Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin i KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-Undang Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 32 Tahun 2004, tentang sektor sanitasi menjadi urusan Pemerintah Kabupaten. Hal ini menimbulkan kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas aparatur Pemerintah Kabupaten Merangin untuk mampu membuat peta kondisi sanitasi, merancang kebutuhannya, implementasi, operasi dan pemeliharaan, serta monitoring dan evaluasi. Menjawab kebutuhan tersebut, maka disusunlah Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Merangin dalam sektor pembangunan sanitasi terkait Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Kabupaten Merangin. Terutama dengan memperhatikan empat ciri pendekatan yang dikembangkan dan dilakukan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Merangin secara terintregrasi. Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin beranjak dari Buku Putih Sanitasi Kabupaten Merangin yang merupakan penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi Kabupaten Merangin saat ini, sehingga program dan kegiatan yang tertuang dalam dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Merangin 2013-2017 menjadi tepat sasaran sesuai prioritas yang akan ditangani dalam jangka waktu lima tahun sesuai dengan kewenangan penanganan. Oleh karena itu, diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan untuk terus berupaya melakukan pemutakhiran informasi dan data secara reguler terhadap isi dari pada Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin ini sehingga dimasa yang akan datang terus dapat dijadikan pedoman dan acuan dalam setiap penyusunan program dan kegiatan pembangunan sanitasi permukiman di Kabupaten Merangin baik untuk jangka menengah maupun untuk jangka panjang. Tentu saja dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin Tahun 2013-2017 ini masih mengalami kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, saran dan masukan sangat kami perlukan demi sempurnanya produk perencanaan yang akan menjadi acuan dan pedoman penanganan pembangunan sanitasi permukiman di Kabupaten Merangin. Semoga upaya dan kerja keras Pokja Sanitasi Kabupaten Merangin beserta semua pihak mendapat imbalan yang setimpal dari Allah S.W.T. Amin. Bangko, Desember 2012 BUPATI MERANGIN Drs. H. NALIM, SH, MM
82
Embed
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin · PDF filepedoman dan acuan dalam setiap penyusunan program dan kegiatan pembangunan sanitasi permukiman di ... 1.5 Feasibility Study (Studi Kelayakan)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
i
KATA PENGANTAR
Berdasarkan Undang-Undang Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 32 Tahun 2004, tentang sektor sanitasi menjadi urusan Pemerintah Kabupaten. Hal ini menimbulkan kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas aparatur Pemerintah Kabupaten Merangin untuk mampu membuat peta kondisi sanitasi, merancang kebutuhannya, implementasi, operasi dan pemeliharaan, serta monitoring dan evaluasi. Menjawab kebutuhan tersebut, maka disusunlah Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Merangin dalam sektor pembangunan sanitasi terkait Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Kabupaten Merangin. Terutama dengan memperhatikan empat ciri pendekatan yang dikembangkan dan dilakukan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Merangin secara terintregrasi.
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin beranjak dari Buku Putih Sanitasi Kabupaten Merangin yang
merupakan penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi Kabupaten Merangin saat ini, sehingga program dan kegiatan yang tertuang dalam dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Merangin 2013-2017 menjadi tepat sasaran sesuai prioritas yang akan ditangani dalam jangka waktu lima tahun sesuai dengan kewenangan penanganan. Oleh karena itu, diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan untuk terus berupaya melakukan pemutakhiran informasi dan data secara reguler terhadap isi dari pada Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin ini sehingga dimasa yang akan datang terus dapat dijadikan pedoman dan acuan dalam setiap penyusunan program dan kegiatan pembangunan sanitasi permukiman di Kabupaten Merangin baik untuk jangka menengah maupun untuk jangka panjang.
Tentu saja dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin Tahun 2013-2017 ini masih
mengalami kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, saran dan masukan sangat kami perlukan demi sempurnanya produk perencanaan yang akan menjadi acuan dan pedoman penanganan pembangunan sanitasi permukiman di Kabupaten Merangin. Semoga upaya dan kerja keras Pokja Sanitasi Kabupaten Merangin beserta semua pihak mendapat imbalan yang setimpal dari Allah S.W.T. Amin.
Bangko, Desember 2012 BUPATI MERANGIN
Drs. H. NALIM, SH, MM
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
ii
DAFTAR ISI Kata Pengantar Bupati Merangin ......................................................................................................................... i Daftar Isi ........................................................................................................................................................... ii Daftar Tabel ....................................................................................................................................................... iii Daftar Peta ........................................................................................................................................................ iv Daftar Istilah ........................................................................................................................................................ v Bab 1: Pendahuluan ...................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 1 1.2 Wilayah Kajian Strategi Sanitasi Kabupaten .................................................................................. 2 1.3 Maksud dan Tujuan ....................................................................................................................... 4 1.4 Metodologi .................................................................................................................................... 4 1.5 Posisi SSK dan Kerkaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain ................................................ 5
Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi ..................................................................................................... 6 2.1 Visi Misi Sanitasi............................................................................................................................ 6 2.2 Tahapan Pengembangan Sanitasi.................................................................................................. 9 2.3 Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi .......................................................................... 22
Bab 3: Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi .................................................................................... 26 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik ............................................ 26 3.2 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan ...................................................... 29 3.3 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase .............................................................. 31 3.4 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene ....................................... 34
Bab 4: Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi ............................................................ 36 4.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi ................................................................................... 36 4.2 Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik ....................................................... 39 4.3 Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan .................................................................. 45 4.4 Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase ......................................................................... 51 4.5 Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene .................................................. 62
Bab 5: Strategi Monev .................................................................................................................................. 64
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Tabel Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Merangin .......................................................................... 6 Tabel 2.2: Tabel Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik ................................................................... 14 Tabel 2.3: Tabel Tahapan Pengembangan Persampahan ............................................................................. 19 Tabel 2.4: Tabel Tahapan Pengembangan Drainase..................................................................................... 21 Tabel 2.5: Tabel Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Merangin untuk Sanitasi .............. 22 Tabel 2.6: Tabel Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Kabupaten Merangin ............................................. 23 Tabel 2.7: Tabel Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Merangin untuk
Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi......................................................................... 23 Tabel 2.8: Tabel Perkiraan Pendanaan APBD Kab. Merangin untuk Kebutuhan
Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga 2017................................................. 24 Tabel2.9: Tabel Perkiraan Kemampuan APBD Kab. Merangin dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK ....... 24 Tabel 3.1: Tabel Tujuan,Sasaran, Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik ...................... 27 Tabel 3.2: Tabel Tujuan,Sasaran,Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan ................................ 30 Tabel 3.3: Tabel Tujuan,Sasaran,Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase ........................................ 32 Tabel 3.4: Tabel Tujuan,Sasaran Tahapan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene .................................... 35 Tabel 4.1a: Tabel Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan
Pengembangan Sanitasi untuk 5 Tahun ....................................................................................... 37 Tabel 4.1b: Tabel Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan
Pengembangan Sanitasi APBD Kab/kota untuk 5 Tahun .............................................................. 38 Tabel 4.2a: Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik .............................................. 39 Tabel 4.2b: Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Sumber APBD
Kabupaten Merangin ................................................................................................................... 42 Tabel 4.3a: Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan ........................................................ 45 Tabel 4.3b: Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan Sumber APBD Kabupaten
Merangin ..................................................................................................................................... 48 Tabel 4.4a: Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase ................................................................ 51 Tabel 4.4b: Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Sumber APBD Kabupaten Merangin ........ 59 Tabel 4.5a: Tabel Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene ......................................... 62 Tabel 4.5b: Tabel Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Sumber APBD
DAFTAR PETA Peta 1.1: Peta Wilayah Kajian Strategi Sanitasi Kabupaten ........................................................................... 3 Peta 2.1a: Peta Tahap Pengembangan Air Limbah sistem On Site ................................................................ 12 Peta 2.1b: Peta Tahap Pengembangan Air Limbah sistem Off Site ................................................................ 13 Peta 2.2: Peta Tahap Pengembangan Persampahan .................................................................................. 18 Peta 2.3: Peta Tahap Pengembangan Drainase .......................................................................................... 20
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
v
DAFTAR ISTILAH
I. Umum 1.1 Sanitasi
Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit di seluruh dunia dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di lingkungan rumah tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata 'Sanitasi‘ juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah (WHO, http://www.who.int/topics/sanitation/en/. Diakses pada 30 November 2011)
1.2 Masterplan (Rencana Induk) Perencanaan dasar yang menyeluruh Kabupaten/Kota untuk jangka panjang
1.3 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegia tan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia
1.4 Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang tidak wajib melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
1.5 Feasibility Study (Studi Kelayakan) Penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan suatu proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil
II. Air Limbah
2.1 Air limbah Air yang dihasilkan dari aktivitas manusia yang mengandung zat-zat yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan
2.2 Air limbah domestik Air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan asrama (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang)
2.3 Air perapat (water seal) Air yang ditahan pada pipa bengkok, menyerupai leher angsa, untuk mencegah bau dan masuknya hewan kecil
2.4 Anaerobik Dikondisikan oleh ketidakhadiran oksigen bebas (Water Environment Federation)
2.5 Anaerobik Baffled Reactor (ABR) Modifikasi tangki septik konvensional dengan penambahan sekat-sekat dan kemungkinan penambahan filter pada bak akhir
2.6 Badan air penerima Sungai, kali, danau, saluran, kolam, dan lain-lain yang menerima pembuangan limbah
2.7 Bangunan atas jamban Bagian dari fasilitas pembuangan yang berfungsi melindungi pemakai dari gangguan cuaca, kontaminasi dari tinja manusia dan/atau melalui lingkungannya, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui vektor pembawa penyakit
2.8 Bangunan bawah Bangunan penampung dan pengolah tinja yang bisa berupa cubluk atau tangki septik
2.9 Bangunan tengah jamban Bangunan yang terdiri dari plat jongkok dan lantai jamban
2.10 Bidang resapan Daerah permukaan untuk menampung air yang keluar dari suatu sistem pengolahan air limbah rumah tangga
2.11 Biofilter Instalasi pengolahan air limbah rumah tangga dengan menggunakan media kontak
2.12 Black water Air limbah yang berasal dari jamban atau WC saja
2.13 Cubluk Sistem pembuangan tinja sederhana, terdiri atas lubang yang digali secara manual dilengkapi dengan dinding rembes air
2.14 Excreta Tinja dan urine (Sanitation and Hygiene Promotion)
2.15 Feces (faeces) Buangan tinja dari manusia atau hewan tanpa urine (Water Environment Federation)
2.16 Grey water Air limbah yang berasal dari mandi, cuci, dan dapur
2.17 Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Instalasi pengolahan air limbah yang didisain hanya menerima lumpur tinja melalui mobil atau gerobak tinja (tanpa perpipaa) (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang)
2.18 Jamban Fasilitas pembuangan tinja
2.19 Lantai jamban Sarana atau perlengkapan bangunan atas, agar bangunan kuat menopang leher angsa
2.20 Leher angsa Komponen plat jongkok yang berisi air perapat untuk menahan bau agar tidak k eluar dari jamban
2.21 Pencemaran Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia. Akibatnya kualitas air turun sampai ke tingkat yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai peruntukannya
2.22 Pengolahan air limbah Perlakuan terhadap air limbah, agar air dapat dibuang ke badan air sesuai baku mutu yang disyaratkan
2.23 Penyaluran resapan aliran atas Salah satu alternatif pengolahan lanjutan untuk effluent tangki septik
2.24 Plat jongkok Sarana atau perlengkapan jamban, yang dilengkapi lubang masuk tinja dan air kotor untuk dialirkan ke cubluk atau tangki septik
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
vii
2.25 Saluran Pipa untuk menyalurkan air limbah dari jamban ke cubluk atau tangki septik
2.27 Sewer Pipa atau pembawa lainnya yang mengalirkan air limbah dari beberapa atau banyak properti (Sanitation and Hygiene Promotion)
2.28 Sewerage Sistem pengumpulan, pengolahan, dan pembuangan akhir air limbah (Water Environment Federation)
2.29 Sistem sanitasi off site
Sistem pembuangan air limbah dimana air limbah dibuang serta diolah secara terpusat di Instalasi Pengolahan Limbah Kota. Sebelumnya lebih dulu melalui penyaluran perpipaan air limbah kota (sewer pipe)
2.30 Sistem sanitasi onsite Sistem pembuangan air limbah secara individual yang diolah dan dibuang di tempat. Sistem ini meliputi cubluk, tangki septik dan resapan, unit pengolahan setempat lainnya, sarana pengangkutan, dan pengolahan akhir lumpur tinja (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang)
2.31 Wastewater Zat cair atau air buangan tercemar dari kegiatan operasi rumah tangga atau komersial atau industri, yang tercampur dengan air hujan atau air tanah akibat infiltrasi (Water Environment Federation)
2.32 Tangki septik (septic tank) Ruang kedap air yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumah tangga
III. Persampahan
3.1 3R Reduce, Reuse, dan Recycle. Sebuah pendekatan untuk mengurangi timbulan sampah melalui: mengurangi, menggunakan kembali, serta mendaur ulang sampah
3.2 Bangunan sarana pembuatan kompos Prasarana pembuatan kompos yang terdiri dari kantor, gudang, pemilihan pengomposan (berfungsi sebagai tempat kegiatan pengomposan yang terlindung dari gangguan cuaca)
3.3 Controlled Landfill (Lahan Urug Terkendali) Metode pembuangan akhir sampah dengan cara penyebaran sampah secara terkendali dan dilakukan penimbunan dengan tanah secara berkala
3.4 Daur ulang kertas Usaha pengolahan kertas bekas menjadi kertas yang dapat dipakai kembali melalui cara -cara sederhana
3.5 Jenis sampah (UU No. 18 tahun 2008) - Sampah rumah tangga
Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik
- Sampah sejenis sampah rumah tangga Sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
viii
- Sampah spesifik Adalah sampah yang meliputi: • Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun • Sampah yang mengandung limbah berbahaya dan beracun • Sampah yang timbul akibat bencana • Puing bongkaran bangunan • Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, dan/atau • Sampah yang timbul secara tidak periodik
3.6 Kompos Produk lumpur atau material lain yang teroksidasi secara thermophilic dan biologis
3.7 Komposter windrow Metode pengomposan dengan pengudaraan menggunakan terowongan angin yang terbuat dari bambu
3.8 Landfill Lahan pembuangan sampah yang menggunakan teknologi pembuangan sampah. Gunanya untuk meminimalkan dampak lingkungan dan melindungi kualitas air (baik air permukaan maupun bawah permukaan)
3.9 Leachate (Lindi) Bagian cairan yang terpisahkan dari zat padat dari campuran sampah yang mengalir secara gravitasi atau filtrasi
3.10 Open dumping Sampah ditimbun di areal tertentu tanpa membutuhkan tanah penutup
3.11 Pengelolaan sampah Kegiatan sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah
3.12 Pipa gas Sarana untuk mengalirkan gas hasil proses penguraian zat organik
3.13 Sampah Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (UU No. 18 tahun 2008)
3.14 Sanitary Landfill Metode pengurugan sampah ke dalam tanah, dengan menyebarkan sampah secara lapis per lapis pada sebuah site (lahan) yang telah disiapkan, kemudian dilakukan pemadatan dengan alat berat, dan pada akhir hari operasi, urugan sampah tersebut kemudian ditutup dengan tanah penutup.
3.15 Tempat Penampungan Sementara (TPS) Tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu (UU No. 18 tahun 2008)
3.16 Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah (UU No. 18 tahun 2008)
3.17 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan (UU No. 18 tahun 2008)
3.18 TPA Regional TPA yang digunakan oleh lebih dari satu Kabupaten/Kota. TPA regional menjadi salah satu pilihan untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan yang dihadapi Kabupaten/Kota.
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
ix
3.19 Transfer Depo Tempat memindahkan sampah dari alat pengumpul ke alat pengangkut
IV. Drainase
4.1 Drainase Prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air penerima air dan atau ke bangunan resapan manusia
4.2 Drainase perkotaan Drainase di wilayah perkotaan yang berfungsi mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia
4.3 Kolam retensi Sebidang tanah rendah, dikelilingi oleh embankment/timbunan atau tanggul yang membentuk semacam kesatuan hidrologis buatan. Artinya, tidak ada kontrol dengan air dari daerah luar selain yang dialirkan melalui perangkat manual
4.4 Saluran primer Saluran drainase yang menerima air dari saluran sekunder dan menyalurkannya ke badan penerima air
4.5 Saluran sekunder Saluran drainase yang menerima air dari saluran tersier dan menyalurkannya ke saluran primer
4.6 Saluran tersier Saluran yang menerima air dari sistem drainase lokal dan menyalurkannya ke saluran drainase sekunder
4.7 Sistem drainase lokal Saluran dan bangunan pelengkap yang melayani sebagian wilayah perkotaan
4.8 Sistem drainase utama Saluran dan bangunan pelengkap yang melayani seluruh wilayah perkotaan
V. PHBS
5.1 Cuci Tangan Pakai Sabun Perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir ( Pedoman STBM, 2008)
5.2 Sanitasi total Kondisi ketika suatu komunitas (Pedoman STBM, 2008): - Tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS) - Mencuci tangan pakai sabun - Mengelola air minum dan makanan yang aman - Mengelola sampah dengan benar - Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
1
Bab 1: Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Strategi sanitasi kota (SSK) Kabupaten Merangin adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi Kabupaten Merangin dengan tujuan agar pembangunan sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan.
Untuk menghasilkan strategi sanitasi kabupaten sebagaimana tersebut di atas, maka diperlukan suatu kerangka kerja yang menjadi dasar dan acuan bagi penyusunan strategi sanitasi kabupaten dengan tujuan agar strategi sanitasi tersebut memiliki dasar hukum yang jelas dan dapat diimplementasikan. Kerangka kerja strategi sanitasi Kabupaten Merangin merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin. Kerangka kerja sanitasi ini merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh kelompok kerja sanitasi.
Pengembangan layanan sanitasi kabupaten harus didasari oleh suatu rencana pembangunan sanitasi jangka menengah (3 sampai 5 tahunan) yang kompehensif dan bersifat strategis. Rencana jangka menengah yang juga disebut Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) itu memang dibutuhkan mengingat kota/kabupaten di Indonesia akan memerlukan waktu bertahun-tahun (multi years) untuk memiliki layanan sanitasi yang memenuhi prinsip layanan Sanitasi menyeluruh. Strategi Sanitasi Kabupaten juga dibutuhkan sebagai pengikat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD-SKPD) dan para pelaku pembangunan sanitasi lainnya untuk dapat terus bersinergi mengembangkan layanan sanitasi kabupatennya. Setelah disepakati, Strategi Sanitasi Kabupaten akan diterjemahkan ke dalam rencana tindak tahunan (annual action plan). Isinya, informasi lebih rinci dari berbagai usulan kegiatan (program atau proyek) pengembangan layanan sanitasi kabupaten yang disusun sesuai tahun rencana pelaksanaannya.
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Merangin berisi visi, misi, dan tujuan pembangunan sanitasi kabupaten Merangin berikut strategi-strategi pencapaiaannya. Tiap-tiap strategi kemudian diterjemahkan menjadi berbagai usulan kegiatan berikut komponen-komponen kegiatan indikatifnya. Cakupan suatu Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) akan meliputi : § Aspek Teknis; mencakup strategi dan usullan kegiatan pengembangan sektor sanitasi
yang terdiri dari (a) layanan sub sektor air limbah domestik, (b) layanan sub sektor persampahan, dan (c) sub sektor drainase lingkungan, aspek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
§ Aspek Pendukung; mencakup strategi dan usulan kegiatan pengembangan komponen (a) Kebijakan
§ Daerah dan Kelembagaan, (b) Keuangan (c) Komunikasi, (d) Keterlibatan Pelaku Bisnis, (e) Pemberdayaan Masyarakat, aspek Jender dan Kemiskinan, (f) Monitoring dan evaluasi
Kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan perlu ditingkatkan, karena rendahnya cakupan layanan penyehatan lingkungan. Hal ini disebabkan ketidaktahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya hidup bersih dan sehat, yang tercermin dari perilaku masyarakat, saat ini masih banyak yang buang air besar di sungai dan kebun.
Berdasarkan kondisi tersebut maka Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk mengambil suatu tindakan yang lebih kongkrit dengan ikut serta dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), yang diarahkan untuk menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung terciptanya percepatan pembangunan sanitasi, melalui advokasi, perencanaan strategis, dan implementasi yang komprehensif dan terintegrasi. Salah satunya melaksanakan kebijakan nasional tentang program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
2
(PPSP) diantaranya melalui penyusunan SSK sebagai tahap awal dalam pelaksanaan program pembangunan sanitasi, sehingga pada akhirnya dapat digunakan secara efektif dan efesien.
1.2. Wilayah Kajian Strategi Sanitasi Kabupaten
Adapun wilayah kajian Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) adalah terdiri dari 24 Kecamatan dan 40 desa/kelurahan yang dapat dijadikan rujukan perencanaan pembangunan sanitasi Kabupaten Merangin dalam jangka menengah (5 tahunan).
Wilayah kajian Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin mencakup 212 desa/kelurahan yang mencakup seluruh wilayah Kabupaten Merangin, dengan sasaran utama adalah Kawasan Perkotaan sebagaimana telah di tetapkan dalam draft Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merangin Tahun 2011 – 2031 yang meliputi : Kecamatan Jangkat, Sungai Tenang, Muara Siau, Lembah Masurai, Tiang Pumpung, Pamenang, Pamenang Barat, Renah Pamenang, Bangko, Bangko Barat, Batang Masumai, Nalo Tantan, Sungai Manau, Renah Pembarap, Pangkalan Jambu, Tabir, Tabir Ulu, Tabir Selatan, Tabir Ilir, Tabir Timur, Tabir Barat, Margo Tabir, serta Kecamatan Tabir Barat. Hal tersebut dapat dilihat pada peta 1.1 dibawah ini.
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
3
Peta 1.1 Wilayah Kajian Strategi Sanitasi Kabupaten ( SSK )
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
4
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) adalah tersusunnya dokumen
perencanaan strategis sanitasi Kota yang dapat dijadikan rujukan perencanaan pembangunan sanitasi Kabupaten Merangin dalam jangka menengah (5 tahunan). Tujuan dari penyusunan dokumen kerangka kerja strategi sanitasi kota (SSK) ini adalah:
a. Tujuan Umum Kerangka kerja strategi sanitasi kabupaten (SSK) ini disusun sebagai rencana
pembangunan sektor sanitasi dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi Kabupaten Merangin mulai Tahun 2012 hingga Tahun 2017.
b. Tujuan Khusus
i. Kerangka kerja strategi sanitasi kabupaten (SSK) ini dapat memberikan gambaran tentang arah kebijakan pembangunan Sanitasi Kabupaten Merangin selama 5 tahun yaitu Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2017.
ii. Dipergunakan sebagai dasar penyusunan strategi dan langkah-langkah pelaksanaan kebijakan, serta penyusunan program jangka menengah dan tahunan sektor sanitasi.
iii. Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Merangin.
1.4. METODELOGI
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin ini disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten secara partisipatif dan terintegrasi lewat diskusi, dan pembekalan baik yang dilalukan oleh Tim Pokja maupun dengan dukungan fasilitasi dari City Fasilitator. Metode yang digunakan dalam penyusunan SSK ini menggunakan beberapa pendekatan dan alat bantu yang secara bertahap untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang lengkap. Serangkaian kegiatan dan metoda dilakukan bersama pokja baik diskusi dan pembekalan. Metode penyusunan SSK ini, terdiri dari tahapan berikut:
1. Melakukan penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi kabupaten saat ini (dari Buku Putih Sanitasi), untuk belajar dari fakta sanitasi guna menetapkan kondisi sanitasi yang tidak diinginkan. Pada tahap ini Pokja mengkaji kembali Buku Putih Sanitasi Kabupaten untuk memastikan kondisi yang ada saat ini khususnya kondisi yang tidak diinginkan atau permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengelolaan sanitasi Kabupaten. Kondisi semua sub sektor layanan sanitasi yang terdiri; sub sektor air limbah, sub sektor persampahan, sub sektor drainase lingkungan dan sektor air bersih serta aspek pendukung. Metoda yang digunakan adalah kajian data sekunder dan kunjungan lapangan untuk melakukan verifikasi informasi.
2. Menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan ke depan yang dituangkan kedalam visi, misi sanitasi kabupaten, dan tujuan serta sasaran pembangunan sanitasi kabupaten. Dalam perumusan bagian ini tetap mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan dokumen perencanaan lainnya yang ada di kabupaten.
3. Menilai kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan. Analisis kesenjangan digunakan untuk mendiskripsikan issue strategis dan kendala yang mungkin akan dihapadapi dalam mencapai tujuan.
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
5
4. Merumuskan strategi sanitasi kabupaten yang menjadi basis penyusunan program dan kegiatan pembangunan sanitasi kota jangka menengah (5 tahunan).
5. Semua hasil tahapan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin dihasilkan berdasarkan kesepakatan pokja sanitasi kabupaten Merangin
1.5. POSISI SSK DAN KETERKAITANNYA DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA.
Posisi SSK sangat penting sekali didalam keterkaitannya dengan dokume-dokumen perencanaan lainnya, sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
a. SSK dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Merangin Dokumen RPJP Kabupaten Merangin tahun 2008-2028 digunakan sebagai referensi
untuk memetakan permasalahan terkait sanitasi dan arah pelaksanaan program sanitasi ke depan.
b. SSK dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah(RPJM) Kabupaten Merangin SSK menggunakan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menangah (RPJMD)
Tahun 2008-2013 sebagai referensi untuk memperoleh data isu – isu strategis dan permasalahan mendesak terkait program sanitasi yang harus di tangani segera dan sebagai pedoman untuk menentukan visi dan misi serta kebijakan sanitasi kedepan.
c. SSK dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Merangin Dalam pelaksanaan penyusunan SSK memperhatikan dan mempedomani tujuan
penataan ruang, kebijakan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Merangin, dimana kebijakan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Merangin menjadi acuan dalam penentuan wilayah kajian dalam penyusunan SSK.
d. SSK dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)
SSK menggambarkan rencana program dan kegiatan setiap SKPD yang menangani sanitasi sebagaimana tertuang dalam Renstra SKPD tersebut dan akan menjadi pedoman bagi setiap satuan kerja perangkat daerah dalam penyesuaian program terhadap Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang berlaku sekarang.
Strategi Sanitasi Kabupaten
6
Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1 Visi Misi Sanitasi
Visi sanitasi kabupaten Merangin merupakan perwujudan dari Visi kabupaten Merangin yakni MERANGIN MAKMUR 2013 , dimana dari kata MAKMUR yang diambil adalah kata MAJU yang berarti Merupakan dampak dari pelaksanaan pembangunan, yang terlihat dari terpenuhinya kebutuhan insfratruktur dan kebutuhan prasarana dan sarana dasar keluarga dan masyarakat. Artinya pembangunan insfratruktur yang dilaksanakan dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan masyarakat, bila dilihat pembangunan sanitasi dikabupaten Merangin dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan Visi sanitasi kabupaten Merangin adalah “ Terwujudnya masyarakat hidup sehat melalui pengelolaan lingkungan pemukiman yang bersih dan lestari secara partisipatif dan berkelanjutan tahun 2017”
Tabel 2.1: VisidanMisiSanitasiKabupaten Merangin Visi Kab/Kota Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kab/Kota Merangin “ Makmur 2013” - Makmur : adalah
menunjukkan kondisi dimana kemampuan ekonomi masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan dasar pada taraf standar kelayakan minimal.
- Adil : adalah merupakan terciptanya kondisi iklim pemenuhan hak azazi masyarakat yang berlandaskan pada norma budaya dan hukum.
- Kondusif: adalah merupakan perwujudan iklim yang harmonis antar setiap komponen, etnis,agama dan budaya sebagai prakondisi strategis yang perlu diciptakan untuk percepatan pembangunan yang didukung oleh birokrasi yang berkinerja tinggi dan bebas dari korupsi,kolusi dan Nepotisme ( KKN )
- Meningkatkan Penyediaan
Insfrastrktur. - Mengembangkan
Ekonomi Kerakyatan - Meningkatkan Mutu
Sumber Daya Manusia dengan mengoptimalkan pelaksanaan pembangunan bidang Pendidikan dan Kesehatan
- Meningkatkan Kinerja Birokrasi
- Meningkatkan Taraf Hidup Keluarga dan Masyarakat yang berlandaskan norma agama, budaya dan hukum.
- Terwujudnya masyarakat
hidup sehat melalui pengelolaan lingkungan pemukiman yang bersih dan lestari secara partisipatif dan berkelanjutan tahun 2017.
Misi Air Limbah Domestik: - Meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah.
- Mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh air limbah pemukiman.
- Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha agar lebih berperan aktif dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah pemukiman.
- Menyiapkan regulasi daerah dalam penyelenggaan penyediaan sistem pengelolaan air limbah pemukiman.
- Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan pengelolaan air limbah pemukiman dengan prinsip “Good Corporate Governance”.
- Meningkatkan dan mengembangkan alternatif sumber pendanaan dalam
Strategi Sanitasi Kabupaten
7
Visi Kab/Kota Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kab/Kota
- Maju : merupakan dampak dari pelaksanaan pembangunan, yang terlihat dari terpenuhinya kebutuhan insfratruktur dan kebutuhan prasarana dan sarana dasar keluarga dan masyarakat.
- Unggul : merupakan kondisi umum kabupaten Merangin yang kompetitif dengan potensi sumber daya manusia yang profesional dan produktif.
- Religius : merupakan kondisi kehidupan masyarakat atau sosial yang berjalan atas dasar nilai- nilai agama dan budaya sebagai falsafah hidup, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
penyelenggaraan sistem air limbah permukiman.
Misi Persampahan - Mengurangi timbulan
sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang berkelanjutan.
- Meningkatkan jangkauan dan pelayanan sistem pengelolaan persampahan.
- Memberdayakan masyarakat dan meningkatkan peran aktif dunia usaha/swasta dalam pengelolaan persampahan.
- Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan dalam sistem pengelolaan persampahan sesuai dengan prinsip Good Corparate Gorvenance
- Memobilisasi dana dari berbagai sumber untuk pengembangan sistem pengelolaan persampahan
- Menegakkan hukum dan melengkapi regulasi daerah untuk meningkatkan pengelolaan persampahan.
Misi Drainase - Meningkatkan pelayanan
dan mengembangkan sarana dan prasarana drainase untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
- Meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat yang efektif dan efesien serta bertanggung jawab.
- Menyiapkan regulasi daerah yang dapat diterapkan untuk membangun pengelolaan pembangunan penyehatan pemukiman
- Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam proses pembangunan sarana dan prasaranan
Strategi Sanitasi Kabupaten
8
Visi Kab/Kota Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kab/Kota
drainase - Meningkatkan peran dunia
usaha, perguruan tinggi melalui penciptaan iklim kondusif bagi pengembangan sarana dan prasarana penyehatan lingkungan pemukiman
Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat - Meningkatkan jangkauan
akses pelayanan promosi kesehatan.
- Meningkatkan peran aktif masyarakat dan dunia usaha dalam mensosialisasikan PHBS.
- Meningkatkan pemanfaatan media massa sebagai alat sosialisasi PHBS secara optimal.
- Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan dalam penyelenggaraan promosi kesehatan sesuai dengan prinsip Good Corparate Gorvenance
Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Merangin Tahun 2012
Strategi Sanitasi Kabupaten
9
2.2 Tahapan Pengembangan Sanitasi 2.2.1 Tahapan Pengembangan Air Limbah
Pentahapan pencapaian pembangunan sektor sanitasi disusun dengan melakukan analisisterhadap kondisi wilayah saat ini serta arah pengembangan kota secara menyeluruh sebagaimanatertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan seperti RPJPD, RPJMD, dan RPIJMD serta dokumen RTRW Kabupaten Merangin.Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan pilihan sistem dan penetapan zonasanitasi antara lain adalah :
a. Arah pengembangan kota yang merupakan perwujudan dari visi dan misi Kabupaten Merangin dalam Jangka Pendek sampai dengan jangka panjang
b. Proyeksi pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk pada setiap kawasan berdasarkan luas terbangun
c. Kawasan beresiko sanitasi d. Kondisi fisik wilayah (topografi dan struktur tanah)
Sesuai pembahasan pada Buku Putih Sanitasi (BPS), berdasarkan isu pokok sanitasi sub sektor air limbah domestik, permasalahan mendesak sistem pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Merangin, sebagai berikut:
1. Pada kenyataannya aksebilitas pengelolaan air limbah pemukiman sangat minim 2. Bahwa bisa dikatakan masih minimnya pemeliharaan rutin dan perbaikan pengelolaan air limbah
pemukiman yang sudah ada. Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Merangin baik di daerah-daerah perdesaan maupun perkotaan adalah menggunakan on site system dengan tingkat teknologi sederhana, sementara pengelolaan dengan off site system (terpusat) masih belum ada, sistem jaringan belum terstruktur dengan baik, di antaranya pembuangan akhir dialirkan ke sungai atau saluran drainase terdekat. Sarana IPAL atau IPLT belum tersedia.
3. Minimnya pengelolaan air limbah pemukiman yang melibatkan masyarakat 4. Belum tersedianya pengelolaan air limbah permukiman perkotaan dan jaringan pendukungnya. Kondisi
saat ini air limbah domestik biasanya dibuang ke sungai dan ke kebun 5. Sebahagian besar fasilitas pengelolaan air limbah setempat masih belum memenuhi standar teknis yang
ditetapkan 6. Rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan air limbah permukiman didaerah. 7. Belum tersedianya kerangka regulasi daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah pemukiman. 8. Masih sangat minimnya alokasi anggaran dalam pengelolaan air limbah permukiman
Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan dalam penentuan prioritas tersebut adalahkepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan), karakteristik tata guna lahan(Center of Business Development/ komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan.Analisis yang dilakukan menghasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah yang akan menjadi bahan untuk perencanaan pengembangan sistem. Petatersebut membagi daerah kajian ke dalam beberapa zonasi sistem pengelolaan air limbah.
Untuk Tahapan Pengembangan Air Limbah sistemOn-site: 1. On site individual akan dikembangkan di:
Kecamatan Bangko : Kel. Pematang Kandis Kecamatan Tabir : Dusun baru, Pasar Rantau Panjang, Kel. Kampung Baruh , Kel. Mampun dan Kel. Rantau Panjang. Kec. Pamenang : Kel. Pamenang, Tanah Abang, Pematang Kancil, Keroya,
Pauh Menang dan Sialang . Kec Pamenang Barat : Simpang Limbur Merangin, Mampun Baru, PinangMerah dan Pulau Tujuh Kec. Sungai Manau : Sungai Manau
Strategi Sanitasi Kabupaten
10
Kec. Batang Masumai : Nibung Kec.Renah Pemberap : Parit Ujung Tanjung Kec.Tabir Selatan : Muara Jaya, Sinar Gading,Muara Delang, Sungai Sahut dan Gading Jaya Kec.Nalo Tantan : Sungai Ulak Kec.Tabir Ilir : Rantau Limau Manis, Air Batu, Rejosari dan Kotaraja Kec.Tabir Timur : Sri Sembilan Kec.Tabir Lintas : Sidelego Kec.Margo Tabir : Tanjung Rejo dan Sido Rukun
2. Sistem STBM dan MCK dan MCK++ :
Kec. Bangko : Sungai Kapas, Langling dan Dusun Mudo Kec. Muara Siau : Durian Rambun, Lubuk Birah, Peradun Temeras, Teluk sikumbang,
Tiaro, Lubuk Beringin, Muara Siau, Rantau Bidaro, Air Lago, Badak Terkurung, Rantau Panjang, Pulau Raman, Sepentai Renah, Rantau Bayur dan Sungai Ulas
Kec. Tabir : Seling, Kandang, Koto Rayo, Belarun Panjang, Tanjung Ilir dan Lubuk Napal
Kec. Pamenang : Muara Belengo, Rejo Sari, Empang Benao, Tanjung Gedang, Jelatang, Karang Birahi, Sungai Udang dan Pelakar Jaya
Kec. Sungai Manau : Sungai Nilau, Bukit Batu, Sungai Pinang, Palipan, Tiangko, Durian Lecah, Benteng dan Gelanggang
Kec. Lembah Mansurai : Tanjung Dalam, Muara Pangi,Rantau Jering, Nilo Dingin, Tanjung Berugo, Dusun Tuo,Koto Rami, Rancan, Muara Lengayo, Sungai Lalang, Talang Asal, Muara Kelukup,Talang Paruh dan Durian Mukut
Kec. Batang Masumai : Lubuk Gaung,Pulau Baru,Rantau Alai,Titian Teras, Kederasan Panjang, Pulau Layang dan Pelangki
Kec. Renah Pemberap : Renah Medan, Simpang Parit,Talang Segegah, Durian Batukuk, Muaro Panco Barat, Parit Ujung Tanjung,Guguk, Muara Bantan, Markeh, Air Batu, Muaro Panco Timur, Marus Jaya
Kec. Pangkalan Jambu : Kampung Limo, Sungai Jering,Bukit Perentak,Baru Pangkalan Jambu,Birun, Bunga Tanjung dan Tanjung Mudo
Kec. Tabir Ulu : Muara Jernih, Pulau Aro, Kapuk, Rantau Ngarau, Muara Seketuk dan Medan Baru
Kec. Pamenang Barat : Karang Anyar, Limbur Merangin, Tanjung Lamin dan Papit Kec. Tabir Selatan : Bunga Antoi, dan Bunga Tanjung Kec. Pamenang Selatan : Tanjung Benuang, Pulau Bayur dan Selango Kec. Jangkat : Lubuk Pungguk,Pulau Tengah, Renah Alai, Lubuk Mentilin, Rantau
Kermas, Tanjung Kasri, Renah Kemumu, Koto Renah, Renah Pelaan dan Koto Rawang
Kec. Sungai Tenang : Pematang Pauh, Beringin Tinggi, Tanjung Benuang, Gedang, Talang Tembago, Baru,Tanjung Mudo,Koto Teguh, Jangkat,Koto Baru dan Tanjung Alam.
Kec. Tiang Pumpung : Beringin Sanggul,Rantau Limau Kapas, Sekancing Ilir, Baru Bukit Punjung dan Baru Sungai Sakai
Kec. Bangko Barat : Bedeng Rejo, Bukit Beringin,Sungai Putih,Biuku Tanjung dan Pulau Rengas Ulu
Kec. Nalo Tantan : Mentawak,Aur Berduri,Danau,Telun,Nalo Gedang dan Baru Nalo Kec. Tabir Ilir : Ulak Makam,Tanggul Bulin dan Mekar Limau Manis Kec. Tabir Timur : Sungai Limau Kec. Tabir Lintas : Koto Baru, Sidelego dan Sidoharjo Kec. Margo Tabir : Sumber Agung, Suka Rejo, Lubuk Bumbun dan Tegal Rejo Kec. Tabir Barat : Muara Kibul, Air Liki, Ngaol, Telentam, Sungai Tabir, Batang Kibul,
Pulau Terbakar, Tanjung Putus, Pulau Lebar, Air Liki Baru, Ngaol Ilir, Baru Kibul, Tanjung Beringin dan Muaro Langeh
Strategi Sanitasi Kabupaten
11
Di harapkan dengan bermula dari STBM, kemudian dilanjutkandengan program kesehatan lainnya seperti program kampanye cuci tangan, dan program kesehatanlainnya, peningkatan kesehatan masyarakat melalui perilaku hidup bersih dan sehat dapat terwujud.
3. SistemOff site Untuk sistemoff site hanya direncanakan di Kelurahan Pematang Kandis dikarenakan selain banyaknya perkantoran juga sebagai pusat bisnis di Kabupaten Merangin.
Strategi Sanitasi Kabupaten
12
2.2 Tahapan Pengembangan Sanitasi Peta 2.1.A Peta tahap Pengembangan Air Limbah sistemOn-site
13
Strategi Sanitasi Kabupaten
Peta 2.1.B Peta tahap Pengembangan Air Limbah sistem off-site
Strategi Sanitasi Kabupaten
14
Tabel 2.2:TahapanPengembangan Air LimbahDomestikKabupaten Merangin
Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Merangin Dari tabel di atas, tahapan pengembanganaAir limbah domestik di Kabupaten Merangin dapat dilihat berdasarkan sistem yang digunakan. Uuntuk sistemOn-site ada4 (empat) sistem yang akan dikembangkan di Kabupaten Merangin yakni:
1. Individual ( tangki septik ), untuk jangka panjang target cakupan layanan adalah sebesar 75% dari jumlah penduduk
2. Komunal ( MCK ++ ), untuk jangka panjang ditargetkan cakupan layanan adalah sebesar 15% dari jumlah penduduk
3. IPAL Komunal, jangka panjang target cakupan pelayanan sebesar 30% dari jumlah peduduk 4. IPLT, jangka panjang target cakupan layanan adalah sebesar 58% dari jumlah penduduk
Sedangkan untuk sistemOff-site target cakupan layanan jangka panjang sebesar 30% dari jumlah penduduk.
Strategi Sanitasi Kabupaten
15
2.2.2. Tahapan Pengembangan Persampahan Penentuan kebutuhan penanganan persampahan dikelompokkan menurut wilayah pelayanan. Terdapat
2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan,yaitu tata guna lahan/klasifikasi wilayah Peri Urban, dan Rural yang dicirikan dengan kepadatan penduduk. Kedua Klasifikasi Wilayah tersebut sangat berhubungan dengan aktivitas penghuninya yang akan mempengaruhi perhitungan jenis dan volume timbulan sampah.
Dari hasil analisis yang didasarkan pada kedua kriteria tersebut maka didapatkan zona-zona kebutuhan pelayanan persampahan yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Zona 1 : merupakan klasifikasi Wilayah Peri Urban yang dicirikan dengan kepadatan, sistem pengolahan sampah dengan menggunakan sistem Tidak Langsung Coverage>70% yaitu:
Kec. Bangko : Kel. Pasar Atas Bangko, Kel. Pasar Bangko, Kel. Dusun Bangko dan Kel. Pematang Kandis Kec.Muara Siau : Pasar Muaro Siau Kec. Tabir : Kel. Dusun Baru, Kel. Pasar Rantau Panjang, Kel. Kampung Baruh, Kel. Mampun, dan Kel. Pasar Baru Rantau Panjang Kec. Pamenang : Kel. Pamenang, Pematang Kancil , Tanah Abang, Keroya, Pauh Menang, Sialang Kec. Sungai Manau : Sungai Manau, Seringat Kec. Lembah Mansurai : Pasar Masurai Kec. Batang Masumai : Lubuk Gaung,Salam Buku, Nibung dan Tambang Besi Kec. Renah Pemberap : Simpang Parit, Parit Ujung Tanjung dan Muaro Panco Timur Kec. Pangkalan Jambu : Tigo Alur Pangkalan Jambu Kec. Pamenang Barat : Simpang Limbur Merangin, Mampun Baru , Pulau Tujuh dan Pinang Merah Kec. Tabir Selatan : Rawa Jaya, Sinar Gading, Muaro Delang, Gading Jaya dan Sungai Sahut Kec. Pamenang Selatan : Tambang Emas Kec. Renah Pamenang : Meranti, Lantak Seribu, Rasau dan Bukit Bungul Kec. Jangkat : Muara Madras Kec. Sungai Tenang : Rantau Suli. Kec. Tiang Pumpung : Sekancing Kec. Bangko Barat : Pulau Rengas Kec. Nalo Tantan : Sungai Ulak Kec. Tabir Ilir : Rantau Limau Manis,Air Batu, Rejosari dan Kota Raja Kec. Tabir Timur : Sungai Bulian, Bukit Subur, dan Sri Sembilan Kec. Tabir Lintas : Mesango, Koto Baru dan Tambang Baru Kec. Margo Tabir : Tanjung Rejo dan Sido Rukun Zona 2 : merupakan klasifikasi Wilayah Rural yang dicirikan dengan kepadatan, sistem pengolahan
sampah dengan menggunakan sistem cakupan secukupnya. Kec. Bangko : Sungai Kapas, Langling dan Dusun Mudo Kec.Muara Siau : Durian Rambun, Lubuk Birah, Peradun Temeras, Teluk Sikumbang, Tiaro, Lubuk Beringin, Muara Siau, Rantau Bidaro, Air Lago, Badak Terkurung, Rantau Panjang, Pulau Raman, Sepentai Renah, Rantau Bayur dan Sungai Ulas Kec. Tabir : Seling, Kandang, Koto Rayo, Belarun Panjang, Tanjung Ilir dan Lubuk Napal Kec. Pamenang : Muara Belengo, Rejo Sari, Empang Benao, Tanjung Gedang, Jelatang, Karang Birahi, Sungai Udang dan Pelakar Jaya Kec. Sungai Manau : Sungai Nilau, Bukit Batu, Sungai Pinang, Palipan, Tiangko, Durian Lecah, Benteng dan Gelanggang Kec. Lembah Mansurai : Tanjung Dalam, Muara Pangi,Rantau Jering, Nilo Dingin, Tanjung Berugo, Dusun Tuo,Koto Rami, Rancan, Muara Lengayo, Sungai Lalang, Talang Asal, Muara Kelukup,Talang Paruh dan Durian Mukut Kec. Batang Masumai : Lubuk Gaung,Pulau Baru,Rantau Alai,Titian Teras, Kederasan Panjang, Pulau Layang dan Pelangki
Strategi Sanitasi Kabupaten
16
Kec. Renah Pemberap : Renah Medan, Simpang Parit,Talang segegah, Durian Batukuk, Muaro Panco Barat, Parit Ujung Tanjung,Guguk, Muara Bantan, Markeh, Air Batu, Muaro Panco Timur, Marus Jaya Kec. Pangkalan Jambu : Kampung Limo, Sungai Jering,Bukit Perentak,Baru Pangkalan Jambu,Birun, Bunga Tanjung dan Tanjung Mudo Kec. Tabir Ulu : Muara Jernih, Pulau Aro, Kapuk, Rantau Ngarau, Muara Seketuk dan Medan Baru Kec. Pamenang Barat : Karang Anyar, Limbur Merangin, Tanjung Lamin dan Papit Kec. Tabir Selatan : Bunga Antoi dan Bunga Tanjung Kec. Pamenang Selatan : Tanjung Benuang, Pulau Bayur dan Selango Kec. Jangkat : Lubuk Pungguk,Pulau Tengah, Renah Alai, Lubuk Mentilin, Rantau Kermas, Tanjung Kasri, Renah Kemumu, Koto Renah, Renah Pelaan dan Koto Rawang Kec. Sungai Tenang : Pematang pauh, Beringin Tinggi, Tanjung Benuang, Gedang, Talang Tembago, DusunBaru,Tanjung Mudo,Koto Teguh, Jangkat,Koto Baru dan Tanjung Alam. Kec. Tiang Pumpung : Beringinn Sanggul,Rantau Limau Kapas, Sekancing Ilir, Baru Bukit Punjung dan Baru Sungai Sakai Kec. Bangko Barat : Bedeng Rejo, Bukit Beringin,Sungai Putih,Biuku Tanjung dan Pulau Rengas Ulu Kec. Nalo Tantan : Mentawak,Aur Berduri,Danau,Telun,Nalo Gedang dan Baru Nalo Kec. Tabir Ilir : Ulak Makam,Tanggul Bulin dan Mekar Limau Manis Kec. Tabir Timur : Sungai Limau Kec. Tabir Lintas : Koto Baru, Sidelego dan Sidoharjo Kec. Margo Tabir : Sumber Agung, Suka Rejo, Lubuk Bumbun dan Tegal Rejo Kec. Tabir Barat : Muara Kibul, Air Liki, Ngaol, Telentam, Sungai Tabir, Batang Kibul, Pulau Terbakar, Tanjung Putus, Pulau Lebar, Air Liki Baru, Ngaol Ilir, Baru Kibul, Tanjung Beringin dan Muaro Langeh
Strategi Sanitasi Kabupaten
17
2.2.3 Tahapan Pengembangan Drainase
Zonasi sistem drainase perkotaan Merangin terbagi atas 2 sistem penzonasian dengan maksud agar konsep perencanaan dapat diperuntukan sesuai dengan daya dukung lahan dan karakteristik masing-masing wilayah perencanaan dikarenakan sebagian struktur penggunaan ruang pada kawasan perkotaan tidak hanya terkosentrasi pada kegiatan permukiman saja, sektor kegiatan dikawasan perkotaan juga yang terkosentrasi pada kegiatan perdagangan dan jasa, pemerintahan, serta pelayanan umum dan pelayanan sosial. Untuk itu dengan sistem penzonasian diharapkan hasil rencana dapat disesuaikan terhadap penggunaan lahan dan tingkat kepadatan kota.
Sebagaimana halnya sub-sektor sanitasi lainnya, pengembangan sub sektor drainase jugamemerlukan analisis yang tepat untuk menentukan pengembangan sistem sesuai dengan kebutuhanmasing-masing wilayah.Berbagai keterbatasan mengharuskan pemerintah untuk mengklasifikasikansetiap kawasan ke dalam beberapa zona prioritas agar pengembangan sistem drainase dapat berjalandengan efektif dan berkesinambungan. Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan 5 (lima) kriteria yaitu kepadatan penduduk, tataguna lahan(kawasan CBD/komersil atau permukiman), daerah genangan air baik oleh ROB maupunkarena air hujan, serta tingkat resiko kesehatan. Hasil analisis yanag akan menjadi acuan untukperencanaan penanganan ke depan dapat diilustrasikan sebagai berikut : Prioritas1 : merupakan area dengan prioritas jangka pendek – menengah (Kelurahan Pasar Atas Bangko,
Kelurahan Pasar Bangko, Kelurahan Dusun Bangko, Kelurahan Pematang Kandis, Kelurahan Dusun Baru,Kelurahan Pasar Rantau Panjang,Kelurahan Kampung Baruh, Kelurahan Mampun, Kelurahan Pasar Baru Rantau Panjang, Kelurahan Pamenang, Desa Pauh Menang.
Prioritas 2 : merupakan area dengan prioritas jangka menengah- Panjang, yang adalah selain kelurahan/desa seperti tersebut di atas dari212kelurahan/desa di Kabupaten Merangin.
Drainase Kota pada dasarnya berfungsi untuk mengalirkan limpahan air hujan agar tidak terjadi
genangan air atau banjir. Banjir pada kawasan kota pada umumnya sangat mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat, menimbulkan gangguan kesehatan lingkungan Berat dapat menimbulkan kerugian harta benda atau investasi infrastruktur kota. Oleh karena itu rencana sistem drainase kota perlu mendapat perhatian serius pemerintah kota pada masa awal pembangunan dan perlu disinkronisasikan dengan program-program pembangunan jaringan jalan dan utilitas lainya. Kosep dasar yang banyak digunakan dalam Perencanaan Pembangunan Drainase di seluruh kota di Indonesia adalah konsep drainase konvensional atau drainase pengaturan kawasan yaitu ‘’upaya membuang atau mengalirkan seluruh air hujan yang jatuh ke suatu wilayah secepat-cepatnya ke sungai terdekat". Seluruh air hujan diupayakan sesegera mungkin mengalir langsung ke sungai terdekat tanpa ada upaya agar air mempunyai waktu cukup untuk meresap ke dalam tanah. Dampak dari pemakaian konsep drainase konvensional tersebut akan terjadi kekeringan, banjir, longsor dan pelumpuran.
Dari tabel diatas dapat diartikan untuk Tahapan Pengembangan Persampahan di Kabupaten Merangin dibagi atas dua sistem:
1. Penanganan langsung (Direct), untuk sistem ini hanya dilakukan pada kawasan komersial seperti pasar dan pusat perkantoran. Untuk layanan cakupan jangka panjang sudah mencapai 100%, untuk TPA Saniter Renfill target cakupan layanan jangka panjang 75%
2. Penanganan tidak langsung (Indirect), untuk sistem ini ada 2 (dua)programyang hendak dijalani yakni pembangunan sarana persampahan berupa TPS dan program 3R.Untuk program pembangunan TPS cakupan layanan jangka panjang diharapkan dapat mencapai 90%, sedangkan untuk program 3R cakupan layanan jangka panjangnya mencapai 50%.
Untuk tahapan pengembangan drainase lingkungan, kondisi eksisting cakupan layanan sebanyak 39,75%. Diharapkan cakupan layanan untuk jangka pendek 55%, jangka menengah 60% dan jangka panjang 90%. Untuk memenuhi target cakupan layanan pengembangan drainase dirasakan perlu dilakukan penambahan pembangunan drainase serta memperbaiki saluran drainase yang sudah adadi Kabupaten Merangin.
22
Strategi Sanitasi Kabupaten
2.3 Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi
Faktor penting lain yang sangat menentukan penentuan sistem dan cakupan pelayanansanitasi adalah faktor pembiayaan yang sangat tergantung pada kemampuan keuangan daerah.Alokasi belanja untuk sektor sanitasi di Kabupaten Merangin mengalami peningkatan yang cukup signifikanselama 5 (lima) tahun terakhir, dimana rata-rata pertumbuhan pendanaan mencapai 1,95% pertahun.
Komponen Penerimaan Pendapatan merupakan penerimaan yang merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Penerimaan Pendapatan terdiri atas : (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (2) Dana Perimbangan; dan (3) Pendapatan lainnya yang sah. Berikut akan dijelaskan satu persatu sub komponen Pendapatan dan gambaran umumnya.
Komponen Pembiayaan (Financing) merupakan komponen yang baru dalam Sistem Keuangan Daerah.Istilah Pembiayaan berbeda dengan Pendanaan (Funding). Pendanaan diartikan sebagai dana atau uang dan digunakan sebagai kata umum, sedangkan Pembiayaan diartikan sebagai penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali. Contoh konkritnya, di dalam SAP-D yang lama, apabila daerah memperoleh pinjaman, pinjaman tersebut diakui sebagai Penerimaan Pendapatan.
Sumber-sumber pebiayaan berasal dari Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Indonesia, Bantuan Luar Negeri dan masyarakat. Untuk sektor air minum, limbah dan sampah biasanya komponen yang lebih dominan dalam membiayai adalah pemerintahan Kabupaten/Kota, sebaliknya pada penganggulangan bencana , jalan negara, drainase makro pemerintah pusat lebih dominan.
Baik Bantuan Luar Negeri maupun dana pemrintah Pusat ke Pemerintah kabupaten/Kota sifatnya stimulan dan pelengkap, namun pembangunan harus didasarkan kepada kekuatan sendiri, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten/Kota dan masyarakat (community based development).
Kerangka kerja pembiayaan disusun bersifat indikatif dan disesuaikan dengan kapasitas daerah, bersumber dari APBD Kabupaten Merangin, APBD Propinsi Jambi dan APBN serta sumber pendanaan lainnya yang sah. Tabel 2.5 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Merangin untuk Sanitasi
DAK SanitasiDAK Lingkungan HidupDAK Sarana dan Prasarana PedesaanDAK Perumahan dan PermukimanDAK Pendidikan SD
Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3)
Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 )
No UraianBelanja Sanitasi (Rp. 000) Rata-rata
Pertumbuhan
Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 )
Air Limbah DomestikSampah rumah tanggaDrainase lingkunganPHBS
Sumber : Pokja Sanitasi KabupatenMerangin Tahun 2012
23
Strategi Sanitasi Kabupaten
Dari tabel diatas dapat dilihat pertumbuhan pendanaan APBD Kabupaten Merangin untuk sanitasi rata
rata pertumbuhan 1,46% per tahun. Ini masih kecil diharapkan untuk tahun berikutnya minimal pertumbuhan pendanaan untuk sanitasi di Kabupaten Merangin 2% per tahun.
Tabel 2.6 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Kabupaten Merangin
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Merangin, Tahun 2012.
Dari tabel diatas dapat dilihat perkiraan besaran pendanaan sanitasi untuk kabupaten Merangin naik dari tahun ke tahun, diharapkan realisasinya dapat diwujudkan hingga pembangunan sanitasi di kabupaten Merangin dapat dilaksanakan dengan baik dan berkesinambungan.
Tabel 2.7 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kab/Kota untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi
2008 2009 2010 2011 2012
1 Belanja Sanitasi
1,1 Air Limbah Domestik 575.000.000,00 1.725.159.500,00 1.231.440.000,00 2.648.390.000,00 1.648.489.000,00 1,23
Sumber :Pokja Sanitasi Kabupaten MeranginTahun 2012.
Tabel diatas menunjukkan perhitungan pertumbuhan untuk pendanaan APBD kab. Merangin untuk Operasional dan Pemeliharaan serta Investasi Sanitasi. Dapat dilihat pendanaan APBD kabupaten Merangin untuk operasional dan pemeliharaan sangat kecil terutama pada sub sektor air limbah tidak ada sama sekali pendanaan untuk operasional dan pemeliharaan. Diharapkan kedepannya pada pendanaan APBD kabupaten Merangin untuk operasional dan pemeliharaan dapat dtingkatkan.
24
Strategi Sanitasi Kabupaten
Tabel 2.8 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Merangin untuk Kebutuhan
Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2017 2013 2014 2015 2016 2017
1 Belanja Sanitasi
1,1 Air Limbah Domestik 1.648.489.000,00 3.676.130.470,00 8.197.770.948,10 18.281.029.214,26 40.766.695.147,81 72.570.114.780,17
Sumber :Analisa Pokja Kabupaten Merangin Tahun 2012
25
Strategi Sanitasi Kabupaten
Berdasarkan perhitungan perkiraan pendanaan APBD murni dan perhitungan perkiraanbesaran
komitmen pendanaan ke depan untuk sektor sanitasi, yang kemudian dibandingkan denganperkiraan pendanaan perasional/pemeliharaan, diketahui perkiraan ketersediaan atau kemampuanAPBD untuk mendanai berbagai program dan kegiatan sanitasi 5 (lima) tahun ke depan untukmencapai visi dan tujuan pembangunan sanitasi di Kabupaten Merangin. Dengan mengetahui perkiraan besaran dana APBD pemerintah daerah dapat mengetahui kekuatan dan kelamahan dalam mencapai visi dan misi sanitasi kabupaten.
26
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Bab 3: Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi
Dalam penyusunan Penetapan Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi, Strategi Didefinisikan Sebagai Upaya Mencapai Tujuan Yang Terdiri Dari Berbagai Cara Atau Pendekatan. Mengingat strategi didefinisikan sebagai upaya untuk mencapai tujuan, sebagai langkah awal perlu ditetapkan tujuan yang jelas yang hendak dicapai tentang pengelolaan sanitasi. Tujuan ini dirumuskan salah satunya berdasarkan hasil dari penetapan Tahapan Pengembangan Sanitasi. Terdapat beberapa pengertian dari Tujuan, diantaranya adalah sesuatu yang ingin dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu, mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis stratejik. Selanjutnya disusun Sasaran atas tujuan yang hendak dicapai untuk dapat memberikan arahan yang lebih operasional. Sasaran diartikan sebagai hasil yang akan dicapai secara nyata oleh suatu organisasi dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.
Dengan Sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi untuk mencapainya dapat disusun dengan memperhatikan hasil identifikasi isu-isu strategis di dalam Buku Putih Sanitasi. Terutama mengenai isu strategis, permasalahan mendesak, dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat ini. Maka berdasarkan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Merangin tujuan dan sasaran pengembangan saniatasi, Sesuai hasil analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) persub-sektor yang menghasilkan posisi pengelolaan masing-masing persub-sektor, dimana subsektor air limbah, persampahan, drainase dan PHBS, dengan acuan hasil tersebut maka dalam Bab 3 SSK di Kabupaten Merangin. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
Dengan memperhatikan tingkat pelayanan yang ada saat ini, diharapkan pada akhir periode program jangka pendek, menengah dan jangka panjang akan terjadi peningkatan pelayanan prasarana dan sarana air limbah domestik. Walaupun hingga saat ini masih ditemukan sebagian penduduk Kabupaten Merangin yang dalam melakukan aktifitas pengelolaan air limbahnya masih menggunakan cara-cara pengelolaan secara konvensional atau Non Urban System , yaitu dengan cara membuang limbahnya di daerah terbuka seperti sungai, parit atau pun di kebun sebagaimana hasil daripada studi EHRA yang telah dilakukan. Upaya mencapai tujuan, sasaran dan strategi pengembangan program pengelolaan air limbah domestik yang diinginkan akan dilakukan secara bertahap. Dalam pengelolaan air limbah domestik, terutama yang ingin dicapai adalah :
1) Tercapainya Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk layanan Air limbah domestik Tahun 2017 2) Meningkatkan kondisi dan kualitas lingkungan.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Pengelolaan Air limbah menurut RTRW Kabupaten
Merangin secara umum rencana yang dikembangkan dalam hal pengelolaan Air limbah meliputi 5 aspek, yaitu Manajemen Operasioanal, Pendanaan, Komunikasi, Kelembagaan dan Peran Serta Masyarakat. Kebijakan Pengembangan Air Limbah Domestik :
1) Pengembangan sistem pengelolaan Air Limbah yang efisien dan efektif 2) Penerapan mekanisme pengelolaan Air Limbah yang baik dan sesuai dengan masing-masing daerah
Adapun tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan Air Limbah Kabupaten Merangin dapat dilihat pada
tabel 3.1 dibawah ini :
27
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Tabel 3.1: Tujuan, Sasaran, danTahapan PencapaianPengembangan Air Limbah Domestik
Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran
1. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
Meningkatnya ketersediaan dan penggunaan prasarana dan saranan pengelolaan air limbah dengan Sistem: 1. Sistem Individual
(On-site ) 2. Sistem Komunal
(MCK,MCK ++ ) 3. Terbangunnya
sistem IPAL komunal
4. Terbangunnya IPLT
5. Sistem Off site
Jumlah Masyarakat yang mengakses sarana dan prasarana air limbah pemukiman
Terkait Teknis: - Optimalisasi dan
sinkronisasi usulan/perencanaan air limbah pemukiman yang sesuai dengan pusat dan propinsi.
- Optimalisasi Musrenbang sebagai sarana perencanaan pembangunan saluran air limbah pemukiman
- Melakukan koordinasi dan sinkronisasi dalam menyusun regulasi daerah yang mengatur pengelolaan air limbah pemukiman
- Optimalisasi peran masyarakat dalam pembangunan air limbah pemukiman
- Mengupayakan sumber pendanaan diluar APBD kabupaten untuk pembangunan air limbah pemukiman
2a. Membangun sarana dan prasarana pengolahan air limbah
2b. Terkelolanya sistem pengelolaan Air Limbah Permukiman yang baik dan berkelanjutan
2a. Terbangunnya sistem IPAL Komunal
2b. Terbangunnya sistem IPLT
Jumlah penduduk terlayani
Terkait kebijakan daerah dan Kelembagaan: - Menyusun rencana kerja
Pokja sampai 5 tahun menyangkut pengelolaan air limbah pemukiman
- Optimalisasi kinerja SKPD terkait dan pembentukan kelompok masyarakat dalam melakukan monitoring dan pemeliharaan saluran air limbah pemukiman
- Meningkatkan peran aktif SKPD teknis dalam menyusun regulasi daerah
- Melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan pelaksanaan serta
28
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran monitoring dan evaluasi kegiatan
- Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kegiatan dan antar wilayah dalam pembangunan air limbah
- Fasilitasi peningkatan manajemen pembangunan air limbah didaerah
- Fasilitasi peningkatan pengelolaan air limbah melalui pelatihan dan pendidikan SDM yang kompeten
3a. Membangun sistem pengelolaan Air Limbah Permukiman
3b. Terselenggaranya
pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan Air Limbah Permukiman yang partisipatif
3a. Terbangunnnya sistem pengelolaan air limbah domestik
3b. Meningkatnya
keterlibatan masyarakat dalam pembangunan prasarana dan sarana pengelolaan Air Limbah Permukiman
Jumlah pembangunan pengelolaan Air limbah yang melibatkan masyarakat Limbah Permukiman
Terkait Pendanaan: - Sumber dana yang
berasal dari luar APBD Kabupaten digunakan untuk meningkatkan sarana dan prasarana air limbah pemukiman
- Mendorong peningkatan alternatif sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan.
4. Memberikan pemahaman kepada SKPD terkait mengenai standar teknis pembangunan sarana dan prasarana air limbah
4. Terpahaminya standar teknis pembangunan sarana dan prasarana Air limbah oleh SKPD (Bappeda, Dinkes,DPUP, Ktr.LH, KKP3 ) dan masyarakat
Jumlah sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar teknis
Terkait Komunikasi: - Meningkatkan
penganggaran sosilisasi sanitasi di media cetak dan elektronik
- Meningkatkan pengelolaan media khusus ( website ) untuk penyebar luasan informasi sanitasi
5. Menyusun regulasi tentang pengelolaan air limbah menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
5. Tersedianya Produk hukum yang mengatur tentang sistem pengelolaan Air Limbah Permukiman
Jumlah produk hukum yang disusun
Terkait keterlibatan swasta: - Perlu adanya membuat
rencana kerja berupa penyusunan MoU antara PEMDA dengan pihak luar ( pelaku bisnis )
6. Mensiasati sumber pendanaan alternatif kaitan pembangunan sub sektor air limbah (APBN, Hibah & CSR)
6.a. Meningkatnya pembiayaan yang bersumber dari APBD Kabupaten dalam
Pendanaan terkait air limbah permukiman
Terkait PMJK dan Higiene: - Pemberdayaan kepada
masyarakat untuk mengelola dan pemeliharaan darainase
29
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran pembangunan prasarana dan sarana pengelolaan Air Limbah Permukiman
6.b. Meningkatnya
pembiayaan yang bersumber dari selain APBD Kabupaten dalam pembangunan prasarana dan sarana pengelolaan Air Limbah Permukiman
Sumber pendanaan alternatif air limbah permukiman
lingkungan - Program kerja nyata
berupa program karya bakti dalam penanganan drainase lingkungan
Sumber: Data Olahan Pokja Sanitasi Kabupaten Merangin 2012 3.2 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan
Rencana Tujuan, Sasaran, dan strategi pembangunan/pengembangan persampahan dalam strategi sanitasi Kabupaten Merangin memiliki jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahun merupakan salah satu tahapan pengembangan lima tahunan daerah. Skenario pengembangan wilayah Kabupaten Merangin berdasarkan RTRW dan Renstra SKPD Kabupaten Merangin, didasarkan pada pertimbangan : 1) Struktur ruang Kabupaten / kota yang telah terbentuk (kawasan terbangun); 2) Pola jaringan infrastruktur utama yang telah ada (khususnya jaringan jalan). 3) Potensi dan kendala yang ada. 4) Kecenderungan perkembangan (berkaitan dengan pengembangan sektor unggulan). 5) Kebijakan pengembangan yang telah disusun dalam lingkup makro dan mikro, seperti arahan RTRWN dan
RTRW Provinsi Jambi, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Merangin. 6) kebijakan sektoral yang ada seperti rencana pengembangan jaringan jalan, drainase, listrik, serta penerbitan ijin
lokasi untuk kegiatan industri, perumahan, perdagangan dll.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Pengelolaan Persampahan menurut RTRW Kabupaten Merangin secara umum rencana yang dikembangkan dalam hal pengelolaan persampahan meliputi 5 aspek, yaitu manajemenoperasioanal, pendanaan, Komunikasi, Kelembagaan dan peran serta masyarakat. Kebijakan Pengembangan Persampahan :
1) Pengembangan sistem pengelolaan persampahan yang efisien dan efektif 2) Penerapan mekanisme pengelolaan persampahan yang baik dan sesuai dengan masing-masing daerah
Adapun tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan persampahan Kabupaten Merangin dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini :
30
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Tabel 3.2: Tujuan, Sasaran, danTahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan
Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran 1. Menyediakan sarana
dan prasarana persampahan yang memadai dan mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
1.a. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana persampahan sesuai dengan sasaran pelayanan
1.b. Meningkatnya
cakupan pelayanan persampahan secara terencana dan berkeadilan
1.c. Meningkatnya
kualitas pengelolaan TPA ke sistem sanitary landfill
Jumlah Kecamatan yang terlayani Peningkatan sistem pengelolaan persampahan
Terkait Teknis: - Mengupayakan kerjasama
regional dalam pengelolaan sampah
- Mengembangkan sistem penghargaan terhadap peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah 3R
- Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan secara terencana dan berkeadilan
- Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan sampah
- Mendorong peningkatan anggaran sub sektor persampahan sesuai kebutuhan riil dan pemulihan biaya persampahan
- Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA ke sistem sanitary landfill
- Optimalisasi pengurangan volume sampah disumbernya dalam pelaksanaan program 3R
- Menyusun peraturan daerah mengenai sesuai dengan UU pengelolaan sampah No. 18 tahun 2008
- Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana persampahan sesuai dengan sasaran pelayanan
2. Mewujudkan pembangunan persampahan yang partisipatif dan tanggap kebutuhan.
2. Meningkatnya kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan sampah
Jenis prasarana persampahan Jumlah Perusahaan penyedia CSR
Terkait Kebijakan Daerah dan Kelembagaan: - Meningkatkan regulasi
tentang persampahan, yang membahas masalah denda dan peraturan tentang restribusi
3. Meningkatkan penanganan sampah dengan upaya 3R dan pengurangan volume sampah mulai dari
3. Terbentuknya Kelompok Masyarakat dalam mengelola sampah dari sumbernya.
Kelompok pengelola persampahan
Terkait Pendanaan: - Meningkatkan peran serta
dunia usaha/swasta dalam pendanaan pengelolaan persampahan
31
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran sumbernya.
4. Meningkatkan intensitas upaya penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat secara terus menerus di sub sektor persampahan
4. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengelola persampahan
Peningkatan penangan sampah dari 67,4 % menjadi 90% (data EHRA)
Terkait keterlibatan swasta: - Meningkatkan kerjasama
dengan pihak dunia usaha/swasta dengan menyusun MoU dalam pengelolaan persampahan.
5. Meningkatkan alokasi pendanaan dari berbagai sumber pendanaan
5. Meningkatnya pendanaan di sub sektor persampahan dari berbagai sumber pendanaan
Sumber pendanaan Terkait PMJK dan Hiegine: - Melakukan pemberdayaan
kepada masyarakat atau kelompok masyarakat dalam pengelolaan persampahan
- Diberikannya sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang sanitasi lingkungan yang bersih
6. Meningkatkan peran serta swasta dalam pengelolaan persampahan
6. Terbangunnya Sarana prasarana pengelolaan oleh pihak swasta
Adanya TPS yang dibangun oleh pihak swasta
7. Menyusun regulasi tentang pengelolaan persampahan
7. Tersusunnya peraturan daerah mengenai pengelolaan persampahan sesuai dengan UU pengelolaan sampah No. 18 tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012
Tersusunnya Peraturan Daerah (PERDA) yang menyangkut pengelolaan persampahan
Sumber: Data Olahan Pokja Sanitasi Kabupaten Merangin 2012 3.3 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase
Dalam perencanaan drainase perlu disusun petunjuk umum untuk tujuan penyiapan: § Program penanganan drainase § Institusi pengelola sistem dan jaringan drainase, dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PU & PERA) Kabupaten dan kawasan tertentu dimungkinkan melibatkan pihak swasta (developer)
Dalam konteks itu, acuan yang digunakan adalah Kepmen PU No 239/KPTS/1987 tentang Fungsi Utama Saluran Drainase sebagai drainase kota dan fungsi utama sebagai pengendalian banjir. Dalam pengembangan sistem drainase harus memperhatikan sektor-sektor lain, karena pembangunan sektor drainase tidak dapat dilepaskan dari pembangunan infrastruktur lainnya, termasuk rencana pengembangan daerah, air limbah, perumahan dan tata bangunan serta jalan kota.
1. Rencana Pengembangan Kota Komponen program drainase harus mendukung skenario pengembangan dan pembangunan kota, serta
terpadu dengan rencana pengembangan prasarana lainnya.
32
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
2. Perumahan Rakyat dan Tata Bangunan Sistem penanganan drainase kota harus terkoordinasi dengan penanganan dan pengelolaan sistem
yang disiapkan oleh instansi lain (developer, perumnas, dan masyarakat) 3. Jalan Kota Sistem drainase jalan yang disiapkan menjadi satu kesatuan dengan komponen jalan hendaknya
disinkronkan dengan sistem yang disiapkan oleh penyusun sistem dan jaringan dalam komponen drainase.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase menurut RPIJMD Kabupaten Merangin secara
umum rencana yang dikembangkan dalam hal pengembangan tahapan pembangunan Drainase meliputi 5 aspek, yaitu Manajemen Operasioanal, Pendanaan, Komunikasi, Kelembagaan dan Peran Serta Masyarakat.
Kebijakan tahapan Pengembangan Drainase : 1) Pengembangan sistem pembangunan Drainase yang efisien dan efektif 2) Penerapan mekanisme pembangunan Drainase yang baik dan sesuai dengan masing-masing kondisi
daerah (Zoning). Adapun tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian pengembangan drainase dapat dilihat pada tabel 3.2
dibawah ini :
Tabel 3.3:Tujuan, Sasaran, danTahapan Pencapaian Pengembangan Drainase
Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran 1. Terwujudnya pengendalian
banjir 1. Meningkatnya
kualitas dan kuantitas prasarana penanganan sistem jaringan drainase dari 39,75% menjadi 85% penduduk terlayani
1. Jadek: 50% penduduk terlayani (45.030 M') ;
2. Ja.Men: 65% penduduk terlayani (74.563 M');
3. Ja.Pjg: 85% penduduk terlayani (137.329 M')
Terkait Teknis: - Optimalisasi dan
sinkronisasi usulan/perencanaan drainase yang sesuai dengan Pusat dan Propinsi
- Optimalisasi Musrenbang sebagai sarana perencanaan pembangunan saluran drainase lingkungan
- Melakukan koordinasi dan sinkronisasi dalam menyusun regulasi daerah yang mengatur pengelolaan drainase
- Optimalisasi peran masyarakat dalam pembangunan drainase
- Mengupayakan sumber pendanaan diluar APBD kabupaten untuk pembangunan drainase
2. Tersedianyan sarana dan prasarana drainase lingkungan
2. Meningkatnya sarana penanganan sistem jaringan drainase 65%
1. Jadek: 30% penduduk terlayani (45.030 M') ;
2. Ja.Men: 45% penduduk terlayani
Terkait Kebijakan Daerah dan Kelembagaan: - Menyusun rencana kerja
Pokja sampai 5 tahun menyangkut
33
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran (74.563 M');
3. Ja.Pjg: 65% penduduk terlayani (137.329 M')
pengelolaan drainase - Optimalisasi kinerja
SKPD terkait dan pembentukan kelompok masyarakat dalam melakukan monitoring dan pemeliharaan saluran drainase lingkungan
- Meningkatkan peran aktif SKPD teknis dalam menyusun regulasi daerah
- melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi kegiatan
3. Terwujudnya pembangunan drainase lingkungan yang partisipatif dan tanggap kebutuhan
3a. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang sudah ada untuk pengelolaan drainase
3b. . Membentuk kelompok masyarakat pengelola drainase dari 104 menjadi 159 kelompok
Dikelolanya drainase oleh kelompok masyarakat Jumlah kelompok pengelola drainase
Terkait Pendanaan: - Sumber dana yang
berasal dari luar APBD Kabupaten digunakan untuk meningkatkan sarana dan prasarana darinase lingkungan
4. Menyusun regulasi terkait drainase
4.a. Tersedianya regulasi tentang drainase lingkungan
4.b. Meningkatnya intensitas upaya penyadaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat secara terus menerus di Sub Drainase lingkungan.
Tersusunnya peraturan tentang pengelolaan drainase
Terkait Komunikasi: - Meningkatkan
penganggaran sosilisasi sanitasi di media cetak dan elektronik
- Meningkatkan pengelolaan media khusus ( website ) untuk penyebar luasan informasi sanitasi
5. Adanya keterlibatan pendanaan dari dunia usaha/swasta dalam pembangunan prasarana dan sarana jaringan drainase
5.a. Meningkatnya pembangunan jaringan drainase yang bersumber dari pengembang perumahan
Terbangunnya 100% saluran drainase diperumahan yang dikembangkan oleh developer
Terkait Keterlibatan pihak swasta: - Perlu adanya membuat
rencana kerja berupa penyusunan MoU antara PEMDA dengan pihak
34
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran 5.b. Meningkatnya
peran swasta/dunia usaha dalam pembangunan jaringan drainase
Jumlah perusahaan yang terlibat CSR dalam pembangunan drainase
luar ( pelaku bisnis )
Terkait PMJK dan Higiene: - Pemberdayaan kepada
masyarakat untuk mengelola dan pemeliharaan darainase lingkungan
- Program kerja nyata berupa program karya bakti dalam penanganan drainase lingkungan
Terkait Monitoring dan evaluasi: - Meningkatkan
monitoring dan evaluasi baik dari PEMDA maupun masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan
Sumber: Data Olahan Pokja Sanitasi Kabupaten Merangin 2012
3.4 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene
Dengan memperhatikan tingkat pelayanan yang ada saat ini, diharapkan pada akhir periode program jangka, pendek, menengah dan jangka panjang telah direncanakan program-program PHBS. Walaupun, pada saat ini masih ada sebagian penduduk Kabupaten Merangin berprilaku hidup belum sehat. Upaya mencapai tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan program yang di inginkan akan dilakukan secara bertahap.
Dalam mencapai dan memperbaiki pola hidup bersih dan sehat adalah : 1) Tercapainya Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk prilaku hidup bersih dan sehat Tahun 2017 2) Meningkatkan kondisi dan kualitas lingkungan. Untuk mencapai Tujuan, sasaran, dan strategi yang telah ditetapkan, maka aka nada strategi yang
ditempuh antara lain : 1) Pemberdayaan Berwawasan kesehatan, 2) Pemberdayaan masyarakat, 3) Pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan, 4) Pengembangan dan Pemberdayaan SDM kesehatan.
Keberhasilan pelaksanaan rencana strategic instansi Dinas Kesehatan Kabupaten Merangin ini sangat tergantung kepada konsistensi, komitmen dan kemauan yang kuat dari seluruh jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Merangin dalam melaksanakannya. Untuk itu visi dan misi, tujuan, sasaran, kebijakan yang telah ditetapkan hendaknya dijadikan acuan dalam meningkatkan kualitas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan kesehatan di Kabupaten Merangin dalam kurun waktu lima tahun (2012-2017). Penyusunan SSK ini dilakukan sedemikian rupa sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan kinerja tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Merangin.
35
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Tabel 3.4:Tujuan, Sasaran, danTahapan Pencapaian Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene
Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran Ketersediaan fasilitas kesehatan CTPS di poskesdes, posyandu & fasum.
Tersedianya sarana CTPS: Tahun I s/d V @ 127 unit
Unit. - Mengintregrasikan pengetahuan hygiene dan sanitasi kedalam kurikulum tingkat satuan pendidikan sejak pendidikan usia dini sampai pendidikan tingkat menengah.
- Membudayakan cuci tangan pakai sabun (CPTS ) dilingkungan sekolah dengan membangun sarana CPTS didepan kelas
- Meningkatkan pemahamam tentang PHBS bagi tenaga pendidik dan kependidikan serta siswa.
Menigkatkan keterlibatan peran serta kelompok/organisasi kewanitaan di masyarakat
Juara Lomba yang diikutkan ke tingkat Provinsi dan Nasional
- Membentuk kelompok penggerak STBM
- Membudayakan gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun ( CPTS )
- Menyediakan sarana CPTS di lembaga pemerintah dan swasta
- Meningkatkan penggunaan air bersih dikehidupan sehari-hari
Peningkatan pola kerjasama dengan media massa terkait promosi kesehatan
Adanya agenda rutin promosi kesehatan melalui media cetak dan elektronik
Jumlah cakupan layanan promosi kesehatan
- Mengembangkan program promosi PHBS yang menarik dan menjangkau semua lapisan masyarakat
- Meningkatkan pemahamam tentang PHBS melalui saluran-saluran informasi yang sudah ada
- Menciptakan iklim investasi untuk promosi PHBS
Meningkatkan sumber daya manusia dan aparatur yang menguasai bidang kesehatan
Tersedianya aparatur penyuluh kesehatan di setiap desa/kelurahan
Jumlah tenaga penyuluh kesehatan yang profesional
- Menciptakan iklim kerjasama dengan pihak swsta untuk promosi PHBS
- Mengoptimalkan pendanaan dari pihak swasta dalam promosi PHBS
- Meningkatkan kapasitas organisasi pemuda dan kemasyarakatan tentang PHBS
Sumber: Data Olahan Pokja Sanitasi Kabupaten Merangin 2012
36
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Bab 4: Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi
Di dalam Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) hasil akhirnya adalah dimunculkannya program dan kegiatan yang akan dilaksanakan kedepannya. Program dan kegiatan yang dimunculkan terkait kedalamnya semua sub-sektor yakni, Air Limbah, Persampahan, Drainase, serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene. Diharapkan melalui strategi sanitasi kabupten ini, program dan kegiatan percepatan pembangunan sanitasi permukiman dapat diwujudkan, karena inilah hasil dari Strategi Sanitasi Kabupaten yang penyusunannya berdasarkan informasi serta permasalahan pengelolaan sanitasi dari Buku Putih Sanitasi Kabupaten Merangin.
Pada tabel yang disajikan di bawah ini terdapat semua program dan kegiatan per subsektor dalam pembangunan sanitasi beserta volume dan besaran anggaran yang dibutuhkan. Baik yang berasal dari APBN, APBD Propinsi serta APBD Kabupaten. Tabel dibawah juga menunjukkan kegiatan-kegiatan yang mesti dibiayai sendiri oleh kabupaten.Didalam tabel juga dapat dilihat lokasi kegiatan apakah itu desa, dusun kampung dan lain-lain, serta juga dapat dilihat jumlah penduduk yang terlayani dan luas wilayahnya.
Adapun program dan kegiatan percepatan pembangunan sanitasi dikabupaten merangin untuk sub sektor persampahan ada program 3R, pembangunan TPST dan penyediaan sarana pengangkutan sampah dari sumber ke TPA, serta peningkatan TPA Langling dari Open Dumping menjadi Sanitary Landfill. Untuk sub sektor drainase adanya pembangunan drainase primer, sekunder dan tersier yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di kabupaten Merangin. Sub sektor Air Limbah kegiatan yang akan dilaksanakan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal dan Instalaasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) serta pembangunan MCK++ melalui program SANIMAS dan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Sedangkan untuk kegiatan PHBS dan Promosi Hiegene terdapat kegiatan penyuluhan mengenai kesehatan masyarakat serta pengadaan prasarana dan sarana promosi kesehatan.
Secara lebih jelasnya rekapitulasi dan rincian program dan kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka percepatan pembangunan sanitasi permukiman di Kabupaten Merangin tahun 2013 – 2017 tersaji pada tabel di bawah ini:
37
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
4.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi
Tabel 4.1a: Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun
REKAPITULASI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR SANITASI
Kab. / Kota : MeranginProvinsi : JambiTahun : 2012
A. SUB SEKTOR AIR LIMBAH 4,802 25,941 25,156 32,459 23,316 111,674 28,230 4,503 72,856 6,085
B. SUB SEKTOR PERSAMPAHAN 12,475 12,722 19,237 11,970 12,370 68,774 12,490 1,662 54,182 440
C. SUB SEKTOR DRAINASE 4,330 39,075 21,690 26,797 26,226 118,118 56,026 15,000 47,093 -
D. ASPEK PHBS DAN PROMOSI HIGIENE 3,643 3,643 3,643 3,643 3,643 18,215 12,411 1,863 1,862 2,079
Kabupaten 32,569 Dok 1 1 1,200 1,200 600 600Kabupaten 32,569 Dok 1 1 1,000 1,000 500 500
(1.1). Penyuluhan dan kampanye Bebas "BABS" (sasaran MBR dan Non MBR). Kabupaten 333,206 32,569 Keg 6 6 6 6 6 30 600 600 600 600 600 3,000 1,500 1,500
(1.2). Stimulan Jamban Keluarga untuk MBR/Miskin Kabupaten 24,865 RT 1000 1000 1000 1000 1052 5052 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 5,000 1,667 1,667 1,666
(2.1). Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah Domestik (pada daerah yang berpotensi untuk dibangun MCK Umum) Desa/Kelurahan 147,567 26,550
(2.7). Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus KSM Desa/Kelurahan Desa/ 15 15 15 15 15 75 75 75 75 75 75 375 188 187 (2.8). Pembangunan MCK Umum Desa/Kelurahan Unit 15 15 15 15 15 75 675 675 675 675 675 3,375 3,375 (2.9). Biaya Operasi dan Pemeliharaan MCK Umum. Desa/Kelurahan Klp 15 15 15 15 15 75 90 90 90 90 90 450 450
(3.1). Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah Domestik (pada daerah yang berpotensi untuk dibangun MCK++)
(3.2). Sosialisasi Rencana Pembangunan MCK++ kepada masyarakat oleh Dinas Terkait Desa/Kelurahan Desa 2 5 5 5 5 22 10 25 25 25 25 110 110
(3.3). Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM-SANIMAS) Desa/Kelurahan Klp 2 5 5 5 5 22 10 25 25 25 25 110 110 (3.4). Pembebasan Lahan/Tanah Desa/Kelurahan Unit 2 5 5 5 5 22 50 125 125 125 125 550 275 275 (3.5). Perencanaan Detail (DED) Pembangunan MCK++ Desa/Kelurahan Paket 2 5 5 5 5 22 80 200 200 200 200 880 880 (3.6). Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di bidang teknis, keuangan, dan manajerial. Desa/Kelurahan Klp 2 5 5 5 5 22 20 50 50 50 50 220 220
(3.7). Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus KSM (SANIMAS) Desa/Kelurahan Desa 2 5 5 5 5 22 12 30 30 30 30 132 132 (3.8). Pembangunan MCK++ Desa/Kelurahan Unit 2 5 5 5 5 22 800 2,000 2,000 2,000 2,000 8,800 4,400 4,400 (3.9). Biaya Operasi dan Pemeliharaan MCK++ Desa/Kelurahan Klp 2 5 5 5 5 22 24 60 60 60 60 264 264
(4.1). Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah Domestik (pada daerah yang berpotensi untuk dibangun IPAL Komunal) Kecamatan 46,700 1,474
Desa/Kel 1 1 1 1 4
50 50 50 50 50 250 250
NOMOR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)DETAIL LOKASI
(4.2). Sosialisasi Rencana Pembangunan IPAL Komunal kepada masyarakat oleh Dinas Terkait 46,700 1,474 (4.2.a) IPAL Pasar Baru Kelurahan 17,284 255 Kel 1 1 50 50 50
(4.2.b) IPAL Pasar Bangko Kelurahan 3,261 60 Kel 1 1 50 50 50
(4.3). Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM-SANIMAS)(4.3.a) IPAL Pasar Baru Kelurahan Klp 1 1 20 20 20 (4.3.b) IPAL Pasar Bangko Kelurahan Klp 1 1 20 20 20 (4.4). Pembebasan Lahan/Tanah(4.4.a) IPAL Pasar Baru Kelurahan Ls 1 1 250 250 250 (4.4.b) IPAL Pasar Bangko Kelurahan Ls 1 1 250 250 250 (4.5). Perencanaan Jaringan perpipaan (4.5.a) IPAL Pasar Baru Kelurahan M 5000 3000 2000 10000 150 125 100 375 375 (4.5.b) IPAL Pasar Bangko Kelurahan M 5000 3000 2000 10000 150 125 100 375 375 (4.6). Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di bidang teknis, keuangan, dan manajerial. (4.6.a) IPAL Pasar Baru Kelurahan Keg 3 3 150 150 150 (4.6.b) IPAL Pasar Bangko Kelurahan Keg 3 3 150 150 150 (4.7). Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus KSM (IPAL)(4.7.a) IPAL Pasar Baru Kelurahan Keg 3 3 150 150 150 (4.7.b) IPAL Pasar Bangko Kelurahan Keg 3 3 150 150 150 (4.8). Pembangunan IPAL Komunal(4.8.a). IPAL Pasar Baru Kelurahan Unit 1 1 2,500 2,500 2,500 (4.8.b). IPAL Pasar Bangko Kelurahan Unit 1 1 2,500 2,500 2,500 (4.9). Pembangunan Jaringan Perpipaan(4.9.a). IPAL Pasar Baru Kelurahan M 5000 3000 2000 10000 2,500 1,800 1,500 5,800 5,800 (4.9.b). IPAL Pasar Bangko Kelurahan M 5000 3000 8000 2,500 1,800 4,300 4,300 (4.10). Pembangunan Sambungan Rumah(4.10.a). IPAL Pasar Baru Kelurahan Unit 3457 3457 6,914 6,914 6,914 (4.10.b). IPAL Pasar Bangko Kelurahan Unit 652 652 1,304 1,304 1,304 (4.11). Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal (Sanimas).(4.11.a). IPAL Pasar Baru Kelurahan LS 1 1 1 3 250 250 250 750 750 (4.11.b). IPAL Pasar Bangko Kelurahan Ls 1 1 1 3 250 250 250 750 750
Kabupaten Keg 1 1 150 150 150 Kabupaten Keg 1 1 100 100 100 Kabupaten Ls 1 1 500 500 500 Kabupaten Dok 1 1 250 250 250 Kabupaten Keg 1 1 100 100 100 Kabupaten Unit 1 1 1 1 4 5,000 5,000 5,000 5,000 20,000 20,000 Kabupaten Keg 1 1 1 3 50 50 50 150 150 Kabupaten Keg 1 1 2 1,000 1,000 1,000 3,000 3,000 Kabupaten Unit 1 1 500 500 500 Kabupaten Keg 1 1 1 3 100 100 100 300 300
NOMOR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)DETAIL LOKASI
Volume Total Volume 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah
(5.1). Pembangunan IPLT(a). Studi AMDAL Pembangunan IPLT(b). Sosialisasi dan Kampanye Rencana Pembangunan IPLT(c). Pembebasan Lahan/Tanah(d) Perencanaan Detail (DED) Pembangunan IPLT(e). Pelatihan bagi Pengelola IPLT(f) Pembangunan IPLT(g). Supervisi Pembangunan IPLT(h). Operasi dan Pemeliharaan IPLT(i). Pengadaan Truk Tinja(j). Operasi dan Pemeliharaan Truck Tinja
2
SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
41
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Dari tabel di atas dapat dilihat program dan kegiatan sub sektor air limbah, juga terdapat volume serta biaya yang dibutuhkan. Untuk sub sektor Air limbah pada tahun 2013 dibutuhkan dana sebesar Rp. 4.802.000.000,- tahun 2014 dana yang dibutuhkan Rp. 25.941.000.000,- tahun 2015 dana yang dibutuhkan Rp. 25.156.000.000,- tahun 2016 perkiraan dana yang dibutuhkan Rp. 32.459.000.000,- dan tahun 2017 perkiraan dana yang dibutuhkan Rp 23.316.000.000,- dengan total perkiraan pendanaan pengembangan Sub Sektor Air Limbah adalah Rp 111.674.000.000,- untuk 5 (lima) tahun kedepan.
(1.1). Pembangunan Sarana Air bersih dan Sanitasi dilingkungan Sekolah- Pembangunan Jamban/Toilet Kabupaten Unit 22 22 22 22 88 440 440 440 440 1,760 440 440 440 440 - Penyediaan/Pembangunan sarana CTPS Kabupaten Unit 22 22 22 22 88 44 44 44 44 176 44 44 44 44 - Penyediaan sarana pembuangan sampah (Tong sampah). Kabupaten Unit 219 219 219 219 876 22 22 22 22 88 44 44 (1.2). Pemeliharaan rutin/berkala sarana sanitasi dilingkungan sekolah Kabupaten Keg 219 219 219 219 876 219 219 219 219 876 219 219 219 219
(2.1). Pembangunan Sarana Air bersih dan Sanitasi dilingkungan Sekolah- Pembangunan Jamban/Toilet dan Sarana CPTS Kabupaten Unit 47 47 47 47 188 3,525 3,525 3,525 3,525 14,100 14,100
(2.2). Pemeliharaan rutin/berkala sarana sanitasi dilingkungan sekolah Kabupaten Keg 390 390 390 390 1560 390 390 390 390 1,560 1,560 (2.3). Rehabilitasi sarana sanitasi dilingkungan sekolah Kabupaten Unit 32 32 32 32 128 1,600 1,600 1,600 1,600 6,400 2,133 2,133 2,134
(3.1). Pembangunan Sarana Air bersih dan Sanitasi dilingkungan Sekolah- Pembangunan Jamban/Toilet dan Sarana CPTS Kabupaten Unit 4 4 4 5 17 300 300 300 375 1,275 1,275
- Penyediaan sarana pembuangan sampah (Tong sampah dan TPS u/ Sekolah). Kabupaten Unit 17 17 170 170 170
(3.2). Pemeliharaan rutin/berkala sarana sanitasi dilingkungan sekolah Kabupaten Keg 17 17 17 17 68 17 17 17 17 68 68 (3.3). Rehabilitasi sarana sanitasi dilingkungan sekolah Kabupaten Unit 4 4 4 5 17 200 200 200 250 850 850
(4.1). Pembangunan Sarana Air bersih dan Sanitasi dilingkungan Sekolah- Pembangunan Jamban/Toilet Kabupaten Unit 1 1 100 100 100 - Penyediaan/Pembangunan sarana CTPS Kabupaten Unit 1 1 50 50 50 - Penyediaan sarana pembuangan sampah (Tong sampah). Kabupaten Keg 1 1 15 15 15 (4.2). Pemeliharaan rutin/berkala sarana sanitasi dilingkungan sekolah Kabupaten Unit 1 1 1 3 10 10 10 30 30 (4.3). Rehabilitasi sarana sanitasi dilingkungan sekolah
Kabupaten Dok 1 1 150 150 150 Kabupaten Dok 1 1 150 150 150
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Sub-Sektor Air Limbah 4,828 25,969 25,186 32,491 23,350 111,710 28,268 4,543 72,898 6,129
SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
2
NOMOR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)DETAIL LOKASI
D. PENGATURAN(1). Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah (2). Penyusunan Peraturan Pengelolaan B3
C. SANITASI SEKOLAH(1). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
(2). Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
(3). Pendidikan Menengah
Merangin, 26 - 11 - 2012Disusun,
Pokja Sanitasi Kab. .MeranginKetua,
42
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Tabel 4.2b: Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah DomestikSumber Pendanaan APBD Kab/Kota
STRATEGI SANITASI KABUPATEN/KOTARENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR SANITASI SUMBER PENDANAAN APBD KAB./KOTAKabupaten : MeranginProvinsi : JambiTahun : 2012
03XX2702 Kabupaten 32,569 Dok 1 1 600 600 PU,LH,KP3 DAN
DINKES PU,LH,KP3 DAN DINKES
Kabupaten 32,569 Dok 1 1 500 500
(1.1). Penyuluhan dan kampanye Bebas "BABS" (sasaran MBR dan Non MBR). Kabupaten 333,206 32,569 Keg 6 6 6 6 6 30 300 300 300 300 300 1,500
(1.2). Stimulan Jamban Keluarga untuk MBR/Miskin Kabupaten 24,865 RT 1000 1000 1000 1000 1052 5052 333 333 333 333 334 1,668
(2.1). Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah Domestik (pada daerah yang berpotensi untuk dibangun MCK Umum) Desa/Kelurahan 147,567 26,550
(2.6). Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di bidang teknis, keuangan, dan manajerial. Desa/Kelurahan Klp 15 15 15 15 15 75 75 75 75 75 75 375
(2.7). Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus KSM Desa/Kelurahan Kel 15 15 15 15 15 75 38 38 38 38 38 188 (2.8). Pembangunan MCK Umum Desa/Kelurahan Unit 15 15 15 15 15 75 675 675 675 675 675 3,375 (2.9). Biaya Operasi dan Pemeliharaan MCK Umum. Desa/Kelurahan Klp 15 15 15 15 15 75 - - - - - -
(3.1). Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah Domestik (pada daerah yang berpotensi untuk dibangun Desa/Kelurahan Desa 2 5 5 5 5 22 - - - - - -
(3.2). Sosialisasi Rencana Pembangunan MCK++ kepada masyarakat oleh Dinas Terkait Desa/Kelurahan Desa 2 5 5 5 5 22 - - - - - -
(3.3). Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM-SANIMAS) Desa/Kelurahan Klp 2 5 5 5 5 22 - - - - - -
(3.4). Pembebasan Lahan/Tanah Desa/Kelurahan Unit 2 5 5 5 5 22 55 55 55 55 55 275 (3.5). Perencanaan Detail (DED) Pembangunan MCK++ Desa/Kelurahan Paket 2 5 5 5 5 22 80 200 200 200 200 880 (3.6). Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di bidang teknis, keuangan, dan manajerial. Desa/Kelurahan Klp 2 5 5 5 5 22 - - - - - -
(3.7). Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus KSM (SANIMAS) Desa/Kelurahan Desa 2 5 5 5 5 22 12 30 30 30 30 132
(3.8). Pembangunan MCK++ Desa/Kelurahan Unit 2 5 5 5 5 22 800 900 900 900 900 4,400 (3.9). Biaya Operasi dan Pemeliharaan MCK++ Desa/Kelurahan Klp 2 5 5 5 5 22 - - - - - -
3
SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
SATUAN
Volume Total Volume
Jml. Penduduk terlayani
Luas Wilayah terlayani
A. MASTERPLAN
(1). Penyusunan Masterplan Sistem Air Limbah Skala Kota/Kabupaten
(2). Penyusunan Outline plan Sistem Air Limbah Skala Kota/Kabupaten
B. INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT DAN SISTEM KOMUNAL(1). Jamban Keluarga
(2). MCK Umum
(3). MCK ++ ( SANIMAS )
SKPD/Badan Pengelola Pasca KonstruksiNOMOR KODE NOMENKLATUR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) DETAIL LOKASI
(Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi OutcomeKebutuhan Penanganan/volume yang dibiayai APBD Kab./Kota
(4.1). Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah Domestik (pada daerah yang berpotensi untuk dibangun IPAL Komunal) Kecamatan 46,700 1,474
Desa/Kel
1 1 1 1 4
- - - - - -
(4.2). Sosialisasi Rencana Pembangunan IPAL Komunal kepada masyarakat oleh Dinas Terkait 46,700 1,474 (4.2.a) IPAL Pasar Baru Kelurahan 17,284 255 Kel 1 1 - - (4.2.b) IPAL Pasar Bangko Kelurahan 3,261 60 Kel 1 1 - -
(4.3). Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM-SANIMAS)
(4.3.a) IPAL Pasar Baru Kelurahan 17,284 255 Klp 1 1 20 ` 20 (4.3.b) IPAL Pasar Bangko Kelurahan 3,261 60 Klp 1 1 20 20 (4.4). Pembebasan Lahan/Tanah - (4.4.a) IPAL Pasar Baru Kelurahan 17,284 255 Ls 1 1 250 250 (4.4.b) IPAL Pasar Bangko Kelurahan 3,261 60 Ls 1 1 250 250 (4.5). Perencanaan Jaringan perpipaan (4.5.a) IPAL Pasar Baru Kelurahan 17,284 255 M 5000 3000 2000 10000 - - - - (4.5.b) IPAL Pasar Bangko Kelurahan 3,261 60 M 5000 3000 2000 10000 - - - - (4.6). Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di bidang teknis, keuangan, dan manajerial. (4.6.a) IPAL Pasar Baru Kelurahan 17,284 255 Keg 3 3 - - (4.6.b) IPAL Pasar Bangko Kelurahan 3,261 60 Keg 3 3 - -
(4.7). Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus KSM (IPAL)
(4.7.a) IPAL Pasar Baru Kelurahan 17,284 255 Keg 3 3 - - (4.7.b) IPAL Pasar Bangko Kelurahan 3,261 60 Keg 3 3 - - (4.8). Pembangunan IPAL Komunal(4.8.a). IPAL Pasar Baru Kelurahan 17,284 255 Unit 1 1 - - (4.8.b). IPAL Pasar Bangko Kelurahan 3,261 60 Unit 1 1 - - (4.9). Pembangunan Jaringan Perpipaan(4.9.a). IPAL Pasar Baru Kelurahan 17,284 255 M 5000 3000 2000 10000 - - - - (4.9.b). IPAL Pasar Bangko Kelurahan 3,261 60 M 5000 3000 8000 - - - (4.10). Pembangunan Sambungan Rumah(4.10.a). IPAL Pasar Baru Kelurahan 17,284 255 Unit 3457 3457 - - (4.10.b). IPAL Pasar Bangko Kelurahan 3,261 60 Unit 652 652 - -
(4.11). Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal (Sanimas).
(4.11.a). IPAL Pasar Baru Kelurahan 17,284 255 LS 1 1 1 3 250 250 250 750 (4.11.b). IPAL Pasar Bangko Kelurahan 3,261 60 Ls 1 1 1 3 250 250 250 750
Kabupaten Keg 1 1 150 150 150 Kabupaten Keg 1 1 100 100 100 Kabupaten Ls 1 1 500 500 500 Kabupaten Dok 1 1 250 250 Kabupaten Keg 0 - Kabupaten UnitKabupaten Keg - 150 Kabupaten Keg 1 1 2 1,000 1,000 1,000 3,000 3,000 Kabupaten Unit 1 1 500 500 500 Kabupaten Keg 1 1 1 3 100 100 100 300 300
NOMOR KODE NOMENKLATUR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi OutcomeKebutuhan Penanganan/volume yang dibiayai APBD Kab./Kota Indikasi sumber Pembiayaan (juta rupiah)
Jml. Penduduk terlayani
Luas Wilayah terlayani SATUA
NVolume
Total Volume APBD Kab./Kota
Jumlah
3
SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
SKPD Penanggungjawab
Pelaksanaan
SKPD/Badan Pengelola Pasca Konstruksi
(d) Perencanaan Detail (DED) Pembangunan IPLT(e). Pelatihan bagi Pengelola IPLT(f) Pembangunan IPLT(g). Supervisi Pembangunan IPLT(h). Operasi dan Pemeliharaan IPLT(i). Pengadaan Truk Tinja(j). Operasi dan Pemeliharaan Truck Tinja
(4). IPAL Komunal / Tangki Septik Komunal
(5.1). Pembangunan IPLT(a). Studi AMDAL Pembangunan IPLT(b). Sosialisasi dan Kampanye Rencana Pembangunan IPLT(c). Pembebasan Lahan/Tanah
(1). Pengadaan Truck Biasa (terpilah/3R)(2). Operasi dan Pemeliharaan Truck Biasa(3). Pengadaan Dump Truck (terpilah) Kabupaten Unit 2 2 2 2 8 560 560 560 560 2,240 2,240(4). Operasi dan Pemeliharaan Dump Truck Kabupaten Ls 1 1 1 1 1 5 400 480 560 640 720 2,800 2,800
(5). Pengadaan Compactor Truck (terpilah). Kabupaten Unit 1 1 600 600 600(6). Operasi dan Pemeliharaan Compactor Truck Kabupaten Ls 1 1 2 75 102 177 177
(7). Pengadaan Truck Penyapu Jalan (Street Sweeper) Kabupaten Unit 1 1 800 800 800(8). Operasi dan Pemeliharaan Truck Penyapu Jalan (Street Sweeper) Kabupaten Ls 1 1 90 90 90
(9). Pengadaan Kontainer (terpilah) Kabupaten Unit 1 1 1 1 4 50 50 50 50 200 200
(10). Pemeliharaan Kontainer Kabupaten Ls 1 1 1 1 4 14 21 28 35 98 98
(11). Pengadaan Amroll Truck Kabupaten Unit 1 1 2 285 285 570 570(12). Operasi dan Pemeliharaan Amroll Truck Kabupaten Ls 1 1 1 1 1 5 45 45 90 90 135 405 405
C. PENGELOLAAN SAMPAH DARI STASIUN ANTARA SAMPAI TPATPS
Alat Angkut Stasiun antara dan TPA
(8). Pelatihan 3R bagi aparat pengelola persampahan(9). Pelatihan Pengolahan sampah 3R bagi kader desa dan RT/RW(10). Pengadaan keranjang sampah komposter (TAKAKURA)(11). Pengadaan Gerobag Sampah bersekat(12). Pengadaan Gerobag Sampah bermotor bersekat(13). Pengadaan Mobil Pick Up Sampah
B. PENGELOLAAN SAMPAH DARI SUMBERNYA(1). Penyuluhan tentang persampahan kepada masyarakat dan kelompok masyarakat
(4). Pengadaan Tempat Sampah Terpilah untuk Rumah Tangga.(5). Pengadaan Tempat Sampah terpilah ditempat umum/jalan(6). Pembentukan Pokmas baru ditingkat RT/RW tentang pengolahan sampah(7). Pembentukan kader warga peduli lingkungan di setiap kelurahan
A. PENGEMBANGAN KEBIJAKAN DAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
(1). Penyusunan Masterplan Persampahan Skala Kab./Kota(2). Review Masterplan Persampahan Skala Kab./Kota(3). Studi tentang kualitas dan kuantitas sampah Kab./Kota(4). Studi Manajemen Pengelolaan Persampahan(5). Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan Skala Kab./Kota
SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN
2015 2016 2017
2
Luas Wilayah terlayani
NOMOR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)DETAIL LOKASI
Volume Total Volume 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah
(1). Penyusunan Studi Pra-kelayakan TPA (2). Penyusunan Studi Kelayakan TPA (3). Penyusunan UKL/UPL TPA atau AMDAL
(5). Penyusunan DED TPA Saniter Landfill
(6). Sosialisasi Pembangunan TPA kepada masyarakat sekitarnya(7). Pembangunan TPA Sanitary Landfill
(5). Pembangunan TPST Unit Daur Ulang (3R), Logam(6). Supervisi Pembangunan TPST Unit Daur Ulang Logam(7). Operasi dan Pemeliharaan TPST Unit Daur Ulang (3R), Logam(8). Rehabilitasi TPST Unit Daur Ulang (3R), Logam
D. TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) Sanitary LandfillD.1. PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN TPA KAB./KOTA
(8). Rehabilitasi TPST Unit Daur Ulang (3R), Kertas
(4). TPST Sampah Logam(1). Pembebasan Lahan(2). Penyusunan DED TPST Unit Daur Ulang Logam(3). Pembentukan lembaga pengelola TPST Daur Ulang Logam(4). Pelatihan bagi pengelola TPST Daur Ulang Logam
(2). Penyusunan DED TPST Unit Daur Ulang Kertas(3). Pembentukan lembaga pengelola TPST Daur Ulang Kertas(4). Pelatihan bagi pengelola TPST Daur Ulang Kertas(5). Pembangunan TPST Unit Daur Ulang (3R), Kertas(6). Supervisi Pembangunan TPST Unit Daur Ulang Kertas(7). Operasi dan Pemeliharaan TPST Unit Daur Ulang (3R), Kertas
(5). Pembangunan TPST Unit Daur Ulang (3R), Plastik(6). Supervisi Pembangunan TPST Unit Daur Ulang Plastik(7). Operasi dan Pemeliharaan TPST Unit Daur Ulang (3R), Plastik(8). Rehabilitasi TPST Unit Daur Ulang (3R), Plastik
(3). TPST Sampah Kertas(1). Pembebasan Lahan
(8). Rehabilitasi TPST Unit Daur Ulang dan Pembuatan Kompos (UDPK).
(2). TPST Sampah Plastik(1). Pembebasan Lahan(2). Penyusunan DED TPST Unit Daur Ulang Plastik(3). Pembentukan lembaga pengelola TPST Daur Ulang Plastik(4). Pelatihan bagi pengelola TPST Daur Ulang Plastik
(2). Penyusunan DED TPST Daur Ulang dan Pembuatan Kompos (UDPK)(3). Pembentukan lembaga pengelola TPST UDKP(4). Pelatihan bagi pengelola TPST UDKP(5). Pembangunan TPST Unit Daur Ulang dan Pembuatan Kompos (UDPK)(6). Supervisi Pembangunan TPST UDPK(7). Operasi dan Pemeliharaan TPST UDPK
TPST 3 R(1). TPST Sampah Organik (UDPK)(1). Pembebasan Lahan
2
Merangin, 26 - 11 - 2012Disusun,
Pokja Sanitasi Kab. .MeranginKetua,
Suhaibi,S.Ag,M.SiNip. 19590502 198201 1004
47
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Untuk sub sektor persampahan perkiraan pendanaan adalah: tahun 2013 Rp 12.475.000.000, tahun 2014 Rp 12.722.000.000, tahun 2015 Rp 17.737.000.000, tahun 2016 Rp 11.970.000.000, tahun 2017 Rp 11.170.000.000, total perkiraan pendanaan untuk kegiatan sub sektor persampahan dari tahun 2013 sampai 2017 Rp 66.074.000.000
(a). Pekerjaan Tanggul Kabupaten Paket 1 1 1 1 1 5 187 90 90 91 458 458(b). Pekerjaan Galian Kabupaten Paket 1 1 1 1 1 5 1,473 1,735 1,735 1,735 1,737 8,415 8,415(c). Pekerjaan Jalan dan Perkerasan Kabupaten Paket 1 1 1,411 1,411 1,411(d). Jalan operasi Kabupaten Paket 1 1 1 1 1 5 96 76 76 76 79 403 403(e). Pekerjaan Pembuatan Drainase Kabupaten Unit 1 1 455 455 455(f). Pekerjaan Sistim Block landfill Kabupaten Paket 1 1 1 1 1 5 2,710 3,552 3,552 3,552 3,552 16,918 16,918(g). Pekerjaan Instalasi Pengolahan Lindi ( IPL ) Kabupaten Paket 1 1 2,029 2,029 2,029(h). Pekerjaan Sumur Pantau Kabupaten Paket 1 1 24 24 24
(a). Pekerjaan Jaringan Lampu Penerangan Kabupaten Paket 1 1 1 3 122 122 123 367 367(b). Pekerjaan Buffer Area, Pintu gerbang, Taman dan Pagar Keliling Kabupaten Paket 1 1 1 3 141 141 141 423 423
(c). Pekerjaan Pembangunan Menara Air Kabupaten Paket 1 1 50 50 50
(a). Pekerjaan Pembangunan Pos Jaga Kabupaten Unit 1 1 83 83 83
(b). Pekerjaan Pembangunan Bengkel, Garasi alat berat Kabupaten Unit 1 1 2 298 298 596 596(c). Pekerjaan Pembangunan Kantor Pengelola Kabupaten Unit 1 1 482 482 482(d). Pekerjaan Pembangunan Jembatan Timbang Kabupaten Unit 1 1 250 250 250(e). Pekerjaan Pembangunan Tempat cuci truk sampah Kabupaten Unit 1 1 131 131 131
(a). Pekerjaan Pengadaan Peralatan Pendukung Administrasi. Kabupaten Unit 1 1 2 263 263 526 526(b). Pekerjaan Pengadaan Pengolahan Sampah Kabupaten Unit 1 1 1 3 510 510 515 1,535 1,535(c). Pengadaan Alat Berat- Excavator Kabupaten Unit 1 1 1,500 1,500 1,500- Dozer Kabupaten Unit 1 1 2,000 2,000 2,000- Land Compactor Kabupaten Unit 1 1 350 350 350- Loader Kabupaten Unit 1 1 1,000 1,000 1,000- Dump Truck Kabupaten Unit 2 2 4 600 600 1,200 1,200
8. Supervisi Pembangunan TPA(9.1). Supervisi Pembangunan Prasarana Dasar/Fasilitas Umum TPA Kabupaten Keg 1 1 1 1 1 5 25 25 25 25 25 125 125
(9.2). Supervisi Pembangunan Fasilitas Perlindungan Lingkungan TPA Kabupaten Keg 1 1 1 1 1 5 25 25 25 25 25 125 125(9.3). Supervisi Pembangunan Fasilitas Penunjang TPA Kabupaten Keg 1 1 1 1 1 5 25 25 25 25 25 125 125
(14.4). Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas Operasional- Pengadaan dan Penimbunan Tanah Timbunan Kabupaten Keg 1 1 1 1 4 150 150 150 150 600 600- O & P Instalasi Pengolah Lindi Kabupaten Keg 1 1 1 1 4 20 20 20 20 80 80- O & P Alat Berat (Excavator, Dozer, Land Compactor, Loader & Dump truck) Kabupaten Keg 1 1 1 1 4 175 175 175 175 700 700
NOMOR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
(14.3). Fasilitas Penunjang
11. Penyuluhan dan Bimbingan kepada masyarakat disekitar TPA12. Penyusunan Perda Pengelolaan TPA 13. Pemantauan dan Evaluasi TPA/TPA Regional pada kondisi/tahap Operasi14. Operasi dan Pemeliharaan(14.1). Pemeliharaan Fasilitas Umum TPA(14.2). Pemeliharaan Fasilitas Perlindungan Lingkungan TPA,
(7.1). Pekerjaan Site Landfill
(7.2). Pekerjaan Perlengkapan
(7.3). Pembangunan Bangunan
(7.4). Pekerjaan Pengadaan Fasilitas Peralatan Pendukung Lainnya
9. Pembentukan Kelembagaan Pengelolaan TPA/Unit Kerja TPA10. Pelatihan Pengelolaan TPA
2
48
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Tabel 4.3b: Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan Sumber Pendanaan APBD Kab/Kota
STRATEGI SANITASI KABUPATEN/KOTA
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR SANITASI SUMBER PENDANAAN APBD KAB./KOTAKabupaten : MeranginProvinsi : JambiTahun : 2012
(1). Pengadaan Truck Biasa (terpilah/3R)(2). Operasi dan Pemeliharaan Truck Biasa(3). Pengadaan Dump Truck (terpilah) Kabupaten Unit 2 2 2 2 8 - - - - -
(4). Operasi dan Pemeliharaan Dump Truck Kabupaten Ls 1 1 1 1 1 5 400 480 560 640 720 2,800
(5). Pengadaan Compactor Truck (terpilah). Kabupaten Unit 1 1 - -
(6). Operasi dan Pemeliharaan Compactor Truck Kabupaten Ls 1 1 2 75 102 177
(7). Pengadaan Truck Penyapu Jalan (Street Sweeper) Kabupaten Unit 1 1 - -
(8). Operasi dan Pemeliharaan Truck Penyapu Jalan (Street Kabupaten Ls 1 1 90 90
(9). Pengadaan Kontainer (terpilah) Kabupaten Unit 1 1 1 1 4 50 50 50 50 200
(10). Pemeliharaan Kontainer Kabupaten Ls 1 1 1 1 4 14 21 28 35 98
(11). Pengadaan Amroll Truck Kabupaten Unit 1 1 2 - - -
(12). Operasi dan Pemeliharaan Amroll Truck Kabupaten Ls 1 1 1 1 1 5 45 45 90 90 135 405
3
SKPD Penanggungjawab
Pelaksanaan
SKPD/Badan Pengelola Pasca KonstruksiJml. Penduduk
terlayaniLuas Wilayah
terlayani SATUANVolume
Total Volume APBD Kab./Kota
Jumlah
NOMOR KODE NOMENKLATUR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi OutcomeKebutuhan Penanganan/volume yang dibiayai APBD Kab./Kota Indikasi sumber Pembiayaan (juta rupiah)
(3). Kampanye tatacara dan gerakan pemilihan sampah dari sumbernya
(6). Pembentukan Pokmas baru ditingkat RT/RW tentang pengolahan sampah
(12). Pengadaan Gerobag Sampah bermotor bersekat(13). Pengadaan Mobil Pick Up Sampah
C. PENGELOLAAN SAMPAH DARI STASIUN ANTARA SAMPAI TPS
Alat Angkut Stasiun antara dan TPA
SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN
A. PENGEMBANGAN KEBIJAKAN DAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN(1). Penyusunan Masterplan Persampahan Skala Kab./Kota(2). Review Masterplan Persampahan Skala Kab./Kota(3). Studi tentang kualitas dan kuantitas sampah Kab./Kota(4). Studi Manajemen Pengelolaan Persampahan(5). Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan Skala Kab./Kota
(7). Pembentukan kader warga peduli lingkungan di setiap kelurahan
(8). Pelatihan 3R bagi aparat pengelola persampahan(9). Pelatihan Pengolahan sampah 3R bagi kader desa dan RT/RW(10). Pengadaan keranjang sampah komposter (TAKAKURA)(11). Pengadaan Gerobag Sampah bersekat
B. PENGELOLAAN SAMPAH DARI SUMBERNYA(1). Penyuluhan tentang persampahan kepada masyarakat dan kelompok masyarakat
(4). Pengadaan Tempat Sampah Terpilah untuk Rumah Tangga.(5). Pengadaan Tempat Sampah terpilah ditempat umum/jalan
(b). Penyusunan DED Fasilitas Perlindungan TPA Kabupaten
(c). Penyusunan DED Fasilitas Penunjang TPA Kabupaten
SKPD Penanggungjawab
Pelaksanaan
SKPD/Badan Pengelola Pasca KonstruksiJml. Penduduk
terlayaniLuas Wilayah
terlayani SATUAN
Volume Total Volume
APBD Kab./KotaJumlah
NOMOR KODE NOMENKLATUR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi OutcomeKebutuhan Penanganan/volume yang dibiayai APBD Kab./Kota Indikasi sumber Pembiayaan (juta rupiah)
(2). Penyusunan Studi Kelayakan TPA (3). Penyusunan UKL/UPL TPA atau AMDAL
(5). Penyusunan DED TPA Saniter Landfill
(6). Sosialisasi Pembangunan TPA kepada masyarakat sekitarnya(7). Pembangunan TPA Sanitary Landfill
(7). Operasi dan Pemeliharaan TPST Unit Daur Ulang (3R), Logam(8). Rehabilitasi TPST Unit Daur Ulang (3R), Logam
D. TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) Sanitary LandfillD.1. PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN TPA KAB./KOTA(1). Penyusunan Studi Pra-kelayakan TPA
(2). Penyusunan DED TPST Unit Daur Ulang Logam(3). Pembentukan lembaga pengelola TPST Daur Ulang Logam(4). Pelatihan bagi pengelola TPST Daur Ulang Logam(5). Pembangunan TPST Unit Daur Ulang (3R), Logam(6). Supervisi Pembangunan TPST Unit Daur Ulang Logam
(6). Supervisi Pembangunan TPST Unit Daur Ulang Kertas(7). Operasi dan Pemeliharaan TPST Unit Daur Ulang (3R), Kertas(8). Rehabilitasi TPST Unit Daur Ulang (3R), Kertas
(4). TPST Sampah Logam(1). Pembebasan Lahan
(1). Pembebasan Lahan(2). Penyusunan DED TPST Unit Daur Ulang Kertas(3). Pembentukan lembaga pengelola TPST Daur Ulang Kertas(4). Pelatihan bagi pengelola TPST Daur Ulang Kertas(5). Pembangunan TPST Unit Daur Ulang (3R), Kertas
(5). Pembangunan TPST Unit Daur Ulang (3R), Plastik(6). Supervisi Pembangunan TPST Unit Daur Ulang Plastik
(7). Operasi dan Pemeliharaan TPST Unit Daur Ulang (3R), Plastik
(8). Rehabilitasi TPST Unit Daur Ulang (3R), Plastik
(3). TPST Sampah Kertas
(2). TPST Sampah Plastik(1). Pembebasan Lahan(2). Penyusunan DED TPST Unit Daur Ulang Plastik(3). Pembentukan lembaga pengelola TPST Daur Ulang Plastik(4). Pelatihan bagi pengelola TPST Daur Ulang Plastik
(4). Pelatihan bagi pengelola TPST UDKP(5). Pembangunan TPST Unit Daur Ulang dan Pembuatan Kompos (UDPK)(6). Supervisi Pembangunan TPST UDPK(7). Operasi dan Pemeliharaan TPST UDPK(8). Rehabilitasi TPST Unit Daur Ulang dan Pembuatan Kompos (UDPK).
TPST 3 R(1). TPST Sampah Organik (UDPK)(1). Pembebasan Lahan(2). Penyusunan DED TPST Daur Ulang dan Pembuatan Kompos (UDPK)(3). Pembentukan lembaga pengelola TPST UDKP
SKPD/Badan Pengelola Pasca KonstruksiJml. Penduduk
terlayaniLuas Wilayah
terlayani SATUAN
Volume Total Volume
APBD Kab./KotaJumlah
3
NOMOR KODE NOMENKLATUR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi OutcomeKebutuhan Penanganan/volume yang dibiayai APBD Kab./Kota Indikasi sumber Pembiayaan (juta rupiah) SKPD
Penanggungjawab Pelaksanaan
(14.1). Pemeliharaan Fasilitas Umum TPA(14.2). Pemeliharaan Fasilitas Perlindungan Lingkungan TPA, (14.3). Fasilitas Penunjang
10. Pelatihan Pengelolaan TPA11. Penyuluhan dan Bimbingan kepada masyarakat disekitar TPA12. Penyusunan Perda Pengelolaan TPA 13. Pemantauan dan Evaluasi TPA/TPA Regional pada kondisi/tahap 14. Operasi dan Pemeliharaan
(7.1). Pekerjaan Site Landfill
(7.2). Pekerjaan Perlengkapan
(7.3). Pembangunan Bangunan
(7.4). Pekerjaan Pengadaan Fasilitas Peralatan Pendukung Lainnya
9. Pembentukan Kelembagaan Pengelolaan TPA/Unit Kerja TPA
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Sub-Sektor Persampahan
51
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
4.4 Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase
Tabel 4.4a: Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase
PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR SANITASISTRATEGI SANITASI KABUPATEN/KOTAKabupaten : MeranginProvinsi : JambiTahun : 2012
(a). Perencanaan Teknis Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer Kabupaten Keg 1 1 500 500 500 (b). Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer Kabupaten Keg 1 1 150 150 150 (c). Pembebasan lahan Kabupaten M' 9700 9700 9,700 9,700 9,700 (d). Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer - Kecamatan Bangko Bangko 38,541 618 M' 2000 2000 2000 2000 8000 7,800 7,800 7,800 7,800 31,200 31,200 - Kecamatan Pamenang Pamenang 7,665 177.63 M' 250 250 250 250 1000 975 975 975 975 3,900 3,900 - Kecamatan Tabir Tabir 5,020 122.92 M' 375 375 375 375 1500 1,463 1,463 1,463 1,463 5,850 5,850
- Kecamatan Sungai Manau Sungai Manau 2,988 80.55 M' 500 500 1000 1,950 1,950 3,900 3,900 (e). Supervisi Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer Kabupaten Keg 1 1 1 1 4 512 512 609 609 2,243 2,243
(a). Perencanaan Teknis Rehabilitasi Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer (b). Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer (c). Supervisi Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran dan Gorong-gorong Drainase
(a). Pemeliharaan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer Kabupaten Keg 1 1 1 3 135 135 135 135 540 540 (b). Pengerukan Sedimen Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer Kabupaten Keg 1 1 1 3 291 291 291 291 1,164 1,164
(a). Perencanaan Teknis Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder
Kabupaten
(b). Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder
Kabupaten
(c). Pembebasan lahan Kabupaten M' 7200 7200 7,200 7,200 7,200 (d). Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder- Kecamatan Bangko Bangko 38,541 618 M' 1500 1500 1500 1500 6000 1,875 1,875 1,875 1,875 7,500 7,500
- Kecamatan Pamenang Pamenang 7,665 177.63 M' 250 250 250 250 1000 313 313 313 313 1,250 1,250 - Kecamatan Tabir Tabir 5,020 122.92 M' 750 750 750 750 3000 938 938 938 938 3,750 3,750 - Kecamatan Sungai Manau Sungai Manau 2,988 80.55 M' 1000 1000 2000 1,250 1,250 2,500 2,500 (e). Supervisi Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder Kabupaten Keg 1 1 1 3 156 219 219 594 594
(a). Perencanaan Teknis Rehabilitasi Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder(b). Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder(c). Supervisi Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder
(1). Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(2). Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder
(4). Penyusunan Data Base Sistem drainase Kota/Kawasan
B. SALURAN DAN GORONG-GORONG DRAINASE PRIMER(1). Pembangunan Saluran Drainase Primer
(2). Rehabilitasi Saluran Drainase Primer
(3). Pemeliharaan Saluran Drainase Primer
C. SALURAN DAN GORONG-GORONG DRAINASE SEKUNDER
SUB-SEKTOR DRAINASEA. MASTERPLAN(1). Masterplan Sistem Drainase Skala Kota/Kawasan (2). Outlineplan Sistem Drainase Skala Kota/Kawasan(3). Review Masterplan Sistem Drainase
2015 2016 2017
2
Luas Wilayah terlayani
NOMOR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)DETAIL LOKASI
(a). Pemeliharaan Saluran Drainase Sekunder Kabupaten Keg 1 1 1 3 100 100 100 300 300
(b). Pengerukan Sedimen Saluran Drainase Sekunder Kabupaten Keg 1 1 1 3 43 43 43 130 130
(a). Perencanaan Teknis Pembangunan Saluran Drainase Lingkungan(b). Pembangunan Saluran Drainase LingkunganBangkoKel. Pasar Atas Bangko 6,328 113 M' 500 500 500 500 2000 138 138 138 138 550 550
Volume Total Volume 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah
Merangin, 26 - 11 - 2012Disusun,
Pokja Sanitasi Kab. .MeranginKetua,
Suhaibi,S.Ag,M.SiNip. 19590502 198201 1004
55
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Untuk kegiatan di sub sektor drainase perkiraan perkiraan pendanaan adalah: tahun 2013 Rp 4.180.000.000, tahun 2014 Rp 38.925.000.000, tahun 2015 Rp 21.540.000.000, tahun 2016 Rp 26.647.000.000, tahun 2017 Rp 26.076.000.000. Total perkiraan pendanaan untuk kegiatan sub sektor drainase dari tahun 2013-2017 adalah Rp 117.368.000.000
Muaro Langeh 501 135 300 300 83 83 83 (c). Supervisi Pembangunan Saluran Drainase Lingkungan
(a). Perencanaan Teknis Rehabilitasi Saluran Drainase Lingkungan(b). Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran Drainase Lingkungan(c). Supervisi Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran Drainase Lingkungan
(a). Pemeliharaan Saluran Drainase Lingkungan 1 1 1 1 4 375 235 1,019 1,052 2,681 2,681 (b). Pengerukan Sedimen Saluran Drainase Lingkungan 1 1 1 1 4 375 188 188 189 940 940
- Kecamatan Sungai Manau Sungai Manau 2,988 80.55 M' 500 500 1000 - - - - -
(e). Supervisi Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Kabupaten Keg 1 1 1 1 4 - - - - -
(a). Perencanaan Teknis Rehabilitasi Saluran dan Gorong-gorong (b). Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran dan Gorong-(c). Supervisi Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran dan
(a). Pemeliharaan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer Kabupaten Keg 1 1 1 3 135 135 135 135 540
(b). Pengerukan Sedimen Saluran dan Gorong-gorong Drainase Kabupaten Keg 1 1 1 3 291 291 291 291 1,164
(a). Perencanaan Teknis Pembangunan Saluran dan Gorong- Kabupaten(b). Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran dan Gorong- Kabupaten(c). Pembebasan lahan Kabupaten M' 7200 7200 7,200 7,200
(d). Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase - Kecamatan Bangko Bangko 38,541 618 M' 1500 1500 1500 1500 6000 - - - - -
- Kecamatan Sungai Manau Sungai Manau 2,988 80.55 M' 1000 1000 2000 - - - - -
(e). Supervisi Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Kabupaten Keg 1 1 1 3 156 219 219 594
(a). Perencanaan Teknis Rehabilitasi Saluran dan Gorong-gorong (b). Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran dan Gorong-(c). Supervisi Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran dan
(a). Pemeliharaan Saluran Drainase Sekunder Kabupaten Keg 1 1 1 3 100 100 100 300
(b). Pengerukan Sedimen Saluran Drainase Sekunder Kabupaten Keg 1 1 1 3 43 43 43 130
3
SKPD Penanggungjawab
Pelaksanaan
SKPD/Badan Pengelola Pasca KonstruksiJml. Penduduk
terlayaniLuas Wilayah
terlayani SATUANVolume
Total Volume APBD Kab./Kota
Jumlah
NOMOR KODE NOMENKLATUR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi OutcomeKebutuhan Penanganan/volume yang dibiayai APBD Kab./Kota Indikasi sumber Pembiayaan (juta rupiah)
(2). Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder
(3). Pemeliharaan Saluran Drainase Sekunder
(1). Pembangunan Saluran Drainase Primer
(2). Rehabilitasi Saluran Drainase Primer
(3). Pemeliharaan Saluran Drainase Primer
C. SALURAN DAN GORONG-GORONG DRAINASE SEKUNDER(1). Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(1). Masterplan Sistem Drainase Skala Kota/Kawasan (2). Outlineplan Sistem Drainase Skala Kota/Kawasan(3). Review Masterplan Sistem Drainase (4). Penyusunan Data Base Sistem drainase Kota/Kawasan
(a). Perencanaan Teknis Pembangunan Saluran Drainase (b). Pembangunan Saluran Drainase LingkunganBangkoKel. Pasar Atas Bangko 6,328 113 M' 500 500 500 500 2000 138 138 138 138 550
SKPD/Badan Pengelola Pasca KonstruksiJml. Penduduk
terlayaniLuas Wilayah
terlayani SATUAN
Volume Total Volume
APBD Kab./KotaJumlah
NOMOR KODE NOMENKLATUR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi OutcomeKebutuhan Penanganan/volume yang dibiayai APBD Kab./Kota Indikasi sumber Pembiayaan (juta rupiah)
(3). Pemeliharaan Saluran Drainase Tersier/Lingkungan
(2). Rehabilitasi Saluran Drainase Tersier/Lingkungan
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Pengelolaan Drainase
62
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
4.5 Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene
Tabel 4.5a: Tabel Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene
Untuk kegiatan PHBS dan Higiene perkiraan pendanaan kegiatan adalah : tahun 2013 Rp 3.643.000.000, tahun 2014 Rp 3.643.000.000, tahun 2015 Rp 3.643.000.000, tahun 2016 Rp 3.634.000.000, tahun 2017 Rp 3.643.000.000. total perkiraan pendanaan kegiatan PHBS dan Higiene dari tahun 2013 – 2017 adalah Rp 18.215.000.000
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Aspek PHBS dan Promosi Higiene 3,643 3,643 3,643 3,643 3,643 18,215 12,411 1,863 1,862 2,079
(3). Pembangunan sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS) di Posyandu
(4). Pembangunan sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS) di tempat-tempat umum (pasar)
C. Peningkatan peranserta masyarakat dalam PHBS
(1). Lomba PHBS
(2). Lomba LBS
(3). Lomba P2WKSS
(4). Lomba KB-KES
(1). Road Show Penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya) di sekolah-sekolah, Pondok Pesantren, Perkantoran, Permukiman dan ditempat-tempat umum
(2). Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi CTPS, Stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya melalui siaran radio atau TV lokal.
(3). Promosi Kesehatan melalui Media cetak dan elektronik ( Radio )
B. Penyediaan Sarana Fisik untuk mendukung PHBS
(1). Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, seperti banner, stiker, spanduk dll.
(2). Pembangunan sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS) di Poskesdes
ASPEK PHBS DAN PROMOSI HIGIENE
A. Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam PHBS melalui Kampanye
2015 2016 2017
2
Luas Wilayah terlayani
Halaman 1 dari 1
NOMOR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)DETAIL LOKASI
SKPD/Badan Pengelola Pasca KonstruksiJml. Penduduk
terlayaniLuas Wilayah
terlayani SATUANVolume
Total Volume APBD Kab./Kota
Jumlah
NOMOR KODE NOMENKLATUR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi OutcomeKebutuhan Penanganan/volume yang dibiayai APBD Kab./Kota Indikasi sumber Pembiayaan (juta rupiah)
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Aspek PHBS dan Promosi Higiene
C. Peningkatan peranserta masyarakat dalam PHBS
(1). Lomba PHBS
(2). Lomba LBS
(3). Lomba P2WKSS
(4). Lomba KB-KES
B. Penyediaan Sarana Fisik untuk mendukung PHBS
(1). Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, seperti banner, stiker, spanduk dll.
(2). Pembangunan sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS) di poskesdes
(3). Pembangunan sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS) di posyandu
(4). Pembangunan sarana cuci tangan pakai sabun ( CTPS ) di tempat-tempat umum ( pasar )
A. Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam PHBS melalui Kampanye
(1). Road Show Penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya) di sekolah-sekolah, Pondok Pesantren, Perkantoran, Permukiman dan ditempat-tempat umum
(2). Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi CTPS, Stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya melalui siaran radio atau TV lokal.
(3). Promosi Kesehatan melalui Media cetak dan elektronik (Radio )
64
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Bab 5: Strategi Monev
Dalam strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) telah dinyatakan tujuan pembangunan sanitasi ditingkat kabupaten. Di dalam SSK juga dicantumkan target-target pembangunan sanitasi sub sektor ( air limbah, drainase dan persampahan ), serta target Prilaku Hidup Bersih dan Sehat dan hiegine. Strategi, kebijakan, program dan kegiatan guna mendukung tercapainya tujuan pembangunan sanitasi kabupaten.
Nantinya dalam pelaksanaan perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi untuk proses pelaksanaan SSK serta hasilnya guna melihat ketetapan penggunaan sumber daya baik keuangan maupun manusia. Evaluasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan SSK perlu juga dilakukan untuk mengetahui hambatan dan masalah dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan kualitas proses dikemudian hari. Evaluasi dan pemantauan SSK akan dilakukan untuk menilai capaian-capaian sub sektor sanitasi dan aspek prilaku hidup bersih dan sehat.
Pemantauan atau Monitoring bertujuan untuk:
1. Memferifkasi tingkat efektifitas dan efisiensi proses pelaksanaan kegiatan; 2. Mengidentifikasi capaian dan kelemahannya; 3. Menetapkan rekomendasi langkah perbaikan untuk mengoptimalkan pencapaian. Sedangkan Evaluasi bertujuan untuk menilai konsep, design,pelaksanaan dan manfaat kegiatan program
pembangunan sanitasi. Hasil Monitoring dan evaluasi sangat bermanfaat sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan berkaitan:
1. Kemajuan relatif capaian strategis pembangunan sanitasi dengan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembangunan dalam rangka kebijakan dan strategi yang disepakati.
2. Usaha meningkatkan kinerja dan akunbilitas institusi dalam usaha pencapaian visi pembangunan sanitasi;
3. Kelembagaan untuk Pemantauan dan Evaluasi pembangunan Sanitasi
Pemantauan Strategi Sanitasi Kabupaten
Pemantauan capaian pelaksana kegiatan adalah untuk menilai tingkat investasi dan keluaran dari pelaksanaan kegiatan berkaitan sanitasi oleh pemerintah kabupaten. Kegiatan-kegiatan ini mengacu kepada usulan kegiatan (rencana tindak) SSK maupun kegiatan diluar SSK yang dilaksanakan oleh SKPD. Jumlah usulan kegiatan SSK menurut tahun dan sub sektornya.
Pemantauan capaian strategis adalah untuk menilai tingkat capaian tujuan dan sasaran pembangunan sub sektor sanitasi dengan melihat indikator-indikator yang telah ditetapkan Tujuan, Sasaran serta tahapan pencapaian subsektor sanitasi.
Adapun sasarannya dari pada upaya pencapaian Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) per sub sektor dapat dilihat pada Matriks Kerangka Logis tabel 5.1 dibawah ini.
Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Meningkatnya kualitas dan kuantitas prasarana penanganan sistim jaringan drainase dari 39,75% menjadi 85% penduduk terlayani
1. Jadek : 50% penduduk terlayani (45.030 M’) 2. Ja.Mn: 65% penduduk terlayani (74.563 M’) 3. Ja.Pjg: 85% (137.329 M’)
39,75% atau 132.449 penduduk
Dinas PU tahun 2012
1. Jadek: 50% 2. Ja.Mn: 65% 3. Ja.Pjg: 85%
25% - 50% -
Tujuan: Tersedianya Sarana dan Prasarana Drainase Lingkungan Tersedianya sarana dan prasarana drainase lingkungan
1. Jadek : 30% penduduk terlayani (45.030 M’) 2. Ja.Mn: 45% penduduk terlayani (74.563 M’) 3. Ja.Pjg: 65% (137.329 M’)
30% atau 102 469 penduduk
Dinas PU tahun 2012
1. Jadek: 30% 2. Ja.Mn: 45% 3. Ja.Pjg: 65%
10%
30%
Tujuan: Terwujudnya pembangunan drainase lingkungan yang partisipatif dan tanggap kebutuhan a. Meningkatnya
kapasitas kelembagaan
masyarakat yang sudah ada untuk
pengelolaan drainase
Dikelolanya drainase oleh kelompok masyarakat
104 Kelompok
Laporan Teknis PNPM-PISEW 2009 - 2012
104 Kelompok
100%
- - -
b. Membentuk kelompok
masyarakat pengelola
drainase dari 104 menjadi 159
kelompok
Jumlah kelompok pengelola drainase
104 Kelompok
Laporan Teknis PNPM-PISEW 2009 - 2012
159 Kelompok
50%
50%
Tujuan: Menyusun regulasi terkait drainase lingkungan
Tersedianya regulasi tentang drainase lingkungan
Tersusunnya peraturan tentang pengelolaan drainase
Tidak ada regulasi
Analisa Pokja
Sanitasi 2012
1 Regulasi 100% - - -
66
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Tujuan: Adanya keterlibatan pendanaan dari dunia usaha/swasta dalam pembangunan prasarana dan sarana jaringan drainase a. Meningkatnya pembangunan jaringan drainase yang bersumber dari pengembang perumahan
Terbangunnya 100% saluran drainase diperumahan yang dikembangkan oleh developer
20% atau 3 perumahan
yang memiliki sistim
draianse linkungan
yang memadai
SKPD terkait tahun 2012
100%
50% - 50% -
b. Meningkatnya peran swasta/dunia usaha dalam pembangunan jaringan drainase
Jumlah perusahaan yang terlibat CSR dalam pembangunan drainase
0%
Analisa Pokja Sanitasi 2012
40%
10% 40%
67
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Sub Sektor Air Limbah Tujuan: Mencegah pencemaran lingkungan pemukiman untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
Sasaran Indikator Data Dasar
Target Tahun 2013 Tahun 2017
Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Meningkatnya ketersediaan dan penggunaan prasarana pengelolaan Air limbah domestik dengan sistim : 1. Sistim Individual ( on-site ) 2. Sistim Komunal ( MCK ++ )
Jumlah masyarakat yang mengakses sarana dan prasarana pengelolaan Air Limbah Permukiman
1. Sistim Individual ( on-site ) 40% 2. Sistim Komunal ( MCK ++ ) 5%
Data olahan Tim Pokja
1. Sistim Individual ( on-site ) 75% 2. Sistim Komunal ( MCK ++ ) 15%
45% 6%
- -
50% 10%
- -
Tujuan: a.Membangun sarana dan prasarana pengolahan air limbah b. Terkelolanya sistim pengelolaan Air Limbah Permukiman yang baik dan berkelanjutan
a. Terbangunnya Sistim IPAL Komunal b. Terbangunnyasistim IPLT
Jumlah penduduk terlayani
0% 0%
Data olahan Tim Pokja
1. Sistim IPAL 30% 2. Sistim IPLT 58% penduduk yang terlayani
0% 0%
30% 58%
Tujuan: Terselenggaranya pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan Air Limbah Permukiman yang partisipatif
Terselenggaranya pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan Air
Limbah Permukiman yang
partisipatif
Jumlah pembangunan pengelolaan Air limbah yang melibatkan masyarakat
20% (terbangun dari PNPM-PISEW)
Laporan Teknis PNPM-PISEW 2009 - 2012
60% (40% tambahan program
dari Pemkab
yang dikelola
masyarakat)
30%
- 60% -
Tujuan: Memberikan pemahaman kepada SKPD terkait mengenai standar teknis pembangunan sarana dan prasarana air limbah Terpahaminya standar teknis pembangunan sarana dan prasarana Air limbah oleh SKPD ( Bappeda, Dinkes,DPU, Ktr.LH, KP3 ) dan masyarakat
Jumlah sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar teknis
Sarana dan prasarana pengelolaan air limbah yang belum sesuai standar teknis 46%
Analisa Pokja Sanitasi 2012
SKPD dan masyarakat 58%
100% - - -
Tujuan: Menyusun regulasi tentang pengelolaan air limbah menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
Tersedianya Produk hukum yang mengatur tentang sistim pengelolaan Air Limbah Permukiman
Jumlah produk hukum yang disusun
0%
SKPD terkait tahun 2012
Regulasi pengelolaan air limbah
1 - -
68
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Tujuan: Mensiasati sumber pendanaan alternatif kaitan pembangunan sub sektor air limbah (APBN, Hibah & CSR) a. Meningkatnya pembiayaan yang bersumber dari APBD Kabupaten dalam pembangunan prasarana dan sarana pengelolaan Air Limbah Permukiman
Pendanaan terkait air limbah permukiman
0,1% ( dana APBD untuk sub sektor air limbah dibagi dengan belanja APBD total )
SKPD terkait tahun 2012
1% dari APBD
0,3% - 1% -
.b. Meningkatnya pembiayaan yang bersumber dari selain APBD Kabupaten dalam pembangunan prasarana dan sarana pengelolaan Air Limbah Permukiman
Sumber pendanaan alternatif air limbah permukiman
0,42% SKPD terkait tahun 2012
1% dari luar APBD Kabupaten
0,2% - 1% -
69
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Sub Sektor Persampahan Tujuan: Menyediakan sarana dan prasarana persampahan yang memadai dan mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Sasaran Indikator Data Dasar
Target Tahun 2013 Tahun 2017
Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi
a. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana persampahan sesuai dengan sasaran pelayanan
Jumlah Kecamatan yang terlayani
6 kecamatan yang terlayani Saat ini
Dinas KP3 tahun 2012
Meningkatkan pelayanan persampahan dari 6 kecamatan menjadi 21 kecamatan
12 - 21 -
b. Meningkatnya cakupan pelayanan persampahan secara terencana dan berkeadilan
Jumlah Kecamatan yang terlayani
6 kecamatan yang terlayani Saat ini
Dinas KP3 tahun 2012
Meningkatkan pelayanan persampahan dari 6 kecamatan menjadi 21 kecamatan
12 - 21 -
c. Meningkatnya kualitas pengelolaan TPA ke sistim sanitary landfill
Peningkatan sistim pengelolaan persampahan
opendumping Dinas KP3 tahun 2012
Sanitary Landfill
10% - 100%
Tujuan: Mewujudkan pembangunan persampahan yang partisipatif dan tanggap kebutuhan. Meningkatnya kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan sampah
Jenis prasarana persampahan Jumlah Perusahaan penyedia CSR
Tong Sampah; 10 Perusahaan
Dinas KP3 tahun 2012
TPS, Becak motor dan melibatkan 31 perusahaan
0% 0%
30% 58%
Tujuan: Meningkatkan penanganan sampah oleh masyarakat dengan upaya 3R dan pengurangan volume sampah mulai dari sumbernya.
Terbentuknya Kelompok Masyarakat dalam mengelola sampah dari sumbernya
Kelompok pengelola persampahan.
0 kelompok pengelola persampahan
Dinas KP3 tahun 2012
12 Kelompok pengelola
6 Kelompok
- 6 Kelompok -
Tujuan: Meningkatkan intensitas upaya penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat secara terus menerus di sub sektor persampahan Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengelola persampahan
Peningkatan penangan sampah dari 67,4 % menjadi 90% (data EHRA)
Masyarakat yang memiliki kesadaran dalam mengelola persampahan
Analisa Pokja Sanitasi 2012
90% masyarakat yang memiliki kesadaran dalam pengelolaan persampahan
20% - 100% -
Tujuan: Meningkatkan alokasi pendanaan dari berbagai sumber pendanaan
Meningkatnya pendanaan di sub sektor persampahan dari
Sumber pendanaan
APBD Kabupaten
Analisa Pokja Sanitasi 2012
APBN,Hibah dan CSR 10% - 30% -
70
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
berbagai sumber pendanaan
Tujuan: Meningkatkan peran serta swasta dalam pengelolaan persampahan Terbangunnya Sarana prasarana pengelolaan oleh pihak swasta
Adanya TPS yang dibangun oleh pihak swsta
0% Dinas KP3 tahun 2012
Terbangunnya Sarana prasarana pengelolaan oleh pihak swasta
10% - 40%
Tujuan: Menyusun regulasi tentang pengelolaan persampahan Tersusunnya peraturan daerah mengenai pengelolaan persampahan sesuai dengan UU pengelolaan sampah No. 18 tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012
Tersusunnya Peraturan Daerah ( PERDA ) yang menyangkut pengelolaan persampahan
0% Dinas KP3 tahun 2012
Perda Persampahan
1 - - -
71
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Sub Sektor PHBS dan Higiene Tujuan: Ketersediaan fasilitas kesehatan CTPS di poskesdes, posyandu & fasum.
Sasaran Indikator Data Dasar
Target Tahun 2013 Tahun 2017
Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Tersedianya sarana CTPS: Tahun I s/d V @ 127 unit
Sarana CPTS disekolah Dasar
12 unit sarana CPTS di Sekolah Dasar
Dinas Kesehatan (2012)
635 unit sarana CPTS di Sekolah Dasar
25% - 100%
Tujuan: Menigkatkan keterlibatan peran serta kelompok/organisasi kewanitaan di masyarakat Penyelenggaraan Lomba-lomba kesehatan lingkungan :
- Lomba PHBS
- Lomba LBS
- Lomba P2WKSS
- Lomba KB-KES
Juara Lomba yang diikutkan ke tingkat Provinsi dan Nasional
Juara I PHBS Tingkat Propinsi, Juara I LBS Tingkat Provinsi, Juara I P2WKSS Tingkat Provinsi, Juara I KB-KES Tingkat Nasional
Dinas Kesehatan (2012)
Penyelenggaraan lomba setiap tahun
Cukup Jelas
- Cukup Jelas
-
Tujuan: Peningkatan pola kerjasama dengan media massa terkait promosi kesehatan Adanya agenda rutin promosi kesehatan melalui media cetak dan elektronik
Jumlah cakupan layanan promosi kesehatan
43 desa/kelurahan
Dinas Kesehatan (2012)
215 desa/kelurahan
25%
-
100%
-
Tujuan: Meningkatkan sumber daya manusia dan aparatur yang menguasai bidang kesehatan
Tersedianya aparatur penyuluh kesehatan di setiap desa/kelurahan
Jumlah tenaga penyuluh kesehatan yang profesional
10 tenaga sanitarian & 193 tenaga bidan desa
Dinas Kesehatan (2012)
20 tenaga sanitarian dan 215 tenaga bidan desa
25%
- 100% -
72
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Tabel 5.2: Mekanisme Monev Implementasi SSK
Obyek Pemantauan
Penanggung Jawab Waktu
Pelaksanaan
Pelaporan Penanggung Jawab Utama
Pengumpul Data dan
Dokumentasi Pengolah
Data/Pemantau Penerima Laporan Format
Pemantauan Kegiatan
Sub Sektor Air Limbah dan
Drainase Kabid Cipta
Karya Nasrin ST Sub Sektor
Persampahan Zulhipni,ST,
ME
Kasi Air Minum/ PLP
Aspan
Sunarto, SE
Maskur Efendi, ST
Herianto,ST
Tahun 2014 atau 1 x setahun
Ketua Pokja Sanitasi
Kabupaten Merangin
Soft copy dan Hard Copy
Pemantauan Strategi
Kabid Fispra M. Amir
Tamsil, SH, ME
Musirwan,S.IP
Gatot Teguh Yudianto, SE
Tahun 2014 atau 1x setahun
Sekretaris Pokja
Sanitasi Kabupaten Merangin
Soft copy dan Hard Copy
Mekanisme pelaksanaan monitoring dan evaluasi adalah pemahamam bahwa sanitasi merupakan upaya bersama sehingga lebih bersifat sebagai suatu gerakan sosial dan moral yang mengkedepankan pendekatan partisipatif dalam setiap elemen kegiatannya. Sebagai konsekuensinya, sistim monev haus terbuka bagi keterlibatan seluruh pihak yang berkepentingan ( baik pemerintah, pihak swasta/dunia usaha dan masyarakat ), dimana ada yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan proram pembangunan sanitasi.
Mekanisme monitoring dan evaluasi kondisi Sanitasi ditingkat daerah terdiri atas 4 ( empat ) komponen yaitu: 1. Pengumpulan Data Pengumpulan Data merupakan suatu proses awal dalam kegiatan monev. Data yang dikumpulkan adalah
program kerja Pokja Sanitasi,kegiatan,lokasi kegiatan,jumlah yang terlibat,sasaran kegiatan dan hasil kegiatan.
2. Analisa Data dan Pelaporan Analisa data dan pelaporan dalam monitoring dan evaluasi Sanitasi adalah untuk menggambarkan kondisi
pelaksanaan Sanitasi di Kabupaten Merangin agar dapat berhasil dengan baik, dimana dampak dan juga permasalahan yang timbul sehingga dapat dicarikan solusi yang terbaik bagi semua stakeholder yang terlibat dalam pembangunan sanitasi.
3. Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Dari hasil analisa data dan pelaporan yang dibuat, maka langkah berikutnya adalah rencana dan
pengambilan keputusan untuk rencana tindak lanjut tentang perkembangan program dan kegiatan Pokja Sanitasi kedepan.
4. Tindakan Implementasi Langkah terakhir dari monev program Sanitasi adalah implementasi perencanaan dan keputusan yang
diambil dari rangkaian tahap diatas.
73
Strategi Sanitasi Kabupaten Merangin
Mekanisme monev ini untuk mengetahui tercapai atau tidaknya sasaran dari kebijakan program Sanitasi ditingkat daerah, yaitu dengan memonitor pelaksanaan kebijakan oleh berbagai pelaku melalui indikator keluaran dan manfaat serta mengevaluasi hasil-hasilnya melalui indikator dampak sebagai masukan perumusan kembali kebijakan dan program. Keterlibatan stakeholders sangat penting pada evaluasi hasil dan perumusan program sangat mendukung konsep transparasi dalam pelaksanaan monev.
Mekanisme monev ini juga dimaksudkan untuk mengetahui tercapai atau tidak sasaran dan hasil-hasil yang
diinginkan dari kegiatan sanitasi yang dilaksanakan ditingkat lokal yaitu dengan memonitoring pelaksanaannya berdasarkan indikator kinerja sebagai bahan input terhadap perkembangan dan hambatan dalam pelaksanaan Sanitasi yang baik di kabupaten Merangin secara keseluruhan.