Struktur Beton Bertulang 2 Perencanaan Portal Ekivalen 6.50 m 6.50 m 6.50 m 6.50 m 6.00 m 6.00 m 6.00 m 6.00 m I II III IV V A B C D E Tampak Atas Bangunan Tampak Depan Bangunan 6.00 m 6.00 m 6.00 m 6.00 m 3 .5 0 m 3 .5 0 m Kelompok 1 1 6.50 m 6.50 m 6.50 m 6.50 m 3.50 m 3.50 m
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Struktur Beton Bertulang 2
Perencanaan Portal Ekivalen
6.50 m 6.50 m 6.50 m 6.50 m
6.00 m
6.00 m
6.00 m
6.00 m
I II III IV V
A
B
C
D
E
Tampak Atas Bangunan
Tampak Depan Bangunan
6.00 m 6.00 m 6.00 m 6.00 m
3.5
0 m
3.5
0 m
Tampak Samping Bangunan
Kelompok 1 1
6.50 m 6.50 m 6.50 m 6.50 m
3.5
0 m
3.5
0 m
Struktur Beton Bertulang 2
A. Data-Data Perencanaan :
a. Mutu beton (fc’) : 24 Mpa
b. Berat volume beton : 2400 Kg/m3
c. Mutu baja (fy) : - Tulangan pokok balok & kolom= 400 Mpa
- Tulangan plat = 300 Mpa
- Tulangan sengkang = 240 Mpa
d. Modulus Elastisitas Baja (E) : 2x105 MPa
e. Jarak antar rangka : 6 meter (Arah memanjang bangunan)
6,5 meter (Arah melintang bangunan)
f. Panjang bangunan : 6 x 4 meter (Arah memanjang bangunan)
6,5 x 4 meter (Arah melintang bangunan)
g. Beban hidup : 250 Kg/m2 ( Fungsi lantai perkotaan )
h. (berat jenis tanah) : 2 Kg/m2
Kelompok 1 2
σ
Struktur Beton Bertulang 2
B. Menentukan Dimensi Elemen - Elemen Struktur Dan Level Beban Hidup Sehingga Bisa
Digunakan DDM
Pada metode perencanaan lansung, yang diperoleh adalah pendekatan nilai momen dan
geser dengan menggunakan penyederhanaan koefisien-koefisien yang telah disediakan oleh
peraturan, dengan pembatasan sebagai berikut:
1. Minimum ada tiga bentang menerus pada masing-masing arah peninjauan.
2. Panel plat berbentuk persegi dengan rasio antara bentang panjang terhadap lebar diukur
dari sumbu tumpuan tidak lebih dari 2 yaitu :
6,56
=1,083 ≤2 .....OK!
3. Panjang bentang bersebelahan pada masing-masing arah tidak boleh berbeda lebih dari
sepertiga bentang yang lebih panjang.
4. Letak pusat kolom dapat menyimpang maksimum 10% dari bentang pada arah
penyimpangan dari sumbu antara garis pusat kolom yang beraturan.
5. Beban mati yang diperhitungkan hanyalah beban gravitasi saja dan tersebar merata pada
seluruh panel. Beban hidup tidak boleh melampaui 3 kali beban mati. Perhitungan Beban
yang bekerja pada pelat dengan asumsi awal perhitungan dianggap tebal plat 120 mm.
Berat sendiri plat : 0,12 x 1 x 2400 = 288
Berat sendiri balok : 0,3 x 0,38 x 2400 = 273,6
Berat penutup lantai : 1 x 100 = 100
Berat pasangan batu bata : 3,5 x 250 = 875
qDL=1536,6 kg /m
Fungsi lantai (pertokoan) : 1 x 250 = 250
q¿=250 kg/m
Karena asumsi awal beban hidup tidak boleh melampaui 3 kali beban mati, maka:
3 . qDL>q¿
4609,8 kg/m>250 kg /m ..… ..OK ‼!
Kelompok 1 3
Struktur Beton Bertulang 2
6. Apabila panel plat ditumpu oleh balok pada keempat sisinya, syarat kekakuan relatif
balok pada dua arah yang saling tegak lurus adalah :
2.0¿∝1¿¿
Pemeriksaan tebal berdasarkan syarat lendutan (di tinjau panel 1) :
ln 1arahmemanjang=6.5−0.15−0.15=6.2 m
ln 2arahmelebar=6−0.15−0.15=5.7 m
Nilai banding panjang terhadap lebar bentang bersih:
β = 6.25.7
=1.0877
Perbandingan panjang sisi menerus dengan keliling panel:
βs=650+600+650+600650+600+650+600
=1(karena semua tepi menerus)
Kelompok 1 4
650 cm
600 cm 600 cm
650 cm
30×50 cm
30×50 cm
30×50 cm
30×50 cm
4
1
2
3
Panel 1
Struktur Beton Bertulang 2
Berdasarkan SK-SNI T-03-2847-2002 pasal 3.2.5 – 3.3 untuk tebal plat dua arah syarat
yang harus dipenuhi yaitu kurang dari h minimum.
Pemeriksaan lendutan menggunakan persamaan :
h ≥0.8+ fy
1500
36+5 β (αm−0,12(1+ 1β ))
ln
Karena unsur ∝m dalam persamaan tersebut belum diketahui, sehingga di gunakan
persamaan berikut :
h¿hmax
h¿0.8+ fy
150036+9 β
l n
h¿0.8+ 300
150036+9 x1.0877
×620 0
h¿135.4022989 mm
120 mm¿135.4022989 mm .........OK!
Dan tidak boleh lebih dari :h¿hmax
h¿0.8+ fy
150036
l n
h¿0.8+ 300
150036
x 6200
120 mm ¿172.2222222 mm .........OK!
Maka dengan demikian anggapan awal tebal plat h = 120 mm, sejauh ini dapat di gunakan.
Kelompok 1 5
Struktur Beton Bertulang 2
Perhitungan ∝m dilakukan sebagai berikut :
Berdasarkan penampang pada hubungan plat dengan balok yang membentuk balok T,
maka lokasi titik berat penampang dapat ditentukan :
Sesuai SK SNI T-15-2002-03 pasal 3.6.2 ayat 4, lebar efektif (bE ¿ diperhitungkan sebagai
berikut :
bE=bw+2 hw=300+2 x380=1060 mm
bE=bw+8 h f =300+8 x 120=1260 m m
Dengan syarat panjang sayap (flens) tidak lebih dari :
4 t=4 x 120=480 mm
Persamaan statis momen terhadap tepi bawah:
y=( A1 x X1 )+( A2 x X2 )
A1+A2
=127200 x 440+114000 x190127200+114000
¿321.840796 m m
I b=1
12xb1 x h1
3+b1 xh1 x ( y− y )2+ 112
x b2 xh23+b2 x h2 x ( y− y )2
¿ 112
x1060 ×1203 ×1060 ×120 x (321.840796−500 )2+ 112
× 300× 3803
+300 ×380 × (321.840796−500 )2
¿5281902687 mm4
Kelompok 1 6
Struktur Beton Bertulang 2
Persamaan statis momen terhadap tepi bawah:
y=( A1 x X1 )+( A2 x X2 )
A1+A2
=81600 x 440+114000 x 19081600+114000
¿294.29447856 m m
I b=1
12xb1 x h1
3+b1 xh1 x ( y− y )2+ 112
x b2 xh23+b2 x h2 x ( y− y )2
¿ 112
×680 ×1203+680 x 120 × (294.29447856−500 )2+ 112
×300
×3803+300 x 380 x (294.29447856−500 )2
¿4442112638 mm4
Untuk arah memanjang bangunan :
I b1=I b
I s 1=1
12x l1 x h f 3=936000000 mm4
Ecb=Ecs
Sehingga ∝2=Ecb x I b
Ecs x I s 1
=5.6431
Sehingga ∝4=Ecb x I b
Ecs x I s1
=4.7458
Kelompok 1 7
Struktur Beton Bertulang 2
Untuk arah melebar bangunan :
I b2=I b
I s 2=1
12x l2 xh f 3=864000000 mm4
Ecb=Ecs
Sehingga ∝1=Ecb x I b
Ecs x I s 2
=5.1413
Sehingga ∝3=Ecb x I b
Ecs x I s 2
=6.1133
Maka ∝m=5.1413+5.6431+6.1133+4.7458
4=5.410888157
Kemudian diulangi sekali lagi pemeriksaan dengan menggunakan persamaan lendutan dan
subsitusikan nilai m yang telah di dapat:
hmin=0.8+ fy
1500
36+5 β {α m−0.12(1+1β )}
(ln)
¿(0.8+ 300
1500 )6200
36+5 x1.0877 {5.4109−0.12(1+1
1.0877 )}¿96.61082108 m m
Maka dengan demikian, dapat tetap digunakan tabel pelat (h) = 120 mm.
Kelompok 1 8
Struktur Beton Bertulang 2
C. Menghitung Pembagian Momen-Momen Rencana Pada Plat Lantai Dan Balok Dengan
Metode Perencanaan Langsung (DDM)
Dalam proses perencanaan panel plat lantai, yang dikerjakan pertama kali adalah
menentukan momen statis total rencana pada kedua arah peninjauan yang saling tegak lurus.
Karena adanya tahanan pada tumpuan, maka momen tersebut didistribusikan untuk dapat
merencanakan penampang rangka portal terhadap momen-momen positf dan negatif. Kemudian
momen-momen positif dan negatif rencana tersebut didistibusikan kelajur kolom, lajur tengah dan
lajur balok (bila ada). Lebar lajur kolom ditentukan 25 % dari lebar lajur portal untuk masing-
masing disebelah kanan dan kiri sumbu kolom, sedangkan lebar lajur tengah adalah sisanya.
Selanjutnya tinggal merencanakan dimensi dan distribusi penulangan pada keduan arah yang
saling tegak lurus sesuai dengan peninjauan.
Sesuai SK-SNI T-15-2002-03 pasal 3.6.6 ayat 3.2, distribusi momen statis total terfaktor
M o pada bentang interior dikalikan faktor 0.35 untuk momen positif, dan faktor 0.65 untuk