Top Banner
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen : Tanggal : Halaman : Revisi : Survey Biodiversity 1 Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh
34

Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

Jul 31, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

1

Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit

Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh

Page 2: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

2

Riwayat Perubahan Dokumen

Revisi Tanggal

Revisi Uraian Oleh

Page 3: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

3

Daftar Isi

1. Tujuan .......................................................................................................................... 4

2. Ruang Lingkup ............................................................................................................. 4

3. Referensi ..................................................................................................................... 4

4. Definisi ......................................................................................................................... 5

5. Tanggung Jawab .......................................................................................................... 7

6. Prosedur Kerja ............................................................................................................. 9

7. Pengolahan Data .................................................................................................... 18

8. Lampiran.................................................................................................................... 24

Page 4: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

4

1. Tujuan

• Mengetahui keberadaan jenis satwaliar dan vegetasi, penyebaran

dan statusnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Indonesia,

CITES, dan IUCN.

• Memperoleh data dan informasi tentang keanekaragaman jenis

vegetasi dan satwaliar

• Memperoleh data tentang populasi suatu jenis satwaliar.

• Memperoleh data tentang kesamanan komunitas antara tipe habitat.

2. Ruang Lingkup

Survey biodiversity dilakukan terhadap jenis-jenis vegetasi (tumbuhan

bawah, semai, pancang, tiang, pohon) dan satwaliar (mamalia, reptilia,

ampibia dan burung) yang ada dalam kawasan kebun sawit. Kegiatan

yang dilaksanakan meliputi pengenalan jenis (vegetasi dan satwa),

perilaku dan habitat satwaliar, melalui pengamatan langsung dan tidak

langsung (jejak, feses/kotoran,suara) dan pengolahan datanya.

3. Referensi

a. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

b. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya

Alam Hayati & Ekosistemnya.

c. PP 45 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan

d. PP No. 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan

Satwa

e. PP No. 8 Tahun 1999 Tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan &

Satwa Liar

Page 5: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

5

f. P. 106 tahun 2018 tentang PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR

P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 TENTANG JENIS TUMBUHAN

DAN SATWA YANG DILINDUNGI

g. Convention on International Trade in Endangered Species (CITES)

h. IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural

Resources)

4. Definisi

a. Satwaliar adalah binatang yang hidup dalam ekosistem alam

(Bailey,1984)

b. Populasi adalah kelompok organisme yang terdiri dari individu-

individu sejenis yang saling berinteraksi dan berkembangbiak pada

suatu tempat dan waktu tertentu (Anderson , 1985).

c. Species indikator adalah jenis satwa yang peka terhadap perubahan

yang terjadi disekitarnya sehingga menyebabkan perubahan baik

prilaku maupun pergerakannya.

d. Populasi adalah kelompok organisme yang terdiri dari individu-

individu sejenis yang saling berinteraksi dan berkembangbiak pada

suatu tempat dan waktu tertentu (Anderson , 1985).

e. CITES : Convention on International Trades of Endangered Species ;

konvensiuntuk perdagangan internasional spesies langka.

f. IUCN : International Union for the Conservation of Nature and

Natural Resources.

g. Ekosistem : komponen biotik dan abiotik dalam suatu lingkungan

yang saling berinteraksi sehingga menghasilkan aliran energi dan

daur hara.

Page 6: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

6

h. Appendix I CITES : Jenis dan jumlah di alam sudah sangat sedikit

dan dikhawatirkan akan punah (perdagangannya tidak boleh sama

sekali)

i. Appendix II CITES : Jenis yang pada saat ini tidak termasuk terancam

punah, tetapi memiliki kemungkinan untuk terancam punah, jika

perdagangannya tidak diatur.

j. Appendix III CITES : Jenis ini tidak berbeda jauh dengan Appendix

II, bedanya jenis ini diberlakukan khusus oleh suatu negara tertentu

k. Habitat adalah suatu kawasan yang dapat menyediakan tempat bagi

satwaliar untuk mencari makan, minum, berlindung, berkembang

biak dan bermain (Odum,1971). Habitat adalah suatu kawasan

yang terdiri dari berbagai komponen, baik fisik maupun biotik, yang

merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup

serta berkembangbiaknya satwaliar (Alikodra,1990)

l. Keanekaragaman jenis (species diversity) adalah jumlah seluruh

jenis satwaliar yang dapat ditemukan pada suatu kondisi habitat

tertentu.

m. Perilaku satwaliar adalah kebiasaan-kebiasaan satwaliar dalam

aktivitas hidupnya seperti sifat pengelompokkan, waktu aktif, wilayah

pergerakan, cara mencari makan, cara membuat sarang, hubungan

sosial, tingkah laku bersuara, interaksi dengan jenis lainnya dan

sebagainya (Alikodra,1990).

n. Pergerakan satwaliar adalah suatu strategi dari individu ataupun

populasi untuk menyesuaikan dan memanfaatkan keadaan

lingkungannya agar dapat hidup dan berkembang biak secara

normal. Pergerakan satwaliar merupakan suatu perilaku, sehingga

Page 7: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

7

mempunyai pola-pola tertentu sesuai dengan jenisnya

(Alikodra,1990).

o. Wilayah jelajah (home range) adalah wilayah yang dikunjungi

satwaliar secara tetap karena dapat mensuplai makanan, minum,

tempat tidur dan tempat kawin (Boughey, 1973 ; Alikodra,1990).

p. Sintasan (survival) satwa adalah kemampuan satwa untuk

beradaptasi dengan habitat hutan (LEI).

q. Pohon yaitu tanaman berkayu yang mempunyai diameter ≥ 20 cm

r. Tiang yaitu tanaman berkayu yang mempunyai diameter 10 – 19 cm

s. Pancang adalah anakan pohon dengan ketinggian > 1,5 m dan

diameter < 10 cm

t. Semai adalah anakan pohon yang mempunyai tinggi < 1,5 m

u. Tumbuhan bawah adalah tumbuhan tidak berkayu yang pada saat

dewasa tingginya < 4m

5. Tanggung Jawab

Penanggung jawab implementasi penanganan disesuaikan dengan

struktur organisasi dalam perusahaan dan melibatkan semua bagian.

a. Manager kebun

• Sebagai penanggung jawab area,mengesahkan dan mengendalikan

dokumen sertifikasi yang berlaku di wilayah penerapan kebun sawit.

• Mengeluarkan Surat Perintah Kerja ( SPK ) survey biodiversity

• Mengendalikan pelaksanaan teknis survey biodiversity di wilayah kebun

b. Asisten Kepala Kebun

• Mengusulkan rencana lokasi kawasan pengelolaan biodiversity ke

Manager Kebun.

• Melakukan penbinaan terhadap pelaksana di lapangan

Page 8: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

8

c. Asisten SPO

▪ Bertanggung jawab atas proses perencanaan dan pelaksanaan survey

Biodiversity.

▪ Bertanggung jawab atas proses pengolahan data hasil survey

biodiversity

d. Asisten Kebun

• Asisten Kebun bertanggung jawab untuk menjamin terlaksananya

pemantauan Satwa liar dan vegetasi, kebenaran, penyajian data dan

pelaporannya ke KPH.

e. SPO Officer/ Staf Lapangan

• Bertanggung jawab atas kebenaran pengambilan data, pengelolaan,

penyajian dan pelaporannya secara periodik hasil pengamatan satwa

di kawasan kebun sawit.

• Melakukan pendataan dan melaporkan setiap jenis vegetasi dan satwa

yang ditemukan pada saat melakukan pekerjaan pada kawasan kebun

sawit.

Page 9: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

9

6. Prosedur Kerja

6.1. Penentuan obyek pengamatan

Setelah didapatkan unit contoh dari hasil kegiatan penarikan unit contoh,

maka kegiatan selanjutnya adalah penentukan obyek pengamatan.

Obyek pengamatan dalam kegiatan survey biodiversity antara lain :

6.1.1. Vegetasi, terdiri dari pohon, tiang, pancang, semai, dan

tumbuhan bawah

6.1.2. Mamalia

6.1.3. Herpetofauna (reptil dan amfibi)

6.1.4. Aves (burung)

6.2. Penentuan metode pengumpulan data

Pelaksanaan kegiatan inventarisasi satwaliar dan vgetasi dengan

menggunakan metode transek garis (line transect) adalah sebagai

berikut:

a) Tentukan letak/penyebaran dan arah jalur pergerakan atau lintasan

pengarnat

b) Tentukan panjang garis transek (L, yakni jarak dari T0 hingga Ta).

Jarak garis transek untuk setiap unit contoh pengamatan ditetapkan

500 m.

c) Tentukan titik permulaan jalur atau lintasan pengamatan dan berikan

tanda sehingga mudah untuk didatangi kembali. Sebagai titik awal

pengamatan dapat berupa jalan atau tanda-tanda batas yang sudah

ada. Menentukan titik ikat dan starting point pada jalur yang diamati.

Titik ikat bisa menggunakan tanda-tanda alam seperti sungai atau pal

batas pada alur. Penandaan dapat titik ikat bisa menggunakan cat

yang telah disediakan.

d) Setelah menentukan titik ikat, starting point dan azimut di lapangan

pada jalur transek, selanjutnya dilakukan pembersihan jalur dan

Page 10: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

10

penandaan dengan memberi tanda pada pohon sepanjang jalur yang

sudah di ukur.

e) Pembuatan jalur transek. Jalur transek dibuat berdasarkan azimuth

yang telah ditentukan sampai akhir jalur sesuai dengan panjang jalur

yang sudah ditentukan.

f) Gambarkan letak penyebaran setiap jalur pengamatan pada peta.

g) Tentukan secara bersama (seluruh regu pengamat) waktu dimulai

dan berakhirnya pengamatan

h) Untuk melakukan pengamatan dan pemantauan satwa diperlukan 3

orang dengan tugas masing-masing diantaranya :

Orang Pertama = Pencatat bertugas mencatat seluruh jenis yang

berada dalam petak pengamatan

Orang Kedua = Pengenal jenis

Orang Ketiga = Pengukur jarak,mengukur jarak satwa dengan

pencatat dan jarak antara garis transek dengan

posisi satwa.

i) Pada waktu sebelum dan selama pengamatan satwaliar dilaksanakan,

lakukan hal-hal sebagai berikut:

▪ Gunakan pakaian yang tidak mencolok, misalnya baju berwarna

merah, kuning dan sebagainya. Juga jangan menggunakan

parfum atau wewangian lainnya yang mudah dideteksi oleh satwa

sehingga kehadiran pengamat mengakibatkan satwa menghindar

▪ Bergeraklah secara perlahan-lahan sehingga kehadiran pengamat

tidak meng-ganggu atau menakutkan satwa

▪ Jangan membuat kegaduhan dan bersuara terlalu keras yang

dapat mengakibatkan satwa menghindar dari areal pengamatan

sebelum pengamat sempat melakukan pengamatannya

Page 11: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

11

▪ Selama pengamatan dilarang merokok

▪ Catatlah semua jenis mamalia besar yang dijumpai baik langsung

maupun tidak langsung

▪ Dilarang mengaktifkan handphone selama proses pengamatan

satwaliar.

6.2.1. Vegetasi

Pengumpulan data tumbuhan dilakukan dengan menggunakan

metode line transek dengan panjang jalur tiap unit contohnya 500 m.

Metode analisis vegetasi ini dilakukan pada suatu petak yang dibagi-

bagi ke dalam petak-petak. Petak berukuran 20x20 m2 digunakan

untuk pengambilan data vegetasi tingkat pertumbuhan pohon, petak

berukuran 10x10 m2 digunakan untuk pengambilan data vegetasi

tingkat pertumbuhan tiang, petak berukuran 5x5 m2 digunakan untuk

pengambilan data vegetasi tingkat pertumbuhan pancang, dan petak

berukuran 2x2 m2 untuk vegetasi tingkat pertumbuhan semai.

Bentuk unit contoh pengamatan tumbuhan seperti disajikan pada

Gambar 1.

Gambar 1. Bentuk unit contoh pengamatan vegetasi; A petak 2x2 m2, B petak 5x5 m2, C petak 10x10 m2 dan D petak 20x20 m2

Arah lintasan

pengamatan A

C

D

B

A

B

C

D

500 m 20 m

10 m

10 m

Page 12: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

12

Pengumpulan data untuk tumbuhan bawah dilakukan dengan

menggunakan unit contoh yang didasarkan atas pendekatan metode

garis berpetak. Setiap unit contoh memiliki dimensi panjang 100 m dan

lebar 1,0 m. Setiap unit contoh akan dibagi-bagi dalam petak ber-

ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat

petak (gambar 2 )

Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan tumbuhan bawah

6.2.2. Mamalia

Pengumpulan data mamalia terestrial maupun arboreal dilakukan

dengan cara pengamatan pada setiap tipe penutupan lahan.

Pengamatan dilakukan pada unit contoh berbentuk garis, yakni metode

transek garis (line transect) sepanjang 500 m untuk setiap unit contoh

(gambar 3). Untuk mendapatkan data yang baik maka pengamatan

mamalia dilakukan tiga kali setiap hari, yakni pada periode waktu pagi

hari (sekitar pukul 05:30–09:00), sore hari (sekitar pukul 14:30–18:00)

dan malam hari (19.00 – 23.00). Pengambilan data parameter mamalia

dilakukan dengan cara pengamat berjalan perlahan mengikuti arah dan

letak garis transek, sekaligus mencatat semua jenis satwa yang

dijumpai baik langsung maupun tidak langsung. Data jenis-jenis satwa

beserta ciri-ciri populasinya yang boleh dicatat hanyalah satwa yang

Garistengah lintasan

pengamatan

100 m

10 m 10 m

1 m

1 m

Page 13: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

13

terletak di depan posisi pengamat. Dalam hal ini tidak diperbolehkan

mencatat parameter satwa yang terdapat di belakang posisi

pengamat.Pengamatan dilaksanakan dengan dua kali ulangan pada

setiap jalurnya.

Gambar 3. Desain transek garis pengamatan mamalia besar; d=jarak tegak lurus antar posisi satwa dengan lintasan pengamatan (d=r.Sinθ), r=jarak antar satwaliar dengan pengamat, =sudut antar posisi satwa dengan

lintasan pengamatan, O=posisi pengamat, dan S=posisi satwa

6.2.3. Herpetofauna (Reptil dan Amfibi)

Pengumpulan data amfibi dan reptili dilakukan dengan menggunakan

metode penghitungan secara visual (visual encounter survey = VES)

pada transek pengamatan sepanjang 500 m lebar 20 m. Pengumpulan

data dilakukan pada malam hari (19:00 hingga 23:00). Pengamatan

dilaksanakan dengan dua kali setiap jalurnya

6.2.4. Aves (Burung)

Pengamatan burung dilakukan dengan menggunakan unit contoh

kombinasi transek garis dengan variable circular plot (VCP). Jarak

antar titik pusat plot yang satu dengan lainnya adalah 100 m

S

O

S

S

d

r

500m

Arah transek

Page 14: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

14

sedangkan panjang setiap transek adalah 500 m (6 plot). Bentuk unit

contoh pengamatan burung seperti disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Desain inventarisasi burung dengan metode VCP

Pengamatan terhadap spesies burung sebaiknya dilakukan pada

interval waktu antara pukul 05:30–09:00 untuk periode pagi hari dan

15:00–18:00 untuk periode sore hari.

Pencatatan data dilakukan dengan mengamati burung pada seluruh

luas lingkaran pengamatan yang dicatat dalam interval waktu 5 menit

selama 15 menit untuk setiap titik pengamatan.Pengamatan

dilaksanakan dengan dua kali ulangan pada setiap jalurnya.

6.3. Persiapan alat dan bahan

Bahan dan peralatan yang diperlukan dalam pengambilan data survey

terdiri atas:

1. Peta kerja dan peta topografi

2. Meteran, phi-band (pita diameter)

3. Christen meter/Haga hypsometer

4. Tali rafia/tambang plastik

5. Patok

6. Timer/Jam

7. Kompas brunton

r

100 m

500 m

Page 15: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

15

8. GPS reveiver

9. Tally sheet

10. Parang/golok

11. Bahan pembuatan herbarium.

12. Plastik label

13. Clinometer

14. Papan jalan

15. Alat tulis

16. Senter tangan

17. Formalin

18. Buku pengenal jenis satwa dan vegetasi

19. Headlamp

20. Tape recorder

21. Kamera

22. Teropong Binokuler

23. Busur derajat

24. Altimeter

25. Kantung kain

26. Box specimen

6.4. Pencatatan data

6.1.1. Vegetasi

6.4.1.1. pohon : jenis, jumlah individu, diameter setinggi dada

(±130 cm), tinggi total (TT), tinggi bebas cabang

(TBC), penutupan tajuk.

Page 16: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

16

6.4.1.2. Tiang : jenis, diameter setinggi dada (±130

cm),tinggi total (TT), dan tinggi bebas

cabang (TBC)

6.4.1.3. Pancang, semai, dan tumbuhan bawah : jumlah dan

jenis

Data yang sudah diperoleh, dimasukkan kedalam tallysheet

(lampiran 2-4)

6.1.2. Mamalia

Data yang dikumpulkan meliputi jenis dan jumlah individu setiap

jenis yang dijumpai, jarak antar satwaliar dengan posisi

pengamat dan sudut kontak antara posisi satwa yang terdeteksi

dengan posisi pengamat dan garis lintasan pengamatan, waktu

diketemukannya jenis satwa tersebut (jam; menit), jenis

perjumpaan (tempat-tempat bersarang/tidur ataupun tanda

suara/bunyi). Data yang sudah diperoleh dimasukkan ke dalam

tallysheet (lampiran 5)

6.1.3. Herpetofauna

Data yang dikumpulkan meliputi jenis, jumlah individu per jenis,

lokasi ditemukan, jenis perjumpaan. Data yang sudah diperoleh

dimasukkan ke dalam tallysheet (lampiran 6)

6.1.4. Aves

Data yang dikumpulkan dalam pengamatan burung meliputi:

jenis, jumlah individu setiap jenis, lokasi/posisi pada saat

teramati (permukaan tanah, lantai hutan, tajuk bawah, tengah

atau tajuk atas), serta jarak pengamat dengan obyek/satwa.

Untuk mendapatkan informasi tambahan tentang berbagai jenis

Page 17: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

17

burung yang terdapat di dalam kawasan studi maka dilakukan

wawancara dengan kelompok masyarakat setempat. Data yang

sudah diperoleh dimasukkan ke dalam tallysheet (lampiran 7)

6.5. Teknik identifikasi jenis

Identifikasi jenis dapat dilakukan melalui :

1. Melihat penciri utama, vegetasi (berupa bentuk daun, bentuk

pertulangan daun, tekstur daun dll ) dan untuk satwa (berupa

warna bulu, paruh, suara, ekor, mata, kepala).

2. Mencocokkan di buku panduan lapangan atau melalui studi literatur

berdasarkan hasil penelitian terdahulu ataupun teori-teori yang

sudah ada. Studi literatur ini mencakup pengenalan

jenis,habitat,perilaku dan jejak satwaliar. Informasi atau data-data

dapat diperoleh dari lembaga-lembaga atau pusat-pusat studi yang

memiliki berbagai literatur tentang satwaliar. Untuk keperluan

pengenalan jenis disarankan menggunakan buku petunjuk

identifikasi jenis ataupun buku penuntun untuk pengamatan

lapangan seperti Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di

Jawa dan Bali, ”A Field Guide to the Mammals of Java” dan buku

lainnya. Untuk identifikasi status satwa dilindungi atau tidak dapat

dilihat pada Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999 tentang

Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Sedangkan untuk

mengetahui status satwa dalam perdagangan dunia internasional

dapat menggunakan buku ”Pelaksanaan Konversi CITES di

Indonesia” yang memuat daftar satwa dan tumbuhan yang masuk

kategori Apendiks I, II dan III dan IUCN.

3. Untuk jenis yang belum diketahui maka dibuat herbarium atau

spesimennya.

Page 18: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

18

7. Pengolahan Data

7.1. Komposisi dan struktur vegetasi

Komposisi jenis diperhitungkan berdasarkan nilai-nilai parameter

kuantitatif tumbuhan yang mencerminkan tingkat penyebaran,

dominansi dan kelimpahannya dalam suatu komunitas hutan. Nilai-nilai

ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai mutlak maupun nilai relatif.

Berdasarkan pengambilan contoh dengan menggunakan metode jalur

berpetak maka nilai-nilai tersebut dirumuskan sebagai berikut

(Soerianegara dan Indrawan 1983):

Kerapatan (K) = Jumlah individu suatu jenis

Total luas unit contoh

Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan suatu jenis

x 100% Kerapatan seluruh jenis

Frekuensi (F) = Jumlah plot ditemukan suatu jenis

Jumlah total unit contoh

Frekuensi Relatif (FR) =

Frekuensi suatu jenis

x 100% Total frekuensi seluruh jenis

Dominansi (D) = Luas bidang dasar suatu jenis

Total luas unit contoh

Dominansi Relatif (DR) =

Dominansi suatu jenis x 100%

Total dominansi seluruh jenis

Indeks Nilai Penting = KR + FR + DR

Page 19: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

19

7.2. Kekayaan Spesies Flora dan Fauna

Keanekaragaman spesies berdasarkan tipe penutupan lahan dianalisis

dengan menggunakan indeks keanekaragaman alpha yang mencakup:

a) indeks keanekaragaman Shannon, b) indeks keanekaragaman

Simpson, dan c) indeks kemerataan Simpson (Krebs 1989). Indeks

keanekaragaman Shannon dihitung dengan menggunakan persamaan

sebagai berikut:

keterangan: 'H = indeks keanekaragaman Shannon

N = total jumlah individu semua jenis yang ditemukan

in = jumlah individu spesies ke-i

s = jumlah spesies ditemukan pi = proporsi individu spesies ke-i

Menurut Whittaker (1972), ragam H’ dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan:

Untuk menguji perbedaan nilai H’ antar unit contoh, dapat digunakan

metode Hutcheson (1970) untuk uji signifikansi dengan uji t.

Persamaan statistik ujii tersebut adalah:

'H = =

s

iii pp

1

)ln(.

ip =

=

=

s

ii

ii

n

n

N

n

1

)'(HVar = 2

22

.2

1)]ln(.[)].[ln(

N

s

N

pppp iiii −+

Page 20: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

20

keterangan:

)( '1HVar = ragam indeks keanekaragaman Shannon pada

sampel pertama

)( '2HVar = ragam indeks keanekaragaman Shannon pada

sampel kedua

'1H = indeks keanekaragaman Shannon pada sampel

pertama

'2H = indeks keanekaragaman Shannon pada sampel

kedua N1 = total jumlah individu pada sampel pertama N2 = total jumlah individu pada sampel kedua df = derajat bebas

Simpson (1949) memberikan peluang bagi dua individu yang ditarik

secara acak dari komunitas besar yang tidak terbatas berdasarkan

perbedaan spesies sebagai berikut:

keterangan:

SD = indeks Simpson

pi = proporsi individu spesies ke-i, = ni/N

Indeks kemerataan spesies kemungkinan merupakan indeks yang

paling banyak digunakan oleh ahli-ahli ekologi. Indeks kemerataan

th =

df =

SD = 2ip

Page 21: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

21

spesies berdasarkan Simpson dihitung dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut:

keterangan:

ED = indeks kemerataan spesies (ekuitabilitas=evenness)

D = indeks Simpson Dmax = S atau total jumlah spesies ditemukan pi = proporsi jumlah individu spesies ke-i, = ni/N ni = jumlah individu spesies ke-i N = total jumlah individu seluruh spesies

7.3. Kesamaan Komunitas Flora dan Fauna

Kesamaan komunitas merupakan salah satu indeks keanekaragaman

beta. Kesamaan komunitas dapat ditentukan dengan menggunakan

persamaan Jaccard Index maupun Sörensen (Krebs 1989). Indeks

kesamaan Jaccard ataupun Sörensen memiliki nilai maksimum 1, yang

menunjukkan adanya tingkat

kesamaan yang tinggi atau spesies yang terdapat pada kedua lokasi

identik. Jika indeks tersebut memiliki nilai 0 berarti bahwa kedua lokasi

sama sekali tidak memiliki kesamaan dan tidak ada satupun spesies

yang terdapat pada kedua lokasi yang diperbandingkan.

Persamaan indeks kesamaan komunitas berdasarkan Jaccard adalah

sebagai berikut:

keterangan:

=

JC = jba

j

−+

Page 22: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

22

CJ = indeks koefisien Jaccard j = jumlah spesies yang ditemukan di kedua

komunitas a dan b = jumlah spesies yang ditemukan di komunitas A dan

komunitas B

Indeks kesamaan komunitas Sörensen yang telah dimodifikasi oleh

Bray-Curtis adalah:

keterangan: CS = indeks Sörensen atau koefisien Czekanowski j = jumlah spesies yang ditemukan di kedua

komunitas a dan b = jumlah spesies yang ditemukan di komunitas A dan

komunitas B

7.4. Pendugaan Kepadatan Populasi

Pendugaan populasi dengan metode kombinasi digunakan rumus

sebagai berikut

a

x

DatauwL

x

D

n

i

i

n

i

i == == 11

..2

Dimana :

=D

kepadatan populasi dugaan (individu/km2 atau

individu/ha)

SC = ba

j

+

2

Page 23: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

23

ix = jumlah individu yang dijumpai pada kontak ke-i baik

pada saat penghitungan dengan metode titik maupun

jalur (individu)

=L panjang transek jalur pengamatan (m)

=w lebar kiri atau kanan jalur pengamatan (m)

=a luas setiap jalur pengamatan (km2 atau ha)

i = kontak pengamat dengan satwaliar

Page 24: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

24

8. Lampiran

Lampiran 1.

Bagan alur Survey biodiversity

Page 25: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

25

Lampiran 2.

TALLYSHEET POHON

Tanggal : Petak : Metode : Transek Tipe Vegetasi : No Plot : Mdpl : Koordinat :

NO JENIS Diameter TBC Tinggi Total

Tajuk Depan

Tajuk Belakang

Tajuk Kanan

Tajuk Kiri

Page 26: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

26

Lampiran 3 TALLYSHEET TIANG

Tanggal : Regu : Petak : Metode : Transek Tipe Vegetasi : No Plot : Mdpl : Koordinat :

No Jenis Diameter TBC Tinggi Total

Page 27: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

27

Lampiran 4.

TALLYSHEET PANCANG/SEMAI/TUMBUHAN BAWAH Tanggal : Regu : Petak : Metode : Transek Tipe Vegetasi : No Plot : Mdpl : Koordinat :

No Jenis Jumlah Keterangan

Page 28: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

28

Page 29: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

29

Lampiran 5.

TALLYSHEET MAMALIA

Tanggal : Petak : Regu : Tipe Vegetasi : Mdpl : Koordinat :

No Jarak

Sudut Jumlah Individu (ekor)

Jenis Perjum paan

Ket Anak Muda Dewasa Total

Jt

Bt Jt Bt Jt Bt

Page 30: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

30

Lampiran 6

TALLYSHEET Ampibia dan Reptilia Tanggal : Petak : Regu : Tipe Vegetasi : Mdpl : Koordinat :

NO Nama Lokal Nama Latin Kelas Jumlah Keterangan

Page 31: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

31

Lampiran 7.

TALLYSHEET AVES/BURUNG Tanggal : Petak/Jalur : Regu : Tipe Vegetasi : Mdpl : Koordinat :

no plot

Interval Waktu

Nama Lokal

Nama Latin

Jumlah Jarak Jenis Perjumpaan

Ket

1 05.30 – 05.35

05.35 – 05.40

05.40 – 05.45

Perpindahan Plot

Page 32: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

32

Lampiran 8. Contoh Pengolahan Data

- Data inventarisasi Aves /burung

Contoh data hasil kombinasi titik dan jalur pengamatan :

Titik Ke- ...

Interval Waktu

No. Kontak

Jenis Satwa (Burung & Reptilia)

Jml Individu

Aktivitas Satwa

Posisi Satwa

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8

I 05.30 – 05.35

1 Kutilang 3 2 -

2 Ayam hutan 2 1 3

3 Burung hantu 2 - 2

4 Tekukur 3

05.40 - 05.45

1 Kutilang 4 5 2

2 Tekukur 2 2 2

3 Kipasan 2 - 3

4 Ayam hutan 1 - 2

II 05.50 – 05.55

7 8

06.00 – 06.05

3 3

- 5

2 3

1. Keanekaragaman Jenis

S = 10

Jenis

JUMLAH INDIVIDU

Jalur 1 Jalur 2

1. Elang 2 -

2. Raja Udang 1 3

3. Burung Hantu - 2

4. Tekukur 5 2

5. Kepodang 2 2

6. Srigunting - 3

7. Gagak - 2

8. Kutilang 7 8

Page 33: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

33

Dengan Indeks Keanekaragaman Jenis (Index Shannon)

Keterangan :

► H’ jalur 1 = - { H’ elang + H’ raja udang + ..............+ H’ Kipasan } = - {(2/22 x Ln 2/22) + (1/22 x Ln 1/22 ) + ..........+ (2/22 x Ln 2/22)} = {( 0.091 x – 2.3969 ) + ( 0.045 x – 3.1011 ) + ......+ (0.091 x – 2.3969) = - {( -0,2181 ) + ( -0,1395) + ...........+ (-0,2181 )} = 1,7660

► Untuk jalur 2 juga dihitung sebagaimana jalur 1

H’ jalur 1 = 1,7660 H’ jalur 2 = 2,1814

Catatan : - Ln dapat dicari dengan menggunakan Scientific Calculator

- Masukkan Nilai N ; setelah tekan tombol Ln

Dari hasil tabel perhitungan diatas diperoleh nilai H’ yang berbeda pada

kedua jalur tersebut, jalur 1 adalah 1,7660 dan jalur 2 adalah 2,1814. Ini

artinya pada jalur 2 mempunyai nilai keanekaragaman jenis yang lebih

tinggi dari jalur 1. Pada dasarnya nilai Keanekaragaman ini digunakan

untuk kondisi habitat yang berbeda yang fungsinya untuk

membandingkan antara dua atau lebih habitat/ekosistem yang berbeda

JENIS

JALUR 1 JALUR 2

Σ

Individu

( n )

pi H’ Σ Individu

( n )

pi H’

1. Elang 2 0.091 0.2181 - - -

2. Raja Udang 1 0.045 0.1395 3 0.091 0.2181

3. Burung Hantu - - - 2 0.061 0.1699

4. Tekukur 5 0.227 0.3366 2 0.061 0.1699

5. Kepodang 2 0.091 0.2181 2 0.061 0.1699

6. Srigunting - - - 3 0.061 0.1699

7. Gagak - - - 2 0.061 0.2181

8. Kutilang 7 0.318 0.3643 8 0.242 0.1699

9. Ayam hutan 3 0.136 0.2713 3 0.091 0.3435

10. Betet - - - 5 0.152 0.2181

11. Kipasan 2 0.091 0.2181 3 0.091 0.2181

22

( N )

1.7660 33

( N )

2.1814

Page 34: Survey Biodiversity Untuk Perkebunan Kelapa Sawit...ukuran 1x1 m2, yang diletakkan pada setiap jarak 10 m dari titik pusat petak (gambar 2 ) 100 m Gambar 2. Bentuk unit contoh pengamatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :

Tanggal :

Halaman :

Revisi :

Survey Biodiversity

34

2. Pendugaan Populasi

Data inventarisasi mamalia

Contoh data inventarisasi dengan metode kombinasi titik dan jalur

No Kontak

Waktu Kontak

Jenis Satwa

Jumlah Individu (Ekor) Jarak Kontak (m)

Sudut Kontak

Y (m)

Ket

Bayi Anak Muda Dewasa Tot

al

♂ ♀ ♂ ♀

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 06.05 Tupai 2 20 30 15

2 06.11 Bajing 2 25 85 10

3 06.15 Kera 4 30 19 20

4 .. Lutung 4 20 75 14

5 .. Tupai 1 10 65 6

6 .. Babi

hutan 2 5 170 2

7 .. Bajing 1 10 140 7

8 .. Tupai 2 9 195 4

9 .. Kera 3 15 160 8

10 1 8 183 5

11 1 10 65 6

Pendugaan populasi dengan Metode Transek Jalur (Strip

Transect)

Dari rumus yang ada maka diperoleh nilai D untuk masing-masing jenis

D Tupai = 2 (20) + 1( 10) + 2 (9) / 5 =13,6 m

Luas yang di transek 6,25 km2

Pendugaan populasi Tupai berdasarkan D adalah

PD = A(∑Nt) / 2xD

= 6,25 (5) / 2 x 13,6

PD = 229 ekor

Angka tersebut menunjukkan pada contoh petak pengamatan di duga

terdapat tupai sebanyak 229 ekor dari luasan 6,25 km 2