SKRIPSI ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT INTERNAL (Studi Empiris pada Auditor Internal di Jakarta ) Oleh: Dian Safitri NIM :107082003698 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
138
Embed
(Studi Empiris pada Auditor Internal di Jakarta )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/213/1/101252... · memberikan kenangan yang terindah dari awal kuliah sampai selesai.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP
KUALITAS HASIL AUDIT INTERNAL
(Studi Empiris pada Auditor Internal di Jakarta )
Oleh:
Dian Safitri
NIM :107082003698
JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
1432 H / 2011 M
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN
v
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Dian Safitri
No. Induk Mahasiswa : 107082003698
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya;
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampumengembangkan dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya oranglain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkansumber asli atau tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung
jawab atas karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, Agustus 2011Yang Menyatakan
( Dian Safitri )
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vi
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Dian Safitri
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Mei 1989
3. Alamat : Jl. Kwini Rt.001/003 No.21,
Kel.Balekambang, Kec.Kramat Jati, Jakarta
Timur 13530.
4. Status dalam Keluarga : Anak ke 6 dari 6 bersaudara
ANALYZE THE INFLUENCE OF EXPERIENCE, EXPERTISE, ANDUSEFULL OF INFORMATION TECHNOLOGY TO QUALITY OF
INTERNAL AUDIT RESULT
ABSTRACT
This study examines the influence of experience, expertise, andinformation technology utilization to quality of internal audit result. Respondentsin this study were internal auditors who took course in Yayasan PendidikanInternal Audit (YPIA) Jakarta. The number of auditor that were training in thisstudy were 60 internal auditors. The method of determining the sample is by usingconvenience sampling method. The data processing methods is multipleregression analyze.
The results of this study indicate that the experience, expertise, andinformation technology utilization influence simultaneously and significantly toquality of internal audit result.
Keyword: experience, expertise, and information technology utilization to qualityof internal audit result.
viii
ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DANPEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS
HASIL AUDIT INTERNAL
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh pengalaman, keahlian, dan pemanfaatanteknologi informasi terhadap kualitas hasil audit internal. Responden dalampenelitian ini adalah para auditor internal yang mengikuti pelatihan pada YayasanPendidikan Internal Audit (YPIA) Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampelpenelitian ini adalah 60 auditor internal yang sedang menjalani pelatihan. Metodepenentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience sampling.Metode pengolahan data yang digunakan penelitian adalah analisis regresiberganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman, keahlian, danpemanfaatan teknologi informasi secara simultan dan signifikan berpengaruhterhadap kualitas hasil audit internal.
Kata kunci: pengalaman, keahlian, pemanfaatan teknologi informasi, dan kualitashasil audit internal
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Analisis Pengaruh Pengalaman, Keahlian, dan Pemanfaatan
teknologi Informasi Terhadap Kualitas Hasil Audit Internal”. Shalawat serta
salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang
Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah
menganugerahkan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah S.W.T. atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tuaku tercinta, kakak-kakakku (Ahmad,Uki,Oji,Yumi,Taufik)
yang telah memberikan rasa cinta, perhatian, kasih sayang, semangat, serta
doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.
3. Keluarga besarku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing
penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan guna
penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan
selama ini.
8. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,Ak.,MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II
yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan
dan konsultasi yang telah diberikan selama ini.
9. Ibu Rini, SE., M.Si, Ak selaku dosen yang telah memberikan banyak masukan
dan motivasi yang begitu berarti.
10. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
11. Terima kasih yang tak terhingga untuk sahabatku tercinta khususnya Apri,
Tati, Destia, Dania, Mela, Dhila yang udah ngasih semangat dalam pembuatan
skripsi dan akan selalu menjadi sahabatku yang terbaik, love u guys.
xi
12. Terima kasih untuk teman-teman ku akuntansi kelas E tahun 2007, anak-anak
Barbie, geng solehah, dan teman-teman di Akuntansi Audit yang sudah
memberikan kenangan yang terindah dari awal kuliah sampai selesai.
13. Terima kasih buat Cynthia Faradina Ulfa yang sudah bersedia jadi korban
pertanyaan dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih juga buat Winah, Ira,
Sofi, dan Ainia teman seperjuangan kompre dan skripsi tanpa kalian saya
tidak akan termotivasi untuk menyelesaikan skripsi.
14. Terima kasih yang tak terhingga dan paling khusus untuk “squidy”-ku,
Muhammad Yasin, yang sudah memberikan motivasi dan semangat dalam
proses pembuatan skripsi ini.
15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Agustus 2011
(Dian Safitri)
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................. i
Lembar Pengesahan Skripsi.......................................................................... ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ....................................................... iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi ................................................................... iv
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat .............................................................. v
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... vi
Abstract ............................................................................................................ vii
Abstrak ........................................................................................................... viii
Kata Pengantar .............................................................................................. ix
Daftar Isi ......................................................................................................... xii
Daftar Tabel.................................................................................................... xv
Daftar Gambar .............................................................................................. xvi
Daftar Lampiran ........................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 11
1. Tujuan Penelitian ............................................................ 11
4 Daftar Jawaban Responden.................................................................. 109
5 Output Analisis Data ............................................................................ 120
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, pemanfaatan teknologi informasi menjadi sangat penting
keberadaannya dalam organisasi bisnis karena berkaitan dengan ketepatan
waktu dan kebenaran penyediaan informasi yang dibutuhkan pemakai.
Perkembangan teknologi informasi tersebut perlu didukung oleh banyak faktor
yang diharapkan dapat memberikan kesuksesan dari pemanfaatan teknologi
informasi itu sendiri yang tercermin melalui kepuasan para penggunanya.
Teknologi informasi tidak hanya sebagai alat bantu dalam pengolahan data,
namun juga digunakan untuk mengetahui lebih cepat jika timbul permasalahan
dalam organisasi dan memfokuskan pada unsur tertentu guna mengambil
tindakan dan keputusan secara cepat dan cermat.
Pemanfaatan teknologi informasi adalah salah satu cara agar organisasi
bisnis dapat memberikan keunggulan kompetitif dan mampu bersaing dengan
para kompetitornya. Rockart (1995) dalam Jurnaili (2005) menyatakan bahwa
teknologi informasi merupakan sumber daya keempat setelah sumber daya
manusia, sumber daya uang, dan sumber daya mesin yang digunakan untuk
membentuk dan mengoperasikan perusahaan.
Teknologi informasi adalah faktor yang sangat mendukung dalam
penerapan sistem informasi dan merupakan suatu solusi organisasi dan
manajemen untuk memecahkan permasalahan manajemen dan akuntansi yang
2
timbul dalam praktiknya. Teknologi informasi sebuah organisasi terdiri dari
perangkat keras, perangkat lunak, perangkat telekomunikasi, manajemen basis
data, dan teknologi lain yang digunakan untuk menyimpan data dan membuat
data tersedia dalam bentuk informasi kepada pembuat keputusan.
Teknologi informasi saat ini memainkan peranan penting dalam
mendukung keputusan oleh manajemen. Hal ini mendorong adanya suatu
kebutuhan penting untuk melakukan evaluasi secara objektif tentang
keberhasilan atau kegagalan sistem yang bermanfaat dalam proses
pengambilan keputusan. Evaluasi yang dilakukan tersebut akan berguna dalam
membantu tercapainya keberhasilan atas pengembangan teknologi informasi.
Dalam bidang akuntansi, perkembangan teknologi informasi memiliki
dampak yang sangat signifikan, terutama terhadap sistem informasi akuntansi
dalam suatu organisasi bisnis. Dampak nyata yang dirasakan adalah
pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem manual menjadi
sistem komputerisasi. Hal ini juga dialami oleh para akuntan, yang berprofesi
sebagai pengelola keuangan yang dituntut untuk melakukan pengendalian dan
pemantauan terhadap efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan.
Sistem informasi akuntansi berbasis komputer dirancang untuk
mengubah data akuntansi menjadi informasi. Atau merupakan sebuah
serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan dan diproses menjadi
informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai. Informasi adalah salah
satu sumber daya bisnis yang vital untuk kelangsungan dan komunitas hidup
perusahaan. Dalam dunia bisnis, informasi dapat berasal dari intern maupun
3
ekstern perusahaan. Setiap saat informasi diperlukan baik oleh manajemen
maupun pengguna lainnya dalam rangka untuk pengambilan keputusan.
Perkembangan dalam mengolah informasi akuntansi ini juga pada akhirnya
berdampak pada jasa yang diberikan oleh seorang auditor internal. Dulu,
auditor tidak harus ahli dalam bidang komputer untuk keperluan auditnya.
Namun sekarang dengan kemajuan teknologi, seorang auditor tidak hanya
harus ahli dalam bidangnya tetapi juga harus memiliki kemampuan tertentu di
bidang komputer.
Auditor internal dalam suatu perusahaan berperan penting dalam
memeriksa sistem informasi akuntansi yang ada di dalam suatu perusahaan
apakah sistem informasi tersebut sudah dijalankan sesuai kebijakan
perusahaan atau malah melenceng dari kebijakan perusahaan. Dalam
melaksanakan tugasnya, auditor internal berperan sebaik mungkin
melaksanakan tugas utamanya, yaitu melakukan penilaian dan evaluasi
terhadap sistem dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
Maraknya kasus yang terjadi akibat lemahnya pengendalian internal
menjadi tamparan bagi para auditor internal untuk kembali menunjukkan
eksistensinya di mata publik. Seperti yang belum lama ini terjadi pada kasus
Bank Mega terkait pembobolan dana PT Elnusa Tbk dan Pemkab Batubara
Sumatera Utara di kantor cabang pembantu (KCP) Bank Mega Bekasi
Jababeka.
Dari hasil pemeriksaan ditemukan adanya pelanggaran ketentuan
interen bank serta kelemahan pada penerapan manajemen risiko yang
4
tercermin dari kelemahan sistem dan prosedur (Standard Operating
Procedure/SOP) dan pengendalian intern. Beberapa sanksi pun dijatuhkan
kepada pihak Bank Mega diantaranya, yaitu menghentikan penambahan
nasabah Deposit on Call (DoC) baru dan perpanjangan DoC lama, termasuk
untuk produk sejenis seperti Negotiable Certificate of Deposit (NCD) selama
1 (satu) tahun serta menghentikan pembukaan jaringan kantor baru selama 1
(satu) tahun.
Sebagai pemecahan solusi Bank Indonesia akhirnya mengintruksikan
kepada Bank Mega untuk mereview seluruh kebijakan dan prosedur,
khususnya aktivitas pendanaan (funding) termasuk penetapan target, limit dan
kewenangan untuk kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas dan
individu, baik nominal maupun suku bunga, pengaturan wilayah kerja kantor
serta mekanisme inisiasi nasabah baru. Selain itu juga memperbaiki fungsi
internal control dan risk management, termasuk kecukupan jumlah auditor di
setiap kantor, proses check and balance baik melalui tahapan kewenangan
maupun sistem, fungsi pengawasan kantor pusat terhadap kantor-kantor
dibawahnya dan prinsip know your employee.
Bersamaan dengan semakin kompleksnya komputer karena
perkembangan kapasitas multiprogramming yang canggih, disertai dengan
hubungan-hubungan telekomunikasi dan variasi yang luas mengenai peralatan
input dan output yang baru, peranan auditor bertambah dengan dimensi lain,
untuk memenuhi tanggungjawab profesionalnya, auditor sekarang harus dapat
melaksanakan berbagai tugas yang begitu luas yang mana sampai dewasa ini
5
belum ada atau belum “dipertimbangkan” dalam ruang lingkup auditor
(Utomo, 2006)
Para auditor harus memahami sistem komputer karena sistem ini
memiliki dampak yang besar terhadap cara-cara yan dipergunakan organisasi
dalam bisnisnya. Seperti yang disebutkan oleh Utomo (2006) yang
menyatakan bahwa sistem yang dikomputerisasi bukanlah semata-mata alat
yang baru dipergunakan untuk memroses pekerjaan administrasi. Seringkali,
sistem pengendalian internal harus disusun kembali karena karakteristik suatu
sistem komputer. Hal ini telah menimbulkan adanya serangkaian kesenjangan
pengendalian yang mengakibatkan terbukanya risiko-risiko baru untuk
organisasi-organisasi yang menggunakan komputer. Tiga kepentingan utama
auditor adalah :
1. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan auditor dan
dalam sistem pengolahan data jika dipergunakan suatu komputer.
2. Peluang-peluang yang diberikan oleh komputer untuk pelaksanaan
tugas-tugas auditing dengan lebih efektif dan efisien.
3. Meningkatnya kemungkinan-kemungkinan untuk pencurian,
pemerasan, dan spionase yaitu kejahatan dengan mempergunakan
komputer sebagai akibat dari suatu lingkungan yang dikomputerisasi.
4. Pengandalan pengendalian komputer bukti pendukung elektronik dapat
diandalkan hanya apabila pengendalian dapat diandalkan.
Penelitian yang berkaitan dengan judul penulis telah beberapa kali
dilaksanakan. Dalam penelitiannya (Mayangsari, 2003) menunjukkan bahwa
6
auditor ahli dan non ahli memang mempunyai perbedaan daalm memberikan
suatu pendapat jika mereka tidak mendapat tekanan sosial maupun ekonomis
dalam proses pemberian pendapat, perbedaannya menjadi tidak signifikan.
Sri Murtini dan Edi Wijayanto (2003) menyebutkan bahwa auditor
memberikan pendapatnya berdasarkan investigasi yang dilakukan, oleh karena
itu agar pendapat auditor tersebut benar, maka proses investigasi yang
dilakukan harus sesuai dengan prosedur audit yang telah ditetapkan. Hal ini
menunjukkan bahwa pendapat auditor yang baik akan tergantung pada
prosedur audit yang dilakukan dan juga keahlian auditor.
Penelitian-penelitian untuk mengungkap faktor-faktor keahlian audit
perlu dilakukan secara berkesinambungan. Hal tersebut karena ada dua alasan
pokok dilakukannya penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor keahlian
ini. Pertama, kantor akuntan publik berkepentingan dalam meningkatkan
efisiensi dan efektifitas proses audit. Dengan demikian kantor akuntan butuh
untuk meningkatkan pemahaman para auditornya terhadap faktor-faktor yang
penting bagi keahlian sehingga pada akhirnya akan berguna dalam merancang
keputusan yang akan diambilnya, mengembangkan program pelatihan,
menetapkan pedoman tarif jasa audit, dan menerapkan prosedur untuk
evaluasi. Alasan kedua adalah meningkatkan kualitas audit, Sri Murtini dan
Edi Wijayanto (2003).
Penelitian yang dilakukan oleh Abdolmohammadi dan Shanteau
(1992) dalam Sri Murtini dan Edi Wijayanto (2003) mengungkapkan beberapa
atribut personal keahlian auditor, mereka mengevaluasi 20 atribut yang dirasa
7
penting bagi keahlian auditor. Hasil penelitian ini mempunyai tiga implikasi,
pertama profesional dapat mengidentifikasikan seperangkat atribut yang
dihubungkan dengan keahlian mereka. Kedua, terdapat beberapa perbedaan
persepsi antara ketiga subyek. Ketiga, hasil penelitian mempunyai implikasi
guna mendefinisikan dan mengukur keahlian, untuk mengembangkan sistem
keahlian dan untuk menetapkan prosedur pelatihan, evaluasi, dan promosi.
Penelitian yang dilakukan oleh Murtanto dan Gudono (1999)
memperlihatkan bahwa pengalaman dan pengetahuan masih merupakan
karakteritik yang penting bagi keahlian auditor, namun untuk meningkatkan
kualitas profesi auditor juga perlu memperhatikan karakteristik lain yang
terungkap melalui penelitian ini.
Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih
(Christ,1993). Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki akan memberikan hasil yang lebih baik daripada
mereka yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup dalam tugasnya.
Boner dan Walker (1994) dalam Herliansyah (2006), mengatakan bahwa
peningkatan pengetahuan yang muncul dari pelatihan formal sama bagusnya
dengan yang didapat dari pengalaman khusus. Oleh karena itu pengalaman
kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja
akuntan publik, sehingga pengalaman dimasukkan sebagai salah satu
persyaratan dalam memperoleh ijin menjadi akuntan publik (UU No.5 Tahun
2011).
8
Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional,
auditor harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan tersebut berupa
kegiatan-kegiatan, seperti seminar, simposium, lokakarya pelatihan itu sendiri
dan kegiatan penunjang ketrampilan lainnya. Melalui program pelatihan para
auditor juga mengalami proses sosialisasi agar dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan situasi yang akan ditemui (Putri dan Bandi, 2002).
Pengetahuan auditor yang berkenaan dengan bukti relevan dan tidak relevan
mungkin akan berkembang dengan adanya program pelatihan auditor ataupun
dengan bertambahnya pengalaman auditor itu sendiri. Keberadaan informasi
yang tidak relevan terhadap sasaran mengurangi kesamaan antara sasaran dan
keadaan hipotesis yang disarankan oleh informasi yang relevan.
Dengan demikian maka kompleksitas tugas yang dihadapi oleh
seorang auditor akan menambah pengalaman serta pengetahuannya. Pendapat
ini didukung oleh Abdolmohammadi dan Wright (1987) yang menunjukkan
bahwa auditor yang tidak berpengalaman mempunyai tingkat kesalahan yang
lebih signifikan dibandingkan dengan auditor yang lebih berpengalaman.
Sri Murtini dan Edi Wijayanto (2003) menyatakan bahwa pengalaman
dan pengetahuan merupakan dua faktor yang berpengaruh terhadap keahlian
auditor. Beberapa penelitian menggunakan lamanya pengalaman audit sebagai
pengukur keahlian seorang auditor (Hamilton dan Wright, 1982). Pendapat itu
dibantah oleh peneliti-peneliti lain dengan memberikan bukti empiris bahwa
lam pengalaman bukanlah suatu pengukur yang sempurna. Ada pengukur lain
yang harus dipertimbangkan ketika menggunakan factor keahlian auditor,
9
yaitu pengetahuan. Perbedaan timbul karena beberapa penelitian
mempertimbangkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-
tugas eksperimental ketika pengetahuan tersebut dibutuhkan dan cara
penggunaan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan tugas.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini karena yang pertama, masih buruknya pengendalian internal dan
manajemen risiko seperti kasus yang terjadi pada Bank Mega yang disebabkan
karena auditor internal tidak berperan aktif dalam proses audit sehingga sistem
pengendalian internal tidak berjalan dengan baik dan buruknya pemanfaatan
teknologi informasi. Hal tersebut tidak sesuai dengan peran auditor internal
yang sesungguhnya, yaitu memberikan informasi untuk manajemen tentang
pelaksanaan sistem pengendalian internal, serta memiliki tujuan membantu
fungsi pengawasan terhadap sistem pengendalian internal dan menghasilkan
laporan hasil audit yang berkualitas. Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat
diketahui bahwa kualitas hasil audit sangat dipengaruhi oleh banyak faktor,
baik faktor dari lingkungan maupun faktor dari dalam diri seseorang.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul
”Analisis Pengaruh Pengalaman, Keahlian, dan Pemanfaatan Teknologi
Informasi Terhadap Kualitas Hasil Audit Internal (Studi Empiris Pada
Auditor Internal di Jakarta).”
Terdapat perbedaan dari penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian Sukriah (2009), penelitian Lubis (2009), dan penelitian
10
Winidyaningrum (2010). Dimana perbedaan antara penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah:
1. Perbedaan dalam hal objek penelitian. Pada penelitian ini objek yang
diteliti adalah auditor internal yang mengikuti pelatihan di Yayasan
Pendidikan Internal Auditor, sedangkan pada penelitian sebelumnya,
yaitu pada penelitian Sukriah (2009), objek yang diteliti adalah
Inspektorat se-pulau Lombok. Pada penelitian Lubis (2009), objek
yang diteliti adalah Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Pada
penelitian Winidyaningrum (2010), objek yang diteliti adalah
Pemerintah Daerah Subosukawonosraten.
2. Perbedaan yang kedua adalah dalam hal periode penelitian. Penelitian
ini menggunakan data pada tahun 2011, sedangkan pada penelitian
sebelumnya, yaitu pada penelitian Sukriah, data yang digunakan yaitu
data dari tahun 2009. Pada penelitian Lubis, data yang digunakan yaitu
data dari tahun 2009. Pada penelitian Winidyaningrum, data yang
digunakan yaitu data dari tahun 2010.
3. Perbedaan yang ketiga dalam hal variabel penelitian. Variabel
Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengalaman,
keahlian, dan pemanfaatan teknologi informasi, sedangkan pada
penelitian sebelumnya, yaitu penelitian Sukriah (2009) tidak
memasukan variabel keahlian dan pemanfaatan teknologi informasi.
Pada penelitian Lubis (2009) tidak memasukan variabel pengalaman,
tetapi menggunakan variable kecermatan dan kepatuhan pada kode
11
etik. Pada penelitian Winidyaningrum (2010) tidak memasukan
variabel pengalaman dan keahlian auditor.
B. Perumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah faktor pengalaman dapat meningkatkan kualitas hasil audit
internal?
2. Apakah faktor keahlian dapat meningkatkan kualitas hasil audit internal?
3. Apakah faktor pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan
kualitas hasil audit internal?
4. Apakah secara bersama-sama faktor pengalaman, keahlian, serta
pemanfaatan teknologi informasi dapat menigkatkan kualitas hasil audit
internal?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui secara empiris seberapa besar pengaruh faktor
pengalaman auditor dalam meningkatkan kualitas hasil audit internal
b. Untuk mengetahui secara empiris seberapa besar pengaruh faktor keahlian
audior dalam meningkatkan kualitas hasil audit internal
12
c. Untuk mengetahui secara empiris seberapa besar pengaruh faktor
pemanfaatan teknologi informasi dalam meningkatkan kualitas hasil audit
internal
d. Untuk mengetahui secara empiris seberapa besar pengaruh faktor
pengalaman, keahlian, serta pemanfaatan teknologi informasi secara
bersama-sama dalam meningkatkan kualitas hasil audit internal
2. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuannya, maka penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi semua pihak, antara lain :
a. Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan
efektivitas organisasinya dalam memberikan pelayanan pada kliennya.
b. Auditor Internal, sebagai referensi dan bahan masukan dalam
meningkatkan kerjanya melalui pengalaman, keahlian, dan
pemanfaatan teknologi informasi.
c. Pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai bukti empiris untuk
pengembangan teori mengenai akuntansi keprilakuan.
d. Peneliti-peneliti berikutnya, sebagai salah satu bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Ruang Lingkup Audit Internal
a. Pengertian Audit Internal
Pengertian audit internal menurut Sawyer (2009:3) adalah
sebagai berikut:
“Audit internal adalah suatu aktivitas independen dalammemberikan jasa konsultasi dan penjaminan (keyakinan) secaraobjektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah danperbaikan operasi suatu organisasi, dengan maksud untukmembantu organisasi mencapai tujuannya dengan caramenggunakan pendekatan yang sistematis dan terarah (sesuaidisiplin ilmu) dalam mengevaluasi dan memperbaiki efektivitaspengelolaan risiko, pengendalian, dan proses tata kelola(governance processes).”
Sedangkan menurut Institute of Internal Auditor (IIA) dalam Sawyer
(2009:9) adalah sebagai berikut:
“Internal auditing is an independent, objective assurance, andconsulting activitydesigned to add value and improve anorganization’s operations. It helps an organization accomplish itsobjective by bringing a systematic, disciplined approach toevaluate and improve the effectiveness of risk management,control, and government process.”
Pengertiannya sebagai berikut:
“Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinanobyektif dan konsultasi yang dirancang untuk member nilai tambahdan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantuorganisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatanyang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan
14
meningkatkan efektifitas proses pengelolaan risiko, kecukupancontrol, dan pengelolaan organisasi. ”
Menurut Agoes (2004:221) pengertian audit internal adalah:
“Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian perusahaan, baikterhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan,maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telahditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah danketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.”
Pengertian audit internal menurut Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) PSA No.69 paragraf 6 adalah :
“Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemendan personel lain entitas yang didesain untuk memberikankeyakinan memadai tantang pencapaian tiga golongan tujuanberikut ini: keandalan pelaporan, efektifitas dan efisiensi operasi,kepatuhan terhadap hukum dan pereaturan yang berlaku.”
Berbeda dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang tujuannya adalah memberikan pendapat
atas kewajaran laporan keuangan yang disusun manajemen, maka
tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal adalah untuk
membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam
melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa,
penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa audit
internal adalah suatu fungsi atau kegiatan yang bebas dalam suatu
organisasi dan sebagai pelayanan jasa dalam organisasi tersebut.
15
b. Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal
Terdapat perbedaan antara auditor internal dan auditor eksternal,
berkaitan dengan posisi serta fokus perhatian dari seorang auditor
internal dibandingkan dengan auditor eksternal.
Tabel 2.1.Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal
No. Auditor Internal Auditor Eksternal
1. Dilakukan oleh auditor internalyang merupakan pegawaiperusahaan.
Dilakukan oleh auditor eksternal(Kantor Akuntan Publik) yangmerupakan orang luarperusahaan.
2. Pihak luar perusahaanmenganggap auditor internaltidak independen.
Auditor eksternal adalah pihakyang independen.
3. Tujuan pemeriksaan adalahuntuk membantu manajemendalam melaksanakan tanggungjawabnya.
Tujuan pemeriksaan adalahuntuk memberikan pendapatmengenai kewajaran laporankeuangan yang disusun olehmanajemen perusahaan.
4. Laporan auditor internal tidakberisi opini mengenaikewajaran laporan keuangantetapi berupa temuanpemeriksaan (audit finding)mengenai penyimpangan dankecurangan yang ditemukan,kelemahan pengendalianintern, beserta saran-saranperbaikannya.
Laporan auditor eksternal tidakberisi opini mengenai kewajaranlaporan keuangan, selain ituberupa management letter, yangberisi pengetahuan kepadamanajemen mengenaikelemahan-kelemahan dalampengendalian intern besertasaran-saran perbaikannya.
bersambung ke halaman selanjutnya
16
Tabel 2.1. (Lanjutan)
5. Pelaksanaan pemeriksaanberpedoman pada internalauditing standars yangditentukan oleh Institute ofInternal Auditors, normapemeriksaan intern yangditentukan BPKP atau BPKdan norma pemeriksaansatuan pengawas intern.
Pelaksanaan pemeriksaanberpedoman pada StandarPemeriksaan Akuntan Publik(SPAP) yang ditetapkan olehIkatan Akuntan Indonesia (IAI).
6. Auditor internal mendapatkangaji dan tunjangan lainnya.
Auditor eksternal mendapatkanaudit fee atas jasa yangdiberikannya.
7. Pimpinan (penanggungjawab) pemeriksaan interntidak harus seorang registeredaccountant.
Pemeriksaan intern dipimpin olehpenanggung jawabnya yaituseorang akuntan publik yangterdaftar dan mempunyai nomorregister (registered publicaccouuntant).
8. Auditor internal mendapatkangaji dan tunjangan sosiallainnya sebagai pegawaiperusahaan.
Auditor eksternal mendapatkanaudit fee atas jasa yangdiberikannya.
Sumber: Agoes, 2004: 224-225
c. Persamaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal
Menurut Agoes (2004), terdapat lima persamaan antara auditor
internal dan auditor eksternal, yaitu:
1) Masing-masing auditor harus mempunyai latar belakang
pendidikan dan pengalaman kerja di bidang akuntansi, keuangan,
perpajakan, manjemen, dan komputer.
17
2) Keduanya harus membuat rencana pemeriksaan (audit plan),
program pemeriksaan (audit program) secara tertulis.
3) Semua prosedur pemeriksaan dan hasil pemerikisaan harus
didokumentasikan secara lengkap dan jelas dalam kertas kerja
pemeriksaan (audit working papers).
4) Audit staf harus selalu melakukan Continuing Professional
Education (Pendidikan Profesi Berkelanjutan).
5) Baik Internal maupun Eksternal auditor harus mempunyai Audit
Manual, sebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan dan
harus memiliki Kode Etik serta sistem pengendalian mutu.
2. Kualitas Hasil Audit
Kualitas hasil kerja berhubungan dengan seberapa baik sebuah
pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Bagi auditor, kualitas kerjanya dilihat dari kualitas audit yang dihasilkan
yang dinilai dari seberapa banyak auditor memberikan respon yang benar
dari setiap pekerjaan yang diselesaikan (Tan dan Alison 1999, dalam
Mardisar 2007:5). Sedangkan menurut Irahandayani (2003) kualitas kerja
auditor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: berkualitas (dapat
dipertanggungjawabkan) dan tidak berkualitas (tidak dapat
dipertanggungjawabkan).
18
De Angelo (1998) dalam Alim (2007:4), kualitas audit
didefinisikan sebagai probabilitas auditor menemukan dan melaporkan
tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Deis
dan Giroux (1992) masih dalam artikel yang sama melakukan penelitian
tentang empat hal yang dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas
audit, yaitu (1) lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap
suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang auditor telah melakukan
audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang diberikan akan
semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka
kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah yang
banyak akan berusaha menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien,
semakin sehat kondisi keuangna klien maka akan ada kecenderungan klien
tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikiuti standar, dan (4)
review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor
tesebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak
ketiga.
Kualitas jasa auditor internal dalam proses pelaksaaan pemeriksaan
intern sangat ditentukan oleh kemampuan auditor internal menerapkan
norma pemeriksaan intern dalam menjalankan tugasnya Institute of
Internal Auditors dalam Boynton (2007) telah menetapkan lima standar
praktik pemeriksaan yang mengikat anggota-anggotanya, yang meliputi
masalah independensi, keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan,
19
pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan, dan pengelolaan bagian pemeriksaan
intern.
Norma pemeriksaan intern tersebut merupakan indikator yang
menentukan kualitas jasa auditor internal dalam melaksanakan praktik
pemeriksaan. Kalau dikaitkan dengan tugas auditor internal yang
melakukan penilaian atas efektivitas pengendalian intern perusahaan,
semakin lengkap indikator tersebut dipatuhi oleh auditor internal, semakin
berkualitaslah hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal dan
semakin meningkatlah pengendalian intern yang berlaku dalam
perusahaan.
AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Elfarini (2007)
menyatakan bahwa :
“Kualitas audit ditentukan oleh dua hal, yaitu kompetensi (keahlian)dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadapkualitas audit. Lebih lanjut, persepsi pengguna laporan keuangan ataskualitas audit merupakanfungsi dari persepsi mereka atas independensidan keahlian auditor.”
Seorang auditor memberikan opini sesuai dengan prosedur audit yang
telah dijalankan. Opini yang diberikan auditor tidak mencerminkan
kualitas audit.
a. Hasil Audit Internal
Dalam Oktaviani (2009:25), hasil audit internal dapat memberikan
berbagai jenis layanan kepada organisasi, yaitu membantu
mengevaluasi aktivitas dalam bidang sebagai berikut:
20
1) Pengendalian Akuntansi Internal
Pengendalian internal merupakan proses yang dipengaruhi oleh
dewan direksi, manajer serta personel lain dalam suatu entitas yang
dirancang untuk memberikan jaminan yang layak berkaitan dengan
pencapaian berbagai tujuan dengan kategori: (1) efektifitas dan
efisiensi operasi, (2) reliabilitas laporan keuangan, dan (3) ketaatan
terhadap ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
(Sawyer, 1998 dalam Tugiman, 2002).
2) Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan
Pencegahan, pendeteksian penyimpangan dan penyalahgunaan
wewenang pada semua pelaksanaan tugas unsur-unsur departemen
yang terkait dengan bidang tugas suatu entitas.
3) Pemeriksaan Keuangan
Pemeriksaan keuangan merupakan visi yang dibuat untuk
mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Governance) serta
bebas dari praktek korupsi,kolousi, dan nepotisme.
4) Pemeriksaan Ketaatan
Pemeriksaan ketaatan dilakukan dengan penelaahan atas
kontrol keuangan dan operasi serta transaksi untuk melihat
kesesuaiannya dengan aturan, standar, regulasi, dan prosedur yang
berlaku (Sawyer, 2005:27)
21
5) Pemeriksaan Operasional
Pemeriksaan operasional dilakukan dengan cara telaah
komprehensif atas fungsi yang bervariasi dalam perusahaan untuk
menilai efisiensi dan ekonomi operasi dan efektifitas fungsi-fungsi
tersebut dalam mencapai tujuannya.
6) Pemeriksaan Manajemen
Penelaahan atas semua aktivitas sesuai dengan perspektif
manajemen atau konsultan manajemen. Audit berorientasi
manajemen memfokuskan diri pada membantu organisasi
mencapai tujuannya (Sawyer, 2005:27)
7) Pemeriksaan Kontrak
Kontrak kontruksi atau operasi seringkali melibatkan uang
dalam jumlah besar. Kontrak operasi bisa memberikan jasa atau
operasi terprogram. Manajemen mungkin tidak begitu memahami
biaya kontruksi dan operasi seperti produksi yang dilakukan
sendiri, oleh karena itu auditor internal bisa sangat membantu
dalam mengaudit kontrak seperti ini (Sawyer, 2005:294)
8) Pemeriksaan Sistem Informasi
Teknologi memilik dampak yang sangat besar terhadap apa dan
bagaimana audit dilakukan. Auditor internal modern harus
mengetahui bagaimana data berawal, bagaimana proses
pengolahannya, dan dimana letak risiko keamanannya. Dengan
semakin banyaknya prosedur audit tradisional yang diganti dengan
22
pemrosesan data elektronik, semua auditor internal membutuhkan
paling tidak beberapa keahlian. Pengamanan data telah menjadi
risiko yang besar yang dihadapi oleh organisasi modern (Sawyer
2005:32).
9) Pengembangan Kualitas Internal
Kontrol yang baik tidak hanya melindungi organisasi tetapi
juga karyawan. Manajemen bertanggung jawab secara moral;
bahwa tidak ada celah untuk melakukan kecurangan. Kebanyakan
karyawan akan menghargai operasi yang dikendalikan dengan baik
(Sawyer 2005:69). Oleh karena itu, kualitas pengendalian internal
harus terus dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
10) Hubungan dengan Entitas di Luar Perusahaan
Evaluasi yang dilakukan dengan penelaahan atas hubungan
organisasi dengan pihak lain di luar organisasi. Misalnya evaluasi
atas perjanjian dan hasil yang telah dicapai dari penerusan atau
pemberian pinjaman pemerintah dan kredit program kepada salah
satu sektor BUMN. Evaluasi ini dilakukan untuk menetukan
apakah manfaat yang diinginkan telah tercapai. Hasil dari evaluasi
ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangannya dalam
pengambilan keputusan berikutnya.
23
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi
a. Pengertian Teknologi Informasi
Ada banyak definisi dari Teknologi Informasi, Supriyanto
(2007) menyebutkan salah satunya diambil dari Information
Technology Training Package ICA99 yang diterbitkan oleh Australian
National Training Authority (ANTA), mendefinisikan:
“The Information Technology Industry is defined as technologydevelopment and application of computers and communicationsbased technology for processing, presenting and managing dataand information. This includes computer hardware and componentmanufacturing, computer software development and variouscomputer related service, together with communications equipmentcomponent manufacturing and services.”
Pengertiannya sebagai berikut:
“Teknologi Informasi Industri terdefinisikan sebagaipengembangan teknologi dan aplikasi dari komputer dan teknologiberbasis komunikasi untuk memproses penyajian, mengelola datadan informasi. Termasuk didalamnya pembuatan hardwarekomputer dan komponen komputer, pengembangan softwarekomputer dan berbagai jasa yang berhubungan dengan komputer,bersama-sama dengan perlengkapan komunikasi, pembuatankomponen dan jasa.”
Wardiningsih (2009) mendefinisikan:
“Teknologi Informasi didefinisikan sebagai teknologi yangdigunakan untuk memperoleh, menyajikan, dan memanfaatkandata. Perkembangan teknologi informasi dapat menunjangpembuatan-pembuatan keputusan didalam organisasi-organisasimodern yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan didalamorganisasi dapat diselesaikan secara cepat, akurat, dan efisien.”
Teknologi Informasi (Kadir dalam Ratminto, 2003 dalam
Wardiningsih, 2009) didefinisikan sebagai (1) seperangkat alat yang
24
membantu bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang
berhubungan dengan pemrosesan informasi; (2) tidak hanya terbatas
pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang
digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi juga mencakup
teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi; (3) teknologi
yang menggabungkan komputasi (computer) dengan jalur komunikasi
berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.
Menurut Triwahyuni (2003) dalam Nugroho (2008), teknologi
informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi
komunikasi. Penjelasan teknologi yang mendasari teknologi informasi
adalah sebagai berikut:
a. Teknologi Komputer
Teknologi komputer adalah teknologi yang berhubungan
dengan komputer seperti printer, pembaca sidik jari, dan bahkan
CD-Rom. Komputer adalah mesin serbaguna yang dapat dikontrol
dengan program, digunakan untuk mengolah data menjadi
informasi. Program adalah deretan intruksi yang digunakan untuk
mengendalikan komputer sehingga komputer dapat melakukan
tindakan sesuai dengan yang dikehendaki oleh pembuatnya. Data
adalah bahan mentah bagi komputer yang dapat berupa angka
maupun gambar. Informasi adalah bentuk data yang telah diolah
sehingga dapat menjadi bahan yang berguna bagi pengambil
keputusan.
25
b. Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi atau teknologi telekomunikasi
adalah teknologi yang berhubungan dengan komunikasi jarak jauh.
Termasuk dalam kategori ini adalah telepon, radio, dan televisi.
Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan
untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan,
menyusun, menyimpoan, memanipulasi data dalam berbagai cara
untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi
yang relevan, akurat, dan tepat waktu. teknologi informasi
digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintah dan
merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
b. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pemanfaatan teknologi informasi merupakan manfaat yang
diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melakukan
tugasnya, pengukuran berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi
pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang
digunakan (Jin, 2003).
Kell (2001) dalam Sasongko (2008) menjelaskan manfaat dari
penerapan sistem teknologi informasi, antara lain:
1. Penerapan system teknologi informasi dapat memberikan
pengolahan data yang konsisten dibandingkan dengan system
manual karena terdapat keanekaragaman pengolahan transaksi
dengan sistem pengendalian yang sama.
26
2. Pelaporan akuntansi yang menggunakan komputer dapat
meningkatkan efektivitas manajemen perusahaan dalam
menganalisis, mensupervisi, dan mereview kegiatan operasional
perusahaan.
Pemanfaatan teknologi informasi menurut Thompson et
al.(1991) dalam Jin (2003) merupakan manfaat yang diharapkan oleh
pengguna system informasi dalam melaksanakan tugasnya atau
perilaku dalam menggunakan teknologi pada saat melakukan
pekerjaan. Pengukurannya berdasarkan intensitas pemanfaatan,
frekuensi pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang
digunakan. Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan didukung
oleh keahlian personil yang mengoperasikannya dapat meningkatkan
kinerja perusahaan maupun kinerja individu yang bersangkutan.
Lucas dan Spitler (1999) sebagaimana dikutip oleh Jin (2003)
mengemukakan bahwa agar teknologi informasi dapat dimanfaatkan
secara efektif. Anggota dalam organisasi harus dapat menggunakan
teknologi informasi dengan baik sehingga memberikan kontribusi
terhadap kinerjanya. Oleh karena itu sangat penting bagi anggota untuk
mengerti dan memprediksi kegunaan system tersebut. Investasi yang
paling besar dalam teknologi informasi tidak akan bermanfaat apabila
teknologi tersebut tidak diterima oleh anggota organisasi. Tingkat
pengembalian investasi akan kecil jika pekerja gagal menerima
27
teknologi tersebut atau tidak memanfaatkannya secara maksimal sesuai
dengan kemampuannya.
Secara garis besar, teknologi informasi dikelompokkan menjadi
dua bagian, yaitu: perangkat lunak (software) dan perangkat keras
(hardware). Perangkat keras menyangkut pada peralatan-peralatan
yang bersifat fisik, seperti memori, printer, dan keyboard. Adapun
perangkat lunak terkait dengan intruksi-intruksi untuk mengatur
perangkat keras agar bekerja sesuai dengan tujuan intruksi-intruksi
tersebut (Supriyati, 2006).
Sugeng dan Indrianto (1998) mendefinisikan pemanfaatan
teknologi informasi sebagai perilaku menggunakan teknologi dalam
menyelesaikan tugas. Pemanfaatan teknologi informasi merupakan
keputusan individu untuk menggunakan atau tidak teknologi yang
bersangkutan yang dipengaruhi oleh faktor yang menjadi
antecedentnya.
Tujuan dan lingkup keseluruhan suatu audit tidak berubah bila
audit dilaksanakan dalam suatu lingkungan system informasi
komputer. Namun, penerapan prosedur audit mungkin mengharuskan
auditor untuk mempertimbangkan teknik-teknik yang menggunakan
komputer dengan istilah Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)
atau Computer Assisted Audit Techniques (CAAT), yang digunakan
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses audit (IAI,
2009).
28
Menurut IAI (2009) TABK dapat digunakan dalam berbagai prosedur
audit dibawah ini:
a. Pengujian rincian transaksi dan saldo, seperti penggunaan
perangkat lunak audit menguji semua transaksi dalam file
komputer.
b. Prosedur review analitik, seperti penggunaan perangkat lunak audit
untuk mengidentifikasi fluktuasi yang tidak biasa.
c. Menguji pengendalian atas pengendalian umum system informasi
komputer.
d. Mengakses komputer
e. Mengelompokkan data berdasarkan kriteria.
f. Membuat laporan
Audit teknologi informasi memiliki ciri digunakannya alat
audit berbantuan komputer (Computer Assisted Audit Tools-CAAT),
atau istilahnya yang lebih modern dan lengkap adalah alat dan teknik
audit berbantuan komputer (Computer Assisted Audit Tools-CAATT).
CAATT memungkinkan para auditor melihat jejak audit apa pun yabg
ada dalam bentuk elektronik yang biasanya tidak dapat dilihat oleh
orang lain dan karenanya memungkinkan untuk menganalisis berbagai
transaksi, peristiwa, serta saldo melalui sistem tersebut (Singleton,
2007).
29
4. Pengalaman Auditor
Pengalaman sebagai salah satu variabel yang banyak digunakan
dalam berbagai penelitian. Marinus, Wray (1997) dalam Herliansyah
(2006) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur
dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau
tugas (job). Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas
yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar
melakukannya dengan yang terbaik. Lebih jauh Kolodner (1983) dalam
risetnya menunjukkan bagaimana pengalaman dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerja pengambilan keputusan. Namun dilain pihak
beberapa riset menunjukkan kegagalan temuan tersebut (seperti Ashton,
1991; Blocher et al.1993), hal ini karena menurut Ashton (1991) sering
sekali dalam keputusan akuntansi dan audit memiliki sedikit waktu untuk
dapat belajar.
Selain itu, beberapa badan menghubungkan antara pengalaman dan
profesionalitas sebagai hal yang sangat penting didalam menjalankan
profesi akuntan publik. AICPA AU section 100-110 mengaitkan
professional dan pengalaman dalam kinerja auditor :
“The professional qualifications required of the independendauditor are those of person with the education and experience topractice as such. They do not include those of person trained forqualified to engage in another profession or accupation”.
Menurut The Institute of Chartered Accountant in Australia (1997:28):
“Membership of profession means commitment to asset of valuethat serve to define that professional as specific “moralcommunity”. Tobe a good accountant one not only needs to have
30
insight into one’s profession, but to have accepted and internalizedthose values. Professional value clarification is an activity both ofindividual accountants, in identifying and gaining critical insightinto the meaning and application of those values, and activity ofprofessional it self.”
Selain itu untuk menjadi professional menurut The Institute of Chartered
Accountant in Australia (1997:30) adalah :
“Extensive training must be undertaken tobe able to practice in theprofession. A significant amount of the training consists ofintellectual component. The profession provides a valueableservice to the community”.
Menurut Jeffrey dalam Sri Sularso dan Ainun Na’im (1999:156),
memperlihatkan bahwa seseorang dengan lebih banyak pengalaman dalam
suatu bidang memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya
dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai
peristiwa-peristiwa. Menurut Butts dalam Sri Sularso dan Ainun Na’im
(1999:156), mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang
berpengalaman membuat judgment lebih baik dalam tugas-tugas
profesional ketimbang akuntan pemeriksa yang belum berpengalaman. Hal
ini dipertegas oleh Haynes et al (1998) yang menemukan bahwa
pengalaman audit yang dipunyai auditor ikut berperan dalam menentukan
pertimbangan yang diambil.
Marinus dkk. (1997) dalam Herliansyah dkk. (2006) menyatakan
bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan rentang waktu
yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas (job).
Purnamasari (2005) dalam Asih (2006) memberikan kesimpulan bahwa
seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan
31
memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1) mendeteksi
kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari penyebab munculnya
kesalahan.
Penelitian sebelumnya oleh Ariesanti (2001) menyatakan bahwa
pengalaman auditor tidak banyak memberikan kontribusi untuk
meningkatkan keahlian auditor, yang berarti pengalaman tidak pula
berpengaruh terhadap kualitas audit. Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hendro dan Aida (2006) yang menyatakan profesionalisme
yang tinggi akan membuat kebebasan auditor semakin terjamin.
5. Keahlian Auditor
Murtanto dan Gudono (1999) dalam Dwi Ananing (2006:14)
mendefinisikan keahlian (expertise) adalah keterampilan dari seseorang
yang ahli. Ahli (expertise) mendefinisikan sebagai seseorang yang
memiliki tingkat keterampilan tertentu dan pengetahuan yang tinggi dalam
subjek tertentu yang diperoleh dari pengalaman dan pelatihan. Murtanto
dan Gudono (1999) dalam Salery (2008:25) mendefinisikan ahli sebagai
orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan
mudah, cepat, inisiatif, dan sangat jarang atau tidak pernah membuat
kesalahan. Dan dalam pengertian lainnya, keahlian sebagai keberadaan
dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap
masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut, dan keterampilan untuk
memecahkan masalah tersebut.
32
Secara umum belum ada kesepakatan mengenai definisi keahlian
diantara peneliti. Konsekuensinya, konsep dari keahlian harus
dioperasionalkan dengan melihat beberapa variabel atau ukuran, seperti
pengalaman (lamanya seseorang bekerja dibidang tersebut), Mohammad
dan Wright (1987) dalam Mayangsari (2003). Selain itu, Butt J.L. (1988)
dalam Suraida (2005), mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang
berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih baik dalam
tugas-tugas professional dibanding dengan akuntan pemeriksa yang belum
berpengalaman.
Definisi keahlian dalam bidang auditing pun sering diukur dengan
pengalaman. Murtanto dan Gudono (1999) dalam Salery (2008:26)
mengatakan bahwa ukuran keahlian tidak cukup hanya pengalaman tetapi
diperlukan pertimbangan-pertimbangan lain dalam pembuatan suatu
keputusan yang baik karena pada dasarnya manusia memiliki sejumlah
unsur lain selain pengalaman.
Dalam perkembangan berikutnya, variabel keahlian diukur dengan
memasukkan unsur kinerja, seperti kemampuan (ability), pengetahuan
(knowledge), dan pengalaman (experience). Secara praktik, definisi
keahlian sering ditunjukkan dengan pengakuan resmi (official recognition)
seperti kecerdasan partner dan penerimaan consensus (consensual
aclamation) seperti pengakuan terhadap seorang spesialis industri papan
atas, tanpa adanya suatu daftar resmi dari atribut-atribut keahlian.
33
Hasil penelitian Murtanto dan Gudono (1999) menunjukkan bahwa
komponen keahlian untuk auditor di Indonesia terdiri atas:
a. Komponen Pengetahuan (Knowledge Component)
Merupakan komponen penting dalam suatu keahlian. Komponen
ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur-prosedur, dan
pengalaman. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa pengalaman
akan memberikan hasil bagi pengetahuan.
b. Ciri Psikologis (Psychological Traits)
Merupakan self-presentation-image attributes of experts seperti
kemampuan berkomunikasi, kreativitas, kemampuan bekerja sama
dengan orang lain, dan kepercayaan pada keahlian. Gibbins dan
Larocque’s (1990) dalam Murtanto dan Gudono (1999) juga
menunjukkan bahwa kepercayaan dan komunikasi untuk bekerja sama
adalah unsur penting bagi keahlian audit.
c. Kemampuan Berpikir (Cognitif Abilities)
Merupakan kemampuan untuk mengakumulasi dan mengolah
informasi. Beberapa karakteristik yang dapat dimasukkan sebagai
unsur kemampuan berfikir misalnya kemampuan beradaptasi pada
situasi yang baru, kemampuan untuk memfokuskan pada fakta yang
relevan serta kemampuan untuk dapat menghindari tekanan yang
mengganggu objektivitas hasil audit.
34
d. Strategi Penentuan Keputusan (Decision Strategies)
Merupakan kemampuan auditor dalam membuat keputusan secara
sistematis baik formal maupun informal akan membantu dalam
mengatasi keterbatasan manusia, begitu pula dengan membuat
keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain, turut serta dalam
membentuk keahlian audit. Para profesional auditing sangat
berkepentingan dalam mengembangkan dan menggunakan strategi
penentuan keputusan dalam membuat keputusan secara umum.
e. Analisis Tugas (Task Analysis)
Analisis tugas banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman
audit dan analisis tugas ini akan mempunyai pengaruh terhadap
penentuan keputusan.
Murtanto dan Gudono (1999) dalam Salery (2008:27) menyebutkan
bahwa tenaga ahli adalah mereka yang lebih mempunyai pelatihan dan
pengalaman, bisa melakukan suatu pekerjaan sedangkan yang lainnya
tidak bisa, mereka efisien dan tangkas dalam mengambil tindakan.
Seorang tenaga ahli mengetahui berbagai hal dan mempunyai banyak jalan
dan taktik didalam melengkapi tugas. Mereka dapat menghubungkan
berbagai informasi yang tidak berhubungan dan memecahkan masalah
yang mereka hadapi. Oleh karena itu, suatu tenaga ahli adalah satu tingkat
dengan level keterampilan dan pengetahuan dalam praktek tertentu, siapa
yang mengerjakan dengan baik dan akurat dengan pengalaman yang
diperoleh dalam bidang auditing untuk sedikitnya beberapa tahun.
35
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik pada Pernyataan
Standar Auditing No.04 mengenai standar umum pertama, yang berbunyi
“audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.” Standar ini menegaskan
bahwa betapa pun tingginya kemampuan seseorang dalam bidang-bidang
lain, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi
persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika ia tidak
memiliki pendidikan serta pengalaman yang memadai dalam bidang
auditing.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2005:9) menyebutkan
bahwa auditor intern harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab
perorangan. Fungsi audit intern secara kolektif harus memiliki atau
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tanggung jawabnya.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa keahlian
adalah keterampilan yang dimiliki oleh seorang (auditor) yang diperoleh
dari pendidikan, pengalaman, dan pengetahuan lain yang dapat digunakan
dalam menunjang tugas dan tanggung jawabnya sebagai auditor, sehingga
dapat berjalan dengan maksimal.
Ada berbagai komponen keahlian audit. Tant dan Libby (1997)
dalam Salery (2008:28) menayatakan keahlian audit terdiri dari
36
managerial (manajemen diam-diam) dan pengetahuan spesifik. Mereka
menggolongkan keahlian audit kedalam dua kelompok:
a. Keahlian Teknis
Adalah kemampuan dasar untuk seorang auditor dalam bentuk
pengetahuan akan prosedur dan kemampuan lain yang berhubungan
dalam lingkup akuntansi yang umum. Menurut Bonner dan Lewis
(1990), keahlian melibatkan tiga bentuk, yakni:
1) Akuntansi dan Pengetahuan Auditing
2) Sub-Pengetahuan Khusus
3) Pengetahuan Bisnis Umum
b. Bukan Keahlian Teknis
adalah kemampuan auditor yang dipengaruhi oleh pengalaman
pribadi, meliputi:
1) Karakteristik psikologis yang mencakup kepercayaan diri, tanggung
jawab, ketentuan, daya tegas dan kekuatan, kecakapan dan
kreatifitas, kecocokan, kejujuran, dan kecepatan.
2) Kemampuan berpikir logis dan memecahkan masalah secara cepat,
cerdas, serta pemikiran terperinci.
3) Strategi pengambilan keputusan membutuhkan kebebasan,
objektivitas, dan integritas.
Keahlian tidak teknis menurut Murtanto dan Gudono (1999) dalam
Salery (2008:29) meliputi factor kemampuan pribadi, kepemimpinan,
bekerjasama, dan kemampuan berhubungan. Sedangkan Murtanto dan
37
Gudono (1999) dalam Salery (2008:29) mengklasifikasikan keahlian
tidak teknis sebagai hubungan antarpribadi, karakteristik, psikologi,
dan kemampuan berpikir.
B. Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan acuan penelitian ini, penulis menggunakan penelitian
yang pernah dilakukan sebelumnya yang terangkum dalam tabel berikut:
Dengan menerapkanpengendalian kualitas audit,auditor diharapkan mampumemenuhi harapan pihakinternal dan eksternalperusahaan atas suatu audit yangefektif dan efisien.
2. AdamrahAmran(2001)
Pemahaman AtasStrukturPengendalian Interndalam MelaksanakanAudit SistemInformasi Teknologi
Variabel systempengendalian internaldan pemanfaatanteknologi informasi.
Variabel pengalaman dankeahlian auditor.
Agar auditor mampu memahamistruktur pengendalian iinternperusahaan yang menggunakansistem IT, maka auditor harusmelakukan review pendahuluandan review lanjutan. Reviewpendahuluan yang dimaksudadalah melakukan penilaiantentang ada tidaknyapengendalian atas sistem ITyang dipercaya, sedangkanreview lanjutan dilakukan olehauditor melalui penilaianpengendalian umum danpengendalian aplikasi.
Bersambung pada halaman selanjutnya
39
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Metodologi PenelitianNo Peneliti(Tahun)
Judul PenelitianPersamaan Perbedaan
Hasil Penelitian
3.
Sri Murtinidan EdiWijayanto(2003)
Faktor-FaktoryangMempengaruhiKeahlian Auditor
Variabel pengalaman dankeahlian auditor.
Variabel pemanfaatanteknologi informasi.
Bahwa pengalaman danpengetahuan berpengaruhterhadap keahlian auditor.
Variabel pemanfaatanteknologi informasi dansystem pengendalianinternal.
Variabel pengalaman dankeahlian auditor.
Para auditor harus memahamisistem komputer karena sistemini memiliki dampak yang besarterhadap cara-cara yangdipergunakan organisasi dalambisnisnya. Sistem yangdikomputerisasi bukanlahsemata-mata alat yang barudipergunakan untuk memrosespekerjaan administrasi.
5. Muh. AriefEffendi(2006)
PerkembanganProfesiInternal AuditAbad 21.
Variabel internal audit. Variabel pengalaman,keahlian, dan pemanfaatanteknologi informasi.
Profesi internal audit abad 21 diIndonesia sudah cukup pesat,antara lain ditunjukkan denganpara internal auditor saat inisedang berupaya untuk menujuparadigma baru serta bernilaitambah (value added) bagipeningkatan kinerja perusahaan.
Pengaruh akuntabilitas terhadapkualitas hasil kerja lebih kuatdibanding pengaruh interaksiakuntabilitas denganpengetahuan terhadap kualitashasil kerja. Sedangkan untukkompleksitas pekerjaan tinggi,kualitas hasil kerja auditor dapatditingkatkan denganakuntabilitas tinggi yangdidukung oleh pengetahuanaudit yang tinggi.
Bersambung pada halaman selanjutnya
41
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Metodologi PenelitianNo Peneliti(Tahun)
Judul PenelitianPersamaan Perbedaan
Hasil Penelitian
8.
RizalIskandarBatubara(2008)
Analisis Pengaruh LatarBelakang Pendidikan,Kecakapan Profesional,PendidikanBerkelanjutan, danIndependensi PemeriksaTerhadap Kualitas HasilPemeriksaan
Variabel kualitas hasilpemeriksaan, alatpengujian analisisregresi berganda.
Kecakapan profesional,pendidikan berkelanjutan, danindependensi pemeriksa secaraparsial berpengaruh terhadapkualitas hasil pemeriksaan.Untuk latar belakang pendidikansecara parsial tidak berpengaruhterhadap kualitas hasilpemeriksaan.
9.
Ika Sukriah,Akram,Biana AdhaInapty(2009)
Pengaruh PengalamanKerja, Independensi,Obyektifitas, Integritasdan KompetensiTerhadap Kualitas HasilPemeriksaan.
Variabel pengalamandan kualitas hasilpemeriksaan, alatpengujian analisisregresi berganda,menggunakanpurposive sampling.
Pengalaman kerja, obyektifitasdan kompetensi berpengaruhpositif terhadap kualitas hasilpemeriksaan. Semakin banyakpengalaman kerja, semakinobyektif auditor melakukanpemeriksaan dan semakin tinggitingkat kompetensi yangdimiliki auditor, maka semakinmeningkat atau semakin baikkualitas hasil pemeriksaan yangdilakukannya.
Bahwa keahlian, independensi,kecermatan professional, dankepatuhan pada kode etikberpengaruh signifikan terhadapkualitas auditor baik secarasimultan maupun parsial. Darihasil ini, dapat dilihat bahwasemakin baik/tinggi keahlian,independensi, kecermatanprofessional, dan kepatuhanpada kode etik tentunyamemberikan kontribusi yangbaik/tinggi terhadap kualitasauditor dalam melaksanakantugasnya.
Bahwa obyektifitas, pengalamankerja, pengetahuan, danintegritas auditor berpengaruhpositif terhadap kualitas hasilaudit di lingkungan pemerintahdaerah. Dengan demikian,semakin obyektif auditor,semakin banyak pengalamankerja, semakin banyakpengetahuan dan semakin tinggiintegritas seorang auditor makasemakin baik kualitas hasil audityang dilakukannya.
12. CelvianaWinidyaningrumdan Rahmawati(2010)
Pengaruh SumberDaya Manusiadan pemanfaatanTeknologiInformasiTerhadapKeterandalan danKetepatwaktuanPelaporanKeuangan
Variabel pemanfaatanteknologi informasi, alatpengujian analisisregresi.
Objek penelitian, variabelpengalaman dankeahlian.
Bahwa pemanfaatan teknologiinformasi berpengaruh positifsignifikan terhadap keterandalanpelaporan keuangan pemerintahdaerah.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
44
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengalaman auditor terhadap Kualitas Hasil Audit Internal
Berdasarkan penelitian sebelumnya, menyatakan bahwa factor
pengalaman berpengaruh terhadap kinerja auditor (Ashton, 1991; Choo
dan Trotman, 1991; dan Tubb, 1992 dalam Rizal Iskandar Batubara,
2008). Peneliti lain memberikan bukti bahwa pengalaman auditor
mempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja, walaupun
hubungannya tidak langsung. Hubungan antara pengalaman auditor
dengan kinerja melalui variable “intervening” efek pengetahuan mengenai
pekerjaan (job knowledge) (Bonner dan Lewis, 1990 dan Schmidt et al.,
1986), terutama pengetahuan tentang tugas secara spesifik (Bonner, 1990).
Hayes-Roth (1975), Hutchinson (1983), Murphy dan Wright
(1984) memberikan bukti empiris bahwa seseorang yang lebih
berpengalaman pada bidang substantive, maka orang tersebut mempunyai
lebih item yang disimpan dalam memorinya. Sehingga akan lebih mudah
baginya untuk membedakan item-item menjadi beberapa kategori. Weber
dan Crocker (1983) dalam Tubb (1992) menunjukkan bahwa semakin
banyak pengalaman seseorang, maka hasil pekerjaan semakin akurat dan
lebih banyak mempunyai memori tentang struktur kategori yang rumit.
Penelitian yang dilakukan oleh Choo dan Trotman (1991)
menunjukkan bahwa auditor yang berpengalaman lebih banyak
menemukan item-item yang tidak umum (atypical) dibandingkan auditor
yang kurang berpengalaman, tetapi tidak menemukan item-item yang
45
umum, tidak ada bedanya antara auditor berpengalaman dengan yang
kurang berpengalaman.
Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Tubbs (1992) yang
melakukan pengujian mengenai efek pengalaman terhadap kesuksesan
pengalaman audit. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin banyak
pengalaman yang dimiliki, semakin banyak kesalahan yang dapat
ditemukan oleh auditor. Abdolmohammadi dan Wright (1987) yang
menyatakan bahwa pengalaman mungkin penting bagi keputusan yang
kompleks, tetapi tidak untuk keputusan yang sifatnya rutin dan terstruktur.
Pengaruh pengalaman akan signifikan ketika tugas yang dilakukan
semakin kompleks.
Ha1: Pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
hasil audit internal.
2. Keahlian terhadap Kualitas Hasil Audit Internal
Keahlian sebagai suatu multi-dimensional construct dan
perkembangan dari suatu kerangka konseptual untuk mengidentifikasi dan
menilai karakteristik keahlian dan memperbesar kemampuan dalam
memahami construct tersebut. Deis dan Giroux (1992) dalam Sri Murtini
dan Edi Wijayanto (2003) menjelaskan bahwa probabilitas ubtuk
menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor
(expertise).
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Murtini dan Edi Wijayanto
(2003) menunjukkan bahwa pendapat auditor yang baik akan tergantung
46
pada prosedur audit yang dilakukan dan juga keahlian auditor. Keahlian
auditor ini sangat penting untuk melaksanakan pekerjaannya berdasarkan
standar professional yang berlaku bagi pekerjaannya tersebut.
Selain itu, keahlian juga dapat menjadi ukuran bagi seorang auditor
untuk menilai kualitas hasil auditnya. Menurut Irahandayani (2003) dalam
Mardisar dan Nellysari (2007), kualitas kerja auditor dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu: berkualitas (dapat dipertanggungjawabkan) dan tidak
berkualitas (tidak dapat dipertanggungjawabkan). Sementara itu, Tawaf
(1999) dalam Mardisar dan Nellysari (2007) melihat kualitas audit dari sisi
supervisi. Menurutnya agar audit yang dihasilkan berkualitas, supervisi
harus dilakukan secara berkesinambungan dimulai dari awal hingga akhir
penugasan audit. Oleh sebab itu dengan semakin baiknya keahlian auditor
akan membuat kualitas hasil audit internal yang semakin baik pula. Dari
argumentasi diatas maka diduga keahlian auditor berpengaruh terhadap
kualitas hasil audit internal.
Ha2: Keahlian auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
hasil audit internal.
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Hasil Audit
Internal
Menurut Mulyadi dan Puradiredja (1998) dalam I Ketut Yadyana
(2007) auditor internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan yang
tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan oleh manajemen telah dipatuhi, menentukan baik tidaknya
47
penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan
efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan kualitas
informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Pemanfaatan teknologi informasi merupakan sesuatu yang
diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melaksanakan
tugasnya, pengukuran berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi
pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan.
Maharsi (2000) menyatakan bahwa kehadiran teknologi informasi mampu
untuk meringankan aktivitas bisnis yang kompleks serta menghasilkan
informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat
dipahami, dan teruji dalam rangka perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan.
Dari penelitian yang dilakukan Adamrah Amran (2001)
menyebutkan bahwa penggunaan sistem informasi dan teknologi dalam
kegiatan operasi perusahaan dapat memperngaruhi proses audit apabila
dibandingkan dengan perusahaan yang masih menggunakan sistem
manual, menurutnya penerapan sistem informasi dan teknologi tersebut
dapat menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi efektivitas operasi
perusahaan. Oleh karena itu, audit atas sistem informasi dan teknologi
perlu dilakukan oleh seorang auditor guna menilai efisiensi dan efektivitas
dari penerapan sistem tersebut.
Dengan semakin baiknya penggunaan sistem informasi dan
teknologi dalam kegiatan operasi perusahaan, maka diharapkan akan ikut
48
meningkatkan kualitas hasil audit internal. Berdasarkan keterkaitan antar
variabel diatas maka diduga pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh
terhadap kualitas hasil audit internal.
Ha3: Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas hasil audit internal.
49
D. Kerangka Pemikiran
Dari uraian di atas dapat dijelaskan pada bagan sebagai berikut:
Sumber: Data primer yang diolahBerdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai koefisien dari
persamaan regresi. Dalam kasus ini, persamaan regresi berganda yang
digunakan adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + ε
Keterangan:
a = konstanta
b = koefisien regresi
Y = Kualitas Hasil Audit Internal
X1 = Pengalaman Auditor
X2 = Keahlian Auditor
84
X3 = Pemanfaatan Teknologi Informasi
ε = Standar Error
Dari output didapatkan model persamaan regresi:
Y = 16,089 + 0,298 X1 + 0,659 X2+ 0,182 X3
Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta
sebesar 16,089. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel pengalaman,
keahlian, dan pemanfaatan teknologi informasi dianggap konstan, maka
kualitas hasil audit internal akan konstan sebesar 16,089 satuan.
Koefisien regresi pada variabel pengalaman sebesar 0,298, hal ini
berarti jika variabel pengalaman bertambah satu satuan maka variabel
kualitas hasil audit internal berkurang sebesar 0,298 satuan.
Koefisien regresi pada variabel keahlian sebesar 0,659, hal ini
berarti jika variabel keahlian bertambah satu satuan maka variabel kualitas
hasil audit internal bertambah sebesar 0,659 satuan.
Koefisien regresi pada variabel pemanfaatan teknologi informasi
sebesar 0,182, hal ini berarti jika variabel pemanfaatan teknologi informasi
bertambah satu satuan maka variabel kualitas hasil audit internal
bertambah sebesar 0,182 satuan.
6. Pembahasan
a. Pengaruh Pengalaman Terhadap Kualitas Hasil Audit Internal
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pengalaman
berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit internal. Hasil
85
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ika Sukriah, Akram, Biana Adha Inapty (2009) yang menunjukkan
bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas hasil
pemeriksaan. Dengan demikian, semakin banyak pengalaman kerja
seorang auditor maka semakin meningkat kualitas hasil audit yang
dilakukan.
Hal ini konsisten pula dengan penelitian yang dilakukan oleh
Havidz Mabruri dan Jaka Winarna (2010). Loehoer (2002) dalam
Mabruri dan Winarna (2010:7) mendefinisikan pengalaman sebagai
akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui berhadapan
dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan sesama benda alam,
keadaan, gagasan, dan penginderaan.
b. Pengaruh Keahlian Auditor Terhadap Kualitas Hasil Audit
Internal
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa keahlian auditor
berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit internal. Hasil
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Lubis (2009) yang
menunjukkan bahwa keahlian mempunyai hubungan yang positif
terhadap kualitas hasil audit. Hasil tersebut juga konsisten dengan
penelitian Desyanti dan Ratnadi (2007).
Pengaruh positif ini menunjukkan bahwa pengaruh keahlian
adalah searah dengan kualitas hasil audit atau dengan kata lain
keahlian yang tinggi akan mempengaruhi kualitas hasil audit. Pengaruh
86
yang signifikan menunjukkan bahwa keahlian mempunyai peranan
penting dalam meningkatkan kualitas hasil audit internal (Lubis,
2009).
c. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap
Kualitas Hasil Audit Internal
Pemanfaatan teknologi informasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas hasil audit internal. Hal ini menunjukkan
bahwa pemanfaatan teknologi informasi akan memberikan pengaruh
terhadap kualitas hasil audit yang dihasilkan serta menunjukkan bahwa
dengan adanya penggunanaan teknologi akan sangat membantu auditor
internal dalam menciptakan laporan hasil audit yang berkualitas, tidak
hanya dari segi kualitas penyampaian laporan tetapi juga dalam hal
ketepatan waktu yang pada akhirnya akan berdampak pada efektifitas
dan efiensi perusahaan.
Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Celviana Winidyaningrum dan Rahmawati (2010) yang menunjukkan
bahwa pemanfaatan teknologi informasi mempunyai pengaruh positif
terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan. Hasil ini juga konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu Wulandari Hananingrum
(2009) yang menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja akuntan.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang
telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model
regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengalaman, keahlian, dan pemanfaatan teknologi informasi
berpengaruh secara simultan dan positif signifikan terhadap kualitas
hasil audit internal. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ika Sukriah, Akram, dan Biana Adha Inapty (2009)
yang menyatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif
terhadap kualitas hasil pemeriksaan, Haslinda Lubis (2009)
menyatakan bahwa keahlian berpengaruh signifikan terhadap kualitas
auditor internal baik secara parsial maupun simultan, Winidyaningrum
dan Rahmawati (2010) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan.
2. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kualitas hasil audit
internal adalah variabel keahlian dibanding variabel pengalaman dan
pemanfaatan teknologi informasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai beta
variabel keahlian yang paling tinggi.
88
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan menunjukkan bahwa variabel pengalaman,
keahlian, dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh secara simultan
terhadap kualitas hasil audit internal. Dalam menjalankan tugas audit,
seorang auditor dituntut untuk selalu mematuhi aturan serta standar
profesional agar dapat menghasilkan pekerjaan yang berkualitas. Untuk itu
penelitian ini berguna bagi:
a. Bagi auditor internal yang ada di Jakarta khususnya yang
mengikuti pelatihan di YPIA, penggunaan pengalaman didasarkan
pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-ulang
memberikan peluang untuk belajar melakukannya dengan yang
terbaik. Selain itu, spesifik pengalaman dapat diukur dengan
rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau
tugas (job), seseorang dengan lebih banyak pengalaman dalam
suatu bidang memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam
ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang
baik mengenai peristiwa-peristiwa.
Dalam penelitian ini keahlian mempunyai kontribusi yang
besar terhadap kualitas hasil audit. Keahlian merupakan
keterampilan dari seseorang yang memiliki tingkat keterampilan
tertentu dan pengetahuan yang tinggi dalam subjek tertentu yang
diperoleh dari pengalaman dan pelatihan. Selain itu, variabel
keahlian juga dapat diukur dengan memasukkan unsur kinerja,
89
seperti kemampuan dan pengetahuan. Oleh sebab itu keahlian
sangat dibutuhkan dalam diri seseorang, apabila seorang auditor
tidak memiliki keahlian yang cukup maka akan berdampak pada
kualitas hasil audit yang dihasilkan. Dalam penelitian ini
diharapkan dengan pemanfaatan teknologi informasi yang baik
akan mampu meningkatkan meningkatkan efektifitas manajemen
perusahaan dalam menganalisis, mensupervisi, dan mereview
kegiatan operasional perusahaan. Kinerja auditor internal yang baik
akan mendorong seluruh level manajemen untuk memberikan
kepuasan dan nilai tambah kepada perusahaan sehingga akan
meningkatkan loyalitas karyawan dan selanjutnya akan
meningkatkan aset perusahaan.
b. Bagi manajemen perusahaan, semakin berkualitas hasil
pemeriksaaan yang dilakukan oleh auditor internal maka akan
semakin meningkat pula efektifitas pengendalian intern yang
berlaku dalam perusahaan.
c. Bagi pemerintah, kinerja auditor pada perusahaan akan mendorong
stabilitas kinerja keuangan nasional karena operasional perusahaan
dijalankan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang tepat.
d. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini dapat digunakan untuk
menambah referensi hasil temuan akademik yang berkaitan dengan
implementasi kualitas hasil audit internal pada perusahaan.
90
C. Saran
Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal, di antaranya:
1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah variabel-variabel
yang berpengaruh terhadap kualitas hasil audit. Dimana kualitas hasil
audit dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal
maupun eksternal. Faktor internal, misalnya: lama waktu auditor
melakukan pemeriksaan (tenure) dan jumlah klien. Faktor eksternal
misalnya kesehatan keuangan klien.
2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa
wawancara dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian
agar bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari
pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau
kurang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
3. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei,
sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara
umum.
4. Penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu penelitian.
Waktu penelitian diharapkan tidak dilakukan pada waktu sibuk
auditor. Sehingga tingkat pengembalian (respon rate) kuesioner dapat
lebih tinggi, dan mendapatkan hasil yang lebih akurat.
91
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid. ”Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan IlmuSosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Agus Prasetyo Utomo. ”Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadapProses Auditing dan Pengendalian Internal”, Jurnal Teknologi InformasiDinamik Volume XI No.2, Juli 2006 : 66-74.
Amran Adamrah. ”Pentingnya Pemahaman Atas Struktur Pengendalian InternDalam Melaksanakan Audit Sistem Informasi Teknologi”, JurnalAkuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Tahun V/02/2001.
Astuti Handaiyani Siregar dan I Ketut Suryanawa. “Pemanfaatan TeknologiInformasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual pada KantorPelayanan Pajak Pratama Denpasar Barat”, Jurusan Akuntansi FakultasEkonomi Universitas Udayana, Denpasar 2007.
Celviana Winidyaningrum dan Rahmawati. “Pengaruh Sumber Daya Manusiadan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan danKetepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah denganVariabel Intervening Pengendalian Intern Akuntansi (Studi Empiris diPemda Subosukawonosraten)”, Simposium Nasional Akuntansi XIII,Purwokerto 2010.
Dahera Rustam. “Suatu Kajian Terhadap Pengendalian Mutu Hasil AuditInternal”, Diakses melaluihttp://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2010/09/29/suatu-kajian-terhadap-pengendalian-mutu-hasil-audit-internal/, pada tanggal 14 Agustus2011.
Muh.Arief Effendi. “Perkembangan Profesi Internal Audit Abad 21”,Seminar/Kuliah umum Universitas Internasional Batam, Senin 11Desember 2006.
Imam Ghozali ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, CetakanIV, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, April 2009.
Haslinda Lubis. “Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional, danKepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor pada InspektoratProvinsi Sumatera Utara”, Tesis Sains Akuntansi, Universitas SumateraUtara, Medan, 2009.
Havidz Mabruri dan Jaka Winarna. “Analisis Faktor-faktor Yang MempengaruhiKualitas Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah”, SimposiumNasional Akuntansi XIII, Purwokerto 2010.
Ika Sukriah, Akram, Biana Adha Inapty. “Pengaruh Pengalaman Kerja,Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap KualitasHasil Pemeriksaan”, Simposium Nasional Akuntansi XII, Palembang2009.
Ikatan Akuntan Indonesia, ”Standar Profesional Akuntan Publik”, Jakarta:Salemba Empat, 2009.
I Ketut Yadnyana. “Pengaruh Kualitas Jasa Auditor Internal TerhadapEfektivitas Pengendalian Intern Pada Hotel Berbintang Empat Dan LimaDi Bali”, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana,Denpasar 2007.
Jin Thjai Fung. ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PemanfaatanTeknologi Informasi dan Pengaruh Pemanfaatan teknologi InformasiTerhadap Kinerja Akuntan Publik”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.5,No.1, 2003.
Mayangsari S. ”Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Terhadap PendapatAudit: Sebuah Kuasi Eksperimen”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,Vol.6, No.1, Januari 2003.
Murtanto dan Gudono. ”Identifikasi Karakteristik-karakteristik Keahlian Audit:Profesi Akuntan Publik di Indonesia”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,Vol.2, No.2, 1999.
Nung Harjanto. ”Pengendalian Kualitas Audit Untuk Memenuhi Harapan PihakInternal dan Eksternal”, Jurnal Wahana, Vol.2, No.2, Agustus 1999.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis UntukAkuntansi & Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002.
Rizal Iskandar Batubara. “Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan,Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan IndependensiPemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”, Tesis Sains Akuntansi,Universitas Sumatera Utara, Medan, 2008.
Sri Murtini dan Edi Wijayanto. ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi KeahlianAuditor”, Jurnal Akuntansi Bisnis Perbankan Indonesia, Vol.9, No.1,Hal.8-12, Januari 2003.
93
Sukrisno Agoes. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh Kantor AkuntanPublik”, Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI),Jakarta, 2004.
Naniek Noviari. “Pengaruh Kemajuan Teknologi Informasi TerhadapPerkembangan Akuntansi”, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Udayana.
Ni Putu Eka Desyanti dan Ni Made Ratnadi. “Pengaruh Independensi, KeahlianProfesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern Terhadap EfektifitasPenerapan Struktur Pengendalian Intern Pada Bank Perkreditan Rakyatdi Kabupaten Bandung”, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UniversitasUdayana, Denpasar 2007.
Sawyer, Lawrence B., Mortimer A.Dittenhofer, James H.Scheiner, ”Audit InternalSawyer’s”, Edisi kelima Jilid 1, Jakarta: Salemba Empat, 2009.
UU No.5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
Wahyu Daniel. ”BI Tetapkan Sanksi Berat ke Bank Mega Akibat PembobolanDana”, diakses melaluihttp://finance.detik.com/read/2011/05/24/185152/1646167/5/bi-tetapkan-sanksi-berat-ke-bank-mega-akibat-pembobolan-dana, padatanggal 16 Agustus 2011.
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, Mei 2011
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Dian Safitri
NIM : 107082003698
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi/VII
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Analisis Pengaruh Pengalaman, Keahlian, dan Pemanfaatan Teknologi
Informasi Terhadap Kualitas Hasil Audit Internal (Studi Empiris pada
YPIA Jakarta)”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i.
Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan
tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja,
sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor
kunci untuk mengetahui pengaruh Pengalaman, Keahlian, dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi terhadap Kualitas Hasil Audit Internal.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan
menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat
salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
99
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang
penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini,
maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (telepon dan e-mail tertera di
bawah). Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan
menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing, Hormat saya,
Peneliti
(Dr. Yahya Hamja) (Dian Safitri)
100
Nomor : ………… (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………….
(boleh tidak diisi)
Nama KAP : …………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki
Perempuan
Umur : ………… tahun
Pendidikan Terakhir : D3
S1
S2
S3
Pengalaman Kerja : < 1 tahun
1-4 tahun
>4 tahun
101
1. Variabel Pengalaman Auditor (X1)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat
Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS1. Semakin lama menjadi auditor, semakin
mengerti bagaimana menghadapientitas/obyek pemeriksaan dalammemperoleh data dan informasi yangdibutuhkan.
2. Semakin lama bekerja sebagai auditor,semakin dapat mengetahui informasi yangrelevan untuk mengambil pertimbangandalam membuat keputusan.
3. Semakin lama bekerja sebagai auditor,semakin dapat mendeteksi kesalahan yangdilakukan obyek pemeriksaan.
4. Semakin lama menjadi auditor, semakinmudah mencari penyebab munculnyakesalahan serta dapat memberikanrekomendasi untukmenghilangkan/memperkecil penyebabtersebut.
5. Banyaknya tugas pemeriksaan membutuhkanketelitian dan kecermatan dalammenyelesaikannya.
6. Kurangnya pengalaman bisa berdampakkeliru dalam mengumpulkan, memilih bukti,dan informasi yang dapat menghambat prosespenyelesaian pekerjaan.
7. Adanya masalah dalam tugas bekerja sebagaiauditor adalah suatu kesempatan yang baiksebagai pengalaman untuk lebih berhasil dimasa yang akan datang.
8. Banyaknya tugas yang diterima dapatmemacu auditor untuk menyelesaikanpekerjaan dengan cepat dan tanpa terjadipenumpukan tugas.
9. Auditor dikatakan berpengalaman bilamenjalankan tugas lebih dari tiga tahun.
102
10. Auditor yang mempunyai pengalaman dalammelakukan pekerjaannya akan bekerja lebihbaik dan memiliki keakurasian dalam analisisinformasi.
11. Auditor yang berpengalaman memilikihubungan yang baik dan signifikan terhadapkinerjanya.
12. Pengalaman dalam pekerjaan pada umumnyadapat mengembangkan pola tingkah lakuyang lebih tinggi.
13. Semakin banyak pengalaman yang dimilikiauditor, semakin besar kemampuan auditordalam mengatasi setiap permasalahan yangada.
2. Variabel Keahlian Auditor (X2)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat
Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS1. Auditor yang mempunyai keahlian memiliki
kemampuan berkomunikasi yang tinggi.
2. Auditor yang mempunyai keahlian memilikikreatifitas dalam membina pekerjaan yanglebih baik.
3. Auditor mampu menentukan keputusansecara sistematis.
4. Keputusan yang dibuat oleh auditor adalahhasil pemikiran yang bersifat murni tanpatekanan dari pihak manapun.
5. Keahlian auditor internal didukung oleh latarbelakang pendidikan yang dimilikinya.
103
6. Keahlian auditor internal ditentukan olehpengetahuan terhadap metode audit.
7. Keahlian auditor internal ditentukan olehpengetahuan terhadap teknik audit.
8. Keahlian auditor internal ditentukan olehpengetahuan terhadap prosedur audit.
9. Keahlian auditor internal ditentukan olehpengalaman audit selama kurang lebih tigatahun.
10. Keahlian auditor internal dapat dicapaimelalui pelatihan teknis yang relevan dengantugas-tugasnya.
11. Keahlian auditor internal didukung olehkemampuan dalam memilah fakta-faktayang relevan sesuai dengan tugasnya.
12. Keahlian auditor internal ditentukan olehkemampuan mengabaikan fakta yang tidakrelevan.
13. Keahlian seorang auditor internal dapatmengatasi tekanan yang menggangguobjektivitas hasil audit.
14. Keahlian seorang auditor internal mampuberadaptasi pada situasi baru.
15. Penilaian terhadap penyelesaian pekerjaanyang sulit adalah merupakan bagian darikeahlian auditor.
16. Evaluasi tugas merupakan bagian darikeahlian auditor.
104
3. Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi (X3)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat
Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS1. Penggunaan komputer secara kontinyu
sangat membantu penyelesaian tugas.2. Frekuensi penggunaan komputer akan
meningkat seiring dengan bertambahnyatugas.
3. Penyediaan teknologi informasi yang tepatsangat membantu dalam proses penyelesaiantugas.
4. Melakukan pengarsipan bukti audit denganteknik komputer untuk mempermudah aksesdan pemeliharaan dokumentasi.
5. Auditor lebih sering mengauditmenggunakan komputer dibanding manualkarena lebih akurat dalam perhitungan.
6. Teknologi informasi memberikankemudahan dalam menyimpan danmengakses data yang dibutuhkan.
4. Variabel Kualitas Hasil Audit Internal (Y)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat
Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS1. Auditor yang kompeten mampu menemukan
pelanggaran dan atau kesalahan dalamsistem akuntansi kliennya.
2. Volume pekerjaan yang banyak akanmempengaruhi kualitas hasil audit.
105
3. Kepercayaan diri auditor menyebabkanauditor berani dalam pengambilankeputusan.
4. Jumlah hasil temuan audit yang bisadiselesaikan berpengaruh pada kualitas hasilaudit.
5. Saya mampu untuk mengetahui dengan jelasbahwa suatu pekerjaan telah dapat sayaselesaikan.
6. Diperlukan kejelasan rencana kerja setiapjenis pekerjaan untuk mempermudah audit.
7. Sebagai auditor saya mengetahui tanggungjawab saya terhadap setiap pekerjaan yangsaya lakukan.
8. Saya diberikan waktu yang terbatas untukmengerjakan apa yang diharapkan daripekerjaan saya.
9. Seorang auditor tidak perlu menonjolkanidentitasnya sebagai ahli dalam pemeriksaansuatu pekerjaan.
10. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhikualitas kerja seseorang adalah tingkatkerumitan kerja yang dihadapi.
11. Kompleksitas kerja dapat dijadikan sebagaialat dalam meningkatkan kualitas hasilpekerjaan.
12. Dalam menyelesaikan suatu pekerjaantingkat kesabaran sangat dibutuhkan dalampemeriksaan.
13. Sebuah pekerjaan dianggap semakin rumitjika informasi yang harus diproses dantahap-tahap yang harus dilakukan semakinbanyak.
14. Seorang auditor mampu melakukanpekerjaan yang rumit dan salingberhubungan yang memiliki keterkaitandengan pekerjaan lainnya.
106
15. Seorang auditor harus mempunyaikemampuan dalam menyeleksi danmenentukan pekerjaan.
16. Berpikir konsisten, bekerja keras, danmencermati suatu pekerjaan adalah suatukeharusan bagi auditor untuk mendapatkankualitas pekerjaannya.
17. Saran yang diberikan auditor setelahmelakukan pemeriksaan.
18. Keahlian seorang auditor sesuai dengankualifikasinya masing-masing dan strukturdalam bidang pekerjaannya.
19. Pelaporan hasil audit telah dilaporkan sesuaidengan schedule yang telah ditetapkan.
20. Ketepatan penggunaan judgement akanmempengaruhi kualitas hasil audit.