LAPORAN KASUS STASE SYARAF RSIJ CEMPAKA PUTIH “STROKE” DI SUSUN OLEH: Annisah Anggaraini 2011730012 DOKTER PEMBIMBING : Dr. Adre Mayza, Sp. S PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 1
LAPORAN KASUS
STASE SYARAF RSIJ CEMPAKA PUTIH
“STROKE”
DI SUSUN OLEH:
Annisah Anggaraini 2011730012
DOKTER PEMBIMBING :
Dr. Adre Mayza, Sp. S
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015
1
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 61 tahun
Pekerjaan : Pensiun
Alamat : Pasar Senen
Status : Menikah
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 06 Mei 2015
ANAMNESIS :
Keluhan Utama :
Bicara menjadi pero
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan tiba-tiba berbicara menjadi sejak 15 jam sebelum
masuk Rumah Sakit. Keluhan ini dirasakan saat pasien sedang beraktivitas. Pasien merasa
sulit menggerakkan mulutnya terutama bagian kiri. Mulut terasa terjatuh ke sebelah kiri, Saat
itu juga pasien merasa tangan kiri tiba-tiba tidak bisa digerakkan karena terasa berat.
Awalnya pasien tidak merasa ada kelemahan anggota gerak kedua kaki, keluhan berjalan
menyeret pun disangkal. Tetapi saat 10 jam kemudian pasien menjadi agak sulit berjalan,
kaki kiri agak menyeret ketika berjalan, tangan kiri masih tetap tidak bisa digerakan. Pasien
tetap sadar. Pasien tidak merasakan adanya keluhan nyeri kepala, muntah, kejang, demam,
pusing berputar, telinga berdenging, pandangan ganda sebelumnya. BAB dan BAK tidak
terdapat keluhan.
2
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit seperti ini sebelumnya disangkal. Pasien tidak tahu memiliki
riwayat hipertensi, diabetes melitus, penyakit ginjal dan penyakit jantung sebelumnya.
Apabila pasien sakit biasanya hanya mengkonsumsi obat warung. Riwayat trauma kepala
disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien tidak tahu anggota keluarga ada yang mengalami hal yang sama dengan pasien
seperti saat ini atau tidak, begitupun riwayat hipertensi, diabetes melitus maupun penyakit
jantung pada keluarga tidak jelas karena ketidak tahuan pasien.
Riwayat Psikososial
Pasien memiliki kebiasaan merokok sebanyak 2 bungkus dalam 1 hari. Kebiasaan
merokok ini sudah dilakukan oleh pasien sejak masih muda hingga saat ini. Pasien
menyangkal mengkonsumsi alkohol.
Riwayat Pengobatan
Pasien belum berobat dan tidak sedang mengkonsumsi obat apapun.
Riwayat Alergi
Pasien menyangkal alergi terhadap makanan, obat-obatan, debu dan cuaca.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda-tanda Vital :
- TD : 170/100 mmHg
- Nadi : 88 x/menit, reguler
- Pernapasan : 20 x/menit, reguler
- Suhu : 36,70C
STATUS GENERALIS
Kepala dan leher
- Kepala : Normochepal
3
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)
- Hidung : Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-). Hipertrofi konka (-/-), polip (-/-)
Palpasi : fraktur os nasal (-/-)
- Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).
- Mulut : mukosa basah (+), bibir tidak simetris, sianosis (-), lidah kotor (-).
- Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), peningkatan JVP (-)
Thoraks
Paru
▫ Inspeksi : simetris, retraksi dinding dada (-/-)
▫ Palpasi : vokal fremitus kiri = kanan
▫ Perkusi : sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar
setinggi
ICS 6 midclavikularis dextra
▫ Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
▫ Inspeksi : iktus kordis terlihat pada ICS 5 midclavikula sinistra
▫ Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra
Perkusi : Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra
Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra
▫ Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop(-)
Abdomen
▫ Inspeksi : bentuk datar
▫ Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran
▫ Perkusi : timpani pada seluruh abdomen, asites (-)
▫ Palpasi : supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar, lien,
tidak teraba.
Ekstremitas
▫ Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
▫ Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)
4
STATUS NEUROLOGIK
Keadaaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
GCS = 15 Eye (4), Verbal (5), Motorik (6)
Rangsang Meningeal
- Kaku Kuduk : (-)
- Lasegue sign : tidak terbatas / tidak terbatas
- Kernig sign : tidak terbatas / tidak terbatas
- Brudzinski I : (-)
- Brudzinski II : (-) / (-)
- Brudzinski III : (-)
SARAF KRANIAL
N.I (Olfaktorius) :
Hidung Kanan Hidung Kiri
Daya Pembauan Normosmia Normosmia
N.II (Optikus)
N.III (Okulomotoris)
5
Mata kanan Mata kiri
Visus 1/60 1/60
Lapang Pandang Normal Normal
Funduskopi
a. Arteri : vena
b. Papil
2 : 3
Bentuk bulat, batas tegas,
Edema (-) Warna Orange
2 : 3
Bentuk bulat, batas tegas,
Edema (-) Warna Orange
N. IV
(Throklearis)
N.V (Trigeminus)
6
Mata kanan Mata kiri
Ptosis (-) (-)
Pupil
a. Bentuk
b. Diameter
c. Reflex Cahaya
Direk
Indirek
Bulat
3 mm
(+)
(+)
Bulat
3 mm
(+)
(+)
Gerak bola mata
a. Atas
b. Bawah
c. Medial
d. Medial atas
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Mata kanan Mata kiri
Posisi bola mata
Stabismus
divergen
(-) (-)
Gerakan bola mata
Medial bawah Baik Baik
Kanan Kiri
Motorik
Mengunyah Baik Baik
Sensibilitas
a. Cabang
oftalmikus
b. Cabang maksila
c. Cabang
mandibula
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Reflex
a. Kornea
b. Bersin
c. Jaw Jerk
d. Supraorbita
(+)
(+)
(-)
(-)
(+)
(+)
(-)
(-)
N. VI (Abdusens)
N.VII (Facial)
N.VIII (Vestibulokoklearis)
7
Mata kanan Mata kiri
Posisi bola mata
Strabismus
konvergen
(-) (-)
Gerakan bola mata
Lateral Baik Baik
Kanan Kiri
Motorik
a. Mengangkat alis
b. Menyeringai
c. Mencucu
d. Meniup
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
Parese
Parese
Parese
Sensorik
a. Daya kecap lidah
2/3 depan
b. Sekresi air mata
Normal
Tidak dilakukan
Normal
Tidak dilakukan
Kanan Kiri
Pendengaran
a. Test detak arloji
b. Test Rinne
c. Test Weber
d. Test Swabach
(+)
(+)
Tidak ada lateralisasi
Normal
(+)
(+)
Tidak ada lateralisasi
Normal
Keseimbangan
a. Test Romberg
b. Test telunjuk-
hidung
c. Test tumit-lutut
Sulit dinilai (karena
pasien tidak bisa berdiri
sendiri)
Normal
Normal
Sulit dinilai (karena
pasien tidak bisa berdiri
sendiri)
Parese tangan kiri
Normal
N.IX (Glosofaringeus) dan N.X (Vagus)
N. XI (Assesorius)
N.XII (Hypoglosus)
MOTORIK
Kekuatan Otot
5 0
5 4
Tonus : normotonus (normal)
Atrofi : (-)
SENSORIK
8
Arkus faring
a. Pasif
b. Gerakan aktif
Simetris
Simetris
Uvula di tengah
a. Pasif
b. Gerakan aktif
(+)
(+)
Reflex muntah (+) / (+)
Daya kecap lidah 1/3
belakang
Baik
Kanan Kiri
Memalingkan kepala Normal Normal
Mengangkat bahu Normal Normal
Posisi lidah Deviasi ke kanan
Papil lidah Normal
Atrofi otot lidah (-)
Fasikulasi lidah (-)
a. Nyeri :
Ektremitas Atas : hipalgesia pada tangan kiri
Ekstremitas Bawah : normoalgesia
b. Raba :
Ektremitas Atas : hipestesia pada tangan kiri
Ekstremitas Bawah : normostesia
c. Suhu :
Ektremitas Atas : thermohipestesia pada tangan kiri
Ekstremitas Bawah : thermonormostesi
d. Getar :
Ektremitas Atas : palenormostesia
Ekstremitas Bawah : palenormostesia
e. Posisi/Gerak :
Ektremitas Atas : kinenormostesia
Ekstremitas Bawah : kinenormostesia
FUNGSI VEGETATIF
Miksi : baik
Defekasi : baik
Keringat : baik
REFLEK FISIOLOGIS
Reflek bisep : (++/++)
Reflek trisep : (++/++)
Reflek brachioradialis : (++/++)
Reflek patella : (++/++)
Reflek achilles : (++/++)
REFLEK PATOLOGIS
Babinski : (-/-)
Chaddock : (-/-)
Oppenheim : (-/-)
Gordon : (-/-)
9
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hb : 12,2 g/dl
Ht : 40,9 %
Leukosit : 9000 /ul
Trombosit : 213000 /%
GDS : 99 mg/%
Elektrolit : Na 134,9 mEq/L ↓
Kalium 3,23 mEq/L↓
Kalsium 1.09 mEq/L↓
DIAGNOSA KERJA
Diagnosa Klinis : Stroke
Diagnosa Etiologi : Infark Aterotrombotik
Diagnosa Lokalisasi : Sistem Carotis Kanan
Diagnosa Faktor Resiko: Hipertensi dan Merokok
Rencana Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan Kepala
2. Laboratorium : Pemeriksaan kimia darah (GDP, GD2PP, Profil
Lipid, Ureum, Kreatinin, Elektrolit) Urinalisa (Protein, Keton)
3. EKG
4. Foto Thorax
Medikasi (Pengobatan)
a. Cairan IV line 2A 20 tetes per menit
b. Citikolin 3x500 mg IV
c. Piracetam 3x1 gr IV
d. Acran 2x1 amp IV
e. Captopril 2x25 mg PO
RESUME
Tn.A, usia 53 tahun, profesi sebagai pedagang, alamat Pasar Senen, agama Islam, datang
ke RSIJ Cempaka Putih pada tanggal 06 Mei 2015, pukul 22.00 WIB, dengan keluhan bicara
tiba-tiba menjadi pero sejak 15 jam SMRS. Keluhan ini dirasakan saat pasien sedang
beraktivitas. Pasien merasa sulit menggerakkan mulutnya terutama bagian kiri. Mulut terasa
terjatuh ke sebelah kiri, Saat itu juga pasien merasa tangan kiri tiba-tiba tidak bisa digerakkan
karena terasa berat. Awalnya pasien tidak merasa ada kelemahan anggota gerak kedua kaki,
keluhan berjalan menyeret pun disangkal. Tetapi saat 10 jam kemudian pasien menjadi agak
sulit berjalan, kaki kiri agak menyeret ketika berjalan, tangan kiri masih tetap tidak bisa
digerakan. Pasien tetap sadar. Pasien tidak merasakan adanya keluhan nyeri kepala, muntah,
kejang, demam, pusing berputar, telinga berdenging, pandangan ganda sebelumnya. BAB dan
BAK tidak terdapat keluhan.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
GCS 15 ( E=4, V=5, M =6)
• Tanda-tanda Vital :
- TD : 190/100 mmHg
- Nadi : 88 x/menit, reguler
- Pernapasan : 20 x/menit, regluer
- Suhu : 36,70C
Status Generalis :
- Kepala : Normochepal
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)
- Hidung : Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-). Hipertrofi konka (-/-), polip (-/-)
Palpasi : fraktur os nasal (-/-)
- Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).
- Mulut : mukosa basah (+), bibir tidak simetris, sianosis (-), lidah kotor (-).
- Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), peningkatan JVP (-)
Thoraks
Paru
▫ Inspeksi : simetris, retraksi dinding dada (-/-)
▫ Palpasi : vokal fremitus kiri = kanan
▫ Perkusi : sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar
setinggi
ICS 6 midclavikularis dextra
▫ Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
▫ Inspeksi : iktus kordis terlihat pada ICS 5 midclavikula sinistra
▫ Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra
Perkusi : Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra
Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra
▫ Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop(-)
Abdomen
▫ Inspeksi : bentuk datar
▫ Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran
▫ Perkusi : timpani pada seluruh abdomen, asites (-)
▫ Palpasi : supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar, lien,
tidak teraba.
Ekstremitas
▫ Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
▫ Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)
Status Neurologis
Rangsang Meningeal :
- Kaku Kuduk : (-)
- Lasegue sign : tidak terbatas / tidak terbatas
- Kernig sign : tidak terbatas / tidak terbatas
- Brudzinski I : (-)
- Brudzinski II : (-) / (-)
- Brudzinski III : (-)
Saraf O tak :
Pupil bulat diameter 3mm, isokor.
Reflek cahaya direct/indirect (+/+)
Wajah parese N VII kiri sentral
Lidah parese N.XII kiri central
Motorik : 5 0
5 4+
Tonus : normotonus, Atrofi (-)
Sensorik : menurun anggota gerak kiri
Vegetatif : Baik
REFLEK FISIOLOGIS
Reflek bisep : (++/++)
Reflek trisep : (++/++)
Reflek brachioradialis : (++/++)
Reflek patella : (++/++)
Reflek achilles : (++/++)
REFLEK PATOLOGIS
Babinski : (-/-)
Chaddock : (-/-)
Oppenheim : (-/-)
Gordon : (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT Scan Kepala : Lesi hipodens di ganglia basalis kanan
Kesan : Stroke Infark pada ganglia basalis kanan
DIAGNOSA KERJA
Diagnosa Klinis : Stroke
Diagnosa Etiologi : Infark Aterotrombotik
Diagnosa Lokalisasi : Sistem Carotis Kanan
Diagnosa Faktor Resiko: Hipertensi dan Merokok
PENATALAKSANAAN
- Head up 30o
- Pasang IV line
- Infus 2A 20 tetes/menit
- O2 dengan kanula nasal 3 Lpm
- Diet kalori 25 kkal/kgBB/hari
- Manitol 200-150-150/ 8jam, dengan kecepatan bolus 15 menit setiap kali bolus.
- Neuroprotektan : Citicolin 3x1 ampul
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad malam
BAB II
PEMBAHASAN
STROKE
Definisi
Stroke adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan terbentuknya defisit neurologi
secara cepat, baik fokal maupun global, yang munculnya tiba-tiba dan dapat menyebabkan
kematian, berlangsung selama lebih dari 24 jam, dan tidak terjadi oleh sebab lain kecuali
karena faktor pembuluh darah.
Etiologi
- Infark otak (80%)
a. ;;Emboli
b. Aterotrombotik
- Perdarahan intraserebral (15%)
c. Hipertensi
d. Malformasi arteri-vena
e. Angiopati amiloid
- Perdarahan subarachnoid (5%)
Faktor resiko
Faktor risiko yang tidak dapat
diubah
Faktor risiko yang dapat diubah
Usia
Jenis kelamin pria
Ras
Riwayat keluarga
Riwayat TIA atau stroke
Penyakit Jantung Koroner
Fibrilasi atrium
Hipertensi
Diabetes mellitus
Merokok
Penyalahgunaan alcohol dan obat
Kontrasepsi oral
Hematokrit meningkat
Bruit karotis asimptomatis
Heterozigot/homozigot
homosistinemia
Hiperurisemia dan dislipidemia
Manifestasi Klinis
- Kelumpuhan wajah dan anggota badan atau anggota badan (biasanya hemiparesis)
yang timbul mendadak.
- Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan hemisensorik)
- Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi, stupor atau koma)
- Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, atau kesulitan memahami ucapan)
- Disartria (bicara pelo atau cadel)
- Gangguan penglihatan (hemianopia atau monookuler) atau diplopia
- Ataksia (trunkal atau anggota badan)
- Vertigo, mual, muntah atau nyeri kepala.
Gejala Klinis Perdarahan
Intraserebral (PIS)
Perdarahan
Subarachnoid (PSA)
Stroke Non
Hemoragik
Gejala defisit fokal Berat Ringan Berat/ringan
TIA sebelumnya - - +
Onset Menit-jam 1-2 menit Pelan (jam-hari)
Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan/tidak ada
kecuali lesi di batang
otak
Muntah pd awalnya Sering Sering -
Hipertensi +++ - ++
Penurunan
Kesadaran
++ + +/-
Kaku kuduk +/- + -
Hemiparesis Sering sejak awal Permulaan tidak ada Sering sejak awal
Deviasi mata ++ + +/-
Gangguan bicara ++ +++ ++
Perdarahan
subhialoid
++ + -
Paresis/ gangguan
N.III
- + -
No. Gejala KlinisPerdarahan
Intraserebral (PIS)
Perdarahan Subaraknoid
(PSA)
Stroke Non-Hemorhagik
(SNH)1. Gejala defisit fokal Berat Ringan Berat/Ringan2. Awitan (onset) Menit/Jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)3. Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan/tidak ada
4.Muntah pada awalnya
Sering SeringTidak ada,
kecuali lesi di batang otak
5. Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Sering6. Kaku kuduk Jarang Biasanya ada Tidak ada
7. Kesadaran Biasanya hilangBiasanya hilang
sebentarDapat hilang
8. Hemiparesis Sering sejak
awalAwal tidak ada
Sering sejak awal
9. Deviasi mata Biasa ada Jarang Mungkin ada10. Likuor Sering berdarah berdarah Jernih
Klasifikasi
a. Berdasarkan Patologi Anatomi dan Penyebabnya
a. Stroke Iskemik
i. Transient Ischemic Attack (TIA)
ii. Trombosis serebri
iii. Emboli serebri
b. Stroke Hemoragik
i. Perdarahan intra serebral
ii. Perdarahan subarakhnoid
b. Berdasarkan stadium / pertimbangan waktu
i. TIA
ii. Stroke-in-evolution
iii. Completed stroke
c. Berdasarkan sistem pembuluh darah
i. Sistem karotis
ii. Sistem vertebro-basilar
Diagnosis dengan sistem skoring
Skore Stroke Siriraj
Keterangan
Derajat kesadaran Nyeri kepala
Komposmentis = 0 - Ada = 1
Somnolen = 1 - Tidak ada = 0
Sopor/koma = 2
Vomitus Ateroma (diabetes, angina, penyakit
Ada = 1 pembuluh darah )
Tidak ada = 0 - Ada = 1
- Tidak ada = 0
Hasil
Skor > 1 : perdarahan supratentorial
Skor < 1 infark serebri
Skor stroke Gadjah Mada
Penurunan
kesadaran
Nyeri kepala Babinski Jenis stroke
+ + + Perdarahan
+ _ _ Perdarahan
_ + _ Perdarahan
_ _ + Iskemik
_ _ _ Iskemik
Tatalaksana Umum Stroke Akut
- Stabilisasi fungsi kardiologis melalui ABC
- Posisi kepala dan badan atas 20-30o
- Bebaskan jalan nafas, bila perlu berikan oksigen 1-3 L/ menit sampai ada hasil
pemeriksaan gas darah
- Kandung kemih yang penuh dikosongkan, sebaiknya dengan kateterisasi intermiten
- Penatalaksanaan tekanan darah dilakukan secara khusus
- Hiperglikemia atau hipoglikemia harus segera dikoreksi
- Suhu tubuh harus dipertahankan normal
- Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan
- Cairan intravena 24 jam pertama RL, NaCl 0,9%, Asering, dan dilanjutkan 24 jam
berikutnya kristaloid atau koloid
- Asupan nutrisi per oral setelah hasil tes fungsi menelan baik dan apabila gangguan
menelan atau kesadaran menurun pipa nasogastrik dengan 1500 kalori
- Mencegah infeksi sekunder traktus respiratorius dan urinarius
- Mecegah timbulnya “stress ulcer” obat antasida/proton pump inhibitor
- Mencegah dekubitus dengan trombosis vena dalam heparin subkutan 5000 IU 2
kali sehari /LMWH
- Mobilisasi terbatas untuk mencegah dekubitus
Prognosis
- Sekitar 50% penderita yang mengalami kesembuhan dan kembali menjalankan fungsi
normalnya.
- Penderita lainnya mengalami kelumpuhan fisik dan mental dan tidak mampu
bergerak, berbicara atau makan secara normal.
- Sekitar 20% penderita meninggal di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yatsu FM, Villar-Cordova C. Atherosclerosis. In: Stroke, Patopgysiology, Diagnosis, and
Management. 3rd ed. New York : Churchill Livingstone, 1998:29-36.
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2011. Guideline STROKE.Jakarta :
PERDOSSI
3. Guyton AC. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC 1997 : 327-373
4. Duus, Peter. 1996. Diagnosis Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda dan Gejala.
Jakarta. EGC
5. Sylvia A.Prince, Loraine M Willson.2005.Patofisiologi Volume 2.Jakarta:EGC.
6. http://medicallinkgo.wordpress.com/2012/04/24/stroke/