Strategi pembelajaran Quantum Kelompok 1 1. Agus Triyanto (A220120030) 2. Okta iskandar (A220120020) 3. Ryanto (A220120044 ) MK. Strategi Pembelajaran PROGDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) SEMESTER III FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Strategi pembelajaran quantum untuk fakultas keguruan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Strategi pembelajaran Quantum
Kelompok 11. Agus Triyanto (A220120030)2. Okta iskandar (A220120020)3. Ryanto (A220120044 )
MK. Strategi PembelajaranPROGDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) SEMESTER III
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
• Quantum Teaching berasal dari dua kata yaitu “Quantum” yang berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya dan “Teaching” yang berarti mengajar.
• Dengan demikian maka Quantum Teaching adalah orkestrasi (desain pembelajaran) bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan disekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar yang efektif yang dapat mempengaruhi kesuksesan siswa. Dengan kata lain “Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya”.
Asas Utama Quantum Teaching• “Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan
dunia kita ke dunia mereka”. Maksud asas utama ini memberi pengertian bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh siswa.
• “Dunia Kita” diperluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam ini, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.
• Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang dapat memacu atau menghambat belajar, Dhoroty dalam DePorter (2000:66). Lingkungan kelas yang hangat, nyaman, rapi, bersih, dan suasana yang penuh keakraban tentunya dapat memacu semangat siswa untuk belajar akan tetapi lingkungan kelas yang sunyi, suram, dan tidak tertata tentunya dapat menghambat kegiatan belajar siswa.
ide-ide yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif
• Poster Afirmasi, Menggambarkan afirmasi seperti dialog internal, sehingga menguatkan keyakinan siswa untuk belajar.
• Warna, Warna dapat digunakan untuk memperkuat pengajaran guru dan belajar siswa.
• Pengaturan bangku, Pengaturan bangku dapat disusun untuk mendukung tujuan belajar. Cara guru mengatur bangku dapat memainkan peran penting dalam pengorkestrasian belajar.
• Musik, Guru dapat menggunakan musik untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa, dan mendukung lingkungan belajar. Musik yang dapat digunakan diantaranya adalah (Mozart, Bach, Vivaldi, Handel, dan musik klasik Satie dan rachmaninof).
• Aroma, Guru dapat memberikan sedikit aroma wewangian dalam lingkungan kelasnya. Menurut Hirsc dalam DePorter (2000:72), manusia dapat meningkatkan kemampuan berpikir mereka secara kreatif sebanyak 30% saat diberikan wangi bunga tertentu.
Ciri-ciri Quantum Teaching
• Penggunaan musik dengan tujuan-tujuan tertentu.
• Pemanfaatan ikon-ikon sugestif.• Penggunaan ”stasiun-stasiun kecerdasan” untuk
memudahkan siswa belajar sesuai dengan modalitas kecerdasannya.
• Penggunaan bahasa yang unggul.• Suasana belajar yang menyenangkan dan saling
a. Kekuatan Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan
b. Penataan lingkungan belajarc. Memupuk sikap juarad. Bebaskan gaya belajarnyae. Membiasakan mencatatf. Membiasakan membacag. Jadikan anak lebih kreatifh. Melatih kekuatan memori
• Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
• Karena Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, maka saat proses pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru, sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
• Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
• Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
1. memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan yang mendukung, sehingga diperlukan waktu yang panjang
2. memerlukan fasilitas yang memadai, 3. model ini banyak dilakukan di luar negeri sehingga kurang
beradaptasi dengan kehidupan di Indonesia, dan 4. kurang dapat mengontrol siswa5. Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati
usaha seseorang siswa baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dll. Maka dapat mengganggu kelas lain.
6. Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan. Sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.