329 Strategi Pemulihan Bisnis UMKM Masa Adaptasi Pemulihan Baru Venesia Universitas Tanjungpura Pontianak – Indonesia Email: [email protected]Abstrak UMKM adalah kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja, memberikan kesempatan kerja yang luas dalam pelayanan ekonomi kepada masyarakat, berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong perekonomian pertumbuhan, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi pemulihan bisnis yang dilakukan oleh UMKM pada masa adaptasi pemulihan baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik penentuan informan dilakukan dengan purposive sampling. Proses analisis data dilakukan dengan mereduksi data dan menyajikan data yang telah diperoleh untuk kemudian ditarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UMKM terus meningkatkan daya saingnya di tengah pandemi yang masih terjadi di Indonesia. Meski pemasarannya masih tergolong kecil, namun pelaku UMKM terus meningkatkan kualitas produknya untuk menyambut masa adaptasi pemulihan baru yang akan dijalankan, sehingga roda perekonomian mulai kembali. Kata Kunci: Strategi, UMKM, New Normal, Covid-19 PENDAHULUAN Tepat pada penghujung tahun 2019 masyarakat dunia digemparkan dengan adanya virus Corona yang kemudian dengan begitu cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia. Penyakit yang diakibatkan oleh Virus Corona yang kemudian dikenal dengan nama Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) ini telah menjangkiti lebih dari 49,4 juta orang, dan menyebabkan korban jiwa hingga lebih dari 1,24 juta jiwa hingga 7 November 2020. Kasus pertama Covid-19 di Indonesia, diumumkan pada hari Senin, 2 Maret 2020 oleh Presiden Joko Widodo. Menurut Wikipedia, hari ini per 16 November 2020, atau delapan bulan lebih sejak pengumuman Presiden, jumlah penderita positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 471.000 kasus dengan korban jiwa mencapai 15.296 jiwa dan 392.000 orang diantaranya dinyatakan sembuh. Upaya meminimalisir penyebaran pandemi Covid-19 ini diantaranya dilakukan melalui kebijakan menjaga jarak sosial atau social distancing, namun kemudian diperbarui menjadi menjaga jarak secara fisik atau physical distancing. Penyebaran pandemi Covid-19 yang begitu mematikan saat ini adalah sebuah krisis yang tengah melanda umat manusia. Krisis ini tidak bisa kita hindari, tetapi harus dihadapi bersama oleh seluruh masyarakat. Krisis pada dasarnya yaitu sebuah peristiwa yang tidak berjalan dengan baik dan menyebabkan ketidakstabilan terhadap suatu individu atau sekelompok orang. Menurut Machfud (2011), krisis adalah suatu keadaan yang akan mengancam keutuhan atau keberlangsungan suatu individu atau kelompok. Krisis dapat terjadi karena adanya suatu informasi yang tidak sesuai dengan fakta dan dapat pula terjadi karena adanya komunikasi yang tidak berjalan dengan baik. Untuk menghadapi krisis yang terjadi saat ini, seluruh pemangku kepentingan harus saling bersinergi dalam upaya pencegahan dan penanganan Virus Corona ini. Saat ini semua pelaksana kebijakan, yaitu pemerintah pusat dan
12
Embed
Strategi Pemulihan Bisnis UMKM Masa Adaptasi Pemulihan Baru
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
329
Strategi Pemulihan Bisnis UMKM Masa Adaptasi Pemulihan Baru
UMKM adalah kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja, memberikan kesempatan kerja yang luas dalam pelayanan ekonomi kepada masyarakat, berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong perekonomian pertumbuhan, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi pemulihan bisnis yang dilakukan oleh UMKM pada masa adaptasi pemulihan baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik penentuan informan dilakukan dengan purposive sampling. Proses analisis data dilakukan dengan mereduksi data dan menyajikan data yang telah diperoleh untuk kemudian ditarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UMKM terus meningkatkan daya saingnya di tengah pandemi yang masih terjadi di Indonesia. Meski pemasarannya masih tergolong kecil, namun pelaku UMKM terus meningkatkan kualitas produknya untuk menyambut masa adaptasi pemulihan baru yang akan dijalankan, sehingga roda perekonomian mulai kembali.
Kata Kunci: Strategi, UMKM, New Normal, Covid-19
PENDAHULUAN Tepat pada penghujung tahun 2019 masyarakat dunia digemparkan dengan adanya virus Corona yang kemudian dengan begitu cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia. Penyakit yang diakibatkan oleh Virus Corona yang kemudian dikenal dengan nama Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) ini telah menjangkiti lebih dari 49,4 juta orang, dan menyebabkan korban jiwa hingga lebih dari 1,24 juta jiwa hingga 7 November 2020. Kasus pertama Covid-19 di Indonesia, diumumkan pada hari Senin, 2 Maret 2020 oleh Presiden Joko Widodo. Menurut Wikipedia, hari ini per 16 November 2020, atau delapan bulan lebih sejak pengumuman Presiden, jumlah penderita positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 471.000 kasus dengan korban jiwa mencapai 15.296 jiwa dan 392.000 orang diantaranya dinyatakan sembuh. Upaya meminimalisir penyebaran pandemi Covid-19 ini diantaranya dilakukan melalui kebijakan menjaga jarak sosial atau social distancing, namun kemudian diperbarui menjadi menjaga jarak secara fisik atau physical distancing. Penyebaran pandemi Covid-19 yang begitu mematikan saat ini adalah sebuah krisis yang tengah melanda umat manusia. Krisis ini tidak bisa kita hindari, tetapi harus dihadapi bersama oleh seluruh masyarakat. Krisis pada dasarnya yaitu sebuah peristiwa yang tidak berjalan dengan baik dan menyebabkan ketidakstabilan terhadap suatu individu atau sekelompok orang. Menurut Machfud (2011), krisis adalah suatu keadaan yang akan mengancam keutuhan atau keberlangsungan suatu individu atau kelompok. Krisis dapat terjadi karena adanya suatu informasi yang tidak sesuai dengan fakta dan dapat pula terjadi karena adanya komunikasi yang tidak berjalan dengan baik. Untuk menghadapi krisis yang terjadi saat ini, seluruh pemangku kepentingan harus saling bersinergi dalam upaya pencegahan dan penanganan Virus Corona ini. Saat ini semua pelaksana kebijakan, yaitu pemerintah pusat dan
330
pemerintah daerah, harus bekerjasama dengan semua media dalam memberikan informasi yang aktual dan jelas, sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran informasi. Berbagai upaya meminimalisir resiko harus dilakukan sehingga dapat menekan dan mengurangi penyebaran pandemi Covid-19. Pandemi ini juga berdampak luas terhadap dunia usaha di semua tingkatan, namun dampak yang paling berat dialami oleh UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Saat ini banyak sekali pelaku UMKM di sektor usaha jasa maupun produksi yang mengalami berbagai tantangan karena adanya pandemi ini, seperti adanya penurunan omzet yang signifikan, sepinya pelanggan, kesulitan mendapatkan bahan baku, dan hambatan pemasaran produk. Penurunan omzet yang signifikan disebabkan oleh berkurangnya aktivitas jual beli yang disebabkan adanya pembatasan pergerakan masyarakat melalui kebijakan PSBB yang diberlakukan di seluruh Indonesia. Sebelum PSBB diberlakukan seluruh Pegawai Negeri Sipil dan Swasta telah melaksanakan kebijakan Bekerja Dari Rumah atau Work From Home (WFH). Dengan tidak adanya mobilitas masyarakat di kawasan perkotaan, maka tidak ada pembelian produk UMKM sehingga omzet penjualan menurun drastis. Tantangan selanjutnya bagi pelaku UMKM yaitu adanya kesulitan dalam mendapatkan bahan baku untuk pembuatan produknya. Para pemasok UMKM ini sebagian besar berasal dari luar kota dan tidak dapat mengirim bahan baku produksi karena adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Kalau pun ada maka harga barang pasokan menjadi sangat tinggi dan tidak lagi terjangkau. Namun setelah produk dan jasa pun dapat disediakan oleh pelaku UMKM, mereka mengalami hambatan dalam memasarkan produknya karena beberapa sektor usaha seperti pariwisata mengalami kelumpuhan akibat pandemi ini. Setelah PSBB berakhir, kini kita dihadapkan pada era tatanan baru, era kenormalan baru atau lebih dikenal dengan sebutan New Normal. New Normal ditandai dengan dibukanya kembali aktivitas keseharian masyarakat dengan tetap menjaga diri dari penyebaran Covid-19. New Normal sendiri terdiri atas tatanan, kebiasaan maupun perilaku baru, melalui perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa kebiasaan baru dalam era New Normal saat ini diantaranya dengan mencuci tangan menggunakan sabun, selalu mengenakan masker pada saat keluar rumah atau berada di kerumunan, dan melakukan jaga jarak secara fisik dengan orang lain. Kebiasaan-kebiasaan baru ini diharapkan dapat dilaksanakan secara kolektif dan menjadi kebiasaan baru yang dipatuhi oleh seluruh warga negara. New Normal atau tatanan hidup baru dengan kebiasaan baru setelah terjadinya pandemi Covid-19 menjadi rancangan pemerintah dalam mengatasi masalah perekonomian akibat dari pandemi Covid-19. Jika bicara tentang perekonomian maka kita semua paham bahwa penggerak perekonomian baik di negara berkembang maupun negara maju di luar migas salah satunya adalah UMKM. Oleh karena itu sudah suatu kewajiban bagi pemerintah memperhatikan sektor ini. UMKM sendiri memiliki peran hingga mencapai 60 persen dalam pergerakan perekonomian di Indonesia, penyerapan tenaga kerja bisa mencapai 90 persen (Ramadhan, 2020). Dapat disimpulkan bahwa peran sektor UMKM sangat nyata dalam perekonomian bangsa. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Data Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia
No Peran UMKM Jumlah Persentase 1 Total Tenaga Kerja 89,20% 2 Menyediakan Lapangan Kerja 99,00%
331
3 PDB (Produk Domestik Bruto) Nasional 60,34% 4 Total Ekspor 14,17% 5 Total Investasi 58,18%
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020. Namun dalam masa pandemi Covid-19 dimana seluruh sektor mendapat imbas yang buruk, sektor UMKM juga mengalami hal yang sama. Angka pengangguran akan semakin meningkat, bukan hanya karena perusahaannya kolaps atau tutup, tetapi karena dengan kebiasaan dimasa pandemi Covid-19 dan dilanjutkan keadaan New Normal saat ini, banyak perusahaan mendapat-pola-pola praktis yang akan dijadikan langkah keberlanjutan dari kegiatan perusahaan. Misalnya, perusahaan yang biasanya mempekerjakan 500 pekerja, karena adanya kebijakan PSBB dan WFH maka hanya 50% dari pekerja yang melaksanakan kegiatan secara bergantian. Namun secara hasil, produksi yang dihasilkan tetap sehingga perusahaan akan melakukan efisiensi kerja dengan mengurangi jumlah karyawan yang ada. Dengan kata lain pengangguran pun meningkat secara signifikan. Jika dilihat dari sejarah krisis ekonomi, kejadian ini sebenarnya bukan kejadian pertama kali. Di Indonesia pada tahun 1998 dan 2008 krisis ekonomi juga telah terjadi. Namun pada masa itu, sektor UMKM masih bertahan, bahkan dapat menjadi motor penggerak dari pemulihan krisis ekonomi. Berbeda dengan kejadian saat ini, sektor UMKM sulit bertahan, bahkan bisa dikatakan paling terpuruk. Bahkan menurut Ramadhan (2020), banyak UMKM yang kolaps atau gulung tikar dan banyak orang kehilangan pekerjaan. Era New Normal ini memberikan peluang dan tantangan bagi pelaku UMKM untuk kembali membangun usahanya yang sempat terpuruk karena adanya PSBB selama beberapa bulan terakhir. Pelaku UMKM harus menemukan strategi pemasaran yang tepat dalam menghadapi peluang dan tantangan yang ada di era New Normal saat ini. Terbukti selama PSBB dilaksanakan masih ada pelaku UMKM yang dapat bertahan bahkan meningkatkan volume usahanya. Di masa New Normal ini, sektor UMKM perlahan berusaha bangkit dan mulai gencar mencari strategi baru dalam upaya bertahan maupun bangkit dari keterpurukan. Sebagian besar dari pelaku UMKM mulai beralih pada penggunaan sistem digital. Sebenarnya sistem digital ini sudah lama dikenal dan masuk ke Indonesia. Namun, setelah pandemi Covid-19 inilah baru para pelaku usaha mulai sadar. Bahkan mereka seperti tersentak dari tidur panjangnya selama ini. Mereka baru sadar bahwa penggunaan sistem digital memang sudah kebutuhan yang harus dimiliki. Sistem digital menjadi kebutuhan yang sangat penting di setiap perusahaan. Diyakini bahwa sistem digital, big data, dan internet-lah yang menjadi solusi utama dari permasalahan yang terjadi pada perusahaan-perusahaan baik mikro maupun makro. Pola pikir seperti inilah yang akhirnya mulai terbentuk. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi pemulihan bisnis yang dilakukan oleh UMKM pada masa adaptasi pemulihan baru. Sedangkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana strategi pemulihan bisnis yang dilakukan oleh UMKM pada masa adaptasi pemulihan baru. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan upaya peningkatan volume usaha para pelaku UMKM pada masa adaptasi pemulihan baru. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada lembaga terkait untuk mengembangkan model strategi pemulihan bisnis yang efektif bagi pelaku UMKM dalam situasi pandemi saat ini dan memberi masukan
332
kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait kebijakan yang mampu mendorong peningkatan omzet usaha pelaku UMKM pada masa adaptasi pemulihan baru. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif yang bersifat uraian dari hasil pengamatan dan studi dokumentasi. Pada tahap analisis, data-data yang diperoleh diolah dengan melakukan proses penyederhanaan kata agar mudah dipahami dan dibaca. Penelitian kualitatif yang dimaksud dalam penelitian disini adalah penelitian yang bermaksud untuk menjelaskan tentang apa yang dialami objek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi berbentuk bahasa dan kata-kata pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan meman-faatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2017). Subjek penelitian menjadi sumber informasi utama, informasi yang diperlukan diambil dari sumber informasi utama dan informasi tambahan yang diperlukan. Pengambil subjek penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik penarikan sampel bola salju (snowball samping). Penelitian ini menggunakan keabsahan data yang dilakukan secara triangulasi. Analisa data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi. Tahapan ini dapat dilihat pada gambar berikut:
333
Gambar 1 Tahapan Kegiatan Kerja Penelitian
Sumber: Data Olahan, 2020. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Covid-19 masih aktif terjadi. Namun pemerintah harus mengambil tindakan agar perekonomian tetap berjalan, Masyarakat tetap dapat menjalani kehidupan. New Normal bukan berarti kehidupan dan aktifitas dapat berjalan secara normal seperti keadaan sebelum pandemi Covid-19. Banyak langkah-langkah yang harus dipersiapkan agar penyebaran virus tetap dapat ditekan. Pembukaan New Normal akan mengambil bentuk yang berbeda, tergantung negara dan wilayah, serta sektor bisnis yang dijalankan. Belum ditemukannya vaksin, menjadikan kebijakan New Normal masih sangat beresiko. Hal ini membuat pemerintah berpikir keras bagaimana membuat pembukaan aktivitas ekonomi secara bertahap sulit untuk dinavigasi sehingga banyak masalah yang perlu dipertimbangkan, seperti kestabilan finansial, pola pikir konsumen dan pemasok, bagaimana memotivasi dan memastikan keselamatan pekeja dan bagaimana seberapa cepat permintaan pasar akan kembali. Di masa New Normal ini, perubahan tatanan, dan kebiasaan masyarakat berubah
secara drastis. Pemerintah terus berupaya membuat berbagai kebijakan yang harus
dapat meng-cover segala kepentingan dan masalah yang terjadi di masyarakat. Di
334
satu sisi pemerintah harus dapat mengatasi penyebaran virus Covid-19 secara
meluas, namun di sisi lain, pemerintah juga harus memerhatikan pergerakan
perekonomian yang lambat. Oleh karena itu di masa New Normal ini, dapat dijadikan
angin segar untuk memulai kembali pengembangan UMKM dalam meningkatkan
perekonomian ke depannya. Hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan, namun
dengan strategi baru, serta bekerja secara kreatif dan inovatif maka Indonesia bisa
bangkit dari keterpurukan perekonomian akibat pandemi Covid-19.
UMKM di Indonesia merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam
perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian
nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca
krisis ekonomi tahun 1998 dan 2008. Melalui pendekatan pemberdayaan
masyarakat, UMKM menciptakan peluang kerja yang cukup besar sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Namun sebagian
besar UMKM belum menerapkan strategi pemulihan bisnis yang tepat sehingga sulit
untuk bersaing dengan kelompok usaha besar. Kesadaran akan perlunya
mengembangkan strategi pemulihan bisnis bagi pelaku UMKM muncul pada saat
adanya pandemi Covid-19 saat ini.
Sektor UMKM di Indonesia merupakan sektor usaha yang menyerap 97% tenaga
kerja dengan jumlah kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebanyak 60%.
Oleh karena itu pemerintah memprioritaskan sektor UMKM dalam upaya pemulihan
ekonomi nasional melalui alokasi anggaran APBN untuk UMKM sebesar Rp 123,46
triliun. Dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor UMKM saat ini sangat berbeda
dengan dampak yang dialami UMKM saat terjadi krisis 1998. Saat itu UMKM menjadi
jaring pengaman ekonomi nasional. Namun sebaliknya pada masa pandemi Covid-
19, UMKM merupakan sektor usaha yang terdampak paling besar, baik dari sisi
supply maupun demand.
Berdasarkan data dari Kementerian KUKM, sejak Maret 2020 sektor-sekor UMKM
yang paling terdampak adalah UMKM sektor pariwisata, kuliner, dan pengolahan.
Sebaliknya sektor UMKM yang tetap tumbuh di tengah pandemi Covid-19, adalah
UMKM sektor kesehatan, jasa pengiriman (kurir), sektor jasa telekomunikasi, dan
sektor perdagangan online (e-commerce). Sejak diterapkannya PSBB dan WFH,
terdapat perubahan perilaku konsumen di mana aktivitas lebih banyak dilakukan di
rumah, sehingga seluruh pemenuhan kebutuhan sehari-hari dilakukan secara
daring, mulai dari kebutuhan pokok, makanan siap saji, obat-obatan, perawatan, dan
jasa lainnya.
Selama masa PSBB, transaksi penjualan di berbagai platform daring meningkat tajam. Penjualan bulanan mengalami peningkatan sebanyak 26% dibandingkan sebelum terjadi pandemi Covid-19. Selain itu transaksi harian meningkat menjadi 4,8 juta transaksi pada bulan April 2020 dari 3,1 juta transaksi pada bulan Maret 2020. Jumlah konsumen baru pun mengalami peningkatan sebanyak 51%. Namun peningkatan jumlah konsumen dan volume usaha dari penjualan daring hanya dinikmati oleh UMKM yang berjualan di marketplace bermodal besar seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak. Jumlah ini hanya mencakup 13% atau sekitar 8 juta pelaku UMKM, sedangkan 87% masih berjualan secara konvensional.
335
Pada era New Normal saat ini, pelaku UMKM dapat memanfaatkan peluang dengan
melakukan aktivitas usaha seperti biasa dengan tetap mematuhi protokol kesehatan
dalam pencegahan penularan Covid-19. Di dalam New Normal ini, pemerintah juga
memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM untuk melakukan
adaptasi bisnis, dari sebelumnya berbasis offline ke online. Kemudian dari tadinya
berjualan produk tertentu beralih menjual produk dengan tingkat permintaan yang
tinggi. Saat ini dari keseluruhan 60 juta pelaku UMKM baru sekitar 8 juta yang sudah
terhubung secara online. Pemerintah menargetkan pada akhir tahun ini pelaku
UMKM yang go online bisa mencapai 10 juta. Kementerian KUKM melaksanakan
berbagai pelatihan dan pendampingan usaha online melalui kemitraan dengan
korporasi dan pelaku usaha online lainnya.
Peran digital dan daring dalam setiap kegiatan bisnis dapat dikatakan satu hal yag
penting. Terlebih lagi di masa sulit pada New Normal saat ini. UMKM tidak hanya
cukup go online atau naik kelas saja. Definisi naik kelas juga berarti perlu pembinaan
dan edukasi lebih jauh. Seperti yang telah disampaikan oleh Theosabrata (2020)
menyatakan “Soal inovasi ini, tentu dampaknya ke semua pihak. Di masa yang tidak
pasti ini, yang sudah pasti itu adalah ketidakpastian itu sendiri, sehingga apa yang
disebut harus agile itu datangnya sebetulnya dari kemampuan kita untuk bisa
bergerak di waktu yang tepat. Jadi, untuk agile, sudah pasti kita semua harus super
kreatif.”
Di masa New Normal UMKM selain harus kreatif, UMKM juga harus dapat
beradaptasi tepat guna, serta melakukan berbagai macam validasi. Selain itu,
berbagai macam strategi harus diambil, namun yang utama adalah mengubah model
bisnis dan memanfaatkan teknologi digital. Namun tidak semua daerah dapat
memanfaatkan platform digital. Tidak semua daerah memiliki sarana online yang
mendukung. Disinilah peran pemerintah dalam menjamin kelancaran koneksi
internet di era New Normal, hal ini bertujuan agar pelau UMKM bisa masuk ke dalam
digitalisasi sistem yang lebih kuat. Namun mengingat budaya serta kemampuan
masyarakat Indonesia saat ini, maka kombinasi antara online dan offline lebih baik
diterapkan di awal New Normal ini. Oleh karena itu, perlu dirancangnya sistem
pelatihan berkesinambungan bagi pelaku-pelaku UMKM dari mulai tingkat pedesaan
sampai dengan pusat.
Kondisi akibat dari pandemi Covid-19 yang berdampak pada perekonomian
Indonesia memaksa pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan New Normal. Hal
inilah yang membuat pemerintah harus berhati-hati dan mempersiapkan segala
sesuatunya agar pada masa New Normal tidak mengakibatkan penyebaran virus
corona semakin besar. Kebijakan New Normal adalah kebijakan membuka kembali
aktifitas ekonomi sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan menggunakan
standar kesehatan yang sebelumnya tidak biasa digunakan sebelum adanya
pandemi Covid-19 (Pratama, 2020). New Normal ini dilakukan sebagai upaya
mengembalikan kehidupan warga secara normal dengan adaptasi kebiasaan yang
baru. Kebiasaan yang baru sebagai upaya menyelamatkan hidup warga dan menjaga
negara tetap bisa berdaya menjalankan fungsinya. New Normal dijadikan tahapan
336
baru setelah kebijakan stay at home, work from home, dan pembatasan sosial
berskala besar yang dilakukan guna mencegah penyebaran virus sebelumnya.
New Normal diberlakukan karena pemerintah sadar betul tidak mungkin warga
terus-menerus harus berada di rumah tanpa ada kepastian, perekonomian
masyarakat terhambat atau bisa dikatakan berhenti yang berakibat pada
kebangkrutan, PHK massal, dan kekacauan sosial banyak terjadi. Belum ada yang
tahu pasti kapan vaksin virus akan ditemukan. Perekonomian masyarakat dan
negara harus tetap berjalan. Negara harus tetap menjalankan fungsinya sesuai
konstitusi. Pemerintah harus dapat menjalankan fungsinya dalam mengurusi rakyat,
namun keselamatan rakyat adalah di atas segalanya. Kebijakan New Normal tetap
dipadukan dengan program perlindungan dan jaringan pengamanan masyarakat
bagi warga masyarakat yang membutuhkan serta tanpa mengurangi fokus dalam
memberikan pelayanan kesehatan penanganan korban Covid-19. New Normal
membutuhkan sinergitas antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk
tetap memastikan pelayanan kesehatan masyarakat, tersedianya sarana dan
prasarana perawatan, peralatan medis, melindungi mereka yang rentan melalui
penyiapan jaringan pengamanan sosial yang tepat dan sarana perlindungan sosial.
Pemerintah melalui Kementerian KUKM telah menyiapkan sejumlah kebijakan
berupa stimulus dari sisi supply dan demand. Salah satu kebijakan yang diberikan
oleh pemerintah kepada UMKM adalah dalam bentuk insentif pajak, program
relaksasi dan restrukturisasi kredit, selain skema pembiayaan baru bagi UMKM
dengan bunga ringan. Kebijakan lainnya adalah dengan pembelian produk UMKM
yang tidak diserap pasar oleh BUMN, sehingga UMKM tersebut dapat terus
berkembang. Selain itu Pemerintah juga menggalakkan kampanye Belanja Produk
Indonesia di semua media massa untuk mendorong masyarakat mengkonsumsi
produk asli Indonesia yang sebagian besar merupakan produk UMKM. Beberapa
kebijakan baru pemerintah dalam masa New Normal, antara lain:
1. Penetapan SOP protokol kesehatan
Untuk mencegah terjadinya penyebaran virus yang semakin parah pada saat New
Normal ini maka pemerintah menyiapkan beberapa SOP (Standar Operasional
Prosedur) protokol kesehatan yang ketat. Seperti yang disampaikan oleh Sri
Mulyani dalam Nordiansyah (2020), “Kita harus mampu menyeimbangkan
kebutuhan untuk tetap menjaga kesehatan, namun tetap menciptakan ruang
untuk interaksi sosial dan ekonomi.”
2. Penetapan kebijakan fiskal dari Menteri Keuangan
Ada beberapa kebijakan fiskal yang diterbitkan oleh pemerintah dalam
merangsang perekonomian masyarakat dalam mendukung langkah-langkah yang
sifatnya luar biasa dalam situasi yang luar biasa dengan kecepatan yang dituntut
sangat tinggi, antara lain:
a. Relaksasi Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21). PPh 21 akan ditanggung
Pemerintah (DTP) sebesar 100% atas penghasilan dari pekerja di sektor
industri pengolahan (termasuk KITE dan KITE IKM), besaran pajak yang
Pratama, F. (2020). Menyikapi “New Normal” Setelah Pandemi. Puspensos. http://puspensos.kemsos.go.id/menyikapi-new-normal-setelah-pandemi
Putra, Surya Hendra. (2020). Pengembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dalam Masa Covid 19 dan New Normal. Researchgate.net.
Ramadhan. (2020). Strategi Pemulihan UMKM di Masa New Normal. Asumsi.co. https://www.asumsi.co/post/strategi-pemulihan-ekonomi-umkm-di-masa new-normal
Ratnaningtyas, Endah Marendah. (2020). Dampak dan Strategi UMKM (Usaha Mikro Kecil Dan Menengah) Menghadapi The “New Normal”. Jurnal EBBANK, Vol 11.
http://www.ebbank.stiebbank.ac.id/index.php/EBBANK/article/view/200 Rulandari, Novianita, dkk. (2020). Strategi Komunikasi Pemasaran Usaha Mikro Kecil
Dan Menengah Pada Era New Normal. Prosiding Seminar Stiami, Volume 7, Nomor 2. http://ojs.stiami.ac.id/index.php/PS/article/view/951
340
Theosabrata, L. (2020). Pemulihan Ekonomi di Masa New Normal. Asumsi.co, 10. https://www.asumsi.co/post/strategi-pemulihan-ekonomi-umkm-di-masanew-normal
Wikipedia. (2020). Covid-19 Pandemic in Indonesia. https://en.wikipedia.org/wiki/COVID-19_pandemic_in_Indonesia