7>""JI~IHe S'-IHIHa..,,4J1'~R Kts~laHlataH 7Ca~laJI ~aH.L.IH9RUHeaH 1'a~aiJH~UJt..1 ;V"H-;VURlI.. /)aka..la, 18ftta..~t 2003 STUDI TINGKAT RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DAN EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN PADA AREA PERTAMBANGAN TIMAH PULAU BANGKA PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BambangWahyudi Ka. Sub Dit Pengamanan DampakFisik & Radiasi, Ditjen PPM & PL-Depkes ABSTRAK STUDI TINGKAT RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN & EPWEMIOLOGI LINGKUNGAN PADA AREA PERTAMBANGAN TIMAH PULAU BANGKA PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. Pulau Bangka daerah yang mengandung bahan radioaktif alamiah Uranium (U-238), deret Thorium (Th-232) dan Kalium (K-40), dan banyak mengandung bahan mineral antara lain Timah. penambangan timah menghasilkan produk sampingan (slag, monazite,ilmenite, lumpur/tailing & air tailing) yang mengandung Thoron (Rn-220) dan Radon (Rn-222), berpotensimemberikandampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Ditjen PPM & PL-Depkes bekerjasama denganP3KRBiN-BATAN dan WHO melakukankajian (Cross Sectional),guna mendapatkan gambarantingkat pajanan radioaktivitas lingkungan dan kondisi kesehatan masyarakat. Sampel. diambil dari empat kecamatan yaifil Kecamatan Belinyu, Pemali, Koba dan Mentok (200 KK). Kandungan radionuklida dalam tanah relatif normal, sedangkan dalam sumberair minum, kandungan Ra-226untuk beberapa lokasi belum memenuhi syarat. Pajananradiasi gammapada dua zona yang diukur berpotensi memberikan dosis radiasi tahunan melebihiNBD. Konsentrasi Radon dan Thoronperumahan penduduk di kamar tidur lebih tinggi dari pada ruang tamu/keluarga. 80,4%adalah jenis rumah semi permanen, ventilasi ruang keluarga/tamu 64,82% memenuhi syarat. Pengetahuan tentang radiasi masih rendah, sebaliknya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sudahcukup baik. Perilaku membuka jendela kamar tidur dan ruang keluarga sudah baik, kebiasaan merokok62,3%.Bekasgalian berpotensi sebagai"breading places" nyamuk dan sumber pajanan radiasi. Tidak ditemukan aberasi kromosom padapekerja. Ada kelainan kronik seperti gangguan pernapasan bawah, neoplasma dan kelainan janin yang ada kaitannya dengan faktor fisiko tertenfil. Untuk ifil perlu dilakukan kajian epidemiologi yang mendalam. Disarankan perlu dilakukan perbaikan rumahdengan menggunakan bambu padabagian bawah lantai dan bila membangun rumah baru, disarankan membangun rumah panggung. Perlu dilakukan Komunikasi Infomasi Edukasi terhadap masyarakat agar memiliki pengetahun tentang manfaat danrisiko radiasi guna meminimisasikan fisiko kesehatan. ABSTARCT STUDY OF ENVIRONMENTAL RADIOACTIVITY LEVEL AND EPWEMIOLOGY IN TIN MINING AREA IN BANGKA ISLAND BANGKA-BELITUNG ISLANDS PROVINCE. Bangka-Island has become the areacontained with natural radioactivesubstance suchas Uranium (U-238), Thorium (Th-232) and Kalium (K-40), and muchof mineralsubstance such tin. Tin mining process producing {side products) such as slag, monazite, ilmeniteand mud/tailing, givena negative impact potential to the public health and the environment, especially radioactive substance such Thoron (Rn-220) and Radon (Rn-222). DirectorateGeneral CDC & ER, MOR in cooperating with National Nuclear Energy Agency and WHO conduct the assessment (Cross Sectional)to get information about the natural radioactive andthe public health.The sample(200 person) are taken from severalsub-districtsuch as Belinyu, Pemali, Koba and Mentok. The concentration of natural radio nucleic in soil arerelative normal, while on drinking water for the Ra-226unablecondition at several location. The exposure of gamma radiation on two zone given the radiation dose annually more than recommended value (NBD). Radon concentration on bedroom is highest from ~estroom/family room. Semi permanent is the most common type of house(80, 4 %), ~estroom ventilation most of them 64,82% met with the requirement.Respondent knowledge regarding radiation still low, but knowledge regarding healthy living behavior found good. Respondent behaviorin openingbedroom and ~estroom window found good and mostof themfound smoking 62,3 %. Ex in-conventional mining exploration had become potentialbreeding placesfor mosquito 61
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
STUDI TINGKAT RADIOAKTIVITAS LINGKUNGANDAN EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN P ADA
AREA PERTAMBANGAN TIMAHPULAU BANGKA PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BambangWahyudiKa. Sub Dit Pengamanan Dampak Fisik & Radiasi, Ditjen PPM & PL-Depkes
ABSTRAKSTUDI TINGKAT RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN & EPWEMIOLOGILINGKUNGAN PADA AREA PERTAMBANGAN TIMAH PULAU BANGKA PROPINSIKEPULAUAN BANGKA BELITUNG. Pulau Bangka daerah yang mengandung bahan radioaktifalamiah Uranium (U-238), deret Thorium (Th-232) dan Kalium (K-40), dan banyak mengandungbahan mineral antara lain Timah. penambangan timah menghasilkan produk sampingan (slag,monazite, ilmenite, lumpur/tailing & air tailing) yang mengandung Thoron (Rn-220) dan Radon(Rn-222), berpotensi memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.Ditjen PPM & PL-Depkes bekerjasama dengan P3KRBiN-BATAN dan WHO melakukan kajian(Cross Sectional), guna mendapatkan gambaran tingkat pajanan radioaktivitas lingkungan dankondisi kesehatan masyarakat. Sampel. diambil dari empat kecamatan yaifil Kecamatan Belinyu,Pemali, Koba dan Mentok (200 KK). Kandungan radionuklida dalam tanah relatif normal,sedangkan dalam sumber air minum, kandungan Ra-226 untuk beberapa lokasi belum memenuhisyarat. Pajanan radiasi gamma pada dua zona yang diukur berpotensi memberikan dosis radiasitahunan melebihi NBD. Konsentrasi Radon dan Thoron perumahan penduduk di kamar tidur lebihtinggi dari pada ruang tamu/keluarga. 80,4% adalah jenis rumah semi permanen, ventilasi ruangkeluarga/tamu 64,82% memenuhi syarat. Pengetahuan tentang radiasi masih rendah, sebaliknyaPerilaku Hidup Bersih dan Sehat sudah cukup baik. Perilaku membuka jendela kamar tidur danruang keluarga sudah baik, kebiasaan merokok 62,3%. Bekas galian berpotensi sebagai"breadingplaces" nyamuk dan sumber pajanan radiasi. Tidak ditemukan aberasi kromosom pada pekerja. Adakelainan kronik seperti gangguan pernapasan bawah, neoplasma dan kelainan janin yang adakaitannya dengan faktor fisiko tertenfil. Untuk ifil perlu dilakukan kajian epidemiologi yangmendalam. Disarankan perlu dilakukan perbaikan rumah dengan menggunakan bambu pada bagianbawah lantai dan bila membangun rumah baru, disarankan membangun rumah panggung. Perludilakukan Komunikasi Infomasi Edukasi terhadap masyarakat agar memiliki pengetahun tentangmanfaat danrisiko radiasi guna meminimisasikan fisiko kesehatan.
ABSTARCTSTUDY OF ENVIRONMENTAL RADIOACTIVITY LEVEL AND EPWEMIOLOGY INTIN MINING AREA IN BANGKA ISLAND BANGKA-BELITUNG ISLANDS PROVINCE.Bangka-Island has become the area contained with natural radioactive substance such as Uranium(U-238), Thorium (Th-232) and Kalium (K-40), and much of mineral substance such tin. Tin miningprocess producing {side products) such as slag, monazite, ilmenite and mud/tailing, given a negativeimpact potential to the public health and the environment, especially radioactive substance suchThoron (Rn-220) and Radon (Rn-222). Directorate General CDC & ER, MOR in cooperating withNational Nuclear Energy Agency and WHO conduct the assessment (Cross Sectional) to getinformation about the natural radioactive and the public health. The sample (200 person) are takenfrom several sub-district such as Belinyu, Pemali, Koba and Mentok. The concentration of naturalradio nucleic in soil are relative normal, while on drinking water for the Ra-226 unable condition atseveral location. The exposure of gamma radiation on two zone given the radiation dose annuallymore than recommended value (NBD). Radon concentration on bedroom is highest from~estroom/family room. Semi permanent is the most common type of house (80, 4 %), ~estroomventilation most of them 64,82% met with the requirement. Respondent knowledge regardingradiation still low, but knowledge regarding healthy living behavior found good. Respondentbehavior in opening bedroom and ~estroom window found good and most of them found smoking62,3 %. Ex in-conventional mining exploration had become potential breeding places for mosquito
and resource of exposure the radiation. Blood examination result to 10 workers didn't find anychromosome aberration. Found a description of chronically abnormality cases such lower tractrespiratory, neoplasm, pregnancy disturbances and fetus disturbance that has relation with certainrisk factor. Therefore, needed a deeper and further study (Epidemiology). In repairing the housesuggested to put a modified bamboo under the floor and if building a new house, suggested with"rumah panggung". Communication Information Educational, need to be socialized to thecommunity, so that they will have the knowledge about radiation and hazardous and could beminimized the health risk.
Health Effects, Harvard School of PublicHealth, USA.
5. CANDRA, B., 1996, Pengantar Prinspdan Metode Epidemiologi, Penerbit BukuKedokteran, Jakarta
6. BADAN PENGA W ASAN TENAGANUKLIR, 1997, Ketenaganukliran, UndangUndang Nomor 10/1997, Jakarta
7. DEPARTElvIEN KESEHATAN, 2000,Pedoman Umum Pengamanan DampakRadiasi, Keputusan DirjenNo:HK.00.06.6.655, PPM & PL,Jakarta.
8. BADAN PENGA WAS TENAGANUKLIR, 2000. Keselamatan danKesehatan Terhadap Pemanfaatan RadiasiPengion, Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia No:63/2000, Jakarta
9. , 2000, NaturallyOccurring Radioactivity in the NordicCountries-Recommendations, TheRadiation Protection Authorities inDenmark, Iceland, Norway and Sweden.
10. BACHTIAR, A, et aI., 2000, MetodologiPenelitian, Modul, Universitas Indonesia-FKM, Depok
II. DEPARTElvIEN KESEHATAN, 2001,Pedoman Pengawasan Dampak Radiasi,Kep.Men.Kes., No: 12I7/2001, Jakarta
.
kesehatan berkala agar masyarakat pekerja
tetap produktif. Demikian pula perlu
dilakukan pemantauan terhadap pajanan
radiasi di lingkungan permukiman maupun
di lokasi pekerjaannya.
Konsep K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) yang telah diterapkan di PT Koba
Tin seyogyanya disosialisasikan dan
diterapkan pula terhadap penambang TI
oleh instnasi terkait secara tetpadu sebagai
wujud pembinaan dan perlindungan.
Perlu dilakukan kajian epidemiologis yang
komprehensif untuk memprediksi besar-nya
faktor fisiko lingkungan yaitu pajanan
radiasi dan kontaminasi gas radon, dan
thoron serta basil luruhannya terhadap
penyakit penyakit tertentu seperti kanker
paru-paru, kelainan gigi dan tulang, gang-
guan atau kelainanjanin, neoplasma, dsb.
Dilakukan proses aerasi dan absorbsi
dengan karbon aktif untuk penjernihan
terhadap beberapa lokasi sumber air minum
yang konsentrasi Ra-226 di atas nilai baku
mutu radioaktivitas lingkungan. TANYAJAWAB
Heru A. -ATRO JakartaApakah metode yang dipergunakan untuk
mencegah atau mengurangi pajanan radiasi olehNORM?
Bambang WahyudiMemeperbesar laju ventilasi ruangan.
Zulkijli -PT TIFICOApakah ada rencana hasil penelitian ini
disosialisasikan melalui situs internet?
Bambang WahyudiYa, ada rencana
vm. DAFTAR PUSTAKA
1. SANROPIE, 1989. PengawasanPenyehatan Lingkungan Pemukiman,Pusdiknakes Jakarta.
2. SUMARGONO, 1989, Faktor-faktor risikoyang mempengaruhi terjadinya InfebiSaluran Pernapasan Akut pada Balita diKel.Kelapa Dua wetan, Jakarta Timur,Tesis
3. BEIR, V, 1990, Health Effects of exposureto Low Levels of IONIZING RADIATION.National Academy Press, USA.
4. WILSON, R, and JOHN,D,S, 1996,Particles in Our Air Concentrations and
M. YusufBakri-PTCPI DumaiApakah reference radionuklida dalam air
minum?
Bambang WahyudiMengacu pada Keputusan Kepala
BAPETEN No. 02/KaBapeten/V /99 tentangBaku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan.
NursamaHeruA. -ATROJakartaBagaimana tindakan / langkah-langkah
yang hams dilakukan bagi kawasan yangmenghasilkan aktivitas NORM yang tinggi ?
Bambang WahyudiDilakukan "Remedial Action" misalnya
mengurangi laju lepasan gas radioaktif(radon/thoron) dari tanah ke dalam rumahdengan jalan lantai diplester clan dikeramik,atau dengan membuat rumah ripe panggung.
Bisono -P3TIR BATANSejauh mana Depkes berpartisipasi dalam
permasalahan NORM di Indonesia?
Bambang WahyudiSaat ini Depkes bekerjasama dengan
P3KRBiN BATAN melakukan pengkajian disekitar kawasan industri yang menghasilkanNORM dengan dana dari WHO.