Studi Global Dampak Covid 19 Terhadap Anak & Keluarga serta Berbagi Praktik Baik Program Pendidikan Save The Children Indonesia Webinar Kajian Implementasi Kurikulum Darurat Pusat Penelitian & Kebijakan Kemendikbud Selasa, 10 November 2020 Imelda Usnadibrata Head of Education
30
Embed
Studi Global Dampak Covid 19 Terhadap Anak & Keluarga ......Dampak: • Ratusan pertanyaan diterima (antusiasme tinggi) • Testimoni dengan umpan balik positif Pembelajaran: • Koordinasi,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Studi Global Dampak Covid 19 Terhadap Anak & Keluarga sertaBerbagi Praktik Baik Program Pendidikan Save The Children Indonesia
Penelitian global dampak COVID-19 bagi anak dan keluarga
Kemiskinan Anak (Child Poverty)
Pendidikan (Education/ Learning)
Perlindungan Anak (Child Protection)
Tata Kelola Hak Anak (Child Rights Governance)
Kesehatan dan Gizi (Health and Nutrition)
Sekilas tentang Penelitian – Jumlah Sampel
3September 2020Global Research Result – Indonesia
Global:31.683 orang tua13.477 anakdari 46 negara
Indonesia: 4.568 orang tua2.232 anak(Survey: Juli 2020)
Studi terbesar, terluas dan terkomprehensifterhadap anak dan keluarga selama pandemi.
Izin dari Komite Uji Etik SC Amerika Serikat dan Universitas Indonesia
4SC Indonesia
Publikasi Studi Global Save The ChildrenExecutive Summary:•in Bahasa Indonesia: https://www.stc.or.id/sci-id/files/62/6296d50d-5227-4074-a1d4-1a2ad2e7941c.pdf•in English: https://www.stc.or.id/sci-id/files/59/595a72ad-1696-42bf-b7aa-999b289430ea.pdf•in one-page Infographic: https://www.stc.or.id/sci-id/files/1f/1fafda6a-dd9c-4c51-afa6-da0c001e8e2d.pdf
Presentation Slides: https://www.stc.or.id/sci-id/files/15/158b1478-b431-4ace-a3d3-104ad97a1aa0.pdfKey Findings in Infographic: https://www.stc.or.id/sci-id/files/c8/c89b6913-9eb7-4e80-be9d-1250613846a7.pdfPolicy Paper: https://www.stc.or.id/sci-id/files/46/46f65626-082c-4d93-8db5-739d21b82bba.pdf
Tantangan yang dihadapi anak dalam belajar dari rumah
8 dari 10 anak mengatakan
mereka tidak dapat mengakses bahan
belajar yang memadai.
1 dari 5 (20%) orang tua kesulitan membelimateri belajar anak, mereka ini 5 kali lebihtidak mampumembantu anaknyabelajar (48% vs 9%).
7September 2020Global Research Result – Indonesia
Home/Distance Learning Quality has not been improved
22%
55%
42%
23%28%
63%
37%30%
37%
62%
26%
45%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Children do not haveinternet data package
Children do not havesufficient learning
materials
Children weredemotivated
Children do notunderstand their school
home work
Proportion of children facing various challengeswhen they learning from home
RNA SC April 2020 RNA WVI May 2021 GS July 2020
➢More children do not have or difficult to access internet data package
➢Almost two third children remain do not have sufficient learning materials
➢More children (2x) face difficulties to understand or to do their homework
Note: this is a rough comparison between different studies and sample groups
8September 2020Global Research Result – Indonesia
Kualitas pembelajaran anak dalam belajar dari rumah
7 dari 10 orang tua dan
73% anak mengatakan merekabelajar jauh lebih sedikit(Global: 83%)
Anak mengatakan mereka samasekali tidak belajar apapun(dari 60 juta pelajar)(Afrika Timur+Selatan: 32%)(Timur Tengah + Eropah Timur (26%)
9September 2020Global Research Result – Indonesia
1 dari 4 orang tua mengatakan guru anaksama sekali tidak memantauanaknya (Global: 66%)
1 dari 8orang tua mengatakan guru memantau anaknya setiap hari
Pemantauan anak oleh guru saat belajar dari rumah
1 dari 5 (21%)Anak mengatakan “tidak ada yang bisa membantu saya” (Global: P36% L39%). >> Lebih tinggi pada anak yang orangtuanya dengandisabilitas (48%), Ibunya dengan disabilitas (56%).
4 dari 9 (45%)Anak kesulitan memahami PR (Global: P25% L30%). >> pada anak yang orangtuanya disabilitas, keluarga miskin, orangtua kehilangan pendapatan.
10September 2020Global Research Result – Indonesia
Tantangan yang dihadapi anak dalam belajar dari rumah
2% tidak bisa belajarkarena harus bekerja
mencari uang,
dan angka ini meningkatmenjadi 5%
pada anak dengan orang tua dengan disabilitas
Dua pertiga (63%) anakperempuan lebih banyak
dibebani tugas rumah, dibanding laki-laki 43%.
1 dari 5 anak perempuanterhambat belajar
dibanding 1 dari 10 anaklaki-laki
Semakin lama, semakin kecil harapan anak dan orang tua kembali ke sekolah
11September 2020Global Research Result – Indonesia
Harapan kembali ke sekolah oleh orang tua dan anak
berdasarkan durasi karantina/penutupan sekolah
Secara global,…
Ibu lebih khawatir anaknya tidak akan
kembali bersekolah dibanding ayah.
Kekhawatiran lebih tinggi pada
orangtua dengan disabilitas (91%),
dan anak disabilitas (85%).
Orang tua dari anak perempuan
dengan disabilitas hampir 3 kali lebih
cenderung tidak yakin anaknya akan
kembali bersekolah (16% vs 6%).
8 dari 9 (88%) anak dengan ibu
disabilitas memiliki tingkat keyakinan
lebih rendah bahwa mereka akan
kembali bersekolah.
Proporsi putus sekolah pada berbagai kelompok dengan ciri tertentu
12September 2020Global Research Result – Indonesia
Secara global, orang tuayang mengatakan guru tidak memantauanaknya 3 kali lebihcenderung tidak dapatmembantu anaknyabelajar di rumahdibanding yang lainnya.
Proporsi anak yang berisiko putus sekolah karena situasi pandemi
berdasarkan pendapat orang tuanya
Rekomendasi
20 September 2020COVID-19 Impact Global Study
AKSES PJJ
Peningkatan materi pembelajarandaring luring (jenis vs
kebutuhan, pengadaan/penggandaan,
distribusi), teknologi baik high tech (internet, hp, computer) &
Peniilaian Kebutuhan Cepat / Rapid Need Assessment Save The Children Indonesia April 2020 https://www.stc.or.id/sci-id/files/a2/a28a607e-64c4-40dd-b983-fe121e4e3167.pdf
https://www.stc.or.id/publikasi/berita/covid-19-children-must-keep-learning-despite-crisSurvey Belajar dari Rumah, Kemendikbud Mei-Juni 2020
1 dari 4 anak tidakpunya materi belajar
2 dari 3 membutuhkandukungan alat belajar(RNA, Kemendikbud)
1 dari 4 guru tidak punya computer / telepon pintar / paket data internet 2 dari 3 guru membutuhkan tutorial untukpembelajaran online7 dari 10 guru membutuhkan bahan PJJ8 dari 10 guru menggunakan media social untukmengajar (Kemendikbud), namun umumnya untukanak diatas SD
6 dari 10 siswa menggunakan internet untuk mengerjakan tugas
5 dari 10 siswa menggunakan daring (RNA), 4 dari 10 media interaktif
(Kemendikbud)5 dari 10 siswa konsentrasi berkurang
(Kemendikbud), 4 dari 10 anakmotivasi menurun (RNA)
PENCETAKAN & PENYEBARAN BAHAN BELAJAR, TERMASUK ALAT BELAJAR
LEMBAR KERJA SISWA DENGAN PANDUAN UNTUK ORANGTUA
PERLOMBAAN LITERASI NUMERASI
PROGRAM GURU KUNJUNG
KOMITMEN JAM BELAJAR
PROGRAM RADIO
BERBAGI & BELAJAR LEWAT SOCIAL MEDIA / GRUP WHATS APP
PJJ TANPA KUOTA
(TETAP) BELAJAR LUAR JARINGAN
19
• Menggunakan rekomendasi sumber-sumber bahan pembelajaran dan bacaan dariKemendikbud serta pihak kompeten lainnya
• Mencetak dan mendistribusikan bahan belajar, buku bacaan/cerita, alat belajar/tulis dasar• Membentuk Grup di Whats App, Facebook dan lainnya untuk berbagi dan belajar
SC Indonesia
Praktik Baik #1: Distribusi & Komunikasi
Teknologi terbaik adalah yang sudah Anda punya, tahu bagaimana menggunakannya, dan terjangkau (World Bank 2013)
Provinsi Sulawesi Tengah & Jawa Barat# Disdik Kabupaten # Kepala Sekolah # Guru # Orangtua[Pengukuran Jarak] [Pengelompokkan Anak & Guru] [Jadwal] [Materi]
Dampak:• Anak dapat tetap belajar, berkomunikasi & interaksi dengan teman-teman dan guru• Anak dapat tetap mempertahankan kemampuan aksara• Orangtua termotivasi mendukung anak BDR & bisa berkonsultasi
Pembelajaran:• Inisiatif, koordinasi, dan dukungan untuk keperluan mobilisasi guru• Jarak tempuh (tingkat kesulitan, waktu, anak tidak ditempat)• Bahan pembelajaran tidak memadai, protocol kesehatan & keselamatan, tingkat penerimaan keluarga
Video Guru Kunjung: Kabupaten Donggala: https://youtu.be/YRccJ35Q8SYKabupaten Sigi: https://youtu.be/wHR7T7884Ywhttps://youtu.be/WExDtrThw48
Kelas Lintas Udara Video: https://www.youtube.com/channel/UCHI7_H1hUGh0xH5HTDJ16NA
Praktik Baik #4: Program Radio
23
Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pulau Sumba)# Disdik # Sekolah # Orangtua # Komunitas• Lomba Literasi: menulis cerita, puisi, lirik lagu, menggambar & mewarnai tentang BDR
di masa pandemic
Dampak:• Kolaborasi menyenangkan untuk orangtua-anak (peran ayah meningkat(• Meningkatkan antusiasme tetap belajar, khususnya literasi dan seni• Kerjasama antara Perpustakaan Sekolah dengan Reading Camp (Pojok Belajar) yang
dikelola para Sukarelawan Literasi
Pembelajaran:• Kolaborasi guru & orangtua• Pemberdayaan orangtua, khususnya ayah• Upaya tambahan para guru untuk menyiapkan
orangtua dapat mendampingi & memotivasi anakBDR serta terus belajar literasi
• Dibutuhkan lebih banyak sukarelawan• Penerapan protocol kesehatan & keselamatan
Praktik Baik #5: Festival Literasi & Pertukaran Buku
248 September 2020SC Indonesia
Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pulau Sumba) & Jawa Barat# Disdik # PAUD & SD # Guru # Orangtua
Dampak:• Kolaborasi multi pihak (Disdik, Sekolah, Guru, Orangtua)• Motivasi orangtua & anak meningkat• Pencapaian belajar lebih jelas
Pembelajaran:• Kolaborasi erat khususnya antara guru dan orangtua• Pemberdayaan orangtua sebagai pendidik di rumah• Upaya guru untuk kreatif mempersiapkan
Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan memanfaatkanbahan/alat yang mudah didapat
Praktik Baik #6: LKS & Panduan Orangtua
25
Provinsi Jawa Barat# Komunitas # Sekolah # Guru # Orangtua[Daring tanpa Kuota] [Mengerjakan tugas luring ]
Dampak:• Umpan balik positif dari guru, orangtua dan siswa• Mengakomodir anak/komunitas dengan keterbatasan /
ketiadaan akses internet• Membantu guru dengan teknologi sederhana, mudah
untuk mengumpulkan & menganalisa data
Pembelajaran:• Teknologi rendah• Dapat disesuaikan & fleksible• Konten pembelajaran terpilih / aman• Masalah penyimpanan data• Perlu pelatihan khusus unutk guru dan
komunitas
Praktik Baik #7: PJJ Tanpa KuotaModel Penempatan di Komunitas (ruang publik)
Model Bisa Dibawa oleh Guru / Sukarelawan
26
Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pulau Sumba)
# Disdik # Dinas Komunikasi Informasi dan Persandian(DKIPS) # Dinas Perlindungan Perempuan & Keluarga Berencana (DP2KB)
Sasaran:
• 44 desa di Kabupaten Sumba Barat & 19 desa di Kabupaten Sumba Tengah
• Orangtua anak usia 0 – 6 tahun, terkhusus PAUD, agar dapat membimbing anak dalam pembelajarannya di rumah
• Materi parenting dibuat dalam bentuk Audio recording dengan menggunakan Bahasa local dan Bahasa Indonesia
• Berisi scenario praktik pengasuhan orangtua yang dapat diaplikasikan pada anak di rumah agar tetaptermotivasi BDR dengan menggunakan alat dan bahan yang ada disekitar anak
Praktik Baik #8: Kampanye Pemberdayaan
Orangtua (Mobile Parenting)
Pembelajaran:• Berbagai inisiatif menggunakan sumber daya yang ada
(infrastruktur/alat terbatas, teknologi rendah)• Kolaborasi berbagai pihak diperluas• Percobaan-percobaan untuk menemukan alternatif solusi
yang memungkinkan untuk pembelajaran
27
Pembelajaran dan Tantangan
Tantangan:• Keberlangsungan program• Kebutuhan untuk mempersiapkan proses pembelajaran
(adaptasi PJJ, kurikulum darurat, bahan belajar) juga untuk berkomunikasi/berkonsultasi/pendampingan
• Kehilangan pembelajaran/komunikasi yang tetap ada
No Ekosistem Peran Baru
Masa & Pasca Krisis
Dukungan yang Diperlukan
1 Anak Pembelajar mandiri Materi belajar (daring, luring: radio, buku)
Dukungan psikososial & kesehatan mental
Persiapan kembali ke sekolah
Akses ke internet, informasi internet sehat
2 Keluarga Supervisi kegiatan belajar
Kesetaraan gender
Panduan & program parenting
Konsultasi & konseling
Informasi internet sehat & pendampingan
3 Masyarakat Peduli anak Disiplin jam belajar, Guru kunjung
Alokasi dana desa, Evaluasi program
Komunitas sukarelawan, guru, anak muda
Organisasi, industri
4 Guru Luar Kelas Bahan mengajar daring/luring, bahan konseling