STRATEGI MEMANFAATKAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SEKOLAH DASAR THESIS By: Nama : YENI SILFIA Nim: 08.452.09 ENGLISH DENPARTMENT OF TARBIYAH FACULTY STATE COLLEGE FOR ISLAMIC STUDIES KERINCI
35
Embed
Strategi Memanfaatkan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Kosakata Pada Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Sekolah Dasar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STRATEGI MEMANFAATKAN MEDIA GAMBAR UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SEKOLAH DASAR
THESIS
By:
Nama : YENI SILFIA
Nim: 08.452.09
ENGLISH DENPARTMENT OF TARBIYAH FACULTY
STATE COLLEGE FOR ISLAMIC STUDIES KERINCI
2012 M/1433 H
STRATEGI MEMANFAATKAN MEDIA GAMBAR UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SEKOLAH DASAR
THESIS
SUBMITED TO ENGLISH DEPARTMENT OF
TARBIYAH FACULTY STAIN KERINCI IN
PARTIAL PULLFILLMENT OF THE REGUIRMENTS FOR
A DEGREE IN ENGLISH TEACHING
By:
Nama : YENI SILFIA
Nim: 08.452.09
ENGLISH DENPARTMENT OF TARBIYAH FACULTY
STATE COLLEGE FOR ISLAMIC STUDIES KERINCI
2012 M/1433 H
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)
namun juga menggunakan bahasa, isyarat atau bahasa gambar. Peradapan manusia kuno
sebelum mengenal tulisan adalah menggunakan bahasa gambar. Bahasa itu sendiri berfungsi
sebagai alat komunikasi yang diperggunakan secara luas dalam setiap aspek kehidupan
seperti ilmu pengetahuan, pendidikan, bisnis, hiburan dan sebagainya.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan
budaya orang lain. Selain itu, Pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan
menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya
Pada hakikatnya pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh sebab itu, tujuan
utama pembelajaran bahasa inggris diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi dengan bahasa inggris, baik secara lisan maupun tertulis. Pengertian
komunikasi yang dimaksud adalah memahami dan menggungkapkan informasi, pikiran,
perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dengan
menggunakan bahasa inggris1 (Depdiknas, 2003:4)
1Ansto Rahadi, Media Pembelajaran,(Jakarta : Depdikbud, 2003) hlm.4
Anita Lie, Sekjen Dewan Pendidikan Jatim; Associate Director Asia Teel (Teachers
Of English As a Foreign Language) menyatakan bahwa belajar bahasa inggris disekolah
dasar (SD) dan menenggah (SMP/SMA/SMK) mempunyai dua tujuan. Pertama, siswa perlu
menyiapkan diri agar bis membaca buku teks dalam bahasa inggris ditingkat perguruan
tinggi. Kedua, kemampuan berbahasa inggris masih digunakan sebagai factor penentu guna
mendapatkan pekerjaan dan Imbalan menarik.
Bahasa inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis
Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi
dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami
dan/atau menghasilkan teks lisan dan atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan
berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan
inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa inggris diarahkan untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan
berwacana dalam Bahasa inggris.
Tingkat kemampuan itu mencakup performative, functional, informational, dan
epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan
berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu
menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat
kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses
pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu
mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran (Wells,1987).
Pembelajaran bahasa khususnya bahasa inggris memiliki tujuan agar peran siswa
terampil berbahasa yang mencakup masalah ketrampilan berbicara, menyimak, membaca dan
menulis. Salah satu metode pembelajaran kosakata yang dirasa cukup menarik adalah
pembelajaran dengan menggunakan permainan. Pembelajaran dengan menggunakan
permainan akan sangat efektif untuk menjelaskan suatu pengertian niskala (abstrak) atau
konsep yang sering sulit dijelaskan dengan kata-kata. Dengan permainan, siswa dapat
merumuskan pemahaman tentang suatu konsep: kaidah-kaidah asas (prinsip), unsur-unsur
pokok, proses, hasil, dampak dan seterusnya2.
Metode pembelajaran dengan permainan (learning games) yang merupakan kombinasi
dengan media pembelajaran adalah pembelajaran dengan menggunakan media gambar untuk
meningkatkan kemampuan kosakata pada pembelajaran bahasa inggris SD.
Terdorong oleh hal-hal diatas itulah yang mendorong penulis untuk melakukan penulisan
karya ilmiah mengenai “Pemanfaatan Media Gambar untuk meningkatkan kosakata pada
pembelajaran bahasa inggris kelas V SD.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang diajukan membahas tentang :
1. Pembelajaran pada umumnya masih bersifat konvensional. Guru kurang kreatif dan
miskin inovasi dalam menyampaikan materi pelajaran. Bahkan terkesan guru hanya
ingin penyampaian materi itu cepat selesai tanpa memperdulikan bagaimana proses
pembelajaran yang berlansung dan keluaran yang dihasilkan.
2. Kurangnya motivasi dari siswa untuk mengikuti pembelajaran dikelas, siswa
cenderung kurang aktif sehingga sehingga menyebabkan pembelajaran bersifat
2 Suyatna, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar,(Jakarta: Bumi Aksara,2005) h.12
teacher-centered. Siswa hanya menerima materi, menulis, dan mengikuti semua yang
dilakukan guru, akibatnya pembelajaran hanya bersifat verbalistik.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka Rumusan masalah yang diajukan
mengenai :
1. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan kosa kata dengan menggunakan media
gambar pada pembelajaran bahasa inggris sekolah dasar?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah Pemanfaatan media gambar dapat
meningkatkan kemampuan kosakata pada pembelajaran bahasa inggris anak SD.
E. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan karya ilmiah ini adalah:
1. Memberikan motivasi serta pertimbangan dalam penyediaan dan pemilihan media
pembelajaran yang tepat untuk memperlancar proses belajar mengajar. Selain itu
dapat memberikan masukan kepada guru untuk selalu menggunakan media
pembelajaran yang kreatif dan menarik.
2. Dapat meningkatkan kemampuan dalam belajar mengajar bahasa inggris di SD
terutama yang berkaitan dengan kemampuan kosakata.
3. Memberikan masukan tentang manajemen guru dalam mengelola proses pembelajaran
(khususnya dalam penggunaan media) agar tujuan pendidikan secara instruksional
tercapai optimal.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pembelajaran bahasa inggris
1.1 Pengertian Pembelajaran
Suatu proses belajar harus ad interaksi anatara siswa dan guru. Hal ini harus
terjadi agar dalam suatu PBM (proses belajar mengajar) tidak terasa monoton dan
hanya bisa berinterksi satu arah. Interaksi siswa dan guru yang baik akan dapat
meningkatakan atau memajukan proses belajar mengajar yamg baik.
Interaksi ini mencakup segala hal yang terjadi dalam proses pembelajaran Saat
guru menerangkan suatu pelajaran dan siswa dapat menanggapi dengan baik
memperhatikan guru, ini yang disebut interaksi yang tidak monoton. Dalam hal
interksi seperti ini jika guru bertanya dan murid bisa menjawab ini juga interaksi
yang tidak monoton.
Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini dimaksud dengan
interksi dlam proses pembelajaran adalah hubungan timbal balik antara guru dan
siswa sehingga mendapatkan suasana yang kondusif dalam upaya memajukan
suatu proses pembelajaran.
Sedangkan belajar merupakan proses memperoleh kecakapan, ketrampilan dan
sikap. Gagne (1984) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana
organisme berubah perilakunya diakibatkan pengalaman.
Menurut Gagne dalam Yamin, 2005: 17, belajar merupakan kegiatan yang
kompleks dimana setelah belajar tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai, akan tetapi siswa harus mampu beradaptasi dengan lingkungan
dan mengembangkan pemikirannya karena belajar merupakan proses kognitif.
Lingkungan sekitar banyak mempengaruhi sikap dan perilaku masing-masing
individu, seperti pola berfikir, bertindak, berbicara, sikap, gaya bahasa, watak dan
lain sebagainya. Lingkungan pendidikan terdiri dari rumah tangga, sekolah, dan
lingkungan lainnya.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar suatu
adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan
keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (apektif).
1.2 Pembelajaran Bahasa Inggris SD
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis.
Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran,
perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan buaya.
Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan
berwacana, yakni kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan dan tulis
yang direalisasikan dalam 4 keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis.
Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan
tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris
pada tingkat literasi tertentu. Tingkat Literasi mencakup performative, fungsional,
infomational dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca,
menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan.
Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk.
Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan
kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu
mengungkapkan pengetahuan kedalam bahasa sasaran.
Pembelajaran bahasa Inggris ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai
tingkat finctional, yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan
masalah sehari-hari. Diharapkan dapat mencapai tingkat informational karena
mereka disiapkan untuk melanjutkan pendidikannya keperguruan tinggi. Tinggi
literasi epistemic dianggap terlalu tinggi untuk dapat dicapai oleh peserta didik
karena bahasa Inggris di Indonesia merupakan bahasa asing.
Adapun tujuan dan ruang lingkup pembelajaran bahasa inggris bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan
tulis untuk mencapai tingkat literasi functional.
2. Memiliki kesadaran tentang hakekat dan pentingnya bahasa Inggris
untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
3. Mengembangkan peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa
dengan budaya.
Fungsi Mata Pelajaran Bahasa Inggris :
a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi bahasa Inggris, baik
dalam bentuk lisan atau tertulis. Kemampuan berkomunikasi meliputi