STUDI INFEKSI KOKSIDIA PADA AYAM PETELUR (Gallus gallus) STRAIN LOHMAN JANTAN DI PETERNAKAN MANDIRI KELURAHAN SEGALAMIDER, KECAMATAN TANJUNG KARANG BARAT, KOTA BANDAR LAMPUNG SKRIPSI Oleh Nadia Eka Yulian FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
43
Embed
STUDI INFEKSI KOKSIDIA PADA AYAM PETELUR (Gallus …digilib.unila.ac.id/26650/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dengan sebutan ayam jantan tipe medium, karena pertumbuhan ayam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
STUDI INFEKSI KOKSIDIA PADA AYAM PETELUR (Gallus gallus)STRAIN LOHMAN JANTAN DI PETERNAKAN MANDIRI KELURAHAN
SEGALAMIDER, KECAMATAN TANJUNG KARANG BARAT, KOTABANDAR LAMPUNG
SKRIPSI
Oleh
Nadia Eka Yulian
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRAK
STUDI INFEKSI KOKSIDIA PADA AYAM PETELUR (Gallus gallus)STRAIN LOHMAN JANTAN DI PETERNAKAN MANDIRI, KELURAHAN
SEGALAMIDER, KECAMATAN TANJUNG KARANG BARAT, KOTABANDAR LAMPUNG
Nadia Eka Yulian
Ayam petelur (Gallus gallus) strain Lohman jantan merupakan salah satu jenisunggas yang banyak dibudidayakan. Ayam petelur strain Lohman jantan dikenaldengan sebutan ayam jantan tipe medium, karena pertumbuhan ayam jantan tipemedium berada di antara ayam petelur ringan dan broiler. Dalam melakukanpemeliharaan ayam, masih sering terdapat kendala, salah satunya disebabkan olehparasit jenis koksidia yang menyebabkan koksidiosis. Penelitian ini dilaksanakanpada bulan November 2016 di Peternakan mandiri, di Kelurahan Segalamider,Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung. Tujuan dari penelitianini adalah untuk mengetahui parasit penyebab koksidiosis dan prevalensi serangankoksidia pada ayam strain Lohman jantan. Metode penelitian yang digunakanadalah proportionate clustered random sampling, yaitu mengambil 100 sampelfeses secara acak dari setiap kandang sebanyak 25 sampel feses. Penghitunganjumlah telur parasit menggunakan uji EPG Mc. Master. Hasil penelitianditemukan parasit penyebab koksidiosis pada ayam strain Lohman adalahEimeria tenella dengan nilai prevalensi serangan koksidia sebesar 20% .
STUDI INFEKSI KOKSIDIA PADA AYAM PETELUR (Gallus gallus)STRAIN LOHMAN JANTAN DI PETERNAKAN MANDIRI KELURAHAN
SEGALAMIDER, KECAMATAN TANJUNG KARANG BARAT, KOTABANDAR LAMPUNG
Oleh
Nadia Eka Yulian
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Penmgetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ii
Judul Skripsi : STUDI INFEKSI KOKSIDIA PADA AYAMPETELUR (Gallus gallus) STRAIN LOHMANJANTAN DI PETERNAKAN MANDIRI,KELURAHAN SEGALAMIDER,KECAMATAN TANJUNG KARANGBARAT, KOTA BANDAR LAMPUNG
DAFTAR ISI.................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................xvi
DAFTAR TABEL ........................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................11.2 Tujuan Penelitian.....................................................................41.3 Manfaat Penelitian...................................................................41.4 Kerangka Pemikiran. ...............................................................4
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................183.2 Alat ........................................................................................183.3 Bahan. ....................................................................................193.4 Metode Penelitian ..................................................................193.5 Prosedur Penelitian ................................................................19
3.5.1 Pengambilan Sampel Feses. .........................................193.5.2 Pelaksanaan Penelitian. .................................................19
3.5.2.1 Prosedur Identifikasi Koksidia...............................203.5.2.2 Penghitungan Jumlah Koksidia Menggunakan
Lampiran 2. Alat dan bahan dalam penelitianLampiran 3. Cara kerjaLampiran 4. Hasil identifikasi koksidia pada mikroskopLampiran 5. Gejala klinis koksidiosis
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Ayam Petelur Strain Lohman Jantan…………………………..........8
Gambar 2. Koksidiosis Pada Ayam……………...…………………………….11
Gambar 3. Siklus Hidup Eimeria………………..………………………….....14
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil identifikasi koksidia yang ditemukan pada ayam petelur strainLohman jantan di Peternakan Mandiri Kelurahan Segalamider,Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota BandarLampung………………………….........................................................23
Tabel 2. Jumlah koksidia dan nilai prevalensi pada stadium oocyst per gram(OPG) …………………………………………………………………28
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ternak unggas mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi sumber
protein dan sumber pendapatan masyarakat Indonesia. Ternak unggas dapat
dijadikan untuk penyediaan daging dan telur yang relatif murah, cepat
dihasilkan dan terjangkau untuk masa mendatang dibandingkan dengan ternak
lainnya (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2010).
Sebagai salah satu jenis ternak penghasil protein hewani yang tinggi, ayam
(Gallus gallus) sangat dinikmati dan dikenali oleh masyarakat. Beberapa strain
ayam yang dikenal di Indonesia antara lain berasal dari strain Isa Brown,
Lohman, dan Leghorn. Salah satu jenis yang banyak dibudidayakan adalah
strain Lohman jantan. Pada beberapa peternakan ayam petelur strain Lohman
yang berkelamin betina dimanfaatkan untuk diproduksi telurnya karena dapat
mengasilkan telur, sedangkan yang berkelamin jantan dimanfaatkan untuk
diproduksi dagingnya saja (Darma, 1982).
Ayam petelur strain Lohman jantan sangat mudah dalam pemeliharannya,
karena selain bibitnya yang murah dan mudah didapat, pertumbuhannya cepat,
memiliki tekstur daging yang menyerupai ayam kampung, memiliki daya
2
adaptasi yang tinggi terhadap berbagai situasi lingkungan dan iklim yang ada
dapat dipanen dalam waktu yang singkat, yaitu selama delapan minggu,
sehingga banyak diminati oleh masyarakat (Yusdja, 2002).
Banyaknya kebutuhan konsumsi akan unggas dibuktikan dengan tingginya
angka konsumsi unggas khususnya ayam pada tahun 2004, yaitu 746.200 ton
yang diikuti dengan jumlah produksi ayam pada tahun yang sama sebesar
1.190.900 ton. Pada tahun-tahun berikutnya, tingginya tingkat konsumsi ayam
masih bisa diimbangi dengan produksi ayam. Akan tetapi, pada tahun 2008
total konsumsi ayam sebesar 1.071.000 ton dan total produksi pada tahun
tersebut masih jauh di atas konsumsi nasional, yakni sebesar 1.358.380 ton.
Sehingga pemenuhan akan unggas menjadi tidak tercukupi. Hal ini lah yang
mendasari konsumsi ayam petelur strain Lohman jantan yang dimanfaatkan
dagingnya, agar angka konsumsi masyarakat terhadap unggas dapat terpenuhi
(Sucipta dan Hatta, 2009).
Menurut Suratman (2009), sistem pemeliharaan ayam saat ini sudah
mengalami perkembangan yang lebih baik, namun dalam pemeliharaannya
banyak terdapat kendala yang menyebabkan perkembangan ayam menjadi
terhambat. Salah satu kendalanya adalah adanya berbagai jenis agen penyakit,
baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, protozoa, maupun cacing. Dampak
penyakit yang ditimbulkan merupakan kendala utama bagi para peternak ayam.
Menurut Akoso (2009), akibat serangan protozoa parasit pada ayam akan
menimbulkan kerugian, yaitu penurunan produktivitas dan berat badan,
3
mengakibatkan kelumpuhan serta gangguan fungsi organ lainnya, bahkan
menyebabkan kematian ayam.
Salah satu penyakit akibat protozoa parasit yang menyerang ayam adalah
koksidiosis. Koksidiosis merupakan penyakit berak darah yang disebabkan
oleh protozoa yang dapat merusak saluran pencernaan pada ayam. Menurut
Gordon (1997), kematian ternak ayam pada suatu peternakan akibat koksidiosis
dapat mencapai 5–10% bahkan koksidiosis dapat menimbulkan kematian
sampai 100%, apabila terjadi infeksi berat yang ditandai dengan hilangnya
darah yang cukup banyak.
Penelitian yang dilakukan oleh Salfina et.al. (1992) mengenai prevalensi kasus
koksidiosis pada ayam buras di Kalimantan Selatan mencapai 27, 1% dengan
kisaran OPG (oocyst per gram) 40–7.200, dan ditemukan penyebab koksidiosis
yaitu Eimeria tenella (13,3%).
Informasi tentang kasus koksidiosis di Provinsi Lampung sampai saat ini belum
banyak diperoleh. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian
mengenai infeksi koksidia pada ayam petelur strain Lohman jantan. Dengan
diketahuinya infeksi koksidiosis pada ayam petelur strain Lohman jantan akan
mempermudah penanganan dan pencegahannya lebih dini.
4
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui jenis parasit penyebab koksidiosis pada ayam petelur (Gallus
gallus) strain Lohman jantan yang ada pada peternakan mandiri di
Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar
Lampung.
2. Mengetahui prevalensi serangan koksidia pada ayam petelur (Gallus gallus)
strain Lohman jantan di peternakan mandiri Kelurahan Segalamider,
Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada
peternak mengenai infeksi koksidiosis pada ayam petelur (Gallus gallus)
strain Lohman jantan sehingga dapat dilakukan pencegahan sehingga tidak
menimbulkan kematian pada ayam.
1.4 Kerangka Pemikiran
Ayam petelur (Gallus gallus) merupakan salah satu hewan ternak yang paling
banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Ayam dapat dijadikan sebagai
pemenuhan kebutuhan protein hewani oleh masyarakat, yang memiliki harga
terjangkau melalui produksi telur dan dagingnya. Meningkatnya angka
konsumsi unggas pada setiap tahunnya menjadikan tidak terpenuhinya
kebutuhan akan unggas. Hal ini lah yang mendasari penggunaan ayam petelur
5
strain Lohman jantan yang sebelumnya hanya dibakar begitu saja akibat tidak
laku dijual, akan tetapi kini digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan unggas
terutama dagingnya, sehingga kini strain Lohman jantan banyak diproduksi
oleh masyarakat.
Tingginya produksi akan ayam petelur strain Lohman jantan, ternyata masih
banyak mengalami kendala yang dihadapi oleh para peternak ayam. Salah
satu kendalanya adalah penyakit akibat koksidia, yaitu koksidiosis.
Pemeliharaan kesehatan hewan unggas terutama ayam menjadi sesuatu hal
yang penting untuk mengatasi penyakit koksidiosis. Kerugian yang
ditimbulkan dari penyakit koksdiosis menyebabkan kematian hingga 20-90%.
Mc. Master untuk menghitung jumlah koksidia, dan tisu.
19
3.3 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah feses ayam dan larutan NaCl
jenuh.
3.4 Metode Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan secara proportionate clustered random
sampling yaitu mengambil feses ayam secara acak dari kandang peternak
mandiri di Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota
Bandar Lampung.
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Pengambilan Sampel Feses
Diambil sampel feses ayam sebanyak 100 sampel dari keseluruhan empat
kandang yang ada di peternakan mandiri. Tiap kandang diambil feses
sebanyak 25 sampel. Sampel feses yang didapat dimasukkan kedalam
plastik dan diberi label 1 sampai 100.
20
3.5.2 Pelaksanaan Penelitian
3.5.2.1 Prosedur Identifikasi Koksidia
Identifikasi koksidia menggunakan buku panduan Conway and McKenzie
(2007), dengan menyamakan bentuk morfologi berupa ukuran dan bentuk
telur parasit koksidia yang ditemukan.
3.5.2.2 Penghitungan Jumlah Koksidia Menggunakan Mc.Master
Jumlah koksidia yang ditemukan dihitung menggunakan uji EPG (egg
per grams) Mc. Master yaitu menghitung jumlah koksidia secara
kuantitatif menggunakan kamar hitung Mc. Master yang menggunakan
NaCl jenuh sebagai pelarutnya. Prosedur dari uji EPG Mc. Master
adalah sebagai berikut :
Sampel feses ayam ditimbang sebanyak 2 gram dengan menggunakan
timbangan analitik.
Sampel feses yang telah ditimbang, dihancurkan dengan menggunakan
alat tumbuk (mortar) sambil ditambahkan NaCl jenuh sebanyak 58 mL
sedikit demi sedikit.
Filtrat yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan saringan Mesh
ke dalam beaker glass sambil diratakan di atas saringan.
Filtrat dalam beaker glass digoyang perlahan dan kemudian dimasukkan
ke dalam kaca Mc. Master menggunakan pipet tetes, tunggu hingga 5
menit sebelum diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100×.
21
Dihitung jumlah koksidia di bawah mikroskop, dengan pembacaan hasil
OPG (Oocyst per gram) mengikuti rumus :
Nilai OPG = 100 X
(X = Jumlah ookista yang ditemukan)
(Colville, 1991).
3.6 Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Data hasil
identifikasi yang diperoleh disajikan dalam bentuk gambar yang meliputi jenis
parasit. Data prevalensi disajikan dalam bentuk tabel yang meliputi jenis,
jumlah dan prevalensi. Untuk menghitung prevalensi digunakan rumus
menurut Soulsby (1986) sebagai berikut :
Jumlah sampel feses yang ditemukan suatu jenisPrevalensi = × 100%
Jumlah seluruh sampel feses yang diperiksa
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Jenis parasit penyebab koksidiosis yang ditemukan pada ayam petelur strain
Lohman jantan adalah Eimeria tenella.
2. Prevalensi serangan koksidia pada ayam petelur strain Lohman jantan akibat
infeksi Eimeria tenella sebesar 20%.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan jenis Eimeria penyebab
koksidiosis pada feses ayam petelur Strain Lohman jantan, sehingga disarankan
kepada peternak untuk menjaga kebersihan kandang dari feses yang menumpuk,
agar dapat dilakukan pencegahan penularan koksidiosis pada ayam.
34
DAFTAR PUSTAKA
Akoso, T.N. 2009. Aspek Klinik dan Penularan pada Pengendalian PenyakitTernak Departemen Klini Veteriner FKH. Universitas Airlangga.Surabaya.
Allen P.C and R.H. Fetterer . 2002. Clinical Microbiology Reviews : RecentAdvances in Biology and Immunobiology of Eimeria Species and InDiagnosis and Confoll of Infection With These Coccidian Parasite ofPoultry. Journal Society Microbiology. Vol.15 (1) : 58-65.
Anon. 1990. Beberapa Penyakit Penting Pada Ternak Seri Peternakan. ProyekPengembangan Penyuluhan Pertanian Pusat / NAEP. DepartemenPertanian. Balai Informasi Pertanian Daerah Istimewa Aceh.
Arifin, Zainal. 2010. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Bangsa.Remaja Rosda Karya. Bandung.
Assafa, D. E., F. Deribe, Gebreselassie, J. Ali, S. Kibru and S. Nagesh. 2004.Medical Parasitology. Ethiophia Public Health Training Initiative. TheCarter Center, The Ethiophia Ministry of Health, and The EthiophiaMinistry of Education.
Barta, J.R and K. Price. 2001. Immunological Control Of Coccidiosis In Poultry.Journal Immunological. Vol. 4(1) : 101-108.
Brooks, F., A. Stephen, Butel, Janet, Morse dan S. Geo. MikrobiologiKedokteran Edisi I. Salemba Medika. Jakarta.
Calnek, B.W., C. W. Beard, H. J. Barnes, H. Jr. Wiyodi and W. M. Reid. 1994.Desease of Poultry. 9th Ed. Iowa State University. Iowa.
Calnek B.W. 2001. Disease of Poultry. 10th Ed. Iowa State University Press,USA.
Cheng,T.C. 1961. The Biology of Animal Parasites. W.B. Saunders Company.Limited Tokyo, Japan.
35
Colville, J. 1991. Diagnostic Parasitology for Veterinary Technicians. AmericanVeterinary Publications Thormwood Drive Golete. California.
Conway, D.P and M.E. McKenzie. 2007. Poultry Coccidiosis Diagnostic andTesting Procedures Third Edition. Blackwell Publishing. USA.
Darma, M. 1982. Tanggapan Ayam Jantan Pedaging Terhadap Mutu Ransumpada Awal Pertumbuhan. [Karya Ilmiah]. Fakultas Peternakan. InstitutPertanian Bogor. Bogor.
Dawid F., M. Bekele and Y. Amede. 2012. Claf Coccidiosis in Selected DairyFams of Dire Dawa, Eastern Ethiopia. Global Veterinaria. Vol. 9(4):460-464.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2010. Teknik Pengolahan DagingAyam. http:// disnakkeswan.Lampungprov.go.id/pengolahan_ayam.pdf.Diakses pada 30 Oktober 2016 Pukul 14.45 WIB.
Eraslan G, C.I. Bilal, C. Yucel, and E. Meryem. 2004. Changes InMalondialdehyde Level And Catalase Activity And Effect OfToltrazuril On These Parameters In Chicks Infected With Eimeriatenella. Bulletin Veterinary Pulawy. Vol. 48(2) : 251-254.
Gordon,R.F. 1997. Poultry Disease. Bailliere Tindall and Cox. London.
Hofstad, M. S., B.W. Calnek, C.F. Helmblot and W.M. Yoder. 1984. Diseases ofPoultry. 8th Ed. Iowa State University Press. Ames ,Iowa, USA.
Jackson, G.J., H. Robert and S. Ira. 1970. Immunity to Parasitic Animal.Health Department. Belgia.
Jadhav B. N, L.B. Dama and S. N. Bhamre. 2012. New Species Of Genus Eimeria(Eimeria Nikamae) In Broiler Chicken (Gallus gallus domesticus) FromAurangabad (M.S.) India. Vol. 1(3). ISSN: 2319 – 314X (Print); 2319 –3158 (Online).
Jadhav B.N and V.N. Susheel. 2014. Study of Eimeria brunetti (Levine 1942) inBroiler Chicken from Aurangabad District of Maharashtra State India.International Journal of Applied Science Research and Review. Vol.1(3) : 102-106.
Jankiewicz H.A. and R.H. Schofield. 1934. The Administration Of Heated OocytsOf Eimeria tenella As A Means Of Establishing Resistance andImmunity to Cecal Coccidiosis. Journal American Veterinary MedicalAssociate. Vol. 8(4) : 507-526.
36
Johnson, W.T. 1938. Coccidiosis of the Chicken with Special Reference toSpecies. Station Bulletin. Corvallis Agricultural Experiment Station,Oregon State College.
Levine, N.D. 1978. Parasitologi Veteriner. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
__________.1985. Veterinary Protozoology. Iowa State University Press.Ames.
Lillehoj, H.S. 1998. Role of T Lymphocyte and Cytokines in Coccidiosis.Journal International Parasitology. Vol. 28(2) : 1071-1081.
Long, P.L and. T.K. Jeffers. 1986. Control of Coccidiosis. JournalParasitology. Vol. 2(9) : 236-239.
Min W, Lillehoj H.S. and R.A. Dalloul. 2004. Application of BiotechnologicalTools for Coccidian Vaccine Development. Journal Veterinary. Vol.5(2) : 279-288
Nikam S.V., B.N. Jadhav and S.N. Bhamre. 2012. Study Of Genus Eimeria{Eimeria Mitis, Tyzzer 1929} In Broiler Chicken (Gallus gallus) FromAurangabad (M.S.) India. Vol. 1(1). ISSN: 2319 – 314X (Print); 2319 –3158 (Online).
Pattilesono dan Sangle. 2011. Efek Frekuensi Penaburan Zeolit Pada Alas LitterTerhadap Kualitas Lingkungan Kandang Ayam Pedaging. FakultasPeternakan Dan Perikan Ilmu Kelautan. Universitas Manokwari. Papua.
PT. Multi Breeder Adirama Indonesia. 2005. Standar Performan Produksi StrainLohman. Multi Breeder Adirama Indonesia. Lampung.
Riyanti. 1995. Pengaruh Berbagai Imbangan Energi Protein Ransum TerhadapPerforman Ayam Petelur Jantan Tipe Medium. Prosiding SeminarNasional Sains dan Tekhnologi Peternakan. Balai Penelitian Ternak.Ciawi. Bogor.
Salfina, A. Hamdan dan Tarmudji.1992. Koksidiosis Pada Ayam Buras diKalimantan Selatan. Penyakit Hewan. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner.Vol. 24 (43) : 23-26.
Sarwono B. 2003. Beternak Ayam. Penebar Swadaya. Jakarta.
Setyawati, S.J.A dan E. Yuwono. 2006. Upaya Peningkatan Kekebalan BroilerTerhadap Penyakit Koksidoisis Melalui Infeksi Simultan Ookista. JurnalProduksi Ternak. Vol. 8(1) : 72-77.
37
Smith, T. W. 1997. Protozoan Diseases. Poultry Science Home Page College ofAgriculture & Life Sciences Mississipi State University.http://www.msstate.edu/dept/poultry/disproto.htrn. Diakses pada 29November 2016 Pukul 14.30 WIB.
____________. 1986. Helminths, Arthropods and Protozoa of DomesticatedAnimals. 7 rd Ed. The English Language Book Society and BailliereTindal. London.
Sucipta dan Hatta. 2009. Wawasan Peternak Unggas. http://www.wartaekonomi.co.id. Diakses pada 05 November 2016 Pukul 16.45 WIB.
Sumadi. 1995. Pengaruh Pembuatan Jumlah Pakan dan Jenis Kelamin TerhadapPerformans Dua Galur Ayam Broiler. [Tesis]. Institut Pertanian Bogor,Bogor.
Suprijatna, E., R. Kartasudjana dan U. Atmarsono. 2005. Ilmu Dasar TernakUnggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suratman. 2009. Prevalensi Koksidiosis Pada Ayam di Kota Denpasar.hhtp://www.bulletinveteriner.com/prevalensi/koksidiosis//pada/ayam/Denpasar. Diakses pada 30 Oktober 2016 Pukul 17.45 WIB.
Sutawi. 1996. Koksidiosis Sebuah Tinjauan pada Produksi UnggasModern. Majalah Informasi dan Koperasi. Swadaya PeternakanIndonesia No. III (Mei-Juni). pp: 17-1.
Tabbu C.R. 2002. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya Volume 2. Kanisius.Yogyakarta.
Tampubolon, M. 1992. Petunjuk Laboratorium Protozoologi. IPB Press. Bogor.
Vertommen, M. H. and B. Koitwenhoven. 1993. Factor Which Contribute toContracting Coccidiosis. World Poultry. Special Issue on Coccidiosis.Vol. 9.
Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan Ke-3. Gadjah Mada UniversityPress. Yogyakarta.