Top Banner
SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIC (AMT) DAERAH PANAS BUMI WAESANO, KABUPATEN MANGGARAI BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Muhammad Kholid, Iqbal Takodama, Nizar Muhammad Nurdin Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Daerah panas bumi Waesano berada di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Keberadaan sistem panas bumi di daerah ini ditandai dengan manifestasi panas bumi berupa mata air panas dan batuan alterasi dengan temperatur air panas tertinggi 89 0 C. Survei gaya berat dan Audio Magnetotelurik (AMT) telah dilakukan di daerah ini dengan jumlah titik AMT sebanyak 62 titik dan titik gaya berat sebanyak 200 titik. Sebaran titik ukur gaya berat dan AMT meliputi zona struktur depresi, Danau Sano Nggoang dan daerah manifestasi mata air panas. Hasil AMT menunjukkan sebaran tahanan jenis rendah (< 20 Ohm-m) terdapat mulai kedalaman 500 meter, lapisan tahanan jenis rendah ini diperkirakan sebagai lapisan yang berfungsi sebagai batuan penudung/caprock. Zona reservoir masih belum terdeteksi, namun diperkirakan zona reservoir berada di bagian tenggara dimana terdapat mata air panas Waesano dan batuan alterasi yang muncul kepermukaan. Hasil gaya berat menunjukkan keberadaan struktur sesar yang berarah baratlaut-tenggara dan baratdaya-timurlaut, struktur-struktur ini yang mengontrol munculnya manifestasi mata air panas tersebut. Hasil kompilasi geosain terpadu (geologi, geokimia dan geofisika) menunjukkan daerah prospek panas bumi meliputi daerah mata air panas Waesano yang diperkirakan masih membuka kearah tenggara. Daerah prospek ini dibatasi oleh struktur yang berarah baratdaya-timurlaut dengan luas sekitar 10 km 2 . Estimasi potensi energi panas bumi di daerah Waesano sekitar 64 MWe pada kelas cadangan terduga. PENDAHULUAN Metode geofisika merupakan salah satu metode yang berperan penting dalam eksplorasi panas bumi disamping metode geologi dan geokimia. Beberapa metode geofisika telah banyak digunakan dalam menentukan keberadaan sistem panas bumi diantaranya adalah metode gaya berat, magnetik, tahanan jenis dan pasif serta aktif sesimik. Struktur tahanan jenis bawah permukaan merupakan parameter yang penting dalam menentukan keberadaan sistem panas bumi, Sistem panas bumi bertemperatur tinggi biasanya berkorelasi dengan sebaran tahanan jenis yang agak tinggi (medium) yang terdapat dibawah lapisan tahanan jenis rendah. Lapisan tahanan jenis rendah berkorelasi terhadap batuan ubahan yang terdiri dari mineral lempung (Wright et al.1985). Batuan ubahan yang telah mengalami proses hidrotermal biasanya berfungsi sebagai lapisan penudung (clay cap) dalam sistem panas bumi. Indikasi lain adanya sistem panas bumi adalah munculnya manifestasi dipermukaan. Manifestasi yang muncul ini biasanya dikontrol oleh adanya struktur- struktur geologi. Untuk mengetahui lapisan tahanan jenis bawah permukaan di daerah Waesano digunakan metode elektro- magnetik yaitu Audio Magnetotelurik, sedangkan metode gaya berat digunakan untuk memetakan variasi densitas dari batuan yang menyusun daerah survei serta untuk menganalisis dan mengetahui adanya struktur-struktur yang ada di daerah ini. Pada paper ini akan dibahas hasil dari survei geofisika dengan metode Audio Magnetotelurik dan gaya berat yang telah dilakukan di daerah Waesano, survei
10

SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN (AMT) DAERAH PANAS …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/pb/1.13 Survei... · 2016-03-28 · Estimasi potensi energi panas ... batuan ubahan yang

Mar 09, 2019

Download

Documents

doankhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN (AMT) DAERAH PANAS …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/pb/1.13 Survei... · 2016-03-28 · Estimasi potensi energi panas ... batuan ubahan yang

SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIC (AMT)

DAERAH PANAS BUMI WAESANO, KABUPATEN MANGGARAI BARAT

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Muhammad Kholid, Iqbal Takodama, Nizar Muhammad Nurdin

Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

Daerah panas bumi Waesano berada di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi

Nusa Tenggara Timur. Keberadaan sistem panas bumi di daerah ini ditandai dengan

manifestasi panas bumi berupa mata air panas dan batuan alterasi dengan temperatur air

panas tertinggi 89 0C. Survei gaya berat dan Audio Magnetotelurik (AMT) telah dilakukan di

daerah ini dengan jumlah titik AMT sebanyak 62 titik dan titik gaya berat sebanyak 200 titik.

Sebaran titik ukur gaya berat dan AMT meliputi zona struktur depresi, Danau Sano Nggoang

dan daerah manifestasi mata air panas. Hasil AMT menunjukkan sebaran tahanan jenis

rendah (< 20 Ohm-m) terdapat mulai kedalaman 500 meter, lapisan tahanan jenis rendah ini

diperkirakan sebagai lapisan yang berfungsi sebagai batuan penudung/caprock. Zona

reservoir masih belum terdeteksi, namun diperkirakan zona reservoir berada di bagian

tenggara dimana terdapat mata air panas Waesano dan batuan alterasi yang muncul

kepermukaan. Hasil gaya berat menunjukkan keberadaan struktur sesar yang berarah

baratlaut-tenggara dan baratdaya-timurlaut, struktur-struktur ini yang mengontrol munculnya

manifestasi mata air panas tersebut. Hasil kompilasi geosain terpadu (geologi, geokimia dan

geofisika) menunjukkan daerah prospek panas bumi meliputi daerah mata air panas Waesano

yang diperkirakan masih membuka kearah tenggara. Daerah prospek ini dibatasi oleh struktur

yang berarah baratdaya-timurlaut dengan luas sekitar 10 km2 . Estimasi potensi energi panas

bumi di daerah Waesano sekitar 64 MWe pada kelas cadangan terduga.

PENDAHULUAN

Metode geofisika merupakan salah

satu metode yang berperan penting dalam

eksplorasi panas bumi disamping metode

geologi dan geokimia. Beberapa metode

geofisika telah banyak digunakan dalam

menentukan keberadaan sistem panas

bumi diantaranya adalah metode gaya

berat, magnetik, tahanan jenis dan pasif

serta aktif sesimik.

Struktur tahanan jenis bawah

permukaan merupakan parameter yang

penting dalam menentukan keberadaan

sistem panas bumi, Sistem panas bumi

bertemperatur tinggi biasanya berkorelasi

dengan sebaran tahanan jenis yang agak

tinggi (medium) yang terdapat dibawah

lapisan tahanan jenis rendah. Lapisan

tahanan jenis rendah berkorelasi terhadap

batuan ubahan yang terdiri dari mineral

lempung (Wright et al.1985). Batuan

ubahan yang telah mengalami proses

hidrotermal biasanya berfungsi sebagai

lapisan penudung (clay cap) dalam sistem

panas bumi. Indikasi lain adanya sistem

panas bumi adalah munculnya manifestasi

dipermukaan. Manifestasi yang muncul ini

biasanya dikontrol oleh adanya struktur-

struktur geologi. Untuk mengetahui lapisan

tahanan jenis bawah permukaan di daerah

Waesano digunakan metode elektro-

magnetik yaitu Audio Magnetotelurik,

sedangkan metode gaya berat digunakan

untuk memetakan variasi densitas dari

batuan yang menyusun daerah survei serta

untuk menganalisis dan mengetahui

adanya struktur-struktur yang ada di

daerah ini.

Pada paper ini akan dibahas hasil

dari survei geofisika dengan metode Audio

Magnetotelurik dan gaya berat yang telah

dilakukan di daerah Waesano, survei

Page 2: SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN (AMT) DAERAH PANAS …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/pb/1.13 Survei... · 2016-03-28 · Estimasi potensi energi panas ... batuan ubahan yang

geofisika dilakukan dalam rangka

menentukan keberadaan sistem panas

bumi di daerah ini. Hasil survei AMT dan

gaya berat ini akan digunakan sebagai data

pendukung dari tinjauan geofisika yang

menguatkan bagi evaluasi geosain terpadu

keprospekan daerah panas bumi

Waesano.

GEOLOGI DAERAH SURVEI

Daerah panas bumi Waesano berada

di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi

Nusa Tenggara Timur (Gambar 1). Tatanan

tektonik daerah panas bumi Waesano

berada di bagian busur vulkanik Flores

bagian Selatan, pada lingkungan vulkanik

yang masih aktif. Stratigrafi daerah

Waesano terbagi menjadi satuan

batupasir, vulkanik Mbeliling, vulkanik

Ranaka, vulkanik Poco Dedeng, Golo

Tantong, Lava Golo Leleng, Lava Golo

Kempo, vulkanik Golo Tanadereng,

vulkanik Sano Nggoang, Endapan

Longsoran. Struktur geologi utama

merupakan struktur yang terbentuk akibat

proses vulkanisme seperti kaldera

Mbeliling, kawah Sano Nggoang dan

depresi Golo Leleng, namun struktur

basemen umumnya berarah baratdaya-

tenggara dan baratdaya – timurlaut. Kontrol

utama pembentukan sistem panas bumi

akibat pembentukan kawah Sano Nggoang

dan juga sesar Nampar Macing yang

memfasilitasi munculnya air panas Nampar

Macing (Gambar 2).

Sistem panas bumi di daerah

Waesano berhubungan dengan sistem

vulkanik kuarter yang diduga masih

memiliki potensi dari aktivitas gunung api

yang terpendam di dalam kawah Sano

Nggoang. Aktivitas vulkanisme yang masih

aktif hingga saat ini bisa dilihat dengan nilai

pH air danau yang asam serta di

permukaan di sekitar danau bagian selatan

yang ditemukan manifestasi berupa air

panas dengan temperatur mencapai 89 0C.

.

METODE PENYELIDIKAN

Penyelidikan dilakukan dengan

menggunakan metode gaya berat dan

AMT. Metode gaya berat adalah metode

yang bertujuan untuk mengidentifikasi

struktur geologi bawah permukaan, metode

ini didasarkan pada pengukuran variasi

medan gravitasi bumi. Teori yang

mendasari metode gaya berat adalah

hukum Newton yang menyatakan bahwa

setiap bagian suatu benda akan

menimbulkan gaya tarik menarik terhadap

bagian lain yang besarnya sama dengan

hasil kali massa-massa dan berbanding

terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua

massa. Besarnya gaya tarik antara dua

partikel bermassa m1 dan m2 diberikan oleh

persamaan:

rm

r

mF

2

2

1 (1)

Keterangan:

F= gaya tarik menarik antara 2 benda m1

dan m2 (Newton)

= konstanta gaya berat (6.67 x 10-11

m3/kgs2)

m1, m2= massa 1 dan 2 (kg)

r

= vektor satuan berarah m2 ke m1

r= jarak antara massa 1 dan 2 (m)

Gaya tarik bumi terhadap suatu

massa yang berada di luar bumi

menyebabkan massa dipercepat secara

vertikal ke bawah. Percepatan yang dialami

suatu massa (m2) akibat tarikan massa lain,

dalam hal ini bumi (m1) dalam jarak r

dikenal sebagai percepatan gravitasi yang

dinyatakan sebagai:

2m

Fg

(m/s2) (2)

Jika persamaan (2) dimasukkan ke dalam

persamaan (1) maka akan diperoleh

persamaan percepatan gravitasi gaya

berat:

rr

mF

2

1 (3)

Page 3: SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN (AMT) DAERAH PANAS …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/pb/1.13 Survei... · 2016-03-28 · Estimasi potensi energi panas ... batuan ubahan yang

Percepatan g

sebanding dengan

gaya gravitasi persatuan massa terhadap

m1 (Telford, et.al, 1990).

Metode AMT memiliki rentang

frekuensi antara 0,1 Hz sampai dengan 10

kHz. Metode ini merupakan metode

eksplorasi elektromagnetik yang mengukur

respon bumi dalam besaran medan listrik

(E) dan medan magnet (H) terhadap

medan elektromagnetik (EM) alam.

Respon tersebut dapat berupa komponen

horizontal medan magnet serta medan

listrik bumi yang diukur pada permukaan

bumi pada posisi tertentu.

Terdapat tiga jenis sumber medan

EM alam yang menghasilkan medan

magnetotellurik, yaitu :

- Bersumber dari kilat atau petir, sinyal

dari sumber ini memiliki frekuensi yang

tinggi

- Bersumber dari aktivitas ionosfir, sinyal

dari sumber ini memiliki frekuensi

sedang

- Bersumber dari aktivitas sun-spot

(bintik hitam) matahari, sinyal dari

sumber ini memiliki frekuensi rendah.

Tahanan jenis semu dihitung

berdasarkan perbandingan besarnya

medan listrik dan medan magnet yang

dikenal dengan persamaan Cagniard.

Persamaan ini dihasilkan dari persamaan

Maxwell dengan asumsi gelombang

bidang.

2

5

1

H

Exfa .................................. (3)

Dimana,

a : tahanan jenis semu (Ohm-m)

f : frekuensi (Hz)

E : Besarnya medan listrik (mV/km)

H : Besarnya medan magnet (nT)

Perlu diingat bahwa persamaan ini

hanya berlaku dalam konfigurasi

gelombang bidang untuk medan

elektromagnetik, ketika jarak antara

sumber dan penerima cukup jauh.

Tahanan jenis semu terdiri dari dua

kurva seperti Rhoxy dan Rhoyx. Kemudian

dirotasi terhadap sumbu utama, bisa

kedalam TE mode (medan listrik sejajar

dengan strike) atau TM Mode (medan listrik

tegak lurus strike).

Kedalaman efektif dalam survei

magnetotellurik bergantung kepada

tahanan jenis batuan dan frekuensi yang

digunakan. Penetrasi kedalaman efektif

dapat ditentukan dengan menggunakan

persamaan di bawah ini :

= 503 x ( / f)1/2 ................................ (4)

Dimana,

: penetrasi kedalaman efektif (m)

: tahanan jenis semu (Ohm-m)

f : frekuensi (Hz)

Ketika tahanan jenis berubah

terhadap kedalaman, maka tahanan jenis

semu akan berubah terhadap frekuensi,

karena frekuensi tinggi tidak memiliki

penetrasi yang cukup dalam, sedangkan

frekuensi rendah memiliki penetrasi lebih

dalam. Hal ini menunjukkan bahwa struktur

tahanan jenis dari zona dangkal dampai ke

zona dalam dapat dianalisis berdasarkan

tinggi atau rendahnya frekuensi.

Skin depth sebagai fungsi dari

frekuensi dan tahanan jenis dapat

ditentukan dari persamaan berikut.

f

503

2 2

1

......................(5)

Dimana,

: skin depth (m)

: (= 2 f) frekuensi sudut

: konduktivitas (S/m)

: permeabilitas magnet

(H/m)

: tahanan jenis semu (Ohm-m)

f : frekuensi (Hz)

HASIL PENYELIDIKAN

Gaya Berat

Pengukuran gaya berat dilakukan

dengan menggunakan alat gaya berat

scintrex CG-5 dari Kanada dengan jumlah

titik sebanyak 200 titik. Berdasarkan hasil

penghitungan dan analisis densitas conto

Page 4: SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN (AMT) DAERAH PANAS …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/pb/1.13 Survei... · 2016-03-28 · Estimasi potensi energi panas ... batuan ubahan yang

batuan dari 10 sampel batuan dan dari

metode Parasnis didapat estimasi densitas

batuan densitas 2.3 gram/cm3. Nilai ini

digunakan untuk pengolahan data gaya

berat.

Data pengukuran dikoreksi terhadap

pasang surut, drift alat, nilai gaya berat

normal, udara bebas, sehingga didapatkan

anomali Bouguer. Anomali ini masih

merupakan penjumlahan dari berbagai

macam sumber dan kedalaman anomali di

bawah permukaan. Untuk mendapatkan

anomali target maka anomali Bouguer

dipisahkan menjadi anomali regional dan

residual/sisa dengan menggunakan

polinomial orde-2 (Gambar 3). Hasil

anomali Bouguer secara umum memiliki

tren nilai anomali tinggi di bagian utara dan

merendah ke arah selatan, zona tinggi di

bagian utara diprediksi sebagai respon

batuan yang berumur lebih tua

dibandingkan bagian selatan. Di bagian

utara diinterpretasikan sebagai respon

batuan produk vulkanik berupa lava

berumur tersier yang merupakan produk

Mbeliling. Pada bagian tengah ke arah

selatan, secara umum dilingkupi oleh nilai

anomali rendah hingga sedang, dimana

zona sedang diperkirakan sebagai respon

produk vulkanik berupa lava dan aliran

piroklastik produk Sano Nggoang. Pola

liniasi anomali Bouguer memperlihatkan

pola kelurusan berarah baratlaut-tenggara

di bagian tengah dan pola kekelurusan

berarah baratdaya-timurlaut yang terdapat

di bagian timur.

Anomali regional yang

mendeskripsikan struktur batuan secara

regional memiliki pola sebaran yang tidak

berbeda jauh dengan peta anomali

Bouguer, dimana sebaran densitas batuan

memiliki nilai tinggi di bagian utara dan

merendah kearah selatan dengan pola

melidah hampir berarah baratdaya.

Perbedaan yang terlihat di bagian timur,

dimana agak meninggi hasil anomali

Bouguer, setelah difilter menghasilkan

zona sedang yang merupakan respon

produk vulkanik berupa lava dan aliran

piroklastik yang berumur lebih muda

terhadap bagian utaranya.

Setelah direduksi terhadap anomali

regional didapat anomali residual/sisa.

Dibagian timur laut, nilai anomali tinggi di

bagian timurlaut setelah di reduksi nilainya

semakin rendah. Hal ini diperkirakan

diakibatkan oleh masa dominan produk

vulkanik yang menindih produk vulkanik

yang berumur lebih tua yang dijumpai di

bagian utara oleh hasil anomali regional.

Pada bagian baratdaya-selatan, zona

rendah hingga sedang diperkirakan

merupakan respon produk vulkanik

termuda berupa lava dan aliran piroklastik

sehingga memiliki nilai densitas lebih

rendah terhadap sekitarnya. Pola

kelurusan pada anomali sisa lebih

mempertegas keberadaan struktur-struktur

sesar yang ada di daerah ini, yaitu struktur

yang berarah baratlaut-tenggara, yang

terlihat pada munculnya air dingin Bobok

yang terdapat di bagian tengah, dan

munculnya mata air panas Waesano di

bagian tenggara. Pola kelurusan lain yaitu

struktur berarah baratdaya-timurlaut yang

terdapat di bagian tengah dan timur daerah

survei. Daerah struktur ini merupakan zona

yang membentuk daerah depresi dimana

kemungkinan terdapat sistem panas bumi.

Pemodelan dan interpretasi gaya

berat menggunakan teknik pemodelan ke

depan 2,5 D atau forward modeling. Data

model menggunakan nilai anomali Bouguer

daerah Waesano ditarik memotong

manifestasi mata air Waesano.

Penampang model gaya berat dengan arah

baratdaya - timurlaut. Densitas dasar yang

digunakan dalam pemodelan adalah 2,3

gr/cm3 (Gambar 4). Untuk interpretasi

model yang diperoleh, mengacu ke hasil

pemetaan geologi dan penampangnya

dengan beberapa asumsi seperti struktur

dan nilai densitas batuan.

Densitas terendah 2,3 gram/cm3

diperkirakan sebagai respon batuan produk

vulkanik muda berupa lava dan aliran

Page 5: SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN (AMT) DAERAH PANAS …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/pb/1.13 Survei... · 2016-03-28 · Estimasi potensi energi panas ... batuan ubahan yang

piroklastik, sedangkan nilai densitas 2,67

gram/cm3 diperkirakan sebagai produk

vulkanik tua yang lebih kompak. Lapisan

paling bawah memiliki densitas 2,9

gram/cm3 diinterpretasikan sebgai batuan

sedimen berupa batu pasir yang berfungsi

sebagai basemen di daerah ini. Dari

penampang terlihat adanya zona depresi

yang dibatasi oleh kelurusan-kelurusan

berarah baratdaya-timurlaut.

AMT

Pengukuran Audio Magnetotelurik

(AMT) didaerah panas bumi Waesano

menggunakan alat GDP-32 dari Zonge, titik

ukur AMT berjumlah 62 tiitik ukur dengan

sebaran titik ukur meliputi zona depresi

Mbeliling, Danau Sano Nggoang dan

manifestasi mata air panas Waesano di

bagian tenggara, sebaran titik ukur AMT

dengan jarak antar titik sejauh 1000 meter.

Pengolahan data AMT menggunakan

software WinGLink dengan algoritma

inversi 2D Rodi, W. & Mackie, R.L.(2001) .

Pada Gambar 5 diperlihatkan peta

sebaran tahanan jenis pada kedalaman

mulai dari 250, 500, 750, 1000, 1500 meter.

Pada kedalaman 250 meter dan 500 meter,

zona tahanan jenis rendah <20 Ohm-m

tersebar di bagian utara, timur, barat, dan

tenggara daerah pengukuran. Tahanan

jenis rendah dibagian utara, barat, dan

timur merupakan satu kesatuan zona

berupa pola memanjang yang diprediksi

sebagai respon produk vulkanik berupa

lava dan aliran piroklastik berdasarkan

hasil geologi permukaan. Sedangkan zona

tahanan jenis rendah dibagian tenggara

diprediksi sebagai respon batuan yang

telah mengalami proses hidrotermal

sehingga telah terubahkan. Tahanan jenis

sedang dibagian baratlaut dan timurlaut

merupakan respon batuan vulkanik tua.

Pada kedalaman 500 meter, zona tahanan

jenis rendah lebih mendominasi daerah

pengukuran. Zona tahanan jenis rendah ini

masih diprediksi sebagai batuan produk

yang sama seperti kedalaman 250 meter.

Pada peta kedalaman 750 hingga

1500 meter hampir memiliki pola yang

sama yang di dominasi oleh nilai tahanan

jenis rendah. Blok tahanan jenis rendah ini

mengisi mulai dari tengah hingga ke

selatan daerah pengukuran dengan pola

melidah kearah timurlaut dan membuka

kearah baratdarat. Dengan bertambahnya

kedalaman, zona tahanan jenis rendah

semakin mengecil kearah baratdaya. Zona

tahanan jenis sedang ke arah utara ini yang

sebelumnya terisi oleh tahanan jenis

rendah pada kedalaman hingga 500 meter

ini di interpretasikan sebagai respon batuan

produk vulkanik yang berumur lebih tua dan

lebih kompak dan tidak di ketahui

ketebalannya.

Hasil pemodelan 2D yang

ditampilkan memperlihatkan bahwa

tahanan jenis rendah <20 Ohm-m

diinterpretasikan sebagai lapisan batuan

penudung dari sistem panas bumi

Waesano. Tahanan jenis rendah ini

melingkupi danau Sano Nggoang yang

merupakan hasil aktifitas vulkanisme Sano

Nggoang hingga bagian tenggara. Sumber

panas dari sistem panas bumi ini diduga

berada dalam kawasan gunung api aktif

sehingga dapur magma sebagai pusat

erupsi berada dibawah permukaan Danau

Sano Nggoang (Gambar 6).

PEMBAHASAN

Hasil data gaya berat menunjukkan

bahwa zona densitas tinggi di bagian utara,

diprediksi sebagai respon batuan produk

vulkanik yang berumur lebih tua

dibandingkan kearah selatannya sehingga

lebih terkompakkan. Sedangkan zona

densitas sedang di bagian timurlaut ini

diduga sebagai respon batuan sedimen

yang berfungsi sebagai basemen di daerah

penyelidikan ini. Zona densitas rendah

hingga sedang di bagian tengah hingga ke

selatan ini diprediksi sebagai respon

batuan produk vulkanik berupa lava dan

aliran piroklastik yang berumur lebih muda.

Page 6: SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN (AMT) DAERAH PANAS …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/pb/1.13 Survei... · 2016-03-28 · Estimasi potensi energi panas ... batuan ubahan yang

Hasil data AMT menunjukkan bahwa

tahanan jenis rendah mendominasi mulai

kedalaman 500 meter, zona tahanan jenis

rendah ini memiliki ketebalan yang cukup

tebal. zona tahanan jenis sedang di bagian

timurlaut berasosiasi dengan nilai densitas

tinggi yang diprediksi sebagai repon batuan

produk vulkanik tua. Sedangkan zona

tahanan jenis rendah di bagian tengah

hingga ke arah barat ini dan juga nilai

densitas rendah di duga sebagai respon

batuan aliran piroklastik sedangkan zona

tahanan jenis rendah di bagian tenggara

diinterpretasikan sebagai batuan yang

ubahan yang telah terlaterasi berupa

mineral lempung. Dari pemodelan 2D pada

gambar 6 dibagian tenggara terlihat tren

tahanan jenis yang mulai meninggi, namun

belum dapat dipastikan lapisan ini

merupakan lapisan yang diperkirakan

reservoir atau bukan.

KESIMPULAN

Hasil survei AMT menunjukkan

sebaran tahanan jenis rendah < 20 Ohm-m

yang terdapat di bagian tengggara diduga

sebagai lapisan batuan yang yang

berfungsi sebagai batuan penudung (clay

cap) dari sistem panas bumi Waesano.

Lapisan ini memiliki kedalaman hingga

1500 meter. Zona reservoir yang

diperkirakan sebagai reservoir masih

belum dapat terdeteksi dengan jelas,

namun diperkirakan berada di bagian

tenggara Danau Sano Nggoang.

Daerah prospek panas bumi

Waesano terdapat di bagian tenggara

daerah survei gaya berat dan AMT. Hal ini

didukung oleh adanya delineasi nilai

densitas rendah dan tahanan jenis rendah

dan data dukung dari geologi dan geokimia.

Luas area prospek panas bumi di

daerah Waesano berada disekitar

minfestasi Waesano dengan luas sekitar 10

km2. Dengan menggunakan temperatur

reservoir sekitar 2000C dan cut-off yang

digunakan bernilai 1500C, maka estimasi

potensi energi panas bumi di daerah panas

bumi Waesano sebesar 64 MWe dan

termasuk kedalam kelas sumber cadangan

terduga.

DAFTAR PUSTAKA

Abadrudin dkk (1994), Penyelidikan Geokimia Panas Bumi Werang, Manggarai, Flores NTT,

VSI Unpubl.

Bakrun (1996), Penyelidikan Gaya Berat Daerah Panas Bumi Waisano, Manggarai, NTT, VSI,

Unpubl.

Bemmelen, van R.W., 1949. “The Geology of Indonesia”. Vol. I A. The Hague. Netherlands.

Fredy Nanlohi dkk, 2003 : Laporan Survey Landaian Suhu Sumur WW-1 dan WW-2, Lapangan

Panas Bumi Waisano Werang, Manggarai Barat.

Geothermal Departement, Basic Concept of Magnetotellurik Survey in Geothermal Fields.,

West Japan Engineerring Consultants, Inc.

Kastiman S dkk (1996), Geologi Panas Bumi Daerah Werang, Manggarai, Flores, NTT, VSI,

Unpubl. Acmad Andan (1996), Penyelidikan Geolistrik Daerah Panas Bumi Waesano,

Manggarai, NTT, VSI, Unpubl.

Koesomadinata,dkk. (1994) dalam peta geologi regional skala 1 : 250.000 lembar Ruteng,

Nusa Tenggara Timur. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

M.Chazin M dkk (1996), Struktur Geologi dan Penyelidikan Banyak Kehilangan Panas (Heat

Loss) Daerah Kenampakanan Panas Bumi Werang, Flores NTT, VSI, Unpubl.

Ranganayaki, R.P., 1984, An Interpretive Analysis of Magnetotelluric Data, Geophysics, Vol.

49, pp. 1730-1748

Rodi, W. & Mackie, R.L., 2001. Nonlinear conjugate gradients algorithm for 2-D magnetotelluric

inversions, Geophysics, 66, 174–187

Page 7: SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN (AMT) DAERAH PANAS …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/pb/1.13 Survei... · 2016-03-28 · Estimasi potensi energi panas ... batuan ubahan yang

Simpson, F., dan Bahr, K., 2005, Practical Magnetotellurics, Cambrigde University Press.

Suparman, (1990), Geologi Panas Bumi Daerah Werang, NTT , VSI Unpubl..

Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics. Cambridge University Press. Cambridge

Zhdanov, M.S., 2009, Geophysical Electromagnetic Theory and Methods. Elsevier

Zonge Engineering and Research Organization, 2009, GDP-32” Multifunnction Receiver

Operation Manual

Gambar 1. Peta Indeks Daerah Panas Bumi Waesano

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Panas Bumi Waesano

Page 8: SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN (AMT) DAERAH PANAS …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/pb/1.13 Survei... · 2016-03-28 · Estimasi potensi energi panas ... batuan ubahan yang

Gambar 3. Peta Anomali Gaya Berat

Gambar 4. Pemodelan Gaya Berat

Page 9: SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN (AMT) DAERAH PANAS …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/pb/1.13 Survei... · 2016-03-28 · Estimasi potensi energi panas ... batuan ubahan yang

Gambar 5. Peta Tahanan Jenis per Kedalaman

Gambar 6. Pemodelan Tahanan Jenis

Tahanan jenis rendah < 20 Ohm-m Claycap??

Tahanan jenis rendah < 20 Ohm-m Claycap??

Page 10: SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN (AMT) DAERAH PANAS …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/pb/1.13 Survei... · 2016-03-28 · Estimasi potensi energi panas ... batuan ubahan yang

Gambar 7. Peta Kompilasi Geosains

Gambar 8. Penghitungan Potensi Panas Bumi

PENGHITUNGAN VOLUMETRI (STORED HEAT)SNI 13-6171-1999

Parameter Nilai Ket.

Area (km2) = 10 Energi Initial batuan = 6.750E+15 kJ

Thickness (m) = 1500 Energi initial Uap = 2.197E+09 kJ

Rock Dens. (kg/m3) = 2500 Energi initial Air = 9.960E+14 kJ

Rock Heat Cap. (kJ/(kg.oC)) = 1

Steam density Init. (kg/m3) 7.87 Energy Total Initial = 7.746E+15 kJ

Steam Enthalpy Init. (kJ/kg) 2791.3

Water density Init. (kg/m3) 864.89 Energi Final batuan = 5.063E+15 kJ

Water Enthalpy Init. (kg/m3) 853 Energi Final Uap = 4.845E+09 kJ

Steam density Final (kg/m3) 2.52 Energi Final Air = 2.601E+14 kJ

Steam Enthalpy Final (kg/m3) 2746.4

Water density Final (kg/m3) 916.2 Energy Total Final = 5.323E+15 kJ

Water Enthalpy Final (kg/m3) 630.8

Rock Porosity (fract, %) = 10.0% Energy Total Max = 2.423E+15 kJ

Temperatur INITIAL (deg-C) = 200

Temperatur FINAL (deg-C) = 150 Energy Recoverable = 6.058E+14 kJ

Water Sat. Init. (fract) = 90%

Water Sat. Fina. (fract) = 30%

RF (fract) = 25%

Elect. Eff. (fract) = 10%

Life Time (years) = 30

POTENSI : 64 MWe