II. PENDAHULUAN A. Deskripsi Produk Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari bahan baku yang dapat diperbaharui, mengandung beberapa macam ester asam lemak yang diproduksi dari minyak nabati seperti minyak sawit, minyak kelapa, minyak jarak dan minyak nabati lainnya. Biodiesel diperoleh dengan mereaksikan antara trigliserida minyak dengan alcohol sehingga terbentuk ester alcohol dan gliserol. Reaksi pembentukan biodiesel adalah sebagai berikut: Gambar 1. Reaksi Pembuatan Biodiesel Persyaratan kualitas biodiesel menurut SNI-04- 7182-2006 dapat dilihat pada tabel 1.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
II. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Produk
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari bahan baku
yang dapat diperbaharui, mengandung beberapa macam ester asam lemak yang
diproduksi dari minyak nabati seperti minyak sawit, minyak kelapa, minyak jarak
dan minyak nabati lainnya.
Biodiesel diperoleh dengan mereaksikan antara trigliserida minyak dengan
alcohol sehingga terbentuk ester alcohol dan gliserol. Reaksi pembentukan
biodiesel adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Reaksi Pembuatan Biodiesel
Persyaratan kualitas biodiesel menurut SNI-04-7182-2006 dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Persyaratan Kualitas Biodiesel
Sumber: Soerawidjaja, 2006
Menurut Kabinawa (2008), dengan menerapkan sistem teknologi kultur
yang sesuai terhadap pengembangbiakan mikroalga untuk biodiesel, dapat
diperoleh keuntungan sebagai berikut:
Hasil biodiesel lebih tinggi bisa mencapai 21- 700 kali dari sumber minyak
jarak, bunga matahari, safflower, dan kedelai. Biodiesel yang diperoleh
sangat menjanjikan di masa datang dengan biaya rendah.
Produk biodiesel yang dihasilkan ramah lingkungan dan terbarukan.
Alga dapat tumbuh di semua belahan dunia subtropis, temperate, hingga
tropis, dan hidupnya tersebar mulai dari air tawar, air payau, sampai ke air
laut.
Produk biodiesel dari alga dapat mengurangi emisi gas karbon, NOx, SOx,
dan POx dari power plant apabila kolam kultur alga sangat berdekatan
sehingga emisi dan sumber polutan lainnya dapat digunakan dalam kultur
mikroalga sebagai nutrisi pertumbuhan.
Tujuan perancangan pabrik yang menghasilkan produk biodiesel adalah
untuk membuat bahan bakar nabati yang dapat menggantikan bahan bakar minyak
seperti solar yang keberadaanya kini semakin berkurang. Biodiesel dari mikroalga
dapat dikembangkan dengan jumlah yang lebih besar dari bahan bakar nabati yang
lainnnya seperti biodiesel dari minyak jarak, minyak sawit dan tanaman lainnya
karena produksi mikroalga tidak membutuhkan lahan yang luas. Biodiesel yang
dihasilkan dari minyak nabati seperti kelapa sawit dan jarak membutuhkan lahan
yang luas untuk penanaman. Selain itu, pengembangan biodisesl dari mikroalga
didukung oleh pemanfaatan mikroalga yang belum banyak dalam kehidupan
sehari-hari dan Indonesia merupakan negara dengan persentase perairan yang
cukup besar sehingga pengembaganan mikroalga dapat dikembangkan dengan
baik.
Perdagangan minyak nabati sendiri untuk saat ini masih sangat rendah hal
ini untuk perdagangan di dalam negeri disebabkan oleh harga minyak dunia yang
sempat turun sehingga minyak nabati memiliki harga jual yang lebih tinggi
dibandingkan harga bahan bakar minyak. Dalam dunia internasional penggunaan
bahan bakar nabati saat ini masih menjadi kontroversi karena kenaikan
penggunaan bahan bakar nabati sebanyak 5% menyebabkan kenaikan harga
pangan sebanyak 30%. Untuk kedepannya baik perdagangan nasional maupun
internasional perdagangan bahan bakar nabati akan tinggi karena bahan bakar
minyak akan berkurang jumlahnya sehingga akan menyebabkan kenaikan harga
bahan bakar minyak, adanya peningkatan kepedulian lingkungan akibat polusi
yang diciptakan oleh bahan bakar minyak sehingga dibutuhkan bahan bakar yang
ramah lingkungan yang disediakan oleh bahan bakar nabati.
B. Alternatif Metode Pembuatan Biodiesel Mikroalga
Bahan Dasar (Mikroalga)
Terdapat empat kelompok mikroalga yang sejauh ini dikenal di dunia,
yakni diatom (Bacillariophyceae), gang-gang hijau (Chlorophyceae), ganggang
emas (Chrysophyceae), dan ganggang biru (Cyanophyceae). Keempat kelompok
mikroalga tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku bioenergi.
Mikroalga (juga lazim disebut fitoplankton) merupakan kelompok
tumbuhan berukuran renik, baik sel tunggal maupun koloni yang hidup di seluruh
wilayah perairan air tawar dan laut (Kawaroe, 2008). Lebih jauh menurut Palmer
(1985), mikroalga adalah tumbuhan tingkat rendah yang berukuran 5-30 µm dan
jika dibandingkan dengan tumbuhan tingkat tinggi penghasil minyak nabati
melalui fotosintesis, maka mikroalga dapat melakukan proses yang sama dengan
lebih efisien, bahkan memiliki produktifitas yang lebih tinggi. Organisme ini
dapat dijumpai di hampir seluruh wilayah perairan di dunia. Mikroalga yang
banyak ditemukan berasal dari kelas Bacillariophyceae (Diatom), Chrysophyceae
(alga coklat keemasan), Chlorophyceae (alga hijau), dan kelas Cyanophyceae
(blue green algae/alga biru-hijau).
Berdasarkan Kawaroe (2008), mikroalga yang dapat dikembangkan dalam
pembuatan biodiesel harus memiliki karakteristik yang memiliki kandungan
lemak tinggi, adaptif terhadap perubahan lingkungan, dan laju pertumbuhan yang
cepat. Jenis mikroalga yang dapat dikembagkan yaitu Chlorella sp, Dunaliella
Keseluruhan energi dalam proses ( joule) 310812079,2
Keseluruhan energi dalam proses (KJ) 310812
Asumsi : energi yang hilang sebesar 5 % dari energi yang dibutuhkan
Asumsi : efisiensi masing-masing mesin sebesar 85%
Asumsi: scale up mencapai 1800 kali dari skala laboratorium
VI. SPESIFIKASI PERALATAN
1. Alat press (Screw Oil Press Machine)
Gambar 9. Alat Press
Model D-150
Diameter screw 36 mm
Mainframe 3,5 kW
Pompa vakum 0,26 kW
Pemanas 0,95 kW
Kapasitas 35 kg/H
Berat 465 kg
Ukuran 0,56 m x 0,44 m x 0,47 m
2. Ekstraktor (Mini Multifunction Ekstractor)
Gambar 10. Alat Ekstraktor
Model TNH-100
Tank Ekstraksi
Volume 125 L
Jacket working pressure 0,15 MPa
Konsentrator
Volume 125 L
Tank working pressure -0,18 MPa
Heating pipe working
pressure
0,15 MPa
Pompa Vakum
Voltage 380 V
Daya 3 kW
Pompa Air
Daya 0,75 kW
Lifer
Daya 0,25 kW
3. Fotobioreactor
Gambar 11. Alat Fotobioreaktor
Model Tubular Photobioreactor
Diameter 21,54 cm
Panjang Pipa 355,41 cm
Volume 100 L tiap pipa
Jumlah Pipa 100 buah
Kapasitas 30 kg/h
Power 3 kW
4. Biodiesel Reactor
Gambar 12. Alat Biodiesel Reactor
Kapasitas 2000 L
Daya Pemanas 45000 W
Bahan stainless steel heat exchanger
Pompa sirkulasi GRUNDFOS atau yang ekuivalen
Tank dekantasi HDPE dengan 1000 L
Digital temperatur control
5. Membran nanofiltrasi
Tabel 4. Spesifikasi Membran Nanofiltrasi
Model BDx8040N-90
Kapasitas
Average Salt Rejection NaCl 85-95%
MgSO4 ≥ 97 %
Permeate Flow 8454 gpm(m3/d)
Error ± 15 %
Active Membrane Area 385 (36,0) ft2m2
Testing Conditions
Standard Solution 500 ppm NaCl 500 ppm MgSO4
Operating Pressurepsi 225(1,55) MPa
Recoverery Rate of Single
Membrane Element
15 %
Temperatur 25
pH 7-8
Test Time Run for 30 minutes
Liming Conditions
Max. Feed Water Temperature 45
Max. Operating Pressurepsi 600(4,12) MPa
Max. Feed Water Flow 16(3,6) gpm(m3/h)
Max. SDI of Feed Water 5
Max. NTU of Feed Water 1
Concentration of Free Chlorine < 0,1 ppm
pH Value Range of Feed Water as
Continous Operation
2-11
pH Value of Feed Water as
Chemical Cleaning
1-12
Max. Pressure Difference of Single
Membrane Element
130(0,09) MPa
The Minimal Proportion of Single
Membrane Element’s Conc. Press
to Perm. Flow
5:1
6. Destilasi (JH Alcohol Distiler)
Gambar 13. Alat Destilasi
Model JH-200
Tower Volume 640
Tower Hight 6000 mm
Volume of High Postion Tank 300 L
Condensator Area 5 m2
Cooling Area 1 m2
Heat Area 3,0 m2
Power 1,25 kW
Recycling Capacity 45-50 kg/h
Packing Form Stainless Steel Corrugated Loading material
Size (Length x widht x heigh) 2300 x 700 x 7300
7. Rotary Evaporator
Gambar 14. Rotary Evaporator
Model L5002K
Max. Capacity 55 kg/h
Raotaring Speed 20-360 rpm
Power of Motor 6 kW
Rising of Reducing Length 5760 mm
Noise of Whole Unit ≤ 200 db (A)
Main Power 1520 V, 200 Hz ± 40%
Working Temperature Room Temperature -100
VII. PRAKIRAAN BIAYA PERALATAN
Tabel 5. Prakiraan Biaya Utilitas
No Komponen Biaya SATUANJumlah
Fisik
Harga per Satuan
Rp
JumlahBiaya Total
Rp
UmurEkonomis
(tahun)
1 Mesin dan Peralatan a. photobioreactor Unit 12 40.000.000 480.000.000 10 b. pompa pemanenan Unit 6 5.000.000 30.000.000 10
c. pipa dan drainase Paket 1 5.500.000 5.500.000 10 d. reaktor transesterifikasi Unit 1 50.000.000 50.000.000 10 e. mesin filtrasi Unit 1 30.000.000 30.000.000 10 f. fire savety Unit 1 10.000.000 10.000.000 10 g. drum plastik Unit 30 50.000 1.500.000 10
h. peralatan laboratorium Paket 1 7.000.000 7.000.000 10 i. mesin ekstraktor Unit 1 25.000.000 25.000.000 10 j. mesin evaporator Unit 1 25.000.000 25.000.000 10 k. tangki pemisah Unit 1 10.000.000 10.000.000 10 l. peralatan lain Unit 1 10.000.000 10.000.000 10 m. tangki air Unit 5 1.000.000 5.000.000 10 n. mesin pendingin Unit 1 5.000.000 5.000.000 10 o. tangki pemanenan Unit 1 10.000.000 10.000.000 10 p. membran filtrasi Unit 2 10.000.000 20.000.000 10 q. Boiler Unit 1 100.000.000 100.000.000 10
2 Pelengkapan tambahan a.Pengolahan limbah Unit 1 15.000.000 15.000.000 10
JUMLAH
839.000.000
VIII. PRAKIRAAN INVESTASI MODAL TETAP
A. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan jumlah modal tetap yang meliputi dana
pembiayaan dan pengadaan kegiatan pra operasi, harta tetap serta biaya lain yang
berkaitan dengan pembangunan proyek dan modal kerja.
Modal tetap terdiri dari modal tetap berwujud (Tangible Fixed Assets) dan
modal tetap tak berwujud (Intangible assets). Modal tetap berwujud meliputi
bangunan non pabrik, bangunan pabrik, utilitas, mesin-mesin dan peralatan,
peralatan kantor dan kendaraan. Sedangkan modal tetap tak berwujud yaitu modal
yang keluar sebelum operasi meliputi ; studi kelayakan, uji coba produksi,
pengawasan pembangunan proyek, serta rekruitment dan training calon karyawan.
Tabel 6 : Biaya Investasi Modal Tetap
No Komponen Biaya
SATUAN
Jumlah
Fisik
Harga per
SatuanRp
JumlahBiaya
Rp
UmurEkono
mis(tahun)
1 Persiapan
a. Perizinan 1 5.000.0
00 5.000.00
0 2 Mesin dan Peralatan
a. photobioreactor Unit 12 40.000.000
480.000.000 10
b. pompa pemanenan Unit 6 5.000.000
30.000.000 10
c. pipa dan drainase Paket 1 5.500.000 5.500.000 10
d. reaktor transesterifikasi Unit 1
50.000.000
50.000.000 10
e. mesin filtrasi Unit 1 30.000.000
30.000.000 10
f. fire savety Unit 1 10.000.000
10.000.000 10
g. drum plastik Unit 30 50.000 1.500.000 10
h. peralatan laboratorium Paket 1
7.000.000 7.000.000 10
i. mesin ekstraktor Unit 1 25.000.000
25.000.000 10
j. mesin evaporator Unit 1 25.000.000
25.000.000 10
k. tangki pemisah Unit 1 10.000.000
10.000.000 10
l. peralatan lain Unit 1 10.000.000
10.000.000 10
m. tangki air Unit 5 1.000.000 5.000.000 10
n. mesin pendingin Unit 1 5.000.000 5.000.000 10
o. tangki pemanenan Unit 1 10.000.000 10.000.00
0 10
p. membran filtrasi Unit 2 10.000.00020.000.00
0 10
q. Boiler Unit 1100.000.00
0100.000.0
00 103 Investasi Bangunan
a. Kantor Unit 1 7000000 7.000.000 10
b. Ruang Pengolahan 1 25.000.000
25.000.000 10
c.Pengolahan limbah Unit 1 15.000.000
15.000.000 10
Jumlah 876.000.
000 B. Sumber Dana
Dana investasi untuk proyek ini tidak sepenuhnya berasal dari modal
sendiri, akan tetapi memanfaatkan jasa kredit dari perbankan. Debt Equity Ratio
atau perbandingan antara pinjaman dan modal sendiri adalah 60 : 40, dengan
tingkat suku bunga kredit 12% untuk modal investasi, pengembalian modal ke
Bank beserta bunganya dilakukan selama 3 tahun. Berikut rincian sumber
dananya :
Tabel 7 : Sumber Dana
Sumber dana investasi dari :
Persentase
Jumlah (Rp)
a. Kredit 40% 350.400.000
b. Dana sendiri 60% 525.600.000
Rencana pengembalian dan pembayaran bunga dapat dilihat pada lampiran.
IX. BIAYA PRODUKSI DAN ANALISIS EKONOMI
A. Biaya Produksi
1. Biaya VariabelTabel 8. Biaya Variabel
No
Struktur biaya SatuanJumla
h Fisik
Biaya per
Jumlah biaya
Jumlah biaya
satuan 1 bulan 1 tahunRp Rp Rp
1 Alga kg 360 50.00018.000.00
0216.000.00
0
2 Metanol liter 670 15.00010.050.00
0120.600.00
03 Kloroform kg 438 15.000 6.570.000 78.840.0004 Aquades liter 180 30.000 5.400.000 64.800.0005 CH3Ona Gr 1.500 1.100 1.650.000 19.800.000
6 Air Bulan 13.000.0
00 3.000.000 36.000.000
7 Listrik Bulan 13.000.0
00 3.000.000 36.000.0008 Solar Liter 100 4.300 430.000 5.160.0009 Alkohol Kg 25 20.000 500.000 6.000.000
10 tenaga kerja Orang 5 500.000 2.500.000 30.000.000
Total Biaya
Variabel 51.100.0
00613.200.0
00
2. Biaya Tetap
Tabel 9. Biaya Tetap
No Uraian
Jumlah Unit
Biaya Per Unit
Total Biaya
1 Bulan
Total Biaya 1 Tahun
1 Tenaga Kerja a. Manajer 1 Oran 3.500.0 3.500.000 42.000.000
g 00
b. staff 3 Oran
g 1.000.0
00 3.000.000 36.000.000
2 Pemasaran 1 Bulan3.000.0
00 3.000.000 36.000.000
3 ATK 1 bula
n 500.000 500.000 6.000.000
4 R&D 1 bula
n 1.000.0
00 1.000.000 12.000.000
5 Telepon 1 bula
n 500.000 500.000 6.000.000
Total Biaya Tetap
11.500.000
96.000.000
Total Biaya Produksi
Total Biaya Produksi
Rp. 62.600.000/bln
Rp. 751.200.000/thn
Modal Kerja
Total Biaya Produksi
Rp. 62.600.000/bln
Dana investasi untuk proyek ini tidak sepenuhnya berasal dari modal
sendiri, akan tetapi memanfaatkan jasa kredit dari perbankan. Debt Equity Ratio
atau perbandingan antara pinjaman dan modal sendiri adalah 60 : 40, dengan
tingkat suku bunga kredit 12% untuk modal investasi, pengembalian modal ke
Bank beserta bunganya dilakukan selama 3 tahun. Berikut rincian sumber
dananya :
Tabel 10 . Sumber Dana Modal Kerja
Sumber dana modal kerja : a. Kredit Bank 40% 25.040.00
0 b. Dana sendiri 60% 37.560.00
0
B. Analisis Ekonomi
1. Aspek Finansial
Untuk mengetahui kelayakan finansial dari pendirian pabrik biodiesel
berbahan dasar mikroalga ini perlu dilakukan suatu analisis finansial.
Asumsi
Untuk dapat melakukan analisa terhadap pendirian pabrik biodiesel
berbahan dasar mikroalga ini, maka digunakan beberapa asumsi dasar.
Asumsi-asumsi ini disesuaikan dengan kondisi pada saat kajian dilakukan dan
mengacu pada hasil perhitungan yang telah dilakukan pada aspek yang lain,
standar pembangunan pabrik dan peraturan yang berlaku. Asumsi-asumsi
tersebut meliputi:
Tabel 11. Asumsi Untuk Analisis Keuangan
No
Asumsi Satuan Nilai / Jumlah
1 Periode proyek tahun 102 Bulan kerja tahun bulan 123 Tenaga kerja bersifat tetap orang 34 Pemilik orang Terbuka5 tenaga kerja borongan orang 56 Harga bahan baku alga kg 50.000 metanol kg 15.000 kloroform kg 30.000 Aquades kg 30.000 CH3Ona gr 1.100 Solar liter 4.300 Alkohol kg 20.0007 Persentase penjualan a. Tahun 1 % 100 b. Tahun 2 % 100 c. Tahun 3 % 100 d. Tahun 4 % 100 e. tahun 5 % 100 f. tahun 6 % 100 g. Tahun 7 % 100 h. Tahun 8 % 100 i. Tahun 9 % 100
j. Tahun 10 % 100
8 Harga jual produk Biodiesel L 4500 serat alga gr 400 Gliserol L 100009 Suku Bunga per Tahun % 12%
2. Arus kas
Pendapatan industri produksi biodiesel dari mikroalga ini berupa minyak
biodiesel, gliserol dan serat alga dengan kapasitas produksi serta harga seperti
tercantum pada bab sebelumnya.
Biaya operasional meliputi semua biaya pengeluaran yang berhubungan
dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk.
Biaya operasional dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya
variabel. Besarnya biaya tetap bersifat konstan dan tidak tergantung dari tingkat
produksinya.
Proyeksi Rugi laba merupakan ringkasan penerimaan dan biaya
perusahaan setiap periode akutansi dengan memberikan gambaran kegiatan
industri dari waktu ke waktu. Proyeksi laba rugi pada pabrik biodiesel dari
mikroalga ini dapat dilihat pada lampiran 2.
Aliran kas adalah penerimaan dan pengeluaran kas tahunan yang
menunjukkan transaksi uang tunai yang berlangsung selama periode kajian.
Aliran kas masuk meliputi laba bersih, nilai penyusutan dan nilai modal tetap.
Proyeksi aliran kas dapat dilihat pada lampiran 3.
3. Analisis kelayakan ekonomi
Kriteria kelayakan investasi yang dipakai adalah IRR, NPV, Benefit Cost
Ratio (B/C), BEP dan Pay Back Period (PBP) yang menggambarkan tingkat
kelayakan proyek. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh bahwa semua
komponen kriteria kelayakan menunjukkan hasil proyek yang layak untuk
direalisasikan, seperti tergambar pada tabel berikut:
Tabel 12 . Kelayakan Usaha Pabrik Biodiesel dari Mikroalga
ANALISIS KELAYAKAN USAHA NPV (12%) Rp
1.197.032.886
IRR 35,23% Net B/C
2,28
PBP 2,7
Tahun
Dari perhitungan kelayakan usaha berdasarkan kriteria kelayakan diatas,
pembuatan pabrik biodiesel dari mikroalga ini sangat layak untuk direalisasikan.
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
X. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari bahan baku
yang dapat diperbaharui, mengandung beberapa macam ester asam lemak yang
diperoleh dengan mereaksikan antara trigliserida minyak dengan alcohol sehingga
terbentuk ester alcohol dan gliserol.
Mikroalga (juga lazim disebut fitoplankton) merupakan kelompok
tumbuhan berukuran renik, baik sel tunggal maupun koloni yang hidup di seluruh
wilayah perairan air tawar dan laut Terdapat empat kelompok mikroalga yang
sejauh ini dikenal di dunia, yakni diatom (Bacillariophyceae), gang-gang hijau
(Chlorophyceae), ganggang emas (Chrysophyceae), dan ganggang biru
(Cyanophyceae). Keempat kelompok mikroalga tersebut bisa dimanfaatkan
sebagai bahan baku bioenergi.
Proses pembuatan mikroalga ialah melalui tahap penanaman. Tahapan
penanaman alga untuk menghasilkan biodiesel akan sedikit lebih sulit karena alga
membutuhkan perawatan yang sangat baik dan mudah terkontaminasi oleh spesies
lain yang tidak diinginkan. Kultivasi mikroalga yang dipilh dilakukan di dalam
ruangan (sistem tertutup) karena penanaman mikroalga membutuhkan temperatur
air, konsentrasi karbon dioksida, dan kondisi pencahayaan yang terkontrol.
Tahapan pemanenan merupakan pemisahan mikroalga dari medium
pertumbuhannya. Pemanenan dilakukan pada saat mikroalga mencapai fase
stasioner dalam pertumbuhannya. Proses pemanenan yang dipilih menggunakan
membrane ultrafilter sehingga rendemen yang dihasilkan tinggi. Tahap Ekstraksi
merupakan tahapan untuk memperoleh atau mengambil minyak yang terdapat
dalam alga metode yang dipih ialah menggunakan metode pressing dan ekstraksi
pelarut. Proses pressing dilakukan menggunakan alat pengepres dan dapat
mengekstraksi sekitar 70 - 75% minyak yang terkandung dalam alga selanjutnya
25-30% minyak yang tidak terekstak dilakukan ekstraksi menggunakan pelarut.
Untuk memisahkan minyak dan pelarut dapat dilakukan proses distilasi.
Kombinasi metode pengepresan dan larutan kimia dapat mengekstraksi lebih dari
95% minyak yang terkandung dalam alga. Tahap Transetrifikasi merupakan
proses yang digunakan untuk mengubah minyak nabati (lemak) menjadi biodiesel
atau bahan bakar nabati. Terdapat 3 tahapan reaksi transesterifikasi, yaitu
pembentukan produk antara digliserida (DG) dan monogliserida (MG) yang
akhirnya membentuk 3 mol metil ester (POME) dan 1 mol gliserol (GL). Tahapan
Pemisahan dilakukan untuk memisahkan gliserol pada produk haril reaksi
transesterifikasi dengan metal ester. Pemisahan dilakukan dengan pengendapan.
Pencucian dilakukan untuk melarutkan methanol dan memisahkan gliserol
sehingga terpisah dari biodiesel. Tahapan Penguapan ditujukan untuk
menguapkan sisa methanol berlebih dan air yang terdapat dalam biodiesel. Alat
yang digunakan untuk proses penguapan adalah rotary evaporator. Tahapan ini
harus dilakukan pada suhu dan waktu yang tepat.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka diperlukan pengkajian lebih
mendalam mengenai pemilihan alternative proses seperti proses kultivasi, jenis
pelarut yang dilakukan, serta jenis alga yang paling tetap. Hal tersebut diaksudkan
untuk meningkatkan jumlah yang dihasilkan untuk pemenuhan kebutuhan energi
dimasa mendatang. Dukungan pemerintah akan meningkatkan produktivitas
pembuatan bahan bakar nabati.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Mata Kuliah Perancangan
Pabrik dan menyusun Makalah Tugas Akhir ini dengan topik “ Perancangan
Pabrik Biodiesel Berbahan Baku Mikroalga”.
Selama pengerjaan Makalah ini banyak hambatan dan rintangan yang
terjadi, namun dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya
Makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Djumali Mangunwidjaya, DEA selaku dosen mata kuliah
Perancangan Pabrik atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis
selama menyelesaikan Tugas Akhir.
2. Dr. Ir. Hj. Erliza Noor selaku dosen mata kuliah Perancangan Pabrik atas
bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan
Tugas Akhir.
3. Dr. Ir. Suprihatin, Dipl. Ing selaku dosen pembimbing Tugas Akhir.
4. Teman-teman TIN 43 atas dukungan dan kebersamaannya dalam
menyelesaikan Tugas Akhir.
Penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya bagi
semua pihak atas bantuan dan kerjasama serta kesempatan yang diberikan kepada
penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi semua pihak. Penulis juga
mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna mencapai hasil akhir yang
lebih baik.
Bogor, Januari 2010
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Microbial Process: Promising Technology for Developing
Countries. National Academy of Science. Washington, D.C.
Anonim. 2009. Nutrient Microalgae. National Academy of Science. Washington,
D.C.
Beneman, J.R., J.C. Weissman dan W.J. Oswald. 1979. Algae Biomassa. Di
dalam Rose, A.H. (ed.). Economic Microbiology Vol. IV. Microbial
Biomassa. P.177. Academic Press. San Fransisco.
Becker, EW, Dalam "Microalgae: bioteknologi dan mikrobiologi" Ed. Baddiley, J.
et al., 178 (1994) Cambridge Univ. Press, Cambridge, New York.