STUDI EMPIRIS PADA PENGGUNAAN APLIKASI PAJAK : INTEGRASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR DAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public di Indonesia) Septian Ananggadipa Dr. Endang Kiswara, S.E., M.Si., Akt. Universitas Diponegoro ABSTRACT This research was aimed to do an estimated prediction for the factors that affected the usage of Tax Application in Indonesia. This research is a replication of the research that has been done by Tsung-Lu (2010) in Taiwan, with different location, object, sample and analysis method. Totally 43 samples of listed corporate taxpayers was used in this research. Data analysis method that has been used is Partial Least Square with SmartPLS 2.0 M3 statistic program. The result of this research showed that perceived behavioral control was the primary factor that effected the taxpayer’s behavior of Tax Aplication use. Theory of Planned Behavior (TPB) and Technology Acceptance Model (TAM) was successfully integrated as a research model to explain taxpayer’s behavior of Tax Aplication use. Outcomes of this research is recommended the increase of usefulness and ease of use of Tax Application system for taxpayers. Socialization of Tax Application also important in order to increase the intention and behavior of Tax Application that used by taxpayers. Key words: Tax application, behavior Theory of Planned Behavior, Technology Acceptance Model
27
Embed
STUDI EMPIRIS PADA PENGGUNAAN APLIKASI PAJAK : …eprints.undip.ac.id/35430/1/JURNAL-SEPTIAN_ANANGGADIPA-C2C008227.pdf · dibatasi oleh kekurangan-kekurangannya dan keterbatasan-keterbatasan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STUDI EMPIRIS PADA PENGGUNAAN APLIKASI PAJAK :
INTEGRASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR DAN
TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public di Indonesia)
Septian Ananggadipa
Dr. Endang Kiswara, S.E., M.Si., Akt.
Universitas Diponegoro
ABSTRACT
This research was aimed to do an estimated prediction for the factors that affected the usage of Tax Application in Indonesia. This research is a replication of the research that has been done by Tsung-Lu (2010) in Taiwan, with different location, object, sample and analysis method. Totally 43 samples of listed corporate taxpayers was used in this research. Data analysis method that has been used is Partial Least Square with SmartPLS 2.0 M3 statistic program.
The result of this research showed that perceived behavioral control was the primary factor that effected the taxpayer’s behavior of Tax Aplication use. Theory of Planned Behavior (TPB) and Technology Acceptance Model (TAM) was successfully integrated as a research model to explain taxpayer’s behavior of Tax Aplication use.
Outcomes of this research is recommended the increase of usefulness and ease of use of Tax Application system for taxpayers. Socialization of Tax Application also important in order to increase the intention and behavior of Tax Application that used by taxpayers.
Key words: Tax application, behavior Theory of Planned Behavior,
Technology Acceptance Model
PENDAHULUAN
Di era globalisasi, penggunaan internet telah semakin meluas dan memiliki
beragam kegunaan. Semakin beragamnya kegunaan membuat internet telah
mempengaruhi berbagai bidang kehidupan masyarakat, baik secara ekonomi,
sosial maupun budaya. Nilai tambah dari internet secara relatif akan meningkat,
dan hal itu menjadi keuntungan bagi pengguna (Pavlou et al., 2007). Hal itu
ditunjukkan dengan semakin meningkatnya aktivitas berbasis internet seperti
pelayanan (e-service), pembayaran (e-payment) dan perdagangan (e-commerce)
dalam kehidupan masyarakat.
Semakin banyaknya pihak yang menggunakan internet dalam aktivitas
ekonominya membuat pemerintah selaku regulator berkewajiban menyediakan
sistem yang handal. Oleh karena itu pemerintah membuat sistem e-Government.
E-Government adalah sistem untuk meningkatkan inovasi dan efisiensi kinerja
dalam hal pelayanan pemerintah dengan menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi modern (Fu et al., 2006). Salah satu e-Government yang dikembangkan
pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak adalah Aplikasi Pajak.
Pajak adalah sumber penerimaan pemerintah yang paling utama, karena
berasal dari partisipasi masyarakat dan digunakan untuk melaksanakan
pembangunan nasional. Oleh karena itu, Aplikasi Pajak merupakan sistem yang
memiliki peran strategis dalam melaksanakan pembangunan nasional secara lebih
efektif. Penerapan Aplikasi Pajak di Indonesia diawali pada tahun 2004 dan terus
berkembang hingga saat ini. Aplikasi Pajak dapat diakses pada website resmi
Ditjen Pajak yaitu www.pajak.go.id.
Masalah mucul ketika banyak ketidakpahaman wajib pajak mengenai tata
cara penggunaan Aplikasi Pajak. Maka perlu diperhatikan perilaku wajib pajak
terhadap penggunaan Aplikasi Pajak (Kirana, 2010). Sistem Aplikasi Pajak
merupakan teknologi informasi perpajakan yang digunakan oleh wajib pajak.
Oleh karena itu, Theory of Planned Behavior yang merupakan teori mengenai
perilaku, dan Technology Acceptance Model yang merupakan teori penerimaan
teknologi diintegrasikan untuk menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi
penggunaan Aplikasi Pajak.
Beberapa penelitian terdahulu telah menganalisis perilaku dan penerimaan
wajib pajak terhadap penggunaan online tax filling dengan menggunakan Theory
of Planned Behavior (TPB) dan Technology Acceptance Model (TAM). Fu et al.
(2009) melakukan penelitian mengenai penerimaan wajib pajak dalam
menggunakan electronic tax filing dengan hasil yang menunjukkan bahwa wajib
pajak cenderung untuk berkonsentrasi pada kegunaan metode electronic tax filing
dan dapat cukup pragmatis dalam mengembangkan sikap umum terhadap
menggunakan metode tersebut. Penelitian Dewi (2009) membuktikan bahwa
persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, kompleksitas, kesukarelaan penggunaan
berpengaruh signifikan positif terhadap niat perilaku penggunaan e-filing.
Sedangkan penelitian Tsung-Lu (2010) menyatakan bahwa perilaku penggunaan
online tax filing dipengaruhi oleh faktor kontrol perilaku, sikap dan norma
subjektif dari wajib pajak.
Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini pertanyaan penelitian
yang muncul adalah: (1) Apakah persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap
persepsi kontrol keperilakuan wajib pajak? (2) Apakah persepsi kegunaan
berpengaruh positif terhadap sikap wajib pajak? (3) Apakah persepsi kemudahan
penggunaan berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan? (4) Apakah persepsi
kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap persepsi kontrol
keperilakuan wajib pajak? (5) Apakah persepsi kemudahan penggunaan
berpengaruh positif terhadap sikap wajib pajak? (6) Apakah ekuitas pajak
berpengaruh positif terhadap sikap wajib pajak? (7) Apakah norma sosial
berpengaruh positif terhadap sikap wajib pajak? (8) Apakah norma sosial
berpengaruh positif terhadap norma subyektif wajib pajak? (9) Apakah norma
moral berpengaruh positif terhadap sikap wajib pajak? (10) Apakah norma moral
berpengaruh positif terhadap norma subyektif wajib pajak? (11) Apakah persepsi
kontrol keperilakuan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan Aplikasi
Pajak? (12) Apakah sikap berpengaruh positif terhadap minat penggunaan
Aplikasi Pajak? (13) Apakah norma subyektif berpengaruh positif terhadap minat
penggunaan Aplikasi Pajak? (14) Apakah minat menggunakan Aplikasi Pajak
berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan Aplikasi Pajak?
Penelitian ini bertujuan untuk memberi bukti dan menganalisis pengaruh
Nilai cross loading pada tabel 4 menunjukkan adanya discriminant
validity yang baik karena nilai korelasi indikator terhadap konstruknya
lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi indikator dengan konstruk lainnya.
Tabel di atas menunjukkan bahwa korelasi konstruk sikap ( ATT) dengan
indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi dengan indikator lainnya. Hal
serupa juga terjadi pada konstruk BEH, CON, PEOU, EQU, INT, MOR, SOC,
SUB dan PU. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konstruk laten memprediksi
indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok
lain.
Di samping uji validitas konstruk, dilakukan juga uji reliabilitas
konstruk yang diukur dengan composite reliability dari blok indikator
yang mengukur konstruk. Hasilnya ditampilkan pada tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5 Composite Reliability
Composite
Reliability
ATT 0.810076
BEH 0.820934
CON 0.852164
PEOU 0.892234
EQU 0.875349
INT 0.827559
MOR 0.880057
SOC 0.849755
SUB 0.894988
PU 0.917049
Sumber : Output SmartPLS 2.0 M3
Pengujian Inner Model
Pengujian model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-square yang
merupakan uji goodness of fit of model. Menilai inner model adalah melihat
hubungan antara konstruk laten dengan melihat hasil estimasi koefisien
parameter path dan tingkat signifikansinya (Ghozali, 2011). Berikut ini adalah
tabel 6 yang menunjukkan nilai R-square.
Tabel 6 R-square
R Square Makna Goodness of fit dan Variabilitas
ATT 0.864156 Baik dan 86 % variabilitas Sikap dapat dijelaskan dimensi Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Ekuitas Pajak, Norma Sosial dan Norma Moral.
BEH 0.577718 Moderat dan 57 % variabilitas Perilaku Penggunaan dapat dijelaskan dimensi Minat Penggunaan.
CON 0.648944 Moderat dan 64 % variabilitas Persepsi Kontrol Keperilakuan dapat dijelaskan dimensi Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan Penggunaan.
PEOU Tidak dapat dijelaskan. EQU Tidak dapat dijelaskan. INT 0.809846 Baik dan 80 % variabilitas Minat Penggunaan dapat
dijelaskan dimensi Persepsi Kontrol Keperilakuan, Sikap dan Norma Subjektif.
MOR Tidak dapat dijelaskan.
SOC Tidak dapat dijelaskan. SUB 0.537359 Moderat dan 53 % variablitas Norma Subjektif dapat
dijelaskan dimensi Norma Sosial dan Norma Moral. PU 0.621210 Moderat dan 62 % variabilitas Persepsi Kegunaan
dapat dijelaskan dimensi Persepsi Kemudahan Penggunaan
Sumber : Output Smart PLS 2.0 M3
Pengujian Hipotesis
Setelah data diuji kualitasnya, tahap selanjutnya adalah pengujian semua
hipotesis. Dasar yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang
terdapat pada output inner weight melalui proses Bootstrapping.
Skor hubungan antar konstruk yang terdapat pada output Bootstrapping
berasal dari nilai T-Statistic yang juga ditunjukkan pada output Path Coefficients.
Pada Path Coefficients yang perlu dilihat adalah nilai Original Sample (O) yang
menunjukkan terjadinya hubungan positif atau negatif antar konstruk, dan T-
Statistic yang mengindikasikan signifikansi hubungan antar konstruk. Berikut ini
adalah output tabel Path Coefficients.
Tabel 7 Path Coefficients
Original Sample
(O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error
(STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
ATT -> INT 0.279884 0.286919 0.107731 0.107731 2.597984
CON -> INT 0.405655 0.391764 0.095645 0.095645 4.241262
PEOU -> ATT 0.418687 0.419146 0.100208 0.100208 4.178169
PEOU -> CON 0.036106 0.041208 0.169917 0.169917 0.212491
PEOU -> PU 0.788168 0.789575 0.058793 0.058793 13.405884
EQU -> ATT 0.186739 0.192075 0.085973 0.085973 2.172066
INT -> BEH 0.760078 0.769412 0.065802 0.065802 11.551058
MOR -> ATT 0.192697 0.188476 0.091986 0.091986 2.094850
MOR -> SUB 0.314983 0.316811 0.120517 0.120517 2.613593
SOC -> ATT 0.254019 0.257328 0.104192 0.104192 2.437993
SOC -> SUB 0.499900 0.503651 0.121037 0.121037 4.130150
SUB -> INT 0.323743 0.334694 0.117580 0.117580 2.753375
PU -> ATT 0.047754 0.037655 0.123344 0.123344 0.387156
PU -> CON 0.776807 0.773282 0.169295 0.169295 4.588470
Sumber : Output Smart PLS 2.0 M3
Berdasarkan tabel output Path Coefficients tersebut juga dapat dibuktikan
bahwa hipotesis 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 diterima karena Original
Sample (O) bernilai positif, yang menunjukkan bahwa variabel pada hipotesis
tersebut memiliki hubungan pengaruh positif, serta nilai T-Statistic yang lebih
tinggi dari 1,96. Sedangkan hipotesis 2 dan 4 ditolak karena meskipun nilai
Original Sample (O) positif, namun nilai T-Statistic nya lebih rendah dari 1,96.
Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel pada hipotesis 2 dan 4 tidak memiliki
hubungan pengaruh.
SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Persepsi kegunaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi
kontrol keperilakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
kegunaan Aplikasi Pajak yang dipersepsikan oleh wajib pajak maka semakin
tinggi pula kemampuan wajib pajak dalam menentukan perilakunya.
2. Persepsi kegunaan tidak berpengaruh terhadap sikap. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kegunaan Aplikasi Pajak yang dipersepsikan oleh wajib
pajak tidak berpengaruh terhadap sikap wajib pajak mengenai Aplikasi Pajak.
3. Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
persepsi kegunaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
kemudahan penggunaan Aplikasi Pajak yang dipersepsikan oleh wajib pajak
maka semakin tinggi pula kegunaan Aplikasi Pajak yang dipersepsikan oleh
wajib pajak.
4. Persepsi kemudahan penggunaan tidak berpengaruh terhadap persepsi kontrol
keperilakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemudahan
penggunaan Aplikasi Pajak yang dipersepsikan oleh wajib pajak tidak
berpengaruh terhadap kemampuan wajib pajak dalam menentukan
perilakunya.
5. Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
sikap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kemudahan
penggunaan Aplikasi Pajak yang dipersepsikan oleh wajib pajak maka
semakin tinggi pula sikap wajib pajak mengenai Aplikasi Pajak.
6. Ekuitas pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi ekuitas pajak yang
diperoleh wajib pajak maka semakin tinggi pula sikap wajib pajak mengenai
Aplikasi Pajak.
7. Norma sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengaruh lingkungan sosial
pada wajib pajak maka semakin tinggi pula sikap wajib pajak mengenai
Aplikasi Pajak.
8. Norma sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap norma subjektif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengaruh lingkungan
sosial pada wajib pajak maka semakin tinggi pula pandangan wajib pajak
mengenai Aplikasi Pajak.
9. Norma moral berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengaruh prinsip pribadi
pada wajib pajak maka semakin tinggi pula sikap wajib pajak mengenai
Aplikasi Pajak.
10. Norma moral berpengaruh positif dan signifikan terhadap norma subjektif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengaruh prinsip
pribadi pada wajib pajak maka semakin tinggi pula pandangan wajib pajak
mengenai Aplikasi Pajak.
11. Persepsi kontrol keperilakuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat penggunaan Aplikasi Pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi kemampuan wajib pajak dalam menentukan perilakunya maka
akan semakin tinggi pula minat wajib pajak untuk menggunakan Aplikasi
Pajak.
12. Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat penggunaan Aplikasi
Pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi sikap wajib
pajak mengenai Aplikasi Pajak maka akan semakin tinggi pula minat wajib
pajak untuk menggunakan Aplikasi Pajak.
13. Norma subjektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
penggunaan Aplikasi Pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi pandangan wajib pajak mengenai Aplikasi Pajak maka akan semakin
tinggi pula minat wajib pajak untuk menggunakan Aplikasi Pajak.
14. Minat penggunaan Aplikasi Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perilaku penggunaan Aplikasi Pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
semakin minat wajib pajak untuk menggunakan Aplikasi Pajak maka akan
semakin tinggi pula perilaku wajib pajak dalam menggunakan Aplikasi Pajak.
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Tidak adanya informasi yang jelas dari Direktorat Jenderal Pajak mengenai
jumlah wajib pajak badan dan wajib pajak pengguna Aplikasi Pajak, sehingga
sulit untuk dilihat perkembangan penggunaan Aplikasi Pajak secara empiris.
2. Sampel yang masih terbatas pada wajib pajak badan yang berstatus go public,
sehingga sampel yang diperoleh hanya sedikit. Hal itu juga terkait dengan
masih terbatasnya wajib pajak yang menggunakan Aplikasi Pajak.
3. Pengiriman kuesioner melalui e-mail kurang diperhatikan responden,
diperlukan tindakan lebih lanjut untuk memperoleh sampel penelitian yang
lebih besar.
4. Penelitian ini menggunakan metode analisis Partial Least Square (PLS) yang
bertujuan estimasi prediksi, sehingga hasil dari penelitian ini tidak dapat
digeneralisasikan sebagai bukti empiris penggunaan Aplikasi Pajak.
Saran
1. Dalam penelitian ini terbukti bahwa persepsi kemudahan penggunaan,
persepsi kontrol keperilakuan dan minat pengguanaan menjadi hal yang
paling berpengaruh terhadap perilaku penggunaan Aplikasi Pajak. Oleh
karena itu, saran bagi Direktorat Jenderal Pajak adalah meningkatkan
kualitas sistem yang handal, aman dan mudah digunakan, sehingga wajib
pajak dapat lebih nyaman menggunakan Aplikasi Pajak.
2. Dalam penelitian ini terbukti bahwa persepsi kegunaan tidak berpengaruh
terhadap sikap. Oleh karena itu, saran bagi Direktorat Jenderal Pajak
adalah lebih menggiatkan sosialisasi mengenai Aplikasi Pajak, sehingga
wajib pajak memahami kegunaannya dan tertarik untuk menggunakannya.
3. Dalam penelitian ini terbukti bahwa persepsi kemudahan penggunaan
tidak berpengaruh terhadap persepsi kontrol keperilakuan. Oleh karena itu,
saran bagi Direktorat Jenderal Pajak adalah lebih menggiatkan pelatihan
teknis penggunaan Aplikasi Pajak, sehingga wajib pajak dapat memiliki
kemampuan yang mendukung dalam menggunakan Aplikasi Pajak secara
optimal.
4. Penyusunan database yang lengkap mengenai perkembangan penggunaan
Aplikasi Pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak, sehingga penelitian yang
dilakukan dapat lebih tepat.
5. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan lebih banyak sampel sehingga
nantinya hasil penelitian dapat digeneralisasikan untuk lingkup
penggunaan Aplikasi Pajak yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes. 50, 179-211.
Anuar, and Othman, 2010, “Determinant of Online Tax Payment System in Malaysia”. International Journal of Public Information Systems, vol 2010:1.
Azmi, dan Bee, 2010, “The Acceptance of the e-Filing System by Malaysian Taxpayers: A Simplified Model”. Electronic Journal of e-Government, Volume 8 Issue 1 2010.
Buku Pedoman Penyusunan Skripsi dan Pelaksanaan Ujian Akhir Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. 2008.
Davis, F.D. 1989. “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and Acceptance of Information System Technology.” Management Information System Quarterly. Vol. 13, No. 3.
Dewi, A.A. Ratih Khomalyana. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Wajib Pajak terhadap Penggunaan E-filling.” Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Direktorat Jenderal Pajak. “e-Registration”, http://www.pajak.go.id/content/e-registration-0. diakses 18 Oktober 2011.
Direktorat Jenderal Pajak. “e-Filing”, http://www.pajak.go.id/content/e-filling. diakses 18 Oktober 2011.
Direktorat Jenderal Pajak. “e-SPT”, http://www.pajak.go.id/content/elektronik-spt. diakses 18 Oktober 2011.
Direktorat Jenderal Pajak. “e-NPWP”, http://www.pajak.go.id/content/e-npwp. diakses 18 Oktober 2011.
Efebera HD, Hayes C, Hunton JE, O’Neil C (2004). Tax Compliance Intentions of Low-Income Individual Taxpayers. Advanced Accounting Behavior. Res. 7: 1-25.
Elia,2007,“Kajian Empiris Tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Perusahaan Pengolahan Industri di Surabaya”.Simposium Nasional Akuntansi X.
Ghozali, Imam. 2011. Structural Equation Modeling : Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. ISBN 979.704.300.2.
Hastuty, Jenie, 2006, “Implementasi Elektronik Filing System (E-Filing)dalam Praktek Perpajakan di Indonesia”. Jurnal Sosial Sains, 19 (2) April 2006.
Jogiyanto, H.M, 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Semarang: Penerbit ANDI Yogyakarta.
Jen-Ruei Fu, Cheng-Kiang Farn, dan Wen-Pin Chao., 2006, “Acceptance of Electronic Tax Filing: A Study of Taxpayer Intentions”. Information and Management 43 (2006) 109–126.
Kirana, Gita Gowinda, 2010. “Analisis Perilaku Wajib Pajak terhadap Penggunaan e-Filing”. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Muhammad, Arie, 2010. “Analisa Penerimaan Komputer Mikro dengan Menggunakan Technology Acceptance Model pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah”. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Novarina, Ayu Ika, 2005, “Implementasi Electonic Filing System (E-Filing) dalam Praktek Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) di Indonesia”. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Pavlou PA (2003). “Consumer Acceptance of Electronic Commerce:
Integrating Trust and Risk with The Technology Acceptance Model”. International Journal Electronic Commerce 7(3): 101-134.
Ramayah T, Yusoff YM, Jamaludin N, Ibrahim A (2009). “Applying the
Theory of Planned Behavior (TPB) to Predict Internet Tax Filing Intentions”. International Journal Management. 26(2): 272-284.
Tsung-Lu, C., Yan-Huang, S. dan Yen-Lo P. 2010. “An Empirical Study of Online Tax Filing Acceptance : Integrating TAM and TPB”. African Journal of Business Management .Vol. 4(5), pp. 800-810.
Widjaya, Anisa Gama, 2011, “Studi Evaluasi Kepatuhan Wajib Pajak Sebelum dan Sesudah Reformasi Perpajakan 2008 Dan Implikasinya Terhadap Penerimaan Pajak Pada KPP Pratama Kota Semarang Di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jateng I”. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Yamin, S. dan Heri K. 2011. Generasi Baru Mengolah Data Peneleitian dengan Partial Least Square Path Modeling. Semarang: Penerbit Salemba Infotek.