Top Banner
STRATEGI PETANI KAKAO DALAM MENINKATKAN PRODUKSI KAKAO DI DESA BALAIKEMBANG KECAMATAN MANGKUTANA KABUPATEN LUWU TIMUR MIFTHA HUL JANNAH 1602405155 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2020
79

strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

Apr 27, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

1

STRATEGI PETANI KAKAO DALAM MENINKATKAN

PRODUKSI KAKAO DI DESA BALAIKEMBANG

KECAMATAN MANGKUTANA

KABUPATEN LUWU TIMUR

MIFTHA HUL JANNAH

1602405155

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 2: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

i

STRATEGI PETANI KAKAO DALAM MENINGKATKAN

PRODUKSI KAKAO DI DESA BALAIKEMBANG

KECAMATAN MANGKUTANA KABUPATEN

LUWU TIMUR

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Cokroaminoto Palopo

MIFTHA HUL JANNAH

1602405155

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 3: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

ii

Page 4: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

iii

Page 5: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

iv

Page 6: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

v

ABSTRAK

Miftha Hul Jannah. 2020. Strategi Petani Kakao dalam Meningkatkan Produksi

Kakao di Desa Blaikembang Kecamatan Mangkutana Kabubapaten Luwu Timur

(dibimbing oleh Suaedi dan Hj Marlia Muklim)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi petani dalam

meningkatkan produksi kakao di Desa Balaikembang Kecamatan mangkutana

kabupaten Luwu Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-

fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih

memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaita antara kegiatan.

Penelitian ini di laksanakan di Desa Balaikembang Kecamatan Mangkutana

Kabupaten Luwu Timur. Penelitian ini di laksanakan pada bulan januari 2020

sampai dengan febuari 2020. Populasi dalam penelitian ini meliputi para petani

yang berjumlah 120 petan, penulis menentukan sampel petani dengan mengambil

populasi sebesar 20% jadi sampel yang di pilih sebanyak 24 petani dari jumlah

seluru populasi responden. sumber data yang digunakan atau diperoleh adalah dari

hasil wawancara, kuisioner , observasi dan studi pustaka. Data dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi

petani kakao dalam peningkatan produksi kakao di Desa yaitu Memaksimalkan

lahan yang dimiliki, Mempertahankan dan meningkatkan penggunaan alat-alat

pertanian yang lebih efektif dan efisien, Memperthanakan dan meningkatkan

kemandirian dari segi modal, motivasi bekerja dan bantuan pemrintah.

Kata kunci : Strategi, analisis SWOT, Kakao, Produksi.

Page 7: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

vi

KATA PENGANTAR

Assalaualaikuam. Wr.Wb

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur penilis panjatkan kehadirat

Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat,karunia, dan kekuatan serta rahmat

yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan meski dalam bentuk

sederhana. Selawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah

Muhammad saw, sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi yang berjudul ― Strategi

Petani Kakao dalam Meningkatkan Produksi Kakao di Desa Balaikembang

Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur‖ ini terwujud berkat uluran

tangan dari insan-insan yang telah di gerakkan hatinya oleh sang Khalik untuk

memberikan dukungan,bantuan,dan bimbingan, baik secara langsung maupun

tidak langsung bagi penulis. Oleh karena itu, disampaikan rasa syukur kehadirat

Allah swt, penulis juga menyampaikan terimakasi teristimewa kepada orang tua

penulis tersayang dan tercinta, Ibunda Yusmawati dan Ayahanda Suardi yang

telah tela merawat dan membesarkan, mengasuh, mendidik, menyanyangi, serta

iringan dan doa yang tulus iklas demi kesuksesan penulis dalam menuntut ilmu

dan meraih cita-cita Ucapan yang sama untuk saudara penulis tercinta, Muh.rivair

dan Muh.Rivaldi yang telah memberikan dukungan moril maupun material selama

menimba ilmu di Universitas Cokroaminoto Palopo. Sahabat Seperjuangan

Penulis, Resti Yuliasari, Rudi,Lika Yurlina,Ratna dilla, Muh.Dandi dan seluru

teman seperjuangan Agribisnis D. yang telah banyak membantu dalam penelitian

serta memberikan motivasi dan semangat kepada penilis dalam dalam

menyelesaiakan skripsi ini.

Kesempatan ini penulis juga menyampaikan terimakasi kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepda:

1. Prof. Drs. Hanafie Mahtika, M.Si. selaku Rektor Universitas

CokroaminotoPaopo.

2. Bapak Rahman Hairuddin, S.P., M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Cokroaminoto Palopo.

3. Abdul Rais, S.Si.,M.Ling selaku Ketua Program Studi Agribisnis Universitas

Cokroaminoto Palopo.

Page 8: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

vii

4. Bapak Dr. Suaedi, S.Pd.,M.Si selaku pembimbing I sekaligus pemberi

arahan.

5. Ibu Dr. Hj. Marlia Muklim, S.Pd.,M.pd selaku pembimbing II yang telah rela

meluangkan waktunya di sela-sela tugas dalam rangka membimbing

penulisan skripsi ini.

6. Rekan-rekan sesama mahasiswa yang telah memberikan bantuan dalam

menyelesaikan penulisan Skripsi ini, serta keluarga besar Agribisnis yang tak

sempat penulis sebutkan satu persatu, yang selalu memberi motivasi serta

dukungan dan masukannya kepada penulis dan atas kerjasamanya sampai

skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis

mendapatkan hikmah dari Allah swt. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.Akhir kata, dengan segala

kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Untuk itu

kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan skripsi ini.

Palopo, September 2020

Miftha hul Jannah.

Page 9: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

viii

RIWAYAT HIDUP

MIFTHA HUL JANNAH, lahir di Balla 30 Maret 1998, anak

ketiga dari empat bersaudara, buah hati dari pasangan Suardi

dan Yusmawati. Penulis menempuh pendidikan sekolah Dasar

di SDN 177 Tolangi dan lulus tahun 2010, kemudian penulis

melanjutkan sekolahnya di sekolah menengah pertama yaitu di

SMPN 1 Sukamaju dan menyelesaikan tingkat pertama itu

pada tahun 2013. Selanjutnya penulis melanjutkan Sekolah

Menegah atas di SMAN 1 Sukamaju hingga lulus pada tahun

2016, kemudian pada tahun 2016 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program

Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo. selama

menjalankan studinya penulis pernah mengikuti musyawarah nasional yang

diadakan oleh Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Soseial Ekonomi

Pertanian Indoneisa (POPMASEPI) dan juga pernah menjabat sebagai anggota

Himpunan Mahasiswa Agribisnis (HIMARIS )Universitas Cokroaminoto Palopo

tahun jabatan 2018. Di akhir studi penulis menyelesaikan skripsinya yang

berjudul ― Startegi Petani Kakao dalam Meningkatkan Prdouksi kakao di Desa

Balaikembang Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur‖

Page 10: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

ABSTRAK ............................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 3

1.3Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3

1.4 Manfaat penelitian ....................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ............................................................................................ 4

2.2Hasil penelitian yang Relevan .................................................................... 22

2.3 kerangka Pikir ........................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian....................................................................................... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 26

3.3 Metode Penentuan Responden .................................................................. 27

3.4 Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 27

3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 27

3.6 Analisis Data ............................................................................................. 26

3.7 Definisi Oprasional ................................................................................... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 37

4.2 Pembahasan ............................................................................................... 52

Page 11: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

x

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 55

5.2 Saran ......................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 56

LAMPIRAN

Page 12: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Potensi Kakao Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur. ...................... 1

2. Pembobotan Matriks IFE. ................................................................................. 23

3. Matriks IFE ....................................................................................................... 31

4. Matriks EFE ...................................................................................................... 32

5. Matriks SWOT. ................................................................................................. 35

6. Keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin ................................................. 38

7. Umur Responden di Desa Balaikembang Kecamatan Mangkutana Kabupaten

Timur ................................................................................................................ 38

8. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa

Balaikembang Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur .................... 39

9. Jumlah responden berdasarkan pengalaman berusahatani kakao di Desa

Balaikembang Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur .................... 39

10. Analisis Faktor Internal petani kakao di Desa Balaikembang ....................... 43

11. Analisis Faktor Eksternal petani di Desa Balaikembang ................................ 45

12. Analisis matriks IFE petani kakao di Desa Balaikembang ............................. 46

13. Analisis matriuks EFE petani kakao Desa Balaikembang .............................. 47

14. Hasil analisis matriks SWOT ...................................................................... 49

Page 13: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian .................................................................................. 24

2. Desain penelitiian ............................................................................................... 26

3. Matriks IE........................................................................................................... 33

4. Analisis Matriks IE ............................................................................................ 48

Page 14: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kakao adalah salah satu komoditas tanam yang cocok untuk petani kecil

karena tanaman ini dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, dan dapat

dijadikan sebagai sumber pendapatan harian maupun mingguan untuk budidaya

kakao. Biji kakao mengandung fluorofenol dan flavonoid sebagai antioksidan

(Tamrin, 2012).

Di Indonesia, sebaran sentra kakao terbesar ada di pulau Sulawesi dengan

sebaran 63,8% yang terdapat di propinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan

Sulawesi Selatan. 16,13% di pulau Sumatera, 7,1% Maluku dan Papua, Jawa

sebesar 5,3%, Nusa Tenggara dan Bali 4,0%, dan sisanya sebesar 3,6% ada di

pulau Kalimantan (Direktorat Jendral Perkebunan, 2013).

Tanaman ini hampir ditemukan di seluruh wilayah yang ada di Indonesia.

Wilayah Indonesia bagian timur, khususnya Sulawesi adalah penyumbang

terbesar produksi kakao dengan jumlah produksi sebesar 70 % dari total produksi

kakao di Indonesia. Daerah penghasil kakao Indonesia meliputi Sulawesi Selatan,

Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sumatera

Barat, Aceh, Jawa Timur, Lampung dan Nusa Tenggara Timur.

Sulawesi Selatan merupakan penyumbang utama produksi kakao yang

diikuti Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Ke empat

propinsi tersebut merupakan daerah yang tingkat pertumbuhan tertinggi dengan

capaian 8,6%. Di Sulawesi Selatan, sentra kakao terdapat di daerah Luwu Raya

yang meliputi, Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara, dan Kabupaten Luwu

Timur serta Kota Palopo. Total produksi kakao di Luwu Raya sebesar 63,259,21

Ton dari total luas areal 133,46970 Ha tanaman kakao di Luwu Raya. Hal ini

berarti Luwu raya merupakan penyumbang produksi tertinggi di Sulawesi Selatan

sebesar 54% dari 117,118.52 Ton pertahunnya (Direktorat Jendral Perkebunan,

2015).

Kabupaten Luwu Timur yang dikenal dengan salah satu sentra penghasilan

kakao terbesar di Sulawesi selatan dengan luas wilaya 6.944,98 km dimana luas

lahan yang digunakan dalam pengembangan kakao adalah 27,681,68 ha dengan

Page 15: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

2

jumla produksi 14.539,15 ton. Kabupaten Luwu Timur dengan letak strategis dan

kondisi agroekonologi sangat menunjang perkembangan tanaman kakao.

Kecamatan Mangkutana merupakan Kecamatan yang sangat berpotensial

dalam budidaya tanaman kakao termaksud di dalam Desa Balaikembang yang

merupakan Kecamatan Mangkutana. Kecematan Mangkutana memiliki luas lahan

tanaman kakao 2.920,9 ha yang berproduksi mencapai 251,59, yang di hasilkan

oleh 12 Desa yang mempunyai luas lahan dan jumla produksi yang berbeda-beda

disetiap Desa. Untuk mengetahui luas lahan, jumlah produksi dan jumlah petani di

Kecamatan Mangkutana seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Potensi Kakao Kecamatan Mangkutana.

Desa Luas Lahan (ha) Produksi (ton)

Balaikembang 10,70 5,80

Maleku 61,00 0,73

Monorejo Barat Wonoreji Timur

150,00 11,85

279, 60 21,81

Pacakarsa 75,00 3,40 58,60 Manggala 755,00

Teromu 120,50 13,40

Koroncea 233,50 17,88

Mangkulande 502,00 46,00

Margolembo 210,00 15,00

Tambangan 180,00 10,02

Kayu Langi 700,60 47,10

Jumlah 2,920,9 251,59

Rata-rata 243,40 20,97

Sumber: BP3K Kecamatan mangkutana (2018).

Tabel 1 menunjukkan bahwa petani yang melakukan budidaya kakao yang

tersebar di Kecamatan Mangkutana dengan produksi yang berbeda-beda hingga

perlu di lakukan pengembangan kakao. Dalam potensi kakao di Desa

Balaikembang mengalami tingkat keberhasilan yang semakin kecil, namun tingkat

keberhasilan yang paling rendah di Desa Maleku, dikarenakan Desa Maleku sudah

menjadi permukiman masyarakat. Sedangkan Desa Balaikembang mengalami

tingkat keberhasilan lebih tinggi dari Desa Maleku namun permasalahannya ialah

pendapatan petaninya belum mencapai 2 ton/ha, dikarenakan kurangnya

pemberdayaan terhadap petani kakao.

Page 16: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

3

Dalam kasus ini saya mencoba mengangkat bagaimana peningkatan

produksi tanaman kakao yang sudah tidak lagi mengalami peningktan dari tahun

ke tahun. sebagai tanaman perkebunan yang dapat dibudidayakan dengan umur

tanaman yang panjang dan waktu pembuahan tanaman minimal pada umur 3

tahun, dibutuhkan strategi yang baik untuk meningkatkan produksi kakao. Strategi

yang baik harus berdasarkan kondisi eksistensi faktor -faktor internal dan

eksternal yang berpengaruh. Inilah yang menjadi pertimbangan Peneliti Untuk

Mengangkat Judul Strategi Petani kakao dalam Peningkatkan Produksi Kakao di

Desa Balaikembang kecematan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.

1.1 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dirumuskan berdasarkan dari latar belakng di atas

yaitu bagaimana strategi petani kakao dalam meningkatkan produksi kakao di

Desa Balaikembang, Kecamatan Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur?

1.2 Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan di atas, tujuan penelitian ini adalah mendapatkan

pengetahuan tentang stategi petani kakao dalam meningkatkan produksi kakao di

Desa Balaikembang, Kecamatan Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini adalah:

1. Dijadikan sebagai bahan evaluasi pemerintah dalam pembuatan kebijakan

khususnya yang berkaitan dalam komoditi kakao.

2. Dijadikan sebagai pedoman dan referensi bagi peneliti selanjutnya

Page 17: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

1. Kakao

Dalam bahasa Yunani, kata kakao (cokelat) disebut Theobroma cacao, theos

yang artinya dewa sedangkan broma diartikan sebagai santapan. Jadi kata

theobroma diartkan sebagai santapan bagi para dewa. Kakao bukanlah tanaman

asli Indonesia. Sekitar tahun 1560 bangsa Spanyol membawa kakao masuk ke

Indonesia melalui Sulawesi Utara. Tanaman ini diperkirakan berasal dari lembah

hulu sungai amazon, Amerika Selatan. Tetapi belum ada yang memastikan sejak

kapan tanaman ini dibudidayakan, namun ada yang berpendapat bahwa

pembudidayaan kakao bersamaan dengan pembudidayaan kopi pada tahun 1820.

Adapula yang berpendapat bahwa tanaman ini dibudidayakan pada tahun 1780 di

Minahasa, namun sejak tahun 1845 pembudidayaan tanaman ini tidak berlangsung

lama karena terjadi serangan hama penggerek buah kakao (PBK) yang

mengakibatkan kebun tidak terawat dan mengalami kerusakan.

Dalam perekonomian Indonesia, kakao adalah salah satu komoditas yang

memiliki peran penting. Besarnya animo masyarakat dalam mengembangkan

tanaman ini terlihat dengan tingginya permintaan akan benih kakao serta adanya

berbagai pelatihan tentang pembudidayaan tanaman ini. Theobroma cacao L atau

kakao adalah jenis komoditas perkebunan yang cocok untuk budaya dan iklim

tanah di Indonesia.

Kakao digolongkan sebagai tanaman yang dapat tumbuh di daerah beriklim

tropis. Pada habibat aslinya, tanaman ini dapat tumbuh di bagian hutan hujan

tropis yang terlindungi sinar matahari karena adanya pepohonan yang besar.

Tanaman ini termasuk tumbuhan tahunan atau perennial yang berbentuk pohon,

yang tingkat ketinggiannya dapat mencapai 10m. Walaupun demikian, dalam

pembudidayaan tanaman ini tidaklah mencapai 5m dengan tajuk yang

menyamping yang meluas yang bertujuan untuk memperbanyak cabang yang

produktif. Bunga tanaman ini, sama halnya dengan anggota lainnya yakni

Streculiaceae tumbuhnya langsung dari batang yang dikenal dengan cauliflorous.

Bunga yang sempurna memiliki ukuran kecil yang diameternya 3 cm, tunggal,

Page 18: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

5

akan tetapi akan terlihat terang disebabkan sejumlah bunga yang muncul dari satu

titik tunas.

2. Strategi

Strategi adalah hal yang paling pokok untuk kelangsungan hidup dari suatu

perusahaan untuk mencapai suatau tujuan atau sasaran yang diinginkan.

Perusahaan akan efektif dan efesien, apabila perusahaan mampu menghadapi

berbagai masalah atau hambatan yang dating baik itu berasal dari dalam

perusahaan maupun dari luar perusahaan itu sendiri. Strategi adalah salah satu alat

yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam

pengembangannya, konsep mengenai strategi harus selalu ada perubahan dan

mengenai strategi, setiap setiap orang memiliki pendapat atau definisi yang

berbeda.

Untuk mencapai visi dan misi yang sudah di tetapkan oleh perusahaan maka

strategi dibutuhkan dalam dunia bisnis atau dunia usaha. Strategi dapat digunakan

untuk mencapai tujuan yang berjangka pendek ataupun tujuan jangka panjang.

Strategi merupakan suatu sarana yang dilakukan secara bersama yang

memiliki tujuan jangka panjang yang seperti disepakati (David, 2011). Strategi

bisnis meliputi ekspasi georafis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk,

penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, serta usaha patungan atau joint

venture. Strategi merupakan aksi potensial yang harus membutuhkan suatu

keputusan manajemen paling atas serta sumber daya perusahaan dalam kapasitas

yang besar. Jadi, strategi merupakan sebuah kegiatan, tindakan atau aksi yang

dilakukan oleh individu, kelompok atau perusahaan agar mencapai suatu tujuan

atau sasaran yang ditetapkan.

Rangkuti (2013) mengemukakan bahwa strategi merupakan suatu

perencanaan induk yang komprehensif, yang menjabarkan bagaimana suatu

perusahaan akan mencapai semua sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan

bersama berdasarkan misi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Stoner, Freeman, dan Gilbert. Jr (2005) berpendapat bahwa konsep strategi

dapat diartikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda yakni: (1) dari perspektif

apa suatu perusahaan atau organisasi ingin dilakukan (intens to do), dan (2) dari

Page 19: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

6

perspektif apa yang perusahaan atau organisasi akhirnya lakukan (eventually

does).

Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan tersebut penulis mengambil

kesimpulan bahwa pengertian strategi adalah suatu hal yang organisasi atau

perusahaan akan dilakukan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan yang telah

organisasi tetapkan sebelumnya.

Dalam buku yang berjudul Analisis SWOT Teknis Membedah Kasus Bisnis

karya Rangkuti (2013), ia mengutip pendapat dari beberapa ahli mengenai

strategi, di antaranya :

1. Chandler, mengemukakan bahwa strategi adalah sarana atau alat yang

digunakan untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran perusahaan yang

berkaitan dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, dan

prioritas alokasi sumber daya.

2. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth berpendapat tentang strategi

adalah alat atau sarana yang dipakai untuk menciptakan keunggulan

bersaing. Maka dari itu yang menjadi fokus strategi ialah memutuskan

apakah bisnis itu harus ada atau tidak.

3. Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner memberi penjelasan mengenai

strategi adalah suatu respons secara berkelanjutan maupun adaptif terhadap

suatu peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan dari

dalam yang dapat memengaruhi keadaan dan keberlanjutan organisasi.

4. Porter mendefenisikan strategi sebagai sarana yang sangat penting demi

tercapainya keunngulan dalam persaingan.

5. Andrews dan Chaffe berpendapat bahwa strategi merupakan kekuatan atau

suatu energi motivasi untuk stakeholders, misalnya stakeholders,

debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan

sebagainya, baik secara langsung atau tidak langsung menerima suatu

keuntungan atau biaya yang dimunculkan oleh tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh perusahaan.

6. Hamel dan Prahalad berpendapat strategi adalah suatu tindakan yang

sifatnya selalu meningkat (incremental) dan terus menerus yang dilakukan

berdasarkan sudut pandang tmengenai apa yang diharapkan oleh konsumen

Page 20: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

7

di masa yang akan datang. Maka dari, perencanaan strategi hampir selalu

diawali dari ―apa yang bisa terjadi‖, bukan diawali dari ―apa yang terjadi‖.

Terciptanya kecepatan inovasi market yang baru dan perubahan pola

pelanggan memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan

harus menemukan kompetensi inti di dalam bisnis yang akan dilakukan.

Berdasarkan defenisi yang telah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

strategi merupakan suatu sarana atau alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

atau keunggulan bersaing dengan memperhatikan faktor eksternal maupun

internal perusahaan. Perusahaan akan melakukan suatu tindakan yang dapat

menjadikan sebuah keuntungan baik untuk perusahaan maupun pihak-pihak yang

terlibat dalam perusahaan.

3. Definisi Manajemen Strategi

Menurut Pearce II dan Robinson, Jr (2008) manajemen strategi merupakan

kumpulan dari beberapa keputusan dan tindakan yang dihasilkan dari formula dan

implementasi dari suatu rencana yang telah dirancang untuk mencapai suatu

tujuan perusahaan. Sedangkan menurut Kuncoro (2006), Manajemen strategi

terdiri atas analisis, keputusan, dan aksi yang diambil oleh organisasi atau

perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.

Robbins (2007) berpendapat bahwa manajemen strategis merupakan

sekelompok keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka

panjang perusahaan atau organisasi. Manajemen strategis sangat penting

dilakukan sebab dengan adanya manajemen dapat membedakan seberapa baik

kinerja suatu perusahaan atau organisasi dan berhubungan dengan kenyataan

bahwa perusahaan atau organisasi dari semua jenis dan ukuran menghadapi

kondis dan situasi yang selalu mengalami perubahan.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka disimpulkan bahwa defenisi dari

manajemen strategis ialah sekumpulan atau serangkaian keputusan dan tindakan

untuk melahirkan keunggulan kompetitif dan menentukan kinerja perusahaan

atau organisasi dalam mencapai sasaran atau tujuan berjangka panjang.

David (2011) berpendapat bahwa manajemen strategis didefinisikan

sebagai suatu pengetahuan dan seni dalam merumuskan, mengimplementasikan,

serta mengevaluasi berbagai keputusan lintas fungsional yang memampukan

Page 21: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

8

sebuah perusahaan atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Seperti yang

tersirat dari defenisi tersebut, manajemen strategis hanya berpusat pada usaha

untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi,

produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi

komputer demi tercapainya keberhasilan yang terorganisasi. Maka manajemen

strategis merupakan suatu tindakan atau perumusan yang fokusnya hanya pada

sasaran atau tujuan manajemen yang terdapat di dalam perusahaan atau

organisasi.

Siagian (2007) berpendapat bahwa manajemen strategis merupakan

serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen

puncak kemudian diimplementasikan oleh seluruh anggota atau jajaran suatu

organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran organisasi tersebut.

Hubies dan Najib (2008), mengemukakan bahwa manajemen strategis

merupakan seperangkat tindakan dan keputuasan manajerial yang menentukan

kinerja suatu organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategis diartikan

sebagai kumpulan dari beberapan keputusan dan tindakan yang merupakan hasil

dari perumusan dan diimplementasikan pada kegiatan yang dibuat demi

tercapainya suatu tujuan perusahaan dan bagaimana menilai dan melaksanakan

tindakan tersebut untuk mencapai tujuan organisasi, yang meliputi perumusan,

implementasi dan penilaian rencana strategi.

Berdasarkan defenisi tersebut disimpulkan bahwa manajemen strategis

adalah serangkaian kumpulan dari beberapa keputusan dan tindakan manajerial

yang dibuat oleh manajemen puncak untuk mencapai tujuan organisasi yang

meliputi perumusan, implementasi dan penilaian rencana strategi.

Jorfi, Yaccob dan Shah (2011), berpendapat bahwa manajemen strategis

adalah salah satu mata pelajaran yang sedang diperbincangkan dan semakin

menarik bidang manajemen pembangunan. Manajemen strategis merupakan

pendekatan sistematis yang utama dan memiliki tanggung jawab yang penting

dari manajemen umum untuk sebuah posisi dan memiliki hubungan organisasi

dengan lingkungan sekitarnya dalam cara yang dapat memastikan kesuksesan dan

membuatnya aman dari berbagai kejutan.

Page 22: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

9

York dan Miree (2012) berpendapat bahwa manajemen strategis merupakan

suatu program bisnis yang sangat menantang untuk mengajar sebab dapat

melakukan integrasi baik di tahap konseptual maupau pada tahap operasional

manajemen.

Para ahli perencanaan strategi mempercayai bahwa filosofi umum yang

mendeskripsikan usaha atau bisnis suatu perusahaan tercermin pada misi yang

mampu diterjemahkan pada pernyataan dan strategi bisnis yang telah ditetapkan.

Pearch II dan Robinson (2007) mengemukakan bahwa perencanaan strategi dalam

jangka panjang diturunkan dari usaha perusahaan demi mencari keunggulan dasar

dalam bersaing dari strategik generik yaitu:

1. Menargetkan pembiayaan yang rendah (overall cost leadership) dalam industri.

Untuk menekan biaya dalam overal cost leadership dilakukan efesiensi biaya

yang bisa didapatkan dari karyawan yang memiliki pengalaman, penekanan

biaya everhead, meminimalkan biaya penelitian dan pengembangan, service,

wiraniaga, periklanan dan lainnya.

2. Menargetkan terciptanya suatu produk yang unik dan beda untuk konsumen

yang bervariasi differensiasi bisa dilakukan melalui dimensi merk atau citra

rancangan. Teknologi yang dipakai, karakteristik khusus, pelayanan pada

konsumen dan memeiliki pendistribusian yang baik. Keunggulan dalam

menggunakan differensiasi selain laba di atas rata-rata adalah kepekaan

konsumen terhadap harga kurang, produk-produk differensiasi menciptakan

hambatan masuk pengganti juga tinggi.

3. Menargetkan untuk melayani permintaan khusus pada satu atau bebarapa

kelompok pelanggan atau konsumen atau industri, memfokuskan (focusing)

pada biaya atau diferensiasi.

Ketiga strategi bisnis ini disebut juga dengan strategi generik yang didesain oleh

porter (1980) lalu digunakan untuk menghadapi 5 kekuatan yang mempengaruhi

industri.

Konsep strategi bisnis telah didiskusikan pada wacana administrasi bisnis

yang oleh Alfred Chandler (1962) dan H . Igor Ansoff (1965). Selama teori

strategik klasik, strategik merujuk pada makna yang bertujuan untuk mencapai

akhir tertentu dan pilihan mereka dengan mengikat rasionalitas. Chandler (1962),

Page 23: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

10

mengakui pentingnya pengkoordinasian macam-macam aspek manajemen di

bawah satu strategi yang mencakup keseluruhannya. Chandler (1962) mengartikan

bahwa strategi merupakan penentuan sasaran dan tujuan jangka panjang dasar dari

suatu perusahaan dan penggunaan suatu rangkaian tindakan dan alokasi sumber

daya yang diperlukan demi terwujudnya tujuan dan sasaran tersebut. Dalam

pemikiran ini, dijelaskan bahwa strategi bisnis sebagai sarana penentu sasaran dan

tujuan jangka panjang ,pemakaian tindakan dan alokasi sumber daya yang di

perlukan demi tercapainya tujuan atau sasaran. Dia menjelaskan struktur sebagai

suatu rancangan perusahaan atau organisasi melalui dimana strategi diaplikasikan,

perubahan strategi dalam suatu organisasi akan mengarah pada masalah

administratif yang baru. Sebaiknya diperlukan struktur baru demi keberhasilan

iplementasi berbagai strategi baru.

4. Analisis SWOT

SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan),

opportunitees (peluang), dan threats (ancaman). SWOT digunakan sebagai suatu

model untuk menganalisis suatu perusahaan atau oganisasi yang orientasinya

bersifat profit dan non profit yang memiliki tujuan utama untuk mengetahui

situasi perusahaan atau organisasi tersebut secara lebih komprehensif. Sedangkan

analisis SWOT adalah suatu evaluasi terhadap hasil identifikasi kondisi yang

bertujuan untuk menentukan pengkategorian sebagai kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman.

Penerapan SWOT pada suatu perusahaan organisasi atau perusahaan

bertujuan untuk memberikan suatu panduan agar suatu organisasi lebih fokus,

sehingga dengan penempatan analisis SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan

sebagai pembanding piker dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan

dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang bisa saja terjadi dimasa-masa

yang akan datang (Fahmi,2013).

a. Analisis Lingkungan

defenisi analisis lingkungan ialah suatu proses pengawasan terhadap

lingkungan perusahaan atau organsiasi untuk mengidentifikasi peluang dan

hambatan pada masa ini dan pada masa mendatang yang memungkinkan bisa

memiliki pengaruh terhadap penyusunan suatu strategi organisasi (Certo dan

Page 24: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

11

Pater,1991). Sedangkan Glueck (1988) mengemukakan bahwa analisis lingkungan

merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pembuat strategi untuk

memperhatikan sektor lingkungan dan digunakan untuk menentukan suatu

peluang dan ancaman terhadap kelangsungan suatu perusahaan.

a. Tahap Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

pada tahap ini dilakukan dengan cara membuat matriks IFE (Internal

Factor Evaluation) dan matriks EFE (External Factor Evaluation).

1) Matriks IFE

IFE merupakan singkatan dari Internal Factor Evaluation. Matriks ini

umumnya dimanfaatkan untuk mendeteksi atau mengetahui berbagai faktor

internal suatu organisasi, instansi, lembaga, atau perusahaan yang memberikan

dampak penguatan atau pelemahan yang dianggap penting dan substansial.

Berbagai komponen dari suatu lembaga atau perusahaan yang dapat dideteksi

dengan Matriks IFE ini seperti komponen manajemen, keungan, administrasi,

sumber daya manusia (SDM), marketing, sistem dan manajemen informasi, serta

sistem perasional dan produksi.

2) Matriks EFE (External Factor Evaluation)

Matriks ini digunakan untuk menilai beberapa faktor yang berasal dari luar

organisasi atau perusahaan. Data tersebut disatukan untuk menganalisis hal-hal

yang berkaitan dengan persoalan ekonomi, social budaya, demografi, lingkungan

politik, pemerintah, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri, dimana

perusahaan berada dan beberapa data yang memiliki hubungan lainnya. Hal ini

sangat penting karena faktor eksternal sangat berpengaruh secara langsung

terhadap keberlangsuangan perusahaan.

3). Matriks IE (Internal Eksternal)

Matriks ini digunakan untuk memosisikan suatu strategic bussines unit

(SBU) organisasi ke dalam matriks yang terdiri dari 9 sel. Matriks IE serupa

dengan matriks bostom consuling group (BCG), terutama pada kedua alat yang

memiliki peran dalam memetakan sebuah organisasi dalam suatu diagram yang

sistematis, dimana ukuran dari lingkungan tersebut memaparkan presentasi

kontribusi keuntungan akan tetap, ada perbedaan diantara matriks BCG dan IE,

yaitu :

Page 25: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

12

a) Ukuran sumbu X dan sumbu Y

b). Matriks IE membutuhkan informasi lebih banyak mengenai SBU tersebut.

c). Implikasi dari masinng-masing matriks berbeda.

Fred R. David (2012), membedakan strategi menjadi 4 jenis yaitu:

1. Strategi Integrasi

Secara umum strategi ini mendeskripsikan mengenai upaya kepemilikan

usaha yang dapat membantu usaha yang sedang dijalankan yang membedakan

hanyalah usaha siapa yang harus dimiliki. Strategi integrasi terbagi menjadi 3,

yaitu:

a. Integrasi ke Depan (forward integration)

Strategi integrasi kedepan merupakan strategi yang lebih cenderung atas

usaha untuk memproleh suatu kepemilikan yang lebih besar terhadap distributor

atau paritel. Adapun cara untuk menerapkan strategi integritas ke depan secara

efektif yaitu dengan pewarlabaan (franchising). Cara seperti ini merupakan cara

yang memanfaatkan produk atau jasa yang distribusikan. Dengan adanya

pewaralabaan usaha ini lebih mudah dan cepat ketika ia ingin melakukan ekspansi

dikarenakan biaya dan peluang yang muncul akan dibagikan ke masing-masing

individu.

b. Integritas ke Belakang (backward integration)

Strategi Integritas ke belakang merupakan strategi yang lebih cenderung

atas usaha untuk memproleh suatu kepemilikan yang lebih besar terhadap

pemasok perusahan. Strategi seperti ini merupakan strategi yang sangat tepat

digunakan ketika pemasok perusahan pada saat ini tidak bisa lagi dihandalkan,

terlalu mahal atau dia tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan dari perusahan.

c. Integritas Horizontal (horizontal integration)

Strategi Integritas horizontal merupakan strategi yang lebih cenderung atas

usaha untuk memproleh suatu kepemilikan yang lebih besar terhadap pesaing

perusahan. Strategi seperti ini akan menjadi sebuah strategi yang sangat efektif

jika sebuah organisasi bisa memperoleh karakterisitk monopolistic disalah satu

wilayah tertentu tanpa adanya larangan atau tidak bertentangan dengan aturan

pemerintah yang berlaku, organisasi harus dapat bersaing di sebuah industri yang

lagi berkembang, ketika meningkatnya skala ekonomi, organisasi harus

Page 26: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

13

mempunyai modal maupun sumber daya manusia yang dibutuhkan, dan pada saat

pesaing melemah dikarenakan kurangnya keterampilan manajerial.

2. Strategi intensif

Penggunaan strategi ini bertujuan untuk bagaimana produk yang kita

hasilkan dapat menjangkau konsumen secara maksimal baik dari segi konsumsi

maupun geografis.

a. Penetrasi pasar

Penetrasi pasar (market penetration) merupakan suatu strategi yang

berupaya untuk meningkatan pangsa pasar agar setiap produk atau jasa yang ada

di pasar pada saat ini melalui berbagai upaya pemasaran yang lebih besar.

Penetrasi pasar meliputi penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan

pengeluaran untuk kegiatan periklanan, penawaran hasil produk promosi

penjualan secara ekstentif, atau pelipatgandaan berbagai upaya pemasaran.

b. Pengembangan Pasar

Pengembangan pasar (market development) meliputi pengenalan proses

produksi atau jasa yang ada pada saat ini ke beberapa wilayah geografis yang

baru. Strategi ini akan lebih efektif ketika semua saluran distribusi baru yang

tersedia bisa diandalkan, murah dan memiliki kualitas yang baik, ketika organisasi

memiliki kemajuan dalam usaha yang dikelolahnya, ketika pasar baru yang belum

dikembangkan, ketika organisasi atau perusahaan memiliki ketersediaan modal

dan sumber daya manusia memadai yang dibutuhkan untuk pengelolaan perluasan

operasi.

c. Pengembangan Produk

Pengembangan produk (product development) merupakan salah satu strategi

yang berupaya meningkatkan hasil penjualan melalui cara memodifikasi atau

memperbaiki suatu produk atau jasa yang ada sekarang ini. Pengembangan jenis

produk biasanya memerlukan biaya yang besar untuk penelitian dan

pengembangan.

3. Strategi Diversifikasi

Umumnya strategi ini mendeskripsikan sebuah taktik dimana sesseorang

dapat menciptakan usaha baru, yang menhadi perbedaannya ialah apakah usaha

tersebut memiliki kesamaan atau tidak.

Page 27: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

14

a. Diversifikasi Terkait

Bisnis dapat disebut memiliki keterkaitan ketika mempunyai kesamaan

startegis antar bisnis yang memiliki nilai kompetitif. Strategi ini dikaitkan dengan

kemampuan dalam upaya menyalurkan keahlian yang bernilai secara kompetitif,

tips dan trik teknologis, atau kapabilitas lain dari suatu bisnis ke bisnis lainnya,

kemudian memadukan berbagai aktivitas yang ada kaitannya dari bisnis yang

tidak sama ke dala suatu operasi yang tunggal demi tercapainya efesiensi biaya,

pemanfaatan nama merek yang sudah dikenal luas oleh masyarakat, kerja sama

lintas bisnis demi terciptanya kekuatan dan kapabilitas sumber daya yang

memiliki nilai secara kompetitif.

b. Diversifikasi Tak Terkait

Strategi jenis ini akan lebih memilih portofolio bisnis yang mampu

memberikan kinerja keuangan yang normal di industri yang dimiliki sendiri.

Diversifikasi ini akan melibatkan usaha untuk menemukan serta mengakuisisi

beberapa perusahaan yang memiliki aset bernilai rendah atau finansialnya

tertekan, atau yang mempunyai prospek pertumbuhan yang menjanjikan tetapi

dari segi investasi modalnya kurang.

5. Strategi Devensif

a. Penciutan

Penciutan (retrenchment) adalah ketika suatu organisasi atau perusahaan

melakukan pengelompokan ulang dengan cara mengurangi biaya dan asset untuk

membalik penjualan dan keuntungan yang menurun. Penciutan dibuat untuk

memperkuat keahlian khusus dasar dari suatu organisasi. Penciutan atau

pengurangan biasanya melibatkan penjualan lahan dan bangunan demi

memperoleh kas yang diharapkan, memotong lini produk, menutup bisnis yang

tidak memberi keuntungan, menutup pabrik yang tidak terpakai, mengotomatisasi

proses, mengurangi jumlah karyawan dan membangun system pengendalian

beban.

b. Divestasi

Divestasi adalah menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi

Divestasi biasanya digunakan untuk memperoleh modal guna akuisisi atau

investasi strategi yang lebih jauh. Divestasi bisa menjadi bagian dari keseluruhan

Page 28: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

15

strategi penciutan untuk pembebasan organisasi dari bisnis yang tidak hasilkan

keuntungan, yang dalam prosesnya membutuhkan terlalu banyak modal, atau yang

tidak begitu sejalan dengan berbagai aktivitas atau kegiatan dari perusahaan yang

lain.

c. Likuidasi

Likuidasi adalah menjual seluruh asset perusahaan, secara terpisah-pisah,

untuk kekayaan berwujud. Likuidasi adalah pengakuan kelelahan dan

konsekuensinya dapat dijadikan sebagai sebuah strategi yang sulit secara

emosional. Tetapi, adakalanya kita harus menghentikan operasional perusahaan

daripada mengalai kerugaian yang besar.

4. Lingkungan Strategis Komoditas Kakao

a. Lingkungan Internal

Lingkungan internal yang dapat menjadi kekuatan dalam pengembangan

investa

1. Aspek Budidaya

Dalam aspek budidaya meliputi beberapa bagian, diantaranya :

a. Persiapan Bibit Tanam

Kualitas dan kuantitas hasil tanaman kakao selain dipengaruhi oleh factor

iklim dan keadaan tanah, pemilihan bibit atau bahan tanah juga sangat

berpengaruh. Bibit memiliki potensi genetis atau potensi untuk berproduksi,

sedangkan factor iklim dan tingkat kesuburan tanah hanya sebagai factor

pendukung agar potensi yang dimiliki oleh bibit tercapai. Bibit tanaman ini yang

berasal dari benih ataupun bibit yang dihasilkan dari sambung pucuk ataupu

okulasi siap ditanam setelah berumur 6-7 tahun.

b. Persiapan lahan

Dalam proses persiapan lahan penanaman kakao, ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan: (a) kandungan humus atau bahan organik yang ada di lahan

yang dipersipakan untuk kebun kakao, (b) erosi atau hanyutnya tanah bagian

permukaan akibat air hujan, (c) cara-cara pembuangan air yang berlebihan pada

saat musim hujan dapat ditekan. (e) pembersihan lahan dari tanaman rumput-

rumput penganggu tanaman, seperti alang-alang misalnya.

Page 29: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

16

c. Penanaman

Apabila tanaman penaung diperkirakan sudah akan dapat menaungi bibit

kakao muda yang akan ditanam dengan baik, maka pekerjaan selanjutnya ialah

penanaman. Penanaman dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,

adapun langkah-langkahnya sebagai berikut;

- Lobang tanam yang telah terisi penuh berisi campuran tanah galian dan tanah

organik

- Bibit yang akan ditanamn tentunya yang subur dan tambuh seragam

hendaknya disiram sebelum dibawah ke kebun.

- Bilamana lokasi kebun jauh dari tempat pembibitan di harapkan untuk hati

hati membawanya ke lokasi.

- Bibit yang dimasukkan ke gudang tanaman kemudian tumbuh, sepenuhnya

dan pangkal batang bibit dibiarkan lebih tinggi.

- Untuk menegakkan pohon bibit dan memudahkan dalam pemeliharaan,

hendaknya setiap bibit pohon dikakukan dengann kayu yang dirancang sendiri.

- Penanaman hendaknya dilakukan pada saat musim penghujan. Dalam keadaan

musim berlangsung normal, penanaman sebaknhya dilakukan akhir bulan

November sampai desember.

b. Pemeliharaan tanaman

Bibit kakao yang telah ditanam sesuai prosedur dan standar yang ada,

diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, dan pada akhirya potensi

produksinya akan dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Proses ini akan terjadi

bila selama tanaman tumbuh tetap dilakukan kegiatan pemeliharaan secara terus

menerus yang disertai kesabaran dan ketekunan. Kegiatan tersebut seperti;

penyiangan, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama dan penyakit.

a. Panen

Proses panen buah kakao dilakukan buah sudah masak yang ditandai dengan

perubahan warna kulit buah dari warna hijau menjadi kuning, dan adapula dari

yang berwarna merah pada saat muda akan berubah menjadi warna orange.

f. Pasca panen

Pasca panen dalam kegiatan bercocok tanam kakao diartikan sebagai bentuk

tindakan yang dilakukan setelah proses panen seperti proses membelah buah lalu

Page 30: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

17

mengeringankannya, biasanya dilakukan dengan cara menjemur. Setelah dijemur

barulah diolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan hasil tanaman agar

tetap dalam kondisi yang baik untuk dapat dikonsumsi atau untuk diolah.

2. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu perusahaan. Oleh

karena itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif di kalangan

karyawan perusahaan. Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik dapat

meningkatkan kinerja perusahaan dan dipandang sebagai asset yang berharga bagi

perusahaan. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang perlu diperhitungkan

dalam proses produksi dan produktivitas tanaman kakao.

Beberapa faktor manajemen sumber daya manusia yang populer dengan

singkatan MSDM, memberikan pengertian yang beragam. De Cenzoand Robbins

(1996) mengemukakan bahwa MSDM merupakan bagian dari organisasi yang

fokus pada pemberdayaan manusia dalam hal posisi manajemen dalam urusan

rekruitmen, penyeleksian, pelatihan dalam angka pengembangan kualitas SDM,

termasuk dalam urusan penghargaan dan penempatan SDM.

3. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang bersumber dari alam yang

dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidup manusia.

Alam telah menyediakan berbagai sumber kehidupan bagi manusia seperti

makanan, minuman dan kebutuhan lainnya. Dengan kata lain, SDA adalah

kekayaan alam (biotik dan abiotik) yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi

kesejahteraan hidup manusia.

4. Aspek penelitian dan pengembangan

Dalam aspek penelitian dan penegmbangan petani diberikan informasi

mengenai mutu biji kakao dan cara mengembangkan tanaman kakao dengan baik.

dengan mutu biji kakao yang baik dapat menjadi perhatian oleh konsumen,

dikarenakan biji kakao yang digunakan adalah yang unggul itu sendiri.

5. Keuangan

Keuangan diperlukan oleh setiap organisasi dalam melancarkan kegiatan

operasinya. Keungan merupakan suatu ilmu yang berkaitan dengan seni dalam

pengelolaan uang yang memiliki relasi konstribusi terhadap kehidupan manusia

Page 31: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

18

atau kehidupan dan keberlanjutan suatu organisasi, lembaga, atau perusahaan

(Sudjana dan Barlian, 2002). Karena keungan terkait dengan pengelolaan, maka

keungan berkaitan dengan proses, lembaga, ekonomi, pasar, serta instrument

lainnya yang terlibat dengan masalah uang, baik pada keadaan individualis,

lembaga, atau pemerintahan.

Keungan juga berkaitan dengan petani kakao. Dalam menjalankan usaha

tani, para petani memiliki alur keuangan yang mendukung kerja bertani mereka.

Bagi seorang petani kakao, model merupakan kebutuhan pokok yang harus

dimiliki untuk menjamin kelanjaran berjalannya usaha. Hal ini mengingat bahwa

setiap kegiatan bertani, seperti bertani kakao membutuhkan modal yang tidak

kecil. Modal itu sendiri diklasidikasi menjadi dua ragam yaitu modal tetap dan

modal dinamis. Modal tetap merupakan modal pokok yang menjadi dasar

pendirian usaha tani. Sedangkan modal dinamis adalah modal yang

ketersediaannya bersifat dinamis. Sebab pemerolehannya dapat terjadi sebelum,

pada saat, dan setelah usaha tani dilakukan. Modal tetap yaitu modal yang

meliputi bangunan, modal bergerak meliputi, alat-alat, bahan, uang tunai, piutang

di bank, tanaman, ternak dan lain lain.

6. Aspek manajemen dan organisasi

Keberhasilan sebuah organisasi sangat ditentukan oleh aspek manajemen

dan pengaturan organisasi. Aspek manajemen dan organisasi berkaitan dengan

tata kelolah program dan proyek yang dimiliki suatu organisasi guna mencapai

kesuksesan kerja. Aspek ini bertalian dengan beberapa aspek lainnya dalam

bidang kelayakan bisnis. Target keberhasilan dari sebuah kegiatan yang

direncanakan dan telah dinyatakan feasible untuk dikembangkan, sangat

ditentukan oleh manajemen dan organisasi dari kegiatan itu sendiri. Aspek

manajemen dalam studi kelayakan bisnis menyangkut fungsi-fungsi manajemen

secara umum, yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan.

b. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal merupakan keseluruhan variabel di luar dari

organisasi itu sendiri. Dikatakan lingkungan orgaisasi sebab keberadaannya

memberikan pengaruh atau saling berkaitan dan berpengaruh antar satu dengan

Page 32: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

19

lainnya. Analisis lingkungan eksternal organisasi berkaitan dengan penelusurran

atau studi terhadap berbagai variabel (peluang dan ancaman) di luar organisasi

yang memberikan konstribusi pengaruh terhadap eksistensi organisasi, meskipun

keberadaannya di luar organisasi, berada di luar konstruksi organisasi, dan secara

khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dan manajemen puncak. Variabel-

variabel tersebut membentuk keadaan dimana organisasi ini hidup (Hunger dan

Wheelen, 2003).

Penekanan pada analisis lingkungan eksternal yaitu pengenalan dan

tindakan evaluasi pada seluruh kejadian di luar kendali organisasi. Analisis jenis

ini memberikan pengetahuan tentang peluang kunci dan ancaman yang mungkin

terjadi atau sedang dihadapi suatu organisasi. Dengan pengetahuan itu, manager

atau yang bertanggung jawab terhadap organisasi dapat merumuskan strategi atau

langkah tertentu untuk melakukan pengendalian untuk menghindari atau

mengurangi dampak buruknya. Dengan melakukan analisis lingkungan eksternal,

perusahaan dapat melakukan atau membuat daftar terbatas mengenai strategi-

strategi tertentu yang dapat dimanfaatkan perusahaan menanggulangi atau

mengurangi risiko atau ancaman yang sedang atau kemungkinan dihadapi. Jadi,

analisis lingkungan eksternal ini tidak bertujuan membuat daftar panjang secara

lengkap dan terperinci dari setiap faktor yang berkonstribusi mempengaruhi

organisasi atau bisnis. Namun sebaliknya, analisis lingkungan eksternal

memberikan manfaat dimana manager dapat mengenali variabel kunci yang

menawarkan respon yang dilakukan. Perusahaan harus mampu menjawab baik

dengan menyerang maupun bertahan terhadap faktor-faktor dengan merumuskan

strategi yang memanfaatkan peluang eksternal atau meminimalkan ancaman

dampak potensial (David, 2004).

Ada lima kekuatan analisis lingkungan eksternal menurut David (2004),

kelima keuatan tersebut seperti yang diuraikan berikut ini:

1.Ekonomi

Masalah perekonomian sepertinya menjadi faktor utama dalam menjalankan

bisnis. Kondisi perekonomian suatu negara atau daerah tertentu memberikan

pengaruh yang besar terhadap iklim bisnis suatu perusahaan. Terjadi gejala

kausalitas berkaitan dengan perekonomian dengan bisnis perusahaan. Semakin

Page 33: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

20

baik kondisi perekonomian, maka semakin baik pula dunia bisnis suatu

perusahaan. Seabliknya, semakin buruk perekonomian maka semakin buruk pula

iklim bisnis perusahaan. Dengan demikian, pemerintah (baik pusat maupun

daerah), serta seluruh lapisan masyarakat hendaknya bersatu padu dalam

mepertahankan atau bahkan berusaha meningkatkan kondisi perekonomian untuk

menjadi lebih baik yang pada akhirnya bermuara pada iklim bisnis yang lebih baik

pula. Ada beberapa indikator atau aspek yang dapat dianalisis atau ditelaah untuk

mendalami kondisi perekonomian suatu daerah seperti siklus bisnis, ketersediaan

energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas

dan tenaga kerja (Umar, 2003).

2.Teknologi

Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang

harus dipertimbangkan dalam merumuskan strategi. Kemajuan teknologi secara

dramatis dapat mempengaruhi hasil produksi dan produktivitas tanaman kakao.

Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan perkembangan

produk baru dan lebih baik, mengubah posisi mutu bijji kakao. Perubahan

teknologi dapat mengurangi atau menghilangkan hambatan biaya antara bisnis,

menciptakan rangkaian produksi yang lebih pendek, menciptakan kekurangan

keterampilan teknis dan menghasilkan perubahan nilai serta harapan karyawan,

manajer dan pelanggan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan keunggulan

bersaing yang lebih berdaya guna dibandingkan keunggulan yang sudah ada.

3. Politik

Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting

bagi para pengusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif

bagi dunia usaha dan dunia pertanian begitu pula sebaliknya. Faktor politik yang

perlu diperhatikan agar bisnis dapat berkembang yaitu Undang undang tentang

kepemilikan lahan, lingkungan dan perburuhan, peraturan, tentang perdagangan

luar negeri, stabilitas pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan

kerja, dan sistem pajak.

4. Kebijakan pemerintah

Pada kebijakan pemerintah kementrian perdagangan dan perindustrian

menetapkan peraturan menteri perdagangan republic innodensia nomor 21/M-

Page 34: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

21

Dag/Per/5/2010 tahun 2010 tentang penetapan harga patokan ekspor atas baraang

ekspor yang dikenakan Bea keluar. Dampak pemeritah terhdap petani dan untuk

melihat seberapa besar subsidi yang diberikan pemerintah baik secara langsung

ataupun tidak langsung pada usaha tani kakao.

5. Harga Benih Kako

Dalam pertama kali dibudidayakan di amerika tengah lebib dari 5000 tahun

lalu, kakao telah meluas keseluruh dunia. Kegemaran masyarakat mengkonsumsi

berbagai olahan kakao mendorong banyak orang untuk tertarik memproduksi

kakao, termasuk di Indonesia. Namun harga kakao dalam beberapa tahun ini

cenderung lesu. Diakibatkan karna faktor-faktor yang mempengaruhi kakao

berhubungan dengan penawaran dan permintaan terhapa biji atau benih kakao itu

meningkat.

2.2 Hasil Penelitian yang terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penelitian yang memiliki kesamaan dengan

penelitian yang kita lakukan. Penelitian dengan tema strategi peningkatan

produktivitas tanaman kakao, sebelumnya sudah pernah di lakukan. Berikut

beberapa penelitian terdahulu :

1. Roma Ulesteria Lumbun Toruan (2016) Analisis Strategi Peningkatan Produksi

Komoditi Kakao Rakyat Di Kecamatan Silau Laut (Studi Kasus: Desa Lubuk

Palas Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

Adapun tujuan penelitian ini yaitu 1) Menganalisa faktor internal dan

eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil produksi komiditi kakao

rakyat di Kecamatan Silau laut. 2) Untuk merumuskan strategi, langkah apa yang

dapat diambil untuk meningkatkan produksi komoditas kakao bagi masyarakat

kecamatan Silau laut. Metode Penelitian Metode analisis yang digunakan adalah

Metode SWOT merupakan metode yang merumuskan strategi dengan

mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Strategi yang di susun

dalam penelitian ini akan dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Asahan. Berdasarkan hal tersebut seluruh seluruh faktor strategis

dikelompokan dalam faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Page 35: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

22

Kabupaten Asahan dan faktor eksternal merupakan faktor yang tidak dapat

dikendalikan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Asaha.

Hasil dari penelitian ini adalah 1. Faktor eksternal yang mempengaruhi

peningkatan produksi kakao di Desa Lubuk Palas, Kecamatan Silau Laut adalah:

Pengalaman Bertani, Kemampuan Petani Mengatasi HPT, Harga Jual Kakao di

Tingkat Petani, Modal yang Digunakan Petani, Luas Lahan, Permintaan Kakao,

Ketersediaan Tenaga Kerja, Penggunaan Benih Unggul, Sarana dan Prasarana

Penunjang, Penerapan GAP (Good Agriculture Practice). Faktor internal yang

mempengaruhi peningkatan produksi kakao di Desa Lubuk Palas Kecamatan Silau

Laut adalah: Pelatihan, Pendampingan Petani, Fungsi Kelembagaan,

Pendampingan Sarana Produksi, Pendampingan Pengadaan Alat Penunjang Petani

Kakao, Pendampingan Permodalan. 2. Strategi yang ditempuh untuk

meningkatkan produksi kakao oleh masyarakat Desa Lubuk palas di Kawasan

Silau laut: Melalui pelatihan berdasarkan pengalaman petani kakao, pengenalan

praktik baru, penemuan dan teknologi, penguatan fungsi kelembagaan, koordinasi

antara pedagang dan petani, hingga menjaga kestabilan harga kakao.

Meningkatkan pendampingan, membimbing dan mengawasi evaluasi

pendampingan sarana produksi, sebagai lembaga penyalur subsidi untuk

penyediaan teknologi benih bermutu tinggi, Menerapkan solusi teknis yang tepat

agar pengguna dapat diadopsi oleh petani melalui bantuan pengadaan peralatan

untuk meningkatkan kualitas lahan dan memperkuat penggunaan bantuan modal

dalam pembangunan tenaga (petani) Kakao modern.

2. Rubiyo dan Siswanto (2012) Peningkatan Produksi Dan Pengembangan Kakao

(Theobroma Cacaol.).

Indonesia saat ini telah dihasilkan beberapa klon unggul kakao dengan

produktivitas di atas 2 ton/ha/th, beberapa di antaranya juga mempunyai sifat

tahan terhadap hama dan penyakit utama kakao. Pengendalian hama dan penyakit

tersebut, saat ini telah diimplementasikan model pengendalian secara terpadu

yang melibatkan komponen bahan tanam unggul resisten terhadap hama dan

penyakit, teknologi budidaya serta kriteria lahan yang sesuai untuk tanaman

kakao. Produktivitas dan mutu hasil kakao sangat ditentukan oleh kualitas bahan

tanam. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas dan mutu hasil kakao

Page 36: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

23

dapat dilakukan dengan teknik klonalisasi dengan cara sambung samping. Teknik

sambung samping telah terbukti mampu memperbaiki produktivitas dan mutu

kakao rakyat. Teknologi sambung samping telah diadopsi oleh para petani

pekebun khususnya untuk merehabilitasi tanaman tua dan tanaman kurang

produktif. Selain itu, teknologi pengolahan hasil dan pengembangan industri hilir

juga telah banyak tersedia antara lain teknologi fermentasi, teknologi pengolahan

limbah, dan teknologi diversifikasi produk. Agar usahatani kakao dapat

berkembang sesuai dengan yang diharapkan, ke depan diperlukan upaya untuk

meningkatkan produktivitas dan pengembangan penanganan hasil dan produk

kakao di Indonesia.

Perbaikan mutu dan daya hasil untuk mendukung peningkatan produksi

dan pengembangan kakao di Indonesia dapat diusahakan dengan menggunakan

teknologi bahan tanaman kakao unggul, informasi kesesuaian lahan untuk kakao,

teknologi perbanyakan tanaman, teknologi pengendalian hama dan penyakit

utama, teknologi klonalisasi, teknologi pengolahan hasil, dan teknologi

pengembangan industri kakao. Bahan tanaman kakao unggul memegang peranan

sangat penting dalam usaha tani kakao di Indonesia.

Produktivitas dan mutu hasil kakao sangat ditentukan oleh kualitas bahan

tanam. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas dan mutu hasil kakao

dapat dilakukan dengan teknik klonalisasi cara sambung samping. Teknik

sambung samping telah terbukti mampu memperbaiki produktivitas dan mutu

kakao rakyat, teknologi sambung samping telah diadopsi oleh para petani pekebun

khususnya untuk merehabilitasi tanaman tua dan tanaman kurang produktif.

3. Saputra (2015) faktor – faktor yang mempengaruhi produksi kakao di

Tujuan yaitu untuk melihat Tenaga kerja, pupuk kimia, luas lahan garapan,

Kabupaten Muaro Jambi dan kemitraan apakah memberikan pengaruh yang nyata

sebagai input terhadap produksi kakao sedangkan tingkat pendidikan berpengaruh

negatif terhadap produksi kakao di Kabupaten Muaro Jambi. Hasilnya yaitu

tenaga kerja, pupuk kimia, luas lahan garapan, dan kemitraan itu memberikan

pengaruh yang nyata sebagai input terhadap produksi kakao dan tingkat

pendidikan berpengaruh negative terhadap produksi kakao di Kabupaten Muaro

Jambi.

Page 37: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

24

4.Nurchalisfarid, Fauzia, Iskandariani, Lily (2012) Strategi peningkatan produksi

kakao di Desa karang Rejo Kecamatan Stabat kabupaten Langakat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi peningkatan produksi

Kakao di Desa Karang Rejo Kecamatan Stabat Kabupaten Langakat.Metode

analisis data yang di gunakan adalah nalisis Regresi Linear dan Analisis SWOT

serta di gunakan Asumsi Klasik. Hasilnya Dengan demikian hipotesis 2 yang

menyatakan bahwa variable luas lahan,bibit BCL,bibit RCL,pupuk organik,pupuk

non organic,biaya tenaga kerja, dan pengalaman petani berpengaruh nyata

terhadap produksi kakao yang di terima.

2.3 Kerangka Pikir

Produksi adalah suatu kegiatan memproses input (faktor produksi) menjadi

output. Produksi dapat juga didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau

aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Dengan

demikian, kegiatan produksi tersebut adalah mengkombinasikan berbagai

masukan untuk menghasilkan keluaran. Sedangkan produktivitas dalam bidang

pertanian adalah produksi yang dihasilkan dibagi dengan luas lahan yang

digunakan

Faktor produksi adalah segala input produksi yang digunakan untuk

menghasilkan output atau keluaran. Faktor-faktor produksi dapat dibedakan

kepada empat golongan, yaitu tenaga kerja, modal, tanah, dan keahlian

keusahawanan. Untuk faktor-faktor produksi usahatani meliputi bibit/benih,

tenaga kerja, luas lahan, pupuk, pengendali hama penyakit dan gulma serta faktor

lainnya

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Strategi peningkatan

produksi kakao di Desa Balaikembang Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu

Timur sangat perlu untuk diperhatikan dengan tujuan untuk meningkatkan biji

kakao. Tanaman kakao merupakan tanaman perkebunan yang memiliki peranan

yang sangat penting bagi petani kakao dalam meningkatkan penghasilan mereka.

Page 38: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

25

(9hhfh

BAB III

Visi dan Misi Petani Kakao

Lingkungan Internal

(Kekuatan dan Kelamahan)

Lingkungan Eksternal

(Peluang dan Ancaman)

Strategi Pengembangan Produksi

Kakao

Alternatif strategi

Petani Kakao

Matriks EFE Matriks IFE

Matriks IE

Analisis SWOT

Lingkungan Produksi Kakao

Gambar 1. Kerangka pikir

Page 39: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Adapun pengertian dari desain penelitian yaitu keseluruhan proses yang

dibutuhkan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian,Yang dimana di dalam

komponen desain telah mencakup secara keseluruhan skruktur penelitian baik dari

awal perumusan ide sampai menghasilkan sebuah hasil penelitian (Sukardi,2004).

Adapun secara khusus pengertian dari desain penelitian yaitu sebuah proses

pengambaran hubungan antar variabel pengumpulan data dengan sebuah analisis

data, dengan mengunakan desain penelitian yang bagus para peneliti dan orang

yang mempunyai kepentingan akan bisa menemukan gambaran berupa kaitan

antar variabel, bagaimana mengukurnya dan seterusnya (Sukardi 2004) Jenis data

yang di ambil dan di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

yakni sebuah tipe penelitian yang menghubungkan atau mencari sebab akibat

antara dua atu lebih konsep yang akan di teliti.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dirancang untuk

membantu pembuat keputusan dalam menentukan, mengevaluasi, dan memilih

alternatif terbaik dalam memecahkan masalah, penelitian yang bersifat deskriptif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan sesuatu (Malhotra,

2004)

Dengan metode ini penelitian ini bermaksud mengumpulkan data historis

dan mengganti secara seksama mengenai aspek aspek internal dan aspek eksternal

yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti oleh peneliti

sehingga dapat menghasilkan data-data yang bisa mendukung dalam penulisan

laporan penilitian ini, selanjutnya data yang telah di peroleh akan di olah dan

identifikasi lebih lanjut dengan dasar teori yang telah dipelajari sehingga

memeperoleh gambaran mengenai objek tersebut dan dapat ditarik kesimpulan

mengenai masalah yang di teliti di di Desa Balaikembang Kecamatan Mangkutana

Kabupaten Luwu Timur,

Page 40: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

27

vc

Gambar 2. Desain penelitian

Analisis lingkungan

petani kakao di Desa

Balaikembang

Kecamatan Mangkutana

Kabupaten Luwu Timur

Internal

Eksternal

Wawancara

Kuisioner

Observasi

Identifikasi Faktor

Lingkungan Usaha

Kerupuk Rumput Laut

Anugrah

Keputusan stratgei produksi

tanaman kakao di Desa

Balaikembang Kecamatan

Mangkutana Kabupaten Luwu

Timur

Internal

Eksternal

Kekuatan

Kelemahan

Ancaman

Peluang

Analisis keadaan di Desa

Balaikebang Kecamatan

Mangkutana Kabupaten

Luwu Timur

Matriks IFE

Matriks EFE

Matriks IE

Perumusan Alternatif

Strategi Analisis SWOT

Strategi SO

Strategi ST

Strategi WO

Strategi WT

Peran, Visi & Misi Petani kakao

Page 41: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Balaikembang Kecamatan Mangkutana

Kabupaten Luwu Timur. Pemilihan lokasi disebabkan karena di desa ini

mempunyai lahan kakao cukup luas, namun beberapa tahun ini produksi kakao di

desa ini mengalami penurunan.penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari

sampai Februari 2020.

3.3 Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini meliputi para petani yang berjumlah 120

petan, penulis menentukan sampel petani dengan mengambil populasi sebesar

20% jadi sampel yang di pilih sebanyak 24 petani dari jumlah seluru populasi

responden. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Arikunto (2006) yaitu jika

sampel di atas 100 orang maka diambil 10% dari jumlah populasi, jika kurang

dari 100 maka sampel di ambil dari jumlah populasi yang ada. Maka dari itu saya

mengambil sampel berjumlah 24 orang.

3.4 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber

aslinya berupa wawancara yang di dalamnya terdapat beberapa pertanyaan yang

ingin diajukan dalam bentuk kuisoner.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh organisasi atau oleh yang

bukan orang pertamanya. Seperti pada dinas terkait atau lembaga yang

berhubungan

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk dapat melakukan penelitian maka dibutuhkan data yang relevan dan

benar tanpa adanya manipulasi data guna keberhasilan penelitian. Adapun metode

pengumpulan data dalam Penelitia ini di lakukan dengan beberapa cara, yaitu :

1. Observasi

Tekhnik ini merupakaan tekhnik pengambila dan pengumpulan data dengan

terjun langsung di lapangan dengan memperhatikan keadaan dan kegiatan objek

Page 42: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

29

penelitian. Tipe observasi yang di lakukan adalah observasi langsung dengan

pengamatan di daerah yang tempatlokasi penelitian yang akan di lakukan.

2. Wawancara

Wawancara dengan responden merupakan penngumpulan data primer yang

di peroleh secara langsung dari seumber asli. Proses wawancara di lakukan secara

tatap muka dengann membawa kuisoner yang ttelah di buat sebelumnya oleh

peneliti. Dari tahap ini ddapat diperoleh data dan data mengenai persepsi petani

yang hasil produktivitas tanaman kakaonya menurun.

3. Kuisoner

Kuisoner merupakan tekhnik pengumpulan data yang dapat di lakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis yang di sediakan peneliti

pada responden untuk dii jawab. Kusioner sangat cocok di gunakan apabila

jumlah responden yang ada cukup besar dan tersebar di wilayah yang cakupannya

kkuas ( Sugiyono,2003 )

4. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan menggunakan referensi-referensi yang

berhubungan dengan penelitian guna untuk mengetahui teori-teori yang terkait,

variable, dan konsep konsep yang mendukung penelitian, Penulis mencari data

dengan referens- referensi, buuku, jurnal dan artikel internet dalam metode studi.

3.6 Analisis Data

Tekhnik analisis data adalah kegiatan analisis dalam penelitian yang

dilakukan dengan menelaah semua data yang ttersedia dariinstrumen penelitian

yang terdiri dari catatan, rekaman, dokumen, tes, dan lain sebagainya. Analisis

yang di gunakan dalam rancangan penelitian ini adalah analisis SWOT. Analisis

SWOT digunakan untuk mencapai tujuan sekaligus membuktikan hipotesis yang

diajukan dan dipergunakan unttuuk menyusun faktor faktor strategi berdasarkan

kekuatan, kelemahan,peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan.

Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor yang berasal dari internal peruahaan,

sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor dari eksternal perusahaan.

Dalam pengertianya ada kekuatan (strength) adalah unsur unsur yang

menjadi kekuatan atau yang di unggulkan oleh perusahaaan. Kelemahan

(weakness) adalah keterbatasan atau kekurnagan dalam hal sumber daya yang ada

Page 43: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

30

yang dimiliki oleh perusahaaan baikitu keterampilan ataupun kemampuannya.

Peluang (opportunity) adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan bagi

suatu perusahaan, serta kecenderungan kecenderungan yang merupakan salah satu

sumber peluang perushaaan. Ancaman (treats) adalah factor-faktor yang tidak

mengutungkan bagi perusahaan dan jika tidak di atasi maka akan menjadi

hambatan bagi perusahaaan yang bersangkutan baik masa sekarang maupun masa

yang akan datang. Sebelum melakukan analisis, maka di perlukan tahapan

pengumpulan data yang terdiri atas model yaitu.

1. Matriks faktor startegi internal (IFE)

Sebelum membuat matriks strategi internal kita perlu mengetahui terlebih

dahulu cara cara penentuan dalam membuat table IFAS

a. Susunlah dalam kolom 1 faktor faktor internal ( kekuatan dan kelemahan )

b. Beri rating masing masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya

pengaruh yang ada faktor strategi internal.

c. Beri bobot untuk setiap faktor dai 0 sampai 1000 pada kolom bobot 3. Bobot

di tentuan secara subyektif, berdasarkan pengaruh factor-faktor tersebut

terhadap posisi strategi perusahaan.

d. Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk memperoleh

skorsing dalam kolom 4

e. Jumlahkan skorsing pada kolom 4 untuk memperoleh total skor pembobotan

bagi perusahaan yang bersangkutan.

Ketika telah memahami apa-apa saja yang yang menjadi faktor kekuatan

dan kelemahan, maka terlebih dahulu hal yang dilakukan yaitu pembobotan.

Dalam penentuan bobot cara yang dilakukan ialah memberikan identifikasi faktor-

faktor strategis yang telah dirumuskan secara bersama.

kepada pihak perusahaan. Tabel ini merupakan penentuan Bobot dilakukan

dengan metode paired comparsion.

Page 44: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

31

Table 2. Pembobotan Matriks IFE

Faktor Strategis

Internal A B C D ….. TOTAL

A

—

C

D

…….

TOTAL

Sumber. David (2006)

Dengan mengunakan metode ini kita dapat memberikan hasil penilaian

bobot terhadap faktor penentu internal perusahan. Adapun skala variabel yang

digunakan dalam penentuan bobot yaitu skala 1,2 dan 3, sebagai berikut:

1= skala ini digunakan ketika indikator horizontal kurang penting dibandingkan

dengan indikator vertical

2= skala ini digunakan ketika indikator horizontal sama penting dengan indikator

vertical

3= skala ini digunakan ketika indikator horizontal lebih penting dibandingkan

dengan indikator vertical

Untuk menentukan bobot setiap variabel cara yang digunakan yaitu menentukan

nilai setiap variabel terhadap keseluruhan jumlah variabel, adapun rumus yang

digunakan yaitu sebagai berikut:

Setelah melakukan pembobotan maka selanjutnya melakukan perhitungan

matriks IFE. Hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui faktor-faktor internal

sebuah perusahan yang berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dianggap penting. Untuk perolehan data dan informasi aspek internal perusahan

dapat didapatkan melalui dari beberapa fungsional perusahan seperti aspek

manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi dan produksi/operasi.

Adapun langkah-langkah dalam pembuatan matriks internal Factor Evaluatoon

(IFE) :

a. membuat list critical success factor (CSF) untuk aspek internal yaitu kekuatan

(strength) dan kelemahan (weakness)

Page 45: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

32

b. Menentukan bobot (weight) dari critical success factor di atas dengan skala

yang lebih tinggi dan sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0 nilai

bobot dicari dan dihitung berdaasarkan rata rata industriya.

c. Memberikan nilai (rating) dari 1-4 bagi masing-masing faktor yang memiliki

nilai :

1= lemah sekali

2= lemah

3= kuat

4= kuat sekali

Dalam hal ini rating cenderung ke kondisi perusahan sedangkan bobot lebih

cenderung pada industry dimana perusahan berada.

d. Mengalihkan antara bobot dan rating dari masing masing faktor untuk

menentukan nilai faktor untuk menentukan nilai skornya.

e. Untuk mendapatkan skor total dari perusahan yang dinilai maka kita melakukan

penjumlahan secara keseluruhan skor. Untuk nilai rata rata yaitu 2,5. Jika nilai

kurang dari 2,5 maka menandakan bahwa secara internal perusahan itu lemah,

sebaliknya jika nilai lebih lebih tinggi dari 2,5 maka secara internal perusahan

itu kuat.

Dari perolehan data yang diperoleh dapat diklafikasikan secara kualitatif

hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa kuat dan lemah dari perusahan

tersebut. (IFE), tabel 3 di bawah ini merupakan tabel perhitungan matriks IFE.

Tabel 3. Matriks IFE

Faktor Strategis

Internal Bobot (A) Rating (B) Skor (AxB)

Kekuatan

1

:

N

Kelemahan

1

:

N

Total

Sumber : David 2006

Page 46: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

33

Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, kita perlu tahu terlenih

dahulu cara cara penentuan table EFAS.

a. Susunlah dalam kolom 1 faktor faktor eksternalnya (peluang dan ancaman)

b. Berii rating dalamamsing masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya

pengaruh yang ada faktor faktor eksternal.

c. Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 100 pada kolom bobot kolom 3.

Bobot 3 di tentukan secara subyektif, berdasarkan pengaruh faktor faktor

tersebut terhadap posisi startegi perusahaan.

e. Junlahkan skoringg pada kolom 4 untuk memperoleh total skor pembobotan

bagi perushaan yang bersangkutan.

Sama seperti matriks IFE, matriks EFE juga dapat mengetahui faktor-faktor

yang bisa dijadikan sebagai peluang atau pun ancaman, sebelum mengetahuinya

terlebih dahulu kita harus melakukan pembobotan, dalam penentuan nilai bobot

cara yang digunakan hampir sama persis dengan cara penentuan nilai bobot pada

matriks IFE. Adapun fungsi dari matriks EFE yaitu dapat digunakan sebagai

evaluasi faktor-faktor eksternal perusahan. Dari data dan informasi eksternal

perusahan yang telah didapat dapat digunakan sebagai bahan analisis hal-hal yang

menyangkut persoalan ekonomi,budaya, sosial, politik, lingkungan, dan

demografi, pemerintah, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri, dan data

yang relevan lainnya.

Adapun cara dalam pembuatan matriks EFE yaitu sebagai berikut:

a. Pertama kita harus membuat list Critical Succses Factor (sesuatu yang

mempunyai dampak penting pada keberhasilan atau kegagalan sebuah usaha)

tentang aspek eksternal yang didalamnya terdapat peluang (opportunities) dan

ancaman (threats) bagi perusahaan.

b. Selanjutnya hal yang dilakukan yaitu penentuan bobot (weight) yang berasal

dari CSF di atas, bagi yang berprestasi tinggi maka skalanya pun akan tinggi

dan begitupun sebaliknya. Adapun keseluruhan jumlah bobot harus 1,0. Yang

nilai bobotnya dicari dan dihitung berdasarkan nilai rata-rata industrinya.

c. Dalam penentuan rating critical succes factor mengunakan nilai 1 sampai 4

dimana keterangan nilai tersebut sebagai berikut:

Page 47: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

34

1) 1 = respons perusahaan jelek

2) 2 = respons perusahaan rata-rata

3) 3 = respons perusahaan di atas rata-rata

4) 4 = respons perusahaan superior

Penilaian rating berdasarkan dari efektivitas strategi perusahan. Yang dimana

nilainya harus didasarkan pada kondisi perusahan.

d. Selanjutnya hal dilakukan yaitu mengalikan nilai bobot dan nilai rating

sehingga mendapatkan skor semua CSF.

e. Hal terakhir yang dilakukan yaitu dengan menjumlahkan keseluruhan skor

untuk mendapatkan skor total yang berjumlah 4,0. Yang dimana dengan skor

tersebut dapat mengambarkan bahwa perusahan tersebut sangat baik dalam

merespon peluang-peluang yang ada dan dapat menghindari ancaman-ancaman

yang ada dipasar industry. Sedangkan untuk skor 1,0 mengambarkan kondisi

perusahan yang tidak baik dalam merespon peluang-peluang dan tidak dapat

menghindari ancaman-ancaman yang ada.

Dalam pengidentifikasi faktor eksternal dapat dilakukan dengan cara interaktif

kepada pihak perusahan, sehingga dapat kita ketahui faktor-faktor yang bisa

menjadi peluang maupun ancaman dari perusahaan. Data disajikan seperti pada

Tabel 4. Matriks EFE

Faktor Strategis

Internal Bobot (A) Rating (B) Skor (AxB)

Peluang 1 : N Ancaman 1

:

N

Total

Sumber: David (2006)

3. Matriks Internal Eksternal (IE)

Matriks IE didasarkan pada dua dimensi, yaitu total skor IFE pada sumbu

x dan tota;skor EFE pada sumbu y.total skor IFE dibagi menjadi tiga kategori,

yaitu 1,0 – 1,99 mennunjukkan posisi internal lemah; 2,0 - 2,99 menunjukkan

kondisi inernal rata-rata, 3,0 – 4,0 menunjukkan keadaan internal yang kuat begitu

Page 48: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

35

pula dengan skor total EFE terbagi menjadi tiga kategori, kategori pertama

dengan jumlah skor 1,0 – 1,99 yang mengambarkan respon yang rendah terhadap

kondisi eksternal, untuk jumlah skor 2,0 – 2,99 mengambarkan respon sedang

terhadap kondisi eksternal, sedangkan dengan jumlah skor 3,0 - 4,0

mengambarkan respon yang tinggi terhadap kondisi eksternal perusahan.

Menurut pendapat David (2006), ia membagi matriks IE menjadi beberapa

bagian dahera utama yang mempunyai implikasi strategi. Adapun bagian tersebut

sebagai berikut:

a. Untuk dahera 1 terdapat beberapa sel yaitu I, II, IV yang dimana mereka bagian

dari grow and build dalam pengunaan startegi untuk dahera ini lebih tepat

mengunakan strategi intensif, seperti penetrasi pasar, peegmbangan pasar, atau

pengembanagn produk dan strategi integratife, misalnya itegrasi horizontal dan

vertikal.

b. Untuk dahera 2 yang dimana terdapat sel yaitu III, V, VII. Adapun strategi yang

sangat tepat digunakan untuk dahera ini yaitu hold and maintain. Yang

didalamnya terdapat strategi penetrasi dan peningkatan produksi..

C, Sedangkan untuk dahera 3 yang dimana terdapat sel VI, VIII, IX dahera ini

termasuk dahera harvest and divest sedangkan untuk pengunaan strategi yang

tepat untuk dahera ini yaitu strategi divestiture (pengurangan usaha)

Total nilai IFE yang diberi bobot

Gambar 2. Matriks IE (David, 2006)

Tinggi

Totl 3,0-4,0

Sedang

2,0-3,0

Rendah

1,0-2,0

3,0

2,0

1,0

Kuat Rataan Lemah

Nilai

EFE

Yang

Di Beri

Bobott

3,0-4,0 2,0-2,99

1,0-1,99

4,0 3,0 2,0 1,0

I II III

VI

IX VIII

V

VII

IV

Page 49: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

36

Sebelum melakukan analisis, maka di perlukan tahapan pengumpulan data

yang terdiri atas model yaitu.

Tabel 1. Matriks SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

KEKUATAN–S

Daftar Kekuatan

KELEMAHAN– W

Daftar Kelemahan

PELUANG-O

Daftar Peluang

STRATEGI S-O

Gunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

STRATEGI W-O

Atasi kelemahan

dengan

memanfaatkan

peluang

ANCAMAN–T

Daftar

Ancaman

STRATEGI S-T

Gunakan kekuatan

untuk menghindari

ancaman

STRATEGI W-T

Minimalkan

kelemahandan

menhindari ancaman

Sumber: David (2006)

Dalam matriks SWOT dapat menghasilkan empat kemungkinan alternative

strategi. Yaitu:

a. Strategi SO (Strenght and Opportunity). Strategi ini dibuat berdasarkanjalan

pikiran perusahaan yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk

merebut dan memanfaatkan peluang sebesar besarnya.

b. Strategi ST (Strenght and Threats). Strategi dalam menggunakan kekuatan yang

dimiliki perusahaan yang mengatasi ancaman.

c. Strategi WO (Weakness and Opportunity). Strategi ini di terapkan berdasarkan

pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang

ada.

Page 50: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

37

d. Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini berdasarkan kegiatan yang

bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghindari ancaman.

3.7 Definisi Operasional

1. Petani kakao adalah orang orang yang membudidayakan tanaman kakao

sebagai mata pencaharian untuk kehidupan keluarganya.

2.Strategi pengembangan merupakan suatu kegiatan atau tata cara untuk

mengembangkan atau memajukan secara lebih baik dari kondisi sekarang yang

dimiliki.

3. lingkungan eksternal dari perusahaan merupakan lingkungan yang datang dari

luas p

erusahaan.

4. lingkungan internal adalah ligkungnan yang datang dari dalam perusahaan yang

terdiri dari kekuatan ataupun kelemahan perusahaan.

5. Manajemen straegi adalah sebbuah tindakan manajerial yang di lakukan

perushaan dalam mengembangkan atau memajukan perusahaan.

6. Analisis SWOT merupakan iidentifikasi beberapa faktor untuk merumuskan

strategi perusahaan.

7. Strength (Kekuatan) merupakan analisis kekuatan, dengan melihat situasi

maupun kondisi yang menjadi sumber utama kekuatan pada sebuah organisasi

8 Weakness (Kelemahan) merupakan analisis kelemahan, dengan melihat situasi

maupun kondisi yang akan mejadi kelemahan pada sebuah organisasi

9. Opportunity (Peluang) merupakan analisis peluang, dengan melihat situasi atau

kondisi yang akaan menajdi peluag bagi suatu organisasi

Page 51: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi

Desa Balaikembang ini mempunyai jumlah penduduk 1.910 jiwa

merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Mangkutana yang terletak

di Provinsi Sulawesi Selatan. Dimana desa ini terbagi dalam 3 dusun yaitu Dusun

Balaikembang I, Dusun Balaikembang II, Dusun Balaikembang III. Desa

Balaikembang merupakan sala-satu desa yang cukup luas di Kecamatan

Mangkutana dengan Luas Mencapai 56,15 km. (Sumber: kantor Desa

Balaikembang 2020)

Batas-batas wilaya Desa Balaikembang. Sebelah utara berbatasan dengan,

Desa Maleku Kecamatan Mangkutana,Sebelah selatan berbatasan dengan Desa

Bangun jaya Kecamatan Mangkutana,Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan

Tomoni, dan Sebelah barat berbatasan dengan Desa Ujung Baru Kecamatan

Mangkutana

Penduduk Desa Balaikembang umumnya bergerak di sektor pertanian

yang mayoritas mereka bergerak di bidang perkebunan kakao dan kelapa sawit.

Ada juga sebagian kecil orang yang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ada

pula yang berwirausaha. Pertanian yang banyak digeluti oleh penduduk didesa ini

adalah perkebunan kakao, namun beberapa tahun belakangan ini pertanian kakao

di Desa Balaikembang tidak mengalami peningkatan produksi sehingga petani

harus memutar otak mencari cara untuk meningkatkan produksinya. Desa

Balaikembang merupakan daerah yang hampir tiap tahun mengalami penurunan

produksi kakaonya.

Penduduk merupakan orang orang yang berada dalam suatu wilayah yang

terikat oleh aturan aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama

lain secara terus menerus. Komposisi penduduk menggambarkan susunan

penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut

karakteristik yang sama Parlan (2004), komposisi penduduk menurut jumlah jenis

kelamin bagi suatu masyarakat sangat penting baik dalam rangka biologis,

Page 52: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

39

ekonomi dan sosial yang erat kaitannya dengan angka angka kelahiran, kematian,

rasio beban tanggung jawab dan jumlah penduduk.

Jumlah penduduk di Desa Balaikembang berjumlah 1.910 jiwa dan

umumnya adalah petani karena memang terletak di wilayh yang cocok untuk

pertaninan. Bidang pertanian yang mayorits mereka geluti adalah perkebunan

kakao, kelapa sawit dan jagung. Ada juga sebagian yang menjadi pegawai negri

sipil (PNS) dan sebagian lagi bergerak di bidang wiraswasta. Namun pertanian

Desa Balaikembang beberapa tahun belakangan ini tidak mengalami peningkatan

yang signifikan dalam pertanian khususnya diperkebunan kakao.

Tabel: 6 Keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin.

No Jenis kelamin Jumlah Presentase%

1 Laki-laki 846 99,88

2 Perempuan 1,045 0,12

Total 847,045 100,00

Sumber: Kantor Desa Balaikembang (2020)

2. Karakteristik Responden Petani

Dalam penelitian di Desa Balaikembang kami mengunakan responden

yang mempunyai karakteristik masing-masing yang dimana karakteristik tersebut

kami dapatkan berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan, adapun

jumlah responden berjumlah 24 orang yang dimana 24 itu berasal dari 3 dusun

yang berbeda yang ada di Desa Balaikembang yang mempunyai lahan perkebunan

kakao di desa tersebut. Adapun aspek dari Karakteristik responden dapat dibagi

menjadi beberapa bagian seperti jenis kelamin, usia, pendidikan formal, jenis

pekerjaan, dan jumlah tangungan.

a. Jenis Kelamin

Klasifikasi penduduk menurut kelompok jenis kelamin secara garis besar

dapat dibagi menajadi 2 golongan yaitu penduduk laki-laki dan perempuan.

Seluruh responden petani yang masuk dalam survei berjenis kelamin laki-laki

karena pada umumnya kegiatan usaha tani di Desa Balaikembang dilakukan oleh

laki-laki yang berperan sebagai kepala keluarga yang bertindak sebagai manajer

usaha tani dan pengambil keputusan mengenai tindakan yang akan dilakukan

dalam usaha taninya. Persentase jumlah responden laki-laki sebesar 100%.

Page 53: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

40

b. Umur

Umur merupakan suatu tolak ukur dalam kehidupan seseorang yang

diukur setiap tahun sejak dari tahun lari sampai sekarang, maka dengan itu umur

sangat mempengaruhi kemampuan seseorang baik dari segi kemampuan fisik dan

cara berfikir. Semakin muda umur seorang petani, maka dengan sangat mudah

petani tersebut menerimah informasi serta pengguanan teknologi dalam bidang

pertanian dibandingan dengan petani yang berumur tua yang nyatanya sudah sulit

berintraksi baik dari segi pendegaraan, penglihatan sehingga dapat mempengaruhi

cara berfikir dan kemampuan dalam bekerja. Sebaran umur responden dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Identitas Responden Menurut Umur

No Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 15-34 7 29,16

2 34-40 13 54,18

3 40-64 4 16,66

Jumlah 24 100,00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah (2020)

Pada tabel 7, dapat dijelaskan bahwa dari sekian banyaknya responden

semua termasuk umur produktif. Hal ini sesuai menurut BPS bahwa usia produktif

adalah 15-65, dimana umur 20-30 terdapat 7 responden dengan presentase

29,16%; 30-40 tahun terdapat 13 orang responden dengan presentase 54,18%; dan

pada umur 40-50 tahun terdapat 4 orang responden dengan presentase 16,66%;

dari total jumla responden tersebut sudah termasuk umur produktif.

c. Pendidikan

dari hasil penelitian pendidkan formal para petani yang sebagai responden

dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan yaitu SD, SMP, SMA, dan perguruan

tinggi dan dari hasil penelitian tingkat pendidikan responden yang paling

mendominasi yaitu tingkat SMA.

Tabel 8. Tingat Pendidikan Responden No Pendidikan Jumlah Persentase(%)

1

2

3

SD

SMP

SMA

6 Orang

7 Orang

11 Orang

25,00

29,16

45,84

Total 24 Orang 100,00

Sumber: Kependudukan Desa Balaikembang.

Page 54: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

41

Dari tabel diatas kita dapat melihat sebaran kelompok usia responden,

tingkat SD sebanyak 6 orang (25,00%), kemudian diikuti tingkat SMP 7

responden (29,16%), dan persentase terbesar di pendidikan SMA 11 responden

(45,84). Faktor penyebab rendahnya tingkat pendidikan adalah faktor ekonomi

keluarga yang menyebabkan petani tidak dapat melanjutkan pendidikannya.

Akibat dari rendahnya pendidikan responden para petani kesulitan meningkatkan

keterampilan dan susah mendapatkan informasi maka dari itu untuk ,mengatasi

hal ini para petani tersebut harus bisa memproleh pendidikan yang non formal

tentang cara budidaya tanaman kakao yang baik.

3. Analisis Lingkungan Petani Kakao di Desa Balaikembang

Dalam kegiatan ini dilakukan untuk tujuan mengidentifikasi lingkungan

petani kakao baik secara internal atau eksternal. Dari kegiatan mengidentifikasi

lingkungan ini akan menghasilkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam

perumusan strategi, faktor-faktor tersebut berasal dari faktor internal maupun

eksternal.

a. Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal meliputi faktor-faktor di dalam perusahaaan yang dapat

memberikan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan petani kakako di Desa

Balaikembang. Adapun faktor-faktor internal yang dianalisis meliputi aspek

sumberdaya manusia (SDM), aspek sarana produksi (Saprodi), aspek modal,

aspek produksi, aspek pemasaran, dan aspek kelembagaan.

1) Sumberdaya Manusia (SDM)

Sumberdaya manusia merupakan salah satu aspek yang penting dalam

kegiatan budidaya tanaman kakako. Dalam hal ini sumberdaya manusia berkaitan

dengan pengetahuan petani dan tenaga kerja.

Secara umum pengetahuan petani kakao di Desa Balaikembang tidak

merata. Artinya, hanya sebagian kecil petani yang mengetahui metode budidaya

yang baik namun tidak sedikit pula yang masih belum mengetahui bagaimana

metode budidaya tanaman kakao yang baik. Pada umumnya kesalahan petani

terletak pada pemilihan bibit yang berasal dari sumber yang kurang terpercaya.

Selain itu kesalahan lainnya pada proses pemupukan mulai dari jenis pupuk yang

digunakan, cara penebaran pupuk dan jangka waktu pemupukan yang baik. Selain

Page 55: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

42

itu kendala lainnya adalah sebagian petani belum mengetahui cara penanganan

hama penggerek tanaman yang dapat menyebabkan kematian pada tanaman

kakao. Hal tersebut cukup disayangkan mengingat jumlah petani kakao di Desa

Balaikembang cukup banyak.

2) Sarana Produksi (Saprodi)

Sarana produksi merupakan salah satu aspek yang sangat menunjang dalam

proses budidaya tanaman termasuk budidaya tanaman kakao. Bagi petani kakao di

Desa Balaikembang beberapa sarana yang di perlukan dalam menunjang produksi

kakao diantaranya pupuk, insektisida, dan alat-alat budidaya. Insektisida dan alat-

alat budidaya selalu tersedia di toko-toko pertanian sehingga selalu dapat di

peroleh dengaan mudah. Salah satu masalah utama yang dihadapi petani adalah

pupuk yang dibutuhkan tidak selalu tersedia di toko pertanian serta pembatasan

pupuk subsidi bagi setiap petani sehingga menyebabkan pembengkakan

pengeluaran petani untuk membeli pupuk non subsidi.

3) Modal

Modal merupakan aspek yang sangat vital bagi kegiatan usaha termasuk

usaha budidaya tanaman kakao. Dengan modal yang baik petani dapat memenuhi

segala aspek yang diperlukan untuk meningkatkan hasil produksi. Secara umum

petani kakao di Desa Balaikembang dapat memenuhi kebutuhan budidaya

kebunnya secara pribadi dikarenakan modal yang di gunakan petani berasal dari

hasil penjualan kakako itu sendiri.

Pada saat ini, modal yang digunakan petani cukup terbatas. Hal ini

disebabkan rendahnya harga jual kakao sehingga modal yang di gunakan untuk

budidaya tanaman kakako hanya seadanya.

4) Produksi

Tanaman kakao berproduksi sepanjang tahun ketika di lakukan perawatan

dengan baik. kakao di Desa Balaikembang pada umumnya melakukan pemanenan

setiap satu bulan sebanyak dua sekali dengan produksi saat ini yang semakin

menurun dan berimbas pada pendapatan petani yang juga semakin menurun.

Penurunan hasil produksi di sebabkan karena perawatan tanaman yang dilakukan

seadanya sebagai imbas dari penurunan harga jual kakao.

5) Pemasaran

Page 56: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

43

Pemasaran merupakan kegiatan akhir dari proses produksi. kakao hasil

produksi petani di Desa balaikembang umumnya terdapat dua jenis pemasaran.

Pemasaran pertama umumnya dilakukan oleh petani dengan mengeringkan

terlebih dahulu biji kakaonya kemudian dijual kepengepul.

Pemasaran yang kedua dilakukan langsung ke pabrik kakao di PT.Mars.

Pemasaran ini umumnya dilakukan oleh petani dengan hasil produksi yang

langsung di jual dengan kondisi kakao masih basah. Umumnya petani yang

menyalurkan langsung ke pabrik menghasilkan produksi yang cukup melimpah

sehingga petani tidak repot lagi untuk mengeringkan kakao.

6) Kelembagaan

Dalam usaha tani kelembagaan merupakan salah satu aspek yang dapat

menunjang keberhasilan dalam berusaha tani. Bagi petani di Desa Balaikembang,

keberadaan kelembagaan sudah lama tidak di rasakan petani. Pada satu dekade

kebelakang sempat berdiri sebuah lembagaa kelompok tani yang bekerja sama

dengan pihak perusahaan PT.Mars, namun dikarenakan berbagai masalah

kelompok tani tersebut menghilang. Hingga kini petani kakao di Desa

Balikembang belum terdapat lembaga semisal kelompok tani ataupun koperasi

pertanian yang dapat menunjang geliat produksi kakao di Desa Balaikembang.

Dampak yang paling terasa dengan tidak adanya kelembagaan kelompok

tani adalah pengetahuaan budidaya petani yang tidak merata di karenakan

kurangnya penyuluhan komoditi kakao. Selain itu dampak lainnya adalah

pembatasan pupuk subsidi yang selama ini hanya dapat disalurkan bagi petani

kakao. yang memang terdaftar di dalaam kelompok kakao.

Dari hasil kesimpulan analisis internal bisa disimpulkan menjadi beberapa

point yang penting yang bisa menjadi faktor sukses untuk dianalisis seperti pada

aspek budidaya yang meliputi kegiatan persiapan bibit persiapan lahan penanaman

pemeliharaan tanaman kegiatan pemanenan dan kegiatan pasca panen, selanjutnya

ada aspek manajemen sumber daya manusia, aspek sumber daya alam, aspek

keuangan, dan aspek manajemen organisasi yang ada di Desa Balaikembang

Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur yang akan dirumsukan dalam

matriks IFE seperti dalam tabel berikut

Page 57: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

44

Tabel 9. Analisis Faktor Internal petani kakao di Kelurahan Balaikembang.

Faktor Internal Kekuatan Kelemahan

Budidaya Lahan perkebunan yang

luas

1. Alat yang digunakan

masih sederhana

2. Serangan hama dan

penyakit

3. Umur kakao sudah tua

Manajemen sumberdaya

manusia

1. Petani memiliki lahan

yang dikelola sendiri

2. Jumlah petani yang

banyak

Pengetahuan budidaya

petani kurang merata

Sumber daya lahan

Keuangan Sumber modal pribadi

Manajemen dan organisasi Ada motivasi bekerja Tidak terdapat kelompok

tani khusus tanaman kakao

Sumber : Data Setelah diolah 2020.

b. Analisis Lingkungan Eksternal

Dalam hal ini terdapat beberapa faktor-faktor di luar perusahan yang bisa

memberikan informasi mengenai peluang dan ancaman petani kakao di Desa

Balaikembang. Adapun faktor-faktir eksternal dalam usahatani kakao adalah

sebagai berikut.

1. Aspek Ekonomi

Ekonomi aspek yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan usaha secara

global, inflasi dan nilai tukar menjadi sangat penting dalam stabilitas ekonomi

secara global. Sektor pertanian khususnya tanamn kakao menjadi sorotan di

indonesia.

Di Desa Balaikembang Tingkat ekonomi sangat berpengaruh terhadap

peningkatan produksi tanaman kakao. Kondisi perekonomian petani di Desa

Balaikembang sangat berpengaruh terhadapa hasil yang di hasilkan oleh tanaman

kakao itu sendiri. Dan rata-rata para petani kakako di Desa Balaikembang

mendominasi.

2. Aspek Teknologi

Teknologi merupakan faktor penunjang dalam sebuah kegiatan usaha.

Keberadaan teknologi sangat penting untuk mempermudah kegiatan manusia,

penggunaan teknologi yang tepat dapat menyebabkan kegiatan usaha lebih efektif

dan efisien. di Desa Balaikembang teknologi yang di gunakan dalam budidaya

tanaman kakao sudah cukup modern, dalam kasus ini masyarakat Desa

Page 58: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

45

Balaikembang tidak lagi kesusahan dalam menggunakan tekhonologi yang ada

karna sebelum mereka membeli teknologi yang ingin di gunakan mereka sudah

melihat terlebih dahulu cara mengunakan teknologinya, dan juga semakin baik

teknologi yang di gunakan maka semakin baik pula hasil yang di hasilkan dan

juga hasil produk dan juga hasil produksi pun meningkat.

3. Aspek Politik

Secara umum politik memiliki peran yang sangat vital bagi segala sendi

kehidupan dalam berbangsa dan bernegara. Politik memiliki peran yang penting

dari segala kebijakan yang dirumuskan oleh pemerintah termasuk dalam sektor

pertanian. Jika situasi politik tidak kondusif maka akan berdampak kepada para

petani.

4. Aspek Kebijkan Pemerintah

Dalama aspek ini kebijakan pemerintah meberikan bantuan kepada para

petani melalui pembentukan kelompok tani. Petani di Desa Balaikembang juga

mengarapkan ada bantuan berupa pembuatan jalan tanu untuk akses nya mereka

dan di Balaikembang tidak memeilii koperasi tani.

5. Aspek Harga Benih Kakao

Aspek harga benih kakao di Desa Balaikembang dalam bentuk benih

dapat memepengaruhi hasil produksi tanaman kakao dan juga bentuk bii

memepengaruhi hasil penjualan kakao, dan juga jika perawatan tanaman kakao

bagus maka hasil yang di hasilkan dari biji pun baik.

Berdasarkan analisis eksternal dapat disimpulkan beberapa poin penting

yang menajdi faktor sukses untuk dianalisis dari beberapa poin penting itu

didapatkan dari berbagai macam aspek eksternal seperti dari aspek ekonomi,

aspek teknologi, aspek politik, aspek kebijakan pemerintah dan aspek harga bein

kakao. Beriku beberapa poin penting yang di dapatkan dalam merumsukan faktor

eksternal yang dimiliki oleh para petani di Desa Balaikembang Kecamatan

Mangkutana Kabupaten Luwu Timur khusnya dan dirumsukanlah dalam matriks

EFE seperti pada tabel berikut.

Page 59: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

46

Tabel 10. Analisis Faktor Eksternal Petani Kakao di Desa Balaikembang Faktor Eksternal Peluang Ancaman

Ekonomi Jika tingkat ekonomi tingi maka

produksi untuk kakao baik

Tingkat ekonomi yang tinggi

Politik

Kebijakan

Pemerintah

.Belum ada lembaga

pemerintah yang membantu

petani

Harga Biji Kakao Permintaan Biji Kakao Tidak ada

Habisnya

Harga biji kakao tidak stabil

Teknologi Alat-alat Pertanian Tersedia di

Toko

Sumber: Data primer yang telah diolah (2020)

4. Strategi peningkatan produksi tanaman kakao

a. Analisis matriks IFE

Setelah diperoleh faktor-faktor strategi internal usaha tani yang meliputi

kekuatan dan kelemahan. Peneliti mendapatkan kekuatan dan kelemhan yang

telah dirumuskan, selanjutnya yaitu melakukan pemberian kuisioner mengenai

pemberian peringkat (rating) terhadap variabel-variabel kekuatan dan kelemahan

dan kemudian selanjutnya dilakukan pembobotan untuk mengetahui variabel yang

lebih penting.

Setelah mendapatkan hasil peringatan dan pembobotan dari para

responden, maka selanjutnya dilakukan pencarian nilai rata-rata dengan cara

melakukan penjumlahan keseluruhan hasil dari peringkat dan pembobotan dari

semua masing-masing variabel kemudian dibagi dengan jumlah responden.

Berdasarkan identifikasi terdapat faktor-faktor internal yang ada pada Desa

Balaikembang Kabupaten Luwu Timur didapatkan sebuah kekuatan dan

kelemahan yang disebut sebagai faktor strategi internal usaha tani kakao. Faktor

internal srtartegi tersebut kemudian dilaukan pembobotan dan pemberian

peringkat yang akan menghasilkan skor rata-rata dan untuk mendapatkan skor

rata-rata itu bobot dikalikan dengan rating. Hasil peringkat dan pembobotan dapat

dilihat pada bagian lampiran.Tabel 12. Analisis matriks IFE petani kakao di Desa

Balaikembang Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.

Page 60: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

47

Tabel 11. Analisis matriks IFE petani kakao di Desa Balaikembang

No Faktor strategis internal Rating

rata-rata

Bobot

rata-rata

Skor

1 Kekuatan

1.Lahan perkebunan yang luas

2.Petani memiliki lahan yang dikelola sendiri

3.Sumber modal pribadi

4.Ada motivasi bekerja

5. Jumla petani yang banyak

4

3

4

3

4

0,12

0,14

0,14

0,14

0,08

0,48

0,42

0,56

0,42

0,32

2 Kelemahan

1. Alat yang di gunakan masi sederhana

2. Serangan Hama dan penyakit

3.Umur kakao sudah banyak yang tua

4.Pengetahuan budidaya petani kurang merata

5. Tidak terdapat kelompok tani kususnya

tanaman kakao

2

1

1

2

1

0,07

0,07

0,06

0,09

0,09

0,14

0,07

0,06

0,18

0,09

Total 25 1,00 2,74

Sumber: Data yang telah diolah 2020

Pada tabel 12 terlihat skor total pada matriks IFE sebesar 2,74

meunjukkan bahwa petani di Desa Balaikembang berada pada posisi rata rata

dalam memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk mengatasi kelemahan

yang ada. Kekuatan utama yang dimiliki oleh petani di Desa Balaikembang yaitu

ada sumber modal pribadi dengan skor 0,56, sedangkan untuk posisi kedua dalam

kekuatan yang dimilki oleh petani adalah Lahan perkebunan yang luas, dengan

skor 0,48. petani yang mnegelola tanamannnya sendiri dengan skor 0,42 dan ada

motivasi bekerja dengan skor 0,42. Sedangakan untuk kelemahan utama yang

dimilki oleh petani di Desa balaikembang yaitu umur kakao banyak yang sudah

tua dengan skor 0,06.

b. Analisis matriks EFE

Matriks EFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal kegiatan

yang berkaitan dengan peluang dan ancaman yang dianggap penting. Setalah

diperoleh faktor-faktor strategi eksternal petani kakao dan dinas terkait di Desa

Balaikembang yang meliputi peluang dan ancaman. Tahap selanjutnya adalah

melakukan proses pembobotan dengan langkah-langkah seperti pada tahapan

dalam analisis matriks IFE. Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada

lampiran tabel 13 merupakan hasil analisis matriks EFE.

Page 61: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

48

Tabel 12. Analisis matriuks EFE petani kakao di Desa Balaikembang No Faktor strategis eksternal Rating rata-

rata

Bobot rata-

rata

Skor

1 Peluang

1. Jika tingkat ekonomi tingi maka produksi

untuk kakao baik

2.Permintaan produk kakao tidak ada

habisnya

3. . Alat-alat Pertanian Tersedia di Toko.

3

4

4

0,13

0,22

0,18

0,39

0,88

0,72

2 Ancaman

1. .Tingkat eonomi yang tinggi

2. Belum ada lembaga pemerintah yang

membantu petani

3. Harga beni kakao tidak stabil

1

1

2

0,17

0,14

0,16

0,17

0,14

0,32

Total 15 1,00 2.62

Sumber: Data yang telah di olah 2020

Skor total matriks EFE sebesar 2,62 menunjukkan posisi petani di Desa

Balaikembang rata-rata memanfaatkan atau merespon peluang untuk mengatasi

ancaman yang ada dari luar petani Desa Balaikembang. Peluang utama yang

dimiliki oleh petani di Desa Balikembang yaitu permintaan biji kakao yang tidak

ada habisnya 0,88. peluang kedua alat-alat budidaya yang selalu tersedia di toko-

toko pertanian dengan skor yang dimiliki sebesar skor 0,72. Sedangkan untuk

ancaman yang paling tinggi itu belum ada lembaga pemerintah yang membantu

petani dengan skor 0,14. Selain belum ada lembaga pemerintah yang membantu

petani tingkat ekonomi yang tinggi juga menjadi ancaman pada petani dengan

skor 0,17.

c. Analisis matriks IE

Setelah diperoleh tottal skor pada matriks IFE dan EFE maka dua-dua dari

skor itu digabungkan untuk mendapatkan informasi dari matiks IE guna

memperoleh informasi mengenai posisi petani guna mempermudah dalam

pemberian alternatif strategi. Nilai matriks IFE sebesar 2,74 menunjukka petani

di Desa Balaikembang memiliki kemampuan rata-rata dalam memanfaatkan

kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan yang ada. Sedangkan untuk

nilai matriks EFE sebesar 2,62 menunjukkan bahwa petani di Desa Balikembang

memiliki kemampuan rata-rata dalam memanfaatkan atau merespon peluang dan

dapat mengindari ancaman yang ada.

Page 62: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

49

S SKOR TOTAL IFE

K Kuat Rata-Rata Lemah

O

R 4,0 3,0 2,0 1,0

T Tinggi

O 3,0

T Menengah

A 2,0

L

Rendah

E 1,0

F

E

Gambar 3. Analisis Matriks IE 2020

Ketika telah mendapatkan hasil jumlah skor, yang dimana jumlah skor

untuk matriks IFE berjumlah 2,74 sedangkan jumlah skor untuk matriks EFE

berjumlah 2,62, maka dari hasil skor tersebut mengambarkan posisi usaha melalui

matriks IE. Sedangkan matriks IE untuk petani yang ada di Desa Balaikembang

ditunjukkan pada gambar tersebut menunjukkan bahwa posisi petani kakao di

Desa Balaikembang berada pada daerah 2 yang penjelasanna yang termasuk dari

daerah 2 meliputi sel III, V atau VII. Strategi ini paling sesuai adalah strategi hold

and maintain yang termasuk dalam strategi ini adalah penetrasi dan peningkatan

produksi. Dalam kasus di Desa Balaikembang masyarakatnya harus meningkatkan

cara pembudidayaan tanaman yang sesuia kebutuha untuk menghasilkan produksi

yang baik.

5. Analisis matriks SWOT

Petani kakao di Desa Balaikembang Kecamatan Mangkutana Merupakan

salah satu desa yang mempunyai potensi dalam meningkatkan produksi kakao.

Kondisi perekonomian petani di Desa Balaikembang sangat berpengaruh terhadap

hasil produksi yang di hasilkan oleh tanaman kakao itu sendiri. Digunakan

matriks SWOT untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

untuk menghasilkan alternatif strategi yang akan digunakan untuk meningkatkan

hasil produksi kakao di Desa Balaikembang Kecamatan Mangkutana Kabupaten

Luwu Timur.

Analisis SWOT juga dapat diartikan sebagai sebuah bentuk analisis

situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif. Satu hal yang perlu diketahui bahwa

I

III

VI

VII VIII IX

IV V

II

Page 63: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

50

analisis SWOT ini hanya digunakan untuk tujuan menggambarkan situasi yang

sedang dihadapi, dan bukan sebagai sebuah alat analisa yang dapat memberikan

solusi dari permasalahn yang dihadapi.

Untuk tahap selanjutnya yaitu dengan membuat matriks SWOT, untuk

pembuatan matriks ini menggunakan faktor strategis internal atau eksternal seperti

pada tahap sebelumnya, yang Penjelasannya tertuang dalam matriks IFE dan EFE.

Dalam metode ini, kelebihan dan kekurangan matriks IFE serta peluang dan

ancaman dalam matriks EFE bergerak dalam satuan matriks SWOT. Dan dapat

menghasilkan Berbagai kemungkinan yang bisa digunakan sebagai alternatif

strategi SO, ST, WO, dan WT.

Gambar 4.Analisis matriks SWOT Internal

Eksternal

Kekuatan

1.Lahan perkebunan yang luas

2.Petani memiliki lahan yang

dikelola sendiri

3.Sumber modal pribadi

4.Ada motivasi bekerja

5. Jumla petani yang banyak

Kelemahan

1.Alat yang di gunakan masi

sederhana

2.Serangan Hama dan

Penyakit

3. Umur Kakao yang sudah

banyak yang tua

4.Pengetahuan budidaya petani

kurang merata

5. Tidak terdapat kelompok

tani kusus pertanian

Peluang

1.Jika tingkat ekonomi

tingi maka produksi

untuk kakao baik

2.Permintaan kakao tidak

ada habisnya

3.Alat-alat pertanian

tersediah di toko

Strategi S-O

1. Memaksimalkan lahan yang

dimiliki (S1,S3,O1)

2.Memperthankan dan

meningkatkan penggunaan alat-

alat pertanian yang lebih efektif

dan efisien (S2,O2)

3.Memperthanakan dan

meningkatkan kemandirian dari

segi modal, motivasi bekerja

dan bantuan pemerintah

(S3,S4,03)

Strategi W-O

1. Memanfaatkan semaksimal

mungkin alat yang tersedia.

2. Meningkatkan perawatan

terhadap tanaman.

Ancaman

1. Tingkat ekonomi yang

tinggi

2.Belum ada lembaga

pemerintah yang

membantu petani

3. Haraga beni kakao

tidak stabil

Strategi S-T

1. Mempertahankan lahan kakao

yang dimiliki (S1,S2,S3,T1,T2)

2.meningkatkan pengetahuan dan

motivasi bekerja petani agar bisa

mandiri.

Strategi W-T

1.Meningkatkan dan

memaksimalkan pengetahuan

para petani agar dapat mandiri

dan mencari solusi.

Sumber : Data yang telah diolah 2020

Page 64: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

51

Fungsi dari matriks SWOT yaitu dapat menghasilkan alternatif-alternatif

strategis yang dapat digunakan oleh usaha atau perusahaan, Untuk memperoleh

hasil tersebut, pertama-tama kita harus menganalisis kelemahan, kekuatan,

peluang dan ancaman. Analisis SWOT merupakan metode perumusan strategi

konvensional yang menjadi dasar pembentukan strategi yang dapat disesuaikan

dengan situasi perusahaan. Berdasarkan analisis matriks IE strategi petani kakao

di Desa Balaikembang berada pada posisi hold and maintain..Maka strategi yang

cocok digunakan dalam peningkatan produksi tanaman kakao di Desa

Balaikembang adalah sebagai berikut;

1. Strategi S-O (Strength and Oppourtunitie)

Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal

untuk memanfaatkan peluang eksternal guna memperoleh keuntungan bagi petani

di Desa Balaikembang. Berikut beberapa alternatif starategi S-O yang dihasilkan.

a. Memaksimalkan lahan yang dimiliki

Dalam kasus ini dengan luas lahan dan para petani yang mengelola sendiri

tanaman kakaonya itu dapat berpengaruh pada tingkat ekonomi yang dihasilkan

dikarenakan modal yang di keluarkan untuk budidaya tanaman kakaonya itu

sedikit.

b. Mempertahankan dan meningkatkan penggunaan alat-alat pertanian yang lebih

Efektif dan Efisien

Peralatan pertanian merupakan aspek yang sangat penting dalam

menunjang kegiatan pertanian. Alat-alat pertanian berperan penting untuk

mempermudah kegiatan petani dalam pembudidayaan tanaman kakao sehingga

pekerjaan yang dilakukan petani lebih efektif dan efisien utuk mendukung hasil

produksi yang melimpah.

c. Memperthanakan dan meningkatkan kemandirian dari segi modal, motivasi

bekerja dan bantuan pemrintah

Dengan kondisi keuangan yang baik akan memberikan kemudahan bagi

para petani untuk memenuhi segala kebutuhan dalam kegiatan budidaya tanaman

kakao, di saat segala kebutuhan yang diperlukan dapat terpenuhi akan

memudahkan petani dalam mengembankan budidaya tanaman kakaonya itu

sendiri sehingga hasil yang di dapatkan dalam melimpah. Begitupun dengan

Page 65: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

52

motivasi, dengan adanya motivasi atau dorongan dari keluarga maupun tujuan

yang akan dicapai itu akan lebih bagus untuk pekerjaa yang dilakukan karna ada

motivasi dan tujuan yang akan dicapai. Begitu pun dengan adanya bantuan dari

pemerintah ini akan meringankan sedikit pembudidayaaan tanaman kakao.

2. Strategi W-O (Weakness dan Opprtunitie)

Strategi W-O ialah strategi yang digunakan untuk mengatasi kelemahan

dengan memanfaatkan peluang yang ada. Stratgei yang dapat ditawarkan untuk

meningkatkan hasil produktsi tanaman kakao itu sendiri adalah.

a. Memanfaatkan semaksimal mungkin alat yang tersedia.

Dalam budidaya tanaman kakao khususnya di Desa Balaikembang petani

harus pandai memanfaatkan alat pertanian yang tersedia, karena di Desa

Balaikembang masih terlalu minim alat pertanian khususnya untuk budidaya

kakao.

b. Meningkatkatkan perawatan pada tanaman.

Meningkatkan perawatan pada tanaman itu sangat utama bagi petani untuk

mendapatkan hasil produksi yang lebi baik .Dalam proses perawatan dapat di

lakukan pemangkasan pada tanaman kakao untuk pemeliharaan seperti membuang

tanaman yang tidak produktif atau cabang yang sakit, pata dan menggantung dan

cabang yang balik, pemangkasan di lakukan 2x setahun. Dan juga semakin sering

di pupuk maka tingkat produksi pada kakao pun akan tinggi. Selain itu

pemeliharaan kakao juga menitiberatkan pada pengendalian OPT hama, peyakit

maupun gulma,pencegah meluasnya serangan OPT itu perlu melalui teknik

budidaya yang baik untuk menghindari penyakit yang akan menimbulkan

kerugian besar.

3. Strategi S-T

Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan keunggulan perusahaan

atau usaha tani untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman. Straegi

yang dapat ditawarkan adalah untuk meningkatkan produksi tanaman kakao.

Mempertahankan lahan kakao yang dimiliki Salah satu penyebab menyusutnya

perkebunan kakao ini adalah karena banyaknya pembangunan pemukiman

masyrakat dan Pemerintah harus melakukan sosialisasi pertanian untuk

Page 66: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

53

meningkatkan pengetahuan petani agar dapat mandiri dan mempunyai motivasi

untuk berbudidaya kakao.

4. Strategi W-T

Strategi W-T merupakan strategi yang digunakan untuk mengurangi

kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi yang dapat ditawarkan untuk

meningkatkan produksi tanaman kakao diDesa Balaikembang adalah

Meningkatkan dan memaksimalkan pengetahuan para petani agar dapat mandiri

dan mencari solusi.

6. Keputusan Strategi Peningkatan Produksi

Berdasarkan analisis lingkungan usaha tani kakao di Desa Balaikembang

diperoleh kekuatan, kelemaham, peluang dan ancaman pada petani kakao.

Kekuatan yang dimiliki oleh petani di Desa Balaikembang adalah lahan

perkebunana yang luas, petani memiliki lahan yang di kelola sendiri, jumlah

petani yang banyak, sumber modal pribadi dan ada motivas bekerja. Untuk

kelemahan yaitu, Alat yang di gunakan masi sederhana,serangan hama dan

penyakit,umur kakao sudah banyak yang tua,pengetahuan budidaya petani kurang

merata,.

Sedangkan dari faktor eksternal yaitu peluang adalah jika tingkat ekonomi

tinggi maka produksi kakako akan baik,permintaan produk kakao tidak ada

habisnya, alat-alat budidaya selalu tersedia di toko-toko pertanian. Untuk

ancamannya tingkat ekonomi yang tinggi, Belum ada lembaga pemerintah yang

membantu pemerintah, harga biji kakao tidak stabil.

Hasil analisis matriks IE akan disimpulkan strategi petani dalam

peningkatan produksi kakao diBalaikembang Kecamatan Mangkutana Kabupaten

Luwu Timur, yaitu :

1. Memaksimalkan lahan yang dimiliki

Dalam kasus ini dengan luas lahan dan para petani yang mengelola sendiri

tanaman kakaonya itu dapat berpengaruh pada tingkat ekonomi yang

dihasilkan dikarenakan modal yang di keluarkan untuk budidaya tanaman

kakaonya itu sedikit

2.Mempertahankan dan meningkatkan penggunaan alat-alat pertanian yang lebih

Efektif dan Efisien

Page 67: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

54

Peralatan pertanian merupakan aspek yang sangat penting dalam

menunjang kegiatan pertanian. Alat-alat pertanian berperan penting untuk

mempermudah kegiatan petani dalam pembudidayaan tanaman kakao sehingga

pekerjaan yang dilakukan petani lebih efektif dan efisien utuk mendukung hasil

produksi yang melimpah.

3. Memperthanakan dan meningkatkan kemandirian dari segi modal, motivasi

bekerja dan bantuan pemrintah

Dengan kondisi keuangan yang baik akan memberikan kemudahan bagi para

petani untuk memenuhi segala kebutuhan dalam kegiatan budidaya tanaman

kakao, di saat segala kebutuhan yang diperlukan dapat terpenuhi akan

memudahkan petani dalam mengembankan budidaya tanaman kakaonya itu

sendiri sehingga hasil yang di dapatkan dalam melimpah. Begitupun dengan

motivasi, dengan adanya motivasi atau dorongan dari keluarga maupun tujuan

yang akan dicapai itu akan lebih bagus untuk pekerjaa yang dilakukan karna ada

motivasi dan tujuan yang akan dicapai. Begitu pun dengan adanya bantuan dari

pemerintah ini akan meringankan sedikit pembudidayaaan tanaman kakao.

Dengan penerapan strategi diatas diharapkan akan mampu meningkatkan

hasil produksi tanaman kakao yang ada di Desa Balaikembang. Penelitian ini juga

diharapkan mampu menjadi pemecahan masalah dari berbagai persoalan yang

mempengaruhi rendahahnya produktisi tanaman kakao di Desa Balaikembang

Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur. Kelebihan dari penelitian ini

yaitu Petani atau responden yang di wawancari ramah dan akses menuju lokasi

tersebut juga memadai. Sedangkan kelemahan dalam penelitian ini yaitu terdapat

beberapa responden yang kurang memahami tentang berbagai macam pertanyaan

yang diajukan dan mengakibatkan pertanyaan di bacakan secara berulang oleh

peneliti dan juga petani kurang memahami tebtang kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman dalam pembudidayaan tanaman kakao.

4.2 Pembahasan

Setelah tahap input analisis lingkungan internal dan eksternal. di Desa

Balaikembang Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur. Berdasarkan

tabel matriks SWOT IFE dan EFE dapat diterapkan beberapa strategi alternatif

yang dapat mendukung peningkatan produsi tanaman kakao di Desa

Page 68: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

55

Balaikembang yaitu Memaksimalkan lahan yang dimiliki mempertahankan dan

meningkatkan penggunaan alat-alat pertanian yang lebih efektif dan efesien,

mempertahankan lahan kakao yang di miliki, dan meningkatkan pengetahuan dan

motivasi bekerja petani agar bisa mandiri.

Berdasarkan hasil peneilitian mengenai strategi petani kakao dalam

meningkatkan produksi kakao di desa Balaikembang Kecamatan Mangkutana

kabupaten Luwu Timur dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; yaitu

Memaksimalkan lahan yang dimiliki, mempertahankan dan meningkatkan

penggunaan alat-alat pertanian yang lebih efektif dan efisien, Mempertahankan

dan meningkatkan kemandirian dari segi modal, motivasi bekerja dan bantuan

pemrintah.

Hasil penelitian di atas sejalan dengan yang di kemukakan oleh Roma

Ulestari Lumbun Toruan (2016)). Yang mengatakan tentang hasil pengalaman

bertani, kemampuan petani mengatasi HPT, dan harga jual kakao kelas wahid bagi

petani, Dana yang digunakan petani, luas lahan, permintaan kakao, pasokan

tenaga kerja, penggunaan benih berkualitas tinggi, sarana dan prasarana

penunjang, implementasi GAP (Good Agricultural Practice).

Teknik sambung samping telah terbukti mampu memperbaiki produksi

dan mutu kakao rakyat. Teknologi sambung samping telah diadopsi oleh para

petani pekebun khususnya untuk merehabilitasi tanaman tua dan tanaman kurang

produktif. Selain itu, teknologi pengolahan hasil dan pengembangan industri hilir

juga telah banyak tersedia antara lain teknologi fermentasi, teknologi pengolahan

limbah, dan teknologi diversifikasi produk. Agar usahatani kakao dapat

berkembang sesuai dengan yang diharapkan, ke depan diperlukan upaya untuk

meningkatkan produsi dan pengembangan penanganan hasil dan produk kakao di

Indonesia. Hal ini di emukakan oleh Rubiyo dan siswanto (2012)

Hasil penelitian ini ada beberapa yang tidak sejalan dengan penelitian

sebelumnya terletak pada menyeragamkan pengetahuan tentang budidaya tanaman

kakao dan tentang pengalihfungsian lahan kepada para petani di Desa

balaikembang itu sangat penting agar masyarakat disana tidak sembarangan dalam

membudidayakan tanaman kakao sehingga hasil yang didapatkanpun melimpah

dan juga tidak semerta merta melakukan pengalihfungsian lahan. Dan juga para

Page 69: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

56

petani harus meningkatkan pengetahuan tentang adanya bantuan pemerintah yang

masuk agar petani tidak meyepelehkan bantuan dan tidak lagi dapat

mempengaruhi para petani jika suasana politik tidak kondusif.

Meminimalkan hama dan penyakit yang sesuai dengan tanaman kakao.

Tanaman kakako merupakan salah satu jenis tanaman yang sangat rentang

terserang hama dan penyakit. Maka dari itu diperlukan pengetahuan dan kempuan

lebih dalam mengelolahnya, hal yang dapat dilakukan agar menjaga tanaman

kakao agar tidak mudah terserang hama dan penyakit yaitu pembersihan lahan

secara baik dan pemberian pestisida untuk membasmi hama dan penyakit tanaman

yang timbul pada bagian tanaman kakao.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Saputra (2015)

yang menyatakan bahwa Hasilnya yaitu tenaga kerja, pupuk kimia, luas lahan

garapan, dan kemitraan itu memberikan pengaruh yang nyata sebagai input

terhadap produksi kakao dan tingkat pendidikan berpengaruh negative terhadap

produksi kakao di Kabupaten Muaro Jambi.

Dengan penerapan strategi diatas diharapkan akan mampu meningkatkan

hasil produksi tanaman kakao yang ada di Desa Balaikembang. Penelitian ini juga

diharapkan mampu menjadi pemecahan masalah dari berbagai persoalan yang

mempengaruhi rendahahnya produksi tanaman kakao di Desa Balaikembang

Kecamatan Mankutana Kabupaten Luwu Timur. Kelebihan dari penelitian ini

yaitu lokasi penelitian yang tidak jauh dari tempat peneliti sehingga penulis tidak

perlu memerlukan waktu yang lama dalam melaksanakan penelitian ini.

Sedangkan kelemahan dalam penelitian ini yaitu terdapat beberrapa responden

yang kurang memahami tentang berbagai macam pertanyaan yang diajukan dan

mengakibatkan pertanyaan di bacakan secara berulang oleh peneliti dan juga

petani kurang memahami tebtang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

dalam pembudidayaan tanaman kakao.

Page 70: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi petani kakao dalam

meningkatkan produksi kakao di Desa Balaikembang Kecamatan Mangkutana

Kabupaten Luwu Timur maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.; yaitu

Memaksimalkan lahan yang dimiliki, mempertahankan dan meningkatkan

penggunaan alat-alat pertanian yang lebih efektif dan efisien, Mempertahankan

dan meningkatkan kemandirian dari segi modal, motivasi bekerja dan bantuan

pemrintah.

5.2 Saran

1. Diharapkan kepada para petani kakao agar selalu menggali pengetahuan

terkait dengan budidaya kakao dalam rangka meningkatkan produksi.

2. Kepada para petani agar selalu melakukan komunikasi dengan penyuluh

setempat dalam rangka mengetahui kebijakan-kabijakan baru terkait tanaman

kakao.

3. Diharapkan kepada penyuluh agar lebih meningkatkan sosialisasi kepada para

petani dalam meningkatkan produksi tanaman kakao.

Page 71: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

58

DAFTAR PUSTAKA

David, F.R. 2006. Manajemen strategis. Edisi kesepuluh. PT. Salemba Empat.

Jakarta

Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Strategi Dan Aplikasi. Alfabeta. Bandung.

Haryono D., soetriono, dkk (2011) analisi daya saing dan dampak kebijakan

pemerintah terhadap produksi kakao di jawa timur. Fakultas pertanian

unniversitas jember. Jawa Timur

Iskandar. 2008. Metodologi penelitian pendidikan dan sosial (kuantitatif dan

kualitatif. Gaung persada press. Jakarta

Isyanto agus yuniarwan, tito hardyanto, dkk 2018. Faktor faktor yang

berpengaruh terhadap produktivitas usaha tani mina padi di kota

tasikmalaya. Fakultas pertanian universitas galuh. Tasikmalaya 4(1) :

25-39

Malhotra, N.K, 2004. Riset Pemasaran, Pendekatan Terapan. Edisi Bahasa

Indonesia. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta

Marimin, Zulfiandri. 2015. Strategi pengenbangan agroindustri kakao berbasis

kelompok tani di provinsii sumatera barat. Fakultas pertanian IPB. jln

arjuna tol tomang kebun jeruk Jakarta 11510. 8

Nengah Artha, 2017 teknik budidaya tanamn kakao, fakultas pertanian universitas

udayana, Bali.

Nurchalisfarid, Fauzia, Iskandariani, Lily (2012) Strategi peningkatan produksi

kakao di Desa karang Rejo Kecamatan Stabat kabupaten Langakat.

Ondrej, M. dan Jiri H. 2016. Total factor productivity approach in competitive and

regulated world. Procedia- social and behavioral sciences, 57(2012):

223-230

Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendididkan : Kompetensi dan Praktiknya.

Bumi Aksara. Jakarta

Tarigan kelin, dhiana chalil, roma uli esteria 2017. Analisis strategi peningkatan

produksi komoditi kakao rakyat di kecamatan silau lauut sumatera

utara. Fakultas pertanian universitas sumatera utara, medan

Yuliandi, 2014. Pengembangan usaha tani kakao di desa sritaba’ang kecamatan

balano kabupaten parigi mounting. 2(2) : 161-168. Palu

Page 72: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

59

LAMPIRAN

Page 73: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

60

Lampiran 1. Kuesioner untukRating dan Bobot Matriks IFE dan EFE

KUESIONER

PENENTUAN RATING DAN BOBOT MATRIKS IFE DAN EFE

Judul Penelitian : Strategi Petani Kakao dalam Meningkatkan Produksi Kakao di

Desa Balaikembang Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur

Identitas Responden Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Jabatan :

Bagian ini menyatakan seberapa penting atribut-atribut yang disediakan dan

dimiliki petani kakako di desa balaikembang.

Petunjuk:

1. Tentukan rating dari masing faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan

2. faktor eksternal (peluang dan ancaman) berikut dengan memberikan

tanda(x) pada pilihan Anda.

3. Pilihan rating pada IFE daftar dengan isian bagian 1 terdiri dari:

Rating 4 : kekuatan utama.

Rating 3 : kekuatan kecil.

Rating 2 : kelemahan kecil.

Rating 1 : kelemahan utama.

4. Pilihan rating pada EFE daftar isian bagian 1 terdiri dari:

Rating 4 : respon sangat bagus.

Rating 3 : respon di atas rata-rata.

Rating 2 : respon rata-rata.

Rating 1 : respon di bawah rata-rata.

5. Pilihan bobot pada daftar isian 2 terdiri dari:

1 = jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal.

2 = jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal.

3 = jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal.

6. Jumlah bobot seluruh faktor internal dan faktor eksternal yang ada di

matriks IFE dan EFE harus sama dengan 1,0 atau 1

Page 74: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

61

Lanjutan Lampiran 1

Kuesioner untuk Rating Matriks IFE dan EFE

Tabel 20. Kuesioner Rating IFE

Kekuatan 4 3 2 1

1. Lahan perkebunan yang luas 4

2. Petani memiliki lahan yang di kelola sendiri 3

3. Sumber modal pribadi 4

4. Ada Motifasi bekerja 3

5. Jumla petani yang banyak 4

Kelemahan

1. Alat yang di gunakan masi sederhana 2

2. Serangan Hama dan penyakit 1

3. Umur kakao sudah banyak yang tua 1

4. Pengetahuan budidaya petani kurang merata 2

5. Tidak terdapat kelompok tani kususnya tanaman

kakao

1

Tabel 21. Kuesioner Rating EFE

Peluang 4 3 2 1

1. Jika tingkat ekonomi tinggi maka produksi

untuk kakao baik

3

2. permintaan produk kakao tidak ada habisnya 4

3. Alat-alat pertanian tersediah di took 4

Ancaman

1. Tingkat ekonomi yang tinggi 1

2. Belum ada lembaga pemerintah yang membantu

petani

1

3. Harga biji kakao tidak stabil 2

Keterangan:

Pilih rating pada IFE daftar isian terdiri dari

Rating 4: Kekuatan utama

Rating 3: Kekuatan kecil

Rating 2: Kelemahan kecil

Rating 1: Kelemahan utama

Pilih rating pada EFE daftar isisan terdiri dari

Rating 4: Respon sangat bagus

Rating 3: Respon diatas rata-ratsa

Rating 2: Respon rata

Rating 1: Respon dibawah rata-rata

Page 75: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

62

Lanjutan Lampiran 1

Tabel 22. Kuesioner untuk Bobot Matriks IFE

Faktor Internal 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 Total Bobot

1.1 2 2 2 1 3 3 3 3 3 22 0,12

1.2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 24 0,14

1.3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 24 0,14

1.4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 24 0,14

1.5 3 1 1 1 1 3 3 1 1 15 0,08

2.1 1 1 1 1 3 1 3 1 2 14 0,07

2.2 1 1 1 1 1 3 2 2 2 13 0,07

2.3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 11 0,06

2.4 1 1 1 1 3 3 2 3 2 17 0,09

2.5 1 1 1 1 3 3 3 3 2 18 0,09

Total 14 12 12 12 21 24 23 26 19 20 183 1,00

Keterangan :

a. Kekuatan

1. Lahan perkebunan yang luas

2. Petani Memili lahan yang di kelola sendiri

3. Sumber modal pribadi

4. Ada motifasi bekerja

5. Jumla petani yang banyak

b. Kelemahan :

1. Alat yang di gunakan sederhana

2. Serangan Hama dan penyakit

3. Umur kakao banyak yang sudah tua

4. Pengetahuan budidaya petani kurang merata

5. Tidak terdapat kelompok tani kusus tanaman kakao

Petunjuk Penentuan Bobot

1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = Jika indikator horisontal sama penting dengan indikator vertikal

3 = Jika indikator horiontal lebih penting daripada indikator vertikal

Tabel 23. Kuesioner untuk Bobot Matriks EFE

Faktor Eksternal 3.1 3.2 3.3 4.1 4.2 4.3 Total Bobot

3.1 2 2 2 1 1 8 0,13

3.2 3 3 2 3 3 14 0,22

3.3 1 2 2 3 3 11 0,18

4.1 2 2 2 1 3 10 0,17

4.2 3 1 1 1 3 9 0,14

4.3 3 1 1 3 2 10 0,16

Total 12 8 9 10 10 13 62 1,00

Keterangan :

a. Peluang

1. Jika tingkat ekonomi tinggi maka tingkat produksi untuk kakao baik

2. Permintaan produk kakao tidak ada habisnya

Page 76: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

63

3. Alat-Alat pertanian tersediah di toko

b. Ancaman

1. Tingkat Ekonomi yang tinggi

2. Belum ada lembaga pertanian yang membantu petani

3. Harga biji kakao tidak stabil

Petunjuk Penentuan Bobot

1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = Jika indikator horisontal sama penting dengan indikator vertikal

3 = Jika indikator horiontal lebih penting daripada indikator vertikal

Page 77: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

64

Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian

Gambar 5. Wawancara dengan petani kakao

Gambar 6. Wawancara dengan petani kakao

Page 78: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

65

Gambar 7. Wawancara dengan petani kakao

Gambar 8. Wawancara dengan petani

Page 79: strategi petani kakao dalam meninkatkan - Repository UNCP

66

Gambar 9. Pengambilan data umum Desa Balaikembang