Top Banner
STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANG 1 Ega Julia Fajarsari , ST., MT. 2 Dr. Sri Wulandari, ST., MT. 1 Email: [email protected] 2 Email: [email protected] Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma, Jakarta ABSTRACT : Analysis of bearing capacity of piles is necessary to obtain the planning foundation that meets the requirements. Many methods of calculation to analyze the bearing capacity of piles, but should be considered a better method, for it must be done bearing capacity analysis of several methods based on field data using data sondir and SPT data as well as PDA based test to be compared to each other, to get more accurate results.The data used is the soil and pile on Apartment Building Menteng Raya and Cilandak Office Building Office Park. The method used for analysis is the Meyerhoff method (sondir), Schmertmann method, Meyerhoff Method (SPT), Trofimankove Methods, Begemann method, the data results Pile Driving Analyzer (PDA) and the finite element method in PLAXIS.Results of analysis bearing capacity a single pile at P43 - PDA 6 shows the method of 265,03 tons Trofimankove closer to the ground state that is based PDA test of 243,48 tons. Mayerhoff method (sondir) of 312.8 tons, 441,1 tons of Bagemann methods, methods Mayerhoff (SPT) of 403,20 tons, and methods Schmertmann of 36,12 tons. The results of the efficiency analysis method of pile groups Trofimankove of 0,80, Mayerhoff (sondir) of 0,67, 0,54 Bagemann methods, methods Mayerhoff (SPT) of 0,66, and 0,99 Schmertmann method and to methods based on the data PDA of 0,85. Decreased the pile group 0,021 m Trofimankove method, Mayerhoff (sondir) of 0.087 m, 0.112 m Bagemann method, the method Mayerhoff (SPT) of 0,313 m, and 0,009 m of Schmertmann method and to methods based on the data of 0,013 m PDA. Keywords: pile foundation, bearing capacity, pile group efficiency, decrease ABSTRAK: Analisis daya dukung tiang pancang sangat diperlukan untuk mendapatkan perencanaan pondasi yang memenuhi persyaratan. Banyak metode perhitungan untuk menganalisis daya dukung tiang pancang, namun perlu dipertimbangkan metode mana yang lebih memenuhi, untuk itu perlu dilakukan analisis daya dukung dari beberapa metode berdasarkan data lapangan dengan menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan satu sama lainnya, sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat. Data yang digunakan adalah data tanah dan pondasi tiang pada Gedung Apartment Menteng Raya dan Gedung Perkantoran Cilandak Office Park. Metode yang digunakan untuk analisis adalah Metode Meyerhoff (sondir), Metode Schmertmann, Metode Meyerhoff (SPT), Metode Trofimankove, Metode Begemann, hasil data Pile Driving Analyzer (PDA) dan metode elemen hingga
15

STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANGegajulia.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3626/... · menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan

Apr 09, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANGegajulia.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3626/... · menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan

STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANG

1 Ega Julia Fajarsari , ST., MT. 2Dr. Sri Wulandari, ST., MT.

1Email: [email protected]

2Email: [email protected] Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas Gunadarma, Jakarta

ABSTRACT : Analysis of bearing capacity of piles is necessary to obtain the planning foundation that meets the requirements. Many methods of calculation to analyze the bearing capacity of piles, but should be considered a better method, for it must be done bearing capacity analysis of several methods based on field data using data sondir and SPT data as well as PDA based test to be compared to each other, to get more accurate results.The data used is the soil and pile on Apartment Building Menteng Raya and Cilandak Office Building Office Park. The method used for analysis is the Meyerhoff method (sondir), Schmertmann method, Meyerhoff Method (SPT), Trofimankove Methods, Begemann method, the data results Pile Driving Analyzer (PDA) and the finite element method in PLAXIS.Results of analysis bearing capacity a single pile at P43 - PDA 6 shows the method of 265,03 tons Trofimankove closer to the ground state that is based PDA test of 243,48 tons. Mayerhoff method (sondir) of 312.8 tons, 441,1 tons of Bagemann methods, methods Mayerhoff (SPT) of 403,20 tons, and methods Schmertmann of 36,12 tons. The results of the efficiency analysis method of pile groups Trofimankove of 0,80, Mayerhoff (sondir) of 0,67, 0,54 Bagemann methods, methods Mayerhoff (SPT) of 0,66, and 0,99 Schmertmann method and to methods based on the data PDA of 0,85. Decreased the pile group 0,021 m Trofimankove method, Mayerhoff (sondir) of 0.087 m, 0.112 m Bagemann method, the method Mayerhoff (SPT) of 0,313 m, and 0,009 m of Schmertmann method and to methods based on the data of 0,013 m PDA. Keywords: pile foundation, bearing capacity, pile group efficiency, decrease ABSTRAK: Analisis daya dukung tiang pancang sangat diperlukan untuk mendapatkan perencanaan pondasi yang memenuhi persyaratan. Banyak metode perhitungan untuk menganalisis daya dukung tiang pancang, namun perlu dipertimbangkan metode mana yang lebih memenuhi, untuk itu perlu dilakukan analisis daya dukung dari beberapa metode berdasarkan data lapangan dengan menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan satu sama lainnya, sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat. Data yang digunakan adalah data tanah dan pondasi tiang pada Gedung Apartment Menteng Raya dan Gedung Perkantoran Cilandak Office Park. Metode yang digunakan untuk analisis adalah Metode Meyerhoff (sondir), Metode Schmertmann, Metode Meyerhoff (SPT), Metode Trofimankove, Metode Begemann, hasil data Pile Driving Analyzer (PDA) dan metode elemen hingga

Page 2: STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANGegajulia.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3626/... · menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan

pada PLAXIS. Hasil analisis daya dukung ijin tiang tunggal pada P43 – PDA 6 mununjukkan Metode Trofimankove sebesar 265,03 ton lebih mendekati keadaan dilapangan yaitu bedasarkan uji PDA sebesar 243,48 ton. Sedangkan metode Mayerhoff (sondir) sebesar 312,8 ton, metode Bagemann sebesar 441,1 ton, metode Mayerhoff (SPT) sebesar 403,20 ton, dan metode Schmertmann sebesar 36,12 ton. Hasil analisis efisiensi kelompok tiang metode Trofimankove sebesar 0,80, Mayerhoff (sondir) sebesar 0,67, metode Bagemann sebesar 0,54, metode Mayerhoff (SPT) sebesar 0,66, dan metode Schmertmann sebesar 0,99 dan untuk metode berdasarkan data PDA sebesar 0,85. Sedangkan penurunan kelompok tiang metode Trofimankove sebesar 0,021 m, Mayerhoff (sondir) sebesar 0,087 m, metode Bagemann sebesar 0,112 m, metode Mayerhoff (SPT) sebesar 0,313 m, dan metode Schmertmann sebesar 0,009 m dan untuk metode berdasarkan data PDA sebesar 0,013 m. Kata kunci : pondasi tiang, daya dukung, efisiensi kelompok tiang, penurunan. PENDAHULUAN Pembangunan suatu konstruksi yang pertama kali dilaksanakan dan dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan pondasi (struktur bawah) setelah itu barulah dilaksanakan pekerjaan struktur atasnya. Pembangunan suatu pondasi haruslah kuat dan kokoh karena pondasi berfungsi sebagai penopang bangunan dan meneruskan beban dari bangunan atas (upper structure) ke lapisan tanah pada kedalaman tertentu. Struktur bawah sebagai pondasi berinteraksi dengan tanah untuk menghasilkan daya dukung yang mampu memikul dan memberikan keamanan pada struktur bagian atas. Untuk menghasilkan daya dukung yang akurat maka diperlukan suatu penyelidikan tanah yang akurat juga. Ada dua metode yang biasa digunakan dalam penentuan kapasitas daya dukung tiang yaitu metode statis dan metode dinamis. Tesis ini merujuk kepada jurnal Muhamad Yusa dan Nugroho S.A Jurusan Teknik Sipil FT UNRI yang berjudul “Korelasi Penentuan Daya Dukung Tiang Cara Empirik (CPT) Dengan Pile Driven Analysis (PDA) Di Kota Pekanbaru”. Jurnal ini menjelaskan tentang korelasi daya dukung tiang dengan cara empirik yaitu menggunakan data CPT dengan daya dukung tiang berdasarkan Driven Analysis (PDA), serta merujuk kepada jurnal Deyva Anggita Marpaung dan Roesyanto dari Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara yang berjudul “Analisis Daya Dukung Sistem Pondasi Kelompok Tiang Tekan Hidrolis (Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan ITC Polonia Medan)”. Jurnal ini menjelaskan tentang kapasitas daya dukung tiang tunggal dan kelompok dengan menggunakan berbagai metode. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh perbandingan nilai beban ijin (Qijin), sehingga dapat diketahui seberapa jauh perbedaan antara hasil daya dukung tiang, berdasarkan data Standard Penetration Test (SPT) dan data sondir dibandingkan dengan daya dukung tiang berdasarkan data Pile Driving Analyzer (PDA), serta memperoleh metode yang lebih tepat digunakan pada kondisi tanah yang lempung.

Page 3: STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANGegajulia.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3626/... · menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan

Dan untuk mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan pembatasan masalah yaitu pada perhitungan daya dukung tiang tuggal dengan menggunakan Metode dari hasil data SPT : Metode Meyerhoff (1956), Metode Schmertmann (1967), Metode dari hasil data sondir : Metode Meyerhoff (1956), Metode Trofimankove (1974), Metode Begemann (1965) dan Metode dari hasil data Pile Driving Analyzer (PDA).perencanaan desain pondasi tiang menggunakan cara manual. Sedangkan untuk kapasitas daya dukung kelompok tiang berdasarkan pondasi blok dan untuk efisiensi kelompok tiang berdasarkan Metode Poulus Davis. Penurunan Kelompok Tiang berdasarkan metode Vesic (1969).

1. METODE PENELITIAN 1.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dengan memakai data sekunder, dimana data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa pengumpulan data hasil pelaksanaan sondir, SPT dan Pile Driving Analyzer (PDA) pada tiang tunggal yang didapatkan dari proyek-proyek yang sudah terlaksana beberapa saat yang lalu. 1.2 Bagan Alir Penelitian Berdasarkan alur penelitian dari penyusunan laporan tesis ini dapat dijelaskan secara berurutan seperti gambar dibawah (Gambar 1).

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

Page 4: STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANGegajulia.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3626/... · menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan

1.3 Analisis dengan Program Plaxis Analisis dengan program Plaxis ini digunakan untuk menentukan defleksi dan penurunan yang dialami pondasi, tegangan-tegangan yang terjadi, dan gaya-gaya yang timbul pada pondasi. Data yang diperoleh dari data perhitungan cara manual dapat digunakan dalam analisis menggunakan program Plaxis ini. Diagram alir (flowchart) dari program Plaxis dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Alir Analisis dengan Program Plaxis

2. ANALISIS 2.1 Perhitungan Daya Dukung Tiang Tunggal 1. Berdasarkan Data SPT Hasil analisis daya dukung tiang tunggal berdasarkan data SPT dengan menggunakan metode Meyerhoff dan metode Schmertmann, adalah sebagai berikut: Metode Meyerhoff Meyerhoff (1956) menganjurkan formula daya dukung untuk tiang pancang sebagai berikut :

Qu = 40 Nb . Ap + 0.2 N . As Metode Schmertmann Schmertmann menggunakan korelasi N – SPT dengan tahanan ujung sondir qc untuk menentukan daya dukung gesekan dan daya dukung ujung pondasi tiang. Tabel 1. memberikan ikhtisar usulan Schmertmann tersebut. Tabel ini berlaku untuk pondasi dengan penampang tetap.

Page 5: STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANGegajulia.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3626/... · menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan

Tabel 1. Nilai Gesekan untuk Desain Pondasi Tiang Pancang (Sumber : Schmertmann, 1967)

Tabel 2. Hasil Analisis Daya Dukung Tiang Tunggal Berdasarkan Data SPT

No. PDA Meyerhoff Schmertmann Qu Qa Qu Qa

P102-PDA 2 1008.01 403.20 90.29 36.12 P118-PDA 4 1016.70 406.68 90.29 36.12 P139-PDA 1 1434.23 573.69 90.29 36.12 P161-PDA 8 1421.82 568.73 90.29 36.12 P43-PDA 6 2035.22 814.09 114.89 45.95 P49-PDA 5 2054.24 821.69 114.89 45.95 P61-PDA 7 2051.70 820.68 114.89 45.95 P64-PDA 3 2059.31 823.72 114.89 45.95

P35 1454.31 581.72 49.57 19.83 P56 1474.80 589.92 104.98 41.99

2. Berdasarkan Data Sondir Hasil analisis daya dukung tiang tunggal berdasarkan data SPT dengan menggunakan metode Meyerhoff, metode Trofimankove, dan metode Begemann adalah sebagai berikut: Metode Meyerhoff Perhitungan daya dukung dengan menggunakan metode Mayerhoff adalah sebagai berikut :

Q ultimate = K) (J.H.P + )A(q p c Metode Trofimankove Kapasitas daya dukung dapat dihitung dengan menggunakan metode Trofimankove sebagai berikut :

Q ultimate = kb qc A + (JHP/D) Q

Page 6: STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANGegajulia.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3626/... · menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan

Metode Begemann Daya dukung tiang dengan menggunakan metode Begemann adalah sebagai berikut :

Q ultimate = K) (J.H.P + )A(q p c Dengan,

qc = )(21

cbcu qq

Tabel 3. Hasil Analisis Daya Dukung Tiang Tunggal Berdasarkan Data

Sondir

No. PDA Meyerhoff Trofimankove Begemann Qu Qa Qu Qa Qu Qa

P102-PDA 2 975.93 312.98 662.575 265.030 1370.213 441.509 P118-PDA 4 1012.03 326.44 697.677 279.071 1358.156 439.098 P139-PDA 1 1543.63 498.17 1065.639 426.256 2119.082 685.483 P161-PDA 8 1556.05 502.09 1073.696 429.478 2118.662 685.399 P43-PDA 6 1527.06 494.36 1062.850 425.140 2100.660 681.799 P49-PDA 5 1538.27 496.94 1064.710 425.884 2113.220 684.311 P61-PDA 7 1536.31 496.32 1063.470 425.388 2110.708 683.808 P64-PDA 3 1547.27 501.05 1077.724 431.090 2098.566 681.380

P35 1053.46 336.15 705.695 282.278 1389.638 445.394 P56 1053.46 336.15 705.695 282.278 1389.638 445.394

2.2 Perbandingan Nilai Daya Dukung Ijin Tiang Tunggal dengan Beberapa

Metode Berdasarkan perhitungan daya dukung ijin tiang tunggal pada P43 – PDA6 didapatkan bahwa metode Trofimankove lebih mendekati keadaan dilapangan yaitu analisis bedasarkan hasil uji PDA karena pada metode Trofimankove sebesar 265,03 ton lebih mendekati keadaan dilapangan yaitu analisis bedasarkan hasil uji PDA sebesar 243,48 ton. Persentase selisih nilai daya dukung antara metode Metode Trofimankove dengan Metode berdasarkan data PDA sebesar 4,2%, ini disebabkan karena pada Metode Trofimankove karena tinjauan parameter yang digunakan lebih lengkap yaitu tidak hanya berdasarkan tekanan konus dan luas penampang tiang akan tetapi juga berdasarkan resistensi faktor tahanan ujung tiang sehingga hasil analisis yang didapat lebih akurat. Persentase selisih metode lain dengan PDA yaitu Metode Mayerhoff (data sondir) dengan PDA sebesar 12%, Metode Bagemann dengan PDA sebesar 28%, Metode Mayerhoff (data SPT) dengan PDA sebesar 24%, Metode Schmertmann dengan PDA sebesar 74%.Hasil analisis nilai perbandingan daya dukung tiang tunggal dapat dilihat pada Tabel 4 dan pada Gambar 3.

Page 7: STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANGegajulia.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3626/... · menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan

Tabel 4. Perbandingan Nilai Daya Dukung Tiang Tunggal

No.PDA Daya Dukung Mayerhoff Trofimankove Bagemann Mayerhoff Schmertmann PDA

P43-PDA 6 312.98 265.03 441.51 403.20 36.12 243.48 P49-PDA 5 326.44 279.07 439.10 406.68 36.12 259.32 P61-PDA 7 498.17 426.26 685.48 573.69 36.12 366.00 P64-PDA 3 502.09 429.48 685.40 568.73 36.12 343.88

P102-PDA 2 494.36 425.14 681.80 814.09 45.95 366.08 P118-PDA 4 496.94 425.88 684.31 821.69 45.95 348.96 P139-PDA 1 496.32 425.39 683.81 820.68 45.95 378.00 P161-PDA 8 501.05 431.09 681.38 823.72 45.95 370.68

P35 336.15 282.28 445.39 581.72 19.83 176.40 P56 336.15 282.28 445.39 589.92 41.99 226.80

Gambar 3. Grafik Perbandingan Nilai Daya Dukung Tiang Tunggal

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa hasil daya dukung berdasarkan metode Schmertmann adalah yang terendah ini disebabkan karena parameter yang digunakan tidak lengkap yaitu hanya berdasarkan jenis tanah dan nilai rata – rata NSPT saja, sedangkan hasil analisis daya dukung yang tertinggi adalah hasil daya dukung dengan berdasarkan metode Begemann karena pada metode ini parameter tekanan konus atau qc yang digunakan adalah qc rata – rata 8 kali diameter diatas ujung tiang dan qc rata- rata 3,5 diameter dibawah ujung tiang dimana berdasarkan data sudah mencapai kedalaman tanah keras yaitu sebesar 250 kg/cm2. 2.3 Perhitungan Daya Dukung Kelompok Tiang Pada perhitungan efisiensi kelompok tiang ini digunakan metode Poulos and Davis.

)(2

)(sin2

2

.11

groupu

gleu

QQn

e

0.00200.00400.00600.00800.00

1000.00

PERBANDINGAN NILAI DAYA DUKUNG

Daya Dukung Mayerhoff

Daya Dukung Trofimankove

Daya Dukung Bagemann

Daya Dukung Mayerhoff

Daya Dukung Schmertmann

Daya Dukung PDA

Page 8: STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANGegajulia.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3626/... · menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan

Nilai Qu (group) diperoleh dari persamaan: cLLBNcLBQ ggcugggroupu .)(2...)(

Kapasitas daya dukung kelompok tiang yang didapat sebesar 1239,55 ton.

Tabel 5. Nilai Efisiensi Kelompok Tiang

No.PDA Efisiensi Kelompok Tiang Mayerhoff Trofimankove Bagemann Mayerhoff Schmertmann PDA

P43-PDA 6 0.67 0.80 0.54 0.66 0.99 0.82 P49-PDA 5 0.66 0.79 0.55 0.66 0.99 0.81 P61-PDA 7 0.72 0.83 0.60 0.74 1.00 0.87 P64-PDA 3 0.71 0.82 0.59 0.74 1.00 0.88

P102-PDA 2 0.68 0.80 0.56 0.57 1.00 0.84 P118-PDA 4 0.69 0.81 0.57 0.58 1.00 0.86 P139-PDA 1 0.76 0.86 0.65 0.66 1.00 0.89 P161-PDA 8 0.76 0.86 0.65 0.66 1.00 0.89

P35 0.56 0.71 0.45 0.44 1.00 0.85 P56 0.57 0.72 0.47 0.45 0.99 0.79

2.4 Perbandingan Nilai Efisiensi Kelompok Tiang dengan Beberapa Metode Berdasarkan Tabel 5, nilai efisiensi kelompok tiang yang terendah adalah nilai efisiensi dengan metode Bagemann, ini disebabkan karena pada metode Bagemann hasil daya dukung tiang tunggal cukup tinggi sehingga selisih rata – rata 19% dengan hasil daya dukung kelompok tiang. Solusi yang dapat digunakan adalah dengan menambahkan jumlah tiang yang akan menghasilkan nilai daya dukung kelompok tiang yang lebih besar sehingga nilai efisiensi dari kelompok tiang tersebut akan semakin besar pula. Perbandingan nilai efisiensi kelompok tiang dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik Perbandingan Nilai Efisiensi Tiang Kelompok

Persentase selisih nilai efisiensi tiang kelompok antara Metode Trafimankove dengan PDA sebesar 1,4%, Metode Mayerhoff (data sondir) dengan PDA sebesar

0.000.200.400.600.801.001.20

PERBANDINGAN NILAI EFISIENSI

Daya Dukung Mayerhoff

Daya Dukung Trofimankove

Daya Dukung Bagemann

Daya Dukung Mayerhoff

Daya Dukung Schmertmann

Daya Dukung PDA

Page 9: STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANGegajulia.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3626/... · menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan

10,3%, Metode Bagemann dengan PDA sebesar 20,8%, Metode Mayerhoff (data SPT) dengan PDA sebesar 11,1%, Metode Schmertmann dengan PDA sebesar 9,54%. 2.5 Pehitungan Penurunan Tiang Tunggal Penurunan tiang tunggal yang disebabkan oleh beban pada tiang, dapat ditentukan melalui persamaan:

1 2 3s s s s Ketiga penurunan tersebut diatas diperoleh melalui persamaan:

1( )b s

p p

Q Q LsA E

22 1b

s wps

q Ds IE

23 1s

s wss

Q Ds IpL E

wsI dapat diperoleh dari rumus empiris yang dikeluarkan oleh Vesic (1977),

2 0,35wsLID

Tabel 6. Penurunan Tiang Tunggal

No.PDA Penurunan Tiang Tunggal Mayerhoff Trofimankove Bagemann Mayerhoff Schmertmann PDA

P43-PDA 6 0.087 0.021 0.112 0.313 0.009 0,0125 P49-PDA 5 0.082 0.022 0.105 0.319 0.009 0,0168 P61-PDA 7 0.098 0.027 0.128 0.317 0.007 0,0225 P64-PDA 3 0.099 0.027 0.128 0.310 0.007 0,0297

P102-PDA 2 0.091 0.027 0.119 0.274 0.009 0,0146 P118-PDA 4 0.095 0.027 0.125 0.283 0.009 0,0188 P139-PDA 1 0.095 0.027 0.124 0.282 0.009 0,0148 P161-PDA 8 0.092 0.027 0.118 0.286 0.009 0,0136

P35 0.105 0.028 0.133 0.202 0.006 0,0039 P56 0.105 0.029 0.133 0.215 0.009 0,0044

2.6 Perbandingan Penurunan Tiang Tunggal dengan Beberapa Metode Berdasarkan Tabel 6 penurunan pondasi tiang yang mendekati kondisi di lapangan adalah hasil analisis dengan menggunakan Metode Trofimankove, karena daya dukung pondasi tiang tunggal pada metode ini mendekati daya dukung pada keadaan dilapangan sehingga pada analisis penurunan hasil yang diperoleh juga mendekati kondisi dilapangan. Persentase selisih antara Metode Trafimankove dengan PDA sebesar 30%, Metode Mayerhoff (data sondir) dengan PDA sebesar 72%, Metode Bagemann dengan PDA sebesar 78%, Metode Mayerhoff (data

Page 10: STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANGegajulia.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3626/... · menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan

SPT) dengan PDA sebesar 90%, Metode Schmertmann dengan PDA sebesar 35%. Grafik perbandingan penurunan tiang tunggal dengan berbgai metode analisis dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Grafik Perbandingan Penurunan Tiang Tunggal

2.7 Penurunan Kelompok Tiang Untuk menghitung penurunan kelompok tiang, banyak metode yang dapat digunakan. Dalam hal ini penulis menggunakan metode yang dikeluarkan oleh Vesic (1969), dengan persamaan:

DB

sS gg

Tabel 7. Penurunan Kelompok Tiang dengan Beberapa Metode

No.PDA Penurunan Kelompok Tiang Mayerhoff Trofimankove Bagemann Mayerhoff Schmertmann PDA

P43-PDA 6 0.087 0.021 0.112 0.313 0.009 0.013 P49-PDA 5 0.082 0.022 0.105 0.319 0.009 0.017 P61-PDA 7 0.169 0.046 0.222 0.549 0.012 0.039 P64-PDA 3 0.171 0.047 0.222 0.537 0.012 0.051 P102-PDA 2 0.158 0.046 0.206 0.474 0.015 0.025 P118-PDA 4 0.165 0.046 0.217 0.491 0.015 0.033 P139-PDA 1 0.213 0.060 0.277 0.631 0.020 0.033 P161-PDA 8 0.179 0.053 0.230 0.559 0.017 0.027

P35 0.205 0.056 0.260 0.394 0.012 0.008 P56 0.206 0.056 0.260 0.419 0.018 0.009

2.8 Perbandingan Penurunan Kelompok Tiang dengan Beberapa Metode Berdasarkan Tabel 7, penurunan yang mendekati kondisi sebenarnya yaitu berdasarkan data PDA yaitu metode Trofimankove. Persentase selisih nilai

Page 11: STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANGegajulia.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3626/... · menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan

efisiensi kelompok tiang antara Metode Trafimankove dengan PDA sebesar 25%, Metode Mayerhoff (data sondir) dengan PDA sebesar 74%, Metode Bagemann dengan PDA sebesar 79%, Metode Mayerhoff (data SPT) dengan PDA sebesar 92%, Metode Schmertmann dengan PDA sebesar 35%. Perbandingan penurunan kelompok tiang yang terjadi dengan menggunakan beberapa metode dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik Perbandingan Penurunan Kelompok Tiang

2.9 Perhitungan dengan Daya Dukung dan Penurunan Tiang Tnggal

Menggunakan Program Plaxis Analisis dengan program Plaxis digunakan untuk mendapatkan nilai deformasi (penurunan) pondasi tiang yang terjadi akibat beban yang bekerja pada pondasi tersebut. Selain itu, dapat pula diperoleh tegangan-tegangan yang terjadi akibat beban tersebut dan gaya-gaya yang timbul pada pondasi. Langkah awal dimulai dengan input data parameter karakteristik tanah ke dalam Plaxis, sehingga akan terbentuk pemodelan awal (a) (b)

Gambar 7. (a) Pemodelan Awal, (b) Input Geometrik Tanah dan Pondasi

0.000

0.100

0.200

0.300

0.400

0.500

0.600

0.700

PENURUNAN KELOMPOK TIANG

Penurunan Kelompok TiangMayerhoff

Penurunan Kelompok TiangTrofimankove

Penurunan Kelompok TiangBagemann

Penurunan Kelompok TiangMayerhoff

Penurunan Kelompok TiangSchmertmann

Penurunan Kelompok Tiang PDA

Page 12: STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANGegajulia.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3626/... · menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan

Setelah pemodelah tanah awal dan input data karakteristik pondasi ke dalam plaxis selesai, maka selanjutnya adalah menentukan jaring elemen hingga. Setelah itu, menentukan kondisi batas (initial condition). Pada bagian ini dimasukkan data kedalaman muka air tanah.

(a) (b) Gambar 8. (a) Jaring Elemen Hingga, (b) Active Pore Preassure

Hasil perhitungan kapasitas daya dukung aksial tiang pancang dengan memakai metode elemen hingga adalah sebagai berikut :

Qu = Σ Msf x Pu

Gambar 9. Penurunan yang Terjadi

Page 13: STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANGegajulia.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3626/... · menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan

Tabel 8. Penurunan Tiang Tunggal Berdasarkan Program PLAXIS No.PDA Ʃmsf P Q ult s

P43-PDA 6 0.145 241.399 35.003 0.00795 P49-PDA 5 0.138 206.788 28.537 0.00650 P61-PDA 7 0.081 470.694 38.126 0.00935 P64-PDA 3 0.09 429.184 38.627 0.09520 P102-PDA 2 0.06 650.805 39.048 0.00979 P118-PDA 4 0.06 651.756 39.105 0.00979 P139-PDA 1 0.022 1950.260 42.906 0.01369 P161-PDA 8 0.048 804.260 38.604 0.00986

P35 0.049 834.160 40.874 0.00817 P56 0.052 848.160 44.104 0.00913

Perbedaan yang diperoleh dari hasil analisis dari daya dukung aksial antara metode analitis berdasarkan data sondir dan SPT dengan metode elemen hingga pada PLAXIS disebabkan karena pada metode elemen hingga parameter tanah yang digunakan dalam data input lebih banyak dibandingkan dengan metode anilitis. Pada metode elemen hingga tidak hanya memperhitungkan faktor bentuk pondasi saja namun juga materialnya ( modulus elatisitas dan poissin rassio tiang).

Tabel 9 Nilai Daya Dukung, Efisiensi Kelompok dan Penurunan Tiang

Berdasarkan Hasil PLAXIS

No.PDA Jumlah tiang

Qu Grup

Qu single s sg

P43-PDA 6 2 1239.55 35.003 0.008 0.008 P49-PDA 5 2 1259.98 28.537 0.007 0.007 P61-PDA 7 3 2748.82 38.126 0.009 0.016 P64-PDA 3 3 2705.04 38.627 0.010 0.016 P102-PDA 2 4 2844.34 39.048 0.010 0.017 P118-PDA 4 4 2931.46 39.105 0.010 0.017 P139-PDA 1 16 7186.08 42.906 0.014 0.031 P161-PDA 8 5 4010.39 38.604 0.010 0.019

P35 5 1572.07 40.874 0.008 0.016 P56 5 1641.92 44.104 0.009 0.018

Berdasarkan Tabel 9 penurunan kelompok tiang berdasarkan PLAXIS yang terjadi pada titik P35 – PDA6 adalah 0,008 m sedangkan penurunan kelompok tiang yang terjadi pada kondisi dilapangan yaitu berdasarkan data PDA adalah 0,013 m. Persentase selisih antara hasil analisis dengan mengunakan PLAXIS dan data PDA sebesar 22,25%.

Page 14: STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANGegajulia.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3626/... · menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan

3. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung ijin tiang tunggal pada P43 – PDA 6 berdasarkan Metode Meyerhoff berdasarkan data SPT (1956) sebesar 403,20 ton, Metode Schmertmann (1967) sebesar 36,12 ton, Metode Meyerhoff berdasarkan data Sondir (1956) sebesar 312,98 ton, Metode Trofimankove (1974) sebesar 265,03 ton, Metode Begemann (1965) sebesar 441,51 ton dan Metode dari hasil data Pile Driving Analyzer (PDA) sebesar 243,48 ton.

2. Hasil perhitungan nilai efisiensi kelompok tiang pada P43 – PDA 6 berdasarkan Metode Meyerhoff berdasarkan data SPT (1956) sebesar 0,66, Metode Schmertmann (1967) sebesar 0,99 ton, Metode Meyerhoff berdasarkan data Sondir (1956) sebesar 0,67, Metode Trofimankove (1974) sebesar 0,80, Metode Begemann (1965) sebesar 0,54 dan Metode dari hasil data Pile Driving Analyzer (PDA) sebesar 0,82.

3. Hasil perhitungan penurunan tiang tunggal pada P43 – PDA 6 berdasarkan Metode Meyerhoff berdasarkan data SPT (1956) sebesar 0,313 m, Metode Schmertmann (1967) sebesar 0,009 m, Metode Meyerhoff berdasarkan data Sondir (1956) sebesar 0,087 m, Metode Trofimankove (1974) sebesar 0,021 m, Metode Begemann (1965) sebesar 0,112 m dan Metode dari hasil data Pile Driving Analyzer (PDA) sebesar 0,0125 m.

4. Hasil perhitungan penurunan kelompok tiang pada P43 – PDA 6 berdasarkan Metode Meyerhoff berdasarkan data SPT (1956) sebesar 0,313 m, Metode Schmertmann (1967) sebesar 0,009 m, Metode Meyerhoff berdasarkan data Sondir (1956) sebesar 0,087 m, Metode Trofimankove (1974) sebesar 0,021 m, Metode Begemann (1965) sebesar 0,112 m dan Metode dari hasil data Pile Driving Analyzer (PDA) sebesar 0,013 m.

5. Hasil perhitungan daya dukung tiang tunggal berdasarkan metode elemen hingga pada PLAXIS pada titik P43 – PDA6 BH3 sebesar 35,003 ton dan hasil analisis penurunan tiang tunggal sebesar 0,00795 m. Untuk hasil analisis efisiensi kelompok tiang sebesar 1,00 dan hasil analisis penurunan kelompok tiang sebesar 0,008 m.

6. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung tiang tunggal pada P43 – PDA 6 menunjukkan Metode Trofimankove sebesar 662,58 ton lebih mendekati keadaan dilapangan yaitu analisis bedasarkan hasil uji PDA sebesar 608,7 ton. Persentase selisih nilai daya dukung antara metode Metode Trofimankove dengan Metode berdasarkan data PDA sebesar 4,2%, ini disebabkan karena pada Metode Trofimankove karena tinjauan parameter yang digunakan lebih lengkap yaitu tidak hanya berdasarkan tekanan konus dan luas penampang tiang akan tetapi juga berdasarkan resistensi factor tahanan ujung tiang. Untuk hasil analisis efisiensi kelompok tiang Metode Trofimankove sebesar 0,80 dan untuk Metode berdasarkan data PDA sebesar 0,85. Sedangkan untuk penurunan tiang tunggal Metode Trofimankove sebesar 0,021 m dan untuk Metode berdasarkan data PDA sebesar 0,012 m.

Page 15: STUDI DAYA DUKUNG AKSIAL KELOMPOK TIANGegajulia.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3626/... · menggunakan data sondir dan data SPT serta berdasarkan uji PDA untuk dibandingkan

7. Perbedaan yang diperoleh dari hasil analisis dari daya dukung aksial antara metode analitis berdasarkan data sondir dan SPT dengan metode elemen hingga pada PLAXIS disebabkan karena pada metode elemen hingga parameter tanah yang digunakan dalam data input lebih banyak dibandingkan dengan metode anilitis. Pada metode elemen hingga tidak hanya memperhitungkan faktor bentuk pondasi saja namun juga materialnya ( modulus elatisitas dan poissin rassio tiang).

4. SARAN

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melanjutkan pada jenis tanah yang bebeda yaitu tanah pasir

2. Untuk penelitian selanjutnya metode yang digunakan dalam menganalisis perlu ditambah agar perbandingan dari nilai daya dukung yang didapat lebih bervariasi dan dapat ditentukan mana yang lebih mendekati kondisi sebenarnya yaitu kondisi dilapangan.

5. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainul. 2007.” Komparasi Daya Dukung Aksial Tiang Tunggal Dihitung

dengan Beberapa Metode Analisis”. Universitas Diponegoro. Semarang. Harahap, Dodi Jurkanda. 2012. “Analisis Perbandingan Daya Dukung Antara

Hasil Loading Test Bore Pile Diameter Satu Meter Tunggal dari Jembatan Fly Over Amplas dengan Metode Elemen Hingga”. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Kasturi, Silvia dan Rudi, Iskandar. 2008. “ Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga “. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pulungan, Suryanti Suraja. 2012. “Analisis Perbandingan Daya Dukung Hasil Loading Test Bore Pile Tunggal Diameter Satu Meter dengan Metode Elemen Hingga Memakai Model Tanah Soft Soil pada Proyek Crystal Square Medan”. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Putra, Hendri Gusti. 2008. “ Pertimbangan Dalam Pemilihan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang dengan Beberapa Metoda (Statik, Dinamik, Tes PDA)”. Jurnal Rekayasa Sipil. Volume 4. No. 2, Oktober 2008.

Surjandari, Niken Silmi. 2008. “ Studi Perbandingan Perhitungan Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Bor Menggunakan Uji Beban Statik dan Metode Dinamik “. Media Teknik Sipil / Januari 2008 / 77, Solo.

Tambunan, Jhonso. 2012. “ Studi Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang“. Jurnal Rancang Sipil Volume 1. Nomor 1, Desember 2012.

Yusa, Muhamad dan Nugroho, SA. 2007. “ Korelasi Penentuan Daya Dukung Tiang Cara Empirik (CPT) dengan Pile Driven Analysis (PDA) Di Kota Pekanbaru”. Media Teknik Sipil / Januari 2007 / 41, Riau.