STRATEGI PENYALURAN DANA INJrAQ DAN SHADAQAH MELALUI SKIM[ QARDHUL HASAN (Studi Kasus Pada BAZIS Propinsi DI<I Jakarta) OLEH: MAFTUKHA 103046128342 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUD! MUAMALAT (EKONC>MI ISLAM) FAKULTAS SYARI'AH DAN HUl(UM UIN SYARIF HIDAYATULLAJI JAI<ARTA 1428 H/2007 M
118
Embed
STRATEGI PENYALURAN DANA INJrAQ DAN (Studi Kasus Pada ... · Contoh Formulir P13 Kartu Pembayaran Angsuran Pinjaman Modal Usaha. BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan dan fungsi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STRATEGI PENYALURAN DANA INJrAQ DAN
SHADAQAH MELALUI SKIM[
QARDHUL HASAN
(Studi Kasus Pada BAZIS Propinsi DI<I Jakarta)
OLEH:
MAFTUKHA
103046128342
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUD! MUAMALAT (EKONC>MI ISLAM)
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUl(UM
UIN SY ARIF HIDAY A TULLAJI
JAI<ARTA
1428 H/2007 M
STRATEGI PENYALURAN DANA INFAQ DAN SHADAQAH
MELALUI SKIM QARDHUL HASAN
(Studi Kasus Pada BAZIS Propinsi DKI Jakarta)
SKRIP SI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Saijana Ekonomi Islam
Oleh:
MAFTUKHA NIM. 103046128342
Di Bawah Bimbingan,
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMJ[ ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM[
UIN SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
1428 H/2007 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "Stratcgi Pcnyaluran Dana Infaq dan Shadaqah Melalui
Skim Qardhul Hasan Studi Kasus BAZIS Propinsi DKI Jakarta" telah diujikan
dala111 Sidang Munaqasrnh Fakultas Syariah dan Hukum UfN SyarifHidayatullah
.lakana. pada tanggal 2-1September2007 Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syar;it 1111tuk me111peroleh Clelar Sarjana Program Strata I
Ketua
Sekretnris
(SJ) Pad a Program Studi Muamalat Konsentrasi
Perbankan Syariah
Jakarta, 24 September 2007
' /
Prof. . H. M. Amin Suma. S.H .. MA., MM. NJP. 50210422
PANITIA VJIAN
: Euis Amalia. 1\1.Ag. NIP. 150 289 264
: Ah. Azharuddin Lat hi I', 1\1.Ag. NIP. 150 :i18 308
Pembimbing I : Prof. Dr. H Fathurrahrnan Jamil. MA NJP. 15022824
Penguji I
l'enguji I I
: Dr. Ir. Murnsa Sarkaniputra !\:IP. 080 030 109
: Hamid Farihi. MA. NIP. >I 50;2Gil I 87
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negeri
(UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telaih saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakaita, 24 September 2007
Matlukha
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi penyaluran dana
infaq dan sbadaqab melalui skim Qardbul Hasan di BAZIS Propinsi DKI Jakarta dan
apakab penyaluran dana infaq dan sbadaqab melalui skim Qardbul Hasan dapat
meningkatkan kesejabteraan ekonomi masyarakat.
Data penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleb dari responden
melalui kuisioner dan wawancara dengan karyawan BAZIS Propinsi DKI Jakarta
serta data sekunder yang diperoleb dari laporan-laporan dan data-data berupa data
kualitatif yang dikeluarkan oleb BAZIS yang akan dikelolah menjadi data kuantitatif.
Dari basil penelitian ini di dapat diketahui babwa, berdasarkan basil analisi
SWOT tentang Strategi penyaluran dana infaq dan sbadaqah dengan skim Qardbul
Hasan di BAZIS dapat ditarik kesempatan bahwa strategi BAZIS tentang penyaluran
dana infaq dan sbadaqah berada pada koordinat titik (-2,-8) atau berada pada
koordinat IV (negative, negative) yang manandakan babwa strategi penyaluran dana
infaq dan sbadaqab dengan skim Qardbul Hasan di BAZIS lemab dan menghadapi
tantangan besar. Atas
posisi eksisting seperti ini, Pearce dan Robinson memberikan rekomendasi
strategi yang diberikan adalah strategi bertaban, artinya kondisi utama organisasi
lemah yang dibadapkan pada situasi eksternal yang sulit menyebabkan organisasi
berada pada piliban dilematis, karena itu organisasi disarankan untuk menggunalcan
strategi bertaban, yakni rnengendalikan kinerja internal agar tidak terperosok. Strategi
ini dipertahankan sambil terns berupaya membenahi diri. Y akni seperti prosedur
pengajuan dana qardhul hasan terlalu rumit menurut para responden penerima dana
qardhul hasan hampir (50%). Jadi BAZIS harus lebih mempermudah dalam hal
peminjaman dana qardhul hasan dan juga BAZIS harus mensurvei dulu kelayakan
dulu orang yang akan menerima dana qardhul hasan secara ketat dan tepat.
Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner dapat ditarik kesimpulan bahwa dari
32 responden yang meminjam dana Qardhul Hasan menyatakan bahwa pinjanrnn
dana infaq dan shadaqah dengan skim Qardhul Hasan sudah efektif w1tuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat hampir 43,8 %, karena dengan
adanya dana Qardhul Hasan yaitu bantuan illltuk modal usaha sangat membantu
pedagang kecil untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
Berdasarkan indikator-indikator kesejahteraan rakyat dalam buku ekonomi
pembangunan, bahwa masyarakat yang menerima dana qardhul hasan masih cukup
jauh uutuk mencapai kesejhteraan ekonomi masyarakat. Namilll dengan adanya
bantuan modal dana yakni dengan bentuk qardhul hasan dari BAZIS Propinsi DKI
Jakarta dapat meringankan beban masyarakat.
KATAPENGANTAR
"Bismillalzirroltmanirroltiim"
Alhamdulillah. Segala puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas rahmat dan inayah-Nya tugas akhir skripsi ini dapat diselesaikan.
Selanjutnya shalawat dan salam senantiasa kami persembahkan kepada Nabi
Muhammad saw., yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar sekaligus
menyempurnakan akhlak manusia melalui petunjuk Ilahi.
Adapun tugas akhir skripsi ini terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar
besarnya kepada:
I. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Bpk. Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH.,
MA.,MM.
2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum,
Ibu. Euis Amalia, M.Ag. dan Bpk. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag.
3. Pembimbing kami, Bpk Prof.Dr.H.Fathurrahman Jamil.. MA yang telah
senantiasa memberikan kami waktu, kritik, saran dan masukan hingga
terselesaikannya skripsi kami ini.
4. Dosen-dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum khususnya Dosen Mu'amalah
yang telah menganugerahkan beberapa materi, ilmu dan tuntutan serta budi
pekertinya semasa kuliah hingga se]esia skripsi ini.
5. Lembaga Pegelolah Zakat (LAZ) BAZIS Propinsi DK! Jakarta yang telah
bersedia membantu dan mendukung kami dalam melakukan penelitian ini.
6. Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas
Syariah dan Hukum serta Perpustakaan umum lainnya.
7. Kepada !bu. Dwi Nm"aini Ihsan, SE, MM, yang telah memberikan bimbingan
dan mengarahkannya dengan penuh kesabaran.
8. My Big Family, Ayahanda Bpk. Muslim Khairi dan lbunda tercinta
Almarhumah Nurlelah yang tidak henti-hentinya mendoa1:an dan memberikan
pengorbanan yang tak terhitung nilainya. Adik-adiku dan saudarku tersayang
Sartika, As' ad, k' Asiah, k'Mala, k'Basir, k'la, k'Oop. Tuk Wiryadi Utama
dan keluarga terima kasih atas segala perhatian dan dukungan yang selalu
diberikan.Tuk !bu Hj.Dra.Kartini Msi terima kasih atas bantuannya, hatimu
sungguh mulia. Kepada para sahabat, Nia, Mide, Bety, Nola, Dedeh, Wita,
Jannah, Qorib dan Mine terima kasih.
Demikian, semoga tugas akhir ini dapat diterima oleh semua pihak. Apabila
masih terdapat kekurangan mohon masukan dan saran, agar kami dapat memperbaiki
kekurangan tersebut di waktu yang akan datang. Amin.
Jakarta, 7 September 2007
Penulis
DAFTAR ISi
KATA PENGANTAR. ................................................................................................ i
DAFT AR ISi.. .. .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL. .................................................................................................... vi
DAFT AR GAMBAR ................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. ix
Tabel 4.18 Apakah Pinjarnan dana infaq dan shadaqah dengan skim qardhul Hasan
sudah efektifuntuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ? ................................. 77
DAFTAR GAMBAR
Garn bar 2.1. Kuadrat SWOT Pearce dan Robinson ................................... 17
Gambar 3.1 Bagan Susunan Organisasi Badan Amil, Zakat, Infaq, dan Shadaqah
Provinsi DKI Jakarta ................................................................................................ 41
Garn bar 4.1. Posisi Strategi Penyaluran Dana Infak dan Shadaqah dengan Skim
Qardhul Hasan di BAZIS Propinsi DKI Jakarta ....................................... : ................ 63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Surat Keterangan Penyelesaian Penelitian di BAZIS DK! Jakarta
Lampiran 2. Interview/Wawancara dengan BAZIS DK! Jakarta
Lampiran 3. Lembar Kuisioner
Lampiran 4. Tabel Krecjie Dengan Tingkat Kesalahan 5 %
Lampiran 5.Bagan Prosedur Penyaluran Dana Pinjarnan Modal Usaha Kembali
Pokok (Qardhul Hasan)
Lampiran 6. Contoh Formulir PS Permohonan Bantuan Dana Pir\iarnan
Lampiran7. Contoh Formulir Pl 0 Hasil Wawancara Calon Penerima Dana Pinjaman
Lampiran 8. Contoh Formulir Pl 1 Surat Perjanjian Bantuan Dana Piajarnan
Lampiran 9. Contoh Formulir Pl2 Surat Perintah Membayar Uar1g (SPMU)
Lampiran 10. Contoh Formulir P13 Kartu Pembayaran Angsuran Pinjaman Modal
Usaha.
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan dan fungsi ZIS (Zakat, Infak dan Shadaqah) yang aktual adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan tingkat kehidupan umat Islam
yang lebih baik, terutama yang tergolong fakir dan miskin, Oleh karena itu potensi ZIS
dikalangan umat Islam perlu terus digalih, disempurnakan mekanismenya dan diarahkan
untuk mengentaskan umat Islam yang masih hidup dalam kemiskinan.
Kemiskinan dengan segala dimensinya merupakan pennasalahan yang harus
diatasi melalui program pemerintah dan partisipasi semua elemen masyarakat.Menteri
Koordonator Bidang Kesejahteraan Rakyat mengungangkap bahwa tingkat kemiskinan
pada tahun 2005 sama dengan kondisi 15 tahun lalu. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistic (BPS), jumlah penduduk miskin pada tahun 2004 sebesar 36,1 juta orang atau
16,6 persen dari seluruh penduduk Indonesia. 1
Sementara itu angka pengangguran di negara kita saat ini paling tinggi diantara
negara-negara ASEAN. Begitupun Indeks Pembangunan Manusia (Humen Devlopment
Index) Indonesia masih menempati peringkat 111 dari 171 negjl,f,1,l,.4i f r-;;;,'.f."Li·- -I
1 BAZIS Propinsi DKI Jakarta, Manajemen ZIS BAZIS Propinsi DK! Jakarta, Jakarta: BAZt& Propinsi DKI Jakarta, 2006 cet pertama, hal vii
2
dunia.2 Bahkan jika menggunakan standar kemiskinan menurut Bank Dunia, yaitu
sejumlah penduduk yang berpendapat 2 dollar AS per hari, maka angka kemiskinan di
Indonesia menjadi 53,4 persen.
U ntuk menyelesikan persoalan-persoalan yang ada, kehadiran BAZIS Propinsi
DKI Jakarta memiliki nilai yang strategis, terutama bagi masyarakat Jakarta. Kerja
cultural dan structural terus menerus dilakukan. Dengan berpijalc pada Surat Keputusan
Gubemur DKI Jakarta No. 120 tahun 2002 BAB II mengenai kedudukan dan fungsi,
maka BAZIS Propinsi DKI Jakarta berusaha untuk terus memberi arti bagi masyarakat
Jakarta.3
Upaya itu meliputi antara lain memberikan bantuan bagi masyarakat di wilayah
DKI Jakarta. Dalam haI ini bantuan yang bersumber dari ZIS ada yang berkategori
produktif dan konsumtif karitatif. Kategori produktif memiliki dua sasaran yaitu:
pertama carachter building berupa bantuan pendidikan bagi kelompok kurang mampu,
kedua produktif dari segi ekonomi. Ada dua pendekatan yang digunakan w1tuk modal
usaha produktif ini yaitu pendekatan Mudharabah dan Qardhul Hasan.
Dan penulis tertarik untuk meneliti tentang pendekatan Qardhul Hasan yaitu
bantuan tanpa bagi basil yang diberikan pada para pedagang kecil yang ada pada sekitar
tempat tinggal mereka. Proses ini diperlancar oleh kehadiran Supervisi Program dari
pihak BAZIS Propinsi DK! Jakarta. Kolektor berfungsi melakukan crosscheck sebelum
dan sesudah pem berian bantuan.
2 BAZIS Propinsi DKI Jakaita, Manajemen ZIS BAZJS Propinsi DK/ Jakarta, hal viii 3 BAZIS Propinsi DKI Jakarta, Manajemen ZJS BAZIS Propinsi DK/ Jakarta, hal 42
3
Program dari pihak BAZIS Propinsi DK! Jakarta. Kolektor berfungsi melakukan
crosscheck sebelum dan sesudah pemberian bantuan.
Karena Qardhul Hasan adalah pinjaman tanpa bagi hasil, dimana penerima
pembiayaan hanya diwajibkan mengembalikan pokok pinjmnan pada waktu jatuh
tempo dan hanya membebani alas biaya administrasi.4 Dalam waktu yang telah
ditentukan, diperkirakan mereka slidah baralih menjadi muzzaki atau sekurang
kurangnya telah mampu bersedekah. Bukti kemampuan itu ditunjukan dengan cara
mengembalikan dana (pinjaman) yang dimaksud.
Yang menjadi permasalahannya adalah hanya sedikit para musta11iq yang
sanggup (mau dan mampu) mengembalikannya. Belajar dari pengalaman ini maka
harus lebih selektif dalam menyeleksi yang berhak menerima bantuan produktif itu.
dengan pengawasan yang lebih baik. Beberapa faktor yang penghambat
pengembalian dana bantuan yang bersifat produktif itu adalah pandangan mustahik
sendiri yang dana itu tidak wajib dikembalikan lagi karena dianggapnya tidak ada
ketentuan mengembalikannya dalam agama, jumlah dana yang diberikan terlalu kecil
untuk modal usaha, para mustahiq belum memiliki pola fikir berwiraswasta dan ada
mustahiq dana prodiktif yang pindah alamat tanpa diketahui alamat yang baru.
Oleh sebab itu perlu strategi-strategi dalam penyalurar1 dana ZIS secara
maksimal. Otomatis pengusaha kecil yang potensial dan tidak mempunyai modal
dapat dibantu secara keseluruhan dan merata. Sehingga perekonomian dapat berjalan,
pengangguran dapat diminimalisir, dan mengentaskan kemiskinan. Dan juga sehingga
4 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YPKN, ha! 53
4
tidak akan terjadi penyalagunaan dana ZIS oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab.
Dengan demikian pola strategi penyaluran ZIS hamslah mencapai berbagai
aspek dengan memperhatikan hak, nilai dan keyakinan yang hams dihormati dan
hams disertai kesadaran bahwa tujuan akhir dan pembahan yang dilakukan adalah
untuk memperbaiki tingkat kesejahtaraan selumh masyarakat, bukan hanya sekedar
menaikkan pendapatan satu kelompok saja.
Agar menjadi sumber dana yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan
masyarakat perlu adanya strategi penyaluran dana ZIS yang lebih profesional dan
dapat dipertanggung jawabkan dangan mengefektifkan kembali lembaga amil zakat
sekaligus mengoptimalkan penyalurannya. Dengan alasan tersebut diatas penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai " Strategi Penyaluran Dana Infak
dan Shadaqah melalui Skim Qardhul Hasan" pada BAZIS Propinsi DKI
Jakarta.
B.Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan paparan diatas dapat dikemukaan rumusan pokok masalah yang
menjadi fokus penelitian, yakni strategi penyaluran dana Infak dan Shadakah
melalui skim Al-Qardhul Hasan di Bazis DKI
Mengingat cakupannya yang sangat luas dan adanya berbagai keterbatasan
masalah yaitu:
I. Manajmen pengumpulan, penyaluran dan pendayagunaan dana ZIS
5
2. Keterlibatan pemerintah dalam pengeloaan dana ZIS
3. Sumber daya manusia pada lembaga pengelolaan ZIS yang kurang baik dari
segi kualitas dan kuantitasnya.
4. Krisis moneter dan kondisi perekonomian yang belum pulih yang
mengakibatkan para mustahik kesulitan mengembalikan pinjaman.
Maka pokok masalah adalah:
I. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh Bazis Propinsi DKI Jakarta dalam
penyaluran dana Infaq dan Shadaqah melalui skim Qardhul Hasan?
2. Apakah penyaluran dana Infak dan Shadagah melalui skim Qardhul Hasan
dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui strategi penyaluran dana infak dan shodaqah melalui skim
Qardhul Hasan di Bazis DKI.
b. Mengetahui apakah penyaluran dana infak dan shadagah melalui skim
Qardhul Hasan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat?
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademisi
I) Menambah wawasan keilmuan ekonomi Islam tc:ntang penyaluran
dana infag dan shadagah bagi masyarakat pada um umnya
6
2) Bagi penelitian, diharapkan dapat mengkaji dan mengembangkan
penelitian strartegi penyaluran dana infaq dan shadaqah melalui skim
Qardhul Hasan
3) Dan bagi penulis diharapkan dapat menambah wawasan penulis
tentang strategi penyaluran dana infak dan shadaqah melalui skim
Qardhul Hasan.
b. Manfaat Praktisi
I) Agar masyarakat mengetahui dan memahami penyaluran dana infak
dan sadakah melalu skim Qardhul Hasan. Sehingga dapat
berpartisipasi dalam menyalurkan dana ZIS pada Bazis Propinsi DKI
Jakarta.
2) Sebagai bahan masukan bagi Bazis Propinsi DKI Jakarta dalam
strategi penyaluran dana infak dan shadaqah melalui skim Qardhul
Hasan.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, wilayah penelitian adalah BAZIS Propinsi DKI Jakarta
Jalan H. Awaludin ll I Jalan KH. Mas Mansyur Tanah Abang Jakarta Pusat tepatnya
di Gedung Lembaga Bahasa dan Ilnrn Al-Quran (LBIQ). Dan sekarang pindah untuk
sementara waktu digedung Prasada Sasana Karya (Prasaka) jalan Suryopranoto No. 8
Petojo Utara Jakarta Pusat, hingga gedung lama se]esai dibangun.
7
E. Kajian Pustaka
Pembahasan tentang ZIS (Zakat, Infak dan Shadaqah) telah dilakukan oleh
penelitian sebelumnya sedikitnya terhadap 2 penelitian yang dapat dijadikan sebagai
fokus kajian kepustkaan berkenaan dengan topic yang dipilih penulis dalam
penelitian ini
Pertama penelitian yang dilakukan oleh Faradillah (2006) dengan judul
"Efektifitas penyaluran zakat dalam meningkatkan pendapatan mustahik pada laznas
Bagan Sejahtera Mitra (BSM) umat ". Sesuai dengan hasil analisis data maka
didapatkan hasil bahwa manajemen penyaluran zakat yang dilaksanakan Laznas BSM
Umat kurang efektif dalam meninngkatkan pendapatan mustahik. Salah satu faktor
penyebabnya adalah pola pembinaan Mitra Mustahik mengelola dan
mengembangkannya.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Lili Amalia (2007) dengan judul "
Kontribusi Dana Produktif BAZIS Provinsi DKI Jakarta Terhadap Tingkat
Keuntungan Para Pedagang Kecil Dan Menengah ". Penelitian ini menggunakan
teknik analisa data yaitu uji hipotesis dengan mengunakan korelasi pearson dan
korelasi ganda sesuai dengan hasil analisis maka didapatkan kesimpulan bahwa
tingkat keuntungan pedagang kecil dan menengah yaitu lama bermitra dan jumlah
pinjaman bersama-sama berkontribusi sebsar 92% dan yang 8% dipengamhi oleh
kontribusi lain. Dengan uji F (Fisher) adalah sebesar 166,75 artinya ada hubungan
positif yang signifikan antara lama bermitra dan jumlah pinjaman terhadap tingkat
keuntungan para pedagang kacil clan menengah (dapat diterima).
8
Berdasarkan dua penelitian tersebut yaitu di (BSM) Umat dan BAZIS
Provinsi DK! Jakarta dengan judul " Strategi Penyaluran Dana Infak dan Shadaqah
dengan Skim Qardlml Hasan." dan yang peneliti fokuskan disini adalah strategi
penyaluran dana infak dan shadaqah dengan skim Qardhul Hasan di BAZIS dan
apakah penyaluran dana infak dan shadaqah dengan skim Qardhul Hasan dapat
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
F. Metode Penelitian
a. Jenis penelitian ini yang digunakan dalam skripsi ini adalah:
I) Penelitian pustaka (libraliry reseach). Dalam ha! ini penulis menelaah
data tertulis yang berhubungan topik permasalahan penelitian baik dalam
bentuk buku, artikel, makalah, majalah dan lain-lain, untuk menemukan
kajian teoritis.
2) Penelitian lapangan (field reseach), untuk mendapatkan data-data secara
langsung dari objek penelitian
b. Populasi clan Sampel
Populasi aclalah objek penelitian, clalam ha! ini populasi penelitian dalam
skripsi ini adalah masyarakat clan karyawan yang mendapat bantuan clana Qardhul
Hasan dari BAZIS Propinsi DK! Jakarta yang berjumlah 35 (masyarakat clan
karyawan) di DKI Jakarta. Seclangkan sampel yang diambil aclalah 32 responclen. .-,,
9
c. Teknik Pengambilan Sampel
Adapun cara pengambilan sampel dalam skripsi ini dilakukan dengan cara
purposif yaitu pengambilan sampel bersyarat, artinya tidak semua penerima bantuan
dana Qardhul Hasan hanya yang dapat ditemui saja.
Dalam melakukan perhitungan sampel menggunakan rumus label Krecjie
(terlampir) dengan tingkat kesalahan 5% dan tingkat kepercayaari 95%.4 Dari
penjelasan rumusan tersebut makajumlah sampel yang dibutuhkan adalah 32.
d. Sumber Data Penelitian
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui
kuisioner dan wawancara dengan BAZIS Propinsi DKI Jakarta.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data
data berupa data kualitatif yang dikeluarkan oleh BAZIS yang akan
dikelola menjadi data kuantitatif.
e. Tehnik Pegumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan denagn cara observasi, wawancara,
kuisioner dan studi dokumenter.
a. Wawancara: Telmik ini dilakukan dengan cara wawancara ke Bazis
Propinsi DKI Jakarta secara lisan kepada orang yang berkopenten dengan
objek penelitian yang digunakan sebagai penunjang atau pelengkap dari
data tersebut.
., Lihat lampiran, Tabel Krecjie dengan tingkat kesalahan 5 %.
IO
b. Studi Dokwnenter: teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang
dijaring melalui teknik wawancara. Studi dokwnenter adalah data otentik
yang terhimpun dalam Bazis antara lain : sajarah berdirinya Bazis, visi dan
misi, serta informasi lain yang dipandang releven dengan fokus penelitian.
c. Kuisioner: Dalam pengwnpulan data penelitian, penulis menggunakan
metode kuisioner yaitu berupa sejwnlah pertm1yaan yang 1smya
berhubungan dengan penelitian. Kuisioner tersebut disebarkan kepada
responden, setelah responden selesai menjawab perta1yaan pada kuisioner,
selanjutnya kuisioner tersebut dikembalikan kepada peneliti.
f. Metode Analisis Data
a. Metode kualitatif yaitu analisis berupa klasifikasi data dengan uraian kata
kata
b. Metode kuantitatif yaitu analisis berupa angka yang didapat dari kuisioner
atau dokwnen data.
g. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada
buku Pedoman Penulisan Skripsi, Syari'ali dan Hukwn UTN Syarif Hidayatullah
Jakarta; PT Logos Wacana, cet 1,2007
11
G. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan skripsi ini dibagi lima bab dan masing-masing
bab memiliki sub pokok-pokok pembahasan sebagai berikut:
Bab I
Bab 11
Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah,
tujuan dan manfaat perielitian, ruang lingkup, metode penelitian serta
sistematika penulisan.
Merupakan Tinjauan pustaka yaitu, pengertian strategi dan analisis SWOT,
Pengertian zakat, infak dan shadaqah, landasan yang berhubungan dengan
zakat, infak, shadaqah dan dasar hukumnya, Qardhul Hasan serta teori
distribusi.
Bab Ill Membahas pengertian dan latar belakang Bazis DK!, landasan hukum
BAZIS DKI, visi, misi, tujun dan akan dicantumkan pula struktur
organisasi, penyaluran dan pengunaan dana ZIS serta prosfek dan
perkembangan Bazis Propinsi DK! Jakarta ..
Bab JV Strategi Penyaluran dana Infaq dan Shadaqah dengan skim Al-Qardhul
Hasan di BAZIS DK!, Analisis Penyaluran Dana lnfak dan Sadakah
melalui skim Qardhul Hasan di BAZIS DK! apakah dapat meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
•
BABU
KERANGKA TEORI
A. Pengcrtian Strategi, Zakat, lnfak dan Shadaqah
I. Pengertian Strategi dan Analisis SWOT
Kata "Strategi" berasal dari bahasa Yunani "Strategos" (Stratos = militer dan
ag = memimpin) yang berarti "generalship" atau sesuatu yang dike1jakan oleh para
jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. 1 Strategi
adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan
saling hubungan dalam ha! untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa macam
strategi yaitu:
I) Strategi Stabilitas adalah mempertahankan tindakan-tindakan organisasi saat
ini, jadi merupakan kelanjutan tindakan dari strategi yang telah diagendakan
sebelumnya dan lebih pada meningkatkan efisiensi di s'egala bidang untuk
meningkatkan kinerja atau keuntungan .
2) Strategi Pertumbuhan adalah merupakan strategi yang bersifat ekspansi dari
keadaan saat ini, dan prinsipnya lebih menitik beratkan pada penambahan atau
perluasan produk, pasar ataupun fungsi dalam perusahaan serta lebih pada
meningkatkan aktifitas perusahan
1Agustinus, Sri, Wahyudi, Manaje1nen Strategik Pengantar Proses Berfikir Strategik,Jakarta,Binarupa Aksara, 1996, hal 19
13
3) Strategi Penciutan adalah menekankan pada pengurangan ataupun menutupi
unit bisnis yang mempunyai cash flow negaif dan biasanya diterapkan pada
bisnis yang berada pada tahap menurun.
4) Strategi Kombinasi adalah penerapan beberapa strategi diatas secara
bersamaan.
Dalam pembahasan organisasi, istilah strategi hampir selalu dikaitkan dengan
arah, tujuan dan kegiatan jangka panjang. Strategi juga dikaitkan penentuan posisi
suatu organisasi dengan mempertimbangkan lingkungan sekitarnya. Bahkan dalam
kamus militer, istilah ini berkaitan erat dengan upaya mencapai keunggulan dalam
persaingan yang sesuai dengan keinginan untuk dapat bertahan sepanj ang waktu
dengan mengambil wawasan jangka panjang yang luas dan menyeluru. 2
Dalam konteks menejemen, menurut Wright, Kroll dan Pm·nel (1996), istilah
strategi menunjukan bahwa manajemen strategi memiliki cakupan proses manajemen
yang lebih luas hingga pada tingkat yang lebih tepat dalam penentuan misi dan tujuan
organisasi dalam konteks keberadaannya dilingkungan ekstemal dan internal.
Penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh
kombinasi faktor intrenal dan eksternal. Kedua faktor tersebut hams dipertimbangkan
dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths
dan weaknesses serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi
dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang
6 Syarifuddin Abdullah, Zakal Profesi, Jakarta; Moyo Segoro Agung 2003, him I 9 7 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka I 989, him. I.OJ 7 8 Did in Hafidhudin, Panduan Prak/is Tenlang Zakat, lnfak. dan Sedekah, Jakarta; Gema lnsani
Press, 2002, him. 13
20
Secara lahiriah, zakat mengurangi nilai nominal (harta) dengan
mengeluarkannya, tetapi dibalik pengurangan yang bersifat zhahiri ini, hakikatnya
akan bertambah dan berkembang (nilai intrinsik) yang hakiki disisi Allah SWT.
Dengan demilian, zakat mernpakan kewajiban bagi seorang mukrnin yang memenuhi
syarat syariah Islam sebagai muzakki untuk mengeluarkan sebagian pendapatan atau
harta guna diberikan kepeda mustahik yang telah ditetapkan Syari"ah Islam.
Dengan demikian, mengeluarkan Zakat berarti mengharapkan tambahan dan
pertumbuhan kualitas bagi harta itu sendiri dan juga meningkatkan pahala bagi
pembayar zakat. Jadi jelaslah bahwa mengeluarkan zakat bermti mengeluarkan harta
yang bukm1 hak kita, yaitu hak-hak orang-orang yang membutuhkannya. Karena
didalam harta seseorang terdapat hak orang-orang fakir dan miskin.
Infak berasal dari kata "Nafaqah" yang bermti mengeluarkan sesuatu (harta)9.
Menurut kamus bahasa Indonesia infak berarti "pemberian (sumbangan) harta dan
sebagian (selain zakat wajib) untuk kebaikanio. Sedm1gkan menurut terminologi
syariah infak berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan atau
penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam 11•
Infak berarti pula sebagi belanja untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan
keluarga, atau sering kita dengar dengan istilah nafkah. Klrnsus di Indonesia, kata
infak lebih condong diartikan sebagai sifat kedermawanan. Dimana kata infak
tersebut kadang digunakan untuk menunjukan pengertian pemberian wajib (zakat
9 Samih, Athif Zyn, op.cit.,hlm 869 10 Depdiknas, op.cit.,hlm. 330 11 Did in, Hafidhudhin, Panduan Praktisi Tentang ZIS, Jakarta, Gema Insani Press, 2002, ha! I 4
21
digunakan untuk menunjukan penge1iian pemberian wajib (zakat harta), dan lebih sering
digunakan untuk menunjukan pengertian pemberian biasa atau infak.
Perbedaan dengan zakat, jika zakat ada nisabnya maka infak tidak memakai
persyaratan nisbah. Infak dikeluarkan oleh orang yang beriman baik yang itu orang yang
berpenghasilan tinggi amaupun rendah apakah ia disaat lapang maupun sempit. Jadi
kesimpulan yang dapat diambil adalah infak itu berarti memberikan sebagian dari harta
baik itu untuk keluarganya maupun untuk orang lain.
Sedekah berasal dari kata "Shadaqah" (<3-"") yang berarti "benar". 12 Menurut
Yusuf Qardawi bahwa sedekah itu berarti "bukti" kebenaran iman dan membenarkan
adanya hari kiamat. 13 Dalam kamus bahasa Indonesia sedekah berarti derma kepada
orang miskin dan sebagainya (Berdasarkan cinta kasih sesama manusia)14• Secara
terminologi syariah sama artinya dengan infak akan tetapi hal calrnpannya berbeda, jika
infak lebih mengarah kepada pengertian materil, maka sedekah memiliki cakupan yang
lebih luas menyangkut hal-hal yang bersifat non materil.
Pemakaian kata sedekah, khususnya di Indonesia lebih sering diartikan sebagai
sedekah biasa yang hukumnya sunat. Padahal makna sedekah itu lebih luas, bukan hanya
dalam hal pemberian harta akan tatap dalam hal perbuatan pun dapat dikatakan
memberikan sedekah.
Sedekah berarti memberikan derma termasuk memberikan derma untuk mematuhi
hukum dimana kata zakat digunakan dalam Al-Qur'an dan sunnah. Zakat telah
1 Samin, AthifZyn, op.cit him 492 13 Yusuf,Qardawi, Hukum Zakat, Jakarta, Litera Antara Nusa, 1991, hal.39 14 Depdikbud, op.cit hal 792
22
disebutkan pula dengan sedekeh karena zakat merupakan jenis derma yang diwajibkan.
Hanya saja dapat kita bedakan bahwa zakat adalah pemberian wajib sedengkan sedekah
adalah sukarelah, Zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu pungutan wajib
sedangkan sedekah lainya dibayar secara sukarelah. 15 Jumlah dan nisbah zakat ditetapkan
sedangkan sedekah yang lain sepenuhnya tergantung pad.a keingina orang yang
menyumbangnya.
B. Landasan-landasan yang Berhubungan dengan Dana ZIS dan Dasar Hukumnya
Tidak ada suatu ibadah yang dituntu atau diserukan tanpa da!il yang jelas. Semua
kewajiban ditentukan oleh Allah SWT sesuai dengan pengetahuan-Nya disamping
kebijakasanan-Nya yang Maha Luas. Begitu pula dengan ibadah zakat, infak dan sedekah
tentu mempunyai argumentasi tentang bagaimana hukumnya yang sebenamya, apakah ia
wajib atau sunat.
I. Hukum Zakat
Ibadah zakat banyak sekali ayat-ayat suci yang menyinggungnya antara lain:
(78 . 22 I -- II) sis"·· 'I I ~r, slt...JI I , .. ts • i:::...- • • . • y _JJ ~ _J ~ ....
Artinya: " ... Karena itu dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat ... ". (QS. Al-Hajj/ 22: 78)
Ayat lain menyatakan:
15 Afsalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta; Dana Bhakti Prima Yasa, 2002,jilid 3,
ilm.241
23
Artinya: "Ambilah zakat dari sebagaian harta mereka,. dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka ... ". (QS.At-Taubah/ 9: I 03)
Didalam hadits pun menyinggung masalah zakat sebagaimana yang diriwayatkan
Bukhari dari Ibnu Umar dikatakan:
Artinya: "Islam dibangun atas lima (sendi), kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah
SWT dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, berhajji ke Baitullah dari berpuasa pada bulan
ramadhan".(HR. Bukhari)".
Jika kita kembali kepada ayat permulaan dimana ibadah zakat dipertalikan dengan
ibadah shalat, atau dengan kata lain, perintah menunaikan zakat datang setelah perintah
mendirikan shalat, karena susunan perintah yang berturut-turut ini memberikan kesan dan
tanggapan, bahwa kedua ibadah itu sama dituntut. Sedangkan didalam ayat ini terdapat
perintah yang sangat jelas mengenai shalat dan kemudian disusul dengan perintah zakat.
Sebagai suatu kesirnpulan yang dapat diambil, zakat itu adalah hukumnya wajib
sebagimana wajibnya shalat.
1" Iinadul Dzaky Al-Barudy, Shahih Bukhari, Madinah: l)arul Baya1n Arabi Jilicl I hal
24
Begitu pula dalam hadits dikatakan dengan jelas sekali bahwa fungsi zakat
didalam Islam sama halnya dengan fungsi shalat, ibadah hajji dan puasa dibulan
ramadhan yang mana kesemuanya itu adalah merupakan sendi-sendi utama atau
rukun Islam.
2. Hukum Infak
Di ·ctalam AI-Qur'an banyak pula ayat yang menyingung masalah infak
(2 : 5 I i>.i:iWI) Artinya: " ... Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa,
danjangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ... " (Al-
Maidah/ 5:2).
': M. Abdul Mujieb, et al. Kamus /sti/ah Fiqih, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994) hal. 272 '' Sayyid Sabiq, Fikih Sunah, (Jakarta: A I Maarif, 1987),jilid 12, hal.139
27
Transaksi Qardhul Hasan diperbolehkan oleh para ulama berdasarkan hadits:
Artinya: Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah saw bersabda: Aku melihat pada waktu
malam di Isra'kan, pada pintu surga tertulis: Shadaqah dibalas I 0 kali lipat dan
qardh 18 kali. Aku bertanya: Wahai Jibril mengapa qardh lebih utan1a dari pada
shadaqah? Ia menjawab: karena meminta minta sesuatu dan ia punya, sedangkan
yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karena keperluan." (Riwayat Ibnu
Majjah).
Para ulama menyepakati bahwa qardhul hasan boleh dilakukan. Kesepakatan ini
didasari oleh tabi' at manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantun
saudaranya. Qardhul ini bersifat mandub atau dinjurkan. bagi muqridh (orang yang
menghutangi) dan mubah (boleh) bagi muqtaridh (orang yang berhutang). Tetapi apabila
orang berhutang menggunakan pinjaman tersebut untuk berbuat maksiat maka hukumnya
21 Abu Zakaria bin Syarifin Nawawi al Dimasyqy, Raudah at Tha!ibin, (Dar al Kutub, tth) Ji lid 3, h.272
28
a. Rukun Qardhul Hasan
a) Muqridh (pihak yang menghutangi/ Kreditur)
b) Muqtaridh (pihak yang berhutang/ Debitur)
c) Ijab dan Qabul
d) Barang yang dipinjamkan
b. Syarat Qardhul Hasan
a) Muqridh (pihak yang menghutangi/ Kreditur)
b) Muqtaridh (pihak yang berhutang/ Debitur)
Kedua belah pihak harus orang yang berakal. Dewasa,baliq, bukan pemboros
dan atas kehendak sendiri. Sehingga tidak sah akad yang dilakukan oleh orang gila
atau anak-anak. Akad Al-Qardhul Hasan dimaksudkan untuk berlemah Iembut kepada
sesama manusia serta saling membantu, bukan bertujuan untuk memperoleh
keuntungan. Oleh karena itu kedua belah pihak tidak boleh mensyaratkan untuk
mengembalikan pinjaman melebihi apa yang dihutangkan.
D. Teori Distribusi
Terdapat dua faktor kunci dalam menyediakan jasa menuju pasaran sasaran
yaitu, pemilihan Iokasi dan saluran distribusi. dua keputusan tersebut menyangkut
bagaimana menyampaikan jasa bank kepada nasabah dan dimana transaksi dilakukan.
29
Lokasi : pada umumnya suatu kantor, jasa cenderung mendekati
nasabah/konsumen, mendekati kantor jasa. yang lain serta dekat dengan pusat-pusat
perdagangan dan mendekati suatu tujuan yang akan dicapai.
pada BAZIS Provinsi DKI Jakarta yaitu suatu lembaga pengelola zakat (LPZ) yang
salah satu tujuannya adalah mewujudkan dan mengangkat kesejahteraan ekonomi
masyarakat. salah satu programnya adalah pendayagunaan ZIS diwujudkan dengan
pengembangan usaha ekonomi sepe1ii bantuan, modal usaha ( dipenmtukan).
Agar bantuan modal usaha itu tepat sasaran maka suatu lokasi pun sangat
menentukan, di BAZIS lokasinya dekat dengan masyarakat sehingga masyarakat
yang meminjam dana produktif dapat dengan mudah langsung datang ke BAZIS,
karena dana itu bentuknya Qardhul Hasan yaitu pinjaman kebajikan dimana
masyarakat hanya membayar pokok pinjaman saja.
Agar bantuan produktif dapat berjalan maksimal, maka BAZIS Provinsi DKI
Jakarta selalu melakukan pendampingan, pemantauan, dan pembinaan. Upaya ini
dilakukan dengan merekrut tenaga honorer sebagai Supervisi Program (SP). Dengan
ini, perkembangan usaha dapat dianalisa untuk dipastikan kelayakan-nya. Sehingga
mereka dapat mengembalikan dana pinjaman terse but tepat waktu.
Siapa yang berperan dalam menganatarkan jasa tersebut? ada 3 partisipasi untuk
mendistribusikanjasa yaitu:
I. Penyedia jasa,
2. Perantara jasa,, dan
3. Nasabah
30
Secara tradisional, pinjaman langsung (Direct Sales) adalah metode penyaluran
yang paling sesuai untuk penjualan jasa bank (Jasa Profesional),
Di BAZIS JPKI dalam penyaluran dana infak dan shadaqah. ada 2 metodei
pendistribusian yaitu i.
I. Gardhul Hasan (piajaman kebajikan, yakni tanpa Bagi Hasil) dalam
penyaluran dana Qardhul Hasan ·dan karyawan BAZIS tersebut Bazis
langsung menyalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan modal usaha
tetapi mempunyai dana khusunya di DKI Jakarta.
2. Mudharabah (Bagi Hasil) melalui Program Pemberdayaart Modal Usaha bagi
Pedagang Kecil (PPMUPK) yang dalam pelaksanannya melibatkan 14 BMT
(Baitul Maal wat Tamwil)
Pada hakekatnya demi suksesnya suatu tujuan yang ingin dicapai maka salah
satu tujuan yang dilakukan ad al ah menciptakan hubungan ke
nasabahan/kemasyarakatan yang erat namun professional, sebab nasabah pada
umumnya akan mengikuti (mempertimbangkan sasaran yang cliberikan). Dengan
demikian saluran distribusi langsung merupakan suatu pilihan yang diinginkan
nasabah/masyarakat dalam melakukan transaksi dengan baik.
Dalam penyaluran dana infak dan shadaqah Bazis mengeluarkannya acla yang
langsung kepada masyarakat clan karyawan yang membutuhkan modal untuk usaha
tetapi tidak mempunyai dana. Dengan bentuk Qardhul Hasan (pinjaman kebajikan)
clan dalam bentuk Mudarabah (adanya Bagi Hasil) yaitu BAZIS bekerja sama dengan
31
BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) yaitu pemberdayaan modal usaha bagi pedagang
kecil (PPMUPK) yang dalam pihak semuanya melibatkan 14 BMT.
Sasaran distribusi produk/jasa yaitu penyaluran dalam jangka panjang akan
menunjukan posisi keuntungan secara maksimum dengan biaya yang efisien. begitu
juga yang dilakukan BAZIS tapi di sisi lain BAZIS mempunyai keistimewaan
tersendiri di dana tersebut yaitu selain mendapatkan keuntungan untuk digulirkan
kembali dan di manfaatkan semaksimal mungkin bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat, pengangguran dapat di minimalisir dan
mengentaskan kemiskinan.
Agar proses pendayagunaan ini dapat be1jalan, BAZIS Provinsi DKI Jakarta
dalam ha! ini tetap secara akatif memberikan informasi kepada mereka dengan
jaringan, media-media massa, dan sistem informasi yang dimiliki. Karena disadari
atau tidak, bahwa BAZIS hanyalah mediator antara the haves dengan mustahik. ZIS
yang ada hanya titipan dari mereka yang mampu, dan pada saat yang sama
merupakan hale mereka yang kurang mampu.
BAB III
TINJAUAN UMUM BAZIS PROVINS! DKI JAKARTA
A. Sejarah Berdirinya
Badan Amil Zakat, sebagai cikal bakal BAZIS sekarang, sudah digagas sejak
awal berdirinya pemerintaban Orde Baru dipenghujung tahun 1960-an. Pada tanggal
24 September 1968 inilab pemikiran tentang perlunya Lembaga Pengelola Zakat
(LPZ) di Indonesia mulai terealisasikan. Dari sebelas tokoh nlama Tingkat Nasional,
yang mendorong pembentukan Badan Amil Zakat Nasional. Para tokoh tersebut
adalab Prof. Dr. Hamka, KH Ahmad Azhari, KH. Moh Syukri Ghazali, Moh. Sod1y,
KH. Taufiqurrahman, KH. Moh. Soleh Su'aidi, Ustadz M. Ali Al Hamidy, Ustadz
Mukhtar Lutfy, KH. A. Malik Ahmad, Abdul Kadir, KH. M.A. Zawawy, mereka
berkumpul di Jakarta. Untuk membahas beberapa persoalan umat, klmsusnya
pelaksanaan zakat di Indonesia. Di antara rekomendasi basil musyawarab tersebut
adalab: 1
a. Babwa pengelolaan zakat dengan sistem administrasi dan tata usaba yang baik
sehingga bisa di pertanggung-jawabkan pengumpulan dan pendayagunaannya
kepada masyarakat;
b. Bahwa zakat merupakan potensi umat yang sangat besar yang belum
dilaksanakan secara maksimal. Karenanya, diperlukan pengefektifan
1 BAZIS Badan Amil Zakat, Jnfak/Scdekah DKI Jakarta, Latar Belakang Berdirinya BAZIS~ Online h!tp://www.Bazisdki.go.id (Last Update terakhir: 04 / 07 /2005).
33
pengumpulan zakat, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
pembangunan.
Saran dari sebelas ulama ini ditanggapi secara serius oleh Presiden Republik
Indonesia, yang kemudian memberikan seruan dan edaran kepada para pejabat dan
instansi terkait untuk menyebarluaskan dan membantu terlaksananya pengumpulan
zakat secara nasional.
Setelah itu di Istana Presiden Republik Indonesia yaitu Presiden Suharto
dalam pidatonya menyambut Isro'Mi'raj Nabi Muhammad SAW tanggal 26 Oktober
1968 menyerukan perlunya pelaksanaan zakat sebagai potensi yang besar untuk
menuajang pembangunan, dan pada saat yang sama Presiden RI menawarkan dirinya
untuk bertinadak sebagai Amil Zakat Nasional.
Surat Perintah Presiden Suharto No. 07/POIN/10/1968 tanggal 31 Oktober
1968 kepada tiga stafuya, Mayjen Alamsyah Ratu Prawiranegm·a, Kol. Inf. Drs. M.
Azwar Hamid, dan Kol. Inf. Ali Afandy untuk membantu presiden dalam
administrasi penerimaan zakat secm·a nasional.2
Berbagai kalangan masyarakat men yam but baik seruan ini. Tidak lama set el ah
itu beberapa Gubernur Kepala Daerah mengeluarkan keputusan untuk mendirikan
LPZ di daerahnya masing-masing. Mentri Agama Republik Indonesia kemudian
mengeluarkan Peraturan Mentri tentang pembentukan Badm1 Amil Zakat yang
bertugas melaksanalcan pengumpulan dan penyaluran zakat. Badan Amil Zakat
(BAZ) ini berkedudukan di desa-desa dan kecamatan, pada tingkat kecamatan BAZ
menjadi koordinator bagi pelaksanaan pengumpulan dan penyaluran zakat di desa-
desa.3
Kemudian diperkuat lagi dengan adanya Surat Edaran dari Presiden No.
133/PRES/11/1968 yang menyerukan kepada pejabat/instansi terkait untuk
membantu dan berusaha ke arah terlaksananya sernan Presiden dalam wilayah atau
lingkup kerja masing-masing.
Peristiwa lain yang luput dari perhatian adalah kenyataan bahwa sebelum
adanya seruan presiden diatas, Mentri Agama sebenamya telah mengelurkan
Peraturan Mentri Agama (PMA) mengenai pembentukan Badan Amil Zakat yang
disingkat menjadi BAZ (PMA No. 4/Juli/1968) dan pembentukan Baitul Mal (PMA
No. 5/0ktober/1968). Akan tetapi kedua keputusan itu kemudian ditarik kembali,
mungkin karena penarikan secara diam-diam, ada beberapa keputusan mengenai
zakat di provinsi DKI yang dikeluarkan pada tahun 1970-an masih mencantumkan
PMA No. 4 sebagai bahan rujukan. Misalnya kepiltusan Gubernur provinsi DKI
Jakarta tahun 1976 No. B.VII-423/a/l/76.4 Tidak pasti pembatalan keputusan mentri
agama tersebut, nemun penarikan peraturan mentri agama ternebut diduga terkait
dengan sikap yang telah diambil Presiden Suharto.
3 BAZJS Provinsi DKI Jakarta & Institut l'vfanajen1en Zakat, 1\1anajen1en Z!S BAZIS Provinsi DK! Jakarta, (Jakarta: BAZJS Provinsi DKI Jakarta, 2006), cet ke I, h. 10-11.
4 Amelia Fauzia, BAZIS DK! Jakarta: Peluang dan Tantangan Sadan An1il Zakat Pen1erintah Daerah, dalam bukunya Revita/isasi Fi/antropi /slanz Studi Kasus Lentbaga Zakat dan fflakaf di Indonesia, (1 akarta: The Ford Foundation, Pusat Bahasa dan Budaya (PBB) UIN Jakarta, 2005), h. 32R33. Lihat dalam bukunya Bahtiar Effendy, !slain dan Negara transformasi Pernikiran dan Praktik Po/itik /s/a1n di Indonesia, (Jakarta: Parainadina. 1998). h. 297.
36
kepada aparat teknis yang bersifat profesional dan fungsional. sejak saat ini pula
BAZIS menjadi perangkat pelaksana pemerintahan daerah yang mandiri karena
bersifat non-struktural.
Pada tahun 1998, Gubernur provinsi DKI Jakarta kembali mengeluarkan SK
No. 87 tentang Susunan dan Tata Kerja BAZIS. berdasarkan SK ini, maka pemimpin
BAZIS ·berubah dari Ketua menjadi Kepala BAZIS. sementara itu, BAZIS tingkat
Kotamadya pun diganti menjadi Pelaksana BAZIS Kotamadya.
Pada tahun 2002, Gubernur provinsi DKI Jakaiia mengeluarkan dua SK yang
berkaitan dengan BAZIS, yang pertama, mengenai Organisasi dan Tata Kerja Badan
Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Propinsi Daerah Ibukota Jakarta; dan yang kedua,
mengenai Pola Pengelolaan Zakat, Infak, dan Sedekah Badan Amil Zakat, Infak dan
Sedekah Propinsi Daerah lbukota Jakaiia.
Berdasarkan SK ini, istilah badan pembina tidak lagi digunakan, tetapi diganti
dengan Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas. dengan kedua SK ini
diharapkan organisasi BAZIS menjadi lebih efesien dan pola pengelolaan dana
zakatnya menjadi lebih optimal, profesional, amanah, dan transparan.
Saat ini Kantor BAZIS DKI Jakarta terletak di jalan H.Awaludi 11/Jalan
Kl-I.Mas Mansyur Tanah Abang Jakarta Pusat. Tepatnya di Gedung Lembaga Bahasa
dan Al-Quran (LBIQ). Untuk menghubungi BAZIS Propinsi DK! Jakarta via telpon,
terdapat 3 line telpon yang dapat dipergunakan, yaitu (021) 3144579, 3901367, clan
3144023, atau melalui faxsimili (021) 3144579. Bagi mereka yang sering
37
mnggunakan internet, bisajuga mengakses home page BAZIS di www.bazisdki.gi.id
Untuk lebih meluaskan sosialisasi program-program dan penyadaran akan
pentingnya zakat untuk pengembangan sumberdaya umat, BAZIS DK! Jakarta juga
menerbitkan Tabloid Peduli Ummat. Tabloid ini terbit setiap bulan sekali yang isinya
adalah mengupas sekitar permasalahan zakat. Di samping itu; tabloid Peduli Ummat
juga menerbitkan laporan tentang pengumpulan dan penyaluran serta pendayagunaan
zakat yang terbaru.
B. Landasan Hulmm
Dasar hukum yang membentangi posisi BAZIS provinsi DK! Jakarta saat
ini adalah: 7
l. Undang-undang Repnblik Indonesia No. 34 Tahun 1999 tentang pemerintahan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat
3. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota .Jakarta No. 120 tahun
2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat, Infag, dan Sedekah
Provinsi Daerah Klmsus Ibukota Jakarta
7 BAZIS Provinsi DKJ Jakarta & Institut Nlanajcmen Zakat, OP. CU, cet ke I, h. 14-15.
38
4. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta No. 121 tahun
2002 tentang Pola Pengeloaan Zakat, Infaq, dan Sedekah Badan Amil Zakat,
Infaq, dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
5. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 373 Tahun 2003 tentang
Pelaksanaan undang-undang Republik Indonesia No . .38 tentang pengelolaan
zakat.
6. Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah
7. Peraturan Gubemur Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta No. 26 tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah Badan
Amil Zakat, lnfaq, dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta
8. Peraturan Gnbernur Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta No. 51 tahun 2006
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengumpulan dan Pendayagunaan Zakat, Infaq,
dan Sedekah Badan Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus
lbukota Jakarta
C. Visi, Misi, Tujuan dan Prinsip pengelolaan BAZIS
Visi BAZIS Provinsi DK! Jakarta adalah untuk "Menjadi Badan Pengelola
ZIS yang Unggul dan Terpercaya" Misinya adalah "Mewujudkan Optimalisasi
39
Pengelolaan ZIS yang Amanah Profesional, Transparan, Akuntabel, dan Mandiri di
Jakarta menuju masyarakat yang sejahtera, berdaya, dan bertakwa." 8
Oidirikannya Badan Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah di Provinsi OKI Jakarta
memiliki tujuan sebagai berikut:9
I. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat, infaq, dan
sedekah sesuai dengan tuntunan agama.
2. Meningkatkan fungsi dan peran pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.
3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat, infaq, dan sedekah.
Untuk mencapai tujuan ini, BAZIS Provinsi OKI Jakarta dalam pelaksanaan
dan pengelolaan zakat selalu berprinsip kepada enam ha! yaitu: 10
I. Prinsip Syariah dan Moral Keagamaan, artinya pengelolaan zakat, infak dan
sedekah berlandaskan pada syariah dan moral agama Islam.
2. Prinsip Kesadaran Umum, artinya pengun1pulan zakat, infak dan sedekah
hendaknya mempunyai dampak yang positif dalam menumbuh-kembangkan
kesadaran bagi muzaki, munfik dan mutashaddik untuk melaksanakan
kewajibannya.
3. Prinsip Manfaat, artinya pengelolaan zakat, infak dan sedekah hams memberikan
manfaat yang sebenar-benarnya untuk kemaslahatan umat.
8 BAZIS Badan Amil Zakat, Intbk/Sedekah DKI Jakarta, Tugas Pokok dan fl1ngsi BAZ!S, Online http://www.Bazisdki.go.id (Las! Updalc Jerakhir: 04 I 07 I 2005).
9 BAZIS Provinsi DKI Jakarta & lnstitut Manajemen Zakat, OP. Cit, Ii. 16.
'0 Lili Badriadi,clkk., Op. Cit, h. 83.
40
4. Primsip Koordinasi, artinya pengelolaan zakat, infak dan sedekah hendaknya
terjalin koordinasi secara harmonis antar berbagai instansi/lembaga terkait, agar
terciptanya efisiensi dan efektifitas yang optimal.
5. Prinsip Keterpaduan, artinya dalam penghelolaan zakat, infa:k dan sedekah secara
menyeluruh diperlukan adanya keterpaduan antar berbagai instansi/lembaga
terkait, dan keterpaduan antara ulam dan umara.
6. Prinsip Produktif Keterpaduan, artinya dalam pendayagunaan dana zakat, infak
dan sedekah hendaknya diarahkan pada usaha produktif dan rasional. Prodktif
dalam arti si-penerima bantuan hams memanfaatkan dana yanbg diterima untuk
bemsaha (bukan hanya sekedar dikonsumsi). Rasional dalam arti penyaluran
pendayagunaan ZIS hams didasarkan pada perhitungan yang rasioanal.
BAZIS Provinsi DIG Jakarta secara struktural berada dalam struktur organisasi
pemerintah Provinsi DKI Jalcarta dan karenanya mengums BAZIS ada!ah pegawai
pemerintah tersebnt. Organisasi BAZIS terdiri dari tiga lembaga utama berdasarkan
SK Gubernur No.120 tahun 2002, yaitu: (!) Dewan Pertimbangan; (2) Komisi
Pengawas; (3) Badan Pelaksana
D. Struktur Organisasi
SEKSI lllMPUN ZAKAT
SEKS! BINA
MUZAK!
Gambar3.1
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN AMIL, ZAK.AT, INFAK, DAN SEDE'.KAH
PROVINS! DKI JAKARTA
Dewan Pertimbangan
I I I L ______ _
BIDANG PENDAYAGUNAAN
_J
SEKSI LA YANAN
MUSTAMIK
SEKSI BtNA
US AHA
SEKS! BINA SUMBER - DAYA
MUSTAHIK
SEKS!
Gubemur
Kepala \Vakil Kcpa!a
PELAKSANA BAZIS
KODYA. KAB \DMINISTRASI
PENGUldl'ULAN
SVBBAGIAN U:..IUM
Kantor Pengawas
Sekrctnriat
SUBBAGIAN -J HUBUNGAN MASYARA=
BIDANG O,\NA
SEKSI KAS
SEKSJ AKUNTANSJ
SUBBAG!AN TATA USAH1\
SEKS! PENYALURAN
SUBBAGIAN JNFORMAS!
DAN KOMUNIKAS!
41
SUBBAGIAN PENEUT!AN &
PENGEMBANGAN
42
Susunanan Dewan Pertimbangan BAZIS Provinsi DKI Jakarta ditetapkan oleh
Gubemur dan mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Memberikan pertimbangan, saran dan pendapat dalam kebijakan pengumpulan
dan pendayagunaan zakat, infak/sedekah
2. Memberikan pertimbangan tentang pengembangan hukum dan pemahaman
seputar zakat, infak/sedekah
3. Menampung dan menyalurkan pendapat umat Islam tentang pengembanga,
pengumpulan zakat, infak/sedekah
Susunan Komisi Pengawas juga ditetapkan oleh Gubemur dan bertugas untuk
melaksanakan pengawasan. Internal tehadap pengelolaan zakat, infak, dan sedekah
Anggota Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas terdiri dari unsur
Ulama, Umaro, DPRD, Tokoh Masyarakat, Pengusaha Nasional dan Cendekiawan
Muslim. adapun tugas adalah sebagai berikut:
1. Kepala.
a. Memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dalam pasal 3 (tiga)
dan pasal 4 ( empat);
b. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan sekretariai:, bidang pelaksana
BAZIS Kotamadya/Kabupaten Administrasi termasuk petugas Operasional
BAZIS Kecamatan, Kelurahan dan Unit Satuan ke1ja
43
2. Wakil Kepala.
Membantu kepala dalam memnnpm pelaksanaan tugas dan fongsi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dan pasal 4
a. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan yang dilimpahkan kewenangannya oleh
kepala;
b. Mewakili kepala apabila berhalangan malaksanakan tugas dan fungsinya;
c. Melaksanakan pengendalian administratif pelaksanaan kegiatan BAZIS
3. Sekretariat.
a. Melaksanakan koordinasi, koordinasi internal dan pengendalian administrasi
kegiatan BAZIS yang berhubungan dengan fungsi-fungsi pembinaan dan
administrasi kepegawaian sumber daya manusia;
b. Tata rumah tangga dan inventarisasi kantor;
c. Program kerja hubungan lembaga;
d. Informasi dan komunikasi yang membawahi aplikasi fongsi Sistem Informasi
Manajemen BAZIS
4. Bidang Pengumpulan.
Melaksanakan usaha-usaha pengumpulan zakat. Infaq, dan sedekah.
5. Bidang Pendayagunaan.
44
Melaksanakan usaha-usaha pelayanan dan pembinaan mustahik serta
pengembangan usaha produktif
6. Bidang Dana
Menerima, membukukan dan menyalurkan hasil penenmaan zakat, infaq, dan
sedekah, menyusun dan mengelola anggaran, serta menyusun laporan keuangan
7. Pelaksana BAZIS kotamadya!Kabupaten Administrasi terdiri dari subbagian tata
usaha; seksi pengumpulan; seksi penyaluran. Melaksanakan pengumpulan dan
penyaluran zakat, infaq, dan sedekah.
F. Penyaluran dan Penggunaan Dana ZIS
Dalam Al-Qur'an telah ditetapkan delapan kelompok (ashnaf) penerima zakat,
yaitu: faqir, miskin, amil (pengelola dana zakat), muallaf (orang yang baru masuk
Islam), riqab (orang yang membebaskan budak), gharimin (orang yang berhutang
untuk kemaslahatan dirinya atau masyarakat), sabilillah (orang yang berusaha
menegaldrnn kepentingan agama atau ummat), dan ibnu sabil (orang yang kehabisan
bekal di perjalanan). Tetapi, dana ZIS yang yang ada di BAZIS DKI Jakarta hanya
disalurkan kepada enam kelompok saja, yaitu, selain riqab dan amil, dengan alasan
bahwa budak tidak ada di Indonesia dan hak amil sudah ditanngung oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta. Dari enam kelompok ini,
BAZIS DKJ membaginya menjadi tiga kelompok: fakir miskin; sabilil/ah; dan
mua/laf, gharim, ibnu sabil. Hanya saja, pengertian kelompok fakir miskin tidak lagi
diartikan sebatas mereka yang tidak punya pekerjaan, atau punya peke1jaan tetapi
45
tidak mencukupi, tetapi diarahkan untuk pengembangan pendidikan anak dari tingkat
SD/MI s.d. Perguruan Tinggi. Argumentasinya adalah bahwa pendidikan
pentinguntuk mengangkat taraf kehidupan ekonomi masyarakat miskin, demikian
menurut mantan Kepala BAZIS DK! Jakarta, Abdul Shomad Muin (Republika, 8
Des.2000).
Penyaluaran ZIS DK! Jakarta diprioritaskan untuk ilsaha-usaha yang produktif
(SK Gubernur No.121 th.2002) dengan melihat situasi dan kondisi yang ada. Sebagai
ilustrasi bias dilihat bahwa perbandingan besarnya penyalur ZIS untuk tiga kelompok
yang telah disebutkan berada dari tahun lee tahun: tahun 1998/1999,fakir miskin 75
%; sabilillah 22,5 %; muallef, gharim, dan ibnu sabil 2,5 %; sedangkan tahun
Karim, (Beirut, Syirkah Alawiyah Kitab S.M.L, 1994).
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta, EKONISIA,
2003).
Sumarni, Murti, Manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta, Liberty, 2002)
Tim Penulis Fakultas Syari'ah dan Hukum, Buku Pedoman Penu/isan Skripsi
Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatu/lah Jakarta, (Jakarta, PT Logos
Wacana, 2007)
f PEMERINTAH PROVINS! DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKl\RTA
BADAN AMIL ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH Gedung Prasada Sasana Karya, JI. Suryopranoto No. 8 Jakarta Pusat
Telp.: 3901367, 3144023, Fax.: 3144579 Jakarta 10130
SURAT KETERANGAN
Nomor : Lf~l) ( o1f. 1
Lampiran 1
Berdasarkan surat dari Universitas Islam /\Jegeri (UIN) Syarif -lidayatullah Jakarta Fakultas Syari'ah dan Hukum Nomor =t, 43/KM.00.02/491/11/2007 pada tanggal 11 Februari 2007 perihal Mohon )ata I Wawancara penunjang skripsi, dengan ini menerangkan bahwa :
Nam a
NIM
F akultas/Prodi
Konsentrasi
: Maftukha
103046128342
Muamalat(Ekonomi lslam)/Perbankan Syari'ah
: Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Telah melaksanakan observasi di Kantor BAZIS Provinsi OKI akarta dari bulan Februari s.d Juni 2007 dalam rangka penyusunan tugas khir (Skripsi) dengan Judul :
"Strategi Penyaluran Dana lnfaq dan Shadaqah dengan Skim Qardhu/ Hasan "
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan ~bagaimana mestinya
Jakarta, 7 Agustus 2007
. CHABIB -ll.l.IQ...-£~h"~ ;?OR1/1 ?1 r:;i:;r:;
A. Data Pribadi Nama Jenis Kelamin Umur Status Nikah
LEMBAR KUISIONER
Jumlah Tanggungan Keluarga:
Pendidikan Terakhir: a. SD/ SDI
Jenis Usaha:
Penghasilan:
b. SMP/ Tsanawiyah c. SMA/ Aliyah d. SI/ Sarjanah e. S2/ Pascasarjana
a. Pedagang Klontong b. Pedagang Buah c.Pedagang Sayur d. Warung Nasi e. Lain-lain
a. Kurang dari Rp 500.000; b. Rp 500.000-Rp 1.000.000; c. Rp 1.000.000-Rp 2.000.000; d. Lebih dari Rp 2.000.000; e. Lain-lain
B. Berilah tanda silang (X) pada pertanyaan-pertanyan dibawah ini:
Lampiran 2
I. Bagaimana menurut pendapat Anda, prosedur peminjaman dana Qardhul Hasan di BAZIS Propinsi DK! Jakarta?
a. Sangat Mudah d. Tidak Mudah b. Mudah e. Sangat Tidak Mudah c. Abstain
2. Bagaiaman pelayanan di BAZIS terhadap anda sebagai peminjam dana Qardhul Hasan?
a. Sangat Pu as d. Tidak Pu as b. Puas e. Sangat Tidak Puas c. Abstain
3. Maaf sebelumnya, bagaiman kondisi ekonomi atau keuangan Anda sebelum mendapatka Dana Qardhul Hasan, apakah bias mencukupi kebutuhan keluarga?
a. Sangat Cukup d. Tidak Cukup
b. Cukup e. Sangat Tidak Cukup c. Abstain
4. Bagaiman menurut pendapat Anda, apakah jumlah pinjaman dana Qardhul Hasan antara Rp 1.000.000-Rp 3.000.000 dapat mencukupi kebutuhan untuk modal usaha?
a. Sangat Cukup d. Tidak Cukup b. Cukup e. Sangat Tidak Cukup c. Abstain
5. Apakah dana Pinjaman Qardhul Hasan yang Anda terima dari BAZIS Propinsi DKI Jakarta sebagian untuk konsumsi?
a. Sering b.Kadang-kadang c. Jarang
6. Apakah dana Pinjaman Qardhul Hasan yang Anda terima dari BAZJS Propinsi DK! Jakarta sebagian untuk modal usaha?
a. Sering b.Kadang-kadang c. Jarang
7. Menurut pendapat anda, apakah jangka waktu yang diberikan antara 10-12 bulan sudah mencukupi untuk mengembalikan dana pinjaman Qardhul Hasan?
a. Sangat Cukup d. Tidak Cukup b. Cukup e. Sangat Tidak Cukup c. Abstain
8. Maaf sebelumnya, apakah anda lancar dalam mengangsur pembayaran dana pinjaman Qardhul Hasan dari BAZIS tiap bulannya?
a. Sangat Lancar d. Tidak Lancar b. Lancar e. Sangat Tidak Lancar c. Abstain
9. Apakah dengan adanya modal usaha yang diberikan BAZIS Propinsi DK! Jakarta dapat membantu usaha Anda lebih berkembang?
a. Sangat Berkembang d. Tidak Berkembang b. Berkembang e. Sangat Tidak Berkembang c. Abstain
10. Apakah dengan usaha Anda lebih berkembang maka mendapatkan keuntungan lebih banyak, sehingga pendapatan meningkat?
a. Sangat Meningkat d. Tidak Meningkat b. Meningkat e. Sangat Tidak Meni.ngkat c. Abstain
11. Apakah dengan pendapatan Anda meningkat sehingga dapat tercukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
a. Sangat Cukup d. Tidak Cukup b. Cukup e. Sangat Tidak Cukup c. Abstain
12. Apakah dengan meningkatnya pendapatan Anda, Anda jadi selalu rutin mengeluarkan ZIS?
a. Sangat Rutin d. Tidak Rutin b. Rutin e. Sangat Tidak Rutin c. Abstain
13. Apakah Anda rutin menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabungkan? a. Sangat Rutin d. Tidak Rutin b. Rutin e. Sangat Tidak Rutin c. Abstain
14. Menurut Pendapat Anda, apakah penyaluran dana pinjaman Qardhul Hasan sudah tepat kepada orang yang membutuhkannya?
a. Sangat Tepat d. Tidak Tepat b. Tepat e. Sangat Tidak Tepat c. Abstain
15. Menurut pendapat Anda, apakah penyaluran dana lnfak dan Sadakah dengan skim Qardhul Hasan sudah efektif untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat?
a. Sangat Efektif d. Tidak Efektif b. Efektif e. Sangat Tidak Efektif c. Abstain
Pewawancara Yang diwawancara
( ) ( )
0\ Larnpiran 3
Nara Sumber
Nama
Hariffanggal
Waktu
Tempat
WAWANCARA
Kepala Seksi Bina Usaha
Bpk Wahyu Herman, SE
Senin/ 5 Maret 2007
11.00
Gedung BAZ!S Jakarta
I) Bagaimana manajemen penghimpunan dana ZIS pada BAZIS DK!?
• Sasaran penghimpunan dan ZIS dalah seluruh warga negara muslim
ibukota, yang dikelompokan manjadi masyarakat umum, karyawan/
pegawai, para pengusaha nasional, infaq dan shadaqah Jewat sms,
nasabah bank danjemaah calon haji dan umroh
• mengadakan kerjasama secara teknis dengan Jembaga/instansi lain
dalam hal penyuluhan dan penghimpunana ZIS.
• Menyediakan sarana internet dengan situs internet dengan homepage:
http://www.bazisdki.go.id, email webmaster @bazi~; dki.go.id, yang
memuat kebutuhan informasi tentang ZIS secara lengkap yang
dibutuhkan oleh masyarakat
• Program jemput bola dalam hal ininpetugas BAZIS Propinsi OKI
Jakarta mendatangi muzakki, munfig, dan mutashadig untuk
mengambil dana ZIS yang sudah diinformasikan dan di persiapkan.
2) Bagainiana pcnyaluran dan pendayagunaan dana ZIS pada BAZIS DK!?
Penyaluran dan pcndayagunaan dana ZIS terbagi 2 kategori yaitu:
o Zakat yang disalurkan kepada 6 (enam) asnaf dan di kelompokan lagi
menjadi 3 golongan yakni :
• fakir miskin 83,82 %
• sabilillah 14,70 %
• muallaf, gharim, dan ibnussabil 1, 48 %
Dinamika sosial masyarakat DK! menuntut perubahan-perubahan
dalam alokasi dana bagi masing-masing kelompok tersebut. Setiap tahun,
persentase ZIS yang disalurkan berubah~ubah. Dan perubahan-perubahan
ini, terlebih dahulu dimusyawarahkan melalui Rapa! Pleno Dewan
Pertimbangan, Komisi Pengawas, dan Badan Pelaksana yang kemudian
ditetapkan dengan keputusan Gubernur Provinsi DK! Jakarta.
o Infaq dan Shadaqah disalurkan untuk kemaslahatan umat dan SDM
seperti pembinan mustahik yakni peminjaman dana Qardhul Hasan,
pengembangan Jembaga dan pemasyarakatan ZIS seperti sosialisasi
zrs santunan sosial keagamaan seperti bantuan kemanusiaan dan lain
sebagainya.
3) Bagaiman strategi penyaluran dana lnfak dan Shadakah dengan skim
Qardhul Hasan pada BAZIS DK!?
Salas satunya adalah Strategi penyaluran dana infaq dan shadaqah
dengan skim qardhul hasan di BAZIS Propinsi DK! Jakarta yang pertama
dilakukan adalah setiap akhir tahun BAZIS mengumumkan kepada publik
yang membutuhkan bantuan agar menyampaikan permohonan mereka
kepada kantor-kantor BAZIS yang ada diwilayah, kelurahan, kotamadiya.
Penyaluran dana qard~ul hasan BAZIS menyalurkannya melalui
kecamatan yang berada di DK! Jakarta yaitu 43 kecamatan yang terdiri
dari 265 kelurahan di S kotamadya dan kepulauan seribu.
4) Apa kelebihan dan kelemahan strategi penyaluran dana fnfak dan
Shadakah melalui skim Qardhul Hasan pada BAZIS DK!?
Dengan adanya bantuan dana tersebu masyarakat jadi terbantu
dalam menjalankan usahanya dan karena hanya mengembalikan pokok
pinjaman saja, itu adalah salah satu kelebihannya dan kclemahannya
adalah masih minimnya dana sedangkan permintan peminjam semakin
meningkat dan masih banyak masyarakat yang tidak mengembalikan dana
pinjaman tersebut.
5) Bagaimana cara BAZIS DKI dalam mengatasi mustahiq yang tidak
mengembalikan dana pinjaman Qardhul Hasan? Langkah-langkah apa saja
yang ditempuh?
• Membuat surat teguran
• Mengadakan monitoring dan silaturahmi ke tempat peminjaman dana
qardhul hasan
• Surat panggilan yaitu untuk kesanggupan membayar
• Mengadakan pemutihan dengan beberapa persyaratan seperti pailit atau
bangkrut, pindah rumah tanpa pengetahuan dari lurah dan BAZIS
sehingga sulit untuk dilacak dan meninggal dunia tapi ahli waris tidak
sangup membayar.
6) Untuk mustahiq yang ingin mengajukan permohonan pinjaman Qardhul
Hasan, apakah harus memiliki kriteria tertentu? Jika Ya, apa saja,,,
• Beragama Islam;
• KTP DK! dan kaitu Kelurahan;
• Surat keterangan dari Kelurahan yang menyatakan bahwa yang
bersangkutan adalah pedagang atau usaha kecil yang membutuhkan
bantuan modaL
• Khusus bagi pegawai:
l ,Foto kopi SK Pengangkatan dan SK Terakhir;
2,Surat kuasa pemotongan gaji dari bendahara gaji;
3,Slip gaji dan bukti penghasilan lainjika ada,
7) Bagaimana prosedur pengajuan permohonan pmJaman Qardhul Hasan
pada BAZ!S DK! ? Terlampir
8) Apakah ada pembinan bagi mustahiq untuk mengelolah usaha mereka?
Pembinaan bagi mustahiq ada seperti meningkatkan kua!itas
mustahiq yakni memberikan training dan pelatihan entrepreneurship dan
materi yang sesuai dengan keahlian mereka, hal ini diharapkan agar
tumbuh jiwa wira isaha didalam diri mereka, serta proses diperlancar oleh
kehadiran supervise program dari pihak BAZIS dan kolektor berfungsi
melakukan crosscheck sebelum dan sesudah pemberian bantuan.
9) Menurut Bapak/Ibu, lembaga pengelolah ZIS yang bagaimana, bisa
dikatakan sudah efektif dalam penyaluran dana ZIS kepada mustahiq,
dilihat dari tujuan ZIS untuk meningkatkan kesejahteraan mustahiq?
Dikatakan sudah efektif dalam penyaluran dana ZIS apabila visi,
misi dan yang menjadi tujuan dari pengelolah ZIS tersebut tercapai dan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat seperti tercukupinya
kebutuhan sehari-hari bi la perlu pangan dan papan pun terpenuhi, sehingga
melindung masyarakat dari kemungkinan jatuh kembali kedalam jurang
kemiskinan, itu yang merupakan salah satu peranan BAZIS Propinsi DKI
Milik Sendiri/ Kontrak/Sewa/Numpang/ Bersama Orang Tua)'
Alamat Tempat Kerja Jenis Usaha Mulai Usaha Pengelolaan Usaha "injaman diperuntukan :
ini mengajukan permohonan kiranya dapat diberikan bantuan pinjaman dana dari q/shadaqah sebesar Rp ........................... ( . . . .. . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . ).
>ebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan berkas sebagai berikut : ;urat Permohanan oto kopi KTP oto kopi Karia Keluarga oto kopi SK. Pengangkatan lip Gaji Jrat Kuasa Pemotonga.i Oleh Bendahara Jrat Keterangan Kelurahan
as p0rkenan dan bantuan Bapak, saya ucapkan terima kasih. u'alaikum Wr.Wb.
Ji, it/Saluan Kerja/Lurah,
C\S
ng tidak perlu
Jakarta, ................ .
Pemohon,
NAMAJELAS ·NIP
Lampiran 6
"' ',j
Model: P 10
Formulir: Hasil Wawancara Ca/on Penerima Dana Pinjaman Tahun ................. ..
DATA PRIBADI
1 Nama :
2 NomorKTP
3 Tempat I Tgl Lahir
4 Ag a ma
5 Pendidikan terakhir
6 Pekerjaan
7 Alamat Lengkap
8 Status Rumah
9 Tanggungan Keluarga
10 Di Jakarta sejak tahun :
DATAUSAHA
1
2
3
4
5
Penga/aman Usaha
Jenis Usaha
Mulai Usaha sejak thn :
AlamaUTempat Usaha :
Modal Awai
6 Modal yang dikeluarkan
7 OrnseV pendapatan yang diperoleh
8 Keuntungan yang diperoleh
9 Penghasilan tlari : a. Keuntungan Usaha b ......................................... . c ......................................... . d ......................................... . Jum/ah Penghasi/an
Rp
Rp
Rp
Rp Rp Rp R Rp
/hari
/hari
/tlari
/bu/an /bu/an /bu/an /bu/an /bulan
Lamoiran 7
10 Pengeluaran a. Biaya Hidup b. Biaya rumah tangga c. Bia ya lain-lain Jumlah Penge/uaran
Rp Rp Rp Rp
/bu/an /bu/an /bu Ian /bu Ian
11 Modal yang dibutuhkan Rp ............... (. ········· ........... )
12 Rencana penggunaan modal
a ............................................................................................... . b ...................... : .......................................................................... .. c ................................................................................................. .. d ................................................................................................. ..
13 Sudah pernahkah mendapatkan bantuan selama usaha berjalan dan dari mana sumbernya? ........... , ................................................................. .
14 Penggunaan bantuan yang diterima : .................................................... .
15 Apa yang menunjang keberhasilan usaha Saudara : .............................. .
KEPALA BIDANG PENDAYAGUNAAN BAZIS PROVINS/ DK/ JAKARTA,
NAMAJELAS NIP
WAKIL KEPALA BAZIS PROVINS/ DK/ JAKARTA,
NAMAJELAS NIP
KEPALA BAZIS PROVINS/ DK/ JAKARTA.
NAMAJELAS NIP
1ilahirrohmanirrohim
SURAT PERJANJIAN BANTUAN DANA PINJAMAN
Model: P11
1 hari ini ............................................. tanggal .... : ........................................... . 1 bertanda tangan di bawah ini :
Nama ....................................................................... yang berkedudukan di Jalan H.Awa/udin JI Jakarta Pusat dalam ha/ ini bertindak atas nama BAZIS PROVINS/ OKI Jakarta sesuai dengan Keputusan Gubernur Propinsl DKI Jakarta Nomor 120 Tahun 2002 tentang perjanjian ini se/anjutnya disebut PIHAK KESA TU.
Nama............................................................ Umur ............................ .. Pekerjaan .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. . bertempat tinggal di .......... .. .............................................................................. Rt/Rw .................... . Kelurahan ................................................ Kecamatan ............................. . Jakarta ... .. .. ...... .... .... ......... .......... ... .. .... Oalam ha/ ini bertindak sebagai Mustahik, dalam perjanjian ini selanjutnya disebut PIHAK KEOUA.
KESATU dan PIHAK KEOUA dengan didasari iman dan taqwa serta l'tikad baik takan bahwa telah setuju dan mufakat membuat perjanjian dalam rangka pinjaman usaha (dana produktif) untuk keperluan pembiayaan usaha yang bersifat produktif 1 ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
Kepada PIHAK KEOUA diberikan bantuan pinjaman modal berupa uang yang berjumlah Rp ............ ............... ( ................................................ ) Mela Jui Bank ................................................................................... . Pinjaman modal tersebut pada ayat (1) pasal ini harus dikembalikan PJHAK KEOUA <epada PIHAK KESATU dalamjangka ..................................... .. "embayaran pinjaman dimaksud dilakukan dengan cara angsuran setiap bu/an lengan tenggang waktu satu bulan · ~tas bantuan pinjaman modal usaha ini tidak dikenakan bunga dan biaya-biaya Jain ecuali biaya materai dan biaya administrasi Bank.
Pasal 2
embayaran pinjaman sebagaimana tersebut pada ayat (2) dan (3) Pasal 1 dilakukan elalui Bank ............ Cabang/Capem ............................... .. 3da rekening PIHAK KESA TU dengan rincian sebagai berikut. ink akan memberikan laporan secara periodik kepada BAZIS Provinsi OKI Jakarta engenaijumlah angsuran pinjaman yang diterima dari PIHAK KEOUA.
Lamoiran R
Pasal 3
(1) Setoran angsuran pertama oleh PIHAK KEDUAdilakukan mulai tanggal .............. . dan angsuran terakhir bulan ............................. .
(2) Semua setoran yang diterima PIHAK KESATU berupa angsuran PIHAK KEDUA dibukukan oleh BAZIS Provinsi OKI Jakarta.
Pasal 4
(1) PIHAK KESATU akan memberikan bimbingan dan pembinaan dalam pemberdayaan dana bantuan oleh PIHAK KEDUA dengan maksud agar penggunaannya lebih baik dan terarah pada sektor yang benar-benar produktif.
(2) PIHAK l<ESATU dapat melakukan pengawasan terhadap usaha yang dibiayai dari dana pinjaman BAZIS Provinsi OKI Jakarta.
Pasal 5
1) Apa bi/a PIHAK KEDUA!idak melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini, maka PIHAK KESATU melakukan tegoran dan tindakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2) Apabila PIHAK KEDUA meninggal dunia sebelum melunasi pengembalian dana, maka segala sesuatu yang bersangkutan dengan perjanjian ini dibebankan kepada ahli waris PIHAK KEDUA.
I) Apabila terjadi perselisihan dalam perjanjian ini kedua pihak rnengambil kedudukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di atas kertas bermaterai cukup 1larn rangkap 4 (empat) untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.