196 ECSOFiM: Journal of Economic and Social of Fisheries and Marine. 2021. 08(02): 196-210 e-ISSN: 2528-5939 Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ecsofim.2021.008.02.04 SUITABILITY AND CARRYING CAPACITY OF COASTAL ECOTOURISM IN CLUNGUP MANGROVE CONSERVATION (CMC), MALANG DISTRICT, EAST JAVA KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA PESISIR CLUNGUP MANGROVE CONSERVATION (CMC) KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR Prasasti Aditya Dharma *1) , Fredinan Yulianda 2) , and Gatot Yulianto 2) 1) Mahasiswa Magister Program Studi Ekonomi Kelautan Tropika, IPB University, Bogor 2) Dosen Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University, Bogor Received: January 26, 2021/ Accepted: April 24, 2021 ABSTRACT This study aims to determine the suitability and carrying capacity of coastal areas in the Clungup Mangrove Conservation (CMC) Malang Regency, East Java for coastal tourism activities such as beach recreation, mangrove tourism, snorkeling, and fishing. This research was conducted from August to October 2020 through a survey with an observative approach to obtain primary data, while secondary data was obtained from area managers as supporting data. The carrying capacity of the area for beach tourism activities is 3,234 people/day, mangrove tourism is 6,675 people/day, diving tours are 684 people/day, and snorkeling is 59 people/day. As for fishing activities, this area can accommodate 553 people/day, Canoeing 20,025 people/day, and camping 120 people/day. The number of tourists in the CMC area is still below its carrying capacity. The management of the number of tourists that are currently controlled is considered appropriate and follows the carrying capacity of the environment. However, the potential for the area to be developed closer to its carrying capacity is still possible. Increased tourist visits will provide economic benefits for the community and business actors who support tourism around the CMC area, causing an economic multiplier effect. Keywords: carrying capacity, tourism suitability, coastal ecotourism. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kesesuaian dan daya dukung kawasan pesisir Clungup Mangrove Conservation (CMC) Kabupaten Malang Jawa Timur untuk kegiatan wisata rekreasi pantai, wisata magrove, snorkeling, dan memancing. Penelitian ini dilakukan Agustus-Oktober 2020 melalui survei dengan pendekatan observatif untuk memperoleh data primer, sementara data sekunder diperoleh dari pengelola kawasan sebagai data pendukung. Daya dukung kawasan aktivitas wisata pantai sebesar 3.234 orang/hari, wisata mangrove 6.675 orang/hari, wisata selam mampu menampung 684 orang/hari dan snorkeling 59 orang/hari. Sementara untuk aktivitas memancing kawasan ini dapat menampung 553 orang/hari, Kano 20.025 orang/hari, dan berkemah 120 orang/hari. Jumlah wisatawan di kawasan CMC masih di bawah daya dukungnya. Pengendalian jumlah wisatawan yang saat ini dilakukan pengelola dirasa sudah tepat dan sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Akan tetapi, potensi kawasan tersebut untuk dikembangkan mendekati daya dukungnya masih memungkinkan untuk dilakukan. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan pelaku usaha pendukung pariwisata di sekitar kawasan CMC sehingga menghasilkan multiplier effect secara ekonomi. Kata kunci: daya dukung kawasan, kesesuaian wisata, ekowisata pesisir. PENDAHULUAN Sektor pariwisata bahari merupakan salah sektor yang dapat dikembangkan dalam ekonomi kelautan (Kusumastanto, 2003). Pembangunan pariwisata bahari dapat dilaksanakan melalui pemanfaatan objek dan daya tarik wisata secara optimal. Berbagai objek dan daya tarik wisata yang * Corresponding author : Prasasti Aditya Dharma, [email protected]Study Program of Tropical Marine Economics, Graduated Program, IPB Univerity, Dramaga Bogor, Indonesia Cite this as: Dharma, P et al . (2021). Suitability and Carrying Capacity of Coastal Ecotourism in Clungup Mangrove Conservation (CMC), Malang District, East Java. ECSOFiM: Economic and Social of Fisheries and Marine Journal. 08(02): 196-210 Available online at http://ecsofim.ub.ac.id/
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Dharma, P et al: Suitability and Carrying Capacity of Coastal Ecotourism in Clungup Mangrove Conservation (CMC)..
196 ECSOFiM Journal of Economic and Social of Fisheries and Marine. 2021. 08(02): 196-210
ECSOFiM: Journal of Economic and Social of Fisheries and Marine. 2021. 08(02): 196-210 e-ISSN: 2528-5939 Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ecsofim.2021.008.02.04
kkkkk SUITABILITY AND CARRYING CAPACITY OF COASTAL ECOTOURISM IN CLUNGUP
MANGROVE CONSERVATION (CMC), MALANG DISTRICT, EAST JAVA
KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA PESISIR CLUNGUP MANGROVE CONSERVATION (CMC) KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR
Prasasti Aditya Dharma*1), Fredinan Yulianda2), and Gatot Yulianto2)
1) Mahasiswa Magister Program Studi Ekonomi Kelautan Tropika, IPB University, Bogor
2) Dosen Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University, Bogor
Received: January 26, 2021/ Accepted: April 24, 2021
ABSTRACT This study aims to determine the suitability and carrying capacity of coastal areas in the Clungup Mangrove Conservation (CMC) Malang Regency, East Java for coastal tourism activities such as beach recreation, mangrove tourism, snorkeling, and fishing. This research was conducted from August to October 2020 through a survey with an observative approach to obtain primary data, while secondary data was obtained from area managers as supporting data. The carrying capacity of the area for beach tourism activities is 3,234 people/day, mangrove tourism is 6,675 people/day, diving tours are 684 people/day, and snorkeling is 59 people/day. As for fishing activities, this area can accommodate 553 people/day, Canoeing 20,025 people/day, and camping 120 people/day. The number of tourists in the CMC area is still below its carrying capacity. The management of the number of tourists that are currently controlled is considered appropriate and follows the carrying capacity of the environment. However, the potential for the area to be developed closer to its carrying capacity is still possible. Increased tourist visits will provide economic benefits for the community and business actors who support tourism around the CMC area, causing an economic multiplier effect. Keywords: carrying capacity, tourism suitability, coastal ecotourism.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kesesuaian dan daya dukung kawasan pesisir Clungup Mangrove Conservation (CMC) Kabupaten Malang Jawa Timur untuk kegiatan wisata rekreasi pantai, wisata magrove, snorkeling, dan memancing. Penelitian ini dilakukan Agustus-Oktober 2020 melalui survei dengan pendekatan observatif untuk memperoleh data primer, sementara data sekunder diperoleh dari pengelola kawasan sebagai data pendukung. Daya dukung kawasan aktivitas wisata pantai sebesar 3.234 orang/hari, wisata mangrove 6.675 orang/hari, wisata selam mampu menampung 684 orang/hari dan snorkeling 59 orang/hari. Sementara untuk aktivitas memancing kawasan ini dapat menampung 553 orang/hari, Kano 20.025 orang/hari, dan berkemah 120 orang/hari. Jumlah wisatawan di kawasan CMC masih di bawah daya dukungnya. Pengendalian jumlah wisatawan yang saat ini dilakukan pengelola dirasa sudah tepat dan sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Akan tetapi, potensi kawasan tersebut untuk dikembangkan mendekati daya dukungnya masih memungkinkan untuk dilakukan. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan pelaku usaha pendukung pariwisata di sekitar kawasan CMC sehingga menghasilkan multiplier effect secara ekonomi.
Kata kunci: daya dukung kawasan, kesesuaian wisata, ekowisata pesisir.
PENDAHULUAN
Sektor pariwisata bahari merupakan salah sektor yang dapat dikembangkan dalam ekonomi
kelautan (Kusumastanto, 2003). Pembangunan pariwisata bahari dapat dilaksanakan melalui
pemanfaatan objek dan daya tarik wisata secara optimal. Berbagai objek dan daya tarik wisata yang
Study Program of Tropical Marine Economics, Graduated Program, IPB Univerity, Dramaga Bogor, Indonesia
Cite this as: Dharma, P et al. (2021). Suitability and Carrying Capacity of Coastal Ecotourism in Clungup Mangrove Conservation (CMC), Malang District, East Java. ECSOFiM: Economic and Social of Fisheries and Marine Journal. 08(02): 196-210 Available online at http://ecsofim.ub.ac.id/
Dharma, P et al: Suitability and Carrying Capacity of Coastal Ecotourism in Clungup Mangrove Conservation (CMC)..
197 ECSOFiM Journal of Economic and Social of Fisheries and Marine. 2021. 08(02): 196-210
dapat dimanfaatkan adalah wisata alam (ecoturism), keanekaragaman hayati (biodiversity), wisata
bisnis, wisata budaya maupun wisata olahraga. Salah satu upaya pemanfaatan sumber daya tersebut
adalah dengan mengembangkan pariwisata dengan konsep ekowisata. Ekowisata merupakan
kegiatan antara perjalanan wisata alam yang memiliki visi dan misi konservasi dan kecintaan
lingkungan (Yulisa et al, 2016). Selain untuk menikmati keindahan alam juga melibatkan unsur
pendidikan dan dukungan terhadap usaha konservasi. Kegiatan ekowisata diharapkan berdampak
positif terhadap kelestarian lingkungan dan meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.
Pengembangan kawasan wisata harus mengarah pada pengembangan yang terencana
secara menyeluruh sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat
(Charlier et al, 1992). Salah satu sektor wisata berasal dari wisata pesisir. Wisata ini sebagai
kegiatan rekreasi yang dilakukan sekitar pantai seperti berenang, berselancar, berjemur, menyelam,
snorkeling, berjalan-jalan atau berlari-lari di sepanjang pantai, menikmati keindahan suasana
pesisir, dan bermeditasi (Dahuri, 2002). Pengembangan kegiatan wisata bahari tidak bersifat mass
tourism, mudah rusak, dan ruang untuk pengunjung sangat terbatas (Ketjulan, 2010). Sama halnya
dengan wisata pantai yang juga memiliki batasan pengunjung. Sebagai negara kepulauan, wisata
pantai berperan penting bagi perekonomian nasional, sepanjang pengelolaannya baik untuk menjaga
kualitas lingkungan dan menarik wisatawan (Silva et al, 2007). Kurangnya perencanaan pengelolaan
wisata dan tidak diketahuinya daya dukung dan kesesuaian kawasan untuk kegiatan wisata
dikhawatirkan akan menghasilkan tata kekola kawasan yang tidak efektif dan merusak lingkungan.
Kawasan Clungup Mangrove Conservation (CMC) berada di Desa Tambakrejo, Kecamatan
Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Kawasan ini dikelola oleh masyarakat lokal Sendang
Biru dengan dijadikan sebagai tempat ekowisata. Terdapat dua area konservasi didalamnya yaitu
Konservasi mangrove terdiri dari Pantai Clungup dan Pantai Gatra, dan Konservasi Terumbu Karang
di Pantai Tiga Warna. Luas area konservasi mangrove 74,59 Ha, terumbu karang 10 Ha, dan Hutan
lindung 33 Ha, Total luas area keseluruhan mencapat 117,59 Ha. Kawasan CMC dikelola oleh
Yayasan Bhakti Alam Sendang Biru. Yayasan ini berfokus kepada masalah konservasi pesisir yang
dibentuk dan dikelola oleh sekolompok masyarakat yang sadar akan pentingnya ekosistem pesisir
berkelanjutan bagi kehidupan masyarakat. Pengelolaan ekowisata di CMC sejalan dengan tren
pengelolaan destinasi wisata saat ini, pemanfaatan sumber daya alam yang terbatas dengan
mengedepankan perlindungan alam untuk menjamin eksistensi ekowisata yang berkelanjutan.
Model pariwisata ramah lingkungan menghasilkan manfaat ekonomi dengan mempromosikan
konservasi untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan keberlanjutan lingkungan sebagai model
ekowisata yang dianggap konservatif terhadap ekosistem pesisir (Eunike et al, 2018).
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang pada tahun 2019 memcatat total
wisatawan yang berkunjung mencapai 8 juta orang dan sekitar 40 % didominasi kunjungan ke
kawasan pesisir yaitu 3,2 juta wisatawan. Tingginya jumlah wisatawan yang berkunjung jika tidak
diimbangi dengan tata kelola yang baik dikhawatirkan akan membuat lingkungan pesisir Kabupaten
Malang rentan terhadap kerusakan termasuk pada kawasan CMC, karena perbedaan tingkat
Dharma, P et al: Suitability and Carrying Capacity of Coastal Ecotourism in Clungup Mangrove Conservation (CMC)..
198 ECSOFiM Journal of Economic and Social of Fisheries and Marine. 2021. 08(02): 196-210
kesadaran lingkungan wisatawan dan masyarakat lokal. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
dilakukan untuk mengidentifikasi kesesuaian dan daya dukung kawasan CMC untuk kegiatan
ekowisata serta memberikan rekomendasi implementasi rencana pengelolaan kawasan untuk masa
yang akan datang berdasarkan kondisi eksisting. Penelitian ini nantinya diharapkan dapat dijadikan
penunjang dalam pengambilan keputusan pembangunan ekowisata yang dapat diaplikasikan oleh
pengelola kawasan dan sebagai data dasar untuk penelitian lanjutan yang relevan di kawasan CMC.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Pantai Clungup, Pantai Gatra, Pantai Watu Pecah, dan Pantai Tiga
Warna pada kawasan Clungup Mangrove Conservation (CMC) Desa Tambakrejo Kabupaten
Malang Jawa Timur. Lokasi ini dipilih secara purposive (sengaja) mempertimbangkan sumber daya
pesisir yang sangat potensial dan produktif seperti pasir pantai yang putih, terumbu karang, padang
lamun, ekosistem mangrove, dan keanekaragaman biota yang hidup di kawasan ini untuk
dikembangkan menjadi destinasi ekowisata bahari. Pengambilan data primer dilakukan dengan
metode observasi pada bulan Agustus−Oktober 2020, sedangkan data sekunder didapatkan dari
berbagai sumber laporan pada beberapa tahun sebelumnya (Tabel 1).
Tabel 1. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Jenis WIsata Parameter Metode Sumber/Alat
Wisata Rekreasi Pantai
Tipe Pantai Pengamatan Observasi Lebar Pantai (m) Pengamatan Meteran Material Dasar Perairan Pengamatan Observasi Kedalaman Perairan (m) Pengamatan Meteran Kecerahan Perairan (%) Pengamatan Secchi Disk Kecepatan Arus (cm/detik) Pengamatan Current Meter Kemiringan Pantai ( ○ ) Pengamatan Waterpass Penutupan Lahan Pantai Pengamatan Observasi Biota Berbahaya Pengamatan Obsevasi Ketersediaan Air Tawar / jarak air tawar (km) Pengamatan Observasi
*Sangat Sesuai (S1), Sesuai (S2), Tidak Sesuai (S3), Sangat Tidak Sesuai (S4), Sumber: Modifikasi Yulianda (2019)
Tabel 4. Kriteria Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Wisata Snorkeling
Parameter Bobot Kategori
S1 Skor S2 Skor S3 Skor S4 Skor
Tutupan Komunitas Karang (%)
0,375 > 75 3 > 50 – 75 2 25 – 50 1 < 25 0
Jenis Life Form
0,145 > 12 3 < 7 – 12 2 4 – 7 1 < 4 0
Jenis Ikan Karang
0,140 > 50 3 30 – 50 2 10 – < 30 1 < 10 0
Kecerahan Perairan (%)
0,100 > 100 3 80 – < 100 2 20 – < 80 1 < 20 0
Kedalaman Terumbu Karang (m)
0,100 1 – 3 3 > 3 – 6 2 > 6 – 10 1 > 10 ; > 1 0
Kecepatan Arus (cm/detik)
0,070 0 – 15 3 > 15 – 30 2 > 30 – 50 1 > 50 0
Lebar Hamparan Karang (m)
0,070 > 500 3 > 100 – 500 2 20 – 100 1 < 20 0
*Sangat Sesuai (S1), Sesuai (S2), Tidak Sesuai (S3), Sangat Tidak Sesuai (S4), Sumber: Modifikasi Yulianda (2019)
Tabel 5. Kriteria Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Wisata Selam
Parameter Bobot Kategori
S1 Skor S2 Skor S3 Skor S4 Skor
Tutupan Komunitas Karang (%)
0,375 > 75 3 > 50 – 75 2 25 – 50 1 < 25 0
Kecerahan Perairan (%)
0,150 > 80 3 50 – 80 2 20 – < 50 1 < 20 0
Kedalaman Terumbu Karang (m)
0,150 6 – 15 3 > 15 – 20 ; 3 – < 6
2 > 20 – 30 1 > 30 ; > 3 0
Jenis Life Form
0,135 > 12 3 < 7 – 12 2 4 – 7 1 < 4 0
Jenis Ikan Karang
0,120 > 100 3 50 – 100 2 20 – < 50 1 < 20 0
Kecepatan Arus (cm/detik)
0,070 0 – 15 3 > 15 – 30 2 > 30 – 50 1 > 50 0
*Sangat Sesuai (S1), Sesuai (S2), Tidak Sesuai (S3), Sangat Tidak Sesuai (S4), Sumber: Modifikasi Yulianda (2019)
Dharma, P et al: Suitability and Carrying Capacity of Coastal Ecotourism in Clungup Mangrove Conservation (CMC)..
201 ECSOFiM Journal of Economic and Social of Fisheries and Marine. 2021. 08(02): 196-210
Tabel 6. Kriteria Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Wisata Pancing
Parameter Bobot Kategori
S1 Skor S2 Skor S3 Skor S4 Skor
Kelimpahan Ikan
0,600 > 10 3 5 – 10 2 2 - < 5 1 < 2 0
Jenis Ikan 0,300 ≥ 4 3 3 2 2 1 ≤ 1 0 Kedalaman 0,100 1 ≤ x ≤ 3 3 3 < x ≤ 5 2 x > 5 1 x< 1 0
**Sangat Sesuai (S1), Sesuai (S2), Tidak Sesuai (S3), Sangat Tidak Sesuai (S4), Sumber: Modifikasi Yulianda (2019)
DKK = K 𝑳𝒑
𝑳𝒕 x
𝑾𝒕
𝑾𝒑 (2)
Keterangan: DDK = Daya dukung kawasan (orang) K = Potensi ekologi pengunjung per unit area (orang) Lp = Luas area yang dapat dimanfaatkan (m2) Lt = Unit area untuk kategori tertentu (m2) Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari (jam/hari) Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu (jam/hari)
Luas suatu area dapat digunakan oleh pengunjung mempertimbangkan kemampuan alam
dalam mentolerir pengunjung sehingga kondisi alam masih dapat terjaga. Potensi ekologis
pengunjung (K) ditentukan oleh kondisi sumber daya dan jenis kegiatan yang akan dikembangkan.
Sementara waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata (snorkling, diving, wisata pantai,
dan olahraga air) yang dilakukan oleh wisatawan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Potensi Ekologi Pengunjung (K), Luas Area (Lt) dan Waktu yang Dibutuhkan
Jenis Kegiatan
Jumlah Pengunjung (orang)
Unit Area (Lt)
Keterangan
Waktu yang dibutuhkan Wp-(jam)
Total waktu 1 hari Wt-(jam)
Snorkeling 1 500 m2 Setiap 1 orang dalam 100 m x 5 m 3 6 Selam 2 2000 m2 Setiap 2 orang dalam 200 m x 10 m 2 8 Wisata Pantai 1 50 m2 1 orang setiap 50 m panjang pantai 3 6 Olahraga Air 1 50 m2 1 orang setiap 50 m panjang pantai 2 4
Sumber: Modifikasi Yulianda (2019)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Indeks Kesesuaian Wisata (IKW)
Hasil kesesuaian kawasan untuk wisata pantai berdasarkan pengamatan beberapa parameter
(Tabel 2) menunjukan kondisi sumberdaya pantai di kawasan CMC cukup baik dan sangat
berpeluang untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata. Namun pemanfaatanya tetap harus
dikelola dengan manajemen yang baik agar kualitas lingkungan hidup tetap terjaga. Nilai IKW untuk
wisata pantai pada empat pantai pengamatan dapat dilihat pada Tabel 8.
Kesesuaian aktivitas wisata rekreasi pantai berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan
kesesuaian kawasan merujuk pada Yulianda (2019), diketahui di pantai Clungup, Gatra, dan Tiga
Warna termasuk kategori sangat sesuai, karena di kawasan ini memiliki pasir yang putih, lebar
pantai yang cukup luas, material dasar perairan pasir. Ketiga pantai tersebut juga memiliki
kedalaman perairan yang dangkal kurang dari 3 meter, kecepatan arus yang tenang, kemiringan
Dharma, P et al: Suitability and Carrying Capacity of Coastal Ecotourism in Clungup Mangrove Conservation (CMC)..
202 ECSOFiM Journal of Economic and Social of Fisheries and Marine. 2021. 08(02): 196-210
pantai yang landai, tutupan pantai yang teduh dikelilingi pohon kelapa dan tersedianya lahan
terbuka, tidak adanya biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar yang mencukupi bagi aktivitas
wisata pantai. Berdasarkan analisis di lapangan butiran sedimen di tiga pantai tesebut didominasi
dengan jenis substrat ukuran sedang. Ukuran sedimen yang kasar dan sedang sangat baik untuk
kegiatan ekowisata pantai dibandingkan ukuran butir sedimen yang sangat halus dan kasar (Hazeri
et al, 2016); (Yulisa et al, 2016). Hasil pengamatan secara visual di lapangan pada setiap stasiun
dapat dilihat pada (Gambar 1).
Gambar 1. Pantai Clungup (kiri), Pantai Gatra (tengah), Pantai Tiga Warna (kanan)
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2020)
Tabel 8. Hasil Pengamatan Wisata Pantai Kawasan CMC
Parameter
Pantai
Clungup Skor Gatra Skor Watu Pecah
Skor Tiga
Warna Skor
Tipe Pantai Pasir Putih 3 Pasir Putih
3 Terjal 0 Pasir Putih 3
Lebar Pantai (m) > 15 3 > 15 3 < 3 0 > 15 3 Material Dasar Perairan
orang/hari. Pengendalian jumlah wisatawan yang dilakukan pengelola dirasa sudah tepat dan sesuai
dengan daya dukung lingkungannya sebagai suatu ukuran terhadap pengelolaan kawasan.
Saran
Potensi kawasan tersebut masih dapat terus ditingkatkan untuk dapat memaksimalkan nilai
ekonomi yang dihasilkan dari aktifitas pariwisata. Terdapat dua alternatif yang dapat dilakukan oleh
pengelola diantaranya, melakukan promosi kawasan untuk dapat meningkatkan jumlah wisatawan
Dharma, P et al: Suitability and Carrying Capacity of Coastal Ecotourism in Clungup Mangrove Conservation (CMC)..
209 ECSOFiM Journal of Economic and Social of Fisheries and Marine. 2021. 08(02): 196-210
hingga jumlah wisatawan mendekati titik daya dukung kawasanya dan meningkatkan nilai dari jasa
sumberdaya yang sudah dimanfaatkan secara eksisting dengan meningkatkan sarana dan
prasarana dan kualitas wisata. Sehingga harga dari jasa pariwisata di kawasan tersebut dapat
meningkat, dengan demikian pembatasan wisatawan akan tetap bisa dilakukan namun kawasan
tersebut nantinya akan bersifat ekslusif karena hanya dapat diakses oleh sebagian wisatawan yang
memiliki travel cost yang besar.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Yayasan Bhakti Alam Sendang Biru, Pengelola Clungup Mangrove
Conervation (CMC), East Java Ecotourism Forum (EJEF) dan Pemerintah Desa Tambakrejo beserta
jajarannya yang telah membantu, mengizinkan dan mendukung dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhaji, S. and Yusuf, I. S. H. (2016). Pengaruh Atraksi, Aksesibilitas, dan Fasilitas terhadap Citra Objek Wisata Danau Tolire Besar di Kota Ternate. Jurnal Penelitian Humano, 7(2), pp. 134–148.
Abidin Z, Setiawan B, Muhaimin AW, and Shinta A. 2021. The role of coastal biodiversity conservation on sustainability and environmental awareness in mangrove ecosystem of southern Malang, Indonesia. Biodiversitas 22: 648-658. doi: 10.13057/biodiv/d220217.
Akliyah, L. and Umar, M. (2013). Analisis Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Sebanjar Kabupaten Alor Dalam Mendukung Pariwisata Yang Berkelanjutan. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 13(2), p. 124600. doi: 10.29313/jpwk.v13i2.1388.
Ammar MSA, Hassanein M, Madkour HA, and Abd-Elgawad AE. 2011. Site suitability to tourist use or management programs South Marsa Alam, Red Sea, Egypt. Nusantara Bioscience, 3: 36-43. doi: 10.13057/nusbiosci/n030106.
Bato, M., Yulianda, F. and Fahruddin, A. (2013). Kajian manfaat kawasan konservasi perairan bagi pengembangan ekowisata bahari: Studi kasus di kawasan konservasi perairan Nusa Penida, Bali The study of benefit of marine protected areas for the development of marine ecotourism: A case study in themari. DEPIK, 2(12), pp. 104–113.
Charlier, R. H. and De Meyer, C. P. (1992). Tourism and the coastal zone: The case of Belgium. Ocean and Coastal Management, 18(2–4), pp. 231–240. doi: 10.1016/0964-5691(92)90026-H.
Dahuri, R. (2002). Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir Secara Terpadu, Pradnya Paramita. Jakarta (ID): PT. Pradnya Paramita.
Davinsy, R., Kustanti, A. and Hilmanto, R. (2015). Kajian Pengelolaan Hutan Mangrove di Desa Pulau Pahawang Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Jurnal Sylva Lestari, 3(3), pp. 95–106.
Eunike A, Hardiningtyas D, Sari SIK, and Andronicus. (2018). Sustainability Analysis of Beach and Mangrove Tourism in Clungup, Malang Regency of East Java. Economic and Social Fisheries and Marine, 006(01), pp. 1–13. doi: 10.21776/ub.ecsofim.2018.006.01.01.
Hazeri, G., Hartono, D. and Cahyadinata, I. (2016). Studi Kesesuaian Pantai Laguna Desa Merpas Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur Sebagai Daerah Pengembangan Pariwisata dan Konservasi, Jurnal Enggano. Universitas Bengkulu. doi: 10.31186/jenggano.1.1.33-41.
Hidayat, T., Sitorus, H. and Budiyulianto, E. (2016). Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Lhoknga Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Aquacoastmarine, 13.
Dharma, P et al: Suitability and Carrying Capacity of Coastal Ecotourism in Clungup Mangrove Conservation (CMC)..
210 ECSOFiM Journal of Economic and Social of Fisheries and Marine. 2021. 08(02): 196-210
Irsyad M, Haykal M, Adibah F, Asyari I, Andrimida A, and Hardiyan F. (2021). Upaya Pengembangan Ekowisata Bahari di Pantai Tiga Warna dengan Identivikasi Terumbu Karang. Journal of Empowerment Community and Education.
Ketjulan, R. (2010). Daya Dukung Perairan Pulau Hari sebagai Obyek Ekowisata Bahari. 14(2), pp. 195–204.
Kusumastanto, T. (2003). Ocean Policy dalam Membangun Negeri Bahari di Era Otonomi Daerah. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pusaka Utama.
Kusumawati A, Utomo HS, Suharyono, and Sunarti. (2020). Effects of sustainability on WoM intention and revisit intention, with environmental awareness as a moderator. Management of Environmental Quality: An International Journal, 31(1), pp. 273–288. doi: 10.1108/MEQ-03-2019-0064.
Mirera D, Ochiewo J, Munyi F, and Muriuki T. (2013). Heredity or traditional knowledge: Fishing tactics and dynamics of artisanal mangrove crab (Scylla serrata) fishery. Ocean and Coastal Management, 84, pp. 119–129. doi: 10.1016/j.ocecoaman.2013.08.002.
Muzaky, O., Akbar, D. and S, M. S. F. (2019). Distribusi Ikan Terumbu di Perairan Cagar Alam Pulau Sempu, Kabupaten Malang. Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VIII. Malang (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya.
Rizkhi, R. and Buchori, I. (2014). Preferensi Pengunjung terhadap Daya Tarik Objek Wisata Teluk Palu di Kota Palu. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, 10(4), p. 425. doi: 10.14710/pwk.v10i4.8169.
Romadhon A, Yulianda F, Bengen D, and Adrianto L. (2014). Sustainable Tourism Based on Carrying Capacity and Ecological Footprint at Sapeken Archipelago, Indonesia. International Journal of Ecosystem, 4(4), pp. 190–196.
Rossadi, L. N. and Widayati, E. (2018). Pengaruh Aksesibilitas, Amenitas, Dan Atraksi Wisata Terhadap Minat Kunjungan Wisatawan Ke Wahana Air Balong Waterpark Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Journal of Tourism and Economic, 1(2). doi: 10.36594/jtec.v1i2.27.
Sadik, M., Muhiddin, A. H. and Ukkas, M. (2017). Biogeofisik Kawasan Pantai Gonda di Desa Laliko Mangrove Ecotourism Adjusment Reviewed Based on Biogeophysiscs Aspecs of Gonda Beach In The Villages of Laliko District of Campalagian Regency of Polewali Mandar. ESPERMONDE, 2, pp. 25–33.
Sari, I., Defri, Y. and Evi, S. (2015). Analisis Kelayakan Ekosistem Mangrove Sebagai Objek Ekowisata di Desa Teluk Pambang Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis. Jom Faperta, 2(1).
Silva, C. P., Alves, F. L. and Rocha, R. (2007). The management of beach carrying capacity: The case of northern Portugal. Journal of Coastal Research, (SPEC. ISSUE 50), pp. 135–139.
Susi, S., Adi, W. and Sari, S. (2018). Potensi Kesesuaian Mangrove Sebagai Sungai Selan Bangka Tengah Potential of Mangrove Suitability as Ecotourism Area in Dusun Tanjung. AkuaJurnal Sumberdaya Perairan, 12.
Yulianda F, Samosir A, Fachrudin A, Adimu H, and Febryane A. (2017). Daya Dukung Lingkungan di Taman Nasional Kepulauan Seribu. Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu, p. 56.
Yulianda, F. (2019) Ekowisata Perairan Suatu Konsep Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata Bahari dan Wisata Air Tawar, IPB Press. Bogor: IPB PRESS.
Yulisa, E. N., Johan, Y. and Hartono, D. (2016). Analisis Kesesuaian Dan Daya Dukung Ekowisata Pantai Kategori Rekreasi Pantai Laguna Desa Merpas Kabupaten Kaur. Jurnal Enggano, 1(1), pp. 97–111. doi: 10.31186/jenggano.1.1.97-111.
Zhong L, Deng J, Song Z, and Ding P. (2011). Research on environmental impacts of tourism in China: Progress and prospect. Journal of Environmental Management, 92(11), pp. 2972–2983. doi: 10.1016/j.jenvman.2011.07.011.