STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI PADA BAZNAS KABUPATEN TANGERANG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.Sy ) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh : ABDUL AZIZ NIM : 109046100015 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2015 M
97
Embed
STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF
UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI PADA BAZNAS KABUPATEN TANGERANG
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.Sy )
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh :
ABDUL AZIZ
NIM : 109046100015
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
( UIN ) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H / 2015 M
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.Wr.Wb
Alhamdulillah, Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh.Swt, Tuhan semesta
alam. Karena rahmat dan karunianya yang besar sehingga dapatlah penulis menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “Strategi Pengelolaan Dana Zakat Secara Produktif Untuk
Pemberdayaan Ekonomi Pada BAZNAS Kabupaten Tangerang” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar strata (S-1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat dan Salam penulis curahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad.Saw
beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam
proses tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak,
oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr.Asep Saepudin Jahar, MA., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. AM. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Abdurrauf, Lc, MA., selaku
Sekretaris Program Studi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian studi.
3. Drs.Ahmad Yani, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak
membantu penulis dalam mengarahkan dan memotivasi perkuliahan agar cepat lulus,
dan juga yang telah sempat meluangkan waktu yang banyak bagi penulis.
4. Muh. Fudhail Rahman, Lc, MA., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan masukan dan pemikiran bagi karya skripsi penulis,
dan juga yang telah sempat meluangkan waktu yang banyak bagi penulis.
5. BAZNAS Kabupaten Tangerang dan seluruh pengurusnya yang telah mengizinkan
kepada penulis untuk mengadakan penelitian, terutama kepada bapak Abdul Mufti dan
Ibu Hj.Khoeroyaroh selaku Tim Ekonomi Zakat Dana Bergulir yang telah memberikan
informasi yang diperlukan oleh penulis untuk dijadikan sebagai bahan penulisan skripsi.
6. Pimpinan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, dan seluruh pengurusnya yang telah
memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan baik membaca dan
meminjamnya.
7. Bapak H.Triyanto dan almarhum Ibu Hj.Soliyah, selaku Kedua Orang Tua penulis yang
setiap harinya memberikan doa dan semangat agar cepat lulus dan wisuda menjadi
sarjana dan juga yang telah memberikan support dana yang banyak untuk perkuliahan
hingga lulus.
8. Bapak dan Ibu Dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Seluruhnya terutama dosen yang pernah mengajar penulis yang telah memberikan ilmu
yang dimiliki dengan ikhlas dan penuh semangat dan memotivasi diri penulis.
9. Seluruh Teman di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan terutama
teman sekelas PS.A angkatan 2009 khususnya Sulaiman, Halim, Rifki, Putri, Hendri,
Iqbal, Fauzi, Ismail, Khalid, Rizka, Nining, Jamil, Cha cha, Ummu.
10. Seluruh saudara, keluarga, ustad, sahabat dan teman penulis yang terus memberikan
support, doa dan bantuan kepada penulis agar dapat lulus kuliah dari Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang tercinta.
Akhir kata, penulis memohon semoga Alloh.Swt membalas semua kebaikan Kalian
semua dengan pahala yang berlipat ganda dan rezeki yang luas. Amin ya Robbal alamin.
ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil karya Abdul Aziz, NIM 109046100015. STRATEGI
PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF UNTUK PEMBERDAYAAN
EKONOMI PADA BAZNAS KABUPATEN TANGERANG. Konsentrasi Perbankan
Syariah, Progam Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 1437 H/2015 M, 75 Halaman.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan BAZNAS
Kabupaten Tangerang dalam pengelolaan dana zakat, apa program pemberdayaan ekonomi
yang bersifat produktif dan apa persoalan yang dihadapi di lapangan dan mencarikan solusinya.
Metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian
yang data-datanya dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Jenis penelitian
menggunakan penelitian lapangan dan kepustakaan. Sumber data diperoleh dari data primer
dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi dan studi
dokumentasi.
Strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang dilakukan dengan 4 cara yaitu
perencanaan oleh Badan Pelaksana, pengorganisasian yang terdiri atas Dewan Pertimbangan,
Komisi Pengawas dan Badan Pelaksana yang dibantu oleh Seksi-seksi, pelaksanaan oleh Badan
Pelaksana dan pengawasan oleh Komisi Pengawas. Program pemberdayaan ekonomi produktif
ada 5 program yaitu Program bantuan modal bergulir, Program bantuan pengobatan cuma-
cuma, Program bantuan biaya pengobatan melalui pengajuan proposal, Program bantuan bea
siswa tingkat SD, SMP dan Santri Salafi, Program bantuan bea siswa tingkat SLA. Persoalan
yang dihadapi di lapangan ada 5 persoalan yaitu Kurangnya Kesadaran Zakat Masyarakat,
Jarak Tempuh, SDM, Masa Peralihan/Pergantian Pengurus, Dana Modal Bergulir macet.
Kata Kunci: Strategi, Pengelolaan zakat, Produktif, Pemberdayaan ekonomi. Tahun
Terbit 1988-2015.
Pembimbing Skripsi: Muh. Fudhail Rahman, Lc, MA
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Lembar Pernyataan
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Permasalahan 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 10
D. Review Studi Terdahulu 11
E. Kerangka Teori dan Konseptual 12
F. Metode Penelitian 14
G. Sistematika Penulisan 16
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Strategi Pengelolaan Zakat 18
1. Pengertian Strategi dan Unsur Strategi 18
2. Implementasi Strategi 20
3. Pengertian Pengelolaan Zakat 25
B. Zakat Maal dan Zakat Produktif 26
1. Pengertian Zakat Maal dan Zakat Produktif 26
2. Tujuan Zakat 28
3. Manfaat Zakat 30
C. Pemberdayaan Ekonomi 32
1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi 32
2. Tujuan dan Upaya Pemberdayaan Ekonomi 33
3. Instrumen dan Peran Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi 34
BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS KABUPATEN TANGERANG
A. Visi, Misi dan Motto BAZNAS Kabupaten Tangerang 42
B. Struktur, Fungsi dan Tugas Pokok Organisasi BAZNAS Kabupaten Tangerang
43
C. Program Pemberdayaan Ekonomi BAZNAS Kabupaten Tangerang 47
BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA
PRODUKTIF UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI
A. Strategi Pengelolaan Dana Zakat Di BAZNAS Kabupaten Tangerang 52
B. Program Pemberdayaan Ekonomi Yang Bersifat Produktif Di BAZNAS
Kabupaten Tangerang 60
C. Persoalan Yang Dihadapi Pengurus BAZNAS Kabupaten Tangerang
Di Lapangan Dan Solusi Penyelesaiannya 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 70
B. Saran 72
Daftar Pustaka 73
Lampiran
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mencapai suatu
tujuan tertentu. Dalam menjalankan strategi perlu ada progam yang diproyeksikan
untuk dilaksanakan oleh suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Ada progam
yang diproyeksikan dalam jangka pendek dengan waktu yang dialokasikan maksimal
1 tahun, ada perencanaan jangka menengah dengan alokasi 2-3 tahun, dan
perencanaan jangka panjang dengan alokasi waktu antara 3-5 tahun. Namun karena
progam yang sudah direncanakan seringkali dihadapkan pada berbagai kondisi yang
memungkinkan progam tersebut tidak dapat dilaksanakan sesuai target waktu yang
sudah ditentukan, maka diperlukan penerapan perencanaan strategis yaitu system
perencanaan yang menghitung aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari
pada organisasi tersebut.1
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu konsep dalam upaya
menjadikan adanya kekuatan (power) pada seseorang/individu atau kelompok.
Pemberdayaan berhubungan dengan upaya untuk merubah kemampuan seseorang,
keluarga atau kelompok dari keadaan tidak memiliki
kemampuan/kekuatan/keberdayaan menuju keadaan yang lebih baik.2
1Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h.270. 2N.Oneng Nurul Bariyah, Ed, Total Quality Management Zakat: Prinsip dan Praktik Pemberdayaan
Ekonomi, (Wahana Kardofa FAI UMJ, 2012) h.223.
2
Zakat salah satu rukun Islam, di dalam kitab suci Al-Qur‟an sering diulang-
ulang perintah untuk berzakat, Dan dirikanlah shalat, Tunaikanlah zakat !
Surat Al-Baqarah ayat 110
موا لوفسكم مه خير تجدوي عىد الل كاة وما تقد لة وآتوا الز وأقيموا الص
بما تعملون بصير إن الل
Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.
Beritahukan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan zakat yang
diambil dari orang-orang kaya dan dibagikan kepada orang-orang fakir di antara
mereka.” HR.Bukhari II/505 no.1331
Zakat menurut UU No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat adalah harta
yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang
muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya.
Di akhir tahun 2012 terdapat dua pertemuan internasional yang sangat penting
terkait dengan perkembangan dunia perzakatan global ke depan, meskipun keduanya
tidak memiliki keterkaitan langsung. Agenda yang pertama adalah Muktamar Zakat
Internasional IX yang berlangsung di Amman, Yordania pada tanggal 26-28
November 2012, sedangkan agenda yang kedua adalah Expert Group Meeting yang
3
diselenggarakan oleh IRTI (Islamic Research and Training Institute) dan IDB pada
tanggal 11 Desember 2012. Forum yang pertama adalah forum rutin dua tahunan
yang melibatkan badan-badan zakat resmi negara-negara anggota OKI. Indonesia
sendiri baru bergabung pada tahun 2010 lalu di Beirut, Lebanon, saat berlangsungnya
muktamar kedelapan, sehingga praktis keikutsertaan pada pertemuan Amman
merupakan kali kedua. Sedangkan forum yang kedua diselenggarakan oleh IRTI dan
IDB dengan maksud untuk mengembangkan program IFSAP (Islamic Financial
Sector Assessment Program), yang sesungguhnya merupakan bentuk adopsi dan
penyesuaian dari FSAP (financial Sector Assessment Program) yang telah
dikembangkan oleh Bank Dunia dan IMF sebelumnya, dengan fokus pada industri
keuangan konvensional. IFSAP merupakan tools untuk mengukur dan menilai kinerja
sektor keuangan syariah secara komprehensif, sekaligus melakukan evaluasi terhadap
stabilitas sektor ini. Dengan assessment yang tepat, maka kemungkinan terjadinya
krisis keuangan dapat dideteksi secara dini. Dalam usulan template IFSAP yang akan
dikembangkan, sektor keuangan syariah ini tidak hanya mencakup perbankan syariah
saja, melainkan diperluas kepada seluruh lembaga keuangan syariah non bank, seperti
asuransi syariah, pasar modal syariah, zakat dan wakaf.3
Dimasukkannya zakat dan wakaf dengan pertimbangan bahwa kedua sektor
ini merupakan pilar utama Islamic social finance yang memiliki potensi yang sangat
besar. Apalagi secara filosofis, zakat merupakan instrumen yang disebut secara
eksplisit dalam Alquran sebagai antitesa dari sistim riba.
3Artikel diakses pada 15 Januari 2015 dari http://jurnalekis.blogspot.co.id/2013/01/menuju-
Setelah UPZ di masing-masing wilayah kerjanya berhasil mengumpulkan
dana ZIS, maka setiap UPZ menyetorkan dana tersebut dengan cara dikirim ke
BAZNAS Kabupaten Tangerang melalui 3 nomer rekening Bank BJB yang ada yaitu
No.Rek zakat 0120030004199, No.Rek infak 0120030072651 dan No.Rek shodaqoh
0301003467.9
Strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang dalam
mengumpulkan dana ZIS belum sukses dan belum berjalan dengan baik, hal ini bisa
dilihat dari Target penerimaan dana ZIS tiap tahun yang belum pernah mencapai
target, Target penerimaan dana ZIS pada tahun 2013 sejumlah 6 milyar bahkan target
tertingginya 16 milyar, namun jumlah penerimaan ZIS pada tahun 2013 Hanya
mencapai angka 2,89 milyar. Ini sangat jauh melenceng dari jumlah yang di targetkan
yang 6 milyar, bahkan untuk mencapai angka 50% dari target saja tidak sanggup.10
Apalagi jika total penerimaan dana ZIS di BAZNAS Kabupaten Tangerang
dibandingkan dengan total penerimaan dana ZIS di BAZNAS Kab. Serang11
dan di
BAZNAS kota bogor12
sebagai berikut:
Tahun
Total Penerimaan Dana ZIS
BAZNAS
Kab.Tangerang
BAZNAS
Kab.Serang
BAZNAS
Kota Bogor
2012 2,84 Milyar 5,4 Milyar 11,58 Milyar
2013 2,89 Milyar 6,3 Milyar 12,26 Milyar
Sumber: Hasil pengolahan data penulis terhadap berbagai sumber.
9Wawancara Pribadi dengan Bapak Abdul Mufti, Staf Tata Usaha. Tangerang, 10 September 2015. 10Wawancara Pribadi dengan Bapak Triyoso, Bendahara Penerima. Tangerang, 10 September 2015. 11Artikel diakses pada 2 September 2015 dari http://tangerangekspres.com/zakat-infak-target-
penerimaan-baznas-kabupaten-serang-rp-7-m/. 12Artikel diakses pada 2 September 2015 dari http://m.inilah.com/news/detail/2018443/total-zis-kota-
digunakan untuk kajian pustaka ini yaitu buku-buku yang berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan, majalah, surat kabar.
2. Data penelitian
Adapun data yang digunakan penulis dalam skripsi ini menggunakan dua
jenis sumber data, yaitu:
a. Data primer
Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak yang
bersangkutan, serta dokumentasi/arsip perusahaan.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan yang berkaitan
dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa buku, jurnal, surat
kabar, majalah, makalah atau sumber-sumber lain yang relevan dengan
pokok masalah yang diangkat penulis pada skripsi ini.
3. Teknik pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan judul penelitian,
penulis menggunakan jenis pengumpulan data berikut:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dari
responden atau metode pengumpulan data dengan tanya jawab yang
dikerjakan berlandaskan tujuan penelitian dengan menggunakan panduan
wawancara.
16
b. Observasi
Alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati langsung
dan mencatat secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diselidiki.
c. Studi Dokumentasi
Mempelajari dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
aktifitas yang dilakukan.
4. Obyek Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di BAZNAS Kabupaten Tangerang.
5. Teknik penulisan
Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini, penulis menggunakan buku
Pedoman Penulisan Skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Syariah dam
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
G. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan, penulis membaginya dalam lima bab yang
secara umum terbagi sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan
manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori dan konseptual, metode
penelitian, serta sistematika penelitian.
17
Bab II Landasan Teoritis
Bab ini membahas tentang berbagai teori diantaranya penjelasan yang terdiri
dari Pengertian strategi, unsur strategi dan implementasi strategi, Pengertian zakat
dan pemberdayaan, Tujuan dan manfaat zakat serta Instrumen dan peran zakat dalam
pemberdayaan ekonomi.
Bab III Gambaran Umum
Bab ini membahas tentang gambaran umum tentang BAZNAS Kabupaten
Tangerang yang terdiri dari visi-misi dan motto BAZNAS Kabupaten Tangerang,
struktur, fungsi dan tugas pokok organisasi dan program pemberdayaannya.
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Bab ini membahas strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang
dalam pengelolaan dana zakat, program-program pemberdayaan ekonomi yang
bersifat produktif di BAZNAS Kabupaten Tangerang, serta hambatan yang dihadapi
dalam pengelolaan dana zakat di BAZNAS Kabupaten Tangerang serta solusinya.
Bab V Penutup
Berisikan kesimpulan, saran dan rekomendasi yang penulis harapkan dapat
menjadi pertimbangan serta sumbangsih pemikiran bagi industri keuangan syariah
khususnya bagi BAZNAS Kabupaten Tangerang dan umumnya bagi seluruh
lembaga/badan yang mengelola zakat.
18
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Strategi Pengelolaan Zakat
1. Pengertian Strategi dan Unsur Strategi
a. Pengertian Strategi
Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan
kemenangan atau mencapai suatu tujuan tertentu. Dari sudut etimologis (asal kata),
berarti penggunaan kata “strategic” dalam manajemen sebuah organisasi, dapat
diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi.
Membahas perkataan “strategi” sulit untuk dibantah bahwa penggunaanya
diawali atau bersumber dari dan populer di lingkungan militer. Di lingkungan
tersebut penggunaannya lebih dominan dalam situasi peperangan, sebagai tugas
seorang komandan dalam menghadapi musuh, yang bertanggung jawab mengatur
cara atau taktik untuk memenangkan peperangan.1
Definisi strategi dalam perspektif Islam, dapat dinyatakan sebagai rangkaian
proses aktivitas manajemen islami yang mencakup tahapan formulasi, implementasi
dan evaluasi keputusan-keputusan strategi organisasi yang memungkinkan
1Hadari Nawawi, Manajemen Strategik: Organisasi Non Profit bidang Pemerintahan, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2003) h.147.
18
19
pencapaian tujuannya di masa datang.2
Perencanaan strategis sebagai bagian dari manajemen yang membuat rencana
kerja jangka panjang, menengah dan tahunan. Setiap lembaga pengelola zakat
memiliki RENSTRA (rencana strategi) lembaga. Demikian pula strategi pencapaian,
rencana tindakan (action plan) dan indikator kunci.3
Dalam menjalankan strategi perlu adanya perencanaan (planning) yang
merupakan persiapan yang dilakukan untuk melakukan suatu progam yang dibuat.
Perencanaan adalah langkah awal dari niat setiap orang atau kelompok (lembaga)
dalam memulai progam yang dibuat. Strategi perencanaan berupa langkah-langkah
kongkrit untuk mempercepat suatu progam dilakukan. Dengan adanya perencanaan,
manusia sebagai individu maupun organisasi dapat mempersiapkan langkah-langkah
strategis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.4
Strategi adalah jalan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk mencapai
target keuangan dan posisi strategis. Menyusun strategi berarti mencari jalan
bagaimana mencapai hasil yang ditargetkan sesuai dengan visi dan misi di dalam
situasi organisasi dan prospek yang dihadapi.5
Menurut Andrews strategi adalah pola sasaran, tujuan dan kebijakan/rencana
umum untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan, yang dinyatakan dengan
mendefinisikan apa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, atau yang seharusnya
2M.Ismail Yusanto dan M.Karebet.Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, h.8. 3N.Oneng Nurul Bariyah, Ed, Total Quality Management Zakat, h.61. 4Ibid.,h.169. 5Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, (Malang: Bayumedia
Publishing, 2005) h.8.
20
dijalankan oleh perusahaan.6
Jadi, dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan langkah atau rencana yang
dibuat untuk mencapai suatu tujuan.
b. Unsur Strategi
Unsur unsur dari strategi terdiri dari: 7
1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put)
dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi
dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama yang paling efektif
untuk mencapai sasaran.
3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan usaha.
2. Implementasi Strategi
Implementasi strategi adalah proses bagaimana melaksanakan strategi yang
telah diformulasikan dengan tindakan nyata.8
Implementasi strategi adalah proses dimana strategi dan kebijaksanaan
dijalankan melalui pembangunan struktur, pengembangan program, budget dan
prosedur pelaksanaan. Implementasi strategi merupakan tahap yang paling
6Mudrajad Kuncoro, Strategi:Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, (Jakarta: Erlangga, 2006) h.1. 7Artikel diakses pada 2 September 2015 dari http://senengemaca.blogspot.com/2012/08/unsur-unsur-
dalam-strategi-pembelajaran.html. 8Mudrajad Kuncoro, Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, h.13.
instruksi tempat kerja yang diperlukan untuk referensi.12
Akhirnya berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan, disusunlah progam.
Dalam perencanaan progam perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 13
a. Penanggung jawab dan personil yang terlibat dalam pembuatan progam baru
harus ditentukan.
b. Fungsi-fungsi yang terlibat dalam progam harus dipastikan memahami
peranannya. Fungsi-fungsi lain bila dilibatkan harus dikoordinasikan secara
tertib dan tercatat.
12Ibid.,h.130. 13Ibid.,h.133.
25
c. Perencanaan progam harus diawali dengan menetapkan tujuan dan
persyaratan atau kriterianya. Persyaratan dapat berasal dari hasil evaluasi
sebelumnya, masukan dari konsumen/klien, tinjauan hukum.
d. Perlu ditentukan pula tata cara verifikasi dan evaluasi terhadap hasil
pelaksanaan progam.
Dengan menetapkan anggaran, maka dapat diketahui sasaran profit dan juga
pertumbuhannya setiap tahun, penyusunan anggaran merupakan bentuk nyata
komitmen perusahaan dalam mengimplementasikan strategi yang telah
diformulasikan sebelumnya. Perlunya perencanaan anggaran dana yang merupakan
bagian dari penyusunan rencana jangka pendak dalam bidang biaya. Jika strategi
tidak didukung anggaran yang memadai maka strategi itu besar kemungkinan akan
berubah menjadi dokumen perencanaan saja yang tidak dapat diimplementasikan.14
3. Pengertian Pengelolaan Zakat
Pengelolaan Zakat menurut UU No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat
pasal 1 ayat 1 adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.
Sebagaimana dijelaskan dalam maksud definisi pengelolaan zakat di atas.
Diawali dengan kegiatan perencanaan, dimana dapat meliputi perencanaan progam
beserta budgetingnya serta pengumpulan (collecting) data muzakki dan mustahiq,
kemudian pengorganisasian meliputi pemilihan struktur organisasi (Dewan
pertimbangan, Dewan Pengawas dan Badan pelaksana), penempatan orang-orang
14Ibid.,h.141.
26
(amil) yang tepat dan pemilihan sistem pelayanan yang memudahkan ditunjang
dengan perangkat lunak (software) yang memadai, kemudian dengan tindakan nyata
(pro active) melakukan sosialisasi serta pembinaan baik kepada muzakki maupun
mustahiq dan terakhir adalah pengawasan dari sisi syariah, manajemen dan keuangan
operasional pengelolaan zakat.15
Pengelolaan zakat di Indonesia dilakukan oleh badan amil zakat (BAZ) dan
lembaga amil zakat (LAZ) dengan cara menerima atau mengambil harta atau barang
zakat dari muzakki atas dasar pemberitahuan muzakki.16
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan zakat adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan zakat yang dilakukan oleh badan atau lembaga amil
zakat dengan tujuan mensejahterakan kehidupan mustahik.
B. Zakat Maal dan Zakat Produktif
1. Pengertian Zakat Maal dan Zakat Produktif
a. Pengertian Zakat Maal
Menurut UU No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat pasal 11, zakat
maal adalah bagian harta yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan dengan
ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.
Daud Ali berpendapat, zakat maal adalah bagian dari harta kekayaan
seseorang (juga badan hukum) yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang tertentu
setelah dimiliki selama jangka waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu.17
15Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, h.252.
16Ibid.,h.268. 17Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1988) h.26.
27
Zakat maal adalah zakat kekayaan, artinya zakat yang dikeluarkan dari
kekayaan atau sumber kekayaan itu sendiri.18
b. Pengertian Zakat Produktif
Kata produktif secara bahasa berasal dari dari bahasa inggris “productive”
yang berarti banyak menghasilkan; memberikan banyak hasil; banyak menghasilkan
barang-barang berharga; yang mempunyai hasil baik. “productivity” daya produksi.
Zakat produktif adalah Pemberian zakat yang dapat membuat para
penerimanya menghasilkan sesuatu secara terus menerus, dengan harta zakat yang
telah diterimanya itu. Zakat produktif dengan demikian adalah zakat dimana harta
atau dana zakat yang diberikan kepada para mustahik tidak dihabiskan akan tetapi
dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha
tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus-menerus.19
Zakat produktif pada dasarnya menitikkan pola penyaluran zakat secara
produktif, pola produktif adalah pola penyaluran dana zakat kepada mustahik yang
ada dipinjamkan oleh amil untuk kepentingan aktifitas suatu usaha/bisnis. Pola
penyaluran secara produktif (pemberdayaan) adalah penyaluran zakat atau dana
lainnya yang disertai target merubah keadaan penerima (mustahik) dari kondisi
kategori mustahik menjadi kategori muzakki.20
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh imam muslim dari salim bin
abdillah bin umar dari ayahnya, bahwa Rasulullah saw telah memberikan kepadanya
18Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, h.10. 19Artikel diakses pada 15 Januari 2015 dari http://rachmatfatahillah.blogspot.co.id/2013/03/zakat-
konsumtif-dan-zakat-produktif.html. 20Lili Bariadi dkk, Zakat dan Wirausaha, h.35.
zakat, lalu menyuruhnya untuk dikembangkan atau disedekahkan lagi.Salim pun
mengelolanya sampai ia mampu memberikan sedekah dari usahanya tersebut. Sejarah
itu menjadi tonggak awal bagaimana mengelola zakat sehingga menjadi sesuatu yang
produktif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama para mustahiknya.21
Lembaga pengelola zakat memiliki dua sisi kegiatan yaitu mendistribusikan
dana secara konsumtif dan secara produktif. Secara konsumtif berarti dana zakat
habis begitu saja dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan membiayai kesehatan.
Secara Produktif berarti mengembangkan usaha-usaha produktif memberikan bantuan
dana modal untuk wirausaha dalam rangka meningkatkan kualitas income per capita
pengusaha.22
2. Tujuan Zakat
Tujuan utama zakat adalah untuk mengentaskan kemiskinan mustahiq (orang-
orang yang berhak menerima zakat) dari kemiskinan, bahkan merubah mereka dari
mustahiq menjadi muzakki (orang-orang yang membayar zakat).23
Menurut Qosim Bukhori dalam buku Didin Hafidhuddin, Tujuan zakat ada
tiga yaitu pertama membersihkan jasmani dan rohani, yag kedua memperbaiki taraf
hidup manusia, dan yang terakhir meningkatkan taraf kehidupan.24
21Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, h.223. 22Lili Bariadi dkk, Zakat dan Wirausaha, h.76. 23Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, h.215. 24Didin Hafidhuddin, The Power Of Zakat: Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia Tenggara,
(UIN Malang Press, 2008), h.16.
29
Menurut Yusuf Qardhawi tujuan dari ajaran zakat itu dibagi menjadi dua,
yaitu tujuan untuk kehidupan individu dan tujuan untuk kehidupan sosial
kemasyarakatan. Tujuan yang pertama meliputi pensucian jiwa dari sifat kikir,
mengembangkan sifat suka berinfak atau memberi, mengobati hati dari cinta dunia
yang membabi buta, mengembangkan kekayaan batin dan menumbuhkan rasa simpati
dan cinta sesama manusia. Esensi dari semua tujuan ini adalah pendidikan yang
bertujuan untuk memperkaya jiwa manusia dengan nilai-nilai spiritual yang dapat
meninggikan harkat dan martabat manusia melebihi martabat benda dan
menghilangkan sifat materialisme dalam diri manusia. Tujuan yang kedua memiliki
dampak pada kehidupan kemasyarakatan secara luas. Dari segi kehidupan
masyarakat, zakat merupakan suatu bagian dari sistem jaminan sosial dalam islam.25
Tujuan zakat menurut Muhammad Daud Ali yaitu sebagai berikut:26
a. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantu keluar dari kesulitan hidup.
b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnu
sabil dan mustahik lain.
c. Membina tali persaudaraan sesama umat islam, dan umat manusia.
d. Menghilangkan sifat kikir dan rakus pemilik harta.
e. Membersihkan sifat iri dan dengki (kecemburuan sosial) di hati orang-orang
yang miskin.
f. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin.
25Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (Bogor: Litera Antar Nusa, 1996), h.848. 26Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, h.40.
30
g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial, terutama pada mereka yang
mempunyai harta.
h. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan
hak orang lain yang ada padanya.
i. Sebagai salah satu instrumen pengentasan kemiskinan.
j. Pendorong peningkatan produktivitas dan pemberdayaan ekonomi umat.
3. Manfaat Zakat
Manfaat Zakat menurut Didin Hafidhuddin antara lain adalah:27
a. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah.Swt, mensyukuri nikmatNya,
menumbuhkan akhlak mulia dengan memiliki rasa kepedulian yang tinggi,
menghilangkan sifat kikir dan rakus, menumbuhkan ketenangan hidup,
sekaligus mengembangkan dan mensucikan harta yang dimiliki. Qs 9: 103,
Qs 30:39, Qs 14:7
b. Berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka terutama
golongan fakir miskin atau wirausaha, ke arah kehidupan yang lebih baik dan
lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
layak, dapat beribadah kepada Allah.Swt, terhindar dari bahaya kekufuran,
sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan hasad yang mungkin timbul dari
kalangan mereka ketika melihat golongan kaya yang berkecukupan hidupnya.
c. Sebagai pilar jama‟i antara kelompok aghniya yang berkecukupan hidupnya,
dengan para mujahid yang waktunya sepenuhnya untuk berjihad dan berjuang
di jalan Alloh, sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk berusaha
bagi kepentingan nafkah dan keluarganya. Qs 2:273
ل يستطيعون ضربا في الرض يح سبهم الجاهل أغنياء للفقراء الذين أحصروا في سبيل الل
ب لليم من التعفف تعرفهم بسيماهم ل يسألون الناس إلحافا وما تنفقوا من خير فإن الل
(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan
Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu
menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta.
Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta
kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.
Al Baqarah ayat 273.
d. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana
yang harus dimiliki umat islam, seperti sarana pendidikan, kesehatan, sosial,
ekonomi dan terlebih lagi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia.
e. Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, karena zakat(sedekah) tidak
akan diterima dari harta yang didapatkan dengan cara yang bathil
sebagaimana diterangkan dalam hadist riwayat muslim:
“Tidaklah diterima shalat tanpa bersuci, tidak pula sedekah dari ghulul(harta
haram)” (HR. Muslim no. 224).
Zakat mendorong pula umat islam untuk menjadi muzakki yang sejahtera
hidupnya.
32
C. Pemberdayaan Ekonomi
1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi
Istilah pemberdayaan atau empowerment berasal dari kata power (kekuasaan
atau keberdayaan). Pemberdayaan sering diartikan sebagai perolehan kekuatan dan
akses terhadap sumber daya. Pemberdayaan menurut Steven shardlow memfokuskan
pembahasan bagaimana individu atau kelompok atau komunitas berusaha mengontrol
kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai
keinginan mereka. Pemberdayaan merupakan suatu daya kekuatan yang timbul
sebagai usaha untuk mengadakan perubahan agar terjadinya perbaikan dan
peningkatan kualitas kehidupan suatu masyarakat.28
Pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas horison pilihan bagi
masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang sebaik-baiknya
dengan hasil yang memuaskan. Menurut Bambang Rudito, memberdayakan
wirausaha adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat
banyak yang dalam kondisi saat ini tidak mampu melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah
memampukan dan memandirikan masyarakat.29
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu konsep dalam upaya
menjadikan adanya kekuatan (power) pada seseorang/individu atau kelompok.
Pemberdayaan berhubungan dengan upaya untuk merubah kemampuan seseorang,
28N.Oneng Nurul Bariyah, Ed, Total Quality Management Zakat. h.55. 29Lili Bariadi dkk, Zakat dan Wirausaha, h.54.
33
keluarga atau kelompok dari keadaan tidak memiliki
kemampuan/kekuatan/keberdayaan menuju keadaan yang lebih baik.30
2. Tujuan dan Upaya Pemberdayaan Ekonomi
a. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi
Tujuan Pemberdayaan menurut Malcolm payne adalah untuk membantu klien
memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan
ia lakukan terkait dengan dirinya termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan
sosial dalam melakukan tindakan.31
Pemberdayaan juga bertujuan untuk memberikan
suatu power atau keberdayaan bagi pihak yang tidak diuntungkan.32
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat menurut Sulistiyani
adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian
tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang
mereka lakukan tersebut. Untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah
proses. Melalui proses belajar maka secara bertahap masyarakat akan memperoleh
kemampuan atau daya dari waktu ke waktu.33
b. Upaya Pemberdayaan Ekonomi
Menurut Isbandi Rukminto Adi, upaya untuk memberdayakan
ummat/masyarakat dapat dilakukan dengan cara, yaitu: 34
30N.Oneng Nurul Bariyah, Ed, Total Quality Management Zakat. h.223. 31Ibid.,h.55. 32Ibid.,h.223. 33Artikel diakses pada 15 Januari 2015 dari http://chikacimoet.blogspot.co.id/2013/02/pemberdayaan-
masyarakat.html. 34Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Social,(Jakarta: UI
Ketua III : Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang
Sekretaris : HA.Zarkoni Mugnel S.Ag
Sekretaris I : Kabag Pemerintahan Umum Setda
Sekretaris II : Drs.H.Yahya Erfan Ma‟shum
Bendahara Pengguna : H.Ajda Tafsil
Bendahara Penerima : Triyoso SE.i
Seksi-Seksi
Seksi Pengumpul
Ketua : H.Dedi Sutardi SH
Anggota : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang,
Drs.H.Dedi Mahfudin, Drs.H.Encep Anwar,
Trisnayanti S.Ag, Drs.Udin Syihabudin
Seksi Pendistribusian
Ketua : Drs.H.Asep Maman Kurnia
Anggota : KH.Tohirudin, Drs.Maman Sumardi, Drs.H.Karman
Anief MM, KH.Encep Subandi
Seksi Pengembangan
Ketua : Kepala Bagian Bina Pemerintahan Desa
Anggota : Drs.Maman Soetoyo, H.Ucup Yusuf M.Pd, Mashudin
Zahrl SH M.Pd, Drs.H.Ardani.H, Tuhaerudin
Seksi Pendayagunaan
Ketua : Drs.H.Nawawi M.Si
45
Anggota : KH.Waisul Qurni Nawawi, KH.Sanwani, Drs.Ali
Sobari, Drs.H.Musa Hidayat, Tjakun S.Sos, Drs.H.Awaludin Solihin MM
2. Fungsi dan Tugas Pokok Organisasi
Dewan Pertimbangan
Berfungsi memberikan pertimbangan, fatwa, saran kepada Badan
Pelaksana/Pengurus Baznas dalam pengelolaan ZIS menyangkut aspek hukum
syariah dan aspek managerial.
Tugas Pokok Dewan Pertimbangan meliputi :
a. Memberikan garis-garis kebijakan umum kepada Pengurus Baznas.
b. Mengesahkan rencana kerja Pengurus Baznas yang telah disetujui Komisi
Pengawas.
c. Mengeluarkan fatwa baik diminta maupun tidak diminta.
d. Memberikan pertimbangan, persetujuan/rekomendasi atas rencana dan laporan
kerja Pengurus Baznas.
e. Menunjuk akuntan publik apabila diperlukan.
Komisi Pengawas
Berfungsi sebagai internal Baznas melakukan pengawasan terhadap seluruh
aktivitas/operasional Baznas.
Tugas Pokok Komisi Pengawas meliputi :
a. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah disahkan.
b. Mengawasi pelaksanaan kebijakan umum yang ditetapkan Dewan
Pertimbangan.
46
c. Mengawasi operasional pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan
ZIS.
d. Melakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap kinerja Pengurus Baznas.
Badan Pelaksana/Pengurus BAZNAS
Berfungsi sebagai pelaksana dan pengelola dana ZIS.
Tugas Pokok Badan Pelaksana/Pengurus Baznas meliputi :
a. Membuat rencana kerja BAZNAS sesuai kebijakan umum Dewan
Pertimbangan.
b. Melaksanakan pengumpulan segala macam zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS)
dari masyarakat, termasuk para pegawai di lingkungan pemerintah Kabupaten
Tangerang.
c. Mendayagunakan hasil pengumpulan dana ZIS kepada mustahiq sesuai
ketentuan syariah.
d. Menyalurkan dana ZIS kepada masyarakat mustahiq sesuai dengan hasil
musyawarah yang disahkan oleh Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas.
e. Membuat dan menyampaikan laporan hasil kerja tahunan kepada Bupati
Tangerang sebagai pertanggung jawaban Pengurus BAZNAS Kabupaten
Tangerang.
47
C. Program Pemberdayaan Ekonomi BAZNAS Kabupaten Tangerang3
1. Asnaf Fakir/Miskin, Mualaf dan Riqob
a. Program Indonesia Peduli
1). Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Langsung Tunai sebesar
Rp.250.000/keluarga kepada 1540 keluarga pra sejahtera di kecamatan, dengan
jumlah anggaran mencapai Rp.385.000.000.
2). Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Langsung Tunai sebesar
Rp.100.000/keluarga kepada keluarga pra sejahtera dan anak yatim melalui
dinas/instansi dan di lingkungan Baznas, dengan jumlah anggaran mencapai
Rp.53.000.000.
3). Program yang berbentuk kegiatan berupa Peningkatan Kesejahteraan Mualaf,
dengan jumlah anggaran mencapai Rp.46.264.209.
b. Progam Indonesia Makmur
1). Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Modal Bergulir dan
Keterampilan Usaha, dengan jumlah anggaran mencapai Rp.50.000.000.
2). Program yang berbentuk kegiatan berupa Pengembangan serta Pemutakhiran
Data Mustahik dan Muzaki dengan cara melaksanakan identifikasi dan verifikasi
pada lembaga/perorangan yang akan mendapat bantuan serta melakukan
pendekatan kepada calon muzaki dan mustahik di 29 kecamatan, dengan jumlah
anggaran Rp.55.000.000.
3Ibid.,h.12.
48
3). Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Dana Bencana Alam dan
Kegiatan pada Pergeseran Aqidah, dengan jumlah anggaran mencapai
Rp.100.000.000.
c. Program Indonesia Sehat
1). Program yang berbentuk kegiatan berupa Pelayanan Kesehatan Masyarakat
dengan memberikan Bantuan Pengobatan Cuma-Cuma kepada keluarga pra
sejahtera dan lansia melalui rumah sehat, dengan jumlah anggaran mencapai
Rp.80.000.000.
2). Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Biaya Pengobatan melalui
pengajuan permohonan proposal, dengan jumlah anggaran mencapai
Rp.20.000.000.
d. Program Indonesia Cerdas
1). Program yang berbentuk kegiatan berupa Pelatihan Kader untuk Pendidik dan
deteksi dini anak berkebutuhan khusus (bagi guru Tk, Ra dan Paud), dengan
jumlah anggaran mencapai Rp.30.000.000.
2). Program yang berbentuk kegiatan berupa Pelaksanaan Pendidikan anak
berkebutuhan khusus, dengan jumlah anggaran mencapai Rp.80.000.000.
2. Asnaf Fisabilillah dan Ghorimin
a. Program Indonesia Taqwa
1). Program yang berbentuk kegiatan berupa Peningkatan Sarana dan Prasarana
Ibadah dengan memberikan Bantuan Pembangunan Masjid kategori A sebesar
49
@ Rp.5.000.000. kepada 12 masjid, dan Masjid kategori B dan C sebesar @
Rp.4.000.000. kepada 71 masjid, dengan jumlah anggaran mencapai
Rp.344.000.000.
2). Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Marbot Masjid sebesar
Rp.500.000/orang kepada 116 orang, dengan jumlah anggaran mencapai
Rp.58.000.000.
3). Program yang berbentuk kegiatan berupa Pemberian Insentif kepada guru
ngaji, guru TPA/TPQ, guru/pengasuh pondok pesantren tradisional/majlis
talim sebesar Rp.500.000/orang kepada 380 orang, dengan jumlah anggaran
mencapai Rp.190.000.000.
4). Program yang berbentuk kegiatan berupa Pengadaan Mobelair untuk
madrasah/sekolah sebesar Rp.6.500.000/unit kepada 42 madrasah/sekolah,
dengan jumlah anggaran mencapai Rp.273.000.000.
3. Asnaf Ibnu Sabil
a. Program Indonesia Peduli
1). Program yang berbentuk kegiatan berupa Menyalurkan Bantuan Sarana
Ibadah, Sarana Pendidikan dan Kegiatan Keagamaan melalui pengajuan proposal,
dengan jumlah anggaran mencapai Rp.100.000.000.
2). Program yang berbentuk kegiatan berupa Membantu Dana Transportasi
kepada orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan, orang yang terlantar dan
orang yang kehilangan, dengan jumlah anggaran mencapai Rp.10.000.000.
50
b. Program Indonesia Cerdas
1). Program yang berbentuk kegiatan berupa Membantu meringankan beban
biaya pendidikan kepada siswa dan santri kurang mampu dengan memberikan
Bantuan Bea Siswa tingkat SD/Ibtidaiyah, SMP/Tsanawiyah dan Santri
Salafi/Ponpes Kobong sebesar Rp.400.000/orang kepada 522 orang, dengan
jumlah anggaran mencapai Rp.208.800.000.
2). Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Bea Siswa tingkat
SLA/Aliyah sebesar Rp.600.000/orang kepada 353 orang, dengan jumlah
anggaran mencapai Rp.211.800.000.
4. Asnaf Amilin
Program yang berbentuk kegiatan berupa Memberikan Hak Amilin sesuai
dengan Asnaf kepada seluruh komponen yang terlibat dalam pengelolaan dana ZIS
dan kegiatan penunjang lainnya, dengan jumlah anggaran mencapai Rp.218.305.728.
5. Pengalokasian Dana Infaq, Shodaqoh dan Jasa Bank
a. Program Indonesia Peduli
1). Publikasi, Sosialisasi dan Pemahaman akan sadar zakat dengan Pembuatan
Spanduk/Baliho, Kalender, Buletin dan Iqro, dengan jumlah anggaran mencapai
Rp.85.000.000. Percetakan dan Pendistribusian Kupon Zakat Fitrah dengan
jumlah anggaran mencapai Rp.70.000.000.
2). Peningkatan Etos Kerja BAZ Kecamatan/UPZ Dinas/Instansi dengan Bantuan
Pendanaan dan Pengembangan Dana ZIS untuk BAZ di 29 Kecamatan dengan
51
jumlah anggaran mencapai Rp.48.500.000. Pemberian Penghargaan/hadiah
berupa Laptop dengan jumlah anggaran mencapai Rp.77.000.000. Pengadaan 2
Unit Sepeda Motor dengan jumlah anggaran mencapai Rp.29.000.000.
3). Penyediaan Dana Antisipasi kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan dana
ZIS yang bersifat insidentil dengan jumlah anggaran mencapai Rp.69.800.341.
52
BAB IV
ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA
PRODUKTIF UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI
A. Strategi Pengelolaan Dana Zakat Di BAZNAS Kabupaten Tangerang
Strategi adalah jalan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk mencapai
target keuangan dan posisi strategis. Menyusun strategi berarti mencari jalan
bagaimana mencapai hasil yang ditargetkan sesuai dengan visi dan misi di dalam
situasi organisasi dan prospek yang dihadapi.1
Pengelolaan zakat menurut UU No.38 tahun 1999 adalah kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan
dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.
Strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang dalam melakukan
pengelolaan yaitu pengumpulan dan pendistribusian sekaligus pendayagunaan
terhadap dana zakat adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan program kerja BAZNAS Kabupaten Tangerang dilakukan oleh
Badan Pelaksana /Pengurus BAZNAS Kabupaten Tangerang setiap satu tahun sekali
sebagai program kerja tahunan sesuai dengan kebijakan umum yang telah dibuat oleh
dewan pertimbangan.2
1Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, h.8. 2BAZNAS Kabupaten Tangerang, Profil BAZNAS Kabupaten Tangerang: Progam Kerja BAZNAS
Kabupaten Tangerang Tahun 2014 (Tangerang) h.5.
52
53
Perencanaan strategis sebagai bagian dari manajemen yang membuat rencana
kerja jangka panjang, menengah dan tahunan. Setiap lembaga pengelola zakat
memiliki RENSTRA (rencana strategi) lembaga.3
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang saat ini
yaitu Januari 2015 sampai dengan September 2015 mengacu kepada
KMA(Keputusan Menteri Agama) Tahun 2003 No 373 Pasal 5 yaitu BAZDA
Kabupaten/Kota terdiri atas Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas dan Badan
Pelaksana/Pengurus BAZNAS yang dibantu oleh Seksi Pengumpul, Seksi
Pendistribusian, Seksi Pengembangan dan Seksi Pendayagunaan.4
Adapun selanjutnya sesuai dengan Peraturan BAZNAS No 3 tahun 2014 Pasal 31
disebutkan bahwa Susunan Organisasi BAZNAS Kabupaten/Kota terdiri atas Ketua,
Wakil Ketua, Bidang Pengumpulan, Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan,
Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan, Bagian Administrasi, Sumber Daya
Manusia dan Umum, dan Satuan Audit Internal.
Peraturan BAZNAS ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya yaitu pada
tanggal 13 Oktober 2014, Namun pada kenyataannya ketika penulis mulai meminta
izin untuk penelitian skripsi pada November 2014, dikatakan bahwa di BAZNAS
Kabupaten Tangerang sedang dalam Masa Peralihan dan Pergantian Pengurus, lalu
ternyata sampai September 2015 ini belum ada pergantian secara resmi yaitu dengan
diadakan Pelantikan Pengurus Baru.
3N.Oneng Nurul Bariyah, Ed, Total Quality Management Zakat, h.61. 4BAZDA Kabupaten Tangerang, Pedoman Zakat (Tangerang, 2007) h.33.
54
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan terhadap rencana/progam kerja tahunan yang telah dibuat
BAZNAS Kabupaten Tangerang dilakukan/dilaksanakan oleh Badan
Pelaksana/Pengurus BAZNAS Kabupaten Tangerang yang dibantu oleh Seksi
Pengumpul, Seksi Pendistribusian, Seksi Pengembangan dan Seksi Pendayagunaan,
yaitu melaksanakan pengumpulan segala macam zakat, infaq dan shodaqoh dari
masyarakat, termasuk para pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten
Tangerang dan juga menyalurkan dana ZIS tersebut kepada mustahik sesuai dengan
hasil musyawarah dan mendayagunakan hasil pengumpulan dana ZIS kepada
mustahik.5
a. Pengumpulan dana zakat
Strategi yang dilakukan Baznas Kabupaten Tangerang dalam mengumpulkan
dana ZIS adalah dengan cara membentuk UPZ. Unit pengumpul zakat adalah satuan
organisasi yang dibentuk oleh Badan Amil Zakat di semua tingkatan dengan tugas
mengumpulkan zakat untuk melayani muzakki, yang berada pada desa/kelurahan,
instansi-instansi pemerintah dan swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri.6
BAZNAS Kabupaten Tangerang bekerja sama dengan UPZ Kecamatan yang ada di
29 Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang, 7 UPZ Sekolah dan 40
UPZ Dinas Instansi/Lembaga/Kantor dalam melaksanakan pengumpulan segala
macam zakat, infak dan shodaqoh dari masyarakat dan termasuk pegawai di
5BAZNAS Kabupaten Tangerang, Profil BAZNAS Kabupaten Tangerang: Progam Kerja BAZNAS
Kabupaten Tangerang Tahun 2014 (Tangerang) h.5. 6Artikel diakses pada 2 September 2015 dari http://pusat.baznas.go.id/upz/.
lingkungan pemerintah daerah kabupaten tangerang.7
Setelah UPZ di masing-masing wilayah kerjanya berhasil mengumpulkan
dana ZIS, maka setiap UPZ menyetorkan dana tersebut dengan cara dikirim ke
BAZNAS Kabupaten Tangerang melalui 3 nomer rekening Bank BJB yang ada yaitu
No.Rek zakat 0120030004199, No.Rek infak 0120030072651 dan No.Rek shodaqoh
0301003467.8
b. Pendistribusian dan Pendayagunaan dana zakat
Strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang dalam menyalurkan
dan mendayagunakan dana ZIS adalah dengan cara didistribusikan dan
didayagunakan sebagiannya di UPZ masing-masing, lalu sebagiannya lagi
didistribusikan dan didayagunakan melalui progam-progam yang ada di BAZNAS
Kabupaten Tangerang setelah dibuat rencana pendayagunaan dana ZIS oleh badan
pelaksana/pengurus BAZNAS Kabupaten Tangerang, lalu disetujui oleh dewan
pertimbangan dan komisi pengawas.
Khusus untuk penyaluran zakat fitrah di semua tingkat UPZ, maka
penyalurannya harus dibagikan kepada para mustahik terutama fakir dan miskin
sebelum pelaksanaan sholat idul fitri. Penyaluran dana yang selain dari zakat fitrah
disalurankan setelah rencana/progam kerja tahunan dibuat.9
Adapun pendayagunaan dana ZIS di BAZNAS Kabupaten Tangerang
dilakukan melalui progam pemberdayaan yang dilakukan pada tahun 2014 adalah
7BAZNAS Kabupaten Tangerang, Profil BAZNAS Kabupaten Tangerang: Progam Kerja BAZNAS
Kabupaten Tangerang Tahun 2014 (Tangerang). 8Wawancara Pribadi dengan Bapak Abdul Mufti, Staf Tata Usaha. Tangerang, 10 September 2015. 9BAZDA Kabupaten Tangerang, Pedoman Zakat (Tangerang, 2007) h.39.
56
berupa: bantuan langsung tunai kepada keluarga fakir miskin dan anak yatim, bantuan
peningkatan kesejahteraan mualaf, bantuan modal bergulir dan keterampilan usaha,
bantuan dana bencana alam dan pergeseran aqidah, pelayanan kesehatan masyarakat,
pelatihan kader untuk pendidik dan deteksi dini anak berkebutuhan khusus dan
pelaksanaannya, pembangunan masjid dan mushola, pemberian insentif untuk guru
ngaji di TPA/TPQ, pengasuh pesantren tradisional dan majlis ta‟lim, bantuan
pengadaan mobelair untuk sekolah, bantuan untuk siswa dan santri kurang mampu,
bantuan untuk orang yang kehilangan dan terlantar dan orang yang kehabisan bekal
dalam perjalanan.10
4. Pengawasan
Pengawasan terhadap pengumpulan, distribusi dan pendayagunaan dana ZIS
yang ada di BAZNAS Kabupaten Tangerang dilakukan oleh Komisi Pengawas.
Dengan cara mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah disahkan, mengawasi
pelaksanaan kebijakan umum yang ditetapkan Dewan Pertimbangan, mengawasi
operasional pengelolaan dana ZIS dan melakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap
kinerja Badan Pelaksana/Pengurus BAZNAS.11
Strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang dalam
mengumpulkan dana ZIS belum sukses dan belum berjalan dengan baik, hal ini bisa
dilihat dari Target penerimaan dana ZIS tiap tahun yang belum pernah mencapai
target, Target penerimaan dana ZIS pada tahun 2013 sejumlah 6 milyar bahkan target
10BAZNAS Kabupaten Tangerang, Profil BAZNAS Kabupaten Tangerang: Progam Kerja BAZNAS
Kabupaten Tangerang Tahun 2014 (Tangerang) h.12. 11Ibid.,h.5.
57
tertingginya 16 milyar, namun jumlah penerimaan ZIS pada tahun 2013 Hanya
mencapai angka 2,89 milyar. Ini sangat jauh melenceng dari jumlah yang di targetkan
yang 6 milyar, bahkan untuk mencapai angka 50% dari target saja tidak sanggup.12
Apalagi jika total penerimaan dana ZIS di BAZNAS Kabupaten Tangerang
dibandingkan dengan total penerimaan dana ZIS di BAZNAS Kab. Serang13
dan di
BAZNAS kota bogor14
sebagai berikut:
Tahun
Total Penerimaan Dana ZIS
BAZNAS
Kab.Tangerang
BAZNAS
Kab.Serang
BAZNAS
Kota Bogor
2012 2,84 Milyar 5,4 Milyar 11,58 Milyar
2013 2,89 Milyar 6,3 Milyar 12,26 Milyar
Sumber: Hasil pengolahan data penulis terhadap berbagai sumber.
Dari perbandingan total penerimaan dana ZIS di BAZNAS Kabupaten
Tangerang, di BAZNAS Kab. Serang dan di BAZNAS kota bogor jelaslah bahwa
total penerimaan dana ZIS di BAZNAS Kabupaten Tangerang adalah yang paling
terendah diantara 3 BAZNAS tersebut dan dapat diambil kesimpulan bahwa strategi
yang dilakukan dalam menghimpun dana ZIS dari seluruh elemen masyarakat belum
berjalan dengan baik.
Dalam pengelolaan zakat, infak dan sedekah (ZIS) terdapat beberapa prinsip
yang harus diikuti dan ditaati agar pengelolaan itu dapat berhasil guna sesuai dengan
12Wawancara Pribadi dengan Bapak Triyoso, Bendahara Penerima. Tangerang, 10 September 2015. 13Artikel diakses pada 2 September 2015 dari http://tangerangekspres.com/zakat-infak-target-
penerimaan-baznas-kabupaten-serang-rp-7-m/. 14Artikel diakses pada 2 September 2015 dari http://m.inilah.com/news/detail/2018443/total-zis-kota-