STRATEGI PEMASARAN DAGING KEBAB SAPI DI PT. SARI KREASI BOGA, JAKARTA SELATAN Nungky Kusumawati 1150920000062 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020/1441 H
STRATEGI PEMASARAN DAGING KEBAB SAPI DI
PT. SARI KREASI BOGA, JAKARTA SELATAN
Nungky Kusumawati 1150920000062
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020/1441 H
STRATEGI PEMASARAN DAGING KEBAB SAPI DI
PT. SARI KREASI BOGA, JAKARTA SELATAN
Nungky Kusumawati
1150920000062
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Pertanian
Pada Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020/1441 H
v
RIWAYAT HIDUP
Data Diri
Nama
: Nungky Kusumawati
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Depok, 30 Maret 1997
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kemang II, Gg. H. Ma’an Sukmajaya, Depok
No. Hp : 089650207271
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
2002 – 2003 : TK Pemuda Bangsa
2003 – 2009 : SD Pemuda Bangsa Depok
2009 – 2012 : SMPN 4 Depok
2012 – 2015 : SMAN 8 Kota Depok
2015 – 2020 : S-1 Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
Pengalaman Organisasi dan Prestasi
2010 - 2012 : Ketua Paduan Suara SMPN 4 Depok
2011 – 2012 : Sekretaris OSIS SMPN 4 Depok
2012 : Ketua Pentas Seni SMPN 4 Depok
2012 - 2015 : Ketua Octa Choir SMAN 8 Depok
2013 – 2015 : Anggota Gita Tunggal Crescendo
2015 : Ketua Buku Tahunan Sekolah SMAN 8 Depok
2015 : Penerima Beasiswa Penuh PTN Pemerintah Kota Depok
2015 : Team Storage Mandiri Jakarta Marathon 2015
2015 : Stage Manager GTC 1st
Choir Competition
2015 : Anggota Divisi Acara Rujakustik Agribisnis 2015
2015 - 2020 : Anggota Dapur Seni FST UIN Jakarta
2016 : Anggota Divisi Acara Gathering PISPI
2016 -2017 : Ketua Divisi Musik Dapur Seni FST UIN Jakarta
2017 : Juara 1 Saintek Idol 2017
2018 – 2019 : Wakil Ketua Dapur Seni FST
Pengalaman Kerja
2018 : PT. Sari Kreasi Boga (Div. Franchise & Development)
2018 : PT. UBM Pamerindo (Telemarketing)
2019 : Arifudin & Susanto Law Firm (Administrasi)
2019 : PT. Elyon Kriya Aguna (Staff Admin)
2020 : PT. Ican Berkah Jaya (Social Media Specialist)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
karunia serta hidayah-Nya karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Daging Kebab
Sapi di PT. Sari Kreasi Boga, Jakarta Selatan’’. Skripsi ini diajukan sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) pada Program Studi
Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis sadari selama proses penyelesaian skripsi tidak terlepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang memberikan
bantuan dan dukungan baik secara moril maupun materil sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu perkenankanlah penulis
menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi yang telah bersedia memberikan waktunya.
2. Ibu Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis dan
Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MM selaku Sekretaris Program Studi
viii
Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.
3. Ibu Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si dan Ibu Nina Rusydiana, SP, M.Pd selaku
dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang tiada henti selalu
memberikan banyak pengarahan dan bimbingannya disela-sela
kesibukannya.
4. Bapak Dr. Achmad Tjachja Nugraha, MP dan Ibu Rizki Adi Puspita Sari,
SP, MM selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan
tenaganya dalam sidang munaqosyah saya serta memberikan saran bagi
penulis.
5. Kedua orang tua saya dan kakak saya terima kasih tak terhingga teruntuk
kalian atas cinta dan kasih sayang yang telah kalian berikan selama ini
serta do’a yang selalu kalian panjatkan atas putrimu ini, juga semangat
yang tiada henti-hentinya diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini
terselesaikan dengan baik.
6. Ibu Nilamsari selaku Direktur Utama PT. Sari Kreasi Boga yang telah
memberikan ijin dan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian skripsi
ini.
7. Bapak Junaedy, Bapak Gandi, Bapak Rianto, Bapak Sugeng, Ibu Titis, Ibu
Fitri, dan Ibu Iis yang telah memberikan bantuan selama pelaksanaan
penelitian di PT. Sari Kreasi Boga.
8. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Muhammad Aby Fathullah, Farah, Tyas,
Kidoy, Qori, Fira, Ferrina, Anya, Alya, Ka Hanoy, Fina, Unknown, dan
ix
Golda Genk yang telah memberikan motivasi serta dukungan kepada
penulis.
9. Teman-teman Agribisnis 2015 terima kasih banyak atas kebersamaan, do’a
z=\dan bantuannya. Mudah-mudahan silaturahmi kita tidak pernah putus.
10. Teman-teman Dapur Seni, terima kasih atas pengalamannya, bantuannya
dan selalu menyemangati agar secepatnya menyelesaikan skripsi ini.
Tetap semangat dan selalu mendo’akan.
11. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu dengan tanpa mengurangi rasa hormat.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna.Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun dari seluruh pembaca.
Semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Juni 2020
Penulis
x
ABSTRAK
Nungky Kusumawati, Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi
Boga, Jakarta Selatan. Di bawah bimbingan Siti Rochaeni dan Nina Rusydiana.
Pengolahan daging sapi menjadi cara dalam meningkatkan dan menarik
masyarakat dalam mengkonsumsi daging sapi. Berbagai varian dan inovasi dalam
pengolahan dapat meningkatkan nilai tambah (added value) pada daging sapi. PT.
Sari Kreasi Boga adalah salah satu perusahaan yang memproduksi sekaligus
memasarkan produk olahan daging sapi. Produk olahan daging sapi tersebut
berupa daging sapi yang diolah sebagai bahan baku kebab dengan merek dagang
‘’Kebab Saga’’. PT. Sari Kreasi Boga memposisikan dirinya sebagai produk
olahan daging sapi yang aman dikonsumsi masyarakat.
Berbagai permasalahan seperti adanya kendala dalam proses pemasaran
produk, keluhan dari konsumen dalam proses pemasaran dan penjualan produk
belum maksimal mencapai target, berdampak pada kinerja dan keberlangsungan
PT. Sari Kreasi Boga dalam proses pemasarannya. Permasalahan yang telah ada
tersebut melatar belakangi tujuan penelitian, yaitu: (1) Menganalisis faktor
internal pemasaran yang selama ini diterapkan di PT. Sari Kreasi Boga, (2)
Menganalisis alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran daging
kebab sapi di PT. Sari Kreasi Boga, (3) Merancang prioritas strategi yang dapat
diterapkan pada pemasaran daging kebab sapi di PT. Sari Kreasi Boga.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dari penelitian lapang dengan cara
mengumpulkan data terkait langsung dengan topik penelitian. Data primer
dilakukan dengan cara wawancara, kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup
dengan pihak perusahan yaitu General Manager, General Affair Manager, dan
Logistic Manager. Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
berbagai instansi terkait serta studi pustaka dan sumber literature yang
mendukung untuk memperkuat teori sebagai dasar dalam penelitian ini. Metode
pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan metode purposive
(sengaja) kepada pihak-pihak yang memahami permasalahan dan kondisi
perusahaan dalam proses pemasaran produk di PT. Sari Kreasi Boga, dilakukan
dengan cara wawancara sebagai studi pendahuuan permasalahan, selanjutnya
kuesioner terbuka berupa FGD (Focus Grup Discussion) diberikan kepada tiga
orang pakar, yaitu General Manager, General Affair Manager, dan Logistic
Manager. Selanjutnya yaitu metode kuesioner terbuka dan tertutup dengan
melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan yang telah disediakan pilihan jawabannya untuk dipilih
oleh informan yang telah ditetapkan lalu diolah menggunakan alat bantu software
komputer yaitu Expert Choice 11 dan Microsoft Excel 2013.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa Faktor yang berpengaruh dalam
Strategi Pemasaran di PT. Sari Kreasi Boga ditentukan berdasarkan bauran
pemasaran 7P yaitu Produk (Product), Harga (Price), Tempat/Distribusi (Place),
Promosi (Promotion), Lingkungan Fisik (Physical Evidence), Tenaga Kerja
xi
(People), dan Proses (Process). Aktor yang berpengaruh dalam Strategi
Pemasaran PT. Sari Kreasi Boga terdiri dari President Director, General
Manager, dan Logistic Manager. Alternatif strategi yang berpengaruh dalam
Strategi Pemasaran PT. Sari Kreasi Boga terdiri dari meningkatkan kualitas mutu
produk, melakukan penetrasi harga, memperbesar jangkauan pemasaran,
memberikan promosi penjualan, dan memberikan pelatihan kepada karyawan.
Berdasarkan hasil pengolahan dengan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP), bahwa prioritas utama PT. Sari Kreasi Boga dalam strategi
pemasaran daging kebab sapi adalah dengan meningkatkan kualitas mutu produk
dengan bobot 0.351, selanjutnya melakukan penetrasi harga dengan bobot 0.340,
selanjutnya memperbesar cakupan pemasaran dengan bobot 0.165, selanjutny
memberikan promosi penjualan dengan bobot 0.092, dan yang terakhir yaitu
memberikan pelatihan kepada karyawan dengan bobot 0.052.
Kata kunci: Analytical Hierarchy Process (AHP), PT. Sari Kreasi Boga, Daging
Kebab Sapi, Strategi Pemasaran
xii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
ABSTRAK .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 11
2.1 Agribisnis ............................................................................................... 11
2.2 Daging Sapi dan Olahannya .................................................................. 12
2.3 Strategi ................................................................................................... 16
2.4 Pemasaran .............................................................................................. 18
2.5 Strategi Pemasaran................................................................................. 20
2.6 Bauran Pemasaran ................................................................................. 21
2.6.1 Produk (Product ) ........................................................................ 23
2.6.2 Harga (Price) ............................................................................... 25
2.6.3 Tempat (Place) ............................................................................ 28
2.6.4 Promosi (Promotion) ................................................................... 30
2.6.5 Tenaga Kerja (People) ................................................................. 32
2.6.6 Bukti Fisik (Physical Evidence) ................................................. 33
2.6.7 Proses (Process) .......................................................................... 35
2.7 Analytic Hierarcy Process (AHP) ......................................................... 35
2.8 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 46
2.9 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 51
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 54
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 54
3.2 Sumber dan Jenis Data........................................................................... 53
3.3 Metode Pengumpulan Data.................................................................... 55
3.4 Metode Analisis Data ............................................................................ 58
3.4.1 Analisis Deskriptif ....................................................................... 58
3.4.2 Analytical Hierarcy Process (AHP) ............................................ 59
3.5 Definisi Operasional .............................................................................. 64
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................. 67
4.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Sari Kreasi Boga ................................. 67
4.2 Visi dan Misi Perusahaan ...................................................................... 68
4.3 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Sari Kreasi Boga .......................... 68
4.4 Sarana dan Prasarana PT. Sari Kreasi Boga .......................................... 73
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 75
5.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 75
5.1.1 Identifikasi Elemen Faktor dan Aktor yang Berpengaruh
dalam Pemasaran di PT. Sari Kreasi Boga .................................... 75
5.1.1.1 Faktor dalam Strategi Pemasaran di PT. Sari Kreasi Boga76
5.1.1.2 Aktor dalam Pemasaran di PT. Sari Kreasi Boga .............. 86
5.1.2 Identifikasi Alternatif Strategi yang dapat diterapkan dalam
Strategi Pemasaran PT. Sari Kreasi Boga .................................... 87
5.1.3 Prioritas Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari
Kreasi Boga Menggunakan Metode AHP ..................................... 91
5.1.3.1 Hasil Pengolahan Data Secara Horizontal ......................... 92
5.1.3.2 Hasil Pengolahan Data Secara Vertikal ............................. 98
5.2 Pembahasan .......................................................................................... 106
5.2.1 Analisis Elemen Faktor dan Aktor yang Berpengaruh dalam
Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi
Boga .......................................................................................... 107
5.2.1.1 Faktor dalam Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi
di PT. Sari Kreasi Boga ................................................ 108
xiv
5.2.1.2 Aktor yang Berpengaruh dalam Strategi Pemasaran
Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi Boga .............. 112
5.2.2 Analisis Alternatif Strategi yang Dapat Diterapkan dalam
Strategi Pemasaran PT. Sari Kreasi Boga ................................. 112
5.2.3 Analisis Prioritas Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di
PT. Sari Kreasi Boga ................................................................ 113
5.2.3.1 Pengolahan Horizontal .................................................... 113
5.2.3.2 Pengolahan Vertikal ........................................................ 121
BAB VI KESIMPULAN & SARAN .................................................................. 128
6.1 Kesimpulan ............................................................................................ 128
6.2 Saran ...................................................................................................... 130
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 133
LAMPIRAN ........................................................................................................ 134
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Data konsumsi daging sapi nasional tahun 2014-2018 ................................... 2
2. Nilai Random Konsistensi Indeks (RI) Matriks berordo 1 sampai 13 ............ 45
3. Matrik Penelitian Terdahulu ........................................................................... 49
4. Informan Penelitian Kuesioner Tertutup ......................................................... 58
5. Nilai Kualitatif dari Skala Perbandingan ........................................................ 60
6. Matriks Perbandingan Berpasangan ................................................................ 63
7. Hasil Pengolahan Horizontal Tingkat 3 (Elemen Aktor) ................................ 94
8. Hasil Pengolahan Horizontal Tingkat 4 (Elemen Alternatif Strategi) ............ 96
9. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Faktor ....................................................... 102
10. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Aktor ....................................................... 104
11. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif Strategi ................................... 106
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Data Realisasi dan Target Penjualan Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi
Boga Tahun 2015-2018 (Tiang) ....................................................................... 6
2. Mata Rantai Kegiatan Agribisnis ...................................................................... 11
3. Matriks Perbandingan Berpasangan .................................................................. 40
4. Matriks Pendapat Individu ............................................................................... 42
5. Matriks Pendapatan Gabungan ........................................................................ 43
6. Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................................ 53
7. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................ 69
8. Kemasan Produk Daging Kebab Sapi Saga ...................................................... 77
9. Brand Name Daging Kebab Sapi ‘’SAGA’’ ..................................................... 78
11. Hasil Analisis Vertikal Strategi Pemasaran .................................................... 99
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Wawancara Identifikasi Bauran Pemasaran ....................................................138
2. Wawancara penentuan elemen dalam hierarki prioritas strategi ....................139
3. Kuesioner Penelitian .......................................................................................140
4. Hasil kuesioner terbuka pada FGD (Focus Group Discussion) ......................151
5. Struktur Hierarki .............................................................................................155
6. Lampiran Hasil Pengolahan AHP dengan software Expert Choice 11 ...........156
7. Lampiran Hasil Pengolahan AHP dengan software Microsoft Excel 2013 ....159
8. Titik Lokasi Graha SKB (PT. SKB) ...............................................................160
9. Dokumentasi Penelitian di PT. SKB ...............................................................161
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peternakan merupakan salah satu cabang dari sektor pertanian.
Indonesia banyak terdapat industri pengolahan hasil peternakan, salah satunya
adalah industri pengolahan daging. Daging merupakan bahan pangan yang
penting dalam memenuhi kebutuhan gizi (Purnomo,2007:11). Daging sapi
merupakan salah satu produk pangan hewani yang memiliki nilai gizi untuk
memenuhi kebutuhan protein bagi masyarakat. Lebih lanjut Panuhun (2012:14)
memaparkan bahwa setiap 100 gram daging rata-rata dapat memenuhi sebesar 10
persen kalori, 50 persen protein, 35 persen zat besi (Fe), dan 25-60 persen vitamin
B kompleks dari kebutuhan gizi orang dewasa per hari.
Tingkat konsumsi daging sapi nasional setiap tahunnya mengalami
peningkatan. Menurut data Badan Pusat Statistika (2018), dalam 5 tahun terakhir
tingkat konsumsi daging sapi nasional selalu meningkat. Meskipun tingkat
konsumsi daging sapi nasional meningkat, jika dibandingkan dengan Negara
berkembang lainnya masih lebih rendah. Menurut Organisation for Economic
Coperation and Development (2018) tingkat konsumsi daging sapi di Indonesia
masih rendah dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, salah satunya
seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand. Data konsumsi daging sapi nasional
dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:
2
Tabel 1. Data Konsumsi Daging Sapi Nasional Tahun 2014-2018
Tahun Tingkat konsumsi (Kg/Kap/Th)
2014 0,271
2015 0,417
2016 0,432
2017 0,469
2018 0,486 Sumber: BPS 2019
Tabel 1 menyajikan data konsumsi daging sapi nasional pada tahun
2014-2018. Jumlah konsumsi daging sapi nasional pada tahun 2014 sebesar 0,271
Kg/Kap/Tahun mengalami peningkatan setiap tahunnya hingga pada tahun 2018
mencapai 0,486 Kg/Kap/Tahun. Dengan tren peningkatan konsumsi daging sapi
nasional setiap tahunnya maka Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
menargetkan konsumsi daging sapi nasional menjadi 0,5 Kg/Kap/Tahun pada
tahun 2019. Peningkatan konsumsi daging sapi nasional ini menunjukan bahwa
produk olahan hasil daging sapi menjadi suatu peluang untuk terus dikembangkan.
Bahan pangan hewani seperti daging sapi memiliki sifat umum yaitu
mudah mengalami kerusakan dengan perubahan fisik, kimia, dan biologi.
Pengolahan banyak dilakukan untuk memperpanjang daya simpan, meningkatkan
nilai tambah, dan nilai ekonomis. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekonologi yang ada, daging sapi banyak diolah menjadi produk makanan yang
menarik. Pengolahan produk daging sapi tersebut mampu meningkatkan nilai
tambah (added value) (Nassarudin 2015: 86). Agar tercapainya target peningkatan
konsumsi daging sapi nasional harus diiringi dengan adanya inovasi dalam
mengkonsumsi daging sapi salah satunya dengan proses pengolahan daging sapi.
3
Pengolahan daging sapi juga mampu memberikan manfaat lebih.
Manfaat tersebut sepertí dapat meningkatkan daya tahan, penyimpanan yang
mudah dan cita rasa serta keunikan yang mampu merangsang tingkat konsumsi
daging sapi pada masyarakat. Sifat produk daging sapi yang mudah rusak dengan
kondisi potensi produksi yang cukup baik, maka keberadaan unit usaha
pengolahan daging sapi sangat dibutuhkan (Soeparno, 2015:73). Salah satu
perusahaan yang menangkap peluang usaha produktif pengolahan daging sapi
adalah PT. Sari Kreasi Boga.
PT. Sari Kreasi Boga adalah salah satu perusahaan yang memproduksi
sekaligus memasarkan produk olahan daging sapi. Produk olahan daging sapi
tersebut berupa daging sapi yang diolah sebagai bahan baku kebab dengan merek
dagang ‘’Kebab Saga’’. PT. Sari Kreasi Boga memposisikan diri sebagai suatu
perusahaan yang menghadirkan produk olahan daging sapi yang aman dikonsumsi
oleh konsumen serta memiliki standar legalitas yang dapat dipertanggung
jawabkan oleh perusahaan. PT. Sari Kreasi Boga berlokasi di Jl. RS.Fatmawati
Jakarta Selatan dengan segmentasi penjualan pada seluruh wilayah di Indonesia,
dengan demikian diperlukan pemasaran yang tepat agar perusahaan dapat terus
mempertahankan eksistensi nya.
Pemasaran merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh suatu
perusahaan. Menurut Kotler dan Keller (2007:6) pemasaran sangat penting
dilakukan agar perusahaan mampu mengetahui posisi merek di pasar dan tepat
pada sasaran konsumen yang dituju. Tujuan melakukan pemasaran adalah untuk
memasarkan suatu produk yang menjadi kebutuhan dan keinginan manusia.
4
Kegiatan pemasaran bukan hanya sekedar menjual produk kepada konsumen,
tetapi merupakan suatu proses yang dilakukan perusahaan untuk memuaskan
pelanggan dengan menciptakan nilai dibenak pelanggan. Dalam melakukan
kegiatan pemasaran, perusahaan harus memiliki strategi pemasaran yang baik. PT.
SKB memiliki strategi pemasaran yang digunakan untuk menetapkan komposisi
terbaik melalui bauran pemasaran. Menurut Kotler dan Amstrong (2007:52)
bauran pemasaran terbagi atas 7P yang terdiri dari Produk (Product), Harga
(Price), Tempat (Place), Promosi (Promotion), Tenaga Kerja
(People/Participant), Bukti Fisik (Physical Evidence), dan Proses (Process).
Proses pemasaran produk daging kebab sapi yang dilakukan oleh PT. Sari Kreasi
Boga menurut kepala divisi logistik PT. Sari Kreasi Boga memiliki kendala dalam
sisi bauran pemasarannya.
Proses pemasaran dari sisi produk, produk adalah sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Sesuatu yang dapat di tawarkan
ke pasar untuk mendapatkan perhatian agar di beli dan digunakan
(Kotler, 2002:52), untuk itu segala hal yang berhubungan dengan produk harus
dapat dikemas dengan baik agar konsumen mengenal produk yang akan
ditawarkan. Saat ini perusahaan memiliki kendala, yaitu kurangnya kelengkapan
informasi yang terdapat dalam label. Menurut Nassarudin (2015: 86), bahan
pangan hewani seperti daging sapi memiliki sifat yaitu mudah mengalami
kerusakan, untuk itu diperlukan penanganan produk seperti dalam pengemasan
secara baik. Daging kebab sapi saga yang dijual oleh PT. SKB dikemas dengan
plastik jenis poly ethylene dengan membalut daging sebanyak 15 kali lilitan,
5
meskipun sudah dilakukan seperti itu pada konsumen yang berada di luar pulau
jawa memberikan keluhan perihal rusaknya produk ketika diterima akibat
kemasan yang rusak.
Menurut Swastha (2002:147) harga merupakan jumlah yang dibutuhkan
untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Penentuan harga sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga merupakan
salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. Kendala dari
sisi harga yaitu adanya persaingan harga di pasar dengan usaha sejenis seperti
kebab central dan sahara kebab. Harga yang dipasarkan oleh kebab central yaitu
Rp115.000,00 untuk ukuran 2 kg dan Rp220.000,00 untuk ukuran 4 kg,
sedangkan harga yang di pasarkan sahara kebab yaitu Rp 105.000 untuk ukuran 2
kg dan Rp200.000,00 untuk ukuran 4 kg, perbedaan harga daging kebab yang
dipasarkan oleh PT. SKB sebesar Rp10.000,00 – Rp35.000,00
Tempat pemasaran/distribusi berarti berhubungan dengan dimana
perusahaan melakukan operasi. Perusahaan sebaiknya memilih tempat yang
mudah dijangkau dengan kata lain strategis (Kotler, 2006:63). Kendala dari sisi
distribusi atau tempat pemasaran yaitu saat ini perusahaan tidak memiliki
distributor resmi dan hanya memiliki 2 depo yang terletak di daerah Jakarta Timur
dan Kota Bogor dan hal tersebut menjadikan proses perluasan pemasaran dan
proses distribusi terhambat. Terbatasnya perluasan pemasaran produk daging
kebab sapi saga diperlukan cara promosi yang tepat agar dapat menjadi produk
yang terus dikenal dan diminati oleh para konsumen.
6
Kegiatan promosi merupakan cara yang paling ampuh untuk menarik dan
mempertahankan konsumennya. Salah satu tujuan promosi adalah
menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan (Hermawan, 2002:12).
Kendala pada sisi promosi yaitu masih belum fokusnya pemanfaatan website dan
sosial media sebagai media promosi produk daging kebab sapi.
PT. Sari Kreasi Boga sudah lebih dari 8 tahun terjun dalam usaha produksi
olahan daging sapi berupa daging kebab sapi sebagai bahan baku kebab dengan
cakupan pemasaran ke seluruh wilayah indonesia. Namun, pada 4 tahun terakhir
penjualan kebab daging sapi ini mengalami fluktuasi pada tahun 2015 sampai
dengan tahun 2018. Khususnya penjualan pada 2 tahun terakhir yaitu pada tahun
2017 dan 2018 cenderung menurun dan tidak mencapai target penjualan. Data
realisasi dan target penjualan daging kebab sapi di PT. Sari Kreasi Boga Tahun
2015-2018 disajikan pada Gambar 1:
Gambar 1.Data Realisasi dan Target Penjualan Daging Kebab Sapi di PT. Sari
Kreasi Boga Tahun 2015-2018 (Tiang) Sumber : PT. Sari Kreasi Boga (2019)
Gambar 1 menyajikan data realisasi dan target penjualan daging kebab
sapi di PT. Sari Kreasi Boga Tahun 2015-2018 (Tiang). Pada tahun 2015-2016
penjualan daging kebab sapi melebihi target penjualan. Sedangkan pada tahun
35000
40000
45000
50000
2015 2016 2017 2018
Data Realisasi dan Target Penjualan Daging Kebab Sapi di PT. Sari
Kreasi Boga Tahun 2015-2018 (Tiang)
Penjualan
Target
7
2017-2018 mengalami penurunan penjualan. Pada tahun 2017 target penjualan
daging kebab sapi sebesar 48.000 tiang sementara realisasi penjualannya sebesar
46.990 tiang, dengan demikian besarnya penurunan penjualan (tidak mencapai
target) sebesar 1.010 tiang. Pada tahun 2018 target penjualan daging kebab sapi
sebesar 48.000 tiang sementara realisasi penjualannya sebesar 42.925 tiang,
dengan demikian besarnya penurunan penjualan (tidak mencapai target) mencapai
4.065 tiang. Penurunan penjualan daging sapi terbanyak terjadi di tahun 2018. Hal
tersebut mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Selain itu, PT. Sari Kreasi
Boga pada saat ini berada pada posisi pengikut pasar. Pada posisi tersebut
menjadikan perusahaan harus melakukan pengembangan strategi pemasaran
dalam perusahaan. Dengan demikian perusahaan perlu melakukan upaya untuk
dapat bersaing dengan usaha sejenis dengan melakukan proses pemasaran yang
tepat agar usaha kebab saga dapat bertahan.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi terkait kendala dalam proses
pemasaran produk daging kebab sapi saga, penurunan penjualan serta penjualan
yang tidak mencapai target, dapat berdampak pada kinerja dan keberlangsungan
PT.Sari Kreasi Boga sebagai produsen sekaligus supplier produk olahan daging
sapi berupa daging kebab. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk
merancang prioritas strategi yang tepat dalam bauran pemasaran daging kebab
sapi di PT. Sari Kreasi Boga. Berdasarkan penjabaran diatas maka penelitian
dengan judul ‘’Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi
Boga, Jakarta Selatan’’ perlu dilakukan.
8
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan permasalahan yang akan
dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja faktor internal pemasaran di PT. Sari Kreasi Boga?
2. Apa saja alternatif strategi pemasaran daging kebab sapi di PT. Sari Kreasi
Boga?
3. Apa yang menjadi prioritas strategi pemasaran daging kebab sapi di PT. Sari
Kreasi Boga?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan,
maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi faktor internal pemasaran di PT. Sari Kreasi Boga.
2. Mengidentifikasi alternatif strategi pemasaran daging kebab sapi di PT. Sari
Kreasi Boga.
3. Menganalisis prioritas strategi pemasaran daging kebab sapi di PT. Sari Kreasi
Boga.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian – uraian di atas, diharapkan penelitian ini memiliki
manfaat kepada pihak – pihak yang membutuhkan sebagai berikut :
9
1. Bagi Praktisi
Penelitian ini semoga menjadi informasi yang dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan kebijakan strategis.
2. Bagi Masyarakat Akademik
Hasil penelitian ini dapat menjadi wawasan tambahan dalam perkuliahan dan
juga dapat menjadi literatur tambahan bagi penelitian selanjutnya.
3. Bagi Perusahaan
Dapat menjadi bahan pertimbangan atau masukan dalam pembuatan
kebijakan bagi kegiatan pemasaran perusahaan dalam melakukan penetapan
strategi pemasaran daging kebab sapi di PT. SKB.
4. Bagi Penulis
Sebagai jendela wawasan baru dan pengalaman turun lapang mengetahui
langsung realita yang terjadi dan juga sebagai bahan pembuktian pengujian
teori-teori pada mata kuliah yang telah dipelajari serta sebagai salah satu
syarat kelulusan dan meraih gelar sarjana pertanian.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat diketahui ruang lingkup
penelitian ini membahas berbagai faktor yang berpengaruh dan alternatif strategi
apa yang dapat diterapkan dalam pemasaran daging kebab sapi yang berlokasi
di Graha SKB Jl. Fatmawati Raya Jakarta Selatan, serta analisis yang dilakukan
sebatas pada penetapan prioritas strategi yang tepat dalam komponen pemasaran
dilihat berdasarkan bauran pemasaran (marketing mix) terbagi atas 7P yang terdiri
dari Produk (Product), Harga (Price), Distribusi/Tempat (Place), Promosi
10
(Promotion), Tenaga Kerja (People/Participants), Bukti Fisik (Physical
Evidence), dan Proses (Process) yang terdapat pada perusahaan, aktor yang
terlibat dalam menentukan kebijakan pada proses pemasaran dan alternatif strategi
pemasaran apa saja yang dapat diterapkan pada perusahaan. Penentuan prioritas
strategi pada fakor bauran pemasaran, aktor yang memegang kebijakan pada
pemasaran dan alternatif strategi pemasara diukur dengan menggunakan metode
Analytic Hierarchy Process (AHP). Penelitian ini dilakukan hanya sebatas untuk
memformulasikan alternatif strategi pemasaran dan menganalisis prioritas strategi
pemasaran yang sesuai bagi perusahaan, sedangkan implementasi dan evaluasi
sepenuhnya menjadi kewenangan perusahaan dalam pengambilan keputusan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agribisnis
Agribisnis merupakan suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah
satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran
yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Yang dimaksud dengan
ada hubungannya dengan pertanian yang luas yaitu kegiatan usaha yang
menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan
pertanian (Arsyad dkk dalam Soekartawi, 2013:2). Di gambarkan seperti berikut:
Gambar 2. Mata Rantai Kegiatan Agribisnis Sumber: Arsyad dkk dalam Soekartawi (2013: 3)
Definisi Agribisnis lainnya menurut Downey dan Erickson (1987:6) adalah
suatu kegiatan usaha yang berhubungan dengan penanganan komoditas pertanian
dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai
produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi, pemasaran masukan-
keluaran pertanian dari kelembagaan penunjang kegiatan.
Menurut Andayani (2017:4) Agribisnis adalah suatu sistem yang jika
dikembangkan harus terpadu dan selaras dengan semua subsistem yang ada
didalamnya. Adapun subsistem agribisnis tersebut terdiri dari :
Kegiatan usaha yang
menghasilkan/menyediakan
prasarana/sarana/input bagi
kegiatan pertanian (Industri
pupuk, alat-alat pertanian,
pestisida, dsb)
Kegiatan usaha yang
menggunakan hasil pertanian
sebagai input (Industri
pengolahan hasil pertanian,
perdagangan, dsb)
Kegiatan
Pertanian
12
1. Subsistem Input / sarana produksi merupakan kegitan dalam penyaluran pupuk,
bibit tanaman dan mesin pertanian dan sebagainya,
2. Subsistem produksi / budidaya merupakan seluruh aktvitas yang berkaitan
dengan budidaya yang memproduksi hasil.
3. Subsistem pengolahan hasil merupakan subsistem yang mengolah produksi
komoditi pertanian menjadi produk-produk turunannya.
4. Subsistem pemasaran merupakan subsistem yang mendristribusikan produk
pertanian dan turunanya ke tangan konsumen akhir.
5. Subsistem lembaga penunjang seperti lembaga keuangan, perguruan tinggi,
koperasi dan sebagainya.
Definisi lain Menurut Davis dan Goldberg dalam Gumbira (2004:20)
definisi agribisnis yaitu memberikan konsep dan wawasan yang sangat dalam
tentang pertanian modern. Agribisnis yang merupakan suatu sistem, bila akan
dikembangkan harus terpadu dan selaras dengan semua subsistem yang ada
didalamnya. Pengembangan agribisnis tidak akan efektif dan efisien bila hanya
mengembangkan salah satu subsistem yang ada di dalamnya.
2.2 Daging Sapi dan Olahannya
Daging adalah sekumpulan otot yang melekat pada kerangka. Istilah
daging dibedakan dengan karkas. Daging adalah bagian yang sudah tidak
mengandung tulang, sedangkan karkas berupa daging yang belum dipisahkan dari
tulang atau kerangkanya. Kualitas daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan
setelah pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat mempengaruhi
kualitas daging adalah genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur,
13
pakan dan bahan aditif (hormon, antibiotik, dan mineral) (Lawrie, 2003:18).
Ciri-ciri daging sapi segar adalah berwarna merah terang, seratnya halus,
dan lemaknya berwarna kekuningan. Daging yang kaku dan berwarna gelap
menunjukkan bahwa penyembelihan dilakukan pada kondisi yang tidak tepat,
misaInya hewan dalam keadaan stres atau kehabisan tenaga. Daging sapi yang
berwarna cokelat menandakan bahwa daging tersebut sudah terkena udara terlalu
lama (Lawrie, 2003:19).
Bahan daging sapi segar memiliki keterbatasan mengingat sifatnya yang
mudah rusak (perisable) sehingga daging sapi memiliki keterbatasan baik
terhadap ruang, tempat dan waktu untuk didistribusi dari tangan konsumen ke
tangan konsumen, yang sekaligus berdampak pada penurunan fungsi ekonomis.
Untuk mengatasi penurunan fungsi ekonomis produk daging, maka perlu
dilakukan upaya dalam pengolahannya (Sonbait, 2011:2).
Menurut Astawan dalam Wijaya (2008:6). Beberapa kelebihan dan
kandungan gizi yang terdapat pada daging sapi antara lain:
a. Selain mutu proteinnya tinggi, pada daging sapi terdapat pula kandungan asam
amino esensial yang lengkap dan seimbang serta mengandung beberapa jenis
mineral dan vitamin. Secara umum, daging sapi merupakan sumber mineral
kalsium, fosfor, dan zat besiserta vitamin B kompleks (niasin, riboflavin, dan
tiamin), meskipun rendah kadar vitamin C nya.
b. Protein daging lebih mudah dicerna dibandingkan dengan sumber bahan
pangan nabati.
c. Daging sapi mengandung energi sebesar 207 kkal/100 gram. Jumlah energi
14
dalam daging sapi ditentukan oleh kandungan lemak intraselular di dalam
serabut-serabut otot.
d. Daging sapi mengandung kolesterol. Dengan alasan kesehatan, banyak orang
yang antipati terhadap kolesterol. Sikap demikian diwujudkan dengan
menghindari konsumsi bahan makanan berkolesterol, seperti daging, telur,
dan produk-produk olahan susu. Padahal, bahan-bahan makanan tersebut
merupakan sumber zat gizi yang sangat baik karena sarat protein, vitamin,
dan mineral. Selain itu, kolesterol memegang peranan penting dalam fungsi
organ tubuh. Kolesterol berguna untuk menyusun empedu darah, jaringan
otak, serat saraf, hati, ginjal, dan kelenjar adrenalin.
Daging Sapi dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu daging segar dan
daging olahan. Daging segar ialah daging yang belum mengalami pengolahan dan
dapat dijadikan bahan baku pengolahan pangan, sedangkan daging olahan adalah
daging yang diperoleh dari hasil pengolahan dengan metode tertentu dengan atau
tanpa bahan tambahan, misalnya sosis, dendeng, daging burger dan daging olahan
dalam kaleng dan sebagainya (Desroiser, 1988:10).
Bahan daging sapi segar memiliki keterbatasan mengingat sifatnya yang
mudah rusak (perisable) sehingga daging sapi memiliki keterbatasan baik
terhadap ruang, tempat dan waktu untuk didistribusi dari tangan konsumen ke
tangan konsumen, yang sekaligus berdampak pada penurunan fungsi ekonomis.
Untuk mengatasi penurunan fungsi ekonomis produk daging, maka perlu
dilakukan upaya dalam pengolahannya (Sonbait, 2011:2)
15
Menurut Dalilah (2006:10) Ada beberapa macam produk olahan daging
sapi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Bakso
Bakso memegang peranan penting dalam distribusi sumber protein hewani
(daging). Pembuatan bakso dapat mereduksi kebutuhan daging karena adanya
penggunaan atau penambahan bahan pengisi atau bahan pengikat, yang
umumnya berupa tepung tapioca. Bakso adalah produk pangan yang terbuat
dari bahan utama daging yang dilumatkan, dicampur dengan bahan-bahan
lainnya, di bentuk bulatan-bulatan dan selanjutnya direbus.
2. Sosis
Sosis merupakan produk daging giling yang diberi bumbu dan dapat juga
mengalami proses curing, pemanasan, dan pengasapan. Sosis adalah produk
makanan yang diperoleh dari campuran daging halus (mengandung daging
tidak kurang dari 75 %) dengan tepung atau pati dengan atau tanpa
penambahan bumbu-bumbu dan tambahan makanan lain yang diizinkan dan
dimasukkan ke
dalam selubung sosis.
3. Dendeng
Dendeng adalah makanan berbentuk lempengan yang terbuat dari irisan atau
gilingan daging segar yang diberi bumbu dan dikeringkan. Dendeng
merupakan produk hasil olahan pengawetan daging secara tradisional yang
secara umum dibuat dari daging sapi. Daging sapi merupakan salah satu
produk awetan daging yang dikelompokkan sebagai daging curing. Pembuatan
16
dendeng memerlukan bumbu seperti gula merah (30%), lengkuas (2,5%),
ketumbar (2%), bawang merah (5%), bawang putih (1,5%), garam (2 %), lada
(0,2%).
4. Kebab
Kebab yang merupakan hidangan daging darı dunia kuliner Timur Tengah
Berupa daging yang dipanggang atau dibakar pada sebuah tusukan dari logam
atau kayu Kebab terbuat dari daging kambing dan sapi, ada juga yang terbuat
dari daging ayam, ikan, dan kerang kerangan. kebab yang secara etimologı
berasal dari bahasa Arab yaitu kabab yang berartı daging goreng, bukannya
daging bakar ataupun panggang. Awal abad ke- 14, kabab menjadi sinonim
dengan tabahajah yang dalam bahasa Persia berarti hidangan berupa daging
goreng, dalam beberapa literatur Turki, istilah kabab digunakam untuk
hidangan berupa bola bola daging yang terbuat dari daging ayang atau daging
domba cincang (Swandayani, 2009: 87).
5. Abon
Abon adalah makanan dibuat dari daging yang disuwir-suwir atau dipisahkan
seratnya, kemudian ditambah bumbu-bumbu yang digoreng. Daging yang umum
digunakan untuk pembuatan abon adalah daging sapi atau kerbau. Meskipun
demikian, semua jenis daging termasuk daging ikan dapat digunakan untuk
pembuatan abon.
2.3 Strategi
Upaya mencapai sasaran yang menjadi tujuan dari perusahaan dipasar,
suatu perusahaan membutuhkan strategi untuk membentuk suatu kegiatan atau
17
cara atau pendekatan yang harus diterapkan para manajer pada suatu perusahaan.
Cara ini bertujuan untuk merumuskan pelanggannya dan membentuk posisi pasar
yang menarik (Suyanto, 2004:32).
Menurut Tjiptono (2003:75) Strategi sebagai suatu bentuk analisis yang
menghasilkan dan meyakinkan informasi sedemikian rupa, sehingga dapat
memberi landasan dari para pembuat kebijakan dan pembuat keputusan.
Strategi juga didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai (Sukristono,
1995 dalam Umar, 2008:31).
Menurut Swastha dalam Hayani (2012:86) strategi adalah serangkaian
rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus
beroperasi untuk mencapai tujuan. Tjiptono (2003:82) juga menyatakan bahwa
strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumberdaya organisasi
dan juga termasuk sumberdaya manusia untuk mencapai sasaran melalui
hubungan yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling
menguntungkan. Strategi merupakan keseluruhan tindakan yang ditetapkan
sebagai aturan dan yang direncanakan oleh suatu organisasi. Strategi tidak hanya
menunjuk misi, tujuan dan sasaran organisasi yang mendasar, tetapi juga pada
strategi organisasi dan program serta pada metode yang diperlukan untuk
menjamin bahwa strategi itu dilaksanakan guna mencapai tujuan organisasi.
Menurut Jack Trout dalam Suyoto (2007:16) inti dari strategi adalah
bagaimana membuat persepsi yang baik dibenak konsumen, menjadi berbeda.
18
Mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing menjadi spesialisasi, menguasai suatu
kata yang sederhana di kepala, kepemimpinan yang memberi arah dan memahami
realitas pasar dengan menjadi yang pertama dari pada menjadi yang lebih baik.
Sejalan dengan perkembangan konsep manajemen strategi, strategi tidak hanya
didefinisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan. Karena strategi dalam konsep
manajemen strategis mencakup juga penetapan berbagai tujuan itu sendiri melalui
berbagai kepuasan strategis yang dibuat oleh manajemne perusahaan yang
diharapkan akan menjamin terpeliharanya keunggulan kompetitif perusahaan
(Solihin, 2012:25).
2.4 Pemasaran
Pemasaran berasal dari kata pasar atau dapat di artikan pula dalam konteks
tradisional “tempat orang jual beli” (Kasmir, 2010:51). Lebih dilengkapi lagi
dengan pengertian pemasaran berasal dari kata “pasar” yang artinya tempat
terjadinya pertemuan transaksi jual-beli atau tempat bertemunya penjual dan
pembeli. Kondisi dinamika masyarakat dan desakan ekonomi, dikenal istilah
“pemasaran” yang berarti melakukan suatu aktivitas penjualan dan pembelian
suatu jasa, didasari oleh kepentingan atau keinginan untuk membeli dan menjual
(Kotler, 2009:157). Definisi lain menurut Sunarto (2004: 4) yaitu pemasaran
adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi,
serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memenuhi sasaran individu dan organisasi.
Dasar pengertian ini yang melahirkan teori pemasaran yang dikemukakan
oleh Kotler, dikenal sebagai teori pasar. Kotler (2009:159) memberikan batasan
19
bahwa teori pasar memiliki dua dimensi yaitu dimensi sosial dan dimensi
ekonomi. Dimensi sosial yaitu terjadinya kegiatan transaksi atas dasar suka sama
suka. Dimensi ekonomi yaitu terjadinya keuntungan dari kegiatan transaksi yang
saling memberikan kepuasan.
Kotler (2009:201) mengemukakan bahwa pemasaran merupakan suatu
proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa pemasaran mengandung aspek sosial
baik secara individu maupun berkelompok untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginannya. Akibat dari keinginan dan kebutuhan tersebut maka terciptalah
suatu interaksi yang disebut transaksi pertukaran barang dan jasa.
Kotler (2009:47) mengemukakan bahwa pemasaran merupakan kegiatan
manusia yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia
melalui proses pertukaran. Pengertian tersebut mengandung beberapa makna,
yaitu :
1. Kegiatan manusia ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
langganan melalui proses pertukaran.
2. Pemasaran dalam menentukan harga, memberikan pelayanan, menetapkan
lokasi distribusi dan bersaing secara sehat dalam menawarkan produk.
3. Pemasaran berorientasi pada langganan yang ada dan potensial.
Pemasaran memegang peranan yang sangat penting dalam menghadapi
persaingan yang semakin ketat pada setiap perusahaan. Pemasaran diperlukan
20
untuk meningkatkan daya saing perusahaan, dikarenakan lemahnya sistem
pemasaran akan memperlemah daya saing produk pada perusahaan
(Abidin,dkk,2017: 7). Assauri (2010:41) Pemasaran diartikan sebagai kegiatan
untuk meningkatkan ekonomi seluruh masyarakat. Pemasaran juga merupakan
proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalu penciptaan dan pertukaran produk serta
nilai dengan pihak lain (Subagyo, 2010:2).
2.5 Strategi Pemasaran
Menurut Kotler (2009:8) mengemukakan bahwa strategi pemasaran adalah
suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa strategi pemasaran mengandung aspek
sosial baik secara individu maupun berkelompok untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginannya, akibat adanya keinginan dan kebutuhan tersebut maka terciptalah
suatu interaksi yang disebut transaksi pertukaran barang dan jasa. Tujuannya
adalah bagaimana memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen baik terhadap
individu maupun kelompok.
American Marketing Association 2000 dalam Assauri (2005:3)
mengatakan bahwa strategi pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha
yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke
konsumen. Dalam hal ini banyak keputusan strategi pemasaran yang harus dibuat
jauh sebelum produk itu dihasilkan, seperti keputusan mengenai produk yang
21
dibuat, pasarnya, harga dan promosinya. Sebagai contoh, keputusan strategi
pemasaran tersebut dapat berupa produk apa yang harus diproduksi, apakah
produk itu harus dirancang, apakah perlu dikemas, dan merk apa yang akan
digunakan untuk produk itu. Keputusan mengenai produk itu harus dikaitkan
dengan sasaran pasar yang dituju. Demikian pula mengenai tingkat harga jual
yang direncanakan serta kegiatan iklan atau advertensi dan personal selling, harus
dilakukan jauh sebelum barang atau jasa diproduksi. Strategi pemasaran juga di
definisikan sebagai rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang
pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan
untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan (Assauri, 2010:168).
Tinjauan lain dari Boyd, dkk (2000:31) strategi pemasaran adalah
mengalokasikan dan mengkoordinasikan sumber daya dalam kegiatan pemasaran
untuk mencapai tujuan perusahaan didalam produk pasar spesifik. Oleh karena itu,
isu penting dari lingkup strategi pemasaran termasuk menspesifikasikan pasar
sasaran untuk produk atau lini produk tertentu melalui program bauran pemasaran.
2.6 Bauran Pemasaran
Definisi bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat
pemasaran taktis yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang
diinginkannya yang terdiri dari himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan
digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam
pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan
dikoordinasikan oleh perusahaan agar dapat melaksanakan program pemasaran
secara efektif (Kotler, 2008:62).
22
Menurut Kotler (2009:101) menyatakan bahwa bauran pemasaran
merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus
menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Pada sisi lainnya
terdapat penyesuaian pada bauran pemasaran, dimana produsen tersebut
menyesuaikan elemen-elemen bauran pemasaran untuk masing- masing pasar
sasaran. Variabel-variabel yang ada di dalam bauran pemasaran ini bisa digunakan
secara efektif apabila disusun sesuai dengan keadaan dan situasi yang sedang
dialami dalam suatu perusahaan.
Definisi lain dari bauran pemasaran menurut Assauri (2013:117) yaitu
sebuah strategi, taktik, instrument atau alat pemasaran yang tersedia guna
mempengaruhi pembeli, bauran pemasaran juga memberikan pandangan ke dalam
strategi dasar terutama dalam menghadapi para pesaing serta sekaligus untuk
menetapkan keputusan taktis tertentu. Bauran pemasaran menetapkan komposisi
terbaik dari keempat komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai
sasaran pasar yang dituju sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
Keempat unsur bauran tersebut yaitu produk, harga, tempat, dan promosi
(Assauri, 2010:199). Menurut Assauri (2010:118) seiring perkembangan waktu
bauran pemasaran kemudian dikembangkan dan diperluas dengan mencakup
unsur-unsur tambahan 3P yaitu people (tenaga kerja), physical evidence
(lingkungan fisik), dan process (proses).
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian dari bauran pemasaran
adalah faktor-faktor yang dikuasai dan dapat digunakan oleh perusahaan guna
mempengaruhi keputusan pembelian konsumennya. Faktor-faktor tersebut dari
23
7P, yakni Produk (Product), Harga (Price), Tempat (Place), Promosi
(Promotion), Tenaga Kerja (People/Participant), Bukti Fisik (Physical Evidence),
dan Proses Pemasaran (Process).
2.7.1 Produk (Product)
Produk memiliki bentuk yang sangat beragam serta memiliki pengertian
yang lebih luas lagi daripada barang fisik, tetapi juga produk tersebut dapat berupa
jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, property, organisasi, informasi dan ide-ide
(Sumarwan, 2015:41). Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar (baik berwujud atau tidak berwujud) untuk memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Unsur-unsur yang termasuk dalam bauran produk antara lain adalah
keragaman produk, kualitas design, ciri, nama merk, kemasan, ukuran, pelayanan,
garansi dan imbalan (Assauri, 2010:200). Produk juga definisikan sebagai sebuah
titik sentral dari kegiatan marketing.
Produk ini dapat berupa barang atau jasa, jika tidak ada produk maka tidak
ada pemindahan hak milik dan tidak ada marketing (Alma, 2011:205). Kotler
(2005:110), juga menyebutkan bahwa produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok menurut daya tahan dan wujudnya, yaitu :
1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang
berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan
contoh: makanan, minuman, sabun, pasta gigi dan lainnya.
2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya
tetap bertahan walaupun sudah digunakan beberapa kali. Produk tahan lama
pada umumnya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi,
24
mengenakan marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak dari
penjual seperti mobil, motor, TV, dan lainnya.
3. Jasa (services) adalah produk yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan
mudah habis. Produk jenis ini, memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas
pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Pada perusahaan
yang menghasilkan jasa khususnya pariwisata, produk-produk yang ditawarkan
meliputi kualitas atraksi wisata, pelayanan dari objek wisata tersebut, kuantitas
atau keragaman atraksi wisata, kemasan wisata yang ditampilkan, dan merek
atraksi wisata. Produk-produk jasa oleh perusahaan haruslah disesuaikan
dengan tujuan dari perusahaan, sehingga produk jasa yang ditawarkan dapat
memuaskan konsumen seperti hotel, salon kecantikan, dan lainnya.
Menurut Shinta (2011 : 78) ada beberapa macam perlakuan terhadap produk
agar permintaan terhadap produk meningkat, antara lain:
1. Kemasan
Kemasan merupakan bahan yang digunakan untuk melindungi produk. secara
umum ada dua jenis kemasan yaitu:
a. Kemasan Lini Produk, perusahaan memutuskan apakah mengembangkan
kemasan yang sama untuk beberapa produk atau kemasan yang berbeda
untuk masing-masing produk.
b. Kemasan yang dipakai ulang, dapat merangsang konsumen untuk membeli
lagi produk yang isinya telah dipakai.
25
2. Brand
Brand adalah nama yang digunakan suatu produk agar produsen dapat
memperkenalkan produknya untuk membedakan dengan produk lain. Nama
produk harus memberikan arti khusus yang saling berhubugan.
3. Labeling
Label adalah bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal
tentang produk atau tentang penjualnya. Unsur-unsur tersebut terdiri dari nama
brand, komposisi, nama perusahaan, tanggal kadaluarsa, kode produksi, cara
pemakaian, petunjuk pemakaian, dan dosis pemakaian.
4. Garansi
Garansi adalah suatu jaminan dari produsen bila barang yang terbeli tidak
sesuai dengan yang ditawarkan dan konsumen dapat mengembalikannya.
5. Service
Service merupakan suatu aktivitas yang ditawarkan oleh perusahaan kepada
konsumen yang sifatnya tidak menghasilkan suatu kepemilikan.
2.6.2 Harga (Price)
Menurut Swastha (2002:147) Harga merupakan jumlah yang dibutuhkan
untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Penentuan harga sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga merupakan
salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. Salah dalam
menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan dan
dapat berakibat tidak lakunya produk tersebut dipasar.
26
Assauri (2010:118), mengemukakan pendapat tentang harga yang
merupakan beban atau nilai bagi konsumen, yang didapatkan dengan memperoleh
dan menggunakan suatu produk, termasuk biaya keuangan dari konsumsi,
disamping biaya sosial yang bukan keuangan, seperti dalam bentuk waktu, upaya,
psikis, risiko, prestise, atau gengsi sosial. Kasmir dan Jafar (2003:108)
mengemukakan bahwa penentuan harga oleh suatu perusahaan dimaksudkan
dengan berbagai tujuan yang hendak dicapai, tujuan penentuan harga secara
umum adalah sebagai berikut:
1. Untuk Bertahan Hidup
Dalam hal ini tujuan menentukan harga semurah mungkin dengan maksud agar
produk atau jasa yang ditawarkan laku di pasaran, dengan catatan harga murah
tapi masih dalam kondisi yang menguntungkan.
2. Untuk Memaksimalkan Laba
Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga
laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan
harga murah atau tinggi.
3. Untuk Memperbesar Market Share.
Penentuan harga ini dengan harga yang murah sehingga diharapkan jumlah
pelanggan meningkatkan dan diharapkan pula pelanggan pesaing beralih ke
produk yang ditawarkan.
4. Mutu produk
Tujuannya adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang
ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi atau lebih tinggi dari kualitas
27
pesaing. Biasanya harga ditentukan setinggi mungkin. Karena masih ada
anggapan bahwa produk yang berkualitas adalah produk yang harganya lebih
tinggi dari harga pesaing.
5. Karena pesaing
Dalam hal ini penentuan harga dengan melihat harga pesaing. Tujuannya
adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing. Selain untuk
produsen harga juga memiliki makna yang penting bagi konsumen. Harga akan
dipandang sebagai indikator kualitas produk. Namun seringkali konsumen
berpikir bahwa apakah harga produk tersebut wajar dan masuk akal dibandingkan
dengan produk merek lain. Perusahaan harus kritis dalam menetapkan harga suatu
produk, karena kesalahan penetapan harga akan berakibat kesalahan persepsi pada
konsumen (Sumarwan, 2015:64).
Penetapan harga sebuah produk menjadi salah satu keputusan strategis
perusahaan yang harus dilakukan dengan tepat karena harga akan menentukan
penjualan produk sekaligus mempengaruhi pendapatan perusahaan (Sumarwan,
2015:63). Menurut Bloom dan Boone (2006:70) terdapat beberapa strategi
penetapan harga, diantaranya yaitu :
1. Penetapan harga plus laba
Harga ditentukan dengan cara menambahkan persentase untuk perolehan
keuntungan terhadap biaya produksi rata-rata sebuah bisnis yang hendak
meningkatkan pangsa pasarnya dapat menurunkan harga produknya.
28
2. Price skimming
Price skimming berarti menetapkan harga tinggi guna memaksimalkan
pengembalian dana awal sebelum memenuhi segmen pasar yang lebih sensitive
terhadap harga.
3. Penetrasi harga
Penetrasi harga dapat dilakukan secara substansial dengan menurunkan harga
produk guna mempertahankan atau menarik lebih banyak konsumen.
Tujuannya adalah agar konsumen membeli lebih banyak produk dengan harga
penuh atau agar produk dapat mencapai pasar dalam waktu singkat.
2.6.3 Tempat (Place)
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:80) tempat adalah kegiatan
perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Perusahaan
pada umumnya tidak memasarkan produknya langsung kepada pengguna akhir,
diantaranya terdapat perantara yang menjalankan fungsi pemasaran. Penempatan
produk dan penyediaan produk harus pada tempat dan waktu yang tepat. Strategi
distribusi produk meliputi sejumlah keputusan seperti lokasi dan daerah
perusahaan, lokasi produk, serta jenis pengiriman produk tersebut.
Kotler (2006:63) juga berpendapat bahwa lokasi berarti berhubungan
dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Perusahaan
sebaiknya memilih tempat yang mudah dijangkau dengan kata lain strategis.
Dalam hal ini, menurut Lupiyoadi (2013:44), ada tiga jenis interaksi
mempengaruhi lokasi, sebagai berikut:Konsumen mendatangi pemberi jasa
(perusahaan) apabila keadaanya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.
29
Perusahaan sebaiknya memilih tempat yang dekat dengan konsumen sehingga
mudah dijangkau dan (harus) strategis.
1. Pemberi jasa mendatangi konsumen dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting,
tetapi yang harus diperhatikan adalah menyampaikan jasa harus tetap
berkualitas.
2. Pemberi jasa mendatangi konsumen dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting,
tetapi yang harus diperhatikan adalah menyampaikan jasa harus tetap
berkualitas.
Tempat atau lokasi juga diartikan sebagai saluran distribusi, sedangkan
untuk produk industri jasa, lokasi diartikan sebagai tempat pelayanan jasa.
Lokasi adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan
kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonomi.
Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan yang
mengenai dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan (Adam,2015:93).
Menurut Suryana (2013:209), tempat yang menarik bagi konsumen adalah
tempat yang paling strategis, menyenangkan, dan efisien. Untuk mencapai sasaran
tempat yang baik dapat dilakukan dengan jalan sebagai berikut:
a. Memperbanyak saluran distribusi.
b. Memperluas segmentasi atau cakupannya.
c. Menata penampilan tempat usaha.
d. Menggunakan cara penyampaian barang seefisien mungkin
e. Mengubah-ubah persediaan dari gudang yang satu ke gudang yang lain.
30
2.6.4 Promosi (Promotion)
Promosi dalam manajemen pemasaran merupakan ujung tombak dalam
kegiatan bisnis. Promosi adalah salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Promosi merupakan komponen yang dipakai untuk
memberitahukan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan, sehingga
pasar dapat mengetahui tentang produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.
adapun kegiatan yang termasuk dalam aktivitas promosi adalah periklanan,
personal selling, promosi penjualan, dan publisitas (Rianto, 2015:72).
Kegiatan promosi ini perusahaan berusaha untuk mempromosikan seluruh
produk dan jasa yang dimilikinya, baik langsung maupun tidak langsung.
Tanpa promosi jangan diharapkan pelanggan dapat mengenal produk atau jasa
yang ditawarkan. Oleh karena itu promosi merupakan cara yang paling ampuh
untuk menarik dan mempertahankan konsumennya. Salah satu tujuan promosi
perusahaan adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan
berusaha menarik calon konsumen yang baru (Hermawan, 2002:12)
Promosi juga merupakan suatu usaha dari pemasaran dalam
menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik
untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang
dipasarkanny, ada lima tujuan utama strategi promosi penjualan produk yaitu
(Sudaryono, 2016:148) :
1. Meningkatkan volume penjualan
2. Meningkatkan pembeli coba-coba
3. Meningkatkan pembelian ulang
31
4. Meningkatkan loyalitas
5. Memperluas kegunaan
Selain itu ada beberapa cara menurut Kotler (2008:16) dalam bauran
promosi yang terdiri dari:
a. Periklanan, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang
atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran. Salah satu
kriteria untuk periklanan yang efektif adalah dana untuk periklanan telah
tersedia untuk menunjang promosi yang maksimal sehingga permintaan dapat
bertambah (Sedjati, 2018:117)
b. Promosi penjualan, yaitu insentif jangka panjang untuk mendorong keinginan
untuk mencoba atau membeli produk atau jasa. Promosi penjualan terdiri dari
cara promosi pelanggan (sampel, kupon, penawaran pengembalian uang,
potongan harga premi, hadiah, hadiah langganan, percobaan gratis, garansi,
promosi gabungan, promosi silang, tanpilan di tempat pembelian dan
demonstrasi), promosi perdagangan (potongan harga, tunjangan iklan, dan
pajangan barang gratis) dan promosi bisnis wiraniaga (pameran perdagangan
dan konveksi, kontes bagi wiraniaga dan iklan khusus).
c. Pemasaran langsung melalui penggunaan surat, telepon, dan alat penghubung
nonpersonal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon
dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
d. Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antar satu atau lebih calon pembeli
dengan tujuan melakukan pembelian.
32
e. Hubungan masyarakat dan publisitas melalui berbagai program yang dirancang
untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk
individualnya.
2.6.5 Tenaga Kerja (People/Participant)
Menurut Nurochim dan Purwanto (2010:161) tenaga kerja atau disebut
dengan people adalah unsur manusia yang melayani terutama dalam perusahaan
yang menjual jasa. Termasuk kedalamnya yaitu pimpinan sebagai pengambil
keputusan dan unsur karyawan melayani konsumen. Beberapa cara untuk
mencapai kualitas yang terbaik, pegawai harus dilatih untuk menyadari
pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan pelanggan memenuhi kepuasan
dalam memenuhi kebutuhannya. Pentingnya People dalam perusahaan jasa
berkaitan erat dengan internal marketing yaitu interaksi atau hubungan antar
karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan, yang dalam hal ini dapat
diposisikansebagai internal costumer dan internal supplier. Tujuan adanya
hubungan tersebut adalah untuk mendorong karyawan atau People bisa
memberikan kepuasan kepada pelanggan (Adam, 2015: 96).
Kemampuan pengetahuan karyawan yang baik akan menjadi kompetensi
dasar dalam internal perusahaan dan mendapatkan pencitraan yang baik di
eksternal perusahaan. Semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan
karenanya mempengaruhi persepsi pembeli yang termasuk dalam elemen ini
adalah personel perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan jasa
(Yazid, 2001:134).
33
Usaha agar dapat berjalan dengan optimal diperlukan karyawan yang
memiliki motivasi kerja yang tinggi. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan yang
sudah diberikan sesuai dengan keahlian masing-masing karyawan dan dapat
diselesaikan dengan baik serta dapat memberikan hasil yang maksimal bagi
perusahaan. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh
seseorang dalam mengejar suatu tujuan motivasi yang berkaitan erat dengan
kepuasan pekerja dan performa kerja dari pegawai. Performa kerja akan berkaitan
dengan 2 faktor utama yaitu (Gomes, 2003:117):
1. Kesediaan atau motivasi dari pegawai untuk bekerja yang menimbulkan usaha
dari pegawai tersebut.
2. Kemampuan pegawai untuk melaksanakannya.
2.6.6 Bukti Fisik (Physical Evidence)
Physical evidence atau sarana fisik yaitu sejumlah sarana dan prasarana
yang dimiliki perusahaan dalam menjalankan aktifitasnya sehingga berbagai
tawaran yang ditunjukkan pada pasar sasarannya dapat diterima secara efektif dan
efesien, yakni antara lain fasilitas parkir, pertamanan, wireless internet atau
hotspot dan lainnya. Physical evidence ini merupakan suatu hal yang secara nyata
turut mempengaruhi keputusan pelanggan, untuk membeli dan menggunakan
produk jasa yang ditawarkan (Adam, 2015:98).
Physical evidence juga didefinisikan sebagai lingkungan di mana jasa
disampaikan dan di mana perusahaan dan konsumen berinteraksi, dan segala
komoditas yang bersifat tangible yang memfasilitasi kinerja atau komunikasi dari
layanan tersebut . Physical evidence terdiri atas fasilitas fisik (service scape) dan
34
unsur komunikasi yang nyata lainnya.Fasilitas fisik meliputi desain eksterior,
desain interior (dekorasi), landscape, signage, area parkir, dan penggunaan
furniture. Sedangkan unsur komunikasi yang nyata meliputi penggunaan kartu
bisnis, stationary, identitas perusahaan, dan warna. Bukti fisik ini juga bisa berupa
brosur, penampilan staf, seragam yang mencerminkan kompetensi mereka, ruang
tunggu yang nyaman, dan sebagainya (Tjiptono, 2014:96).
Menurut Lupiyoadi (2001:60), ada 2 tipe physical evidence, yaitu:
1. Essential evidence (Bukti Penting), merupakan keputusan-keputusan yang
dibuat oleh pemberi jasa mengenai desain dan layout dari gedung, ruang, dan
lain-lain.
2. Peripheral evidence (Bukti Pendukung), merupakan nilai tambah yang bila
berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa. Jadi hanya berfungsi sebagai
pelengkap saja, sekalipun demikian peranannya sangat penting dalam proses
produksi jasa.
Lovelock dalam Hurriyati (2008:248) mengemukakan bahwa perusahaan
melalui tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik
yang strategis adalah sebagai berikut:
1. An attention-creating medium yaitu perusahaan jasa melakukan diferensiasi
dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring
pelanggan dari target pasarnya.
2. As a message-creating medium yaitu menggunakan simbol atau isyarat untuk
mengkomunikasikan secara intensif kepada audiens mengenai kekhususan
kualitas dari produk jasa.
35
3. An effect-creating medium yaitu menggunakan baju seragam yang berwarna
bercorak, suara dan desain untuk menciptakan sesuatu yang lain dari produk
jasa yang ditawarkan.
2.6.7 Proses Pemasaran (Process)
Proses atau operasi dalam sejumlah perusahaan sangat kompleks, sehingga
mengharuskan konsumen untuk mengikuti serangkaian tindakan yang rumit dan
banyak agar proses untuk produk yang dipesannya menjadi sempurna (Yazid,
2001:135). Menurut Assauri (2013:118) proses merupakan prosedur, mekanisme
dan arus aktivitas, dengan mana jasa dikonsumsi.
Menurut Nurochim dan Purwanto (2010:162) Proses yaitu bagaimana
proses dilakukan sampai jasa yang diminta oleh konsumen diterima secara
memuaskan, apakah cukup puas menerima jasa, cepat layanannya, bersih, rapih,
akurat, tepat waktu, dan sebagainya. Proses adalah suatu prosedur aktual,
mekanisme dan aliran aktivitas dimana jasa disampaikan yang merupakan system
penyajian atau operasi jasa. Obyektif utama dari pemasaran mengidentifikasi
kebutuhan dan keinginan pasar. Oleh karena itu jasa harus di desain untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Desain jasa mencakup sejak dari desain proses
sampai dengan bagaimana jasa atau barang disampaikan (Yazid, 2001:135)
2.7 Analytical Hierarchy Process (AHP)
Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process-AHP)
dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada
tahun 1970-an untuk mengorganisir informasi dan pendapat ahli (judgment) dalam
memilih alternatif yang paling disukai (Marimin dan Nurul, 2010:91). Dengan
36
menggunakan AHP, dapat memberikan kerangka yang memungkinkan dalam
mengambil keputusan yang efektif atas persoalan yang kompleks dengan jalan
menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Metode
AHP dapat memecahkan suatu situasi yang kompleks, tak terstruktur, ke dalam
bagian- bagian komponennya, menata bagian atau variabel dalam suatu susunan
hierarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subyektif tentang pentingnya
setiap variabel, dan mensintesis berbagai pertimbangan untuk menetapkan
variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk
mempengaruhi hasil pada situasi tersebut (Saaty, 1993:3).
AHP menurut Saaty (1993:23) adalah suatu model yang luwes yang
memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun
gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi
masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan. AHP memiliki
banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan, karena
dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak
yang terlibat dalam pengambilan keputuan. Dengan AHP, proses keputusan
kompleks dapat diuraikan menjadi keputusan-keputusan lebih kecil yang dapat
ditangani dengan mudah (Marimin, dkk, 2013:193).
Teknik AHP mengharuskan penggunanya untuk melakukan dekomposisi
situasi keputusan ke dalam lapisan-lapisan elemen persoalan yang dapat dianalisis
secara independen. Elemen-elemen persoalan tersebut bisa berupa hal-hal yang
nyata/berwujud (tangible) atau tidak nyata (intangible), memiliki ukuran pasti
atau bersifat perkiraan, serta apa pun itu sepanjang relevan dengan permasalahan
37
(Triono, 2012:97).
Secara grafis, persoalan keputusan AHP dapat dikonstruksikan sebagai
diagram bertingkat (hierarki). AHP dimulai dengan goal atau sasaran lalu kriteria
level pertama, sub kriteria, dan akhirnya alternatif. Terdapat berbagai bentuk
hierarki keputusan yang disesuaikan dengan substansi dan persoalan yang dapat
diselesaikan dengan AHP (Marimin dan Nurul, 2010:91). Terdapat dua macam
hierarki, yaitu struktural dan fungsional. Pada hierarki struktural, sistem yang
kompleks disusun ke dalam komponen-komponen pokoknya dalam urutan
menurun menurut sifat struktural mereka, misalnya ukuran, bangun, warna, atau
umur. Sedangkan hierarki fungsional menguraikan sistem yang kompleks menjadi
elemen-elemen pokoknya menurut hubungan esensial mereka. Hierarki fungsional
sangat membantu untuk membawa sistem ke arah tujuan yang diinginkan,
misalnya pemecahan konflik, prestasi yang efisien, atau kebahagian yang
menyeluruh (Saaty, 1993:30-31).
AHP juga menguji konsistensi penilaian apabila terjadi penyimpangan yang
terlalu jauh dari nilai konsistensi sempurna, hal ini menunjukkan bahwa penilaian
perlu diperbaiki, atau hierarki harus distruktur ulang (Marimin, dkk, 2013:193).
Menurut Saaty (1993:25) beberapa keuntungan yang diperoleh bila memecahkan
persoalan dan mengambil keputusan dengan menggunakan AHP adalah:
a. Kompleksitas
AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam
memecahkan persoalan kompleks.
38
b. Saling Ketergantungan
AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu
sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier.
c. Penyusunan Hierarki
AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah
elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan
mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.
d. Penyusunan Hierarki
AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah
elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan
mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.
e. Pengukuran
AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan terwujud suatu metode
untuk menetapkan prioritas.
f. Konsistensi
AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang
digunakan untuk menetapkan berbagai prioritas.
g. Sintesis
AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap
alternatif.
h. Tawar-menawar
AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem
dan memungkinkan organisasi memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-
39
tujuan mereka.
i Penilaian dan Konsensus
AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesiskan suatu hasil konsensus
yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda.
j. Pengulangan Proses
AHP memungkinkan organisasi memperhalus definisi mereka pada suatu
persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui
pengulangan.
Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang
tidak terstruktur, strategik, dan dinamik menjadi sebuah bagian-bagian dan tertata
dalam suatu hierarki. Tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik,
secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan
dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan kemudian dilakukan
sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan
untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut (Marimin dan Nurul, 2010:91).
Terdapat dua cara dalam penyelesaian metode Analytical Hierarchy
Process (AHP), penyelesaian dapat dilakukan dengan persamaan matematik
ataupun dengan menggunakan software komputer yaitu Expert Choice dan
Microsoft Excel. Terdapat delapan langkah kerja utama Analytic Hierarchy
Process menurut Saaty (1993), yaitu :
1. Definisikan permasalahan dan kunci pemecahan yang diinginkan.
Pada langkah ini, analisis membutuhkan informasi dan pertimbangan dari
beberapa pihak ahli untuk menyusunnya. Untuk itu diperlukan rincian dan
40
pemahaman yang mendalam tentang permasalahan yang dihadapi. Penyelesaian
permasalahan disusun menjadi beberapa bagian pokok dan penyusunnya secara
hirarki.
2. Membuat Struktur Hierarki dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh.
Struktur hierarki yang akan dibuat terdiri dari tingkat pertama yaitu satu
elemen yang sifatnya luas dan menjadi fokus atau tujuan menyeluruh yang akan
dicapai. Sedangkan tingkat-tingkat berikutnya dapat terdiri dari beberapa elemen
yang sifatnya homogen seperti Faktor(factors), Pelaku(actors), Tujuan
(objectives) dan Skenario (Scenario). Setiap struktur hierarki bisa saja berubah
tergantung kepada kebutuhan dalam penelitian.
3. Membuat Matriks Banding Berpasangan
Matriks banding berpasangan dimulai dari hierarki, yang merupakan dasar
untuk melakukan pembandingan berpasangan antar elemen yang terkait
dibawahnya. Pembandingan berpasangan antar elemen tingkat kedua yaitu : F1,
F2, F3 dan seterusnya sampai Fn terhadap G atau fokus yang ada di puncak
hierarki. Contoh matriks banding berpasangan dapat dilihat pada gambar 3:
G F1 F2 F3 … Fn
F1
F2
F3
…
Fn
Gambar 3. Matriks Perbandingan Berpasangan Sumber: Saaty (1993:84)
41
4. Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan
peringkat matriks di langkah tiga.
Langkah ini dilakukan perbandingan setiap elemen pada baris dengan
elemen pada kolom terhadap fokus (G). Untuk mengisi matriks banding
berpasangan, digunakan bilangan untuk menggambarkan tingkat kepentingan
relatif suatu elemen terhadap elemen lainnya berdasarkan suatu kriteria di tingkat
hierarki pada setiap kepentingannya. Diberikan angka 1-9 dimana semakin tinggi
nilai yang diberikan semakin besar juga nilai tingkat kepentingannya.
5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal
utama, penentuan prioritas dan pengujian konsistensi.
Angka 1 sampai 9 digunakan apabila Fi mendominasi atau
mempengaruhi fokus (G) dibandingkan dengan Fj. Sedangkan bila Fi kurang
mendominasi atau mempengaruhi fokus (G) dibandingkan dengan Fj, maka
digunakan angka kebalikannya. Matriks dibawah garis diagonal utama diisi
dengan nilai-nilai kebalikannya. Untuk langkah 6 hingga 8 dapat diolah dengan
menggunakan software komputer Expert Choice dan Microsoft Excel. Expert
Choice merupakan salah satu software AHP yang memiliki kelebihan antara
lain, memiliki tampilan antar muka yang lebih menarik, mampu untuk
mengintegrasikan pendapat pakar, dan tidak membatasi level dari struktur
hierarki (Marimin dan Nurul, 2011:115).
6. Melakukan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hierarki
tersebut.
42
Pembandingan dilanjutkan untuk semua elemen pada setiap tingkat
keputusan yang terdapat pada hierarki, berkenaan dengan kriteria elemen
diatasnya. Matriks pembanding dalam model Analytic Hierarchy Process
dibedakan menjadi Matriks pendapat individu (MPI) dan Matriks pendapat
gabungan (MPG). MPI adalah matriks pembandingan yang dilakukan individu.
MPI memiliki elemen yang disimbolkan dengan aij yaitu elemen pada matriks
pada baris ke-i dan kolom ke-j. Matriks pendapat individu dapat dilihat pada
Gambar 4 dibawah ini:
X A1 A2 A3 … An
A1 a11 a12 a13 … a1n
A2 a21 a22 a23 … a2n
A3 a31 a32 a33 … a3n
… … … … … a4n
An a1n a2n a3n … a5n
Gambar 4. Matriks Pendapat Individu Sumber : Saaty, 1991
Matriks Pendapat Gabungan (MPG) adalah matriks baru dengan elemen
yang disimbolkan dengan gij yang berasal dari rata-rata geometri pendapat-
pendapat individu dengan rasio konsistensi lebih kecil atau sama dengan 10
persen dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI satu dengan
lainnya tidak terjadi konflik. Persyaratan MPG yang bebas konflik adalah
pendapat masing-masing individu pada baris dan kolom yang sama memiliki
selisih kurang dari empat satuan antara lain pendapat individu yang tertinggi
dengan nilai yang rendah dan tidak terdapat angka kebalikan pada baris dan
kolom yang sama. Matriks pendapat gabungan dapat dilihat pada Gambar 5.
43
X G1 G2 G3 … Gn
G1 g11 g12 g13 … g1n
G2 g21 g22 g23 … g2n
G3 g31 g32 g33 … g3n
… … … … … g4n
Gn g1n g2n g3n … g5n
Gambar 5. Matriks Pendapat Gabungan Sumber : Saaty, 1991
Penilaian pendapat biasanya terdiri dari beberapa responden ahli yang
dipilihuntuk memberikan penilaian. Untuk mempermudah dalam perhitungan
Matriks Pendapat Gabungan (MPG) perhitungan matematika yang digunakan
untuk memperoleh rata-rata geometri sebagai berikut.
�̅�𝐺 = √∏ 𝑋𝑖
𝑛
𝑖=1
𝑛
Dimana :
�̅�𝐺 = rata-rata geometri
n = jumlah responden
𝑋𝑖 = penilaian oleh responden ke – i
∏ = perkalian
7. Mensintetis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas.
Menggunakan komposisi secara hierarki untuk membobotkan vektor-
vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai
prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah
berikutnya dan seterusnya. Pengolahan MPI terdiri dari dua tahap, yaitu
pengolahan horisontal dan pengolahan vertikal. Kedua jenis pengolahan tersebut
dapat dilakukan untuk MPI dan MPG diolah secara horisontal, dimana MPI dan
MPG harus memenuhi persyaratan rasio konsistensi.
44
Pengolahan horizontal, terdiri dari tiga bagian yaitu penentuan vektor prioritas
(vektor eigen), uji konsistensi dan versi MPI dan MPG yang memiliki rasio
konsistensi tinggi. Tahapan perhitungan yang dilakukan pada pengolahan
horisontal ini adalah:
a. Perkalian baris (z) dengan rumus:
𝑧 = √∏ 𝑎𝑖𝑗
𝑛
𝐽=1
(𝑖, 𝑗 = 1,2,3, … , 𝑛)𝑛
Dimana :
aij = elemen baris ke-i kolom ke-j dari MPI
∏ = perkalian
n = jumlah elemen pada setiap tingkat
b. Perhitungan vektor prioritas (VP)
𝑉𝑃 =𝑧
∑ 𝑧𝑛𝑖=1
dengan VP = (VPi) untuk i = 1,2,3,..,n
c. Perhitungan nilai Eigen Maks (Maks 𝜆), dengan rumus:
VA = aij x VP dengan VA = (VAi)
𝑉𝐵 =𝑉𝐴
𝑉𝑃 dengan VB = (VBi)
𝜆𝑀𝑎𝑘𝑠 =1
𝑛∑ 𝑉𝐵𝑖𝑛
𝑖=1 dengan i = 1,2,3,…,n
d. Perhitungan indeks konsistensi (CI)
Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang akan
berpengaruh kepada kesahihan hasil. dengan rumus :
45
𝐶𝐼 =𝜆𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑛
𝑛 − 1
Untuk mengetahui CI dengan besaran tertentu cukup baik atau tidak, perlu
diketaui rasio yang dianggap baik, yaitu apabila CR = 0.1.
e. Perhitungan Rasio konsistensi (CR) dengan rumus :
𝐶𝑅 =𝐶𝐼
𝑅𝐼
RI = indeks acak (Random Indeks) yang dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory
Nilai rasio inkonsistensi (CR) yang lebih kecil atau sama dengan 0,1 merupakan
nilai yang mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertanggung
jawabkan. Hal ini karena CR merupakan tolak ukur konsisten atau tidaknya suatu
hasil perbandingan berpasangan dalam suatu matriks pendapat (Saaty, 1993).
Tabel 2. Nilai Random Konsistensi Indeks (RI) Matriks berordo 1 sampai 13 N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
RI 0.0 0.0 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51 1.48 1.56
Sumber: Saaty (1993)
Pengolahan vertikal, yaitu menyusun prioritas pengaruh setiap elemen pada
tingkat hierarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama atau focus. Apabila
CVij didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh setiap elemen ke-i pada tingkat
ke-j terhadap sasaran utama, maka :
CVij = ∑ 𝐶𝐻𝑖𝑗(𝑡, 𝑖 − 1) × 𝑉𝑊𝑡(𝑖 − 1)
Untuk i = 1,2,3,…,p
j = 1,2,3,…,r
t = 1,2,3,…,s
dimana :
46
𝐶𝑉𝑖𝑗 = nilai prioritas pengaruh elemen ke-i pada tingkat ke-j terhadap
sasaran v utama
CHij (t,i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-i terhadap elemen ke-t pada
tingkat diatasnya (i-1), yang diperoleh dari hasil pengolahan
horizontal
VWt(i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat ke (i-1) terhadap
sasaran utama, yang diperoleh dari hasil perhitungan horizontal.
p = jumlah tingkat hierarki keputusan
r = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i
s = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke (i-1)
8. Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hierarki.
Langkah ini dilakukan dengan mengalikan setiap indeks konsistensi
dengan prioritas-prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil
kalinya. Untuk memperoleh hasil yang baik, Rasio konsistensi hierarki harus
bernilai kurang dari atau sama dengan 0,1. Jika Rasio konsistensi mempunyai nilai
lebih besar dari dari 0,1, maka informasi itu harus ditinjau kembali dan diperbaiki,
antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika melakukan
pengisian ulang kuesioner dan dengan lebih mengarahkan responden yang
mengisi kuesioner.
2.8 Penelitian Terdahulu
Kartika Dewi Karang (2016), Fakultas Pertanian. Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Analisis Strategi Bauran
Pemasaran Buah Naga (Studi Kasus Pada Perusahaan Sabila Farm). Dengan
tujuan untuk menganalisis kriteria yang memiliki bobot tertinggi yang terpilih
47
sebagai prioritas metode AHP, untuk menganalisis alternatif yang menjadi
prioritas strategi bauran
pemasaran pada Sabila Farm dengan menggunakan metode AHP, serta untuk
mengetahui kondisi lingkungan eksternal sebagai acuan strategi Perusahaan Sabila
Farm dilihat dari sudut pandang expert perusahaan yaitu owner Sabila
Farmstrategi bauran pemasaran pada Perusahaan Sabila Farm dengan
menggunakan Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh aspek bauran
pemasaran, kriteria terbaik yang memiliki bobot tertinggi adalah kriteria product
dengan bobot kriteria sebesar 0,28. Berdasarkan seluruh aspek bauran pemasaran
alternatif strategi terbaik yang memiliki bobot tertinggi adalah adopsi dan inovasi
teknologi dengan bobot kriteria sebesar 5,53. Serta berdasarkan seluruh aspek
lingkungan eksternal didapatkan kesimpulan bahwa Sabila Farm cenderung
mengandalkan kekuatan internal perusahaan dalam hal ini menciptakan
keunggulan bersaing lewat produk yang dihasilkannya dan terus berinovasi untuk
meningkatkan kualitas, kuantitas dan variasi produknya.
Wibowo, dkk (2018), Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor. Strategi Pemasaran Produk Sosis Siap Makan (Studi Kasus: PT.
Primafood Internasional). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang dirumuskan
untuk pemecahan masalah yang dihadapkan oleh perusahaan yakni produk merek
champ kalah bersaing dengan pesaing sejenis serta penjualan yang cenderung
fluktuatif. Penelitian ini bertujuan untuk, yang pertama yaitu mengidentifikasi
faktor internal dan eksternal perusahaan dalam pemasaran produk sosis siap
makan, kedua yaitu memformulasikan strategi yang dapat dilakukan oleh
48
perusahaan untuk meningkatkan pemasaran sosis siap makan pada pasar
menyangkut produk, harga, promosi dan distribusi, dan yang ketiga yaitu
merekomendasikan strategi terbaik dari beragam alternatif strategi yang dapat
dirumuskan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT. Hasil dari
penelitian ini adalah Rumusan alternatif strategi pemasaran yang didapatkan
berdasarkan faktor-faktor eksternal dan internal adalah bekerjasama dengan
partner, diferensiasi produk, promosi gabungan dengan grup Charoen Pokphand,
serta promosi edukatif.
Retnoningsih, dkk (2016), Fakultas Agribisnis dan Agrowisata,
Universitas Udayana Pemilihan Prioritas Strategi Pemasaran Coklat Olahan
Berdasarkan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi kasus di Perusahaan
Magic Chocolate, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali). Magic Chocolate adalah
salah satu home industry pengolahan kakao di Bali dengan usaha membuat
cokelat sebagai salah satu produk olahan dan berusaha untuk menumbuhkan
bisnisnya melalui strategi pemasaran yang sesuai. Tujuan dari studi ini adalah
untuk menentukan prioritas dalam strategi pemasaran untuk Magic Chocolate.
Data yang dikumpulkan oleh wawancara dan kuesioner. Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Analytical hirarki
Process (AHP) dengan program komputer Expert Choice. Penelitian
menyimpulkan bahwa prioritas strategi pemasaran bisnis untuk Magic
Chocolate, pertama adalah bahan baku (0,214), dan kemudian adalah teknologi
pengolahan (0,188) dan yang ketiga adalah berbagai produk dan Kemasan
(0,183). Kriteria prioritas strategi pemasaran bisnis yang diperoleh dengan harga
49
yang kompetitif (0,313), diikuti oleh peningkatan permintaan (0293),
Ketenagakerjaan dan meningkatkan pendapatan rumah tangga (0,203), kualitas
produk (0,191).
Rosyalina, dkk (2019), Fakultas Pertanian, Universitas Padjajaran. Strategi
Pemasaran Teh Celup Goalpara Industri Hilir Teh PT. Perkebunan Nusantara VIII
(Studi Kasus Industri Hilir Teh PTPN VIII Bandung, Provinsi Jawa Barat).
Perkebunan Negara di Jawa Barat yang bergerak di bidang komoditas teh adalah
PT. Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII). PTPN VIII memiliki unit usaha
dengan tujuan mengembangkan produk hulu teh menjadi produk hilir teh yang
dikenal dengan Industri Hilir Teh (I-Teh). I-Teh PTPN VIII memproduksi
beberapa produk teh dengan salah satu mereknya adalah Goalpara. Teh Goalpara
merupakan teh produksi dalam negeri yang dibuat dari bahan baku yang berasal
dari perkebunan milik sendiri. Pada kenyataannya, Teh Celup Goalpara
mengalami masalah dalam memasarkan produknya. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk merancang strategi pemasaran yang tepat melalui alat analisis AHP.
Metode AHP yang digunakan untuk memilih prioritas alternatif strategi
pemasaran yang tepat. Dari hasil pengolahan AHP diketahui strategi yang yang
dipilih adalah meningkatkan pelatihan terhadap karyawan (0,241) dan
meningkatkan penjualan dengan penerapan digital marketing (0,202).
50
Tabel 3. Matrik Penelitian Terdahulu
Penulis Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
Kartika Dewi
Karang
(2016)
Analisis Strategi
Bauran Pemasaran
Buah Naga (Studi
Kasus Pada
Perusahaan Sabila
Farm).
Metode yang
digunakan
adalah
Analytical
Hierarchy
Process (AHP)
1. Objek yang diteliti
yaitu buah naga
Mohamad
Emir
Wibowo, dkk
(2018)
Strategi Pemasaran
Produk Sosis Siap
Makan (Studi Kasus:
PT. Primafood
Internasional)
Tujuan
Penelitian
yaitu mencari
strategi
pemasaran
yang tepat
untuk
perusahaan
1.Menggunakan
Metode SWOT
2. Objek yang diteliti
yaitu sosis siap makan
Fitria
Retnongsih,
dkk (2016)
Pemilihan Prioritas
Strategi Pemasaran
Coklat Olahan
Berdasarkan Metode
Analytical Hierarchy
Process (Studi kasus
di Perusahaan Magic
Chocolate, Kabupaten
Gianyar, Provinsi
Bali)
Metode yang
digunakan
adalah
Analytical
Hierarchy
Process (AHP)
1. Objek yang diteliti
yaitu coklat olahdan
Maulida
Rosyalina
dan Gema
(2019)
Strategi Pemasaran
Teh Celup Goalpara
Industri Hilir Teh PT.
Perkebunan Nusantara
VIII (Studi Kasus
Industri Hilir Teh
PTPN VIII Bandung,
Provinsi Jawa Barat)
Metode yang
digunakan
adalah
Analytical
Hierarchy
Process (AHP)
1. Objek yang diteliti
yaitu teh kemasan
2.9 Kerangka Pemikiran
Daging sapi merupakan salah satu produk pangan hewani yang memiliki
nilai gizi untuk memenuhi kebutuhan protein bagi masyarakat. Tingkat konsumsi
51
daging sapi nasional selalu meningkat dalam 5 tahun terakhir Peningkatan
konsumsi daging sapi nasional ini menunjukan bahwa produk olahan hasil daging
sapi menjadi suatu peluang untuk terus dikembangkan. Seiring dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan tekonologi yang ada, daging sapi banyak diolah menjadi
produk makanan yang menarik. Pengolahan produk daging sapi tersebut mampu
meningkatkan nilai tambah (added value)
PT. Sari Kreasi Boga (PT. SKB) adalah salah satu produsen yang
memproduksi dan memasarkan olahan daging sapi berupa daging kebab.
Perusahaan yang memproduksi dan memasarkan produk sejenis pun saat ini tidak
sedikit sehingga mengakibatkan persaingan dipasaran yang berakibat tidak
tercapainya target dalam pemasaran produk. PT. SKB membutuhkan rumusan
strategi pemasaran untuk dapat dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan
penjualan dari daging kebab sapi. PT. SKB dalam proses pemasarannya terjadi
beberapa permasalahan yaitu adanya kendala dalam proses pemasaran produk,
lalu terjadinya fluktuasi hasil penjualan serta penjualan produk yang belum
mencapai target.
Selain itu, perusahaan belum memaksimalkan aspek pemasaran yang ada
dan belum ada yang diprioritaskan sehingga pemasaran hanya berjalan secara
alamiah. Strategi pemasaran yang diterapkan belum teridentifikasi dengan jelas,
sehingga dibutuhkan analisis identifikasi strategi tersebut agar kegiatan pemasaran
dapat dilakukan sesuai dengan target pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan.
Sebelum dilakukan analisis Analytical Hierarchy Process (AHP), perlu
dilakukan identifikasi terhadap elemen-elemen bauran pemasaran yang terdiri dari
52
7P yaitu Produk (Product), Harga (Price), Tempat/Distribusi (Place), Promosi
(Promotion), Lingkungan Fisik (Physical Evidence), Tenaga Kerja (People), dan
Proses (Process).selain pada faktor perlu diidentifikasi terkait siapa saja aktor
yang terlibat dalam pengambilan keputusan serta kebijakan perusahaan, serta
alternatif strategi yang tepat dalam pemasaran daging kebab sapi di PT. SKB.
Kemudian faktor, aktor dan alternatif strategi tersebut dianalisis
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan menggunakan
bantuan Expert Choice 11 dan Microsoft Excel 2013. Selanjutnya faktor-faktor,
aktor, dan alternatif strategi disusun kedalam struktur hierarki untuk kemudian
dilakukan proses pembobotan dan perhitungan agar dapat memudahkan
pengambilan keputusan dengan melihat tingkat kepentingan dari masing-masing
elemen untuk mendapatkan nilai kepentingan masing-masing faktor, aktor, dan
alternatif strategi didalamnya. Sehingga hasil akhir akan diperoleh strategi yang
telah diformulasikan tersebut dibuat menjadi bentuk alternatif strategi berdasarkan
tingkatan prioritas strategi yang dapat dijadikan rekomendasi sebagai bahan
pengambilan keputusan untuk strategi pemasaran daging kebab sapi di PT. SKB.
Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 6:
53
PT. Sari Kreasi Boga (PT. SKB), Jakarta Selatan
Gambar 6. Kerangka Pemikiran Penelitian
Permasalahan pemasaran yang dihadapi :
1. Penjualan Produk belum maksimal mencapai target
2. Adanya keluhan dari konsumen
Pengidentifikasian:
1. Faktor bauran pemasaran
2. Aktor yang terlibat
3. Alternatif strategi pemasaran
Penyusunan struktur hierarki
Pembobotan dan Penghitungan
Prioritas Alternatif Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di
PT. SKB
Analisis
Deskriptif
Analisis
AHP
54
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Sari Kreasi Boga (PT. SKB). Pemilihan
lokasi ini dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa
PT. Sari Kreasi Boga merupakan salah satu perusahaan pengolahan daging sapi
yang kedepannya memiliki prospek yang akan terus berkembang. Penelitian
dilaksanakan mulai bulan September – November 2019.
3.2 Sumber dan Jenis Data
Sumber Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder
dan jenis data yang digunakan bersifat kualitatif dan kuantitatif. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder, yaitu :
a. Data Primer diperoleh melalui penelitian lapang dengan mengumpulkan data
terkait langsung dengan topik penelitian. Pengambilan data primer dilakukan
dengan:
1. Wawancara yaitu tanya jawab secara mendalam dengan pihak perusahaan.
Dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan pemasaran
dan tujuan dari kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, meliputi faktor-
faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran, aktor yang terlibat dalam
pemilihan strategi pemasaran dan pemilihan alternatif strategi pemasaran yang
tepat bagi perusahaan.
2. Kuisioner yaitu mengajukan pertanyaan secara tertulis kepada responden.
Kuisioner digunakan untuk mengumpulkan informasi berkaitan dengan fakta-
55
fakta yang diketahui oleh responden, kuesioner berupa kuesioner terbuka dan
kuesioner tertutup dengan pihak perusahaan, General Manager, General Affair
Manager, dan Logistic Manager.
b. Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data pelengkap yang diperoleh
dari berbagai instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistika (BPS) serta
studi pustaka dan sumber-sumber literatur yang mendukung untuk
memperkuat teori sebagai dasar dalam penelitian ini.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data kualitatif
dan kuantitatif. Metode pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif dalam
penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu :
a. Data kualitatif diperoleh melalui penelitian lapang dengan mengumpulkan
data terkait langsung dengan topik penelitian seperti sejarah dan profil
perusahaan, lalu mengidentifikasi mengenai kegiatan pemasaran yang
menjadi fokus dari kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. meliputi faktor-
faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran, aktor yang terlibat dalam
pemilihan strategi pemasaran dan pemilihan alternatif strategi pemasaran
yang tepat bagi perusahaan.
b. Data kuantitatif terdiri dari data konsumsi daging sapi nasional tahun 2014-
2018, data pemasaran PT. Sari Kreasi Boga dari tahun 2015 – 2018, serta
penilaian terhadap kuisioner yang diperoleh dengan cara penilaian terhadap
faktor-faktor yang sudah ditentukan pada hasil FGD (Focus Grup Discusion).
56
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini denga menggunakan metode
purposive (sengaja) kepada pihak-pihak yang memahami permasalahan dan
konsisi perusahaan dalam proses pemasaran produk. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Wawancara
Pengumpulan data dengan wawancara yang digunakan sebagai teknik
untuk melakukan studi pendahuluan agar dapat menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan untuk mengetahui hal-hal dari narasumber yang lebih
mendalam. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara secara mendalam (in
depth interview) berupa wawancara tidak terstruktur yang merupakan proses
untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka degan narasumber dengan melakukan penggalian secara
mendalam terhadap satu topik yang telah ditentukan dengan menggunakan
pertanyaan terbuka dan tanpa menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Teknik wawancara mendalam dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh PT. SKB sebagai studi pendahuluan
dan mengetahui bagaimana keadaan sistem pemasaran PT. SKB yang saat ini
dilaksanakan dalam memasarkan produk daging kebab sapi dengan
informan/narasumber yang dipilih secara purposive (sengaja) yang terdiri dari
general manager, logistic manager, dan administration manager pada PT. SKB.
Wawancara mendalam juga digunakan dalam membantu proses pengisian
57
kuesioner putaran pertama dan kuesioner perbandingan berpasangan. Pedoman
wawancara dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.
b. Kuesioner
Pada pengumpulan dengan teknik kuesioner pada penelitian ini dilakukan
sebanyak dua kali yaitu teknik kuesioner terbuka dan tertutup kepada responden
yang dipilih secara purposive (sengaja). Teknik kuesioner terbuka yaitu metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan yang
mengharapkan narasumber untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian
tentang sesuatu hal. Kuesioner terbuka dalam penelitian ini berupa kuesioner
putaran pertama untuk menentukan elemen dari tiap level hierarki. Tiap elemen
dalam level dapat diberi penambahan atau pengurangan sesuai dengan pendapat
pakar yang telah dipilih. Kuesioner terbuka diberikan kepada tiga orang pakar
yaitu general manager, logistic manager, dan general affair manager. Pedoman
wawancara dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2. Hierarki hasil
penggabungan dari tiga pendapat pakar tersebut dijadikan sebagai kuesioner
penelitian selanjutnya.
Kuesioner penelitian selanjutnya yaitu kuesioner tertutup.
Teknik kuesioner tertutup yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan yang telah disediakan pilihan jawabannnya
untuk dipilih oleh responden. Pengisian kuesioner tertutup ini dilakukan oleh
responden yang dipandu oleh peneliti. Adapun responden dalam penelitian ini
terdapat pada tabel 4:
58
Tabel 4. Informan Penelitian Kuesioner Tertutup
Nama Jabatan
Junaedy Marasabessy General Manager
Hanis Sugandi Brand Manager
Titis Sri Wulan General Affair Manager
Iis Susanti Logistic Manager
Riyanto Operational Manager
Sugeng Production Manager
Tabel 4 memberikan informasi terkait nama dan jabatan responden untuk
pengisian kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup dalam penelitian ini berupa
kuesioner perbandingan berpasangan untuk menggambarkan prioritas
mendominasi dan didominasi antara satu elemen dengan elemen lainnya serta
untuk menjawab goal dari penelitian ini yaitu prioritas strategi pemasaran daging
kebab sapi di PT. SKB. Pedoman wawancara dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Lampiran 3.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis
kualitatif dan kuantitatif. Metode pengolahan data kualitatif ini menggunakan
analisis deskriptif dan metode pengolahan data kuantitatif menggunakan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP). Selain itu perhitungan metode ini
menggunakan alat bantu software komputer yaitu Expert Choice 11 dan Microsoft
Excel 2013.
3.4.1 Analisis Deskriptif
Data dan informasi yang telah terkumpul dalam tahap pengumpulan data
akan diolah terlebih dahulu. Tujuan dari pengolahan data adalah
59
menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dari hasil pengisian kuesioner
oleh para pakar, menyajikan dalam susunan yang rapi dan baik untuk kemudian
dianalisis. Data yang diperoleh dari responden akan dianalisis secara deskriptif.
Metode analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi pemasaran di PT. SKB, aktor yang
terlibat dalam pengambilan keputusan pemasaran di PT. SKB, serta alternatif
strategi yang tepat dalam pemasaran yang dilakukan oleh PT. SKB.
3.4.2 Analytical Hierarchy Process (AHP)
Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Penelitian ini diawali dengan
pengumpulan data dan informasi melalui wawancara dengan narasumber yang
telah ditentukan. Berdasarkan data dan informasi yang telah terkumpul
selanjutnya dibuat struktur hierarki. Struktur hierarki yang telah disusun menjadi
dasar untuk pembuatan kuesioner yang akan diberikan kepada para responden.
Kuesioner akan diberikan kepada para responden untuk mengetahui pembobotan
setiap elemen pada seluruh tingkat dalam struktur hierarki. AHP diperlukan
untuk penentuan bobot bagi elemen pada tingkat di bawahnya dan pada akhirnya
metode AHP dapat digunakan untuk menghitung bobot pada setiap level untuk
penilaian tujuan keseluruhan. Validitas dari nilai-nilai numerik pembobotan
prioritas elemen-elemen tersebut kemudian dapat dievaluasi dengan suatu uji
konsistensi sehingga dapat diperoleh prioritas menyeluruh bagi semua elemen.
Data hasil kuesioner yang diperoleh dari para responden diproses dengan
menggunakan software komputer yaitu Expert Choice 11 dan Microsoft Excel
60
2013. Expert Choice merupakan salah satu software AHP yang memiliki
kelebihan antara lain, memiliki tampilan antarmuka yang lebih menarik, mampu
untuk mengintegrasikan pendapat pakar, dan tidak membatasi level dari struktur
hierarki (Marimin dan Nurul, 2011:115). Data hasil kuesioner para responden
tersebut diolah dengan menggunakan software komputer dan hasil pengolahan
tersebut dianalisis dan disajikan dalam bentuk uraian, gambar, dan tabel.
Mengacu pada teori Marimin, dkk (2013:194-198) terdapat empat prinsip
dalam menyelesaikan persoalan dengan analisis AHP, yaitu penyusunan hierarki,
penilaian setiap tingkat hierarki, penetapan prioritas, dan konsistensi logis.
1. Penyusunan Hierarki
Penyusunan hierarki dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengetahuan atau informasi yang sedang diamati, yang dimulai dari
permasalahan yang kompleks yang diuraikan menjadi elemen-elemen pokoknya,
dan elemen pokok ini diuraikan lagi ke dalam bagian-bagiannya lagi, dan
seterusnya secara hierarki. Penyusunan struktur hierarki ini didapatkan dari hasil
FGD (Focus Grup Discusion) dengan informan yang paling mengerti dan
paham terhadap permasalahan pada perusahaan dilihat berdasarkan pengalaman
bekerja di perusahaan dan berdasarkan jabatan pada perusahaan. Informan yang
telah dipilih adalah general manager, logistic manager, dan general affair
manager Struktur Hierarki disusun berdasarkan pertanyaan hasil FGD (Focus
Grup Discusion) dengan informan/pakar dengan pedoman pertanyaan pada
Lampiran 2. Struktur Hierarki Strategi Pemasaran PT. Sari Kreasi Boga disusun
berdasarkan tingkatan dengan berbagai kepentingan dimana untuk Tingkat I
61
adalah Fokus atau Goals pada penelitian ini, Tingkat 2 Faktor-faktor dilihat dari
Bauran pemasaran 7P, Tingkat III adalah Aktor yang menentukan kebijakan
pemasaran perusahaan dan Tingkat IV adalah Alternatif Strategi pemasaran.
Adapun susunan struktur hierarki Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi dapat
dilihat pada Lampiran 4.
2. Penilaian Setiap Tingkat Hierarki
Penilaian setiap tingkat hierarki dinilai melalui perbandingan
berpasangan. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan dapat
dilihat pada tabel 5:
Tabel 5. Nilai Kualitatif dari Skala Perbandingan
Nilai Keterangan
1 Sama penting
3 Lebih penting
5 Jelas lebih
7 Sangat jelas lebih penting
9 Mutlak lebih penting
2, 4, 6, 8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai elemen yang berdekatan
1 / (2-9) Kebalikan dari keterangan nilai 2-9
Sumber : Saaty (1993:85-86)
Menurut Saaty (1993:85), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9
adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Skala 1-9 ditetapkan
sebagai pertimbangan dalam membandingkan pasangan elemen di setiap tingkat
hierarki terhadap suatu elemen yang berada di tingkat atasnya.
Perbandingan berpasangan ini dilakukan dalam sebuah matriks.
Matriks merupakan tabel untuk membandingkan elemen satu dengan elemen lain
62
terhadap suatu kriteria yang ditentukan. Matriks memberi kerangka untuk
menguji konsistensi, membuat segala pembandingan yang mungkin, dan
menganalisis kepekaan prioritas menyeluruh terhadap perubahan dalam
pertimbangan. Matriks secara unik menggambarkan prioritas mendominasi dan
didominasi antara satu elemen dengan elemen lainnya.
3. Penetapan Prioritas
Setiap tingkat hierarki, perlu dilakukan perbandingan berpasangan
(pairwise comparisons) untuk menentukan prioritas. Sepasang elemen
dibandingkan berdasarkan kriteria tertentu dan menimbang intensitas preferensi
antar elemen. Hubungan antar elemen dari setiap tingkatan hierarki ditetapkan
dengan membandingkan elemen itu dalam pasangan. Elemen tersebut
hubungannya menggambarkan pengaruh relatif elemen pada tingkat hierarki
terhadap setiap elemen pada tingkat yang lebih tinggi. Dalam konteks ini, elemen
pada tingkat yang tinggi tersebut berfungsi sebagai suatu kriteria dan disebut sifat
(property).
Hasil dari proses pembedaan ini adalah suatu vektor prioritas atau relatif
pentingnya elemen terhadap setiap sifat. Perbandingan berpasangan diulang lagi
untuk semua elemen dalam tiap tingkat. Langkah terakhir adalah dengan memberi
bobot setiap vektor dengan prioritas sifatnya. Proses perbandingan berpasangan
dimulai pada puncak hierarki (fokus) yang akan digunakan untuk melakukan
pembandingan yang pertama. Lalu dari tingkat tepat di bawahnya (faktor), ambil
elemen-elemen yang akan dibandingkan (misalnya ada 3 faktor: F1, F2, F3).
Susun elemen-elemen ini pada sebuah matriks seperti pada Tabel 6 berikut .
63
Tabel 6. Matriks Perbandingan Berpasangan
Kolom
Kiri
Lebih
Penting
Lebih
Penting
Kolom
Kanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Faktor 1 Faktor 2
Faktor 3
Faktor 2 Faktor 3
Dalam matriks ini, bandingkan elemen F1 dalam kolom kiri dengan
elemen pada kolom kanan F2 dan F3, serta seterusnya yang terdapat di baris
horizontal yang dihubungkan dengan tingkat tepat di atasnya (fokus). Lalu ulangi
dengan elemen kolom (aktor) dan kolom (alternatif strategi).
Dalam membandingkan antar elemen, tanyakanlah seberapa kuat suatu elemen
mempengaruhi fokus dibandingkan dengan elemen lain yang sedang
dibandingkan. Susunan pertanyaan ini harus mencerminkan tata hubungan yang
tepat antara elemen-elemen di suatu tingkat dengan sebuah elemen yang ada di
tingkat atasnya.
Bila membandingkan suatu elemen dalam matriks dengan elemen itu
sendiri, misalnya F1 dengan F1, perbandingan tersebut bernilai 1, maka tidak
perlu adanya tabel penilaian. Selalu bandingkan elemen pertama dari suatu
pasangan (elemen di kolom sebelah kiri matriks) dengan elemen yang kedua
(elemen di baris puncak) dan taksir nilai numeriknya dari skala.
Nilai kebalikannya lalu digunakan untuk perbandingan elemen kedua dengan
elemen pertamanya tadi. Misalnya, jika kedua elemen itu adalah faktor dengan
F1 lebih penting lima dibandingkan dengan F2, maka F2 tingkat kepentingannya
64
seperlima kali dari F1.
Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan
peringkat relatif dari seluruh alternatif. Setiap tingkat hierarki baik kuantitatif dan
kualitatif dapat dibandingkan sesuai dengan judgement yang telah ditentukan
untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitungan dengan
manipulasi matrik atau melalui penyelesaian persamaan matematik dan dalam
pengolahan data dalam penelitian ini, penulis dibantu dengan software komputer
yaitu Expert Choice 11 dan Microsoft Excel 2013.
4. Konsistensi Logis
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara
konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Penilaian yang mempunyai
konsisten tinggi sangat diperlukan dalam persoalan pengambilan keputusan agar
hasil keputusannya akurat. Namun, dalam kehidupan nyata, konsistensi sempurna
sukar dicapai.
Konsistensi sampai batas tertentu dalam menetapkan prioritas adalah perlu
untuk memperoleh hasil-hasil yang baik dalam dunia nyata. AHP mengukur
konsistensi menyeluruh dari berbagai pertimbangan melalui suatu rasio
konsistensi. Nilai rasio konsistensi harus 0,1 atau kurang. Jika lebih 0,1
penilaiannya masih acak dan perlu diperbaiki.
3.5 Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Bauran pemasaran (7P) adalah faktor yang digunakan untuk menganalisis
65
pemasaran dan meningkatkan kemampuan daya saing produk daging kebab
sapi PT. SKB.
2. Produk (Product ) merupakan sesuatu yang dipasarkan oleh PT. SKB yaitu
daging kebab sapi.
3. Harga (Price) adalah suatu penentuan biaya yang harus dikeluarkan calon
konsumen untuk mendapatkan produk yang dipasarkan oleh PT. SKB yaitu
daging kebab sapi.
4. Tempat (Place) adalah lokasi keberadaan PT. SKB untuk melakukan
pemasaran produk.
5. Promosi (Promotion) adalah penyampaian atau cara mengkomunikasikan
produk daging kebab sapi kepada pasar sasaran, untuk memberi informasi
tentang keistimewaan maupun kegunaan dari produk yang yang di pasarkan.
6. Orang (People) adalah orang-orang atau sumber daya manusia yang
melaksanakan kegiatan pemasaran daging kebab sapi pada PT. SKB.
7. Bukti fisik (Physical Evidence) adalah sebuah bukti fisik yang dapat terlihat
dari bangunan/ruangan, alat transportasi, dan lainnya yang ada di PT. SKB
serta sesuai dengan fungsinya untuk menunjang kegiatan pemasaran.
8. Proses (Process) adalah sesuatu yang terjadi dalam penyaluran pemasaran
produk dari pihak PT. SKB hingga sampai ke tangan konsumen.
9. Fokus adalah permasalahan yang kompleks mengenai pemasaran daging
kebab sapi pada PT. SKB yang akan diuraikan menjadi elemen-elemen
pokoknya.
10. Faktor adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran daging kebab sapi
66
pada PT. SKB secara langsung maupun tidak langsung.
11. Aktor adalah para pihak yang mempunyai kekuatan dalam pengambilan
keputusan yang dapat mempengaruhi kebijakan dalam pemasaran daging
kebab sapi pada PT. SKB.
12. Strategi adalah hasil perbandingan suatu cara yang diterapkan oleh PT. SKB
dengan kondisi permasalahan perusahaan melalui pakar pada internal
perusahaan agar produk daging kebab sapi dapat terus berdaya saing dan
bertahan dalam jangka waktu yang panjang.
13. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah model untuk
pengambilan keputusan dengan membandingkan antar elemen dalam satu
level maupun dengan level yang lain yang dibantu dengan matriks
perbandingan berpasangan.
67
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Sari Kreasi Boga
PT. Sari Kreasi Boga adalah sebuah perusahaan yang menjalankan usaha
pada produksi bahan baku makanan kebab salah satunya yaitu daging kebab sapi.
Awal mula terbentuknya produk daging kebab sapi yang di produksi oleh
PT. Sari Kreasi Boga karena melihat peluang usaha kebab yang semakin
meningkat. Perusahaan juga memiliki komitmen untuk membuat pangan yang
halal, sehat dan bergizi. Dengan ini diharapkan menjadi alternatif pilihan bagi
konsumen yang memperhatikan gizi pada olahan daging sapi.
PT. Sari Kreasi Boga mulai memproduksi bahan baku daging kebab sapi
pada tahun 2010. Perusahaan ber alamat di JL. RS. Fatmawati, No.33, Pondok
Labu, Jakarta Selatan. PT. Sari Kreasi Boga memproduksi bahan baku daging
kebab sapi untuk usaha franchise nya sendiri dan juga dipasarkan ke umum.
Perusahaan yang bergerak pada produksi dan penjualan daging kebab sapi
ini memiliki merek dagang ‘’Nessy’’ tetapi pada tahun 2014 merek dagang
berubah menjadi ‘’Saga’’. PT. Sari Kreasi Boga sudah memiliki legalitas
kehalalan dari MUI dan izin dari BPOM.
4.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi dan Misi pada perusahaan sangat penting untuk arahan perusahaan
menjalankan usahanya dalam mewudjukan tujuan dari perusahaan. Visi dan Misi
dapat digunakan sebagai dasar perusahaan dalam merumuskan dan menentukan
68
suatu keputusan atau kebijakan pada perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya,
adapun Visi dan Misi yang diterapkan pada PT. Sari Kreasi Boga sebagai berikut:
1. Visi
Berusaha untuk menjadi produsen bahan baku kebab yang terbesar,
inovatif dan berkualitas.
2. Misi
Berusaha untuk menjadi produsen bahan baku kebab yang terbesar dengan
menawarkan bahan baku berkualitas dengan harga yang terjangkau dan pelayanan
yang memuaskan untuk para pelanggan.
4.3 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Sari Kreasi Boga
Organisasi dapat diartikan sebagai suatu lembaga ataupun kelompok
fungsional yang terdiri dari sekelompok orang yang mau bekerjasama untuk
mencapai tujuan tertentu. Struktur organisasi itu sendiri menunjukan kerangka
dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi,
bagian-bagian, posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan
yang berbeda-beda dalam suatu organisasi perusahaan. Tujuan organisasi akan
lebih mudah dicapai dengan adanya suatu kerjasama yang tersusun rapi didalam
suatu struktur organisasi. Dengan adanya struktur organisasi akan terlihat
pembagian tugas dan tanggung jawab untuk memudahkan dan menuntun,
mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan yang dicanangkan terlebih
dahulu.
69
Bentuk organisasi yang digunakan oleh PT. SKB adalah tipe organisasi
garis dan fungsional, yaitu pimpinan tertinggi dipegang oleh pemilik/direktur .
Jumlah karyawan tetap di PT. SKB adalah 50 orang dan 20 karyawan harian
lepas pada divisi produksi. Berikut bagan dan uraian tugas pada organisasi PT.
SKB.
Gambar 7. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan Sumber: PT. SKB (2019)
Gambar 7 menjelaskan bagan struktur organisasi pada PT. SKB. Setiap
divisi memiliki tugas yang berbeda-beda. Berikut uraian tugas dari setiap divisi:
1. President Director
President director merupakan jabatan tertinggi didalam perusahaan. Dalam
menjalankan tugas, direktur utama melibatkan manajemen dan karyawan
President Director
General Manager
Operation
Manager
Logistic
Manager
Production
Manager
Brand
Manager
General Affair
Manager
Staff Staff Staff Staff Staff
Totrilla
Production
Coor
Beef Production
Coor
HRD SPV
Accounting
Coor
70
perusahaan. Secara umum tugas president director sebagai koordinator,
komunikator, pengambil keputusan, pemimpin, pengelola, dan eksekutor. Serta
berperan dalam memotivasi karyawan untuk dapat menggerakan perubahan dalam
perusahaaan.
2. General Manager
General manager bertugas membantu president director dalam
merencakanan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengendalikan program
baik jangka pendek, menengah, maupun dalam jangka panjang. General manager
membantu dalam merumuskan program perencanaan dan pengembangan divisi
yang ada dalam perusahaan. Selain itu general manager bertugas mengevaluasi
hasil kinerja serta membuat laporan mengenai kegiatan dan melaporkannya
kepada president director.
3. Operation Division
Divisi operasional yaitu bertugas sebagai operational support. Divisi
operasional juga mengurus catering untuk pemesanan kebab dalam jumlah
minimal 25 buah. Staff yang bekerja di divisi ini melakukan follow up kepada
konsumen-konsumen yang telah memesan catering serta membantu tim logistic
dalam perencanaan operasional.
4. Logistic Division
Divisi logistik merupakan divisi yang bertugas untuk mengelola
persediaan bahan baku mentah seperti daging, tepung, dan bahan lainnya maupun
71
bahan baku untuk pembuatan kebab (roti, tortilla, saus, mayonaise, dan lainnya).
Divisi ini melakukan penjualan bahan baku kebab seperti tortilla, daging, roti,
saus dan mayonaise kepada konsumen. Selain mengelola persediaan divisi ini
bertanggung jawab dalam pendistribusian/pengiriman produk ke alamat pemesan.
5. Production Division
Divisi produksi memiliki salah satu peranan penting untuk menjaga ciri
khas rasa dari produk yang dikeluarkan perusahaan melalui rasa dari hasil
produksi dari divisi produksi. Saat ini divisi produksi membawahi 40 karyawan
untuk melakukan produksi bahan baku kebab. Bahan baku kebab yang dibuat
antara lain ialah daging kebab, roti, dan tortilla.
Salah satu ciri khas rasa kebab ialah dari rasa daging. Karena daging
diolah terlebih dahulu dan diberi bumbu. Demikian juga dengan roti dan tortilla
yang memiliki rasa serta tekstur yang khas. Divisi produksi harus menjaga agar
resep sesuai dan tidak berubah agar konsumen tidak kecewa. Divisi ini juga
melakukan koordinasi dengan divisi logistic untuk saling menyalurkan bahan
baku dan meneruskan ke divisi logistic untuk melakukan penjualan bahan baku
kebab (daging, roti, tortilla, saus dan mayonais).
6. General Affair Division
Divisi ini merupakan gabungan antara HRD (Human Resource
Development) dan Accounting dan Finance. Divisi ini bertugas untuk mengelola
72
keuangan perusaaan. Arus keuangan harus dilakukan pembukuan dengan baik dan
benar agar terlihat seberapa efisien dari penggunaan-penggunaan dana yang
dialokasikan per divisi.
Divisi ini juga membuat penyusunan laporan keuangan dari marketing,
penjualan bahan baku dan distribusi, selain itu membuat alokasi terhadap
keuangan dan membuat grafik. Divisi ini juga harus menjaga agar keuangan
perusahaan tetap stabil dan menerima hasil. HRD (Human Resource
Development) atau bagian personalia merupakan divisi di perusahaan yang
menjembatani antara karyawan dan perusahaan. HRD secara umum bertanggung
jawab untuk rekrutmen pekerja dan mengelola serta melakukan penilaian kinerja
terhadap sumber daya manusia yang ada di perusahaan.
7. Brand Division
Divisi pengembangan brand/merek memiliki fungsi untuk melakukan
pembuatan media-media yang dibutuhkan untuk melakukan promosi seperti
membuat desain brosur, pamflet, flyer, kartu nama, dan foto produk. Divisi ini
bekerja sama dengan divisi lainnya untuk menyiapkan dengan baik media promosi
yang efektif dan efisien. Selain menyiapkan media yang bersifat cetak, divisi ini
juga melakukan pengelolaan terhadap website kebab saga.
4.4 Sarana dan Prasarana PT. Sari Kreasi Boga
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai suatu tujuan, sementara prasarana atau infrastuktur adalah segala
73
sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Sarana
maupun prasarana pada umumnya tidak dibedakan karena keduanya saling
berkaitan.
PT. Sari Kreasi Boga memiliki dan menyediakan fasilitas sarana dan
prasarana yang berguna untuk memproduksi hingga memasarkan produk ‘’Kebab
Saga’’ serta membantu kelancaran pekerjaan karyawan selama proses produksi.
Sarana dan prasarana yang disediakan untuk kegiatan tersebut terdiri dari 2 lantai
yaitu:
1. Lantai 1
Pada lantai 1 PT. SKB, dimana pada lantai 1 ini 50% ruangan digunakan
untuk ruang produksi, seperti produksi tortilla, daging kebab, hingga ke tempat
pembuatan frozen kebab. Gudang pendingin juga berada di lantai 1 berguna untuk
penyimpanan bahan baku untuk pemrosesan pada tahap selanjutnya. Selain itu,
ada area ruangan untuk logistik dan gudang mandiri. Gudang mandiri digunakan
untuk menyimpan bahan baku&pelengkap yang siap untuk dipasarkan kepada
konsumen. Selanjutnya ada juga ruang logistik untuk divisi logistik, ATM center,
dan ruangan penunjang lainnya.
2. Lantai 2
PT. SKB pada lantai 2. Pada lantai ini lebih memperlihatkan ruangan
kantor, dimana keberadaan semua divisi dan ruang direksi ada pada lantai 2 ini
74
kecuali pada divisi produksi&logistik. Selain itu ruang meeting, mushola, toilet,
dan pantry juga berada pada lantai 2 gedung.
75
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian mengenai Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT.
Sari Kreasi Boga, dianalisis secara deskriptif dan dengan menggunakan metode
AHP (Analytical Hierarchy Process). Dalam analisis pemilihan strategi
pemasaran terdapat tiga elemen yang saling terkait antara lain, faktor yang
mempengaruhi strategi dalam pemasaran, aktor yang berpengaruh dalam
menyusun strategi pemasaran, dan alternatif strategi pemasaran yang dapat
dilaksanakan oleh perusahaan lalu elemen-elemen tersebut kemudian disusun
ke dalam suatu struktur hirarki.
Pengumpulan data mengenai elemen-elemen faktor, aktor yang
berpengaruh, serta alternatif strategi dalam Strategi Pemasaran Daging Kebab
Sapi di PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan ini didapatkan dari hasil diskusi
terfokus pada FGD (Focus Group Discussion) atau diskusi terarah. FGD (Focus
Group Discussion) dilakukan oleh pakar/informan yang mengetahui kondisi
perusahaan yaitu General Manager, Logistic Manager, dan General Affair
Manager PT. Sari Kreasi Boga, yang akan di jelaskan sebagai berikut:
5.1.1 Identifikasi Elemen Faktor dan Aktor yang Berpengaruh dalam
Pemasaran di PT. Sari Kreasi Boga
Elemen faktor yang berpengaruh dalam Strategi Pemasaran Daging Kebab
Sapi di PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan ditentukan berdasarkan bauran
76
pemasaran 7P yaitu Produk (Product), Harga (Price), Tempat/Distribusi (Place),
Promosi (Promotion), Lingkungan Fisik (Physical Evidence), Tenaga Kerja
(People), dan Proses (Process). Sedangkan untuk Aktor yang berpengaruh dalam
Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi Boga terdiri dari
President Director, General Manager, dan Logistic Manager.
5.1.1.1 Faktor dalam Strategi Pemasaran di PT. Sari Kreasi Boga
Faktor dalam pemasaran merupakan tahap pertama dalam proses struktur
hierarki. Faktor pada penelitian ini adalah kriteria keputusan untuk merumuskan
komposisi faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada proses pemasaran.
Identifikasi elemen faktor pada penelitian ini dimaksudkan untuk membuat
keputusan mengenai faktor pada penelitian ini dimaksudkan untuk membuat
keputusan mengenai faktor apa saja yang berpengaruh dalam strategi pemasaran
yang terdapat pada teori bauran pemasaran / marketing mix (7P) kemudian
disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Elemen faktor ini didapatkan dari FGD
(Focus Group Discussion) yang dilakukan bersama para pakar/informan yang
mengetahui kondisi perusahaan. Pakar/informan tersebut terdiri dari President
Director, General Manager, dan Logistic Manager. Adapun penjelasan dari 7
faktor dalam pemasaran daging kebab sapi di PT. Sari Kreasi Boga sebagai
berikut:
1. Produk (Product)
Produk yang ditawarkan oleh PT. Sari Kreasi Boga berupa daging sapi
segar yang diproses menjadi produk olahan berupa daging kebab sapi.
77
Produk pada PT. Sari Kreasi Boga diklasifikasikan ke dalam beberapa aspek
produk dantaranya kemasan, brand name, label, garansi, dan variasi produk. Pada
sisi produk dalam pemasarannya mengalami permasalahan pada setiap aspeknya
mulai dari permasalahan yang kecil hingga yang sampai berpengaruh pada
pemasaran dari produk daging kebab sapi saga. Permasalahan tersebut yang
paling utama yaitu pertama pada kemasan, kedua yaitu pada label, ketiga yaitu
pada brandname, keempat yaitu pada garansi, dan yang terakhir yaitu
pada variasi produk. Aspek-aspek tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
A. Kemasan
Kemasan atau packaging pada produk pangan dibuat untuk mewadahi
dan melindungi isi produk dari kerusakan. Dengan menggunakan kemasan,
produk akan lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Kemasan produk
daging kebab sapi saga dapat dilihat pada Gambar 8 sebagai berikut.
Gambar 8. Kemasan Produk Daging Kebab Sapi Saga
Gambar 8 memperlihatkan kemasan pada produk daging kebab sapi di
PT. Sari Kreasi. Bahan yang digunakan pada kemasan berupa plastik jenis poly
ethylene (PE). Pengemasan dilakukan dengan cara membalut daging kebab sapi
78
sebanyak 15 kali putaran sampai benar-benar menutupi seluruh bagian daging
serta ketika pengiriman ditambah dengan kotak sterefoam. Meskipun pengemasan
dilakukan sampai 15 kali putaran tetapi masih ada keluhan dari konsumen
khususnya pada konsumen yang berada diluar jabodetabek yang menyatakan ji ka
kemasan plastik yang mereka terima dalam keadaan rusak yang dapat
mengakibatkan resiko kerusakan pada produk juga.
B. Brand Name
Brand suatu produk akan menjadi sebuah jaminan mutu baik dalam
penyampaian kumpulan sifat, manfaat, dan jasa kepada konsumen.
PT. Sari Kreasi Boga memiliki merek dagang pada produk daging kebab nya
yaitu ‘’Kebab Saga’’. Saga memiliki makna yaitu sebuah petualangan, makna
tersebut menyampaikan bahwa produk bahan baku kebab dari PT. Sari Kreasi
Boga ini harapannya akan dapat mencakup seluruh Indonesia bahkan hingga
ke dunia. Brand name atau berupa merek dagang PT. Sari Kreasi Boga dapat
dilihat pada Gambar 9 sebagai berikut.
Gambar 9. Brand Name Daging Kebab Sapi ‘’SAGA’’
C. Label
Produk daging kebab sapi ‘’saga’’ ini merupakan sebuah produk bahan
setengah jadi sehingga belum membutuhkan desain label yang menarik, tetapi
79
yang diutamakan adalah lebih melihat kepada sisi informatif nya. Isi dalam label
kemasan yang digunakan memuat nama brand, kode produksi, dan tanggal
kadaluarsa. Namun, isi label tidak mencantumkan logo halal MUI sehingga
sering timbul pertanyaan dari konsumen mengenai kehalalan produk daging
kebab sapi ‘’saga’’. Hal tersebut sangan disayangkan karena sering menimbulkan
keraguan konsumen sebelum membeli produk, padahal PT. Sari Kreasi Boga
sudah mendapatkan izin pencantuman label Halal dai MUI.
D. Garansi
PT. Sari Kreasi Boga memberikan jaminan penggantian produk yang
rusak apabila kerusakan produk disebabkan oleh kesalahan teknis dari produsen.
Namun, jika kerusakan disebabkan oleh konsumen maka pemberian garansi atau
jaminan pengembalian produk tidak berlaku. Komplain dilakukan bila terjadi
ketidaksesuaian produk yang diterima dengan yang ditawarkan. Pengajuan
dilakukan dengan menghubungi bagian customer service dengan batas waktu
maksimal 2 hari setelah pelanggan menerima produk ”Kebab Saga’’. Informasi
mengenai garansi dapat disampaikan kepada customer care PT. Sari Kreasi Boga.
E. Variasi Jenis Produk
Jenis produk daging kebab sapi di PT. Sari Kreasi Boga hanya memiliki
jenis variasi pada ukuran. Terdapat 2 ukuran yang berbeda yaitu pada ukuran 2 kg
dan 4 kg.
2. Harga (Price)
Strategi penetapan harga yang dilakukan oleh PT. Sari Kreasi Boga
adalah penetapan harga plus laba. Dimana dalam menentukan harga jual,
80
pedoman jumlah biaya produksi yang digunakan tersebut ditambah dengan
keuntungan yang diarapkan perusahaan. Dalam menentukan harga jual, pedoman
jumlah biaya produksi yang digunakan tersebut ditambah dengan keuntungan
yang diharapkan. Penetapan harga jual yang dilakukan PT. Sari Kreasi Boga
menyesuaikan dengan operasional perusahaan, kondisi perusahaan pesaing dan
kondisi perekonomian pada umumnya. Harga yang ditetapkan oleh
PT. Sari Kreasi Boga dalam memasarkan produk daging kebab sapi yaitu
Rp125.000,00 untuk ukuran 2 kg dan Rp235.000,00 untuk ukuran 4 kg.
3. Tempat/Distribusi (Place)
Lokasi pemasaran PT. Sari Kreasi Boga yang strategis berada di Jl. RS.
Fatmawati Jakarta Selatan, lokasi tersebut berada di satu lokasi dengan kantor
dan juga rumah produksi sehingga kegiatan operasional menjadi mudah
dijangkau. Selain di wilayah Jakarta, PT. Sari Kreasi Boga juga memiliki lokasi
pemasaran lain atau biasa disebut dengan depo di daerah Jakarta Timur dan Kota
Bogor.
Pendistribusian produk yang dilakukan oleh PT. Sari Kreasi Boga terdiri
dari 2 jenis yaitu distribusi langsung dan tidak langsung. Distribusi langsung
dimana produk dari produsen langsung ke tangan konsumen tanpa melalui
penyalur dengan cara konsumen mendatangi langsung ke lokasi pemasaran.
Lokasi pemasaran berada di kantor PT. SKB dan depo, Meskipun lokasi
pemasaran PT. Sari Kreasi Boga strategis karena memiliki 2 depo yang terdapat
di daerah Jakarta dan Bogor hal tersebut belum dapat memperluas pemasaran
81
produk daging kebab sapi. Distribusi tidak langsung yaitu dimana konsumen
membeli melalui telepon atau sms, jika sudah di proses akan bisa segera langsung
dikirimkan.
Distribusi dilakukan dengan menggunakan alat transportasi seperti motor,
mobil Thermocar, jasa bis antar kota, dan jasa ekspedisi cargo.
Pendistribusian melalui ekpedisi PT. Sari Kreasi Boga bekerja sama dengan jasa
pengiriman Indah Cargo dan Si Cepat. Pengiriman produk akan dikenakan
ongkos kirim berbeda-beda sesuai dengan jarak dan wilayah pengiriman.
Perusahaan merekomendasikan untuk jabodetabek dapat menggunakan motor dan
mobil thermocar, untuk pulau Jawa dengan jasa bis antar kota, dan untuk diluar
pulau jawa menggunakan jasa ekspedisi cargo. Untuk wilayah diluar Jabodetabek
produk daging kebab sapi dikemas kembali dengan kotak sterefoam.
4. Promosi (Promotion)
PT. Sari Kreasi Boga melakukan promosi untuk dapat memberitahukan
mengenai produk yang dimilikinya yaitu daging kebab sapi yang dipasarkan ke
para calon konsumen. Promosi pada PT. Sari Kreasi Boga dalam bentuk personal
selling dan periklanan. adapun kegiatan yang termasuk dalam aktivitas promosi
adalah periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan publisitas.
Promosi yang digunakan oleh PT. Sari Kreasi Boga dalam memasarkan
produknya yaitu sebagai berikut:
82
a. Website dan Sosial Media
Website dan Sosial Media digunakan sebagai salah satu media promosi
yang dilakukan oleh PT. SKB guna lebih menjangkau promosi yang lebih luas
sekaligus dapat lebih mengefisiensi biaya. Website dan Sosial Media ini dikelola
oleh divisi brand PT. SKB dengan situs www.kebabsaga.com dan sosial media
yang digunakan yaitu Instagram @kebabsaga.
b. Pameran
Pameran merupakan salah satu bentuk personal selling yang digunakan
oleh PT. Sari Kreasi Boga dalam mempromosikan produk “Kebab Saga”.
Pameran yang pernah diikuti adalah pameran dalam beberapa acara yang diadakan
oleh Kampus Universitas Airlangga Surabaya, BEKRAF, dan gebyar IPPKINDO.
c. Banner, Brosur, dan Pamflet
Banner, pamflet dan brosur adalah bentuk periklanan yang digunakan PT.
Sari Kreasi Boga. Pamflet dan brosur biasanya diberikan kepada konsumen ketika
pameran atau pada acara tertentu, sedangkan Banner digunakan sebagai alat
informasi yang dipasang di depan kantor jika ada promosi ada produk baru.
5. Tenaga Kerja (People)
PT. Sari Kreasi boga dalam menjalankan usahanya dipimpin oleh
President Director, seiring dengan kemajuan perusahaan dengan brand kebab
Karyawan yang bekerja yaitu berjumlah 52 Orang, terdiri dari 30 orang divisi
Produksi, 7 orang divisi Operasional, 8 orang divisi Logistik, 2 orang divisi
Marketing Brand, 5 orang divisi General Affair.
83
Setiap karyawan wajib memakai seragam berwarna biru dongker dengan
bertuliskan nama perusahaan di seragam tersebut pada hari yang telah ditentukan,
yaitu pada hari selasa dan kamis. Setiap karyawan wajib menjaga kebersihan diri
terutama di area pabrik agar tidak terjadi kontaminasi. Karyawan bidang produksi
harus menggunakan perlengkapan seperti masker, sarung tangan, masker penutup
kepala, dan alas kaki yang bersih (sepatu) apabila memasuki area pabrik.
Hal tersebut bertujuan sebagai pelindung (safety).
Tenaga Kerja yang terlibat dan lebih mengetahui perihal proses pemasaran
produk pada PT. Sari Kreasi Boga yaitu pada divisi logistik dan brand.
Tenaga kerja yang terlibat lebih dalam (pelaku) tersebut harus saling terintegrasi
untuk mencapai target penjualan yang diharapkan agar dapat memberikan
kepuasan terhadap konsumen. Selain itu attitude dan kemampuan yang dimiliki
oleh setiap karyawan PT. Sari Kreasi Boga dalam memasarkan produk dikatakan
baik dan berkompetensi dalam bidangnya masing-masing serta perusahaan juga
memberikan reward untuk karyawan terbaik setiap bulannya untuk memotivasi
semangat karyawan dalam bekerja.
6. Bukti (Physical Evidence)
Lingkungan fisik pada proses penjualan sangat mempengaruhi minat
konsumen untuk membeli produk. Lingkungan fisik yang menunjang proses
pemasaran berupa tempat penyimpanan produk dan alat transportasi. PT. Sari
Kreasi Boga sudah dilengkapi dengan penyimpanan produk berupa Cold Storage
yang merupakan salah satu ruangan pendingin bersuhu -3 sampai -6oC digunakan
84
untuk menyimpan bahan mentah daging sapi yang akan masuk dalam produksi.
Perusahaan juga memiliki Freezer yang memiliki fungsi hampir sama seperti cold
storage yaitu menyimpan produk jadi yang telah dikemas dengan kemasan pada
suhu 24 oC sampai 26 oC. Pada alat transportasi yang dimiliki PT. Sari Kreasi
Boga terdapat 1 buah mobil Thermocar dan 3 buah motor dalam membantu proses
pemasaran produk.
7. Proses (Process)
Proses pemasaran berkaitan dengan pelayanan, semakin cepat produk
sampai ke tangan konsumen pelayanannya semakin baik. Waktu untuk proses
pengiriman produk disesuaikan dengan jarak pengiriman. Perusahaan selalu
langsung melakukan proses packing apabila sudah ada order yang masuk agar
produk segera dapat diterima konsumen dengan cepat. Wilayah Jabodetabek dan
Pulau Jawa pengiriman memakan waktu 1-3 hari setelah melakukan order. Untuk
wilayah diluar pulau jawa pengiriman memakan waktu selama 3-5 hari kerja.
Proses pemasaran pada PT. Sari Kreasi Boga terdiri dari beberapa tahap.
Tahapan tersebut merupakan langkah dalam proses transaksi, berikut ini adalah
penjelasannya :
1) Penerimaan order dari pelanggan
Penerimaan order dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu order secara
langsung dan tidak langsung. Order secara langsung dengan mendatangi
lokasi pemasaran. Order secara tidak langsung yaitu dengan cara
menghubungi admin melalui telepon, sms/whatsapp atau melalui website.
85
2) Pengisian order ke dalam formulir oleh administrasi penjualan
Setelah administrasi penjualan menerima pemesanan pelanggan,
administrasi penjualan langsung mencatatnya ke dalam formulir pemesanan
(sales order). Pengisian formulir sales order dilakukan secara manual oleh
administrasi penjualan. Pada sales order sudah tersedia jenis-jenis produk
dan administrasi penjualan langsung mencatat jumlah produk yang dipesan.
Setelah mencatat produk yang dipesan, administrasi penjualan akan
menuliskan nama pelanggan lalu tanggal pemesanan. Setelah itu
administrasi penjualan akan memberikan formulir sales order kepada
bagian gudang akhir untuk disiapkan produk pesanan pelanggan tersebut.
3) Pengiriman formulir ke Gudang Produk Akhir
Setelah pengisian formulir sales order, administrasi penjualan akan
memberikan formulir sales order kepada bagian gudang akhir.
Setelah bagian gudang akhir menerima formulir sales order dari administrasi
penjualan, bagian gudang akhir langsung mengecek dan menyesuaikan
pesanan dengan persediaan di cold storage. Setelah pengecekan oleh gudang
produk akhir, bagian gudang produk akhir langsung menyiapkan produk
untuk segera dilakukan pengiriman. Kemasan yang digunakan untuk
pengiriman yaitu dengan kotak dari sterofoam.
4) Koordinasi antara pengiriman, gudang produk akhir dan kurir pengiriman
Setelah barang sudah siap, gudang produk akhir akan berkordinasi dengan
kordinator pengiriman untuk menyiapkan kurir pengiriman dan transportasi.
Setelah transportasi pengiriman telah tersedia maka produk yang sudah siap
86
langsung di data kembali sebelum dimasukkan ke transportasi pengiriman.
5) Pengiriman Produk
Selanjutnya adalah proses pengiriman dengan menggukan berbagai model
transportasi pengiriman tergantung jarak dan kuantitas barangnya.
Untuk pengiriman area Jabodetabek maka menggunakan jasa pengiriman
motor dan mobil Thermo Car, untuk pengiriman pulau jawa dan luar pulau
jawa menggunakan Bus Antar Kota dan bisa menggunakan Cargo Pesawat.
5.1.1.2 Aktor dalam Strategi Pemasaran di PT. Sari Kreasi Boga
Aktor dalam strategi pemasaran merupakan tahap kedua dalam proses
struktur hierarki. Aktor merupakan orang atau individu yang memiliki pengaruh
dalam pemilihan atau penentuan faktor dalam pengambilan keputusan akhir dari
alternatif strategi yang ada. Penetapan aktor yang berpengaruh dalam pemasaran
daging kebab sapi di PT. Sari Kreasi Boga dilakukan melalui FGD (Focus Group
Discussion) dengan informan yang merupakan pakar pada bidang pemasaran.
Berdasarkan hasil dari melalui FGD (Focus Group Discussion) diperoleh 3 aktor
yaitu President Director, General Manager, dan Logistic Manager.
Adapun penjelasan dari tiga aktor tersebut yaitu:
1. President Director
President Director merupakan jabatan tertinggi didalam perusahaan
dengan menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan. Selain menetapkan
kebijakan President Director juga memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari
karyawan melalui General Manager. Tugas President Director secara umum
87
adalah sebagai kordinator, komunikator, pengambil keputusan, pemimpin,
pengelola dan eksekutor.
2. General Manager
General manager bertugas membantu president director dalam
merencakanan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengendalikan program
baik jangka pendek, menengah, maupun dalam jangka panjang. General manager
membantu dalam merumuskan program perencanaan dan pengembangan divisi
yang ada dalam perusahaan. Selain itu general manager bertugas mengevaluasi
hasil kinerja serta membuat laporan mengenai kegiatan dan melaporkannya
kepada president director.
3. Logistic Manager
Logistic Manager bertugas untuk mengkoordinasikan pengelolaan bahan
baku mentah seperti daging, tepung, dan bahan lainnya. Logistic Manager juga
selain melakukan pengelolaan untuk bahan baku daging kebab juga melakukan
penjualan atau pemasaran kepada konsumen serta bertanggung jawab dalam
proses pendistribusian/pengiriman produk sampai ke alamat konsumen.
5.1.2 Identifikasi Alternatif Strategi yang dapat diterapkan dalam Strategi
Pemasaran PT. Sari Kreasi Boga
Perumusan alternatif strategi pemasaran yang akan dipilih ini merupakan
tahap akhir dalam penentuan proses struktur hierarki. Alternatif strategi ini
merupakan hasil perbandingan suatu cara yang diterapkan oleh perusahaan
dengan kondisi permasalahan pada PT. Sari Kreasi Boga sehingga tetap dapat
bersaing dan bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Alternatif strategi
88
didapatkan dari hasil FGD (Focus Grup Discussion) oleh para pakar/informan
yang mengetahui kondisi pemasaran PT. Sari Kreasi Boga. Pada tahap ini
alternatif-alternatif strategi pemasaran yang akan dilaksanakan dijabarkan untuk
kemudian dilakukan proses pembobotan. Alternatif strategi pemasararan tersebut
adalah :
1. Meningkatkan Kualitas Mutu Produk
Mutu pada produk erat kaitannya mengenai kualitas produk yang
merupakan kunci sukses dalam suatu perusahaan. Mutu produk daging kebab
sapi pada PT. Sari Kreasi Boga beberapa kali mengalami permasalahan.
Permasalahan tersebut berupa komplain dari konsumen terhadap kualitas dari
produk kebab saga ini. Salah satu penyebab permasalahan mutu produk tersebut
adalah pada kemasan atau packaging. Packaging dapat membuat produk lebih
menarik selain itu kemasan juga dapat melindungi produk agar tidak rusak dan
terkena kotoran, salah satu contoh permasalahan yang berkaitan dengan mutu
produk, karena ketika sampai di lokasi plastik yang digunakan untuk
membalut/menutupi produk tersobek sehingga ketahanan produk semakin
berkurang dan mudah rusak. Selain pada kemasan atau packaging, label yang
digunakan pada kemasan tidak mencantumkan logo halal MUI serta komposisi
dari produk sehingga sering timbul komplain dari konsumen mengenai hal
tersebut. Solusi untuk mengatasi permasalahan mutu pada produk tersebut,
perusahaan berusaha untuk meningkatkan mutu kualitas produk menjadi
alternatif strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan.
89
2. Melakukan Penetrasi Harga
PT. Sari Kreasi Boga dalam menjalankan bisnisnya memiliki beberapa
pesaing dalam memasarkan produk sejenis. Salah satu pesaing utama PT. Sari
Kreasi Boga dalam memasarkan daging kebab sapi yaitu PT. Sahara Bogatama
Indonesia dan Kebab Central. Persaingan bisnis berkaitan erat dengan penentuan
harga produk dengan menyesuaikan harga pesaing. Harga produk yang
dipasarkan oleh PT. Sari Kreasi Boga bersaing dengan dengan kedua supplier
tersebut. Tetapi kedua supplier tersebut sudah banyak memiliki distributor
sehingga mereka dapat memberikan harga yang jauh lebih murah kepada
distributor dan agen-agen. Sebagai cara mengatasi permasalahan produk
mengenai harga, perusahaan melakukan penetrasi harga atau dengan cara
menurunkan harga dari yang sudah ditetapkan guna menarik kembali minat beli
konsumen untuk membeli produk daging kebab saga ini dan agar perusahaan
terus dapat bersaing dengan para kompetitor didukung dengan kualitas produk
yang semakin baik.
3. Memperbesar Cakupan Pemasaran
Diuraikan dahulu di depan. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh PT.
Sari Kreasi Boga mengalami beberapa kendala. Kendala yang sering terjadi
diantaranya masalah dalam pendistribusian produk, seperti waktu kirim yang
terlambat sampai ke tangan konsumen, proses pengiriman yang cukup lama
sampai dengan 5 hingga 7 hari, sehingga mengakibatkan produk yang diterima
konsumen rusak. Kendala lain selain pendistribusian produk yaitu biaya kirim
yang relatif tinggi khususnya di luar pulau jawa sehingga konsumen banyak yang
90
membatalkan orderannya. Kendala pendistribusian produk juga terjadi di
wilayah jabodetabek dan pulau jawa, namun tidak sebanyak kendala di luar
pulau jawa. Untuk mengatasi proses pendistribusian dan biaya kirim yang relatif
tinggi, PT. Sari Kreasi Boga memperluas cakupan pemasaran menjadi alternatif
strategi pemasaran.
4. Memberikan Promosi Penjualan
Promosi penjualan merupakan salah satu strategi yang dilakukan untuk
menarik konsumen dalam membeli produk. Perusahaan diharuskan untuk
melakukan strategi komunikasi pemasaran dalam suatu proses pemasaran.
Strategi komunikasi ini diperlukan untuk memberikan nilai daya tarik konsumen
untuk membeli produk pada perusahaan. Salah satu daya tarik konsumen dalam
membeli suatu barang adalah potongan harga, PT. Sari Kreasi Boga dalam
memasarkan produknya belum pernah memberikan potongan harga kepada
konsumen. Selain itu media pemasaran yang selama ini digunakan untuk
mempromosikan produk khususnya media online belum maksimal dalam
pemanfaatanya. Dengan demikian PT. Sari Kreasi Boga memberikan promosi
penjualan sebagai salah satu alternatif strategi pemasaran.
5. Memberikan Pelatihan Kepada Karyawan
Keberadaan tenaga pemasaran/karyawan pada sebuah perusahaan yang
memiliki peran dalam bidang pemasaran, khususnya karyawan yang terlibat
langsung dalam menyampaikan produk ke pelanggan harus mempunyai
kemampuan yang baik. Bagaimanapun kemajuan teknologi saat ini, fungsi
karyawan dalam pemasaran adalah dalam pelayanan. PT. Sari Kreasi Boga
91
berpendapat bahwa memberikan pelatihan kepada karyawan dalam bidang
pemasaran menjadi alternatif strategi pemasaran, dikarenakan karyawan belum
pernah mendapatkan pelatihan khusus dalam bidang pemasaran dan pelayanan
terhadap konsumen.
5.1.3 Prioritas Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi
Boga Menggunakan Metode AHP
Keputusan yang dirancang dari fokus masalah sampai alternatif strategi
yang ingin dicapai, disusun ke dalam suatu metode AHP dalam sebuah bentuk
hierarki. Pemilihan alternatif strategi pemasaran daging kebab sapi pada
PT. Sari Kreasi Boga dilakukan dengan cara melakukan identifikasi pada
elemen-elemen yang berpengaruh terhadap strategi pemasaran daging kebab sapi
di PT. Sari Kreasi Boga. Elemen-elemen tersebut diperoleh dari para pakar yaitu
General Manager, Logistic Manager, dan General Affair Manager dalam FGD
(Focus Grup Discussion) dengan menggunakan pedoman kuesioner terbuka pada
Lampiran 1.
Tahap berikutnya setelah proses identifikasi yaitu penyusunan struktur
hierarki, dengan tingkatan kepentingan masing-masing elemen untuk
memudahkan dalam proses menentukan proses pada setiap elemen.
Pada penelitian ini terdiri dari empat tingkat kepentingan/level. Empat level
tersebut terdiri dari level pertama adalah goal (fokus) yaitu Strategi Pemasaran
Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi Boga. Level kedua adalah faktor yang
mempengaruhi pemasaran daging kebab yang terdiri dari bauran pemasaran
(Marketing mix) diantaranya adalah produk (product), harga (price),
92
tempat/distribusi (place), promosi (promotion), lingkungan fisik (physical
evidence), tenaga kerja (people), dan proses (process). Level ketiga adalah aktor
yang berpengaruh terhadap keputusan alternatif strategi pemasaran daging kebab
sapi di PT. Sari Kreasi Boga. Aktor tersebut diantaranya President Director,
General Manager, dan Logistic Manager. Level keempat adalah alternatif-
alternatif strategi yang dapat dipilih untuk menjadi Strategi Pemasaran Daging
Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi Boga. Alternatif strategi tersebut yaitu
meningkatkan kualitas mutu produk, melakukan penetrasi harga, memperbesar
cakupan pemasaran, memberikan promosi penjualan, dan memberikan pelatihan
kepada karyawan. Struktur hierarki strategi pemasaran PT. Sari Kreasi Boga
dapat dilihat pada Lampiran 4.
Setelah proses identifikasi tingkat hierarki ini kemudian dilakukan
pembobotan oleh para pakar/informan yaitu General Manager, Logistic
Manager, General Affair Manager, Operational Manager, Production Manager,
dan Brand Manager yang dihitung menggunakan software komputer yaitu Expert
Choice 11 dan Microsoft Excel 2013.
5.1.3.1 Hasil Pengolahan Data secara Horizontal
Pengolahan horizontal dengan menggunakan metode AHP
menunjukkan elemen-elemen yang berhubungan dalam satu tingkat hirarki
dibandingkan dengan elemen-elemen lainnya di tingkat hirarki yang berbeda.
Pengaruh antara satu faktor terhadap faktor lainnya pada tingkat hirarki di
bawahnya akan terlihat dari hasil pengolahan data. Pengolahan horizontal
93
penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengolahan horizontal tingkat
tiga (Elemen Aktor) dan tingkat empat (Alternatif Strategi).
1. Hasil Prioritas Elemen Aktor Terhadap Faktor Bauran Pemasaran
Daging Kebab Sapi PT. Sari Kreasi Boga
Tahap pertama pada pengolahan horizontal dilakukan untuk mengetahui
pengaruh suatu elemen aktor terhadap masing-masing elemen faktor bauran
pemasaran PT. Sari Kreasi Boga. Pada proses pengolahan horizontal dimulai
dengan perbandingan antara elemen-elemen pada faktor dan elemen-elemen pada
aktor dimana perbandingan tersebut akan menghasilkan matriks hubungan antara
masing-masing faktor produk (product), harga (price), tempat/distribusi
(place), promosi (promotion), lingkungan fisik (physical evidence), tenaga kerja
(people), dan proses (process) terhadap President Director, General Manager,
dan Logistic Manager. Pengolahan dihitung menggunakan software komputer
yaitu Expert Choice 11 untuk melihat bobot pengaruh antar elemen dan untuk
melihat Consistency Ratio (CR), dimana jika CR < 0,10 yang berarti jawaban
yang diberikan oleh pakar telah bersifat konsisten. Kemudian hasil bobot
pengaruh dan Consistency Ratio (CR) disusun menggunakan Microsoft Excel
2013 sehingga mengasilkan pengolahan horizontal tingkat 3 (Elemen Aktor)
seperti berikut :
94
Tabel 7. Hasil Pengolahan Horizontal Tingkat 3 (Elemen Aktor)
Elemen
Aktor
Elemen Faktor
Product
Price
Place
Promotion People
Physical Evidence
Process
President Director
0.615
0.612
0.211
0.097
0.691
0.529
0.240
General Manager
0.285
0.295
0.552
0.570
0.218
0.360
0.661
Logistic Manager
0.099
0.092 0.237
0.333
0.091
0.110
0.099
CR
0.04
0.01
0.01
0.02
0.01
0.00347
0.03
Sumber : Lampiran 6
Tabel 7 menyajikan hasil pengolahan horizontal tingkat 3 pada elemen
aktor. Pada tabel ini menunjukan hasil pengolahan berupa bobot dan beserta rasio
konsistensi dari masing-masing perhitungan pada setiap elemen.
Pada elemen product, President Director adalah aktor pertama yang paling
berpengaruh dengan bobot sebesar 0.615, diikuti General Manager bobot sebesar
0.285, dan Logistic Manager dengan bobot sebesar 0.099. Pada elemen Price,
President Director adalah aktor pertama yang paling berpengaruh dengan bobot
sebesar 0.612, aktor kedua General Manager dengan bobot sebesar 0.295,
dan Logistic Manager dengan bobot sebesar 0.092. Pada elemen Place, General
Manager adalah aktor yang paling berpengaruh dengan bobot sebesar 0.552,
diikuti Logistic Manager bobot sebesar 0.237, dan President Director dengan
bobot sebesar 0.211. Pada elemen promotion, General Manager adalah aktor
pertana yang paling berpengaruh dengan bobot sebesar 0.570, selanjutnya yaitu
Logistic Manager dengan bobot sebesar 0.333, dan President Director dengan
95
bobot sebesar 0.097. Pada elemen people, President Director adalah yang
berpengaruh dengan bobot sebesar 0.691, General Manager dengan bobot sebesar
0.218, dan Logistic Manager dengan bobot sebesar 0.09. Pada elemen Physical
Evidence, President Director adalah aktor pertama yang paling berpengaruh
dengan bobot sebesar 0.529, diikuti oleh General Manager dengan bobot sebesar
0.360, dan Logistic Manager dengan bobot sebesar 0.110. Terakhir yaitu pada
elemen Process, General Manager adalah aktor pertama yang paling berpengaruh
dengan bobot sebesar 0.661, President Director dengan bobot sebesar 0.240,
dan Logistic Manager dengan bobot sebesar 0.099.
2. Hasil Prioritas Elemen Alternatif Strategi pada Aktor Strategi
Pemasaran Daging Kebab Sapi PT. Sari Kreasi Boga
Tahap kedua dalam pengolahan horizontal dilakukan mengetahui
pengaruh antara alternatif strategi terhadap masing-masing elemen aktor pada
PT. Sari Kreasi Boga. Tahap pengolahan horizontal ini digunakan untuk melihat
pengaruh setiap elemen alternatif strategi terhadap elemen aktor-aktor yang
berada satu tingkat diatasnya. Pada proses pengolahan horizontal ini dimulai
dengan perbandingan antara elemen-elemen pada aktor dan elemen-elemen pada
alternatif strategi dimana perbandingan tersebut akan menghasilkan matriks
hubungan aktor President Director terhadap alternatif strategi meningkatkan
kualitas mutu produk, penetrasi harga, memperbesar cakupan pemasaran,
memberikan promosi penjualan dan memberikan pelatihan kepada karyawan.
General Manager terhadap alternatif strategi meningkatkan kualitas mutu
produk, penetrasi harga, memperbesar cakupan pemasaran, memberikan promosi
96
penjualan dan memberikan pelatihan kepada karyawan. Logistic Manager
terhadap alternatif strategi meningkatkan kualitas mutu produk, penetrasi harga,
memperbesar cakupan pemasaran, memberikan promosi penjualan, dan
memberikan pelatihan kepada karyawan.
Pengolahan dihitung menggunakan software komputer yaitu Expert Choice
11 untuk melihat bobot pengaruh antar elemen dan untuk melihat Consistency
Ratio (CR), dimana jika CR < 0,10 yang berarti jawaban yang diberikan oleh pakar
telah bersifat konsisten. Kemudian hasil bobot pengaruh dan Consistency Ratio
(CR) disusun menggunakan Microsoft Excel 2013 sehingga mengasilkan
pengolahan horizontal tingkat 4 (Elemen Alternatif Strategi ) seperti berikut :
Tabel 8. Hasil Pengolahan Horizontal Tingkat 4 (Elemen Alternatif Strategi)
Sumber : Lampiran 6
Tabel 8 menyajikan data hasil pengolahan secara horizontal untuk
tingkat 4 atau pada alternatif strategi, dimana menunjukan hasil pengolahan
berupa bobot dan rasio konsistensi dari masing-masing perhitungan
Elemen Alternatif Strategi
Elemen Aktor
President Director
General Manager
Logistic Manager
Meningkatkan Kualitas Mutu Produk
0.557 0.310 0.271
Melakukan Penetrasi Harga 0.189 0.405 0.135
Memperbesar Cakupan Pemasaran
0.082
0.147
0.460
Memberikan Promosi Penjualan
0.120
0.086
0.081
Memberikan Pelatihan Kepada Karyawan
0.052 0.052 0.053
CR
0.03 0.03 0.05
97
perbandingan antara elemen alternatif strategi terhadap elemen aktor.
Alternatif strategi yang paling berpengaruh terhadap President Director
adalah meningkatkan kualitas mutu produk dengan bobot sebesar 0.557, kedua
yaitu melakukan penetrasi harga dengan bobot sebesar 0.189, ketiga yaitu
memberikan promosi penjualan dengan bobot sebesar 0.120, keempat yaitu
promosi penjualan dengan bobot sebesar 0.120, dan yang terakhir yaitu
memberikan pelatihan kepada karyawan dengan bobot sebesar 0.052.
Alternatif strategi yang paling berpengaruh terhadap General Manager
adalah melakukan penetrasi harga dengan bobot sebesar 0.405, kedua yaitu
meningkatkan kualitas mutu produk dengan bobot sebesar 0.310, ketiga yaitu
memperbesar cakupan pemasaran dengan bobot sebesar 0.086, keempat yaitu
memberikan promosi penjualan dengan bobot sebesar 0.052, dan yang terakhir
yaitu memberikan pelatihan kepada karyawan dengan bobot sebesar 0.052.
Alternatif strategi yang paling berpengaruh terhadap Logistic Manager
adalah memperbesar cakupan pemasaran dengan bobot sebesar 0.460, kedua
yaitu meningkatkan kualitas mutu produk dengan bobot sebesar 0.271, ketiga
yaitu melakukan penetrasi harga dengan bobot sebesar 0.135, keempat yaitu
memberikan promosi penjualan dengan bobot sebesar 0.081, dan yang terakhir
yaitu memberikan pelatihan kepada karyawan sebesar 0.053.
98
5.1.3.2 Hasil Pengolahan Data Secara Vertikal
Analisis pengolahan vertikal bertujuan untuk melihat pengaruh setiap
elemen pada tingkat hierarki tertentu terhadap sasaran utama.
Pengolahan vertikal akan menghasilkan prioritas pada setiap elemen. Dimana
elemen tingkat 2 (faktor) yang terdiri dari Produk (Product), Harga (Price),
Tempat/Distribusi (Place), Promosi (Promotion), Lingkungan Fisik (Physical
Evidence), Tenaga Kerja (People), dan Proses (Process) terhadap fokus (goal)
penelitian ini yaitu strategi pemasaran daging kebab sapi pada PT. Sari Kreasi
Boga Jakarta Selatan. Tingkat 3 yaitu elemen aktor yaing terdiri dari President
Director, General Manager, dan Logistic Manager terhadap fokus (goal)
penelitian ini yaitu strategi pemasaran daging kebab sapi pada PT. Sari Kreasi
Boga Jakarta Selatan. Elemen tingkat 4 yaitu alternatif strategi yang terdiri dari
meningkatkan kualitas mutu produk, melakukan penetrasi harga, memperbesar
cakupan pemasaran, memberikan promosi penjualan, dan memberikan pelatihan
kepada karyawan terhadap fokus (goal) penelitian ini yaitu strategi pemasaran
daging kebab sapi pada PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan.
Pengolahan vertikal ini dihitung menggunakan software komputer yaitu
Expert Choice 11 untuk melihat bobot prioritas elemen dan untuk melihat
Consistency Ratio (CR), dimana jika CR < 0,10 yang berarti jawaban yang
diberikan oleh pakar telah bersifat konsisten. Hasil dari pengolahan vertikal ini
berupa bobot priotitas setiap elemen pada setiap tingkat terhadap fokus (Goal)
yang akan diurutkan dari yang tertinggi ke yang rendah.
99
Gambar 10. Hasil Analisis Vertikal Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi Boga, Jakarta Selatan
Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi Boga
Product
(0.324)
Price
(0.183
)
Place
(0.160)
Promotion
(0.150)
Physical evidence
(0.040)
People
(0.097)
Process
(0.045)
President Director
(0.691)
General Manager
(0.218)
Logistic Manager
(0.091)
Meningkatkan
kualitas mutu
produk
(0.351)
Melakukan
penetrasi harga
(0.340)
Memperbesar
cakupan
pemasaran
(0.165)
Memberikan
promosi
penjualan
(0.092)
Tingkat I
Fokus (Goal)
Memberikan
pelatihan kepada
karyawan
(0.052)
Tingkat IV
Alternatif Strategi
Tingkat II
Faktor (Bauran
Pemasaran)
Tingkat III
Aktor
101
1. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Faktor Bauran Pemasaran
Pengolahan vertikal yang pertama dilakukan pada elemen tingkat kedua.
Pada pengolahan vertikal ini dilakukan untuk menunjukkan elemen faktor mana
yang paling berpengaruh dalam tujuan (goal) strategi pemasaran daging kebab
sapi pada PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan. Elemen pada tingkat faktor
terdiri dari produk (product) terhadap harga (price), tempat/distribusi (place),
promosi (promotion), lingkungan fisik (physical evidence), tenaga kerja (people),
dan proses (process).
Pengolahan ini dilakukan untuk melihat suatu perbandingan. Perbandingan
ini bertujuan untuk mengetahui elemen mana yang lebih penting dari pada elemen
lainnya. Pada pengolahan vertikal elemen faktor dilakukan dengan
membandingkan elemen produk (product) terhadap harga (price),
tempat/distribusi (place), promosi (promotion), lingkungan fisik (physical
evidence), tenaga kerja (people), dan proses (process). Elemen harga (price)
terhadap tempat/distribusi (place), promosi (promotion), lingkungan fisik (physical
evidence), tenaga kerja (people), dan proses (process).
Elemen tempat/distribusi (place) terhadap promosi (promotion), lingkungan fisik
(physical evidence), tenaga kerja (people), dan proses (process). Elemen promosi
(promotion) terhadap lingkungan fisik (physical evidence), tenaga kerja (people),
dan proses (process). Elemen lingkungan fisik (physical evidence) terhadap
tenaga kerja (people), dan proses (process). Terakhir elemen tenaga kerja (people)
terhadap proses (process). Perbandingan ini dinilai dengan skala 1.
102
sampai 9 dimana semakin besar nilai terhadap elemen tersebut, maka
semakin penting elemen tersebut.
Penilaian ini dilakukan oleh pakar/informan yang terdiri dari General
Manager, Logistic Manager, General Affair Manager, Operational Manager,
Production Manager, dan Brand Manager. Kemudian diolah menggunakan
software komputer yaitu Expert Choice 11 untuk melihat bobot prioritas elemen
dan untuk melihat Consistency Ratio (CR), dimana jika CR < 0,10 yang berarti
jawaban yang diberikan oleh pakar telah bersifat konsisten. Setelah diolah dan
diketahui bobot setiap elemen, maka akan diketahui urutan prioritas setiap
elemen. Hasil pengolahan vertikal elemen faktor dapat diketahui pada Tabel 9
berikut.
Tabel 9. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Faktor
Faktor Bobot Prioritas
Product 0.324 1
Price 0.183 2
Place 0.160 3
Promotion 0.150 4
People 0.097 5
Physical Evidence 0.040 7
Process 0.045 6
Sumber : Lampiran 7
Tabel 9 menyajikan data hasil pengolahan secara vertikal dari elemen
Faktor. Faktor prioritas pertama dalam strategi pemasaran daging kebab sapi pada
PT. Sari Kreasi Boga adalah Product dengan bobot sebesar 0.324, kedua yaitu
Price dengan bobot sebesar 0.183, ketiga yaitu Place dengan bobot sebesar 0.160,
103
keempat Promotion dengan bobot sebesar 0.150, kelima yaitu People dengan
bobot sebesar 0.097, keenam yaitu Process adalah dengan bobot sebesar 0.045,
dan yang terakhir yaitu pada faktor Physical Evidence dengan bobot sebesar
0.040.
2. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Aktor
Pengolahan vertikal selanjutnya yang kedua yaitu pada pengolahan
vertikal aktor. Pengolahan vertikal tahap ini dilakukan untuk melihat elemen
aktor mana yang paing bepengaruh dalam tujuan (goal) yaitu pada strategi
pemasaran daging kebab sapi pada PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan.
Elemen tingkat aktor pada pengolahan ini yaitu President Director, General
Manager, dan Logistic Manager.
Perbandingan dalam pengolahan ini bertujuan untuk mengetahui elemen
mana yang lebih penting dari pada elemen lainnya. Pengolahan vertikal pada
elemen aktor dilakukan dengan cara membandingkan antara elemen President
Director terhadap General Manager, President Director terhadap Logistic
Manager, dan General Manager terhadap Logistic Manager. Pada perbandingan
ini diberi nilai dengan skala 1 sampai dengan 9 dimana semakin besar nilai yang
diberikan oleh pakar/informan maka semakin penting elemen tersebut.
Penilaian dilakukan oleh pakar/informan yang terdiri dari General Manager,
Logistic Manager, General Affair Manager, Operational Manager, Production
Manager, dan Brand Manager.
Pengolahan vertikal elemen aktor ini kemudian diolah menggunakan
104
software komputer yaitu Expert Choice 11 untuk melihat bobot prioritas elemen
dan untuk melihat Consistency Ratio (CR), dimana jika CR < 0,10 yang
berarti jawaban yang diberikan oleh pakar telah bersifat konsisten. Setelah diolah
dan diketahui bobot setiap elemen, maka akan diketahui urutan prioritas setiap
elemen. Hasil pengolahan vertikal elemen aktor dapat diketahui pada Tabel 10
berikut:
Tabel 10. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Aktor
Sumber: Lampiran 7
Tabel 10 menyajikan data mengenai hasil dari pengolahan vertikal pada
elemen aktor. Elemen aktor yang paling berpengaruh dalam strategi pemasaran
daging kebab sapi pada PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan. Yaitu aktor
President Director dengan bobot sebesar 0.691, diikuti oleh General Manager
dengan bobot sebesar 0.218, dan aktor terakhir berpengaruh adalah Logistic
Manager dengan bobot sebesar 0.091.
3. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif Strategi
Pengolahan vertikal yang ketiga yaitu dilakukan pada elemen tingkat
keempat. Pengolahan ini dilakukan untuk menunjukkan elemen alternatif strategi
mana yang paling berpengaruh dalam tujuan (goal) pada strategi pemasaran daging
kebab sapi pada PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan. Elemen pada tingkat
alternatif strategi yaitu meningkatkan kualitas mutu produk, melakukan penetrasi
Aktor Bobot Prioritas
President Director 0.691 1
General Manager 0.218 2
Logistic Manager 0.091 3
105
harga, memperbesar cakupan pemasaran. Memberikan promosi penjualan, dan
memberikan pelatihan kepada karyawan.
Pengolahan vertikal ini dilakukan dengan melakukan perbandingan yang
bertujuan untuk mengetahui elemen mana yang lebih penting dari pada elemen
lainnya. Pada pengolahan vertikal elemen alternatif dilakukan dengan
membandingkan antara elemen meningkatkan kualitas mutu produk terhadap
elemen melakukan penetrasi harga, memperbesar cakupan pemasaran,
memberikan promosi penjualan, dan memberikan pelatihan kepada karyawan.
Kemudian elemen melakukan penetrasi harga terhadap elemen memperbesar
cakupan pemasaran, memberikan promosi penjualan, dan memberikan pelatihan
kepada karyawan. Elemen memperbesar cakupan pemasaran terhadap elemen
memberikan promosi penjualan, dan memberikan pelatihan kepada karyawan.
Terakhir pada elemen memberikan promosi penjualan terhadap memberikan
pelatihan kepada karyawan.
Perbandingan ini dinilai dengan skala 1 sampai 9 dimana semakin besar
nilai terhadap suatu elemen, maka semakin penting elemen tersebut. Penilaian
dilakukan oleh pakar/informan yang terdiri dari General Manager, Logistic
Manager, General Affair Manager, Operational Manager, Production Manager,
dan Brand Manager. Perbandingan tersebut lalu diolah dengan menggunakan
software komputer yaitu Expert Choice 11 untuk melihat bobot prioritas elemen
dan untuk melihat Consistency Ratio (CR), dimana jika CR < 0,10 yang berarti
jawaban yang diberikan oleh pakar telah bersifat konsisten. Setelah diolah dan.
106
diketahui bobot pada setiap elemen pada tingkat alternatif stratetgi, maka akan
diketahui urutan prioritas setiap elemen pada tingkat alternatif strategi tersebut.
Hasil pengolahan vertikal elemen aktor dapat diketahui pada Tabel 11 berikut:
Tabel 11. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif Strategi
Alternatif Strategi Bobot Prioritas
Meningkatkan Kualitas Mutu Produk 0.351 1
Melakukan Penetrasi Harga 0.340 2
Memperbesar Cakupan Pemasaran 0.165 3
Memberikan Promosi Penjualan 0.092
4
Memberikan Pelatihan Kepada Karyawan 0.052 5
Sumber : Lampiran 7
Tabel 11 menyajikan data mengenai hasil pengolahan vertikal pada
elemen Alternatif strategi, berdasarkan hasilnya yang paling berpengaruh pada
strategi pemasaran daging kebab sapi pada PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan
adalah meningkatkan kualitas mutu produk dengan bobot sebesar 0.351, kedua
yaitu melakukan penetrasi harga dengan bobot sebesar 0.340, ketiga yaitu
memperbesar cakupan pemasaran dengan bobot sebesar 0.165, keempat yaitu
memberikan promosi penjualan dengan bobot sebesar 0.092, dan prioritas
alternatif terakhir yaitu memberikan pelatihan kepada karyawan dengan bobot
sebesar 0.052.
5.2 Pembahasan
Pembahasan selama penelitian ini dipaparkan berdasarkan permasalahan
penelitian mengenai Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi
107
Boga yang meliputi identifikasi faktor-faktor, identifikasi alternatif strategi serta
menganilisis prioritas pada Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari
Kreasi Boga, sebagai berikut:
5.2.1 Analisis Elemen Faktor dan Aktor yang Berpengaruh dalam Strategi
Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi Boga
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Strategi Pemasaran Daging Kebab
Sapi di PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan ini merupakan elemen faktor dan
elemen aktor yang disusun dalam sebuah struktur hierarki. Elemen faktor ditinjau
dari konsep bauran pemasaran (7P), hal ini sejalan dengan penelitian
(Ulfah, 2017:2015) yang menjadikan bauran pemasaran (7P) yaitu Produk
(Product), Harga (Price), Tempat/Distribusi (Place), Promosi (Promotion),
Tenaga Kerja (People), Lingkungan Fisik (Physical Evidence), dan Proses
(Process) sebagai elemen faktor yang dalam pemasaran produk.
Elemen aktor yang berpengaruh dalam Strategi Pemasaran Daging Kebab
Sapi di PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan yaitu President Director, General
Manager, dan Logistic Manager. Aktor merupakan orang atau individu yang
memiliki pengaruh dalam pemilihan atau penentuan faktor dalam pengambilan
keputusan akhir dari alternatif strategi yang ada, sejalan dengan yang dipaparkan
(Rizky, 2011:38) aktor berpengaruh dalam perencanaan strategi perusahaan serta
dalam pengambilan suatu keputusan. Adapun penjelasan mengenai elemen faktor
dan aktor dalam pemasaran adalah sebagai berikut:
108
5.2.1.1 Faktor Bauran Pemasaran dalam Strategi Pemasaran Daging Kebab
Sapi di PT. Sari Kreasi Boga
Terdapat 7 faktor dalam Strategi Pemasaran di PT. Sari Kreasi Boga yaitu
Produk (Product), Harga (Price), Tempat/Distribusi (Place), Promosi
(Promotion), Tenaga Kerja (People), Lingkungan Fisik (Physical Evidence), dan
Proses (Process). Adapun penjelasan dari 7 faktor dalam pemasaran daging kebab
sapi di PT. Sari Kreasi Boga sebagai berikut:
1. Produk (Product)
Pemasaran pada suatu produk selalu memperhatikan aspek pada setiap
produk yang dimiliki untuk memberikan informasi dan menjamin kualitas produk
tersebut, hal ini sejalan dengan teori dari Assauri (2010:200) bahwa Produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar (baik berwujud atau tidak
berwujud) untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Aspek yang ada di dalam
produk yang dipasarkan oleh PT. SKB berupa daging kebab sapi antara lain
adalah kemasan, brand name, label, garansi, variasi jenis produk, dan pelayanan.
Kemasan pada produk daging kebab sapi saga ini menggunakan jenis
plastik poly ethylene (PE) sebagaimana sependapat (Candra & Sucita, 2015:79)
bahwa jenis plastik yang dapat digunakan untuk kategori makanan basah olahan
yaitu salah satunya jenis plastik poly ethylene (PE), jenis plastik yang cocok
untuk pengemasan makanan basah olahan lainnya yaitu LDPE, HDPE, PP, PS.
Brand name atau merek dagang dari PT. SKB yaitu ‘’Kebab Saga’’ yang berarti
sebuah petualangan, yang dimana perusahaan berharap agar produk daging kebab
sapi saga ini akan dapat mencakup seluruh Indonesia bahkan ke dunia.
109
Label kemasan pada produk saga memberikan informasi kepada konsumen
mengenai produk daging kebab sapi. Informasi mengenai produk yang
dicantumkan dalam label diantaranya nama brand, kode produksi produk dan
tanggal kadaluarsa produk, hal ini sejalan dengan Abdullah dan Tantri (2018:160)
yang menyatakan bahwa label adalah bagian dari sebuah produk yang membawa
informasi verbal tentang produk atau tentang penjualnya. PT. SKB memberikan
garansi atau jaminan penggantian produk yang rusak ketika sampai ditangan
konsumen apabila itu merupakan kesalahan dari produsen , sependapat dengan
Shinta (2011: 78) yang menyatakan bahwa garansi suatu jaminan dari produsen
bila barang yang terbeli tidak sesuai dengan yang ditawarkan dan konsumen dapat
mengembalikannya.
2. Harga (Price)
Harga yang diberikan oleh PT. SKB menggunakan strategi harga plus
laba, sejalan dengan Nurpitasari (2017:9) yang menyatakan bahwa penentuan
harga dengan cost plus pricing guna dapat memaksimalkan laba yang diterima
perusahaan.
3. Tempat/Distribusi (Place)
PT. SKB memiliki lokasi pemasaran yang mudah dijangkau atau dapat
dikatakan strategis berada di wilayah Jakarta dan kota Bogor, hal tersebut sejalan
dengan teori dari Kotler (2006:63) Perusahaan sebaiknya memilih tempat yang
mudah dijangkau dengan kata lain strategis. Distribusi yang diterapkan oleh
PT. SKB menggunakan distribusi langsung kepada konsumen dan distribusi tidak
110
langsung dengan pemesanan melalui telepon dan sms bagi konsumen yang tidak
dapat melakukan pembelian langsung bisa menggunakan jasa pengiriman motor,
thermocar, ekspedisi, dan bis antar kota, sependapat dengan Pridasari (2012:39)
yang menggunakan distribusi secara langsung dengan tujuan membantu
konsumen melihat dan memilih sendiri produk yang akan dibeli dan distribusi
secara tidak langsung guna memudahkan konsumen agar tidak perlu data ke
lokasi untuk mendapatkan suatu produk.
4. Promosi (Promotion)
Promosi yang digunakan oleh PT. Sari Kreasi Boga dalam memasarkan
produknya yaitu melalui Website dan Sosial Media, mengikuti pameran, dan
mengenalkan produk melalui Banner, Brosur, dan Pamflet. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Aniatussolikhah (2015:13) media digital website dan sosial media
serta media cetak seperti pada katalog untuk menjadi media promosi produk yang
dipasarkan, dan media digital lebih di optimalkan dalam pemasaran produk karena
lebih hemat dari segi biaya dan juga dapat menjangkau konsumen tanpa ada
batasan tempat dan waktu.
5. Tenaga Kerja (People)
Tenaga Kerja yang terlibat dan lebih mengetahui perihal proses pemasaran
produk pada PT. Sari Kreasi Boga yaitu pada divisi logistik dan brand, sejalan
dengan yang disampaikan oleh Cendani (2016:13) yang menyatakan bahwa
pengetahuan karyawan dan juga pelayanan karyawan kepada konsumen
111
dikarenakan semakin baik pelayanan yang diberikan maka akan meningkatkan
kepuasan pada konsumen.
6. Lingkungan Fisik (Physical Evidence)
Lingkungan fisik yang dimiliki PT. SKB berupa cold storage, freezer,
kendaraan motor dan thermocar, fasilitas tersebut dapat mendukung proses
pemasaran produk daging kebab sapi di PT.SKB. Hal tersebut sesuai dengan
konsep (Adam, 2015:98), Physical evidence atau sarana fisik yaitu sejumlah
sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan dalam menjalankan aktifitasnya
sehingga berbagai tawaran yang ditu njukkan pada pasar sasarannya dapat
diterima secara efektif dan efesien.
7. Proses (Process)
PT. Sari Kreasi Boga dalam proses pemasaran produk dari produsen
hingga kepada konsumen terdiri dari beberapa tahap, dimulai dari penerimaan
order pelanggan, Pengisian order ke dalam formulir oleh administrasi penjualan,
pengiriman formulir ke gudang produk akhir, koordinasi antara pengiriman,
gudang produk akhir dan kurir pengiriman, hingga sampai pada pengiriman
produk. Hal tersebut sudah sesuai konsep Nurochim dan Purwanto (2010:162)
yang menyatakan bahwa proses yaitu bagaimana proses dilakukan sampai jasa
yang diminta oleh konsumen diterima secara memuaskan, apakah cukup puas
menerima jasa, cepat layanannya, bersih, rapih, akurat, tepat waktu, dan
sebagainya.
112
5.2.1.2 Aktor yang Berpengaruh dalam Strategi Pemasaran Daging Kebab
Sapi di PT. Sari Kreasi Boga
Pengambilan keputusan strategi pemasaran pada PT. SKB melibatkan 3
aktor yang memiliki peran penting dan berpengaruh dalam penentuan strategi
pemasaran daging kebab sapi di PT. SKB. Aktor tersebu meliputi
President Director yang merupakan jabatan tertinggi di dalam perusahaan,
General Manager yang bertugas merencakanan, mengkoordinasikan,
melaksanakan, dan mengendalikan program baik jangka pendek, menengah,
maupun dalam jangka panjang, dan Logistic Manager yang berhubungan
langsung kepada konsumen. Sependapat dengan Aprillia, dkk (2018:124) yang
menyatakan bahwa aktor merupakan pengambil keputusan strategis dalam
menentukan strategi pemasaran.
5.2.2 Analisis Alternatif Strategi yang Dapat Diterapkan dalam Strategi
Pemasaran PT. Sari Kreasi Boga
Alternatif strategi ini merupakan hasil perbandingan suatu cara yang
diterapkan oleh perusahaan dengan kondisi permasalahan pada PT. Sari Kreasi
Boga berdasarkan hasil analisis dari bauran pemasaran sebagai faktor dengan
mempertimbangkan aktor yang memiliki keputusan dalam pemasaran. Hal
tersebut sejalan dengan Pridasari (2012:44) yaitu, Berdasarkan hasil analisis
terhadap bauran pemasaran serta mempertimbangkan faktor, aktor, dan tujuan
dalam hirarki pemilihan strategi pemasaran, maka didapatkan alternatif strategi
pemasaran yang dapat diimplementasikan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan perusahaan. Alternatif strategi pemasaran daging kebab sapi
113
di PT. Sari Kreasi Boga yaitu meningkatkan kualitas mutu produk, melakukan
penetrasi harga, memperbesar cakupan pemasaran, memberikan promosi
penjualan, dan memberikan promosi penjualan.
5.2.3 Analisis Prioritas Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari
Kreasi Boga
Berdasarkan hasil pengolahan yang sudah dilakukan dengan metode AHP
menggunakan software komputer yaitu Expert Choice 11 dan Microsoft Excel
2013, didapatkan hasil pengolahan secara horizontal dan secara vertikal, lebih
jelasnya dipaparkan sebegai berikut:
5.2.3.1 Pengolahan Horizontal
Pengolahan data secara horizontal memperlihatkan tingkat pengaruh
antara satu elemen pada satu tingkat terhadap tingkat di atasnya.
Pengolahan horizontal penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu melihat
prioritas elemen aktor terhadap faktor bauran pemasaran pada Strategi
Pemasaran Daging Kebab Sapi PT. Sari Kreasi Boga dan prioritas elemen
alternatif strategi yang berpengaruh pada Aktor Strategi Pemasaran Daging
Kebab Sapi PT. Sari Kreasi Boga, sebagai berikut:
1. Prioritas Elemen Aktor Terhadap Faktor Bauran Pemasaran Pada
Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi PT. Sari Kreasi Boga
Berdasarkan hasil pengolahan secara horizontal elemen aktor terhadap
faktor Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi PT. Sari Kreasi Boga didapatkan
prioritas aktor terhadap elemen faktor. Pertama yaitu pada elemen faktor product,
114
President Director adalah aktor pertama yang paling berpengaruh terhadap faktor
product dengan bobot sebesar 0.615, karena President Director pada perusahaan
memegang peran paling tinggi dalam memutuskan pemilihan dan vendor bahan
baku maupun bahan pendukung pada produk agar sesuai dengan standar kualitas.
General Manager adalah aktor kedua yang berpengaruh terhadap faktor product
dengan bobot sebesar 0.285, karena General Manager mengontrol langsung
kegiatan produksi daging kebab dari persiapan pada divisi produksi hingga pada
pemasaran pada divisi logistik. Aktor yang terakhir berpengaruh terhadap faktor
product adalah Logistic Manager dengan bobot sebesar 0.099, karena Logistic
Manager tidak terlibat langsung dalam pemilihan keputusan untuk proses
produksi daging kebab sapi.
Kedua yaitu pada elemen Price, President Director adalah aktor pertama
yang paling berpengaruh terhadap faktor Price dengan bobot sebesar 0.612,
karena President Director memberikan keputusan paling tinggi untuk harga jual
produk kebab saga ini berdasarkan perhitungan yang diberikan oleh
General Manager. General Manager adalah aktor kedua yang berpengaruh
terhadap faktor Price dengan bobot sebesar 0.295, karena General Manager yang
turun langsung kepada divisi logistic perihal harga pokok produksi dalam produk
kebab saga ini. Aktor yang terakhir berpengaruh terhadap faktor price adalah
Logistic Manager dengan bobot sebesar 0.092 karena Logistic Manager tidak
terlibat langsung dalam penentuan harga jual produk dan hanya memberikan
115
rekomendasi berdasarkan permintaan konsumen dan penawaran yang dilakukan
terhadap produk.
Ketiga yaitu pada elemen Place, General Manager adalah aktor yang
paling berpengaruh terhadap faktor Place dengan bobot sebesar 0.552,
karena General Manager adalah aktor yang memegang peran dalam memutuskan
lokasi pemasaran yang tepat dan tranportasi yang perlu digunakan untuk
menunjang pemasaran. Logistic Manager adalah aktor kedua yang berpengaruh
terhadap faktor Place dengan bobot sebesar 0.237, karena Logistic Manager yang
mengetahui dari sisi kebutuhan konsumen langsung di lihat dari sisi
pengiriman/distribusi produk. Aktor yang paling terakhir berpengaruh terhadap
faktor Place adalah President Director dengan bobot sebesar 0.211,
karena President Director hanya menerima laporan dan melakukan pengawasan
jalannya proses distribusi produk yang dilakukan oleh manager dan karyawan.
Keempat yaitu pada elemen promotion, General Manager adalah aktor
pertana yang paling berpengaruh terhadap faktor promotion dengan bobot sebesar
0.570, karena General Manager adalah aktor yang memberikan rekomendasi serta
strategi komunikasi pemasaran dalam bentuk promosi yang dilakukan oleh divisi
brand untuk membuat bahan promosi berupa pamflet ataupun banner yang akan
dipromosikan melalui media online maupun cetak, dan kemudian diteruskan
kepada konsumen melalui divisi logistik. Logistic Manager adalah aktor kedua
yang berpengaruh terhadap faktor promotion dengan bobot sebesar 0.333 karena
Logistic Manager yang melakukan promosi secara langsung kepada konsumen
116
baik secara online atau offline. President Director adalah aktor terakhir yang
berpengaruh terhadap faktor promotion dengan bobot sebesar 0.097, karena
President Director bertugas hanya mengawasi dan memberikan keputusan
berdasarkan proses promosi yang dilakukan karyawan perusahaan berdasarkan
laporan General Manager.
Kelima yaitu pada elemen people, President Director adalah yang
berpengaruh terhadap faktor people dengan bobot sebesar 0.691, karena President
Director bertugas melakukan pengawasan terhadap karyawan diperusahaan dan
menerima laporan kinerja karyawannya dari General Manager. General Manager
adalah aktor kedua yang berpengaruh terhadap faktor people dengan bobot
sebesar 0.218, karena General Manager yang melihat langsung kinerja para
karyawan dan apa saja yang harus diperbaiki dengan melakukan evaluasi kinerja
bersama dengan divisi HRD. Aktor terakhir yang yang berpengaruh terhadap
faktor people adalah Logistic Manager dengan bobot sebesar 0.091, karena
Logistic Manager hanya mengatur dalam sisi distribusi produk saja dan hanya
memberikan hasil evaluasi kinerja karyawan pada divisi logistik saja kepada
General Manager.
Keenam yaitu pada elemen Physical Evidence, President Director adalah
aktor pertama yang paling berpegaruh terhadap faktor Physical Evidence dengan
bobot sebesar 0.529, karena Physical Evidence aktor yang memberikan keputusan
paling tinggi dalam memilih lingkungan fisik atau alat pendukung di dalam
perusahaan. General Manager adalah aktor kedua yang berpengaruh terhadap
117
faktor Physical Evidence dengan bobot sebesar 0.360, karena hanya memberikan
laporan kepada President Director terhadap lingkungan fisik atau alat penunjang
perusahaan apa saja yang harus diperbaiki atau ditambah fasilitasnya.
Aktor terakhir yang yang berpengaruh terhadap faktor Physical Evidence adalah
Logistic Manager dengan bobot sebesar 0.110, karena Logistic Manager tidak
berpengaruh langsung dalam pengambilan keputusan pemilihan lingkungan fisik
dan alat, dan hanya memberikan rekomendasi dari saran-saran yang diberikan
oleh para konsumen dalam fasilitas fisik yang sekarang sudah dimiliki kepada
General Manager.
Terakhir yaitu pada elemen Process, General Manager adalah aktor
pertama yang paling berpengaruh terhadap faktor Process dengan bobot sebesar
0.661, karena General Manager bertanggung jawab dalam keputusan alur proses
yang paling eifisien dan efektif dari produksi hingga ke pemasaran kepada
konsumen, karena General Manager yang berkoordinasi dari divisi produksi dan
divisi logistik. President Director merupakan aktor kedua yang berpengaruh
terhadap faktor Process dengan bobot sebesar 0.240, karena President Director
langsung menerima laporan dari General Manager dan mengkoordinasikan
perihal proses alur produk dari produksi hingga ke tangan konsumen. Aktor yang
terakhir berpengaruh terhadap faktor Process adalah Logistic Manager dengan
bobot sebesar 0.099, karena Logistic Manager hanya mengatur dalam pengiriman
dan memberikan evaluasi terhadap pelayanan konsumen.
118
2. Prioritas Elemen Alternatif Strategi pada Aktor Strategi Pemasaran
Daging Kebab Sapi PT. Sari Kreasi Boga
Berdasarkan hasil pengolahan secara horizontal elemen alternatif strategi
terhadap aktor Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi PT. Sari Kreasi Boga
didapatkan prioritas elemen alternatif strategi terhadap aktor. Alternatif strategi
yang paling berpengaruh terhadap President Director adalah meningkatkan
kualitas mutu produk dengan bobot sebesar 0.557, President Director sebagai
seseorang yang memberikan keputusan untuk memilih dan mengevaluasi bahan
baku dan juga jenis bahan pendukung untuk produk yang dipasarkannya. Salah
satu bahan pendukung yaitu pada kemasan, President Director mengevaluasi
kembali jenis kemasan yang tidak mudah rusak serta dapat melakukan komplain
apabila ada ketidaksesuaian atas SOP (Standar Operasional Prosedur) yang
sudah ada kepada vendor bahan pendukung untuk kemasan . Alternatif strategi
kedua yang berpengaruh terhadap President Director adalah melakukan
penetrasi harga dengan bobot sebesar 0.189, alternatif ini menjadi prioritas
utama dari hasil pengolahan horizontal aktor General Manager (GM) karena
GM yang melakukan kontrol ke bagian keuangan untuk dapat mengetahui
perhitungan keuangan dan keuntungan yang didapatkan berdasarkan harga jual
produk dan dapat mengetahui harus melakukan langkah seperti apa agar
keuntungan meningkat. Alternatif strategi ketiga untuk President Director adalah
memberikan promosi penjualan dengan bobot sebesar 0.120, karena President
Director ikut berdiskusi dan memberikan keputusan langsung dengan tim brand
manager dan General Manager untuk media promosi seperti apa yang akan
119
digunakan untuk promosi produk. Berikutnya pada alternatif strategi keempat
adalah memperbesar cakupan pemasaran dengan bobot sebesar 0.082, alternatif
ini menjadi alternatif strategi utama untuk General Manager karena terkait
keputusan dalam operasional perusahaan. Alternatif strategi terakhir adalah
memberikan pelatihan kepada karyawan dengan bobot sebesar 0.052, alternatif
ini penting dilaksanakan dalam proses pemasaran namun ini menjadi pilihan
terakhir perusahaan untuk menarik minat konsumen dalam segi pelayanan yang
diberikan karyawan.
Alternatif strategi yang paling berpengaruh terhadap General Manager
adalah melakukan penetrasi harga dengan bobot sebesar 0.405, karena General
Manager yang melakukan kontrol ke bagian keuangan untuk dapat mengetahui
perhitungan keuangan dan keuntungan yang didapatkan berdasarkan harga jual
produk dan dapat mengetahui harus melakukan langkah seperti apa agar
keuntungan semakin meningkat. Alternatif strategi kedua meningkatkan kualitas
mutu produk dengan bobot sebesar 0.310, alternatif ini menjadi alternatif
prioritas utama dari President Director, fungsi dari General Manager adalah
mengontrol kegiatan produksi daging kebab dari persiapan pada divisi produksi.
Selanjutnya alternatif strategi ketiga yaitu memperbesar cakupan pemasaran
dengan bobot sebesar 0.086 yang alternatif ini menjadi prioritas utama Logistic
Manager, fungsi dari General Manager pada alternatif ini adalah memberikan
hasil evaluasi terkait perhitungan biaya perluasan untuk distributor dan
memperhitungkan biaya pengiriman untuk lebih efisien dan efektif yang sudah
dikoordinasikan dengan bagian finance. Alternatif strategi selanjutnya yang
120
keempat memberikan promosi penjualan dengan bobot sebesar 0.052, fungsi dari
General Manager pada alternatif strategi ini adalah mengkoordinasikan kepada
brand manager terkait media promosi yang digunakan. Selanjutnya alternatif
strategi terakhir yang kelima yaitu memberikan pelatihan kepada karyawan
dengan bobot sebesar 0.052, alternatif ini penting dilaksanakan dalam proses
pemasaran namun menjadi pilihan terakhir perusahaan untuk menarik minat
konsumen dalam segi pelayanan yang diberikan karyawan.
Alternatif strategi yang paling berpengaruh terhadap Logistic Manager
adalah memperbesar cakupan pemasaran dengan bobot sebesar 0.460, Logistic
Manager yang mengetahui proses distribusi produk secara langsung dan perlu
mengkaji dan memperbaiki proses distribusinya, mengingat produk dari PT Sari
Kreasi Boga ini berupa bahan baku makanan yang mudah rusak akibat suhu yang
tidak maksimal ataupun kemasan yang mudah rusak. Alternatif strategi kedua
yaitu meningkatkan kualitas mutu produk dengan bobot sebesar 0.271 yang
alternatif ini menjadi alternatif prioritas utama pada President Director, fungsi
dari Logistic Manager memberikan rekomendasi kepada General Manager
terkait hasil evaluasi produk yang sudah siap didistribusikan. Alternatif strategi
ketiga yaitu melakukan penetrasi harga dengan bobot sebesar 0.135 yang
alternatif ini menjadi prioritas General Manager, fungsi Logistic Manager
membantu melakukan survey pasar terhadap permintaan konsumen dan
perbandingan dengan harga pesaing. Selanjutnya alternatif strategi keempat
memberikan promosi penjualan dengan bobot sebesar 0.081, Logistic Manager
memberikan rekomendasi terkait promosi yang diinginkan oleh para konsumen
121
kepada General Manager. Dan alternatif strategi terakhir yang kelima yaitu
memberikan pelatihan kepada karyawan sebesar 0.053, alternatif ini penting
dilaksanakan dalam proses pemasaran namun menjadi pilihan terakhir
perusahaan untuk menarik minat konsumen dalam segi pelayanan yang diberikan
karyawan.
5.2.3.2 Pengolahan Vertikal
Pengolahan data secara vertikal dengan menggunakan metode AHP
menghasilkan pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki tertentu terhadap
sasaran utama. Elemen tersebut yaitu faktor, aktor dan alternatif strategi pada
Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi Boga. Berikut adalah
hasil pengolahan data secara :
1. Pengolahan Vertikal Elemen Faktor Bauran Pemasaran
Berdasarkan hasil pengolahan elemen faktor secara vertikal didapatkan
faktor prioritas pertama dalam strategi pemasaran daging kebab sapi pada PT. Sari
Kreasi Boga adalah Product dengan bobot sebesar 0.324. Faktor Product menjadi
prioritas pertama, sejalan dengan penelitian yang dilakukan Aniatussolikhah
(2015:17) yang menyatakan bahwa produk merupakan kunci dari kegiatan
pemasaran. Karena dengan memperhatikan kualitas produk ini dapat sesuai
dengan kebutuhan para konsumen baik dalam terjaminnya kehalalan, bernilai gizi
yang tinggi dana aman untuk dikonsumsi. Selain itu, pemilihan vendor bahan
baku dipilih dengan pertimbangan yang baik karena akan berpengaruh pada
kualitas produk yang akan diproduksi dan dipasarkan. Faktor prioritas kedua
adalah Price dengan bobot sebesar 0.183. Faktor harga ini dapat menjadi
122
pertimbangan konsumen dalam memilih produk sejalan dengan konsep Swastha
(2002:147) yang menyatakan bahwa penentuan harga sangat penting untuk
diperhatikan, mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya
produk dan jasa yang ditawarkan. Terdapat perusahaan yang menjual produk
sejenis seperti merek sahara dan kebab central yang menjual produk lebih murah
dari harga yang dipasarkan oleh PT. Sari Kreasi Boga . Terkait hal perlu
dilakukan survey pasar terhadap harga jual berdasarkan perbandingan pesaing.
Faktor selanjutnya yang ketiga yaitu Place dengan bobot sebesar 0.160, lokasi
pemasaran produk berada di daerah Jakarta dan Bogor. Selain itu, produk daging
kebab saga ini tidak tahan lama berada diruangan terbuka perusahaan harus
memperhatikan dalam proses pendistribusian produk. Sejalan dengan penelitian
Novebriyanti (2016:65) yang menyatakan bahwa dengan adanya distribusi yang
efektif dan efisien akan mempermudah konsumen untuk mendapatkan produk.
Serta dengan adanya distribusi yang baik menjamin produk tidak rusak dan tepat
waktu sampai tujuan.
Faktor keempat adalah Promotion dengan bobot sebesar 0.150, promosi
dalam pemasaran dibutuhkan untuk daya tarik konsumen sejalan dengan konsep
Hermawan (2002:12) yang menyatakan bahwa promosi merupakan cara yang
paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan konsumennya. Pada proses
promosi media online masih kurang dan terfokus pada website saja, perlu
ditingkatkan pada media online lain seperti Instagram, Facebook dan e-
commerce. Faktor kelima adalah People dengan bobot sebesar 0.097, tenaga kerja
dalam pemasaran perlu diperhatikan dalam pelayanan kepada konsumen karena
123
kepuasan konsumen akan dapat berpengaruh terhadap kontinuitas pembelian
produk. Hal yang sama dengan penelitian Adhaghassani (2016:19) bahwa
pelayanan yang diberikan secara baik merupakan cerminan awal bagaimana
kualitas karyawan dalam melayani konsumen untuk mendapatkan kepercayaan
dan loyalitas konsumen. Cara berpakaian, bahasa dan sopan santun juga sangat
dibutuhkan untuk menimbulkan rasa kenyamanan konsumen. Faktor kelima
adalah Process adalah dengan bobot sebesar 0.045, proses transaksi berupa proses
pemesanan produk dan proses pembayaran yang mudah memberikan kepuasan
tersendiri terhadap konsumen, sesuai dengan konsep yang disampaikan Nurochim
dan Purwanto (2010:162) Proses yaitu bagaimana proses dilakukan sampai
produk yang diminta oleh konsumen diterima secara memuaskan. Faktor terakhir
yaitu Physical Evidence dengan bobot sebesar 0.040, Lingkungan Fisik membantu
perusahaan dalam operasional baik penyimpanan produk maupun hingga ke
proses pemasaran produk.
2. Pengolahan Vertikal Elemen Aktor
Berdasarkan hasil pengolahan elemen aktor secara vertikal didapatkan
Elemen aktor yang paling berpengaruh dalam strategi pemasaran daging kebab
sapi pada PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan. Aktor tersebut yaitu President
Director dengan bobot sebesar 0.691, karena President Director adalah aktor
yang memiliki kebijakan dalam mengambil suatu keputusan, selain itu President
Director juga yang aktor yang memimpin dalam perubahan pada
perusahaan.Elemen aktor kedua yang berpengaruh dalam strategi pemasaran
daging kebab sapi pada PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan yaitu General
124
Manager dengan bobot sebesar 0.218, karena General Manager adalah aktor
yang mengetahui segala aktivitas yang ada di perusahaan karena setiap hari
berada di kantor. General Manager juga aktor yang terlibat langsung dalam
proses operasional dalam pemasaran di perusahaan karena mengontrol langsung
kepada divisi-divisi yang terlibat. Elemen aktor terakhir yang terlibat.
Aktor terakhir yang berpengaruh dalam strategi pemasaran daging kebab sapi
pada PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan yaitu Logistic Manager dengan bobot
sebesar 0.091, karena Logistic Manager hanya mengatur proses produk dari
pemesanan, packing hingga pendistribusian sampai ke tangan konsumen, namun
Logistic Manager juga berperan dalam proses pembuatan kebijakan strategi
pemasaran karena pada divisi logistik yang mengetahui proses pemasaran secara
langsung khususnya kepada konsumen langsung. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pridasari (2012:62) yang menyatakan bahwa
pimpinan umum mempunyai kewenangan penuh terhadap keputusan yang akan
dilakukan terhadap perusahaannya, baik itu keputusan mengenai kegiatan
pemasaran yang akan dilakukan ataupun tentang kegiatan produksi dengan
dibantu oleh aktor lainnya yaitu manajer umum dan koordinator yang
mengetahui kondisi lapangan.
3. Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif Strategi
Berdasarkan hasil pengolahan elemen alternatif strategi secara vertikal
didapatkan Elemen alternatif yang paling berpengaruh pada strategi pemasaran
daging kebab sapi pada PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan adalah
meningkatkan kualitas mutu produk dengan bobot sebesar 0.351, dikarenakan
125
mutu produk erat kaitannya mengenai kualitas produk yang merupakan kunci
sukses dalam suatu perusahaan. Adanya permasalahan terkait kualitas pada
produk berupa kemasan dan juga label perlu adanya perhatian khusus megenai
hal tersebut dengan meningkatkan quality control dalam proses pengemasan agar
kualitas produk dapat terjamin ketika sampai ke tangan konsumen, hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Harry (2014:85) yang menyatakan bahwa kualitas produk
terus ditingkatkan dengan melakukan kontrol, karena kualitas mutu produk akan
mempengaruhi keberadaan produk di pasar.
Alternatif strategi kedua adalah melakukan penetrasi harga dengan bobot
sebesar 0.340. Pada alternatif ini menjadi suatu strategi dalam bersaing dengan
perusahaan yang memproduksi produk sejenis. Harga yang dipasarkan oleh PT.
Sari Kreasi Boga yaitu pada ukuran 2 kg yaitu Rp 125.000 dan pada ukuran 4 kg
yaitu Rp 235.000. Harga yang dipasarkan tersebut lebih tinggi dibandingkan
dengan 2 pesaing sejenis yaitu PT. Sahara Bogatama dan Kebab Central.
Penetrasi harga dilakukan untuk dapat menarik kembali minat konsumen dalam
membeli produk daging kebab sapi diimbangi dengan kualitas produk yang akan
dipasarkan serta agar dapat terus bersaing dalam harga yang ada di pasar,
hal tersebut sejalan dengan konsep Bloom dan Boone (2006:70), yang
menyatakan bahwa strategi penetrasi harga dapat dilakukan secara substansial
dengan menurunkan harga produk guna mempertahankan atau menarik lebih
banyak konsumen.
Alternatif strategi ketiga yaitu memperbesar cakupan pemasaran dengan
bobot sebesar 0.165, sejalan dengan yang disampaikan Suryana (2013:209),
126
bahwa tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat yang paling strategis,
menyenangkan, dan efisien dan salah satu tujuannya dengan memperluas
segmentasi atau cakupannya. Alternatif strategi ini menjadi strategi yang
memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi proses pemasaran produk.
Dikarenakan produk daging kebab sapi ini yang tidak bisa tahan lama apabila
berada di suhu yang tidak sesuai, selain itu untuk meminimalisir kendala pada
pendistribusian produk di luar pulau jawa.
Alternatif strategi keempat yaitu memberikan promosi penjualan dengan
bobot sebesar 0.092. Alternatif ini dilakukan sebagai strategi komunikasi
pendekatan terhadap produk sehingga membuat daya tarik konsumen terhadap
produk dan membuat konsumen tidak mudah bosan terhadap produk dengan
memberikan potongan harga kepada konsumen, selain itu memaksimalkan
pemasaran melalui sosial media, hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh
Suryani (2015: 136) sosial media saat ini bukan hanya sekedar laman
pertemanan, tetapi sudah menjadi gelombang baru ekonomi dalam perusahaan
melakukan pemasaran dan proses bisnis.
Alternatif strategi terakhir yaitu memberikan pelatihan kepada karyawan
dengan bobot sebesar 0.052, alternatif strategi ini menjadi prioritas terakhir dalam
proses pemasaran yang dilakukan perusahaan. Fungsi karyawan dalam
pemasaran adalah dalam pelayanan untuk dapat meningkatkan kepuasan pada
konsumen dalam melakukan pembelian. Selain dalam pelayanan, pelatihan
karyawan dalam pemasaran dilaksanakan agar dapat karyawan semakin
termotivasi dalam bekerja, sesuai dengan konsep Yazid (2001:134) bahwa
127
sebuah usaha agar dapat berjalan dengan optimal diperlukan karyawan yang
memiliki motivasi kerja yang tinggi.
128
BAB VI
KESIMPULAN & SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini dengan judul ‘’Strategi
Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi Boga, Jakarta Selatan’’. Maka
dapat dihasilkan sebuah kesimpulan sebagai berikut:
1. PT. Sari Kreasi Boga dalam melakukan Strategi Pemasaran Daging Kebab
Sapi dianalisis berdasarkan faktor bauran pemasaran (marketing mix) yang
terbagi atas 7P yaitu a) Produk (Product) : aspek dalam produk kebab
daging sapi yaitu berupa kemasan, brand name, label, variasi jenis produk,
dan garansi b) Harga (Price) : harga jual tersebut ditentukan dengan cara
penetapan harga plus laba. c) Tempat/Distribusi (Place): lokasi
pemasaran berada di wilayah Jakarta dan Bogor dengan proses distribusi
secara langsung ataupun tidak langsung. d) Promosi (Promotion):
promosi yang digunakan melalui website, sosial media, pameran, dan
media cetak. e) Tenaga Kerja (People): Manajemen SDM yang diterapkan
pada PT. Sari Kreasi Boga cukup baik dengan penerapan budaya
perusahaan. f) Lingkungan Fisik (Physical Evidence): berupa cold storage,
freezer, serta alat transportasi motor & thermo car. g) Proses (Process) :
Proses pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yaitu pada kecepatan
pelayanan yang diberikan perusahaan disesuaikan dengan jarak
129
pengiriman . Serta aktor yang berpengaruh dalam pemasaran perusahaan
yaitu President Director, General Manager, dan Logistic Manager.
2. Alternatif strategi yang dapat diterapkan pada Strategi Pemasaran Daging
Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan terdiri dari
meningkatkan kualitas mutu produk, melakukan penetrasi harga,
memperbesar cakupan pemasaran. Memberikan promosi penjualan, dan
memberikan pelatihan kepada karyawan.
3. Berdasarkan hasil analisis dengan metode Analytic Hierarchy Process
(AHP) diketahui bahwa prioritas utama dalam Strategi Pemasaran Daging
Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi Boga adalah:
a. Meningkatkan kualitas mutu produk dengan bobot 0.351, dikarenakan
mutu produk erat kaitannya mengenai kualitas produk yang merupakan
kunci sukses dalam suatu perusahaan. Adanya permasalahan terkait
kualitas pada produk berupa kemasan dan juga label perlu adanya
perhatian khusus mengenai hal tersebut dengan meningkatkan quality
control dalam proses pengemasan agar kualitas produk dapat terjamin
ketika sampai ke tangan konsumen.
b. Strategi alternatif kedua yaitu melakukan penetrasi harga dengan bobot
0,340. pada alternatif ini menjadi suatu strategi dalam bersaing dengan
perusahaan yang memproduksi produk sejenis. Penetrasi harga
dilakukan untuk dapat menarik kembali minat konsumen dalam
membeli produk daging kebab sapi diimbangi dengan kualitas produk
130
yang akan dipasarkan serta agar dapat terus bersaing dalam harga yang
ada di pasar.
c. Strategi alternatif ketiga yaitu memperbesar cakupan pemasaran
dengan bobot 0.165. Alternatif strategi ini menjadi strategi yang
memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi proses pemasaran
produk. Dikarenakan produk daging kebab sapi ini yang tidak bisa
tahan lama apabila berada di suhu yang tidak sesuai, selain itu untuk
meminimalisir kendala pada pendistribusian produk di luar pulau jawa.
d. strategi alternatif keempat yaitu memberikan promosi penjualan
dengan bobot 0.092, alternatif ini dilakukan dalam proses pemasaran
yang dilakukan perusahaan untuk menambah daya tarik konsumen
terhadap produk.
e. Strategi alternatif yang terakhir yaitu memberikan pelatihan kepada
karyawan dengan bobot 0.052, alternatif strategi ini menjadi prioritas
terakhir dalam proses pemasaran yang dilakukan perusahaan. Fungsi
karyawan dalam pemasaran adalah dalam pelayanan untuk
meningkatkan kepuasan kepada konsumen maka diperlukan pelatihan
agar karyawan semakin termotivasi dalam bekerja.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan mengenai
’Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi Boga, Jakarta Selatan,
maka dapat penulis sarankan beberapa hal sebagai berikut :
131
1. PT. Sari Kreasi Boga perlu melakukan peningkatan kualitas mutu pada
produk. Mutu produk yang perlu ditingkatkan yaitu:
a. Pengemasan
Pada pengemasan perlu dilakukan evaluasi serta perbaikan dengan
cara penambahan jumlah lilitan plastik dalam proses pengemasan
agar mengurangi resiko kerusakan produk yang diterima oleh
konsumen.
b. Label
Pada label perlu dicantumkan logo halal dari MUI, hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan
sebagai acuan bagi konsumen untuk memilih dan membeli produk.
2. PT. Sari Kreasi Boga perlu melakukan evaluasi dalam penentuan proses
produksi produk agar dapat melakukan penetrasi harga dalam pasar, hal
tersebut dilakukan agar dapat terus bersaing dengan perusahaan sejenis
dan harga yang dipasarkan sesuai dengan kualitas produk yang diberikan
perusahaan guna dapat menarik kembali minat konsumen dalam membeli
produk daging kebab sapi.
3. PT. Sari Kreasi Boga perlu memiliki distributor yang berada diluar
jabodetabek, dikarenakan agar pemasaran lebih dapat meluas serta dapat
memudahkan konsumen dalam mendapatkan produk, disertai dengan
penambahan jumlah tenaga kerja, khususnya tenaga pemasar yang sudah
terlatih untuk memperlancar proses distribusi produk ke tangan konsumen.
Selain itu perlu melakukan promosi secara memberikan program
132
diskon/potonga serta memaksimalkan media online seperti Instagram,
twitter, facebook dalam promosi serta penjualan melalui e-commerce dan
GoShop by Gojek guna dapat memudahkan konsumen dalam pembelian
produk.
4. Tugas dan fungsional pada setiap divisi perlu ditingkatkan dan diperinci
pada setiap bagiannya, sehingga dapat memudahkan pemimpin perusahaan
untuk dapat memulai mentransformasikan pengetahuan yang dimiliki
terhadap quality control pada setiap strategi pemasaran yang akan
dilaksanakan perusahaan .
133
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2018. Manajemen Pemasaran. Depok:
Raja Grafindo.
Abidin, Harahap dan Asmarawati. 2017. Pemasaran. Malang: UB Pres.
Adam, Muhammad. 2015. Manajemen Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Adhagssani, Fakhriyan Sefti. 2016. Strategi pemasaran 7P di Cherryka Bakery.
[SKRIPSI] Universitas Negeri Yogyakarta.
Alma, Buchari. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Cetakan
Kesembilan. Bandung: Alfabeta.
Andayani, Sri Ayu. 2017. Manajemen Agribisnis. CV. Media Cendika: Bandung.
Aniatussolikhah, Kiki Andri. 2015. Strategi Pemasaran Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) Heejou Bags. [SKRIPSI]. Institut Pertanian Bogor.
Antonio, Muhammad Syaf’i. 2009. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani.
Assauri, Sofjan. 2005. Manajemen Usahawan Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo.
Assauri, Sofjan. 2010. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Raja Grafindo.
Assauri, Sofjan. 2013. Strategic Marketing. Jakarta: Raja Grafindo.
Bloom Paul N, dan Louise N. Boone. Strategi Pemasaran Produk. Jakarta:
Prestasi.
Boyd, Harper W dkk. 2000. Manajemen Pemasaran – Suatu Pendekatan Strategis
Dengan Orientasi Global Edisi 2 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Candra, Reski Mai dan Dianing Sucita. 2015. Sistem Pakar Penentuan Jenis
Plastik Berdasarkan Sifat Plastik Terhadap Makanan yang akan Dikemas
Menggunakan Metode Certainty Factor (CV. Minapack Pekanbaru).
Vol.1 No.2 PP. 80. UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Dalilah, E. 2006. Evaluasi Nilai Gizi dan Karakteristik Protein Daging Sapi dan
Hasil Olahannya. Bogor: IPB Press.
Desrosier, N W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan Edisi III. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Downey, D dan Erickson, Steven. 1987. Manajemen Agribisnis Edisi Kedua.
Erlangga: Jakarta.
134
Gomes, Faustinus Condoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Andi.
Gumbira, Sa'id. dan A. Harizt Intan. 2004. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Harry. 2014. Analisis Strategi Pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor.
[SKRIPSI]. Insititut Pertanian Bogor.
Hayani, Nurahmi. 2012. Manajemen Pemasaran Bagi Pendidikan Ekonomi.
Pekanbaru: Suska Press.
Hermawan. 2002. Marketing. Jakarta: Gramedia.
Hurriyati, Ratih. 2008. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:
Alfabeta.
Karang, Kartika Dewi . 2016. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Buah
Naga(Studi Kasus Pada Sabila Farm. [Skripsi]. Fakultas Pertanian.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Kasmir. 2010. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana.
Kasmir, dan Jafar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Prenada Media.
Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Kedua Belas Jilid 1. Jakarta:
PT. Indeks Gramedia.
Kotler, P dan Garry Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta:
Erlangga.
Lawrie, RA. 2003. Ilmu Daging. Jakarta: Universitas Indonesia.
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa, Teori, dan Praktek Edisi
Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Lupiyoadi, Rambat. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Salemba Empat.
Marimin, Taufik Djatna, Suharjito, Syarif Hidayat, Ditdit N. Utama, Retno Astuti,
Sri Martini. 2013. Teknik dan Analisis Pengambilan Keputusan Fuzzy
dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor: PT Penerbit IPB Press.
Marimin dan Nurul Maghfiroh. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan
dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor: PT Penerbit IPB Press.
Novebriyanti, Imelda. 2016. Penetapan Prioritas Strategi Bauran Pemasaran
Single Origin Coffee. [SKRIPSI]. Institut Pertanian Bogor.
135
Nurochim, dan Purwanto. 2010. Manajemen Bisnis. Cipta Karya Mulia: Jakarta.
Nurpitasari, Dwi Ratna. 2017. Pendekatan Cost-Plus Pricing dalam Penentuan
Harga Jual Roti Pada UD. Ganysha Kediri. Vol. 01 No.2 PP-1-13.
Universitas PGRI Kediri.
Panuhun. 2012. Daging sebagai protein hewani yang aman, sehat, utuh, dan
halal. Kencana: Jakarta.
Pridasari, Khalida. 2012. Analisis Strategi Pemasaran UKM Penghasil Produk
Kerajinan Kreatif Keramik Pada CV Munti Bali, Bogor. [SKRIPSI].
Institut Pertanian Bogor.
Purnomo. 2007. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia – Press.
Retnoningsih, DKK. 2016. Pemilihan Prioritas Strategi Pemasaran Coklat
Olahan Berdasarkan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi kasus
di Perusahaan Magic Chocolate, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali). PP
25-37. Universitas Udayana: E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata.
Rianto, M Nur. 2015. Pemasaran Strategik Pada Asuransi Syariah. Bekasi:
Gramata Publishing.
Rosyalina, DKK. Strategi Pemasaran Teh Celup Goalpara Industri Hilir Teh
PT. Perkebunan Nusantara VIII (Studi Kasus Industri Hilir Teh PTPN
VIII Bandung, Provinsi Jawa Barat). Vol.6 No.1 PP 44-53. Universitas
Padjajaran: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh.
Saaty, Thomas L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Jakarta:
PT Gramedia.
Sedjati, Retina Sri. 2018. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Depublish.
Soekartawi. 2013. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo.
Soeparno. 2015. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Bandung: Erlangga.
Sonbait, Lukas Y. 2011. Kesukaan Konsumen Terhadap Olahan Daging Sapi.
Papua: FPPIK Papua.
Subagyo, Ahmad. 2010. Marketing in Business. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran (Teori & Implementasi). Yogyakarta:
136
Andi Offset.
Sumarwan, Ujang. 2015. Pemasaran Strategik : Perspektif perilaku konsumen
dan marketing plan. Bogor: IP Press.
Sunarto. 2004. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: AMUS.
Suryana. 2013.Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:
Salemba Empat.
Suyoto. 2007. Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta: Andi.
Swandayani, Dian. 2009. Kebab, Cita Rasa dan Sebuah Identitas. Yogyakarta:
Majalah Ilmiah Populer.
Swastha, Basu. 2002. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty
Offset.
Tjiptono, Fandy. 2003. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Press.
Tjiptono, Fandy. 2014. Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Andi Press.
Ulfah, Yasarah Fauziah. 2017. Analisis Strategi Pemasaran Produk Teh Hijau
Celup Cap Dua Petani (Studi Kasus di Gapoktan Karya Mandiri
Sejahtera, Desa Cibodas, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung,
Provinsi Jawa Barat). PP. 198-211. Fakultas Pertanian Universitas
Padjajaran.
Umar, Husein. 2008. Strategi Management In Action (Konsep, Teori, dan Teknik
Menganalisis Manajemen Strategis). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Wibowo, Mohamad Emir dkk. 2018. Strategi Pemasaran Produk Sosis Siap
Makan (Studi Kasus: PT. Primafood Internasional). Vol.3 No.1, PP. 29-
38. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Wijaya, Marissa Arum. Analisis Preferensi Konsumen Dalam Membeli Daging
Sapi di Pasar Tradisional. [SKRIPSI]. Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret.
Windarti, Tias dan Mariaty Ibrahim. 2017. Pengaruh Kualitas Produk dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Produk Donat
Mandu (Studi Kasus: CV. Donat Madu Cihanjuang). Vol.4 No.2 PP 1-10.
Universitas Bina Widya.
Yazid. 2001. Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Ekonisa.
LAMPIRAN
138
Lampiran 1. Wawancara Identifikasi Bauran Pemasaran (In-depth interview)
Narasumber: General Manager
1. Bagaimanakah sejarah berdirinya PT. SKB?
2. Dimana alamat lokasi PT. SKB?
3. Bagaimana Struktur organisasi PT. SKB?
4. Apa visi, misi PT. SKB?
Narasumber: General Manager, Logistic Manager, dan General Affair
Manager
1. Bagaimanakah kegiatan dan cara kerja pemasaran di PT. SKB?
2. Adakah target penjualaan produk daging kebab sapi per tahun atau per bulan?
Jika ada berapa jumlahnya?Apakah saat ini sudah mencapai target penjualan?
7 P – Bauran Pemasaran
1. Apa saja jenis produk daging kebab sapi di PT. SKB?
2. Bagaimana cara menentukan jenis produk daging kebab sapi yang akan
dipasarkan (variasi produk, kemasan, garansi)?
3. Bagaimana kualitas produk daging kebab sapi yang dipasarkan oleh PT.
SKB?
4. Bagaimana cara PT. SKB menentukan harga dari setiap produk daging kebab
sapi yang akan dipasarkan?
5. Bagaimana sistem pembayaran dari konsumen kepada SKB? Apakah
memiliki kendala?
6. Apa saja media promosi yang digunakan saat ini?
7. Jenis promosi yang seperti apa yang sudah dilakakukan oleh PT. SKB?
8. Selain di lokasi ini apakah ada tempat pemasaran lainnya?
9. Bagaimana saluran distribusi yang diterapkan perusahaan?
10. Saluran distribusi mana yang lebih menguntungkan?
11. Bagaimana pelayanan yang dilakukan oleh PT. SKB?
12. Pelatihan atau budaya apa yang diterapkan perusahaan?
13. Apa saja fasilitas penunjang dalam proses pemasaran?
14. Bagaimana proses/mekanisme pemasaran produk daging kebab sapi dari PT.
SKB hingga kepada tangan konsumen?
15. Apa kendala dalam bauran pemasaran (produk, harga, promosi, tempat,
tenaga kerja, lingkungan fisik, dan proses)
16. Bagaimana cara menangani kendala bauran pemasaran pemasaran (produk,
harga, promosi, tempat, tenaga kerja, lingkungan fisik, dan proses)
139
Lampiran 2. Kuisioner terbuka untuk FGD (Focus Grup Discusion) Penyusunan
elemen-elemen pada Strategi Pemasaran PT. SKB. (In-depth interview)
Narasumber: General Manager, Logistic Manager, dan General Affair
Manager
1. Apakah dengan meneliti strategi pemasaran daging kebab sapi di PT. Sari
Kreasi Boga ini sesuai dengan keadaan untuk dapat mengatasi permasalahan
perusahaan?
2. Apakah pada proses pemasaran daging kebab sapi di PT. SKB sudah sesuai
dengan konsep bauran pemasaran (marketing mix)7P?
3. Dalam memutuskan dan menentukan kebijakan mengenai pemasaran siapa saja
(aktor) yang mempunyai wewenang?
4. Pada faktor-faktor pemasaran dengan konsep bauran pemasaran (marketing
mix) 7P yang sudah dijelaskan, apa yang dapat diterapkan menjadi sebuah
alternatif strategi pemasaran untuk mengatasi permasalahan pemasaran
perusahaan ?
Kolom Jawaban:
140
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Pemilihan Prioritas Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi
di PT. Sari Kreasi Boga, Jakarta Selatan
Identitas Responden
Nama :
Jabatan/Profesi :
Tanggal Pengisian :
Pendidikan :
Lama Bekerja :
Responden yang Terhormat,
Saya Nungky Kusumawati (11150920000062), mahasiswi Program Studi
Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian mengenai
“Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan”.
Kuesioner ini merupakan bagian penelitian dari tugas akhir saya. Saya
mohon Bapak/Ibu/Saudara/I untuk berpartisipasi mengisi kuesioner ini secara
lengkap dan benar agar informasi ilmiah yang disajikan dapat
dipertanggungjawabkan dan tercapainya hasil yang diinginkan. Atas perhatian dan
kerja sama Bapak/Ibu/Saudara/I saya ucapkan terima kasih.
141
KUESIONER PENGISIAN MATRIKS PERBANDINGAN BERPASANGAN
Petunjuk Umum :
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden sehingga
memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat dengan responden lain.
Petunjuk Teknis :
1. Responden diminta untuk membandingkan antara dua elemen yaitu elemen A
(kolom kiri) dengan elemen B (kolom kanan).
2. Nilai perbandingan antara dua elemen ditandai dengan tanda “√” (centang)
3. Nilai perbandingan yang diberikan responden mempunyai skala 1-9
Definisi dari skala yang digunakan sebagai berikut :
Nilai Keterangan Nilai Keterangan
1 Elemen A sama penting dengan B
3 Elemen A lebih penting dari B
5 Elemen A jelas lebih penting dari B
7 Elemen A sangat jelas lebih penting dari B
9 Elemen A mutlak lebih penting dari B
2, 4, 6, 8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai elemen yang berdekatan
1/(2-9) Kebalikan dari keterangan nilai 2-9
142
CONTOH PENGISIAN
Intruksi : Bandingkan tingkat seberapa penting faktor-faktor di bawah ini
Kolom
Kiri
Lebih Penting Lebih Penting Kolom
Kanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Faktor X √ Faktor Y
√ Faktor Z
Faktor Y √ Faktor Z
Penjelasan :
1. Faktor X tidak lebih penting dibanding Faktor Y, atau sebaliknya Faktor Y jelas
lebih penting dibanding Faktor X
2. Faktor X jelas lebih penting dibanding Faktor Z, atau sebaliknya Faktor Z tidak
jelas lebih penting dibanding Faktor X
3. Faktor Y sangat jelas lebih penting dibanding Faktor Z, atau sebaliknya Faktor
Z tidak sangat jelas lebih penting dibanding Faktor Y
143
Bagian I
Hierarki Faktor terhadap Fokus
Instruksi : Bandingkan tingkat kepentingan antar faktor-faktor berikut dalam
upaya pemasaran daging kebab sapi di PT. SKB.
Kolom
Kiri
Lebih Penting Lebih
Penting
Kolom
Kanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Product Price
Place
Promotion
People
Physical
Process
Price Place
Promotion
People
Physical
Process
Place Promotion
People
Physical
Process
Promotion People
Physical
Process
People Physical
Process
Physical Process
144
Bagian II
Hierarki Aktor terhadap Faktor
2.A Instruksi : Bandingkan tingkat kepentingan antar Aktor sehubungan dengan
faktor Produk (Product) dalam upaya pemasaran daging kebab
sapi di PT. SKB.
Kolom
Kiri
Lebih Penting Lebih
Penting
Kolom
Kanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
President
Director
General
Manager
Logistic
Manager
General
Manager
Logistic
Manager
2.B Instruksi : Bandingkan tingkat kepentingan antar Aktor sehubungan dengan
faktor Harga (Price) dalam upaya pemasaran daging kebab sapi di
PT. SKB.
Kolom
Kiri
Lebih Penting Lebih
Penting
Kolom
Kanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
President
Director
General
Manager
Logistic
Manager
General
Manager
Logistic
Manager
145
2.C Instruksi : Bandingkan tingkat kepentingan antar Aktor sehubungan dengan
faktor Tempat/distribusi (Place) dalam upaya pemasaran daging
kebab sapi di PT. SKB.
Kolom
Kiri
Lebih Penting Lebih
Penting
Kolom
Kanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
President
Director
General
Manager
Logistic
Manager
General
Manager
Logistic
Manager
2.D Instruksi : Bandingkan tingkat kepentingan antar Aktor sehubungan dengan
faktor Promosi (Promotion) dalam upaya pemasaran daging kebab sapi di PT.
SKB.
Kolom
Kiri
Lebih Penting Lebih
Penting
Kolom
Kanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
President
Director
General
Manager
Logistic
Manager
General
Manager
Logistic
Manager
2.E Instruksi : Bandingkan tingkat kepentingan antar Aktor sehubungan dengan
faktor Tenaga kerja (People) dalam upaya pemasaran daging kebab sapi di PT.
SKB.
Kolom
Kiri
Lebih Penting Lebih
Penting
Kolom
Kanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
President
Director
General
Manager
Logistic
Manager
General
Manager
Logistic
Manager
146
2.F Instruksi : Bandingkan tingkat kepentingan antar Aktor sehubungan dengan
faktor Lingkungan Fisik (Physical evidence) dalam upaya pemasaran daging
kebab sapi di PT. SKB.
Kolom
Kiri
Lebih Penting Lebih
Penting
Kolom
Kanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
President
Director
General
Manager
Logistic
Manager
General
Manager
Logistic
Manager
2.G Instruksi : Bandingkan tingkat kepentingan antar Aktor sehubungan dengan
faktor Proses (Process) dalam upaya pemasaran daging kebab sapi di PT. SKB.
Kolom
Kiri
Lebih Penting Lebih
Penting
Kolom
Kanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
President
Director
General
Manager
Logistic
Manager
General
Manager
Logistic
Manager
147
Bagian III
Hierarki Alternatif Strategi terhadap Aktor
Dari beberapa aktor yang berpengaruh terhadap pemasaran daging kebab sapi di
PT. Sari Kreasi Boga Jakarta Selatan, terdapat beberapa alternatif strategi, yaitu :
a. Meningkatkan kualitas mutu produk dengan melakukan evaluasi proses
produksi.
b. Melakukan penetrasi harga melalui penurunan harga jual dibawah harga
kompetitor sejenis.
c. Memperbesar cakupan pemasaran melalui penambahan distributor-distributor.
d. Memberikan promosi penjualan melalui penjualan personal maupun sosial
media dan website
e. Memberikan pelatihan kepada karyawan agar dapat meningkatkan performa
kerja dalam memasarkan produk.
148
3.A Instruksi : Bandingkan tingkat kepentingan antar Alternatif Strategi
sehubungan dengan aktor President Director dalam upaya
pemasaran daging kebab sapi di PT. SKB.
Kolom Kiri
Lebih
Penting
Lebih
Penting
Kolom Kanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan
kualitas mutu
produk
Melakukan
penetrasi harga
Memperbesar
cakupan pemasaran
Memberikan
promosi penjualan
Memberikan
pelatihan
kepada
karyawan
Melakukan
penetrasi
harga
Memperbesar
cakupan pemasaran
Memberikan
promosi penjualan
Memberikan
pelatihan
kepada
karyawan
Memperbesar
cakupan
pemasaran
Memberikan
promosi penjualan
Memberikan
pelatihan
kepada
karyawan
Memberikan
promosi
penjualan
Memberikan
pelatihan
kepada
karyawan
149
3.B Instruksi : Bandingkan tingkat kepentingan antar Alternatif Strategi
sehubungan dengan aktor Managing Director dalam upaya
pemasaran daging kebab sapi di PT. SKB.
Kolom Kiri
Lebih
Penting
Lebih
Penting
Kolom Kanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan
kualitas mutu
produk
Melakukan
penetrasi harga
Memperbesar
cakupan pemasaran
Memberikan
promosi penjualan
Memberikan
pelatihan
kepada
karyawan
Melakukan
penetrasi
harga
Memperbesar
cakupan pemasaran
Memberikan
promosi penjualan
Memberikan
pelatihan
kepada
karyawan
Memperbesar
cakupan
pemasaran
Memberikan
promosi penjualan
Memberikan
pelatihan
kepada
karyawan
Memberikan
promosi
penjualan
Memberikan
pelatihan
kepada
karyawan
150
3.C Instruksi : Bandingkan tingkat kepentingan antar Alternatif Strategi
sehubungan dengan aktor General Manager dalam upaya
pemasaran daging kebab sapi di PT. SKB.
Kolom Kiri
Lebih
Penting
Lebih
Penting
Kolom Kanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan
kualitas mutu
produk
Melakukan
penetrasi harga
Memperbesar
cakupan pemasaran
Memberikan
promosi penjualan
Memberikan
pelatihan
kepada
karyawan
Melakukan
penetrasi
harga
Memperbesar
cakupan pemasaran
Memberikan
promosi penjualan
Memberikan
pelatihan
kepada
karyawan
Memperbesar
cakupan
pemasaran
Memberikan
promosi penjualan
Memberikan
pelatihan
kepada
karyawan
Memberikan
promosi
penjualan
Memberikan
pelatihan
kepada
karyawan
151
Lampiran 4. Hasil kuesioner terbuka pada FGD (Focus Group Discussion)
Tanggal Pelaksanaan : 14 September 2020
Tempat : Kantor PT. Sari Kreasi Boga
Responden : R1 = General Manager
R2 = General Affair Manager
R3 = Logistic Manager
Pertanyaan 1:
Apakah dengan meneliti strategi pemasaran daging kebab sapi di PT. Sari Kreasi
Boga ini sesuai dengan keadaan untuk dapat mengatasi permasalahan
perusahaan?
Jawaban:
R2: Perihal mengenai permasalahan perusahaan khususnya dalam pemasaran, ada
beberapa kendala terkait proses pemasaran yang dilaksanakan perusahaan saat ini.
R1: Iya betul, saat ini perusahaan sangat membutuhkan penelitian mengenai
pemasaran khususnya dalam strategi apa yang akan dilakukan untuk kedepannya
agar penjualan semakin meningkat serta produk daging kebab sapi saga ini agar
kembali diminati oleh para konsumen.
R3: Berdasarkan permasalahan yang dihadapi perusahaan serta kendala yang
dihadapi dalam pemasaran penting dilakukan penelitian yang direncanakan oleh
mba nungky terkait strategi pemasaran daging kebab sapi di PT. Sari Kreasi Boga
ini menjadi fokus penelitian untuk dapat membantu perusahaan menemukan
strategi apa sih yang perlu dilakukan.
Pertanyaan 2:
Apakah pada proses pemasaran daging kebab sapi di PT. SKB sudah sesuai
dengan konsep bauran pemasaran (marketing mix)7P?
152
Jawaban:
R2: Bauran pemasaran saat ini sudah berkembang dari 4P menjadi 7P kan ya?
N: Benar bu, bauran pemasaran saat ini terdiri dari product, price atau harga,
promotion atau promosi, place atau tempat, people atau tenaga kerja dalam
pemasaran, physical evident atau yang dapat dikatakan sebagai fasilitas
pemasaran sebagai pendukung dalam pemasaran, dan yang terakhir process atau
proses dalam pemasaran.
R2: Oke baik, menurut saya saat ini perusahaan kan juga sudah memiliki atau
menerapkan dari bauran pemasaran tersebut.
R3: Iya pak, untuk faktor-faktor yang berpengaruh dengan kondisi di dalam
perusahaan, iya benar sudah dapat menyesuaikan dengan bauran pemasaran yang
ada di dalam teori yaaa.
Pertanyaan 3:
Dalam memutuskan dan menentukan kebijakan mengenai pemasaran siapa saja
(aktor) yang mempunyai wewenang?
Jawaban:
R1: Dalam pengambilan keputusan biasanya yang sudah pasti itu president
director atau direktur utama Ibu Nilam, menjurus lebih kearah pemasaran nya
saya sendiri juga dapat memberikan keputusan karenan memang posisi saya yang
setiap hari di kantor dan berkoordinasi dengan divisi-divisi terkait.
R3: Saya sependapat dengan bapak terkait siapa saja yang memiliki wewenang
dalam kebijakan dalam proses pemasaran kebab daging sapi saga ini.
R2: Ibu Iis (Logistic Manager) juga memiliki wewenang dalam memutuskan
dalam proses pemasaran kebab daging sapi di PT. SKB ini karena beliau yang
turun langsung memasarkan serta yang mengetahui proses alur distirbusi dari
pemesanan hingga barang tersebut diterima oleh konsumen.
N: Baik pak bu, untuk aktor yang ebrwenang dalam menentukan kebijakan dalam
pemasaran di PT. Sari Kreasi Boga ini ada 3 aktor, yaitu President Director,
General Manager, serta Logistic Manager.
153
Pertanyaan 4:
Pada faktor-faktor pemasaran dengan konsep bauran pemasaran (marketing mix)
7P yang sudah dijelaskan, apa yang dapat diterapkan menjadi sebuah alternatif
strategi pemasaran untuk mengatasi permasalahan pemasaran perusahaan ?
Jawaban:
R2: Yang pasti perlu adanya dalam memasarkan suatu produk yang perlu
diperhatikan adalah dalam kualitas produk sehingga harga juga dapat ditentukan
atau diimbangi dengan kualitas suatu produk.
R1: Saat ini tetapi sudah sangat banyak perusahaan sejenis yang memasarkan
harga dibawah harga yang kita pasarkan padahal mereka ada sebuah perusahaan-
perusahaan baru.
R3: Beberapa konsumen lama juga sudah banyak yang beralih kepada supplier
baru tersebut.
R2: Iya, sepertinya penurunan harga saat ini perlu dilakukan guna menarik
kembali minat konsumen dalam membeli produk kita diimbangi juga dengan
kualitas yang akan kita berikan.
R1: Saat ini supplier lain berani memberikan harga murah dikarenakan mereka
sudah banyak memiliki distributor yang dapat membantu dalam memasarkan
produk dan konsumen pun lebih mudah untuk mendapatkannya, maka diperlukan
juga perluasan pemasaran dengan membuka distributor untuk wilayah diluar
jabodetabek.
N: Selain dalam segi produk dan harga, dilihat dari sisi bauran pemasaran yang
ada serta permasalahan didalamnya, adakah alternatif lain yang perlu dilakukan
perusahaan?
R3: Perusahaan belum pernah memberikan diskon kepada konsumen, paling
hanya bonus saja itupun ada minimal pembeliannya. Promosi penjualan seperti
potongan harga baiknya perlu dilakukan, dan juga penjualan lewat e-commerce
juga dapat memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk.
R2: Iya saat ini adalah dimana jamannya konsumen ingin instant dan juga banyak
daya tarik dari e-commerce tersebut selain itu website dan Instagram nya harus
lebih aktif lagi dalam memposting produk. Kurangnya keaktifan karyawan dalam
154
memanfaatkan sosial media dan juga website sepertinya diperlukan pelatihan
kepada karyawan dalam cara memasarkan suatu produk untuk meningkatkan
pelayanan.
N: Baik, berdasarkan permasalahan yang ada tentu perlu adanya beberapa
alternatif strategi yang disebutkan tadi: 1. Meningkatkan kualitas mutu produk, 2.
Melakukan penetrasi harga, 3. Memperbesar cakupan pemasaran, 4. Memberikan
promosi penjualan, dan 5. Memberikan pelatihan kepada karyawan.
155
Lampiran 5. Struktur Hierarki (Hasil Wawancara)
Strategi Pemasaran Daging Kebab Sapi di PT. Sari Kreasi Boga
Product Price Place Promotion Physical
evidence People Process
President Director General Manager Logistic Manager
Meningkatkan
kualitas mutu
produk
Melakukan
penetrasi harga
Memperbesar
cakupan
pemasaran
Memberikan
promosi
penjualan
Tingkat I
Fokus (Goal)
Tingkat II
Faktor (Bauran
Pemasaran)
Tingkat III
Aktor
Tingkat IV
Alternatif Strategi
Memberikan
pelatihan
kepada
karyawan
156
Lampiran 6. Hasil Pengolahan AHP (Analytical Hierarcy Process) dengan
software Expert Choice 11
Hasil Pengolahan Horizontal Tingkat 3 (Elemen Aktor)
157
Lampiran 6. Lanjutan…
Hasil Pengolahan Horizontal Tingkat 4 (Elemen Alternatif Strategi)
158
Lampiran 6. Lanjutan….
Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Faktor
Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif Strategi
159
Lampiran 7. Hasil Pengolahan AHP dengan software Microsoft Excel 2013
Hasil Vertikal Elemen Faktor
Elemen
Aktor
Elemen Faktor Bobot Produc
t Price Place Promotion People
Physical
Evidence
Proces
s
President
Director 0.615 0.612 0.211 0.097 0.691 0.529 0.24 0.691
General
Manager 0.285 0.295 0.552 0.570 0.218 0.36 0.661 0.218
Logistic
Manager 0.099 0.092 0.237 0.333 0.091 0.11 0.099 0.091
CR 0.04 0.01 0.01 0.02 0.01 0.00347 0.03
Bobot 0.324 0.183 0.16 0.15 0.097 0.04 0.045 1
Hasil Vertikal Elemen Alternatif Strategi
Elemen Alternatif Strategi
Elemen Aktor
Bobot President
Director
General
Manager
Logistic
Manage
r
Meningkatka Kualitas Mutu
Produk 0.557 0.31 0.271 0.351
Melakukan Penetrasi Harga 0.189 0.405 0.135 0.34
Memperbesar Cakupan
Pemasaran 0.082 0.147 0.46 0.165
Memberikan Promosi
Penjualan 0.12 0.086 0.081 0.092
Memberikan Pelatihan
Kepada Karyawan 0.052 0.052 0.053 0.052
CR 0.03 0.03 0.05
Bobot 0.691 0.218 0.091 1
160
Lampiran 8. Titik Lokasi Graha SKB (PT. SKB)
Graha
SKB
161
Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian di PT. SKB
Tampak Depan Gedung Tampak Dalam Gedung
Wawancara dengan responden
Produk Kebab Daging Sapi Fasilitas Pemasaran