STUDI TERHADAP PENDAPAT IMAM AHMAD BIN HANBAL TENTANG HUBUNGAN NASAB ANAK ATAS AYAH BIOLOGISNYA SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM DISUSUN OLEH: ITMAAMUL WAFAA SAMUDRA NIM.09350087 PEMBIMBING: Drs. SUPRIATNA, M.Si. AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STUDI TERHADAP PENDAPAT IMAM AHMAD BIN HANBAL
TENTANG HUBUNGAN NASAB ANAK ATAS AYAH BIOLOGISNYA
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEH GELAR
SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM
DISUSUN OLEH:
ITMAAMUL WAFAA SAMUDRA
NIM.09350087
PEMBIMBING:
Drs. SUPRIATNA, M.Si.
AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2015
ii
ABSTRAK
Perzinaan merupakan salah satu perbuatan yang menyalahi hukum sehingga
hasil dari perbuatan tersebut membawa efek tidak hanya pelaku zina namun juga anak
hasil zina. Di kalangan fuqaha terdapat perbedaan pendapat tentang hubungan nasab
dari anak yang dibuahkan di luar perkawinan terhadap ayah biologisnya. Imam
Ahmad bin Hanbal mengeluarkan pendapat yang berbeda dengan ulama lainnya,
yaitu untuk menikahi wanita hamil akibat zina syarat bertaubat dan Istibra
(pengkosongan rahim) guna untuk memurnikan nasab apabila wanita tersebut hamil.
Dengan dikeluarkannya Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010
menguji Pasal 43 ayat (1) UUP dinyatakan bahwa anak yang dilahirkan di luar
perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta
dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai
hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya. Kemudian
bagaimana pendapat Imam Ahmad terkait hubungan nasab anak yang dibuahi di luar
perkawinan dan dan Istinbat hukumnya.
Metode penelitian Library Reserch untuk menemukan pendapat Imam
Ahmad yang bersumber dari data-data primer dalam kitab al-Mughni > dan Musnad
Imam Ahmad bin Hanbal dan data sekunder sebagai data pendukung atau pelengkap
pendapat Imam Ahmad.
Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulakan bahwa menurut pendapat
Imam Ahmad mengenai wanita yang hamil di luar perkawinan dan dinikahi oleh
lelaki yang menghamili maupun yang tidak menghamilinya , maka perkawinan
tersebut tidak sah atau batal karena Imam Ahmad berpendapat wanita hamil akibat
zina mempunyai masa iddah yaitu sampai anaknya melahirkan. Apabila anak tersebut
lahir maka nasabnya tidak bisa dinasabkan kepada ayah biologisnya.Namun, tetap
dinasabkan kepada ibu dan keluarga ibunya. Dalam tinjauan hukum Islam, menjadi
ketidak berhakan atas anak tersebut karena bukan termasuk al- Firasy. Supaya nasab
anak tersebut menjadi sah ada tiga syarat. Yaitu, Tenggang waktu kelahiran dengan
pelaksanaan perkawinan sedikit-dikitnya enam bulan sejak perkawinan dilaksanakan,
Anak yang lahir itu terjadi dalam waktu kurang dari masa sepanjang panjangnya
kehamilan, dan suami tidak mengingkari anak tersebut melalui li’an. Apabila anak
tersebut tetap berstatus anak zina, maka baik dari segi nasab, perwalian (apabila
perempuan, saat menikah menggunakan wali hakim), kewarisan, dan hak nafkah
secara alamai terputus dan tidak bisa disandarkan kepada ayah biologisnya, hanya
kepada ibu dan keluarga ibunya.
vi
PEDOMAN TRASLITERASI ARAB LATIN
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan pedoman
trnasliterasi berdasarkan keputusan Menteri Agama RI dan Mentri Pendidikan
dan Kebudayaan RI no. 158 1987 dan no. 0543 b/U/1987 yang secara garis besar
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا
- Ba’ B ب
- Ta’ T ت
Sa S ث >>>>>| S (dengan titik di atas)
- Jim J ج
Ha’ H{ H (dengan titik dibawah) ح
- Kha Kh خ
- Dal D د
Zal Z| Z (dengan titik diatas) ذ
- Ra R ر
vii
- Zai Z ز
- Sin S س
- Syin Sy ش
Sad S ص { S (dengan titik dibawah)
Dad D{ D (dengan titik dibawah) ض
Ta T{ T (dengan titik dibawah) ط
Za Z{ Z (dengan titik dibawah) ظ
A’in ‘ Koma terbalik di atas ع
- Ghain G غ
- Fa F ف
- Qaf Q ق
- Kaf K ك
- Lam L ل
- Mim M م
- Nun N ن
- Wau W و
- Ha H ها
Hamzah ’ Apastrof (tetapi tidak ء
viii
dilambangkan apabila
terletak diawal kata)
- Ya’ Y ي
2. Vokal
Vokal bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
a. Vokal Tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harakat yang
transliterasinya dapat diuraikan sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah a A
Kasrah i I
Dammah u U
Contoh :
yazhabu - يذهب Kataba – كتب
zukira - ذكر su’ila – سئل
b. Vokal Rangkap
ix
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara
harakat dan huruf, transliterasinya sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
ى Fathah dan
ya
ai a dan i
و Fathah dan
wawu
Au a dan u
Contoh:
haula - حول kaifa - كيف
c. Vokal Panjang (Maddah)
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf
transliterasinya berupa huruf dan tanda:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
ا Fathah dan alif a< a dengan garis di atas
ى Fathah dan ya a< a dengan garis di atas
ى Kasrah dan ya i < i dengan garis di atas
و Dammah dan
wawu
u>
u dengan garis diatas
x
Contoh:
qi>la – قيل qa>la – قال
yaqu>lu – يقول <rama – رمى
3. Ta’ Marbu >tah
Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua:
a. Ta’Marbu >tah hidup adalah “t”
b. Ta’Marbu >tah mati adalah “h”
c. Jika Ta’ Marbu >tah didikuti kata yang menggunakan kata sandang “al”
serta bacaaanya terpisah, maka Ta’ Marbu >tah itu ditransliterasikan dengan
“h”
Contoh:
Raudah al-Jannah روضة الجنة
Talhah طلحة
4. Syaddah (tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda syaddah, dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut
dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda
syaddah itu.
Contoh:
xi
Rabbana - ربنا
Nu’imma - نعم
5. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arabdilambangkan dengan huruf,
yaitu “ال”. Namun, dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata
sandang yang diikiuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang diikuti
oleh qamariyyah. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah maupun
qamariyah ditranslasikan sama, yakni dengan menggunakan al. kata sandang
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan tanda
sambung (-).
Contoh:
al- qalamu - القلم
al- faslu - الفصل
al-qur’anu - القران
6. Huruf Kapital
Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf, tetapi dalam transliterasi
huruf capital dugunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya
xii
seperti ketentuan dalam EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak ditulis
dengan huruf kapital kecuali jika terletak pada permulaan kalimat.
Contoh:
Wama> Muhammadun illa> rasu>l - وما محمد الا رسول
xiii
MOTTO
Yakin dan percaya kepada allah selalu
mengangkat derajat orang-orang yang berilmu
karena ilmu akan menghilangkan
kebodohan dan kejahiliyahan.
Dawuh gus mus “boleh berhenti sekolah tapi jangan berhenti belajar”
xiv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada,
Ibu siti masitoh dan bapak agus susanto tercinta…..
Tanpa nasehat ibu dan bapak aku tidak tahu harus berbuat apa……
Doa yang selalu kau panjatkan akan menjadikan aku
lelaki yang berguna bagi agama bangsa dan Negara…..
Ibu badriyah yang selalu mendoakan atas kesuksesanku....
Terimakasih Mas ajib akbar velayati yang selalu membela…..
Motivasi dewi ku yang selalu membakar semangat hidupku………
xvi
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا . الحمد الله رب العالمين
.اما بعد. اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين. عبده ورسوله
Segala puja dan puji syukur hanya kepada Allah yang telah memberikan
kekuatan dan pikiran dari segala kegelapan dan kebuntuan. Sehingga penyusun
dapat menyelesaikan skripsi ini hanya dengan segala rahmat dan hidayah-Nya.
Dan shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi agung
Muhammad saw yang menuntun kita agar menjadi manusia yang berkhlak mulia.
Skripsi ini merupakan tuas akhir guna melengkapi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana ilmu hukum Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Selanjutnya lewat kesempatan ini, penyusun sampaikan rasa penghargaan
dan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H Machasin, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta telah memberikan segalanya untuk
menciptakan atmosfir yang baik terkait keilmuan umum dan Agama.
xvii
2. Bapak Dr. H. Syafiq Mahmadah Hanafi, M.Ag. Selaku dekan Fakultas
Syari’ah dan Hukum, beserta staf yang telah memberikan kesempatan
serta fasilitas kepada penyusun, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak H. Wawan Gunawan, S.Ag, M.Ag. Selaku ketua Jurusan Al-Akhwal
Ash-syakhsiyyah,
4. Pembimbing skripsi, bapak Drs. Supriatna ,M.Si. yang sudah memberikan
arahan, saran, kritikan dan masukan kepada penyusun, sehingga mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
5. Ibu Siti Masitoh dan bapak Agus Susanto serta kaka beserta keluarga
tercinta, ibu Badriyah, dan dewi nur azizah yang selalu mendoakanku, dan
telah memberikan motivasi baik materil dan spiritual selama kuliah hingga
akhir.
Akhirnya, sepenuhnya diserahkan kepada pembaca dan semua
pihak untuk menilai hasil kerja ini. Penyusun berharap agar dapat benar-
benar mengambil manfaatnya. Saran dan kritik selalu dinantikan.
Yogyakarta, 14 September 2015
Penyusun
Itmaamul Wafaa Samudra
NIM.O9350087
xviii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................... iii
HALAMAN KEASLIAN.................................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... v
HALAMAN TRANSLITERASI ...................................................................................... vi
MOTTO ............................................................................................................................. xiii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... xiv
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... xvi
DAFTAR ISI...................................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Pokok Masalah ........................................................................................................ 10
C. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................................. 10
D. Telaah Pustaka ........................................................................................................ 11
E. Kerangka Teori ....................................................................................................... 13
F. Metode Penelitian ................................................................................................... 18
G. Sistematika Pembahasan ......................................................................................... 21
xix
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NIKAH, ZINA DAN ANAK ZINA ........... 23
A. Pengertian Nikah ..................................................................................................... 23
B. Rukun dan Syarat Nikah ......................................................................................... 24
C. Pengertian Zina ....................................................................................................... 29
D. Faktor Terjadinya Zina ........................................................................................... 32
E. Ketentuan Hukum Bagi Pelaku Zina ...................................................................... 37
F. Pengertian Anak Zina ............................................................................................. 39
G. Dampak hukum Terhadap Anak Diluar Perkawinan .............................................. 41
BAB III BEOGRAFI DAN PENDAPAT IMAM AHMAD BIN HANBAL TENTANG
HUBUNGAN NASAB ANAK ATAS AYAH BIOLOGISNYA ................................... 42
A. Biografi Imam Ahmad Bin Hanbal ......................................................................... 42
B. Pendapat Imam Ahmad Bin Hanbal tentang hubungan nasab anak ....................... 47
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENDAPAT IMAM AHMAD BIN
HANBAL TENTANG HUBUNGAN NASAB ATAS AYAH BIOLOGISNYA .......... 57
BAB V PENUTUP............................................................................................................. 71
A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 71
B. SARAN ................................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 74