-
UNIVERSITAS INDONESIA
STUDI REAKSI ALKILASI BENZENA DENGAN
DIKLOROMETANA MENGGUNAKAN KATALIS
CAIRAN IONIK
SKRIPSI
YULIGA SETYAWATI
0706263574
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI KIMIA
DEPOK
JANUARI 2012
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
UNIVERSITAS INDONESIA
STUDI REAKSI ALKILASI BENZENA DENGAN
DIKLOROMETANA MENGGUNAKAN KATALIS
CAIRAN IONIK
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana sains
YULIGA SETYAWATI
0706263574
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI KIMIA
DEPOK
JANUARI 2012
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya penulis sendiri dan semua sumber
baik yang dikutip
maupun dirujuk telah penulis nyatakan dengan benar.
Nama : Yuliga setyawati
NPM : 0706263574
Tanda Tangan :
Tanggal : Januari 2012
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh :
Nama : Yuliga Setyawati
NPM : 0706263574
Progam Studi : S1 Reguler Kimia
Judul Skripsi : Studi Reaksi Alkilasi Benzena dengan
Diklorometana menggunakan Katalis Cairan Ionik
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan
diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing 1 : Ir. Widyastuti Samadi, M.Si
Pembimbing 2 : Dr. rer. nat. Widayanti Wibowo
Penguji : Drs. Riswiyanto, M.Si
Penguji : Dra. Tresye Utari, M.Si
Penguji : Dr. Ismunaryo. M, M.Phil
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : Januari 2012
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah swt, karena atas berkat
dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas skripsi dengan judul
Studi Reaksi
Alkilasi Benzena dengan Diklorometana menggunakan Katalis Cairan
Ionik.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar
Sarjana Science Jurusan Kimia di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan
Alam Universitas Indonesia.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tanpa
bantuan
dan bimbingan berbagai pihak dari awal perkuliahan hingga
penyusunan skripsi
ini, tidaklah mudah bagi penulis untuk menyelesaikannya. Untuk
itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Ir. Widyastuti Samadi, M. Si dan Dr. rer. nat Widajanti
Wibowo selaku
Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran
dalam
membimbing dan dengan sabar mengarahkan penulis selama
penelitian
2. Ir. Antonius Herry Cahyana selaku Pembimbing Akademis yang
telah
memberikan nasihat nasihat pada masa perkuliahan serta saran
selama
penelitian
3. Dr. Ridla Bakri. M. Phil selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA
UI,
Ibu Dra. Tresye Utari. M. Si selaku Koordinator Penelitian
serta
seluruh dosen Departemen Kimia FMIPA UI yang telah banyak
memberikan ilmu yang bermanfaat
4. Ir. Hedi Surahman. M Si selaku Koordinator Laboratorium
Penelitian
Departemen Kimia FMIPA UI, para staf dan karyawan Departemen
Kimia FMIPA UI (Mba Ina, Mba Cucu, Mba Ema, Mba Tri, Mba
Elfa,
Pak Kiri, Pak Min, Babe, Pak Mul, Pak Saleh, Pak Marji, dan yang
tak
bisa disebutkan satu persatu) yang telah membantu dalam
kebutuhan
Penulis dalam penelitian
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
v
5. Kak Alfin, Kak Rasyid, Kak Puji, Ka Agus, Daniel, Dio dan
staf
afiliasi yang telah membantu penulis dalam pengukuran dengan
instrumentasi
6. Pak Jaswanto dan Ibu Eva dari Puslabfor Mabes Polri yang
telah
membantu dalam pengukuran GC-MS dan memberikan saran dalam
penelitian
7. Ibu Ines dan Mba Riris dari PUSARPEDAL PUSPIPTEK yang
telah
membantu dalam pengukuran GC-MS
8. Ibu, bapak dan adik yang telah memberikan perhatian dan
dukungan
kepada penulis yang senantiasa mendoakan penulis dengan
tulus
hingga bisa menyelesaikan tugas akhir ini
9. Teman seperjuangan sepenelitian, Rani Afrianti yang telah
memberikan saran, nasihat selama penelitian dan senda gurau
yang
melengkapi penelitian ini
10. Teman teman penelitian lantai 3 dan 4(Sisil, Rosa, Santy,
Ikor, Sapi,
Rohman, Widya, Sabil, Putri , Wahyu, kimia 2008, dll), lab
kering(Ardila, Adi, dll), Hesty, Riri, Awe, Ikan makasi atas
saran
sarannya dan Ari, Intan, Dante makasi atas jurnal jurnalnya,
temen
pulang naek kereta Yomi makasi ya atas ceritanya, teman teman
kimia
2007 makasi atas dukungannya
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tentunya
banyak
kekurangan. Kritik dan saran yang membangun akan senantiasa
dibutuhkan
penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk penelitian
selanjutnya.
Penulis
2012
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akedemik Universitas Indonesia, penulis yang
bertanda tangan
dibawah ini :
Nama : Yuliga Setyawati
NPM : 0706263574
Program Studi : S1 Reguler
Departemen : Kimia
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif
(Non-Exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah penulis yang berjudul :
Studi Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana menggunakan
Katalis
Cairan Ionik
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas
Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat,
dan memublikasikan tugas akhir penulis selama tetap mencantumkan
nama
penulis sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan
sebenar-benarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : Januari 2012
Yang menyatakan
( Yuliga Setyawati )
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
vii Universitas Indonesia
Abstrak
Nama : Yuliga Setyawati
Program Studi : S1 Kimia
Judul : Studi Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana
menggunakan Katalis Cairan Ionik
Dalam penelitian ini, reaksi alkilasi benzena dengan asam lewis
AlCl3
menggunakan diklorometana sebagai electrophilic agent dan cairan
ionik sebagai
katalis. Asam lewis AlCl3 didikombinasikan dengan cairan ionik
membentuk
katalis cairan ionik asam. Katalis cairan ionik asam dibuat
dengan perbandingan
mol [bmim]Cl/AlCl3 1:1,8. Katalis ini dikarakterisasi dengan
FTIR. Hasil
karakterisasi menunjukan serapan =CN pada 1340,53 cm-1
dan serapan C–Cl pada
752,24 cm-1
. Selain itu, katalis AlCl3 dan [bmim]Cl/AlCl3 diimpregnasi ke
dalam
silika gel untuk membentuk AlCl3-silika gel dan
[bmim]Cl/AlCl3-silika gel. Hasil
karakterisasi katalis ini dengan FTIR menunjukan serapan Si-O-Si
pada 1083,99
cm-1
dan serapan Si-O-Al pada 418,12 cm-1
. Reaksi Alkilasi dilakukan dengan
variasi waktu dan suhu. Produk reaksi dianalisis dengan GC dan
menunjukan
persen konversi benzena dengan waktu reaksi 3 jam masing-masing
sebesar
27,04% pada suhu 30°C menggunakan katalis AlCl3 dan 24,64 % pada
suhu 10°C menggunakan katalis cairan ionik asam. Konversi dengan
AlCl3-silika gel menunjukan konversi benzena sebesar 21,42% dan 0%
menggunakan katalis
[bmim]Cl/AlCl3-silika gel. Identifikasi produk dilakukan dengan
GC-MS dan
menunjukkan terbentuknya benzil klorida sebagai produk
intermediet.
Kata kunci : Alkilasi, benzena, cairan ionik asam,
diklorometana
xiii + 61 halaman; 21 gambar ; 9 lampiran
Daftar Pustaka : 26 (1995-2011)
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
viii Universitas Indonesia
Abstract
Name : Yuliga Setyawati
Program Study : Chemistry
Title : Study on the Alkylation Reaction of Benzene with
Dichloromethane Using Ionic Liquid Catalysts
In this study, the alkylation reaction of benzene with Lewis
acid AlCl3 was
conducted using Dichloromethane as the electrophilic agent and
ionic liquid
[bmim]Cl as catalyst. The Lewis acid AlCl3 was combined with
[bmim]Cl to
produce acidic ionic liquid, which was prepared by a fixed molar
ratio of
[bmim]Cl/AlCl3 1:1,8. This acid catalyst was characterized by
FTIR. The FTIR
spectrum showed the absorption band of =CN at 1340,53 cm-1
and C–Cl
absorption band at 752,24 cm-1
. In addition, AlCl3 and [bmim]Cl/AlCl3 catalysts
were impregnated into silica gel to produce AlCl3-silica gel and
[bmim]Cl/AlCl3-
silica gel. The FTIR spectra showed the absorption of Si-O-Si at
1083,99 cm-1
and
Si-O-Al absorption at 418,12 cm-1
. The alkylation reactions were carried out by
varying the reaction time and the reactions temperature. The
reaction products
were analyzed by GC and showed the percentage conversion of
benzene in 3
hours were respectively 27,04% at 30°C using AlCl3 catalyst and
24,64 % at 10°C using [bmim]Cl/AlCl3 catalyst. Meanwhile the
conversion with AlCl3-silica gel catalyst showed the benzene
conversion of 21,42% and 0% using
[bmim]Cl/AlCl3-silca gel catalyst. The products identification
were conducted by
GC-MS and showed benzyl chloride compound as the intermediate
product.
Key words : Alkylation, benzene, acidic ionic liquid,
dichloromethane
xiii + 61 pages; 21 picture ; 10 attachments
Bibliography : 26 (1995-2011)
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
............................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN
..................................................................................
iii
KATA PENGANTAR
..........................................................................................
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
............................. vi
ABSTRAK
............................................................................................................
vii
DAFTAR ISI
.........................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR
............................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
.................................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
.........................................................................................
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
...................................................................................
1
1.1 Latar Belakang
...................................................................................
1
1.2 Identifikasi Masalah
...........................................................................
2
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
..................................................................
3
1.4 Tujuan Penelitian
...............................................................................
3
1.5 Hipotesis
.............................................................................................
3
1.6 Manfaat Penelitian
.............................................................................
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
..........................................................................
4
2.1 Cairan Ionik
........................................................................................
4
2.1.1 Jenis jenis cairan ionik
............................................................. 6
2.1.1.1 Cairan ionik asam lewis
..................................................... 7
2.2 [bmim]Cl
............................................................................................
7
2.3 Katalis
.................................................................................................
8
2.3.1 Jenis jenis Katalis
....................................................................
9
2.4 Metode sol gel
.....................................................................................
10
2.5 TEOS
..................................................................................................
10
2.6 Silika gel
.............................................................................................
11
2.7 Immobilisasi cairan ionik asam kedalam silika
gel............................. 11
2.8 Reaksi Alkilasi Friedel Crafts
.............................................................
12
2.9 Karakterisasi
.......................................................................................
13
2.9.1 FTIR
........................................................................................
13
2.9.2 BET
..........................................................................................
14
2.9.3 GasChromatography (GC)
....................................................... 14
2.9.4 Gas Chromatograpy-Mass Spektrometry(GC-MS)
................. 15
BAB 3 METODE PENELITIAN
.......................................................................
16
3.1 Lokasi Penelitian
.................................................................................
16
3.2 Alat dan Bahan
...................................................................................
16
3.2.1 Alat yang digunakan
...............................................................
16
3.2.2 Bahan yang digunakan
............................................................ 16
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
x Universitas Indonesia
3.3 Metode Kerja
......................................................................................
16
3.3.1 Pembuatan Silika Gel
..............................................................
17
3.3.2 Pembuatan Katalis
...................................................................
17
3.3.2.1 Pembuatan Katalis [bmim]Cl/AlCl3
.......................... 17
3.3.2.2 Pembuatan Katalis AlCl3-SiO2
.................................. 18
3.3.2.3 Pembuatan Katalis [bmim]Cl/AlCl3-SiO2 .................
19
3.3.3 Karakterisasi Katalis
.................................................................
19 18
3.3.3.1 Karakterisasi dengan FTIR
......................................... 19
3.3.4 Uji Katalisis pada reaksi Alkilasi Benzena dengan
Diklorometana
..........................................................................
20
3.3.4.1 Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana
Menggunakan Katalis AlCl3
..................................................... 20
3.3.4.2 Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana
Menggunakan Katalis [bmim]Cl/AlCl3
.................................... 20
3.3.4.3 Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana
Menggunakan Katalis AlCl3-SiO2
............................................ 20
3.3.4.4 Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana
Menggunakan Katalis [bmim]Cl/AlCl3-SiO2
........................... 20
3.3.5 Karakterisasi Hasil Reaksi
........................................................ 21
3.3.5.1 Karakterisasi dengan FTIR
........................................... 21
3.3.5.2 Karakterisasi dengan GC
.............................................. 21
3.3.5.3 Karakterisasi dengan GC-MS
....................................... 22
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
...............................................................
23
4.1 Pembuatan Silika gel
..........................................................................
23
4.2 Pembuatan Katalis
..............................................................................
26
4.2.1 Pembuatan Katalis [bmim]Cl/AlCl3
........................................ 26
4.2.2 Pembuatan Katalis AlCl3-SiO2
................................................ 28
4.2.3 Pembuatan Katalis [bmim]Cl/AlCl3-SiO2
................................ 30
4.3 Uji Katalisis pada Reaksi alkilasi Benzena dengan
Diklorometana ... 31
4.3.1 Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana
menggunakan
Katalis AlCl3
............................................................................
32
4.3.2 Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana
menggunakan
Katalis [bmim]Cl/AlCl3
........................................................... 34
4.3.3 Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana
menggunakan
Katalis AlCl3-SiO2
...................................................................
36
4.3.4 Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana
menggunakan
Katalis [bmim]Cl/AlCl3-SiO2
.................................................. 37
4.3.5 Perbandingan konversi benzena terhadap pengaruh katalis,
suhu
dan waktu reaksi
.......................................................................
39
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
...............................................................
42
5.1 Kesimpulan
........................................................................................
42
5.2 Saran
....................................................................................................
42
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
xi Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................................
43
LAMPIRAN
.........................................................................................................
46
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
xii Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Struktur kation pada cairan ionik
..................................................... 4
Gambar 2.2. Contoh cairan ionik
..........................................................................
5
Gambar 2.3. Variasi kombinasi katalis/cairan ionik/support
................................ 6
Gambar 2.4. Reaksi pembentukan cairan ionik asam
........................................... 7
Gambar 2.5. Struktur molekul [bmim]Cl
..............................................................
8
Gambar 2.6. Kurva Energi Aktivasi pada Katalis
................................................. 9
Gambar 2.7. Struktur molekul tetra etyl orto silikat
............................................. 11
Gambar 2.8. Struktur silika gel
.............................................................................
11
Gambar 2.9. Reaksi alkilasi Friedel Craft
.............................................................
13
Gambar 2.10. Reaksi penataan ulang
....................................................................
14
Gambar 4.1. Mekanisme Hidrolisis dan Kondensasi pada
pembentukan
silika gel
...........................................................................................
24
Gambar 4.2. Silika gel
...........................................................................................
26
Gambar 4.3. Spektrum FTIR TEOS dan Silika gel
............................................... 26
Gambar 4.4. Reaksi Pembentukan Katalis Cairan Ionik Asam
........................... 26
Gambar 4.5. Spektrum FTIR [bmim]Cl dan [bmim]Cl/AlCl3
..............................
Gambar 4.6. Spektrum FTIR Silika gel dan AlCl3-silika gel
................................ 28
Gambar 4.7. Reaksi antar gugus silanol dengan AlCl3
......................................... 29
Gambar 4.8. Spektrum FTIR [bmim]Cl, [bmim]Cl/AlCl3 dan
[bmim]Cl/AlCl3-
silika gel
..........................................................................................
Gambar 4.9. Reaksi pembentukan katalis [bmim]Cl/AlCl3-silika gel
..................
Gambar 4.10. Mekanisme reaksi alkilasi benzena dengan
diklorometana
menggunakan AlCl3
.........................................................................
31
Gambar 4.11. Fragmentasi produk alkilasi menggunakan katalis
AlCl3 .............. 32
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
xiii Universitas Indonesia
Gambar 4.12. Mekanisme reaksi alkilasi benzena dengan
diklorometana
menggunakan katalis [bmim]Cl/AlCl3
............................................. 34
Gambar 4.13. Fragmentasi produk alkilasi menggunakan katalis
[bmim]Cl/AlCl3 35
Gambar 4.14.Mekanisme reakis alkilasi benzena dengan
diklorometana
menggunakan katalis [bmim]Cl/AlCl3-silika gel
............................. 36
Gambar 4.15.Mekanisme reaksi alkilasi benzena dengan
diklorometana
menggunakan katalis [bmim]Cl/AlCl3-silika gel
.......................... 38
Gambar 4.16.Pengaruh penggunaan katalis terhadap persen konversi
pada reaksi
alkilasi dengan variasi waktu
...................................................... 39
Gambar 4.17.Pengaruh penggunaan katalis terhadap persen konversi
pada reaksi
alkilasi dengan variasi waktu
...................................................... 40
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
xiv Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Tabel perbandingan spektrum inframerah beberapa gugus
fungsi pada
silika gel secara teoritis dan
pengukuran............................................ 25
Tabel 4.2. Tabel perbandingan spektrum inframerah beberapa gugus
fungsi pada
katalis [bmim]Cl/AlCl3 secara teoritis dan pengukuran
..................... 27
Tabel 4.3. Tabel perbandingan spectrum inframerah beberapa gugus
fungsi pada
katalis AlCl3-silika gel secara teoritis dan pengukuran
...................... 29
Tabel 4.4. Tabel perbandingan spectrum inframerah beberapa gugus
fungsi pada
katalis [bmim]Cl/AlCl3-silika gel secara teoritis dan pengukuran
..... 31
Tabel 4.5. Data perhitungan Konversi Benzena menggunakan katalis
AlCl3 pada
suhu 10°C dan30°C
..........................................................................
32
Tabel 4.6 Data perhitungan Konversi Benzena menggunakan katalis
[bmim]Cl
/AlCl3 pada suhu 10°C dan 30°C
...................................................... 34
Tabel 4.7. Tabel perbandingan konversi benzena terhadap pengaruh
katalis, suhu
dan waktu
...........................................................................................
40
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
xv Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Bagan kerja reaksi alkilasi benzena dengan
diklorometana ............. 46
Lampiran 2. Standar benzena dengan kromatografi gas
....................................... 47
Lampiran 3. Spektrum FTIR TEOS dan silika gel
................................................ 48
Lampiran 4. Spektrum FTIR katalis AlCl3-silika
gel............................................ 49
Lampiran 5. Spektrum FTIR katalis
[bmim]Cl/AlCl3........................................... 50
Lampiran 6. Spektrum FTIR katalis [bmim]Cl/AlCl3-silika gel
........................... 51
Lampiran 7. Hasil pengukuran dengan kromatografi gas
..................................... 52
Lampiran 8. Hasil Pengukuran dengan
BET......................................................... 58
Lampiran 9. Hasil pengukuran dengan kromatografi gas-spektometri
massa ...... 60
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Senyawa difenilmetana merupakan senyawa yang digunakan
sebagai
intermediet aditif pada bahan kimia pertanian, polyester, zat
warna dan disintesis
melalui reaksi alkilasi Friedel Craft (Dong-Sun Kim et al.,
2002). Reaksi alkilasi
Friedel Crafts pada senyawa aromatik merupakan salah satu proses
penting dalam
industri (Sergey P. Verevkin et al, 2008). Reaksi Alkilasi
Friedel Craft merupakan
reaksi yang melibatkan cincin aromatik dan alkil halida
menggunakan katalis
homogen asam seperti AlCl3, FeCl3, atau H2SO4 (Xijin Cai et. al,
2007).
Pada penelitian ini AlCl3 digunakan sebagai katalis asam lewis
namun
penggunaan katalis homogen ini menimbulkan masalah lingkungan,
bersifat
korosif, pembentukan HCl dalam jumlah besar serta penanganan
limbah aluminat
yang dihasilkan (Xijin Cai et. al, 2007).
Beberapa dampak lingkungan yang diakibatkan penggunaan katalis
homogen
ini menjadi alasan untuk menggunakan katalis yang ramah
lingkungan. Salah satu
katalis ramah lingkungan adalah cairan ionik. Umumnya cairan
ionik tidak hanya
digunakan sebagai katalis pada suatu reaksi dan media ekstraksi
namun juga
digunakan sebagai pelarut ramah lingkungan dan alternatif untuk
Volatile Organic
Compounds (VOCs) dalam suatu reaksi organik (CaiboYue et, al,
2011).
Cairan ionik dikenal dengan nama room temperature ionic
liquid,
nonaquaeous ionic liquids, molten salt, liquid organic salt,
fused salt (Jason P.
Hallet, 2011) dan telah banyak digunakan pada berbagai aplikasi.
Para peneliti
menemukan bahwa selektivitas dan kecepatan reaksinya menjadi
lebih baik
dengan digunakannya cairan ionik sebagai pelarut dibandingkan
dengan pelarut
konvensional.
Selain itu, cairan ionik memiliki beberapa keunggulan sebagai
katalis antara
lain dapat melarutkan reaktan organik maupun anorganik,
viskositasnya rendah,
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
2
Universitas Indonesia
memiliki tekanan uap yang rendah sehingga tidak mudah menguap
walaupun
dipanaskan pada suhu tinggi, terdiri dari bagian hidrofilik dan
hidrofobik sehingga
memiliki fleksibilitas sintetis, memiliki konduktivitas termal
yang baik, bersifat
nonvolatile yang menjadikan katalis ini ramah lingkungan.(Green
Chemistry)
Beberapa keunggulan dari cairan ionik ini diaplikasikan dalam
reaksi Alkilasi
Friedel Crafts. Katalis AlCl3 pada reaksi alkilasi
diimpregnasikan dalam cairan
ionik 1-butil-3-metil imidazolium klorida ([bmim]Cl) membentuk
cairan ionik
asam. Proses impregnasi ini diharapkan dapat memperoleh
aktivitas katalitik yang
lebih baik.
Penggunaan katalis cairan ionik asam pada reaksi alkilasi ini,
bersifat sebagai
katalis heterogen. Untuk memperluas sisi aktif dari katalis,
katalis cairan ionik
asam ini diimobilisasikan dengan silika gel. Silika gel yang
bersifat adsorben
dapat meningkatkan efisiensi cairan ionik asam sebagai katalis
heterogen sehingga
lebih mudah dalam proses pemisahan dengan produk dan mengurangi
jumlah
cairan ionik asam yang hilang (CaiboYue et, al, 2011).
Luas permukaan bidang sentuh cairan ionik asam sebagai katalis
heterogen
yang diimobilisasi ke dalam silika gel menjadi lebih besar
mengikuti luas
permukaan silika gel yang berbentuk serbuk. Hal ini menyebabkan
interaksi
antara cairan ionik asam dengan reaktan menjadi lebih besar.
1.2 Identifikasi Masalah
Pada umumnya proses reaksi alkilasi benzena dengan katalis
AlCl3
mempunyai dampak yang merugikan lingkungan, seperti terbentuknya
limbah
aluminat yang memiliki sifat korosif, proses pemurnian yang
tidak sederhana,
regenerasi katalis yang tidak mudah serta membutuhkan waktu
reaksi yang lama.
Pada penelitian ini, katalis asam lewis atau AlCl3 diimpregnasi
dengan cairan
ionik [bmim]Cl membentuk katalis cairan ionik asam
[bmim]Cl/AlCl3 dengan
tujuan mengurangi dampak yang dihasilkan serta dapat
meningkatkan aktivitas
katalis. Untuk meningkatkan dan memperluas sisi aktif katalis,
katalis ini
diimpregnasi dalam suatu support seperti silika gel.
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
3
Universitas Indonesia
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah mempelajari proses reaksi
alkilasi antara
benzena dengan diklorometana menggunakan katalis cairan ionik
asam
[bmim]Cl/AlCl3.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis katalis
[bmim]Cl/AlCl3, menguji
aktivitas katalis [bmim]Cl/AlCl3 melalui reaksi alkilasi benzena
dengan
diklorometana dan membandingkannya dengan katalis AlCl3 serta
menguji
aktivitas katalis AlCl3 dan [bmim]Cl/AlCl3 yang diimpregnasi ke
dalam support.
1.5 Hipotesis
1. Katalis cairan ionik asam [bmim]Cl/AlCl3 dapat digunakan
sebagai katalis
dalam reaksi alkilasi benzena dengan diklorometana
2. Katalis [bmim]Cl/AlCl3 memiliki aktivitas yang baik
dibandingkan dengan
katalis AlCl3
3. Katalis AlCl3 yang diimpregnasi kedalam support memiliki
aktivitas lebih
baik dibandingkan dengan tanpa support
4. Katalis [bmim]Cl/AlCl3 yang diimpregnasi dengan support
memiliki aktivitas
lebih baik dibandingkan tanpa support
1.6 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat:
1. Mempelajari karakteristik cairan ionik pada reaksi alkilasi
benzena dengan
diklorometana
2. Mempelajari mekanisme kerja cairan ionik sebagai katalis pada
reaksi alkilasi
benzena dengan diklorometana
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
16 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Cairan ionik
Cairan ionik adalah cairan yang mengandung lebih dominan spesi
ionik dan
berbentuk cairan pada temperatur ruang. Cairan ionik terdiri
dari kation dan anion
senyawa garam dengan kompleksitas tinggi dan struktur kristal
yang lemah
sehingga berbentuk cairan (CaiboYue et, al, 2011).
Jenis kation yang digunakan pada cairan ionik misalnya
imidazolium,
pyridinium, pyrrolidinium, ammonium, phosphonium dan sulfonium.
Sedangkan
jenis anion pada cairan ionik seperti alkilsulfat, tosylat,
alkilsulfonat,
bis(trifluorometilsulfonil)imide, hexafluorophosphat,
tetrafluoroborat,
tetrachloroaluminate, nitrat, triflate dan halida (Johanna
Karkkaenin, 2007).
Struktur kation pada cairan ionik ditunjukkan pada Gambar
2.1
[sumber : H. Oliver-Bourbigou, et al, 2010]
Cairan ionik memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang
ditentukan berdasarkan
kombinasi jenis kation dan anion. Adanya anion dan kation yang
beragam
Gambar 2.1 Struktur kation pada cairan ionik
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
17
Universitas Indonesia
membuat cairan ionik bersifat unik dan dapat digunakan pada
berbagai aplikasi.
Karena sifatnya yang dapat disesuaikan menurut kebutuhan maka
cairan ionik
dikenal dengan designer solvent.
Cairan ionik dapat digunakan sebagai pelarut sekaligus katalis
ramah
lingkungan pada reaksi katalitis. Cairan ionik dapat melarutkan
senyawa organik
maupun anorganik. Biasanya kation yang digunakan adalah
alkilimidazolium
seperti 1-etil-3-metilimidazolium (emim),
1-butil-3-metilimidazolium (bmim) dan
1-heksil-3-metilimidazolium (hmim) (Doorslaer, Charlie Van,
2010). Beberapa
contoh cairan ionik ditunjukkan oleh Gambar 2.2.
[sumber : Martyn J. Earle and Kenneth R. Seddon, 2000]
Cairan ionik dapat dikategorikan ke dalam dua kategori, yakni
garam
sederhana (terdiri atas kation dan anion) dan cairan ionik
biner. Contoh cairan
ionik dalam bentuk garam sederhana yakni berupa cairan ionik
yangpertama
diketahui berada dalam bentuk cair pada suhu ruang dikenal
sebagai
[EtNH3]+[NO3]
- ditemukan pada tahun 1914. Kategori kedua adalah cairan
ionik
bineryang terbuat dari campuran aluminium (III) klorida dan
N-alkilpiridinium
atau 1,3 dialkilimidazolium klorida yang mengandung beberapa
spesi ion yang
berbeda. Karakteristik dan titik leleh dari cairan ionik biner
tergantung kepada
fraksi mol ion ion penyusunnya.
Sifat fisika dan kimia cairan ionik dapat diatur dengan
memvariasikan kation,
anion, dan gugus alkil yang merupakan bagian dari kation, antara
lain dengan
cara:
a. Pengaturan panjang rantai gugus alkil untuk mengatur
kelarutan dalam
air. Semakin panjang gugus alkil maka semakin meningkat
hidrofobisitas
kation sehingga akan menurunkan kelarutan,
Gambar 2.2 Contoh cairan ionik
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
18
Universitas Indonesia
b. Pengaturan anion, halida, nitrat, asetat, trifluoroasetat,
tetrafluoroborat,
triflat, heksafluorofosfat dan bis (trifluorometilsulfonil)
imida untuk
mengatur sifat kimia dan fisika (Kuskaryawantini, 2010)
Dalam proses impregnasi cairan ionik dengan katalis dan support,
terdapat
tiga tipe ikatan yang terbentuk diantaranya,
1. Tipe 1a (katalis/cairan ionik/support)
Tipe 1b (katalis/cairan ionik/cairan ionik-support)
2. Tipe 2 (katalis-cairan ionik-support + cairan
ionik-support)
3. Tipe 3 (cairan ionik/katalis-support). (Doorslaer, Charlie
Van et al.,
2010)
[sumber : Doorslaer, Charlie Van et al, 2010]
2.1.1 Jenis jenis cairan ionik
Cairan ionik memiliki beberapa jenis diantaranya acidic ionic
liquid, basic
ionic liquid, metal-containing ionic liquids, chiral ionic
liquids, guanidium ionic
liquids dan ionic liquid containing OH groups (Yue Caibo et al.,
2011).
Acidic ionic liquid atau cairan ionik asam merupakan salah satu
tipe
cairan ionik yang bersifat asam karena sisi aktif asam pada
framework cairan
ionik. Berdasarkan sifat keasamannya, cairan ionik asam terbagi
menjadi tiga
kategori diantaranya lewis acidic ionic liquid, bronsted acidic
ionic liquid dan
bronsted lewis combined acidic ionic liquid (Yue Caibo et al.,
2011).
Basic ionic liquid atau cairan ionik basa merupakan tipe cairan
ionik yang
bersifat basa karena sisi aktif basa pada framework cairan
ionik. Katalis cairan
Gambar 2.3 Variasi kombinasi katalis/cairan ionik/support
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
19
Universitas Indonesia
ionik basa dapat digunakan sebagai katalis ramah lingkungan.
Cairan ionik basa
terbagi menjadi dua kategori yakni lewis basic ionic liquid dan
bronsted basic
ionic liquid (Yue Caibo et al., 2011).
2.1.1.1 Cairan ionik asam lewis
Cairan ionik asam lewis terbagi menjadi dua yakni normal lewis
acidic
ionic liquid dan supported lewis acidic ionic liquid. Reaksi
pembentukan cairan
ionik asam ditunjukkan pada Gambar 2.4
.
Normal lewis acidic ionic liquid telah banyak digunakan sebagai
pelarut
dan katalis pada reaksi esterifikasi, alkilasi dan asilasi
Friedel Crafts, kondensasi,
penataan ulang, karbonilasi dan sintesis beberapa senyawa
organik. Katalis ini
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan katalis asam
seperti
memiliki tekanan uap rendah dan stabilitas cukup kuat, serta
mudah dipisahkan
karena perbedaan kepolaran antara produk dengan katalis ini (Yue
Caibo et al.,
2011).
Supported lewis acidic ionic liquid digunakan dengan tujuan
untuk
memudahkan proses pemisahan produk dengan katalis dan mengurangi
jumlah
katalis yang hilang. Supported lewis acidic ionic liquid
diperoleh dari normal
lewis acidic ionic liquid yang diimobilisasikan dalam suatu
padatan anorganik
seperti silika gel sehingga membentuk katalis heterogen (Yue
Caibo et al., 2011).
2.2 [bmim]Cl
[bmim]Cl atau 1-buthyl-3-methylimidazolium chlorida adalah suatu
cairan
ionik yang terdiri dari kation 1-butyl-3-methylimmidazolium dan
anion Cl- yang
bersifat hidrofilik. Cairan ionik ini memiliki titik leleh 65°C
dan memiliki rumus
molekul C8H15N2·Cl dengan struktur molekul yang ditunjukkan oleh
Gambar 2.5
Gambar 2.4 Reaksi pembentukan cairan ionik asam
+
x MCl N+NR2R1
N+NR1 R2
(M Cl )
Cl
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
20
Universitas Indonesia
[sumber : Tingting Zhao, et al, 2007]
2.3 Katalis
Katalis merupakan zat lain selain reaktan dan produk yang
ditambahkan pada
suatu sistem untuk mengubah atau meningkatkan laju reaksi kimia
untuk
mencapai keadaan kesetimbangan kimianya.(Widajanti Wibowo,
2010)
Katalis bekerja dengan menurunkan energi aktivasi yang
dibutuhkan dalam
reaksi. Energi aktivasi adalah energi minimum yang dibutuhkan
untuk
menghasilkan produk. Dengan menurunnya energi aktivasi ini,
pembentukan
kompleks teraktifkan lebih mudah terbentuk. Hubungan antara
energi aktivasi
dengan katalis ditunjukkan pada Gambar 2.6
[sumber : www. datachem.blogspot 29 september 2011 pukul
12.00]
Katalis tersusun atas komponen komponen yang menunjang sifat dan
fungsi
katalis yang diharapkan. Komponen komponen tersebut
meliputi:
Gambar 2.6 Kurva Energi Aktivasi pada Katalis
Gambar 2.5. Struktur Molekul [bmim]Cl
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
21
Universitas Indonesia
1. Sisi aktif/pusat aktif merupakan bagian terpenting dari
katalis yang berfungsi
untuk mempercepat mengarahkan reaksi, dimana reaktan terikat
dan
mengkonversi reaktan secara selektif menjadi produk.
2. Pendukung merupakan komponen ini ditambahkan dalam preparasi
katalis
yang merupakan tempat terdistribusinya sisi aktif katalis.
Fungsi dari
pendukung ini adalah menaikkan luas permukaan katalis,
menghasilkan
kekuatan mekanik suatu bahan katalis yang mudah rapuh dan
menstabilkan
struktur aktif katalis.
3. Promotor berfungsi untuk meningkatkan kinerja katalis seperti
aktivitas,
stabilitas dan katalis.(Widayanti Wibowo, 2004)
Sifat katalis ideal dalam suatu reaksi adalah aktif, selektif,
stabil dan
ekonomis. Katalis bersifat aktif berarti katalis dapat
mempercepat pembentukan
intermediet yang terbentuk akibat interaksi antar reaktan.
Selektif dapat diartikan
mampu memperbanyak produk yang diiinginkkan dan memperkecil
hasil samping
dari suatu reaksi katalisis. Stabil berarti katalis tidak
berubah sifat fisika dan
kimianya setelah reaksi katalisis berakhir. Ekonomis mengandung
makna bahwa
katalis digunakan dalam jumlah yang sedikit untuk mengurangi
biaya reaksi
katalisis tetapi hasil produk lebih baik daripada tanpa
katalis.
2.3.1 Jenis jenis Katalis
Secara luas, katalis dibedakan menjadi dua yaitu katalis homogen
dan
heterogen. Katalis homogen adalah katalis dengan sisi aktif
katalitiknya berada
dalam fase yang sama dan memungkinkan interaksi lebih mudah
antara komponen
sehingga dapat menghasilkahn aktivitas yang lebih baik. Katalis
ini memiliki
beberapa keuntungan diantaranya selektivitas tinggi, high turn
over number
(TON), stabilitas termal yang kurang baik serta optimasi
aktivitas katalitik lebih
mudah. Namun katalis ini memiliki kekurangan diantaranya
kesulitan dalam
mengisolasi dan memisahkan produk akhir sehingga penggunaan
katalis ini
kurang praktis. (Vivek Polshettiwar, et al, 2011)
Sedangkan katalis heterogen adalah katalis yang diperoleh
melalui proses
entrapment dan grafting pada permukaan aktif molekul atau pori
pada support
seperti silica dan alumina sehingga memiliki fase yang berbeda
dengan
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
22
Universitas Indonesia
reaktannya. Katalis ini memiliki kelebihan diantaranya dapat
digunakan kembali,
stabilitas termal yang baik dan mudah dalam pemisahannya. Namun
aktivitas
katalitik dan selektivitas dari katalis ini menjadi berkurang.
(Vivek Polshettiwar,
et al, 2011)
2.4 Metode sol gel
Metode sol gel merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menghasilkan
bahan bahan keramik anorganik melalui reaksi kimia didalam suatu
larutan pada
temperature ruang. Proses ini dapat menghasilkan suatu bahan
berupa keramik,
fiber, komposit yang mempunyai kristal halus, tingkat kemurnian
tinggi serta
homogen. (Yulian Lis, 2010)
Proses pembentukan silika gel melalui proses sol gel sangat
dipengaruhi oleh
komposisi logam alkoksida, air, pH dan suhu. Keberhasilan proses
ini sangat
tergantung pada proses hidrolisis dan kondensasi.
2.5 TEOS
TEOS merupakan singkatan dari Tetra Etil Orto Silikat yang
memiliki rumus
molekul (C2H
5O)
4Si. TEOS berbentuk cairan yang mudah terbakar dan
mengiritasi. Dalam penelitian ini, TEOS digunakan sebagai sumber
silika untuk
pembuatan silika gel. Struktur molekul TEOS ditunjukkan pada
Gambar 2.7
[sumber : wikipedia.org 9 Juli 2011 pukul 15.00]
2.6 Silika gel
Silika gel adalah suatu bentuk dari silika yang bersifat tidak
elastis, seperti
kaca. Biasanya digunakan sebagai pengering karena sifat
adsorbennya. Struktur
silika gel ditunjukkan pada Gambar 2.8
Gambar 2.7 Struktur Molekul Tetra Ethyl Ortho Silikat
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
23
Universitas Indonesia
Bentuk silika gel berupa padatan amorf dan berpori, mempunyai
sifat inert,
netral, luas permukaannya besar (300-500 m2g
-1), dan memiliki daya adsorpsi
besar . Oleh karena itu silika gel banyak digunakan sebagai
adsorben anorganik,
penyerap air, dan sebagai fasa diam pada kromatografi lapisan
tipis dan
kromatografi gas. (Charlie Van Doorslaer, et al, 2010)
Dalam penelitian ini, silika gel dipilih sebagai substrat untuk
immobilisasi
cairan ionik asam karena sifatnya yang memiliki banyak pori
sehingga
memudahkan adsorbsi cairan ionik secara fisika maupun kimia
sekaligus
memperbesar luas permukaan sentuh cairan ionik. Selain itu,
bentuk silika yang
berupa padatan juga memudahkan katalis cairan ionik asam untuk
diregenerasi.
2.7 Immobilisasi Cairan Ionik Asam kedalam Silika Gel
Sifat silika gel yang berpori kecil banyak dijadikan substrat
untuk
memperbesar luas permukaan sentuh suatu cairan yang
diimobilisasi kedalam
silika gel. Prinsip immobilisasi cairan ionik ada 2 yaitu metode
sol gel dan
impregnasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode
impregnasi dimana cairan ionik dimasukkan ke dalam silika gel
setelah silika gel
terbentuk.
Pada prinsipnya, immobilisasi bertujuan agar cairan yang
disupport ke dalam
silika gel tetap tertahan dalam silika gel dengan memodifikasi
permukaan silika
gel. Modifikasi ini biasanya dilakukan menggunakan senyawa
organik yang
mengandung atom seperti S, N,O dan P, yang sering disebut
sebagai ligan. Dalam
penelitian ini digunakan ligan N yang terdapat pada cairan
ionik.(Linda
Puspitasari, 2010)
Gambar 2.8 Struktur silika gel
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
24
Universitas Indonesia
Proses pengikatan ligan immobilisasi dengan permukaan silika gel
dapat
dilakukan melalui 2 proses, yaitu:
a. adsorbsi kimia, pembentukan ikatan kimia antara atom donor
dari ligan
dengan silika gel
b. adsorbsi fisika, proses adsorbs secara fisik dari ligan ke
permukaan silika
gel.(Linda Puspitasari, 2010)
2.8 Reaksi Alkilasi Friedel Crafts
Alkilasi senyawa aromatik disebut juga reaksi Friedel Crafts
berdasarkan
nama Charles Friedel (kebangsaan Prancis) dan James Mason Crafts
(kebangsaan
Amerika) yang pertama kali menemukan reaksi ini pada tahun 1887.
Elektrofilnya
ialah karbokation yang dapat terbentuk baik dengan mengambil ion
halida dari
alkil halida dengan katalis asam lewis seperti AlCl3, FeCl3,
BF3, CuCl2, ZnCl2
maupun dengan menambahkan proton pada alkena dengan katalis asam
bronsted
seperti HF, H2SO4, H3PO4 .Tingkat keasaman dari asam lewis ini
pun berbeda.
(Hart Craine Hart, 2003)
Reaksi alkilasi Friedel Crafts memiliki beberapa keterbatasan.
Reaksi ini
tidak dapat diterapkan pada cincin aromatik yang telah memiliki
gugus nitro atau
asam sulfonat sebab gugus tersebut membentuk kompleks dengan
dan
mendeaktifkan katalis aluminium klorida (Hart Craine Hart,
2003). Gambar 2.10
menunjukkan reaksi alkilasi antara benzena dengan alkil halida
membentuk alkil
benzena.
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
25
Universitas Indonesia
[sumber : library.tedankara.k12.tr/carey/ch12-6.html, 9
september 2011 19.00]
Selain itu, reaksi alkilasi dapat mengalami penataan ulang pada
alkil halida
primer membentuk karbokation sekunder atau tersier yang lebih
stabil sehingga
menghasilkan produk tertata ulang. Berikut ini reaksi penataan
ulang pada alkil
halida primer,
[sumber : library.tedankara.k12.tr/carey/ch12-6.html, 9
september 2011 19.00]
Tahapan pertama pada alkilasi adalah pembentukan elektrofilik
pada suatu
karbokation. Tahapan kedua elektrofilik menyerang pada benzena,
sedangkan
tahapan ketiganya eliminasi sebuah ion hidrogen, sehingga
dihasilkan
alkilbenzena.
2.9 Karakterisasi
2.9.1 FTIR (Fourier Transform Infra Red)
Spektroskopi FTIR adalah metode analisis material
menggunakan
spektroskopi sinar infra merah yang berada pada rentang panjang
gelombang dari
2.5 µm sampai 25 µm dan memiliki rentang bilangan gelombang dari
400 cm-1
sampai 4000 cm-1
. Spektroskopi infra merah digunakan untuk menentukan gugus
fungsi yang terdapat dalam suatu sampel. Serapan infra merah
suatu molekul
diukur sebagai fungsi dari bilangan gelombang. (Ibadurrahman,
2008).
Gambar 2.9 Reaksi Alkilasi
Gambar 2.10 Reaksi Penataan Ulang
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
26
Universitas Indonesia
Absorbsi radiasi inframerah sesuai dengan tingkat energi vibrasi
dan rotasi
pada ikatan kovalen yang mengalami perubahan momen dipole dalam
suatu
molekul. Pengukuran menggunakan FTIR memiliki 3 fungsi utama
yaitu untuk
mengidentifikasi material yang belum diketahui, menentukan
kualitas sampel, dan
menentukan intensitas suatu komponen dalam sebuah campuran.
2.9.2 BET (Brunauer-Emmet-Teller)
Metode BET merupakan metode yang digunakan untuk menentukan
luas
permukaan suatu padatan berpori, ukuran pori pori dan volume
pori. Prinsip
kerjanya berdasarkan proses adsorpsi gas N2 pada permukaan
padatan berpori.
Sampel yang akan dianalisis dengan berat yang diketahui
diletakkan dalam
tabung yang sudah diketahui volumenya dan dipanaskan dibawah
vakum untuk
menghilangkan gas gas yang terdapat pada sampel. Tabung
didinginkan dalam
nitrogen cair dan sejumlah gas nitrogen dimasukkan kedalam
tabung. Setelah
mencapai kesetimbangan tekanan dalam jumlah tabung diukur. Hal
ini dilakukan
berulang kali dengan jumlah jumlah tertentu gas N2. Dengan
mengamati
perbedaan tekanan gas terhitung dan tekanan yang diamati pada
setiap
penambahan dapat ditentukan jumlah N2 yang teradsorpsi. (Wibowo,
Widajanti,
2004)
2.9.3 GC (Gas Chromatography)
Gas Chromatography merupakan suatu metode analisis yang
didasarkan
pemisahan fisik zat organik atau anorganik yang stabil pada
pemanasan..
Kromatografi gas memiliki beberapa keunggulan diantaranya aliran
fase mobil
sangat terkontrol dan kecepatannya tetap, mudah terjadi
pencampuran uap sampel
ke dalam fasa aliran fasa mobil serta pemisahan fisik terjadi
didalam kolom yang
jenisnya banyak, panjang dan temperaturnya dapat diatur.
Kromatografi gas
memiliki beberapa komponen seperti depo gas pembawa, injektor,
kolom
kromatografi, kontrol temperature dan detektor.
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
27
Universitas Indonesia
2.9.4 GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry)
Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS) adalah dua
metode
analisis yang dihubungkan untuk dikombinasikan menjadi dua
metode analisa
campuran senyawa kimia. Dengan menggabungkan dua metode ini,
maka dapat
diketahui senyawa apa saja yang terkandung dalam suatu campuran,
baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
Kromatografi gas secara umum digunakan untuk memisahkan
campuran
kimia menjadi masing-masing komponennya berdasarkan
pendistribusian sampel
diantara dua fasa, yaitu fasa diam dan fasa gerak. Apabila
spektrometer massa
dengan detector ionisasi elektron dihubungkan dengan instrumen
kromatografi
gas maka senyawa tersebut akan ditembak dengan elektron yang
menyebabkan
senyawa-senyawa tersebut dipecah menjadi fragmen-fragmennya.
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
28
Universitas Indonesia
BAB 3
METODE PENELITIAN
Tahapan penelitian ini terdiri dari
1. Pembuatan silika gel dari TEOS
2. Pembuatan katalis cairan ionik asam [bmim]Cl/AlCl3
3. Pembuatan katalis [bmim]Cl/AlCl3-silika gel
4. Proses reaksi alkilasi benzena dengan diklorometana
menggunakan katalis
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Departemen Kimia
FMIPA
Universitas Indonesia, Kampus UI Depok.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini diantaranya neraca
analitis,
mortar, peralatan gelas, oven, hotplate stirer, termometer,
spatula, cawan porselin,
FTIR (IR Prestige 21 Simadzu), GC-MS (Agilent Technology and
Simadzu), GC
(Simadzu).
3.2.2 Bahan
Bahan yang dipergunakan diantaranya AlCl3, benzena,
diklorometana, HCl,
[bmim]Cl, eter, aseton, TEOS dan aquabides.
3.3 Metode Kerja
Penelitian ini dimulai dengan membuat silika gel dari TEOS dan
pembuatan
katalis cairan ionik asam dari [bmim]Cl dan asam lewis AlCl3.
Katalis cairan
ionik asam ini diimobilisasi dengan suatu support untuk
membentuk katalis
[bmim]Cl/AlCl3-SiO2 yang siap digunakan.
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
29
Universitas Indonesia
Dalam proses reaksi alkilasi ini, dilakukan variasi katalis,
waktu dan
temperatur yang dipergunakan untuk mengetahui kondisi optimum
reaksi alkilasi
tersebut.
3.3.1 Pembuatan Silika Gel
TEOS, HCl, aquademin dicampur dalam rotavapor selama 4 jam
hingga
terbentuk silika hidrogel. Kemudian didiamkan selama 24 jam dan
digerus untuk
dipanaskan pada suhu 110o
C selama 4 jam. Silka gel yang terbentuk dihaluskan
dengan mortar. Hasil yang terbentuk dikarakterisasi dengan
FTIR.
3.3.2 Pembuatan Katalis
3.3.2.1 Pembuatan Katalis [bmim]Cl/AlCl3
Pembuatan katalis [bmim]Cl/AlCl3 dibuat dengan perbandingan mol
1:1,8
kemudian diaduk dengan magnetic stirrer selama 60 menit. Hasil
yang terbentuk
dikarakterisasi dengan FTIR.
TEOS Akuademin
Dicampur dlm
rotavapor selama 3 jam
Terbentuk
silika hidrogel
Didiamkan
24 jam
HCl
Digerus
Dioven 100°C Silika gel
Bagan 3.1 Proses Pembuatan Silika Gel
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
30
Universitas Indonesia
3.3.2.2 Pembuatan Katalis AlCl3-SiO2
Immobilisasi AlCl3 pada SiO2
Prosedur pembuatan katalis SiO2-AlCl3 mengikuti prosedur
pembuatan
katalis SiO2/Ni seperti yang dilakukan Indra Puspita Sari
(2008). Sebanyak 3
gram silica gel dimasukkan ke dalam 30 mL larutan AlCl3 1 M dan
diaduk selama
2 jam, kemudian dibiarkan selama 24 jam. Campuran disaring, dan
endapan
dikeringkan di dalam oven pada suhu 110oC.
Silica gel
3 g
AlCl3 1 M
30 mL
Diaduk
2 jam
Didekantasi,
dikeringkan
Dioven 110oC
AlCl3 [bmim]Cl
Diaduk selama
1 jam
30 menit
Terbentuk
[bmim]Cl/AlCl3
Bagan 3.2 Proses Immobilisasi [bmim]Cl pada AlCl3
Bagan 3.3 Proses Immobilisasi AlCl3 pada SiO2
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
31
Universitas Indonesia
3.3.2.3 Pembuatan Katalis [bmim]Cl/AlCl3-SiO2
Immobilisasi [bmim]/AlCl3 pada silika gel
Katalis [bmim]Cl/AlCl3 yang telah siap, diimpregnasi dengan
silika gel
menggunakan aseton kemudian diaduk dengan magnetic stirrer
selama 30 jam.
Endapan yang terbentuk dipisahkan dan dikeringkan pada suhu 50°C
selama 6
jam. Hasil yang terbentuk dikarakterisasi dengan FTIR.
3.3.3 Karakterisasi Katalis
Katalis AlCl3, AlCl3-SiO2, [bmim]Cl/AlCl3 dan
[bmim]cl/AlCl3-SiO2 yang
telah disintesis dikarakterisasi dengan FTIR.
3.3.3.1 Karakterisasi dengan FTIR
Pengujian FTIR dilakukan dengan instrument Shimadzu. Sampel
padat
yang akan diuji dicampur terlebih dahulu dengan serbuk KBr
dengan
perbandingan sekitar 1 : 10. Campuran kemudian dimasukkan ke
dalam tempat
sampel untuk FTIR dan tempat tersebut dimasukkan ke dalam slot,
tepat dibawah
sinar infra merah. Selanjutnya baik sampel padat maupun cair
dilakukan
penembakan dengan jumlah scanning 45 kali dan resolusi 4
(1/cm).
[bmim]Cl/AlCl3 Silika gel
Diaduk selama
30 jam
30 menit
Endapan
disaring
Aseton
Dikeringkan
pada suhu 50°C
selama 6 jam
Bagan 3.4 Proses Immobilisasi [bmim]Cl/AlCl3-Silika gel
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
32
Universitas Indonesia
3.3.4 Uji Katalisis Pada Reaksi Alkilasi Benzena dengan
Diklorometana
3.3.4.1 Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana menggunakan
Katalis
AlCl3
Diklorometana dan benzena dengan perbandingan mol 1:15
dicampurkan
dengan katalis ke dalam labu bulat. Campuran diaduk dengan
stirer pada suhu 10
dan 30°C selama 60, 180 dan 480 menit. Hasil reaksi
dikarakterisasi dengan GC
dan GC-MS.
3.3.4.2 Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana menggunakan
Katalis
[bmim]/AlCl3
Diklorometana dan benzena dengan perbandingan mol 1:15
dicampurkan
katalis [bmim]Cl/AlCl3 ke dalam labu bulat. Campuran diaduk
dengan stirer pada
suhu 10 dan 30 °C selama 60, 180 dan 480 menit. Hasil reaksi
dikarakterisasi
dengan GC dan GC-MS.
3.3.4.3 Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana menggunakan
Katalis
AlCl3-SiO2
Diklorometana dan benzena dengan perbandingan mol 1:15
dicampurkan
katalis AlCl3-SiO2 ke dalam labu bulat. Campuran diaduk dengan
stirer pada suhu
10 dan 30°C selama 60, 180 dan 480 menit. Hasil reaksi
dikarakterisasi dengan
GC dan GC-MS.
3.3.4.4 Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana menggunakan
Katalis
[bmim]Cl/ AlCl3-SiO2
Diklorometana dan benzena dengan perbandingan mol 1:15
dicampurkan
katalis [bmim]Cl/AlCl3-SiO2 ke dalam labu bulat. Campuran diaduk
dengan stirer
pada suhu 10 dan 30°C selama 60, 180 dan 480 menit. Hasil
reaksi
dikarakterisasi dengan GC dan GC-MS.
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
33
Universitas Indonesia
3.3.5 Karakterisasi Hasil Reaksi
Setelah reaksi berlangsung sesuai dengan kondisi yang
ditentukan,
campuran reaksi dikarakterisasi dengan FTIR, GC dan GC-MS.
3.3.5.1 Karakterisasi dengan FTIR
Pengujian FTIR dilakukan dengan instrument Shimadzu. Untuk
sampel
cair yang akan diuji, dipipet sebanyak 0,5 µL diatas KRS dan
dipasang tepat
ditengah plat besi. Selanjutnya dilakukan penembakan dengan
jumlah scanning 45
kali dan resolusi 2 (1/cm).
3.3.5.2 Karakterisasi dengan GC
Pengujian GC dilakukan dengan instrument Shimadzu. Sebelum
pengukuran sampel, terlebih dahulu diinjeksikan z murni dan
larutan standar.
Selanjutnya masing masing sampel diinjeksikan. Karakterisasi ini
dilakukan untuk
mengetahui banyaknya konversi reaktan selama reaksi
berlangsung.
3.3.5.3 Karakterisasi dengan GC-MS
Benzena dan diklorometana
dengan perbandingan mol 15:1
AlCl3
30
menit
Distirer selam 1, 3, 8 jam pada suhu
ruang
Diukur dengan FTIR, GC dan GC-MS
[bmim]Cl/AlCl3
30 menit
AlCl3-silika
gel
30 menit
[bmim]Cl/AlCl3-silika gel
30 menit
Bagan 3.5 Proses Reaksi Alkilasi Benzena dan Diklorometana
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
34
Universitas Indonesia
Karakterisasi GC-MS dilakukan untuk mengetahui fragmentasi
produk
yang terbentuk. Karakterisasi GC-MS ini dilakukan di Puslabfor,
Mabes Polri
Jakarta Selatan dan Pusarpedal Puspiptek Serpong.
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
23 Universitas Indonesia
Si
O
O
O O C2H5
C2H5
C2H5
H5C2H2O
H+
Tetraetoksi silane
SiOH
OH
OH
OH
+ 4 C2H5OH
Silanol
Si
OH
OH
OH OH + SiOH
OH
OHOH Si O Si
OO
O
OO
O + H2O
Silanol Silanol Siloksan
x
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembuatan Silika gel
Silika gel diperoleh dengan mereaksikan sebanyak 10 ml TEOS, 1,9
ml HCl 4
M dan 6 ml aquabides. Campuran ini direaksikan dalam rotavapor
selama 4 jam
pada temperatur ruang. Tujuan penggunaan rotavapor ini agar
semua bahan dapat
tercampur sempurna. Selain itu penggunan rotavapor ini
dilengkapi dengan sistem
vakum yang bertujuan untuk mengoptimalkan proses hidrolisis.
Proses pembuatan silika gel ini menggunakan metode sol gel yang
melibatkan
proses hidrolisis dan kondensasi. Proses hidrolisis ini
merupakan proses
pembentukan gugus silanol sedangkan pada proses kondensasi
terjadi pelepasan
H2O di antara asam silikat yang bersebelahan sehingga terjadi
polimerisasi
membentuk ikatan Si-O-Si.
Gambar 4.1 Reaksi Hidrolisis dan Kondensasi pada pembentukan
silika gel
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
24
Universitas Indonesia
Setelah reaksi berlangsung selama 4 jam, campuran ini didiamkan
selama 24
jam pada temperatur ruang. Hidrogel yang terbentuk digerus dan
dioven selama 4
jam pada suhu 110°C untuk menghilangkan kandungan air yang
menempel pada
gugus silanol. Pemanasan ini, juga bertujuan untuk menghilangkan
produk
samping berupa etanol yang terdapat pada hidrogel. Reaksi
pemanasan yang
terjadi yaitu
Si(OH)4 SiO2.xH2O
T=110°C
Hidrogel yang telah dioven akan mengalami penyusutan berat
akibat
kandungan air dalam hidrogel berkurang. Hidrogel ini dihaluskan
dengan
menggunakan mortar untuk memperoleh struktur silika gel berupa
padatan halus
berwarna putih.
Silika gel yang telah dihaluskan dikarakterisasi dengan FTIR.
Hasil
karakterisasi dengan FTIR dapat dilihat pada Gambar 4.3
Gambar 4.2 Silika gel
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
25
Universitas Indonesia
Tabel 4.1 Tabel perbandingan spektrum inframerah beberapa gugus
fungsi
pada silika gel secara teoritis dan pengukuran
Jenis Ikatan Bilangan gelombang (cm
-1)
teoritis
Bilangan gelombang (cm-1
)
pengukuran
Si-O-Si 1095-1075 1087,85
Si-O 1122-1137 (simetrik)
850-828 (asimetrik)
1087,85
-
-OH 3570-3200 3252,70
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa terdapat serapan gugus
siloksan dan
silanol yang merupakan gugus aktif pada silika gel. Pada
spektrum silika gel
tidak terjadi serapan pada rentang 1110-1080 cm-1
yang merupakan serapan gugus
Si-O-C. Hal ini menunjukkan bahwa gugusSi-O-C pada TEOS sebagai
bahan
baku silika gel telah terhidrolisis menjadi Si-OH dan
terkondensasi menjadi Si-O-
Si. Selain itu terdapat serapan OH pada bilangan gelombang
1629,85 cm-1
yang
Gambar 4.3 Spektrum FTIR TEOS dan Silika gel
Si-O-Si
Si-OH
OH pada air
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
26
Universitas Indonesia
mengindikasikan –OH pada H2O. Hal ini memperlihatkan bahwa
silika gel yang
terbentuk masih mengandung air.
Selain itu, dilakukan karakterisasi dengan BET untuk mengetahui
luas
permukaan silika gel. Hasil karakterisasi silika gel yang
disintesis memiliki luas
permukaan sebesar 449,64 m2g
-1. Luas permukaan silika gel ini berada pada
rentang 300-500 m2g
-1 sehingga silika gel ini baik digunakan sebagai support
pada katalis.
4.2 Pembuatan Katalis
4.2.1 Pembuatan Katalis [bmim]Cl dalam AlCl3
Sebanyak 0,1337 gram cairan ionik dan 0,1669 gram AlCl3
dicampurkan
untuk distirer selama ± 1 jam. Katalis ini dibuat dengan
perbandingan mol
[bmim]Cl/AlCl3 1:1,8 dengan tujuan memperoleh kondisi katalis
yang bersifat
asam. Reaksi pembentukan katalis cairan ionik asam ditunjukkan
oleh Gambar 4.4
Gambar 4.4 Reaksi pembentukan katalis cairan ionik asam
Analisa spektroskopi FTIR dilakukan untuk mengkarakterisasi
katalis
[bmim]Cl/AlCl3. Katalis digerus dengan KBr lalu dibentuk pelet
untuk dianalisa
dengan FTIR. Hasil spektrum FTIR dapat dilihat pada Gambar
4.5
N+NCl-
+ AlCl3 N+N
AlCl4-
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
27
Universitas Indonesia
Tabel 4.2 Perbandingan spektrum inframerah beberapa gugus fungsi
pada
katalis [bmim]Cl/AlCl3 secara teoritis dan pengukuran
Jenis Ikatan Bilangan gelombang (cm
-1)
teoritis
Bilangan gelombang (cm-1
)
pengukuran
C-H stretch 3000-2800 2908,65
C=C 1600-1580 1566,20
C-N stretch 1360-1310 1340,53
C-Cl 700-800 752,24
Spektrum yang diperoleh menunjukkan bahwa katalis yang
digunakan
sudah terbentuk namun adanya peak yang cukup lebar di daerah
3200 cm-1
yang
menunjukkan serapan dari gugus -OH. Hal ini terjadi karena sifat
AlCl3 yang
hidroskopis.
Gambar 4.5 Spektrum FTIR [bmim]Cl dan [bmim]Cl/AlCl3
C=C
-CN
C-Cl
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
28
Universitas Indonesia
4.2.2 Pembuatan Katalis AlCl3 dalam Silika Gel
Impregnasi AlCl3 ke dalam suatu penyangga atau support dilakukan
dengan
mencampurkan sebanyak 0,25 gram silika gel dan larutan AlCl3 1 M
1,25 ml.
Campuran ini diaduk selama 2 jam dan didiamkan 24 jam. Setelah
itu, dilakukan
penyaringan dan pengeringan pada suhu 110°C selama 2 jam.
Perlakuan ini
dilakukan dengan tujuan agar AlCl3 dapat menempel pada silika
gel. Proses
impregnasi ini bertujuan untuk menunjukkan aktivitas katalis
yang semakin
meningkat akibat sisi aktif katalis mengikuti luas permukaan
dari silika gel.
Karakterisasi katalis AlCl3-silika gel dilakukan dengan FTIR.
Katalis
digerus dengan KBr dengan tujuan untuk mengencerkan sampel,
setelah itu
dibentuk pelet dan dianalisis dengan FTIR. Hasil pengukuran
dengan FTIR dapat
dilihat pada Gambar 4.6
Gambar 4.6 Spektrum FTIR AlCl3, silika gel dan AlCl3-silika
gel
Si-O-Si Si-O-Al
OH pada H2O
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
29
Universitas Indonesia
Table 4.3 Tabel perbandingan spektrum inframerah beberapa gugus
fungsi
AlCl3-silika gel secara teoritis dan pengukuran
Jenis Ikatan Bilangan gelombang (cm
-1)
teoritis
Bilangan gelombang (cm-1
)
pengukuran
Si-O-Si 1095-1075 1083,99
Vibrasi tekuk Si-
O dan Al-O 500-420 418,12
Vibrasi ulur
simetri Si-O dan
Al-O
820-650 750,31 dan 650,1
Vibrasi ulur
asimetri
Si-O dan Al-O
1250-950 1166,90
Dari Tabel 4.3 terlihat bahwa impregnasi AlCl3 pada silika gel
telah berhasil
terbentuk . Selain itu, serapan gugus –OH pada spektrum katalis
semakin
berkurang dikarenakan sudah terbentuknya ikatan Si-O-Al.
Reaksi antara asam lewis dengan silika gel ditunjukkan pada
Gambar 4.7
Proses impregnasi AlCl3 pada silika gel menyebabkan terbentuknya
ikatan
kovalen antara Si-O-Al dimana atom O dari silika gel mendonorkan
elektronnya
pada atom Al.
Gambar 4.7 Reaksi antara gugus silanol dengan AlCl3
SiO OO
OHAlCl 3
SiO
OO
OAl
Cl
Cl
+ ClH
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
30
Universitas Indonesia
4.2.3 Pembuatan Katalis [bmim]Cl/AlCl3 dalam Silika Gel
Impregnasi cairan ionik asam pada silika gel dilakukan dengan
mengaduk
0,0395 gram [bmim]Cl , 0,25 gram silika gel dan 6,25 ml aseton
selama 30 jam.
Setelah itu, didiamkan selama 1 malam. Proses pengadukan dan
perendaman ini
diharapkan agar katalis dapat menempel pada permukaan silika
gel. Setelah itu,
endapan yang terbentuk dipisahkan lalu dikeringkan pada suhu
50°C selama 6
jam. Proses pengeringan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menguapkan sisa
aseton pada katalis.Proses impregnasi cairan ionik asam ke dalam
silika gel
bertujuan untuk memperluas sisi aktif katalis mengikuti
permukaan silika gel.
Analisis katalis dilakukan dengan FTIR untuk mengetahui serapan
dari
katalis. Katalis digerus dengan KBr, lalu dibentuk pellet dan
dianalisis dengan
FTIR. Hasil pengukuran katalis dapat dilihat pada Gambar 4.8
Gambar 4.8 Spektrum FTIR [bmim]Cl, [bmim]Cl/AlCl3 dan
[bmim]Cl/AlCl3-
silika gel
Si-O-Si
Si-OH C=C
-CN
C-Cl O-Al
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
31
Universitas Indonesia
Tabel 4.4 Tabel perbandingan spektrum inframerah beberapa gugus
fungsi
pada katalis [bmim]Cl/AlCl3-silika gel secara teoritis dan
pengukuran
Jenis ikatan Bilangan gelombang (cm
-1)
teoritis
Bilangan gelombang (cm-1
)
pengukuran
C-H stretch 3000-2800 2961,66
C=C 1600-1580 1571,99
C-N 1360-1310 1340,52
C-Cl 800-700 754,17
Si-O-Si 1095-1075 1083,99
Reaksi pembentukan katalis [bmim]Cl/AlCl3-silika gel ditunjukkan
pada
Gambar 4.9
Gambar 4.9 Reaksi pembentukan katalis [bmim]Cl/AlCl3-silika
gel
Dari reaksi di atas dapat terlihat bahwa proses impregnasi
cairan ionik asam
terhadap silika gel mennyebabkan terbentuknya ikatan kovalen
antara N pada N-
CH3 dengan atom H pada gugus silanol.
4.3 Uji Katalisis pada Reaksi Alkilasi Benzena dengan
Diklorometana
Uji katalisis reaksi alkilasi benzena dengan diklorometana
dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui aktivitas setiap katalis yang digunakan
seperti AlCl3,
[bmim]Cl/AlCl3, AlCl3-silika gel serta [bmim]Cl/AlCl3-silika gel
dengan variasi
waktu dan suhu.
N+
NCl-
+ AlCl 3 AlCl 4-
Si
OH
O OSi
OH
OO O
N+
N
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
32
Universitas Indonesia
Setelah reaksi alkilasi berlangsung, dilakukan karakterisasi
dengan
kromatografi gas untuk mengetahui konsentrasi benzena dalam
campuran.
Dilakukan uji standar terlebih dahulu pada larutan benzena
dengan konsentrasi
10%, 20%, 30%, 40% dan 100% .( Lampiran 2)
4.3.1 Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana menggunakan
Katalis
AlCl3
Reaksi alkilasi benzena dengan diklorometana dilakukan
dengan
menambahkan AlCl3 sebanyak 1,25 x 10-3
mol kedalam campuran benzena 3,75x
10-2
mol dan diklorometana 2,5 x 10-3
mol. Campuran diaduk dengan
menggunakan strirer selama 1, 3 dan 8 jam pada temperatur 10 dan
30°C.
Hasil reaksi alkilasi diuji dengan kromatografi gas dengan kolom
Rtx-
1(0,25 mm x 1.30 m x 0,25 um) untuk mengetahui banyaknya benzena
yang
terkonversi. Banyaknya benzena yang terkonversi ditunjukkan pada
Tabel 4.5
Tabel 4.5 Data perhitungan konversi benzena menggunakan katalis
AlCl3
pada suhu 10°C dan 30°C
No Waktu reaksi
(jam)
Persen konversi benzena
pada suhu 10°C (%)
Persen konversi benzena
pada suhu 30°C(%)
1 1 9,66 1,89
2 3 15,68 27,04
3 8 13,54 22,33
Dari Tabel diatas disimpulkan bahwa konversi benzena terbesar
terjadi
pada suhu ruang dan waktu reaksi 3 jam dengan konversi sebesar
27,04%.
Mekanisme reaksi alkilasi benzena dengan diklorometana
menggunakan katalis
AlCl3dapat dilihat pada Gambar 4.10
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
33
Universitas Indonesia
Gambar 4.10 Mekanisme reaksi alkilasi benzena dengan
diklorometana
menggunakan katalis AlCl3
Produk reaksi alkilasi dikarakterisasi dengan GC-MS untuk
mengetahui
senyawa yang terbentuk dan fragmentasi dari produk yang
dihasilkan.
Karakterisasi dengan GC-MS dilakukan dengan menggunakan jenis
kolom DB-5
MS (60 m, 0.25 mm, 0.25um) dan waktu analisis 16 menit. Hasil
karakterisasi
menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan adalah benzil klorida .
Hal ini
didukung dengan fragmentasi dari benzil klorida yang menunjukkan
fragmen
stabil pada base peak 91. Benzil klorida merupakan senyawa
intermediet dari
reaksi alkilasi benzena dengan diklorometana sehingga dapat
disimpulkan bahwa
reaksi alkilasi tidak berlangsung sempurna. Fragmentasi dari
benzil klorida dapat
dilihat pada Gambar 4.11.
+Cl
Cl H
H ClAlCl 3
alkilasi
benzene dichloromethane
+ ClAlCl 3
alkilasi
1,1'-methylenedibenzene
(chloromethyl)benzenebenzene
AlCl 4-
CH2Cl++
benzene
benzene
CH2+ AlCl 4-
+
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
34
Universitas Indonesia
4.3.2 Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana menggunakan
Katalis
[bmim]Cl/AlCl3
Reaksi alkilasi benzena dengan diklorometana dilakukan
dengan
menambahkan katalis cairan ionik asam [bmim]Cl/AlCl3 dengan
perbandingan
mol 1:1,8 ke dalam campuran benzena 3,75 x 10-2
mol dan diklorometana 2,5 x
10-3
mol. Campuran diaduk dengan menggunakan strirer selama 1, 3 dan
8 jam
pada temperatur 10 dan 30°C. Produk alkilasi dikarakterisasi
dengan
kromatografi gas dan persen konversi benzena ditunjukkan pada
Tabel 4.6
Tabel 4.6 Data perhitungan konversi benzena menggunakan
katalis
[bmim]Cl/AlCl3 pada 10°C dan 30°C
No Waktu Reaksi
(jam)
Persen konversi Benzena
pada suhu 10°C(%)
Persen konversi Benzena
pada suhu 30°C(%)
1 1 0 0
2 3 24,64 8,22
3 8 15,55 9,34
Hasil pengukuran dengan kromatografi gas menunjukkan bahwa
konversi
benzena terbesar terjadi pada suhu 10°C dan waktu reaksi 3 jam.
Namun, pada
Gambar 4.11 Fragmentasi Produk Alkilasi menggunakan Katalis
AlCl3
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
35
Universitas Indonesia
kondisi suhu ruang tidak dihasilkan konversi benzena yang
signifikan karena pada
waktu 3 jam tidak dihasilkan konversi benzena yang lebih tinggi.
Sedangkan pada
waktu 1 jam, belum terjadi konversi benzena.
Mekanisme alkilasi benzena dengan diklorometana menggunakan
katalis
cairan ionik asam [bmim]Cl/AlCl3 diawali dengan pembentukan
elektrofil pada
diklorometana oleh cairan ionik asam. Sedangkan atom N+ pada
kation
imidazolium akan berikatan sementara dengan benzena sehingga
elektrofil yang
terbentuk akan masuk kedalam cincin benzena. Tahap pertama ini
akan
menghasilkan senyawa benzil klorida. Begitu pun reaksi
berikutnya, sehingga
produk alkilasi terbentuk yakni difenilmetana. Mekanisme reaksi
alkilasi benzena
menggunakan katalis cairan ionik asam ditunjukkan pada Gambar
4.12
Gambar 4.12 Mekanisme alkilasi benzena dengan diklorometana
menggunakan
katalis[bmim]Cl/AlCl3
+Cl
Cl H
H Cl
benzene dichloromethane
+ Cl
1,1'-methylenedibenzene
(chloromethyl)benzenebenzene
H
+
benzene
H
benzene
CH2+
+
N+NAlCl 4-
N+N
N+NAlCl 4-
NN+
CH2+Cl
N+
NAl2O7-
Al2O7-
+ ClH
N+N
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
36
Universitas Indonesia
Hasil reaksi alkilasi benzena dengan diklorometana menggunakan
katalis
cairan ionik asam [bmim]Cl/AlCl3 dikarakterisasi dengan GC-MS.
Karakterisasi
GC-MS dilakukan dengan menggunakan kolom DB-5 MS(60 mm x 1,30m x
0,25
um) dan waktu reaksi sekitar 16 menit. Dari hasil pengukuran
menunjukkan
terbentuknya benzil klorida dengan berat molekul 126. Hasil
fragmentasi
menunjukkan terdapat base peak 91yang merupakan fragmen stabil
dari benzil
klorida. Senyawa ini merupakan intermediet dari pembentukan
senyawa
difenilmetana sehingga reaksi alkilasi dengan katalis cairan
ionik asam belum
menunjukkan hasil yang maksimal. Senyawa lain yang terbentuk
antara lain
naftalen, fenol, heksadekan, oktadekan dan eicosane. Munculnya
senyawa
naftalen pada reaksi ini disebabkan reaktifitas dari cairan
ionik sehingga cairan
ionik ini menyerang cincin benzena membentuk senyawa
naftalen.
4.3.3 Reaksi Alkilasi Benzena dengan diklorometana menggunakan
Katalis
AlCl3-silika gel
Reaksi alkilasi benzena dengan diklorometana dilakukan
dengan
menambahkan AlCl3-silika gel sebanyak 0,0834 gr kedalam campuran
benzena
3,75 x 10-2
mol dan diklorometana 2,5 x 10-3
mol. Campuran diaduk dengan
menggunakan strirer selama 3 jam pada suhu 30°C. Penggunaan
katalis ini
Gambar 4.13 Fragmentasi Produk alkilasi dnegan Katalis
[bmim]Cl/AlCl3
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
37
Universitas Indonesia
diharapkan mampu menghasilkan konversi yang lebih banyak
dibandingkan
dengan tanpa silika gel.
Hasil reaksi alkilasi diukur dengan krometografi gas dan
menunjukkan
persen konversi sebesar 21,42%. Hasil ini menunjukkan bahwa
proses impregnasi
katalis dengan silika gel belum menghasilkan konversi benzena
yang lebih
banyak.
Gambar 4.14 Reaksi alkilasi benzena dengan diklorometana
menggunakan
katalis AlCl3-silika gel
4.3.4 Reaksi Alkilasi Benzena dengan Diklorometana menggunakan
Katalis
[bmim]Cl/AlCl3-silika gel
Reaksi alkilasi benzena dengan diklorometana dilakukan
dengan
menambahkan [bmim]Cl/AlCl3-silika gel sebanyak 0,0784 gr kedalam
campuran
benzena 3,75 x 10-2
mol dan diklorometana 2,5 x 10-3
mol. Campuran diaduk
dengan menggunakan strirer selama 3 jam pada 10°C.
Produk reaksi alkilasi dikarakterisasi dengan kromatografi gas
dan belum
menghasilkan konversi dari benzena dikarenakan jumlah katalis
yang
ditambahkan tidak mencukupi.
+Cl
HH
Cl
Si
OH
OSi
OSi
OSi
OH OH
OHO
Al Cl
Cl
+ H2C+ Cl
Cl
Cl
+ H2C+ Cl
SiO
SiO
Si
O
OH
O
OHSi
OH
Al Cl
Cl
+ CH2+
SiO
SiO
Si
O
Si
OH
O
OH OH
OHAl
-Cl
ClCl
SiO
SiO
SiOO OH
Si
Al- Cl
Cl
Cl
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
38
Universitas Indonesia
Tahapan reaksi alkilasi benzena dengan diklorometana menggunakan
katalis
[bmim]Cl/AlCl3-silika gel yakni,
1. Terjadi pengambilan atom Cl pada alkil halida dengan asam
lewis pada
katalis [bmim]AlCl3. Hal ini menyebabkan atom Al bermuatan
negative dan
gugus metilen pada lkil halida bermuatan positi (membentuk
elektrofil).
2. Atom +N-C4H9 pada kation cairan ionik akan berinteraksi
sementara dengan
benzena
3. Elektron yang terdapat pada benzena akan menyerang elektrofil
dari alkil
halida yang terbentuk dan terjadi pelepasan katalis
4. Terjadi pembentukan rangkap kembali pada cincin benzena
yang
tersubstitusi oleh elektrofil dan pelepasan katalis
Mekanisme reaksi alkilasi dengan katalis ini ditunjukkan pada
Gambar 4.15
Gambar 4.15 Reaksi alkilasi benzena dengan diklorometana
menggunakan
katalis [bmim]/AlCl3-silika gel
+Cl
HH
Cl
Si
OH
OSi
OSi
OSi
OH OH
OHOH
H
+ H2C+ Cl
Cl
N+NAlCl 4- Si
OH
OSi
OSi
OH
OSi
OH OH
OH Al2Cl 7-
NN+
+
Cl SiO
SiO
SiOH
OH OH
NN+ AlCl 4-
H
+H2C
+
SiO
SiO
SiOH
OH OH
NN+
Al2O7-
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
39
Universitas Indonesia
4.3.5 Perbandingan konversi benzena terhadap pengaruh katalis,
suhu dan
waktu reaksi
Dari hasil penelitian yang dilakukan, perbedaan katalis, suhu
dan waktu
reaksi mempengaruhi hasil yang diperoleh. Pengaruh penambahan
cairan ionik
pada AlCl3 menunjukkan bahwa aktivitas katalitik dari katalis
ini menunjukkan
hasil yang lebih baik dibandingkan dengan katalis AlCl3.
Berdasarkan teori,
katalis cairan ionik asam ini mampu mengkatalisis reaksi
alkilasi benzena dengan
diklorometana dalam suasana asam. Penambahan cairan ionik ini
dapat dilihat
pada suhu dingin yang menunjukkan konversi benzena yang lebih
banyak.
Perbandingan antara katalis AlCl3 dengan [bmim]Cl/AlCl3
ditunjukkan pada
Gambar 4.16
Gambar 4.16 Pengaruh penggunaan katalis terhadap persen
konversi pada reaksi alkilasi dengan variasi waktu
Pengaruh suhu pada reaksi alkilasi ini juga mempengaruhi
konversi dari
benzena. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas katalis pada suatu
reaksi
dipengaruhi oleh suhu. Penggunaan suhu pada reaksi katalitik
akan
mempengaruhi interaksi antar molekul. Pada reaksi alkilasi ini,
penggunaan
katalis AlCl3 memiliki reaksi optimum pada suhu 30°C. Sedangkan
penggunaan
katalis [bmim]Cl/AlCl3 memiliki reaksi optimum pada suhu 10°C.
Perbandingan
antara katalis AlCl3 dan [bmim]Cl/AlCl3 dengan konversi benzena
pada suhu 10
dan 30°C dapat dilihat pada Gambar 4.17
0
5
10
15
20
25
1 jam 3 jam 8 jam
K
o
n
v
e
r
s
i
(%)
waktu
Katalis AlCl3
katalis [bmim]Cl/AlCl3
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
40
Universitas Indonesia
Gambar 4.17 Pengaruh penggunaan katalis terhadap persen
konversi
pada reaksi alkilasi dengan variasi suhu
Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas katalis adalah waktu
reaksi
dimana katalis dapat bekerja optimum untuk menghasilkan produk.
Dari rentang
waktu reaksi yang dilakukan yakni 1, 3 dan 8 jam, katalis dapat
bekerja optimum
pada waktu reaksi 3 jam.
Hubungan antara katalis yang digunakan pada penelitian ini
dengan waktu
dan suhu secara keseluruhan dapt dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Tabel perbandingan konversi benzena terhadap pengaruh
katalis, suhu
dan waktu
05
10
15
20
25
30
suhu dinginsuhu ruang
K
o
n
v
e
r
s
i
(
%)
temperatur
katalis AlCl3
katalis [bmim]Cl/AlCl3
Variabel Jenis Katalis
Suhu
(°C)
Waktu
(jam) AlCl3(%)
AlCl3-silika
gel(%)
[bmim]Cl/AlCl3
(%)
[bmim]Cl/AlCl3
-silika gel(%)
10
1 9,66
0
3 15,68 24,64 0
8 13,54 15,55
30
1 1,89 0
3 27,04 21,42 8,22
8 22,33 9,34
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
41
Universitas Indonesia
Dari Tabel di atas dapat terlihat bahwa penambahan cairan ionik
ke dalam
AlCl3 dan silika gel sebagai support pada katalis tidak
menunjukkan hasil yang
begitu baik. Tujuan penambahan cairan ionik pada katalis AlCl3
adalah untuk
meningkatkan aktivitas dari katalis AlCl3 namun hal ini tidak
terjadi. Sedangkan,
penambahan silika gel sebagai support pada katalis bertujuan
untuk
memperbanyak sisi aktif katalis mengikuti luas permukaan silika
gel yang besar.
Dari penelitian ini, penambahan silika gel pada katalis
menunjukkan hasil yang
lebih kecil. Hasil perhitungan menunjukkan terjadi penurunan
konversi benzena
sebesar 5,62% dari 27,04 % dengan tanpa silika gel menjadi
21,42% dengan silika
gel.
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
42 Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:
1. Berdasarkan hasil karakterisasi dengan FTIR, katalis cairan
ionik
asam [bmim]Cl/AlCl3 berhasil terbentuk
2. Aktivitas katalis [bmim]Cl/AlCl3 menunjukan hasil yang lebih
baik
dibandingkan dengan katalis AlCl3 pada kondisi suhu 10°C dan
waktu
reaksi 3 jam
3. Aktivitas katalis dengan menggunakan support (AlCl3-silika
gel dan
[bmim]Cl/AlCl3-silika gel) menunjukan hasil yang lebih kecil
dibandingkan dengan tanpa support (AlCl3 dan [bmim]Cl/AlCl3)
5.2 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu:
1. Perlu dilakukan pembuatan katalis cairan ionik asam
[bmim]Cl/AlCl3
dengan perbandingan mol lain sehingga membentuk alis yang lebih
asam
2. Perlu dilakukan reaksi alkilasi benzena dengan diklorometana
dengan
variasi konsentrasi reaktan dan jumlah katalis
3. Menyediakan standar produk reaksi dengan tujuan mengetahui
secara
pasti produk yang terbentuk
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
43 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Buckley. Greenblatt M. 1994. Sol Gel Preparation of Silica
Gel
Bourbigou, H Oliver, L. Magna and D. Morvan. 2010. Ionic Liquids
and
Catalysis: Recent Progress from Knowledge to Applications.
France
Cai, Xijin, Shuhan Cui, Liping Qu, Dandan Yuan, Bin Lu, Qinghai
Cai. 2007.
Alkylation of Benzene and Dichloromethane to Diphenylmethane
with
Acidic Ionic Liquids. China
Coatos, John. 2000. Interpretation of Infrared Spectra, A
Practial Approach.
Corma, Avelino; Hermenegildo Garcia. 2003. Lewis Acids: From
conventional Homogenous to Green Homogeneous and
Heterogenous
Catalysis
Doorslaer, Charlie Van, Joos Wahlen, Pascal Mertens, Koen
Binnemans, Dirk
De Vos. 2010. Immobilization of Molecular Catalysts in Supported
Ionic
Liquid
Earle, Martyn J, Kenneth R. Seddon. 2000. Ionic Liquids: Green
solvents for
the Future. Pure Appl. Chem., vol 72, 1391-1398
Hai-Yan Zhu dkk. 2007. Effect of Chloroaluminate Ionic Liquid on
Alkylation
of Benzene with Mixture of Alkenes and Alkanes. China
Hallett, Jason P dan Tom Welton. 2011. Room-Temperature Ionic
Liquid:
Solvent for Synthesis and Catalysis. London
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
44
Universitas Indonesia
Hart, Craine Hart. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat
Edisi kesebelas.
Jakarta: Erlangga
Karkkainen, Johanna. 2007. Preparation and Characterizations of
Some Ionic
Liquids and Their Use in the Dimerization Reaction of
2-Methylpropene
Kim, Dong-shun dan Wha Seung Ahn. 2002. Diphenylmethane
Synthesis
using Ionic Liquids as Lewis Acid Catalyst. Korea
Kumar, Rakesh dkk. Synthesis of Supported aluminium Chloride
and
ChloroAluminate Ionic Liquid Catalyst for Alkylation of
Benzene.
India: Indian Institute Of Technology
Kun Qiao, Youquan Deng. 2001. Alkylation of Benzene in Room
Temperature Ionic Liquids Modified with HCl. China
Kuskaryawantini. 2010. Studi Reaksi Esterifikasi asam p-Hidroksi
Benzoat
dengan Gliserol menggunakan Katalis Silika
Gel/1-Butil-3Metil
Imidazolium Klorida
Mulja, H Muhammad dan Suharman. 1995. Analisis instrumental.
Surabaya:
Airlangga University Press
Polshettiwar, Vivek dkk. 2011. Magnetically Recoverable
Nanocatalyst
Poulsen, Thomas B dan Karl Anker Jorgesen. 2008. Catalytic
Asymmetric
Friedel-Crafts Alkylation Reactions Copper Showed The Way.
Denmark
Puspitasari, Linda. 2011. Reaksi Substitusi Nukleofilik antara
Benzil Klorida
dan kalium Sianida menggunakan Katalis Cairan Ionik
[bmim]PF6-
silika gel. Depok: Departemen Kimia FMIPA UI
Studi reaksi..., Yuliga Setyawati, FMIPA UI, 2012
-
45
Universitas Indonesia
Sheldon, Roger. 2001. Catalytic Reactions in Ionic Liquid.
Cambridge, UK
Wibowo, Widayanti. 2004. Hand out Katalis Heterogen dan Reaksi
Katalisis.
Depok: Departemen kimia FMIPA UI
Yina Donghong, Changzhi Lia, Liang Taoa, Ningya Yua, Shan Hua,
dan
Dulin Yina. 2005. Synthesi