Studi Penelitian Penurunan Tanah Kota Surabaya Menggunakan Global Positioning System Akbar Kurniawan 3509 201 005 Program Studi Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya
Studi Penelitian Penurunan Tanah Kota Surabaya
Menggunakan Global Positioning System
Akbar Kurniawan
3509 201 005
Program Studi Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya
Penurunan muka tanah(1)
Penurunan tanah (Land Subsidence) pada dasarnya
merupakan deformasi dari suatu wilayah tertentu yang disebabkan
oleh beberapa faktor fisis, seperti gaya tektonik, penurunan muka
air tanah, dll. Deformasi tersebut dapat dianalisa melalui titik-titik
kontrol yang terdapat pada daerah penelitian. Dalam mendapatkan
data dalam analisa deformasi, harus digunakan teknologi terbaru
dan harus dapat di-integrasikan terhadap semua jenis pengukuran.
Sehingga dibutuhkan pengetahuan akan metode dan tujuan dariSehingga dibutuhkan pengetahuan akan metode dan tujuan dari
survey deformasi yang dilakukan. (Chen and Chrzanowski,1986)
Permukaan bumi sebagai bagian dari litosfer, secara dinamis
mengalami deformasi. Deformasi dapat dikategorikan sebagai
deformasi vertikal dan deformasi horisontal. Land Subsidence
merupakan fenomena deformasi vertikal. Kecepatan deformasi
vertikal ini ditentukan oleh pergeseran vektor dari titik-titik kontrol
dari minimal 2 atau lebih pengamatan. (Rochman Djaja,dkk,2004)
Penurunan muka tanah(2)
Penurunan tanah dapat didefinisikan turunnya elevasi permukaan
tanah terhadap bidang referensi yang dianggap stabil. Penurunan
tanah tersebut dapat disebabkan oleh pengaruh alam, seperti
kompaksi ataupun konsolidasi tanah, turunnya elevasi muka air
tanah, pengaruh beban / konstruksi diatas tanah tersebut,tanah, pengaruh beban / konstruksi diatas tanah tersebut,
(Murdohardono dan Marhento dalam Yulaikhah;2001),ekploitasi gas
bumi dalam jangka pajang(H.M.E verhoef dan H.M de Heus, 1995)
Konsolidasi tanah adalah pengurangan secara lambat volume pori
yang berakibat bertambahnya berat volume kering akibat beban
statis yang bekerja dalam periode tertentu (Hardiyatmo,2010)
Daerah Penelitian(1)
Data Pengamatan GPS :
Tahun 2007 dan 2010
Alat yg digunakan :
Topcon Hiperpro
Pengukuran Penurunan tanah dengan
Global Positioning System
Untuk mendapatkan hasil
pengolahan yang teliti, pengukuran
GPS harus bebas dari kesalahan dan
bias, antara lain :
- Kesalahan orbit
- Bias ionosfer dan Troposfer- Bias ionosfer dan Troposfer
- Multipath
- Kesalahan Jam Satelit
Pengolahan Data menggunakan GAMIT/GLOBK
• GAMIT (GPS Analysis Software of Massachusetts Institute of Technology and Scripps
Institution of Oceanography) merupakan sebuah perangkat lunak yang dikembangkan oleh
the Harvard Smithsonian Center for Astrophysics and The Scripps Institution of Oceanography
at MIT untuk melakukan analisis terhadap pengamatan GPS yaitu estimasi koordinat stasiun,
percepatan, fungsi post-seismik deformasi, atmospheric delay, orbit satelit, dan parameter
orientasi bumi.
• GLOBK menggunakan Kalman Filter untuk mengombinasikan solusi dari pengolahan data
pengamatan GPS. Ada tiga pemodelan yang dapat dilakukan oleh GLOBK, antara lain :pengamatan GPS. Ada tiga pemodelan yang dapat dilakukan oleh GLOBK, antara lain :
1. Melakukan kombinasi pengamatan harian untuk mendapatkan estimasi koordinat stasiun
rata-rata.
2. Mendapatkan estimasi station velocities dari pengamatan beberapa tahun.
3. Melakukan estimasi independen terhadap koordinat dari pengamatan tunggal untuk
mendapatkan perbedaan pengamatan harian atau tahunan.
• Direktori Kerja Pada GAMIT
Hasil
NamaTitik
Penurunan / tahun Lokasi
KOTA -1,20 cm Jl.SudirmanTugu BambuRuncing
KLNK -1.07 cm Markas Koramil Krembangan
KJRN -0,32 cm Kantor Polsek Kenjeran Penurunan selama 2007-2010
Kecepatan Penurunan Tanah
RKUT -2,79 cm Rungkut Industri
WARU -0,67 cm Jl.Ahmad Yani - Waru
SBRT +0,003 cm Dukuh Pakis
Analisa(1)
• Titik pengamatan untuk daerah Jl. P.Sudirman (KOTA) dengan kecepatan penurunan sebesar
-12±6,65 mm/tahun.
• Titik Referensi KOTA terletak pada daerah endapan aluvial, sehingga akibat berkembangnya
kawasan tersebut menjadi kawasan padat bangunan, pembangunan gedung-gedung besar,
besarnya beban jalan dan maka konsolidasi tanah dapat menjadi penyebab turunnya
permukaan tanah pada kawasan tersebut.
Analisa(2)
• Titik pengamatan daerah Rungkut Industri (RUKT) dengan kecepatan penurunan sebesar -
27,92±5,83 mm/tahun.
• Penurunan tanah yang terjadi di daerah Rungkut ini relatif besar, Besar kemungkinan
penurunan terjadi akibat konsolidasi tanah karena secala geologi jenis tanah diwilayah
tersebut merupakan endapan aluvial. Penurunan tanah juga dapat diakibatkan turunnya
muka air tanah akibat pengambilan air tanah secara berlebihan. Turunnya muka air akan
menyebabkan kosongnya rongga-rongga yang berada didalam tanah, akibatnya permukaan
tanah sedikit demi sedikit akan turun.tanah sedikit demi sedikit akan turun.
Analisa(3)
• Titik pengamatan Jl.A.Yani - Waru (WARU) dengan kecepatan penurunan sebesar - 6,74±8,18
mm/tahun.
• Penurunan elevasi titik referensi di daerah Jl.Ahmad Yani dapat terjadi akibat
berkembangnya kawasan tersebut menjadi kawasan padat bangunan, pembangunan gedung-
gedung besar, besarnya beban jalan dan terjadinya konsolidasi tanah dapat menjadi
penyebab turunnya permukaan tanah pada kawasan tersebut.
Analisa(4)
• Titik Pengamatan daerah Kenjeran (KJRN) dengan percepatan penurunan sebesar -3,22± 5,48
mm/tahun.
• Penurunan tanah di titik KJRN terjadi meskipun relatif kecil dibanding titik yang lainnya, hal
ini kemungkinan pada wilayah tersebut belum banyak berdiri bangunan-bangunan tinggi dan
penggunaan air bawah tanah yang tidak terlampau banyak.
Analisa(5)
• Titik Pengamatan Jl.Kalianak – Koramil Krembangan (KLNK) dengan percepatan penurunan
sebesar -10,74±6,07 mm/tahun.
• Penurunan tanah pada titik pengamatan KLNK kemungkinan akibat konsolidasi tanah alluvial
yang belum stabil dan/atau besarnya beban jalan dari kendaraan-kendaraan berat setiap
harinya.
Analisa(6)
• Titik pengamatan daerah Dukuh Pakis (SBRT) dengan percepatan penurunan sebesar
0,03±6,13 mm/tahun
• Perubahan elevasi titik referensi di daerah Dukuh Pakis ini relatif tidak mengalami perubahan
berarti, karena titik referensi tersebut secara Geologi terletak pada Formasi Lidah, sehingga
lapisan tanah dibawahnya adalah batuan sedimen lempung, sehingga akan relatif stabil
terhadap adanya penurunan tanah.
Sekian dan Terima Kasih