STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BAITUL MAL WAT TAMWIL (BMT) GUNA LESTARI JEPARA JAWA TENGAH (periode 2013-2014) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Disusun oleh: Eva Rusdiana NIM 11240093 Pembimbing : Hj. Early Maghfiroh Innayati, S.Ag., M.Si NIP. 19741025 199803 2 001 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015
59
Embed
STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH …digilib.uin-suka.ac.id/16884/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Strategi penyelesaian yang dimaksud oleh peneliti adalah suatu strategi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA
PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BAITUL MAL WAT TAMWIL
(BMT) GUNA LESTARI JEPARA JAWA TENGAH
(periode 2013-2014)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Disusun oleh: Eva Rusdiana
NIM 11240093
Pembimbing : Hj. Early Maghfiroh Innayati, S.Ag., M.Si
NIP. 19741025 199803 2 001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2015
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk:
Jurusan Manajeman Dakwah
Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
vi
MOTTO
� ���ة وان �����ا������ انوان آ�ن ذ و�ة ����ة ا�
���ن�� �� آ�
Artinya :
Dan jika ( orang berhutang itu ) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu
sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedehkankan, itu lebih
baik bagimu, jika kamu mengetahui (QS. Al-Baqarah : 280)
atas ilmu agamanya dan Simbah Nyai Hj. Hadiah Abdul Hadi, Drs. KH. Jalal
Suyuti, Ibu Nyai Hj. Nelly Umi Halimah yang senantiasa penulis harapkan
do’a dan nasihatnya.
ix
11. Sahabat-sahabatku di asrama Abdul Hadi Cetre (AHC) PP. Wahid Hasyim
Yogyakarta.
12. Sahabat-sahabat MD angkatan 2011 yang tidak bisa penyusun sebutkan satu
persatu yang telah berjuang bersama mencari ilmu dan pengalaman di jurusan
Manajemen Dakwah.
13. Keluarga baru di sapen dek tesy, dek diana dan dek tika terimakasih atas
canda, ilmu, serta motivasi.
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberi
masukan-masukan dan bantuan guna penyelesaian skripsi ini.
Kemudian hanya kepada Allah SWT penyusun berdoa semoga kebaikan
dan keikhlasan mereka mendapat balasan yang jauh lebih baik dari Allah SWT.
Akhirnya, skripsi ini adalah buah dari berprosesnya penyusun yang masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak penyusun
harapkan demi kebaikan di masa yang akan datang. Hanya kepada Allah lah kami
mohon ampun dan hanya kepada-Nya kami mohon petunjuk. Semoga bermanfaat.
Yogyakarta, 7 Juni 2015
Penyusun
Eva Rusdiana
x
ABSTRAK
Eva Rusdiana (11240093), Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Pembiayaan Mudharabah di Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Guna Lestari Jepara Jawa Tengah(periode tahun 2013-2014), Skripsi. Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015.
Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) sudah barang tentu memberikan pelayanan kredit atau pembiayaan kepada nasabah. Akan tetapi dengan perkembangan selanjutnya muncul permasalahan jika kemudian dana yang sudah di cairkan kepada nasabah atau debitur tersebut ternyata mengalami permasalahan atau kesulitan untuk mengembalikan dana yang sudah di pinjam dari BMT.
Dari uraian permasalahan diatas sekiranya perlu diadakan sebuah penelitian tentang bagaimana strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah pada pembiayaan mudharabah yang mengalami permasalahan di Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Guna Lestari Jepara (periodebulan Januari – April tahun 2013-2014).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah pada pembiayaan mudharabah di BMT Guna Lestari Jepara.
Penelitaian ini merupakan penelitian lapangan, dimana pengumpulan data diperoleh dengan cara observasi dan wawancara langsung kepada direktur, staff dan nasabah yang mengalami pembiayaan bermasalah di BMT Guna Lestari Jepara, observasi, dan dokumentasi dari lembaga tersebut.
Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan pengambaran serta menguraikan data yang terkumpul mengenai strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah pada pembiayaan mudharabah di Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Guna Lestari Jepara Jawa Tengah.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penanganan terhadap nasabah yang mengalami pembiayaan bermasalah, Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Guna Lestari Jepara menggunakan strategi sebagai berikut, yaitu : rescheduling, reconditioning, restructuring dan sita jaminan tetapi strategi restructuring dan sita jaminan jarang di lakukan BMT terhadap nasabah yang mengalami pembiayaan bermasalah. Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) mempunyai Strategi sendiri yaitu apabila nasabahnya perempuan maka yang menagih angsuran dari pihak BMT laki-laki dan sebaliknya.
Kata kunci : Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
Transliterasi yang dipakai dalam Skripsi ini adalah pedoman Transliterasi
Arab-Indonesia Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987,
tanggal 22 Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab
Nama Huruf Latin Keterangan
Alif tidak ا
dilambangka
n
Tidak dilambangkan
ba’ B Be ب
ta’ T Te
� ṡa’ ṡ es (dengan titik di atas)
jim J Je ج
ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah) ح
kha Kh ka dan ha خ
dal D De د
żal Ż zet (dengan titik di atas) ذ
ra’ R Er ر
zai Z Zet ز
sin S Es س
syin Sy es dan ye ش
ṣad ṣ es (dengan titik di bawah) ص
ḍad ḍ de (dengan titik dibawah) ض
ṭa’ ṭ te (dengan titik dibawah) ط
ẓa’ ẓ zet (dengan titik dibawah) ظ
ain ‘ koma terbaik di atas‘ ع
gain G Ge غ
fa’ F Ef ف
xii
qaf Q Qi ق
kaf K Ka ك
lam L El ل
mim M Em م
nun N En ن
wawu W We و
� ha’ H Ha
hamzah ‘ Apostrof
ya’ Y Ye ي
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
dituli
s
dituli
muta‘aqqidīn
‘iddah
C. Ta’ Marbutah
1. Bila dimatikan ditulis
ditulis
ditulis
hibbah
jizyah
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).
Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.
Ditulis
karāmah al-auliyā’
2. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah, dan dammah ditulis t.
xiii
Ditulis
zakātul fiṭri
D. Vokal Pendek
kasrah fathah dammah
ditulis ditulis ditulis
i a u
E. Vokal Panjang
fathah + alif
Ditulis
A
Ditulis Jāhiliyyah
fathah + ya’ mati Ditulis A
Ditulis yas’ā
kasrah + ya’ mati Ditulis Ī
Ditulis Karīm
dammah + wawu mati Ditulis U
Ditulis Furūd
F. Vokal Rangkap
fathah + ya’ mati Ditulis Ai
Ditulis Bainakum
fathah + wawu mati Ditulis Au Ditulis Qaulum
G. Vokal Pendek yang Berurutandalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof
ditulis ditulis ditulis
a‘antum u‘idat
la‘in syakartum
H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti Huruf Qamariyah
xiv
ditulis ditulis
al-Qura‘ān al-Qiyās
2. Bila diikuti Huruf Syamsiyah ditulis dengan menggandakan huruf syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)-nya.
ditulis ditulis
as-Samā’ asy-Syams
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
ditulis ditulis
ẓawī al-furūẓ ahl as-sunnah
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN....................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
ABSTRAK .................................................................................................. x
PEDOAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ........................................... xi
DAFTAR ISI .............................................................................................. xv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul .............................................................................. 1
B. Latar Belakang Masalah .................................................................. 3
C. Rumusan Masalah ........................................................................... 9
D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 9
E. Kegunaan Penelitian........................................................................ 9
F. Kajian Pustaka ................................................................................. 10
G. Landasan Teori ................................................................................ 12
xvi
H. Metode Penelitian............................................................................ 27
I. Sistematika Pembahasan ................................................................. 31
BAB II : GAMBARAN UMUM BAITUL MAL WAT TAMWIL (BMT)
GUNA LESTARI JEPARA
A. Sejarah Berdirinya Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Guna Lestari
Jepara Jawa Tengah........................................................................ 34
B. Visi, Misi dan Tujuan didirikan Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)
Guna Lestari Jepara Jawa Tengah ................................................... 37
C. Struktur Organisasi Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Guna Lestari
Jepara Jawa Tengah......................................................................... 39
D. Produk – Produk Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Guna Lestari
Jepara Jawa Tengah ........................................................................ 40
E. Syarat – syarat pengajuan pembiayaan Mudharabah ..................... 41
F. Prosedur pengajuan pembiayaan Mudharabah ............................... 43
BAB III : ANALISIS STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN
BERMASALAH PEMBIAYAAN MUDHARABAH
A. Strategi Penyelesaian Pembiayaan Mudharabah ............................ 50
B. Pencegahan Pembiayaan Bermasalah ............................................. 58
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 77
xvii
B. Saran ................................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami skripsi yang
berjudul “Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah pada Pembiayan
Mudharabah di Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Guna Lestari Jepara Jawa
Tengah” maka peneliti perlu menegaskan istilah – istilah yang terdapat
pada judul sebagai berikut :
1. Strategi Penyelesaian
Strategi penyelesaian adalah upaya yang dilakukan bank
dalam rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan
kewajibannya, antara lain melalui penjadwalan (recsheduling),
persyaratan kembali (reconditioning), dan penataan kembali
(restructuring), dan penyitaan jaminan.1
Strategi penyelesaian yang dimaksud oleh peneliti adalah
suatu strategi penyelesaian pembiayaan mudharabahyang kurang
lancar yang ada di BMT Guna Lestari Jepara Jawa Tengah.
2. Pembiayaan Bermasalah
Pembiayaan bermasalah adalah nasabah yang tidak
bertanggung jawab atau melanggar perjanjian yang telah
disepakati, sehingga terjadi pembiayaan bermasalah. Pembiayaan
1 A. Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syari’ah (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2012), hlm. 447
2
bermasalah ini dapat berupa: pembiayaan yang tidak lancar,
diragukan, perhatian khusus dan macet.2
Pembiayaan bermasalah yang dimaksud peneliti dalam
skripsi ini adalah pembiayaan bermasalah dalam kategori kurang
lancar yaitu pembiayaan yang tidak masuk dalam kategori
pembiayaan lancar, diragukan, macet, dan perhatian khusus, yaitu
pembiayaan yang mengalami tunggakan angsuran pokok
melampaui satu bulan atau sejak jatuh tempo menurut perjanjian
yang telah disepakati.
3. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan mudharabah adalah salah satu akad kerjasama
kemitraan berdasarkan prinsip berbagi untung dan rugi (profit and
lost sharing principle) dilakukan sekurang-kurangnya oleh dua
pihak, dimana yang pertama memiliki dan menyediakan modal,
yang disebut shahib al-mal, yang kedua memiliki keahlian (skill)
dan bertanggung jawab atas pengelolahan dana atau manajemen
usaha (proyek) halal tertentu, disebut mudharib.3
Pembiayaan yang dimaksud peneliti dalam skripsi ini
adalah pembiayaan dimana keuntungan usaha secara mudharabah
dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,
sedangkan apabila rugi di tanggung pemilik modal selama kerugian
2 Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), hlm.
312 3 Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Keuangan Makro Keuangan Syari’ah, cet.
Ke-1 (Yogyakarta: UII Press, 2002), hlm. 32
3
itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Modal yang diberikan oleh
BMT Guna Lestari minimal dua puluh juta, tergantung dengan
usaha yang akan di dirikan oleh si pengelolah.
4. Baitul Mal wat Tamwil (BMT) Guna Lestari Jepara Jawa Tengah
Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Guna Lestari Jepara adalah
merupakan lembaga keuangan yang didirikan dengan tujuan
pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang beralamat di Jl. Wonosari
Tahunan Jepara dengan akte notaris Badan Hukum No.
518/279/BH/XIV.10/V/2011. BMT Guna Lestari juga menawarkan
berbagai produk kepada masyarakat baik di bidang pengumpulan
dana maupun pembiayaan. BMT Guna Lestari merupakan salah
satu upaya bagi masyarakat untuk meningkatkan perekonomian
menengah kebawah. Jadi, yang dimaksud peneliti dengan judul
“Strategi Penyelesaian Pembiayaan Mudharabah Kurang Lancar di
BMT Guna Lestari” adalah untuk mengetahui strategi penyelesaian
pembiayaan mudharabah yang terjadi pada pembiayaan kurang
lancar di BMT Guna lestari. BMT Guna Lestari harus siap dengan
resiko yang dihadapinya yaitu nasabah mengalami kesulitan dalam
mengembalikan dana yang diperoleh kepada pihak BMT, atau
adanya cidera janji nasabah kepada BMT yang menyebabkan
pembiayaan bermasalah. Oleh sebab itu BMT harus siap dengan
resiko tersebut dan mempersiapkan strategi apa saja yang akan
digunakan apabila BMT mengalami hal tersebut.
4
B. Latar Belakang Masalah
Sebuah lembaga keuangan konvensional maupun syari’ah harus
mempunyai strategi untuk mengatasi permasalahan yang akan datang.
Permasalahan yang sering kita jumpai di lembaga keuangan adalah
pembiayaan kurang lancar.Lahirnya lembaga keuangan yang berbasis
syari’ah mengalami proses yang panjang dan baru bisa dilegalkan oleh
pemerintah menyusul dikeluarkannya undang-undang perbankan no. 7
tahun 1992 yang berisi tentang kebebasan untuk menentukan jenis imbalan
yang akan diambil oleh perbankan. Diperkuat lagi dengan
diberlakukannya undang-undang perbankan no. 10 tahun 1998, dimana
industri perbankan Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu perbankan yang
beroperasi berdasarkan bunga (bank konvensional) dan bank yang
beroperasi berdasarkan bagi hasil (bank syari’ah).4 Hal ini yang
mendorong menjamurnya lembaga keuangan syari’ah di Indonesia di
samping lembaga perbankan konvensional.
Antara pihak BMT dengan nasabah, sebelum melakukan transaksi
pembiayaan selalu membuat kesepakatan yang di setujui oleh kedua belah
pihak, dan kesepakatan tersebut tertuang dalam sebuah akad pembiayaan,
baik untuk pembiayaan mudharabah, musyarakah, maupun murabahah.
Dengan demikian secara otomatis keduanya telah terikat oleh perjanjian
dan hukum yang telah di buat bersama.5
4 Muhammad “kesepakatan-kesepakatan dan implikasinya dalam kontrak mudharabah”
mukadimah jurnal study Islam, no. 15 th, IX (2003), hlm. 210 5 Subekti, Hukum Perjanjian, cet. VI, (Jakarta: Intermesa, 1996), hlm. 1)
5
Banyaknya nasabah yang mengalami pembiayaan bermasalah di
BMT Guna Lestari ini di karenakan usaha nasabah kurang lancar. Nasabah
yang mengalami pembiayaan bermasalah di BMT Guna Lestari ini hampir
semua nasabah usaha mereka meubel furniture. Mereka mengalami
pembiayaan bermasalah dikarenakan barang jualan meubelnya belum di
bayar 100% oleh atasannya yang bekerja sama dengan mereka. Dan
pembayaran barang meubel mereka hanya di bayar ketika hari kamis 50%-
70% uang yang nasabah terima dari atasan yang membeli barang meubel
furniture mereka. Sisa pembayaran 30% akan dibayar minggu depan
ketika ada pesanan furniture.
Kasus pembiayaan bermasalah terjadi tidak secara tiba-tiba, karena
pada umumnya sebelum mengalami pembiayaan bermasalah terlebih
dahulu tahap bermasalah. Pada tahap ini BMT akan memperingatkan
secara kekeluargaan apabila tidak bisa maka akan diadakan akad ulang.
Resiko umum yang dihadapi BMT adalah kegagalan peminjam
dalam pengembalian angsuran pembiayaan. Pembiayaan yang telah
diberikan kepada anggota harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur
pemberian pembiayaan dan ketentuan intern BMT yang berlaku, oleh
karena itu perlu adanya strategi khusus oleh account officer agar tidak
terjadi asimetrik informasi antar BMT dan nasabah.
BMT Guna Lestari perlu mengadakan upaya-upaya yang harus
dilakukan agar tetap bertahan ditengah-tengah persaingan lembaga
keuangan Islam. Upaya tersebut bisa berupa pencegahan dan penanganan
6
terhadap nasabah yang mengalami pembiayaan bermasalah dalam
mengembalikan pinjaman.
BMT Guna Lestari adalah salah satu BMT yang sudah berkembang
di wilayah Jepara. Sebelum melakukan penelitian di BMT Guna Lestari,
peneliti terlebih dahulu sudah melakukan interview kepada pegawai dan
account officer di BMT Guna Lestari Jepara. Pada saat interview
dilapangan, diperoleh informasi bahwa permasalahan yang sedang
dihadapi adalah pada saat bank merealisasikan dana untuk pembiayaan,
dimana para nasabah sulit mengembalikan dana pinjaman6, maka
permasalahan tersebut masuk pada kategori pembiayaan bermasalah yang
sesuai dengan masing-masing kolektabilitasnya. Salah satu bentuk
pembiayaan yang cukup mendominasi di BMT Guna Lestari Jepara adalah
pembiayaan mudharabah.
Dari uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk
membahasnya lebih lanjut, topik penelitian dengan menfokuskan masalah
penelitian pada strategi penyelesaian pembiyaan mudharabah di Baitul
Mal Wat Tamwil (BMT) Guna Lestari Jepara.
C. Rumusan Masalah
Bagaimana strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah pada
pembiayaan mudharabah di Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Guna Lestari
Jepara Jawa Tengah.
6 Wawancara ibu Asfiyah selaku Teller di BMT Guna Lestari, tanggal 23 Januari 2015,
pukul 11.00
7
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi penyelesaian
pembiayaan bermasalah pada pembiayaan mudharabah di Baitul Mal Wat
Tamwil (BMT) Guna Lestari Jepara.
E. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran secara teoritik maupun konseptual dalam
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Manajemen Lembaga
Keuangan Islam terkait dengan masalah strategi dalam menangani
pembiayaan bermasalah.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi
lembaga keuangan Syari’ah (BMT), khususnya bagi BMT Guna
Lestari agar dapat menyelesaikan suatu masalah, khususnya yang
berhubungan dengan penyelesaian pembiayaan bermasalah, harus
menggunakan strategi yang sesuai dengan kondisi nasabah. Serta
diharapkan penelitian ini menjadi salah satu jawaban terhadap
pandangan negatif sebagian anggota masyarakat terhadap lembaga
keuangan islam.
F. Kajian Pustaka
Dalam perkembangan perekonomian di Indonesia banyak sekali
tumbuh dan berkembang lembaga-lembaga perbankan syari’ah yang pada
sistem operasionalnya didasarkan pada sistem syari’ah. Upaya untuk
8
melihat posisi penelitian ini menjadi penting untuk dideskripsikan
penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.
Dalam bukunya Syafi’i Antonio yang berjudul Bank Syari’ah dari
Teori dan Praktek menjelaskan tentang prinsip-prinsip dasar perbankan
syari’ah diantaranya adalah prinsip titipan, bagi hasil, jual beli, sewa
menyewa, dan jasa. Selain itu juga mengupas sistem operasional dalam
perbankan yang berhubungan dengan penghimpunan dana dan
pembiayaan.7
Skripsi yang membahas mengenai pembiayaan bermasalah yang
ditulis oleh saudara Halimatul Azza yang berjudul “Teknik Penyelesaian
Pembiayaan Mudharabah Di Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS)
Mitra Cahaya Indonesia (MCI) Yogyakarta”. Skripsi tersebut menjelaskan
bahwa dalam penanganan terhadap nasabah yang mengalami
pembiayaannya bermasalah, BPRS MCI menggunakan teknik sebagai
berikut, yaitu : rescheduling, reconditioning, restructurisasi. Untuk sita
jaminan, sejauh BPRS MCI beroperasi belum pernah menerapkan kepada
nasabah yang pembiayaannya bermasalah, sekalipun pembiayaan nasabah
tersebut sudah masuk tahap macet.8
Skripsi Evi Septi Hernawati dengan judul “Manajemen Resiko
Pembiayaan Di Baitul Mall Wat Tamwil (BMT) Forsitama Kalitirto Bebah
7 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek (Gema Insani:
Jakarta, 2001), hlm. 135 8 Halimatul Azzah, Teknik Penyelesaian Pembiayaan Murabahah yang Bermasalah di
Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Mitra Cahaya Indonesia (MCI) Yogyakarta, skripsi, (tidak diterbitkan), (Fakultas Dakwah, UIN Sunan Kalijaga, 2012), hlm. 49
9
Sleman Yogyakarta”. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui manajemen
resiko pembiayaan di BMT Forsitama telah dilaksanakan dengan baik.
Terbukti dengan adanya pembiayaan macet 0,12% dari jumlah
pembiayaan. Manajemen resiko pembiayaan yang digunakan dalam
mengidentifikasi resiko pembiayaan yaitu dengan survei dan wawancara.
Dalam pemantauannya BMT menggunakan beberapa cara seperti
memantau pelunasan nasabah, rekening anggota, usaha nasabah dan lain-
lain dan untuk mengendalikan resiko BMT mempunyai cara yaitu
penetapan prosedur dan kebijakan pembiayaan, asuransi, peningkatan
SDM, dan penagihan intensif.9
Skripsi Dian Kusuma Wardani “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di BMT Wilayah Sleman
Yogyakarta”. Skripsi ini menjelaskan bahwa di BMT Wilayah Sleman
Yogyakarta sudah sesuai dengan prinsip hukum Islam, dimana BMT-BMT
di sleman selalu mengedepankan jalur musyawarah dalam setiap
penyelesaiannya. Walaupun pada akhirnya akan di tempuh upaya-upaya
penyelesaian yang lain seperti penjadwalan ulang, penghapusan hutang,
bahkan melalui eksekusi jaminan, tetapi bisa dipastikan bahwa selalu ada
musyawarah dalam setiap proses penyelesaiannya.10
9 Evi Septi Hernawat, “Manajemen Risiko Pembiayaan Di Baitul Mall Wat Tamwil
24 Ahmad Sumiyanto, Problem dan Solusi Transaksi Mudharabah, (Yogyakarta: Magistra
Insani Press), hlm. 42
23
Gambar 1.1
Skema Pembiayaan Mudharabah
4. Tinjauan Umum Tentang Lembaga Keuangan Islam
Lembaga keuangan merupakan tumpuan bagi para pengusaha
untuk mendapatkan tambahan modal dalam usahanya dengan cara
kredit dan menjadi tumpuan investasi melalui mekanisme saving.
Tidak diragukan lagi bahwa lembaga keuangan baik bank maupun non
bank telah memberikan peranan sangat penting dalam pengembangan
perekonomian. Karena tidak mungkin perluasan produksi dengan
kebutuhan modal yang besar mampu dipenuhi oleh pengusaha tanpa
bantuan lembaga keuangan. Namun Islam memberikan penekanan
tersendiri tentang mekanisme keuangan ini, yakni melalui sistem bagi
hasil.
24
a. Pembentukan Bangun Usaha Ekonomi Islam
1) Baitul Mal wat Tamwil (BMT)
BMT adalah lembaga yang melakukan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syari’ah dengan misi mendukung kegiatan
ekonomi masyarakat kecil. BMT di bawah jaringan ICMI
sedangkan BPRS tidak. Terdapat banyak kesamaan untuk tidak
mengatakan persisi antara BMT dan BPRS terutama dari aspek
operasional.25
2) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syari’ah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.26
3) Asuransi Takaful
Pembentukan asuransi takaful adalah berdasarkan
kesepakatan antara ICMI, BMI, dan perusahaan Asuransi Tugu
Mandiri untuk menyusun Tim Pembentukan Asuransi Takaful
Indonesia (TEPATI) fungsi utama asuransi takaful untuk
meningkatkan kerjasama dan partisipasi umat dalam rangka
menumbuhkan lembaga keuangan syari’ah yang kuat.27
25 M. Nur Yasin, Hukum Ekonomi Islam (Malang : UIN Malang Press, 2009), hlm. 105 26Ibid., hlm. 106 27 M. Nur Yasin, Hukum Ekonomi Islam (Malang: UIN Malang Press, 2009), hlm. 108
25
4) Badan Arbitrase Muamalah Indonesia
Badan arbitrase Muamalah Indonesia (BAMUI) adalah
sebuah badan atau lembaga yang bisa bertindak sebagai
penengah atau wasit untuk menyelesaikan masalah jika terjadi
perselisihan antara BMI, BPRS, BMT dan nasabah.28
5) Badan Amil Zakat Infaq dan Shodaqah (BAZIS)
Secara operasional, BAZIS merupakan lembaga keuangan
yang kemunculannya seiring dengan kedatangnnya Islam.
Untuk konteks Indonesia modern, BAZIS telah mengalami
evolusi yang panjang.29
6) Bank Muamalat Indonesia
Lahirnya Bank Muamalat Indonesia adalah sebagai hasil
kerja Tim Perbankan MUI. Pada awal pendirian Bank
Muamalat Indonesia, keberadaan bank syari’ah ini belum
mendapat perhatian yang optimal dalam tatanan industri
perbankan nasional.30
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif yaitu jenis
penelitian yang menggambarkan keadaan objek atau peristiwa tanpa
28 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema
Insani, 2001), hlm. 215 29 M. Nur Yasin, Hukum Ekonomi Islam (Malang: UIN Malang Press, 2009), hlm. 111 30 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), hlm. 26
26
suatu maksud untuk menggambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku
secara umum.31 Dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk
mendeskripsikan tentang strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah
kurang lancar yang dilakukan oleh BMT Guna Lestari Jepara Jawa
Tengah.
2. Objek dan Subjek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah menunjukkan pada orang atau
individu atau kelompok yang dijadikan unit atau sasaran kasus
yang diteliti. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini
adalah:
1) Direktur Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Guna Lestari Jepara.
2) Staff Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Guna Lestari Jepara.
3) Nasabah yang mengalami pembiayaan bermasalah dalam
kategori kurang lancar.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian menunjukkan pada apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian
ini adalah strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah kurang
lancar pada pembiayaan mudharabah di Baitul Mall Wat Tamwil
(BMT) Guna Lestari Jepara.
31 Masri Singarimbun, dan Setevan Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3S,
1989), HLM. 192
27
3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber utama.
Penelitian ini sumber utamanya adalah seluruh anggota BMT Guna
Lestari mulai dari direktur, karyawan serta nasabah. Data primer
ini didapat melalui wawancara dengan para anggota BMT Guna
Lestari.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari literatur-literatur atau
bacaan yang relevan, serta dokumentasi dari BMT Guna Lestari
yang berkaitan dengan penelitian ini.
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk mempermudah didalam mengumpulkan data dan untuk
mendapatkan fakta kebenaran yang terjadi pada subjek atau objek
penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa motede diantaranya:
a. Metode Interview atau wawancara
Wawancara adalah salah satu cara pengumpulan data,
pencarian informasi dengan cara bertanya langsung kepada
responden.32 Secara umum metode wawancara ada dua yaitu
terstruktur, pewawancara menggunakan daftar pertanyaan yang
sudah dirumuskan dengan jelas, sedangkan tidak terstruktur
32Ibid, hlm. 193
28
pewawacara tidak menyiapkan daftar pertanyaan terlebih
dahulu.33
Peneliti menggunakan wawancara terstruktur yang mana
peneliti menggunakan atau menyiapkan beberapa pertanyaan
yang akan di berikan kepada direktur BMT Guna Lestari, staff
BMT Guna Lestari dan nasabah BMT Guna Lestari yang
mengalami pembiayaan bermasalah. Wawancara ini bertujuan
untuk mengetahui data tentang strategi pembiayaan bermasalah
kurang lancar pada pembiayaan mudharabah.
b. Metode Dokumentasi
Yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah
penyelidikan yang ditujukan pada penguraian dan penjelasan
apa yang telah lalu melalui sumber-sumber dokumen.34 Metode
ini sebagai data pelengkap data yang ada kaitannya dengan
penelitian ini. Berdasarkan metode ini atau hal-hal atau data-
data yang peneliti perlukan adalah gambaran umum tentang
BMT Guna Lestari Tahunan Jepara Jawa Tengah antara lain
sejarah berdiri dan perkembangannya, letak geografis, struktur
organisasi, sarana dan prasarana, serta keadaan karyawan dan
Dian Kusuma Wardani, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di BMT Wilaya Sleman Yogyakarta”, Skripsi (tidak diterbitkan), (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012)
Evi Septi Hernawat, “Manajemen Risiko Pembiayaan Di Baitul Mall Wat Tamwil (BMT) Forsitama Kalitirto Berbah Sleman Yogyakarta”, Skripsi (tidak diterbitkan), (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014)
Halimatul Azzah, Teknik Penyelesaian Pembiayaan Murabahah yang Bermasalah di Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Mitra Cahaya Indonesia (MCI) Yogyakarta, skripsi, (tidak diterbitkan), (Fakultas Dakwah, UIN Sunan Kalijaga, 2012)