6 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Umum Kota Medan Medan merupakan ibukota propinsi Sumatera Utara. Letak geografis kota Medan berada antara 2º27' - 2º47' Lintang Utara dan 98º.35' - 98º.44' Bujur Timur. Kota Medan berada di bagian Utara propinsi Sumatera Utara dengan topografi miring ke arah Utara. Beriklim tropis, dengan suhu minimum antara 23.3ºC-24.4ºC dan suhu maksimum antara 30.7ºC-33.2ºC. Kota Medan berada 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut dan memiliki luas wilayah 265,10 km². Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli. 1 2.1.1 Kondisi Geografis, Demografis, dan Ekonomi Kota Medan Secara umum ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kinerja pembangunan kota, yaitu faktor geografis, demografis dan sosial ekonomi. Ketiga faktor tersebut biasanya terkait satu dengan lainnya, yang secara simultan mempengaruhi daya guna dan hasil guna pembangunan kota termasuk pilihan investasi. Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab bagian utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka, sehingga relatif dekat dengan kota-kota ataupun negara yang lebih maju seperti Pulau Penang, Malaysia, Singapura, dll. Sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka kota Medan menjadi pintu masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri. Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua daerah pertumbuhan, yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat kota Medan. Secara demografis, jumlah penduduk kota Medan relatif besar, di mana pada tahun 2007, jumlah penduduk mencapai 2.083.156 jiwa. Penduduk kota Medan terdiri dari berbagai suku, agama, ras, budaya dan keragaman adat istiadat yang memperkaya kota dari berbagai segi. 1 Medan Dalam Angka/ Medan in Figure 2009 Universitas Sumatera Utara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Tinjauan Umum Kota Medan
Medan merupakan ibukota propinsi Sumatera Utara. Letak geografis kota Medan
berada antara 2º27' - 2º47' Lintang Utara dan 98º.35' - 98º.44' Bujur Timur. Kota Medan
berada di bagian Utara propinsi Sumatera Utara dengan topografi miring ke arah Utara.
Beriklim tropis, dengan suhu minimum antara 23.3ºC-24.4ºC dan suhu maksimum antara
30.7ºC-33.2ºC. Kota Medan berada 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut dan memiliki
luas wilayah 265,10 km². Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah
yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai
Deli.1
2.1.1 Kondisi Geografis, Demografis, dan Ekonomi Kota Medan
Secara umum ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kinerja pembangunan kota,
yaitu faktor geografis, demografis dan sosial ekonomi. Ketiga faktor tersebut biasanya terkait
satu dengan lainnya, yang secara simultan mempengaruhi daya guna dan hasil guna
pembangunan kota termasuk pilihan investasi.
Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab bagian utara berbatasan
langsung dengan Selat Malaka, sehingga relatif dekat dengan kota-kota ataupun negara yang
lebih maju seperti Pulau Penang, Malaysia, Singapura, dll. Sebagai daerah yang pada
pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka kota Medan menjadi pintu masuk kegiatan
perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri. Posisi
geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua daerah
pertumbuhan, yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat kota Medan.
Secara demografis, jumlah penduduk kota Medan relatif besar, di mana pada tahun 2007,
jumlah penduduk mencapai 2.083.156 jiwa. Penduduk kota Medan terdiri dari berbagai suku,
agama, ras, budaya dan keragaman adat istiadat yang memperkaya kota dari berbagai segi.
1 Medan Dalam Angka/ Medan in Figure 2009
Universitas Sumatera Utara
7
Secara ekonomi, struktur ekonomi kota Medan yang didominasi sektor tertier dan sekunder
sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan regional ataupun
nasional. Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang (mengikuti
pertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi. Semakin
tinggi laju pertumbuhan ekonomi, proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita akan
semakin cepat, dan semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan dukungan
faktor-faktor penentu lain, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi.
2.1.2 Perkembangan Perekonomian Kota Medan
Kota Medan menjadi pintu masuk bagi wisatawan dan perdagangan barang dan jasa,
baik domestik maupun luar negeri. Bagi kota Medan, perdagangan berupa hotel dan restoran
menjadi motor penggerak roda perekonomian kota.
Sejalan dengan peningkatan PDRB ADH Konstan tahun 2000 Kota Medan selama periode
2005-2007, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode yang sama, meningkat rata-
rata di atas 7,77 persen (Tabel 2.1). Pertumbuhan ekonomi yang dicapai, selain relatif tinggi
juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup stabil.
Tabel 2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2005 – 2007
Sektor / Lapangan Usaha 2005-2006 2006-2007
1. Pertanian 0,37 5,14
2. Pertambangan & Penggalian -6,05 -10,14
3. Industri Pengolahan 6,59 6,08
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5,39 -2,81
5. Kontruksi 11,01 6,43
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 6,15 5,94
7. Transportasi & Telekomunikasi 13,34 10,61
8. Keuangan & jasa Perusahaan 5,08 12,81
9. Jasa-jasa 6,34 6,83
PDRB 7,76 7,78
Universitas Sumatera Utara
8
Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada
kondisi harga berlaku tahun 2005-2007 menunjukkan, pada tahun 2005 sektor tertier
memberikan sumbangan sebesar 70,03%, sektor sekunder sebesar 26,91% dan sektor primer
sebesar 3,06%. Lapangan usaha dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran menyumbang
sebesar 26,34%, sub sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65% dan sub sektor
industri pengolahan sebesar 16,58%.
Kontribusi tersebut tidak mengalami perubahan berarti bila dibandingkan dengan kondisi
tahun 2006. Sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 68,70%, sekunder sebesar 28,37%
dan primer sebesar 2,93%. Masing-masing lapangan usaha yang dominan yaitu perdagangan,
hotel dan restoran sebesar 25,98%, sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65%,
industri jasa pengolahan sebesar 16,58% dan jasa keuangan 13,41%.
Demikian juga pada tahun 2007, sektor tertier mendominasi perekonomian kota Medan, yaitu
sebesar 69,21%, disusul sektor sekunder sebesar 27,93% dan sektor primer sebesar 2,86%.
Masing masing lapangan usaha yang dominan memberikan kontribusi sebesar 25,44% dari
lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran, lapangan usaha transportasi dan
telekomunikasi sebesar 19,02% dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 16,28%.
2.1.3 Potensi Bidang Usaha Potensial Kota Medan
Kota Medan dinilai sebagai kota yang aman untuk berinvestasi di Indonesia. Kota ini
dikenal dengan potensi bisnisnya, dan juga layak menjadi tujuan wisata. Dilihat dari bidang
usaha potensial untuk perekonomian kota Medan tahun 2000, didominasi oleh kegiatan
perdagangan, hotel dan restoran (35,02%), yang disusul oleh sektor industri pengolahan
sebesar 19,70%.
Dari besaran nilai kedua sektor tersebut, dapat dikatakan bahwa potensi unggulan yang paling
mungkin berkembang di kota Medan adalah sektor perdagangan dan industri sehingga arahan
pembangunan kota lebih menitikberatkan pada kedua sektor tersebut.
2.2 Tinjauan Fungsi
Ditinjau dari segi fungsi, maka bangunan multifungsi ini terdiri dari hotel, kantor dan
shopping mall.
Universitas Sumatera Utara
9
2.2.1 Tinjauan Bangunan Multifungsi
Adapun pengertian dan perkembangan bangunan multifungsi adalah:
2.2.1.1 Pengertian Bangunan Multifungsi
Bangunan biasanya dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala sarana,
prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun
peradabannya.
Bangunan multifungsi merupakan pendekatan perancangan yang berusaha menyatukan
berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di bagian area suatu kota yang disebabkan karena
luas area terbatas, harga tanah mahal, letak strategis, nilai ekonomi tinggi, sehingga terjadi
satu struktur yang kompleks di mana semua kegunaan dan fasilitas saling berkaitan dalam
kerangka integrasi yang kuat (Meyer, 1983).
Upaya tersebut dimaksudkan untuk mengeliminasi ruang mati sehingga penggunaan lahan
lebih efektif dan efisien, pelayanan kebutuhan lebih mudah, dan lingkungan menjadi lebih
nyaman. Penyatuan berbagai fungsi dan aktivitas dalam suatu bangunan inilah yang disebut
bangunan multifungsi atau mixed use building.
2.2.1.2 Perkembangan Bangunan Multifungsi secara Umum
Seiring perkembangan waktu, aktivitas dan kebutuhan terhadap ruang juga semakin
meningkat, terutama yang berada di pusat kota. Kebanyakan orang cenderung melakukan
aktvitas di pusat kota karena letaknya strategis dan memiliki sarana dan prasarana yang
lengkap. Akan tetapi, terdapat kendala di dalamnya yaitu selain luas area terbatas, harga
tanah di perkotaan juga mahal.
Tingginya minat masyarakat terhadap sebuah fasilitas yang dapat mengakomodasi kebutuhan
ruang memacu pertumbuhan properti. Masyarakat perkotaan, pada umumnya lebih memilih
melakukan aktivitas, seperti bekerja, belanja, berekreasi dalam satu lingkungan yang relatif
dekat. Fenomena inilah yang terjadi di kota-kota. Pada akhir abad ke 20, banyak developer
dan berbagai ahli menyadari bahwa konsep pembangunan multfungsi menawarkan banyak
keuntungan dan bisa diterapkan pada kota.
Universitas Sumatera Utara
10
Inilah yang menjadi tren bagi arsitektur kota saat ini, bangunan yang bersifat multifungsi atau
yang disebut mixed use building. Para developer berusaha menawarkan sarana yang lengkap
dalam satu area, seperti gabungan kantor, pertokoan dan apartemen atau gabungan hotel,
pertokoan dan kantor. Semuanya pada dasarnya menawarkan kepraktisan dan kenyaman
terhadap penggunanya.
Adapun ciri dari bangunan multifungsi adalah:
Mewadahi 3 fungsi urban atau lebih, misalnya terdiri dari retail, perkantoran, hunian,
hotel, dan rekreasi.
Terjadi integrasi dengan sinergi fungsional.
Terdapat ketergantungan kebutuhan antara masing-masing fungsi bangunan yang
memperkuat sinergi dan integrasi antar fungsi tersebut.
Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Solo, dll. pada saat ini sudah mengembangkan
properti bersifat multifungsi ini, di mana pada proyek tersebut terdapat beberapa fungsi,
seperti hotel, apartemen, perkantoran di atas pusat perbelanjaan, yang dilengkapi dengan
berbagai fasilitas rekreasi, sarana transportasi publik, dll.
Pendekatan perancangan yang harus dilakukan dalam merancang bangunan multifungsi
adalah kehendak setiap jenis konsumen. Untuk menentukan fungsi yang sesuai, harus
diperhatikan dari faktor kegiatannya maupun kebutuhan infrastrukturnya, luas dan bentuk
lahan, posisi/lokasi terhadap jaringan jalan di sekitarnya serta aspek bisnis properti yang
diterapkan developer. Selain itu, penggabungan dari berbagai fungsi ini juga memerlukan
ruang transisi yang dapat mengakomodasi berbagai aktivitas dari fungsi yang berbeda.
Pembangunan multifungsi dapat dilakukan dalam skala kawasan, kompleks, blok bangunan
maupun di dalam bangunan itu sendiri, dapat terdiri dari fungsi yang sama (hunian) ataupun
campuran dengan fungsi lain (non hunian). Dapat berupa pola horisontal maupun vertikal
sesuai jenis fungsi yang dicampurkan.
Solo Center Point di Solo, Raffles City di Singapura, Four Seasons Tower di Amerika, Plaza
Senayan dan Taman Anggrek, Bumi Serpong Damai, Sudirman CBD, Grand Indonesia di
Jakarta adalah contoh proyek penerapan bangunan multifungsi.
Universitas Sumatera Utara
11
Beberapa penggabungan fungsi pada pembangunan proyek bangunan multifungsi dapat
berupa:
Hotel, apartemen dan pusat perbelanjaan
Hotel, kantor, dan pertokoan ataupun pusat perbelanjaan
Hotel, apartemen, kantor dan pusat perbelanjaan
Apartemen, condotel, pertokoan dan pusat perbelanjaan
Hotel, apartemen, kantor, dan kondominium
Kantor, apartemen dan pertokoan
Keuntungan pengembangan proyek multifungsi di pusat kota:
Integrasi berbagai fungsi dalam bangunan.
Memberikan kemudahan, mempercepat aksesibilitas dan efisiensi waktu
Meningkatkan kualitas fisik lingkungan.
Optimalisasi pemanfaatan lahan kota yang mahal
Mengurangi kendala yang ditimbulkan akibat single land use.
Efisiensi penggunaan energi
Membentuk pertumbuhan komersial baru, vitalitas dan generator pertumbuhan kawasan
di sekitarnya sebagai respon terhadap kebutuhan pengguna.
Dampak permasalahan yang timbul dari proyek multifungsi ini antara lain :
Densitas populasi yang tinggi dan terkonsentrasi di satu area.
Skala bangunan yang menyebabkan ketidakseimbangan dengan skala bangunan lain
dalam kota.
Dampak masalah sosial berkaitan dengan kebiasaan, perilaku dan gaya hidup masyarakat
penghuninya.
Menghilangkan sense of identity.
Pembebanan infrastruktur kota.
2.2.1.3 Perkembangan Bangunan Multifungsi di Medan
Keberadaan bangunan multifungsi di kota Medan masih sedikit bila dibandingkan
dengan bangunan multifungsi di kota lainnya seperti Jakarta, Surabaya, dll. Kota Medan
sekarang ini hanya mempunyai bangunan multifungsi seperti:
Universitas Sumatera Utara
12
Cambridge City Square yang memiliki fungsi apartemen,hotel dan shopping mall.
Grand Aston yang memiliki fungsi sebagai apartemen dan hotel
B&G Tower yang memiliki fungsi sebagai hotel dan kantor
Deli Grand City yang nantinya akan didirikan dengan fungsi hotel, kantor, apartemen,
dan pusat perbelanjaan.
2.2.2 Tinjauan Hotel
Adapun pengertian, klasifikasi dan perkembangan hotel adalah:
2.2.2.1 Pengertian Hotel
Secara harfiah, kata hotel berasal dari bahasa Latin yaitu hospitium, yang artinya
ruang tamu. Kata ini kemudian mengalami proses perubahan pengertian dan untuk
membedakan guest house dengan mansion house yang berkembang saat itu, maka rumah
besar disebut hostel. Hostel disewakan pada masyarakat umum untuk menginap dan
beristirahat sementara waktu, dan dikoordinir oleh seorang host. Seiring perkembangan dan
adanya tuntutan terhadap kepuasan, di mana orang tidak menyukai peraturan yang terlalu
banyak pada hostel, maka kata hostel kemudian mengalami perubahan, yakni penghilangan
huruf “s” pada kata hostel sehingga menjadi hotel.
Definisi hotel menurut SK Menparpostel Nomor KM 94/ HK 103/MPPT 1987 adalah suatu
jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan
jasa pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola
secara komersial.
Hotel adalah sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan
jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran
(Lawson,1976:27).
Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap,
makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum (kamus Webster).
Jadi, dapat disimpulkan pengertian hotel adalah suatu bangunan yang menyediakan jasa
penginapan, makanan dan minuman, serta jasa lainnya yang diperuntukan bagi umum dan
dikelola secara komersial.
Universitas Sumatera Utara
13
2.2.2.2 Klasifikasi Hotel
Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi terdapat pada peraturan
pemerintah, yaitu SK: Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen Pariwisata. Klasifikasi hotel ditinjau
berdasarkan beberapa faktor, yaitu:
1. Harga jual
Klasifikasi hotel berdasarkan sistem penjualan harga kamar, di mana harga kamar yang
dijual hanya harga kamar saja atau merupakan sistem paket, yaitu:
European plan hotel : hotel dengan biaya untuk harga kamar saja
Keistimewaan:
Praktis, banyak digunakan di hotel
Memudahkan sistem billing
Semua sistem pemasaran kamar kebanyakan menggunakan sistem ini
American plan hotel : hotel dengan perencanaan biaya termasuk harga
kamar dan harga makan, terbagi dua yaitu:
Full American plan (FAP) : harga kamar termasuk tiga kali
makan sehari (sarapan, makan
siang dan makan malam)
Modified American plan (MAP) : harga kamar termasuk dua kali
makan sehari, yaitu:
o Kamar + makan pagi + makan siang
o Kamar + makan pagi + makan malam
Continental plan hotel : hotel dengan perencanaan harga kamar sudah
termasuk dengan continental breakfast
Bermuda plan hotel : hotel dengan perencanaan harga kamar yang sudah
termasuk dengan American breakfast
2. Ukuran hotel
Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran ditentukan oleh jumlah kamar yang ada, yaitu:
Small hotel : hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150 kamar
Medium hotel : hotel sedang, yang terdiri dari 2 jenis, yaitu:
Average hotel : jumlah kamar antara 150 sampai 299 kamar
Above hotel : jumlah kamar antara 300 sampai 600 kamar
Large hotel : hotel besar dengan jumlah kamar minimal 600 kamar
Universitas Sumatera Utara
14
3. Tipe tamu hotel
Klasifikasi hotel berdasarkan asal usul dan latar belakang tamu menginap yaitu:
Family hotel : hotel untuk tamu yang menginap bersama keluarga
Business hotel : hotel untuk tamu berupa para pengusaha
Tourist hotel : hotel untuk tamu yang menginap berupa wisatawan,
baik domestik maupun luar negeri
Transit hotel : hotel untuk tamu yang transit (singgah sementara)
Cure hotel : Hotel untuk tamu yang menginap dalam proses
pengobatan atau penyembuhan penyakit
4. Sistem bintang
Semakin banyak jumlah bintang suatu hotel, pelayanan yang dituntut semakin banyak
dan baik. Klasifikasi hotel berdasarkan sistem bintang, yaitu:
Hotel bintang satu (*)
Hotel bintang dua (**)
Hotel bintang tiga (***)
Hotel bintang empat (****)
Hotel bintang lima (*****)
Khusus untuk hotel bintang lima, terdapat tingkatan yaitu Palm, Bronze, dan Diamond.
5. Lama tamu menginap
Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya tamu menginap, yaitu:
Transit hotel : hotel dengan lama tinggal tamu rata-rata semalam
Semi residential hotel : hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu hari
tetapi tetap dalam jangka waktu pendek, berkisar dua
minggu hingga satu bulan
Residential hotel : hotel dengan lama tinggal tamu cukup lama, berkisar
paling sedikit satu bulan
6. Lokasi
Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi, yaitu:
City hotel : hotel yang terletak di dalam kota, di mana sebagian
Universitas Sumatera Utara
15
besar yang menginap melakukan kegiatan bisnis
Urban hotel : hotel yang terletak di dekat kota
Suburb hotel : hotel yang terletak di pinggiran kota
Resort hotel : hotel yang terletak di daerah wisata, di mana sebagian
besar tamu yang menginap tidak melakukan usaha.
Hotel resort berdasarkan lokasinya dibagi atas:
Mountain hotel : hotel yang berada di pegunungan
Beach hotel : hotel yang berada di pinggir pantai
Lake hotel : hotel yang berada di tepi danau
Hill hotel : hotel yang berada di puncak bukit
Forest hotel : hotel yang berada di kawasan hutan lindung
Airport hotel : hotel yang terletak di daerah pelabuhan udara
7. Aktivitas tamu hotel
Klasifikasi hotel berdasarkan maksud kegiatan selama tamu menginap, yaitu:
Sport hotel : hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga
Ski hotel : hotel yang menyediakan area bermain ski
Conference hotel : hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk
konferensi
Convention hotel : hotel sebagai bagian dari komplek kegiatan konvensi
Pilgrim hotel : hotel yang sebagian tempatnya berfungsi sebagai
fasilitas ibadah.
Casino hotel : hotel yang sebagian tempatnya berfungsi untuk
kegiatan berjudi
8. Jumlah kamar dan persyaratannya
Berdasarkan jumlah bintang yang disandang, jumlah persyaratan kamar dan lainnya,
yaitu:
Hotel bintang satu (*) : jumlah kamar standar, minimal 15 kamar
kamar mandi di dalam
luas kamar standar, minimum 20 m2
Hotel bintang dua (**) : jumlah kamar standar, minimal 20 kamar
kamar suite, minimum 1 kamar
Universitas Sumatera Utara
16
kamar mandi di dalam
luas kamar standar, minimum 22 m2
luas kamar suite, minimum 44 m2
Hotel bintang tiga (***) : jumlah kamar standar, minimal 30 kamar
kamar suite, minimum 2 kamar
kamar mandi di dalam
luas kamar standar, minimum 24 m2
luas kamar suite, minimum 48 m2
Hotel bintang empat (****) : jumlah kamar standar, minimal 50 kamar
kamar suite, minimum 3 kamar
kamar mandi di dalam
luas kamar standar, minimum 24 m2
luas kamar suite, minimum 48 m2
Hotel bintang lima (*****) : jumlah kamar standar, minimal 100 kamar
kamar suite, minimum 4 kamar
kamar mandi di dalam
luas kamar standar, minimum 26 m2
luas kamar suite, minimum 52 m2
Di Indonesia, klasifikasi hotel dilakukan dengan sistem bintang. Dimulai dari bintang satu
sampai bintang lima. Menurut surat Keputusan Menteri Perhubungan Indonesia No. PM
10/PW 301/ PHB-17 tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian
klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu:
Persyaratan umum, antara lain kondisi bangunan dan kelengkapan fasilitas
Bentuk pelayanan yang diberikan
Jumlah kamar yang tersedia
Letak atau keadaan lokasi
2.2.2.3 Perkembangan Hotel di Indonesia
Dalam buku Hotel Management, Sihite (2000:63) mengatakan hotel berfungsi sebagai
suatu sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu (wisatawan atau pelancong), sebagai tempat
tinggal sementara selama berada jauh dari tempat asalnya.
Universitas Sumatera Utara
17
Seiring dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke Indonesia yang lebih
memerlukan sarana akomodasi pariwisata bersifat memadai, maka semasa penjajahan
kolonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-hotel di Indonesia.
Menurut buku Pariwisata Indonesia dari Masa ke Masa, tercatat hotel-hotel yang sudah hadir
pada saat itu diantaranya :
Jakarta, dibangun Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan Hotel
Rijswijk.
Surabaya, berdiri Hotel Sarkies dan Hotel Oranje.
Semarang, berdiri Hotel Du Pavillion.
Malang, Palace Hotel.
Solo, Slier Hotel.
Yogyakarta, Grand Hotel ( sekarang Hotel Garuda )
Bandung, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel ( kini Hotel
Panghegar ).
Bogor, Hotel Salak.
Medan, Hotel de Boer dan Hotel Astoria.
Makasar, Grand Hotel dan Staat Hotel.
Setelah periode pemerintahan Orde Baru, pembangunan dan kehadiran hotel di Indonesia
sangat berkembang pesat. Terutama setelah masuknya beberapa manajemen hotel
international yang banyak merambah ke kota-kota besar di Indonesia.
Sejalan dengan berkembangnya hotel di indonesia ,wajah arsitektur hotel di Indonesia pun
sangat berkembang dan inovatif. Hal ini menjadi satu tolak ukur sejarah baru untuk hotel di
Indonesia.
Adapun peranan usaha perhotelan dalam menunjang pembangunan bangsa dan negara, antara
lain:
Meningkatkan industri dan penghasilan masyarakat
Menciptakan lapangan kerja sekaligus alih teknologi
Universitas Sumatera Utara
18
2.2.2.4 Perkembangan Hotel di Medan
Bagi Kota Medan, kegiatan perdagangan bersama aktivitas hotel dan restoran menjadi
motor penggerak roda perekonomian kota. Pertumbuhan industri kepariwisataan di Sumatera
Utara belakangan ini sangat menggembirakan. Hal tersebut dapat dilihat dari maraknya
pertumbuhan hotel berbintang di Kota Medan. Menurut Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan
Restoran Indonesia), kenyataan itu muncul karena tingkat pertumbuhan ekonomi dan
membaiknya investasi kota sehingga membuat banyak investor dari luar negeri berdatangan
ke Medan dan menuntut munculnya hotel-hotel.
Meningkatnya penanaman modal asing, terutama investasi perhotelan merupakan contoh
bahwa Sumatera Utara masih kondusif. Medan dinilai layak bagi investasi perhotelan bahkan
secara internasional.
Salah satu hotel berbintang yang tumbuh di Kota Medan saat ini adalah hotel Marriott dengan
mendatangkan investor dari Amerika Serikat. Selain itu, juga terdapat beberapa hotel
berbintang lainnya yang dibangun di kota Medan. Proyek tersebut memberi sumbangsih
positif terhadap kota Medan, khususnya, karena akan menyerap banyak tenaga kerja dan
membuka lapangan usaha baru sehingga dapat membantu pemerintah mengurangi
pengangguran. Adapun daftar hotel yang berada di Medan berdasarkan bintang antara lain
dapat terlihat dari Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Daftar Hotel Berbintang di Medan
Bintang Nama Hotel Alamat
***** Hotel Grand Angkasa Jl. Sutomo No. 1 Medan
***** Hotel JW Marriott Jl. Putri Hijau Medan
***** Hotel Grand Swiss-Bel Jl. S. Parman Medan
***** Hotel Grand Aston City Hall Jl. Balai Kota Medan
***** Hotel Arya Duta Jl. Kapten Maulana Lubis Medan
***** Hotel Citi International Jl. Sun Yat Sen Medan
**** Hotel Tiara Medan Jl. Cut Mutia Medan
**** Hotel Asean International Jl. H. Adam Malik No. 5 Medan
**** Hotel Novotel Soechi Jl. Cirebon No. 76A Medan
**** Hotel Quality Suites Jl. Listrik No. 15 Medan
**** Hotel Polonia Jl. Jend. Sudirman No. 14 Medan
**** Hotel Danau Toba Intl. Jl. Imam Bonjol No. 17 Medan
Universitas Sumatera Utara
19
Bintang Nama Hotel Alamat
**** Hotel Emerald Garden Jl. K.L. Yos Sudarso No.1 Medan
**** Hotel Travellers Suites Jl. Listrik Medan
*** Hotel Garuda Plaza Jl. Sisingamangaraja No.18 Mdn
*** Natour Dharma Deli Hotel Jl. Balai Kota No. 2 Medan
*** Hotel Semarak Jl. Sisingamangaraja No.50 Mdn
*** Hotel Pardede Intl. Jl. Ir. H. Juanda No. 14 Medan
*** Hotel Sahid Jl. Sisingamangaraja KM 7,5/11
*** Hotel Grand Antares Jl. Sisingamangaraja Medan
*** Hotel Madani Jl. Sisingamangaraja Medan
** Sumatera Indah Resort Jl. Jamin Ginting KM.11,2 Medan
** Hotel Royal Perintis Jl. Perintis Kemerdekaan Medan
* Hotel Elbruba Jl. Perintis Kemerdekaan No. 19
* Hotel Sumatra Jl. Sisingamangaraja No. 35 Medan
* Hotel Waiyat Jl. Asia No. 44
* Hotel Garuda Citra Jl. Sisingamangaraja No. 27 Medan
* Hotel Petisah Jl. Nibung II/22-38 Medan
* Hotel Ananta Boga Jl. Jamin Ginting KM.14 Medan
* Hotel Labana Inn Jl. Abdullah Lubis No. 67 Medan
* Hotel Dhaksina Jl. Sisingamangaraja Medan
* Hotel Ibunda Jl. Sisingamangaraja Medan
* Hotel Sri Deli Jl. Sisingamangaraja Medan
2.2.2.5 Organisasi Fungsional Hotel
Secara prinsip, hotel dapat dibagi menjadi 3 area aktivitas, antara lain:
Private area
Area ini merupakan area untuk kegiatan pribadi pengunjung, seperti kamar pada hotel.
Public area
Area ini merupakan area pertemuan antara yang melayani, yaitu karyawan dengan yang
dilayani, yaitu tamu dan juga tamu dengan tamu lainnya.
Semi Public area
Area ini merupakan area untuk kegiatan para karyawan terutama karyawan administrasi,
ruang rapat, zona di mana hanya orang-orang tertentu yang dapat memasukinya.
Universitas Sumatera Utara
20
Service area
Area ini merupakan area khusus untuk karyawan, di sini segala macam pelayanan
disiapkan untuk kebutuhan pengunjung.
Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain:
Front of the house (sektor depan hotel)
Terdiri dari private area dan public area. Yang termasuk dalam area front of the house
yaitu:
A. Guest Room
Kamar tamu, ruang tempat tamu menginap.
B. Public Space Area
Merupakan tempat dimana suatu hotel dapat memperlihatkan isi dan tema yang
ingin disampaikan kepada tamunya. Daerah ini menjadi pusat kegiatan utama dari
aktivitas yang terjadi pada hotel, dalam hal ini menjadi jelas bahwa wajah sebuah
hotel dapat terwakili olehnya.
Lobby
Tempat penerima pengunjung untuk mendapatkan informasi, menyelesaikan
masalah administrasi dan keuangan yang bertalian dengan penyewaan kamar.
Ruang-ruang yang termasuk dalam lobby:
o Entrance hall
Ruang penerima utama yang menghubungkan ruang luar atau main entrance
dengan ruang-ruang dalam hotel. Bersifat terbuka dengan besaran ruang
yang cukup luas.
o Front desk / Reception desk
Terdiri atas ruang-ruang personil front desk yang berfungsi untuk
memproses dan mengelola administrasi pengunjung.
o Guest elevator
Sebagai sarana sirkulasi vertikal untuk para tamu dari lobby atau publik
area menuju guest room atau fungsi lainnya di atas.
o Sirkulasi
Merupakan hal penting dalam publik area yang berfungsi sebagai sarana
untuk menghubungkan fungsi-fungsi di dalamnya untuk kegunaan
pengunjung.
Universitas Sumatera Utara
21
o Seating Area
Menyediakan wadah bagi tamu untuk beristirahat atau sekedar berbincang-
bincang. Sarana ini sangat berguna untuk terjadinya kontak sosial di antara
pengunjung.
o Retail Area
Berfungsi untuk menyediakan kebutuhan pengunjung sehari-hari
o Bell man
Sebagai sarana pelayanan kepada tamu yang baru datang atau hendak
meninggalkan hotel dengan pelayanan berupa membawakan koper-koper
pengunjung.
o Support function
Sebagai sarana penunjang untuk tamu yang berada si publik area, antara
lain seperti toilet, telepon umum, mesin ATM, dan lain-lain.
o Consession space
Pada dasarnya ruang-ruang ini termasuk retail area, tetapi untuk hotel
berbintang, ruang-ruang konsesi ini terpisah sendiri dan merupakan bagian
dari publik area, yang antara lain terdiri dari:
- Travel agent room
- Perawatan kecantikan / salon
- Toko buku dan majalah
- Money changer
- Souvenir shop
- Toko-toko khusus
Food and Beverages outlets
Yaitu area yang digunakan untuk menikmati makanan dan minuman berupa :
o Restoran
o Coffee shop
o Lounge
o Bar
Ruang Serbaguna
Yaitu ruangan yang disediakan untuk berbagai macam penemuan antara lain
o Pameran
o Seminar
o Pertemuan / pernikahan
Universitas Sumatera Utara
22
Area rekreasi
o Daerah yang dipergunakan oleh para pengunjung untuk berekreasi, berolah
raga, santai dan lain-lain, yang antara lain:
o Swimming pool
o Food court
o Retail area
o Kolam dan kanal buatan , Amphitheatre + Dancing Fountain
o Taman
o Sarana olahraga
o Fitness
o Spa dan Sauna
Back of the house (sektor belakang hotel)
Terdiri dari area servis. Yang termasuk back of the house yaitu:
Daerah dapur dan gudang (food and storages area)
Area ini merupakan gudang penyimpanan makanan dan minuman. Terdapat gudang
kering dan gudang basah, disesuaikan dengan kebutuhan makanan dan minuman
yang dimasukkan.
Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum (receiving, trash and general
storage area)
Area ini merupakan tempat turun naiknya barang dari dan ke dalam mobil
pengangkut.
Daerah pegawai / staff hotel (employees area)
Area ini merupakan ruang karyawan yang berisi loker untuk karyawan, gudang, dll.
Daerah pencucian dan pemeliharaan (laundry and housekeeping)
Untuk hotel berbintang, laundry berukuran cukup luas dan berfungsi sebagai tempat
mencuci, mengeringkan, setrika, dan mesin press yang digunakan untuk melayani
tamu dan juga karyawan. Pada area housekeeping, terdapat ruang kepala dan asisten
departemen, gudang, tempat menjahit kain, sarung bantal, gorden, dll. yang
disiapkan untuk melayani tamu hotel.
Daerah mekanikal dan elektrikal (Mechanical and Engineering Area)
Ruang ini berisi peralatan untuk heating dan cooling yang berupa tangki dan pompa
untuk menjaga sistem operasi mekanikal secara keseluruhan.
Universitas Sumatera Utara
23
Yang harus diperhatikan adalah bahwa ruang publik juga harus berhubungan dengan ruang
pelayanan dan mempunyai batas yang jelas, sehingga bagian publik tidak terganggu dengan
aktivitas servis. Untuk itulah, penzoningan berdasarkan jenis area sangat penting (Diagram
2.1 dan 2.2).
Diagram 2.1 Penzoningan Area Privat, Publik dan Semipublik pada Hotel
Diagram 2.2 Penzoningan Area Servis pada Hotel
2.2.2.6 Karakter Pengunjung Hotel
Menurut tujuan kedatangannya, pengunjung hotel terbagi dua, yaitu untuk tujuan
bisnis dan wisata. Karakteristik pengunjung hotel dapat dibagi atas:
Public Space
Ruang Serbaguna
F&B Outlet
Lobby
Kamar Tamu
Hotel
Area Rekreasi
Area Parkir
Administrasi
Ruang Karyawan
Ruang Penerima dan Penyimpanan
Food Preparation
Hotel
Engineering
Ruang Mekanikal Elektrikal
Laundry dan Housekeeping
Area Servis
Universitas Sumatera Utara
24
Tabel 2.3 Karakter Pengunjung Hotel
Jenis
Pengunjung
Karakter Pengunjung Tujuan Tipe kamar
Bisnis
Grup Single atau double
Menginap 2-4 malam
75% pria, 25% wanita
Harga tidak
dipermasalahkan
Konvensi dan
konferensi
Perkumpulan
profesional
Rapat pelatihan
dan
perdagangan
King, twin, double-
double
Kamar mandi yang
memiliki area ganti
pakaian
Terdapat area kerja
yang baik
Perorangan Single
Menginap 1-2 malam
85% pria, 15% wanita
Sangat memperhitungkan
biaya
Kerjasama
bisnis
Perdagangan
Konvensi dan
konferensi
King
Kamar mandi standar
dengan shower
Terdapat area kerja
Wisata
Keluarga Double-plus (termasuk
anak-anak)
1-4 malam, bahkan lebih
lama di area resort
Harga menengah
Liburan
keluarga
Bertamasya
Olahraga,
aktivitas
keluarga
Double-double, king
sofa, kamar berdekatan
Area duduk dan televisi
Kamar mandi
Memiliki balkon, teras,
dan jalan masuk dari
luar
Pasangan Double
1-7 malam
Harga menengah ke atas
Tour, clubs,
perkumpulan
Bertamasya
Teater,
berolahraga
Liburan akhir
pekan
King
Area makan dan kerja
Area penyimpanan
Kamar mandi
Universitas Sumatera Utara
25
Jenis
Pengunjung
Karakter Pengunjung Tujuan Tipe kamar
Belanja, liburan
Single Single
Profesional muda
Harga menengah ke atas
Tour, clubs,
perkumpulan
Budaya, seni,
teater
berbelanja
Queen
Area makan dan kerja
Kamar mandi standar
Sumber Hotel Planning and Design
2.2.3 Tinjauan Hotel Bisnis
Adapun jenis hotel yang terdapat pada bangunan multifungsi ini adalah hotel bisnis.
Berikut adalah pengertian dan perkembangan mengenai hotel bisnis.
2.2.3.1 Pengertian Bisnis
Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti
"sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk
mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Dalam ilmu ekonomi,
bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis
lainnya, untuk mendapatkan laba.
Beberapa pengertian bisnis menurut para ahli:
Brown dan Petrello (1976) : “Business is an institution which produces goods and
services demanded by people”. Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Griffin dan Ebert (1996) : “Business is an organization that provides goods or services in
order toearn provit”. Sejalan dengan definisi tersebut, bisnis merupakan suat organisasi
yang menyediakan barang dan jasa yang bertujuan untuk menghasilkan laba.
Hughes dan Kapoor : “Business is the organized effort of individuals to produce and sell
for a provit, the goods and services that satisfy societies needs. The general term
business refer to all such efforts within a society or within an industry”. Maksudnya
bisnis ialah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan
Universitas Sumatera Utara
26
menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat dan ada dalam industri.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk
melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Dapat disimpulkan bahwa bisnis
adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk
mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Penggunaan kata bisnis yang lebih luas dapat merujuk pada sektor
pasar tertentu, misalnya bisnis perhotelan.
2.2.3.2 Pengertian Hotel Bisnis
Hotel bisnis didefinisikan sebagai hotel yang banyak digunakan para usahawan,
dimana hotel ini memiliki fasilitas yang lengkap untuk para pebisnis. Biasanya terletak di
pusat kota, ataupun area bisnis dan berfungsi menyediakan fasilitas, layanan dan kemudahan
akomodasi yang disesuaikan dengan karakter para pelaku bisnis.
2.2.3.3 Perkembangan Hotel Bisnis secara Umum
Dulunya, hotel hanya berfungsi sebagai tempat untuk menginap, tapi kini hotel telah
memiliki fungsi ganda, dari tempat menginap, hingga sarana bisnis. Tidak sedikit hotel yang
menyediakan sarana bisnis, terutama hotel - hotel berbintang. Hotel jenis ini dinamakan hotel
bisnis. Pada hotel ini tersedia tempat yang dapat digunakan sebagai ruang pertemuan, ruang
rapat, maupun ruang seminar. Para pebisnis bisa memanfaatkan hotel bisnis sebagai sarana
untuk mempromosikan produk perusahaan, rapat kerja maupun seminar.
Beberapa pertimbangan dalam memilih hotel sebagai tempat pertemuan/rapat, yaitu:
Budget
Menentukan biaya yang akan diperlukan untuk menyewa ruang di hotel
Fasilitas
Mengetahui kelengkapan fasilitas yang disediakan oleh pihak hotel.
Kapasitas
Memperkirakan jumlah peserta dan menyesuaikan terhadap kapasitas ruang hotel.
Lokasi
Mempertimbangkan kemudahan akses dan pencapaian.
Universitas Sumatera Utara
27
2.2.3.4 Perkembangan Hotel Bisnis di Medan
Kota Medan memiliki bisnis yang berkembang dan menjanjikan, salah satunya adalah
dari segi perhotelan. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan jumlah kamar untuk setiap hotel
berbintang dan tingkat hunian.
Pesatnya pertumbuhan hotel bisnis mengakibatkan tingkat persaingan antar hotel yang tinggi.
Namun bagi sejumlah pengusaha hotel, kondisi tersebut tidak menjadi kekhawatiran besar
sepanjang pangsa pasarnya masih tersedia. Para pengelola hotel harus berusaha sebaik
mungkin dalam memanfaatkan pasar yang ada dengan memberi imej dan layanan khusus
kepada para tamunya.
Menurut Direktur Utama Madani Hotel, jumlah kamar yang tersedia saat ini mencapai 174
kamar, dan jumlah tersebut masih belum mampu memenuhi pasar. Untuk itu Madani
berencana mengembangkan hotelnya dengan membuka hotel Madani kedua di Medan.
Sama halnya dengan Hotel Garuda Plaza Medan, yang memiliki imej hotel keluarga, mampu
meningkatkan jumlah hunian kamarnya hingga selalu penuh. Selain dikenal sebagai hotel
keluarga, hotel ini juga cukup akrab di kalangan pebisnis, pejabat, politisi dan kalangan artis.
Hotel Garuda Plaza kini mengembangkan gedungnya untuk menambah jumlah kamar agar
dapat melayani para tamu yang jumlahnya terus meningkat. Hotel Tiara juga merupakan
hotel bisnis berbintang 3 yang terdapat di Medan. Dikenal dengan convention centernya,
hotel ini juga dikunjungi oleh berbagai kalangan.
2.2.3.5 Karakteristik Hotel Bisnis
Hotel bisnis memiliki berbagai karakteristik, di antaranya:
Memiliki fasilitas yang mendukung kegiatan bisnis seperti ballroom dan banquet hall.
Berada di pusat kota dan berdekatan dengan pusat bisnis dan perbelanjaan.
Keberadaannya dapat menaikkan prestis dan citra kota.
2.2.3.6 Karakteristik Tamu Hotel Bisnis
Usaha di bidang perhotelan mempunyai sasaran pelayanan jasa akomodasi bagi para
pebisnis baik dari dalam maupun luar kota Medan, yang terdiri dari:
Pedagang
Pengusaha
Universitas Sumatera Utara
28
Peserta konvensi/ konferensi
Pejabat pemerintah, dll.
Karakteristik tamu hotel bisnis yaitu:
Bepergian seorang diri atau berkelompok
Menginap dalam jangka waktu relatif singkat
Ingin cepat menyelesaikan tugasnya, sehingga pertimbangan terhadap jarak pencapaian
ke objek tujuan harus sedekat mungkin
Pertimbangan ekonomi dan fasilitas
Dalam hal ini, rekreasi tidak diprioritaskan
Secara umum, kaum pebisnis mempunyai karakter yang sangat efisien. Kualitas interaksi
bisnis merupakan perhatian utama. Mereka berusaha menjalin interaksi sesingkat mungkin
dan mencapai relasi seerat mungkin. Interaksi bisnis dapat dilakukan di dalam dan luar hotel.
Interaksi yang dilakukan di luar hotel menuntut tamu beraktivitas di luar dan memanfaatkan
fasilitas hotel dalam waktu yang singkat, misalnya beristirahat. Interaksi yang dilakukan
dalam lingkungan hotel menuntut disediakannya ruang yang nyaman, mempunyai privatisasi
tinggi dan dapat mendukung proses relasi bisnis yang diinginkan.
Kegiatan bisnis juga dapat dilakukan sambil makan, minum kopi, olahraga dan kegiatan
santai lainnya. Untuk itu, hotel bisnis memerlukan fasilitas olahraga, bersantai, makan,
minum, dan tentunya fasilitas standar ruang pertemuan juga diperlukan.
2.2.3.7 Kriteria Fasilitas Hotel Bintang 3
Hotel kelas ini mempunyai kondisi sebagai berikut:
Umum
Unsur dekorasi Indonesia tercermin pada lobby, restoran, kamar tidur, dan function
room
Bedroom
Terdapat minimum 20 kamar standar dengan luas 22 m2/ kamar
Terdapat minimim 2 kamar suite dengan luas 44 m2/ kamar
Tinggi minimum 2.6 m tiap lantai
Universitas Sumatera Utara
29
Dining room
Bila tidak berdampingan dengan lobby, maka harus dilengkapi dengan kamar mandi/WC
sendiri.
Bar
Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi AC dengan suhu 24˚C.
Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1m.
Ruang fungsional
Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby dengan kapasitas
minimum 2,5 kali jumlah kamar.
Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai dengan lobby.
Terdapat pre function room.
Lobby
Mempunyai luasan minimum 30 m2.
Dilengkapi dengan lounge.
Toilet umum minimum 1 buah dengan perlengkapan
Lebar koridor minimum 1,6 m.
Drug store
Minimum terdapat drugstore, bank, money changer, biro perjalanan, air line
agent, souvenir shop, perkantoran, butik dan salon.
Tersedia poliklinik.
Tersedia paramedis.
Sarana rekreasi dan olah raga
Minimum 1 buah dengan pilihan tenis, bowling, golf, fitness, sauna, billiard,
jogging, diskotik atau taman bermain anak.
Terdapat kolam renang dewasa yang terpisah dengan kolam renang anak.
Utilitas penunjang
Terdapat transportasi vertikal mekanis.
Ketersediaan air bersih minimum 500 liter/ orang/ hari.