untuk mengatasi
keluhan yang ditimbulkan.
Sistem pengobatan sendiri atau sering disebut sebagai swamedikasi
adalah Pelayanan obat non-resep oleh Apoteker kepada pasien yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong
dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan secara tepat, aman, dan
rasional. Oleh sebab itu peran apoteker di apotek dalam pelayanan KIE
(komunikasi, informasi dan edukasi) serta pelayanan obat kepada
masyarakat perlu ditingkatkan dalam rangka peningkatan pengobatan sendiri.
Obat untuk swamedikasi meliputi obat-obat yang dapat digunakan tanpa
resep yang meliputi obat wajib apotek (OWA), obat bebas terbatas (OBT) dan
obat bebas (OB).
Melalui makalah ini kita akan membahas lebih dalam mengenai cara
mengatasi penyakit kulit, gatal, alergi dan jerawat dengan memakai obat kulit,
gatal, alergi, dan jerawat dalam bentuk obat modern dan herbal / tradisional
secara swamedikasi atau berdasarkan tehnik pengobatan sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obat kulit
- Uraian Kulit
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian
tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Fungsi
perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti
pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan
pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu
tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin
untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari. Kulit merupakan
suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan seperti jaringan tubuh lainnya,
kulit juga bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida. Kulit menyerap oksigen yang diambil lebih banyak dari aliran
darah, begitu pula dalam pengeluaran karbondioksida yang lebih banyak
dikeluarkan melalui aliran darah. Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam
kulit dan pengeluaran karbondioksida dari kulit tergantung pada banyak faktor
di dalam maupun di luar kulit, seperti temperatur udara atau suhu, komposisi
gas di sekitar kulit, kelembaban udara, kecepatan aliran darah ke kulit,
tekanan gas di dalam darah kulit, penyakit-penyakit kulit, usia, keadaan
vitamin dan hormon di kulit, perubahan dalam metabolisme sel kulit dan
pemakaian bahan kimia pada kulit. Sifat-sifat anatomis dan fisiologis kulit di
berbagai daerah tubuh sangat berbeda. Sifat-sifat anatomis yang khas,
berhubungan erat dengan tuntutan-tuntutan faali yang berbeda di masing-
masing daerah tubuh, seperti halnya kulit di telapak tangan, telapak kaki,
kelopak mata, ketiak dan bagian lainnya merupakan pencerminan
penyesuaiannya kepada fungsinya masing - masing. Kulit di daerah – daerah
tersebut berbeda ketebalannya, keeratan hubungannya dengan lapisan
bagian dalam, dan berbeda pula dalam jenis serta banyaknya andeksa yang
ada di dalam lapisan kulitnya. Pada permukaan kulit terlihat adanya alur-alur
atau garis-garis halus yang membentuk pola yang berbeda di berbagai
daerah tubuh serta bersifat khas bagi setiap orang, seperti yang ada pada
jari-jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki atau dikenal dengan pola
sidik jari (dermatoglifi).
1. Struktur kulit
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu :
1. Kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang paling luar,
2. Kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan
3. Jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis
atau subkutis) Sebagai gambaran, penampang lintang dan
visualisasi struktur lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar. Bagian – Bagian Kulit
Kulit Ari (epidermis)
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar ketebalan epidermis berbeda-
beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter
misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis
berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut.
Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis
karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan
antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis
ke dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
a. Lapisan tanduk (stratum corneum), merupakan lapisan epidermis yang
paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam.
Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti,
tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit
mengandung air. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin
yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten
terhadap bahan-bahan kimia. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus
berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self repairing
capacity atau kemampuan memperbaiki diri.
b. Lapisan bening (stratum lucidum) disebut juga lapisan barrier, terletak
tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung
lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari
protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen
sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya).
c. Lapisan berbutir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit
berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam
protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut.
d. Lapisan bertaju (stratum spinosum) disebut juga lapisan malphigi terdiri
atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-
jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling
berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Sel-sel di bagian lapis
taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu tahap
mitosis. Kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas;
inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam
amino dan glutation.
e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale) merupakan
lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder)
dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel
torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya.
Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan
dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan
metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam
lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-
sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel
tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells,
melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit
Stratum corneum
Stratum lucidum
Stratum granulosum Stratum spinosum
Stratum germinativum
Gambar Penampang Lapisan Kulit Ari (Epidermis)
Kulit Jangat (dermis)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat
keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar palit atau kelenjar
minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak
rambut (muskulus arektor pili). Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua
macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan kelenjar palit.
a. Kelenjar keringat
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet
yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit
membentuk pori-pori keringat. Kelenjar keringat mengatur suhu badan
dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh.
Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi
dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
- Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan
jernih, yaitu keringat yang mengandung 95–97% air dan
mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida,
granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolism
seluler.
- Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak,
puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur
(anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna
keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang.
b. Kelenjar palit
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan
dengan kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang
bermuara ke dalam kandung rambut (folikel). Pada umumnya, satu
batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau kelenjar
sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut.
Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit (hipodermis)
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah
dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-
cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat.
Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga
benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh
dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak
bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling
tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam
jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi
banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta
makin kehilangan kontur.
2. Gangguan-gangguan kulit:
Gangguan–gangguan kulit banyak sekali terdapat di Indonesia dan
setiap orang pernah dihadapi dengan gejala-gejala seperti panu, kutu air
di kaki, kadas, kurap dan lain-lain. Gangguan fungsi kulit dan struktur kulit
atau dapat disebut sebagai kerusakan kulit dapat dibagi dalam tiga
kelompok yaitu:
a. Kerusakan kulit akut, adalah kerusakan atau luka yang masih baru,
dengan tanda-tanda antara lain bengkak, berdarah, melepuh, dan
gatal.
b. Kerusakan kulit sub-akut, adalah gangguan fungsi dan struktur kulit,
yang telah terjadi antara 7-30 hari, dengan tanda-tanda antara lain
bengkak yang makin parah dan sudah mempengaruhi lainnya.
c. Kerusakan kulit kronik, adalah gangguan fungsi dan struktur kulit yang
telah lama terjadi dan hilang serta timbul kembali, dari beberapa bulan
sampai bertahun-tahun. Biasanya kulit menjadi tebal, keras, dan retak-
retak.
Jenis Penyakit Kulit yang dapat diswamedikasi dibagi menjadi:
a) Disebabkan infeksi oleh bakteri :
- Bisul (furunkulosis), merupakan infeksi yang disebabkan infeksi
pada folikel rambut oleh bakteri S aureus . Gejala-gejalanya dapat
ditunjukkan dengan timbulnya bintik merah dan meradang (abses)
yang terasa nyeri pada tempat yang infeksi, yang merupakan pusat
fluktuasi yang merupakan puncak pustule. Begitu inti bagian tengah
nekrosis hancur, maka secara bertahap rasa sakit akan hilang.
Pengobatan untuk mengatasi gejala tersebut dapat menggunakan
pengobatan antibakteri misalnya dengan menggunakan triklosan
2% dan pemberian flukloksasin.
- Eritrasma, merupakan infeksi yang disebabkan infeksi oleh bakteri
gram positif, Corynebacterium Minitissimum. Gejala-gejalanya dapat
ditunjukkan dengan Eritrasma atau bercak berwarna merah sampai
kecoklatan pada kulit yang timbul di daerah intertrigonesa atau
daerah lipatan seperti lipat paha, dan daerah payudara. Pengobatan
untuk mengatasi gejala tersebut dengan pengobatan antibakteri
misalnya dengan imidazol topical, asam fusidat topical atau
pemberian eritromisin oral selama 2 minggu.
b) Disebabkan infeksi oleh Virus :
- Kutil, merupakan neoplasma jinak epidermis yang disebabkan oleh
virus dari kelompok human papillomavirus (HPV). Gejala-gejalanya
dapat ditunjukkan dengan timbulnya kutil atau tonjolan seperti
kembang kol yang terutama sering terdapat pada tangan, biasanya
sering terdapat pada anak-anak dan usia dewasa. Kutil dapat
menyebar berkelompok atau timbul disekitar kuku. Pengobatan
untuk mengatasi gejala tersebut dapat diobati dengan obat yang
dioles yang mengandung asam salisilat atau glutardehid atau
dengan cara lain seperti dengan semprotan nitrogen cair.
- Herpes simplek, disebabkan oleh Herpes Virus Homonis (HSV)
berdasakan antigennya ada dua tipe : tipe I merupakan tipe klasik
yang berhubungan yang lebih di kenal dengan sariawan (cold
sore/stomatis) pada bibir dan muka.Tipe II berhubungan dengan
genital. Gejala herpes dapat ditunjukkan dengan adanya erosi yang
terasa perih dan nyeri pada mukosa kulit maupun di bibir.
Pengobatan untuk mengatasi gejala tersebut dapat diobati dengan
obat yang dioles atau topikal yang mengandung asiklovir 5% obat
ini digunakan untuk mencegah replikasi virus, bukan untuk
membunuhnya dan tidak untuk menyembuhkan.
c) Disebabkan infeksi oleh Jamur biasanya menyebabkan penyakit pada
manusia antara lain adalah dermatofit (Dermatophyte yang berarti
tumbuhan jamur). Jamur serupa ragi Candida albicans, yang
meyebabkan infeksi jamur. Penyakit akibat infeksi jamur diantaranya:
- Kutu air ( Tinea Pedis), disebabkan oleh jenis jamur Tricophyton
dan merupakan infeksi jamur Dermatophytose yang paling banyak
timbul. Gejala-gejalanya dapat ditunjukkan dengan gatal diantara
jari kaki kemudian terbentuk gelembung yang lalu pecah dan
mengeluarkan cairan, kulit menjadi lunak dan terkelupas, sehingga
membuka peluang bagi infeksi sekundar oleh kuman. Penyebaran
melalui penggunaan bersama kamar mandi dan ruang ganti,
adapun sumber infeksinya adalah serpihan kulit yang terkelupas.
Pengobatan untuk mengatasi gejala tersebut dengan krim
mikonazol atau salep whitifild (benzoate 5%, salisilat 5% dalam
lanolin dan vaselin) dapat juga digunakan griseofulvin atau
ketokonazole untuk peroral.
- Kuku kapur (Anychomycose), Yang bercirikan kuku menebal, kuku
keras, dan mudah patah, berwarna keputih-putihan, dan ada
kalanya tidak lurus, terlebih bila sirkulasi darah di jari-jari tidak baik.
Pengobatan : tebinafin oral 1 kali sehari 250 mg.
- Panu (Tinea Versicolor) merupakan infeksi jamur yang ditandai
dengan adanya bercak putih di kulit, dengan berbagai ukuran dan
warna, ditutupi sisik halus dengan disertai gatal-gatal (Macula), atau
tanpa keluhan kosmetik. Penyebabnya adalah masalah Malassezia
Fufur suatu jamur yang terdiri dari kelompok sel dengan Hypen
pendek diatas kulit. Pengobatan untuk mengatasi gejala tersebut
dapat dilakukan dengan memoleskan bercak-bercak dengan
laurutan salisilat 5-10 % dalam spritus atau menggunakan
dan pegagan 30 gram. Semua bahan direbus dengan 5 gelas air
hingga tersisa menjadi 2 gelas. Hasil rebusan tersebut diminum 2 kali
sehari masing-masing 2 gelas. Selama proses penyembuhan,
penderita jerawat, hindari mengkonsumsi makanan berlemak, minyak
hewani, santan, otak, telur, kacang tanah, jeroan dan makanan pedas.
2. Daun sirih (Piper betle L.) sebanyak 5-10 lembar, kemudian direbus
dengan 2 gelas air dalam wadah tertutup. Setelah mendidih, angkat
dan diamkan. Ramuan ini gunakan untuk mencuci muka berjerawat,
sebaiknya dilakukan secara rutin menjelang tidur dan sehabis
bepergian.
3. Setengah siung bawang putih (Allium sativum L.), seruas jari kunyit
dan sebutir kentang ukuran sedang tambah mentimun dan lidah
buaya. Semua bahan dihaluskan dan dicampur hingga rata. Ramuan
ini dioleskan ke seluruh permukaan kulit berjerawat sebagai masker,
biarkan selama 30 menit, kemudian bilas dengan air hangat, disusul
dengan air dingin.
4. Sebuah jeruk nipis (Citrus auratifolia) diperas dan sebuah mentimun
atau bengkuang, dihaluskan dan diperas diambil airnya, kemudian
campurkan. Oleskan campuran bahan ke seluruh permukaan kulit
wajah sebagai masker, biarkan selama 30 menit kemudian bilas
dengan air hangat. Lakukan secara teratur 2 hari sekali. Jika jerawat
terasa perih, pemakaian dihentikan.
5. Bunga melati (Jasminum sambac L.)sebanyak 20 kuntum, 2 jari asam
jawa, 2 sdm sari jeruk nipis dan belerang sebesar kelereng, dicampur
dan ditumbuk halus, kemudian oleskan pada kulit wajah berjerawat
pada pagi dan malam hari sebelum tidur Ramuan ini dapat
menyebabkan jerawat mengempis.
6. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) 5 buah dan air garam
secukupnya ditumbuk halus kemudian airnya dioleskan pada kulit
yang berjerawat dua kali sehari pada pagi dan malam hari sebelum
tidur.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. “Anatomi dan Fisiologi Kulit” http://pharzone.com. Di akses 23 September 2010.
2. Dalimartha, S. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid Ketiga. Trubus Agriwidya. Jakarta. 2003. Hal. 78,79.
3. Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik. “Penggunaan obat bebas dan bebas terbatas”. http://www.binfar.depkes.go.id. Di akses 23 September 2010.
4. Hariana H. “Tumbuhan Obat dan Khasiatnya”. Penebar swadaya. Jakarta. 2002. Hal 7, 25, 51,114,118
5. Harper, J. “Acne Vulgaris”. Medicine. http://www.emedicine.com diakses 1 oktober 2010.
6. Pediatric klinik. “Anafilaksis” (http://id.klinikpediatri.org/wiki/Alergi), diakses 3 Oktober 2010.
7. Tan, Hoan Tjay dan Kirana, R. Swamedikasi. Depkes RI. Jakarta. 1993. Hal 167-171, 174-176, 180-181, 186-189