Top Banner

of 15

STRATEGI PEMENUHAN pengembangan diri.docx

Jan 06, 2016

Download

Documents

Nur Kholiq
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

STRATEGI PEMENUHAN KEGIATAN KOLEKTIF GURU SEBAGAI BAGIAN DARI PENGEMBANGAN DIRI GURUTop of FormUser Rating:/8PoorBestBottom of FormSTRATEGI PEMENUHAN KEGIATAN KOLEKTIF GURU SEBAGAI BAGIAN DARI PENGEMBANGAN DIRI GURUOleh: Dra.Suminarsih,M.SiWidyaiswara LPMP Jawa TengahA.RASIONALProfesi guru harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yangbermartabat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini dikarenakan guru merupakantenaga profesional yang mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan2025yaitu menciptakan insan Indonesia cerdas dan kompetitif.Salah satu bentuk aktualisasi tugas guru sebagai tenaga profesional adalah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Undang-undang dan peraturan pemerintah ini diharapkan dapat memfasilitasi guru untuk selalu mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan. Pelaksanaanprogram pengembangan keprofesian berkelanjutan ini diharapkan dapat meningkatkankompetensi pedagogik, profesional,sosial dan kepribadian untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masa depan yang berkaitan dengan profesinya sebagai guru.Kegiatan pengembangan keprofesianberkelanjutan dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil penilaian kinerja guru dan didukung dengan hasil evaluasi diri. Apabila hasil penilaian kinerja guru masih berada di bawah standar kompetensi yang dipersyaratkan dalam penilaian kinerja guru, maka guru diwajibkan untuk mengikuti programpengembangankeprofesianberkelanjutan yang diorientasikan sebagai pembinaan dalam pencapaian standar kompetensi guru. Sementara itu, guru yang hasil penilaian kinerjanya telah mencapai standar kompetensi yang dipersyaratkan dalam penilaian kinerja guru, kegiatanpengembangankeprofesianberkelanjutan diarahkan kepada pengembangan kompetensi untuk memenuhi layanan pembelajaran berkualitas dan peningkatan karir guru.Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, pengembangan keprofesian berkelanjutan merupakan salah satu unsur utama yang diberikan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru.Pelaksanaan kegiatanpengembangankeprofesianberkelanjutan diharapkan dapat menciptakan guru profesional, bukan hanya sekedar memiliki ilmu pengetahuan yang luas, tetapi juga memiliki kepribadian yang matang. Dengan demikian, gurumampumenumbuhkembangkan minat dan bakat peserta didik sesuai dengan bidangnyadalammenguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Sehinggaguru sebagai pembelajar abad 21mampu mengikuti perkembangan ilmudalam bidangnyadan dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan standar kompetensi yang harus dimiliki peserta didik.Kondisi saat ini guru masih mengalami kendalamemenuhi kewajiban dalam pemenuhan pengembangan keprofesiannya, baik pengembangan diri, publikasi ilmiah maupun karya inovatif. Umumnya guru memaknai pengembangan diri hanya berupa mengikuti pendidikan dan pelatihan saja, sehingga sebagian guru merasa pesimis tidak mendapatkan kesempatan untuk ikut pendidikan dan pelatihan.Makalah ini memberikan solusi bagi guru untuk menyusun strategi pemenuhan pengembangan diri dari unsur kegiatan kolektif guru, baik di sekolah, kelompok/musyawarahkerja (KKG/MGMP/KKKS/MKKS/KKPS/MKPS). Kegiatan dapat dilakukan mandiri atauberkelompok .B.PENGEMBANGAN KOPROFESIAN BERKELANJUANPengembangan keprofesian berkelanjutanadalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, secara bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitas guru. Dengan demikian, guru dapat memelihara, meningkatkan, dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya untuk melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. Pembelajaran yang berkualitas diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik (Kemdikbud, 2013) .Tujuan umumpengembangankeprofesianberkelanjutanadalah untuk meningkatkankualitaslayananpendidikan di sekolah/madrasah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Manfaatpengembangankeprofesianberkelanjutanbagi peserta didikmemperoleh jaminan pelayanan dan pengalaman belajar yang efektif; Guru dapat memenuhi standar dan mengembangkan kompetensinya, sehinggamampumenghadapi perubahan internal dan eksternaldalammemenuhi kebutuhan belajar peserta didik untuk menghadapi kehidupannya di masa datang.sekolah/Madrasah mampu memberikan layanan pendidikan yang berkualitaskepadapeserta didik; Orang tua/masyarakat memperoleh jaminanbahwaanak mereka mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas dan pengalaman belajar yang efektif;dan Memberikan jaminan kepada masyarakat tentang layanan pendidikan yang berkualitas dan professional.PKB adalah bagian penting dari proses pengembangan keprofesian guru yang merupakan tanggung-jawab guru secara individu sebagai masyarakat pembelajar. Oleh karena itu, kegiatan PKB harus mendukung kebutuhan individu dalammeningkatkan praktik keprofesian guru dan fokus pada pemenuhan dan pengembangan kompetensi guru untuk mendukung pengembangan karirnyaMenurut Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009,unsurkegiatanpengembangan keprofesian berkelanjutanmeliputi:1.Pengembangan DiriPengembangan diri adalah upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau kebijakan pendidikan nasional serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan melalui diklat fungsional dan/atau kegiatan kolektif guru yang meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian guru.Terkait dengan kegiatan diklat fungsional, Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pasal 8 (ayat 1) menyatakan bahwa: diklat dalam jabatan dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap Pegawai Negeri Sipil agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-baiknya. Dalam pasal yang sama (ayat 2), dinyatakan bahwa diklat dalam jabatan terdiri dari diklat kepemimpinan, diklat fungsional, dan diklat teknis. Selanjutnya pasal 11 (ayat 1) menyatakan bahwa diklat fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional masing-masing.Sejalan dengan itu, Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 menyatakan bahwa: diklat fungsional adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan guru baik di sekolah maupun di luar sekolah (seperti KKG/MGMP/MGBK) dan bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru.Beberapa contoh bentuk kegiatan kolektif guru antara lain:a.Lokakarya atau kegiatan bersama (sepertiKKG, MGMP,MGBK,KKKSdanMKKS) untuk menyusun dan/atau mengembangkan perangkat kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan/atau media pembelajaran;b.Keikutsertaan pada kegiatan ilmiah (seminar, koloqium,workshop, bimbingan teknis, dan/atau diskusi panel), baik sebagai pembahas maupun peserta;c.Kegiatan kolektif lainnya yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru.Beberapa contoh materi yang dapat dikembangkan dalam kegiatan pengembangan diri, baik dalam diklat fungsional maupun kegiatan kolektif guru, antara lain: (1)perencanaan pendidikandan program kerja; (2) pengembangan kurikulum,penyusunan RPPdan pengembangan bahan ajar; (3)pengembangan metodologi mengajar; (4) penilaian proses dan hasil pembelajaran peserta didik; (5) penggunaan dan pengembangan teknologi informatika dan komputer (TIK) dalam pembelajaran; (6) inovasi prosespembelajaran; (7)peningkatan kompetensi profesional dalam menghadapi tuntutan teori terkini; (8) penulisan publikasi ilmiah; (9)pengembangan karya inovatif; (10) kemampuan untuk mempresentasikan hasil karya; dan (11) peningkatan kompetensi lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas tambahan atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.Kegiatan pengembangan diridilaksanakandi sekolah sesuai kebutuhanguru dan sekolah,dan dikoordinasikan oleh koordinatorpengembangan keprofesian berkelanjutan..Bukti pelaksanaan kegiatan pengembangan diriyang dapat dinilai, antara lain:a.Diklat fungsional yang harus dibuktikan dengan surat tugas, sertifikat, dan laporan deskripsi hasil pelatihan yang disahkan oleh kepala sekolah.b.Kegiatan kolektif guru yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dan laporan deskripsi hasil kegiatan yang disahkan oleh kepala sekolah.Catatan:Bagi guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah, maka laporan dan bukti fisik pelaksanaan pengembangan diri harus disahkan oleh kepala dinas pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi.Guru yang telah mengikutidiklat fungsional dan/ataukegiatan kolektif guruberkewajibanmendiseminasikan kepadarekan guru lain, minimal di sekolahnya masing-masing, sebagai bentuk kepedulian dan wujud kontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan. Kegiatan ini diharapkan dapat mempercepat proses kemajuan dan pengembangan sekolah secarakomprehensif. Guruyang mendiseminasikan hasil diklat fungsional dan/atau kegiatan kolektif akanmemperoleh penghargaan berupa angka kredit sesuai perannya sebagai pemrasaran/nara sumber.2.PublikasiIlmiahPublikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah mencakup 3 (tiga) kelompok, yaitu:a.Presentasi pada forum ilmiah. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pemrasaran dan/atau nara sumber pada seminar, lokakarya, koloqium, dan/atau diskusi ilmiah, baik yang diselenggarakan pada tingkat sekolah, KKG/MGMP/MGBK, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional.b.Publikasi ilmiah berupa hasil penelitian atau gagasan ilmu bidang pendidikan formal. Publikasi dapat berupa karya tulis hasil penelitian, makalah tinjauan ilmiah di bidang pendidikan formal dan pembelajaran, tulisan ilmiah populer, dan artikel ilmiah dalam bidang pendidikan. Karya ilmiah ini telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah tertentu atau minimal telah diterbitkan dan diseminarkan di sekolah masing-masing. Dokumen karya ilmiah disahkan oleh kepala sekolah dan disimpan di perpustakaan sekolah.Catatan: Bagi guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah, karya ilmiahnya harus disahkan oleh kepala dinas pendidikan setempat.c.Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan/atau pedoman guru. Buku yang dimaksud dapat berupa buku pelajaran, baik sebagai buku utama maupun buku pelengkap, modul/diktat pembelajaran per semester, buku dalam bidang pendidikan, karya terjemahan, dan buku pedoman guru. Buku termaksud harus tersedia di perpustakaan sekolah tempat guru bertugas. Keaslian buku harus ditunjukkan dengan pernyataan keaslian dari kepala sekolah atau dinas pendidikan setempat bagi guru yang mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah.3.Karya inovatifKarya inovatif adalah karya yang bersifatpengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan, sains/teknologi, dan seni. Karya inovatif ini dapat berupapenemuan teknologi tepat guna,penemuan/peciptaan atau pengembangan karya seni,pembuatan/modifikasialat pelajaran/peraga/praktikum, atau penyusunan standar,pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat nasional maupun provinsi.Kegiatanpengembangan keprofesian berkelanjutanyang mencakup ketigaunsurtersebut harus dilaksanakan secara berkelanjutan, agar guru dapat selalu menjaga dan meningkatkan profesionalismenya, tidak sekedar untuk pemenuhan angka kredit. Oleh sebab itu, meskipun angka kredit seorang guru diasumsikan telah memenuhi persyaratan untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional tertentu, gurutetap wajib melakukan kegiatanpengembangan keprofesian berkelanjutanC.PENGEMBANGAN DIRIBerdasarkan Permennegpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 17, jumlah minimum angka kredit untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat / jabatan guru dari unsur PKB adalah sebagai berikut.Dari JabatanKe JabatanJumlah Angka Kredit Minimal dari Subunsur

Subunsur Pengembangan DiriSubunsur Publikasi Ilmiah dan/atau Karya Inovatif

Guru Pertama golongan III/aGuru Pertama golongan ruang III/b3 (tiga)-

Guru Pertama golongan III/bGuru Muda golongan ruang III/c3 (tiga)4 (empat)

Guru Muda golongan III/cGuru Muda golongan ruangIII/d3 (tiga)6 (enam)

Guru Muda golongan III/dGuru Madyagolongan IV/a4 (empat)8 (delapan)

Guru Madyagolongan IV/aGuru Madyagolongan IV/b4 (empat)12 (duabelas)

Guru Madyagolongan IV/bGuru Madyagolongan IV/c4 (empat)12 (duabelas)

Guru Madyagolongan IV/cGuru Utama (*golongan IV/d5 (lima)14 (empatbelas)

Guru Utamagolongan IV/dGuru Utamagolongan IV/e5 (lima)20 (duapuluh)

(* bagi Guru Madya, golongan ruang IV/c, yang akan naik jabatan menjadi Guru Utama, golongan ruang IV/d, wajib melaksanakan presentasi ilmiah.Berdasarkan persyaratan kenaikan pangkat ,guru wajib melakukanpengembangan diriminimal jumlah nilai 3 s.d. 5 bervariasi sesuai pangkatnya. Jika banyaknya nilai pengembangan diri tersebut dicapai umumnya selama 4 (empat) tahun, maka rata-rata dalam satu tahun guru mengumpulkan nilai satu. kegiatan yang dilakukan guru adalah mengikuti diklat fungsional atau kegiatan kolektijf guru.1.Diklat FungsionalGuru dapat mengikuti kegiatan diklat fungsional atas dasar penugasan baik dari kepala sekolah/madrasah maupun kehendak sendiri setelah mendapat izin dari atasan langsungKegiatan dapat berupa kursus. pelatihan, penataran,in house trainingdurasi minimal 30 jam yang diselenggarakan oleh lembaga diklat yang ditunjuk seperti P4TK, LPMP, LP2KS, Badan Diklat Daerah, Lambaga Diklat yang diselenggarakan masyarakat yang mendapat operasional dari pemerintah aau pemerintah pusat.Beberapa contoh materi yang dapat dikembangkan dalam kegiatan pengembangan diri, baik dalam diklat fungsional maupun kegiatan kolektif guru, antara lain:a.penyusunan kurikulum, RPP, dan bahan ajarb.penyusunan, program kerja, dan/atau perencanaan pendidikanc.pengembangan metodologi mengajard.penilaian proses dan hasil pembelajaran peserta didike.penggunaan dan pengembangan teknologi informatika dan komputer (TIK) dalam pembelajaranf.inovasi proses pembelajarang.peningkatan kompetensi professionalh.penulisan publikasi ilmiahi.pengembangan karya inovatifj.kemampuan untuk mempresentasikan hasil karya, dank.peningkatan kompetensi lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas tambahan atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasahDurasi diklat fungsional guru dan angka kreditnya sebagaimana dalam lampiran I Peraturan Manteri Negara Pendayagunaan AParatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 seperti pada tabel berikut:KegiatanKodeAngka Kredit

1.1.alebih dari960 jam1915

1.1.bantara641 s.d. 960209

1.1.cantara 481 s.d.640216

1.1.dantara 181 s.d.480223

1.1.eantara81 s.d.180232

1.1.fantara30 s.d.80241

keikutsertaan guru dan guru yang mendapat tugas tambahan dalam kegiatan diklat fungsional harus dibuktikan dengan bukti fisik sebagai berikut.a.Fotokopi surat tugas dari kepala sekolah/madrasah, atau atasan langsung, atau instansi lain yang terkait yang telah disahkan oleh kepala sekolah/madrasah atau atasan langsungb.Fotocopy sertifikat duiklat bagi guru yang telah disahkan oleh kepala sekolah/madrasah, sedankan bagi kepala sekolah disahkan oleh dinas pendidikan sebagai atasan langsungPermasalahan sehubungan dengan diklat funsional, tidak semua guru berkesempatan mengikuti diklat fungsional, sehingga kegiatan kolektif guru menjadi solusi pemenuhan angka kredit pengembangan keprofesian berkelanjutan dari unsur pengembangan diri2.Kegiatan Kolektif GuruKegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan guru baik di sekolah/madrasah maupun di luar sekolah/madrasah (seperti KKG/MGMP, KKKS/MKKS, Asosiasi Profesi lainnya) yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan.Kegiatan kolektif guru dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut.a.Mengikuti lokakarya atau kegiatan di kelompok/musyawarah kerja gurub.Mengikutiin house trainingdi sekolah/madrasah untuk penyusunan perangkat kurikulum dan/atau kegiatan pembelajaran berbasis TIK, penilaian, pengembangan media pembelajaran, dan/atau kegiatan lainnyac.Sebagai pembahas atau peserta dalam seminar, koloqium, diskusi panel, atau bentuk pertemuan ilmiah lainnyad.Mengikuti kegiatan kolektif lainnya yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru terkait dengan pengembangan keprofesiannyaGuru dapat mengikuti kegiatan kolektif guru atas dasar penugasan baik oleh kepala sekolah/madrasah atau institusi yang lain, maupun atas kehendak sendiri. Angka kredit untuk setiap kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan kolektif guru ditunjukkanpada tabel berikut.KegiatanKodeAngka Kredit

1.2.aLokakarya atau kegiatan bersama (seperti kelompok/ musyawarah kerja guru) untuk penyusunan perangkat kurikulum dan atau pembelajaran.250,15

Kegiatan ilmiah, seperti seminar, koloqium, diskusi panel atau bentuk pertemuan ilmiah lainnya1.2.b. sebagai pembahas atau pemakalah1.2.c. sebagai peserta26270,20,1

1.2.dKegiatan kolektif lainnya yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru, termasukin house training(