i STRATEGI PEMASARAN MINUMAN SEHAT SARI BIJI NANGKA PROYEK AKHIR Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Disarin Oleh: Dewi Richa Wulansari 07512134009 PROGRAM STUDI TEKNIK BOGA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011
153
Embed
STRATEGI PEMASARAN MINUMAN SEHAT SARI BIJI … · antara lain dengan penambahan rasa, warna, dan pengemasan yang menarik. Susu biji nangka mempunyai kelebihan dari susu nabati pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
STRATEGI PEMASARAN MINUMAN SEHAT
SARI BIJI NANGKA
PROYEK AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Disarin Oleh:
Dewi Richa Wulansari
07512134009
PROGRAM STUDI TEKNIK BOGA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Cukuplah Allah menjadi penolongmu
Dan Dialah sebaik-baik wakil dalam segala urusanmu (Qs. Ali-imran: 173)
Setiap perbutan itu hanyalah dengan niat dan setiap manusia akan memperoleh
apa yang ia niatkan (HR: Bukhray)
Sukses berisi rangkaian kemenangan sehari-hari yang kecil (Zig Ziglar)
Semua kesulitan sebenarnya merupakan jalan bagi jiwa untuk bisa tumbuh
dengan lebih baik. (Dewi Richa. W)
Kehidupan selalu mengalir seperti sungai ditengah dua tepian kebahagiaan dan
penderitaan, sisi keberhasilan dan sisi kegagalan sukses dan gagal adalah
peristiwa bukan akhir kehidupan. (Dewi Richa. W)
Karya sederhana ini ku persembahkan kepada:
Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa dengan
tulus dan dukungan moral maupun material.
Kakak-kakak ku tersayang Mas Eko, Mas Edy, Mba Ana, Mba Rona dan
dan Sri yang selalu memberikan dukungan dan doanya.
Teman-teman D3 Non Reguler ’07, terima kasih atas kenangan indah
dalam perjuangan bersama dikampus.
Almamater PTBB Universitas Negeri Yogyakarta.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Proyek Akhir
dengan judul “ Strategi Pemasaran Minuman Sehat Sari Biji Nangka”. Laporan ini
ditujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Ahli
Madya pada program studi Teknik Boga Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Yogyakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penulisan Proyek Akhir ini dari
awal hingga akhir tidak akan berhasil dengan baik apabila tanpa adanya
bimbingan, dukungan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Wardan Suyanto, Ed. D. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Sri Wening, Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Ibu Sri Palupi, M. Pd, Kaprodi Teknik Boga Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Ibu Mutiara Nugraheni, S.T.P., M.Si., Pembimbing Proyek Akhir yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan pada penyusunan laporan ini.
5. Tim penguji Proyek Akhir yang telah memberikan saran dan bimbingan.
6. Kepada seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan baik moral
maupun material, hingga tersarinya laporan Proyek Akhir ini.
7. Teman – teman mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Boga angkatan 2007,
terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.
vii
Penulis menyadari bahwa penyusunan proyek akhir ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi bentuk, penyampaian, isi, maupun cara penulisannya.
Oleh karena itu, penulis sangat menghargai dan mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat membangun agar proyek akhir ini dapat menjadi lebih baik.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, Maret 2011
Penulis
viii
ABSTRAK
STRATEGI PEMASARAN MINUMAN SEHAT SARI BIJI NANGKA
Oleh: Dewi Richa Wulansari
07512134009
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Merencanakan usaha produksi, pemasaran, keuangan pada sari biji nangka. 2) Mengetahui IFAS dan EFAS dari produk dan usaha. 3) Mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman (SWOT) produk dan usaha. 4) Menentukan strategi usaha yang dijalankan. 5) Mengimplementasikan strategi usaha yang dipilih. 6) Mengevaluasi implementasi usaha yang dijalankan. Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juli 2010, dan pameran produk sari biji nangka diadakan pada tanggal 14-20 Juni 2010 di Benteng Vredeburg Yogyakarta. Tahapan penelitian perencanaan usaha meliputi produksi,pemasaran dan keuangan. Membuat analisis SWOT berdasarkan data IFAS dan EFAS, kemudian menentukan alternatif strategi usaha yang dipilih, mengimplementasikan alternatif strategi usaha yang dipilih dan mengevaluasi implementasi usaha yang dijalankan. Hasil penelitian ini adalah: 1) Perencanaan usaha sari biji nangka berbentuk industri rumah tangga (home industry) yang berada di Kepuh Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta. Melibatkan 2 orang karyawan, masing-masing bertugas dibagian gizi dan pemasaran. Penetapan harga jual sari biji nangka menggunakan metode mark-up sebesar 30%, dengan harga jual sebesar Rp2.900 per-kemasannya dan dengan berat bersih 250 ml/botol dalam jangka waktu 1 bulan. 2) Total skor EFAS dan IFAS usaha produk sari biji nangka yaitu IFAS 3,1 dan EFAS 3,02. Nilai total skor IFAS lebih berpengaruh besar terhadap pemasaran produk sari biji nangka. 3) Matrik SWOT menggambarkan bahwa sari biji nangka mengandung fosfor yang tinggi yang baik bagi tubuh, kelemahan daya simpan produk tidak tahan lama, peluang target pasar untuk semua kalangan masyarakat, dan ancaman banyak produk sari nabati dipasaran. 4)Alternatif strategi pemasaran produk sari biji nangka dirumuskan berdasarkan model analisis SWOT. 5) Implementasi alternatif strategi pemasaran berdasarkan analisis SWOT yang dipilih adalah dengan strategi SO (Strength-Opportunities) teknik pemasaran diantaranya adalah mempromosikan melalui internet, menampilkan informasi nilai gizi dan mempromosikan produk dengan personal selling dan mengikuti pameran. 6) Evaluasi implementasi strategi pemasaran dengan strategi SO menunjukkan bahwa pemasaran produk sari biji nangka selama 1 bulan mendapat laba sebesar Rp78.921,- dengan jumlah penjualan mencapai 763 botol dan dengan jumlah pemasukan Rp2.212.700,- selama 1 bulan, dengan demikian dapat diketahui bahwa strategi pemasaran SO yang diterapkan sudah berhasil dengan baik.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
Cara-cara merancang strategi pemasaran yang unggul dengan memperhatikan
strategi pesaing (pesaing besar dan pesaing kecil) ada yang dananya banyak dan
ada juga yang dananya sedikit.
Alternatif strategi yang digunakan dalam memasarkan produk susu biji
nangka dengan cara membuat analisis SWOT dengan menganalisa berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi pemasarannya. Analisis SWOT yang
diperoleh digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis strategi pemasaran.
Alternatif strategi pemasaran digunakan manfaat kekuatan dan meraih peluang
yang sebesar-besarnya (Strenghts-Opportunities), menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman (Strenghts-Threats), meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang (Weaknesses-Opportunities), dan meminimalkan
kelemahan untuk menghindari ancaman (Weaknesses-Threats) atau bisa dikenal
dengan analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats). Dalam
penerapan kali ini pemasaran menggunakan manfaat kekuatan dan meraih peluang
yang sebesar-besarnya (Strenghts-Opportunities).
Pemasaran susu biji nangka dilakukan dengan menerapkan Merketing Mix
terdiri dari empat unsur yang biasa dikenal dengan 4P, yaitu product (produk),
price (harga), place (tempat atau distribusi), dan promotion (promosi). (Basu
Swasta dan Irawan, 2005:78). Tetapi saat ini sudah berkembang menjadi 7P, 3P
yang lainnya adalah people (orang/partisipan), process (proses) dan physical
evidence (lingkungan). Ketujuh variabel yang terdapat dalam kombinasi tersebut
saling berkaitan satu sama lain.
5
Analisis SWOT dan matrik SWOT diperlukan untuk mengetahui kekuatan
(Strenghts), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman
(Threats) serta dapat menerapkan posisi produk (product), harga (price), distribusi
(place), promosi (promotion), partisipan (people), lingkungan fisik (physical
avidence), dan proses (process) sehingga pemasaran produk susu biji nangka
dapat tepat sasaran dan menjadikan usaha susu biji nangka dapat diterima
dipasaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana merencanakan usaha produksi, pemasaran, keuangan pada susu
biji nangka?
2. Bagaimana mengetahui IFAS dan EFAS dari produk usaha susu biji
nangka?
3. Bagaimana mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman (SWOT)
produk usaha susu biji nangka?
4. Bagaimana menentukan strategi usaha susu biji nangka yang dijalankan?
5. Bagaimana mengimplementasikan strategi usaha susu biji nangka yang
dipilih?
6. Bagaimana mengevaluasi implementasi usaha susu biji nangka yang
dijalankan?
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pemasaran Susu Biji Nangka adalah :
1. Merencanakan usaha produksi susu biji nangka, pemasaran, keuangan
pada susu biji nangka.
2. Mengetahui IFAS dan EFAS dari produk usaha susu biji nangka.
3. Mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman (SWOT) produk
usaha susu biji nangka.
4. Menentukan strategi usaha susu biji nangka yang dijalankan.
5. Mengimplementasikan strategi usaha susu biji nangka yang dipilih.
6. Mengevaluasi implementasi usaha susu biji nangka yang dijalankan.
D. Manfaat Penelitian
Bagi Peneliti
1. Peneliti mampu mengetahui dan memahami manajemen perencanaan
usaha dengan konsep home industry bidang pangan.
2. Peneliti dapat mempelajari berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam dunia
pemasaran.
3. Peneliti memperoleh pengalaman yang berguna untuk meningkatkan
kemampuan dibidang jasa boga.
4. Peneliti dapat menganalisis faktor-faktor eksternal maupun internal dalam
suatu perencanaan usaha.
7
Bagi Universitas Negeri Yogyakarta
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dengan
penelitian yang sejenis.
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi baru tentang strategi
perencanaan usaha produk baru.
Bagi Masyarakat Umum
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan biji
nangka sebagai bahan pangan pembuat susu.
2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif perencanaan usaha baru,
khususnya kelompok industri kecil.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Aspek Produksi
“Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang
dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Oleh karena itu, kegiatan
produksi dan operasi menjadi salah satu fungsi utama perusahaan tanpa adanya
kegiatan produksi dan operasi maka suatu perusahaan tidak akan dapat berjalan”
(Ismail Sholihin, 2007:148).
Sistem produksi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan
efektif menggunakan fungsi manajemen dan untuk mengintegrasikan berbagai
sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan usaha. Usaha dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan
untuk mencapai suatu maksud dan tujuan. Pengertian tentang usaha yang
mempunyai makna tidak jauh berbeda dengan pengertian tersebut adalah bahwa
usaha atau biasa disebut dengan bisnis diartikan sebagai organisasi yang
menyediakan barang dan jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Pengertian tersebut menitikberatkan pada kemampuan memproduksi atau
menghasilkan dan memperoleh keuntungan (Indriyo Gitosudarmo, 1996).
Berdasarkan jenis usaha yang dipilih ada beberapa aspek yang harus terlebih
dahulu ditentukan yaitu :
8
9
1. Kebutuhan Bahan Baku
Kelancaran proses suatu produksi antara lain, ditentukan oleh
pasok bahan baku yang sesuai dengan rencana produksi. Sebenarnya,
yang dimaksud dengan bahan adalah bahan baku utama, tambahan dan
bahan pembungkus atau kemasan. Oleh karena itu, salah satu saja dari
bahan tersebut tidak tersedia, tentunya akan mengganggu proses produksi
suatu perusahaan tersebut.
Menurut Indriyo Gitosudarmo (1998 : 76) Pengadaan bahan baku perlu dilaksanakan karena ketidakteraturan penggunaan bahan tersebut akan dapat menimbulkan gangguan terhadap kelancaran proses produksi, yaitu terhentinya proses produksi karena habisnya persediaan bahan dasar sebagai akibat melonjaknya penggunaan bahan pada saat tertentu itu.
Dalam suatu perusahaan bahan baku merupakan hal yang
terpenting, karena semua bahan tersebut harus tersedia dalam jumlah
yang cukup, kualitas juga harus sesuai standar, tepat waktu atau kontinu
dan pada biaya minimum. Apabila fungsi produksi ingin memastikan
kontinuitas dan jumlah bahan baku yang cukup, maka harus dipikirkan
alternatif pemasok yang bisa memenuhi persyaratan tersebut.
a. Formula Susu Biji Nangka
Adapun formula untuk pembuatan susu biji nangka adalah sebagai
berikut:
10
Tabel 1. Formula Susu Biji Nangka
Bahan Jumlah Biji nangka 250 gr Air 750 ml Gula pasir 50 gr Garam 1/4 sdt Daun pandan 1 lbr Jahe 50 gr
Sumber : Ririn Rachmawati
b. Proses Pembuatan Susu Biji Nangka
Proses pembuatan susu biji nangka dilakukan dalam beberapa tahap
yaitu:
1) Seleksi bahan-bahan
Seleksi bahan-bahan akan mempengaruhi hasil akhir produk.
Seleksi bahan meliputi pemilihan seluruh bahan, baik pokok
atau tambahan yang berkualitas baik. Contoh biji nangka dipilih
yang segar dengan ciri masih keras, daging biji nangka berwarna
putih, masih terbungkus kulit, tidak busuk. Jahe dipilih yang
masih segar sehingga bila digunakan masih mengandung banyak
air dan rasa jahe akan lebih terasa. Daun pandan yang digunakan
masih segar agar aroma wangi daun pandan tidak hilang bila
digunakan. Gula pasir dan garam dipilih yang tidak
menggumpal, hal ini agar mempermudah dalam proses
pengadukan.
11
2) Perendaman biji nangka
Perendaman biji nangka dilakukan untuk mempermudah pada
saat mengupas kulitnya karena biji nangka mempunyai kulit
yang keras. Waktu yang digunakan adalah kurang lebih 30
menit dengan menggunakan air panas.
3) Pengukuran bahan dilakukan dengan teliti, yaitu menggunakan
timbangan untuk bahan padat seperti biji nangka, sedangkan
gula pasir dan garam diukur dengan menggunakan timbangan
digital, atau bisa juga menggunakan sendok ukur. Gelas ukur
digunakan untuk mengukur banyaknya air yang digunakan.
4) Perebusan biji nangka
Proses perebusan dilakukan untuk melunakkan biji nangka dan
mempermudah pada saat penggilingan. Waktu yang digunakan
pada saat perebusan kurang lebih 15 menit.
5) Penggilingan
Penggilingan dilakukan dengan menggunakan blender dan air
yang sudah diukur terlebih dahulu, proses penggilingan
dilakukan setelah biji nangka direbus dan dingin. Lalu dipotong
kecil-kecil untuk mempermudah pada saat penggilingan.
6) Penyaringan
Penyaringan menggunakan kain agar susu yang dihasilkan tidak
mengandung banyak endapan sehingga tekstur yang dihasilkan
akan lebih lembut namun tetap kental dan mengalir.
12
7) Perebusan susu biji nangka
Setelah susu biji nangka disaring kemudian direbus selama
kurang lebih 15 menit dengan mencampur bahan tambahan
lainnya yang telah diukur sebelumnya.
8) Pengadukan
Pengadukan berfungsi untuk mencampur semua bahan pokok
dan bahan tambahan agar tercampur secara homogen sehingga
rasa dan tekstur produk sama disetiap bagian.
c. Bahan – bahan pembuatan susu biji nangka antara lain:
1) Biji nangka
Biji nangka berbentuk bulat sampai lonjong, berukuran kecil dan
berkeping dua. Biji terdiri dari tiga lapisan kulit, yakni kulit luar
berwarna kuning agak lunak, kulit liat berwarna putih dan kulit
ari berwarna coklat yang membungkus daging biji.
2) Air
Air berfungsi untuk melarutkan biji nangka saat dihaluskan dan
mempermudah dalam penyaringan.
3) Gula pasir
Gula digunakan sebagai pemberi rasa manis pada susu biji
nangka.
4) Garam
Garam berfungsi sebagai penambah citarasa dan meningkatkan
aroma pada susu biji nangka.
13
5) Daun pandan
Daun pandan berfungsi untuk meningkatkan aroma wangi.
6) Jahe
Jahe berfungsi sebagai aroma dan menghilangkan bau langu
pada biji nangka.
2. Rencana Produksi
“Rencana produksi adalah suatu proses tentang bagaimana rencana
program produksi itu kita rencanakan. Oleh karena itu maka proses
perencanaan produksi itu akan meliputi proses perencanaan kegiatan
secara keseluruhan” (Indriyo Gitosudarmo, 1998: 31)
Dalam meningkatkan kegiatan usaha, apapun jenis usahanya salah
satu tantangan yang dihadapi untuk mampu bersaing adalah bagaimana
meningkatkan produktivitas. Produktivitas sebagai ukuran efisiensi
produksi adalah jumlah barang atau jasa yang dapat dihasilkan dalam
satu periode waktu tertentu. Hal tersebut dapat dicapai melalui perbaikan
teknis produksi, penggunaan sumber daya yang lebih baik dan usaha –
usaha yang dilakukan oleh manajer dan karyawannya.
Menurut Komaruddin (1997: 63) sistem produksi yang sering dipergunakan dapat membedakan atas 3 macam yaitu :
a. Proses produksi yang kontinu (continuous process) Dimana peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur dengan memperhatikan urutan-urutan kegiatan dalam menghasilkan produk tersebut, serta arus bahan dalam proses telah standardisir.
14
b. Proses produksi yang terputus-putus (intermitten process) Dimana kegiatan produksi dilakukan tidak standar, tetapi didasarkan produk yang dikerjakan, sehingga peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur yang dapat bersifat lebih luwes (flexible) untuk dapat dipergunakan untuk menghasilkan berbagai produk dan ukuran.
c. Proses produksi Dimana kegiatan produksi dilakukan pada tempat dan waktu yang berbeda-beda, sehingga peralatan produksi yang digunakan ditempatkan ditempat atau lokasi dimana proyek tersebut dilaksanakan dan pada saat yang direncanakan.
3. Proses Alur Produksi
Melalui kegiatan produksi dan operasi segala sumber daya
perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki
nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang
setengah jadi dan jasa. Bagi perusahaan yang berorientasi pada laba,
produk ini selebihnya akan dijual untuk memperoleh keuntungan dan
sumber dana yang selanjutnya untuk digunakan pada kegiatan operasi
berikutnya. Berikut ini adalah gambar alur proses produksi dalam suatu
perusahaan:
Gambar 1. Alur Kegiatan Produksi
Sumber: Indriyo Gitosudarmo (1996 :89)
Input: • Tenaga kerja • Bahan baku • Mesin
produksi (peralatan pembuatan produk)
• Modal
Process: Transformasi dari bahan mentah menjadi barang jadi (proses pembuatan makanan atau produk)
Output: Produk
makanan yang siap dijual dan konsumen yang
puas.
15
Dalam sistem produksi makanan memerlukan input untuk diolah
melalui sebuah proses menjadi output atau barang dan jasa. Sebagai
contoh industri makanan, yang menjadi input adalah tenaga kerja, bahan
baku, mesin produksi dan modal, untuk menghasilkan produk makanan
yang siap dijual tersebut, input yang dimiliki industri diproses melalui
transformasi input seperti proses pembuatan hingga pengemasan produk.
Out put dari sistem produksi ini adalah produk makanan yang siap untuk
dijual dan dipasarkan kepada konsumen.
B. Aspek Pemasaran
Pemasaran dapat diibaratkan sebagai jembatan antara produksi dan
konsumsi. Dari hasil produksi baik barang atau jasa disampaikan melalui
pemasaran kepada konsumen. Bila dibuktikan apa yang akan terjadi bila
pemasaran tidak berjalan dengan baik dan tidak berfungsi dengan baik, maka
sudah jelas tujuan yang direncanakan tidak akan tercapai.
“Pemasaran adalah suatu proses sosial dan melalui proses individu-
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dengan nilai antar individu
dan kelompok lain” (Philip Kotler, 1990:5)
Menurut pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran
merupakan proses pertukaran barang atau jasa dengan sebuah nilai antara individu
satu dengan lainnya atau bisa diartikan antara produsen dan konsumen, dan
masing-masing akan mendapatkan sebuah ukuran nilai yang sama dan setara.
16
Tujuan utama dari pemasaran adalah menarik konsumen atau pelanggan
baru dengan menjanjikan nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini
dengan memberikan kepuasan. Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah
kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia tidak pernah terbatas dan manusia juga
tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah ia dapatkan saat ini. Dalam
kegiatan pemasaran dapat ditafsirkan mengenai kebutuhan-kebutuhan konsumen
dan mengkombinasikan dengan data yang diperoleh dari pasar. Informasi yang
diperoleh dipergunakan oleh bagian produksi untuk menciptakan produk sesuai
dengan kebutuhan dan permintaan pasar.
“Terdapat dua aktivitas utama dalam kegiatan pemasaran, yaitu
pemilihan pasar (market selection) dan pengembangan bauran pemasaran
(marketing mix development)” (Ismail Solihin, 2007: 115). Dengan pemilihan
pasar dan pengembangan bauran pemasaran perusahaan dapat membentuk
rencana pemasaran dan strategi pemasaran agar proses pemasaran dapat berjalan
dengan lancar, sehingga produk yang dipasarkan bisa sampai ke tangan
konsumen. Pemilihan pasar sasaran juga merupakan konsekuensi lebih lanjut dari
adanya identifikasi peluang usaha yang terdapat dilingkungan eksternal
perusahaan.
1. Segmentasi pasar, Targeting dan Positioning
Segmentasi pasar merupakan dasar untuk mengetahui bahwa setiap
pasar itu terdiri atas beberapa segmen yang berbeda. Setiap segmen
pasar mempunyai pembeli-pembeli yang berbeda kebutuhannya, berbeda
17
pola pembeliannnya dan memiliki tanggapan yang berbeda terhadap
berbagai macam penawaran yang ada. Menurut Freddy Rangkuti
(2006:49) “segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasikan dan
membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-
masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk
dan bauran pemasaran tersendiri”.
Dalam usaha untuk memberi arah dalam pengembangan pelayanan
dan pemasaran perlu adanya segmentasi pasar, agar kegiatan pemasaran
dapat lebih terarah, dan sumber daya perusahan dibidang pemasaran
dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien. Namun ada beberapa hal
yang harus dipertimbangkan diantaranya adalah sebagai berikut :
Dalam segmentasi pasar ini perusahaan harus memiliki kriteria tertentu agar menempatkan pada posisi yang lebih baik. Adapun dasar-dasar yang dipakai untuk segmentasi pasar ini adalah : a. Faktor demografi, seperti umur, kepadatan penduduk, jenis kelamin,
agama, kesukuan, pendidikan b. Tingkat penghasilan c. Faktor sosiologis, seperti : kelompok budaya, kelas-kelas sosial d. Faktor psikologis, seperti : kepribadian, sikap, manfaat produk yang
diinginkan. (Basu Swasta&Irawan, 2005: 89-90)
Setelah segmentasi atas produk telah ditetapkan, maka langkah
berikutnya adalah melakukan targeting atau membidik target market
yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu
saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan
karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju.
18
Targeting adalah kegiatan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Target pasar terdiri dari sejumlah konsumen yang kebutuhannya akan dipenuhi oleh perusahaan. Pada hakikatnya perusahaan tidak dapat melayani seluruh pelanggan, apalagi terdapat pesaing yang memiliki posisi lebih baik dipasar tertentu, oleh karena itu perusahaan biasanya memilih bagian pasar yang paling efektif untuk dimasuki.
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah
melakukan positioning. Langkah ini artinya adalah menciptakan
keunikan posisi produk dalam benak atau persepsi. Hal ini bisa
mendorong mereka untuk melakukan pembelian produk yang
ditawarkan.
Positioning product atau penetapan produk adalah menempatkan produk diantara produk pesaing pada persepsi atau tempat khusus dan dihargai dibenak para konsumen. Untuk memelihara positioning agar tetap memiliki keuntungan yang kompetitif perusahaan dituntut untuk melakukan deferensiasi (Freddy Rangkuti, 2006).
STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
TREATHS (T) Tentukan 5-10 faktor ancaman ekternal
STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : Freddy Rangkuti (2006:31)
Menurut Freddy rangkuti (2006 :31-32) SWOT adalah alat yang digunakan untuk menyusun faktor – faktor strategis perusahaan. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
Matrik ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi yang diterapkan perusahaan dalam pemasaran : 1) Strategi SO (Strength-Opportunities)
Strategi ini dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya.
2) Strategi ST (Strength -Threat) Strategi ini merupakan strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk membatasi ancaman.
3) Strategi WO (Weakness- Opportunities) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada.
4) Strategi WT (Weakness- Threat) Strategi ini didasarkan dengan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. (Freddy Rangkuti, 31-32)
21
b. Cara Membuat Analisis SWOT
1) Analisis SWOT
Analisis SWOT dibuat dengan cara membandingkan antara
faktor eksternal peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats)
dengan faktor internal perusahaan yaitu kekuatan (Strenght) dan
kelemahan (Weakness). Sebuah perusahaan dapat terus berjalan tidak
lepas dari adanya pengaruh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal, karena tanpa kedua faktor tersebut maka perusahaan akan
sulit berkembang.
1. Mendukung 3. Mendukung
Turn-arround strategi agresif
4. Mendukung strategi 2. Mendukung
defesif strategi diversifikasi
Gambar 2. Diagram Analisis SWOT
Freddy Rangkuti (2006:19)
Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).
Peluang
Kelemahan Kekuatan
Ancaman
22
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari tiga segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal (Freddy Rangkuty, 2006: 19-20).
2) IFAS dan EFAS
Dalam menentukan alternatif strategi pemasaran Susu Biji
Nangka, maka dibuat terlebih dahulu tabel analisis internal faktor
(IFAS) dan tabel analisis eksternal faktor (EFAS).
Sebelum membuat matrik faktor strategi internal, kita perlu
mengetahui terlebih dahulu faktor strategi internal (IFAS) yang
disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut
dalam kerangka Strength dan Weakness perusahaan. Tahapnya
adalah :
a) Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
b) Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total).
c) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai
23
dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan dengan rata-rata industri atau pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.
d) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e) Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu yang dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f) Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu beraksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan yang lainnya dalam kelompok industri yang sama. (Feddy Rangkuti, 2008 : 24)
Tabel 3. Kisi-kisi IFAS
Faktor-faktor Strategi Internal
Bobot Rating Bobot × rating Komentar
Kekuatan Kelemahan
Sebelum membuat matrik faktor stategi eksternal, kita perlu
mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal EFAS. Berikut
adalah cara-cara penentunya :
a) Susun dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman) b) Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0
(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategi.
24
c) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi yang bersangkutan. Pemberian rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating + 4), tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannnya. Misalnya jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.
d) Kalikan bobot dalam kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor)
e) Gunakanlah kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan tertentu beraksi terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaannya ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama. (Freddy Rangkuti, 2008:22)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 4. Kisi-kisi EFAS
Faktor-faktor Strategi Ekternal
Bobot Rating Bobot × rating Komentar
Kekuatan Kelemahan
3. Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
Bauran pemasaran atau marketing mix adalah kumpulan variabel-
variabel yang dapat dipakai perusahaan sehingga sarana untuk memenuhi
atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen. Merketing Mix terdiri
dari empat unsur yang biasa dikenal dengan 4P, yaitu product (produk),
25
price (harga), place (tempat atau distribusi), dan promotion (promosi).
Tetapi saat ini sudah berkembang menjadi 7P, 3P yang lainnya adalah
people (orang/partisipan), process (proses) dan physical evidence
(lingkungan).
Menurut Marwan Asri (2001:26) bahwa, strategi bauran pemasaran/marketing mix salah satu strategi pemasaran yang memiliki variabel-variabel intern pemasaran yang saling berkaitan dan dapat dikontrol untuk mencapai tujuan usaha. Variabel-variabel intern pemasaran tersebut adalah produk, harga distribusi, promosi, partisipan, proses dan lingkungan.
a. Product (Produk/barang)
Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, dipakai dan dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk tidak hanya
berupa barang tetapi juga jasa dan ide-ide yang menyertainya. Produk
hendaknya selalu dikembangkan untuk diubah menjadi baru atau
memperbaiki produk yang sudah ada.
Produk merupakan sesuatu yang dapat diraba maupun tidak dapat
diraba termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan
pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh
pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya. Perusahaan
harus memillih dengan tepat barang-barang apa yang akan dihasilkan.
Jadi sebenarnya strategi produk tidak hanya berkaitan dengan produk
yang dipasarkan saja, tetapi berhubungan pula dengan atribut lain yang
melekat pada produk tersebut misalnya bungkus, merk, label dan
26
sebagainya. Hal ini disebabkan karena pengertian produk itu meliputi
hal-hal serta atribut tersebut diatas. Untuk selanjutnya akan dibahas
mengenai atribut produk.
Menurut Indriyo Gitosudarno (2000:188) atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan pembeli. Apabila suatu produk memiliki atribut atau sifat tersebut yang sesuai dengan apa yang diharapkan pembelinya maka produk tersebut akan dianggap cocok oleh konsumen. Atribut produk dapat berupa :
1) Desain Produk
“Desain atau bentuk produk merupakan atribut yang sangat
penting untuk mempengaruhi konsumen agar mereka tertarik dan
kemudian membeli produk tersebut” (Indriyo Gitosudarmo, 2000:192)
2) Bungkus atau kemasan
Pengemasan barang terdiri dari kegiatan-kegiatan, mulai dari
perencanaan (mendesain) bungkus, sampai melakukan pembungkusan.
Dalam proses pengemasan harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu
aspek ekonomis, dimana pengemasan tidak boleh menimbulkan biaya
yang berlebihan karena mengakibatkan harga jual yang tinggi. Dari segi
keindahan, pengemasan harus memberi kesan menarik sehingga akan
menambah daya tarik pembeli, kemasan harus memiliki ciri khas
sehingga akan menambah daya tarik pembeli, kemasan harus memiliki
ciri khas sehingga mudah diingat konsumen. Ditinjau dari aspek
praktisnya kemasan hendaknya tidak menyulitkan dalam penyimpanan
maupun pengangkutan (Indriyo Gitosudarmo, 2000:194)
27
3) Merk (brand)
Nama merk (brand name) diperlukan untuk membedakan dalam
memasarkan hasil produk hasil produksi suatu pabrik dengan pabrik lain.
Merk ini biasanya selain berupa nama juga berupa gambar. Produk yang
memakai merk dapat memberikan keuntungan atau manfaat tidak hanya
bagi penjual tetapi juga bagi pembeli.
Keuntungan penggunaan merk bagi penjual diantaranya merk
dapat memudahkan dalam proses pengemasan, melindungi ciri khas
produk, menimbulkan loyalitas pembeli, membantu stabilitas harga, serta
merk yang baik yang dapat membantu membangun citra perusahaan.
Sedangkan keuntungan bagi pembeli yaitu memudahkan pembeli dalam
mengenal mutu produk, mencari kembali produk yang diproduksi,
melindungi konsumen karena produsennya jelas dan biasanya ada
kecenderungan produsen meningkatkan produknya.
Walaupun pada umunya suatu produk diberi merk, tetapi ada juga
produk tertentu yang tidak diberi merk oleh produsennya. Alasan
produsen tidak mencantumkan merk pada produknya yaitu karena
pertimbangan perusahaan untuk menghindari rasa tidak puas konsumen
akibat harga, mutu dan pelayanan yang tidak memuaskan konsumen, atau
karena produk yang sulit dibedakan dengan produk sejenis dengan
perusahaan lain.
28
4) Label
“Label sangat penting dalam sebuah produk selain merk. Label
juga merupakan tanda atau ciri khas sebuah produk sehingga produk
tersebut mudah diingat konsumen” (Indriyo Gitosudarmo, 2000).
b. Price (Harga)
Suatu usaha perlu selalu memonitori harga yang telah ditetapkan
agar tetap bersaing dengan produk lain dalam arti tidak terlalu rendah
atau tinggi namun tetap memperhatikan penetapan harga yang
memperhitungkan biaya produk, upah bunga, sewa dan laba.
“Harga adalah jumlah uang (ditambahkan beberapa barang kalau
memungkinkan) yang dibutuhkan untuk mendapatkan jumlah kombinasi
dari barang serta pelayanannya” (Philip Kotler : 2001: 439). Harga sering
dijadikan indikator kualitas bagi konsumen. Konsumen sering juga
menggunakan harga sebagai kriteria utama dalam menentukan nilainya.
Barang dengan harga tinggi biasanya dianggap superior dan barang yang
mempunyai harga yang rendah dianggap inferior (rendah tingkatnya).
Philip Kotler (1997:88) mengemukakan bahwa ada dua faktor umum yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga, yaitu : 1) Faktor internal perusahaan yang meliputi : tujuan pemasaran
perusahaan, strategi bauran pemasaran, biaya produksi. 2) Faktor eksternal perusahaan meliputi : sifat pasar dan permintaan,
adanya persaingan, kebijaksaan dan peraturan pemerintah.
29
c. Place (distribusi)
Sebuah usaha sangat perlu memikirkan kemana produk yang
dihasilkan akan dijual setelah selesai proses. Distribusi merupakan cara
penyampaian produk ketangan konsumen. Selain itu sebuah usaha akan
mendapatkan timbal balik atau respon yang positif dari konsumen karena
produk yang ditawarkan sesuai keinginan mereka.
Menurut Basu Swasta (1997:172) “Saluran distribusi merupakan
struktur yang merupakan alternatif yang menggambarkan situasi
pemasaran yang berbeda oleh berbagai macam perusahaan atau lembaga
usaha (produsen, pedagang besar, pengecer)”.
Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai konsumen atau pemakai industri : 1) Produsen-Konsumen
Produsen akan berhubungan langsung dengan konsumen yaitu konsumen dapat membeli langsung pada produsen pada produsen tanpa harus melewati agen atau pengecer jadi konsumen bisa datang langsung pada produsen.
2) Produsen-Pengecer-Konsumen Produsen akan menjual produknya pada pengecer seperti pada
pusat oleh-oleh kemudian konsumen akan mendapatkan produk pada pengecer tersebut.
3) Produsen-Agen-Pengecer-Konsumen Dalam hal ini produsen hanya melayani pedagang yang
melakukan pembelian dalam jumlah besar saja, sedangkan pembelian oleh agen dilayani oleh pedagan besar sedangkan pembeli oleh agen dilayani pedagang besar sedangkan kebutuhan konsumen dilayani oleh agen.
4) Produsen-Agen-Konsumen Produsen memilih sebagai penyalur barang dari produsen itu dan
juga produsen itu sendiri yang memilih pasar sasarannya. 5) Produsen-Agen-Pedagang besar-Pengecer-Konsumen
Saluran distribusi menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barang yang dihasilkan kepada pedagang besar yang
30
kemudian pedagang besar tersebut menjual barang-barang itu ke toko (Basu Swasta&Irawan, 2005:295-297).
d. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan salah satu dari bauran pemasaran yang
besar peranannya dalam menawarkan produk suatu usaha. Promosi
merupakan kegiatan secara aktif yang dapat dilakukan sebuah usaha
untuk mendorong konsumen agar lebih cepat atau lebih banyak membeli
produk yang ditawarkan.
Panji Anggoro (1997: 222) “menyatakan bahwa termasuk
aktifitas dalam promosi : pengiklanan, penjualan pribadi (personal
selling), hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung
(direct marketing) serta promosi penjualan (selling promotion)”.
Dengan bauran pemasaran yang telah dikemukakan diatas, sebuah
usaha dapat menggunakannya sebagai rancangan dalam merumuskan
atau menentukan produk, harga, distribusi, dan promosi dalam satu
kombinasi yang saling berkaitan antara variabel yang satu dengan yang
lain sebagai usaha untuk memudahkan pelaksanaan strategi pemasaran
yang ada dalam memenuhi kebutuhan konsumen atau tingkat kepuasan
dan tujuan usaha yang diraih.
Menurut Indriyo Gitosudarmo (2000: 237) untuk dapat melakukan promosi secara efektif ada beberap hal yang harus dilakukan yaitu dengan : 1) Personal selling, yaitu komunikasi langsung (tatap muka) antara
penjual dengan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pembeli dan membentuk pemahaman
31
pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya.
2) Mass selling, merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu.
3) Promosi penjualan, adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk mengurangi pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang diberikan pelanggan.
4) Public Relation (hubungan masyarakat) merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.
5) Dirret marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur atau transaksi disembarang tempat.
e. People (partisipan)
“Partisipan adalah semua pelaku yang terlibat dalam penyampaian
jasa dan mempengaruhi persepsi pelanggan untuk mendapatkan
kompensasi yang besarnya telah ditetapkan oleh perusahaan tempatnya
bekerja” (Malayu Hasibuan, 2000 :12). Pelaku merupakan ujung tombak
perusahaan dagang, distributor maupun dalam perusahaan jasa sebagai
karyawan melayani konsumen.
f. Physical Avidence (lingkungan fisik)
Physical avidence, yaitu tampilan fisik perusahaan yang akan
menentukan nilai perusahaan dimata konsumen. Kebenaran dimata
konsumen terjadi saat konsumen melihat properti perusahaan, seperti
gedung, fasilitas, peralatan, kenyamanan ruangan dan dekorasi ruang.
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Sebagai hasil
dari proses akuntansi, laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan berbagai pihak misalnya pemilik. Laporan
keuangan terdiri dari biaya proyek, laporan rugi-laba, laporan arus kas dan laporan
neraca.
1. Biaya Proyek
Biaya yang di perhitungkan adalah semua biaya yang langsung
digunakan dalam proyek tersebut berdasarkan harga pembelianya. Nilai
atau biaya tergantung dari bagaimana membuat perencanaan biaya yang
baik, dimana biaya yang mungkin timbul harus dikendalikan seminimal
mungkin.
33
Pengeluaran keuangan yang dapat diukur dengan satuan uang atas kepemilikan barang atau jasa untuk suatu tujuan tertentu dan jangka waktu atau masa manfaat dari pengeluaran tersebut. Biaya dimasukkan ke dalam laporan rugi-laba untuk mengurangkan penghasilan, sehingga selisihnya dapat berupa laba bersih atau rugi (Suryana, 2006: 190).
2. Proyeksi Arus Kas
Arus kas menyajikan secara sistematis informasi tentang penerimaan dan
pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Laporan ini untuk
menentukan tujuan laporan keuangan. Dalam laporan aliran kas,
penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasi menurut kegiatan operasi,
kegiatan pendanaan dan kegiatan investasi. Proyeksi arus kas dilakukan
untuk mengetahui kemampuan usaha untuk memenuhi kewajiban
keuangannya ke pihak lain dan tetap mendapatkan keuntungan (proyeksi
arus kas masuk dan kas keluar).
Kegiatan operasi meliputi transaksi-transaksi yang berakibat pada
kas, yang menjadi penentu rugi-laba misalnya penerimaan kas dari penjualan jasa dan pembayaran kas kepada pemasok (karyawan) untuk memperoleh persediaan (tenaga kerja). Kegiatan pendanaan meliputi kegiatan dengan pemilik dan kreditor yang berpengaruh pada kas, seperti penyetoran modal dan pengambilan prive (pada perusahaan perorangan), dan penarikan utang bank serta peluasannya. Kegiatan investasi meliputi kegiatan membeli aktiva tetap untuk fasilitas produksi, menjualnya kembali kalau sudah tak terpakai dan kegiatan memberi pinjaman uang serta penerimaan dari hasil tagihan atas pinjaman tersebut (Slamet Sugiri, 2002 : 44).
3. Proyeksi Laba Rugi
Laporan keungan yang secara sistematis menggambarkan jumlah
pendapatan/penghasilan (revenue) dan jumlah jenis bebas (ekspenses)
34
yang dibebankan oleh perusahaan selama jangka waktu tertentu. Dalam
perhitungan laba-rugi pendapatan dan biaya masing-masing
dikelompokan sebagai berikut :
a. Pendapatan dan beban usaha
Dalam laporan pendapatan dan beban usaha ada dua macam antara
lain pendapatan operasional yaitu pendapatan yang diperoleh dari
hasil penjualan barang dan jasa atau dari kegiatan usaha pokok.
Beban operasional yaitu untuk menjalankan bisnis perusahaan tidak
cukup hanya menyediakan uang untuk keperluan membuat barang
yang akan dijual, tetapi juga dibutuhkan uang untuk membayar
beban usaha atau bebah operasi dalam kegiatan usaha.
b. Pendapatan dan beban luar usaha
Pendapatan dan beban luar usaha memiliki dua jenis antara lain
pendapatan luar usaha yaitu pendapatan yang timbul selain
penjualan barang dan jasa. Beban luar usaha yaitu beban yang
ditimbulkan dari hal-hal diluar beban usaha misalnya perusahaan
meminjam uang dari bank untuk jangka waktu tertentu.
Dalam laporan rugi-laba disebut juga pos-pos luar biasa. Disamping pendapatan/beban diluar usaha ada pula timbul kerugian atau keuntungan yang sama sekali tidak diduga, misalnya kerugian akibat banjir, kebakaran dan sebagainya atau keuntungan dapat terjadi akibat dari penjualan aktiva lama yang nilai jualnya melebihi nilai bukunya (Suegijono dan Hiras Pasaribu, 1995: 57).
35
Secara sederhana perhitungan laba-rugi dapat dirumuskan sebagai
berikut :
4. Proyeksi Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan
posisi keuangan perusahaan pada suatu saat (tanggal) tertentu. Neraca
disebut juga laporan posisi keuangan. Laporan ini dibuat untuk
menyajikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva,
kewajiban, dan modal perusahaan. Jadi, neraca disusun untuk memenuhi
tujuan laporan keunangan. Di dalam neraca, informasi diklasifikasikan
berdasarkan pos-pos yang sejenis. Pos-pos yang sejenis dikelompokkan
dan dijumlahkan sehingga mempunyai makna tertentu untuk kepentingan
analisis. Tiga kelompok umum yang tersaji di neraca adalah aktiva, utang
dan modal pemilik. Aktiva adalah sumber-sumber ekonomik yang
dikuasai oleh perusahaan dan masih memberikan kemanfaatan di masa
yang akan datang… Utang merupakan pengorbanan-pengorbanan
ekonomik untuk menyerahkan aktiva atau jasa kepada entitas lain di
masa yang akan datang. Adapun yang dimaksud dengan modal pemilik
adalah hak residu atas aktiva setelah dikurangi dengan utang. Mudahnya,
Hasil Penjualan – Harga Pokok Penjualan = Laba Kotor Laba Kotor – Beban Usaha = Laba Bersih
36
modal atau modal pemilik adalah total aktiva dikurangi total uang.
(Slamet Sugiri, 2002: 23).
D. Kerangka berfikir
Kerangka berfikir berfungsi membentuk bingkai penalaran, asumsi
secara optimal untuk menjelaskan tahapan penelitian. Untuk judul penelitian
pemikiran bahwa untuk memperkenalkan produk inovasi baru kepada konsumen
diperlukan strategi pemasaran yang tepat.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan agar suatu
usaha dapat memperoleh keuntungan, menjaga kelangsungan hidup usahanya dan
dapat berkembang. Oleh karena itu, berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan
bisnis salah satunya tergantung pada keahlian dan kemampuan produsen dibidang
pemasaran.
Setiap produsen pada umumnya memiliki misi dan tujuan sendiri. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu strategi. Strategi pemasaran adalah
wujud rencana terarah dibidang pemasaran untuk memperoleh suatu hasil yang
optimal.
Suatu produk inovasi baru tentunya belum dikenal oleh masyarakat
(konsumen), sehingga diperlukan strategi yang tepat agar produk ini berhasil
mencapai target pasar yang telah ditetapkan dan memperoleh keberhasilan usaha
dengan mendapatkan banyak keuntungan. Untuk mendapatkan strategi pemasaran
yang tepat diperlukan informasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan
37
ancaman dari produk susu biji nangka. Kemudian dibuatlah analisis SWOT dari
produk tersebut supaya mendapatkan alternatif strategi pemasaran yang sesuai.
Salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan
strategi pemasaran adalah dengan analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunities, dan Threat). Selain menggunakan analisis SWOT, pemasaran
produk Susu Biji Nangka juga menerapkan bauran pemasaran (marketing mix)
yang dapat dikelompokkan menjadi “Tujuh (7) P yaitu product, price, place,
promotion, people, physical avidence, dan process (produk. harga, distribusi,
promosi, partisipan, lingkungan fisik, dan proses). Ketujuh variabel dalam
kombinasi tersebut saling berhubungan satu sama lain. Untuk lebih jelasnya,
kerangka berfikir dapat dilihat pada gambar :
38
Keterangan :
: Bagian yang tidak diteliti
: bagian yang diteliti
Gambar 3. Alur Kerangka berfikir Penelitian Susu Biji Nangka
Susu Biji Nangka
Formulasi Gizi Pengemasan Pemasaran
Membuat IFAS dan IFAS
Implementasi Alternatif Strategi Pemasaran
Penentuan alternatif strategi pemasaran
Pemilihan satu alternatif strategi
Matrix SWOT
Evaluasi Implementasi Strategi Pemasaran
Perencanaan jenis Usaha
Evaluasi
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu penelitian dilaksanakan :
1. Tempat produksi dilakukan di Labolatorium Boga, Jurusan PTBB,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Tempat membuka usaha dilakukan di Desa Kepuh Wedomartani
Ngemplak Sleman Yogyakarta.
3. Pameran Proyek Akhir dilaksanakan di Benteng Vredeburg Yogyakarta
pada tanggal 7 Juni 2010 - 27 Juni 2010.
4. Demo di Arisan Ibu-ibu PKK Kampung di Desa Kepuh Wedomartani
Ngemplak Sleman Yogyakarta.
5. Demo di Perkumpulan Humamiku di Desa Kepuh Wedomartani
Ngemplak Sleman Yogyakarta.
B. Bahan dan Alat Penelitian
a. Bahan Penelitian
Secara garis besar, bahan yang digunakan untuk penelitian antara lain
produk susu biji nangka yang dijual dalam keadaan fresh/segar dengan
kemasan botol plastik. Hal-hal yang terdapat dalam kemasan antara lain :
informasi gizi, komposisi produk, alamat produk, tanggal produksi, saran
penyajian dan media untuk mensosialisasikan :
39
40
1. Produk Susu Biji Nangka
2. Brosur
3. Kemasan susu biji nangka
4. Banner atau spanduk
b. Alat Penelitian
Alat yang digunakan untuk menentukan strategi perencanaan usaha
produk susu biji nangka yaitu dengan menggunakan kuisioner. Kemudian
menentukan alternatif strategi pemasaran yaitu dengan teknik IFAS dan
EFAS selanjutnya membuat analisis Strength, Weakness, Opportunities,
Threat (SWOT) terhadap produk susu biji nangka.
Kuisioner yang digunakan merupakan pernyataan terhadap bauran
pemasaran produk. Adapun kisi-kisi kuisioner pernyataan yang digunakan
ialah sebagai berikut :
41
Tabel 5. Kisi-kisi kuisioner
Variabel Sub variabel Indikator Nomor item
Mar
ketin
g M
ix
Product Produk susu biji nangka cocok untuk semua kalangan masyarakat
3
Porsi produk sesuai dengan kebutuhan susu biji nangka
4
Rasa susu biji nangka sesuai 22 Price Harga produk susu biji nangka
terjangkau 1
Harga sesuai dengan kualitas produk susu biji nangka
5
Promotion People
Kemasan mempunyai citra atau aspek seni
7
Kemasan produk menarik 2 Kemasan ekonomis dan praktis 9 Kemasan dapat melindungi produk
8
Merk produk menarik 6 Merk dapat mempermudah konsumen menemukan produk kembali
12
Merk memberikan indentifikasi pada produk ini
15
Palayanan penjualan cepat dan tanggap
10
Panampilan penjual menarik 14 Penjual dapat dipercaya 11
Place Letak tempat penjualan strategis 16 Panampilan tempat penjualan produk sesuai
13
Kompetensi penjual dalam penyampain produk
18
Pelayanan sesuai pada waktu penawaran dan penyerahan produk
17
Physival avidence
Pelayanan terhadap konsumen memuaskan
21
Penyampaian terhadap produk jelas
20
Proses Informasi tentang produk cukup memadai
19
42
c. Alat Pemasaran Susu Biji Nangka
Susu biji nangka merupakan produk baru yang belum diketahui
masyarakat umum. Untuk memperkenalkan produk susu biji nangka ini maka
dilakukan dengan menggunakan alat pemasaran yaitu diantaranya :
1. Melalui pameran produk
Pameran produk dilakukan untuk memperkenalkan produk susu biji
nangka kepada masyarakat umum yang datang ke pameran. Disini kita
dapat menjelaskan produk susu biji nangka kapada para pengunjung serta
melakukan personal selling. Tujuan lain dari pameran yaitu untuk
menjual produk susu biji nangka.
2. Membagi-bagikan sampel
Salah satu cara yang dapat menarik konsumen untuk membeli produk
susu biji adalah membagi-bagikan sample/contoh produk secara gratis.
Dengan cara seperti ini konsumen dapat langsung mencicipi produk
ditempat dan selanjutnya diharapkan dapat membeli produk susu biji
nangka.
3. Promosi
Untuk memperkenalkan produk dapat ditempuh dengan berbagai cara
yaitu dengan menyebarkan brosur, memberikan informasi kepada calon
konsumen, serta melakukan promosi melalui kemasan sebagai media
promosi.
4. Pengisian kuisioner untuk tanggapan produk susu biji nangka
43
Pengisian angket kuisioner dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
sejauh mana tanggapan masyarakat terhadap produk susu biji nangka
serta pelayanan yang sudah dilakukan. Dari data yang diperoleh dapat
diketahui berapa jumlah pengunjung yang menyatakan sangat sesuai,
sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai terhadap pernyataan-
pernyataan yang dicantumkan. Kemudian menghitung skor dan rerata
pernyataan dengan menggunakan rumus.
a) Minghitung Skor
Dalam menghitung skor setiap pernyataan diberi masing-masing
bobot, kemudian jumlah pengunjung dikalikan dengan bobot yang
sudah ditentukan, lalu ditambahkan. Hasil yang diperoleh merupakan
skor, yang kemudian dilanjutkan untuk menghitung rerata hasil
penilaian konsumen.
b) Menghitung Rerata
Menurut Saifudin Azwar (1999) cara menghitung yaitu:
C. Langkah Penelitian
1. Alur Penelitian
Pada proses pemasaran susu biji nangka ini dimulai dari perencanaan
usaha susu biji nangka yang akan didirikan, menentukan IFAS dan EFAS
Rerata = Total skor Jumlah total pengunjung (20 orang)
44
membuat analisis SWOT, menentukan alternatif strategi pemasaran yang
dipilih melakukan, implementasi strategi pemasaran serta mengevaluasi
implementasi strategi pemasaran, apakah strategi pemasaran yang akan
direncanakan berhasil dengan baik atau tidak. Berikut ini merupakan alur
penelitian strategi pemasaran yang akan dilakukan.
Gambar 4. Diagram alur penelitian
Susu Biji Nangka
Perencanaan usaha susu biji nangka
Membuat analisis SWOT
Alternatif strategi yang dipilih
Implementasi Alternatif Strategi Pemasaran
Evaluasi Implementasi Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran
Menentukan IFAS dan IFAS
45
2. Tahap-tahap Penelitian
a. Perencanaan Jenis Usaha
Perencanaan jenis usaha yang dipilih dengan terlebih dahulu
merencanakan dan mendiskusikan dengan anggota tim Proyek Akhir tentang
jenis usaha yang akan dijalankan. Perencanaan jenis usaha harus
menyesuaikan dengan target dan cita-cita kongkrit yang mungkin dicapai
usaha susu biji nangka ini. Perencanaan jenis usaha susu biji nangka ini
didasarkan pada klarifikasi industri jumlah tenaga kerja yang dimiliki.
Berdasarkan klasifikasi industri jumlah tenaga kerja, industri ini tergolong
dalam industri rumah tangga atau home industry.
1) Perencanaan Produksi
Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan
sangat luas meliputi perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang
akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang mengikuti suatu urutan
tertentu. Perencanaan merupakan salah satu sarana manajemen untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena itu setiap tingkat
manajemen dalam organisasi sangat membutuhkan aktivitas perencanaan.
Menurut Sofyan Assuari dalam Sirrod Hantoro (1998:1) mengatakan bahwa yang dimaksud dalam perencanaan produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang pada suatu produk tertentu dimasa depan sesuai yang diperkirakan atau diramalkan. Perencanaan produksi memerlukan perhitungan yang teliti dan rinci untuk mengambil keputusan. Perencanaan tersebut merupakan langkah awal penentuan proses produksi yang dilakukan oleh manajer dalam rangka mencapai tujuan.
46
Agar rencana produksi berjalan dengan lancar maka diperlukan
beberapa tahap yaitu sebagai berikut :
a) Penetapan Jenis Usaha
Penetapan jenis usaha yang dipilih dengan terlebih dahulu
merencanakan dan mendiskusikan dengan anggota tim Proyek Akhir
tentang jenis usaha yang akan dijalankan. Perencanaan jenis usaha harus
menyesuaikan dengan target dan cita-cita kongkrit yang mungkin dicapai
usaha susu biji nangka ini. Penetapan jenis usaha susu biji nangka ini
didasarkan pada klasifikasi industri dan jumlah tenaga kerja yang
dimiliki. Berdasarkan klasifikasi industri jumlah tenaga kerja, industri ini
tergolong dalam industri rumah tangga atau home industry.
b) Penetapan Tujuan dan Sasaran Usaha Susu Biji Nangka
Tujuan dari perencanaan usaha susu biji nangka yaitu untuk
memperkenalkan produk pengembangan dari produk biji nangka yaitu
susu biji nangka dengan sasaran pasar masyarakat umum yang berasal
dari semua kalangan. Sedangkan dari tujuan usaha ini adalah untuk
membuka lapangan kerja baru bagi sumber daya manusia serta dapat
dipergunakan untuk mengembangkan peluang usaha yang ada.
Sasaran pasar usaha adalah semua kalangan masyarakat, baik
anak-anak, orang dewasa maupun orang tua. Sedangkan penentuan
sasaran pasar dilakukan dengan mempertahankan tiga kriteria, yaitu : 1)
kuantitatif : sasaran dapat diukur dengan angka, 2) realistik : sasaran
47
dapat dicapai berdasarkan sumber daya dan kesempatan yang dimiliki
perusahaan dan 3) konsisten : sasaran yang ditentukan harus selaras.
Penetapan sasaran pasar merupakan tindakan memilih satu atau lebih
segmen pasar yang akan dimasuki.
c) Penentuan Spesifikasi dan Teknis Usaha
Bentuk usaha yang didirikan berbentuk home industry (industri
rumah tangga) yang menjual susu biji nangka. Hal ini dikarenakan tenaga
kerja yang dimiliki berjumlah 2 orang sehingga tergolong dalam industri
rumah tangga.
d) Identifikasi Lokasi, kondisi fisik dan fasilitas dimana usaha akan
didirikan
Dalam pemilihan lokasi harus dipertimbangankan berbagai hal,
pertimbangan yang dimaksud adalah aspek sosial, ekonomi, politik dan
keamanan lokasi. Lokasi merupakan salah satu kegiatan awal yang harus
dilakukan sebelum usaha mulai beroperasi. Penentuan lokasi yang tepat
akan mempengaruhi kemampuan usaha tersebut dalam melayani
konsumen, mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup, dan
memungkinkan diadakannnya perluasan usaha. Kesalahan dalam
pemilihan lokasi akan mengakibatkan biaya transportasi yang tinggi,
kekurangan tenaga kerja, kehilangan kesempatan dalam bersaing, tidak
tersedianya bahan baku yang cukup dan sebagainya.
48
Lokasi produksi usaha susu biji nangka yang akan dilakukan
disalah satu rumah karyawan yang terletak didesa Kepuh Wedomartani
Ngemplak Sleman Yogyakarta. Lokasi produksi letaknya cukup strategis
didekat pasar sehingga bahan baku dekat dan mudah didapat.
e) Konsep pengelolaan yang akan diterapkan pada usaha susu biji
nangka
Berdasarkan sumber dana, usaha susu biji nangka akan dikelola
secara sederhana karena terbatasnya biaya. Biaya atau modal diperoleh
dari semua karyawan dengan jumlah yang sama. Hasil yang akan
diperoleh dibagi secara rata sesuai dengan jumlah pemasukan.
Pada dasarnya usaha ini akan dilakukan selama 7 hari dalam
seminggu dengan jam kerja 8 jam. Pengelolaan susu biji nangka terdiri
dari 2 orang yang terlibat didalamnya masing-masing terdiri dari gizi dan
pemasaran yang dilakukan oleh semua karyawan.
f) Teknis produksi yang akan diterapkan pada usaha susu biji nangka
Dalam usaha yang akan kami dirikan, kami akan menjual produk
susu biji nangka. Dalam proses pembuatan susu biji nangka dibutuhkan
sistem produksi yang saling menunjang. Sistem produksi dilakukan
secara bersama-sama. Sebelum melakukan proses produksi maka
dibutuhkan perencanaan alat dan bahan yang akan dibutuhkan. Alat yang
dibutuhkan merupakan alat rumah tangga. Sedangkan untuk sistem
49
pengadaan bahan baku didapatkan dari pasar setempat. Penyimpanan
bahan baku disimpan ditempat persediaan bahan baku. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah proses produksi.
Proses produksi dilakukan disalah satu rumah karyawan sebagai
tempat produksi. Proses produksi diawali dengan pemilihan biji nangka
yang segar, perendaman kurang lebih selama 30 menit menggunakan air
panas, proses selanjutnya yaitu pengupasan kulit, setelah itu biji nangka
direbus kurang lebih selama 20 menit. Lalu diamkan sebentar, potong biji
nangka kecil-kecil. Haluskan biji nangka menggunakan blender, saring
biji nangka yang telah dihaluskan. Setelah itu rebus susu biji nangka
dengan api kecil hingga mendidih. Angkat diamkan sebentar lalu susu
biji nangka siap untuk dikemas. Susu biji nangka siap untuk dipasarkan.
Proses produksi dilakukan dalam jumlah kecil. Diperkirakan dalam 1 hari
kerja dengan jumlah jam kerja 8 jam/hari dapat memproduksi 26 botol
susu biji nangka dengan jumlah 2 orang tenaga kerja.
g) Struktur Sumber Daya Manusia
Usaha ini mempunyai 2 orang karyawan. Pembagian tugas
dilakukan dengan cara undian, jadi siapapun yang mendapatkan undian
itu harus konsisten dan mau melaksanakan tugas dengan baik. Bila ada
yang merasa keberatan, maka tugas boleh digantikan dengan yang lain
dengan catatan ada yang mau menggantikan tugas tersebut.
50
Sesuai dengan jumlah karyawan, tugas ini juga ada 2 yaitu bagian
gizi dan bagian pemasaran. Setiap orang bertanggung jawab atas
bagiannya masing-masing, tetapi jika ada yang kesulitan akan dibantu
oleh karyawan yang lain.
2) Perencanaan pemasaran
Pemasaran dalam suatu usaha bisnis home industry merupakan hal
yang sangat penting. Tanpa pemasaran suatu kegiatan bisnis atau usaha tidak
lebih dari kegiatan sia-sia. Sistem pemasaran yang diterapkan ialah sistem
personal selling, yaitu penjualan secara langsung kepada konsumen. Dengan
melakukan penyebaran brosur sebagai metode promosi. Selain itu, media
promosi juga berupa mengikuti pameran.
Pemasaran produk susu biji nangka menggunakan pendekatan strategi
bauran pemasaran adalah padu padan efektif empat sampai unsur strategi
pemasaran yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan
promotion (promosi), people (partisipan), phsycal avidence (lingkungan
fisik), process (proses).
a) Product (produk)
Keputusan-keputusan terkait produk mencakup penentuan bentuk
pewarnaan fisik produk, merk serta kemasan. Produk yang dipasarkan
pada pasar sasaran ialah produk susu biji nangka dengan merk freshton
milk. Produk yang dipasarkan telah dikemas dengan kemasan yang
menarik.
51
b) Price (harga)
Harga mempunyai fungsi yang penting dalam pemasaran, karena
harga akan membentuk persaingan antar produsen. Penentuan harga jual
susu biji nangka disesuaikan dengan biaya produksinya sehingga
menghasilkan harga perkemasan Rp2.900,- untuk netto 250 ml per-
kemasan. Dengan penetapan harga yang tidak terlalu banyak memperoleh
laba tapi tidak membuat pihak produksi rugi. Hal ini bertujuan untuk
tetap bisa bersaing dengan penjualan produk yang lain dan harga juga
masih bisa terjangkau oleh masyarakat.
c) Place (distribusi)
Pengenalan produk susu biji nangka dengan mengikuti pameran
proyek akhir di Benteng Vredeburg Yogyakarta. Industri juga
menggunakan saluran distribusi untuk menyajikan dan menyampaikan
produknya kepada konsumen. Saluran distribusi yang dilakukan ialah
dengan distribusi langsung dari produsen kepada konsumen tanpa
perantara dan menggunakan sampel penjualan juga disertai dengan
kuisioner untuk mengetahui penilaian pemasaran produk.
d) Promotion (promosi)
Irawan (2005) mengemukakan bahwa promosi menunjukan pada
berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan
52
kebaikan produknya., membujuk dan mengingatkan para pelanggan dan
menggunakan strategi personal selling yakni dengan interaksi tatap
muka langsung dengan satu atau lebih calon pembeli. Selain itu
digunakan pula strategi pemasaran langsung, yaitu dengan menggunakan
surat, media, jaringan sosial (facebook, blog, email), komunikasi seluler
untuk berkomunikasi langsung dengan mendapatkan suatu respon
langsung dari pelanggan. Selain itu produsen juga menggunakan teknik
promosi penjualan dengan mengikuti pameran. Industri
mengkomunikasikan tentang produk susu biji nangka (freshton milk)
untuk menyakinkan konsumen agar berminat untuk membeli.
Selain itu industri mempunyai beberapa strategi agar mampu
bersaing dan mampu menghasilkan laba yaitu dengan strategi produk
terbatas yakni industri hanya menjual satu macam produk.
e) People (partisipan)
Dalam setiap jalannya perencanaan, produksi hingga
pendistribusian semua pelaku harus terlibat dalam penyampaian jasa dan
mempengaruhi persepsi pelanggan. Hal ini dapat dilakukan pada saat
melakukan promosi ataupun pada saat melakukan penjualan dimana
setiap partisipan dapat saling berinteraksi.
53
f) Physical Avidence (lingkungan fisik)
Lingkungan fisik mempunyai fungsi dimana jasa yang kita
sampaikan kepada konsumen akan saling berkaitan erat. Hal ini
dimaksudkan agar setiap proses pelaksanaan dapat berjalan sesuai yang
diharapkan antara produsen maupun konsumen dapat bekerjasama
dengan baik.
g) Process (proses)
Proses merupakan nilai yang berkaitan dengan prinsip usaha untuk
membuat setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab
dalam proses yang memuaskan konsumen baik secara langsung maupun
tidak langsung, ini dapat dilakukan pada saat penyampaian segala
informasi mengenai produk susu biji nangka ataupun dalam melayani
secara langsung pada saat penjualan produk.
3) Perencanaan Keuangan
a) Penentuan Biaya Produksi
Sebelum harga jual ditentukan, maka perlu diketahui terlebih
dahulu biaya produksi untuk pembuatan produk susu biji nangka. Biaya
produksi pada pembuatan produk susu biji nangka terdiri dari biaya
bahan baku, biaya kemasan dan biaya bahan bakar. Biaya-biaya ini perlu
diketahui untuk penetapan mark-up untuk menghitung harga jual.
54
b) Penetapan Harga Jual
Harga jual adalah jumlah harga yang digunakan untuk
memperoleh suatu produk dan jasa. Tujuan dari perhitungan harga jual
adalah untuk menetapkan harga agar dapat menutup biaya yang telah
dikeluarkan sekaligus mencapai titik keuntungan yang ditargetkan.
Perhitungan harga jual yang sering digunakan adalah metode mark-up.
Perhitungan harga jual produk susu biji nangka ini dihitung
dengan menggunakan metode mark-up dan analisis BEP (Break Event
Point). Harga jual dihitung dengan menambah biaya produksi dengan
biaya operasional dan laba yang diinginkan dibagi dengan jumlah produk
yang diproduksi. Mark-up untuk harga jual produk susu biji nangka ini
ditetapkan sebesar 30%. Penetapan 30% didasarkan pada jumlah biaya
bahan produksi dan biaya tetap yang tidak sedikit, hal ini agar usaha ini
tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk mencapai titik impas
atau BEP.
Menurut Basu Swasta (2005) Rumus mark-up sebagai berikut:
Harga jual = Biaya produksi + Mark-up
= Biaya Produk + (% x Biaya Produk)
55
c) Perhitungan Break Event Point (BEP)
BEP (Break Event Point ) merupakan jumlah produk yang harus
terjual agar suatu perusahaan tidak mengalami kerugian tetapi juga belum
memperoleh keuntungan atau berada pada titik impas.
Menurut Basu Swasta dan Irawan (2005: 260), “dalam BEP dapat
diketahui bagaimana satu-satuan produk itu dijual pada harga tertentu
untuk mengembalikan dana yang tertanam dalam produk tersebut”.
Untuk memperoleh tingkat atau Titik Break Even (TBE) dapat dipakai
rumus sebagai berikut:
dan
Keterangan :
BEP : Break Event Point
BTT : Biaya Tetap Total
H : Harga
BVR : Biaya variabel/biaya tidak tetap
b. IFAS dan EFAS
Pemilihan alternatif strategi pemasaran susu biji nangka dapat diketahui
setelah membuat analisis SWOT yang kemudian akan dibuat matrik SWOT.
Dari matrik SWOT tersebut kemudian dirumuskan menjadi beberapa
alternative strategi pemasaran yang akan digunakan untuk memasarkan
produk susu biji nangka. Dari beberapa alternatif pemasaran yang ada, akan
TBE = BTT
(Rp) 1 - BV
P
TBE = BTT (unit) H - BVR
56
dipilih satu alternatif strategi pemasaran untuk memasarkan produk susu biji
nangka. Diharapkan nantinya dua alternatif yang dipilih tersebut dapat
memudahkan pemasaran susu biji nangka serta mewujudkan tujuan usaha ini.
c. Matrik SWOT
Matrik SWOT adalah sebuah diagram yang menggambarkan secara
jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Semua
informasi yang terdapat dalam tahap ini berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup perusahaan yang kemudian akan dianalisis dengan model kualitatif
perumusan strategi. Strategi ini dilakukan dengan mengidentifikasi berbagai
faktor sistematis terhadap kekuatan dan kelamahan suatu usaha, serta
kesempatan ancaman dari lingkungan usaha. Setelah proses
pengidentifikasian faktor SWOT tersebut, maka dapat dibuat suatu matrik
yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor strategi internal dan faktor
strategi eksternal.
d. Pemilihan Satu Alternatif Strategi
Pemilihan alternatif strategi pemasaran susu biji nangka dapat
diketahui setelah membuat analisis SWOT. Dari hasil analisis SWOT tersebut
akan dibuat matrik SWOT, yang kemudian dirumuskan menjadi beberapa
alternatif strategi pemasaran yang digunakan untuk memasarkan susu biji
nangka. Strategi pemasaran yang dapat mewujudkan hal tersebut berdasarkan
matrik SWOT yang telah dibuat alternatif strategi yang digunakan adalah
57
dengan strategi SO (Strength-Opportunities). Strategi SO yaitu strategi yang
memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk merebut pasar dan
memanfaatkan peluang yang ada agar target dapat terpenuhi.
e. Implementasi Alternatif Strategi Pemasaran
Pemasaran produk susu biji nangka menggunakan pendekatan
strategi pemasaran dengan bauran pemasaran (Merketing Mix). Bauran
pemasaran adalah padu-padan efektif tujuh unsur strategi pemasaran yaitu
product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), People
(partisipan), Phsycal avidence (lingkungan fisik), Process (proses) dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan pemilihan target/sasaran pemasaran.
Pemasaran susu biji nangka ditujukan untuk semua kalangan baik
anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua. Hasil penjualan yang telah
dilakukan sebagian besar konsumen berasal dari semua kalangan karena
harga yang relatif murah. Dari empat alternatif strategi pemasaran yang ada,
ada satu strategi pemasaran yang digunakan dalam pemasaran susu biji
nangka yaitu :
Strategi SO (Strength-Opportunities) yaitu strategi yang dilakukan
dengan memanfaatkan kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
yang sebesar-besarnya.
Dengan menggunakan strategi pemasaran tersebut penjualan susu biji
nangka mampu memenuhi target BEP. Perhitungan BEP dan harga jual susu
biji nangka tiap botolnya Rp2.900,-.
58
f. Evaluasi implementasi usaha yang dijalankan
Strategi SO (Strength-Opportunities) yaitu strategi yang dilakukan
dengan memanfaatkan kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
yang sebesar-besarnya.
Kekuatan : Produk menarik dari segi rasa, warna dan aroma, kemasan
menarik, produk tidak menggunakan bahan pengawet, belum
banyak produk susu biji nangka dipasaran, mengandung
fosfor yang tinggi yang baik bagi tubuh, standarisasi resep,
harga bahan baku murah, harga jual produk relatif terjangkau.
Peluang : Pemanfaatan biji nangka dalam penganekaragaman minuman,
jangkauan pemasaran yang luas, sifat konsumen ingin
mencoba produk baru, target pasar untuk semua kalangan
masyarakat, kerjasama dengan distributor-distributor, produk
susu biji nangka relatif diterima masyarakat, memberikan
alternatif bagi konsumen untuk dapat memilih produk susu
nabati, munculnya peralatan modern untuk pengolahan produk.
Sebagian konsumen yang membeli susu biji nangka adalah semua
kalangan yang menginginkan minuman sehat yang lain dari pada minuman
yang ada dari segi rasa, warna, kekentalan dan kemasan. Banyaknya
keinginan konsumen tersebut menjadi peluang besar bagi penjualan susu biji
nangka.
59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Perencanaan Usaha Susu Biji Nangka
Usaha produk susu biji nangka merupakan bentuk usaha rumah
tangga (home industry) dengan modal sendiri. Modal usaha susu biji
nangka dibagi menjadi 2 bagian, yaitu modal tetap dan modal tidak tetap,
modal tetap meliputi alat-alat bangunan dan alat-alat produksi, sedangkan
modal tidak tetap meliputi tenaga kerja dan bahan baku produk.
a. Perencanaan Produksi
1) Penetapan tujuan dan sasaran
Tujuan dari usaha susu biji nangka adalah untuk memperkenalkan
kepada masyarakat, bahwa biji nangka bila diolah lebih lanjut dapat
digunakan sebagai sumber pangan baru yang mengandung fosfor yang
tinggi dan memiliki nilai ekonomis. Sasaran pasar usaha susu biji
nangka adalah semua masyarakat baik anak-anak, remaja dan orang
tua karena susu biji nangka merupakan minuman sehat yang
mengandung gizi yang baik bagi kesehatan sehingga dapat dikonsumsi
oleh semua lapisan masyarakat. Pemasarannya akan dilakukan dengan
cara menitipkan susu biji nangka ke warung-warung atau pasar
terdekat agar masyarakat lebih mengenal susu biji nangka.
59
60
2) Penentuan Spesifikasi Usaha
a) Bentuk usaha dan konsep usaha yang akan didirikan
Usaha produk susu biji nangka merupakan bentuk usaha rumah
tangga (home industry) karena jumlah karyawan yang dimiliki hanya
ada 2 orang. Pengelolaannya dilakukan secara sederhana, dari cara
memproduksi sampai cara pemasarannya. Bahan baku yang
dipergunakan untuk memproduksi diperoleh dari pasar tradisional. Hal
ini dilakukan karena jumlah yang diproduksi masih sedikit sehingga
dapat menekan pengeluaran. Usaha ini hanya mempunyai 2 karyawan,
masing-masing karyawan mempunyai tugas dan tanggung jawab yang
berbeda.
Untuk menghadapi para pesaing maka perusahaan akan
melakukan pendekatan terhadap calon konsumen atau personal
selling, membuat dan membagikan brosur serta mengikuti kegiatan
pameran makanan. Hal ini dikarenakan produk yang masih baru
sehingga diperlukan cara yang ekstra agar konsumen dapat tertarik
dan membeli produk.
b) Identifikasi Lokasi, kondisi fisik dan fasilitas dimana usaha akan
didirikan
Lokasi merupakan salah satu kegiatan awal yang harus
dilakukan sebelum usaha mulai beroperasi. Penentuan lokasi yang
tepat akan mempengaruhi kemampuan usaha tersebut dalam melayani
61
konsumen, mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup, dan
memungkinkan diadakannnya perluasan usaha. Kesalahan dalam
pemilihan lokasi akan mengakibatkan biaya transportasi yang tinggi,
kekurangan tenaga kerja, kehilangan kesempatan dalam bersaing,
tidak tersedianya bahan baku yang cukup dan sebagainya.
Lokasi produksi usaha susu biji nangka yang akan dilakukan
disalah satu rumah karyawan yang terletak didesa Kepuh
Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta. Lokasi produksi
letaknya cukup strategis didekat pasar sehingga bahan baku dekat dan
mudah didapat.
c) Konsep pengelolaan yang akan diterapkan
Usaha produk susu biji nangka terdiri dari 2 orang yang juga
menjadi karyawannya. Setiap karyawan mempunyai tugas dan
tangung jawab yang berbeda, namun dalam menjalankan usaha semua
karyawan harus bersedia dan mampu bekerjasama. Home industry ini
memproduksi dengan cara sederhana yang dilakukan selama 27 hari
kerja dengan waktu kerja 8 jam per hari.
d) Teknik produksi yang akan diterapkan
Usaha yang akan kami dirikan, kami akan menjual produk susu
biji nangka. Dalam proses pembuatan susu biji nangka dibutuhkan
sistem produksi yang saling menunjang. Sistem produksi dilakukan
secara bersama-sama. Sebelum melakukan proses produksi maka
62
dibutuhkan perencanaan alat dan bahan yang akan dibutuhkan. Alat
yang dibutuhkan merupakan alat rumah tangga. Sedangkan untuk
sistem pengadaan bahan baku didapatkan dari pasar Stand,
Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta. Penyimpaan bahan baku
disimpan ditempat persediaan bahan baku. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah proses produksi.
Proses produksi dilakukan disalah satu rumah karyawan
sebagai tempat produksi. Proses produksi diawali dengan pemilihan
biji nangka yang segar, perendaman karang lebih selama 30 menit
menggunakan air panas, proses selanjutnya yaitu pengupasan kulit,
setelah itu biji nangka direbus kurang lebih selama 20 menit. Lalu
1 hari adalah 250 gr x 13 resep = 3250 gr. Jadi kebutuhan biji
nangka perhari = 3250 gr (3 ¼ kg/hari)
4) 1 formula resep dapat menjadi 2 botol susu biji nangka,
sehingga 13 resep menjadi 26 botol. Jadi 1 bulan dapat
memproduksi 26 botol x 27 hari = 702 botol/bulan.
68
Berikut adalah perhitungan harga jual perkemasan susu biji nangka :
Tabel 6. Perhitungan Biaya Produksi Susu Biji Nangka
Biaya produksi per-hari = Rp 57.650,-
Biaya produksi per-bulan = Rp 57.650 x 27 hari = Rp1.556.550
Rumus Mark-up
Harga jual = Biaya produk + Mark-up
= Biaya produk + (% x Biaya Produk)
= Rp1.556.550 + ( 30% x 1.556.550)
= Rp1.556.550 + 466.965
= Rp2.023.515
Harga jual = Rp2.023.515 : 702 = 2.882 = Rp2.900,-
Jadi harga jual susu biji nangka adalah Rp2.900 per kemasan
(@ 250 ml)
Perhitungan BEP (Break Event Point) merupakan jumlah
produk yang harus terjual agar suatu perusahaan tidak mengalami
kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan atau berada
No Nama Bahan Jumlah (1 resep)
Jumlah (13 resep)
Unit Harga / satuan (Rp)
Total Biaya (Rp)
1 Biji nangka 250 3.250 gr 3.000 /kg 9.7502 Gula pasir 50 650 gr 8.000 /kg 5.2503 Garam 1/4 4 sdt 1.000 /bks 1004 Daun pandan 1 6 lbr 50/lbr 4005 Jahe 50 650 gr 11.000/kg 6.3506 Kemasan 2 26 btl 1.000/btl 26.0009 Label kemasan 2 26 lbr 300/label 7.80010 Bahan bakar 2000
Jumlah Rp 57.650
69
pada titik impas. Untuk menghitung BEP harus diketahui terlebih
dahulu jumlah biaya tetap total yang diperlukan untuk usaha susu
biji nangka ini, biaya tetap meliputi peralatan, gaji karyawan, biaya
listrik dan transportasi. Berikut ini adalah daftar peralatan yang
dibutuhkan dalam pembuatan susu biji nangka :
Tabel 7. Daftar PeralatanYang diButuhkan
Keterangan :
1) Jumlah kebutuhan Rp359.000,-
2) Daya pakai diasumsikan selama 3 tahun (36 bulan), sehingga
Rp359.000 : 36 = Rp9.972,22/bulan
3) Penyusutan alat selama 1 bulan Rp9.972,22
Tabel 8. Biaya Tetap Untuk 1 Bulan
No Nama Alat Jumlah Unit Harga/unit (Rp)
Total (Rp)
1 Blender 1 Buah 150.000 150.0002 Panci 1 Buah 30.000 30.0003 Sendok 2 Buah 2.000 4.0004 Saringan 1 Buah 2.500 2.5005 Kompor 1 Buah 150.000 150.0006 Kom 1 Buah 5.000 5.0007 Pisau 2 Buah 4.000 8.0008 Nampan 1 Buah 7.000 7.0009 Sendok sayur 1 Buah 2.500 2.500
Jumlah Rp359.000
No Biaya Jumlah (Rp) 1 Gaji karyawan 216.000,- 2 Penyusutan alat 1 bulan 9.972,22,- 3 Listrik dan air Rp1.000 x 27 hari 27.000,- 4 Transportasi Rp4.500 x 27 hari 121.500,- 5 Sewa Bangunan 67.500,- Jumlah Rp441.972,22
70
Berdasarkan analisis biaya diatas dapat diketahui :
1) Harga jual 1 kemasan susu biji nangka adalah Rp2.900,-
2) VC (Variable Cost/ biaya tidak tetap) untuk 1 kemasan produk
susu biji nangka adalah Rp1.556.550 : 702 botol = Rp2.217,3
3) FC (Fixed Cost/biaya tetap) produk susu biji nangka selama 1
bulan adalah Rp441.972,22,-
Rumus BEP
BTT BEP =
H - BVR
Keterangan :
BEP : Break even point
BTT : Biaya tetap total
H : Harga
BVR : Biaya variabel/biaya tidak tetap
Rp441.972,22
BEP =
Rp2.900 – Rp2.217,3
Rp441.972,22
BEP = = 647,38 = 647 botol
Rp682,7
Jadi BEP usaha home industry produk susu biji nangka selama
1 bulan adalah 647 botol. Agar usaha ini dapat memperoleh
keuntungan harus dapat menjual lebih dari 647 botol selama 1 bulan.
71
Tabel 9. Rencana Penjualan dan Pendapatan Penjualan
72
Tabel 10. Rencana Arus Kas
73
Tabel 11. Laba Rugi
74
Tabel 12. Neraca
75
2. IFAS dan IFAS
Pemberian bobot IFAS dan EFAS didasarkan pada keunggulan relatif
terhadap pesaing utama, sedangkan pemberian rating didasarkan pada prediksi
atau kemampuan perusahaan untuk masa yang akan datang.
Erlangga Sugiri, Slamet. (2008). Akuntansi Pengantar 1. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Suryana. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat Swasta, Basu. (1997). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty. Swasta, Basu & Irawan. (2005). Saluran Pemasaran. Yogyakarta: BPFE UGM. Universitas Negeri Yogyakarta. (2003). Pedoman Tugas Akhir. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta
112
114
Kuisioner Pameran Proyek Akhir
Produk Sari Biji Nangka (Freshton Milk)
Yang terhormat pengunjung pameran proyek akhir,
Mohon kerjasamanya untuk mengisi kuisioner dibawah ini dengan memberikan tanda cek (√). Jawaban Bpk/Ibu/Sdr akan sangat berguna untuk perbaikan dan peningkatan produk kami. Untuk kerjasamanya diucapkan banyak terima kasih.
No Pernyataan Sangat sesuai
Sesuai Tidak sesuai
Sangat tidak sesuai
1 Harga produk terjangkau 2 Harga sesuai dengan kualitas produk 3 Kemasan produk menarik 4 Kemasan mempunyai citra atau aspek seni 5 Kemasan ekonomis dan praktis 6 Kemasan dapat melindungi produk 7 Merk produk menarik 8 Merk dapat mempermudah konsumen
menemukan produk kembali
9 Merk memberikan indentifikasi pada produk ini 10 Produk cocok untuk semua kalangan
masyarakat
11 Porsi produk sesuai dengan kebutuhan 12 Palayanan penjualan cepat dan tanggap 13 Panampilan penjual menarik 14 Penjual dapat dipercaya 15 Panampilan tempat penjualan produk sesuai 16 Letak tempat penjualan strategis 17 Kompetensi penjual dalam penyampain produk 18 Pelayanan sesuai pada waktu penawaran dan
penyerahan produk
19 Pelayanan terhadap konsumen memuaskan 20 Penyampaian terhadap produk jelas 21 Informasi tentang produk cukup memadai
Central net Warung Ibu Lasi Warung Ibu war Rm. Saiyo Warung Ibu Sali
12 botol9 botol
11 botol8 botol7 botol
Rp34.800Rp26.100Rp31.900Rp23.200Rp20.300
1,9% 1,4% 1,7% 1,2% 1,1%
15,8% 17,2% 18,9% 20,1% 21,2%
5 Wedomartani Temanggung
Central net Warung Ibu Erna Arisan Keluarga Rm. Saiyo
9 botol11 botol13 botol11 botol
Rp26.100Rp31.900Rp37.700Rp31.900
1,4% 1,7% 2,0% 1,7%
22,6% 24,3% 26,3% 28%
6 Klaten Temanggung
Ibu Khamnah Rm. Saiyo
15 botol10 botol
Rp43.500Rp29.000
2,3% 1,5%
30,3% 31,8%
7 Wedomartani
Central net Psr. Gedong kuning Warung Ibu Erna
11 botol12 botol
8 botol
Rp31.900Rp34.800
Rp23.200
1,7% 1,9%
1,2%
33,5% 35,4%
36,6%
8
Benteng Vredeburg
Pameran 19 botol Rp55.100 2,9% 39,5%
RT 04 Pokoh
Ibu Rona Ibu Ambar Bp. Eko Mba Is
2 botol2 botol3 botol4 botol
Rp5.800Rp5.800Rp8.700
Rp11.600
0,3% 0,3% 0,5% 0,6%
39,8% 40,1% 40,6% 41,2%
9 Benteng Vredeburg
Pameran 19 botol Rp55.100 2,9% 44,1%
Condong catur
Ibu Suminah Bp. Sigit Mba Dila
3 botol2 botol2 botol
Rp8.700Rp5.800Rp5.800
0,5% 0,3% 0,3%
44,6% 44,9% 45,2%
10 Benteng Vredeburg
Pameran 20 botol Rp58.000 3,1% 48,3%
RT 04 Mba Yuni Ibu Murdi
3 botol4 botol
Rp8.700Rp11.600
0,5% 0,6%
48,8% 49,4%
11 Benteng Vredeburg
Pameran 21 botol Rp60.900 3,2%
52,6%
Jangkang Ibu Joyo 4 botol Rp11.600 0,6% 53,2%
Hasil Penjualan Sari Biji Nangka
Bp. Santoso Ibu Sunar
2 botol4 botol
Rp5.800Rp11.600
0,3% 0,6%
53,5% 54,1%
12 Benteng Vredeburg
Pameran
19 botol Rp55.100 2,9% 57%
Kepuh Bp. Bowo Ibu Muji Ibu Suti
5 botol2 botol2 botol
Rp14.400Rp5.800Rp5.800
0,8% 0,3% 0,3%
57,8% 58,1% 58,4%
13 Benteng Vredeburg
Pameran 22 botol Rp63.800 3,4% 61,8%
Kepuh Wedomartani
Ibu Marto Ibu Sumi Central net
2 botol3 botol7 botol
Rp5.800Rp8.700
Rp20.300
0,3% 0,5% 1,1%
62,1% 62,6% 63,7%
14 Benteng Vredeburg
Pameran 20 botol Rp58.000 3,1%
66,8%
Pokoh Kepuh
Ibu Harto Mba Is Ibu Atmo
5 botol2 botol2 botol
Rp14.400Rp5.800Rp5.800
0,8% 0,3% 0,3%
67,6% 67,% 68,2%
15 Wedomartani Temanggung
Central net Warung Ibu Yanti Rm. Saiyo
8 botol5 botol
11 botol9 botol
Rp23.200Rp14.400Rp31.900Rp26.100
1,2% 0,8% 1,7% 1,4%
69,4% 70,2% 71,9% 73,3%
16 Temanggung Arisan Ibu-Ibu Rm. Saiyo
20 botol6 botol
Rp58.000Rp17.400
3,1% 0,9%
76,4% 77,3%
17 Wedomartani Temanggung
Kelompok ronda Ibu Warsinah Pemuda/pemudi
15 botol4 botol
15 botol
Rp43.500Rp11.600Rp43.500
2,3% 0,6% 2,3%
79,6% 80,2% 82,5%
18 Kepuh Gandok
Warung Ibu Sali Warung Ibu Yanti Bp. Sukro Mba Mona Ibu Suminah
6 botol6 botol3 botol1 botol4 botol3 botol
Rp17.400Rp17.400Rp8.700Rp2.900
Rp11.600Rp8.700
0,9% 0,9% 0,5% 0,2% 0,6% 0,5%
83,4% 84,3% 84,8% 85%
85,6% 86,1%
19 Wedomartani Klaten Kepuh
Kerja bakti Bapak-bapak Bp. Eko Mba Devi Mba Lisa
15 botol
7 botol2 botol2 botol
Rp43.500
Rp20.300Rp5.800Rp5.800
2,3%
1,1% 0,3% 0,3%
88,4%
89,5% 89,8% 90,1%
20 Wedomartani Temanggung
Central net Warung Ibu Yanti Bp. Teguh
8 botol6 botol6 botol
13 botol
Rp23.200Rp17.400Rp17.400Rp37.700
1,2% 0,9% 0,9% 2,0%
91,3% 92,2% 93,1% 95,1%
21 Temanggung Rm. Saiyo Warung Bu Atik
10 botol7 botol
Rp29.000Rp20.300
1,5% 1,1%
96,6% 97,7%
Wedomartani Condong
Central net Warung Ibu Erna Ibu Siska
6 botol7 botol3 botol
Rp17.400Rp20.300Rp8.700
0,9% 1,1% 0,5%
98,6% 99,7% 100,1%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pemasaran produk sari biji nangka
mencapai 763 botol dengan total penjualan Rp2.212.700,- selama 1 bulan.
Berdasarkan perhitungan BEP pemasaran sari biji nangka selama 1 bulan adalah
647 botol, sehingga prosentase hasil penjualan sari biji nangka selama 1 bulan
adalah 118%.
catur Mba Sri 3 botol Rp8.700 0,5% 100,7% 22 Wedomartani Ibu Elis
Warung Ibu Yanti Warung Ibu Erna
3 botol6 botol5 botol3 botol
Rp8.700Rp17.400Rp14.400Rp8.700
0,5% 0,9% 0,8% 0,5%
101,2% 102,1% 102,9% 103,4%
23 Kepuh Wedomartani
Ibu Suti Mba Ika Warung Mba Yuli
4 botol2 botol8 botol7 botol
Rp11.600Rp5.800
Rp23.200Rp20.300
0,6% 0,3% 1,2% 1,1%
104% 104,3% 105%
106,6% 24 Klaten
Kepuh Bapak Joko Warung Ibu Yanti
9 botol8 botol2 botol
Rp26.100Rp23.200Rp5.800
1,4% 1,2% 0,3%
108% 109,5% 109,8%
25 Wedomartani Temanggung
Warung Ibu Yanti Rm. Saiyo
6 botol9 botol5 botol
Rp17.400Rp26.100Rp14.400
0,9% 1,4% 0,8%
110,7% 112,1% 112,9%
26 Kepuh Ibu Rona Warung Ibu Sali Warung Ibu Erna Mba Yuli
4 botol6 botol6 botol3 botol
Rp11.600Rp17.400Rp17.400Rp8.700
0,6% 0,9% 0,9% 0,5%
113,5% 114,4% 115,3% 115,8%
27 Temanggung Rm. Saiyo Mba Erni Mba Yuli
9 botol2 botol3 botol
Rp 26.100Rp5.800Rp8.700
1,4% 0,3% 0,5%
117,2% 117,5% 118%
Total 763 botol Rp2.212.700
No Pernyataan Sangat sesuai
Sesuai Tidak sesuai
Sangat tidak sesuai
1 Harga produk terjangkau 5 15 0 0 2 Harga sesuai dengan kualitas
produk 5 15 0 0
3 Kemasan produk menarik 6 14 0 0 4 Kemasan mempunyai citra atau
aspek seni 7 13 0 0
5 Kemasan ekonomis dan praktis 7 13 0 0 6 Kemasan dapat melindungi
produk 3 17 0 0
7 Merk produk menarik 4 16 0 0 8 Merk dapat mempermudah
konsumen menemukan produk kembali
3 15 2 0
9 Merk memberikan indentifikasi pada produk ini
1 17 2 0
10 Produk cocok untuk semua kalangan masyarakat
7 13 0 0
11 Porsi produk sesuai dengan kebutuhan
4 15 1 0
12 Palayanan penjualan cepat dan tanggap
9 11 0 0
13 Panampilan penjual menarik 7 13 0 0 14 Penjual dapat dipercaya 5 15 0 0 15 Panampilan tempat penjualan
produk sesuai 2 15 0 0
16 Letak tempat penjualan strategis 1 14 5 0 17 Kompetensi penjual dalam
penyampain produk 8 12 0 0
18 Pelayanan sesuai pada waktu penawaran dan penyerahan produk
5 15 0 0
19 Pelayanan terhadap konsumen memuaskan
5 15 0 0
20 Penyampaian terhadap produk jelas
6 14 0 0
21 Informasi tentang produk cukup memadai
5 15 0 0
Perhitungan Kecenderungan Pesepsi Konsumen Terhadap Produk Sari Biji Nangka
a. Hasil Tanggapan Konsumen Terhadap Produk Sari
No Pernyataan Skor Rerata Prosentase 1 Harga produk terjangkau 65 3,25 4,80% 2 Harga sesuai dengan kualitas produk 65 3,25 4,80% 3 Kemasan produk menarik 66 3,3 4,88% 4 Kemasan mempunyai citra atau aspek
seni 67 3,35 4,95%
5 Kemasan ekonomis dan praktis 67 3,35 4,95% 6 Kemasan dapat melindungi produk 63 3,15 4,65% 7 Merk produk menarik 64 3,2 4,73% 8 Merk dapat mempermudah konsumen
menemukan produk kembali 61 3,05 4,51%
9 Merk memberikan indentifikasi pada produk ini
59 2,95 4,36%
10 Produk cocok untuk semua kalangan masyarakat
67 3,35 4,95%
11 Porsi produk sesuai dengan kebutuhan 63 3,15 4,65% 12 Palayanan penjualan cepat dan tanggap 69 3,45 5,10% 13 Panampilan penjual menarik 67 3,35 4,95% 14 Penjual dapat dipercaya 65 3,25 4,80% 15 Panampilan tempat penjualan produk
sesuai 59 3,25 4,36%
16 Letak tempat penjualan strategis 56 2,8 4,14% 17 Kompetensi penjual dalam penyampain
produk 68 3,4 5,02%
18 Pelayanan sesuai pada waktu penawaran dan penyerahan produk
65 3,25 4,80%
19 Pelayanan terhadap konsumen memuaskan
65 3,25 4,80%
20 Penyampaian terhadap produk jelas 66 3,3 4,88% 21 Informasi tentang produk cukup
memadai 65 3,25 4,80%
Jumlah 1352
b. Perhitungan Skor Kuisioner Konsumen
Perhitungan Rerata
1. Harga produk terjangkau: 65: 20 = 3,25
2. Harga sesuai dengan kualitas produk : 65 : 20 = 3,25
3. Kemasan produk menarik : 66 : 20 = 3,3
4. Kemasan mempunyai citra atau aspek seni : 67 : 20 = 3,35
5. Kemasan ekonomis dan praktis : 67 : 20 = 3,35
6. Kemasan dapat melindungi produk : 63 : 20 = 3,15
7. Merk produk menarik : 64 : 20 = 3,2
8. Merk dapat mempermudah konsumen menemukan produk kembali : 61 : 20 = 3,05
9. Merk memberikan indentifikasi pada produk ini ; 59 : 20 = 2,95
10. Produk cocok untuk semua kalangan masyarakat : 67 : 20 = 3,35
11. Porsi produk sesuai dengan kebutuhan : 63: 20 = 3,15
12. Palayanan penjualan cepat dan tanggap; 69 : 20 = 3,45
13. Penampilan penjual menarik: 67 : 20 = 3,35
14. Penjual dapat dipercaya: 65 : 20 = 3,25
15. Panampilan tempat penjualan produk sesuai: 59 : 20 = 3,25