TUGAS EPIDEMIOLOGI KESEHATAN - B “Studi Epidemiologi Ebola Virus Disease (EVD)” Disusun Oleh : Rizal Bahri (P27833113011) Kelas A – DIII Semester 4 KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
TUGAS EPIDEMIOLOGI KESEHATAN - B
“Studi Epidemiologi Ebola VirusDisease (EVD)”
Disusun Oleh :
Rizal Bahri (P27833113011)
Kelas A – DIII Semester 4
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGAM STUDI DIII KAMPUS SURABAYA
2015
Studi Epidemiologi Ebola Virus Disease (EVD)
A. Ebola Virus Disease (EVD)
Penyakit Virus Ebola / Ebola Virus Disease (EVD) /
Ebola Hemorrhagic Fever (EHV) atau yang lebih singkatnya
Ebola adalah suatu penyakit pada manusia atau primatayang
disebabkan virus Ebola. Gejala biasanya muncul 2 hari
sampai 3 minggu setelah kontak dengan virus yang meliputi
demam, sakit tenggorokan, nyeri otot dan sakit kepala,
kemudian disusul dengan muntah, diare dan ruam yang
disertai dengan penurunan fungsi hati dan ginjal. Pada saat
yang sama, penderita akan mengalami pendarahan internal dan
eksternal. Penyakit ini memiliki resiko kematian yang
tinggi yaitu membunuh 25% - 90 % penderita dengan rata –
rata 50%. Hal ini disebabkan tekanan darah yang rendah
akibat kehilangan banyak cairan yang biasanya terjadi
setelah 6 – 16 hari sejak gejala muncul.
Virus Ebola menyebar melalui kontak langsung dengan
cairan tubuh seperti darah dari manusia atau hewan yang
terinfeksi. Penyebaran melalui udara oleh primata atau
manusia belum terbukti pada percobaan laboratorium atau
kondisi alamiah. Sperma atau ASI dari orang yang telah
sembuh dari EVD masih mengandung virus Ebola hingga
beberapa bulan. Pembawa alamiah virus Ebola adalah
kelalawar buah dimana mereka kebal terhadap virus ini.
Penyakit lainnya seperti malaria, kolera, demam tifus,
meningitis dan demam berdarah memiliki kemiripan dengan
EVD. Diperlukan tes darah untuk mengetahui RNA, antibodi
dan virus itu sendiri untuk menegakkan diagnosis EVD.
B. Gejala Ebola Virus Disease (EVD)
Masa inkubasi virus Ebola adalah 2 sampai 21 hari.
Seseorang tidak akan menjadi infeksius sampai terjadinya
gejala. Gejala awal Ebola berupa demam diatas 38,3oC, nyeri
otot, sakit kepala dan sakit tenggorokan. Kemudian diikuti
muntah, diare, dan ruam kulit yang biasanya muncul setelah
5 -7 hari munculnya gejala. Juga disertai dengan penurunan
fungsi hati dan ginjal.
Pada saat yang sama, penderita akan mengalami
pendarahan internal dan eksternal. Pendarahan pada membrane
mukosa atau pada tusukan jarum terjadi 40 – 50 % pada
kasus. Hal ini dapat menyebabkan muntah darah, batuk
berdarah, atau feses berdarah. Pendarahan pada kulit dapat
menimbulkan petechiae, purpura ecchymoses atau hematomas.
Biasanya terjadi pendarahan pada bagian putih bola mata.
Pada tes laboratorium, jumlah sel darah putih dan keping
darah mengalami penurunan serta kenaikan enzim pada ginjal.
C. Etiologi Ebola Virus Disease
1. Virus Ebola
EVD pada manusia disebabkan oleh empat virus
yang berasal dari genus Ebolavirus yaitu Bundibugyo
virus (BDBV), Sudan virus (SUDV), Tai Forest virus
(TAFV) dan Ebola virus (EBOV, yang sebelumnya bernama
Zaire Ebola Virus). Spesies EBOV merupakan virus yang
paling berbahaya dan bertanggung jawab atas besarnya
kejadian luar biasa yang selama ini terjadi. Jenis
virus dari genus Ebolavirus yang ke lima adalah Reston
virus yang tidak terbukti menimbulkan penyakit pada
manusia tetapi menimbulkan penyakit pada primata.
2. Penularan Virus Ebola
Virus Ebola dapat menyebar melalui kontak
langsung dengan darah dan cairan tubuh penderita yang
mulai menunjukkan gejala. Cairan tubuh yang dapat
membawa virus Ebola antara lain air liur, mukosa,
muntahan, feses, air mata, ASI, urin dan sperma. WHO
menyatakan bahwa hanya orang yang sangat sakit yang
dapat menyebarkan virus Ebola melalui air liur.
Kebanyakan penderita menularkannya melalui darah,
feses dan muntahan. Jalan masuk virus ke tubuh dapat
melalui hidung, mulut, mata dan luka.
Virus Ebola dapat bertahan selama 3 bulan pada
sperma penderita setelah penderita tersebut sudah
sembuh. Virus ini juga terdapat pada ASI pada
penderita yang sudah sembuh. Pada tahun 2014 ditemukan
virus Ebola pada mata seorang pasien Ebola setelah
dikonfirmasi bahwa virus Ebola tidak terdapat di
darahnya.
Tubuh orang yang sudah meninggal akibat Ebola
dapat menyebarkan virus tersebut. Tercatat bahwa 69 %
kasus Ebola di Guinea tahun 2014 disebabkan oleh
kontak langsung dengan mayat penderita saat upacara
penguburan.
Petugas kesehatan juga sangat beresiko terinfeksi
virus Ebola. Resiko penularan tersebut semakin besar
ketika mereka tidak memakai alat pelindung diri
seperti masker, sarung tangan, pakaian pelindung, dan
pelindung mata. Hal ini banyak terjadi di Afrika
dimana terdapat jumlah kasus yang tinggi dan sistem
pelayanan kesehatan yang buruk.
3. Sumber (reservoir) Virus Ebola
Sumber alamiah penyakit Ebola belum dikonfirmasi
secara pasti namun kelalawar adalah tersangka utama
dalam sumber penularan. Terdapat tiga jenis kelalawar
buah yang dapat membawa virus Ebola tanpa terinfeksi
virus tersebut yaitu Hypsignathus monstrosus, Epomops
franqueti and Myonycteris torquata. Tanaman, arthropda dan
burung diduga memiliki potensi dapat menyebarkan virus
Ebola.
Kelalawar diketahui bersarang di pabrik kapas
dimana kasus Ebola pertama terjadi pada tahun 1976.
Dilakukan percobaan menginokulasikan EBOV ke 24 jenis
tanaman dan 19 jenis vertebrata, hasilnya hanya
kelalawar yang menjadi infektif. Kelalawar tidak
menunjukkan adanya gejala klinis sehingga terbukti
sebagai sumber EBOV. Pada tahun 2002 – 2013 dilakukan
survey terhadap terhadap 1.030 hewan termasuk 679
kelalawar dari Gabon dan Republik Kongo, hasilnya
terdapat virus EBOV pada 13 kelalawar buah. Antibodi
terhadap Zaire dan Reston virus ditemukan pada
kelalawar buah di Bangladesh yang menunjukkan bahwa
kelalawar merupakan host dari virus Ebola.
Penularan dari binatang ke manusia diduga berasal
dari kontak langsung dengan binatang terutama
kelalawar buah yang terinfeksi virus Ebola. Selain
kelalawar, binatang lain seperti kera, simpanse,
gorila dan kera baboon dapat terinfeksi virus ini.
Manusia dan binatang dapat terinfeksi virus Ebola
ketika mengkonsumsi buah yang sudah dimakan oleh
kelalawar buah yang membawa virus Ebola.
D. Patogenesis Ebola Virus Disease
Seperti jenis filovirus lain, virus EBOV mereplikasi
sangat cepat di dalam sel dan memproduksi banyak virus di
dalam monosycote, mocrophage, sel dendrite dan sel –sel
lainnya seperti sel hati, fibroblast, dan sel empedu.
Replikasi virus membentuk tanda kerusakan secara kimia.
Target utama infeksi virus ini adalah sel
endhotelial, sel hati, dan beberapa jenis sel imun
seperti makrophage, monocytes, dan sel dendrite. Sel imun
tersebut membawa virus Ebola ke kelenjar getah bening
dimana virus tersebut kemudian bereproduksi. Setelah itu
virus masuk ke aliran darah dan system limfatik dan
menyebar ke seluruh tubuh. Beberapa jenis sel darah putih
seperti limfosit juga terinfeksi virus ini dan
menyebabkan melemahnya system pertahanan tubuh.
Virus menyerang sel Endothelial setelah 3 hari
infeksi. Kerusakan sel Endothelial menyebabkan kerusakan
pada pembuluh darah. Kerusakan ini disebabkan oleh
glikoprotein yang diproduksi oleh virus EBOV.
Glikoprotein virus Ebola mengurangi kerja adesi sel ke
struktur intraseluler yang dapat menyebabkan kerusakan
hati. Pendarahan yang meluas menyebabakan pembengkakan
badan dan shok. Infeksi virus ini menyebabkan pelepasan
sinyal kimia seperti TNF - α , IL - 6 dan IL – 8 dimana
molekul tersebut merespon dengan demam dan peradangan.
E. Pengobatan dan Pencegahan Ebola Virus Disease
Untuk mengusahakan kelangsungan hidup dari pasien
Ebola dapat dilakukan peawatan rehidrasi (pemberian
elektrolit dan air) melalui mulut dan suntikan yang
bertujuan untuk mengobati gejala yang spesifik. Sampai
saat ini belum ditemukan perawatan yang pasti untuk pasien
Ebola namun perwatan yang berpotensi untuk penyembuhan
untuk pasien Ebola seperti pembentukan darah, terapi imun
dan terapi obat – obatan sedang di evalusi lebih lanjut.
Tidak ada vaksin resmi untuk Ebola namun tedapat 2 vaksin
yang berpotensi dan sedang dikembangkan.
Pecegahan Ebola meliputi :
- Mengurangi resiko penularan dari binatang ke manusia
yang melalui kontak langsung dengan kelalawar buah dan
primate yang terinfeksi serta mengkonsumsi daging
binatang tersebut. Memakai sarung tangan jika berkontak
langsung dengan binatang dan memasak dengan benar
daging binatang sebelum dikonsumsi.
- Mengurangi resiko penularan dari manusia ke manusia
yang melalui kontak dengan cairan tubuh penderita
Ebola. Sarung tangan dan pakaian pelindung diri harus
dipakai saat menangani pasien Ebola. Cuci tangan dengan
benar setelah menjenguk pasien Ebola.
- Mengurangi resiko penularan melalui hubungan seksual ;
orang yang sudah sembuh dari Ebola tidak melakukan
hubungan seks selama 3 minggu setelah sembuh. Jika
terpaksa harus memakai kodom.
- Pengendalian kejadian luar biasa ; penguburan yang
aman, surveilans epidemiologi, karantina, monitoring
orang yang melakukan kontak dengan penderita Ebola
selama 21 hari, hygiene sanitasi lingkungan yang baik.
F. Sejarah EVD
Kasus Ebola Virus Disease (EVD) pertama kali
dilaporkan pada tahun 1976 pada dua kejadian luar biasa,
yang pertama terjadi pada Nzara, Sudan dan yang kedua
terjadi di Yambuku, Zaire (sekarang menjadi Republik
Demokrat Kongo). Kejadian selanjutnya terjadi di desa dekat
sungai Ebola yang terletak di Zaire yang kemudian menjadi
nama dari penyakit tersebut.
G. Kasus Ebola Virus Disease
Kasus EVD banyak terjadi di wilayah tropis Sub Sahara
Afrika. World Health Organization (WHO) mencatat telah
terjadi 1.716 kasus EVD dari tahun 1976 sampai 2013.
Kejadian luar biasa yang terbesar terjadi pada tahun 2014
yang menyebabkan banyak kematian di Guiena, Sierra Leone,
dan Liberia.
1. Kejadian Luar Biasa EVD Tahun 1976
- Sudan
Kasus pertama EVD terjadi pada bulan Juni
sampai November tahun 1976 di Nzara, Sudan Selatan
(bagian dari Sudan) yang di sebabkan oleh virus
Sudan (SUDV). Kejadian luar biasa di Sudan
menginfeksi 284 orang dan membunuh 151 orang. Kasus
yang pertama teridentifikasi adalah pada seorang
penjaga pabrik kapas di Nzara pada tanggal 27 Juni
1976. Pria tersebut masuk rumah sakit pada tanggal
30 Juni dan meninggal pada tanggal 6 Juli. Staff WHO
sudah mengetahui bahwa mereka menghadapi penyakit
berbahaya yang belum diketahui, namun identifikasi
dan penamaan penyakit tersebut belum dilakukan
hingga pada kejadian luar biasa selanjutnya yang
terjadi di Republik Demokrat Kongo.
- Zaire (Republik Demokrat Kongo)
Pada tanggal 26 Agustus 1976, kejadian luar
biasa kedua terjadi di Yambuku, sebuah desa kecil di
distrik Mongola di Zaire Utara (sekarang menjadi
Republik Demokrat Kongo). Kejadian ini disebabkan
oleh virus EBOV yang mana merupakan virus dari genus
Ebolavirus yang berbeda dari virus yang menyebabkan
kejadian luar biasa di Sudan. Orang pertama yang
terinfeksi adalah seorang kepala sekolah yang
bernama Mabalo Lokela yang mulai menunjukkan gejala
pada tanggal 26 Agustus 1976. Lokela baru saja
kembali dari liburan ke Zaire utara dimana dia
mengunjungi sungai Ebola pada tanggal 12 sampai 22
Agustus. Pada waktu itu dia diduga terjangkit
malaria dan diberi quinine sebagai pengobatan tetapi
kondisinya semakin memburuk dan dibawa ke rumah
sakit Yambuku Mission pada tanggal 5 September.
Lokela meninggal pada tanggal 8 september atau 14
hari setelah munculnya gejala.
Segera setelah kematian Lokela, orang – orang
yang pernah melakukan kontak dengan Lokela juga
meninggal yang membuat warga desa Yambuku panik. Hal
ini mendorong Kementerian Kesehatan Zaire bersama
Presiden Zaire yang bernama Mobutu Sese Seko membuat
deklarasi bahwa wilayah tersebut adalah zona
karantina. Tidak seorang pun diizinkan untuk masuk
atau keluar dari area tersebut baik melalui jalur
darat, air maupun udara. Sekolah, tempat bisnis dan
organisasi sosial ditutup. Para peneliti dari CDC
termasuk Peter Piot yang merupakan orang yang
berperan dalam penemuan Ebola datang untuk
mengobservasi dampak dari kejadian luar biasa
tersebut. Piot menyimpulkan bahwa kejadian tersebut
berawal dari seorang suster kristiani dari Belgia
yang secara tidak diketahui memberikan suntikan
vitamin yang tidak diperlukan kepada ibu – ibu hamil
tanpa mensterilkan jarum suntikan tersebut. Kejadian
Ebola berlangsung selama 26 hari dengan masa
karantina 2 minggu. Dilaporkan bahwa 318 orang
terjangkit EVD dan 280 orang diantaranya meninggal
di Zaire. Meskipun terdapat dugaan bahwa dua
kejadian luar biasa EVD tersebut berkaitan, namun
peneliti menyadari bahwa dua kejadian terssebut
disebabkan oleh dua ebolavirus yang berbeda yaitu
SUDV dan EBOV
2. Kejadian Luar Biasa dan Kasus EVD Tahun 1995 -2012
- Pada Tahun 1995, kejadian luar biasa Ebola di
Zaire (sekarang menjadi Republik Demokrat Kongo)
terjadi untuk kedua kalinya, menyerang 315 orang
dan 254 orang diantaranya meninggal.
- Pada tahun 2000, terjadi kejadian luar biasa Ebola
di Uganda , menyerang 425 orang dan 224
diantaranya meninggal.
- Pada tahun 2003, terjadi kejadian luar biasa Ebola
di Republik Kongo, menyerang 143 orang dan 128
diantaranya meninggal dengan CFR mencapai 90 %.
- Pada tahun 2004, ilmuwan dari Rusia meninggal
akibat Ebola setelah menususk dirinya dengan jarum
yang terinfeksi virus Ebola.
- Pada bulan April sampai Agustus tahun 2007,
terjadi kasus Ebola di empat desa di Republik
Demokrat Kongo. Banyak orang yang meninggal
setelah menghadiri acara pemakaman kepala desa.
Kejadian ini menyebabkan 264 orang terinfeksi
Ebola dan 187 orang diantaranya meninggal.
- Pada tanggal 30 November 2007, Kementerian
Kesehatan Uganda melaporkan kejadian luar biasa
Ebola yang terjadi di distrik Bundibugyo yang
terletak di Uganda barat. WHO mengkonfirmasi
adanya virus baru dari genus Ebolavirus yang
dinamakan Bundibugyo. WHO mencatat dari 149 kasus
Ebola dan 37 diantaranya meninggal.
- Pada tahun 2012, WHO melaporkan dua kejadian luar
biasa Ebola skala kecil terjadi di Uganda.
Kejadian yang pertama menyerang 7 orang dan
menyebabkan 4 kematian. Kejadian yang kedua
menyerang 24 orang dan menyebabkan 17 kematian.
Virus Ebola variasi Sudan yang menyebabkan dua
kejadian tersebut.
- Pada tanggal 17 Agustus 2012, Kementerian
Kesehatan Republik Demokrat Kongo melaporkan
kejadian luar biasa Ebola yang disebabkan oleh
virus varian Bundibugyo di wilayah timur. WHO
mencatat bahwa terjadi 57 kasus dan 29 diantaranya
dapat hidup terdapat dugaan bahwa penyebab
kejadian tersebut adalah daging hewan liar /
bushmeat (kelalawar dan primata) yang dijual oleh
penduduk desa sekitar kota Isiro dan Viadana.
3. Kejadian Luar Biasa EVD Tahun 2014 di Afrika Barat
Pada bulan Maret 2014, WHO melaporkan kejadian
luar biasa EVD yang besar di Guinea, yaitu negara
yang terletak di Afrika barat. Peneliti menyelidiki
kasus dari seorang anak yang berumur satu tahun yang
meninggal dunia pada bulan Desember 2013. Penyakit
EVD kemudian menyebar melalui jalur darat ke negara
tetangga yaitu Liberia dan Sierra Leone. Penyakit
ini juga menyebar melalui jalur udara ke Nigeria dan
Amerika Serikat serta melalui jalur darat ke Senegal
dan Mali. Hal ini merupakan kejadian luar biasa
penyakit Ebola yang terbesar.
Negara yang terkena dampak terparah virus Ebola
adalah Guinea, Libera dan Sierra Leone dimana di
negara tesebut memiliki pelayanan kesehatan yang
buruk, kekurangan sumber daya manusia dan
infrastruktur serta baru saja mengalami konflik.
Pada tanggal 9 Mei 2015, dilaporkan bahwa
terdapat 26.683 kasus dan 11.022 kematian akibat
EVD, WHO mengatakan bahwa jumlah tersebut masih
perkiraan. Tenaga kesehatan rentan terhadap penyakit
ini. Pada bulan Agustus 2014 WHO melaporkan 10 %
dari jumlah kematian akibat EVD adalah tenaga
kesehatan.
4. Kasus EVD Tahun 2014 di Luar Afrika
Pada tanggal 15 Oktober 2014 terdapat 17 kasus
Ebola di luar Afrika dan 4 diantaranya meninggal.
Pada awal bulan Oktober, seorang perawat
berkewarganegaraan Spanyol bernama Teressa Romero
terserang penyakit Ebola setelah merawat seorang
pendeta yang dipulangkan dari Afrika Barat. Hal ini
adalah penularan virus Ebola pertama yang terjadi di
luar benua Afrika. Pada tanggal 20 Oktober,
dilaporkan bahwa Teressa Romero negatif tes virus
Ebolayang menandakan dia sudah sembuh dari infeksi
Ebola.
Pada tanggal 19 September 2014, Eric Duncan
bermigrasi dari negara asalnya Liberia ke Texas,
Amerika Serikat. Lima hari kemudian dia mulai
menunjukkan gejala Ebola dan memeriksakannya ke
rumah sakit tetapi dia mendapatkan rawat jalan.
Kondisinya semakin parah dan dia kembali ke rumah
sakit pada tanggal 28 September yang pada akhirnya
meninggal pada 8 Oktober. Pada tanggal 30 September
2015, tenaga kesehatan mendiagnosa Eric terkena
EDVyang mana merupakan kejadian Ebola pertama di
Amerika Serikat. Pada tanggal 12 Oktober , CDC
mengkonfirmasi bahwa seorang perawat dari Texas yang
merawat Eric Duncan terserang virus Ebola dan pada
tanggal 15 Oktober dilaporkan bahwa perawat lain
yang merawat Eric Duncan didiagnosa terserang virus
Ebola. Kedua perawat tersebu kemudian sembuh dari
Ebola.
Pada tanggal 23 Oktober 2014, seorang dokter
dari New York yang baru saja kembali dari Guinea
setelah bekerja dengan Doctors Without Borders
positif terkena Ebola. Pria ini kemudian dirawat di
Bellueve Hospital Center dan keluar pada tanggal 11
November. Pada tanggal 24 Desember 2014,
laboratorium di Atlanta, Georgia melaporkan bahwa
seorang teknisi terinfeksi virus Ebola.
H. Epidemiologi Ebola Virus Disease
Tabel 1
Kasus Suspected, Probable, dan Confirmed Ebola di Guinea,
Liberia dan Sierra Leone Per 13 Mei 2015
No Negara Kasus JumlahSuspect
ed
Probable Confirmed
1 Guinea 8 415 3174 3.5972 Liberia 5574 1879 3151 10.6043 Sierra
Leone
3639 287 8597 12.523
Jumlah 9221 2581 14.922 26.724
Penjelasan Kasus Suspected , Probable, dan Confirmed
Ebola :
1. Kasus Suspected : Setiap orang yang hidup atau mati
yang mengalami demam tinggi dan pernah melakukan
kontak dengan kasus (orang) suspected, probable dan
confirmed Ebola. / Setiap orang yang mengalami demam
tinggi dan meunjukkan setidaknya tiga dari gejala
berikut ; sakit kepala, muntah, hilang nafsu makan,
diare, bedan lemah, nyeri otot dan sendi, kesulitan
menelan, sesak napas dan cegukan. / Setiap orang yang
mengalami pendarahan yang tidak diketahui penyebabnya.
/ Setiap orang yang mati tanpa diketahui penyebabnya
2. Kasus Probable : Setiap kasus suspected yang telah
diidentifikasi oleh tenaga kesehatan (dokter). /
Setiap orang yang mati dari kasus suspected ebola dan
memiliki hubungan epidemiologi dengan kasus confirmed
Ebola tetapi tidak ada bukti tes dari laboratorium.
3. Kasus Confirmed : Kasus suspected dan probable yang
mennunjukkan adanya virus Ebola di tubuhnya setelah
melakukan tes laboratorium.
Dari table 1 diatas dapat sisimpulkan bahwa negara
dengan kasus Ebola paling banyak adalah Sierra Leone dengan
jumlah kasus 12.523 kasus. Sedangkan jenis kasus terbanyak
pada ke tiga negara adalah kasus confirmed ebola dengan
jumlah 14.992 kasus.
Tabel 2
Case Fatality Rate dan Attack Rate Ebola Virus Disease
No Tempat
(Negara)
Tahun Jumlah
Populasi
Jumlah
Kasus
Jumlah
Kematia
Case
Fatalit
Attack
Rate
Beresiko n y Rate
(%)
/10.000
Pddk 1 Sudan 1976 - 284 151 53,17 -2 Zaire
(Kongo)
1976 - 318 280 88,05 -
3 Zaire 1995 - 315 254 80,63 -4 Uganda 2000 - 425 224 52,70 -5 Kongo 2003 - 143 128 89,51 -6 Kongo 2007 - 267 187 70,04 -7 Uganda 2007 - 149 37 24,83 -8 Uganda 2012 - 7 4 57,14 -9 Uganda 2012 - 24 17 70,83 -10 Kongo 2012 - 57 28 49,12 -11 Guinea 2014 -
2015
12,043,898
3.597 2.392 66,50 2,97
11 Liberia 2014 -
2015
4,396,873
10.604 4.796 45,23 24,1
12 Sierra
Leone
2014 -
2015
6,205,382
12.523 3.904 31,17 20,18
13 Mali 2014 -
2015
15,768,227
8 6 75 0,005
14 Nigeria 2014 -
2015
178,516,904
20 8 40 0,001
15 Senegal 2014 -
2015
- 1 0 0 -
16 Spanyol 2014 -
2015
- 1 0 0 -
17 Inggris 2014 -
2015
- 1 0 0 -
18 Amerika
Serikat
2014 -
2015
- 4 1 25 -
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa CFR Ebola
tertinggi terjadi di Kongo yahun 2003 dimana CFR Ebola
mencapai 89,51 % dan attack rate Ebola tertinggi terjadi di
Liberia pada tahun 2014 – 2015 dimana attack rate mencapai
24,1 orang per 10.000 penduduk.
Tabel 3
Distribusi Proporsi Kasus Ebola Confirmed Ebola Menurut
Jenis Kelamin di Guinea, Liberia dan Sierra Leone Per 13 Mei
2015
No Negara Jenis Kelamin
Jumlah Kasus
Yang
Dikonfirmasi
Distribusi
Proporsi
(%)
1 GuineaLaki - Laki 1527 42,51Perempuan 2065 57,52
2 LiberiaLaki - Laki 1911 51,01Perempuan 1835 49
3 Sierra LeoneLaki - Laki 4654 48,44Perempuan 4953 51,56
Dari tabel 3 diatas, dapat disimpulkan bahwa di negara
Guinea dan Liberia, laki – laki lebih beresiko terkena Ebola
dengan jumlah kasus 42,51% (1.527) dan 51,01% (1.911)
sedangkan di negara Sierra Leone, perempuan lebih beresiko
terkena Ebla dengan jumlah kasus 51,56% (4.95
Tabel 4
Distribusi Proporsi Kasus Confirmed Ebola Yang
Dikonfirmasi Menurut Umur di Guinea, Liberia dan Sierra Leone
Per 13 Mei 2015
No NegaraJenis
Kelamin
Jumlah
Kasus
Yang
Dikonfirmas
i
Distribusi
Proporsi
1 Guinea0-14 493 15,8015-44 1809 57,0045+ 817 26,20
2 Liberia0-14 561 16,8915-44 2056 61,9145+ 704 21,20
3Sierra
Leone
0-14 1911 19,1715-44 5454 54,7045+ 2605 26,13
Dari tabel 3 diatas, dapat disimpulkan bahwa di ketiga
negara, umur 15-44 tahun lebih beresiko terkena Ebola dengan
jumlah kasus di Guinea 57,00% (1809) , di Liberia 61,91%
(5.454) dan di Sierra Leone 54,70% (2.605).
Grafik 1
Jumlah Kasus Ebola di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone Tahun2014 – 2015
Grafik 2
Jumlah Kasus Ebola dan Kematian Akibat Ebola di Guinea Tahun2014 – 2015
Jumlah Kasus Ebola dan Kematian Akibat Ebola di Siera LeoneTahun 2014 – 2015
Daftar Pustaka
Center Of Disease Control and Prevention . 2014 Ebola Outbreak in
West Africa - Reported Cases Graph.
http://www.cdc.gov/vhf/ebola/outbreaks/2014-west-africa/cumula
tive-cases-graphs.html
Diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 16.45 WIB
Center Of Disease Control and Prevention. 2014 Ebola Outbreak in
West Africa - Outbreak
Distribution Map. http://www.cdc.gov/vhf/ebola/outbreaks/2014-west-
africa/distribution-map.html
Diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 16.30 WIB
Wikipedia The Free Encyclopedia. Ebola virus disease.
http://en.wikipedia.org/wiki/Ebola_virus_disease
Diakses pada tanggal 16 Mei 2015 pukul 09.15 WIB
Worldmeters. Countries in the world (ranked by 2014 population).
http://www.worldometers.info/world-population/population-by-
country/
Diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 16.10 WIB
World Health Organization. Ebola fact sheet.
http://apps.who.int/ebola/about-ebola/ebola-fact-sheet
Diakses pada tanggal 16 Mei 2015 pukul 09.00 WIB
World Health Organization. Ebola Situation Report - 13 May 2015.
http://apps.who.int/ebola/en/current-situation/ebola-
situation-report-13-may-2015
Diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 16.00 WIB
Lampiran