Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya penulisan laporan ini. Laporan ini merupakan Laporan Akhir untuk Pekerjaan Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Lintas Barat-Selatan dan Lintas Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Pada dasarnya Laporan Akhir ini membahas beberapa hal sebagai berikut: • Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, dan lingkup pekerjaan. • Gambaran Umum, berisi tentang kondisi eksisting Provinsi Aceh Darussalam secara umum meliputi kondisi geografis, sosial ekonomi, demografi, kondisi jaringan jalan. • Metodologi, berisi tentang kerangka umum tahapan pelaksanaan pekerjaan serta metoda pendekatan yang digunakan. • Penyajian Data, berisi tentang hasil survei primer dan sekunder berupa kondisi koridor ruas jalan kajian, dan data survei lalu lintas. • Kondisi Eksisting, berisi kondisi eksisting berdasarkan survei koridor serta item dan volume pekerjaan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja jalan. • Analisis Transportasi, Sosial Budaya dan Hankam, berisi pembangunan basis data jaringan dan sistem zona, kinerja jaringan jalan sebelum dan setelah penanganan serta penentuan urutan/prioritas penanganan jalan berdasarkan analisis transportasi, sosial budaya dan pertahanan keamanan (hankam). • Analisis Kelayakan dan Lingkungan, berisi analisis kelayakan ekonomi penanganan jalan lintas Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam berdasarkan biaya penanganan serta manfaat (benefit) yang akan diperoleh serta tinjauan dampak lingkungan akibat penanganan jaringan jalan lintas tersebut. • Kesimpulan dan Rekomendasi, berisi kesimpulan kondisi eksisting jaringan jalan serta rekomendasi penanganan berdasarkan analisis transportasi, sosial budaya dan hankam serta analisis kelayakan. Kami berharap laporan ini telah mencapai sasaran dari apa yang telah diinginkan serta bisa diaplikasikan untuk kepentingan masyarakat pada umumnya. Banda Aceh, April 2006 Team Leader
163
Embed
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Lintas Barat-Selatan Dan Lintas Tengah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya penulisan laporan ini. Laporan
ini merupakan Laporan Akhir untuk Pekerjaan Studi Kelayakan Jalan Lintas
Utara-Timur, Lintas Barat-Selatan dan Lintas Tengah Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam (NAD). Pada dasarnya Laporan Akhir ini membahas beberapa
hal sebagai berikut:
• Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, dan lingkup
pekerjaan.
• Gambaran Umum, berisi tentang kondisi eksisting Provinsi Aceh Darussalam
secara umum meliputi kondisi geografis, sosial ekonomi, demografi, kondisi
jaringan jalan.
• Metodologi, berisi tentang kerangka umum tahapan pelaksanaan pekerjaan
serta metoda pendekatan yang digunakan.
• Penyajian Data, berisi tentang hasil survei primer dan sekunder berupa kondisi
koridor ruas jalan kajian, dan data survei lalu lintas.
• Kondisi Eksisting, berisi kondisi eksisting berdasarkan survei koridor serta item
dan volume pekerjaan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja jalan.
• Analisis Transportasi, Sosial Budaya dan Hankam, berisi pembangunan basis
data jaringan dan sistem zona, kinerja jaringan jalan sebelum dan setelah
penanganan serta penentuan urutan/prioritas penanganan jalan berdasarkan
analisis transportasi, sosial budaya dan pertahanan keamanan (hankam).
• Analisis Kelayakan dan Lingkungan, berisi analisis kelayakan ekonomi
penanganan jalan lintas Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam berdasarkan biaya
penanganan serta manfaat (benefit) yang akan diperoleh serta tinjauan dampak
lingkungan akibat penanganan jaringan jalan lintas tersebut.
• Kesimpulan dan Rekomendasi, berisi kesimpulan kondisi eksisting jaringan jalan
serta rekomendasi penanganan berdasarkan analisis transportasi, sosial budaya
dan hankam serta analisis kelayakan.
Kami berharap laporan ini telah mencapai sasaran dari apa yang telah diinginkan
serta bisa diaplikasikan untuk kepentingan masyarakat pada umumnya.
Banda Aceh, April 2006
Team Leader
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. I-1
1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................... I-3
1.3 Ruang Lingkup ................................................................................. I-4
1.4 Wilayah Studi................................................................................... I-4
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1 Gambaran Umum Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam ......................... II-1
2.1.1 Kondisi Geografis .................................................................... II-1
2. Tujuan Efisiensi ekonomi (pengurangan biaya transportasi)
Pengembalian dan keuntungan investasi
3. Kriteria NPV, BCR, EIRR Pay Back Period, FIRR
4. Aplikasi Proyek untuk masyarakat, dilakukan oleh Pemerintah
Proyek swasta yang sifatnya profit oriented
5. Komponen Biaya dan Manfaat
langsung dan tidak langsung langsung kepada proyek (return)
6. Penetapan Harga • shadow prices • transfer prices • tingkat bunga
• mekanisme pasar • pajak • subsidi • tingkat bunga
Dalam kajian ekonomi, maka Pemerintah cenderung menilai suatu investasi dalam
kerangka ekonomi di mana tujuan utama kebijakan investasi dipakai sebagai alat
untuk menyediakan jasa pelayanan bagi masyarakat. Dalam hal ini komponen
biaya dikaji dalam kerangka jumlah sumber daya (resource) yang harus
dikeluarkan oleh pemerintah termasuk subsidi, penggunaan lahan milik pemerintah,
dan kemudahan biaya lainnya. Sedangkan komponen pengembalian biaya dipakai
pendekatan manfaat (benefit), khususnya pengurangan biaya sistem transportasi
(pengurangan waktu, biaya operasi kendaraan) dan manfaat-manfaat lainnya bagi
masyarakat.
Sedangkan dari sudut investor swasta memandang bahwa biaya yang
dikeluarkannya harus kembali dalam bentuk nilai uang (dan berbagai
kompensasinya). Dalam hal ini komponen biaya dianggap sebagai jumlah nilai uang
yang harus dikeluarkan oleh investor untuk biaya konstruksi (capital), operasi, dan
pemeliharaan sistem yang dikelolanya. Sedangkan komponen pengembalian biaya
diperoleh dari jumlah nilai uang yang mereka peroleh dari pengguna fasilitas jalan
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam III-17
tol, serta kemungkinan kompensasi lainnya (hak penggunaan lahan, hak
pengusahaan di area layanan, dan lain-lain).
3.8.2 Proses Evaluasi Kelayakan
Perbandingan biaya (cost) dan manfaat/ pengembalian (benefit/ revenue)
merupakan basis dalam menentukan kelayakan ekonomi dan finansial dari
pembangunan fasilitas transportasi, termasuk penanganan jalan lintas lintas utara-
timur, barat-selatan dan tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) ini.
Perbandingan biaya dan manfaat/ pengembalian dilakukan antara dua kondisi,
yakni untuk skenario tanpa adanya penanganan (base case atau without project)
dan dengan adanya penanganan (with project). Skema secara umum pelaksanaan
analisis kelayakan ini dilakukan disampaikan pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Skema Umum Proses Analisis Kelayakan
Dari Gambar 3.7 terlihat bahwa proses analisis kelayakan dilakukan dalam 3
tahapan, yakni (1) proses estimasi biaya ekonomi/ finansial (biaya konstruksi,
operasi, dan pemeliharaan). Sedangkan proses (2) adalah melakukan estimasi
manfaat ekonomi yang dihasilkan dari proses simulasi jaringan jalan dengan dan
tanpa adanya penanganan jalan lintas utara-timur, barat-selatan dan tengah
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada tahun-tahun tinjauan. Setelah
kedua proses tersebut dilakukan, maka selanjutnya dalam proses (3) dilakukan
analisis kelayakan untuk mengeluarkan sejumlah indikator kelayakan seperti
EIRR/FIRR, NPV, dan BCR.
with project (dengan penanganan)
SIMULASI JARINGAN JALAN
MODEL JARINGAN JALAN
(with and without)
Perbaikan kinerja jaringan jalan
Arus lalu lintas pengguna jalan
Manfaat ekonomi Pendapatan Analisis
kelayakan ekonomi
Analisis kelayakan finansial
Estimasi biaya
finansial
Estimasi biaya
ekonomi
without project (tanpa penanganan)
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam III-18
3.9 Estimasi Komponen Biaya dan Manfaat
3.9.1 Estimasi Biaya (Cost)
Komponen biaya (cost components) penanganan jalan lintas utara-timur, barat-
selatan dan tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang
dipertimbangkan dalam analisis kelayakan adalah sebagai berikut:
• Biaya perbaikan fasilitas pendukung jalan (drainase, marka, patok,dll),
• Biaya rekonstruksi ruas jalan yang sudah rusak total,
• Biaya pemeliharaan dan pelebaran jalan,
3.9.2 Biaya pemeliharaan dan pembangunan jembatan,Estimasi Manfaat
(Benefit)
Komponen Manfaat (benefit/ revenue components) penanganan jalan lintas lintas
utara-timur, barat-selatan dan tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)
yang dipertimbangkan dalam analisis kelayakan adalah sebagai berikut.
Untuk analisis kelayakan ekonomi tingkat pengembalian dihitung berdasarkan
manfaat penghematan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan Nilai Waktu pada
seluruh jaringan jalan dengan adanya penambahan kapasitas jaringan akibat
penanganan jalan lintas lintas utara-timur, barat-selatan dan tengah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
3.9.3 Indikator Kelayakan
• Net Present Value ( NPV )
Net Present Value adalah selisih antara Present Value Benefit dikurangi dengan
Present Value Cost. Hasil NPV dari suatu proyek yang dikatakan layak secara
finansial adalah yang menghasilkan nilai NPV bernilai positif. Dalam hal ini semua
rencana akan dilaksanakan apabila NPV > 0, atau persamaan di atas memenuhi:
Net Present Value (NPV) = PVBenefit - PVCost = positif
Hal tersebut berarti bahwa pembangunan konstruksi jalan akan memberikan
keuntungan, dimana benefit/ cash flow positif akan lebih besar dari pada cost/ cash
flow negatif.
• Internal Rate of Return ( IRR )
Internal Rate of Return ( IRR )adalah besarnya tingkat suku bunga pada saat nilai
NPV = 0. Nilai IRR dari suatu proyek harus lebih besar dari nilai suku bunga yang
berlaku atau yang ditetapkan dipakai dalam perhitungan kelayakan proyek. Nilai ini
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam III-19
digunakan untuk memperoleh suatu tingkat bunga dimana nilai pengeluaran
sekarang bersih (NPV) adalah nol. Perhitungan untuk dapat memperoleh nilai IRR
ini dilakukan dengan cara coba-coba (trial and error). Persamaan umum untuk
metoda ini adalah sebagai berikut:
( )( )[ ] 0IRR1CiBiNPV n
0i
i =∑ +−==
−
Jika nilai IRR lebih besar dari discount rate yang berlaku, maka proyek mempunyai
keuntungan ekonomi dan nilai IRR pada umumnya dapat dipakai untuk membuat
rangking bagi usulan-usulan proyek yang berbeda.
• Benefit Cost Ratio ( BCR )
Benefit Cost Ratio adalah Perbandingan antara Present Value Benefit dibagi dengan
Present Value Cost. Hasil BCR dari suatu proyek dikatakan layak secara finansial
bila nilai BCR adalah lebih besar dari 1. Nilai ini dilakukan berdasarkan nilai
sekarang, yaitu dengan membandingkan selisih manfaat dengan biaya yang lebih
besar dari nol dan selisih manfaat dan biaya yang lebih kecil dari nol. Persamaan
umum untuk metoda ini adalah sebagai berikut:
Cost CapitalBenefitsNettValuePresent
B/C Nett =
Nilai B/Cnet yang lebih kecil dari satu menunjukkan investasi yang buruk. Hal ini
menggambarkan bahwa keuntungan yang diperoleh oleh pemakai jalan lebih kecil
daripada investasi yang diberikan pada penanganan jalan.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-1
4 PENYAJIAN DATA
4.1 Data Lalu Lintas
Survei volume lalu lintas (traffic count) dilakukan di beberapa ruas jalan kajian
yang dilakukan tanggal 3-15 Februari 2006. Survey dilakukan pada jaringan jalan
eksisting yang diharapkan dapat menggambarkan keadaan pergerakan kendaraan
di wilayah kajian. Data hasil survei lalu lintas disajikan pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Data Hasil Survei Lalu Lintas
No Nama Ruas Volume (smp/jam)
Pagi Siang Sore
1 Banda Aceh-Sigli 580 968 613
2 Sigli-Beureunuen 727 1175 871
3 Beureunuen-Bireuen 494 861 517
4 Bireuen-Lhokseumawe 752 1411 1206
5 Lhokseumawe-Simpang 733 1063 892
6 Simpang-Peureulak 623 819 738
7 Peureulak-Langsa 605 837 686
8 Langsa-Batas Sumut 671 1042 871
9 Seulimun-Jantho 231 309 252
10 Keumala-Geumpang 471 556 484
11 Genting Gerbang-Pameu 195 267 221
12 Takengon-Uwak 702 1016 812
13 Uwak-Ise-ise 389 416 370
14 Ise-ise-Blangkejeren 615 712 506
15 Balangkejeren-Laweunan 418 592 493
16 Laweunan-Kotacane 603 735 691
17 Kota Cane-Batas Sumut 754 1051 864
18 Meulaboh-Kuala Tuha 528 828 575
19 Kuala Tuha-Lamie 509 612 534
20 Lamie-Blang Pidie 532 593 511
21 Blang Pidie-Tapak Tuan 639 764 651
22 Tapak Tuan-Bakongan 538 687 604
23 Bakongan-Krueng Lues 498 579 463
24 Krueng Lues-Batas Sumut 573 629 523
Sumber: Hasil Survei Lalu Lintas
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-2
4.2 Data Kondisi Ruas Jalan Kajian
Survei kondisi Koridor dilakukan di ruas jalan kajian yang dilakukan bersamaan
dengan survei lalu lintas pada tanggal 17 Februari – 7 Maret 2006. Adapun data
yang terkumpul adalah kondisi perkerasan, geometri jalan dan kondisi fasilitas
jalan termasuk jembatan pada ruas jalan yang ditinjau beserta foto yang dapat
dilihat pada Tabel 4.2, 4.3, 4.4, berikut.
Tabel 4.2 Kondisi Ruas Lintas Utara-Timur
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
1
00+000
(KM 8+000)
Simpang Empat
Lambaro Aceh Besar
Keadaan Lalu Lintas Pagi : Sangat Padat Siang : Sedang Sore : Sangat Padat Kondisi Jalan : Baik Aspal ada retak-retak kecil, perlu adanya lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, perlu pemeliharaan dan perawatan, dan perlu pembuatan marka jalan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan, pemeliharaan dan perawatan.
2
31+400 (KM
40+400)
Kota Seulimum
Kondisi Jalan : Sedang Aspal retak-retak kecil, kasar dan berlubang setempat-setempat, perlu adanya lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, serta perlu adanya pemeliharaan dan perawatan. Jembatan lebar 6,2 M panjang 74,5 M, kondisi sedang, lantai jembatan kasar, perlu pelapisan ulang aspal dengan AC-BC atau AC-WC, oprit jembatan rusak dan berlubang, perlu perbaikan, pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu adanya pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan dan pembenahan kembali.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-3
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
3
55+200 (KM
66+200)
Memasuki Kawasan
Kota Saree
Kondisi Jalan : Sedang Aspal retak-retak kecil, kasar, berlubang dan amblas, perlu pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, perlu perbaikan dan penanganan serta pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu adanya pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan dan pembenahan kembali.
4
63+100 (KM
77+100)
Memasuki Kabupaten Pidie (Akhir
dari Kabupaten
Aceh Besar)
Kondisi Jalan : Sedang Aspal adanya retak-retak kecil, kasar dan berlubang setempat-setempat, perlu lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC-BC atau AC-WC, serta perlu adanya pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan, pemeliharaan dan pembenahan kembali.
5
90+100 (KM
106+100)
Kota Grong-Grong
Kondisi Jalan : Sedang Aspal adanya retak-retak kecil dan kasar, perlu lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC-BC atau AC-WC, perlu pelebaran Badan jalan dua jalur serta perlu adanya pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1,5 M s/d 2,0 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan, pemeliharaan dan pembenahan kembali.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-4
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
6
95+300 (KM
110+500)
Kota Sigli
Keadaan Lalu Lintas Pagi : Padat Siang : Sedang Sore : Padat Kondisi Jalan : Sedang Jalan dua jalur, Aspal ada retak-retak kecil, perlu adanya lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, perlu pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan saluran.
7
123+600 (KM
144+600)
Keude Paru
Kondisi Jalan : Rusak Aspal adanya retak-retak besar dan berlobang besar dan pada waktu hujan air tergenang dijalan dan perlu pengaspalan yang tinggi kira-kira sekitar 150 m,aspal kasar, perlu , serta perlu adanya pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1,5 M s/d 2,0 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan, pemeliharaan dan pembenahan kembali.
8
152+900 (KM
175+900)
Kota Batee ileik
Kondisi Jalan : Baik Aspal adanya retak-retak kecil dan kasar,dan berlobang setempat-setempat perlu lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC-BC atau AC-WC, serta perlu adanya pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1,5 M s/d 2,0 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan, pemeliharaan dan pembenahan kembali.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-5
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
9
193+500 (KM
217+500)
Depan SPBU Bireun
Memasuki kota bireun
Kondisi Jalan : Rusak Aspal adanya retak-retak kecil dan kasar,dan berlobang setempat-setempat yang dapat tergenang air pada musim hujan dan perlu penanganan dan perawatan pada jalan tersebut, disarankan dari Blangblahdeh sampai titi rumbia Bireun dibuat Dua jalur ini perlu lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC-BC atau AC-WC, serta perlu adanya pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1,5 M s/d 2,0 M x 2, dan perlu pemadatan kembali.
10
234+000 (KM
274+000)
Memasuki Kota
Lhokseumawe
Kondisi Jalan : Sedang (Jalan duajalur) Aspal kasar dan adanya retak-retak kecil, perlu lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC-BC atau AC-WC, serta perlu adanya pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1,5 M s/d 2,0 M x 2, dan perlu pemadatan kembali.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-6
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
11
258+300 (KM
295+300)
Kota Geudong
Kondisi Jalan : Sedang Aspal kasar dan retak-retak, perlu lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC-BC atau AC-WC, serta perlu adanya pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1,5 M s/d 2,0 M x 2, dan perlu pemadatan kembali.
12 341+400
(KM 380+400)
Kondisi Jalan : Rusak Aspal kasar, retak-retak dan berlubang-lubang serta sebagian besar amblas setempat-setempat, perlu lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC-BC atau AC-WC, serta perlu perbaikan atau penanganan serta pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1,5 M s/d 2,0 M x 2, dan perlu pemadatan kembali.
13
401+600 (KM
443+600)
Kota Langsa
Keadaan Lalu Lintas Pagi : Sangat Padat Siang : Padat Sore : Padat Kondisi Jalan : Baik (jalan dua jalur) Aspal ada retak-retak kecil, perlu adanya lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC-BC atau AC-WC, pemeliharaan serta perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-7
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
14
430+200 (KM
452+200)
Depan Kantor Bupati Aceh
Tamiang
Kondisi Jalan : Rusak Aspal kasar, retak-retak serta berlubang setempat-setempat, perlu adanya lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC-BC atau AC-WC, pemeliharaan serta perawatan, serta pembuatan marka jalan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali.
15 449+600
(KM 490+600)
Kondisi Jalan : Baik Aspal kasar dan ada retak-retak kecil, perlu pemeliharaan serta perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan, pembersihan, pemeliharaan dan perawatan.
Sumber: Hasil Survei Primer
Tabel 4.3 Kondisi Ruas Lintas Barat-Selatan
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
1
00+000 (KM
619+000)
Batas Sumut dengan
Kabupaten Aceh Singkil
Kondisi Jalan : Sedang Aspal kasar, retak-retak, berlubang dan amblas setempat-setempat, perlu adanya lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, serta perlu perbaikan, pemeliharaan dan perawatan, dan perlu pembuatan marka jalan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan, pembenahan, pemeliharaan dan perawatan.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-8
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
2
014+300 (KM
604+700)
Simpang Tiga Arah
Singkil, Subulussala
m dan Medan
Kondisi Jalan : Sedang Aspal kasar dan retak-retak kecil, perlu adanya lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, serta perlu pemeliharaan dan perawatan, dan perlu pembuatan marka jalan. Bahu Jalan Sebagian bahu jalan sudah dilakukan perkerasan agregat tetapi belum diaspal. Perlu pemeliharaan dan perawatan. Saluran Perlu perbaikan, pembuatan, pembenahan, pemeliharaan dan perawatan.
3 029+550
(KM 589+450)
Kondisi Jalan : Rusak Aspal kasar dan retak-retak, berlubang serta amblas. perlu adanya lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, serta perlu perbaikan, pemeliharaan dan perawatan, dan perlu pembuatan marka jalan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu perbaikan, pembuatan, pembenahan, pemeliharaan dan perawatan.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-9
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
4
036+550 (KM
582+450)
Gunung Singgersing
Kondisi Jalan : Rusak Berat Aspal kasar dan retak-retak, berlubang-lubang, terkelupas serta amblas ke jurang yang dalam dan terjal setempat-setempat. perlu adanya lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, serta perlu perbaikan, pemeliharaan dan perawatan, dan perlu pembuatan marka jalan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu perbaikan, pembuatan, pembenahan, pemeliharaan dan perawatan.
5
046+250 (KM
572+750)
Kota Gelombang
Kondisi Jalan : Sedang Aspal kasar dan retak-retak kecil, dan amblas setempat-setempat., perlu adanya lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, serta perlu pemeliharaan dan perawatan, dan perlu pembuatan marka jalan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu perbaikan, pembuatan, pembenahan, pemeliharaan dan perawatan.
6
053+550 (KM
565+450)
Memasuki Kawasan
Kapal Sesak
Kondisi Jalan : Rusak Aspal kasar dan retak-retak, berlubang-lubang, terkelupas serta amblas dan scoring setempat-setempat. perlu adanya lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, serta perlu perbaikan, pemeliharaan dan perawatan, dan perlu pembuatan marka jalan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu perbaikan, pembuatan, pembenahan, pemeliharaan dan perawatan.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-10
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
7
084+900 (KM
534+100)
Gunung Kapur
Kondisi Jalan : Rusak Aspal kasar dan retak-retak, berlubang-lubang, terkelupas serta amblas dan scoring setempat-setempat, terutama pada tikungan. perlu adanya lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, serta perlu perbaikan, pemeliharaan dan perawatan, dan perlu pembuatan marka jalan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu perbaikan, pembuatan, pembenahan, pemeliharaan dan perawatan.
8
100+850 (KM
518+150)
Simpang Raja
Bakongan
Kondisi Jalan : Rusak Aspal kasar dan retak-retak, perlu adanya lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, serta perlu pemeliharaan dan perawatan, dan perlu pembuatan marka jalan. Jembatan Rangka Baja Kondisi sedang, lantai jembatan kasar dan retak-retak kecil, oprit kiri dan kanan rusak, amblas, dan terkelupas. Perlu perbaikan, pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu perbaikan, pembuatan, pembenahan, pemeliharaan dan perawatan.
9 141+850
(KM 474+150)
Kondisi Jalan : Rusak Berat Lebar jalan 6 m ,Jalan yang rusak sekitar 10 m ,Aspal kiri dan kanan retak-retak, kasar, berlubang di empat tempat,masih apal lama perlu marka jalan, pengaspalan dan pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, perlu perbaikan dan penanganan serta pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu pembersihan, penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu adanya pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan dan pembenahan kembali.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-11
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
10 148+800
(KM 468+200)
Kondisi Jalan : Rusak Berat Lebar jalan 3 m , sebelah kiri dan kanan jalan terjadi logsoran, retak-retak besar, berlubang,jalan sempit, perlu di buat marka jalan, pengaspalan dan pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, perlu perbaikan dan penanganan serta pemeliharaan dan perawatan kembali. Bahu Jalan Perlu pembersihan, penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu adanya pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan dan pembenahan kembali.
11
165+650 (KM
449+350)
Kota Tapaktuan
Kondisi Jalan : Baik Memasuki jalan dua jalur ,lebar 10,3 m, mediannya 0,7 m, aspal agak kasar, perlu adanya pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, serta perlu adanya pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu adanya pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan dan pembenahan kembali.
12 192+650
(KM 419+350)
Kondisi Jalan : sedang Lebar jalan 4,5 m, Aspal kasar, berlubang dan amblas, perlu pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, perlu perbaikan dan penanganan serta pemeliharaan dan perawatan. Jembatan kondisi sedang panjang 7,5 lebar 8,5 , lantai jembatan kasar, oprit kiri dan kanan, perlu lapis penutup retak atau pelapisan ulang lantai jembatan dengan AC-BC atau AC-WC, perlu perbaikan, pemeliharaan & perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu adanya pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan dan pembenahan kembali.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-12
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
13
258+900 (KM
349+100)
Babah Rot
Kondisi Jalan : sedang Lebar jalan 5 m, Aspal kasar, berlubang dan amblas, perlu pelapisan dan pengaspalan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, perlu perbaikan dan penanganan serta pemeliharaan dan perawatan. Jembatan kondisi sedang,panjang 6 m lebar 6,5 m, lantai jembatan kasar, retak-retak kecil, perlu lapis penutup retak atau pelapisan ulang lantai jembatan dengan AC-BC atau AC-WC, perlu perbaikan, pemeliharaan & perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu adanya pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan dan pembenahan kembali.
14
269+100 (KM
338+900)
Alue Kincho
Kondisi Jalan : Rusak Berat Lebar jalan 4,5 m , jalan yang rusak sekitar 60 m,retak-retak,aspal kasar,berlobang perlu penimbunan dengan LPB, LPA serta perlu pengaspalan ulang, dengan AC- BC atau AC-WC, perlu perbaikan dan penanganan serta pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu pembersihan, penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu adanya pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan dan pembenahan kembali.
15
315+200 (KM
292+800)
Kawasan Gunung
Tran
Kondisi Jalan : Rusak Aspal kasar, retak-retak, berlubang-lubang, perlu adanya lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC- BC atau AC-WC, serta perlu penanganan, pemeliharaan dan perawatan, serta perlu pembuatan marka jalan. Sebagian aspal amblas, scoring serta terkelupas. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan, pemeliharaan dan perawatan.
Sumber: Hasil Survei Primer
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-13
Tabel 4.4 Kondisi Ruas Lintas Tengah
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
1
000+000 (KM
41+000)
Simpang Seulimun
Kondisi Jalan : Sedang Jalan dua jalur. Aspal kasar, reak-retak kecil. Perlu lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC-BC atau AC-WC, serta perlu pemeliharaan dan perawatan. Jalur sebelah kanan rusak, sedang diperbaiki/ditangani. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan, perbaikan, pemeliharaan dan perawatan.
2
019+700 dari
Seulimun
(KM 60+700)
Kondisi Jalan : Rusak Jalan bebatuan, semak dan amblas serta longsor setempat-setempat. Perlu pengaspalan dengan AC-BC atau AC-WC, perbaikan, pembersihan, pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu pembersihan, pembuatan, perbaikan, pemeliharaan dan perawatan.
3
000+000 dari
Keumala ke Jantho
(KM
87+000)
Keude Keumala Dalam
Kondisi Jalan : Rusak Badan jalan terdiri dari bebatuan yang padat, Perlu pengaspalan dengan AC-BC atau dengan AC-WC, serta pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-14
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
4
000+250 dari
Keumala ke Jantho
(KM
86+750)
Kondisi Jalan : Rusak Badan jalan terdiri dari bebatuan yang padat, dan sebagian badan jalan sudah mulai ditumbuhi rumput dan semak sehingga badan jalan nampak mulai menyempit. Perlu pengaspalan dengan AC-BC atau dengan AC-WC, serta pembersihan, pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali.
5
0 + 000 dari
Keumala ke
Geumpang
(KM 146+000)
Jembatan Air Panas Kondisi Jembatan : Lantai baik, pipa Hand Drill rusak, Head Wall jembatan baik
6
38 + 150 dari
Keumala ke
Geumpang
(KM 186+150)
Longsoran batu pada saluran. Perlu dibuat saluran permanen untuk menghidari air melimpah ke badan jalan. Perlu adanya pelebaran jalan.
7
000+000 dari
Geumpang ke Pameu
(KM
460+000)
Kondisi Jalan : Rusak Badan jalan terdiri bebatuan yang padat dan rata, badan jalan umumnya sudah tertutup rumput. Perlu pengaspalan dengan AC-BC atau dengan AC-WC, serta pembersihan, pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-15
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
8
001+950 dari
Geumpang ke Pameu
(KM
458+050)
Kondisi Jalan : Rusak Badan jalan terdiri bebatuan yang padat dan rata, badan jalan umumnya sudah tertutup rumput, setempat-setempat badan jalan berlobang dan ada sebagian yang amblas terutama pada turunan, serta sempit karena semak sudah mulai menjalar menutupi badan jalan. Perlu pengaspalan dengan AC-BC atau dengan AC-WC, serta perlu perbaikan, pembersihan, pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali.
9
0+000 dari
Takengon ke Pameu
(Depan Kantor
Polres Kab. Aceh
Tengah)
(KM 323+000)
Keadaan Lalu Lintas Pagi : Padat Siang : Sedang Sore : Padat Kondisi Jalan : Baik Aspal bagus, ada retak-retak kecil, perlu lapis penutup retak, jalan dua jalur sepanjang 600 M. Bahu Jalan Perlu adanya perawatan dan pemeliharaan. Saluran Perlu adanya perawatan dan pemeliharaan.
10
10+600 dari
Takengon ke Pameu
(KM
333+600)
Kondisi Jalan : Rusak Aspal aus, retak-retak, rusak dan berlubang, perlu perbaikan base, dan pelapisan ulang. Bahu Jalan Semak, perlu adanya pembersihan dan pembenahan kembali. Saluran Perlu pembenahan dan pembuatan kembali.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-16
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
11
64+400 dari
Takengon ke Pameu
(KM
387+400)
Kondisi Jalan : Rusak Jalan bebatuan dan tanah, berlobang serta amblas dan longsor. Setempat-setempat badan jalan ada yang tertutup longsoran gunung dan ada yang amblas ke jurang yang dalam dan curam. Perlu pengaspalan ulang dengan AC-BC atau AC-WC, serta perlu pembuatan tanggul penahan bahu dan badan jalan serta pembuatan tembok penahan tebing. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan dan pembenahan serta pemeliharaan dan perawatan kembali.
12
99+100 dari
Takengon ke Pameu
(KM
422+100)
Kondisi Jalan : Rusak Jalan bebatuan dan tanah, berlobang serta amblas dan longsor setempat-setempat. Perlu pengaspalan ulang dengan AC-BC atau AC-WC, serta perlu pembuatan tanggul penahan bahu dan badan jalan serta pembuatan tembok penahan tebing setempat-setempat, serta perlu pembuatan jembatan (Box Culvert) baru. Jembatan Perlu perbaikan dan pembuatan jembatan baru karena jembatan yang ada sudah tidak layak pakai dan berlubang. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2, dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu pembuatan dan pembenahan serta pemeliharaan dan perawatan kembali.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-17
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
13
08+550 dari
Takengon ke
Blangkejeren
(KM 327+550)
Pegasing
Kondisi Jalan : Sedang Lebar jalan 4,5 M, Aspal aus dan retak-retak setempat-setempat, perlu adanya lapis penutup retak dan pelapisan ulang aspal dengan AC-BC atau AC-WC. Jembatan Lantai jembtan perlu lapis ulang, oprit jembatan perbaikan base, pemadatan dan pengaspalan kembali. Bahu Jalan Perlu penambahan base/aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1,0 M s/d 1,5 M x 2 setempat-tempat, perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu pembersihan & pembenahan kembali.
14
100+650 dari
Takengon ke
Blangkejeren
(KM 419+650)
Kawasan Tembolon
Kondisi Jalan : Sedang Aspal retak-retak, rusak setempat-setempat, perlu lapis penutup retak, dan pelapisan ulang dengan AC-BC atau AC-WC, terdapat tanjakan-tanjakan berat dan tikungan tajam bersambung (Gunung Simbolon). Bahu Jalan Perlu penambahan base/aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1,0 M s/d 1,5 M x 2 setempat-tempat, perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu pembersihan dan pembenahan kembali.
15
152+900 dari
Takengon ke
Blangkejeren
(KM 471+900)
Durin Siku
Kondisi Jalan : Baik Aspal bagus, adanya retak-retak kecil, perlu adanya lapis penutup retak serta perlu perawatan /pemeliharaan. Jambatan Lantai jembatan bagus, perlu adanya perawatan dan pemeliharaan serta pembenahan kembali. Bahu Jalan Bahu jalan semak, perlu pembersihan dan perawatan dan penambahan base/aggregat 0,05 M s/d 0,10 M x 1 s/d 1,5 M x 2 setempat-setempat dan perlu pemadatan kembali. Saluran Perlu pembersihan dan pembenahan kembali.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-18
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
16
03+700 dari
Blangkejeren ke Batas Sumut
(KM
479+700)
Penggalangan
Kondisi Jalan : Baik Lebar 5,0 M, aspal ada retak-retak kecil, perlu lapis penutup retak, pemeliharaan dan perawatan, serta perlu pembuatan marka jalan untuk keamanan lalu lintas. Jembatan Jembatan lama lebar 6,3 M panjang 13 M, kondisi baik, pipa hand drill kiri sebagian rusak dan hilang, perlu perbaikan, pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Perlu penambahan Base/Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2 setempat-setempat, dan perlu adanya pemadatan kembali. Saluran Perlu pembersihan & pembenahan kembali.
17
66+100 dari
Blangkejeren ke Batas Sumut
(KM
542+100)
Kondisi Jalan : Sedang Aspal aus, mulai retak-retak, kasar dan berlubang setempat-setempat, perlu lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC-BC atau AC-WC dan pembuatan marka jalan untuk keamanan lalu lintas. Bahu Jalan Bahu jalan amblas, perlu pembuatan tembok/bronjong penahan bahu dan badan jalan, penambahan Base/ Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2 setempat-setempat, dan perlu adanya pemadatan kembali. Saluran Perlu pembersihan & pembenahan kembali.
18
102+900 Memasuki
Daerah Ibukota
Kabupaten Aceh
Tenggara (Kota Cane)
(KM
578+000)
Keadaan Lalu Lintas Pagi : Padat Siang : Sedang Sore : Padat Kondisi Jalan : Baik dan Baru Lebar jalan 9,7 m s/d 10 M. Perlu pemeliharaan dan perawatan serta pemeliharaan marka jalan untuk keamanan lalu lintas. Bahu Jalan Lebar 1,0 M s/d 1,5 M. Kondisi bahu baik, perlu penambahan Base/ Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2 setempat-setempat, dan perlu adanya pemadatan kembali. Saluran Perlu pembersihan dan pembenahan kembali.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-19
No STA KONDISI VISUAL KETERANGAN
19
137+800 dari
Blangkejeren ke Batas Sumut
(KM
612+800)
Lawe Pakam
Kondisi Jalan : Baik Aspal aus, kasar dan retak-retak, perlu lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC-BC atau AC-WC, Perlu pemeliharaan dan perawatan serta pemeliharaan marka jalan untuk keamanan lalu lintas. Jembatan Lebar 6,0 M panjang 6,0 M. Kondisi baik, perlu pemeliharaan dan perawatan. Bahu Jalan Kondisi bahu baik dan semak, perlu penambahan Base/ Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2 setempat-setempat, dan perlu adanya pemadatan kembali. Saluran Perlu pembersihan dan pembenahan kembali.
20
139+600 Batas
Prov. NAD dengan Sumut.
(KM
614+600)
Lawe Pakam
Keadaan Lalu Lintas Pagi : Padat Siang : Sedang Sore : Padat Kondisi Jalan : Baik Aspal aus, kasar, retak-retak, perlu lapis penutup retak atau pelapisan ulang dengan AC-BC atau AC-WC, Perlu pemeliharaan dan perawatan serta pemeliharaan marka jalan untuk keamanan lalu lintas. Bahu Jalan Kondisi bahu baik, perlu penambahan Base/ Aggregat 0,05 M s/d 0,1 M x 1 M s/d 1,5 M x 2 setempat-setempat, dan perlu adanya pemadatan kembali. Saluran Perlu pembersihan dan pembenahan kembali.
Sumber: Hasil Survei Primer
Selengkapnya kondisi eksisting ruas jalan kajian disajikan pada Lampiran Hasil
Survei Koridor.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-20
4.3 Data Harga Satuan
Hasil survei sekunder harga satuan pemeliharaan rutin dan berkala di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dibagi dalam 5
(lima ) wilayah.
Tabel 4.5 Harga Satuan Pemeliharaan Rutin dan Berkala Tahun 2006
No Uraian Kegiatan Satuan
Harga (Rp)
Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV Wilayah V - Pulau Weh - Aceh Utara - Aceh Tenggara - Aceh Selatan - Kota Banda Aceh - Pulau Aceh - Aceh Timur - Gayo Lues - Aceh Barat - Aceh Besar - Pulau Banyak - Aceh Taminang - Aceh Singkil - Aceh Barat Daya - Pidie - Pulau Simeulue - Aceh Tengah - Aceh Jaya - Bireuen - Bener Meriah - Nagan Raya
1 Pemeliharaan Rutin Jalan dengan lebar s/d 4,5 m m 46.300,00 43.140,00 45.657,00 44.590,00 41.836,00
2 Pemeliharaan Rutin Jalan dengan lebar 4,5-6,0 m m 53.376,00 49.665,00 52.685,40 51.570,00 48.265,20
3 Pemeliharaan Rutin Jalan dengan lebar 6,0-7,0m m 58.289,00 54.277,50 57.549,60 56.360,00 52.779,80
4 Pemeliharaan Rutin Jalan dengan lebar 7,0-14,0 m m 93.082,00 86.115,00 92.155,80 90.850,00 84.240,40
5 Pemeliharaan Berkala Jalan dengan lebar s/d 4,5 m m 480.478,45 451.140,06 451.224,17 451.127,68 449.855,74
6 Pemeliharaan Berkala Jalan dengan lebar 4,5-6,0 m m 637.903,07 598.946,72 598.930,30 598.930,30 597.241,63
7 Pemeliharaan Berkala Jalan dengan lebar 6,0-7,0 m m 744.220,27 698.771,17 698.752,02 698.752,02 696.781,90
8 Pemeliharaan Berkala Jalan dengan lebar 7,0-14,0 m m 1.488.440,55 1.397.542,35 1.397.504,04 1.397.504,02 1.393.563,63
9 Lapis Pondasi Agregat Kelas A (15-20cm) m3 478.141,95 448.945,94 434.922,75 434.938,97 435.961,41
10 Lapis Pondasi Agregat Kelas B (15-20cm) m3 434.374,15 386.257,86 374.416,31 380.518,55 384.969,40
11 Lapis Pondasi Agregat Kelas A (15-20cm) bahu jalan m3 463.841,95 447.342,44 441.387,89 441.387,89 434.927,89
12 Lapis Pondasi Agregat Kelas B (15-20cm) bahu jalan m3 433.224,28 425.507,73 414.294,92 414.294,92 408.231,44
13 Lapis Pondasi Kelas C (15-20cm) m3 273.563,26 307.194,56 306.501,14 313.085,12 331.949,28
14 Semen untuk Pondasi Tanah Semen/Soil Semen Ton 1.661.203,50 1.502.634,08 1.502.634,08 1.501.250,38 1.501.389,92
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-21
No Uraian Kegiatan Satuan
Harga (Rp)
Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV Wilayah V - Pulau Weh - Aceh Utara - Aceh Tenggara - Aceh Selatan - Kota Banda Aceh - Pulau Aceh - Aceh Timur - Gayo Lues - Aceh Barat - Aceh Besar - Pulau Banyak - Aceh Taminang - Aceh Singkil - Aceh Barat Daya - Pidie - Pulau Simeulue - Aceh Tengah - Aceh Jaya - Bireuen - Bener Meriah - Nagan Raya
18 Agregat Penutup BURTU m2 14.969,24 12.807,32 13.779,15 12.720,22 13.711,96
19 Agregat Penutup BURDA m2 30.210,00 28.574,78 28.632,64 28.793,64 28.298,18
20 Material Aspal untuk Pekerjaan Pelaburan Liter 11.940,33 9.962,64 9.962,64 9.962,64 9.962,64
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam IV-22
No Uraian Kegiatan Satuan
Harga (Rp)
Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV Wilayah V - Pulau Weh - Aceh Utara - Aceh Tenggara - Aceh Selatan - Kota Banda Aceh - Pulau Aceh - Aceh Timur - Gayo Lues - Aceh Barat - Aceh Besar - Pulau Banyak - Aceh Taminang - Aceh Singkil - Aceh Barat Daya - Pidie - Pulau Simeulue - Aceh Tengah - Aceh Jaya - Bireuen - Bener Meriah - Nagan Raya
39 Pasangan Batu dengan Adukan m3 735.350,36 659.760,21 662.293,80 661.439,28 681.641,26
40 Pasangan Batu dengan Mortar m3 743.443,96 663.123,58 670.488,33 661.243,18 647.696,10
Tabel 6.11 Matriks Asal Tujuan (MAT) Tahun 2006 (smp/jam)
Tabel 6.12 Matriks Asal Tujuan (MAT) Tahun 2030 (smp/jam)
6.7 Simulasi Pembebanan (Trip Assigment) Pada Jaringan Jalan
6.7.1 Umum
Pada tiap tahun kajian akan dilakukan analisis kinerja operasional sistim jaringan
jalan hasil simulasi pembebanan lalu lintas yang meliputi perubahan dalam total
waktu perjalanan, perubahan dalam total panjang perjalanan dan perubahan
kecepatan rata-rata sistim jaringan jalan yang ada. Pengukuran yang lain adalah
berdasarkan kinerja jaringan jalan per ruas jalan yang dimodelkan atau diukur
berdasarkan Degre of Saturated atau sering disebut dengan V/C Ratio.
Pengukuran dengan memperhatikan kinerja sistim operasional jaringan jalan
dimaksudkan untuk melihat kondisi sistim jaringan sebelum dan setelah
penangangan pada time horizon tahun 2006-2030. Kinerja operasional sistim
jaringan jalan yang diukur tersebut merupakan sistim yang berpengaruh pada total
waktu perjalanan, panjang perjalanan dan kecepatan rata-rata keseluruhan sistim
jaringan jalan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk indikator kinerja jalan
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-21
di tahun-tahun mendatang faktor waktu perjalanan dan faktor kecepatan rata-rata
adalah indikator yang signifikan berpengaruh pada sistim kinerja jaringan jalan dan
yang berpengaruh pula dengan keinginan pengguna jalan yang menginginkan
waktu perjalanan yang lebih singkat dan peningkatan kecepatan rata-rata untuk
mencapai tempat tujuan lebih cepat dari waktu sebelumnya.
V/C ratio tersebut merupakan indikator teknis tiap ruas jalan yang membandingkan
antara volume kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut pada keadaan do-
nothing dan do-something. Beberapa kondisi V/C ratio yang ada menunjukkan
kondisi dari ruas jalan yang diukur tersebut. Pada Tabel 6.13 di bawah ini akan
diperlihatkan kondisi-kondisi yang terjadi dalam pengukuran V/C ratio.
Tabel 6.13 Kondisi V/C ratio
No Kondisi V/C Ratio Keterangan
1 < 0.80 Ruas atau jaringan jalan yang diukur masih dapat melayani kebutuhan volume kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut
2 0.80-1.00 Disebut sebagai unstabled condition, karena kondisi jaringan jalan sudah mulai tidak dapat menampung jumlah kedaraan yang melewati ruas jalan tersebut.
3 > 1.00
Kondisi ini adalah kondisi dimana ruas jalan sudah tidak dapat menampung pergerakan volume kendaraan dimana jumlah volume kendaraan sudah jauh melewati kapasitas jalan yang dimiliki oleh jalan tersebut
Penanganan ruas jalan dengan melihat nilai V/C ratio ini untuk menilai kondisi ruas-
ruas jalan setelah penanganan.
Tujuan dari evaluasi ini adalah :
1. Untuk memberi gambaran bahwa usulan program tersebut layak untuk
dilaksanakan.
2. Untuk memberikan gambaran perubahan kinerja jaringan jalan setelah
penanganan.
6.7.2 Metode Simulasi
Untuk memprediksi dampak penanganan jalan lintas Utara-Timur, lintas Barat-
Selatan dan lintas Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) terhadap
kinerja jaringan jalan pada tahun-tahun tinjauan, maka diperlukan adanya proses
simulasi pembebanan jaringan jalan dengan menggunakan model trip assignment
untuk mengetahui distribusi lalu lintas di masa datang. Proses simulasi jaringan
jalan dilakukan dengan menggunakan asumsi model equilibrium.
6.7.3 Desire Line Bangkitan/Tarikan
Garis keinginan (desire line) mengambarkan besarnya pergerakan antar zona di
wilayah kajian. Garis keinginan (desire line) merupakan bentuk secara grafis dari
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-22
matriks asal tujuan (MAT). Nama ini diberikan karena pola pergerakan selain
mempunyai dimensi jumlah pergerakan, juga mempunyai dimensi ruang (spasial)
yang lebih mudah digambarkan secara grafis. Dari matriks asal tujuan (MAT) dapat
diketahui secara tepat arus pergerakan antar zona tetapi tidak diketahui gambaran
arahan atau orientasi pergerakan tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan bantuan
garis keinginan (desire line) yang menunjukkan gambaran pergerakan yang terjadi,
meskipun ada juga kelemahannya berupa tidak tepatnya informasi arus pergerakan
(besar arus pergerakan dinyatakan dengan tebal garis keinginan). Garis keinginan
(desire line) di wilayah kajian disajikan pada gambar berikut.
Gambar 6.5 Desire Line Tahun 2006
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-23
Gambar 6.6 Desire Line Tahun 2010
Gambar 6.7 Desire Line Tahun 2020
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-24
Total waktu perjalanan sistem Total panjang perjalanan sistem (smp-jam/jam) (smp-km/jam)
Tabel 6.18 Kinerja Jaringan Jalan Lintas Barat-Selatan Setelah Penanganan
Sumber : Hasil Analisis
Tabel 6.19 Kinerja Jaringan Jalan Lintas Tengah Setelah Penanganan
Sumber : Hasil Analisis
Kebutuhan penanganan dan besar biaya penanganan untuk masing-masing koridor
tinjauan dapat dilihat pada Lampiran Program Penanganan dan Lampiran
Analisis Biaya Penanganan.
6.8 Analisis Sosial Budaya dan Pertahanan Keamanan
6.8.1 Pengantar
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, menyatakan
bahwa Jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional mempunyai peranan
sangat penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya,
serta lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah
agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah,
membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan
pertahanan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang dalam
rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional.
Hal tersebut seiring dan sejalan dengan apa yang telah diamanatkan juga dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
bahwa Transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan lalu
lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur,
nyaman dan efisien, mampu memadukan moda transportasi lainnya, menjangkau
seluruh pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-27
stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional
dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Oleh karena itu, terkait dengan Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Lintas
Barat-Selatan dan Lintas Tengah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, selain
dilakukan analisis kelayakan secara ekonomi dan finansial seperti yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, juga dilakukan analisis kelayakan jalan ditinjau
dari aspek sosial budaya serta pertahanan dan keamanan.
Aspek sosial budaya disini adalah bagaimana keberadaan masing-masing jaringan
jalan tersebut mempunyai peranan dalam menunjang kehidupan sosial dan budaya
masyarakat disekitarnya. Sedangkan dari aspek pertahanan dan keamanan adalah
bagaimana keberadaan masing-masing jaringan jalan tersebut mempunyai peranan
dalam mendukung pertahanan dan keamanan negara dari gangguan dan ancaman
baik yang datang dari dalam maupun dari luar.
6.8.2 Ruang Lingkup Penilaian
Aspek kehidupan sosial dan budaya masyarakat serta pertahanan dan keamanan
mempunyai faktor yang sangat luas untuk dikaji. Oleh karenanya dalam rangka
memudahkan pelaksanaan analisis serta untuk menghindari pembiasan, maka perlu
dibatasi tentang pelingkupan faktor-faktor yang akan dinilai.
Analisis kelayakan jalan dari aspek sosial dan budaya, pembahasannya akan
dibatasi dari faktor-faktor sebagai berikut:
1. Interaksi sosial masyarakat
Faktor interaksi sosial masyarakat ini akan mengkaji seberapa besar pengaruh
keberadaan jaringan jalan dapat menimbulkan dampak dari hubungan interaksi
sosial masyarakat dari masing-masing lokasi. Indikator yang paling dominan dalam
penilaian ini adalah jumlah penduduk yang menjadi daerah tangkapan dari jalan
tersebut.
2. Pola hidup sehat
Faktor pola hidup sehat akan mengkaji seberapa besar pengaruh keberadaan
jaringan jalan dari masing-masing lokasi dapat mendorong kebiasaan masyarakat
sekitar untuk berpola hidup sehat. Indikator yang paling dominan dalam penilaian
ini adalah jumlah fasilitas kesehatan yang menjadi daerah tangkapan dari masing-
masing lokasi jalan.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-28
3. Budaya bersekolah
Faktor budaya bersekolah akan mengkaji seberapa besar pengaruh keberadaan
jaringan jalan dari masing-masing lokasi dapat mendorong kebiasaan masyarakat
sekitar untuk lebih giat lagi menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi. Indikator yang paling dominan dalam penilaian ini adalah jumlah
fasilitas pendidikan yang menjadi daerah tangkapan dari masing-masing lokasi
jalan.
4. Transformasi budaya dan adat istiadat antar daerah
Faktor transformasi budaya dan adat istiadat antar daerah ini akan mengkaji
seberapa besar pengaruh keberadaan jaringan jalan dari masing-masing lokasi
dapat mendorong transformasi budaya dan adat istiadat antar daerah. Indikator
yang paling dominan dalam penilaian ini adalah keunggulan dan kekayaan budaya
yang dimiliki antar daerah tersebut.
Analisis kelayakan jalan ditinjau dari aspek pertahanan dan keamanan, adalah hal-
hal yang terkait dengan peranan jalan dalam mendorong strategi pertahanan dan
keamanan yang akan dibatasi pembahasannya meliputi C4I yaitu command,
controll, communication, coordination dan intellegence. 1
A. Command
Faktor command akan mengkaji seberapa besar pengaruh keberadaan jaringan
jalan dari masing-masing lokasi akan mendukung pelaksanaan instruksi yang
berkaitan dengan komando baik yang bersifat strategi, taktik dan operasi. Indikator
yang paling dominan dalam penilaian ini adalah hubungan antara komando
nasional, regional dan kewilayahan dalam konteks penggunaan fasilitas prasarana
jalan.
B. Controll
Faktor controll akan mengkaji seberapa besar pengaruh keberadaan jaringan jalan
dari masing-masing lokasi akan mendukung pelaksanaan pengawasan teritorial
yang meliputi basis pertahanan dan basis penyerangan yang merupakan target
operasi. Indikator yang paling dominan dalam penilaian ini adalah kemampuan
jaringan jalan dalam mengontrol lokasi-lokasi yang kemungkinan dijadikan oleh
musuh sebagai basis pertahanan maupun basis penyerangan.
1 Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo, SI VIS PACEM PARA BELLUM Membangun Pertahanan Negara Yang Modern dan Efektif, (PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005)
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-29
C. Communication
Faktor communication akan mengkaji seberapa besar pengaruh keberadaan
jaringan jalan dari masing-masing lokasi akan mendukung pelaksanaan komunikasi
dan distribusi lokasi baik antara komando dengan pasukan dilapangan maupun
antar pasukan dilapangan. Indikator yang paling dominan dalam penilaian ini
adalah kemampuan jaringan jalan dalam menghubungkan simpul-simpul strategis
seperti pelabuhan dan bandara.
D. Coordination
Faktor cordination akan mengkaji seberapa besar pengaruh keberadaan jaringan
jalan dari masing-masing lokasi akan mendukung pelaksanaan koordinasi dalam
pertahanan dan keamanan terutama pengerahan potensi angktan darat, laut dan
udara secara terpadu dan terkoordinasi. Indikator yang paling dominan dalam
penilaian ini adalah kemampuan jaringan jalan dalam memadukan potensi dari
matra darat, laut dan udara.
E. Intellegence
Faktor intellegence akan mengkaji seberapa besar pengaruh keberadaan jaringan
jalan dari masing-masing lokasi akan mendukung pelaksanaan tugas intelijen yaitu
kemampuan penyusupan untuk mengetahui kemampuan lawan yang akan
ditindaklanjuti dengan penetapan strategi, taktik dan operasi. Indikator yang paling
dominan dalam penilaian ini adalah kemampuan jaringan jalan yang dapat
berfungsi sebagai alat penghubung untuk penyampaian sandi dari wilayah
penyusupan ke pusat komando baik wilayah, regional maupun pusat.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, elaborasi dengan memberikan bobot kepada
aspek sosial dan budaya serta pertahanan dan keamanan pada studi kelayakan
jalan lintas utara-timur, lintas barat-selatan dan lintas tengah di Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam adalah sebagaimana tercantum pada Tabel 6.20 berikut.
Tabel 6.20 Kriteria Penilaian Aspek Sosial Budaya dan Pertahanan dan Keamanan NO KRITERIA PENILAIAN BOBOT
1 SOSIAL DAN BUDAYA 0.6
a. Interaksi Sosial Masyarakat 0.18
b. Pola Hidup Sehat 0.12
c. Budaya Bersekolah 0.12
d. Transformasi budaya dan adat istiadat antar daerah 0.18
2 PERTAHANAN DAN KEAMANAN 0.4
a. Command 0.04
b. Controll 0.04
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-30
NO KRITERIA PENILAIAN BOBOT
c. Communication 0.12
d. Coordination 0.12
e. Intellegence 0.08
TOTAL SKORING 1.00
6.8.3 Screening Pemilihan Prioritas Penanganan Jalan
Pemilihan prioritas penanganan jalan dilakukan dengan memberikan bobot kepada
pelingkupan kriteria penilaian dari aspek sosial dan budaya serta pertahanan dan
keamanan seperti tersebut diatas. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memberikan
tingkatan penilaian pada alternatif-alternatif yang menunjukkan perbedaan antara
alternatif yang satu dengan alternatif yang lainnya, dampak-dampak yang saling
berhubungan akan dapat disusun sebuah kriteria, yang kemudian dari kriteria-
kriteria yang terbentuk itu dikombinasikan membentuk overall score. Konsepnya,
kombinasi dari beberapa dampak menjadi sebuah kriteria adalah identik dengan
proses pembentukan overall score dari kriteria-kriteria yang terkuantifikasi.
Sekala kepentingan dalam perbandingan pasangan digunakan patokan sebagai
berikut:
Tabel 6.21 Skala Penilaian Perbandingan NILAI KETERANGAN
1 Sama pentingnya
3 Sedikit lebih penting
5 Lebih Penting
7 Sedikit mutlak penting
9 Mutlak penting
2,4,6,8 Nilai Antara
Berdasarkan atas orientasi dan kerangka acuan kerja (KAK), maka terdapat 3 (tiga)
lintas utama jaringan jalan yang merupakan wilayah studi, , yaitu seperti terlihat
pada Gambar 6.9. berikut :
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-31
Gambar 6.9 Peta Lokasi Jaringan Jalan
P Banyak
P Aceh
LINTAS BARAT-SELATAN
LINTAS TENGAH
LINTAS UTARA-TIMUR
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-32
6.8.4 Penilaian Masing-Masing Lokasi
6.8.4.1 Sosial Budaya
Parameter didalam menilai kelebihan dan kekurangan suatu lokasi atau koridor
jaringan jalan menurut aspek sosial budaya, dilihat dari faktor-faktor sebagai
berikut:
• Interaksi sosial masyarakat
• Pola hidup sehat
• Budaya bersekolah
• Transformasi budaya dan adat istiadat antar daerah
Penilaian untuk masing-masing lokasi pada aspek sosial budaya tersebut adalah:
a. Lintas Utara-Timur
Dikaji dari kriteria interaksi sosial masyarakat, maka koridor ini terdiri dari 9
(sembilan) kabupaten/kota yang terdiri dari Kota Banda Aceh-Kabupaten Aceh
Besar-Kabupaten Pidie-Kabupaten Biereuen-Kabupaten Aceh Utara-Kota
Lhokseumawe-Kabupaten Aceh Timur-Kota Langsa-Kabupaten Aceh. Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, total
penduduk pada 9 (sembilan) wilayah Kabupaten pada tahun 2004 adalah
2.661.520 jiwa. Bobot penilaian dari sisi interaksi sosial masyarakat menunjukkan
angka jumlah penduduk yang cukup banyak, sehingga untuk koridor ini diberikan
nilai 9, artinya mutlak penting.
Dari kriteria pola hidup sehat, maka koridor ini mempunyai 505 fasilitas kesehatan
yang terdiri 34 rumah sakit umum dan 471 puskesmas. Angka tersebut
menunjukkan fasilitas yang cukup banyak dan diberikan nilai 9, yaitu mutlak
penting.
Sedangkan untuk faktor budaya bersekolah, jalan lintas utara-timur ini secara
keseluruhan mempunyai 570 fasilitas pendidikan yang terdiri dari 358 SMP, 178
SMU dan 34 Pergururan Tinggi. Jika dilihat dari angka tersebut maka koridor ini
mutlak penting untuk ditangani dan diberi nilai 9.
Untuk faktor transformasi budaya dan adat istiadat antar daerah, maka koridor ini
mempunyai beraneka ragam dan kaya sekali akan budaya, misalnya Masjid Raya
Banda Aceh, situs kerajaan Samudera Pasai, tarian terkenal Aceh seudati dan
permainan geudeue-geudeue di Kabupaten Pidie. Hal ini memungkinkan sekali
untuk terjadinya bertranformasi antara budaya disatu wilayah ke wilayah lain yang
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-33
dihubungkan dengan adanya jalan lintas utara-timur. Untuk itu diberikan nilai 9,
artinya mutlak penting.
b. Lintas Barat-Selatan
Koridor ini hampir sama dengan kondisi pada koridor I yaitu menghubungkan
wilayah pesisir barat-selatan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dan dikaji dari
kriteria interaksi sosial masyarakat, maka koridor terdiri dari 8 (delapan) wilayah
Kota/Kabupaten yaitu Kota Banda Aceh-Kabupaten Aceh Besar-Kabupaten Aceh
Jaya-Kabupaten Aceh Barat-Kabupaten Nagan Raya-Kabupaten Aceh Barat Daya-
Kabupaten Aceh Selatan-Kabupaten Aceh Singkil. Berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, total penduduk pada 8
(delapan) wilayah Kabupaten/Kota pada tahun 2004 adalah 1.332.395 jiwa. Bobot
penilaian dari sisi interaksi sosial masyarakat menunjukkan angka jumlah penduduk
yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk pada jaringan
lintas utara-timur, sehingga untuk koridor ini diberikan nilai 5, artinya lebih
penting.
Dari kriteria pola hidup sehat, maka koridor ini mempunyai 436 fasilitas kesehatan
yang terdiri 10 rumah sakit umum dan 426 puskesmas. Angka tersebut
menunjukkan fasilitas yang relatif cukup banyak dan diberikan nilai 7, yaitu sedikit
mutlak penting.
Sedangkan untuk faktor budaya bersekolah, koridor ini secara keseluruhan
mempunyai 363 fasilitas pendidikan yang terdiri dari 205 SMP, 127 SMU dan 31
Pergururan Tinggi. Jika dilihat dari angka tersebut maka koridor ini sedikit mutlak
penting untuk ditangani dan diberi nilai 7.
Untuk faktor transformasi budaya dan adat istiadat antar daerah, maka koridor ini
juga lebih sedikit mempunyai ragam budaya dibandingkan dengan koridor Lintas
utara-timur. Oleh karenanya koridor ini juga tidak begitu kaya akan aneka ragam
budaya, untuk itu diberikan nilai 7, artinya sedikit mutlak penting.
c. Lintas Tengah
Berbeda dengan koridor lintas utara-timur dan lintas barat-selatan, maka koridor
ini tidak berada pada wilayah pesisir, tetapi berada diantara kedua lintas tersebut,
dan dinamakan jalan lintas tengah. Kondisi pada saat ini jaringan jalan tersebut
masih terputus di Janto-Keumala, dan Keumala-Pameu. Selanjutnya, dikaji dari
kriteria interaksi sosial masyarakat, maka koridor yang yang terdiri atas 6 wilayah
Kota/Kabupaten tersebut, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-34
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, total penduduk pada 6 (enam) wilayah
Kabupaten pada tahun 2004 adalah 1.532.769 jiwa. Bobot penilaian dari sisi
interaksi sosial masyarakat menunjukkan angka jumlah penduduk yang relatif
cukup tinggi, sehingga untuk koridor ini diberikan nilai 6, artinya sedikit mutlak
penting.
Dari kriteria pola hidup sehat, maka koridor ini mempunyai 472 fasilitas kesehatan
yang terdiri 11 rumah sakit umum dan 461 puskesmas. Angka tersebut
menunjukkan fasilitas yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
fasilitas kesehatan di jalan lintas utara-timur, tetapi lebih besar dibandingkan di
jalan lintas barat-selatan. Oleh karena itu diberikan nilai 8, yaitu mutlak penting.
Sedangkan untuk faktor budaya bersekolah, koridor ini secara keseluruhan
mempunyai 349 fasilitas pendidikan yang terdiri dari 205 SMP, 112 SMU dan 32
Pergururan Tinggi. Jika dilihat dari angka tersebut maka koridor ini sedikit mutlak
penting untuk ditangani dan diberi nilai 7.
Untuk faktor transformasi budaya dan adat istiadat antar daerah, maka koridor ini
mempunyai adat istiadat yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan lintas
barat-selatan. Oleh karenanya koridor ini diberikan nilai 8, artinya mutlak penting.
Hasil selengkapnya terhadap pembobotan kriteria penilaian dari analisis kelayakan
jalan ditinjau dari aspek sosial budaya, sebagaimana tercantum pada Tabel 6.22
berikut.
Tabel 6.22 Hasil pembobotan kriteria penilaian sosial budaya NO KRITERIA PENILIAN SOSIAL BUDAYA I II III
1 Interaksi sosial masyarakat 9 5 6
2 Pola hidup sehat 9 7 8
3 Budaya bersekolah 9 7 7
4 Transformasi budaya dan adat istiadat 9 7 8
6.8.4.2 Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan adalah dua pengertian yang tidak dapat dipisahkan
karena pertahanan merupakan bagian dari keamanan. Sistem pertahanan dan
keamanan nasional adalah sistem yang mewujudkan situasi dan kondisi
kemampuan bangsa dalam melindungi semua sistem kehidupan nasionalnya, yang
didasarkan pada sistem nilai internalnya sendiri, terhadap setiap ancamandan
tantangan, baik dari dalam maupun dari luar negeri.
Terkait dengan studi kelayakan jalan lintas utara-timur, lintas barat-selatan dan
lintas tengah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, maka parameter didalam
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-35
menilai kelebihan dan kekurangan suatu lokasi atau koridor jaringan jalan menurut
aspek pertahanan dan keamanan, dilihat dari faktor-faktor sebagai berikut :
• command
• controll
• communication
• coordination
• intellegence
Penilaian untuk masing-masing lokasi dari aspek pertahanan dan keamanan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Lintas Utara-Timur
Dikaji dari aspek command, keberadaan jaringan jalan lintas utara-timur ini
mempunyai karakteristik membentang dari pesisir pantai utara-timur kemudian
mempunyai kemampuan akses masuk ke wilayah tengah yang cukup baik. Jika
letak komando regional berada di Banda Aceh, maka koridor ini cukup bagus
aksesbilitasnya dari pusat komando regional dibandingkan lintas barat-selatan dan
Lintas Tengah, sehingga diberi nilai 8 yaitu mutlak penting.
Dari sisi controll, koridor ini mempunyai keunggulan daripada koridor lain, karena
memiliki kemampuan jelajah yang tinggi. Oleh karenanya diberi bobot nilai 9, yaitu
mutlak penting.
Untuk faktor communication, hal yang perlu diperhatikan adalah kemudahan
pelaksanaan komunikasi dan distribusi logistik baik dari pusat komando ke pasukan
dilapangan atau antar pasukan dilapangan. Pada koridor ini diberikan bobot nilai 8,
yaitu mutlak penting.
Kemudahan koordinasi dalam rangka pengerahan segala kekuatan baik matra
darat, laut dan udara adalah menajdi faktor dominan dari sisi coordination. Bobot
nilai 8 dapat diberikan penilaian pada koridor ini, yaitu mutlak penting.
Faktor selanjutnya adalah intellegence, yaitu pelaksanaan penyusupan untuk
selanjutnya berpengaruh pada penyusunan strategi, taktik dan operasi. Pada
koridor ini berbatasan langsung dengan Selat Malaka, maka diberikan bobot nilai 9,
yaitu mutlak penting.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-36
b. Lintas Barat-Selatan
Aspek command, sangat menonjol pada koridor ini letak komando regional yang
berada di Banda Aceh, paling sulit dicapai dengan koridor ini, dibandingkan kedua
koridor jalan lintas yang ada, sehingga diberi nilai 6 yaitu lebih penting.
Dan jika dilihat dari sisi controll, koridor yang menghubungkan pantai barat-selatan
ini memiliki kemampuan jelajah relatif cukup. Oleh karenanya diberi bobot nilai 7,
yaitu sedikit mutlak penting.
Untuk faktor communication, koridor ini hanya didukung dengan 1 (satu)
pelabuhan laut di Meulaboh, sehingga lokasi lain tetap mengandalkan dari pusat
komando regional di Banda Aceh. Oleh karenanya diberikan bobot nilai 8, yaitu
sedikit mutlak penting.
Koridor ini tidak sebaik koridor jalan lintas utara-timur tetapi lebih baik daropada
lintas tengah dalam mendukung kemudahan dalam koordinasi dalam rangka
pengerahan segala kekuatan baik matra darat, laut dan udara yang menjadi faktor
dominan dari sisi coordination. Bobot nilai 8 dapat diberikan penilaian pada koridor
ini, yaitu sedikit mutlak penting.
Faktor selanjutnya adalah intellegence, yaitu pelaksanaan penyusupan untuk
selanjutnya berpengaruh pada penyusunan strategi, taktik dan operasi. Pada
koridor ini diberikan bobot nilai 7, yaitu sedikit mutlak penting.
c. Lintas Tengah
Koridor ini merupakan koridor sedikit lebih jauh dari pusat komando regional di
Banda Aceh dibandingkan dengan koridor jalan lintas utara-timur, tetapi lebih dekat
dibandingkan dengan koridor jalan lintas barat-selatan. Dari Aspek command,
diberi nilai 7 yaitu sedikit mutlak penting.
Dari sisi controll, koridor ini juga relatif lebih banyak memiliki kemampuan jelajah
yang tinggi, dibandingkan dengan koridor jalan lintas barat-selatan. Oleh
karenanya diberi bobot nilai 8, yaitu mutlak penting.
Untuk faktor communication, koridor ini hanya mengandalkan matra darat. Oleh
karenanya diberikan bobot nilai 7, yaitu sedikit mutlak penting.
Koridor ini juga tidak sebaik koridor-koridor lain dalam mendukung kemudahan
dalam koordinasi dalam rangka pengerahan segala kekuatan baik matra darat, laut
dan udara yang menjadi faktor dominan dari sisi coordination. Karena tidak
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-37
memiliki simpul udara dan laut, maka bobot nilai 7 dapat diberikan penilaian pada
koridor ini, yaitu sedikit mutlak penting.
Intellegence, yaitu pelaksanaan penyusupan untuk selanjutnya berpengaruh pada
penyusunan strategi, taktik dan operasi. Pada koridor ini, kemampuan jelajahnya
terbatas, sehingg diberikan bobot nilai 8, yaitu sedikit mutlak penting.
Hasil selengkapnya terhadap pembobotan kriteria penilaian dari analisis kelayakan
jalan ditinjau dari aspek pertahanan dan keamanan, sebagaimana tercantum pada
Tabel 6.23 berikut.
Tabel 6.23 Hasil pembobotan kriteria penilaian HANKAM NO KRITERIA PENILIAN HANKAM I II III
1 Command 8 6 7
2 Controll 9 7 8
3 Communication 8 8 7
4 Coordination 8 8 7
5 Intellegence 9 7 8
6.8.5 Hasil Analisis
Secara keseluruhan proses tersebut dilanjutkan dengan menggabungkan analisis
kelayakan jalan dari aspek sosial budaya serta pertahanan dan keamanan, kedalam
tabel nilai dan score. Setelah selesai dilaksanakan maka akan kelihatan masing-
masing koridor jalan dalam studi kelayakan jalan lintas utara-timur, lintas barat-
selatan dan lintas tengah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam akan mendapatkan
nilai total score.
Untuk koridor yang mendapatkan total nilai score tertinggi berarti itu yang harus
mendapatkan prioritas pertama dalam penanganan jalan, demikian seterusnya
terhadap koridor yang tertinggi ke-2, berarti akan mendapatkan prioritas ke-2,
selanjutnya dengan metode tersebut dapat disusun secara berurutan. Hasil
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6.24 berikut ini.
Tabel 6.24 Total Penilaian Aspek Sosial Budaya dan HANKAM
NO KRITERIA
PENILAIAN Bobot
Lintas U-T Lintas B-S Lintas
Tengah
nilai skor nilai skor nilai skor
1 SOSIAL BUDAYA 0.6
a. Interaksai sosial masy. 0.18 9 1.62 5 0.90 6 1.08
b. Pola hidup sehat 0.12 9 1.08 7 0.84 8 0.96
c. Budaya bersekolah 0.12 9 1.08 7 0.84 7 0.84
d. Transformasi budaya 0.18 9 1.62 7 1.26 8 1.44
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-38
NO KRITERIA
PENILAIAN Bobot
Lintas U-T Lintas B-S Lintas
Tengah
nilai skor nilai skor nilai skor
2 HANKAM 0.4
a. Command 0.04 8 0.32 6 0.24 7 0.28
b. Controll 0.04 9 0.36 7 0.28 8 0.32
c. Communication 0.12 8 0.96 8 0.96 7 0.84
d. Coordination 0.12 8 0.96 8 0.96 7 0.84
e. Intelegence 0.08 9 0.72 7 0.56 8 0.64
TOTAL 1.00 8.72 6.84 7.24
Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka urutan prioritas penanganan pada masing-
masing koridor adalah:
1. Prioritas I, Koridor Lintas Utara-Timur, dengan total skoring 8.72.
2. Prioritas II, Koridor Lintas Tengah, dengan total skoring 7.24.
3. Prioritas III, Koridor Lintas Barat-Selatan, dengan total skoring 6.84.
6.9 Program Penanganan
Penanganan jalan lintas di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) baik Lintas
Utara-Timur, Lintas Barat-Selatan dan Lintas Tengah tidak dapat dilaksanakan
sekaligus. Untuk itu perlu adanya tahapan penanganan yang akan dibagi menjadi
paket-paket pekerjaan. Pada Tabel 6.25, 6.26, 6.27 disajikan jenis pekerjaan tiap
paket pekerjaan sedangkan pada Tabel 6.28, 6.29, 6.30 disajikan besar biaya
penanganan.
Tabel 6.25 Jenis Pekerjaan Lintas Utara-Timur
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-39
NoLebar (m)
Kondisi (IRI)
Jenis Perkerasan
Total Biaya (Rp)Rencana
Penanganan (Tahun)
1 Banda Aceh - KM 41+000 6.0 3.7 AC 29,513,654,299 20072 KM 41+000 - KM 67+900 6.0 5.1 PMAC1 23,261,882,061 20073 KM 67+900 - KM 89+900 6.0 4.9 AC 17,788,214,043 20084 KM 89+900 - KM 112+000 5.0 4.8 AC 17,932,910,874 20085 Sigli-Beureunun KM 112+000 - KM 124+000 6.5 4.2 AC 8,886,048,086 20076 Beureunun-Lueng Putu KM 124+000 - KM 143+000 5.9 5.4 AC 15,879,653,965 20087 KM 143+000 - KM 175+000 5.0 5.0 AC 19,794,567,994 20088 KM 175+000 - KM 218+000 5.5 4.6 AC 31,512,973,812 20079 KM 218+000 - KM 250+000 8.0 5.0 AC 23,814,747,516 200710 KM 250+000 - KM 274+000 7.0 5.0 AC 26,585,956,131 200711 KM 274+000 - KM 300+000 6.7 4.0 AC 17,291,770,896 200712 KM 300+000 - KM 350+000 6.5 4.0 AC 36,306,226,673 200713 KM 350+000 - KM 374+000 6.5 4.3 AC 18,873,982,871 200814 Panton Labu-Langsa KM 374+000 - KM 402+900 6.5 4.3 AC 20,550,919,172 200815 KM 402+900 - KM 450+000 6.8 4.3 AC 35,327,103,777 200816 KM 450+000 - KM 491+000 6.0 5.0 AC 28,503,274,851 2008
Lokasi
Banda Aceh-Sigli
Langsa-Batas Sumut
Lueng Putu-Bireuen
Bireuen-Lhokseumawe
Lhokseumawe-Panton Labu
Tabel 6.26 Jenis Pekerjaan Lintas Barat-selatan
Tabel 6.27 Jenis Pekerjaan Lintas Tengah
Tabel 6.28 Besar Biaya Penanganan Tiap Paket Pekerjaan Lintas Utara-Timur
Sumber: Hasil Analisis
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VI-40
NoLebar (m)
Kondisi (IRI)
Jenis Perkerasan
Total Biaya (Rp)Rencana
Penanganan (Tahun)
1 KM 244+000 - KM 296+000 5.0 4.5 AC 37,253,535,624 20082 KM 296+000 - KM 331+000 4.7 4.3 AC 29,204,438,919 20083 KM 331+000 - KM 360+000 4.5 4.5 AC 21,505,145,765 20084 KM 360+000 - KM 389+000 4.6 5.1 AC 18,319,433,736 20075 KM 389+000 - KM 430+000 4.6 6.2 PMAC2 28,884,982,700 20076 KM 430+000 - KM 467+000 4.5 7.7 AC/PMAC2 29,655,034,004 20077 KM 467+000 - KM 510+000 4.5 6.2 AC 32,334,500,250 20078 KM 510+000 - KM 560+000 6.0 2.0 AC 30,613,364,460 20079 KM 560+000 - KM 597+400 5.0 5.2 AC 28,399,321,380 200810 Subulussalam-Batas Sumut KM 597+400 - KM 619+000 4.6 5.8 AC 16,299,286,307 2008
Lokasi
Blang Pidie-Kota Fajar
Kota Fajar-Subulussalam
Meulaboh-Blang Pidie
NoLebar (m)
Kondisi (IRI)
Jenis Perkerasan
Total Biaya (Rp)Rencana
Penanganan (Tahun)
1 KM 41+000 - KM 60+000 4.5 4.5 HRS 20,505,749,369 20072 KM 60+000 - KM 67+500 4.5 4.5 HRS 18,526,923,138 20073 KM 67+500 - KM 86+500 28,500,000,000 20074 KM 86+500 - KM 87+000 4.5 4.5 HRS 10,179,699,763 20075 Keumala-Geumpang KM 146+000 - KM 210+000 4.4 4.2 HRS 39,590,165,982 20076 KM 457+900 - KM 460+000 3.0 15.0 EARTH 4,977,824,333 20087 52,500,000,000 20088 KM 323+000 - KM 360+000 3.5 15.1 PMAC2/GRVL 29,518,548,342 20089 KM 360+000 - KM 402+000 3.0 15.0 GRVL/EARTH 31,676,188,519 200810 KM 402+000 - KM 422+900 3.0 15.0 EARTH 17,640,499,556 200811 Takengon-Ise-Ise KM 319+000 - KM 420+000 5.0 6.9 HRS 41,875,384,277 200712 Ise-Ise-Blangkejeren KM 420+000 - KM 476+000 4.1 8.2 PMAC2 35,563,577,685 200713 Blangkejeren-Lawe Aunan KM 476+000 - KM 543+000 4.5 9.9 HRS 40,534,590,784 200714 Lawe Aunan-Kutacane-Batas Sumut KM 543+000 - KM 615+000 4.5 6.8 HRS 40,111,398,520 2008
Lokasi
Seulimum-Jantho-Keumala
Geumpang-Pameu
Takengon - Pameu
Belum tembus 35 Km
Belum tembus 19 Km
Tabel 6.29 Besar Biaya Penanganan Tiap Paket Pekerjaan Lintas Barat-Selatan
Sumber: Hasil Analisis
Tabel 6.30 Besar Biaya Penanganan Tiap Paket Pekerjaan Lintas Tengah
Sumber: Hasil Analisis
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VII-1
7 ANALISIS KELAYAKAN DAN LINGKUNGAN
7.1 Konteks Analisis Kelayakan
Secara substansi, metodologi yang diusulkan dalam studi kelayakan ini bertujuan
untuk memberikan landasan pemikiran dan panduan kronologis, dalam evaluasi
kelayakan jalan lintas Utara-Timur, lintas Barat-Selatan dan lintas Tengah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam yang pada dasarnya mengacu pada pendekatan analisis
biaya–manfaat (benefit-cost analysis) dan juga analisis teknis.
Analisis kelayakan ekonomi dan finansial dalam studi ini dilakukan dalam konteks
untuk mengetahui seberapa besar manfaat atau keuntungan yang diperoleh jika
dalam suatu jaringan jalan akan penanganan, yakni pemeliharaan rutin,
pemerliharaan berkala, pelebaran ruas maupun peningkatan. Sesuai dengan
sifatnya, maka penanganan yang direncanakan harus ditinjau kelayakannya dari
sisi manfaatnya kepada masyarakat atau lebih dikenal sebagai analisis ekonomi
(economic feasibility).
Dalam kajian ekonomi, maka pemerintah cenderung menilai suatu investasi dalam
kerangka ekonomi di mana tujuan utama kebijakan investasi dipakai sebagai alat
untuk menyediakan jasa pelayanan bagi masyarakat. Dalam hal ini komponen
biaya dikaji dalam kerangka jumlah sumber daya (resource) yang harus
dikeluarkan oleh pemerintah termasuk biaya konstruksi, penggunaan lahan milik
pemerintah, dan kemudahan biaya lainnya. Sedangkan komponen pengembalian
biaya dipakai pendekatan manfaat (benefit), khususnya pengurangan biaya sistem
transportasi (pengurangan biaya operasi kendaraan dan waktu tempuh) dan
manfaat-manfaat lainnya bagi masyarakat.
Kelayakan ekonomi didefinisikan sebagai kelayakan bagi semua pihak yang
memanfaatkan, baik langsung maupun tidak langsung suatu penanganan jarinagn
jalan. Dalam kaitannya dengan analisis ekonomi, manfaat yang diperoleh lebih
besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Hasil analisis kelayakan ini
akan sangat menentukan dalam pengambilan keputusan apakah rencana ruas jalan
ini akan dilaksanakan atau tidak.
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VII-2
7.2 Proses Analisis Kelayakan
Perbandingan biaya (cost) dan manfaat/pengembalian (benefit/revenue)
merupakan basis dalam menentukan kelayakan ekonomi dan finansial dari
pembangunan dan pengoperasian fasilitas transportasi. Perbandingan biaya dan
manfaat/pengembalian dilakukan antara dua kondisi, yakni untuk skenario tanpa
adanya penanganan (base case atau without project) dan dengan adanya
penanganan (with project).
Proses analisis kelayakan dilakukan dalam 3 tahapan, yakni (1) proses estimasi
biaya penanganan (biaya konstruksi, biaya peningkatan dan biaya pemeliharaan)
(dalam hal ini untuk asumsi kondisi without project tidak adanya biaya yang
dikeluarkan yang terkait dengan penanganan jalan lintas Utara-Timur, lintas Barat-
Selatan dan lintas Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam). Sedangkan proses
(2) adalah melakukan estimasi manfaat yang dihasilkan dari proses simulasi
jaringan jalan dengan dan tanpa adanya penanganan pada tahun-tahun tinjauan,
dalam hal ini di tinjau pada tahun 2006-2030. Setelah kedua proses tersebut
dilakukan, maka selanjutnya dalam proses (3) dilakukan analisis kelayakan untuk
mengeluarkan sejumlah indikator kelayakan seperti EIRR/FIRR, NPV, dan BCR.
7.3 Estimasi Biaya (Cost) Penanganan
Komponen biaya (cost components) penanganan jalan lintas Utara-Timur, lintas
Barat-Selatan dan lintas Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang
dipertimbangkan dalam analisis kelayakan adalah sebagai berikut:
• Biaya perbaikan fasilitas pendukung jalan (drainase, marka, patok,dll),
• Biaya rekonstruksi ruas jalan yang sudah rusak total,
• Biaya pelebaran jalan,
• Biaya pemeliharaan dan pembangunan jembatan,
Pada Tabel 7.1 disajikan biaya penanganan tiap koridor.
Analisis biaya selengkapnya disajikan pada Lampiran Analisis Biaya
Penanganan.
7.4 Estimasi Manfaat (Benefit) Penanganan
Manfaat suatu penanganan jaringan jalan dapat dikelompokkan ke dalam manfaat
langsung dan manfaat tidak langsung (direct dan indirect benefit).
Komponen manfaat langsung antara lain penghematan biaya operasi kendaraan
(BOK), penghematan waktu tempuh perjalanan yang dikonversi dengan nilai waktu
serta peningkatan jumlah komoditas yang dihasilkan daerah tersebut dan dijual
keluar daerah maupun komoditas yang didatangkan ke daerah tersebut dari luar
daerah. Dengan adanya penanganan jalan lintas tersebut maka diharapkan akan
terjadi perbaikan dalam kinerja operasi angkutan yang antara lain ditunjukkan
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VII-4
No.1. Konsumsi Bahan Bakar Y = 0,05693 S2 - 6,42593 S Y = 0,21557 S2 - 24,17699 S Y = 0,21692 S2 - 24,1549 S
(liter/1000 km) + 269,18567 + 947,80862 + 954,78624non toll / jalan arteri
2. Konsumsi Oli Mesin Y = 0,00037 S2 - 0,04070 S Y = 0,00186 S2 - 0,22035 S Y = 0,00209 S2 - 0,24413 S(liter/1000 km) + 2,20405 + 12,06486 + 13,29445non toll / jalan arteri
3. Ban Kendaraan Y = 0,0008848 S + 0,0045333 Y = 0,0015553 S + 0,0059333 Y = 0,0012356 S + 0,0065667(ban/1000 km)
4. Penyusutan Y = 1 / (2,5 S + 125) Y = 1 / (6 S + 300) Y = 1 / (9 S + 450)(Penyusutan/1000 km)dari harga kendaraan
5. Pemeliharaan Y = 0,0000064 S + 0,0005567 Y = 0,0000191 S + 0,00154 Y = 0,0000332 S + 0,0020891(Pemeliharaan/1000 km)
6. Mekanik/Montir Y = 0,00362 S + 0,36267 Y = 0,01511 S + 1,212 Y = 0,02311 S + 1,97733(jam kerja/1000 km)
7. Travelling Time Y = 1000 / S Y = 1000 / SPengemudi & Kondektur(jam kerja/1000 km)
Komponen Mobil Penumpang (MP) TRUK BUS
Tidak AdaKarena Pengemudi adalah
Pemilik Kendaraan
dengan peningkatan kecepatan atau penurunan waktu perjalanan yang selanjutnya
akan mengurangi biaya transportasi komoditas.
Sedangkan komponen manfaat tidak langsung yang juga perlu diperhitungkan
adalah komponen manfaat yang sifatnya kualitatif seperti peningkatan pelayanan
umum dan aktivitas sosial lainnya. Peningkatan pelayanan tersebut sejalan dengan
peningkatan aksesibilitas daerah yang ditimbulkan akibat penanganan ruas jalan
sehingga secara umum akan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
7.4.1 Penghematan Biaya Operasi Kendaraan (BOK)
Perhitungan BOK dilakukan dengan mengacu pada standard Pacific Consultant
International (PCI) dimana komponen BOK terdiri dari:
Konsumsi bahan bakar (liter/1000 km)
Konsumsi oli mesin (liter/1000 km)
Ban kendaraan (ban/1000 km)
Penyusutan (penyusutan/1000 km)
Mekanik/montir (jam kerja/1000 km)
Travelling time (jam kerja/1000 km)
Adapun persamaan yang digunakan disini selengkapnya disampaikan dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 7.2 Persamaan Biaya Operasi Kendaraan (per 1000 km)
Keterangan: S = kecepatan tempuh (km/jam)
Sumber: Pacific Consultant International (PCI)
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VII-5
Dalam perhitungan BOK ini diambil asumsi harga satuan sebagai berikut:
Tabel 7.3 Harga satuan komponen Biaya Operasi Kendaraan
No. Komponen Satuan Satuan (Rp.)
I. Jenis Kendaraan
1.1. Mobil Penumpang unit 170,000,000.00
1.2. Truk unit 525,000,000.00
1.3. Bus unit 550,000,000.00
II. Bahan Bakar
2.1. Bensin liter 4,500.00
2.2. Solar liter 4,300.00
III. Ban Kendaran
3.1. Ban Mobil Penumpang ban 500,000.00
3.2. Ban Truk/Bus ban 800,000.00
IV. Oli Mesin
4.1. Oli Mobil Penumpang liter 25,000.00
4.2. Oli Truk/Bus liter 27,000.00
V. Pemeliharaan
5.1. Mobil Penumpang unit 55,000.00
5.2. Truk unit 110,000.00
5.3. Bus unit 165,000.00
VI. Pekerja
6.1. Pengemudi Truk/Bus jam 9,375.00
6.2. Kondektur Truk/Bus jam 5,500.00
6.3. Mekanik/Montir jam 10,312.50
7.4.2 Penghematan Nilai Waktu
Penghematan nilai waktu dimaksud disini adalah selisih antara waktu tempuh jika
dilakukan penanganan jaringan jalan dengan tanpa dilakukan penanganan dikalikan
dengan nilai waktu masyarakat sekitarnya. Nilai waktu (Rp/tahun) dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
Nilai waktu (Rp/tahun) = Nilai waktu (Rp/kend-jam) * Selisih Waktu Tempuh (jam)
* LHRT (kend/hari) * 365 hari
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VII-6
Atau
Nilai waktu (Rp/tahun) = Nilai waktu (Rp/kend-jam) * Selisih Total Waktu Tempuh
Jaringan (smp-jam/jam) * 365 hari
Mengingat terbatasnya informasi nilai waktu kendaraan di wilayah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam maka nilai waktu (Rp/kend-jam) diasumsikan nilai
waktu sebesar Rp. 2500,-/kend-jam.
Penghematan BOK dan nilai waktu tiap koridor kajian disajikan pada Tabel 7.4,
7.5, 7.6.
Tabel 7.4 Penghematan BOK dan Nilai Waktu Lintas Utara-Timur
Tahun Saving BOK
(Rp/Tahun)
Saving Nilai Waktu
(Rp/Tahun)
2006 - -
2007 668,888,982 744,121,330
2008 1,042,469,969 1,196,403,758
2009 1,337,301,757 1,587,428,977
2010 1,412,928,769 1,749,658,354
2015 1,761,521,530 2,516,368,102
2020 2,013,677,919 3,493,601,710
2025 2,446,817,073 5,060,981,444
2030 2,535,080,624 7,254,073,985
Sumber: Hasil Analisis
Tabel 7.5 Penghematan BOK dan Nilai Waktu Lintas Barat-Selatan
Tahun Saving BOK
(Rp/Tahun)
Saving Nilai Waktu
(Rp/Tahun)
2006 - -
2007 407,169,992 571,504,132
2008 388,074,352 569,141,219
2009 413,485,561 638,829,412
2010 539,988,885 879,899,311
2015 700,120,169 1,345,485,024
2020 738,588,184 1,766,080,504
2025 964,474,265 2,747,978,399
2030 979,307,870 4,003,134,644
Sumber: Hasil Analisis
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VII-7
Tabel 7.6 Penghematan BOK dan Nilai Waktu Lintas Tengah
Tahun Saving BOK
(Rp/Tahun)
Saving Nilai Waktu
(Rp/Tahun)
2006 - -
2007 399,504,586 598,898,837
2008 408,505,716 640,810,291
2009 528,418,360 871,255,312
2010 533,894,211 921,774,234
2015 663,067,500 1,356,448,981
2020 792,146,693 2,014,178,712
2025 881,865,502 2,674,970,737
2030 1,018,596,611 4,404,649,559
Sumber: Hasil Analisis
Analisis penghematan nilai waktu tiap koridor disajikan pada Lampiran Analisis
BOK dan Lampiran Analisis Nilai Waktu.
7.4.3 Manfaat Peningkatan Produksi
Manfaat dari produksi (pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan hasil
hutan) wilayah dengan adanya penanganan jaringan jalan tersebut, antara lain:
• Penghematan biaya transportasi,
• Peningkatan luas lahan,
• Peningkatan produksi per luas lahan.
Pada Tabel 7.7 disajikan besar manfaat dari produksi di sekitar wilayah kajian.
Tabel 7.7 Besar Manfaat Penanganan dari Produksi
Tahun
Besar Saving Produksi (Rp/Tahun)
Lintas Timur Lintas Barat Lintas Tengah
2006 - - -
2007 15,650,755,990 14,950,414,516 12,276,616,273
2008 23,639,098,582 19,770,412,692 19,402,011,280
2009 33,154,924,276 25,451,791,557 27,923,528,810
2010 44,426,883,749 32,121,448,056 38,051,631,599
2011 57,717,376,148 39,924,821,770 50,027,683,090
2012 73,328,320,451 49,028,586,676 64,129,238,681
Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan, dan Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam VII-8