document.xls; Penyisihan (1); 06/09/2022; 00:54:44 Hal. 1/28 STUDI KASUS PSAK 46 DI PT MBR PENGUKURAN & PENGAKUAN PAJAK TANGGUHAN - PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH (Rp 000) Kasus 1: Uraian 2003 2004 2005 2006 2007 2008 A. Analisis Akun Neraca 1. Akuntansi a. Piutang usaha ### ### ### ### ### ### b. Penyisihan piutang tak tertagih 1) saldo awal - 3,000,000 4,350,000 ### ### ### 2) penambahan (penurunan) penyis ### 1,350,000 (450,000) 900,000 ### ### 2) penghapusan piutang - - - - ### - 3) saldo akhir (3%) ### 4,350,000 3,900,000 ### ### - c. Piutang usaha neto (a - b) ### ### ### ### ### ### 2. Pajak a. Piutang usaha ### ### ### ### ### ### b. Penyisihan piutang tak tertagih - - - - - - c. Piutang usaha neto (a - b) ### ### ### ### ### ### 3. Selisih/perbedaan temporer (2.c – ### 4,350,000 3,900,000 ### ### - 4. Pajak tangguhan (tarif PPh pasal 900,000 1,305,000 1,170,000 ### ### - B. Analisis Akun Laba Rugi 1. Akuntansi Biaya penyisihan piutang tak terta ### 1,350,000 (450,000) 900,000 ### ### 2. Pajak Biaya penyisihan piutang tak terta - - - - ### - ### 1,350,000 (450,000) 900,000 ### ### 4. Pajak tangguhan (tarif PPh pasal 17 [30%]) a. Saldo awal - 900,000 1,305,000 ### ### ### b. Penambahan (penurunan) 900,000 405,000 (135,000) 270,000 360,000 ### c. Saldo akhir 900,000 1,305,000 1,170,000 ### ### - 5. Jurnal Penyesuaian 2003 DTA 900,000 2006 DTA 270,000 DTI 900,000 DTI 270,000 2004 DTA 405,000 2007 DTA 360,000 DTI 405,000 DTI 360,000 2005 DTE 135,000 2008 DTE ### DTA 135,000 DTA ### Catatan: Khusus untuk penghitungan pajak tangguhan tahun 2003 dan 2004, jurnal yang dipakai adalah jurnal tahun 200 Kebijakan akuntansi PT MBR menetapkan bahwa penyisihan piutang tak tertagih dihitung sebesar 3% dari saldo piutang usaha pada akhir tahun. Upaya penagihan atas piutang usaha yang telah disisihkan tersebut tetap dilakukan. Akan tetapi, pada tahun 2007 ditetapkan piutang yang dihapuskan sebesar Rp 3 milyar. Sementara itu, pada tahun 2008 ditetapkan kebijakan akuntansi yang menghapus seluruh penyisihan karena perusahaan menggunakan metode langsung 3. Beda waktu [koreksi positif (nega
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
c. Piutang usaha neto (a - b) 97,000,000 140,650,000 126,100,000 155,200,000 194,000,000 210,000,000
2. Pajaka. Piutang usaha 100,000,000 145,000,000 130,000,000 160,000,000 200,000,000 210,000,000 b. Penyisihan piutang tak tertagih - - - - - - c. Piutang usaha neto (a - b) 100,000,000 145,000,000 130,000,000 160,000,000 200,000,000 210,000,000
Catatan:Khusus untuk penghitungan pajak tangguhan tahun 2003 dan 2004, jurnal yang dipakai adalah jurnal tahun 2003 dan 2004
Kebijakan akuntansi PT MBR menetapkan bahwa penyisihan piutang tak tertagih dihitung sebesar 3% dari saldo piutang usaha pada akhir tahun. Upaya penagihan atas piutang usaha yang telah disisihkan tersebut tetap dilakukan. Akan tetapi, pada tahun 2007 ditetapkan piutang yang dihapuskan sebesar Rp 3 milyar. Sementara itu, pada tahun 2008 ditetapkan kebijakan akuntansi yang menghapus seluruh penyisihan karena perusahaan menggunakan metode langsung
Catatan:Khusus untuk penghitungan pajak tangguhan tahun 2003 dan 2004, jurnal yang dipakai adalah jurnal tahun 2003 dan 2004
Sesuai dengan PSAK 24 Akuntansi Imbalan Kerja (Revisi 2004) yang mengakomodasi International Accounting Standard No. 19 dan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, PT MBR telah membuat penyisihan atas pesangon karyawannya sesuai dengn perhitungan aktuaris. Pada tahun 2005 terjadi kelebihan pencadangan dan pada tahun 2007 terjadi pembayaran pesangon karena ada sebagian karyawan yang dialihkan ke anak perusahaan (hasil spin-off)
Catatan:Khusus untuk penghitungan pajak tangguhan tahun 2003 dan 2004, jurnal yang dipakai adalah jurnal tahun 2003 dan 2004
Karena sifat persediaan yang dimiliki, PT MBR membuat penyisihan persediaan rusak. Setiap tahun dibuat penyisihan sebesar 3% dari saldo inventori dan pada tahun 2006 dilakukan penghapusan persediaan. Pada tahun 2007 penyisihan persediaan dihapuskan karena tidak diakui fiskal sehingga perusahaan menggunakan metode penghapusan secara langsung.
4. Pajak tangguhan (tarif PPh pasal 17 [30%])a. Saldo awal - 3,000,000 3,000,000 b. Penambahan (penurunan) 3,000,000 - (3,000,000)c. Saldo akhir 3,000,000 3,000,000 -
5. Jurnal Penyesuaian2003 DTA 3,000,000
DTI 3,000,000
2005 DTE 3,000,000 DTA 3,000,000
Catatan:Khusus untuk penghitungan pajak tangguhan tahun 2003 dan 2004, jurnal yang dipakai adalah jurnal tahun 2003
Sesuai dengan PSAK 57 yang di antaranya mengatur tentang kewajiban kontinjen, PT MBR melakukan penyisihan atas delik aduan pencemaran yang dilakukan oleh masyarakat sekitar pabrik PT MBR ke pengadilan negeri setempat. Berdasarkan pengaduan tersebut, perusahaan digugat sebesar Rp 10 milyar atas pencemaran limbah pabrik sehingga air sumur di perkampungan sekitar pabrik tidak dapat diminum. Proses pengadilan berlangsung selama satu setengah tahun dan vonis hakim menyatakan bahwa PT MBR diharuskan mengganti kerugian masyarakat sekitar senilai Rp 8 milyar. PT MBR pun setuju dan segera memberikan kompensasi sesuai dengan putusan pengadilan.
Catatan:Khusus untuk penghitungan pajak tangguhan tahun 2003 dan 2004, jurnal yang dipakai adalah jurnal tahun 2003 dan 2004
PT MBR memiliki furnitur kayu yang dibeli pada tanggal 31 Januari 2003. Secara akuntansi aktiva tersebut disusutkan SLM (5 tahun) tanpa nilai residu, sedangkan secara fiskal termasuk kelompok 1 (SLM; 4 tahun).
[(1/5) x Rp 1 milyar x 11/12] [(1/5) x Rp 1 milyar x 11/12] [(1/5) x Rp 1 milyar x 12/12] [(1/5) x Rp 1 milyar x 12/12] [(1/5) x Rp 1 milyar x 1/12] [(1/5) x Rp 1 milyar x 1/12]
4) saldo akhir 2,000,000 4,000,000 6,000,000 4,800,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 c. Nilai sisa buku (a - b) 8,000,000 6,000,000 4,000,000 1,200,000 - - - -
3) saldo akhir 1,250,000 2,500,000 3,750,000 3,000,000 3,750,000 4,500,000 5,250,000 6,000,000 c. Nilai sisa buku (a - b) 8,750,000 7,500,000 6,250,000 3,000,000 2,250,000 1,500,000 750,000 -
PT MBR memiliki 20 unit mobil operasional dengan harga bervariasi dan total nilai perolehan sebesar Rp 10 milyar. Mobil tersebut diperoleh pada tanggal 3 Januari 2003. Pada tahun 2006 beberapa mobil dengan total nilai perolehan Rp 4 milyar dijual dengan harga Rp 1,5 milyar pada tanggal 30 Oktober 2006. Penyusutan secara akuntansi menggunakan SLM tanpa nilai residu selama 5 tahun, sedangkan menurut fiskal menggunakan SLM (kelompok 2).
[(1/5) x Rp 10 milyar x 12/12] [(1/5) x Rp 10 milyar x 12/12] [(1/5) x Rp 6 milyar x 12/12] [(1/5) x Rp 6 milyar x 12/12] [(1/5) x Rp 4 milyar x 10/12] [(1/5) x Rp 4 milyar x 10/12]
[40% x Rp 6 milyar + Rp 667 juta)] [40% x Rp 6 milyar + Rp 667 juta)]
[(1/8) x Rp 10 milyar x 12/12][(1/8) x Rp 10 milyar x 12/12] [(1/8) x Rp 6 milyar x 12/12] [(1/8) x Rp 6 milyar x 12/12] [(1/8) x Rp 4 milyar x 9/12] [(1/8) x Rp 4 milyar x 9/12]
[40% x Rp 3.75 milyar + Rp 375 juta)] [40% x Rp 3.75 milyar + Rp 375 juta)]
4) saldo akhir 2,000,000 4,000,000 6,000,000 4,800,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 c. Nilai sisa buku (a - b) 8,000,000 6,000,000 4,000,000 1,200,000 - - - -
3) saldo akhir 1,250,000 2,500,000 3,750,000 3,000,000 3,750,000 4,500,000 5,250,000 6,000,000 c. Nilai sisa buku (a - b) 8,750,000 7,500,000 6,250,000 3,000,000 2,250,000 1,500,000 750,000 -
[Rp 4 milyar - Rp 3,067 milyar] 933,333 2) Harga jual 1,500,000 3) Total (laba) rugI (566,667)
b. Biaya penyusutan 2,000,000 2,000,000 2,000,000 1,866,667 1,200,000 - - - c. Sub total 2,000,000 2,000,000 2,000,000 1,300,000 1,200,000 - - -
2. Pajaka. Rugi (laba) penjualan
1) Nilai buku[Rp 4 milyar - Rp 1,875 milyar] 2,125,000
2) Harga jual 1,500,000 3) Total (laba) rugI 625,000
b. Biaya penyusutan (50%) 625,000 625,000 625,000 562,500 375,000 375,000 375,000 375,000 c. Sub total 625,000 625,000 625,000 1,187,500 375,000 375,000 375,000 375,000
1,375,000 1,375,000 1,375,000 112,500 825,000 (375,000) (375,000) (375,000)a. Beda tetap 625,000 625,000 625,000 562,500 375,000 375,000 375,000 375,000 b. Beda waktu (3 - 3.a) 750,000 750,000 750,000 (450,000) 450,000 (750,000) (750,000) (750,000)
PT MBR memiliki 10 unit mobil dinas direksi & komisaris dengan harga bervariasi dan total nilai perolehan sebesar Rp 10 milyar. Mobil tersebut diperoleh pada tanggal 3 Januari 2003. Pada tahun 2006 beberapa mobil dengan total nilai perolehan Rp 4 milyar dijual dengan harga Rp 1,5 milyar pada tanggal 30 Oktober 2006. Penyusutan secara akuntansi menggunakan SLM tanpa nilai residu selama 5 tahun, sedangkan menurut fiskal menggunakan SLM (kelompok 2). Biaya penyusutan yang diakui menurut fiskal hanya 50%-nya
[(1/5) x Rp 10 milyar x 12/12] [(1/5) x Rp 10 milyar x 12/12] [(1/5) x Rp 6 milyar x 12/12] [(1/5) x Rp 6 milyar x 12/12] [(1/5) x Rp 4 milyar x 10/12] [(1/5) x Rp 4 milyar x 10/12]
[40% x Rp 6 milyar + Rp 667 juta)] [40% x Rp 6 milyar + Rp 667 juta)]
[(1/8) x Rp 10 milyar x 12/12][(1/8) x Rp 10 milyar x 12/12] [(1/8) x Rp 6 milyar x 12/12] [(1/8) x Rp 6 milyar x 12/12] [(1/8) x Rp 4 milyar x 9/12] [(1/8) x Rp 4 milyar x 9/12]
[40% x Rp 3.75 milyar + Rp 375 juta)] [40% x Rp 3.75 milyar + Rp 375 juta)]
STUDI KASUS PSAK 46 DI PT MBRPENGUKURAN & PENGAKUAN PAJAK TANGGUHAN - CAPITAL LEASE (Rp 000)
Kasus 8:
PT MBR menyewa alat berat dari PT AB dengan sistem sewa guna usaha (SGU) dengan hak opsi dan persyaratannya sbb.:- masa SGU selama 5 tahun (mulai 1 Januari 2004; noncancellable)- nilai sewa per tahun sebesar Rp 65 juta, termasuk Rp 5 juta untuk biaya pemeliharaan dan asuransi (executory cost)- pembayaran dilakukan tahunan di muka- masa manfaat alat beratnya selama 5 tahun (metode garis lurus dan nilai residu tidak ada)- tingkat suku bunga leasing sebesar 10%
Berdasarkan data di atas, PV SGU = Rp 250,191,927 dan jurnal yang dibuat pada awal masa SGU adalah1-Jan-04 untuk mencatat SGU dengan hak opsi
Alat Berat Leasing 250,191,927 Hutang leasing 250,191,927
1-Jan-04 untuk mencatat pembayaran pertamaBiaya leasing 5,000,000 Hutang leasing 60,000,000
Bank 65,000,000
Tabel pembayaran SGU (masa SGU 5 tahun, pembayaran per tahun Rp 60 juta, dan suku bunga 10% pa.)
b) penambahan 50,038,385 50,038,385 50,038,385 50,038,385 50,038,385 c) saldo akhir 50,038,385 100,076,771 150,115,156 200,153,541 250,191,927
3) Nilai sisa buku (1 - 2) 200,153,541 150,115,156 100,076,771 50,038,385 -
b. Hutang leasing1) Saldo awal tahun (250,191,927) (149,211,119) (104,132,231) (54,545,455)2) Pelunasan 100,980,807 45,078,888 49,586,777 54,545,455 3) Saldo akhir tahun (149,211,119) (104,132,231) (54,545,455) -
c. Total (a + b) 50,942,422 45,982,925 45,531,316 50,038,385
2. Pajak (SLM; 8 tahun)a. Harga perolehan (1 Jan 2004) - - - - - b. Akum. Penyusutan
a. Executory cost 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 b. Biaya bunga 19,019,193 14,921,112 10,413,223 5,454,545 - c. Biaya penyusutan 50,038,385 50,038,385 50,038,385 50,038,385 50,038,385 d. Sub total 74,057,578 69,959,497 65,451,608 60,492,931 55,038,385
2. Pajaka. Executory cost 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 b. Biaya cicilan 120,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 - c. Sub total 125,000,000 65,000,000 65,000,000 65,000,000 5,000,000
STUDI KASUS PSAK 46 DI PT MBRPENGUKURAN & PENGAKUAN PAJAK TANGGUHAN - CAPITAL LEASE (Rp 000)
Kasus 9:
PT MBR juga menyewa alat berat dari PT AB dengan sistem sewa guna usaha (SGU) dengan hak opsi dan persyaratannya sbb.:- masa SGU selama 5 tahun (mulai 1 Januari 2004; noncancellable)- nilai sewa per tahun sebesar Rp 65 juta, termasuk Rp 5 juta untuk biaya pemeliharaan dan asuransi (executory cost)- pembayaran dilakukan tahunan di muka- masa manfaat alat beratnya selama 10 tahun (metode garis lurus dan nilai residu tidak ada)- pada akhir tahun ke-5 terdapat suatu bargain purchase option senilai Rp 75 juta apabila PT MBR ingin memiliki aset tersebut- tingkat suku bunga leasing sebesar 10%
Berdasarkan data di atas, PV SGU = Rp 296,761,026 dan jurnal yang dibuat pada awal masa SGU adalah1-Jan-04 untuk mencatat SGU dengan hak opsi
Alat Berat Leasing 296,761,026 Hutang leasing 296,761,026
1-Jan-04 untuk mencatat pembayaran pertamaBiaya leasing 5,000,000 Hutang leasing 60,000,000
Bank 65,000,000
Tabel pembayaran SGU (masa SGU 5 tahun, pembayaran per tahun Rp 60 juta, bargain purchase option Rp 75 juta dan suku bunga 10% pa.)
Bank 75,000,000 31-Dec-08 untuk mencatat transfer saldo aktiva leasing ke aktiva tetap (penyusutan aktiva leasing selama 5 tahun)
Alat berat 148,380,513 Akum penyusutan aktiva leasing 148,380,513
Alat berat leasing 296,761,026
Jika PT MBR pada akhir tahun ke-5 tidak jadi menggunakan hak opsi untuk membeli alat berat tersebut, perlu dibuat jurnal sbb.:31-Dec-08 Rugi pembatalan hak opsi 73,380,513
*) Adjustment dilakukan karena terdapat rugi fiskal tahun 1997 sebesar Rp 600 juta yang tidak dapat diperhitungkan dalam masa kompensasi rugi (5 tahun).
PT MBR memiliki ikhtisar laba rugi fiskal yang bersumber dari SKPLB PPh Badan dan SPT seperti terlihat di bawah ini (Lihat A). Pada tahun 2004 perusahaan diperiksa oleh Karikpa untuk tahun pajak 2001 dengan hasil SKP Nihil dan perusahaan tidak mengajukan keberatan. Akibatnya, perhitungan kompensasi rugi mengalami perubahan (Lihat B). Atas hasil tersebut, perusahaan juga tidak melakukan pembetulan SPT PPh Badan tahun 2002-2004.
STUDI KASUS PSAK 46 DI PT MBRPENGUKURAN & PENGAKUAN PAJAK TANGGUHAN - KOMPENSASI RUGI (Rp 000)
Catatan:Khusus untuk penghitungan pajak tangguhan tahun 2003 dan 2004, jurnal yang dipakai adalah sbb.:a. Untuk mengakui saldo awal tahun 2003 (=saldo akhir 2002) sebelum terbit SKPN
DTA 135,000 DTI 135,000
b. Untuk mengakui penurunan pajak tangguhan di tahun 2003DTE 120,000 DTA 120,000
c. Untuk mengakui reversing entries karena ada SKPN tahun 2001 yang terbit di tahun 2004 yg meniadakan pajak tangguhan dari kompensasi rugi 135,000
Catatan:1. Rekapitulasi pajak tangguhan di atas belum termasuk pajak tangguhan yang berasal dari Capital Lease2. Jika PT MBR baru menerapkan PSAK 46 pada tahun 2003 & 2004, jurnal pengakuan APT (KPT) Tahun 2003 dan 2004
a. Tahun 2003 (SKPN belum diterbitkan)1) Untuk mengakui saldo awal APT Tahun 2003
DTA 135,000 135,000
2) Untuk mengakui penambahan APT Tahun 2003DTA 5,470,000 DTI 5,470,000
3) Untuk mencatat penambahan APT Tahun 2003 ke dalam REDTI 5,470,000 RE 5,470,000
b. Tahun 2004 (SKPN terbit dan berakibat adanya penyesuaian pajak tangguhan)1) Untuk mengakui penyesuaian saldo awal APT Tahun 2003 karena ada penerbitan SKPN yang meniadakan Aktiva Pajak Tangguhan dari kompensasi rugi
135,000 DTA 135,000
2) Untuk mengakui penyesuaian penambahan APT Tahun 2003 (Rp 5.590.000 - Rp 5.470.000)DTA 120,000
120,000 3) Untuk mengakui penambahan APT Tahun 2004 setelah penerbitan SKPN
DTA 1,609,500 DTI 1,609,500
4) Untuk mencatat penambahan APT Tahun 2004 setelah penerbitan SKPN ke dalam RE DTI 1,609,500
LABA (RUGI) NETO (18,619,441) 19,019,441 400,000 (5,344,973) 5,844,973 500,000 KOMPENSASI RUGI - (450,000) (450,000) - - - LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK (18,619,441) 18,569,441 (50,000) (5,344,973) 5,844,973 500,000
PPh (30%) - - - (1,603,492) 1,753,492 150,000
Jurnal penyesuaian yang perlu dibuat atas rekonsiliasi fiskal di atas, jika diasumsikan uang muka PPh-nya nihil adalah
1. Tahun 2003
a. Untuk mengakui rugi komersial tahun 2003 ke dalam Retained EarningsPendapatan 22,556,662 Pendapatan lain-lain 4,193,457 Income summary 18,619,441 Biaya 45,369,560
Retained Earnings 18,619,441 Income summary 18,619,441
b. Karena rugi, hutang PPh Pasal 29 tidak dijurnal
Berdasarkan data-data sebelumnya tentang perhitungan pajak tangguhan, berikut ini disajikan rekonsiliasi fiskal PT MBR untuk tahun fiskal 2003 dan 2004. Koreksi fiskal yang termasuk dalam perbedaan temporer, seperti biaya penyisihan dan biaya penyusutan, merujuk pada kasus perhitungan pajak tangguhan sebelumnya, sedangkan untuk perbedaan permanen terdiri dari beban lain-lain dan penghasilan bunga.
STUDI KASUS PSAK 46 DI PT MBRREKONSILIASI FISKAL 2003-2004 (Rp 000)
2. Tahun 2004
a. Untuk mengakui rugi komersial tahun 2004 ke dalam Retained EarningsPendapatan 28,624,746 Pendapatan lain-lain 2,680,551 Income summary 5,344,973 Biaya 36,650,270
Retained Earnings 5,344,973 Income summary 5,344,973
b. Untuk mengakui PPh Badan terutang tahun 2004PPh Badan 150,000 Hutang PPh Pasal 29 150,000
c. Untuk mencatat PPh Badan terutang tahun 2004 ke dalam RERetained Earnings 150,000 PPh Badan 150,000
document.xls; LR (13); 04/18/2023; 06:59:10 Hal. 22/25
STUDI KASUS PSAK 46 DI PT MBRPENYAJIAN PAJAK TANGGUHAN DI LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF 2003-2004 (Rp 000)
2003 2004PENDAPATAN USAHA
Penjualan tenaga listrik 22,139,883 28,275,982 Penyambungan pelanggan 241,698 265,857 Lain-lain 175,081 82,907 Jumlah Pendapatan Usaha 22,556,662 28,624,746
BEBAN USAHA Bahan bakar 10,375,827 14,007,295 Pembelian tenaga listrik 9,395,365 8,717,140 Biaya penyisihan piutang tak tertagih 3,000,000 1,350,000 Biaya penyisihan pesangon 1,500,000 1,350,000 Biaya penyisihan inventori 2,700,000 1,215,000 Biaya penyisihan ganti rugi sengketa hukum 10,000,000 - Biaya penyusutan furnitur kayu 183,333 200,000 Biaya penyusutan kendaraan operasional 2,000,000 2,000,000 Biaya penyusutan kendaraan dinas 2,000,000 2,000,000 Pemeliharaan 1,610,254 2,630,359 Kepegawaian 1,802,391 2,086,329 Lain-lain 802,390 1,094,147 Jumlah Beban Usaha 45,369,560 36,650,270
LABA (RUGI) USAHA (22,812,898) (8,025,524)
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAINPenghasilan bunga 399,370 363,856 Beban bunga dan keuangan (1,654,945) (1,619,507)Rugi selisih kurs – bersih (1,499,793) (458,948)Lain-lain - bersih 6,948,825 4,395,150 Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih 4,193,457 2,680,551
LABA (RUGI) SEBELUM PPh (18,619,441) (5,344,973)TAKSIRAN PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK
Tahun berjalan - (150,000)Ditangguhkan 5,470,000 1,609,500 Ditangguhkan (disajikan kembali karena ada SKPN) 120,000 - Total 5,590,000 1,459,500
LABA (RUGI) SETELAH PPh (13,029,441) (3,885,473)
Merujuk pada kasus perhitungan pajak tangguhan dan rekonsiliasi fiskal sebelumnya, berikut ini disajikan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2004.
document.xls; RE (14); 04/18/2023; 06:59:10 Hal. 23/25
STUDI KASUS PSAK 46 DI PT MBRLAPORAN PERUBAHAN SALDO LABA
2003 2004
1. Saldo awal Retained Earnings 38,836,210 25,806,768
2. Jurnal pajak tangguhan di tahun 2003:Untuk mengakui saldo awal APT tahun 2003 sebelum SKPN terbit 135,000 - Untuk mengakui penambahan APT tahun 2003 sebelum SKPN terbit 5,470,000 -
3. Jurnal pajak tangguhan di tahun 2004:Untuk mengakui penyesuaian saldo awal APT Tahun 2003 karena ada penerbitan SKPN (135,000) - Untuk mengakui penyesuaian penambahan APT Tahun 2003 (Rp 5.590.000 - Rp 5.470.000) 120,000 - Untuk mengakui penambahan APT tahun 2004 setelah SKPN terbit - 1,609,500
4. Laba (rugi) komersial tahun berjalan sebelum pajak (18,619,441) (5,344,973)
5. PPh Badan - (150,000)
6. Laba (rugi) neto setelah pajak (2+3+4+5) (13,029,441) (3,885,473)
Pendapatan ditangguhkan - bersih 3,234,450 10,502,133 Kewajiban Tidak Lancar
Kewajiban kontinjensi 10,000,000 10,000,000 Kewajiban Pajak Tangguhan - - Kewajiban tidak lancar lainnya 14,472,569 40,622,382 Provisi pesangon 1,500,000 2,850,000
EkuitasModal saham 70,000,000 70,000,000 Retained Earning (Saldo Laba)- saldo awal 38,836,210 25,806,768 - laba (rugi) tahun berjalan (13,029,441) (3,885,473)- saldo akhir 25,806,768 21,921,295 Total ekuitas 95,806,768 91,921,295