STRATEGI PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DI SMPN 2 KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Atika Fitri Ana NIM 11150182000040 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019
113
Embed
STRATEGI PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dimana guru dapat meningkatan produktivitas, memperbaiki sikap guru dalam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STRATEGI PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DI
SMPN 2 KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Atika Fitri Ana
NIM 11150182000040
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Atika Fitri Ana (NIM 11150182000040), Strategi Pengembangan Jabatan
Fungsional Guru di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. Skripsi Program Strata
Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan mengetahui strategi
pengembangan jabatan fungsional guru di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan.
Penelitian ini menggunakan Paradigma kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
melalui metode wawancara, observasi dan studi dokumen. Selanjutnya dianalisis
dengan tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
simpulan. Strategi pengembangan merupakan tahap awal perencanaan manajemen
di dalam sekolah. Untuk bisa mendukung sekolah dalam mencapai tujuannya, maka
strategi pengembangan perlu dilakukan. Dengan demikian strategi pengembangan
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan merupakan implementasi dukungan agar
pengembangan jabatan fungsional guru terlaksana secara optimal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam strategi pengembangan SMPN 2
Kota Tangerang Selatan sudah menunjukkan strategi yang sesuai. Hal ini
ditunjukkan dengan pelaksanaan strategi yang di terapkan melalui Pendidikan dan
Pelatihan, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), Kenaikan Jabatan dan
Tugas-tugas Tambahan. Disarankan agar strategi pengembangan SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Dari pengelola di
sekolah induknya, jajaran Dinas Pendidikan, masyarakat, orang tua siswa, dan
seluruh stakeholder agar tetap menjalin koordinasi dengan baik
Kata kunci: Jabatan Fungsional Guru, SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
.
ii
ABSTRACT
Atika Fitri Ana (NIM 11150182000040), Teacher Functional Position
Development Strategy at SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. Thesis
Undergraduate Program (S-1) Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2019.
This study aims to describe and find out the strategies for developing
functional teacher positions at SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. This research
uses a qualitative paradigm. Data collection is done through interviews,
observation and document studies. Then analyzed with three activities, namely data
reduction, data presentation, and drawing conclusions. The development strategy
is the initial stage of management planning within the school. To be able to support
schools in achieving their goals, a development strategy needs to be carried out.
Thus the development strategy of SMPN 2 Kota Tangerang Selatan is the
implementation of support so that the development of functional teacher positions
is carried out optimally.
The results showed that the development strategy of SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan has shown an appropriate strategy. This is demonstrated by the
implementation of the strategies implemented through Education and Training,
Continuing Professional Development (PKB), Promotion of Positions and
Additional Tasks. It is recommended that the development strategy of SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan be carried out more effectively and efficiently. From the
manager at the parent school, the Education Office, the community, parents of
students, and all stakeholders to maintain good coordination
Keywords: Functional Position Teacher, SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohiim,
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan
kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para pengikutnya yang setia
menjalankan ajaran-ajarannya hingga akhir zaman.
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi
“Strategi Jabatan Fungsional Guru di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan”.
Selama pemulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun berkat kerja keras, doa,
perjuangan, kesungguhan hati, bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis sampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan kepada penulis baik semasa
penulis berkuliah maupun semasa penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan, nasehat, motivasi serta
waktunya kepada penulis
3. Dr. Marzuki Mahmud, M.Pd, Dosen pembimbing I yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan ketulusannya dalam
membimbing sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik
iv
4. Dr. Zahruddin, Lc. M.Pd, Dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan ketulusannya dalam
membimbing sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik
5. Dr. Teuku Rusman Nurhakim, M.Pd, Dosen Penguji yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan ketulusannya dalam
membantu membimbing sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik
6. Seluruh dosen dan staf Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah
mendidik, membimbing dan memotivasi serta memberikan pelayanan yang baik
kepada penulis selama menjalani perkuliahan
7. Kepala SMPN 2 Kota Tangerang Selatan, H. Maryono, S.E, M.Pd, Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kurikulum, Kartini Eling Subekti, S.Pd, M.Pd, guru Bahasa
Inggris, Ibu Fina Puspitasari,S.Pd, Guru Bahasa Indonesia, Ibu Henny, , M.Pd,
dan Staff Tata Usaha yang telah meluangkan waktu dan tempat serta bersedia
menjadi informan selama penulis melakukan penelitian
8. Bapak Darminto dan Mamah Sudiyah, orang tua tersayang dan adik semata
wayang penulis, Rifki Dwi Saputra yang senantiasa membimbing, mendidik dan
mendoakan tiada henti kepada penulis serta memberikan dukungan moril
maupun materiil. Hingga tak mudah untuk menggambarkan seberapa besar
perjuangan yang telah diberikan kepada penulis
9. Muhammad Bagus, teman yang sudah penulis anggap seperti Dosen
Pembimbing selama penulisan skripsi ini yang jauh di sana dan telah
meluangkan waktunya untuk senantiasa membantu penulisan, memberikan
solusi, memotivasi, menghibur dan mendukung penulis dikala penat selama
penyelesaian skripsi ini
10. Kakak tersayang, Syahrina Rahmaniah dan Afifah Muzdalifah yang penulis
anggap sebebagai tempat bertanya perihal perjalanan penulisan skripsi yang
telah meluangkan waktunya untuk senantiasa membantu penulisan, memberikan
solusi, memotivasi, menghibur dan mendukung penulis dikala penat dan berbagi
kebahagiaan selama penyelesaian skripsi ini
11. Sahabat dekat yang selalu ada disaat penulis membutuhkan tempat berbagi
selama menyelesaikan skripsi, Sulistiani yang sabar dan bersedia meluangkan
v
waktu untuk mendengarkan keluh kesah dan memberikan dukungan serta
hiburan
12. Teman berbagi suka dan duka selama penulisan skripsi Nur Asiyah, Siti
2) Mengahasilkan lulusan yang cerdas, kompetitif, dan berakhlakul
karimah
3. Struktur Organisasi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan berupaya untuk menjadi salah satu
Lembaga pendidikan pilihan masyarakat yang terkemuka dan turut
berkontribusi dalam mencerdaskan anak didik yang tertulis dalam visi dan
misi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. Dalam struktur organisasi SMPN 2
41
Kota Tangerang Selatan terdapat beberapa tugas-tugas tambahan yang
diemabn oleh beberapa guru, tugas tersebut diberikan bertujuan untuk
menambha kemampuan dan dapat meningkatkan dan mengembangkan
jabatan fungsional seorag guru, melalui tugas-tugas tambahan guru dapat
bertambah wawasan dan pengalam yang nantinya sangat bermanfaat untuk
individu guru tersebut. Berikut adalah gambar struktur Organisasi di SMPN
2 Kota Tangerang Selatan:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
42
4. Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Jumlah pserta didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan setiap tahunnya
memiliki kuantitas yang banyak, pada tahun 2015/2016 berjumlah 1244,
2016/2017 berjumlah 1241 dan pada tahun 2017/2018 berjumlah 1225
peserta didik. Hal ini dapat dijadikan tolok ukur bahwa para orang tua percaya
bahwa sekolah tersebut merupakan sekolah unggulan yang banyak diminati
dan dijadikan pilihan para orangtua untuk menyekolahkan para anaknya di
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan karena memang memiliki kualitas yang
baik..
Sekolah yang berkualitas pasti didukung dengan berbagai aspek, salah
satunya dapat terbentuk melalui para guru yang berkualitas, untuk
menjadikan guru memiliki kualitas yang baik untuk mendukung proses
kegiataan belajar mengajar maka pihak harus selalu melakukan upaya agar
menjadikan para guru terus berkembang. Berdasarkan hasil dokumen jumlah
peserta didik tiga tahun terakhir SMPN 2 Kota Tangerang Selatan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Peserta Didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
5. Nilai Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan
Berdasarkan hasil studi dokumen nilai peserta didik tiga tahun terakhir
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan telah menghasilkan peserta didik
dinyatakan lulus 100% setiap tahunnya. Dapat diketahui bahwa hasil rata-
rata-rata nilai mengalami kenaiakan,. Untuk kenaiakan nilai peserta salah satu
faktornya merupakan dari pembelajaran para guru yang dilakukan secara
Tahun Pelajaaran
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
Total
Jumlah
Siswa
Jumlah
Siswa
Jumlah
Siswa
Jumlah
Siswa
2015/2016 424 433 387 1244
2016/2017 397 423 421 1241
2017/2018 422 393 410 1225
43
optimal, sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang baik, para guru
yang berkualitas tentu ditunjang dengan adanya pengembanagan yang baik
yang diberikan oleh pihak sekolah. Berikut ini adalah rata-rata nilai peserta
didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan:
Tabel 4.2
Nilai Peserta Didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
6. Fasilitas SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Ditinjau dari segi fasilitas yang tersedia di SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan dikatakan sudah baik dan memadai untuk mendukung terlaksananya
KBM yang efektif. Sarana merupakan salah satu faktor pendukung bagi
sekolah dalam pelaksanaan teknis kegiatan akademik maupun non-akademik.
Sarana dan prasarana yang memadai akan menciptakan kegiatan operasional
sekolah yang efektif dan efisien.
Adapun kondisi sarana dan prasarana di SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan berdasarkan data yang diperoleh terdapat 30 ruang kelas dalam
keadaan baik terdapat 20 ruang kelas dan dalam keadaan rusak ringan tedapat
10 kelas, kemudian terdapat ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata
usaha, ruang BK, perpustakaan, LAB Bahasa, LAB IPA, dalam keadaan
baik.
7. Prestasi Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan
Sekolah yang baik serta berkualitas dapat pula diukur melalui prestasi
akademik maupun non akademik para peserta didiknya. Pada aspek prestasi
Tahun
Pelajaran
Peserta Didik
MASUK ( Siswa Baru ) KELUAR ( Lulusan )
Tertinggi Terendah Tertinggi Terendah
2015/2016 28 26,7 35,2 11,85
2016/2017 28,55 26,5 361 129,5
2017/2018 28,15 26,75 - -
44
peserta didik dapat dikatakan sudah baik karena mampu menjuarai beberapa
kompetisi yang bergengsi baik ditingkat regional dan juga mampu bersaing
dengan sekolah lain. Berikut adalah prestasi peserta didik tiga tahun terakhir
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan :
Tabel 4.3
Prestasi Peserta Didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
No Prestasi
1 Juara III Hasta Karya Aksi (Ajang Kreatifitas Siswa) Tingkat SMP/MTs
2012
2 Juara I Futsal Tingkat SMP ( SMP Nusantara Plus ) 2012
3 Juara III Basket Putri (Sasmita CUP) 2013
4 Juara II Lomba Bulu Tangkis Putra O2SN SMPN Kota Tangerang Selatan
5 Juara I Futsal SMP 2015 M26 Cup 8Th
6 Terbaik IV Recyie tingkat madya cross SMAN 109 Jakarta
7 Juara II Putra tingkat SMP (Kejuaraan Panjat Tebing)
8 Juara I Sirkuit Bongga TANGSEL
9 Juara I Futsal tingkat SMP se Tangerang Selatan
10 Juara III Marawis Tk. SMP/MTs Porseni Cup
11 Juara I Lomba Karate Putri O2SN SMP
12 Juara III Gerak Langkah dan Formasi (GALAKSI) Purna Paskibra Indonesia
13 Juara III Futsal SMP “Al-Fath Festival”
14 Juara III Basket Putri SHB Cup
15 Juara Peonering Putra Moonzer Scout Contetition
16 Juara III Futsal Antar SMP (DK Cup)
17 Peringkat I JAmbore PMR Provinsi BANTEN
18 Juara I DK Cup “ SMA Dharma Karya UT”
19 Juara II Basket Putri (Tri Guna CUP )
20 Juara II Lomba Baris berbaris tingkat SMP Se Jabodetabek
21 Juara III IG Cup 3 The Power of victory
22 Juara III Turnamen Futsal SMP/MTS MP UIN Jakarta CUP
8. Sumber Daya Manusia
Selanjutnya ditinjau dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni
dalam melaksanakan KBM. Pada tahun pelajaran 2018/2019 SMPN 3 Kota
Tangerang Selatan memiliki tenaga pendidik sebanyak 54. pendidik yang
terdiri dari pendidik yang memiliki kualifikasi akademik S2 , S1, dan yang
45
masih memiliki kualifikasi akademik D3 hanya 2 orang. Dari 54 orang tenaga
pendidik yang ada di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan, 47guru merupakan
Guru Tetap (PNS), sedangkan sisanya 7 orang merupakan guru honorer
murni/GTT/Guru Sukarelawan.
B. Deskripsi dan Analisis Data
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Bidang Kurikulum dan guru serta
melakukan observasi/pengamatan dan studi dokumentasi di lapangan mengenai
pengembangan karier guru yang terjadi di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
maka peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang di temukan di lapangan.
Dari data-data yang diperoleh kemudian peneliti melakukan reduksi dan
verifikasi mengenai pengembangan karier guru di SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan.
Selanjutnya, data yang telah dianalisis kemudian disajikan secara
deskriptif berdasarkan hasil yang telah diperoleh melalui instrument penelitian
yang berupa wawancara, hasil observasi/pengamatan dan studi dokumen.
Wawancara yang digunakan peneliti dalam hal ini bertujuan untuk mendapatkan
data penelitian yang terstruktur yang disajikan dengan metode triangulasi data.
Data hasil wawancara yang dilakukan kemudian direduksi untuk memisahkan
data-data yang sesuai dengan fokus penelitisn yang dipilih oleh peneliti.
Paparan data dan temuan peneiti tentang pengembangan karier guru di
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan yang akan disajikan pada bagian ini mencakup
hasil temuan di lapangan terkait peninjauan pengembangan karier guru di SMPN
2 Kota Tangerang Selatan secara struktural dan fungsional.
1. Strategi Pengembangan Jabatan Fungsional Guru
Strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh
seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Yang dimaksud dengan
strategi pengembangan guru adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan
oleh seseorang atau organisasi dalam mengembangkan profesionalitass guru.
Berikut merupakan strategi pengembangan jabatan fungsional guru yang
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan terapkan
46
a. Pendidikan dan Pelatihan
1) Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
Istilah pendidikan dan pelatihan mempunyai ruang lingkup yang
lebih luas untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian. Pendidikan dan
pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan.
Sejalan dengan pemaparan Eling, Wakil Kepala Bidang Kurikulum:
“Pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses yang akan
menghasilkan suatu perubahan perilaku. Secara nyata perubahan
perilaku itu berbentuk peningkatan mutu kemampuan dari sasaran
pendidikan dan pelatihan.41 Masih banyak SDM atau guru di
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan yang kurang menyadari tentang
manfaat pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk
mengembangkan sumber daya manusia terutama untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.
Penggunaan istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu institusi atau
organisasi biasanya disatukan menjadi diklat. Unit yang menangani
diklat pegawai lazim disebut Pusdiklat (Pusat pendidikan dan
pelatihan). Diklat dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi.
Oleh karena itu setiap organisasi atau instansi yang ingin berkembang,
maka diklat bagi karyawannya harus memperoleh perhatian yang besar.
Oleh karena itu, pihak sekolah hendaknya meningkatkan
kesadaran para guru, menginformasikan dan memberikan pemahaman
bahwa dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan ini akan mendorong
guru untuk tetap terus mengembangkan kariernya.
Berikut adalah hasil wawancara dari Fina Puspitasari yang
merupakan salah satu pengajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMPN
2 Kota Tangsel, beliau mengungkapkan:
41 Hasil wawancara dengan kartini Eling Subekti (Wakil kepala SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan Bidang Kurikulum), pada Jumat 12 April 2019
47
“Pendidikan dan pelatihan yang sekolah selanggarakan sangat
bermanfaat khususnya bagi diri saya sendiri. Saya pernah
mendapatkan kesempatan untuk melakukan Pelatihan
Nasional sebagai perwakilan guru untuk Provinsi. Hal tersebut
sangat memotivasi saya, membuat saya bersemangat mengajar
kembali, dan juga pastinya menambah wawasan dan ilmu
pengtahuan yang nantinya akan bermanfaat untuk kegiatan
belajar dan mengajar, apalagi saat ini untuk memperoleh
jabatan yang lebih tinggi di perlukan beberapa persyaratan
seperti mengikuti pendidikan dan pelatihan”42
SMPN 2 Kota Tangerang meningkatkan karier guru melalui
pendidikan dan pelatihan, dengan adanya pendidikan dan pelatihan
yang sekolah selenggarakan akan menjadi salah satu penunjang
untuk persyaratan serta sarana guru memasuki jenjang jabatan atau
pangkat yang selanjutnya.
Pendidikan dan pelatihan berupa workshop atau seminar
sangat bermanfaat, khususnya apabila ada guru yang ingin
mengajukan naik jabatan atau pangkat. Guru tersebut harus sudah
memiliki bukti fisik bahwa sudah mengikuti pendidikan dan
pelatihan. Berikut ini pemaparan dari Eling, Wakil Kepala Bidang
Kurikulum SMPN 2 Kota Tangerang Selatan:
“SMPN 2 Kota Tangerang Selatan selalu melakukan pelatihan
setiap awal tahun, untuk mengupgrade kemampuan para guru
dan sebagai salah satu sarana untuk refreshing dari penatnya
kegiatan. Selain itu kmai juga selalu memberikan kesempatan
kepada para guru untuk mengikuti workshop atau seminar
yang dinas adakan atau lembaga lainnya, yang tenunya itu
sangat dibutuhkan oleh para guru sebagia salah satu
persyaratan untuk kenakan pangkat atau sertifikasi”.43
Pihak sekolah memberikan kesempatan serta memberikan izin
kepada para guru yang ingin mengikuti pendidikan dan pelatihan
dari Dinas Pendidikan, Institusional lain serta pendidikan dan
42 Hasil wawancara dengan Fina (Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Kota Tangerang Selatan), pada
Jumat, 12 April 2019 43 Hasil wawancara dengan Kartini Eling (Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan), pada Jumat, 12 April 2019
48
pelatihan lain yang nantiya akan membawa dampak positif dan
bermanfaat. Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan maka guru
tersebut melakukan dan membagikan apa yang telah didapat setelah
mengikuti pendidikan dan pelatihan. Berikut pemaparan Henny
Guru Bahasa Indonesia di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan, beliau
memaparkan:
“Saya selalu diberikan izin oleh kepala sekolah atau atau pihak
sekolah untuk mengikuti kegiatan pendidikan ataupun pelatihan
asalkan hal tersebut merupakan hal positif dan akan berdampak
baik bagi saya, teman-teman guru lainnya, serta para peserta
didik”.44
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
dan pelatihan guru merupakan suatu hal yang penting dalam sekolah
karena untuk mencapai tujuan-tujuan diperlukan tenaga-tenaga yang
berkualitas dan terampil dan ini hanya diperoleh melalui pendidikan
dan pelatihan. Jadi jelaslah bahwa pendidikan dan pelatihan dalam
suatu organisasi atau sekolah merupakan upaya untuk meningkatkan
keterampilan maupun pengetahuan, di mana pada akhirnya akan
meningkatkan kecakapan dalam pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
Dalam pendidikan dan pelatihan diharapkan para guru terus
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta keteranpilan baru
yang nantinya dapat membantu menyadarkan guru akan
kemampuannya untuk menduduki suatu jabatan tertentu sesuai
dengan potensi dan keahliannya, sekolah memberikan apa yang
diharapkan dan diinginnkan oleh guru sehingga guru akan merasa
lebih bersemangat lagi untuk mengajar. Guru akan merasa nya man
dalam bekerja karena karier mereka akan mengalami suatu
44 Hasil wawancara dengan Heni (Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Bidang Kurikulum), pada Jumat, 12 April 2019
49
peningkatan dan para guru akan merasa betah dan menigkatkan
loyalitas mereka pada sekolah.
b. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
1) Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru
Pengetahuan Guru tentang Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB). Pengembangan Keprofesian berkelanjutan
merupakan kegiatan pengembangan profesi yang sangat penting dalam
dunia pendidikan dam pembelajaran, PKB merupakan kegiatan yang
yang berkelanjutan sehingga semua guru bisa melaksanakannya secara
bertahap dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Hampir semua guru
serta kepala sekolah. mengatakan bahwa pengembangan keprofesian
berkelanjutan atau PKB merupakan kegiatan yang berkelanjutan, dan
bertahap hal tersebut disampaikan oleh Wakil Kepala Bidang
Kurikulum sebagai berikut:
“PKB itu sendiri merupakan salah satu program dari Pemerintah
atau Dinas, ya yang dilakukan secara terencana, dan bertahap ,
selama guru masih berstatus sebagai PNS, kegiatannya ada banyak
macamnya, kaya diklat itu, dan kegiatan ini ditujukan agar guru
lebih profesional dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
seorang pendidik. Mungkin seperti itu, yang saya ketahui”45
Pernyataan dari kepala sekolah tersebut mengandung makna bahwa
kegiatan PKB terdiri dari beragam kegiatan seperti diklat, dan kegiatan
yang lain. Menguatkan pendapat dari Wakil Kepala Bidang Kurikulum di
atas, Henny, Guru Bahasa Indonesia mengutarakan hal yang senada
sebagai berikut:
“tugas pengembangan profesi guru yang sedang berjalan saat ini,
kegiatannya bermacam-macam, terencana, bertahap dan
berkelanjutan, jadi tidak cukup sekali, guru harus terus aktif selama
masih jadi guru. Sehingga nanti diharapkan guru lebih profesional,
lebih mumpuni saat mengajar”.
45 Hasil wawancara dengan Henny (Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Kota Tangerang Selatan),
pada Jumat, 06 Agustus 2019
50
Beberapa pendapat tersebut dapat diambil informasi bahwa ada
sebagaian guru yang memandanng bahwa kegiatan PKB tidak cukup
dilakukan sekali selama menjalani profesi sebagai guru. Namun kegiatan
PKB harus terus dijalankan selama seorang guru menjabat sebagai
pendidik. Kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap dan terus menerus
akan mencerminkan PKB yang bersifat berkelanjutan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan salah satu
kegiatan pengembangan profesi bagu guru yang dilaksanakan secara
terencana, bertahap dsn berkelanjutan sehingga guru mampu menjalankan
tugasnya dengan baik dan mampu meningkatkan profesionaloitasnya.
Para guru SMPN 2 Kota Tangerang Selatan mengartikan PKB
sebagai bentuk kegiatan pengembangan profesional bagi seorang guru
yang dalam pelaksanaanya bisa dilakukan dengan beragam kegiatan.
Kegiatan tersebut bisa berupa, diklat, seminar, pelatihan khusus dan lain-
lain. Pernyatan tersebut sesuai dengan pendapat Fina Puspitasari yang
mengatakan sebagai berikut:
“Pernah, ya itu salah satu program pengembangan profesional bagi
guru-guru, kegiatannya ada bermacam-macam seperti seminar dan
diklat”.46
Menambahkan pernyataan dari Fina Puspitasari tentang PKB
sebagai kegiatan yang beragam Henny selaku guru Bahasa Indonesia
mengatakan pendapatnya sebagai berikut:
“Sudah, sepertinya itu kegiatan pengembangan profesi seperti
diklat, seminar yang ditujukan untuk guru-guru, biasanya di undang
dari dinas pendidikan, biar lebih profesional saat mengajar di
kelas”47
46 Hasil wawancara dengan Fina (Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Kota Tangerang Selatan Bidang
Kurikulum), pada Selasa, 06 Agustus 2019
47 Hasil wawancara dengan Henny (Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Bidang Kurikulum), pada Jumat, 12 April 2019
51
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan kegiatn
pengembangan profesi guru yang bisa dilaksanakn oleh dinas pendidikan
dalam berbagai bentuk kegiatan seperti diklat, seminar, atau workshop.
Kegiatan PKB dilaksanakan secara beragam agar bisa disesuaikan dengan
kebutuhan guru di lapangan.
Tujuan dari kegiatan PKB adalah meningkatkan profesionalitas guru
sehingga bisa bekerja dengan kinerja yang lebih baik. Berdasarkan data
hasil wawancara dengan beberapa guru, kepala sekolah dan Wakil Kepala
Bidang Kurikulum diperoleh hasil bahwa Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) dipandang sebagai sebuah kegiatan pengembangan
profesi yang sangat berguna dan bermanfaat. PKB merupakan bentuk
usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu guru-guru di indonesia.
Namun ketika di lapangan pandangan guru terhadap kegiatan PKB
menjadi berbeda-beda. Antara guru satu dan guru lainya mempunya
pandangannya sendiri sesuai dengan apa yang mereka rasakan.
Berdasarkan data dari hasil lapangan yang di peroleh terdapat
beberapa pandangan guru dan Kapala Sekolah terhadap kegiatan PKB.
Beberapa pandangan tersebut adalah PKB merupakan suatu bentuk
tanggung jawab dan kewajiban bagi seorang guru yang ingin
mengembangkan profesionalitasnya. PKB merupakan kegiatan yang
bermanfaat dalam dunia pendidikan karena mampu menjadi perantara
guru dalam mengembangakan pengetahuannya.
PKB adalah salah satu tuntutan dari pemerintah untuk lebih
profesional dalam menjalankan tugas serta tidak keluar dari aturan yang
ditetapkan. Beberapa guru menyadari bahwa tugas mereka sebagai seorang
pendidik yang profesional tidak sebatas hanya mengajar di kelas. Mereka
harus terus berusaha mengembangkan diri. Maka dari itu mereka
menganggap bahwa PKB bermanfaat untuk meningkatkan kinerja mereka,
seperti yang diungkapkan oleh Eling, Wakil Kepala Bidang Kurikulum,
dalam pendapatnya sebagai berikut:
52
“PKB merupakan kegiatan yang sangat berguna bagi guru-guru,
dengan adanya kegiatan seperti ini sebenarnya guru semakin
dituntut untuk tidak bermanja-manja dengan profesinya, sehingga
mau tidak mau guru harus terus belajar dan bergerak untuk
memajukan dirinya, ya salah satunya dengan mengikuti program
PKB, jika waktu dan situasinya mendukung. Dengan begitu kami
menjadi lebih profesional”.48
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa PKB merupakan sebuah
tuntutan bagi seorang guru agar tidak terlau keenakan dalam menjalankan
tugasnya sebagai guru. PKB dapat dimanfaatkan sebagai sarana
pengembangan diri jika waktu dan situasinya mendukung. Pernyataan
yang senada disampaikan oleh Henny sebagai berikut:
“PKB bermanfaat sekali, agar kita lebih berpengetahuan dan bisa
tukar informasi dengan teman sesama guru, tapi ya itu, melakukannya
berat, jika tidak ada niat yang sungguh-sungguh”. 49
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat diartikan bahwa guru
memandang PKB sebgai kegiatan yang berguna dan bermanfaat bagi
kepentingan guru. Guru yang mempunyai niat dan kemauan tinggi untuk
berkembang bisa menggunakan PKB sebagai wadahnya. Banyak manfaat
yang disampikan oleh guru sepertinya PKB bisa menambah wawasan,
pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar.
Manfaat lain adalah peningkatan profesionalitas. Selain berguna
dalam hal wawasan dan profesionalitas PKB juga berguna dalam sarana
peningkatan jabatan guru sebagai Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana
diungkapkan oleh Fina, Guru Bahasa Inggris beliau mengungkapkan
sebagai berikut:
“PKB merupakan kegiatan yang seharusnya bisa untuk dijadikan
tempat belajar dan menambah wawasan, karena PKB itu tujuannya
untuk pengembangan profesi. Kegiatan ini sepertinya akan sangat
bermanfaat asal guru mau dan ada niat untuk mencari dan aktif
48 Hasil wawancara dengan Kartini Eling Subekti (Wakil kepala SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Bidang Kurikulum), pada Selasa, 06 Agustus 2019
49 Hasil wawancara dengan Henny (Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Bidang Kurikulum), pada Selasa, 06 Agustus 2019
53
dalam kegiatan, terutama bagi guru yang ingin naik pangkat, naik
pangkat sekarang lebih sulit mbak, karena guru harus banyak nulis
laporan serta harus banyak-banyak ikut diklat, workshop atau
seminar, seperti rencana PKB yang bertahap itu”50
Berdasarkan pendapat guru tersebut, ada pandangan bahwa PKB
merupakan sarana untuk kenaikan pangkat. Selain sarana kenaikan
pangkat kegiatan PKB yang beragam bisa digunakan guru untuk memilih
kegiatan pengembangan sesuai dengan kebutuhan dan kelemahan yang
dimiliki. Guru bisa menyesuaikan kebutuhan mana yang paling mendesak,
sehingga guru bisa menetapkan jenis pengembangan yang akan diikuti.
2) Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
a) Pengembangan diri
Program pengembangan profesionalisme guru merupakan
program yang berisi beberapa kegiatan dalam rangka meningkatkan
kualitas guru agar lebih profesional dalam menjalankan tugasnya
sebagai pendidik anak bangsa. Program pengembangan diri antara lain
diklat fungsional yang di dalamnya terdapat bebrapa kegiatan seperti
diklat, workshop, atau pelatihan khusus. Sebagian besar guru di SMPN
2 Kota Tangerang Selatan melakukan pengembangan diri dalam diklat
fungsional.
Diklat merupakan kegiatan pengembangan profesi yang di
adakan oleh pemerintah, Dinas Pendidikan, maupun lembaga
pendidikan yang lain. Pelaksanaan diklat dilaksanakan dengan jangka
waktu dan durasi yang berbeda-beda tergantung dari Dinas Pendidikan
Kabupaten Sleman. Selain itu kegiatan diklat dilakukan tergantung
kemauan kuota yang disediakan oleh Dinas Pendidikan.
Berdasarkan data hasil wawancara dan dokumentasi di atas dapat
disimpulkan bahwa kegiatan diklat fungsional di SMPN 2 Kota
50 Hasil wawancara dengan Fina (Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Kota Tangerang Selatan), pada
Selasa, 06 Agustus 2019
54
Tangerang Selatan dilaksanakan dengan cukup baik melalui kegiatan
diklat seperti diklat prajabatan, diklat Bahasa Jawa dan materi-materi
lain yang terkait dengan pengembangan kualitas guru dalam mengajar,
diklat pelatihan kurikulum 2013, diklat TI dan lain-lain, baik dari Dinas
Pendidikan maupun lembaga pendidikan dan pelatihan yang lain.
Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam
kegiatan Pengembangan diri selanjutnya adalah melalui kegiatan
kolektif guru. Dalam kegiatan kolekif, guru akan bekerja sama dengan
sesama guru. Kegiatan kolektif mempertemukan guru dengan
pengalalam, tempat kerja dan kemampuan yang berbeda. Kegiatan ini
akan menjadi ajang bertukar pendapat dan informasi. Kegiatan kolektif
juga mampu menjadi motivasi untuk berkembang karena guru bisa
melihat kemampuan guru-guru lain.
Kegiatan kolektif yang diikuti di SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan meliputi kegiatan Seminar, Workshop, serta Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP). Pernyataan tersebut sesuai dengan ungkapan
Fina Puspitasari sebagai berikut:
“Ya saya pernah ikut kegiatan workshop peningkatan kompetensi
pedagogik guru, ya itu kami mendapatkan pengetahuan baru terkait
peningkatan pedagogik, kami mendengarkan arahan dari pembicara,
kemudaian saya ikut workshop peningkatan keprofesian
berkelanjatan, itu tentang pengenalan PKB serta bagaimana
pelaksanaannya di lapangan, kami diberi pengetahuan baru terkait
dengan kegiatan dalam PKB dan penilaianya.”
Memperkuat pendapat Fina Puspitasari terkait kegiatan kolektif
guru yang pernah dilaksanakan guru-guru SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan. Henny mengutarakan pendapatnya sebagai berikut:
“Workshop PKB itu tuntutan jamnya adalah 36 jam, kami
memperoleh materi dan tata cara ikut PKB dengan benar, kemudian
workshop peningkatan kompetensi guru, itu terkait implemtasi K13
bagaimana menerapkan kurikulum baru itu dengan benar di saat
pembelajaran, bagaimana membuat penilaian dan lain-lain.”51
51 Hasil wawancara dengan Henny (Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Bidang Kurikulum), pada Selasa, 06 Agustus 2019
55
Eling memperkuat pendapat dari kedua guru tersebut dengan
mengatakan bahwa guru pernah mengikuti kegiatan seminar nasional,
sebagai berikut:
“Saya pernah ikut seminar itu tahun terkait dengan guru inspiratif
untuk pendidikan berkarakter, ya itu tentang bagaimana menjadi
guru yang bisa menginspirasi serta menarik bagi siswa, serta
bagaimana menumbuhkan karakter yang baik, kemudian seminar
nasional. Selain itu saya juga ikut MGMP, workshop-workshop
tertentu, saya lupa materinya seperti apa, tapi dokumenya masih saya
simpan.”52
Berdasarkan data hasil wawancara serta catatan hasil
dokumentasi yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan PKB pengembangan diri dalam bentuk kegian kolektif guru di
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan, dilaksanakan dalam kegiatan
workshop, seminar, baik seminar nasional maupun semilokal yang
diikuti guru dari Dinas Pendidikan, Kelompok Kerja Guru (KKG),
maupun lembaga pendidikan yang lain.
b) Publikasi Ilmiah
Kegiatan Pengembangan Keprofesian berkelanjutan dalam
bentuk publikasi ilmiah merupakan suatu bentuk kegiatan
pengembangan profesi guru yang di lakukan dalam bentuk karya tulis
ilmiah maupun laporan hasil penelitian. Kegiatan publikasi terdiri dari
kegiatan presentasi pada forum ilmiah, publikasi hasil penelitian atau
gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal serta, publikasi buku
teks pelajaran, buku pengayaan, dan/atau buku pedoman guru.
Berdasarkan hasil wawancara, pelaksanaan kegiatan publikasi
ilmiah belum berjalan dengan optimal. Berdasarkan data wawancara
yang diperoleh ada beberapa guru yang telah membuat karya tulis
52 Hasil wawancara dengan kartini Eling Subekti (Wakil kepala SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan Bidang Kurikulum), pada Jumat, 12 April 2019
56
ilmiah berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal tersebut seperti
yang diungkapkan oleh Eling dalam hasil wawancara sebagai berikut:
“saya membuat PTK untuk keperluan syarat kenaiakan ajabatan
tugas itu juga harus dipublikasikan, dan sudah saya publikasikan. Di
upload, sekarang hardfilenya masih ada kalau mau lihat”53
Berdasarkan wawancara dalam kegiatan publikasi ilmiah belum
berjalan dengan baik karena guru belum banyak mempublikasika karya
tulis.
c) Karya Inovatif
Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dalam bentuk
karya inovatif berdasarkan dengan ketentuannya dilakukan dalam
empat bentu kegiatan yaitu, penemuan teknologi tepat guna,
penemuan/penciptaan atau pengembangan karya seni,
penemuan/memodifikasi alat/media pembelajaran serta mengikutu
pelatihan/ membuat penyusunan standar, pedoman, soal pada tingkat
nasional atau propinsi.
Berdasarkan hasil wawancara dapat diperoleh hasil bahwa
kegiatan karya inovatif di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan belum
berjalan dengan optimal. Hal tersebut diungkapkan oleh Eling sebagai
berikut:
“ya ada sebagian guru yang sudah melakukan kegiatan pembuatan
karya, mungkin sebatas membuat dan membimbing siswa-siswanya
untuk membuat media-media sederhana atau pakai itu media
elektronik Power Point atau pakai video-video dari internet, yang
tinggal pakai, kalau yang karya wah banget dan membuat sendiri
sepertinya belum mbak, mereka juga masih perlu banyak belajar”54
Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Henny terkait dengan
belum optimalnya kegiatan karya inovatif sebagai berikut:
53 Hasil wawancara dengan Kartini Eling Subekti (Wakil kepala SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan Bidang Kurikulum), pada Selasa, 06 Agustus 2019
54 Hasil wawancara dengan Kartini Eling Subekti (Wakil Kepala SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan Bidang Kurikulum), pada Selasa, 06 Agustus 2019
57
“Belum kalau yang inovatif sekali. Kalau saya memang suka
membuat media, kareana anak-anak suka itu” 55
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diperoleh informasi
bahwa karya inovatif yang merupakan bentuk kegiatan dari
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) belum berjalan
dengan optimal, karena guru belum mengikuti setiap rangkaian karya
inovatif, kegiatan karya inovatif sebatas dilakukan melalui pembuatan
media pembelajaran sederhana di kelas. Media tersebut dibuat bersama-
sama dengan peserta didik selama proses pembelajaran di kelas.
c. Kenaikan Golongan atau Jabatan
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor : 16 Tahun 2009 BAB VI tentang
jabatan dan pangkat Pasal 12 jenjang jabatan fungsional guru adalah56:
Jenjang Jabatan Fungsional Guru dari yang terendah sampai dengan
yang tertinggi, yaitu: guru pertama, guru muda, guru madya, guru utama.
Sedangkan untuk jenjang pangkat guru untuk setiap jenjang jabatan ialah
a) Guru Pertama:
Penata Muda, golongan ruang III/a
Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b
b) Guru Muda:
Penata, golongan ruang III/c
Penata Tingkat I, golongan ruang III/d
c) Guru Madya
Pembina, golongan ruang IV/a
Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b
Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.
d) Guru Utama
Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d
55 Hasil wawancara dengan Henny (Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Bidang Kurikulum), pada Selasa, 06 Agustus 2019 56 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor
: 16 Tahun 2009
58
Pembina Utama, golongan ruang IV/e.
Dalam implementasinya di sekolah SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan terdapat bermacam-macam jejang jabatan guru antara lain Guru
Pertama, Guru Muda, Guru Madya, Guru Utama. Menurut Eling selaku
Wakil Kepala Bidang Kurikulum memaparkan:
“jabatan fungsional yang ada di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan di
mulai dari guru pertama, guru muda, guru madya dan guru utama
yang mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik”57
Secara implementasi SMPN 2 telah menerapakan kenaikan pangkat
atau golongan namun masih ternilai lamban atau belum optimal, karena
banyak dari individu tersebut masih menyepelekan terkait kenaikan
pangkat tersebut, para guru seringkali sudah merasa pada posisi zona aman
sehingga tetap bertahan pada posisi tersebut.
Seperti yang hal yang telah dipaparkan oleh Eling, Wakil Kepala
Bidang Kurikulum SMPN 2 Kota Tangerang Selatan beliau memparkan
“lawan dari diri kita sendiri itu rasa aman, sudahlah di sini aja, sudah
merasakan zona nyaman, apalagi melihat usia yang sudah mulai
menua menjadikan saya semakin malas untuk mengembangkan
karier yang ada. Saya sudah bertahun-tahun tidak naik golongan atau
karier secata struktural, saya sekitar tahun 2012 itu sudah menduduki
posisi Golongan IVa, namun baru saja pada tahun 2018 saya
menduduki posisi IVb”.58
Dalam pelaksanaan yang ada di SMPN 2 Kota Tangerang selatan
kendala yang seringkali dihadapi adalah rasa nyaman yang melekat pada
masing-masing individu, guru tersebut sudah merasa bahwa posisi yang
saat ini sedang ia rasakan adalah suatau keadaan yang sudah cukup
sehingga menjadikan para guru malas dan memilih bertahan di posisi
seperti itu.
57 Wawancara dengan Kartini Eling Subekti, (Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan) pada tanggal 10 April 2019
58 Wawancara dengan Kartini Eling Subekti, (Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan) pada tanggal 10 April 2019
59
Seperti yang telah diungkapkan oleh Fina sebagai guru di SMPN 2
Kota Tangerang Selatan beliau memaparkan:
“para guru disini sudah merasa cukup dengan karier yang dijalani
saat ini, sehingga terus berada di posisi tersebut dan malas untuk
mengembangkan”59
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pengembangan karier guru secara fungsional sudah berjalan,
namun belum semua guru telah menerapkan hal tersebut karena para guru
seringkali merasa sudah pada titik aman, dimana guru tersebut tidak
membutuhkan berkembangnya karier secara fungsional, khususnya untuk
para guru yang sudah cukup lama mengajar dan terhambat dengan usia
yang sudah tua menjadikan mereka sedikit merasa tidak perlu
mengembangkan kariernya secara fungsional.
d. Tugas-tugas Tambahan
Tugas tambahan adalah karier yang berhubungan dengan tempat
individu tersebut bekerja, suatu jabatan yang secara jelas terdapat pada
struktur organisasi. Untuk di sekolah misalnya individu tersebut menjabat
sebagai pembina Esktrakurikuler, Pembina OSIS, Wali Kelas, Wakil
Kepala Bidang atau Kepala Sekolah. Hal ini sejalan dengan yang apa yang
telah dipaparkan oleh Eling selaku Wakil Kepala Bidang Kurikulum
mengenai pengertiantugas tamabahan, beliau memaparkan:
“tugas tambahan itu seperti menduduki jabatan di suatu tempat.
Untuk di SMPN 2 sebagai kepala sekolah, wakil kepala bidang atau
biasanya wali kelas. untuk saat ini di smpn 2 kota tangerang selatan
sudah ada 4 wakil kepala bidang, yaitu wakil kepala bidang
kurikulum, wakil kepala bidang humas, wakil kepala bidang sarana
prasarana dan wakil kepala bidang kesiswaan.”60
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
Pasal 24 ayat (7) menyatakan bahwa guru dapat diberi tugas tambahan
59 Hasil wawancara dengan Fina (Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Kota Tangerang Selatan),
pada Jumat, April 2019
60 Wawancara dengan Kartini Eling Subekti, (Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan) pada tanggal 10 April 2019
60
sebagai kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan pendidikan, ketua
program keahlian satuan pendidikan, pengawas satuan pendidikan, kepala
perpustakaan, kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi.61
Tugas tambahan yang ada atau terjadi di SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan ada yang menjadi guru wali kelas, staff wakil kepala bidang yang
dapat membantu wakil kepala bidang, wakil kepala bidang dan kepala
sekolah. Untuk penetapan posisi-posisi tersebut biasanya diadakan
pemilihan, dimana nanti akan terdapat 4 orang guru teratas yang nantinya
guru tersebut akan menduduki posisi wakil kepala bidang (Kurikulum,
Kesiswaan, Sarana dan Prasarana dan Hubungan Masyarakat).
Berikut ini pemaparan dari Puspitasari, selaku guru Bahasa Inggris
mengenai tugas tambahan yang ada di SMPN 2 Kota tangerang Selatan:
“Secara organisasi di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan di ada yang
sebagai Wali Kelas, Staff Wakil Kepala Bidang yang biasanya ada
2-3 orang yang membantu kepala bidang, Wakil Kepala Bidang dan
Kepala Sekolah. Posisi-posisi tersebut biasanya diadakan pemilihan,
dimana nanti akan terdapat 4 orang guru teratas yang nantinya guru
tersebut akan menduduki posisi wakil kepala bidang (Kurikulum,
Kesiswaan, Sarana dan Prasarana dan Hubungan Masyarakat) dan
nanti disesuaikan kembali kepada kemampuan serta pengalaman
guru tersebut, ditentukan kepada tempat yang sesuai biar cocok
menduduki posisi tersebut” 62
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan untuk saat ini untuk beberapa
posisi tugas tambahan masih ada beberapa posisi yang di duduki oleh guru
tersebut secara terus menerus. Para guru baru atau yang dalam usia karier
muda belum memulai awal karirnya, biasanya para guru muda memulai
karier dngan menjadi staff wakil kepala bidang, yang nantinya akan
menaiki posisi wakil kepala bidang karena di rasa sudah layak dan
memiliki kemampuan untuk menjalnkan posisi tersebut. Berikut ini
pemaparan dari Eling Subekti selaku Wakil Kepala Bidang kurikulum
61 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 24 ayat (7) 62 Hasil wawancara dengan Fina (Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Kota Tangerang Selatan), pada
Jumat, April 2019
61
mengenai karier struktural yang terjadi di SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan::
“suatu jabatan itu memerlukan pengakuan, kalau terus menerus guru
itu yang menjabat jadi kita tidak bisa tau apakah memang masih
layak atau bagaimana, namun pastinya guru tersebut tetap harus
memberikan prestasi kerja yang baik. Untuk para guru pemula
biasanya saya ajak untuk menjadi bagian dari staff wakil kepala
bidang, yang nantinya dia bisa belajar dan akan bisa menduduki
posisi ersebut, sama hal nya dengan saya, dulu saya adalah staffnya
Tugiman, wakil kepala bidang kurikulum dan untuk saat ini saya
menjadi wakil kepala bidang kurikulum”63
Sekolah merupakan lingkungan kehidupan yang bersifat dinamis
dengan segala persoalan yang tidak mengenal waktu dan tempat. Untuk
mengatasi berbagai persoalan yang ada, kepala sekolah dapat berfungsi
dan bertugas sebagai Edukator, Manajer, Administartor dan Supervisor,
pemimpin/Leader, Motivator.64
Berdasarkan pemaparan-pemaparan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa dalam penerapan tugas tambahan di SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan sudah memenuhi standar, karena sudah sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 24 ayat (7)
menyatakan bahwa guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala
satuan pendidikan, wakil kepala satuan pendidikan, ketua program
keahlian satuan pendidikan, pengawas satuan pendidikan, kepala
perpustakaan, kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi.65
Dalam implementasinya beberapa tugas tambahan ini tergambar
dalam struktur organisasi sekolah. Tugas tambahan ini merupakan
“jabatan” yang diberikan kepada guru untuk mengefektifkan pengelolaan
di sekolah. Berdasarkan hasil penelusuran observasi, dokumentasi dan
wawancara dengan beberapa informan, penelitian ini menemukan antara
lain:
63 Wawancara dengan Kartini Eling Subekti, Wakil Kepala Bidang Kurikulum pada tanggal 10
April 2019 64 Dokumen, Fungsi dan Tugas Pengelola Sekolah SMPN 2 Kota Tangerang Selatan 65 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 24 ayat (7)
62
1) Secara tersirat tugas tambahan di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan.
Guru yang ada di sana dapat manata kariernya dengan jalur karier yang
dimulai dari: Guru pembina Ekstrakurikuler→ Wali Kelas → Staff
Wakil Kepala Bidang→ Wakil Kepala Bidang → Kepala Sekolah.
2) Belum adanya standar operasional baku yang mengatur menyebabkan
para guru pemula tidak memiliki rencana karier terutama ketika sudah
ditempatkan pada sebuah sekolah.
3) Masih ada beberapa posisi tugas tambahan di duduki oleh guru tersebut
secara terus menerus.
4) Pangkal tolak jalur karier seorang guru adalah prestasi kerja dalam
melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya.
Berikut adalah bagan karier Guru secara struktural di SMPN 2 Kota
Tagerang Selatan:
Kepala Sekolah
Wakil Kepala Bidang
Staff Kepala Bidang
Wali Kelas
Pembina Esktrakurikuler
Gambar 4.2
Jalur Karier Guru secara Organisasi di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Prestasi Kerja
Umpan balik
Penilaian Prestasi
Kerja
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan sudah melakukan upaya pengembangan
jabatan fungsional guru secara optimal. Pihak sekolah melakukan strategi untuk
pengembangan, hal yang pihak sekolah lakukan ialah melalui pendidikan dan
pelatihan, pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), kenaikan golongan
dan tugas-tugas tambahan.
Dalam pendidikan dan pelatihan SMPN 2 kota Tangerang Selatan
memfasilitasi dengan memperbolehkan mengikuti seminar dan dengan adanya
MGMP, untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui
pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif, dalam kenaikan
golongan pihak sekolah selalu memotivasi para guru agar tetap bersemangat
untuk terus meningkatkan dan tugas-tugas tamabahan yang diberikan antara lain
ada beberapa guru yang diberikan amanah sebagai wakil kepala bidang.
Dengan beberapa strategi tersebut dapat mendorong dan menjadikan para
guru lebih bersemangat untuk tetap terus melakukan pengembangan. Namun ,
pengembangan tersebut masih mengalami beberapa faktor kendala yang
menjadikan pengembangan tersebut terhambat atau belum mengalami
peningkatan secara yang signifikan. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa
individu guru yang belum berkeinginan besar untuk tetap terus melakukan
pengembangan.
B. Saran
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebaiknya lebih banyak lagi mencari informasi terkait
pelatihan, tidak hanya seputar pelatihan tentang pendidikan tetapi juga dalam
hal lainnya, misalnya hal yang berhubungan dengan organisasi. Sehingga
para guru menjadi atusias sebagia bentuk perhatian lebih dari pihak sekolah
kepada mereka.
64
Kepala sekolah sebaiknya mengadakan pengkaderan agar dapat menilai
guru mana saja yang memiliki potensi dan bakat kepemimpinan yang
nantinya bisa diusulkan jika saatnya rotasi jabatan atau regenerasi. Hal ini
bertujuan agar nantinya kepemimpinan tidak mengalami perubahan dan
pastinya akan membuat gaya kepemimpinan baru sehingga terjadi pengaruh
yang positif, semangat, dan pastinya yang diharapkan adalah pemimpin baru
akan memicu para guru untuk lebih berinovasi.
Kepala sekolah sudah bagus dalam memimpin dan telah memberikan
izin serta kesempatan seluas-luasnya untuk guru yang ingin terus
megembangankan kariernya seperti mengikuti pelatihan di luar sekolah dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2. Bagi Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala bidang ada baiknya terus giat mencari informasi agar
dapat menggantikan posisi kepala sekolah dalam memberikan pengetahuan
maupun informasi kepada para guru karena kepala sekolah tidak selalu berada
di sekolah, dan sebaiknya para wakil kepala bidang diberikan porsi pelatihan
yang lebih banyak karena pada nantinya bisa menggantikan jabatan sebagai
kepala sekolah.
3. Bagi Guru
Sebagai tenaga pendidik guru harus mempunyai rancangan karier
sendiri, rancangan karier akan membuat bersemangat dalam bekerja untuk
mencapai tahapan karier yang telah ia telah buat.
Guru sebagai tenaga pendidik sebaiknya rajin mengikuti pelatihan yang
ada. Sebagai seorang pendidik yang professional guru harus siap ditempatkan
pelatihan dimana saja karena hal tersebut sangat berguna untuk meningkatkan
kreatifitas, inovasi, dan profesionalisma dirinya dalam mengajar. Guru harus
mampu berorganisasi karena kelak jika ada kesempatan untuk di promosikan
naik jabatan menjadi wakil kepala sekolah maupun kepala sekolah.
65
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabbar, Evaluasi Program
Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Azizah, Monica Bramel Ari. Skripsi Implementasi Program Pengembangan Karier
Guru dalam Rangka Peningkatan Kinerja Guru di SMK Darussalam Ciputat.
Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2014.
Fuad, Nurhattati. Manajemen Pendidikan Berbasis Masyarakat. Jakarta: Raja
Garfindo Persada, 2014.
Ghani, Abd. Rahman A. Metode Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2014.
Gomes, Faustino Cardoso. Manajemen Sumber daya Manusia. Yogyakarta: ANDI,
2003.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.
Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta, 2010.
Hasibuan, Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara,
2005.
Kaswan, Career Development (Pengembangan Karir untuk Mencapai Kesuksesan
dan Kepuasan), Bandung: Alfabeta, 2014.
Kurniawan, Septian Aji. Skripsi Pengembangan Karier Guru di SMP PGRI 1 Kota
Bekasi. Jakarta: Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Jakarta, 2015.
Mangkunegara, Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Mangkuprawira, Sjafari. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Bogor:
Ghaklia Indonesia, 2011.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010.
Mulyasa. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
66
Nope, Nelson Bastian. Mutasi Pejabat Fungsional ke dalam Jabatan Struktural di
Era Otonomi Daerah. Jurnal Yustisia: Vol. 4 No. 2 Mei – Agustus 2015.
Nurhakim, Rusman dan Abd Rahman, Panduan Pengembangan Profesi Guru dan
PTk, Depok: Karima, 2010.
Panggabean, Mutiara. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000.
Permenag PAN dan RB No. 16 Tahun 2009.
Permenpan Nomor 16 Tahun 2009.
Pemerintah Republik Indonesia Undang-undang Guru dan Dosen, Salinan UU No
14 Tahun 2005 BAB II Pasal 2.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, tentang Guru, Bagian Ketujuh :