Vol. 2(4) November 2018, pp.745-756 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA ISSN : 2597-6885 (online) 745 STUDI PERBANDINGAN JAMINAN PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ASASI MANUSIA TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA DI NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN NEGARA KERAJAAN THAILAND COMPARATIVE STUDY ABOUT PROTECTION OF HUMAN RIGHTS ON FREEDOM RELIGION IN THE STATE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE KINGDOM OF THAILAND Cut Aja Mawaddah Rahmah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh - 23111 Eddy Purnama Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh - 23111 Abstrak - Tujuan penulisan artikel ini untuk menjelaskan jaminan perlindungan terhadap HAM tentang kebebasan beragama di Indonesia dan Thailand serta menjelaskan persamaan dan perbedaan keduanya secara prinsipil. Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yang menitik beratkan pada pendekatan perbandingan dengan mengandalkan kepada data kepustakaan yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.Terhadap semua data yang telah terkumpul selanjutnya dilakukan analisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia telah menjamin hak atas kebebasan beragama melalui UUD 1945, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM, serta melalui Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia. Thailand juga telah menjamin perlindungan hak atas kebebasan beragama melalui Konstitusi Thailand 2017 serta melalui Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Thailand. Persamaan antara kedua negara tersebut sama-sama menjamin hak atas kebebasan beragama tidak hanya bagi warga negaranya melainkan juga bagi warga negara asing yang berada di wilayah Indonesia dan Thailand. Adapun berbagai perbedaan yaitu dalam UUD 1945 prinsip kebebasan beragama yang dianut adalah prinsip HAM universal, sementara Konstitusi Thailand 2017 menggabungkan antara prinsip HAM universal dan prinsip HAM partikular. Konstitusi Thailand 2017 menentukan bahwa Raja Thailand harus beragama Buddha, berbeda dengan UUD 1945 yang tidak menentukan kualifikasi agama bagi seorang Presiden. Hak atas kebebasan beragama dalam UUD 1945 dikelompokkan kedalam hak yang tidak dapat dikurangi, sementara dalam Konstitusi Thailand 2017 hak atas kebebasan beragama merupakan hak yang dapat dikurangi. Sanksi terhadap tindak pidana penodaan agama dalam KUHP Indonesia hanya berupa ancaman pidana penjara, sementara KUHP Thailand memuat sanksi pidana penjara sekaligus pidana denda terhadap pelaku tindak pidana penodaan agama. Disarankan kepada Pemerintah Indonesia agar dapat menyertakan ancaman sanksi denda terhadap tindak pidana penodaan agama dalam KUHP Indonesia. Disarankan pula kepada pemerintah Thailand agar dapat menjadikan hak atas kebebasan beragama sebagai hak yang tidak dapat dikurangi, serta adanya penyebutan dan penyetaraan agama dan kepercayaan lainnya selain buddha dalam konstitusi Thailand. Kata Kunci : Konstitusi, Hak Asasi Manusia, Kebebasan Beragama Abstract - The purpose of this thesis is to explain the guarantee of the protection of human rights about freedom of religion in Indonesia and Thailand and explain the similarities and differences between them in principle. This research is a normative law research which focuses on comparative approach by relying on bibliography data consisting of primary law material, secondary law material and tertiary law material. Against all data which have been collected then done qualitative analysis. The results show that Indonesia has guaranteed the right to freedom of religion through the UUD 1945, Undang-Undang Nomor 39 of 1999 on Human Rights, and through the Indonesian Penal Code. Thailand has also guaranteed the protection of the right to freedom of religion through Thailand's Constitution 2017 and through the Thai Criminal Code. The similarities between the two countries both guarantee the right to freedom of religion not only for its citizens but also for foreign nationals residing in the territory of Indonesia and Thailand. The various differences are in the UUD 1945 the principle of freedom of religion adopted is a universal human rights principle, while Thailand Constitution 2017 combines universal human rights principles and particular human rights principles. Thailand's Constitution 2017 stipulates that the Thai King should be Buddhist, in contrast to the UUD 1945 which does not specify a religious qualification for a President. The right to freedom of religion in the UUD 1945 is grouped into indispensable rights, while in Thailand's Constitution 2017 the right to religious freedom is a diminishing right. Sanctions against the crime of defamation in the Indonesian Criminal Code are only a prison sentence, while
12
Embed
STUDI PERBANDINGAN JAMINAN PERLINDUNGAN TERHADAP …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Vol. 2(4) November 2018, pp.745-756
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA ISSN : 2597-6885 (online)
745
STUDI PERBANDINGAN JAMINAN PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ASASI
MANUSIA TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA DI NEGARA REPUBLIK
INDONESIA DAN NEGARA KERAJAAN THAILAND
COMPARATIVE STUDY ABOUT PROTECTION OF HUMAN RIGHTS ON FREEDOM
RELIGION IN THE STATE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE
KINGDOM OF THAILAND
Cut Aja Mawaddah Rahmah
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala
Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh - 23111
Eddy Purnama
Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala
Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh - 23111
Abstrak - Tujuan penulisan artikel ini untuk menjelaskan jaminan perlindungan terhadap HAM tentang
kebebasan beragama di Indonesia dan Thailand serta menjelaskan persamaan dan perbedaan keduanya secara
prinsipil. Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yang menitik beratkan pada pendekatan perbandingan
dengan mengandalkan kepada data kepustakaan yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder
dan bahan hukum tersier.Terhadap semua data yang telah terkumpul selanjutnya dilakukan analisis secara
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia telah menjamin hak atas kebebasan beragama melalui
UUD 1945, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM, serta melalui Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana Indonesia. Thailand juga telah menjamin perlindungan hak atas kebebasan beragama melalui Konstitusi
Thailand 2017 serta melalui Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Thailand. Persamaan antara kedua negara
tersebut sama-sama menjamin hak atas kebebasan beragama tidak hanya bagi warga negaranya melainkan juga
bagi warga negara asing yang berada di wilayah Indonesia dan Thailand. Adapun berbagai perbedaan yaitu
dalam UUD 1945 prinsip kebebasan beragama yang dianut adalah prinsip HAM universal, sementara Konstitusi
Thailand 2017 menggabungkan antara prinsip HAM universal dan prinsip HAM partikular. Konstitusi Thailand
2017 menentukan bahwa Raja Thailand harus beragama Buddha, berbeda dengan UUD 1945 yang tidak
menentukan kualifikasi agama bagi seorang Presiden. Hak atas kebebasan beragama dalam UUD 1945
dikelompokkan kedalam hak yang tidak dapat dikurangi, sementara dalam Konstitusi Thailand 2017 hak atas
kebebasan beragama merupakan hak yang dapat dikurangi. Sanksi terhadap tindak pidana penodaan agama
dalam KUHP Indonesia hanya berupa ancaman pidana penjara, sementara KUHP Thailand memuat sanksi
pidana penjara sekaligus pidana denda terhadap pelaku tindak pidana penodaan agama. Disarankan kepada
Pemerintah Indonesia agar dapat menyertakan ancaman sanksi denda terhadap tindak pidana penodaan agama
dalam KUHP Indonesia. Disarankan pula kepada pemerintah Thailand agar dapat menjadikan hak atas
kebebasan beragama sebagai hak yang tidak dapat dikurangi, serta adanya penyebutan dan penyetaraan agama
dan kepercayaan lainnya selain buddha dalam konstitusi Thailand.
Kata Kunci : Konstitusi, Hak Asasi Manusia, Kebebasan Beragama
Abstract - The purpose of this thesis is to explain the guarantee of the protection of human rights about freedom
of religion in Indonesia and Thailand and explain the similarities and differences between them in principle.
This research is a normative law research which focuses on comparative approach by relying on bibliography
data consisting of primary law material, secondary law material and tertiary law material. Against all data
which have been collected then done qualitative analysis. The results show that Indonesia has guaranteed the
right to freedom of religion through the UUD 1945, Undang-Undang Nomor 39 of 1999 on Human Rights, and
through the Indonesian Penal Code. Thailand has also guaranteed the protection of the right to freedom of
religion through Thailand's Constitution 2017 and through the Thai Criminal Code. The similarities between
the two countries both guarantee the right to freedom of religion not only for its citizens but also for foreign
nationals residing in the territory of Indonesia and Thailand. The various differences are in the UUD 1945 the
principle of freedom of religion adopted is a universal human rights principle, while Thailand Constitution 2017
combines universal human rights principles and particular human rights principles. Thailand's Constitution
2017 stipulates that the Thai King should be Buddhist, in contrast to the UUD 1945 which does not specify a
religious qualification for a President. The right to freedom of religion in the UUD 1945 is grouped into
indispensable rights, while in Thailand's Constitution 2017 the right to religious freedom is a diminishing right.
Sanctions against the crime of defamation in the Indonesian Criminal Code are only a prison sentence, while
JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol.2, No.4 November 2018 746
Cut Aja Mawaddah Rahmah, Eddy Purnama
the Thai Criminal Code contains sanctions of imprisonment as well as criminal charges against perpetrators of
religious blasphemy. It is advisable to the Government of Indonesia to include the threat of sanction of fines on
the crime of defamation of religion in Indonesian Penal Code. It is also advisable to the Thai government to
make the right to freedom of religion as a non-deductible right, as well as the mention and equalization of other
religions and beliefs other than buddhas in the Thai constitution.
Keywords : Constitution, Human Rights, Freedom of Religion
PENDAHULUAN
Eksistensi konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara merupakan
sesuatu hal yang sangat krusial. Dalam lintasan sejarah hingga awal abad ke 21 ini, hampir
tidak ada negara yang tidak memiliki konstitusi. Hal ini menunjukkan betapa urgennya
konstitusi sebagai suatu perangkat negara. Bagir Manan mengatakan bahwa hakikat
konstitusi atau konstitusionalisme yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di satu
pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap penduduk di pihak lain.1
Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia adalah salah satu materi muatan yang
terdapat hampir dalam semua konstitusi negara-negara yang ada dunia. Meninjau lebih jauh
terhadap jaminan HAM yang termuat dalam konstitusi negara-negara di dunia, kebebasan
beragama adalah satu hak yang paling mendasar yang harus dijamin dan dilindungi oleh
setiap negara. Konvenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (International Convenat
of Civil and Political Rights) menyebutkan bahwa perjanjian tersebut mengikat negara-negara
yang menandatangani dan meratifikasi untuk menghormati hak sipil dan politik individu,
termasuk hak untuk hidup, kebebasan beragama, kebebasan berbicara kebebasan berkumpul,
hak pemilihan dan hak atas proses pengadilan yang adil.2
Materi muatan konstitusi suatu negara yang secara “nyata” memuat tentang jaminan
HAM tentang kebebasan beragama dapat dilihat salah satunya pada materi muatan konstitusi
Negara Republik Indonesia serta pada materi muatan konstitusi Negara Kerajaan Thailand.
Indonesia dan Thailand keduanya merupakan negara yang menjadikan konstitusi negaranya
sebagai perangkat hukum dasar (fundamental law) yang menjadi acuan tertinggi bagi regulasi
lain dibawahnya.
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki konstitusi tertulis
sejak awal kemerdekannya pada tahun 1945. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) telah mengalami empat kali perubahan melalui
1Abdul Rozak, (et.al) TIM ICCE UIN Jakarta. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani,
Jakarta: Prenada Media, 2003, hlm. 93. 2https://en.wikipedia.org/wiki/International_Covenant_on_Civil_and_Political_Rights, diakses pada 03
JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol.2, No.4 November 2018 747
Cut Aja Mawaddah Rahmah, Eddy Purnama
mekanisme amandemen yang dilaksanakan pada tahun 1999 hingga tahun 2002. Bentuk
jaminan terhadap Hak Asasi Manusia dalam batang tubuh UUD NRI 1945 termaktub dalam
Bab XA yang terdiri dari Pasal 28A hingga Pasal 28J.
Negara kerajaan Thailand adalah sebuah negara monarki konstitusional yang terletak
di wilayah Asia Tenggara. Kepala Negara Thailand adalah seorang Raja dan Kepala
Pemerintahannya adalah seorang Perdana Menteri. Sistem hukum di Negara Thailand adalah
campuran antara sistem hukum civil law dengan sistem hukum common law.3 Sepanjang
tahun 1932 sampai dengan tahun 2017, Thailand telah melakukan 20 kali perubahan
konstitusi dan dilanda 20 kali kudeta militer. Konstitusi Thailand memuat bentuk jaminan
tertinggi terhadap HAM dalam Bab III tentang Rights and Liberties of Thai People.4 Jaminan
HAM tentang kebebasan beragama dalam konstitusi Thailand termuat dalam Section 31,
Constitutions of the Kingdom of Thailand 2017.
Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki mayoritas penduduk yang menganut
agama Islam dengan jumlah presentase sebanyak 85%5. Sementara di Negara Kerajaan
Thailand mayoritas penduduk menganut agama Budha dengan jumlah keseluruhan 95%6.
Akibat adanya suatu agama yang terlalu mendominasi, baik di Indonesia dan Thailand pernah
sama-sama terjadi konflik antar umat beragama khusunya antara agama mayoritas dengan
agama minoritas.
Berdasarkan latar belakang persamaan dan perbedaan dari negara Indonesia dan
Thailand termasuk salah satunya adalah jaminan terhadap perlindungan Hak Asasi Manusia
dalam konstitusi dua negara tersebut, menarik untuk ditelusuri lebih dalam dengan
menggunakan kerangka ilmiah mengenai persamaan dan perbedaan secara prinsipil antar
kedua negara tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah adalah :
1. Bagaimanakah konstruksi pengaturan tentang Hak Asasi Manusia tentang kebebasan
beragama di Negara Republik Indonesia dan Negara Kerajaan Thailand?
2. Apakah persamaan dan perbedaan secara prinsipil di kedua negara tersebut?
3https://www.bantuanhukum.or.id/web/peradilan-di-negara-thailand/, di akses pada 08 Oktober 2017
pukul 22.02 WIB 4Mahda El-Muhtaj, Hak Asasi Manusia dalm Konstitusi Indonesia, Jakarta: Kencana, 2009, hlm.128. 5https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia diakses pada 12 Desember 2017 pukul 16.15 WIB 6https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Thailand diakses pada 12 Desember 2017 pukul 16.17 WIB