STUDI PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PELABUHAN IKAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT PROPINSI ACEH Heri Suprijanto 1 , Very Dermawan 1 , Hendri Wijaya 2 1 Dosen Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang 2 Mahasiswa Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang e-mail: [email protected] , [email protected] , [email protected]ABSTRAK Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan terletak di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Lambatnya hasil tangkapan ikan dibawa ke darat untuk dipasarkan dikarenakan sulitnya kapal nelayan untuk merapat ke darat akibat tingginya ombak. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan pembangunan breakwater yang berfungsi sebagai pemecah gelombang. Tujuan pembangunan breakwater yaitu untuk memudahkan nelayan merapatkan kapalnya ke pelabuhan sehingga hasil tangkapan dapat segera dipasarkan. Perencanaan breakwater di Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan dimulai dengan analisis pembangkitan gelombang oleh angin dengan metode JONSWAP. Setelah itu dihitung kala ulang tinggi gelombang 25 tahun dengan jenis gelombang H s . Pemilihan kala ulang dan jenis gelombang sesuai dengan jenis bangunan pengaman. Dari dasar pemilihan tinggi gelombang tersebut kemudian dicari koefisien refraksi dan koefisien pendangkalan sehingga bisa didapatkan gelombang datang (Hi). Selanjutnya gelombang datang dipergunakan untuk menghitung dimensi breakwater. Setelah itu dilakukan perhitungan stabilitas dengan menggunakan progam Geoslope, kemudian menghitung pondasi tiang kelompok. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka didapatkan kedalaman alur pelayaran pada elevasi -3,425 m, tinggi mercu breakwater pada elevasi +4,000 m, panjang breakwater kanan 368 m, panjang breakwater kiri 377 m, berat batu pelindung bagian kepala 1,80 ton dan bagian badan 1,725 ton, dan lebar puncak breakwater 2,900 m. Untuk stabilitas struktur dihitung gaya-gaya gelombang yang terjadi pada struktur yaitu gelombang tidak pecah, gelombang pecah, dan gelombang telah pecah. Setelah itu dicari stabilitas lereng dengan software Geoslope dengan metode Fellenius, Bishop dan Janbu pada kondisi gempa dan normal. Kemudian untuk daya dukung tanah dihitung dari uji lapangan sondir, yang setelah dianalisis harus menggunakan pondasi tiang pancang bambu dengan diameter 35 cm yang terdiri dari 5 bambu yang dirangkap jadi satu dan kedalaman pemancangan 5 m. Kata kunci : breakwater, refraksi, pendangkalan gelombang, stabilitas struktur, uji sondir, pondasi tiang pancang. ABSTRACT Johan Pahlawan Port is located in West Aceh District, Aceh Province. The difficulty of distribution of fishing catches to be marketed is caused by the high wave that troubling the fisherman boats to anchore into the shore. In that case, it is necessary to build breakwater that will be useful to cleave the waves. And it will easy to the fisherman to anchore and fish catches marketing. The planning of the breakwater structur started with the analysis of wave generation by the wind with the JONSWAP methods. Then followed by calculation of wave period in 25 years in H s (significant wave) wave type. The selection of period and wave type is according to the type of breakwater. Based on the period selection, it will be use to look for refraction and wave shoaling coefficient, so the design wave height (Hi) can be obtained. And then the design wave height will be used to calculate the dimensions of the breakwater. Furthermore, stability calculations performed using the Geoslope program, then perform the calculations of pile group foundation. Based on the analysis that has been done, the breakwater depths can be obtained at the elevation - 3,425 m, breakwater heights at the elevation +4,000 m, right-breakwater length is 368 m, left-breakwater length is 377 m, weights of head shield is 1,80 tons, for the body is 1,725 tons, and the widths of breakwaters is 2,900 m. For the stability of structure, calculation of force that occured in the structure performed, including non-breaking waves, breaking-waves,and after breaking-waves. Then the slope-stability found by using Geoslope program with Fellenius, Bishop, an Janbu methods in normal and earthquakes conditions. From the cone penetrasion test for bearing capacity found that is must be used 5 pieces of 35 cm bamboo piles and the pilling dept is 5m. Keywords: breakwater, refraction, wave shoaling, structural stability, cone penetrasion test, pile foundation
12
Embed
STUDI PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PELABUHAN IKAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT PROPINSI ACEH
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STUDI PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PELABUHANIKAN JOHAN PAHLAWAN
KABUPATEN ACEH BARAT PROPINSI ACEH
Heri Suprijanto1, Very Dermawan1, Hendri Wijaya2
1Dosen Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang2 Mahasiswa Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang
Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan terletak di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Lambatnyahasil tangkapan ikan dibawa ke darat untuk dipasarkan dikarenakan sulitnya kapal nelayan untuk merapatke darat akibat tingginya ombak. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukanpembangunan breakwater yang berfungsi sebagai pemecah gelombang. Tujuan pembangunan breakwateryaitu untuk memudahkan nelayan merapatkan kapalnya ke pelabuhan sehingga hasil tangkapan dapatsegera dipasarkan.
Perencanaan breakwater di Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan dimulai dengan analisispembangkitan gelombang oleh angin dengan metode JONSWAP. Setelah itu dihitung kala ulang tinggigelombang 25 tahun dengan jenis gelombang Hs. Pemilihan kala ulang dan jenis gelombang sesuai denganjenis bangunan pengaman. Dari dasar pemilihan tinggi gelombang tersebut kemudian dicari koefisienrefraksi dan koefisien pendangkalan sehingga bisa didapatkan gelombang datang (Hi). Selanjutnyagelombang datang dipergunakan untuk menghitung dimensi breakwater. Setelah itu dilakukan perhitunganstabilitas dengan menggunakan progam Geoslope, kemudian menghitung pondasi tiang kelompok.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka didapatkan kedalaman alur pelayaran padaelevasi -3,425 m, tinggi mercu breakwater pada elevasi +4,000 m, panjang breakwater kanan 368 m,panjang breakwater kiri 377 m, berat batu pelindung bagian kepala 1,80 ton dan bagian badan 1,725 ton,dan lebar puncak breakwater 2,900 m. Untuk stabilitas struktur dihitung gaya-gaya gelombang yang terjadipada struktur yaitu gelombang tidak pecah, gelombang pecah, dan gelombang telah pecah. Setelah itu dicaristabilitas lereng dengan software Geoslope dengan metode Fellenius, Bishop dan Janbu pada kondisi gempadan normal. Kemudian untuk daya dukung tanah dihitung dari uji lapangan sondir, yang setelah dianalisisharus menggunakan pondasi tiang pancang bambu dengan diameter 35 cm yang terdiri dari 5 bambu yangdirangkap jadi satu dan kedalaman pemancangan 5 m.Kata kunci : breakwater, refraksi, pendangkalan gelombang, stabilitas struktur, uji sondir, pondasi tiang
pancang.ABSTRACT
Johan Pahlawan Port is located in West Aceh District, Aceh Province. The difficulty of distributionof fishing catches to be marketed is caused by the high wave that troubling the fisherman boats to anchoreinto the shore. In that case, it is necessary to build breakwater that will be useful to cleave the waves. And itwill easy to the fisherman to anchore and fish catches marketing.
The planning of the breakwater structur started with the analysis of wave generation by the windwith the JONSWAP methods. Then followed by calculation of wave period in 25 years in Hs (significantwave) wave type. The selection of period and wave type is according to the type of breakwater. Based on theperiod selection, it will be use to look for refraction and wave shoaling coefficient, so the design wave height(Hi) can be obtained. And then the design wave height will be used to calculate the dimensions of thebreakwater. Furthermore, stability calculations performed using the Geoslope program, then perform thecalculations of pile group foundation.
Based on the analysis that has been done, the breakwater depths can be obtained at the elevation -3,425 m, breakwater heights at the elevation +4,000 m, right-breakwater length is 368 m, left-breakwaterlength is 377 m, weights of head shield is 1,80 tons, for the body is 1,725 tons, and the widths of breakwatersis 2,900 m. For the stability of structure, calculation of force that occured in the structure performed,including non-breaking waves, breaking-waves,and after breaking-waves. Then the slope-stability found byusing Geoslope program with Fellenius, Bishop, an Janbu methods in normal and earthquakes conditions.From the cone penetrasion test for bearing capacity found that is must be used 5 pieces of 35 cm bamboopiles and the pilling dept is 5m.Keywords: breakwater, refraction, wave shoaling, structural stability, cone penetrasion test, pile foundation
PENDAHULUANPantai Johan Pahlawan selalu men-
galami serangan gelombang laut, baik pa-da kondisi air surut maupun kondisi airpasang. Akibat dari serangan gelombanglaut, maka terjadi abrasi berkelanjutan se-tiap tahun. Berdasarkan informasi pen-duduk setempat abrasi disebabkan olehpengambilan karang, pasir pantai, dan pe-nebangan hutan bakau. Sehingga garispantai menjadi semakin mundur ke arahdataran. Kemunduran garis pantai inidikhawatirkan mempengaruhi kehidupanekonomi masyarakat karena mata pen-caharian mereka tergantung pada kondisialam setempat.
Sehubungan dengan kondisi terse-but, maka upaya penanggulangan harussegera dilakukakan guna menghindari ke-rugian yang lebih besar. Untuk melindu-ngi daerah pantai yang mengalami erosi,maka diperlukan suatu penanganan beru-pa pembuatan struktur pengaman yangefektif serta ramah lingkungan. Strukturtersebut berfungsi untuk memperkuatatau melindungi pantai agar mampu me-nahan serangan gelombang sehingga da-pat menekan mundurnya garis pantai.
TUJUANTujuan dari studi ini adalah meren-
canakan struktur pengaman pantai untukmelindungi daerah Pelabuhan Johan Pah-lawan yang terancam keberadaanya kare-na kemunduran garis pantai akibat erosidan abrasi.
TINJAUAN PUSTAKAGelombang Representatif
Pembentukan gelombang di perai-ran dalam (deep water waves) dianalisadengan formula spektrum JONSWAP be-rikut ini (Anonim, 2010:5-8):
4
3/2
2105,78,68 x
U
gF
U
g
AA
td
2433,00016,0
2/1
22
AA
mo
U
gF
U
gH
134,82857,0
3/1
22
AA
p
U
gF
U
gT
Sedangkan persamaaan untuk kea-daan gelombang terbentuk penuh diberi-kan oleh:
4105,7 xU
gt
A
d
2433,02
A
mo
U
gH
134,82
A
P
U
gT
dengan:td = durasi anginHmo = tinggi gelombang signifikan
menurut energi spektral (m)TP = periode puncak gelombang
(detik)TS = periode gelombang signifikan
(detik)= 0,95TP
UA = 0,71U101,23 (faktor tekanan
angin m.detik-1)U10 = kecepatan angin pada
ketinggian 10 m (m.detik-1)F = panjang fetch (m)
Penentuan Tinggi Gelombang danKala Ulang Rencana
Makin tinggi nilai daerah yang di-amankan makin besar pula kala ulang ge-lombang rencana yang dipilih. Sebagaipedoman kala ulang gelombang rencanandapat dipakai tabel di bawah ini (Yuwo-no, 1992:III-1).
Tabel 1. Pedoman pemilihan jenis dan kalaulang gelombang
No.
Jenis BangunanGelombang Rencana
JenisGelombang
Kala Ulang
1Struktur fleksibel(rubble structure)
HS 10 – 50 tahun
2 Struktur semikaku H0,1 – H0,01 10 – 50 tahun
3Struktur kaku(rigid)
H0,01 – Hmaks 10 – 50 tahun
Sumber: Yuwono, 1992:III-1
Refraksi Gelombang dan Pendangka-lan Gelombang
Refraksi gelombang adalah bila ge-lombang merambat dengan membentuksudut terhadap kontur dasar perairan,terjadi variasi kecepatan rambat gelom-bang di sepanjang puncak gelombang.
Untuk analisa refraksi digunakanmetode yang dikemukakan oleh Arthur(1952) yang dikenal “Sneel’s Law”. Bilapantai mempunyai garis kedalaman para-rel, maka persamaannya menjadi (Yuwo-no, 1986:22):
= = =
Koefisien Refraksi adalah:
KR = =
Koefisien pendangkalan dicari ber-dasar nilai n1 (d/Lo) menggunakan tabelC-1 yang dapat dilihat pada tabel lampi-ran. Untuk laut dalam no = 0,5:
KS = =
dengan :α1, α0 = sudut antara garis kedalaman
dan puncak gelombang (°)Co,C1 = kecepatan jalur gelombang pada
tempat yang ditinjau (m. dt2)Lo,L1 = panjang gelombang (m)KR = koefisien refraksiKS = koefisien pendangkalan
Gambar 1. Refraksi gelombang padakontur lurus dan sejajar
Sumber: Triatmodjo, 1999:69
Pemecah GelombangPemecah gelombang dapat dibe-
dakan menjadi dua macam yaitu pemecahgelombang sambung pantai dan lepaspantai. Tipe pertama banyak digunakanpada perlindungan perairan pelabuhan,sedangkan tipe kedua untuk perlindunganpantai terhadap erosi.
Gambar 2. Pemecah gelombang sambungpantai
Sumber: Triatmodjo, 1999:225
Gambar 3. Pemecah gelombang LepasPantai
Sumber: Triatmodjo, 1999:225
Perhitungan Berat ArmorUntuk breakwater dengan tumpu-
kan batu alam atau armor buatan, beratsatu unit pelapis utama (primary coverlayer) dihitung memakai persamaan beri-kut ini (Anonim, 2010:V-4-12):
cot1 3
3
rd
r
SK
HWW
dengan:W = berat satu unit batuan pelapis
(armor) (ton)Wr = berat satuan armor (ton/m3)Ww = berat satuan air laut (ton/m3)
(1,025~1,03 ton/m3)H = tinggi gelombang rencana (m)Kd = koefisien stabilitasSr = Wr/Ww
θ = kemiringan dinding strukturdiukur dari arah horisontal (0)
Dimensi StrukturLebar mercu (crest width) dapat di-
hitung dengan persamaan berikut ini (Tri-atmodjo, 2008:265) :
31
rW
WnkB
dengan:B = lebar puncak (m)n = jumlah butir minimum
(nminimum = 3)kΔ = koefisien lapis dalam (Tabel 2.8)W = berat armor pelindung (ton)Wr = berat jenis armor pelindung
(ton/m3)Tebal lapisan pelindung dan jumlah
butir batu tiap satu satuan luasan diberi-kan oleh rumus berikut ini:
31
rW
Wnkt
32
1001
W
WPAnkN r
dengan:t = tebal lapisan pelindung (m)n = jumlah lapisan armorkΔ = koefisien yang diberikan dalam
(Tabel 2.8)A = luas permukaan (m2)P = porositas rerata dari lapis
pelindung (%) yang diberikandalam (Tabel 2.8)
N = jumlah butir armorWr = berat jenis armor (ton/m3)
Kapasitas Daya Dukung Tiang Kelom-pok
Daya dukung kelompok tiang tidakselalu sama dengan jumlah daya dukungtiang tunggal yang berada dalam ke-lompok. Untuk itu ada efisiensi yang di-pakai untuk menghitung daya dukung ke-lompok tiang (Suroso et al,2007:157)
Untuk menghitung daya dukungkelompok tiang adalah:
Qag = Eg x N x Qa
dengan:Qag = daya dukung kelompok tiangEg = efisiensi kelompok tiang
N = jumlah tiang dalam barisQa = daya dukung tiang tunggal
Converse – Labarre mengembang-kan rumus untuk menghitung efisiensi.
Rumus ini banyak dipakai walau-pun di dalam mengembangkan rumus inihanya sedikit dukungan data.
Eg =
mn
nmmn
90
111
Θ =s
darctan
dengan:d = diameter tiang (m)s = jarak tiang (m)n = jumlah tiang dalam barism = jumlah baris tiang
Gambar 4. Penjelasan parameterkelompok tiang
Sumber: Suroso et al, 2007:158
Penurunan Kelompok TiangPenurunan pondasi pada tanah gra-
nuler dapat dihitung dari hasil uji kerucutstatis. De Beer dan Marten mengusulkanpersamaan angka kompresi (C) yang di-kaitkan dengan persamaan Buismann, se-bagai berikut (Christiady, 2010:292):
Si ='
'ln
0
0
p
pp
C
H
dengan:Si = penurunan akhir (m) dari lapisan
setebal H (m)p0’ = tekanan overburden efektif rata-
rata, atau tegangan efektifsebelum penerapan beban, ditengah-tengah lapisan (kN/m2)
ΔP = Δσz = tambahan teganganDengan faktor koreksi I sebagai
berikut:
Gambar 4. Faktor pengaruh I untuktegangan vertikal di bawah sudut luasan
beban terbagi rataSumber: Christiady, 2010:265
METODEData-data yang digunakan
Dalam penulisan tugas akhir inidiperlukan data-data yang mendukungguna memudahkan dalam menganalisadari permasalahan yang ada, maka perludisajikan beberapa data sebagai berikut:1. Peta daerah lokasi studi.2. Peta Bathimetri dan topografi.3. Data kecepatan dan arah angin.
Data angin digunakan untuk mempre-diksi besarnya tinggi gelombang danperiode gelombang.
4. Data pengukuran pasang surut mukaair laut digunakan untuk mengetahuielevasi muka air laut tinggi, rata-rata,dan rendah.
5. Data butiran sedimen pantai.6. Data mekanika tanah untuk stabilitas
bangunan pengaman pantai.
Langkah PengerjaanSesuai dengan kerangka penyelesai-
an tugas akhir, langkah pengerjaan studiini terdiri dari tahapan yang diuraikan se-bagai berikut:1. Menganalisis panjang fetch berdasar-
kan peta lokasi studi2. Mengolah data angin3. Menggambar mawar gelombang (wa-
ve rose)4. Menghitung tinggi gelombang ren-
cana. Metode yang digunakan adalahdengan distribusi Fisher-Tippet Tipe1 (gumbel) dan distribusi Weibull.
5. Menentukan jenis bangunan yangakan digunakan.
6. Menghitung runup, wave setup,pemanasan global, dan tinggi jagaan.
7. Dari hasil perhitungan runup , wavesetup, pemanasan global, dan tinggijagaan dapat ditentukan elevasi pun-cak konstruksi bangunan pengamanPelabuhan Johan Pahlawan.
10. Merencanakan dimensi bangunan pe-ngamanan dan menganalisis stabilitaskonstruksi bangunan.
11. Selesai
HASIL DAN PEMBAHASANAnalisa JONSWAP
Pembentukan gelombang diperairan dalam (deep water waves) dalamstudi ini dianalisis dengan formula spek-trum JONSWAP. Prosedur peramalan iniberlaku untuk kondisi gelombang tidakterbentuk penuh (non fully developed
sea), baik untuk kondisi fetch terba-tas(fetch limited condition), maupun kondisidurasi terbatas (duration limited conditi-on). Berikut contoh perhitungan yang di-berikan pada Tabel 2:
Dalam perencanaan bangunan diPantai Johan Pahlawan didapatkan bahwagelombang yang paling tinggi adalah ar-ah barat laut yang membentuk sudut 64°
terhadap garis normal dan membentuksudut 26° terhadap garis pantai. Sudutdatang gelombang (α) dibentuk oleh gariskedalaman pantai dan garis puncak gel-ombang atau bisa juga oleh garis arah da-tang dan garis normal (tegak lurus) pan-tai.
Tabel 3. Arah angin yang digunakan dalam perencanaan
No. ArahSudut gelombang terhadap Sudut datang
KeteranganGaris pantai Garis normal gelombang
1 Barat Laut 26 64 64 Dari arah laut2 Selatan 71 19 19 Dari arah laut3 Tenggara 64 26 26 Dari arah laut4 Timur 19 71 71 Dari arah laut
Sumber: Data
Gambar 5. Sketsa sudut puncak gelombang
Perhitungan refraksi gelombang da-pat dilakukan dengan menganggap gariskontur pantai relatif lurus dan sejajar.Persamaan yang digunakan dalam analisa
refraksi gelombang adalah berdasarkanhukum Snell’s,. Perhitungan selanjutnyadapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Perhitungan refraksi dan pendangkalan gelombang untuk arah barat lautd d/Lo d/L L α Kr Ks Hi
pemampatan)(9) Lebar pondasi / [abs(2)-4](10) Panjang pondasi / [abs(2)-4](11) Dari diagram faktor schmertmann(12) (4) x (9) x tekanan fondasi
)7(
)10()7(ln
(13) (3)/(8)x(11)Sehingga dari perhitungan tersebut
didapatkan nilai penurunan pondasi de-
ngan metode De Beer dan Marten padabagian badan sebesar 0,00164m = 1,64mm. Sedangkan pada bagian kepala se-besar 0,00155 m = 1,55 mm. 1,64 mmdan 1,55 mm < 40 mm aman.
KESIMPULAN DAN SARANAkibat proses di atas bisa dilakukan
analisis yang disimpulkan hal-hal pokoksebagai berikut:1. Kondisi gelombang berdasarkan
pembangkit gelombang:a. Hasil analisis pembangkitan gel-
ombang diketahui bahwa pada Jo-han Pahlawan gelombang domin-an berasal dari arah barat laut de-ngan prosentase sebesar 52,151%.
b. Tinggi gelombang rencana di lautdalam kala ulang 25 tahun adalahsebagai berikut:- Barat Laut = 4,605 m- Selatan = 4,592 m
- Tenggara = 3,845 m- Timur = 2,927 m
2. Struktur breakwater adalah sebagaiberikut:a. Didapatkan panjang bangunan pe-
mecah gelombang kanan sepan-jang 476 m dan pemecah gelom-bang kiri sepanjang 485 m.
b. Didapatkan dimensi lebar muarasebesar 40 m dan kedalaman alurhingga elevasi -3,425 m.
c. Dari hasil hitungan gelombangpecah maka bisa didapatkan ting-gi gelombang pecah pada lokasibreakwater sebagai berikut:- Barat Laut = 4,902 m- Selatan = 4,888 m- Tenggara = 4,093 m- Timur = 3,115 m
d. Dimensi struktur breakwater ada-lah sebagai berikut:- n batu puncak = 3 butir- Lebar puncak = 2,9 m- Tebal lap. puncak = 1,9 m- n batu lap. Puncak = 2 butir
3. Stabilitas dan pondasi breakwater:a. Untuk analisis pergeseran lengku-
ng struktur rubble mound dida-patkan nilai aman baik pada kon-disi normal maupun gempa. Dayadukung tanah disimpulkan bahwadaya dukung tanah tidak mampumenahan beban struktur break-water di atasnya sehingga dipu-tuskan memakai pondasi tiangpancang dari bambu. Bambu yangdigunakan berdiameter 0,07 mdan jarak s = 1,0 m. Tiang di-pancang hingga kedalaman 5 m dibawah pondasi breakwater.
b. Terjadi penurunan sebesar 1,64mm pada bagian kepala dan 1,55mm pada bagian badan. Penu-runan aman karena syarat penu-runan pada tanah pasir adalah 40-65 mm.
Dari hasil studi yang dilakukanterdapat saran-saran yang diberikan, yaituantara lain:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih men-dalam terhadap pengaruh bangunanbreakwater terhadap kondisi ling-kungan dan sosial masyarakat, sehing-ga nantinya bila terjadi permasalahanakibat adanya bangunan breakwaterdapat diselesaikan lebih cepat dan te-pat.
2. Setelah selesainya dibangun break-water perlu adanya pemeliharaan agarketika terjadi kerusakan dapat segeradiatasi dan meminimalisir biaya ope-rasi dan pemeliharaannya.
3. Bila tidak tersedia batu alam denganberat sesuai hitungan maka bisa di-ganti dengan tetrapod dengan beratyang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Modul PeningkatanKemampuan Perencanaan TeknisPengamanan Pantai. Jakarta:Kementerian Pekerjaan Umum.
Christiady H., Hary. 2010. Analisis danPerancangan Fondasi Bagian I danBagian II. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press
Suroso, et al., 2007. Teknik Pondasi. Malang:Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai.Yogyakarta: Beta Offset.
Yuwono, Nur. 1986. Teknik Pantai. Yogyakarta:Biro Penerbit Keluarga MahasiswaTeknik Sipil Fakultas Teknik UniversitasGadjah Mada.
Yuwono, Nur. 1992. Dasar-Dasar PerencanaanBangunan Pantai. Yogyakarta: BiroPenerbit Keluarga Mahasiswa TeknikSipil Fakultas Teknik Universitas GadjahMada.