STUDI PINTU MASUK UTAMA DERMAGA PELABUHAN DANAU TERHADAP KENYAMANAN PENUMPANG STUDI KASUS : PELABUHAN AJIBATA, DANAU TOBA Natalia R.E. Hutajulu Nelson M. Siahaan STUDI PINTU MASUK UTAMA DERMAGA PELABUHAN DANAU TERHADAP KENYAMANAN PENUMPANG Studi Kasus: Pelabuhan Ajibata, Danau Toba Natalia R.E. Hutajulu 1 , Nelson M. Siahaan 2 Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Email: 1 [email protected]; 2 [email protected]ABSTRACT Port of Ajibata in Toba Lake is the main entrance which connects Ajibata with Tomok. The port has a limited capacity and a lack of service to support passenger needs.This research is aimed to find out how the port meets the passenger comfort levels and the factors that could meet the passenger comfort levels. Qualitative descriptive research method is used in this study. The respondents were 100 passengers which were chosen by using an incidental sampling technique. Tha data was collected by using questionnaire and documentation. Observation technique was also used to get a description of the real condition in port of Ajibata. The result showed that, the condition of passenger comfort in port of Ajibata is fair. Furthermore, the factors are very important to be considered and recommended: safety (55%), accessibility from the land side (24%), aesthetic senses (9%), weather (5%), accessibility from the lake side (3%), cleanliness (3%), noise (0%), and aroma (0%). The aim of the study is expected to be references to develop port of Ajibata, especially for facilities and infrastructure regarding to the safety and accessibility from the land side which considerably affect the passanger comfort. Keywords: entrance, port, lake harbour, passenger comfort. PENDAHULUAN Perairan Danau Toba digunakan untuk menghubungkan antar daerah Kabupaten di kawasan Danau Toba, khususnya Pulau Samosir dengan daerah di luar Pulau Samosir. Kondisi geografis seperti ini membutuhkan pelabuhan sebagai prasarana transportasi air untuk menghubungkan dari dan ke Pulau Samosir. Pelabuhan Ferry Ajibata adalah salah satu pelabuhan yang ada di Danau Toba yang menghubungkan Ajibata dengan Tomok di Kabupaten Samosir. Pelabuhan ini memiliki 2 (dua) dermaga sebagai pintu masuk dan keluar kegiatan penyeberangan dari sisi darat dan dari sisi danau. Sebagai satu-satunya pintu masuk (entrance) utama yang sangat sibuk dengan jumlah kunjungan penumpang dan muatan barang yang cukup banyak, pelayanan yang diberikan oleh dermaga Ajibata masih jauh dari harapan. Kondisi ini disebabkan karena beberapa permasalahan seperti : daya tampung dermaga yang terbatas dengan intensitas arus penumpang dan barang yang terus meningkat, durasi waktu yang lama dalam penyeberangan disebabkan karena keterbatasan unit kapal dan antrian, keterbatasan lahan parkir di dermaga yang menyebabkan penyilangan (crossing) yang tidak beraturan ketika penumpang naik atau turun kapal. Dermaga merupakan bagian dari sarana perairan yang memiliki nilai “ruang” arsitektural berupa garis batas/peralihan antara darat dan air. Oleh karena itu, bentuk dan kondisi dermaga haruslah menawarkan pengalaman ruang yang baik bagi setiap pengguna jasa dermaga. Pengalaman ruang yang baik akan sangat berpengaruh pada kenyamanan penumpang melakukan kegiatan penyeberangan. Studi ini mengkaji : (1) Sejauh mana dermaga Ajibata dapat memenuhi tingkat kenyamanan penumpang dan 1
8
Embed
Studi Pintu Masuk Utama Dermaga Pelabuhan Danau Terhadap Kenyamanan Penumpang - Studi Kasus : Pelabuhan Ajibata, Parapat Danau Toba
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STUDI PINTU MASUK UTAMA DERMAGA PELABUHAN DANAU TERHADAP KENYAMANAN PENUMPANGSTUDI KASUS : PELABUHAN AJIBATA, DANAU TOBA
Natalia R.E. HutajuluNelson M. Siahaan
STUDI PINTU MASUK UTAMA DERMAGA PELABUHAN DANAU TERHADAP KENYAMANAN PENUMPANG
Port of Ajibata in Toba Lake is the main entrance which connects Ajibata with Tomok. The port has a limited capacity and a lack of service to support passenger needs.This research is aimed to find out how the port meets the passenger comfort levels and the factors that could meet the passenger comfort levels. Qualitative descriptive research method is used in this study. The respondents were 100 passengers which were chosen by using an incidental sampling technique. Tha data was collected by using questionnaire and documentation. Observation technique was also used to get a description of the real condition in port of Ajibata. The result showed that, the condition of passenger comfort in port of Ajibata is fair. Furthermore, the factors are very important to be considered and recommended: safety (55%), accessibility from the land side (24%), aesthetic senses (9%), weather (5%), accessibility from the lake side (3%), cleanliness (3%), noise (0%), and aroma (0%). The aim of the study is expected to be references to develop port of Ajibata, especially for facilities and infrastructure regarding to the safety and accessibility from the land side which considerably affect the passanger comfort.
Keywords: entrance, port, lake harbour, passenger comfort.
PENDAHULUAN
Perairan Danau Toba digunakan untuk menghubungkan antar daerah Kabupaten di kawasan Danau Toba, khususnya Pulau Samosir dengan daerah di luar Pulau Samosir. Kondisi geografis seperti ini membutuhkan pelabuhan sebagai prasarana transportasi air untuk menghubungkan dari dan ke Pulau Samosir. Pelabuhan Ferry Ajibata adalah salah satu pelabuhan yang ada di Danau Toba yang menghubungkan Ajibata dengan Tomok di Kabupaten Samosir. Pelabuhan ini memiliki 2 (dua) dermaga sebagai pintu masuk dan keluar kegiatan penyeberangan dari sisi darat dan dari sisi danau.
Sebagai satu-satunya pintu masuk (entrance) utama yang sangat sibuk dengan jumlah kunjungan penumpang dan muatan barang yang cukup banyak, pelayanan yang diberikan oleh dermaga Ajibata masih jauh dari harapan. Kondisi ini disebabkan karena
beberapa permasalahan seperti : daya tampung dermaga yang terbatas dengan intensitas arus penumpang dan barang yang terus meningkat, durasi waktu yang lama dalam penyeberangan disebabkan karena keterbatasan unit kapal dan antrian, keterbatasan lahan parkir di dermaga yang menyebabkan penyilangan (crossing) yang tidak beraturan ketika penumpang naik atau turun kapal.
Dermaga merupakan bagian dari sarana perairan yang memiliki nilai “ruang” arsitektural berupa garis batas/peralihan antara darat dan air. Oleh karena itu, bentuk dan kondisi dermaga haruslah menawarkan pengalaman ruang yang baik bagi setiap pengguna jasa dermaga. Pengalaman ruang yang baik akan sangat berpengaruh pada kenyamanan penumpang melakukan kegiatan penyeberangan.
Studi ini mengkaji : (1) Sejauh mana dermaga Ajibata dapat
memenuhi tingkat kenyamananpenumpang dan
1
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 05 no. 02, FEBRUARI 2015 1-8
(2) Faktor-faktor apa saja yang dapat memenuhi kenyamanan penumpang. Aspek kenyamanan dermaga berkaitan
erat dengan kelengkapan fasilitas baik dari sisi darat (penumpang), maupun dari sisi danau (kapal). Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungannya. Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan rangsangan yang masuk ke dalam dirinya melalui keenam indera melalui syaraf dan dicerna oleh otak untuk dinilai.
Suwarto (2009) melihat aspek-aspek yang mempengaruhi kenyamanan yaitu suatu dermaga : (a) sarana dan prasarana yang meliputi fasilitas pelabuhan, fasilitas dermaga, dan jenis kapal yang beroperasi di pelabuhan tersebut (b) aksesibilitas yang berkaitan dengan tata guna lahan dan sistem jaringan transportasi, dan (c) sumber daya manusia yang memenuhi standar kompetensi. Sementara itu, Hakim (1993) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan adalah: (a) aksesibilitas dari sisi darat, yang berupa pola pergerakan (sirkulasi) penumpang dari satu ruang ke ruang lain, meliputi sirkulasi manusia dan kendaraan (b) aksesibilitas dari sisi danau berupa pola pergerakan (sirkulasi) kapal (c) kebisingan (d) keamanan, yang terkait dengan bahan material konstruksi (e) keindahan (f) kebersihan (g) iklim dan (h) aroma.
KAJIAN PUSTAKA
Pedoman penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan (KM Perhubungan No. 52 Tahun 2004) menyebutkan beberapa fasilitas pokok pelabuhan meliputi :1) Fasilitas dermaga2) Fasilitas penimbangan kendaraan /
jembatan timbang3) Fasilitas jalan penumpang keluar4) masuknya kapal (gang way)5) Fasilitas penyimpanan bahan bakar
(bunker)6) Fasilitas pemadam kebakaran7) Fasilitas air, listrik dan komunikasi8) Fasilitas pemecah gelombang9) Fasilitas alur pelayaran10) Fasilitas kolam pelabuhan11) Fasilitas ruang tunggu
Beberapa fasilitas penunjang pelabuhan meliputi:
1) Fasilitas perkantoran untuk menunjang kelancaran pelayaran jasa pelabuhan
2) Fasilitas tempat penampungan limbah3) Gudang4) Fasilitas usaha / komersial5) Fasilitas umum (peribadatan, taman,
jalur hijau dan kesehatan)Triatmodjo (1996) menyatakan dermaga
adalah bangunan pada pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Sebagai titik temu dimana terjadinya kegiatan moda transportasi, dan juga sebagai area transisi antara darat dan air, maka banyak aktivitas yang terjadi pada dermaga. Aktifitas-aktifitas yang terjadi pada area ini secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh dermaga.
Beberapa fasilitas penting pada suatu dermaga antara lain: Trestle yaitu jalan / akses dari dermaga
menuju darat, digunakan di pelabuhan yang perairannya dangkal di garis pantai.
Dolphin yaitu tempat kapal bersandarpada dermaga yang dibangun pada trestel.
Bolder yaitu perangkat pelabuhan untukmenambatkan (tambat) kapal di dermaga atau perangkat untuk mengikatkan tali di kapal.
Fender yaitu perangkat yang digunakanuntuk meredam benturan yang terjadipada saat kapal akan merapat kedermaga atau pada saat kapal yangsedang ditambatkan tergoyang olehgelombang atau arus yang terjadi dipelabuhan.Karakteristik yang harus dimiliki suatu
ruang terbuka publik yaitu nyaman, aman, bersih, rindang, menarik, bernilai historis, memiliki aktivitas yang menyenangkan, memiliki kebebasan beraktivitas, memiliki banyak pilihan kegiatan, penting, ramai, berkesan, suasananya bersahabat, nyaman untuk berjalan kaki, dan mudah diakses (Project For Public Spaces, 2000).
Beberapa fasilitas di ruang terbuka publik, yaitu (Project For Public Spaces, 2000):1. Tempat duduk diletakkan dekat dengan
tempat sampah, tidak boleh diletakkan berhadapan kecuali untuk bermain, dan dibuat dari material yang awet seperti beton, kayu, besi, baja, fiberglass.
2. Lampu penerangan ditempatkan terutama di area tertutup yang rawan tindakan kriminal.
STUDI PINTU MASUK UTAMA DERMAGA PELABUHAN DANAU TERHADAP KENYAMANAN PENUMPANGSTUDI KASUS : PELABUHAN AJIBATA, DANAU TOBA
Natalia R.E. HutajuluNelson M. Siahaan
3. Tanda penunjuk/signage diletakkan berdampingan dengan lampu penerangan, berada di tempat terbuka, memberikan informasi serta sebagai penunjuk arah.
4. Tempat sampah harus mudah diangkut, mudah dijangkau, serta dipisah antara sampah kering dan basah.
5. Jalur pejalan kaki, dimana penempatan tanaman di sepanjang jalur pejalan kaki memberikan kesejukan.
6. Vegetasi berupa tanaman.7. Fasilitas lainnya berupa toilet umum, taman
bermain, tempat parkir dsb.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi studi adalah Dermaga Pelabuhan Ajibata, Danau Toba (Gambar 1). Jenis studi ini merupakan deskriptif kualitatif. Populasinya merupakan penumpang berusia 17 hingga >45 tahun yang mengunjungi Dermaga Pelabuhan Ajibata, Danau Toba. Sampel yang dipilih adalah sebanyak 100. Skala Likert digunakan untuk mengukur penilaian dan harapan penumpang
Gambar 1. Peta Lokasi Dermaga Pelabuhan Ajibata
Adapun variabel, indikator, dan metode yang digunakan di dalam studi ini ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Variabel, Indikator & Metode StudiVariabel Indikator Metode
Kenyamanan aksesibilitas dari sisi darat
aksesibilitas dari sisi danau
kebisingan keamanan keindahan kebersihan iklim aroma
tempat duduk
kuesioner. wawancara. observasi. foto.
Fasilitas
penerangan jalur pejalan
kaki tempat
sampah tanda
penunjuk toilet umum vegetasi tempat parkir
kuesioner. wawancara. observasi. foto.
Sumber: Project For Public Space (2000)
Data di dalam studi ini, berupa:1. Data primer dikumpulkan selama 1 minggu
dengan teknik observasi, kuesioner, foto dan wawancara.
2. Data sekunder diperoleh dari Dinas Perhubunagan Kota Medan, buku, jurnal, media elektronik, dsb.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari 100 responden diketahui bahwa kunjungan penumpang didominasi oleh laki-laki (60%). Kunjungan penumpang yang berusia 17-25 tahun (51%) lebih sering mengunjungi dermaga dibandingkan yang berusia >45 tahun (9%). Hasil kuesioner juga menunjukkan tingkat pendidikan terakhir penumpang yang lebih banyak adalah S1 (70%), dengan mayoritas pekerjaan adalah sebagai pegawai (40%) yang berpenghasilan 1 jt – 5 jt (65%).
Secara umum, penumpang yang berkunjung ke dermaga Ajibata hanya menghabiskan sedikit waktu 0-5 jam / minggu (86%) dengan waktu yang tidak tetap dalam seminggu (93%). Kunjungan penumpang biasanya lebih banyak bersama rombongan (65%) dengan menggunakan moda transporatasi mobil (80%), bilamana penumpang berkunjung pada sore hari (43%).
Berdasarkan Tabel 1, diperoleh bahwa penilaian penumpang akan aksesibilitas dari sisi darat adalah Cukup Baik. Hasil pengamatan langsung (observasi) di lapangan ditemukan bahwa kondisi ruang parkir terbatas dan tingginya intensitas kendaraan pribadi penumpang dapat menyebabkan kesulitan dalam mengakses area dan mengakibatkan terjadinya crossing (penyilangan) pada embarkasi debarkasi penumpang.
3
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 05 no. 02, FEBRUARI 2015 1-8
Tabel 1. Tabulasi Aksesibilitas dari sisi darat
PenilaianDalam Persentase (%)
JumlahSB B CB KB TB
Area parkir Dermaga
1 22 47 26 4 100
Dermaga Kapal
1 22 51 24 2 100
Kapal Dermaga
1 24 53 20 2 100
HarapanDalam Persentase (%)
JumlahSP P CP KP TP
Area parkir Dermaga
63 26 8 2 1 100
Dermaga Kapal
62 28 5 3 1 100
Kapal Dermaga
62 30 5 3 0 100
Berdasarkan Tabel 2, diperoleh bahwa penilaian penumpang akan aksesibilitas dari sisi danau adalah Cukup Baik. Hasil pengamatan langsung (observasi) di lapangan juga Cukup Baik. Karena sirkulasi pergerakan kapal dalam mencapai dermaga ketika bersandar dan manuver ketika berlayar sudah sesuai dengan standar International Maritim Organization (IMO), yaitu dengan melakukan perputaran dan zig-zag.
Tabel 2. Tabulasi Aksesibilitas dari sisi danau
Berdasarkan Tabel 3, diperoleh bahwa penilaian penumpang akan kondisi iklim adalah Cukup Baik. Hasil pengamatan langsung (observasi) di lapangan ditemukan kondisi iklim ketika curah hujanmengakibatkan dermaga akan becek dan licin dikarenakan material dermaga berupa tanah berbatu-batu, sedangkan ketika terik sinar matahari hanya sedikit
naungan/teduhan yang dapat melindungi penumpang, serta kurangnya vegetasi untuk dapat mengurangi angin yang berkecepatan tinggi.
Tabel 3. Tabulasi Penilaian Iklim
PenilaianDalam Persentase (%)
JumlahSB B CB KB TB
Panas matahari
1 38 51 10 0 100
Angin kecepatan tinggi
2 40 54 4 0 100
Curah hujan 5 41 46 7 1 100
HarapanDalam Persentase (%)
JumlahSP P CP KP TP
Panas matahari
57 26 8 8 1 100
Angin kecepatan tinggi
59 26 9 5 1 100
Curah hujan 58 30 6 5 1 100
Berdasarkan Tabel 4, diperoleh bahwa penilaian penumpang akan kebisingan adalah Cukup Baik. Hasil pengamatan langsung (observasi) di lapangan ditemukan bahwa dermaga tidak mempunyai jenis tanaman-tanaman yang bervariasi untuk membantu meredam kebisingan.
Tabel 4. Tabulasi Penilaian Kebisingan
PenilaianDalam Persentase (%)
JumlahSB B CB KB TB
Di area parkir
4 25 54 12 5 100
Kapal bersandar
2 29 56 10 3 100
Kapal berlayar
3 28 58 7 4 100
HarapanDalam Persentase (%)
JumlahSP P CP KP TP
Di area parkir
5 4 16 27 5 100
Kapal bersandar
5 4 15 30 6 100
Kapal berlayar
5 4 17 28 22 100
Berdasarkan Tabel 5, diperoleh bahwa penilaian penumpang akan kebersihan adalah Cukup Baik. Hasil pengamatan langsung (observasi) di lapangan ditemukan bahwa kondisi kebersihan dermaga belum sesuai
4
PenilaianDalam Persentase (%)
JumlahSB B CB KB TB
Ketika kapal sandar
5 20 40 35 0 100
Ketika kapal layar
3 17 56 5 19 100
HarapanDalam Persentase (%)
JumlahSP P CP KP TP
Ketika kapal sandar
0 0 0 0 100 100
Ketika kapal layar
0 0 0 0 100 100
STUDI PINTU MASUK UTAMA DERMAGA PELABUHAN DANAU TERHADAP KENYAMANAN PENUMPANGSTUDI KASUS : PELABUHAN AJIBATA, DANAU TOBA
Natalia R.E. HutajuluNelson M. Siahaan
kriteria, karena terdapat bak sampah yang letaknya berdekatan dengan dermaga, terdapat tumpukan sampah di sisi dermaga dan di air danau. Hal ini mengakibatkan aroma tidak sedap pada dermaga
Tabel 5. Tabulasi Penilaian Kebersihan
Berdasarkan Tabel 6, diperoleh bahwa penilaian penumpang akan keindahanadalah Cukup Baik. Hasil pengamatan langsung (observasi) di lapangan ditemukan bahwa kondisi kebersihan dermaga juga Cukup Baik. Hanya saja perlu penambahan vegetasi sebagai naungan penumpang dari berbagai kondisi iklim, penambahan tempat duduk serta penambahan pada penerangan dermaga agar dermaga tampak lebih indah.
Tabel 6. Tabulasi Penilaian Keindahan
PenilaianDalam Persentase (%)
JumlahSB B CB KB TB
Lampu-lampu
3 13 49 31 4 100
Pohon-pohon (vegetasi)
3 13 52 30 2 100
Tempat duduk
3 14 60 23 0 100
HarapanDalam Persentase (%)
JumlahSP P CP KP TP
Lampu-lampu
76 18 6 0 0 100
Pohon-pohon (vegetasi)
76 20 4 0 0 100
Tempat duduk
66 34 0 0 0 100
Berdasarkan Tabel 7, diperoleh bahwa penilaian penumpang akan keamananadalah Kurang Baik. Hasil pengamatan langsung (observasi) di lapangan ditemukan bahwa keamanan dermaga masih kurang optimal dari aspek bentuk, jenis dan material. Hal ini dapat dilihat dari kondisi dermaga yang belum memenuhi kriteria keselamatan untuk para penumpang.
Tabel 7. Tabulasi Penilaian Keamanan
PenilaianDalam Persentase (%)
JumlahSB B CB KB TB
Pagar pembatas
2 7 31 42 18 100
Lantai dermaga
0 8 43 47 2 100
Elevasi dermaga
1 10 40 48 1 100
HarapanDalam Persentase (%) Jumlah
SP P CP KP TP
Pagar pembatas
73 18 8 1 0 100
Lantai dermaga
75 17 7 1 0 100
Elevasi dermaga
75 17 7 1 0 100
Berdasarkan Tabel 8, diperoleh bahwa penilaian penumpang akan aroma adalah Cukup Baik. Hasil pengamatan langsung (observasi) di lapangan ditemukan bahwa kekurangan yang ditemukan di lapangan seperti tumpukan sampah di sudut tertentu dan aroma air danau mempengaruhi kenyamanan penumpang.
Tabel 8. Tabulasi Penilaian Aroma
5
PenilaianDalam Persentase (%)
JumlahSB B CB KB TB
Keberadaan sampah
7 1
8
59 15 1 100
Ketersediaan sampah
5 9 63 22 1 100
Harapan
Dalam Persentase (%)
JumlahSP P CP KP T
P
Keberadaan sampah
42 32 16 7 3 100
Ketersediaan sampah
45 35 14 6 0 100
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 05 no. 02, FEBRUARI 2015 1-8
Dari hasil kuseioner tingkat kepentingan terhadap- faktor keamanan yang meliputi pagar pembatas, lantai dermaga, dan elevasi dermaga didapati 55% responden yang menilai sangat penting. Hal ini merupakan persentae terbesar dari faktor yang lain. Artinya menunjukkan bahwa faktor keamanan menjadi prioritas utama, mengingat material dermga yang masih tanah, tidak adanya fender, sehingga faktor keamanan perlu diperhatikan.
Aksesibilitas dari sisi darat merupakan faktor kedua yang penting untuk diperhatikan dengan 24% responden yang memilih. Mengingat area parkir yang sempit dan jaraknya berdekatan dengan dermaga, sehingga mengakibatkan crossing yang tidak beraturan dan kapasitas area parkir yang terbatas untuk menampung jumlah penumpang yang semakin meningkat.
Ditemukan 10% responden yang memilih faktor keindahan sebagai faktor ketiga yang penting. Hal ini dapat dilihat dari kondisi dermaga yang masih minim penerangan, tempat duduk, dan pohon-pohon.
Dari hasil kuesioner ditemukan 5% responden yang memilih faktor iklim sebagai faktor keempat yang penting. Hal ini dikarenakan kurangnya naungan / teduhan dan vegetasi untuk dapat melindungi penumpang dari bentuk iklim yang terjadi, ketika panas terik matahari, curah hujan, dan angin yang berkecepatan tinggi.
Aksesibilitas dari sisi danau merupakan faktor kelima yang penting dengan jumlah 3% responden yang memilih. Hal ini dikarenakan dua indikator yang mempengaruhi penilaian, antara lain ketika kapal bersandar sering mengalami benturan pada dermaga berupa tanah berbatu-batu. Selain itu, ketika kapal berlayar, para anak buah kapal terlebih dahulu memberikan penyangga papan ke dermaga untuk melapisi rump door kapal, dan ketika lepas sandar kembali melepas papan pelapis rump door dari dermaga. Hal ini mengakibatkan kurang optimalnya keleluasan kapal dalam mencapai dermaga.
Dari hasil kuesioner ditemukan 3% yang memilih faktor kebersihan sebagai faktor keenam yang penting. Hal ini disebabkan oleh keberadaan sampah yang tidak melihat estetika dermaga, dengan posisi bak sampah yang berdekatan dengan dermaga. Selain itu keadaan bak sampah tersebut juga dipenuhi tumpukan sampah yang berserakan, dan keberadaan tempat sampah yang masih minim juga
menjadikan kondisi dermaga kurang optimal dari kebersihan.
Dari hasil kuesioner ditemukan 0% yang memilih faktor kebisingan yang dianggap tidak penting. Hal ini menunjukkan bahwa faktor ini masih dalam tahap yang mudah untuk ditangani, dimana pada saat-saat tertentu kebisingan akan terjadi seperti kedatangan kapal, dan keberangkatan kapal. Selain itu, faktor ini masih dianggap wajar dikarenakan dermaga merupakan sebuah ruang terbuka yang tidak terlepas dari kebisingan / hiruk-pikuk penumpang / publik.Faktor kedelapan yang tidak penting adalah aroma dengan jumlah 0% responden yang memilih. Hal ini disebabkan tiga indikator meliputi tumpukan sampah, drainase, dan air Danau Toba, dimana kondisi dermaga yang berada pada kawasan Danau, sehingga aroma pada dermaga selayaknya berasal dari Danau. Selain itu, aroma tumpukan sampah yang berserakan juga dianggap mudah untuk diatasi dengan menyediakan tempat sampah, dan drainase yang tidak terlalu dekat dermaga dan dalam keadaan yang udah ditanami cor beton sehingga tidak mengganggu aroma yang tidak sedap bagi penumpang.
KESIMPULAN
Studi ini menunjukkan bahwa Aksesibilitas dari sisi darat sudah cukup baik, namun berdasarkan observasi masih kurang baik, terutama berkaitan dengan penataan area parkir yang sempit dan tidak adanya rambu lalu lintas.
Aksesibilitas dari sisi danau menurut penilaian penumpang dan hasil observasi dinilai cukup baik, pola pergerakan kapal ketika
6
PenilaianDalam Persentase (%)
JumlahSB B CB KB TB
Tumpukan sampah
1 16 55 20 8 100
Drainase 1 15 55 21 8 100
Air danau toba
11 31 46 7 5 100
Harapan
Dalam Persentase (%)
JumlahSP P CP K
P
TP
Tumpukan sampah
9 11 32 45 3 100
Drainase 8 13 1 46 32 100
Air danau toba
22 2 7 34 35 100
STUDI PINTU MASUK UTAMA DERMAGA PELABUHAN DANAU TERHADAP KENYAMANAN PENUMPANGSTUDI KASUS : PELABUHAN AJIBATA, DANAU TOBA
Natalia R.E. HutajuluNelson M. Siahaan
bersandar dan saat manuver sudah sesuai dengan standar IMO.
Iklim pada dermaga dinilai penumpang cukup baik karena berada pada kawasan yang sejuk dan tidak terlalu panas, akan tetapi berdasarkan pengamatan masih kurangnya teduhan/naungan menjadi permasalah ketika kondisi iklim ekstrim panas/ hujan.
Kebisingan pada dermaga yang termasuk ruang terbuka publik. Akan tetapi berdasarkan observasi ditemukan bahwa di dermaga Ajibata masih kekurangan vegetasi tumbuhan yang berguna untuk meredam kebisingan pada dermaga.
Kebersihan pada dermaga dinilai oleh penumpang cukup baik dengan tersedianya tempat sampah dengan jarak yang tidak terlalu jauh, hanya saja berdasarkan pengamatan masih ada beberapa sudut dermaga yang terdapat sampah yang tidak beraturan sehingga mengurangi estetika.
Keindahan dermaga cukup baik. Hanya saja berdasarkan observasi masih perlu adanya penambahan variasi tanaman, ketersedian penerangan, dan tempat duduk yang cukup.
Kondisi Keamanan dermaga dinilai penumpang kurang baik. Kondisi di lapangan ditemukan bahwa dermaga belum memenuhi standar kelayakan yang ditentukan oleh pemerintah (Keputusan Menteri Perhubungan No. 52 Tahun 2004).
Aroma yang dinilai cukup baik. Kekurangan yang ditemukan di lapangan seperti tumpukan sampah di sudut tertentu dan aroma air danau bisa diantisipasi dengan penambahan vegetasi pohon atau semak untuk mengurangi polusi aroma.
Berdasarkan tingkat kepentingan (prioritas), faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan kenyamanan penumpang adalah: Keamanan menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan dengan prosentase tingkat kepentingan (55%) terutama terkait dengan material konstruksi dermaga. Aksesibilitas dari sisi darat menjadi faktor kedua yang perlu diperhatikan (24%). Hal ini terkait dengan tata ruang parkir yang masih buruk sehingga menimbulkan penyilangan yang tidak beraturan. Berikutnya berturut-turut yang perlu diperhatikan adalahKeindahan dengan bobot (9%), Iklim (5%), Aksesibilitas dari sisi danau dan Kebersihan sama-sama mempunyai bobot (3%), serta yang terakhir dalah
Kebisingan dan Aroma yang sama-sama mempunyai nilai bobot (0%).
DAFTAR PUSTAKA
BAPPEDA dan BPS Kabupaten Toba Samosir. (2011) Kecamatan Ajibata dalam Angka Tahun 2011. Toba Samosir: Pemerintah Kabupaten Samosir.
Danandjojo, I. 2006. Kajian Kualitas Pelayanan Angkutan Laut Penumpang Jarak Dekat di Pelabuhan Tenau Kupang. Warta Penelitian Perhubungan, 17 (07): 4-18.
Dewi, D. 2012. Daftar UMR-UMP 2012 untuk Seluruh Provinsi Indonesia,
Gultom, E. (2007) Refungsionalisasi Pengaturan Pelabuhan untuk Meningkatkan Ekonomi Nasional. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Hamid, S. 2009. Keselamatan dan Kelalaian Kapal Ro - Ro Penumpang, (Online), (http://www.indosiar.com/ragam/keselamatan-dan-kelalaian-kapal-ro---ro-penumpang_63793.html), diakses 13 Mei 2012.
Handayani. (2011). Penggunaan Azimuth Podded terhadap Kemampuan Maneuver Kapal. Tugas Akhir.
Hendratno, Agus. 2010. KeunikanGeofisikKalderaDanau Toba sebagai PotensiGeowisata. http://geologi.iagi.or.id/2010/04/19/keunikan-geofisik-kaldera-danau-toba-sebagai-potensi-geowisata/. 1 Juni 2014.
Insel, M & Helvacioglu, I.H . Manoeuvrability Analysis of Double Ended Ferries in Preliminary Design.
Iskandar, A. 2011. Kajian Geografis dan Tanggapan Penumpang terhadap Pelayanan Pelabuhan Panarukan sebagai
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 05 no. 02, FEBRUARI 2015 1-8
Salah Satu JalurAlternatif Laut di Kabupaten Situbondo. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FIS UM.
Keputusan Menteri Nomor 52 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan. (2004) Jakarta: Departemen Perhubungan Republik Indonesia.
Kramadibrata, S. (2002) Perencanaan Pelabuhan. Bandung: Penerbit ITB.
Kusumastanto, T. (2003) Ocean Policy dalam Membangun Negeri Bahari di Era Otonomi Daerah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Manullang, O. R. 2006. Pengaruh Aksesibilitas Terhadap Perkembangan Wilayah Secara Sprawl di Kota Semarang (Studi Kasus: Kecamatan Banyumanik dan Pedurungan), (Online). (http://eprints.undip.ac.id/2368/), diakses 29 Juni 2012.
Moenir, A. S. 200). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Munawar, A. 2007. Pengembangan Transportasi yang Berkelanjutan. Makalah disajikan dalam Rapat Terbuka Majelis Guru Besar, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 7 Februari 2007.
(Online), (http://blogonline2012.blogspot.com/2012/06/daftar-umr-ump-2012.html#.UHIxO5gxrKM), diakses 08 Oktober 2012.
Pakolo, Rommel. 2011. Pengaruh Luas Daun Kemudi Terhadap Maneuvering KMP.Sultan Murhum.
Project for Public Spaces (2000) How to Turn a Place Around: a Handbook for Creating
Successful Public Spaces, PPS Inc.: New York.
Project For Public Space. Have a Seat: Movable Chairs or Benches ?. <http://www.pps.org/reference/movable-seating/> Dilihat pada 20 April 2014.
Safar Silaen, dan Widiyano. (2013) Metode Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.
Setiawan, R. 2005.Analisa Tingkat Kepuasan Pengguna Kereta Api Komuter Surabaya – Sidoarjo, (Online), (http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/01-065/ANALISA%20TINGKAT%20KEPUASAN%20PENGGUNA%20KA%20KOMUTER.pdf), diakses 07 Agustus 2012.
Siddiq, F. 2005 Teknik Pelabuhan, (Online), (http://www.scribd.com/doc/18189841/Teknik-Pelabuhan-Pelabuhan), diakses 17 November 2009.
Suwarto, A. (2009) Penelitian Kinerja Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Perintis Taipa, Sulawesi Tengah. Jurnal Transportasi Darat, 11 (3): 140-151.