Top Banner
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG (Amorphophallus Oncophyllus) DI DESA KALIREJO KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO DIY OLEH : SUROSO.SP Penyuluh Kehutanan Muda Penyuluh Kehutanan Kabupaten Kulon Progo DIY [email protected] ABSTRACT Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan komoditi tanaman porang di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo, dan untuk mengetahui strategi pengembangan komoditi tanaman porang yang tepat untuk dilaksanakan di Kabupaten Kulon Progo. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder (dari hasil kepustakaan). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini dapat diperoleh melalui beberapa teknik, yaitu wawancara mendalam dan observasi. Sedangakan data sekunder diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan. Yaitu mengumpulkan data sekunder atau data yang diperoleh dari data yang telah dibukukan, baik berupa laporan-laporan maupun hasil penelitian terdahulu. Berdasarkan analisis SWOT dengan beberapa tahapan yang dilakukan, mulai dari Analisis IFAS dan EFAS, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan tanaman porang di Desa Kalirejo Kabupaten Kulon Progo mempunyai alternatif strategi yang paling tepat yaitu
19

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

Apr 28, 2019

Download

Documents

vuongdiep
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI

TANAMAN PORANG (Amorphophallus Oncophyllus) DI DESA

KALIREJO KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO DIY

OLEH :

SUROSO.SP

Penyuluh Kehutanan Muda

Penyuluh Kehutanan Kabupaten Kulon Progo DIY

[email protected]

ABSTRACT

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan komoditi tanaman porang di Desa

Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo, dan untuk mengetahui strategi pengembangan komoditi tanaman porang yang tepat

untuk dilaksanakan di Kabupaten Kulon Progo. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder

(dari hasil kepustakaan). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini dapat diperoleh melalui beberapa teknik, yaitu wawancara

mendalam dan observasi. Sedangakan data sekunder diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan. Yaitu mengumpulkan data sekunder atau data

yang diperoleh dari data yang telah dibukukan, baik berupa laporan-laporan maupun hasil penelitian terdahulu.

Berdasarkan analisis SWOT dengan beberapa tahapan yang dilakukan, mulai dari Analisis IFAS dan EFAS, maka dapat disimpulkan

bahwa pengembangan tanaman porang di Desa Kalirejo Kabupaten Kulon Progo mempunyai alternatif strategi yang paling tepat yaitu

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

menggunakan strategi SO, karena strategi ini mempunyai nilai tertinggi yaitu 4,25. Dimana strategi SO ialah strategi menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang agar para petani porang mampu mengembangkan tanaman porang di Desa Kalirejo Nganjuk, sehingga akan

didapatkan keuntungan yang optimal, dengan alternatif strategi sebagai berikut :

- Dengan pemanfaatan potensi lahan di hutan dan pekarangan yang masih luas dan beberapa kelebihan porang diantaranya dapat

tumbuh di bawah tegakan hanya perlu sekali tanam, tidak perlu pemeliharaan intensif serta tahan hama penyakit diharapkan akan

meningkatkan jumlah produksi sehingga kebutuhan ekspor dan pasar dalam negeri tercukupi.

- Porang mempunyai banyak manfaat diikuti dengan proses pengolahan yang tepat akan menambah nilai jual porang dan dapat

dijadikan sebagai alternatif sumber pangan.

- Petani dapat memanfaatkan daya tarik investor yang tinggi dalam berbisnis porang untuk meraih harga jual olahan porang yang

lebih tinggi.

Kata kunci : Strategi Pengembangan, Tanaman Porang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai Negara besar yang mendapat julukan Zamrut

khatulistiwa, Indonesia dikaruniai kekayaan alam berlimpah. Mulai

dari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

dengan potensi keanekaragaman hayati yang tinggi. Tidak kurang

dari 63% luas daratan Indonesia merupakan hamparan hutan tropis

seluas 136 juta hektar yang terdiri dari hutan konversi, hutan

lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi, dan hutan

produksi yang dapat dikonversi.

Secara umum UU No.41/1999 telah mengamanatkan bahwa

penyelenggaraan kehutanan harus menganut asas manfaat dan

lestari, kerakyatan, berkeadilan, kebersamaan, terbuka dan terpadu.

Berkenaan dengan hal tersebut Kementerian Kehutanan telah berupaya

mewujudkan pengelolaan hutan lestari dengan mengoptimalkan

sumberdaya yang termasuk di dalam dan sekitar hutan dijadikan

salah satu aspek dalam kebijakan Kementerian Kehutanan, dengan

mendorong pengembangan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar

hutan. Pembangunan kehutanan ke depan diarahkan agar

melibatkan peran serta masyarakat yang lebih besar. Salah satu

upaya memperdayakan masyarakat sekitar hutan adalah dengan

memanfaatkan lahan hutan atau lahan masyarakat dengan

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

penanaman porang yang saat ini mempunyai nilai ekonomi cukup

tinggi (BPIK Jambi, 2008).

Tanaman Porang merupakan tumbuhan herba dan "menahun".

Memiliki batang semu (sebenarnya tangkai daun) yang tegak, berkulit

halus, berwarna hijau pucat dan putih yang belang-belang dan

berkelok-kelok. Di ujung batang memecah menjadi tiga batang

sekunder yang akan memecah lagi menjadi beberapa batang dimana

helaian daun berjajar beriringan. Pada setiap pertemuan batang

terdapat bubil/katak berwarna coklat kehitaman sebagai bahan

perkembangbiakan tanaman. Di akhir musim hujan, batangnya akan

rebah dan mati, selanjutnya umbi porang akan istirahat (dorman) tidak

mengadakan aktivitas pertumbuhan sepanjang musim kemarau. Pada

musim hujan umbi yang dorman di dalam tanah akan tumbuh tunas

baru sehingga lama-kelamaan umbi semakin mengecil dan akan

semakin membesar menjelang musim kemarau dan begitu selanjutnya.

Tanaman Porang yang telah berumur di atas tiga tahun, akan muncul

bunga yang disangga tangkai bunga tunggal yang keluar tepat di pusat

umbi. Tangkai bunga akan menjulur ke permukaan tanah, panjangnya

bisa mencapai 0,5 m s.d. 1,5 m. Permukaan tangkai bunga berwarna

hijau segar dan berbau tidak enak. Tongkol bunga terdiri dari tiga

bagian. Bagian paling atas merupakan bunga mandul, bagian tengah

bunga jantan dan paling bawah merupakan bunga betina. Tinggi

tanaman dapat mancapai 1,5 m tergantung pada tingkat kesuburan

tanah. Dari bunga ini akan menghasil biji - biji yang dapat digunakan

sebagai benih/bibit

Tanaman porang yang hidup subur di kawasan hutan tropis

ternyata memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan. Selain bisa

ditanam di dataran rendah, Porang dengan mudah hidup di antara

tegakan pohon hutan seperti misalnya Jati dan Pohon Sono.

Jepang adalah negara utama pengimpor Porang dari Indonesia.

Umbi Porang menjadi menu favorit sebagian besar masyarakat disana

setelah diolah menjadi makanan Konyaku (tahu) dan Shirataki (mie)

(Pusat Studi Porang, 2012). Oleh karena itu potensi tersebut perlu

untuk dikelola secara optimal guna memenuhi kebutuhan pangan

nasional, dimana pada saat ini kebutuhan bahan pangan pokok

berupa beras semakin tinggi, sedangkan produksi padi nasional

belum dapat memenuhi permintaan. Umbi porang ini diharapkan bisa

menjadi pilihan bahan pangan yang dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat sehingga dapat mendukung program ketahanan pangan.

Terbukanya peluang usaha porang bukan berarti tanpa aral

melintang. Jumlah eksportir porang yang masih terbatas dikhawatirkan

tercipta ketergantungan pasar. Akibatnya, kendali harga ada di tangan

para eksportir. Modal yang terbatas membuat para pekebun hanya

mengandalkan keuntungan dari hasil penjualan umbi segar. Padahal,

bila dijual dalam bentuk olahan, keuntungan bisa berlipat. Berdasarkan

uraian tersebut, maka penulis ingin mengajukan sebuah penelitian

dengan judul ”Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Porang

(Amorphophallus oncophyllus) di Desa Kalirejo Kabupaten Kulon

Progo”, dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan petani

porang sehingga akhirnya dapat mewujudkan kesejahteraan bagi

petani porang.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dengan permasalahan

tersebut, maka pertanyaan penelitian yang menjadi perhatian dalam

penelitian iniadalah sebagai berikut :

1. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan

komoditi tanaman porang di Desa kalirejo.

2. Bagaimana strategi pengembangan komoditi tanaman porang

yang tepat untuk dilaksanakan di Desa Kalirejo.

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan

dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

1. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi

pengembangan komoditi tanaman porang di Kabupaten Nganjuk.

2. Untuk mengetahui strategi pengembangan komoditi tanaman

porang yang tepat untuk dilaksanakan di Desa Kalirejo.

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kokap kabupaten Kulon

Progo. Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Januari sampai

dengan Maret 2016.

2.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer dan

data sekunder (dari penelitian kepustakaan). Hair, Money, Samouel,

dan Page (2007, 192) menjelaskan bahwa dalam penelitian yang

menggunakan pendekatan kualitatif, data primer dapat diperoleh

melalui dua jenis metode yaitu wawancara yang dapat dilakukan

dengan cara depth interview (wawancara mendalam), focus group

(fokus kelompok), case studies (studi kasus), projective techniques

(teknik proyektif) dan observasi yang dapat difokuskan pada manusia,

eektronik dan mekanisme.

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini dapat

diperoleh melalui beberapa teknik, yaitu wawancara mendalam dan

observasi. Wawancara mendalam adalah sesi diskusi tidak terstruktur

yang sangat berguna dalam mengklarifikasi konsep dan terjadi antara

pewawancara dan narasumber yang dipilih karena memiliki

pengetahuan tertentu (Hair, Money, Samouel, dan Page, 2007, 201).

Hair, Money, Samouel, dan Page (2007, 193), menyatakan

bahwa pendekatan observasi dapat menghasilkan data naratif dan

numerik. Data naratif dapat dikumpulkan dengan cara mempersiapkan

deskripsi tertulis mengenai perilaku, perilaku terekam dengan media

elektronik, atau informasi diperoleh melalui data elektronik seperti

blog. Sedangkan data numerik dapat dikumpulkan melalui seorang

pengamat terlatih yang merekam kejadian melalui kuesioner

terstruktur atau alat yang mengikuti kejadian tertentu.

Sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari hasil penelitian

kepustakaan. Yaitu mengumpulkan data sekunder atau data yang

diperoleh dari data yang telah dibukukan, baik berupa laporan-

laporan maupun hasil penelitian terdahulu.

2.3 Metode Analisa Data

Metode Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis SWOT. Matriks SWOT merupakan perangkat

pencocokan faktor-faktor kunci eksternal dan internal. Hasil dari

analisis SWOT diharapkan dapat memberikan alternatif-alternatif

strategi pengembangan bagi kelompok tani. Matriks SWOT digunakan

untuk menyusun strategi kelompok tani dalam memadukan dan

menyesuaikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kelompok tani

dengan peluang dan ancaman yang datang dari lingkungan eksternal

kelompok tani.

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini

mengalami dua tahapan. Tahapan yang pertama dilakukan adalah

analisis potensi tanaman porang yang ada di Desa Kalirejo dan

tahapan kedua adalah dari segi kemampuan petani porang dalam

mengembangkan tanaman porang selanjutnya digunakan analisis

SWOT.

Tahapan analisis SWOT adalah :

1. Mendeskripsikan peluang eksternal kunci tanaman porang.

Faktor peluang merupakan faktor-faktor pendukung dalam

pengembangan tanaman porang. Faktor pendukung ini

merupakan faktor yang berasal dari luar.

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

2. Mendeskripsikan ancaman eksternal kunci tanaman porang.

Faktor ancaman merupakan faktor-faktor penghambat atau hal-

hal yang dapat mengancam perkembangan tanaman porang.

Faktor ini juga berasal dari luar.

3. Mendeskripsikan kekuatan internal kunci tanaman porang.

Faktor kekuatan merupakan sebuah faktor pendorong dan

kekuatan yang berasal dari dalam, dimana kekuatan disini

meliputi semua komponen tanaman porang sehingga bermakna

positif untuk pengembangan tanaman porang.

4. Mendeskripsikan kelemahan internal kunci tanaman porang.

Faktor kelemahan merupakan suatu faktor kekuatan “yang

seharusnya dimiliki oleh tanaman porang” namun tidak ada,

yang akhirnya menjadi kelemahan tanaman porang tersebut.

Maka weakness berarti kekurangan-kekurangan yang berasal

dari dalam tanaman porang itu sendiri.

5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang

eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi S-O.

Strategi S-O ini menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang eksternal yang ada.

6. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-

peluang eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi W-O.

Strategi W-O ini mengatasi kelemahan internal dengan

mencoba memanfaatkan peluang.

7. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-

ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi S-T.

Strategi ini menggunakan kekuatan untuk menghindari dampak

dari ancaman eksternal.

8. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-

ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi W-T.

Strategi ini meminimumkan kelemahan dan menghindari

ancaman eksternal.

Tabel 2. Matriks SWOT

IFAS

EFAS

STRENGHTS (S) WEAKNESS (W)

OPPORTUNITIES

(O)

Daftar Peluang

STRATEGI S-O

Gunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang eksternal

yang ada

STRATEGI W-O

Mengatasi

kelemahan internal

dengan mencoba

memanfaatkan

peluang

THREATHS (T)

Daftar Ancaman

STRATEGI S-T

Gunakan kekuatan

untuk menghindari

dampak dari

ancaman eksternal

STRATEGI W-T

Meminimumkan

kelemahan dan

menghindari

ancaman eksternal

Sumber : David ,2006

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats)

Analisis (SWOT) yang terdiri dari Strenghts (kekuatan),

Weaknesses (kelemahan), Opportunities (kesempatan), dan Threats

(ancaman) merupakan salah satu analisis yang dapat menggambarkan

secara jelas keadaan yang dihadapi oleh perusahaan (Septiana Yuyun.

2013).

Analisis SWOT merupakan cara sistematis untuk

mengidentifikasikan keempat faktor-faktor tersebut dan strategi

yang menggambarkan kecocokan paling baik di antara mereka.

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

Dengan demikian perencanaan strategi harus menganalisis faktor-

faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini. Faktor-faktor strategis

perusahaan disusun dalam matriks SWOT, yang menggambarkan

secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang

dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dimilikinya. Teknis perumusan strategi yang

digunakan untuk membantu menganalisa, mengevaluasi, dan memilih

strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu : tahap mengumpulkan data yang

meringkas informasi dan masukan dasar yang diperlukan oleh

organisasi untuk merumuskan strategi. Selanjutnya adalah tahap

pencocokan, berfokus pada strategi alternatif yang layak dengan

memadukan faktor-faktor eksternal dan internal. Dan yang terakhir

adalah tahap keputusan, yaitu tahap untuk memilih strategi yang

spesifik dan terbaik dari berbagai strategi alternatif yang ada untuk

diimplementasikan.

Matriks ini menghasilkan empat alternatif strategi, yaitu :

strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT. Strategi SO

artinya adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang,

strategi ST artinya menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman,

strategi WO artinya meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan

peluang, sedangkan strategi WT artinya meminimalkan kelemahan

untuk menghindari ancaman (Weningsari Estu. 2012).

Gambar 4. Matrik SWOT

3.2 Budidaya Tanaman Porang

a. Morfologi Tanaman Porang

Secara Botani, tanaman Porang adalah sebagai berikut :

Divicio : Spermatophyta

Sub Divicio : Angiospermae

Klas : Monocotyledonae

Ordo : Areaceales

Family : Areaceae

Genus : Amorphophallus

Spesies : Amorphophallus oncophyllus

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

Gambar 5. Tanaman, umbi dan katak porang

Hasil utama tanaman porang berupa umbi. Ada dua macam

umbi pada tanaman porang yaitu umbi batang yang berada di dalam

tanah, dan umbi tetas/bupil yang terdapat pada setiap pangkal cabang

atau tulang-tulang daun yang mengandung biji. Umbi yang banyak

dimanfaatkan adalah umbi batang yang berbentuk bulatan dan bagian

atasnya berlekuk dangkal tempat bekas tumbuhnya tangkai. Umbi ini

merupakan perubahan bentuk dari batang yang berfungsi sebagai

cadangan makanan. Dengan demikian umbi dan batang menyatu

dengan batas yang tidak begitu jelas. Umbi terdiri atas bagian kulit

dan daging umbi. Kulit umbi ketika dipanen berwarna keabu-abuan

dan jika dibiarkan beberapa hari akan berubah menjadi kehitaman.

Bagian kulit umbi yang terkupas akan mengeluarkan getah yang

licin dan menyebabkan gatal di kulit. Daging umbi porang berwarna

kekuningan, berisi karbohidrat yang berfungsi bagi pertumbuhan

selanjutnya.

Akar tanaman porang berupa akar serabut berwarna putih.

Akar yang berjumlah banyak ini tumbuh dari batang dan kulit umbi,

berguna untuk memperluas daya serap air dan zat-zat hara dari dalam

tanah. Sedangkan batang tanaman porang menyatu dengan umbinya

dan merupakan bagian kecil dari keseluruhan bonggol umbi. Pada

perkembangan selanjutnya batang mengalami perubahan bentuk untuk

menyimpan cadangan makanan sebagai umbi. Bagian lain dari

tanaman porang adalah tangkai daun porang yang tumbuh ke atas dan

dapat mencapai 125 cm dengan diameter mencapai 6 cm. Tangkai

daun utama lebih besar dan lebih panjang dibandingkan dengan

batang. Tangkai daun berwarna hijau muda dengan motif berbentuk

belang-belang, patah-patah tidak beraturan, berwarna putih atau

pudar. Pada ujung tangkai daun terdapat daun yang terbagi dalam tiga

bagian anak daun yang bertumpu pada satu tangkai dan pada ujung

percabangan tangkai daun tumbuh umbi tetas/bupil. Demikian juga

pada tangkai daun, masing-masing membentuk umbi tetas/bupil.

(Pusat Studi Porang Perhutani KPH Nganjuk, 2012).

a. Manfaat Tanaman Porang

Menurut Boelhasrin (1970), beberapa manfaat tanaman porang

adalah :

1. Sebagai lem terbaik

2. Campuran kertas agar kuat dan lemas

3. Pengganti media tumbuh mikroba

4. Pengganti selulosa dalam film

5. Isolator listrik

6. Campuran dalam alat-alat pesawat terbang dan parasut

7. Campuran makanan shirataki dan konyiku

8. Penjernih air

9. Pengikat formulasi tablet

10. Pengental sirup

11. Bahan obat

12. Khasiat bagi kesehatan tubuh, porang dapat mengurangi

kadar kolesterol darah, memperlambat pengosongan perut

dan mempercepat rasa kenyang sehingga cocok untuk

makanan diet bagi penderita diabetes. Porang merupakan

serat yang secara alami dapat larut dalam air, tembus

cahaya dan bersifat seperti agar-agar dan tidak berbau

sehingga dapat digunakan sebagai pengganti agar-agar atau

gelatin. Porang banyak mengandung vitamin A dan B lebih

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

tinggi dari kentang, kandungan karbohidratnya lebih dari

80%. Komponen kimia yang terpenting adalah

glukomanan.

c. Syarat Tumbuh

Tanaman porang merupakan tanaman asli daerah tropis, yang

tumbuh di bawah tegakan dengan kelembaban yang cukup dengan

suhu sekitar 25ºC-35ºC dan curah hujun antara 1.000-1.500 mm.

Tempat tumbuh yang optimal yaitu tempat dengan ketinggian 100-

600m dpl, dengan intensitas cahaya yang dibutuhkan antara 60%

hingga 70%. Kondisi tanah yang diperlukan agar porang dapat tumbuh

dengan baik adalah tanah dengan tekstur lempung berpasir dan bersih

dari alang-alang dengan pH netral (6 - 7) (Pusat Studi Porang

Perhutani KPH Nganjuk, 2012).

d. Persiapan Lahan

Lokasi tumbuh tanaman porang yang baik adalah di bawah

naungan dengan intensitas cahaya 60-70%.

Kegiatan penyiapan lahan :

1. Pada lahan datar

Setelah lahan dibersihkan dari semak-semak liar/gulma lalu

dibuat guludan selebar 50 cm dengan tinggi 25 cm dan panjang

disesuaikan dengan lahan. Jarak antara guludan adalah 50 cm.

2. Pada lahan miring

Lahan dibersihkan tidak perlu diolah. Lalu dibuat lubang

tempat ruang tumbuh bibit yang dilaksanakan pada saat

penanaman.

e. Persiapan Bibit

Porang dapat diperbanyak dengan cara vegetatif dan generatif

(biji, tetas/bupil). Untuk bibit yang baik dipilih dari umbi dan bupil

yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali saja, setelah bibit yang

ditanam berusia 3 tahun dan dapat dipanen untuk pertama kalinya,

selanjutnya porang dapat dipanen kembali tanpa perlu dilakukan

penanaman kembali. Kebutuhan bibit per satuan luas sangat

tergantung pada jenis bibit yang digunakan dan jarak tanam. Dengan

presentase tumbuh benih di atas 90%, kebutuhan benih per hektar

dengan jarak tanam 1 m x 0,5 m adalah :

1. Umbi : 1.500 kg (± 20 – 30 buah/kg)

2. Biji : 300 kg

3. Bupil : 350 kg (± 170 – 175 buah/kg)

Tata cara penyiapan bibit dari umbi adalah :

a. Menentukan anakan tanaman porang yang telah berumur

kurang lebih satu tahun yang pertumbuhannya subur dan sehat.

b. Membongkar rumpun/tanaman tadi kemudian dibersihkan

umbi dari akar – akar dan tanah yang masih menempel.

c. Mengumpulkan bibit tersebut ditempat yang teduh dan mudah

untuk penanganan selanjutnya yaitu penanaman.

d. Perlu diingat bahwa satu umbi hanya menghasilkan satu

tanaman.

Tata cara penyiapan bibit dari bupil/katak adalah :

1. Bupil diperoleh di sekitar rumpun tanaman yang telah cukup

tua.

2. Bupil dipilih melalui seleksi, sehingga diperoleh bupil yang

sehat.

3. Bupil yang terpilih dikumpulkan dalam wadah dan disimpan di

tempat yang kering untuk menunggu penanganan selanjutnya.

4. Dari setiap tanaman porang yang cukup besar dan tua mampu

menghasilkan sampai 15 bupil.

f. Penanaman

Porang sangat baik ditanam ketika turun hujan, yaitu sekitar

Nopember – Desember. Tahapan dalam menanam porang adalah

sebagai berikut :

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

1. Bibit yang sehat satu persatu dimasukkan ke dalam lubang

tanam dengan letak bakal tunas menghadap ke atas. Tutup bibit

tersebut dengan tanah halus atau tanah olahan setebal sekitar 3

cm.

2. Tiap lubang tanaman diisi satu bibit porang jarak tanam

tergantung kebutuhan.

g. Pemeliharaan tanaman

Tanaman porang merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan

tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun untuk

mendapatkan hasil melalui pertumbuhan dan produksi yang maksimal,

dapat dilakukan dengan melakukan perawatan yang intensif,

diantaranya dengan cara :

1. Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang

berupa rumput – rumput liar yang dapat menjadi pesaing

tanaman porang dalam kebutuhan air, unsur hara dan faktor

lainnya. Penyiangan pertama sebaiknya dilakukan sebulan

setelah umbi porang ditanam, sedangkan penyiangan

berikutnya dapat dilakukan kapan saja jika gulma muncul.

Setelah dilakukan penyiangan, selanjutnya gulma yang

terkumpul ditimbun dalam sebuah lubang agar membusuk dan

menjadi kompos.

2. Pemupukan

Pada saat pertama kali bibit ditanam, dilakukan pemupukan

dasar, selanjutnya untuk pemupukan berikutnya dilakukan

setahun sekali yaitu pada awal musim hujan. Jenis dan dosis

pupuk urea 10 gram/lubang dan SP 36,5 gram/lubang.

Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditanam di sekitar

batang porang.

3. Pengamanan dari pohon pelindung

Tanaman porang merupakan tanaman yang butuh naungan.

Oleh karena itu perlu dilakukan pengamanan dan pemeliharaan

terhadap pohon pelindung agar dapat tumbuh dengan baik.

4. Pertumbuhan

Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5-6

bulan setiap tahunnya yaitu pada musim penghujan. Di luar

masa itu tanaman porang mengalami masa istirahat/dorman

dan daunnya akan layu sehingga tampak seolah-olah mati.

Tanaman akan tumbuh kembali pada musim penghujan dan

umbi yang berada di dalam tanah akan tumbuh membesar.

h. Pemanenan

Tanaman porang setelah ditanam selama tiga tahun baru dapat

dipanen untuk pertama kalinya. Setelah itu tanaman ini dapat dipanen

setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya. Waktu panen

biasanya dilakukan pada bulan April sampai Juli pada saat tanamannya

mengalami masa dorman. Ciri-ciri tanaman sudah saatnya dipanen

adalah sebagian besar atau seluruh tanaman sudah mati dan tersisa

batang kering dan lubang kecil yang menjadi petunjuk keberadaan

tanaman porang tersebut. Umbi yang dipanen adalah umbi yang sudah

besar yang beratnya mencapai 1 kg/umbi, sedangkan umbi yang masih

kecil ditinggalkan untuk dipanen pada daur berikutnya. Rata-rata

produksi umbi porang sekitar 10 ton per hektar.

i. Pengolahan

Setelah dilakukan pemanenan, umbi porang dibersihkan dari

kotoran berupa tanah dan akar yang menempel. Kemudian diiris

dengan ketebalan sekitar 0,5 cm, proses selanjutnya yaitu

menjemurnya di bawah terik matahari hingga benar – benar kering.

Proses penjemuran ini memerlukan waktu sekitar 5 hari, pada tahap ini

porang harus benar – benar kering, untuk menghindari timbulnya

jamur yang dapat mengurangi kualitas dan harga jual porang (Pusat

Studi Porang Perhutani KPH Nganjuk, 2012).

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

Prospek Pengembangan Komoditi Tanaman Porang

Budidaya Porang termasuk budidaya tanaman yang cukup

mudah dan tidak terlalu intensif pemeliharaannya. Tanaman Porang

merupakaan tanaman sangat pontensial dikembangkan di bawah

tegakan hutan negara maupun hutan rakyat, sebab :

1. Porang hanya tumbuh dan berkembang dengan baik dibawah

naungan dengan intensitas cahaya sebesar 60-70%. Kondisi ini

memerlukan kondisi tegakan hutan yang baik sehingga secara

tidak langsung mencegah terjadinya Illegal Logging dan

mempertahankan keberadaan hutan negara dan hutan rakyat

dalam waktu cukup lama.

2. Mencegah terjadinya penggembalaan liar di dalam kawasan

hutan, karena dapat merusak porang yang ada di dalamnya

(tanah menjadi padat).

3. Mencegah terjadinya kebakaran di kawasan hutan, karena akan

mematikan perkembangan/kelestarian Porang yang ada di

dalamnya.

4. Porang berfungsi hidro orologi sebagai tumbuhan semak di

dalam hutan dan mencegah erosi (run off).

5. Mempunyai nilai ekonomis dan produktif.

6. Merupakan jenis tanaman toleran yaitu tanaman yang mampu

hidup dibawah naungan.

7. Meningkatkan pendapatan/kesejahteraan masyarakat sekitar

tepian hutan.

8. Menciptakan lapangan kerja baru.

Dengan demikian antara tanaman porang (Amorphophallus

oncophyllus)dengan tegakan hutan (hutan negara/hutan rakyat)

mempunyai hubungan simbiosis mutuaslisme (saling

menguntungkan), sehingga tanaman porang layak untuk

dikembangkan dalam upaya pelestarian sumberdaya hutan, sebagai

sarana pengalihan orientasi dan mata pencaharian masyarakat di

sekitar hutan dari Hasil Hutan Kayu ke Hasil Hutan Non Kayu dalam

rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Hasil

panen Porang untuk satu hektarnya minimal 4 ton per hektar dan bila

dibudidaya lebih intensif dapat mencapai 8 - 9 ton per ha.

Tanaman Porang tidak dapat dikonsumsi atau digunakan secara

langsung tetapi harus diolah lebih lanjut karena mempunyai sifat gatal.

Hasil olahan dalam bentuk tepung diolah secara pabrikan dan

prosesnya agak rumit. Masyarakat biasanya mengolah sampai dalam

bentuk kripik (chip) kering, untuk selanjutnya dikirim ke pabrik untuk

diolah lebih lanjut. Perbandingan basah ke bentuk kering adalah 100

kg basah menjadi 17 kg kering. Pemasaran selain untuk kebutuhan

dalam negeri, juga diekspor ke Jepang, China, Eropa dan Kanada

(Pusat Studi Porang Perhutani KPH Nganjuk, 2012).

2.3. Kerangka Pikir

Hasil Penelitian

4.1.1 Permasalahan Utama Petani Porang

Pengembangan Komoditi Tanaman Porang

Identifikasi Potensi dan Permasalahan yang dihadapi

Perumusan Strategi

Rekomendasi Alternatif Strategi

Analisis SWOT

Feedback

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

Tanaman porang merupakan tanaman yang sangat potensial

dikembangkan di bawah tegakan hutan negara maupun hutan rakyat.

Beberapa latar belakang adanya pengembangan tanaman porang di

bawah tegakan hutan adalah :

1. Rendahnya produktifitas lahan hutan (masih terbatas dalam

produksi kayu).

2. Terbatasnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa sekitar

hutan.

3. Masih sering terjadi gangguan keamanan hutan, berupa :

kebakaran hutan, pencurian dan penggembalaan liar.

4. Potensi tanaman di bawah tegakan / PLDT berupa empon-

empon, porang, dll belum digarap secara optimal.

5. Rendahnya produktivitas lahan pertanian (lahan sempit,

kesuburan rendah dan tadah hujan).

6. Pembangunan kehutanan belum mampu mengakomodir

kepentingan masyarakat desa sekitar hutan.

(Sumber : Perum Perhutani, Pedoman Budidaya Tanaman Porang,

2013).

Namun demikian, berdasarkan hasil penelitian di lapangan

ditemukan beberapa permasalahan utama yang saat ini dihadapi oleh

petani porang, diantaranya :

1. Permodalan

Pada umumnya petani porang di Kabupaten Kulon Progo

masih menggunakan modal yang bersifat swadaya, sehingga

untuk mengembangkan usahanya masih kesulitan, karena

untuk mengembangkan usaha membutuhkan modal yang tidak

sedikit.

2. Pencurian umbi dan katak porang

Lahan yang ditanami porang masih sedikit, sehingga pada saat

musim panen porang banyak terjadi pencurian umbi dan katak

porang yang nantinya digunakan sebagai bibit.

3. Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan yang terjadi pada musim kemarau

menyebabkan rusaknya tanaman pokok sehingga porang tidak

dapat tumbuh dengan baik.

4. Penggembalaan Liar

Penggembalaan ternak secara liar di lahan yang ditanami

porang menyebabkan rusaknya tanaman porang.

5. Kurangnya bibit porang

Masih sedikitnya budidaya tanaman porang menyebabkan

pasokan bibit tanaman porang juga kurang.

6. Adanya permainan harga oleh tengkulak

Petani tidak memiliki pilihan untuk memasarkan hasil

panennya selain ke tengkulak. Hal ini menyebabkan tengkulak

dapat menetapkan harga secara sepihak.

7. Penebangan Tanaman Pokok

Adanya penebangan tanaman pokok yang berfungsi sebagai

tanaman pelindung menyebabkan presentase hidup tanaman

porang menjadi rendah.

8. Belum ada bimbingan teknis dari stakeholder

Kurangnya bimbingan teknis dari stakeholder menyebabkan

pemahaman petani tentang cara budidaya tanaman porang

maupun tentang pengolahan hasil panen masih sangat minim.

9. Belum ada pengembangan teknologi budidaya tanaman porang

Sampai saat ini budidaya tanaman porang masih dilakukan

secara tradisional sehingga produksi porang belum maksimal.

Dengan adanya penelitian yang berjudul “Strategi

Pengembangan Komoditi Tanaman Porang di Kabupaten Kulon

Progo” ini diharapkan agar masyarakat mampu dan mau

memanfaatkan lahan di bawah tegakan untuk menambah penghasilan

bagi masyarakat dan sekaligus meningkatkan kelestarian hutan.

Sehingga, beberapa permasalahan yang ditemukan tersebut dapat

teratasi secara bertahap.

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

4.1.2 Identifikasi Faktor – Faktor Kekuatan (Strenghts)

Faktor kekuatan merupakan faktor internal yang utama yang

merupakan bawaan secara turun-temurun melekat pada

perusahaan/organisasi/lembaga dari waktu ke waktu sejak lahirnya

perusahaan/organisasi/lembaga tersebut. Faktor kekuatan yang

dimaksud dalam penelitian ini meliputi semua komponen tanaman

porang sehingga bermakna positif untuk pengembangan tanaman

porang, antara lain :

a. Porang mempunyai banyak manfaat

b. Tanaman porang tidak memerlukan pemeliharaan intensif

4.1.3 Identifikasi Faktor – faktor Kelemahan (Weakness)

Faktor kelemahan merupakan faktor internal yang utama yang

merupakan bawaan secara turun-temurun melekat pada

perusahaan/organisasi/lembaga dari waktu ke waktu sejak lahirnya

perusahaan/organisasi/lembaga tersebut. Yang dimaksud dengan

faktor kelemahan pada penelitian ini adalah faktor kekuatan “yang

seharusnya dimiliki oleh tanaman porang” namun tidak ada, yang

akhirnya menjadi kelemahan tanaman porang tersebut. Maka

weakness berarti kekurangan-kekurangan yang berasal dari dalam

tanaman porang itu sendiri, diantaranya adalah:

a. Pengetahuan tentang tanaman porang masih kurang

b. Jumlah eksportir tanaman porang masih terbatas

c. Modal yang terbatas

d. Proses pengolahan rumit

4.1.4 Identifikasi Faktor – Faktor Peluang (Opportunity)

Faktor peluang merupakan faktor yang berasal dari luar

perusahaan/organisasi/lembaga atau berasal dari lingkungan sekitar

dimana perusahaan/organisasi/lembaga itu berada. Faktor peluang

selalu menyertai keberadaan suatu perusahaan/organisasi/lembaga.

Karena setiap perusahaan/organisasi/lembaga dalam menjalankan

aktivitasnya senantiasa melakukan interaksi dengan pihak lain baik

secara langsung maupun tidak langsung. Yang termasuk dalam faktor

peluang yang mendukung perkembangan tanaman porang dalam

penelitian ini antara lain :

a. Harga Chip Porang Tinggi

b. Adanya alat pengolahan porang yang dimiliki oleh LMDH

c. Potensi lahan masih tinggi

4.1.5 Identifikasi Faktor – Faktor Ancaman (Threats)

Faktor peluang merupakan faktor yang berasal dari luar

perusahaan/organisasi/lembaga atau berasal dari lingkungan sekitar

dimana perusahaan/organisasi/lembaga itu berada. Faktor peluang

selalu menyertai keberadaan suatu perusahaan/organisasi/lembaga.

Karena setiap perusahaan/organisasi/lembaga dalam menjalankan

aktivitasnya senantiasa melakukan interaksi dengan pihak lain baik

secara langsung maupun tidak langsung. Yang dimaksud dengan

faktor ancaman dalam penelitian ini adalah faktor-faktor penghambat

atau hal-hal yang dapat mengancam perkembangan tanaman porang

yang berasal dari lingkungan luar. Faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Populasi bibit porang di alam yang terancam punah

b. Belum ada peraturan yang mengikat antar petani porang

c. Kerusakan Hutan

4.2 Analisis SWOT

Dari data yang diperoleh dalam penelitian dilakukan analisis

dengan pendekatan analisis SWOT yaitu suatu analisis permasalahan

dengan pengkajian tentang suatu konsep strategi dengan menentukan

faktor kekuatan (strenghts), faktor kelemahan (weaknesses), faktor

peluang (opportunities) dan faktor ancaman (threats) sehingga dari

faktor – faktor tersebut dapat di identifikasi berdasarkan strategi

internal dan strategi eksternal.

Dalam pelaksanaan analisis SWOT dilakukan dengan

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

beberapat tahapan analisis SWOT, diantaranya :

Tahap Matrik SWOT

Dari analisis matrik IFAS dan EFAS disusun matrik SWOT

untuk menganalisis rumusan alternatif strategi, baik strategi SO, WO,

ST dan WT, sedangkan hasil analisis matrik SWOT seperti tabel

sebagai berikut :

Tabel 14. Matrik SWOT

I F A S

STRENGHTS (S)

1. Tidak memerlukan

pemeliharaan

intensif

2. Dapat ditanam di

bawah tegakan

3. Tahan Hama

Penyakit

4. Sekali menanam

tidak perlu

menanam lagi

5. Banyak manfaat

6. Alternatif bahan

pangan

WEAKNESSES

(W)

1. Teknologi pasca

panen terbatas

2. Modal yang

terbatas untuk

pasca panen

3. Proses

pengolahan rumit

4. Pengetahuan

tentang tanaman

porang masih

kurang

5. Jumlah eksportir

masih terbatas

6. Jumlah umbi/bibit

terbatas

7. Tanaman porang

tidak dapat

langsung

dikonsumsi

8. Tidak dapat

ditanam di tempat

terbuka

OPPORTUNITIES

(O)

1. Adanya pengolahan

porang yang

dimiliki LMDH

2. Prospek pasar yang

luas di dalam dan

luar negeri

3. Daya tarik investor

untuk berbisnis

porang tinggi

4. Kebutuhan untuk

ekspor porang besar

tetapi pasokan

sedikit

5. Harga Chip porang

tinggi

6. Potensi lahan di

hutan dan

pekarangan masih

luas

7. Nilai jual porang

yang semakin naik

STRATEGI (SO)

1. Dengan

pemanfaatan

potensi lahan di

hutan dan

pekarangan yang

masih luas dan

beberapa kelebihan

porang diantaranya

dapat tumbuh di

bawah tegakan

hanya perlu sekali

tanam, tidak perlu

pemeliharaan

intensif serta tahan

hama penyakit

akan meningkatkan

jumlah produksi

sehingga

kebutuhan ekspor

dan pasar dalam

negeri tercukupi.

2. Porang mempunyai

banyak manfaat

diikuti dengan

proses pengolahan

yang tepat akan

menambah nilai

jual porang dan

dapat dijadikan

alternatif pangan.

STRATEGI (WO)

1. Pengetahuan

petani tentang

tanaman porang

serta proses

pengolahannya

yang kurang perlu

diatasi dengan

cara pemberian

bimbingan teknis

dari para

stakeholder

sehingga dapat

meningkatkan

jumlah produksi

porang untuk

memenuhi

kebutuhan pasar

di dalam dan luar

negeri.

2. Dengan

pengelolaan

modal yang baik

dan didukung

oleh prospek

pasar yang luas

serta daya tarik

investor yang

tinggi untuk

berbisbis porang

akan mengurangi

E

F

A

S

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

3. Petani dapat

memanfaatkan

daya tarik investor

yang tinggi dalam

berbisnis porang

untuk meraih harga

jual olahan porang

yang lebih tinggi

ketergantungan

pasar (pada

eksportir tertentu)

3. Pengolahan umbi

porang dengan

teknologi yang

tepat akan mampu

menaikkan nilai

jual porang.

4. Jumlah umbi /

bibit yang terbatas

dapat diatasi

apabila petani

mampu

memanfaatkan

potensi lahan di

hutan dan

pekarangan yang

masih tinggi serta

daya tarik

investor dalam

berbisnis porang.

THREATS (T)

1. Kerusakan hutan

2. Keberadaan sumber

benih yang terbatas

3. Populasi porang di

alam terancam

habis

4. Banyak pencurian

5. Belum ada aturan

STRATEGI (ST)

1. Melibatkan petani

porang untuk

mencegah

kerusakan hutan

dengan cara

memberikan

sosialisasi tentang

pentingnya

STRATEGI (WT)

1. Melakukan

sosialisasi dan

bimbingan teknis

tentang budidaya

dan pengolahan

pasca panen

tanaman porang

secara benar

yang mengikat

6. Kebakaran hutan

kelestarian hutan

dalam mendukung

pertumbuhan

tanaman porang,

karena porang

hanya dapat

tumbuh di bawah

tegakan.

2. Memberikan

sosialisasi kepada

para petani porang

untuk

membudidayakan

tanaman porang

karena memiliki

berbagai kelebihan,

seperti tidak

memerlukan

pemeliharan

intensif, banyak

manfaat dan tahan

hama penyakit

untuk kemudian

diambil hasilnya

berupa olahan

porang yang

bernilai tinggi

daripada berburu

porang di hutan,

hal ini untuk

menjaga

kelestarian sumber

supaya

keberadaan

sumber benih

porang dan

populasi porang

di alam tetap

terjaga.

2. Dibuat aturan

yang melibatkan

petani porang,

LMDH, Perhutani

dan pihak – pihak

terkait tentang

tanaman porang,

baik itu masalah

pemasaran, kerja

sama, permodalan

dll supaya petani

porang dapat

menyalurkan hasil

panen dengan

mudah dan juga

kemudahan dalam

memperoleh

modal untuk

mengembangkan

usaha.

3. Mengajak petani

porang untuk

menjaga hutan

dari ancaman

kebakaran hutan

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

benih porang dan

juga menjaga

populasi tanaman

porang di alam.

3. Mengajak

masyarakat

terutama petani

porang untuk

menjaga tanaman

porang dari

pencurian maupun

kebakaran hutan.

4. Membuat suatu

peraturan yang

melibatkan petani,

LMDH, perhutani

dan pihak – pihak

terkait tentang

tanaman porang,

baik itu jalur

pemasaran,

permodalan bagi

petani dll.

dan kerusakan

hutan.

Sumber : Analisis Data, 2013

Berdasarkan Tabel Matrik SWOT dalam pengembangan tanaman

porang di Kabupaten Nganjuk ada empat alternatif strategi yang dapat

dipilih yaitu :

a. Strategi SO : Strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang, alternatifnya antara lain :

- Dengan pemanfaatan potensi lahan di hutan dan pekarangan

yang masih luas dan beberapa kelebihan porang diantaranya

dapat tumbuh di bawah tegakan hanya perlu sekali tanam, tidak

perlu pemeliharaan intensif serta tahan hama penyakit akan

meningkatkan jumlah produksi sehingga kebutuhan ekspor dan

pasar dalam negeri tercukupi.

- Porang yang mempunyai banyak manfaat diikuti dengan proses

pengolahan yang tepat akan menambah nilai jual porang dan

dapat dijadikan sebagai alternatif sumber pangan.

- Petani dapat memanfaatkan daya tarik investor yang tinggi

dalam berbisnis porang untuk meraih harga jual olahan porang

yang lebih tinggi.

b. Strategi ST : Strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi

ancaman, alternatifnya antara lain :

- Melibatkan petani porang untuk mencegah kerusakan hutan

dengan cara memberikan sosialisasi tentang pentingnya

kelestarian hutan dalam mendukung pertumbuhan tanaman

porang, karena porang hanya dapat tumbuh di bawah tegakan.

- Memberikan sosialisasi kepada para petani porang untuk

membudidayakan tanaman porang karena memiliki berbagai

kelebihan, seperti tidak memerlukan pemeliharan intensif,

banyak manfaat dan tahan hama penyakit untuk kemudian

diambil hasilnya berupa olahan porang yang bernilai tinggi

daripada berburu porang di hutan. Hal ini untuk menjaga

kelestarian sumber benih porang dan juga menjaga populasi

tanaman porang di alam.

- Mengajak masyarakat terutama petani porang untuk menjaga

tanaman porang dari pencurian maupun kebakaran hutan.

- Membuat suatu peraturan yang melibatkan petani, LMDH,

perhutani dan pihak – pihak terkait tentang tanaman porang, baik

itu jalur pemasaran, permodalan bagi petani dll.

c. Strategi WO : Strategi meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang, alternatifnya antara lain :

- Pengetahuan petani tentang tanaman porang serta proses

pengolahannya yang kurang perlu diatasi dengan cara pemberian

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

bimbingan teknis dari para stakeholder sehingga dapat

meningkatkan jumlah produksi porang untuk memenuhi

kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri.

- Dengan pengelolaan modal yang baik dan didukung oleh

prospek pasar yang luas serta daya tarik investor yang tinggi

untuk berbisbis porang akan mengurangi ketergantungan pasar

(pada eksportir tertentu).

- Pengolahan umbi porang dengan teknologi yang tepat akan

mampu menaikkan nilai jual porang.

- Jumlah umbi / bibit yang terbatas dapat diatasi apabila petani

mampu memanfaatkan potensi lahan di hutan dan pekarangan

yang masih tinggi serta daya tarik investor dalam berbisnis

porang.

d. Strategi WT : Strategi meminimalkan kelemahan dan menghindari

ancaman, alternatifnya antara lain :

- Melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang budidaya

dan pengolahan pasca panen tanaman porang secara benar

supaya keberadaan sumber benih porang dan populasi porang di

alam tetap terjaga.

- Dibuat aturan yang melibatkan petani porang, LMDH, Perhutani

dan pihak – pihak terkait tentang tanaman porang, baik itu

masalah pemasaran, kerja sama, permodalan dll supaya petani

porang dapat menyalurkan hasil panen dengan mudah dan juga

kemudahan dalam memperoleh modal untuk mengembangkan

usaha.

- Mengajak petani porang untuk menjaga hutan dari ancaman

kebakaran hutan dan kerusakan hutan.

4.4.3. Tahapan Analisis Penentuan Strategi

Dari Analisis Matrik SWOT selanjutnya dilakukan Model

Analisis Penentuan Strategi untuk merumuskan strategi yang nantinya

dipakai sebagai alternatif dalam pengembangan tanaman porang di

Kabupaten Nganjuk. Berdasarkan skor masing – masing strategi

seperti pada strategi SO, WO, ST dan WT maka dapat digambarkan

dalam matrik SWOT adalah sebagai berikut :

Tabel 15. Analisis Penentuan Strategi

IFAS

EFAS Strenghts (S) Weaknesses (W)

Opportunities (O)

Strategi (SO)

Menggunakan

kekuatan internal

untuk memanfaatkan

peluang eksternal

sebesar – besarnya

= 4,25

Strategi (WO

Meminimalkan

kelemahan internal

untuk memanfaatkan

peluang eksternal

yang ada

= 4,00

Threats (T)

Strategi (ST)

Menggunakan

kekuatan internal

untuk mengatasi

ancaman eksternal

secara intensif

= 4,03

Strategi (WT)

Meminimalkan

kelemahan internal

untuk menghindari

dan mengatasi

ancaman eksternal

= 3,73

Dari hasil Matrik SWOT diatas menunjukkan bahwa

pengembangan tanaman porang di Desa kalirejo Kecamatan Kokap

Kabupaten Kulon Progo, alternatif yang paling tepat, yaitu

menggunakan Strategi SO, karena strategi tersebut mempunyai nilai

tertinggi, yaitu sebesar 4,45. Hal ini juga sesuai dengan diagram

analisis SWOT pengembangan komoditi tanaman porang di

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

Kabupaten Nganjuk sebagai berikut :

Gambar 28. Diagram analisis SWOT

Rangkuti, F. (2009, 19-20), menyebutkan bahwa dari diagram

analisis SWOT, kuadran I merupakan situasi yang sangat

menguntungkan. Tanaman porang mempunyai peluang dan kekuatan

sehingga dapat memanfaatkannya secara maksimal. Strategi yang

harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Strategi SO

berada di kuadran I, dimana Strategi SO adalah menggunakan

kekuatan untuk memanfaatkan peluang agar para petani porang

mampu mengembangkan tanaman porang di Kabupaten Nganjuk

sehingga akan didapatkan keuntungan yang optimal, dengan alternatif

sebagai berikut :

- Dengan pemanfaatan potensi lahan di hutan dan pekarangan yang

masih luas dan beberapa kelebihan porang diantaranya dapat

tumbuh di bawah tegakan hanya perlu sekali tanam, tidak perlu

pemeliharaan intensif serta tahan hama penyakit diharapkan akan

meningkatkan jumlah produksi sehingga kebutuhan ekspor dan

pasar dalam negeri tercukupi.

- Porang mempunyai banyak manfaat diikuti dengan proses

pengolahan yang tepat akan menambah nilai jual porang dan dapat

dijadikan sebagai alternatif sumber pangan.

- Petani dapat memanfaatkan daya tarik investor yang tinggi dalam

berbisnis porang untuk meraih harga jual olahan porang yang

lebih tinggi.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1.1. Simpulan

Berdasarkan pada analisis Matrik SWOT diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa pengembangan tanaman porang di Kabupaten

Nganjuk mempunyai alternatif strategi yang paling tepat yaitu dengan

menggunakan strategi SO, karena strategi tersebut mempunyai nilai

tertinggi, yaitu sebesar 4,25. Dimana strategi SO ialah strategi

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang agar para petani

porang mampu mengembangkan tanaman porang di Kabupaten

Nganjuk, sehingga akan didapatkan keuntungan yang optimal, dengan

alternatif strategi sebagai berikut :

- Dengan pemanfaatan potensi lahan di hutan dan pekarangan

yang masih luas dan beberapa kelebihan porang diantaranya

dapat tumbuh di bawah tegakan hanya perlu sekali tanam, tidak

perlu pemeliharaan intensif serta tahan hama penyakit

diharapkan akan meningkatkan jumlah produksi sehingga

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan

kebutuhan ekspor dan pasar dalam negeri tercukupi.

- Porang mempunyai banyak manfaat diikuti dengan proses

pengolahan yang tepat akan menambah nilai jual porang dan

dapat dijadikan sebagai alternatif sumber pangan.

- Petani dapat memanfaatkan daya tarik investor yang tinggi

dalam berbisnis porang untuk meraih harga jual olahan porang

yang lebih tinggi.

1.2. Saran

Untuk mempercepat pengembangan tanaman porang di Desa

Kalirejo, maka disarankan alternatif strategi operasional sebagai

berikut :

a. Bagi petani porang (praktis) :

- Pemanfaatan potensi lahan bawah tegakan secara optimal

baik di pekarangan maupun hutan untuk meningkatkan

produksi tanaman porang.

- Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam hal

ini adalah petani porang, sehingga petani dapat melakukan

budidaya tanaman porang dengan baik dan benar.

- Peningkatan kemampuan petani dalam penguasaan

teknologi pasca panen tanaman porang, sehingga akan

dihasilkan produk olahan dari tanaman porang yang

mempunyai nilai jual tinggi.

b. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo, khususnya

Kantor KP4K Kabupaten Kulon Progo :

- Pengembangan sentra tanaman porang di Desa kalirejo,

diantaranya dengan pembuatan demoplot di beberapa

kelompok yang mempunyai persyaratan tumbuh yang

cocok.

- Peningkatan kerjasama dengan para investor baik itu dalam

hal permodalan maupun dalam hal pemasaran.

- Penerapan kebijakan dan aturan – aturan hukum oleh

pemerintah yang memihak dan mendukung petani porang

dalam mengembangkan usahanya.

c. Bagi peneliti selanjutnya :

- Penelitian mendatang hendaknya mengarahkan penelitian

pada obyek yang lebih luas. Dengan adanya pengembangan

sentra tanaman porang, diharapkan lokasi penelitian

dilakukan didesa yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Septiana Yuyun. 2013. Manajemen Pengembangan Agribisnis

Pembesaran Ikan Cupang Di Kelurahan Ketami Kecamatan

Pesantren Kota Kediri. Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol. 13,

No. 1, Januari 2013. ISSN : 1829-7889.

Tim Pusat Studi Porang Perhutani KPH Nganjuk. 2012. Budidaya

Tanaman Porang (Amorphopalus oncophillus). Perhutani KPH

Nganjuk. Nganjuk

Weningsari Estu. 2012. Strategi Pengembangan Agribisnis Ikan

Cupang di Kelurahan Ketami Kecamatan Pesantren Kota Kediri.

Program PascaSarjana Universitas Islam Kadiri. Kediri.

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG ...dishutbun.jogjaprov.go.id/assets/artikel/BUDIDAYA_TANAMAN_PORANG.pdfdari kekayaan alam laut, potensi mineral hingga kekayaan hutan