i
STUDI PENGEMBANGAN KUALITAS PENDIDIK DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN MELALUI PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN DI MA DARUN NAJAH NGEMPLAK PATI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Ilmu Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam (KI)
Oleh
TAUFIQUR RAHMAN3105377
FAKULTAS TARBIYAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG2010
ii
iii
iv
MOTTO
3c)!$#wit$tBBQ q s)/4Lym(#rit$tBN kRr' /3):(
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga
merekamengubah keadaan diri mereka sendiri(ar-radu: 11)1
1Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Darus
Sunah, 2002),hlm. 251
v
PERSEMBAHAN
Dengan penuh keikhlasan dan penuh rasa syukur, skripsi ini
penulis
persembahkan kepada:
v Ayahanda Ali Chusnan dan Ibunda Muslimah tercinta yang telah
rela
berjuang dan selalu menyisihkan sebagian hasil keringatnya
demi
selesainya studi serta dengan sabar dan penuh kasih sayang
selalu berdoa
dan memberikan restunya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi
ini.
v Kakak tercinta beserta suaminya (Siti Rofiana dan Hendrik)
serta
keponakanku (Najib dan Silmi) yang selalu memberikan dukungan
dan
semangat untuk selalu tetap maju dan bisa.
vi
DEKLARASI
Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab
bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis orang lain
atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai
bahan rujukan.
Semarang, 18 juni 2010
Deklarator
Taufiqur RahmanNIM. 3105377
vii
ABSTRAK
Taufiqur Rahman (3105377), Studi Pengembangan Pendidik danTenaga
Kependidikan melalui Pendidikan dan Pelatihan di MA Darun
NajahNgemplak Pati. Program strata I Jurusan Kependidikan Islam
IAIN (InstitutAgama Islam Negeri) Walisongo Semarang 2010.
Penelitian ini bertujuan mengetahui: 1). Untuk mengetahui
kondisiobjektif kualitas pendidik dan tenaga kependidikan di MA
Darun NajahNgemplak Pati. 2).Untuk mengetahui strategi pengembangan
kualitas bagipendidik dan tenaga kependidikan melalui pendidikan
dan latihan di MA DarunNajah Ngemplak Pati.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu data yang
terkumpulberbentuk kata-kata bukan angka-angka. Penelitian ini
menggunakan metode risetlapangan (field research) dengan teknik
analisis non statistik (analisis deskriptif)yang melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Data penelitian yangterkumpul kemudian
dikorelasikan dengan teori-teori yang ada. Hasil
penelitianmenunjukkan bahwa: (1) Kondisi objektif kualitas pendidik
dan tenagakependidikan di MA Darun Najah Ngemplak Pati dapat
dikatakan baik, hal inidilihat dari empat standar kompetensi yang
harus dimiliki pendidik yaitu:kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dankompetensi sosial, sebagian
pendidiknya bisa dikatakan cukup berkompeten. halini terbukti
dengan adanya penilaian yang dilakukan penulis melalui
wawancaradengan peserta didik tentang kompetensi yang dimiliki
pendidik dan kebanyakanmengatakan baik. (2) Strategi pengembangan
kualitas bagi pendidik melaluipendidikan dan latihan yang dilakukan
MA Darun Najah Ngemplak Pati yaitumelalui pengembangan yang
diadakan oleh Depag dan lembaga sendiri, yangdilakukan oleh lembaga
sendiri yaitu Diklat tentang penyusunan RPP, danpengembangan yang
dilakukan oleh Depag diantaranya, pendidikan dan pelatihantentang
pembuatan silabus KTSP , dan workshop tentang mutu ajar MA
PK.Adapun strategi pengembangan yang dilakukan MA Darun Najah
Ngemplak Patiuntuk mengembangkan kualitas tenaga kependidikan
sementara belum terencanadengan baik. Strategi pengembangan
kualitas tenaga kependidikan hanya sebatasmengirimkan tenaga
kependidikan kalau ada undangan dari Depag.Pengembangan yang
dilaksanakan oleh tenaga kependidikan yaitu, Diklat KTSPdan diklat
tentang pengembangan Renstra yang dilakukan kepala sekolah,
Diklattentang aplikai software dan enty data yang dilakukan tenaga
administrasi, danworkshop tentang aplikasi data dan pembuatan
katalog yang dilakukan olehtenaga perpustakaan.
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan masukan
bagipara pendidik dan tenaga kependidikan MA Darun Najah Ngemplak
Pati,mahasiswa, pengajar mata kuliah jurusan Kependidikan Islam dan
semua pihakyang membutuhkan dilingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Segala puji hanya bagi Allah SWT, Rab semesta alam Yang Maha
Meridhoi semua perbuatan manusia, Alhamdulillahirabbilalamin
penulis
ucapkan karena atas karunia rahmat, taufiq, hidayah dan
inayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: Studi
Pengembangan
Kualitas bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan melalui
Pendidikan dan
Pelatihan di MA Darun Najah Ngemplak Pati, dengan baik tanpa
banyak
menemui kendala.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak,
keluarga, para
sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqomah berada di
jalan-Nya.
Dengan kerendahan hati dan penuh kesadaran penulis sampaikan
bahwa
skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya
dukungan dan bantuan
semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Perjalanan yang
melelahkan dalam penyelesaian skripsi ini akan lebih berarti
dengan ucapan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang
telah membantu
dalam proses ini. Adapun ucapan terima kasih secara khusus
penulis sampaikan
kepada:
1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN
Walisongo Semarang.
2. Ismail, SM, M.Ag selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam
Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
3. Drs.H. Djoko Widagdho, M.Pd. dan Fahrurrozi, M.Ag. selaku
pembimbing
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan
dan
penulisan skripsi ini.
4. Kunowo B.A selaku Kepala MA Darun Najah Ngemplak Pati yang
telah
memberikan izin tempat penelitian dalam pembuatan skripsi.
ix
5. Guru, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan serta siswa MA
Darun
Najah Ngemplak Pati yang telah membantu dalam mencari data
yang
penulis butuhkan.
6. Nur Khasanah, M.Pd, M.Kes selaku Wali Studi yang telah
mengarahkan
penulis selama studi di Jurusan Kependidikan Islam (KI) Fakultas
Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang.
7. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan
dan
ketrampilan serta membantu kelancaran selama proses
perkuliahan.
8. Ayahanda Ali Chusnan dan Ibunda Muslimah, Mbak Siti Rofiana
dan Mas
Hendrik, beserta keponakan-keponakan tercinta yang telah
memberikan
dukungan materi dan moral terhadap keberhasilan studi penulis,
penulis
bangga punya keluarga seperti kalian dan Penulis tidak dapat
membalas
kebaikan kalian, terima kasih atas apa yang telah kalian
berikan..
9. Kakek, Nenek, Pak Lik, Bu Lik yang selalu memberikan
semangat, motifasi
terhadap keberhasilan studi penulis.
10. Keluarga besar Jurusan Kependidikan Islam (KI) angkatan 2005
Fakultas
Tarbiyah.
11. Sri Nur Eriwati dan Talitha Putri Agustinus yang tiada
henti-hentinya
memberikan semangat untuk selalu berjuang terhadap keberhasilan
studi
penulis., Youre my best friend
12. Para sekutu senasib seperjuangan, Rizqi Maulana (Na2ng),
Imron Rosyadi
(Irsyad), Arif hidayat (Dudung), Ahmad Syaifuddin (Klontang),
Rusdiyanto,
Daniatur Rosyidah, dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan
satu
persatu Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk sharing
bareng,
terima kasih atas bantuan kalian dalam pembuatan skripsi ini
13. Sahabat-sahabat penulis di al-Firdaus, Yuyung, Mansur,
Farikh, Rohman,
Nizwar. Dengan canda tawa kalian penulis selalu bahagia...
14. Kepada semuanya penulis mengucapkan banyak terima kasih dan
penulis
sertai dengan doa, semoga atas segala kebaikan amal kalian dapat
diterima
dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda oleh Allah SWT.
Harapan
x
penulis adalah bahwa proses yang selama ini penulis jalani
semoga
bermanfaat di kemudian hari sebagai bekal dalam mengarungi
kehidupan.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari
sifat
kesempurnaan, baik dari segi substansi maupun metodologi. Maka
dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari
berbagai pihak,
terima kasih.
Semarang, 18 Juni 2010
Penulis
Taufiqur Rohman NIM. 3105377
xi
DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL
..................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.
.................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN
.....................................................................
iii
HALAMAN ABSTRAK
.............................................................................
iv
HALAMAN DEKLARASI
........................................................................
v
HALAMAN MOTTO
................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
.................................................................
vii
HALAMAN KATA
PENGANTAR............................................................
viii
HALAMAN DAFTAR ISI
.........................................................................
xi
HALAMAN LAMPIRAN
..........................................................................
xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakan Masalah
........................................................... 1
B. Penegasan Istilah
....................................................................
4
C. Rumusan Masalah
...................................................................
5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
................................................ 6
E. Kajian Pustaka
........................................................................
6
F. Metodologi Penelitian
............................................................. 8
BAB II : PENGEMBANGAN KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
A. Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan
.......................... 12
1. Pengertian Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan ...
12
2. Standar Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan ........
16
B. Konsep Pendidikan dan Pelatihan bagi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
.........................................................................
24
1. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
................................. 24
2. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan bagi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
....................................................................
25
3. Metode Pendidikan dan Pelatihan
.................................... 27
xii
C. Pengembangan Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan
melalui Pendidikan dan Pelatihan
............................................ 31
BAB III : DATA PENELITIAN TENTANG PENGEMBANGAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MELALUI
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI MA DARUN NAJAH
NGEMPLAK PATI
A. Gambaran Umum MA Darun Najah Ngemplak Pati ...............
36
1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya MA Darun
Najah Ngemplak Pati
........................................................ 36
2. Visi, Misi dan Tujuan
......................................................... 38
B. Kondisi Objektif Kualitas Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
di MA Darun Najah Ngemplask Pati
....................................... 40
C. Strategi Pengembangan Kualitas Pendidik dan Tenaga
Kependidikan melalui Pendidikan dan Pelatihan di MA Darun
Najah Ngemplak Pati.
..............................................................
51
BAB IV : ANALISIS PENGEMBANGAN KUALITAS PENDIDIK DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN MELALUI PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN DI MA DARUN NAJAH
A. Analisis Kondisi Objektif Kualitas Pendidik dan Tenaga
Kependidikan di MA Darun Najah Ngemplak Pati)................
57
B. Analisis Pengembangan Kualitas Pendidik dan Tenaga
Kependidikan melalui Pendidikan dan Pelatihan di MA
Darun Najah Ngemplak Pati
.................................................. 64
BAB V : PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................
68
B. Saran-Saran
...........................................................................
70
C.
Penutup..................................................................................
70
xiii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Daftar Pendidik MA Darun Najah Ngemplak Pati
Lampiran II : Kegiatan Diklat dan Workshop MA Darun Najah
Ngemplak Pati
Lampiran III : Pedoman Wawancara
Lampiran IV : Pedoman Observasi
Lampiran V : Penunjukan Pembimbing
Lampiran VI : Mohon Izin Riset
Lampiran VII : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran VIII : Piagam PASSKA Institut
Lampiran IX : Piagam PASSKA Fakultas
Lampiran X : Piagam KKN
Lampiran XI : Surat Keterangan Bebas Kuliah
Lampiran XII : Surat Keterangan Ko Kurikuler
Lampiran XII : Transkip Ko Kurikuler
Lampiran XIII : Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia adalah rendahnya kualitas atau mutu pendidik dan
tenaga
kependidikan. Pengembanagan kualitas bagi pendidik dan tenaga
pendidikan
melalui pendidikan dan pelatihan saat ini mendesak untuk segera
digulirkan
oleh pemerintah pusat ataupun secara regional wilayah, yang
menjadi alasan
mendesak salah satunya adanya Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Mengingat tugas pendidik dan tenaga kependidikan begitu berat
maka
perlu untuk selalu di update pengetahuan, wawasan,
keterampilannya menuju
kepada pengembangan profesi yang diharapkan. Menurut Ace Suryadi
(2001)
telah ditemukan di berbagai studi bahwa mutu guru secara
konsisten menjadi
salah satu faktor terpenting dari mutu pendidikan. Lebih lanjut,
guru yang
bermutu mampu membelajarkan murid secara efektif sesuai dengan
kendala
sumber daya dan lingkungan.
Secara rinci diungkap Suyanto (2001) bahwa selama kemampuan
profesional pendidik dan tenaga kependidikan belum bisa mencapai
tataran ideal
maka yang bersangkutan harus mendapatkan pelatihan yang terus
menerus.
Dalam era globalisasi seperti sekarang semua ilmu pengetahuan
cepat usang.
Apalagi kalau guru tidak di-training dan tidak bisa memperoleh
akses informasi
yang baru dan jika itu terjadi maka pendidik dan tenaga
kependidikan akan
ketinggalan.2
Pembangunan di bidang pendidikan sampai saat ini masih
menjadi
prioritas utama dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia
(SDM). Pendidikan menjadi barometer kemajuan suatu bangsa, oleh
karena itu
2Sarjilah, makna pengembangan manusia pada pelatihan
guru,http://ipmpjogja.diknas.go.id./materi/wi/sarjilah/karyatulis-maknapmtakehom.pdf,
hlm.2
1
http://ipmpjogja.diknas.go.id./materi/wi/sarjilah/karyatulis-maknapmtakehom.pdf
2
kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan mengacu kepada suatu
upaya
strategi pencapaian tujuan pendidikan nasional.3
Sampai saat ini, pembicaraan tentang sumber daya manusia yang
dalam
hal ini adalah pendidik atau guru menjadi topik yang hangat dan
aktual seiring
dengan diberlakukannya kebijakan pendidikan nasional, baik yang
tertuang
dalam undang-undang maupun peraturan pemerintah Republik
Indonesia.
Salah satu komponen yang sangat menentukan berhasil atau
tidaknya
penyelenggaraan pendidikan adalah pendidik atau guru. Pendidik
sebagai
ujung tombak pendidikan yang langsung berada digaris depan
berhadapan
dengan siswa yang dituntut memiliki kompetensi yang memadai
karena
seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
No. 20
Tahun 2003 Bab XI pasal 39 ayat 2 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan
pengabdian kepada masyarakat.4
Unsur sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat
penting
terhadap maju dan mundurnya suatu organisasi. Dalam hal ini
Hadari Nawawi
menegaskan bahwa manusia merupakan faktor sentral yang
menentukan
keberhasilan dan kegagalan setiap perusahaan dalam menjalankan
bisnis.
Manusia adalah subyek dan bukan obyek dalam menjalankan
pekerjaan, yang
dalam hubungan kerja harus saling memperlakukan satu dengan yang
lain
secara manusiawi.5 Jadi logika yang dapat ditarik dari statement
di atas
tentang sumber daya manusia jika dikorelasikan dengan pendidikan
adalah
bahwa sejauh manakah peranan manusia (pendidik dan tenaga
kependidikan)
terhadap sukses gagalnya pendidikan di lembaga tersebut. Dengan
kata lain
bahwa pendidikan tidak akan maju dan berkembang jika tidak
diawali dengan
3Ibid, hlm.14Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, (Bandung:
Citra Umbara, 2003), hlm. 27.5 Hadari Nawawi, Manajemen Sumber
Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif,
(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2001), hlm. 1
3
pengembangan dan pembangunan sumber daya manusia secara baik
dan
teratur.
Untuk memenuhi hak dan kewajiban pendidik dan tenaga
kependidikan
secara seimbang maka pendidik harus memiliki kualifikasi
akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, dan memiliki kemampuan
untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Standar pendidik dan tenaga pendidikan adalah kriteria
pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan
dalam
jabatan.6 Adapun standar pendidik dijelaskan dalam peraturan
pemerintah
republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang SNP Pasal 28
yaitu :
1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik
yang
dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang
relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi :
a. Kompetensi pedagogik,
b. Kompetensi kepribadian,
c. Kompetensi profesional, dan
d. Kompetensi sosial.
4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat
keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian
khusus yang
diakuin dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah
melewat
uji kelayakan dan kesetaraan.
Maka dari itu untuk memenuhi tuntutan yuridis tersebut di atas
maka
kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan tenaga
kependidikan
6Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Peraturan
Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, (Jakarta: 2005), hlm. 3.
4
seperti seminar, workshop, MGMP, PLPG, dan lain-lain sangat
diperlukan.
Kegiatan tersebut merupakan proses pembuktian bahwa seorang
pendidik dan
tenaga kependidikan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan
oleh
peraturan perundang-undangan.
MA Darun Najah Ngemplak Pati dalam prosesnya telah
menerapkan
pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan
untuk
mengembangkan kualitas kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
dalam
lembaga pendidikan tersebut baik dilaksanakan oleh lembaga
tersebut maupun
mengirimkan peserta ke Diklat yang dilaksanakan oleh Depag.
Berdasarkan pemahaman permasalahan di atas maka penulis
mengangkat judul STUDI PENGEMBANGAN KUALITAS PENDIDIK
dan TENAGA KEPENDIDIKAN MELALUI PENDIDIKAN dan
PELATIHAN di MA DARUN NAJAH NGEMPLAK PATI. Penelitian
ini dilakukan atas dasar alasan yaitu MA Darun Najah Ngemplak
Pati ialah
lembaga pendidikan islam swasta tetapi dalam pengembangan
sekolah
tersebut telah menerapkan pendidikan dan pelatihan bagi
pendidik
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari bias pemahaman, maka penulis perlu
memberikan
batasan-batasan istilah sebagai penegasan judul di atas. Bab ini
dikemukakan
mengenai pokok-pokok istilah sebagai berikut:
1. Pengembangan
Pengembangan berasal dari kata dasar kembang yang
mendapatkan awalan peng dan akhiran an, yang berarti proses,
cara,
perbuatan mengembangkan.7
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan
melalui
pendidikan dan latihan.8
7Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi III, (Jakarta:Balai Pustaka, 2005), hlm. 538.
8Malayu S.P. Hasibuan, Maajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
Revisi, (Jakrta: BumiAksara, 2003), hlm. 69.
5
Pengembangan yang penulis maksudkan disini adalah suatu
upaya
dalam melakukan pembinaan-pembinaan yang bertujuan untuk
mengembangkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
supaya
tercapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh pihak
sekolah dengan
cara melakukan Diklat.
2. Kualitas atau Mutu
Kualitas adalah ukuran baik buruk suatu benda, kadar, taraf
atau
derajat (kepandaian, kecerdasan).9 Mutu juga didefinisikan
sebagai sebuat
proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang
dihasilkan.
Kualitas yang menjadi objek penelitian ini adalah baik
buruknya
pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan
tugasnya.
3. Pendidik
Pendidik atau guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.10
Pendidik disini adalah guru yang mempunyai keahlian khusus
dalam bidangnya dalam mendidik.
4. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan yaitu anggota masyarakat yang mampu
mengabdikan diri dalam menyelenggarakan pendidikan. Tenaga
kependidikan yang dimaksud di sini adalah pegawai profesional
yang
bekerja di lingkungan pendidikan/sekolah yaitu, kepala sekolah,
tenaga
administrasi, tenaga perpustakaan.11
C. Perumusan Masalah
Untuk membatasi permasalahan agar lebih mengarah pada topik
permasalahan maka dalam pembahasan skripsi ini penulis
merumuskan
9Departemen Pendidikan Nasional, op. cit, hlm.
768.10Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
(Bandung: Citra
Umbara, 2006), hlm. 2.11 Ibid.
6
beberapa permasalahan yang perlu mendapatkan penyelesaian
dan
pembahasan. Adapun yang menjadi fokus penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana kondisi objektif kualitas pendidik dan tenaga
kependidikan di
MA Darun Najah Ngemplak Pati?
2. Bagaimana strategi pengembangan kualitas bagi pendidik dan
tenaga
kependidikan melalui pendidikan dan latihan di MA Darun
Najah
Ngemplak Pati?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sudah menjadi hal yang umum bahwa dibalik penulisan skripsi
ini
terkandung banyak tujuan. Adapun yang menjadi tujuan penelitian
ini adalah:
Tujuan penelitian :
1) Untuk mengetahui kondisi objektif kualitas pendidik dan
tenaga
kependidikan di MA Darun Najah Ngemplak Pati?
2) Untuk mengetahui strategi pengembangan kualitas bagi pendidik
dan
tenaga kependidikan melalui pendidikan dan latihan di MA Darun
Najah
Ngemplak Pati?
Manfaat Penelitian:
1) Menyediakan literatur tentang pengembangan kualitas bagi
pendidik dan
tenaga kependidikan melalui pendidikan dan pelatihan.
2) Memberikan manfaat kepada sekolah/madrasah untuk
melaksanakan
pengembangan kualitas bagi pendidik dan tenaga kependidikan
melalui
pendidikan dan pelatihan.
E. Kajian Pustaka
Mengkaji manajemen sumber daya manusia melalui pendidikan
dan
latihan bukanlah suatu upaya tanpa landasan dan bukti yang jelas
terhadap
urgensi penelitian ini. Karena beberapa hasil penelitian yang
telah
dipublikasikan dalam bentuik laporan penelitian, buku dan
lainnya
menyatakan bahwa manjemen pendidikan dan pelatihan bagi pendidik
dan
7
tenaga kependidikan sangat penting terhadap maju dan mundurnya
kinerja
dalam suatu lembaga pendidikan.
Kajian pustaka merupakan telaah terhadap karya-karya terdahulu.
Kajian
pustaka pada dasarnya digunakan untuk memperoleh suatu informasi
tentang
teori-teori yang ada kaitannya dengan judul penelitrian dan
digunakan untuk
memperoleh landasan teori ilmiah.12 Adapun tujuan dari kajian
pustaka adalah
untuk memberi arah dan kerangka berfikir dalam mengadakan
penelitian
lapangan.
Untuk lebih memperjelas gambaran tentang alur penelitian ini,
berikut
ini merupakan ilustrasi dan beberapa literatur yang ada
korelasinya dengan
tema penelitian yang dikaji dalam skripsi ini yaitu :
1. Sri Nur Mulyani dalam skripsinya yang berjudul Manjemen
Sumber
Daya Manusia Untuk Pengembangan Mutu Guru PAI Di MTs N
Kendal.
Skripsi ini menjelaskan kondisi tentang kondisi objektif mutu
guru PAI
dan upaya-upaya yang dilakukan manajemen pengembangan mutu
guru
PAI di MTs N Kendal.bahwa kondisi objek mutu guru PAI di
sekolah
tersebut sudah cukup baik karena dilihat dari 10 komponen
portofolio baik
yang sudah sertifikasi maupun belum. Dan upaya yang
dilaksanakan
dalam manajemen pengembangan mutu sumber daya manusia
terutama
guru PAI diawali dengan perencanaan, kebutuhan lembaga atau
tenaga
kerja, perekrutan, seleksi dan penempatan serta pengembangan
dan
penilaian.13
2. Amir Muzayyin dalkam skripsinya yang berjudul Manajemen
Sumber
Daya Manusia : (Studi di MTs N Model Brebes). Skripsi ini
menjelaskan
strategi manajemen sumber daya manusia mengenai rencana
kegiatan
manajemen untuk mencapai sasaran pendidikan dan upaya
meningkatkan
pendidikan yang ada di madrasah sehingga terbina peserta didik
yang
12 Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian Dan
Penulisan Skripsi(Bidang Ilmu Agama Islam), (Jakarta: Logos Wacana
Ilmu, 1998), hlm. 39.
13 Kutipan Skripsi Sri Nur Mulyani yang Berjudul Manajemen
Sumber Daya ManusiaUntuk Pengembangan Mutu Guru Pai Di Mts N
Kendal, ( Fakultas Tarbiyah IAIN WalisongoSemarang, 2008)
8
berbudaya islam dan bermutu serta meningkatkan sumberdaya
manusianya.14
3. Nelly Hidayati dalam skripsinya yang berjudul Upaya
Peningkatan
Kompetensi Professional Guru PAI di MAN Kendalmembahas
tentang
upaya-upaya yang dilakukan dalam peningkatan kompetensi
professional
guru PAI di MAN Kendal yang dilaksanakan dengan beberapa
cara
diantaranya melalui penataran, pelatihan, seminar tentang MGMP,
melatih
meningkatkan kedisiplinan guru dan membuat rencana
pembelajaran.15
4. Hafidz Yusuf Firdian dalam skripsinya yang berjudul
Manajemen
Pengembangan Mutu Guru (di SDIT Harapan Bunda Semarang)
menjelaskan bahwa dalam prakteknya program kerja manajemen
pengembangan mutu guru di SDIT Harapan Bunda Semarang
melalui
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam merealisasikan
pelaksanan
manajemen pengembangan mutu guru melakukan beberapa progam
utama
yang di tempuh yaitu melalui supervisi pendidikan,
pengembangan
mutuguru melalui progam sertifikasi, melalui progam tugas
belajar,
melalui progam gugus sekolah dasar, dan melalui progam
pembinaan
kinerja (motifasi kerja). Dan hasil implementasi manajemen
pengembangan mutu guru di SDIT Harapan Bunda Semarang dapat
dilihat
dari indikator keempat kompetensi guru, yaitu pada
kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social,
kompetensi
profesional. 16
Berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut di atas,
penelitian ini akan
lebih memfokuskan pada pembahasan tentang pengembangan kualitas
bagi
pendidik dan tenaga kependidikan melalui pendidikan dan
pelatihan di MA
Darun Najah Ngemplak Pati.
14 Kutipan Skripsi Amir Muzaiyyin yang Berjudul Manjemen Sumber
Daya ManusiaStudi di MTs N Model Brebes, (Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, 2005)
15 Kutipan Skripsi Nelly Hidayati yang Berjudul Upaya
Peningkatan KompetensiProfessional Guru PAI Di MAN Kendal Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang)
16Kutipan skripsi Hafidz Yusuf Firdian dalam skripsinya yang
berjudul ManajemenPengembangan Mutu Guru (di SDIT Harapan Bunda
Semarang), (Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo Semarang, 2008)
9
F. Metodologi Penelitian
1. Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitiannya adalah bagaimana strategi
pengembangan kualitas bagi pendidik dan tenaga kependidikan
melalui
pendidikan dan latihan di MA Darun Najah Ngemplak Pati.
2. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan yang digunakan adalah prosedur deskriptif
analisis. Pendekatan deskriptif analisis ini dapat dipandang
sebagai
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau
lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.17
3. Metode Pengumpulan Data
Bentuk penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian
kualitatif,
sehingga data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata bukan angka
seperti
penelitian kuantitatif.18 Data tersebut akan penulis ambil dari
berbagai
macam sumber baik membahas topik penelitian ini secara
langsung
maupun tidak langsung.
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian
ini
penulis menggunakan metode sebagai berikut :
a. Obsevasi atau Pengamatan
Observasi adalah tindakan atau proses pengambilan informasi
melalui media pengamatan.19Metode ini digunakan untuk
mengamati
kinerja pendidik dan tenaga kependidikan, letak geografis,
kondisi
lingkungan dan lainnya yang terdapat di MA Darun Najah
Ngemplak
Pati.
17 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Remaja Rosdakarya,2002), hlm. 6.
18 Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif Dan Kualitatif Serta
Kombinasinya DalamPenelitian Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2003), hlm. 40.
19 Sukardi, Penelitian Kulitatif-Naturalistik Dalam Pendidikan,
(Yogyakarta: UsahaKeluarga, 2006), hlm. 78.
10
b. Wawancara (interview)
Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut.
a meeting of two persons to exchange information and idea
through
question and responses, resulting in communication and join
construction of meaning about a particultural topic.
Wawancara
adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan
ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam
suatu topik tertentu.20 Metode ini digunakan untuk mendapatkan
data
tentang bagaimana strategi pengembangan kualitas bagi pendidik
dan
tenaga kependidikan melalui pendidikan dan pelatihan di MA
Darun
Najah Ngemplak Pati. Dengan beberapa objek diantaranya
kepala
sekolah dan guru atau pihak l;ain yang bersangkutan.
c. Metode Dokumentasi merupakan metode yang digunakan dengan
mencari data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip,
buku-buku
tentang pendapat, teori dan lain-lain yang berhubungan
dengan
masalah penelitian.21 Metode ini digunakan untuk mendapatkan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan manajemen sumber daya
manusia melalui pendidikan dan latihan bagi pendidik dan
tenaga
kependidikan serta untuk mencari informasi profil sekolah di
MA
Darun Najah Ngemplak Pati.
4. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak
sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di
lapangan.22
Analisis data yang digunakan adalah analisis non statistik
yaitu
menggunakan analisis deskriptif. Analisis data yang diwujudkan
bukan
dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk laporan dan uraian
deskriptif. Di sini penulis berusaha untuk mencoba memberikan
arti yang
20Sugiono, op.cit, Cet 6, hlm. 317.21 S. Margono, Metodologi
Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2002),Cet.2,
hlm. 165.22 Sugiono, op.cit., Cet 6, hlm. 336.
11
signifikan terhadap analisis, menjelaskan pula uraian dan
mencari
hubungan antara dimensi-dimensi uraian. Dan ini merupakan upaya
untuk
mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi,
wawancara
dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus
yang
diteliti dan menjadikan sebagai temuan.23
Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan ke dalam
bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam
memberikan
interpretasi data yang diperoleh, penulis menggunakan metode
deskriptif
analisis, yaitu suatu metode penelitian yang berusaha
mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang terjadi pada saat
sekarang.24
23 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:
Rake Sarasin,1992),Cet.3, hlm.104.
24 Sutrisno Hadi, Metsodologi Research, (Yogyakarta: Andi
Offset, 2000), hlm. 64.
12
BAB II
PENGEMBANGAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
A. KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
1. Pengertian Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pada pengelolaan pendidikan yang sentralistik, sekolah
menjadi
unit birokrasi dan pendidik sering diposisikan sebagai karyawan
birokrasi
pemerintah. Sebaliknya pada format pengelolaan pendidikan
yang
desentralisasikan, sekolah dikonsepkan sebagai unit akademik
dan
pendidik merupakan tenaga profesional. Supaya mempunyai
lulusan
peserta didik yang diharapkan maka sekolah harus bisa
meningkatkan
kualitas/mutu pendidik dan tenaga kependidikannya. Untuk
meningkatkan kualitas/mutu pendidik dan tenaga kependidikan
setiap
sekolah biasanya mempunyai cara yang berbeda-beda, akan tetapi
disini
penulis akan membahas pengertian kualitas/mutu terlebih
dahulu.
Pada dasarnya kualitas sama dengan mutu. Pengertian mutupada
konteks pendidikan mengacu pada masukan, proses,keluaran, dan
dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dariberbagai sisi. Pertama,
kondisi baik atau tidaknya masukansumber daya manusia seperti
kepala sekolah, guru, staf tatausaha dan siswa. Kedua, memenuhi
atau tidaknya kriteriamasukan material berupa alat peraga,
buku-buku kurikulum,sarana dan prasarana sekolah. Ketiga, memenuhi
atau tidaknyakriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti
peraturanstruktur organisasi, deskripsi kerja, dan struktur
organisasi.Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan
kebutuhan,seperti visi, motivasi, ketekunan dan cita-cita.25
Berbicara tentang mutu pendidik tidak bisa lepas dengan mutu
pendidikan itu sendiri. Sebenarnya istilah mutu itu memiliki
makna
yang berbeda-beda. Karena istilah mutu berkaitan dengan
sudut
25Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit
Birokrasi Ke LembagaAkademik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006),
hlm. 53.
13
pandang dan sudut pengguna istilah yang berbeda-beda pula.
Perbedaan
itu terjadi disebabkan oleh konsep mutu yang bertolak dari
standar
absolut dan standar relatif. Mutu mengandung dua hal, yaitu:
sifat
(keadaan) dan taraf (kedudukan). Demikian juga halnya terhadap
sifat
dan taraf mutu di dalam pendidikan. Akan tetapi setiap orang
memiliki
pandangan yang berbeda mengenai sifat dan taraf tersebut.
Berdasarkan
pendekatan ekonomi, mutu lebih menekankan pada output
pendidikan
berhubungan dengan lapangan kerja, yakni siap kerja dan siap
latih.
Pendekatan yang kedua, mutu ditampilkan melalui istilah-istilah
sikap,
kepribadian dan kemampuan intelektual sesuai dengan tujuan
pendidikan
nasional.26
Menurut para ahli, Deming berpendapat bahwa mutu atau
kualitas adalah kesesuaian denan kebutuhan pasar. Menurut
West
Burnham mutu adalah ukuran relatif suatu produk atau jasa sesuai
dengan
standar mutu desain. Menurut Edward Sallis dalam Total
Quality
Manjemen in Education mengemukakan konsep mutu dalam tiga
pengertian, yaitu27:
a. Mutu dalam pengertian absolut
Dalam pengertian ini mutu dianggap sesuatu yang ideal
seolah esensi dari kebaikan, keindahan, kebenaran, tiada
tanding,
tiada banding, atau tidak ada duanya`segalanya lebih dari
yang
lain. Boleh jadi sesuatu yang lux (mewah), indah artistik,
kuat,
termasuk juga mahal, menjadi sesuatu yang elitis, hanya
sebagian
orang yang dapt memiliki, atau bahkan bisa jadi hanya satu
orang.
b. Mutu dalam pengertian relatif
Dalam konsep kualitas relatif ini ada dua aspek. Pertama,
mutu diukur dan dinilai berdasarkan persyaratan kriteria dan
spesifikasi (standar-standar) yang telah ditetapkan lebih dulu.
Kedua,
26Sanusi Uwes, Manjemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu,1999), hlm. 26.
27Umaedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/Madrasah(MMBS/M),
(Jakarta: CEQM,2004), hlm. 161.
14
konsep ini juga mengakomodasi keinginan konsumen atau
pelanggan,
sebab di dalam penetapan standar (persyaratan, kriteria, dan
spesifikasi) produk atau jasa yang akan dihasilkan
memperhatikan
syarat-syarat yang dikehendaki pelanggan, dan
perubahan-perubahan
standar antara lain juga didasarkan atas keinginan
konsumen/pelanggan, bukan semata-mata kehendak produsen.28
c. Mutu menurut definisi konsumen
Dalam pengertian ini konsumen dianggap penentu akhir
tentang mutu suatu produk atau jasa, karena tanpa mereka,
suatu
organisasi/ lembaga tidak dapat hidup atau tidak ada. Karena
konsumen yang membeli dan menggunakan/memanfaatkan produk
atau jasa.29
Menurut Achmad (1993) dalam bukunya Sudarwan Danim
mengemukakan bahwa mutu pendidikan di sekolah dapat
diartikan
sebagai kemampuan sekolah dalam mengelola secara operasional
dan
efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan
sekolah,
sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen
tersebut
menurut norma atau standar yang berlaku.30
Sebuah penididikan dikatakan bermutu jika mampu
menghasilkan lulusan yang memenuhi empat kompetensi, yaitu:
kompetensi akademik, kompetensi profesional, kompetensi nilai
dan
sikap, dan kompetensi untuk menghadapi perubahan.31
Empat kompetensi di atas hanya bisa dihasilkan melalui
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu,
pendidik
dan tenaga kependidikan mempunyai peran, fungsi, dan kedudukan
yang
sangat strategis. Hal ini berorientasi bahwa, dalam
penyelenggaraan
28Ibid, hlm. 163.29Ibid, hlm. 16430Sudarwan Danim, Agenda
Pembaharuan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2003), cet.I, hlm. 79.31Trianto dan Titik Triwulan
Tutik, Tinjauan Yuridis Hak Serta Kewajiban Pendidik
(Menurut UU Guru dan Dosen), (Jakara: Prestasi Pustaka, 2006),
hlm. 3.
15
pendidikan berbasis kompetensi, pendidik memegang peranan
yang
sangat penting.
Sedangkan pengertian pendidik adalah pendidik yang menjadi
tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik dan
lingkungannya. Oleh karena itu pendidik harus memiliki standar
kualitas
pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab wibawa, mandiri
dan
disiplin.32
Menurut Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 pasal 1(1) yang
dimaksud guru yaitu pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai
dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur
pendidikan
formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah33.
Pada pasal 39 ayat 2 Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional, menyatakan pendidik merupakan tenaga profesional
yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama
bagi
pendidik pada perguruan tinggi.34
Pada pasal 1 ayat 5 UU Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan
bahwa Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan
pendidikan.35 Dan tenaga kependidikan bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan
teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.
Dengan demikian dari pengertian di atas kualitas/mutu
pendidik
dan tenaga kependidikan dapat dilihat dari kualifikasi
akademik,
32E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), cet V,hlm.37.
33Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen,(Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm. 2.
34Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem PendidikanNasional, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm.
27.
35Ibid, hlm.3.
16
kompetensi, sertifikasi sesuai dengan bidang tugasnya, serta
sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan
pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksud
adalah
pendidikan tinggi progam sarjana atau diploma empat.
Kompetensi
pendidik yang dimaksud adalah kompetensi pedagogik,
kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan kualitas/mutu pendidik yaitu pendidik yang profesional,
yang
tugas utamanya ialah mentransformasikan, mengembangkan,
menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
pendidikan
dan mampu menghasilkan keluaran lulusan yang memenuhi empat
kompetensi peserta didik yaitu kompetensi akademik,
kompetensi
profesional, kompetensi nilai atau sikap, dan kompetensi
untuk
menghadapi perubahan.
Dan yang dimaksud dengan kualitas/mutu tenaga kependidikan
yaitu pegawai yang profesional dimana tugas mereka adalah
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan,
dan pelayanan teknis, dan memiliki kualifikasi, kompetensi,
dan
sertifikasi sesuai dengan bidang tugasnya untuk menunjang
proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
2. Standar Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar yang dijadikan parameter atau ukuran tinggi
rendahnya
kualitas/mutu pendidik dan tenaga kependidikan dalam kinerjanya
adalah
kompetensinya. Hal ini tercermin dalam PP nomor 19 tahun 2005
pasal 2
(1) bahwa: Standar Nasional: terdiri atas isi, proses,
kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan
penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana
dan
berkala.36
36Tim Redaksi Fokusmedia, Standar Nasional Pendidikan (SNP);
Peraturan Pemerintah,(Bandung: Fokusmedia, 2005), hlm. 5.
17
Standar yang dimaksud adalah suatu kriteria yang telah
dikembangkan dan ditetapkan berdasarkan atas sumber, prosedur
dan
manajemen yang efektif. Sedangkan kriteria adalah sesuatu
yang
menggambarkan ukuran dan keadaan yang dikehendaki.
Secara konseptual, standar juga dapat berfungsi sebagai alat
untuk menjamin bahwa progam-progam pendidikan suatu profesi
dapat
memberikan kualifkasi kemampuan yang harus dipenuhi oleh
calon
sebelum masuk ke dalam profesi yang bersangkutan.
Abdul Majid mendefinisikan bahwa kompetensi adalah
seperangkat tindakan penuh tanggung jawab yang harus
dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan
tugas-
tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.37
Abdul Majid juga mendefinisikan kompetensi merupakan
pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak.38
Sedangkan menurut UU guru dan dosen mengartikan bahwa
kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan
perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.39
Sementara itu, pendidik dikatakan memiliki kompetensi yang
baik menurut UU guru dan dosen pasal 10 (1), apabila pendidik
telah
menguasai empat kompetensi yaitu: kompetensi pedagogik,
kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Adapun
definisi dari masing-masing kompetensi tersebut adalah:
a. Kompetensi Pedagogik
Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
37Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan
Kompetensi Guru,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), cet.2,
hlm.5.
38Ibid, hlm. 6.39Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia, Undang-Undang Republik
Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
(Jakarta:2005), hlm. 5.
18
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Seorang pendidik dikatakan mempunyai kompetensi
pedagogik minimal apabila telah menguasai bidang studi
tertentu,
ilmu pendidikan, metode pembelajaran, maupun pendekatan
pembelajaran. Selain itu, kemampuan kemampuan pedagogik juga
ditentukan dalam kemampuan pendidik untuk membantu,
membimbing, dan memimpin.40
b. Kompetensi Kepribadian
Kemampuan kepribadian yaitu kemampuan kepribadian
yang mantap, berakhlaq mulia, arif, dan berwibawa, serta
menjadi
teladan bagi peserta didik.41
Filosofi jawa yang sering kita dengar mengatakan sosok
guru adalah digugu dan ditiru. Digugu setiap tutur kata yang
di
sampaikan, dan ditiru setiap tingkah laku dan tindak
tanduknya.
Merujuk pada ketentuan filisofi tersebut, pendidik dituntut
memiliki
kepribadian yang baik, karena disamping mengajarkan ilmu,
pendidik
juga harus membimbing dan membina anak didiknya. Perbuatan
dan
tingkah lakunya harus dapat dijadikan sebagai teladan,
artinya
seorang pendidik harus berbudi pekerti yang luhur. Dan kata
lain,
pendidik harus bersifat yang baik dan konsekuen terhadap
perkataan
dan perbuatannya, karena pendidk adalah figur sentral yang
akan
dicontoh dan diteladani anak didik.
Oleh karena itu para pendidik khususnya guru pendidikan
agama Islam sebagai pengemban amanat pembelajaran pendidikan
agama Islam haruslah orang yang memiliki kepribadian yang
shaleh.
Hal ini merupakan konsekuensi logis karena dialah yang akan
mencetak anak didiknya menjadi anak shaleh. Untuk itu
seorang
40Tianto dan Titik Triwulan, op.cit, hlm. 63.41Undang-Undang
Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
op.cit., hlm. 59.
19
pendidik agama Islam diharuskan memiliki sifat-sifat yang
dijelaskan
oleh tokoh Islam Moh. Athiyah al-Abrasyi, yang dikutip oleh
Sanusi
Uwes dalam bukunya Manajemen Pengembangan Mutu Dosen
seorang pendidik Islam itu harus memiliki sifat-sifat antara
lain:42
1. Memiliki sifat zuhud, tidak mengutamakan materi dan
mengajar
untuk mencari keridhoan Allah SWT.
2. Seorang guru harus bersih tubuhnya, jauh dari dosa besar,
sifat ria
(mencari nama), dengki, permusuhan, perselisihan, dan sifat
tercela
yang lain.
3. Ikhlas dalam pekerjaan, keikhlasan dan kejujuran seorang guru
di
dalam pekerjaan merupakan jalan terbaik ke arah suksesnya di
dalam tugas dan suksesnya murid-murid.
4. Seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap muridnya, ia
sanggup
menahan diri, menahan kemarahan, lapang hati, banyak sabar,
dan
jangan pemarah karena sebab-sebab kecil, berpribadi dan
mempunyai harga diri.
5. Seorang guru harus mencintai murid-muridnya seperti
cintanya
terhadap anak-anaknya sendiri, dan memikirkan keadaan mereka
seperti ia memikirkan anaknya sendiri.
6. Seorang guru harus mengetahui tabiat, pembawaan, adat,
kebiasaan, rasa dan pemikiran-pemikiran muridnya agar ia
tidak
keliru dalam mendidik muridnya.
7. Seorang guru harus menguasai mata pelajaran yang akan
diberikannya, serta memperdalam pengetahuannya, tentang itu
sehingga mata pelajaran itu tidak akan bersifat dangkal.
c. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional yaitu kemampuan menguasai
materi pembelajaran secara luas dan mendalam.43
42Sanusi Uwes, op.cit, hlm. 28.43Undang-Undang Republik
Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
op.cit., hlm. 56.
20
Untuk mencapai keberhasilan pendidikan, sistem
pendidikan harus ditata dan dirancang oleh orang-orang yang ahli
di
bidangnya yang ditandai dengan kompetensi persyaratannya.
Pendidik harus memiliki pengetahuan, kecakapan dan
ketrampilan
serta sikap yang mantap dan memadai sehingga mampu mengelola
proses pembelajaran yang efektif.
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien
dengan
peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik,
dan
masyarakat sekitar44
Kompetensi sosial juga bisa diartikan kemampuan pendidik
dalam membina dan mengembangkan interaksi sosial baik
sebagai
tenaga profesional maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan
demikian , seharusnya seorang pendidik tidak hanya tanggung
jawab
di dalam kelas saja, tetapi harus mewarnai perkembangan anak
didik
di luar kelas. Dengan kata lain pendidik tidak sekedar orang
yang
hadir di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan
tertentu, tetapi juga menjadi anggota masyarakat yang harus ikut
aktif
dalam mengarahkan perkembangan anak didik untuk menjadi
anggota
masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa standar
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan adalah suatu ukuran
yang
ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan
pengetahuan
dan berperilaku layaknya seorang pendidik dan tenaga
kependidikan
untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas,
kualifikasi, dan
jenjang pendidikan supaya kualitas/mutu guru dapat
diketahui.
Standar kompetensi bertujuan untuk memperoleh acuan baku
dalam pengukuran kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
untuk
44Ibid, hlm. 57.
21
mendapatkan jaminan kualitas dalam meningkatkan proses
pembelajaran
dan mengelola pendidikan.
Standar pendidik dan tenaga pendidikan adalah kriteria
pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan
dalam
jabatan.45 Adapun standar pendidik dijelaskan dalam peraturan
pemerintah
republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang SNP Pasal 28
yaitu :
5. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
6. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik
yang
dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang
relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
7. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi :
a. Kompetensi pedagogik,
b. Kompetensi kepribadian,
c. Kompetensi profesional, dan
d. Kompetensi sosial.
8. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat
keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian
khusus yang
diakuin dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah
melewat
uji kelayakan dan kesetaraan.
Adapun standar tenaga kependidikan juga dijelaskan dalam
peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 19 tahun 2005
tentang
SNP Pasal 35 ayat (1) SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat
dan
SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya
terdiri
atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga
perpustakaan,
tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah.
45Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Peraturan
Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, (Jakarta: 2005), hlm. 3.
22
Pada pasal 36 ayat (1) dijelaskan bahwa tenaga kependidikan
pada pendidikan tinggi harus memiliki kualifikasi, kompetensi
dan
sertifikasi sesuai dengan bidang tugasnya.
Kriteria untuk menjadi kepala sekolah SMA/MA/SMK/MAK
meliputi:
a. Berstatus sebagai guru SMA/MA/SMK/MAK
b. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun
di
SMA/MA/SMK/MAK
d. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di
bidang
pendidikan.
Standar Kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah
yaitu:46
a. Kompetensi Kepribadian
b. Kompetensi Manajerial
c. Kompetensi Supervisi
d. Kompetensi Sosial
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
nomor 24 tahun 2008 tentang standar tenaga administrasi
sekolah/madrasah Pasal 1 (1) Standar tenaga administrasi
sekolah/madrasah mencakup kepala tenaga administrasi,
pelaksana
urusan, dan petugas layanan khusus sekolah/madrasah.47
Kepala tenaga administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB
berkualifikasi sebagai berikut:
a. Berpendidikan S1 program studi yang relevan dengan
pengalaman
kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4
(empat) tahun, atau D3 dan yang sederajat, program studi
yang
46 Ahmad Sudrajat, Kompetensi Kepala
Sekolah,http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/kompetensi-kepala-sekolah/
47http://kaltarabloggers.aimoo.com/Serba-serbi/STANDAR-TENAGA-ADMINISTRASI-SEKOLAH-MADRASAH-1-1189478.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/kompetensi-kepala-sekolah/http://kaltarabloggers.aimoo.com/Serba-serbi/STANDAR-TENAGA-ADMINISTRASI-
23
relevan, dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah/madrasah minimal 8 (delapan) tahun.
b. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi
sekolah/madrasah dari
lembagayang ditetapkan oleh pemerintah.
Adapun standar kompetensi yang harus dimiliki tenaga
administrasi yaitu:
a. Kompetensi kepribadian
b. Kompetensi Sosial
c. Kompetensi Teknis
d. Kompetensi Manajerial
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
nomor 25 tahun 2008 tentang standar tenaga perpustakaan
sekolah/madrasah pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa standar
tenaga
perpustakaan sekolah/madrasah mencakup kepala perpustakaan
dan
tenaga perpustakaan. Adapun kualifikasi tenaga perpustakaan
sekolah
yaitu Setiap sekolah/Madrasah untuk semua jenis dan jenjang
yang
mempunyai tenaga lebih dari satu orang, memiliki koleksi
minimum
1000 judul dapat mengangkat Kepala Perpustakaan.48
Adapun standar kompetensi yang harus dimiliki tenaga
perpustakaan yaitu:
a. Kompetensi manajerial
b. Kompetensi Pengelolaan informasi
c. Kompetensi Pendidikan
d. Kompetensi Kepribadian
e. Kompetensi Sosial
f. Kompetensi Pengembangan profesi
48http://www.forumperpustakaansekolah.com/?option=com_content&view=article&id=60:standar-tenaga-perpustakaan-sekolah&catid=42:perpustakaan&Itemid=64
http://www.forumperpustakaansekolah.com/?option=com_content&view=article&id=6
24
B. KONSEP PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI PENDIDIK DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN.
1. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
Kita semua memaklumi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di dunia ini begitu cepatnya sehingga kalau kita
berhenti
belajar yang terjadi adalah bahwa kita menjadi orang
ketinggalan
jaman.
Mengingat tugas pendidik dan tenaga kependidikan begitu
berat
maka perlu untuk selalu di-update pengetahuan, wawasan,
ketrampilannya menuju kepada pengembangan profesi yang
diharapkan.
Selama kemampuan profesional pendidik dan tenaga kependidikan
belum
bisa mencapai tataran ideal maka yang bersangkutan harus
mendapatkan
pelatihan yang terus menerus. Dalam era globalisasi seperti
sekarang
semua ilmu pengetahuan cepat usang. Apalagi kalau guru tidak
di-
training dan tidak bisa memperoleh akses informasi yang baru dan
jika
itu terjadi maka pendidik dan tenaga kependidikan akan
ketinggalan.49
Arti latihan ialah suatu kegiatan untuk memperbaiki
kemampuan
kerja seseorang dalam kaitannya dengan aktivitas ekonomi.
Latihan
membantu pegawai/karyawan dalam memahami suatu pengetahuan
praktis dan penerapannya, guna meningkatkan ketrampilan,
kecakapan
dan sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam usaha
mencapai
tujuannya.
Pendidikan ialah suatu kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan umum seseorang termasuk di dalamnya peningkatan
penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap
persoalan-
persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan.
Pengertian pendidikan dan pelatihan dalam kebanyakan buku
disebutkan dengan istilah Latihan dan Pengembangan
(personil).
Menurut Wexley dan Yukl (1976 : 282) dikatakan:
49 Sarjilah, makna pengembangan manusia pada pelatihan
guru,http://ipmpjogja.diknas.go.id./materi/wi/sarjilah/karyatulis-maknapmtakehom.pdf,
hlm.2
http://ipmpjogja.diknas.go.id./materi/wi/sarjilah/karyatulis-maknapmtakehom.pdf
25
Training and development are terms referring to planned
efforts designedte facilitate the acquisition of relevant
skills,
knowledge. And attitudes by or organizational members
Disini Latihan dan Pengembangan adalah istilah-istilah yang
menyangkut usaha-usaha yang berencana yang diselenggarakan
agar
dicapai penguasaan akan keterampilan, pengetahuan dan
sikap-sikap
yang relevan terhadap pekerjaan.50
2. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan bagi Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan
Secara umum tujuan pelatihan guru dinyatakan oleh Moekijat
(1993) adalah untuk penambahan pengetahuan, keterampilan,
dan
perbaikan sikap dari peserta pelatihan. Morse (Tracy, 1974)
menyatakan
bahwa arah tujuan pelatihan adalah pengembangan penampilan
kerja
individu dan pengembangan karir seseorang. Sedangkan Lynton
dan
Pareek (1978) menyatakan bahwa tujuan dari proses pelatihan
ialah
perilaku yang efektif dari seseorang yang dalam pekerjaan di
dalam
organisasi dalam keadaan yang paling sederhana.
Dari uraian di atas nampak bahwa dengan adanya pelatihan-
pelatihan yang diikuti oleh guru-guru, diharapkan guru akan
lebih paham
dengan dunia kerja, dapat mengembangkan kepribadiannya,
penampilan
kerja individu, mengembangkan karir, perilakunya menjadi efektif
dan
guru akan menjadi lebih berkompeten.51
Dalam kaitannya dengan kompetensi yang harus dimiliki
seorang pendidik dan tenaga kependidikan, Islam memberikan
posisi
yang mulia tugas yang diemban pendidik dan tenaga
kependidikan,
sehingga posisi ini menyebabkan mengapa Islam menempatkan
orang-
orang yang beriman dan berilmu pengetahuan lebih tinggi
derajatnya bila
disbanding dengan manusia lainnya, sebagaimana firman Allah
SWT
dalam al-Quran surat al-Mujadalah ayat 11:
50http://www.bkn.go.id/penelitian/buku%20penelitian%202002/Buku%20Diklat%20perbaikan/4%20BAB%20II.htm
51Sarjilah, op.cit, hlm.6.
http://www.bkn.go.id/penelitian/buku%20penelitian%202002/Buku%20Diklat%20perb
26
k r' tt % !$#(#q ZtB#u#s)@%N 3 s9(#q s xs? = yfyJ 9$#(#q s|
$$s!$#
N 3 s9(#s) ur@%(#r S$#(#r S$$ss t!$#t %!$#(#q ZtB#uN 3ZBt %
!$#ur(#q ?r&
zO =9$#;M y_uy4!$#ur$yJ /tbq =yJ s?7 yz
Hai orang-orang yang beriman apabila kamu dikatakankepadamu:
berlapang-lapanglah dalam majlis, makalapangkanlah niscaya allah
akan memberi kelapangan untukmu,dan apabila dikatakan: berdirilah
kamu, maka berdirilah ,niscaya allah akan meninggikan orang-orang
yang berimandiantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuanbeberapa derajat. Dan allah maha mengetahui apa yang
kamukerjakan.(QS. Al-Mujadalah: 11)52
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa orang-orang yang
mempunyai derajat yang paling tinggi disisi Allah ialah
orang-orang
yang beriman, berilmu dan ilmunya itu diamalkan sesuai dengan
apa
yang diperintahkan Allah dan Rasulnya, kemudian Allah SWT
menegaskan bahwa Dia Maha Mengetahui semua yang dilakukan
hamba-
hambaNya, karena itu Dia akan memberikan balasan yang
seadil-
adilnya.53
3. Metode pendidikan dan pelatihan
Andrew E. Sikula (1981:243) mengemukakan metode pelatihan
dan pendidikan adalah on the job, vestibule, demonstration
and
examples, simulation, apprenticeship, classroom methods
(lecture,
conference, case study, role, role playing and programmed
instruction),
and other training methods. 54
a. On The Job Training
Hampir 90 persen dari pengetahuan pekerjaan diperoleh
melalui metode on the job training. Prosedur metode ini
adalah
52Departemen Agama Republik Indonesia, al-Quran dan Terjemahnya,
(Semarang: TohaPutra, 1971), hlm. 901.
53 Departemen Agama Republik Indonesia, al-Quran dan Tafsirnya,
Jilid X (Semarang:Citra Effhar, 1993), hlm. 25-27.
54Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 53-54.
27
informal, observasi sederhana dan mudah serta praktis. Pendidik
dan
tenaga kependidikan mempelajari jobnya dengan mengamati
perilaku
pekerja lain yang sedang bekerja. Metode on the job training
sangat
tepat , cocok untuk mengajarkan pengetahuan, skill yang
dapat
dipelajari dalam beberapa hari atau beberapa minggu.
b. Vestibule atau Balai
Metode vestibule merupakan metode pelatihan yang sangat
cocok untuk banyak peserta yang dilatih dengan macam
pekerjaan
yang sama dan dalam waktu yang sama.55 Bentuk pelatihan ini
dlaksanakan bukan oleh atasan, tetapi oleh pelatih-pelatih
khusus.
Area-area terpisah di bangun dengan bernagai jenis peralatan
sama
seperti yang akan digunakan pada pekerjaan sebenarnya.56
c. Metode Demonsrtasi dan Contoh
Suatu demonstrasi menunjukkan dan merencanakan
bagaimana suatu pekerjaan atau sesuatu pekerjaan itu
dikerjakan.
Metode demonstrasi melibatkan penguraian dan memperagakan
sesuatu melalui contoh-contoh. Metode demonstrasi merupakan
metode training yang sangat efektif karena lebih mudah
menunjukkan kepada peserta bagaimana mengerjakan suatu tugas
yang akan dikerjakan. Metode demonstrasi biasanya
dikombinasikan
dengan alat bantu belajar seperti gambar-gambar, teks,
materi,
ceramah, diskusi. Sedangkan metode pelatihan contoh dapat
digunakan untuk pengajaran operasi mekanik dan hubungan
interpersonal. Metode contoh juga cocok untuk mengajarkan
tugas-
tugas pekerjaan, tanggung jawab, standar kelompok informal,
dan
harapan pengawasan.57
d. Simulasi
55Ibid.56T.Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya
Manusia, (Yogyakarta:
BPFE-YOGYAKARTA, 2001), hlm. 114.57Anwar Prabu Mangkunegara,
op.cit, hlm. 54.
28
Simulasi adalah suatu situasi atau peristiwa menciptakan
bentuk realitas atau imiasi dari realitas. Simulasi ini
sebagai
pelengkap, sebagai teknik dupikat yang mendekati kondisi nyata
pada
pekerjaan. Metode simulasi yang populer adalah permainan
bisnis
(business games).58 Bussiness games adalah suatu simulasi
pengambilan keputusan skala kecil yang dibuat sesuai dengan
situasi
kehidupan nyata. Tujuannya adalah untuk melatih pendidik dan
tenaga kependidikan dalam mengambil keputusan dan cara
mengelola
operasi-opersi lembaga pendidikan.59
e. Apprenticeship
Metode training Apprenticeship adalh suatu cara
mngembangkan ketrampilan (skill). Mtode ini didasarkan pula
pada
on the job training dengan memberikan petunjuk-petunjuk cara
mengerjakannya. Peserta mendapatkan bimbingan umum dan
mereka
dapat langsung mengerjakan pekerjaannya.60
f. Metode Ruang Kelas
Metode ruang kelas merupakan metode training yang
dilakukan di dalam kelas walaupun dapat pula dilakukan di
area
pekerjaan. Meode ruang kelas meliputi, kuliah, konferensi,
studi
kasus, bermain peran, dan pengajaran berprogram ( programmed
in
struction).61
1) Metode kuliah
Kuliah merupakan suatu ceramah yang disampaikan
secara lisan untuk tujuan-tujuan pendidikan. Perkuliahan
telah
menjadi tradisi yang biasanya digunakan sebagai metode
pengajaran di ruang kelas di akademi dan universitas.
Keutungan
metode kuliah dapat digunakan untuk kelompok besar sehingga
biaya relatif rendah dan dapat menyajikan banyak bahan
58Ibid.59T.Hani Handoko, op.cit. hlm. 114.60Anwar Prabu
Mangkunegara, op.cit, hlm. 54.61Ibid.
29
pengetahuan dalam waktu relatif singkat. Adapun kelemahan
dari
metode ini, pesrta bersikap pasif, komunikasi hanya satu
arah,
sehingga tidak terjadi umpan balik dari peserta.62 Hal ini
dapat
diatasi dengan diskusi atau pembahasan kelas diadakan selama
proses kuliah.
2) Metode Konferensi
Konferensi merupakan suatu pertemuan moral formal di
mana terjadi diskusi atau konsultasi tentang sesuatu yang
penting,. Konferensi menekankan adanya diskusi kelompok
kecil, materi pelajaran yang terorganisasi, dan melibatkan
peserta
aktif.63 Tujuannya adalah untuk mengembangkan kecakapan
dalam pemecahan masalah dan mengambil keputusan serta untuk
mengubah sikap pendidik dan tenaga kependidikan.64
3) Metode Studi kasus
Studi kasus adalah uraian tertulis atau lisan tentang
masalah yang ada atau tentang keadaan selama waktu tertentu,
baik secara nyata maupun hipotesis.65 Pada metode studi
kasus,
peserta diminta untuk mengidentifikasi masalah-masalah,
menganalisa situasi dan merumuskan pemecahan masalahnya.66
Dengan metode studi kasus, pendidik dan tenaga kependidikan
dapat mengembangkan ketrampilan pengambilan keputusan.
4) Metode Bermain Peran
Metode ini merupakan suatu peralatan yang
memungkinkan para peserta untuk memainkan berbagai peranan
yang berbeda. Peserta ditugaskan untuk memerankan individu-
individu tertentu yang digambarkan dalam suatu episode dan
diminta untuk menanggapi para peserta lain yang berbeda
62Ibid, hlm. 55.63Ibid.64T.Hani Handoko, op.cit. hlm.
116.65Anwar Prabu Mangkunegara, op.cit, hlm. 55.66T.Hani Handoko,
op.cit. hlm. 113
30
perannya.67 Manfaat metode ini adalah pertama, belajar
melalui
perbuatan, kedua, menekankan sensitivitas manusia dan
interaksinya, ketiga, hasil pengetahuan segera diperoleh,
dan
keempat, menumbulkan minat dan keterlibatan tinggi.68
5) Metode Bimbingan Berencana ( programmed in struction)
Metode bimbingan berencana terdiri dari serangkaian
langkah yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan
suatu pekerjaan atau sekelompok pelaksanaan pekerjaan.
Metode
ini meliputi langkah-langkah yang telah diatur terlebih
dahulu
mengenai prosedur yang berhubungan dengan penguasaan
ketrampilan khusus atau pengetahuan umum. Bimbingan
berencana dapat menggunakan buku dan pedoman (manual).
Manfaat metode ini adalah pertama peserta belajar
dengan cara mereka sendiri. Kedua, materi yang dipelajari
dibagi-
bagi kedalam satuan-satuan kecil, sehingga mudah dapat
diserap
dan diingat oleh peserta. Ketiga adanya umpan balik
langsung.
Keempat, adanya partisipasi peserta secara aktif. Kelima,
perbedaan antar peserta dapat diperhatikan, dan keenam,
pelatihan
dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.69
Banyak metode pelatihan seperti metode seminar, kuliah,
konferensi,kursus singkat digunakan sebagai metode pelatihan
untuk
pendidik dan tenaga kependidikan. Kursus-kursus dan
seminar-seminar
dapat digunakan untuk peserta tingkat sekolah, akademik,
universitas dan
perusahaan. Metode pelatihan lainnya adalah mengggunakan
kartu-kartu,
alat bantu audio visual seperti tipe, film, video tape. Metode
pelatihan
dengan alat bantu audio visual sangat bermanfaat dan
membantu
pengajaran.
67Ibid.68Anwar Prabu Mangkunegara, op.cit, hlm. 56.69Ibid.
31
C. PENGEMBANGAN KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan
tekanan pada institusi pendidikan dalam berbagai hal seperti
fasilitas,
struktur organisasi serta sumber daya manusia. Dalam hal ini
sumber daya
manusia yang termasuk pendidik dan tenaga kependidikan perlu
ditingkatkan
dalam pengembangan profesionalitas.
Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan merupakan
usaha
mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja
setiap
tenaga kependidikan yang ada diseluruh tingkatan manajemen
organisasi
dan jenjang pendidikan (sekolah). Tujuan dari kegiatan ini
adalah tumbuhnya
kemampuan setiap tenaga kependidikan yang meliputi
pertumbuhan
keilmuannya, wawasan berfikirnya, sikap terhadap berfikirnya,
sikap
terhadap pekerjaannya dan ketrampilan dalam pelaksanaan tugasnya
sehari-
hari sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan.70
Pengembangan mutu pendidik sebagai upaya peningkatan tenaga
kependidikan memiliki tujuan agar guru terus berkembang sejalan
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan mutu
guru
selalu menjadi yang prioritas, karena upaya ini didasari alasan
bahwa
indikator utama keberhasilan sekolah adalah kemampuan
melaksanakan
kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien seusai
dengan tuntutan
kurikulum dan menyiapkan tamatan yang memenuhi kebutuhan
pembangunan masa kini dan masa yang akan datang.
Pendidik memiliki peranan yang strategis dan merupakan kunci
keberhasilan mencapai tujuan kelembagaan sekolah, karena guru
adalah
pengelola KBM bagi para siswanya. Kegiatan belajar mengajar akan
berjalan
efektif apabila tersedia guru yang sesuai dengan kebutuhan
sekolah baik
jumlah, kualifikasi maupun bidang keahliannya.71
70Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Pengelolaan Pendidikan,
(Bandung: JurusanAdministrasi Pendidikan FIP UPI, 2003), hlm.
107-108.
71Sarjilah, op.cit, hlm. 3.
32
Suatu program pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
biasanya diselenggarakan atas asumsi adanya berbagai kekurangan
dilihat
dari tuntutan organisasi, atau karena adanya kehendak dan
kebutuhan untuk
tumbuh dan berkembang dikalangan pendidik dan tenaga
kependidikan itu
sendiri. Terdapat beberapa prinsip yang patut diperhatikan
dalam
penyelenggaraan pengembangan tenaga kependidikan ini,
yaitu:72
1. Pengembangan tenaga kependidikan patut dilakukan untuk semua
jenis
tenaga kependidikan baik untuk tenaga struktural, tenaga
fungsional,
maupun tenaga teknis penyelenggara pendidikan.
2. Pengembangan tenaga kependidikan berorientasi pada perubahan
tingkah
laku dalam rangka peningkatan kemampuan profesional dan atau
teknis
untuk pelaksanaan tugas sehari-hari sesuai dengan posisinya
masing-
masing.
3. Pengembangan tenaga kependidikan dilaksanakan untuk
mendorong
meningkatnya kontribusi setiap individu terhadap organisasi
pendidikan
atau sistem sekolah, dan menyediakan bentuk-bentuk
penghargaan,
kesejahteraan dan insentif sebagai imbalannya guna menjamin
terpenuhinya segala secara optimal kebutuhan sosial ekonomis
maupun
kebutuhan social psikologi.
4. Pengembangan tenaga kependidikan dirintis dan diarahkan
untuk
mendidik dan melatih seseorang sebelum maupun sesudah
menduduki
jabatan/posisi, baik karena kebutuhan-kebutuhan yang
berorientasi
terhadap lowongan jabatan/posisi di masa yang akan datang.
5. Pengembangan tenaga kependidikan sebenarnya dirancang
untuk
memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan, pengembangan
profesi,
pemecahan masalah, kegiatan-kegiatan remedial, pemeliharaan
motifasi
kerja dan ketahanan organisasi pendidikan.
6. Khusus menyangkut pembinaan dan jenjang karir tenaga
kependidikan
disesuaikan dengan kategori masing-masing jenis tenaga
pendidikan itu
sendiri. Dengan demikian dapat saja berjalan karir seseorang
menempuh
72Tim Dosen Administrasi Pendidikan, op.cit, hlm. 108.
33
penugasan yang silih berganti antara struktural dan fungsional
hingga ke
puncak karirnya. Tentu saja hal tersebut ditempuh
prosedur-prosedur
yang tidak mengurangi arti profesionalisme yang hendak
diwujudkan.
Sudarwan Danim mengatakan bahwa, meningkatkan dan
mengembangkan kualitas atau mutu pendidik dan tenaga
kependidikan perlu
mengusahakan dengan berbagai upaya, antara lain melalui
pendidikan,
pelatihan, dan pembinaan teknis yang dilakukan dengan cara
berkesinambungan di sekolah dan di wadah-wadah pembinaan
profesional
seperti Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala
Sekolah
(KKKS) dan Kelompok Kerja Penilik Sekolah (KKPS).73
Peningkatan dan pengembangan mutu pendidik tersebut meliputi
berbagai aspek, antara lain kemampuan pendidik dalam
menguasai
kurikulum dan materi pengajaran, kemampuan dalam menggunakan
metode
dan sarana dalam proses belajar mengajar, melaksanakan proses
dan hasil
belajar, dan kemampuan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar,
disipilin dan komitmen pendidik terhadap tugas.
Sedangkan menurut Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun
2005 yaitu ada empat macam yang harus ditingkatkan dan
dikembangkan
berkaitan dengan mutu pendidik yaitu mutu dalam kompetensi
pedagogik,
mutu dalam kompetensi personal, mutu dalam kompetensi sosial dan
mutu
dalam kompetensi profesional.
Program peningkatan kemampuan profesional pendidik serta
mutu
pendidik di sekolah, sebaiknya melalui langkah-langkah yang
sistematis,
yaitu sebagai berikut:74
1. Mengidenitifikasi kekurangan, kelemahan, kesulitan atau
masalah-
masalah yang seringkali dimiliki atau dialami pegawai.
2. Menetapkan program pengembangan yang sekiranya diperlukan
untuk
mengatasi kekurangan, kelemahan, kesulitan, dan masalah-masalah
yang
seringkali dihadapi dan dialami pendidik.
73Sudarwan Danim, op.cit., hlm. 91.74Ibrahim Bafadal,
Peningkatan Profesionalisme Sekolah Dasar; Dalam Rangka
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), hlm. 45.
34
3. Merumuskan tujuan program pengembangan yang diharapkan
dapat
dicapai pada akhir program pengembangan.
4. Menetapkan dan merancang materi dan media yang akan
digunakan
dalam pengembangan.
5. Menetapkan dan merancang metode dan media yang akan
digunakan
dalam pengembangan.
6. Menetapkan bentuk dan mengembangkan bentuk instrumen
penilaian
yang akan digunakan dalam mengukur keberhasilan program
pengembangan.
7. Menyusun dan mengalokasikan anggaran program pengembangan
8. Melaksanakan program pengembangan dengan materi, metode dan
media
yang telah ditetapkan.
9. Mengukur keberhasilan program pengembangan.
10. Menetapkan program tindak lanjut pengembangan pegawai pada
masa
yang akan datang.
Banyak cara dalam membina dan mengembangkan pendidik dan
tenaga kependidikan yang dilakukan melalui penataran (inservice
training)
baik dalam rangka penyegaran (refreshing) maupun dalam
rangka
peningkatan kemampuan mereka (up-grading). Cara-cara lainnya ini
dapat
dilakukan sendiri-sendiri atau bersama-sama, misalnya mengikuti
kegiatan
atau kesempatan; ore-service training, on the job training,
seminar,
workshop, diskusi panel, rapat-rapat, simposium, konferensi
dan
sebagainya.75
75Tim Dosen Administrasi, op.cit, hlm, 108.
35
BAB III
DATA PENELITIAN TENTANG PENGEMBANGAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MELALUI PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN DI MA DARUN NAJAH NGEMPLAK PATI
A. Gambaran Umum MA Darun Najah Ngemplak Pati
1. Sejarah dan Latar belakang Berdirinya MA Darun Najah
Ngemplak
Pati
Tepatnya pada tanggal 27 Juli 1963 madrasah Darun Najah di
dirikan di desa Ngemplak Kidul. Adapun para ustadz yang mengajar
ialah
Bapak. Ustadz Hadiq Mashum selaku Kepala Sekolah, Bpk. Ustadz
K.
Ali Murtadlo selaku wakil Kepala Sekolah, Bpk. Ustadz
Muhammad
Munir Selaku Sekretaris, Bpk. Ustadz Sudarno Diono selaku
pembantu
umum serta dibantu para santri-santri senior Pesantren Darul
Huda yang
kebanyakan dari Mbambang dan Karangsari Kec. Cluwak. Pada waktu
itu
Madrasah Darun Najah belum mempunyai gedung sendiri adapun
pelaksanaan belajar mengajar masih dilaksanakan
dirumah-rumah
diantaranya ialah :
1. Dirumah Bapak H. syukur Markam (Mbah Jono)
2. Dirumah Bapak K. Badri Sini
3. Dirumah Bapak So Seger Usi
Pada tanggal 27 Juli 1964 Mbah Jono (H. Syukur Markam)
menyerahkan tanah wakaf seluas 84 Ha. yang berada disebelah
selatan
rumah beliau tepatnya dijalan Pati Tayu Km. 18 untuk dijadikan
gedung
madrasah. Dan dengan swadaya masyarakat gedung tersebut
berdiri
dengan tiga yang digunakan untuk menampung para siswa-siswi
kelas satu
sampai kelas tiga Tsanawiyah sedangkan anak-anak Ibtidaiyah dan
diniyah
masih bertempat di rumah-rumah tersebut di atas. Pendidikan
berjalan dan
berkembang hingga tahun 1970 Madrasah Darun Najah dapat
menampung
tamatan Tsanawiyah sebanyak 27 siswa-siswi masuk di tingkat
Aliyah
(MA) setingkat SMU. Dari situlah awal mula berdirinya MA yang
pada
36
saat itu yang berjumlah 27 siswa-siswi tadi ditambah siswa baru
sebanyak
10 anak. Jadi kelas satu Aliyah pertama kali dibuka mempunyai 37
siswa,
yang tergolong jumlah besar saat itu. Melihat itu menjadi lebih
giatnya
pengurus untuk menambah gedung 3 lokal guna mengantisipasi
melonjaknya murid di tingkat Aliyah. Seiring berjalannya waktu
dan
menggelindingnya roda masa mengantarkan pada siswa tadi
menuju
gerbang perpisahan, yaitu tepatnya tahun 1973, Madrasah Darun
Najah
dapat menamatkan Mutakhorijin-mutakhorijat tingkat Aliyah
pertama kali
sebanyak 37 siswa-siswi. Melihat hal itu pengurus menambah
jumlah
gedung yaitu pada tahun 1975 sebanyak 4 lokal hingga jumlah
semuanya
menjadi 10 lokal.
Mulai sejak saat itu dari tahun ke tahun jumlah siswa
semakin
bertambah, baik putra maupun putri dan pendidikan di Madrasah
semakin
berkembang. Dengan adanya pemasukan dan pelonjakan siswa
tiap
tahunnya lokasi gedung pun tidak memadai, maka para siswa
dimasukkan
pagi dan sore yaitu kira-kira tahun 1976.
Dengan adanya hal tersebut para pengurus berusaha membeli
sebidang tanah. Dan para pengurus pun mendapatkan tanah
tersebut, yaitu
pada tahun 1977, terletak disebelah utara lapangan desa Ngemplak
Kidul.
Dan di situ pula dibangun gedung-gedung sekolah dan
fasilitasnya.
Adapun pembiayaannya mereka dapatkan dari saldo bisyaroh para
guru.
Akhirnya dari tahun ke tahun pendidikan di Madrasah Darun Najah
dapat
berjalan dengan lancar dan berkembang pesat. Pada tahun 1980
para siswa
MI dapat mengikuti ujian MIN yang pelaksanaannya di Darun
Najah
sendiri, sedangkan MTs juga mengikuti Ujian Negeri tapi
pelaksanaannya
di Madrasah lain. Sedangkan yang Aliyah masih biasa (ala salaf).
Melihat
hal itu para wali murid Aliyah meminta agar Madrasah Aliyah
Darun
Najah membuka Aliyah yang mengikuti Ujian Negeri. Pada tahun
1987
pengurus mengabulkan permintaan tersebut. Tapi para pengurus
masih
membuka Aliyah dan Tsanawiyah salaf, dan masuk sore bagi
putri
sedangkan putra masuk pagi.
37
Pada tahun 1996 Madrasah Tsanawiyah Darun Najah
diakreditasi dan disahkan menjadi Madrasah Tsanawiyah Darun
Najah
yang diakui. Dan pada tahun 1995 di Madrasah Darun Najah
dibuka
Program MAK (Madrasah Aliyah Keagamaan) setingkat SMK. Dan
program MAK tersebut mendapat bantuan berupa gedung berlantai 2,
dan
di tahun 1997 MAK Darun Najah dapat menamatkan Mutakhorijin
/
Mutakhorijat yang pertama.76
2. Visi, Misi, dan Tujuan
a. Visi Madrasah
MA. Darun Najah sebagai lembaga pendidikan menengah
yang berciri khas Islam perlu mempertimbangkan harapan
peserta
didik, orang tua peserta didik, lembaga pengguna lulusan
madrasah
dan masyarakat. Dalam merumuskan visinya MA. Darun Najah
juga
diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan
dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi, era informasi dan globalisasi
yang
sangat cepat. MA Darun Najah ingin mewujudkan harapan dan
merespon dalam visi berikut: 77
ULIL ISBAT
Unggul dalam meraih p
Ilmiah dalam bertindak dan berfikir
Islami dalam segala tingkah laku dan perkataan
Berakhlaq yang mulia
Terampil dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
76Dokumentasi MA Darun Najah Ngemplak Pati tahun pelajaran
2009/2010.77Ibid.
UL : Unggul
IL : Ilmiah
IS : Islami
BA : Berakhlaqul Karimah
T : Terampil
Memiliki :
Prinsip
Iman Yang Mantap
Keteguhan
Jiwa Yang Mantap
ULIL ISBAT
38
Indikator Visi
1) Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi
dalam
bidang ilmu pengetahuan.
2) Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas dalam
bidang
iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3) Terwujudnya sumber daya manusia yang memiliki akhlaqul
karimah / mulia.
4) Terwujudnya sumber daya manusia yang terampil dalam
melakukan kegiatan-kegiatan positif.
b. Misi Madrasah
1) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi kualitas
dalam
pencapaian prestasi akademik.
2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif.
3) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada
seluruh warga sekolah.
4) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut
dan berakhlaq mulia.
5) Menerapkan menejemen partisipasi dengan melibatkan
seluruh
warga sekolah.
6) Mendorong dan membantu siswa untuk mengembangkan potensi
dirinya.
c. Tujuan Madrasah
Secara umum, tujuan MA Darun Najah adalah meletakkan
dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlaq mulia
serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih
lanjut. Bertolak dari tujuan umum pendidikan dasar tersebut,
MA
Darun Najah mempunyai tujuan berikut :78
1) Mampu memahami ilmu agama dan umum.
2) Mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan
sehari-hari.
78Ibid.
39
3) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga
pendidik
dan kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia
pendidikan.
4) Memiliki ketrampilan sebagai bekal hidup di masyarakat.
5) Mampu memahami ilmu yang dibutuhkan untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
6) Mampu berkomunikasi sosial dengan berbahasa asing praktis
(bahasa Arab-Inggris).
B. Kondisi Objektif Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan di
MA
Darun Najah Ngemplak Pati
Madrasah merupakan institusi yang kompleks. Sebagai
institusi
yang kompleks, madrasah tidak akan menjadi baik dengan
sendirinya melalui
proses peningkatan kualitas tertentu. Untuk menghasilkan
pendidikan dan
pembelajaran yang berkualitas maka harus didukung oleh
keberadaan
pendidik yang profesional. Karena pendidik merupakan kunci pokok
bagi
keberhasilan pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan. Untuk
itu
profesionalisme pendidik harus di tingkatkan dan
dikembangkan.
Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan seorang yang
profesional yang menuntut adanya suatu kecakapan atau
ketrampilan tertentu.
Kecakapan atau ketrampilan tersebut merupakan persyaratan dasar
atau
ketrampilan teknis yang berhubungan dengan kemampuan pendidik
dalam
mengelola pembelajaran, selain itu pendidik juga harus
berkepribadian baik,
berperilaku baik dan memiliki sopan santun. Berhubungan dengan
hal
tersebut, seorang pendidik dan tenaga kependidikan dapat
dikategorikan
sebagai seorang yang bermutu baik, cukup atau kurang, dapat
dilihat dari
kemampuannya dalam mengelola pembelajaran dan mampu
mengelola
manajemen yang ada di sekolah tersebut dan dapat bergaul di
masyarakat baik
di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.79
79Wawancara dengan Kunowo, B.A kepala sekolah MA Darun Najah
Ngemplak Pati,tanggal 8 Januari 2010.
40
Suatu lembaga dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan
apabila
mempunyai beberapa unsur pokok dalam proses pendidikan dan
pengajaran
yaitu pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik. Adapun
tenaga
pengajar di MA Darun Najah Ngemplak Pati berjumlah 44 orang guru
atau
pendidik. Dan pendidik tersebut lulusan dari IAIN, UNNES, IKIP
PGRI, dan
non pendidik.
1. Kualitas Pendidik
Penulis memperoleh jumlah keseluruhan pendidik MA Darun
Najah Ngemplak Pati sebagai berikut:80
Tabel. 1
Jumlah Keseluruhan Pendidik MA Darun Najah Ngemplak Pati
No Ijazah Terakhir Guru Tetap Guru Tidak
Tetap
Jumlah
1. S.2/S.3 - - -
2. S.1 10 10 20
3. D.3 3 - 3
4. pesantren 12 9 21
Jumlah 25 19 44
Untuk mengetahui bermutu tidaknya seorang pendidik di MA
Darun Najah Ngemplak Pati dapat dilihat dari empat kompetensi
yaitu:
1. Kompetensi Pedagogik
Dalam mengelola pembelajaran para pendidik MA Darun
Najah Ngemplak Pati dapat dikatakan baik dan sudah memenuhi
standar mutu pendidik, hal ini terlihat pada kemampuan
pendidik
memahami karakteristik peserta didik, mengembangkan
kurikulum
sesuai kebutuhan peserta didik secara kontekstual,
melaksanakan
proses pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun,
dan
menerapakan model-model pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif,
serta menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan
80Dokumentasi MA Darun Najah Ngemplak Pati.
41
menyenangkan sehingga mampu membangkitkan motivasi peserta
didik dalam pembelajaran, dan melaksanakan kegiatan evaluasi
proses
dan hasil belajar peserta didik.
Untuk mengetahui hal tersebut penulis mengadakan penilaian
kompetensi pedagogik yang mengacu pada modul pendidikan dan
latihan profesi guru (PLPG) IAIN Walisongo. Dan kriteria
penilaian
baik = 3, cukup = 2, dan kurang =1.
Tabel. 2
Penilaian Kompetensi Pedagogik
Alter