Top Banner
STUDI M DENGAN K DEN MENGENAI KEJADIAN GUE DI RS Un M UNIVER I NILAI HE N SYOK DA SUD ABDU NASK ntuk Memen Mencapai De D Rizm FAKUL RSITAS MU EMATOKR AN TIPE SY UL WAHAB KAH PUBL nuhi Sebagi erajat Sarja Diajukan Ole ma Alfiani R J50011002 TAS KEDO UHAMMAD 2015 RIT DAN JU YOK PADA B SJAHRAN LIKASI ian Persyar ana Kedokte eh : Rachmi 28 OKTERAN DIYAH SUR UMLAH TR A DEMAM NIE SAMAR ratan eran RAKARTA ROMBOSIT BERDARA RINDA T AH
11

STUDI M DENGAN K DEN MENGENAI KEJADIAN GUE DI RS Un M ...

Feb 04, 2017

Download

Documents

vanthu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: STUDI M DENGAN K DEN MENGENAI KEJADIAN GUE DI RS Un M ...

 

STUDI M

DENGAN K

DEN

MENGENAI

KEJADIAN

GUE DI RS

Un

M

UNIVER

I NILAI HE

N SYOK DA

SUD ABDU

NASK

ntuk Memen

Mencapai De

D

Rizm

FAKUL

RSITAS MU

EMATOKR

AN TIPE SY

UL WAHAB

KAH PUBL

nuhi Sebagi

erajat Sarja

Diajukan Ole

ma Alfiani R

J50011002

TAS KEDO

UHAMMAD

2015

RIT DAN JU

YOK PADA

B SJAHRAN

LIKASI

ian Persyar

ana Kedokte

eh :

Rachmi

28

OKTERAN

DIYAH SUR

UMLAH TR

A DEMAM

NIE SAMAR

ratan

eran

RAKARTA

ROMBOSIT

BERDARA

RINDA

T

AH

Page 2: STUDI M DENGAN K DEN MENGENAI KEJADIAN GUE DI RS Un M ...
Page 3: STUDI M DENGAN K DEN MENGENAI KEJADIAN GUE DI RS Un M ...

STUDI MENGENAI NILAI HEMATOKRIT DAN JUMLAH TROMBOSIT

DENGAN KEJADIAN SYOK DAN TIPE SYOK PADA DEMAM BERDARAH

DENGUE DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

Rizma Alfiani Rachmi, Bambang Subagyo, Yusuf Alam Romadhon

Abstrak :Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit tropis yang

banyak ditemukan di Indonesia. Penyakit ini dapat menyerang segala usia baik anak-

anak maupun dewasa. Akan tetapi penyakit Demam Berdarah Dengue lebih banyak

ditemukan pada anak-anak. Terbatasnya kemampuan sistem hemodinamik untuk

mengkompensasi kebocoran kapiler pada anak-anak diyakini menjadi salah satu

penyebab mudahnya untuk terjadi Sindrom Syok Dengue pada pasien anak. Untuk

memprediksi pasien Demam Berdarah Dengue mana yang akan berkembang menjadi

syok tidaklah mudah. Dengan melihat temuan laboratoris meliputi pemeriksaan nilai

hematokrit dan jumlah trombosit diharapkan diagnosis Sindrom Syok Dengue dapat

segera ditegakkan dan dapat segera dilakukan tindakan untuk menurunkan angka

morbiditas dan mortalitas pasien Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahui

hubungan antara nilai hematokrit dan jumlah trombosit sebagai faktor risiko

terjadinya syok pada penderita demam berdarah dengue dan distribusi frekuensi

kejadian syok pada penderita demam berdarah dengue di RSUD Abdul Wahab

Sjahranie Samarinda. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat

observasional analitik, dengan menggunakan cross sectional. Data studi mengenai

nilai hematokrit dan jumlah trombosit dengan kejadian syok pada demam berdarah

dengue di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda diuji dengan uji chi-square,

didapatkan pada nilai hematokrit p= 0.056 (p<0,05) yang artinya tidak bermakna

secara statistik dan jumlah trombosit p=0,000 (p<0,05) yang artinya bermakna

secara statistik.

Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue,Sindrom Syok dengue,Hematokrit,Trombosit

.

Page 4: STUDI M DENGAN K DEN MENGENAI KEJADIAN GUE DI RS Un M ...

A STUDY ON HEMATOCRIT VALUE AND THROMBOCYTES

AMOUNT ON SHOCK CASE AND SHOCK TYPE OF

DENGUE HEMORRHAGIC FEVER IN GENERAL HOSPITAL

ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

Rizma Alfiani Rachmi, Bambang Subagyo, Yusuf Alam Romadhon

Faculty of Medicine of UMS

Abstract :Dengue Hemorrhagic Fever is one of the most common tropical

diseases found in Indonesia. The fever attacks all ages, young and adult though it

commonly found in young ages patients. The limited ability of hemodynamic

system to compensate the capillaries leak in a child believed to be the lead of

Dengue Shock Syndrome on children. Nevertheless, to define which case can be

developed into shock on dengue hemorrhagic fever patients is hardly predictable.

At such, laboratories findings covering hematocrit value and thrombocytes

amount check is expected to anticipate the case of Dengue Shock Syndrome. Thus,

an anticipated method can be executed to reduce the morbidity and mortality

numbers in Dengue Hemorrhagic Fever patients. This study aimed at finding the

relevant between hematocrite value and thrombocytes amount as a risk factor of

shock case in Dengue Hemorrhagic Fever patients and the frequency distributed

of shock case among Dengue Hemorrhagic Fever patients in General Hospital

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. The study is analytical observation using

cross sectional method. Data studied on hematocrit value and thrombocytes

amount on shock syndrome case founded in Dengue Fever patients in General

Hospital Abdul Wahab Sjahranie Samarinda is examined by chi-square

examination, founded in hematocrit value of p= 0.056 (p<0,05) which is

statistically insignificant and in thrombocytes amount of p=0,000 (p<0,05)

which is statistically significant.

Key Word: Dengue Hemorrhagic Fever, Dengue Shock Syndrome, Hematocrit,

Thrombocytes

Page 5: STUDI M DENGAN K DEN MENGENAI KEJADIAN GUE DI RS Un M ...

Pendahuluan

Demam berdarah dengue

merupakan salah satu penyakit tropis

yang banyak ditemukan di

Indonesia.Indonesia termasuk salah

satu negara tropis dimana penyakit

DBD merupakan masalah kesehatan

yang banyak dijumpai. Terhitung sejak

tahun 1968 hingga tahun 2009, World

Health Organization (WHO) mencatat

Negara Indonesia sebagai negara

dengan kasus DBD tertinggi di Asia

Tenggara (Sukowati S,2010 ; Livina et

al.,2013).

Dalam 5 tahun terakhir

(2005-2009) Provinsi DKI Jakarta dan

Kalimantan Timur selalu berada dalam

5 provinsi dengan angka insidensi (AI)

tertinggi. faktor yang mempengaruhi

tingginya kejadian DBD di Kalimantan

Timur kemungkinan adalah karena

curah hujan yang tinggi sepanjang

tahun dan adanya lingkungan biologi

yang menyebabkan nyamuk mudah

berkembang biak (Sukowati S,2010).

Deman Berdarah Dengue

merupakan penyakit demam akut

menular yang dapat menyerang segala

usia baik anak-anak maupun orang

dewasa. Akan tetapi penyakit DBD ini

lebih banyak menimbulkan korban

pada anak-anak usia dibawah 15 tahun

disertai dengan perdarahan yang dapat

menimbulkan renjatan (syok)

sehingga mengakitbatkan kematian

pada penderita. Populasi penderita

DBD dan SSD pada anak mencapai

sekitar 70%.Terbatasnya kemampuan

sistem hemodinamik pada anak-anak

untuk mengkompensasi kebocoran

kapiler pada DBD diyakini menjadi

salah satu penyebab penyakit DBD

lebih sering menimbulkan korban pada

anak-anak dibanding dewasa muda dan

orang dewasa (Chandra,2008 ; Elling

Roland et al.,2013).

DBD yang berlanjut menjadi

syok merupakan masalah serius pada

anak. Dari semua pasien DBD, 20%-

30% diantaranya berlanjut dan

menimbulkan syok. Memprediksi

pasien DBD mana yang akan

berkembang menjadi syok atau syok

berulang tidaklah mudah. Gambaran

klinisnya yang bervariasi dan

patogenesis yang tidak diketahui

secara pasti menyebabkan sulitnya

untuk menentukan pasien DBD mana

yang akan mengalami syok. Untuk

itulah dibutuhkan sebuah penanda

laboratoris seperti nilai hematokrit dan

angka trombosit sehingga DBD dan

SSD dapat di diagnosis secara dini.

Metode

Penelitian ini menggunakan

desain penelitian observasional

analitik dengan pendekatan cross

sectional yaitu mencari hubungan

sebab akibat antara variabel bebas

dengan variabel terikat diukur satu kali

dalam waktu yang bersamaan dan

tidak ada follow-up (Notoadmojo,

2010).

Dalam hal ini penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara nilai hematokrit dan jumlah

trombosit dengan kejadian syok pada

demam berdarah dengue dan kisaran

nilai hematokrit dan jumlah trombosit

pada kejadian Sindrom Syok Dengue

pada tipe syok hipovolemik dan tipe

syok hemorrhagik di RSUD Abdul

Wahab Sjahranie Samarinda.

Pengambilan sampel

menggunakan tekhnik consecutive

Page 6: STUDI M DENGAN K DEN MENGENAI KEJADIAN GUE DI RS Un M ...

sampling.Didapatkan sampel sebanyak

34 pasien untuk kelompok DBD dan

34 pasien untuk kelompok SSD dan

sebanyak 26 pasien dengan tipe syok

hipovolemik dan 8 pasien dengan tipe

syok hemorrhagik pada kejadian

SSD.Subjek yang digunakan pada

penelitian ini adalah anak-anak yang

terdiagnosis DBD dan SSD di instalasi

rawat inap RSUD Abdul Wahab

Sjahranie Samarinda dengan kriteria

inklusi sebagai berikut : rentang usia

1-15 tahun, pasien DBD dan SSD di

instalasi rawat inap RSUD Abdul

Wahab Sjahranie Samarinda dan

rekam medis lengkap. Sedangkan

kriteria eksklusi pada penelitian ini

adalah pasien DBD dan SSD dengan

penyakit infeksi berat ( DIC, Sepsis,

Hemofilia) dan rekam medis yang

tidak lengkap.

Variabel pada penelitian ini

dibagi menjadi variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas terdiri

dari usia, jenis kelamin, nilai

hematokrit dan jumlah trombosit.

Sedangkat variabel terikat pada

penelitian ini adalah kejadian syok

pada Demam Berdarah Dengue

(DBD).Pada penelitian ini data yang

diambil berupa data sekunder yaitu,

data yang diperoleh secara tidak

langsung dari subyek penelitian.Data

diambil dari rekam medis, yaitu data

pasien yang didiagnosis menderita

DBD dan SSD di instalasi rawat inap

RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

Semua data responden yang

terkumpul dicatat dan dilakukan

editing dan coding kemudian dianalisis

dengan menggunakan program

Statistical Package for Social Sciences

(SPSS) 19 for Windows.Analisis

menggunakan uji chi-square.

Hasil

1.Hasil Studi Mengenai Nilai Hematokrit dan Jumlah Trombosit Dengan

Kejadian Syok Pada Demam Berdarah Dengue

Tabel 1. Karakteristik dasar subyek penelitian

Variabel

Kategori Subyek

Penelitian

SSD DBD

n=34 % n=34 %

Jenis Kelamin

- Laki-laki 20 58,8 22 64,7

- Perempuan 14 41,2 12 35,3

Usia

- 1-5 tahun 19 55,9 10 29,4

- 6-10 tahun 10 29,4 16 47,1

- 11-15 tahun 5 14,7 8 23,5

Angka Trombosit (g/dl)

Page 7: STUDI M DENGAN K DEN MENGENAI KEJADIAN GUE DI RS Un M ...

- <20.000 11 32,4 1 2,9

- 20.000-50.000 15 44,1 11 32,4

>50.000 8 23,5 22 64,7

Nilai Hematokrit (%)

- <35 7 20,6 10 29,4

- 35-40 12 35,3 8 23,5

- >40 15 44,1 16 47,1

Tabel 2.Pengujian Subyek Penelitian Terhadap Jumlah Trombosit

Jumlah

Trombosit

Kategori subyek

penelitian p X

2

SSD DBD

n % n %

<20.000 11 32,4 1 2,9

0,000 15,482 20.000-50.000 15 44,1 11 32,4

>50.000 8 23,5 22 64,7

Jumlah 34 100 34 100

Tabel 3. Pengujian Subyek Penelitian Terhadap Nilai Hematokrit

Nilai

Hematokrit

Kategori subyek

penelitian p X

2

SSD DBD

n % n %

<35% 7 20,6 10 29,4

0,506 1,362 35-40% 12 35,3 8 23,5

>40% 15 44,1 16 47,1

Jumlah 34 100 34 100

2. Hasil Studi Mengenai Nilai Hematokrit dan Jumlah Trombosit Terhadap

Tipe Syok Pada Kejadian Sindrom Syok Dengue

Tabel 4. Karakteristik dasar subyek penelitian

Variabel

Kategori Subyek Penelitian

Syok

Hipovolemik

Syok

Hemorrhagik

n % n %

Jenis Kelamin

- Laki-laki 18 69,2 2 25,0

- Perempuan 8 30,8 6 75,0

Usia

Page 8: STUDI M DENGAN K DEN MENGENAI KEJADIAN GUE DI RS Un M ...

- 1-5 tahun 15 57,7 4 50,0

- 6-10 tahun 9 34,6 1 12,5

- 11-15 tahun 2 7,7 3 37,5

Angka Trombosit (g/dl)

- <20.000 6 23,1 5 62,5

- 20.000-50.000 12 46,2 3 37,5

>50.000 8 30,8 0 0

Nilai Hematokrit (%)

- <35 4 15,4 3 37,5

- 35-40 11 42,3 1 12,5

- >40 11 42,3 4 50,0

Diskusi

1.Pembahasan Studi Mengenai Nilai

Hematokrit dan Jumlah Trombosit

Dengan Kejadian Syok Pada

Demam Berdarah Dengue

Dari penelitian yang telah

dilakukan didapatkan jenis kelamin

yang banyak ditemukan pada pasien

kelompok DBD dan SSD adalah

pasien dengan jenis kelamin laki-

laki.Menurut Soedarmo et al (2010)

dalam Setiawati (2011) pada umumnya

anak laki-laki lebih rentan terhadap

infeksi daripada perempuan karena

produksi immunoglobulin dan antibodi

secara genetika dan hormonal pada

perempuan lebih efisien dalam

memproduksi immunoglobulin

dibandingkan anak laki-laki.

Karakteristik dasar subyek

penelitian menurut usia didapatkan

DBD lebih banyak mengenai

kelompok usia 6-10 tahun dan SSD

pada kelompok usia 1-5 tahun.

Menurut penelitian yang dilakukan

oleh Setiawati (2011) menjelaskan

bahwa kelopok umur kurang dari 5

tahun memiliki proporsi kejadian

terbesar untuk mengalami

SSD.Dimana anak dengan usia yang

lebih muda memiliki faktor daya tahan

tubuh yang belum sempurna

dibandingkan dengan dewasa sehingga

anak berisiko terkena penyakit lebih

besar termasuk terkena penyakit yang

disebabkan oleh virus dengue. Pada

DBD, semakin muda usia pasien maka

makin tinggi kerentanannya untuk

terjadi syok. Hal ini kemungkinan

disebabkan karena pada anak yang

lebih muda endotel pembuluh darah

kapiler lebih rentan terjadi pelepasan

sitokin sehingga terjadi peningkatan

permeabilitas kapiler yang dapat

menimbulkan syok (Raihan et

al.,2010)

Dari 34 subyek yang diteliti

pada kelompok DBD didapatkan

jumlah trombosit terbanyak ditemukan

pada rentang >50.000/ml3

dan

kelompok SSD didapatkan jumlah

trombosit terbanyak ditemukan pada

rentang 20.000-50.000/ml3.

Berdasarkan data diatas dapat ditarik

kesimpulan semakin rendah jumlah

trombosit maka kemungkinan untuk

terjadinya syok lebih besar. Karena

pada jumlah tersebut telah terjadi

Page 9: STUDI M DENGAN K DEN MENGENAI KEJADIAN GUE DI RS Un M ...

gangguan kontinuitas vaskuler,

kontinuitas trombosit dan kualitas

trombosit yang dapat mengakibatkan

terjadinya syok (Raihan et al.,2010)

Hasil analisis data

menggunakan chi-Square didapatkan

jumlah trombosit memiliki hubungan

dengan kejadian Sindrom Syok

Dengue (SSD) (p=0,000 dan nilai X2

=15,482). Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa jumlah trombosit

20.000-50.000 /ml3

memiliki

hubungan yang bermakna dengan

kejadian SSD. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Kan &

Rampengan (2004) dimana didapatkan

p=0,0032 yang berarti jumlah

trombosit yang rendah memiliki

hubungan yang bermakna dengan

kejadian SSD.

Dari 34 subyek yang diteliti

pada kelompok DBD dan SSD

didapatkan nilai hematokrit terbanyak

ditemukan pada rentang >40%. Hal ini

sesuai dengan kriteria diagnosis oleh

WHO yang menyebutkan bahwa pada

DBD dan SSD akan terjadi

peningkatan permeabilitas vaskular

yang menyebabkan peningkatan

hematokrit (hemokonsentrasi) >20%.

Nilai hematokrit yang tinggi

diasosiasikan dengan adanya

kebocoran plasma.Semakin besar

kebocoran plasma yang terjadi maka

semakin tinggi pula nilai

hematokritnya. Kebocoran plasma ini

akan mencapai puncaknya pada saat

terjadinya syok (Raihan et al.,2010).

Dari hasil analisis

menggunakan chi-Square didapatkan

hasil p-value 0,506 dan nilai x2

hitung

adalah 1,362. Dari hasil tersebut maka

Hipotesis nol atau Ho diterima karena

nilai p-value lebih dari 0,05 dan nilai

X2 kurang dari 3,481 sehingga dapat

disimpulkan bahwa nilai hematokrit

>40% tidak memiliki hubungan yang

bermakna dengan kejadian Sindrom

Syok Dengue (SSD). Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Raihan et al (2010) dimana didapatkan

p=0,202 yang berarti nilai hematokrit

tidak memiliki hubungan yang

bermakna. Berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Setiawati (2011)

dimana didapatkan p=0,000 yang

berarti terdapat hubungan yang

bermakna antara peningkatan nilai

hematokrit dengan kejadian SSD pada

pasien anak. Meningkatnya nilai

hematokrit pada kondisi syok terjadi

akibat adanya kebocoran plasma ke

daerah ekstravaskular (ruang

interstitial) melalui kapiler yang rusak

( Soedarmo et al.,2010 dalam

Setiawati,2011).

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan, peningkatan nilai

hematokrit tidak memiliki hubungan

yang bermakna dengan kejadian SSD

secara statistik.Hal ini dapat

disebabkan karena adanya tatalaksana

awal yang baik yaitu penggantian dini

volume di RSUD Abdul Wahab

Sjahranie Samarinda.

2.Pembahasan Studi Mengenai Nilai

Hematokrit dan Jumlah Trombosit

Terhadap Tipe Syok Pada Kejadian

Sindrom Syok Dengue

Pada penelitian ini didapatkan

jumlah trombosit pada kejadian SSD

dengan tipe syok hipovolemik

terbanyak pada rentang 20.000-

50.000/ml3

dan jumlah trombosit pada

Page 10: STUDI M DENGAN K DEN MENGENAI KEJADIAN GUE DI RS Un M ...

tipe syok hemorrhagik pada rentang

yang lebih rendah yaitu <20.000/ml3

.Hal ini menunjukkan adanya

perdarahan yang terjadi pada SSD

dengan tipe syok hemorrhagik

menyebabkan penurunan jumlah

trombosit yang lebih hebat

dibandingkan pada syok

hipovolemik.Keadaan yang berlanjut

ini dapat menyebabkan risiko kematian

yang lebih tinggi pada pasien SSD.

Pada penelitian ini didapatkan

nilai hematokrit terbanyak pada

kejadian SSD dengan tipe syok

hipovolemik adalah pada rentang 35%-

40% dan >40% dan pada tipe syok

hemorrhagik terbanyak pada rentang

>40%.Hal ini sesuai dengan teori yang

menyebutkan bahwa semakin besar

kebocoran plasma yang terjadi maka

semakin tinggi nilai hematokrit yang

dapat ditemukan. Pada syok

hemorrhagik terjadinya perdarahan

disebabkan karena adanya kebocoran

plasma yang lebih hebat dibandingkan

pada syok hipovolemik di pembuluh

darah sehingga eritrosit akan ikut

keluar bersama plasma yang

menyebabkan terjadinya perdarahan

pada syok hemorrhagik.

Pada keadaan SSD, terdapat

dua tipe syok yang dapat terjadi yaitu

Syok Hipovolemik dan Syok

Hemorrhagik. Pada Syok Hipovolemik

nilai hematokrit akan meningkat pada

pemeriksaannya, namun pada Syok

Hemorrhagik nilai hematokrit akan

justru mengalami penurunan karena

perdarahan yang hebat. Hal ini sesuai

dengan penelitian oleh Raihan et al

(2010) yang mengatakan bahwa salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi

nilai hematokrit adalah terjadinya

perdarahan dan penelitian yang

dilakukan oleh Rena et al (2009) yang

menyebutkan bahwa pada kasus-kasus

berat yang telah disertai perdarahan,

umumnya nilai hematokrit tidak

meningkat, bahkan dapat mengalami

penurunan. Sehingga, pada Syok

Hemorrhagik akan didapatkan nilai

hematokrit yang menurun.

Berdasarkan teori yang ada,

dapat diambil kesimpulan bahwa pada

Syok Hipovolemik akan terjadi

peningkatan nilai hematokrit dan akan

terjadi penurunan nilai hematokrit

ketika Syok Hemorrhagik. Namun

pada penelitian ini, didapatkan hasil

hematokrit pada pasien SSD dengan

tipe Syok Hipovolemik dan Syok

Hemorrhagik sama-sama

meningkat.Hal ini kemungkinan

disebabkan karena adanya pengeluaran

plasma dan eritrosit yang seimbang

ketika syok terjadi.

Kesimpulan

1. Terdapat hubungan yang

bermakna secara statistik

(p=0,000) antara jumlah

trombosit dengan kejadian

syok pada demam berdarah

dengue di RSUD Abdul Wahab

Sjahranie Samarinda.

2. Tidak terdapat hubungan yang

bermakna secara statistik

(p=0,506) antara nilai

hematokrit dengan kejadian

syok pada demam berdarah

dengue di RSUD Abdul Wahab

Sjahranie Samarinda.

3. Distribusi hasil penelitian di

RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda didapatkan kejadian

Page 11: STUDI M DENGAN K DEN MENGENAI KEJADIAN GUE DI RS Un M ...

SSD dengan tipe Syok

Hipovolemik lebih banyak

daripada tipe Syok

Hemorrhagik.

4. Dari hasil penelitian

didapatkan kisaran nilai

hematokrit pada pasien SSD

dengan tipe Syok Hipovolemik

dan Syok Hemorrhagik >40%

dan kisaran jumlah trombosit

pada Syok Hipovolemik antara

20.000-50.000/ml3sedangkan

pada Syok Hemorrhagik

<20.000/ml3.

Daftar Pustaka

Chandra.,2008.Studi Epidemiologi

Kejadian Penyakit Demam

Berdarah Dengue Dengan

Pendekatan Spasian Sistem

Informasi Geografis. Jakarta :

Penerbit EGC

Elling Roland.,Henneke Philipp.,Hatz

Christoph&Hufnagel

Markus.,2013.Dengue Fever

In Children Where Are We

Now ?.The Pediatric

Infectious Disease

Journal.Vol 32:1020-22

Kan E.F.,Rampengan

TH.,2004.Factors Associated

With Shock In Children With

Dengue Hemorrhagic

Fever.Paediatrica

Indonesiana.Vol 44:171-74

Livina Andrea.,Rotty L.W.A&Panda

A.L.,2013.Hubungan

Trombositopenia Dan

Hematokrit Dengan

Manifestasi Perdarahan Pada

Penderita Demam Dengue

Dan Demam Berdarah

Dengue.Bagian SMF Ilmu

Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran Unsrat.

Notoatmodjo.,2010.Metodologi

Penelitian Kesehatan.

Jakarta: Rineka Cipta, pp:119

Raihan,Hadinegoro S.R.S,Tumbelaka

A.R.,2010.Faktor Prognosis

Terjadinya Syok Pada

Demam Berdarah

Dengue.Sari Pediatri.Vol

12:47-52

Rena N.M.R.A.,Utama S&Parwati

T.,2009.Kelainan Hematologi

Pada Demam Berdarah

Dengue.Jurnal Penyakit

Dalam.Vol 10:218-24

Sukowati S.,2010.Masalah Vektor

Demam Berdarah Dengue

dan Pengendaliannya di

Indonesia Buletin Jendela

Epidemiologi , Pusat Data

dan Surveilance

Epidemiologi.Kementrian

Kesehatan RI : Jakarta

Setiawati S.,2011. Analisis Faktor-

Faktor Risiko Terjadinya

Dengue Syok Sindrom (DSS)

Pada Anak Dengan Demam

Berdarah Dengue (DBD) Di

RSUP Persahabatan Dan

RSUD Budhi Asih

Jakarta.Tesis