Page 1
i
STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM
MENGHADAPI PEMILIHAN LEGISLATIF PERIODE 2014-2019 DI
DAERAH PEMILIHAN 1 KECAMATAN SOMBAOPU
KABUPATEN GOWA
Disusun Oleh :
SULKIPLI
Nomor Stambuk : 10564 311 08
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
Page 2
ii
STRATEGI KOMUNIK POLITIK PARA INCUMBENT DALAM
MENGHADAPI PEMILIHAN LEGISLATIF PERIODE 2014-2019 DI
DAERAH PEMILIHAN 1 KECAMATAN SOMBAOPU
KABUPATEN GOWA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Pemerintahan
Disusun dan Diajukan Oleh
SULKIPLI
Nomor Stambuk : 10564 311 08
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
Page 6
vi
ABSTRAK
SULKIPLI 2014 “Strategi Komunikasi Politik Para Incumbent Dalam
Menghadapi Pemilihan Legislatif Periode 2014-2019 Di Daerah Pemilihan 1
Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa” dibimbing oleh H. Ansyari Mone dan
Adnan Ma’ruf.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bentuk komunikasi politik anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gowa terhadap konstituen di daerah
pemilihannya. Dan juga untuk mengetahui faktor-faktor penghambat komunikasi
politik yang dihadapi anggota DPRD Kabupaten Gowa dengan konstituen di
daerah pemilihannya. Penelitian ini dilakukan di kabupaten gowa kecamatan
somba opu, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian
yang dimana proses penelitiannya berawal dari suatu observasi dengan membuat
generalisasi-generalisasi yang abstrak melalui proses induksi. Penelitian kualitatif
terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui
wawancara dan observasi yang mendalam. Data sekunder melalui studi pustaka.
Data yang dikumpulkan kemudian dibuatkan rangkuman inti dari proses
wawancara tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi ini tentunya
tidak berlaku secara perorangan melainkan secara tim, sehingga untuk
menentukan strategi apa yang tepat digunakan tentunya hasil keputusan tim
sukses dalam pemilihan. Selain itu upaya tatap muka langsung ke masyarakat
sangat efektif dalam mengkampanyekan kandidat baik forum-forum
silaturahmi,diskusi maupun tatap muka secara massal.
Page 7
vii
KATA PENGANTAR
“Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya, sehingga skripsi yang berjudul
“Strategi Komunikasi Politik Caleg Incumbent Menghadapi Pilcaleg Periode
2014 – 2019 Dapil 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”.
Penulis sangat menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari segi teknik penulisan maupun dari segi isinya.
Untuk itu, penulis menerima segala bentuk usul, saran ataupun kritikan yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan berikutnya.
Pada kesempatan yang baik ini pula, penulis tak lupa menyampaikan rasa
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Dr.H.Irwan Akib. M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi
Strata Satu (S1) di sala satu kampus ternama di Indonesia Timur ini,
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Drs. H. Ansyari Mone, M. Pd selaku Pembimbing I, dan Bapak Adnan
Ma’ruf, S. Sos., M. Si selaku Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran serta memberi dorongan, arahan, motivasi, membantu, dan
mengarahkan penulis hingga penyelesaian skripsi ini.
Page 8
viii
3. Bapak Dr. H. Muchlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas muhammadiyah makassar beserta seluruh stafnya.
4. Bapak Andi Luhur Prianto S.IP selaku Ketua Jurusan Ilmu Politik
Pemerintahan FISIP UNISMUH beserta seluruh stafnya.
5. Para dosen jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
yang dengan ikhlas telah memberikan ilmunya kepada penulis.
6. Teruntuk kepada Penasehat Akademik Bapak Drs. H. Ansyari Mone, M. Pd
terima kasih atas nasehat dan dorongannya selama ini saya menempuh
pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Kedua orang tuaku tercinta, ibunda Hj. Nursida yang telah mencurahkan
seluruh cinta, kasih sayang, cucuran keringat dan air mata, untaian doa serta
pengorbanan tiada henti, yang hingga kapanpun penulis takkan bisa
membalasnya. Maafkan jika ananda sering menyusahkan, merepotkan, serta
melukai perasaan ibunda. Keselamatan Dunia Akhirat semoga selalu untukmu.
Semoga Allah selalu menyapamu dengan Cinta-Nya.
8. Bapak Ketua dan Staf Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian
kepada masyarakat Universitas Muhammadiyah Makassar atas pelayanannya
selama proses penelitian, serta Ketua DPRD, khususnya anggota DPRD Kab.
Gowa Dapil 1 Kec. Somba Opu Kabupaten Gowa beserta staf dan jajarannya
yang telah memberikan bantuannya selama penulis melakukan penelitian
9. Seluruh staf pengajar, baik dosen maupun asistennya, staf pegawai di lingkup
FISIP UNISMUH Universitas Muhammadiyah.
Page 9
ix
10. My bestfriend your are the best for me yang selalu ada ditiap kisah hidup
penulis selama berada di bumi biru,”Amind”… persaudraan dan persahabatan
selama ini adalah kenangan yang sangat berharga, untuk selamanya.
11. Teman seperjuangan penulis dalam menyelesaikan studi ini “ Muhammad
Arasy, dan Muhammad Akil Malik serta teman-teman Satuan Pelajar
Mahasiswa Pemuda Pancasila Komisariat Unismuh dan Kabupaten Gowa
(SAPMA PP) dan teman-teman dari Hipma Gowa yang telah banyak
memberikan sumbansi pemikiran dan arti dari sebuah kebersamaan.
12. Seluruh keluarga, rekan, sahabat dan handai taulan yang kesemuanya tak bisa
penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam
penyelesaian studi penulis.
13. Buat semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak sempat disebutkan satu persatu terima kasih atas bantuannya.
Selain itu, penulis juga mengucapkan permohonan maaf yang sedalam-
dalamnya jika penulis telah banyak melakukan kesalahan dan kekhilafan, baik
dalam bentuk ucapan maupun tingkah laku, semenjak penulis menginjakkan
kaki pertama kali di Universitas Muhammadiyah Makassar hingga selesainya
studi penulis. Semua itu adalah murni dari penulis sebagai manusia biasa yang
tak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan. Adapun mengenai kebaikan-
kebaikan penulis, itu semata-mata datangnya dari Allah SWT, karena segala
kesempurnaan hanyalah milik-Nya.
Page 10
x
Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga kesemuanya
ini dapat bernilai ibadah di sisi-Nya, Amin!
Sekian dan terimakasih.
“ Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh “
Makassar, 2014
SULKIPLI
Page 11
xi
DAFTAR ISI
Halaman Pengajuan Skripsi........................................................................ i
Halaman persetujuan .................................................................................. iii
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah........................................... iv
Abstrak.......................................................................................................... iv
Kata Pengantar............................................................................................. vi
Daftar isi ...................................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. TujuanPenelitian ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian, KonsepdanTeori ............................................................. 8
B. Kerangka fikir ................................................................................... 21
C. Deskripsi FokusPenelitian ................................................................. 24
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................. 25
B. Jenis dan Tipe Penelitian ................................................................... 26
C. Sumber Data ..................................................................................... 26
D. Informan Penelitian ........................................................................... 27
E. TeknikPengumpulan Data ................................................................. 28
Page 12
xii
F. TeknikAnalisis Data .......................................................................... 28
G. Pengabsahan Data ............................................................................. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ............................................................................... 30
B. Strategi Komukasi Politik .................................................................. 36
C. Strategi Kampanye politik.................................................................. 53
D. Faktor-Faktor Pendukung Strategi Komunikasi politik ...................... 57
E. Faktor Faktor Penghambat Strategi Komunikasi Politik .................... 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 67
B. Saran .................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70
Page 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menghadapi pileg (Pemilihan Legislatif) periode 2014-2019, Parpol
(Partai Politik) peserta pemilu sudah mulai melakukan rekruitmen caleg (Calon
Legislatif).Namun sangat disayangkan, sistem rekruitmennya sangat minim
ideologi. Para pengurus parpol lebih mengutamakan popularitas yang tak
memiliki pendidikan politik.
Berkaca pada pileg periode 2009-2014, sebanyak 60% diduduki wajah-
wajah baru. Begitupun pada pileg 2014-2019, tak ada jaminan incumbent bisa
duduk kembali menjadi anggota DPRD. Tinggal bagaimana cara mereka bisa
kembali meraih simpatik calon pemilih (masyarakat) yang nota bene kurang
percaya karena janji-janji mereka saat kampanye banyak yang tidak terpenuhi.
Artinya, mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi dan kelompoknya
saja. Momen tersebut tentu saja dimanfaatkan oleh para pendatang baru melalui
pertemuan-pertemuan dengan para tokoh sekaligus menemui secara langsung
kepada calon pemilih. Disini, masyarakat dituntut piawai dalam menentukan
calon DPRD yang benar-benar pro rakyat.Jangan tergiur politik transaksional
yang hanya untuk kepentingan sesaat saja.
Strategi parpol dan caleg kompetisi antar partai politik (Parpol) dan calon
legislatif (Caleg) akan semakin panas dan ketat untuk merebutkan kembali suara
rakyat di-tengah kecenderungan apatisme politik dan golput. Terlebih apabila
Page 14
2
muncul berbagai produk kompetitif berupa konsep, program solutif serta gagasan
unik yang ditawarkan oleh rival-rival parpol atau caleg lainnya.
Elit politik yang kemudian akan menjadi bagian dalam sebuah proses
pemilihan umum, akan bersaing untuk memperoleh kedudukan sebagai seorang
pemimpin khususnya dalam sebuah daerah. Mereka akan berkompetisi untuk
memperoleh dukungan atau suara terbanyak dari rakyat sehingga dalam
perebutan kekuasaan ini, para aktor atau elit politik tersebut menggunakan
berbagai macam cara atau strategi. Begitupun dengan rakyat sebagai kelompok
orang yang akan dipimpin, tentu memiliki peran penting dalam sebuah pemilihan
umum, sehingga terjadi interaksi antar kedua unsur penting ini agar sistem
demokrasi yang dianut dapat benar-benar terwujud dalam sebuah pemilihan
umum kepala daerah dan dimaksudkan untuk meminimalisasi terjadinya
pembajakan otoritas dari rakyat oleh para wakil di lembaga-lembaga perwakilan.
Hal ini terjadi karena di dalam pemilihan umum secara langsung, rakyat dapat
menentukan pemimpin-pemimpin yang mereka kehendaki secara lebih
otonom.Meskipun dalam menetapkan pilihannya, rakyat tidak sepenuhnya
otonom.Hal-hal lain seperti ideologi, keyakinan, dan agama, kelas, kelompok dan
relasi-relasi lain, dapat berperan untuk memberikan pengaruh terhadap pilihan
rakyat. Tetapi adanya prosedur bahwa dapat menentukan pilihannya di bilik-bilik
pemungutan suara secara jujur dan adil, akan lebih memungkinkan para pemilih
lebih otonom.
Karenanya dibutuhkan sebuah strategi yang baik dalam berkampanye
berupa strategi pemasaran. Dulu dikenal dengan istilah marketing yakni produk
Page 15
3
sebagai raja.Salah satu ciri dari era ini adalah terjadinya komunikasi hanya satu
arah.Artinya, masyarakat tidak diberi ruang untuk komentar atau memberi
tanggapan. Dengan cara membagi-bagi brosur kepada calon pemilih.
Strategi kampanye politik yang digunakan harus benar-benar sesuai
dengan target yang ingin dicapai. Melalui kampanye politik, incumbent
melakukan pemasaran program agar membuat rakyat memilih dirinya sebagai
pemimpin di daerah. Dalam pemasaran program ini terdapat tahapan-tahapan
yang disusun terlebih dahulu melalui tim sukses yang dibentuk oleh incumbent.
Hal ini dimaksudkan agar sasaran dan tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana.
Secara kualitatif, para incumbent memang memiliki peluang yang lebih
besar dibanding calon lainnya karena ia sudah tentu popular dibanding pasangan
calon lainnya. Para incumbent juga memiliki investasi sosial politik yang cukup
besar yang diperlihatkannya selama ia menjabat sebagai anggota DPRDkab.
Gowa periode sebelumnya.Hal-hal inilah yang menjadi faktor pendukung
kemenangan para incumbent untuk kembali menjabat sebagai anggota DPRD
Kab.Gowa di daerah pemilihannya sendiri khususnya di daerah pemilihan 1
kecamatan SombaOpu Kabupaten Gowa.
Namun kemenangan para incumbent tidak begitu saja diterima oleh calon
legislatif lainnya. Mereka menganggap incumbent ini menggunakan cara-cara
yang menyimpan dari aturan, dimana incumbent menggunakan kekuasaannya
sebagai anggota DPRD yang terpilih saat periode sebelumnya.
Akan tetapi para incumbent yang bertarung di Dapil 1 kecamatan Somba
Opu tak serta merta harus merasa tenang karena lawan yang bakal dihadapi akan
Page 16
4
berusaha semaksimal mungkin untuk merebut simpati masyarakat agar mereka
bisa duduk menjadi anggota dewan yang baru, melalui strategi mereka masing-
masing tanpa memandang status lawan ( incumbent ).
Hal ini yang kemudian yang menjadi tantangan bagi seorang
incumbent.Mempertahankan dukungan dan kepercayaan dari masyarakat tidaklah
mudah karena membutuhkan cara-cara yang tepat untuk dapat
mengkomunikasikan program-program kerja yang disusun demi kemajuan hidup
masyarakat.Incumbent membutuhkan strategi yang tepat agar dapat
memenangkan pemilihan, selain itu strategi politik yang digunakan harus mampu
menampilkan perbedaan yang positif bagi incumbent agar kualitas dari
incumbent itu sendiri dapat terlihat jelas dibandingkan pesaing-
pesaingnya.Incumbent harus dapat menampilkan suatu hal yang dapat menjadi
keuntungan-keuntungan bagi masyarakat.
Secara faktual banyak daerah pemilihan yang sudah menjadi tempat atau
sarana incumbent untuk melakukan sosialisi secara tidak langsung dengan
memanfaatkan program kerja pemerintah.Tak terkecuali di daerah pemilihan 1
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa sudah terjadi perang strategi oleh para
caleg untuk merebut hati masyarakat.Terlebih para incumbent yang bertarung
kembali guna untuk mempertahankan posisinya sebagai anggota Dewan Rakyat
Daerah. Dimana incumbent sendiri memiliki keuntungan dikarenakan mereka
mempunyai sarana atau akses yang lebih untuk merebut simpati masyarakat, itu
bisa dilihat dari banyaknya program- program pembangunan yang baru
terlaksana ketika moment pemilihan legislatif akan dilaksanakan. Jadi secara
Page 17
5
tidak langsung kebanyakan para incumbent sudah mensosialisasikan dirinya
kepada masyarakat melalui program-program tersebut
Akan tetapi para pesaing dari para incumbent tidak tinggal diam untuk
merebut simpati masyarakat dengan cara-cara atau strategi komunikasi politiknya
sendiri, dan membuat para incumbent harus menyusun strategi pilitik yang lebih
untuk mempertahankan posisinya.
Jadi sangat diperlukan strategi komunikasi politik yang sangat baik untuk
para incumbent jika masih ingin mempertahankan posisinya, itu dikarenakan
jatah kursi yang diperebutkan sangat terbatas, Baik itu incumbent maupun wajah-
wajah baru yang siap meramaikan dan bertarung untuk memperebutkan 10 buah
kursi di daerah pemilihan 1 yang tersedia di gedung rakyat kabupaten Gowa.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah yakni
sebagai berikut :
1. Bagaimana komunikasi incumbent dalam pemilihan calon legislatif periode
2014-2019 ?
2. Bagaimana kampanye politik dapat membuat incumbent memperoleh
kemenangan dalam pemilihan calon legislatif periode 2014-2019 ?
Page 18
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui strategi komunikasi politik yang digunakan incumbent
dalam pemilihan calon legislatif Dapil 1 Kec. Somba Opu Kab. Gowa periode
2014-2019.
2. Untuk mengetahui yang digunakan dalam kampanye untuk kemenangan
incumbent dalam pemilihan calon legislatif Dapil 1 Kec. Somba Opu Kab.
Gowa periode 2014-2019.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat akademik
a. Sebagai bahan teoritis literatur atau bahan kajian dalam studi ilmu politik.
b. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi peneliti-peneliti yang ingin
mengetahui strategi komunikasi politik para incumbent dalam pemilihan
calon legislatif Dapil 1 Kec. Somba Opu Kab. Gowa periode 2014-2019.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam memilih dan
menentukan calon legislatifnya guna terciptanya interaksi politik yang
memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat selanjutnya.
b. Memberikan pendidikan politik kepada masyarakat sehingga kehidupan
berpolitik masyarakat lebih baik kedepannya, terutama dalam membentuk
sikap dan tingkah laku politik mereka.
c. Sebagai masukan bagi para kompetitor Pilcaleg di Kabupaten Gowa pada
periode berikutnya agar menjalankan amanah konstitusi dan menjunjung
Page 19
7
nilai-nilai demokrasi serta merealisasikan visi misi yang disosialisaikan
kepada masyarakat agar terciptanya sebuah keseimbangan sistem politik
yang baik di Kabupaten Gowa.
Page 20
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Konsep Dan Teori
1. Pengertian Strategi Politik
Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik, yaitu “stratos” yang artinya
tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Dengan demikian, strategi
dimaksudkan adalah memimpin tentara.Lalu muncul kata strategos yang artinya
pemimpin tentara pada tingkat atas.Jadi, strategi adalah konsep militer yang bisa
diartikan sebagai seni perang para jenderal, atau suatu rancangan yang terbaik
untuk memenangkan peperangan.
Seperti merumuskan strategi sebagai suatu seni yang menggunakan
sarana pertempuran untuk mencapai tujuan perang, sementara Anderson (2002)
merumuskan strategi sebagai seni yang melibatkan kemampuan
inteligensi/pikiran untuk membawa semua sumber daya yang tersedia untuk
mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan efisien.
Strategi kemudian dikembangkan oleh para praktisi yang menghasilkan gagasan
dan konsepsi yang didasari oleh keilmuwan masing-masing.
Strategi politik itu sendiri memiliki tujuan yakni untuk mewujudkan
segala rencana yang telah disusun. Ini kemudian menjadi satu fokus utama dalam
sebuah pemilihan yakni perolehan suara terbanyak sebagai bentuk kemenangan
untuk memperoleh kekuasaan. Kekuasaan inilah yang menjadi tujuan dari sebuah
Page 21
9
strategi karena merupakan kemenangan politik yang dapat digunakan dalam
sebuah sistem politik.
Perencanaan strategi politik merupakan suatu analisa yang jelas dari
keadaan kekuasaan, gambaran yang jelas mengenai tujuan akhir yang akan
dicapai dan pemusatan segala kekuatan untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Dalam pendeskripsian strategi politik, maka penulis merasa perlu untuk
membatasi pada strategi politik yang digunakan untuk pemenanganpemilukada
dalam hal ini yakni strategi ofensif dan strategi defensif. Hal ini mengingat
bahwa pemaknaan terhadap strategi politik tidak hanya pada pemenangan
pemilukada saja tetapi juga tentang sebuah perencanaan untuk kinerja sistem
dalam struktur politik yang akan terbentuk. Kedua strategi inilah yang akan
digunakan sebagai unit analisa dalam hal pemilihan strategi politik.
a. Strategi Ofensif
Strategi ini dibutuhkan apabila partai politik ingin meningkatkan jumlah
pemilihnya, harus ada pandangan positif terhadap hal tersebut sehingga cara
yang dapat digunakan adalah melalui kampanye politik.
Strategi kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar,
bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tentu dengan
tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan.
Setiap kampanye politik adalah suatu usaha hubungan masyarakat.
Tugasnya adalah membujuk sejumlah pemberi suara yang sudah terdaftar untuk
mendukung calon. Kampanye yang berorientasi pada hubungan masyarakat,
berusaha merangsang perhatian orang kepada sang calon. Iamencoba
Page 22
10
meningkatkan identifikasi dan citra sang calon di antara kelompok pemberi
suara, menyebarluaskan pandangan sang calon tentang berbagai masalah penting,
dan mendorong para pemberi suara menuju ke tempat pemilihan untuk
memberikan suara kepada sang calon.
Strategi kampanye politik bertujuan untuk membentuk serangkaian
makna politis tertentu di dalam pikiran para pemilih.Serangkaian makna politis
yang terbentuk dalam pikiran para pemilih tersebut dimaksudkan untuk memilih
kontestan tertentu. Makna politis inilah yang menjadi output penting dari strategi
kampanye politik.
Strategi seperti ini perlu dipersiapkan sebuah kampanye pengantar untuk
menjelaskan kepada publik tentang penawaran mana saja yang lebih baik,
dibandingkan dengan penawaran partai-partai lainnya dan memanfaatkan situasi
dan kondisi yang terjadi dalam masyarakat.Misalnya hal-hal yang menjadi
kebutuhan masyarakat dalam mensejahterakan hidupnya, dapat menjadi kunci
untuk merumuskan strategi ini.Partai politik harus lihai dalam melihat celah yang
dapat membawa keuntungan bagi incumbent.
b. Strategi Defensif
Strategi defensif digunakan apabila partai pemerintah atau sebuah koalisi
pemerintahan yang terdiri atas beberapa partai ingin mempertahankan
mayoritasnya atau apabila perolehan suara yang dicapai sebelumnya ingin
dipertahankan. Strategi ini memanfaatkan koalisi yang dibangun oleh incumbent
sebagai salah satu cara untuk memelihara dukungan suara.
Page 23
11
Membangun koalisi partai harus memiliki perhitungan yang rasional,
misalnya seberapa besar kekuatan yang telah dimiliki oleh partai dan partai apa
yang akan diajak berkoalisi, bagaimana ideologi, kekuatan, dan kelemahan partai
dalam hal massa, serta apa tantangan dan keuntungan yang dapat diperoleh
dengan cara koalisi. Dalam kondisi seperti ini biasanya muncul broker partai
yang bisa menghubungkan kepentingan masing-masing partai. Koalisi juga
menghadirkan tawar menawar antarpribadi elite politik untuk mendapatkan
posisi dalam pemerintahan.
Hal inilah yang kemudian menempatkan strategi ini sebagai strategi yang
khas untuk mempertahankan mayoritas pemerintah yang kemudian akan
membuat partai politik untuk memelihara pemilih tetap mereka dan memperkuat
pemahaman para pemilih sebelumnya terhadap situasi yang berlangsung.
Terhadap partai oposisi yang menyerang, partai pemerintah akan berusaha
menaburkan perbedaan yang ada dan membuat perbedaan tersebut tidak dapat
dikenali lagi. Untuk itu, mereka menggunakan berbagai rincian strategi yang
berbeda.
2. Konsep Incumbent
Menurut Kamus Oxford, incumbent bermakna person holding an official
position. Dalam konteks politik, Wikipedia mengartikan incumbent sebagai the
holder of a political office.Istilah ini, menurut kamus online tersebut, digunakan
dalam pemilu untuk membedakan pertarungan antara pemegang jabatan dan
bukan pemegang jabatan.
Page 24
12
Dalam konteks pencalonan incumbent dalam sebuah pilkada, tentu
membutuhkan beberapa modal yang kemudian dapat menjadi satu kekuatan
dalam meraup dukungan atau suara masyarakat.Modal-modal tersebut yakni
modal sosial dan modal politik.
Modal sosial merupakan modal yang didapatkan oleh incumbent selama
menduduki suatu jabatan.Dalam artian, bagaimana selama masa jabatannya dia
membangun interaksi yang baik dengan masyarakat, baik itu masalah
pembangunan, pendidikan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kesejahteraan
masyarakat.
Melalui posisinya, para incumbent itu akan berusaha membuat kebijakan-
kebijakan yang diarahkan untuk memberi kesan kepada para pemilih bahwa
nereka menaruh perhatian yang besar kepada rakyat. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Anthony Downs, pemerintah akan berusaha memanfaatkan
kekuasaan yang dimilikinya, khususnya kekuasaan di dalam mengalokasikan dan
mendistribusikan kekuasaan, untuk memperoleh simpati dari para pemilih. Di
samping itu dimaksudkan sebagai langkah untuk memenuhi janji-janji yang
pernah diucapkan sebelum menjabat, orientasi kebijakan seperti itu dimaksudkan
sebagai bukti kepada para pemilih bahwa para incumbent itu memang layak
untuk dipilih.
Sementara itu, Jose Maria Maravall menjelaskan keberuntungan para
incumbent dalam konteks teori principal-agent dan kepolitikan
Machiavellian.Dalam pandangannya, secara teoritis, para incumbent itu bisa
terpilih kembali manakala mereka bisa memainkan perannya sebagai agent,
Page 25
13
yakni berusaha membuat kebijakan-kebijakan sesuai dengan preferensi para
pemilih. Relasi seperti ini merupakan salah satu ciri di dalam kehidupan
demokrasi
3. Calon Anggota Legislatif
Calon anggota legislatif adalah anggota partai politik yang namanya telah
ditetapkan secara resmi oleh penyelenggara pemilu sebagai calon anggota
legislatif untuk mengikuti pemilu legislatif di daerah pemilihan masing-
masing.Nama-nama calon anggota legislatif disusun dalam bentuk daftar calon
anggota legislatif, yang terdiri dari daftar calon legislatif sementara dan daftar
calon legislatif tetap.Daftar calon anggota DPR sementara/tetap ditetapkan oleh
KPU; daftar calon anggota DPRDprovinsi sementara/tetap ditetapkan oleh
KPUprovinsi, dan; daftar calon anggota DPRD kabupaten/kota sementara/tetap
ditetapkan oleh KPU kabupaten/kota.
Daftar calon anggota legislatif sementara ditetapkan setelah
penyelenggara pemilu memverfikasi pemenuhan persyaratan setiap nama bakal
calon anggota legislatif yang diajukan oleh partai politik. Pengumuman daftar
calon anggota legisaltif sementara bertujuan memberikan kesempatan kepada
pemilih untuk memastikan bahwa semua nama calon anggota legislatif benar-
benar telah memenuhi persyaratan. Atas laporan masyarakat, apabila
penyelenggara pemilu menemukan nama calon yang tidak memenuhi
persyaratan, maka nama calon tersebut dicoret dari daftar anggota legislatif
sementara dan tidak dimasukkan ke dalam daftar calon anggota legislatif tetap.
Apabila semua nama dalam daftar calon anggota legislatif sementara tidak ada
Page 26
14
yang tidak memenuhi persyaratan, maka daftar tersebut ditetapkan sebagai daftar
calon anggota legislatif tetap.
4. Fungsi Komunikasi Politik
Komunikasi Politik (political communication) adalah komunikasi yang
melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan
kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah.Dengan pengertian ini,
sebagai sebuah ilmu terapan.
Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara yang
memerintah dan yang diperintah. Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik
yang kongkrit sebenarnya telah dilakukan oleh siapa saja: mahasiswa, dosen,
tukang ojek, penjaga warung, dan seterusnya. Tidak heran jika ada yang
menjuluki Komunikasi Politik sebagai neologisme, yakni ilmu yang sebenarnya
tak lebih dari istilah belaka.
Dalam prakteknya, komunikasi politik sangat kental dalam kehidupan
sehari-hari.Sebab, dalam aktivitas sehari-hari, tidak satu pun manusia tidak
berkomunikasi, dan kadang-kadang sudah terjebak dalam analisis dan kajian
komunikasi politik.Berbagai penilaian dan analisis orang awam berkomentar
sosial terhadap suatu kebijakan pemerintah, ini merupakan contoh kekentalan
komunikasi politik. Sebab, sikap pemerintah untuk suatu kebijakan sudah melalui
proses komunikasi politik dengan mendapat persetujuan DPR.
Komunikator Politik pada dasarnya adalah semua orang yang
berkomunikasi tentang politik, mulai dari pembicaraan di warung kopi hingga
sidang parlemen untuk membahas konstitusi negara.
Page 27
15
Namun, yang menjadi komunikator utama adalah para pemimpin politik
atau pejabat pemerintah karena merekalah yang aktif menciptakan pesan politik
untuk kepentingan politis mereka. Komunikator politik utama memainkan peran
sosial yang utama, teristimewa dalam proses opini publik. Komunikator Politik
terdiri dari tiga kategori: Politisi, Profesional, dan Aktivis.
a. Politisi adalah orang yang bercita-cita untuk dan atau memegang jabatan
pemerintah, seperti aktivis parpol, anggota parlemen, menteri dan lain
sebagainya.
b. Profesional adalah orang yang menjadikan komunikasi sebagai nafkah
pencahariannya, baik di dalam maupun di luar politik, yang muncul akibat
revolusi komunikasi: munculnya media massa lintas batas dan perkembangan
sporadis media khusus (majalah internal, radio siaran dan lain sebagainya.)
yang menciptakan publik baru untuk menjadi konsumen informasi dan
hiburan. Terdiri dari jurnalis (wartawan, penulis) dan promotor (humas,
jurubicara, jurukampanyedan lain sebagainya.).
c. Aktivis
(1) Jurubicara (spokesman) bagi kepentingan terorganisasi, tidak memegang
atau mencita-citakan jabatan pemerintahan, juga bukan profesional dalam
komunikasi. Perannya mirip jurnalis.
(2) Pemuka pendapat (opinion leader) –orang yang sering dimintai petunjuk
dan informasi oleh masyarakat; meneruskan informasi politik dari media
massa kepada masyarakat. Misalnya tokoh informal masyarakat
kharismatis, atau siapa pun yang dipercaya publik.
Page 28
16
Komunikasi politik juga merupakan jalan mengalirnya informasi melalui
masyarakat dan melalui berbagai struktur yang ada dalam sistem politik (Mas’oed
dan Andrew, 1990:130).Fungsi dari komunikasi politik adalah struktur politik
yang menyerap berbagai aspirasi, pandangan, dan gagasan yang berkembang
dalam masyarakat dan menyalurkannya sebagai bahan dalam penentuan
kebijakan.Dengan demikian fungsi membawakan arus informasi balik dari
masyarakat ke pemerintah dan dari pemerintah ke masyarakat.
Fungsi komunikasi politik itu terutama dijalankan oleh media massa, baik
itu media cetak maupun media elektronik. Dengan demikian media emassa itu
memiliki peranan yang strategis dalam sistem politik.Berarti frekuensi dan
intensitas yang lebih besar.Di samping perasaan “sadar informasi” hal itu juga
didukung oleh tersedianya fasilitas yang memadai.
Kelancaran komunikasi politik akan sangat berpengaruh pada kemantapan
kehidupan politik. Terlambatnya saluran komunikasi politik dapat mengakibatkan
munculnya kecurigaan antara satu kelompok lain, antara satu pihak dengan pihak
lain. Atas dasar itu, keterbukaan politik ada batasnya, diperlukan dalam
pembinaan sistem politik.Maka dari itulah muncul fungsi komunikasi bagi
komunikasi politik untuk mempermudah jalannya sistem politik yang
ada.Menurut Sumarno (1993:28) fungsi komunikasi politik dapat dibedakan
kepada dua bagian.Pertama, fungsi komunikasi politik yang berada pada struktur
pemerintah (suprastruktur politik) atau disebut pula dengan istilah the
governmental political sphere, berisikan informasi yang menyangkut kepada
seluruh kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah.Isi komunikasi ditujukan
Page 29
17
kepada upaya untuk mewujudkan loyalitas dan integritas nasional untuk mencapai
tujuan negara yang lebih luas.
Menurut Mas’oed dan Andrew ada beberapa fungsi yang secara langsung
berkaitan dengan pembuatan dan pelaksanaan kebijakan di antaranya :
a. Fungsi Artikulasi Kepentingan
Upaya mewujudkan pola hubungan baru yang menampung seluruh
kepentingan melalui proses sintesis aspirasi banyak orang itulah yang
dinamakan artikulasi kepentingan. Dengan demikianartikulasi dapat juga
dikatakan sebagai suatu proses yang mengolah aspirasi masyarakat yang
beragam. Yang akan disaring dan dirumuskan secara teratur yang
selanjutnya dilanjutkan dalam kebijakan.
b. Fungsi Agregasi Kepentingan
Pendapat dan aspirasi seseorang atau sekelompok orang akan hilang ditelan
oleh hirukpikuk kehidupan modern apabila tidak dilakukan penggabungan
antara beberapa pendapat dan aspirasi yang sama. Fungsi menggabungkan
berbagai kepentingan yang hampir sama untuk disatukan dalam suatu
rumusan kebijakan lebih lanjut inilah yang dinamakan agregasi
kepentingan. Jadi dengan adanya agregasi kepentingan ini bukan lagi
kepentingan perorangan/individu yang muncul, akan tetapi kepentingan
masyarakat.
c. Fungsi Pembuatan Kebijakan
Fungsi ini merupakan fungsi yang dijalankan oleh legislatif.Untuk
menjalankan fungsi itu legislatif bekerjasama dengan lembaga
Page 30
18
eksekutif.Untuk melaksanakan badan perwakilan rakyat yang memiliki
sejumlah hak, seperti hak prakara (inisiatif), yaitu hak untuk mengajukan
rancangan undang-undang; hak amandemen, hak untuk mengubah
rancangan undang-undang; hak budget, yaitu hak untuk ikut menetapkan
anggaran belanja negara. Di samping itu, badan perwakilan rakyat memiliki
interplasiyaitu hak untuk meminta keterangan kepada pemerintahan dan
hak angket yaitu hak untuk melakukan penyelidikan serta hak untuk
mengajukan pertanyaan kepada pemerintahan.
d. Fungsi Penerapan Kebijakan
Fungsi penerapan kebijakan atau peraturan yang dijalankan oleh lembaga
eksekutif beserta jajaran birokrasinya.Fungsi penerapan tidak hanya
pembuatan rincian dan pedoman pelaksanaan peraturan.Malahan dalam
banyak hal harus membeberkan penafsiran atas peraturan tersebut sehingga
mudah dipahami dan ditaati oleh warga negara.
e. Fungsi Penghakiman Kebijakan
Fungsi ini untuk menyelesaikan pertikaian atau persengketaan yang
menyangkut persoalan peraturan, pelanggaran peraturan, dan penegakan
fakta-fakta yang perlu mendapatkan keadilan.
5. Efek Kampanye Politik
Menurut McQuail (1991:203) bahwa efek adalah suatu proses dimana
individu berubah untuk menolak perubahan sebagai efek terhadap pesan yang
dirancang untuk mempengaruhi pengetahuan sikap dan perilaku.
Page 31
19
Pada dasarnya, efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu.Dengan
demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan
media dan reaksi audience.Dari hal ini diharapkan muncul perilaku individu
yang diharapkan.
Efek dalam komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima
(komunikan/khalayak) sebagai akibat pesan yang diterima baik secara langsung
maupun melalui media massa. Ada tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu
kognitif. Afektif, dan konatif.
a. Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya
informative bagi dirinya.
b. Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi
massa bukan hanya sekedar memberitahu pada khalayak agar menjadi tahu
tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang
diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya efek afektif dari komunikasi massa adalah :
Suasana emosional
Dapat disimpulkanbahwa respons kita terhadap sebuah film, iklan,
ataupun sebuah informasi, akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita.
Skema kognitif
Skema kognitif merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang
menjelaskan tentang alur peristiwa.
Page 32
20
Faktor presdisposisi individual
Factor ini menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh
yang ditampilkan dalam media massa.
c. Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam
bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
Stamm dan Bowes dalam Nuruddin (2007:206) menjelaskan efek terbagi
dua bagian dasar yaitu efek primer meliputi terpaan, perhatian, pemahaman,
sedangkan efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan
pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih).
Schramm dalam Arifin (1998:40) menjelaskan efek dalam komunikasi
adalah terjadinya perubahan pendapat, sikap, atau perilaku khalayak, akibat
pesan yang menyentuhnya.
Sebuah efek lahir melalui beberapa tahapan proses yang terjadi dalam
diri komunikan. Proses ini merupakan komunikasi antarpersonal yang terjadi
untuk merespon stimulus. Bulaeng (2002:53) menjelaskan jika stimulus yang
diterima dari komunikator kepada komunikan akan melalui proses pengenalan.
Di tahap ini stimulus akan dikenali oleh komunikan yang kemudian dilanjutkan
ke tahap panalaran dan perasaan. Tahap ini stimulus mengalami penalaran
yaitu sebuah proses untuk menguji stimulus apakah rasional untuk diterima
atau tidak. Proses ini melibatkan perasaan komunikan dalam memilih apakah
rangsangan cocok dan diterima oleh dirinya. Jika stimulus cocok maka
Page 33
21
akanlahirlah efek yang merupakan bentuk dari respon balik (feedback) atas
stimulus yang diberikan.
Page 34
22
B. Kerangka Pikir
Beberapa calon legislatif terpilih untuk masa jabatan 2009-2014.Calon
legislatif ini merupakan incumbent dalam pemilihan calon legislatif daerah
pemilihan 1 Kecamatan Somba Opu di Kabupaten Gowa periode 2014-2019.
Dalam bersaing untuk memperoleh kembali kursi di daerah pemilihan 1
kecamatan Somba Opu di Kabupaten Gowa, incumbent tentu akan memasang
strategi politik yang menjadi kebutuhan utama untuk bersaing dalam pemilihan
calon legislatif anggota DPRD di Kabupaten Gowa. Di dalam politik, strategi ini
digunakan guna memenangkan persaingan sehingga dapat memperoleh kekuasaan
dan dukungan dari masyarakat.Karena itu, dalam menyusun strategi dibutuhkan
rencana yang matang sehingga tujuan yang telah ditetapkan sejak awal dapat
tercapai.
Dengan menyusun konsep strategi terlebih dahulu, tentu akan
memudahkan incumbent. Hal ini dapat menjadi mudah bagi incumbent karena
telah memiliki kendaraan politik yang dapat digunakan untuk membantu
perencanaan strategi, seperti partai politik. Maka dari itu diperlukan yang
namanya strategi door to door, Kegiatan sosial dan kampanye politik dimana
ketiga strategi ini wajib dimainkan oleh para politisi utamanya incumbent dalam
menghadapi pilcaleg dan selain dari itu peran partai politik yang jadi penentu
untuk mendongkrak suara para incumbent sejauh mana partai politik ini
membantu incumbent dan peranannya dalam membangun komunikasi politik
terhadap partai lain. Dan pada akhirnya kita akan menilai efektivitas strategi
komunikasi politik incumbent begitupun partainya.
Page 35
23
Bagan Kerangka Pikir
Komunikasi Politik Caleg Incumbent
Menghadapi Pilcaleg Periode 2014-2019
Dapil 1 Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa
Efektivitas Strategi
Strategi Ofensif
1. Kampanye terbuka
2. Media
Strategi Defensif
1. Dialog Tertutup
2. Door to door
Faktor Pendukung
1. Partai Politik
2. Partisipasi Konstituen
3. Media
Faktor Penghambat
1. Masalah Finansial
2. Kinerja Tim Pemenangan
4. Media
Page 36
24
C. Deskripsi Fokus Penelitian
1. Strategi komunikasi Politik
Strategi Komunikasi politik yang dilakukan anggota DPRD
merupakan kontrak antara wakil dan konstituennya.Kontrak politik ini
merupakan hubungan di antara berbagai pikiran yang hidup di tengah
masyarakat.Kontrak politik antara wakil dan konstituennya ini biasanya
memperlihatkan bentuk-bentuk tertentu pula. Dalam melakukan
komunikasi politik dengan konstituennya, anggota DPRD menjalankannya
dalam bentuk komunikasi yaitu tatap muka, dialog dan kunjungan
kelapangan.
2. Melakukan kegiatan sosial
Kegiatan sosial yang dilakukan oleh anggota DPRD Kabupaten Gowa
daerah pemilihan I merupakan massal terhadap Konstituen. Pada kegiatan
ini caleg sebaiknya memposisikan diri sebagai pelaksana atau pendukung
kegiatan tersebut.
Sama seperti kegiatan yang bersifat massal, kegiatan sosial ini berguna
untuk para caleg melakukan hubungan kedekatan emosional secara
individu sehingga menciptakan rasa saling memiliki, mengetahui kondisi
dan potensi konstituennya.
3. Door to Door
Door to Door adalah bentuk atau wujud hubungan calon anggota dewan
dengan konstituennya secara personal. Yang dilakukan oleh anggota
DPRD Kabupaten Gowa Daerah Pemilihan IV yaitu silaturahmi,
Page 37
25
menyanyakan kabar dan memperoleh masukan/aspirasi langsung dari
konstituennya. Pola hubungan langsung (sangat personal) yang terjalin
antara caleg dengan konstituennya melalui kegiatan door to door, jelas
sangat efektif untuk mendengar keluh kesah konstituen dan menunjukkan
perhatian langsung caleg terhadap kondisi faktual yang terjadi di
masyarakat.
Page 38
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juli - September 2014.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan, alasan penentuan lokasi adalah
DPRD merupakan anggota legislasi yang di percayakan oleh konstituen
untuk menjadi perwakilan setiap daerah. DPRD merupakan perwakilan yang
menyuarakan aspirasi masyarakat di daerah masing-masing pemilihan.
Dimana tugas dan kewenangannya adalah melakukan regulasi, membuat
ketetapan-ketetapan, dan menyuarakan aspirasi rakyat.
B. Tipe dan Jenis Penelitian
1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif
menggambarkan secara umum tentang situasi atau fenomena sosial secara
detail.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif suatu jenis
penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informandi
lokasi penelitian.
Page 39
27
C. Sumber Data
1. Data Primer dikumpulkan melalui hasil wawancara langsung dengan pihak
yang menjadi obyek dalam penelitian.
2. Data sekunder adalah pengumpulan data yang di lakukan dengan
mengumpulkan dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian.
D. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dapil I Kec. Somba Opu Kabupaten Gowa ada 4 Incumbent yang
terpilih untuk periode 2014-2019 Tokoh Masyarakat 4 dan tokoh pemuda 2
berbagai dari :
No. Nama Partai Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sahir Dg. Pasang
Andi Hikma Kumala Idjo, S.Sos.
Abd. Haris Tappa
Drs. H. Abd. Latif Hafid
Tokoh Masyarakat
Tokoh Pemuda
PPP
PDIP
PAN
PKB
-
-
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
4 Orang
2 Orang
Jumlah 10 Orang
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kombinasi teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
Page 40
28
1. Teknik observasi adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan data
dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian,
hal yang diamati adalah kegiatan strategi komunikasi politik yang
dilakukan incumbent di dapil 1 Kecamatan Somba Opu
2. Wawancara yaitu mengumpulkan data dengan cara mewawancarai
informan atau pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi
berkaitan dengan studi ini. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk
mendapatkan tambahan informasi dan gagasan yang berkaitan dengan
penelitian ini.
3. Dokumentasi yaitu dengan cara menelaah dokumen melalui kajian
literature dan undang-undang, dokumen, surat-surat keputusan, majalah
dan surat kabar yang berkaitan dengan strategi komunikasi politik
incumbent dalam menghadapi pilcaleg.
F. Keabsahan Data
Triangulasi bermakna silang yakni mengadakan pengecekan akan kebenaran
data yang akan dikumpulkan dari berbagai sumber data, dengan menggunakan
tehnik pengumpulan data yang lain, serta pengecekan pada waktu yang berbeda.
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek pada sumber lain
keabsahan data yang telah diperoleh sebelumnya.
Page 41
29
2. Triangulasi metode
Triangulasi metode bermakna data yang diperoleh dari satu sumber dengan
menggunakan metode atau teknik tertentu, diuji keakuratan atau ketidak
akuratannya.
3. Triangulasi waktu
Triangulasi waktu berkenaan dengan waktu pengambilan data, apabila data
yang diperoleh tetap sama meskipun dalam waktu yang berbeda.
Page 42
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Histori Politik Kabupaten Gowa dan Kandidat Terpilih Dapil 1
Dalam khasanah sejarah nasional, nama Gowa sudah tidak asing lagi. Mulai
abad ke-15, Kerajaan Gowa merupakan kerajaan maritim yang besar
pengaruhnya di perairan Nusantara. Bahkan dari kerajaan ini juga muncul nama
pahlawan nasional yang bergelar Ayam Jantan dari Timur, Sultan Hasanuddin,
Raja Gowa XVI yang berani melawan VOC Belanda pada tahun-tahun awal
kolonialisasinya di Indonesia. Kerajaan Gowa memang akhirnya takluk kepada
Belanda lewat Perjanjian Bungaya. Namun meskipun sebagai kerajaan, Gowa
tidak lagi berjaya, kerajaan ini mampu memberi warisan terbesarnya, yaitu
Pelabuhan Makassar. Pelabuhan yang kemudian berkembang menjadi Kota
Makassar ini dapat disebut anak kandungnya, sedangkan Kerajaan Gowa sendiri
merupakan cikal bakal Kabupaten Gowa sekarang.
Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal
dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat
kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata,
Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan,
komunitas lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan Gowa. Cerita dari
pendahulu di Gowa dimulai oleh Tumanurung sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi
tradisi Makassar lain menyebutkan empat orang yang mendahului datangnya
Tumanurung, dua orang pertama adalah Batara Guru dan saudaranya.
Page 43
31
Memerintah pada awal abad ke-16, di Kerajaan Gowa bertakhta Karaeng
(Penguasa) Gowa ke-9, bernama Tumapa'risi' Kallonna. Pada masa itu salah
seorang penjelajah Portugis berkomentar bahwa "daerah yang disebut Makassar
sangatlah kecil". Dengan melakukan perombakan besar-besaran di kerajaan,
Tumapa'risi' Kallonna mengubah daerah Makassar dari sebuah konfederasi antar-
komunitas yang longgar menjadi sebuah negara kesatuan Gowa. Dia juga
mengatur penyatuan Gowa dan Tallo kemudian merekatkannya dengan sebuah
sumpah yang menyatakan bahwa apa saja yang mencoba membuat mereka saling
melawan (ampasiewai) akan mendapat hukuman Dewata. Sebuah perundang-
undangan dan aturan-aturan peperangan dibuat, dan sebuah sistem pengumpulan
pajak dan bea dilembagakan di bawah seorang syahbandar untuk mendanai
kerajaan. Begitu dikenangnya raja ini sehingga dalam cerita pendahulu Gowa,
masa pemerintahannya dipuji sebagai sebuah masa ketika panen bagus dan
penangkapan ikan banyak.
Dalam sejumlah penyerangan militer yang sukses penguasa Gowa ini
mengalahkan negara tetangganya, termasuk Siang dan menciptakan sebuah pola
ambisi imperial yang kemudian berusaha ditandingi oleh penguasa-penguasa
setelahnya di abad ke-16 dan ke-17. Kerajaan-kerajaan yang ditaklukkan oleh
Tumapa'risi' Kallonna diantaranya adalah Kerajaan Siang, serta Kerajaan Bone,
walaupun ada yang menyebutkan bahwa Bone ditaklukkan oleh Tunipalangga.
Dinamika politik di Kabupaten ini memang cukup luas hal ini dikarenakan
Kabupaten ini merupakan kerajaan pertama Sulawesi Selatan. Karena abad
sekarang ini bukan lagi system kerajaan maka segala urusan-urusan pemerintahan
Page 44
32
dipegang langsung oleh seorang bupati. Hal ini erat kaitannya dengan lahirnya
beberapa tokoh di daerah ini menandakan bahwa dinamika politik di Kabpuaten
Gowa begitu kencang. Dilihat saat ini dari hasil pemilihan anggota Legislatif saja
tahun 2014 dapil 1 melahirkan beberapa nama diantaranya adalah:
Nama : A. Hikmawati A. Kumala Idjo
Kota Kelahiran : Sungguminasa
Tanggal Lahir : 10/12/1967
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan Terakhir : SMA
Jabatan : Anggota DPRD Gowa
Partai / Fraksi : PDIP
Nama : Abdul Haris Tappa
Kota Kelahiran : Sungguminasa
Tanggal Lahir : 17/04/1968
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan Terakhir : S1
Jabatan : Anggota DPRD Gowa
Partai / Fraksi : PAN
Nama : Drs. H. Abd. Latief Hafid
Kota Kelahiran : Sungguminasa
Tanggal Lahir : 12/08/1949
Page 45
33
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan Terakhir : S1
Jabatan : Anggota DPRD Gowa
Partai / Fraksi : PKB
Nama : Syahrir Dg. Pasang
Kelahiran : Sungguminasa
Tanggal Lahir : 13/05/1972
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan Terakhir : SMA
Jabatan : Anggota DPRD Gowa
Partai / Fraksi : PPP
2. Motivasi Mencalonkan kembali Diri Menjadi Anggota DPRD Kabupaten
Gowa Periode 2014-2019
Pemilu 2014 akan menjadi saksi sejarah, bagaimana partai peserta
pemilu akan bertarung memperebutkan kursi legislatif. Beragam strategi dan
teknik kampanye akan dilancarkan agar mendapatkan sebanyak-banyaknya
kursi. Tidak heran, jika muncul bertebaran baliho, spanduk, dan di media
cetak yang memuat brand dari caleg.
Berbagai motivasi yang bermacam-macam juga dilontarkan oleh para
calon legislatif. Motivasi merupakan salah satu alternative untuk menarik
perhatian dari konstituen. Karena dari situlah konstituen bisa menilai apa
Page 46
34
sebenarnya yang melatarbelakangi mereka untuk mencalonkan diri sebagai
anggota dewan. Beberapa hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
mengenai motivasi para anggota legislative ketika mereka mencalonkan diri
menjadi caleg. Berikut adalah petikan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
terhadap salah satu anggota DPRD Kab. Gowa dapil 1 inisial A.H. mengenai
motivasi beliau mencalonkan diri sebagai anggota DPRD:
“Motivsai saya menjadi anggota DPRD yakni bagaimana menjadi wakil rakyat
yang selama ini tidak merasa terwakili, jadi masih banyaknya keinginan
masyarakat yang belum tersalurkan. Selain itu saya juga ingin
memperjuangkan hak rakyat yang ada”. (Wawancara 20 Agustus 2014)
Berisinial A.H. yang menggunakan kendaraan Partai Amanat Nasional
penjelasan wawancara di atas mengungkapkan bahwa keinginan untuk menjadi
anggota DPRD tidak lah mudah. Salah satu upaya untuk membangun visi
beliau adalah memperjuangkan hak rakyat. Keinginan dari beliau tentunya
tertuang dari kegiatan yang dilakukan dalam kunjungan kerja anggota DPRD
Kab Gowa dapil 1 ini.
Pendapat lain di ungkapkan oleh S.P. yang menggunakan partai
Persatuan Pembangunan. Peneliti melakukan wawancara berkaitan dengan
alasan beliau tampil sebagai anggota DPRD Kab. Gowa berikut adalah petikan
wawancaranya :
“Saya ingin membantu masyarakat untuk menyalurkan segala aspirasi mereka,
dan ingin melihat masyarakat gowa lebih sejahtera”.(Wawancara 20 Agustus
2014)
Banyaknya aspirasi masyarakat yang tidak tersalurkan oleh para
anggota dewan sebelumnya, maka S.P. berinisiatif ingin menyalurkan segala
Page 47
35
aspirasi masyarakat sehinnga masyarakat tidak kecewa atas kinerja dari para
anggota DPRD.
Motivasi yang sama dengan inisial S.P. dilontarkan juga oleh anggota
DPRD wakil dari PDIP, H.K. Berikut petikan wawancara :
“Keinginan masyarakat yang belum tersalurkan. Selain itu saya juga ingin
memperjuangkan hak rakyat yang ada”.
Suatu kebutuhan masyarakat akan hal pokok kehidupannya demi
mencapai suatu tujuan kehidupan yang sejahtera diungkapkan oleh A.U. Makin
meningkatnya jumlah masyarakat yang kurang mampu, mengakibatkan beliau
ingin memperjuangkan hak mereka untuk mendapatkan suatu kehidupan yang
sejahtera. Begitupun juga hasil wawancara peneliti dengan inisial A.L. berikut
petikan wawancaranya:
“Banyak hal yang harus saya lakukan termasuk pengawasan yang merupakan
hak anggota DPRD, penganggaran, legislasi, dimana pengawasan di sini
tentunya bagaimana pembangunan yang berjalan bisa dinikmati masyarakat
khususnya konstituen dari pada kami sendiri. Itulah motivasi saya. Dimana
memperbaiki dan melanjutkan yang sudah ada sebagai anggota dewan”.
(Wawancara 20 Agustus 2014)
Lebih menekankan kepada suatu tugas selaku anggota DPRD yakni
melakukan pengawasan. Di mana dalam hal ini pengawasan dalam
pembangunan sebagai contoh perbaikan jalan-jalan yang sudah rusak. Sehingga
dengan melanjutkan dan memperbaiki yang sudah ada itu, masyarakat bisa
menikmatinya.
3. Perolehan Jumlah Suara Masing-masing Anggota DPRD Dapil I
Page 48
36
Hasil akhir dari pemilihan anggota DPRD dapil I kabupaten Gowa,
kecamatan Somba Opu dalam pemilihan umum periode 2014-2019.
Perolehan Jumlah Suara Anggota DPRD Dapil I
a. Syahrir dg. Pasang = 3615suara
b. Abd. Haris Tappa = 1798suara
c. Hikmawati A.idjo = 4792 suara
d. H.Abd. Latief Hafid = 1067 suara
(Sumber KPU Gowa Tahun 2014)
B. Strategi Komunikasi Politik Para Incumbent Caleg Anggota DPRD
Kabupaten Gowa Terhadap Konstituen di Daerah Pemilihannya.
1. Strategi Ofensif
Strategi politik pada dasarnya juga membutuhkan perencanaan yang
matang agar kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dapat dihindari. Hal inilah
yang menjadi landasan dalam perencanaan strategi incumbent. Setelah
membentuk tim pemenangan, maka strategi selanjutkan dilaksanakan oleh tim
pemenangan tersebut. Dalam strategi politik dilihat dari konteks aktivitas politik,
membutuhkan adanya pemasaran politik.
Dari konteks aktivitas politik, pemasaran politik dimaksudkan adalah
penyebarluasan informasi tentang kandidat, partai, dan program yang dilakukan
oleh para aktor politik melalui saluran-saluran komunikasi tertentu yang ditujukan
kepada sasaran tertentu dengan tujuan mengubah wawasan, pengetahuan, sikap,
dan perilaku para calon pemilih sesuai dengan keinginan pemberi informasi.
Page 49
37
Seperti yang dikemukakan oleh Bruce I. Newman dan Richard M. Perloff dalam
tulisannya, mendefinisikan pemasaran politik sebagai aplikasi prinsip-prinsip
pemasaran dalam kampanye politik yang beraneka ragam individu, organisasi,
prosedur-prosedur, dan melibatkan analisis, pengembangan, eksekusi, dan strategi
manajemen kampanye oleh kandidat, partai politik, pemerintah, pelobi,
kelompok-kelompok tertentu yang bisa digunakan untuk mengarahkan opini
publik terhadap ideologi mereka.
a. Kampanye Terbuka
Salah satu cara atau strategi yang digunakan dalam memasarkan program-
program politiknya adalah melalui kampanye politik. Kampanye politik
merupakan sebuah bentuk komunikasi politik yang terorganisasi dalam waktu
tertentu. Istilah kampanye berasal dari bahasa Inggris yaitu campaign. Secara
umum, kampanye diartikan sebagai suatu kegiatan komunikasi verbal dan
nonverbal secara persuasif. Rogers dan Storey (1987) menyatakan bahwa
kampanye merupakan serangkaian kegiatan komunikasi antar organisasi dengan
tujuan menciptakan dampak tertentu, terhadap sebagian besar khalayak sasaran
secara berkelanjutan dalam periode tertentu.
Begitupula dalam pemilihan calon legislatif di daerah pemilihan 1
Kecamatan Somba Opu Kab. Gowa, kampanye politik dibutuhkan oleh incumbent
guna membentuk dan membina opini publik yang positif agar dapat terpilih
kembali sebagai anggota legislatif di Kab. Gowa.
Page 50
38
Kegiatan kampanye politik ini, diawali dengan pembentukan sebuah tim
pemenangan yang memiliki peranan untuk merancang, melaksanakan, dan
mengawasi jalannya kampanye politik tersebut. Merancang sebuah proses
kampanye politik dilakukan secara matang, artinya tahapan-tahapan kampanye
politik tersebut harus sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Sehingga
dalam pelaksanaan kampanye politik tersebut, dapat terstruktur dengan baik dan
dapat dipahami oleh masyarakat. Tim pemenangan yang efektif adalah memilih
orang-orang yang dapat memahami dan menguasai perencanaan dan penggunaan
media komunikasi karena komunikator menjadi sumber dan kendali semua
aktivitas komunikasi. Oleh karena itu, jika suatu proses kampanye tidak berhasil
dengan baik, kesalahan utama bersumber dari komunikator (juru kampanye).
Sebagai pelaku utama dalam aktivitas komunikasi, komunikator memegang
peranan yang sangat penting dikarenakan komunikasi politik yang dijalankan oleh
juru kampanye merupakan sebuah fondasi dalam menjalankan strategi kampanye.
Berikut adalah petikan wawancara dengan ketua tim pemenangan
incumbent inisial S.P. dari PPP :
“Sebelum menjalankan kampanye politik, sebagai langkah awal dibentuk tim
pemenangan yang anggotanya berasal dari semua anggota calon legislatif dari
partai politik yang siap bekerja sama dalam kampanye tersebut”(Wawancara
21 Agustus 2014)
Seperti yang dipaparkan sebelumnya bahwa kehadiran partai politik
memperkuat dan memperbesar peluang incumbent untuk dapat terpilih kembali,
yang mana dalam partai siap berkoalisi ini memiliki anggota dalam jumlah
banyak. Ini dapat memudahkan koalisi partai politik untuk membentuk sebuah tim
Page 51
39
agar rencana atau konsep yang ingin dijalankan dapat terorganisir dengan baik.
Melihat incumbent bersaing dengan calon-calon legislatif lainnya yang juga
diusung oleh partai politik lain dengan jumlah massa yang tidak sedikit. Untuk itu
dapat disimpulkan bahwa ada product yang dihasilkan oleh koalisi partai politik
sebagai bentuk penggabungan kekuatan. Ini merupakan sebuah bentuk efektifitas
karena merekalah yang akan merencanakan dan menggerakkan kampanye untuk
memasarkan calon yang diajukan partai politik. Tim pemenangan yang berasal
dari koalisi partai merancang sebuah strategi pemasaran sehingga keunggulan-
keunggulan yang dimiliki incumbent baik itu semasa menjabat pada periode
sebelumnya, maupun yang akan dilaksanakan pada periode berikutnya.
Atas dasar inilah maka kampanye politik membutuhkan penyampaian
yang baik, apakah melalui media maupun secara langsungsehingga mampu
“memelihara” pemilih yang dulunya memberikan dukungan suara kepada
incumbent agar tidak mengubah pandangan positifnya pada saat proses pemilihan
berlangsung dan membentuk pemilih baru untuk mendukung incumbent.
Berikut adalah hasil wawancara dengan informan yang merupakan ketua
tim kampanye incumbent dari partai PDIP mengenai langkah awal dari kampanye
politik yang dilaksanakan:
“Sebagai langkah awal dalam strategi politik yang digunakan, kami
banyak turun ke masyarakat untuk menyampaikan keberhasilan-
keberhasilan pembangunan yang dilakukan incumbent selama menjabat
pada periode pertama, termasuk pemilih sebelumnya kami datangi untuk
kembali yang berinisial H.K. Kami menyampaikannya ke masyarakat
secara langsung melalui media seperti stiker, leaflet, brosur, dan
pamphlet”(Wawancara 21 Agustus 2014)
Page 52
40
Dapat digambarkan bahwa tim pemenangan yang dibentuk mengatur
jalannya kampanye dengan membentuk sebuah tim kampanye agar tujuan untuk
mempengaruhi khalayak dapat tercapai. Tim kampanye memiliki tanggung jawab
untuk memasarkan incumbent sehingga citra positif yang telah dibangun di mata
masyarakat pada periode sebelumnya, senantiasa mempengaruhi dan
mengarahkan khalayak untuk memilih incumbent.
Tim kampanye yang dibentuk harus memiliki kemampuan untuk
menjalankan setiap tahapan dari sebuah kampanye politik. Karena kampanye
merupakan sebuah bentuk komunikasi dari calon pemimpin kepada masyarakat
yang akan memilihnya. Karena itu, kampanye politik membutuhkan sarana
penyampaian agar dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa tim kampanye telah melakukan suatu
langkah awal yang juga merupakan tahapan dalam pelaksanaan sebuah kampanye
politik yang dirumuskan oleh Assifi dan French. Tahapan tersebut yakni
menganalisis khalayak, merumuskan tujuan, memilih media, dan mengembangkan
pesan.
Tim kampanye yang telah merencanakan kampanye politik, memilih untuk
mengawali kampanye politik dengan menggunakan sarana media yakni media
format kecil. Media ini dianggap efektif dalam mengkomunikasikan keunggulan-
keunggulan incumbent kepada masyarakat karena media format kecil terdiri atas
berbagai macam media tetapi bentuknya lebih kecil dan isinya lebih terfokus pada
satu macam informasi serta mudah menarik perhatian orang. Meskipun isi dari
Page 53
41
media ini sederhana, namun diharapkan mampu membentuk pandangan positif
terhadap incumbent serta pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan
baik.
Tahapan kampanye seperti yang dijelaskan merupakan sebuah kampanye
politik yang dirancang secara sadar dan merupakan bagian dari aktivitas
komunikasi yang ditujukan untuk memengaruhi orang lain agar memiliki
wawasan, sikap dan perilaku sesuai dengan kehendak atau keinginan penyebar
atau pemberi informasi dan juga dimaksudkan untuk memobilisasi dukungan
terhadap suatu hal atau seorang kandidat. Seperti yang dikemukakan oleh Imawan
bahwa kampanye merupakan upaya persuasif untuk mengajak orang lain yang
belum sepaham atau belum yakin pada ide-ide yang kita tawarkan, agar mereka
bersedia bergabung dan mendukungnya.
Selain menggunakan media sebagai alat komunikasi tertulis kepada
masyarakat, tim pemenangan incumbent juga menyampaikan program-program
kerjanya melalui pesan-pesan politik dalam bentuk kampanye seperti yang
dikemukakan oleh incumbent inisial A.H. sebagai berikut:
“Kami menyelenggarakan kampanye dalam dua bentuk yakni kampanye
dialogis yang mana kami menyiapkan juru kampanye untuk berdialog
dengan masyarakat, dan kampanye terbuka yang mana masyarakat
mendengarkan langsung pidato dari kami selaku calon kepala daerah.
Kedua bentuk kampanye ini tujuannya untuk meyakinkan masyarakat akan
cita-cita politik yang kami bawa serta keberhasilan-keberhasilan yang
telah kami lakukan saat menjabat di periode pertama.”(Wawancara 21
Agustus 2014).
Page 54
42
Seperti pada konsep sebelumnya bahwa incumbent dalam bersaing pada
pemilihan kepala daerah membutuhkan modal sosial yang diperoleh semasa
menjabat sebelumnya. Modal sosial ini berkaitan dengan sejauh mana incumbent
membangun interaksi antara dirinya dan masyarakat sebagai calon pemilih.
Interaksi yang tercipta merupakan sebuah bentuk komunikasi yang positif yang
berkaitan dengan program-program politik incumbent sewaktu menjabat
sebelumnya. Program-program inilah yang membantu membentuk citra positif
incumbent di mata masyarakat guna mendapat kepercayaan dalam bentuk
dukungan suara pada saat proses pemilihan berlangsung.
Demikian bahwa salah satu sasaran dari kampanye politik adalah
memelihara dan menyegarkan kembali loyalitas para “pengikut setia” incumbent
agar tetap memilih sesuai dengan kesetiaan itu. Penyegaran dan pemeliharaan
inilah yang diwujudkan dalam dua bentuk yakni kampanye dialogis yang
bertujuan membangun interaksi yang lebih dekat dengan masyarakat sehingga
terjalin komunikasi yang positif. Selain itu kampanye juga dinyatakan dalam
bentuk pidato yang memaparkan realisasi dari kinerja incumbent pada masa
jabatan selanjutnya serta program-program yang akan kembali dilaksanakan guna
kesejahteraan masyarakat.
Realisasi kinerja yang dimaksud adalah dalam bidang pembangunan
sarana dan prasarana. Dimana sebagai wilayah pemekaran, Kabupaten Konawe
Selatan membutuhkan banyak penataan dalam segala aspek. Inilah yang dilakukan
incumbent saat menjabat pada periode pertama, pembangunan bidang pendidikan,
Page 55
43
kesehatan, pemerintahan, maupun sarana penunjang aktivitas masyarakat seperti
jalanan umum dan pasar tradisional.
Berikut hasil petikan wawancara dengan salah seorang Tokoh masyarakat
masyarakat yang memiliki hak pilih dalam pilcaleg di Kab. Gowa :
“Saya sebagai masyarakat sangat mendukung pencalonan kembali Imran
karena dianggap berhasil melaksanakan kinerjanya sebagai anggota DPRD
pada periode lalu seperti dalam bidang pembangunan fisik di daerah Kab.
Gowa maupun dalam bidang pendidikan. Sedangkan respon masyarakat
terhadap usaha tim pemenangan inisial A.H. sangat positif khususnya di
wilayah saya terbukti masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses
kampanye yang dilakukan oleh tim pemenangan PAN”(Wawancara 21
Agustus 2014).
Dapat dipahami bahwa sebagai salah satu calon dalam pemilihan kepala
daerah, incumbent harus memiliki kedekatan dengan masyarakat yang akan
dipimpinnya. Kedekatan ini dapat dibangun melalui realisasi program-program
kerjanya saat menjabat sebelumnya. Ini dikarenakan incumbent dapat menjadi
sebuah jabatan strategis ketika berkeinginan untuk kembali bertarung dalam
kompetisi pemilihan kepala daerah yakni saat menjabat pada periode sebelumnya,
mereka memanfaatkan jaringan birokrasi dan infrastruktur dalam memikat
masyarakat agar saat kembali mencalonkan diri dapat terpilih.
Kedekatan inilah yang menjadi keyakinan bagi incumbent sehingga
melakukan komunikasi secara langsung kepada masyarakat sebagai calon pemilih
karena pemilukada merupakan satu bentuk kompetisi politik. Kompetisi yang
mengharuskan incumbent sebagai salah satu kompetitor untuk menggalang
dukungan suara, baik golongan pemilih yang sudah ada maupun membentuk
golongan pemilih baru.
Page 56
44
Keikutsertaan masyarakat dalam proses kampanye menunjukkan
kesadaran politik mereka sudah mulai tumbuh karena sebagai masyarakat
terutama yang memiliki hak memilih, menjadi objek utama bagi kompetitor dalam
sebuah pemilihan umum karena dapat menjadi sebuah kesempatan untuk lebih
mendekatkan diri kepada masyarakat dan meyakinkan mereka untuk kembali
memilih incumbent dalam proses pemilihan. Berikut adalah petikan wawancara
incumbent dari PKB inisial A.L. sebagai Berikut :
“Kami mencalonkan diri karena yakin akan terpilih kembali, melihat fakta
bahwa jarang incumbent yang kalah dalam pertarungan pemilihan umum.
karena incumbent memiliki kesempatan dalam membangun kedekatan
dengan masyarakat”(21 Agustus 2014).
Memperkuat konsep sebelumnya yakni salah satu modal yang dimiliki
oleh incumbent adalah modal sosial maka dalam pemilihan legislatif Kecamatan
Somba Opu Kabupaten Gowa, incumbent sebagai salah satu kompetitor memiliki
modal ini. Saat menjabat sebelumnya mereka merealisasikan kebijakan-kebijakan
politik yang dianggap bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini dilakukan untuk
mempersiapkan dukungan suara saat pemilihan kepala daerah untuk kedua kalinya
agar pemilih yang sebelumnya memberikan dukungannya maupun yang tidak
mendukung, agar menggunakan hak pilihnya untuk memilih incumbent.
Strategi ini sejalan dengan salah satu konsep strategi politik yang telah
dipaparkan sebelumnya yakni strategi ofensif, dimana partai politik berusaha
untuk meningkatkan jumlah pemilihnya yang salah satunya melalui kampanye
pemilu. Kampanye ini bertujuan untuk membentuk pandangan positif dari
Page 57
45
masyarakat terhadap calon kepala daerah sehingga mampu memperluas dukungan
terhadap incumbent di samping dukungan yang telah ada.
b. Media
Media massa merupakan sasaran empuk bagi kontestan peserta Pemilu,
baik itu calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, partai politik, atau ratusan
calon anggota legislatif yang berlomba-lomba merebut kursi. Di tengah godaan
kepentingan kontestan pemilu, media massa ditantang untuk menjaga integritas
profesionalismenya. Karena meski porsi berita mengenai pemilu yang disajikan
media massa sangat banyak tapi belum berarti media massa telah ikut
mensukseskan pemilu. Karena itu tema berita yang diangkat oleh media massa
harus obyektif. Godaan bagi media massa memang sangat besar dalam pemilu.
Besarnya ruang yang tersedia di media massa merupakan lahan subur bagi mereka
untuk bekerjasama dengan tim sukses pemilu. Karena bagaimanapun juga tidak
dapat dipungkiri bahwa media ’hidup’ dari iklan yang bisa diperoleh dari sebuah
partai peserta pemilu. Sehingga kadang sangat jelas sekali terlihat bahwa sebuah
media dalam pemberitaannya didominasi partai-partai tertentu.
Namun terlepas dari hal itu, kembali pada fungsi pers yaitu sebagai media
informasi, kontrol sosial dan hiburan, juga media pendidikan. Dan media dapat
menjadi sarana yang efektif dalam memajukan pendidikan pemilih dengan
menyuguhkan kepada pemilih tentang bagaimana kapan dan dimana harus
mencoblos, menyediakan informasi yang dibutuhkan pemilih untuk memahami
ciri-ciri dari isu-isu, program dan rencana partai-partai maupun watak daripada
calon legislatif. Sehingga masyarakat dapat mengetahui siapa saja yang bisa
Page 58
46
dipilih oleh rakyat, apa saja janji mereka sehingga masyarakat bisa memilih
tokoh-tokoh yang dianggap paling cocok memimpin dan menjadi wakil rakyat.
Disamping itu, media juga dapat berperan secara kritis dalam pendidikan
kepentingan umum dan dalam meningkatkan peran serta pemilih secara
kelompok, seperti di negara-negara tertentu wanita yang memiliki minat memilih
yang lebih rendah. Karena itu media dapat mem-push golongan-golongan tertentu
tersebut untuk ikut terlibat dalam pemilu. Media juga bersama masyarakat dan tim
pemantau pemilu dapat memantau pemilu agar bisa berjalan dengn jujur dalam
peliputan kampanye melalui berita dan informasi.
Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan beberapa anggota dewan
perwakilan rakyat khususnya Dapil I mengenai penggunaan media ketika mereka
melakukan kampanye untuk mendapatkan kursi.
Penggunaan media dalam kampanye politik dilakukan oleh salah satu
kandidat dari PPP, inisial S.P. berikut hasil wawancaranya :
“waktu pemilihan kemarin sebagian besar menggunakan media luar ruang
seperti pemasangan baliho, membuat kartu-kartu nama, poster-poster yang
ditempel di rumah warga dll”.(Wawancara 21 Agustus 2014)
Selain inisial S.P. lain halnya dengan inisial H.K. Beliau menggunakan
hampir semua media baik media cetak maupun media elektronik. Berikut petikan
wawancaranya :
“Dalam hal ini pemasangan baliho, stiker, pembatan iklan di surat kabar
tribun, iklan di radio Gama, dan juga di TVRI karena menurut saya hal
tersebut bisa menunjang untuk konstituen mengenal kita.”(Wawancara 21
Agustus 2014)
Page 59
47
Penggunaan media luar ruang yang dilakukan oleh inisial S.P. juga
dilakukan oleh inisial A.H. Berikut hasil wawancara :
“Saya melakukan pemasangan baliho, pembuatan pamphlet, stiker, kartu
nama. Namun menurut saya penggunaan media tersebut hanya membantu
10% untuk pemungutan suara “(Wawancara 21 Agustus 2014)
Karena media luar ruang seperti Baliho,stiker, Pamflet merupakan media
yang tidak terlalu banyak memakan biaya dan sangat sederhana untuk dilakukan.
Sehingga sebagian dari caleg banyak yang menggunakan media tersebut untuk
menunjang terpilihnya mereka menjadi anggota dewan.
Adapun dari hasil wawancara kami dari anggota DPRD yang sama sekali
tidak menggunakan media sama sekali. Beliau adalah inisial A.L. berikut petikan
wawancaranya :
“Saya tidak menggunakan media apa pun. Saya hanya menjalankan
strategi dengan melalui ceramah dari mesjid ke mesjid”.(Wawancara 21
Agustus 2014)
Mengandalkan ceramah dari satu mesjid ke mesjid lain itulah yang beliau
lakukan. Dan hasilnya beliau bisa terpilih mewakili daerah pemilihannya untuk
menjalankan tugasnya sebagai anggota DPRD periode 2014-2019.
2. Strategi Defensif
Strategi politik seperti yang dikatakan sebelumnya, membutuhkan
perencanaan yang matang agar kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dapat
dihindari. Hal ini dimaksudkan agar perbedaan antara incumbent dan pasangan
calon yang lain dapat terlihat jelas sehingga output penting dari sebuah strategi
kampanye politik dapat diperoleh.
Page 60
48
Dalam kegiatan komunikasi politik dapat menggunakan berbagai bentuk
spesialisasi komunikasi seperti propaganda, jurnalistik, retorika, public relations,
publicity. Yang paling sering digunakan diantara bentuk kegiatan tersebut yaitu
propaganda politik, terutama pada waktu kampanye pemilihan kandidat presiden
atau pemilihan wakil-wakil rakyat. Di dalam kegiatan kampanye dibantu pula oleh
kegiatan melalui pers yaitu dengan menggunakan news item, editorial dan
advertensing politik.
Dalam kegiatan komunikasi internasional maka bentuk kegiatan public
relations merupakan bentuk yang paling disenangi. karena public relations
menempatkan komunikan (individu, kelompok, bangsa) pada posisi yang sama.
Hal ini sesuai ketentuan yang tertuang dalam Piagam PBB.
Propaganda Politik, Propaganda Dalam Sistem Politik, Kampanye Politik,
Kemampuan Beretorika Propaganda politik sangat bergantung kepada sistem
politik tempat propaganda itu dilakukan.
Propaganda sebagai penggunaan simbol-simbol untuk memanipulasi
perasaan orang agar berbuat sesuatu sesuai kehendak yang berpropaganda. Empat
instrumen kebijaksanaan baik dalam masa perang atau waktu damai, yaitu
propaganda, diplomasi, senjata dan ekonomi. Propaganda pada negara-negara
totaliter sangat berbeda dengan propaganda pada negara-negara demokrasi.
Propaganda komunis sesuai karakter ideologinya yaitu tidak
memperhatikan etika moral, tidak menghargai hak-hak asasi manusia.
Propaganda negara-negara liberal selalu berdasar nilai-nilai asasi. Situasi
ketenteraman dan perdamaian selalu melatarbelakangi kegiatan propaganda
Page 61
49
negara-negara demokrasi. Dalam wacana politik dasawarsa belakangan ini isu
ideologi bergeser ke isu hak-hak asasi manusia. Kegiatan propaganda politik lebih
tinggi tingkat intensitas penggunaannya yaitu pada waktu kampanye pemilihan
kandidat presiden, pemilihan wakil-wakil rakyat, pada waktu menyebarkan ide-
ide baru atau segala objek yang bersifat baru.
Bentuk Spesialisasi Public Relations : Karakter, Mengembangkan Sistem
Demokrasi, Mengembangkan Sistem Umpan Balik, Public Relations Dalam
Infrastruktur Public relations sebagai bentuk kegiatan yang sering digunakan baik
dalam kegiatan secara struktural maupun secara fungsional. Public relations
merupakan kegiatan yang paling demokratis, karena selain komunikasi bersifat
dua arah juga dalam hal orientasinya lebih memperhatikan kondisi komunikan.
Dalam kegiatan komunikasi internasional, khususnya dalam transaksi
komunikasi, maka public relations merupakan bentuk kegiatan yang sangat
disenangi, karena tidak tampak kecenderungan sikap saling mendominasi.
Kegiatan public relations menempatkan komunikan (individu, kelompok,
bangsa/negara) pada tangga utama sebagai subjek dan bukan hanya sebagai objek.
Empat sasaran utama public relations, yaitu: menumbuhkan pengertian khalayak
(public understanding), menumbuhkan dukungan khalayak (public support),
menumbuhkan kerja sama khalayak (public cooperation), dan menumbuhkan
kepuasan publik (public confidence).
Sementara itu untuk mengetahui strategi anggota DPRD Kab. Gowa dapil
satu pada saat Pilkada 2009 dengan beberapa cara seperti sosialisasi dalam
bentuk kunjungan kerja di masyarakat. Di mana masih banyak keinginan dan
Page 62
50
harapan masyarakat yang merasa tidak terwakili kemudian dengan forum
silaturahmi ini sebagai jembatan untuk mengetahui keingan besar masyarakat
dapil 1.
a. Door to door
Maka dari itu untuk mengetahui strategi yang digunakan berikut petikan
wawancara penelitian dengan anggota DPRD Dapil 1 menyangkut hal tersebut.
Wawancara pertama dilontarkan oleh inisial A.H. :
“Strategi yang saya gunakan yakni melalui dakwah dari mesjid ke mesjid,
saya menggunakan cara tersebut untuk membangun komunikasi dengan
konstituen. Selain itu saya juga melakukan door to door untuk saling
sharing dengan para pemilih saya”.(Wawancara 21 Agustus 2014)
Hasil wawancara di atas menandakan bahwa hubungan-hubungan
komunikasi politik yang dibangun oleh anggota DPRD di atas adalah dengan jalan
ceramah dari Masjid ke Masjid sekaligus Door To Door. Tentunya cara dan upaya
anggota DPRD Kab. Gowa dapil 1 dengan melakukan komunikasi dua arah yakni
agar tercipta hubungan silaturahmi yang baik.
Salah satu upaya untuk memajukan masyarakat lain hal yang dilakukan
oleh inisial S.P. selaku anggota DPRD Dapil 1 Kab. Gowa yakni
“Ada beberapa strategi yang saya lakukan, yakni saya melakukan
Pembukaan pasar murah keliling, yang menjual sembako dengan harga
yang murah ke masyarakat. Selain itu saya Door to door juga saya lakukan
karena saya bisa langsung berinteraksi dengan konstituen.”(Wawancara 21
Agustus 2014)
Untuk jualan kesejahteraan masyarakat memang terbilang absurd namun
cukup populis sebagai salah satu jualan untuk membangun pencitraan di
Page 63
51
masyarakat. Kegiatan-kegiatan di masa reses inilah salah satu kegiatan penting
dalam memajukan kesejahteraan masyarakat.
Dari hasil wawancara di atas masih ada juga anggota DPRD dari dapil satu
yang mewakili kaum perempuan. Keinginan untuk tampil di pentas politik
Kabupaten Gowa menjadi satu tekat untuk merubah wajah Kab.Gowa sebagai
cita-cita ideal masuk ke parlemen. Berikut adalah hasil wawancara dengan
Hasniati Hayat berkenaan mengenai strategi jitu yang digunakan dalam
memenangkan pemlihan anggota DPRD Kab. Gowa dapil 1. Strategi yang
dijalankan oleh incumbent yang berinisial H.K. dalam hal ini adalah pendekatan
kepada perempuan, karena dia adalah seorang perempuan maka kami pun sempat
menanyakan hal itu. Berikut petikan wawancaranya.
“Saya melakukan pendekatan khususnya pada perempuan. Dimana masih
adanya masyarakat Gowa khususnya ibu-ibu yang tidak tahu
membaca(buta aksara)”.(Wawancara 21 Agustus 2014)
Salah satu upaya meraih simpatik kamu perempuan beliau mengajak
perempuan untuk melihat system pendidikan. Tentunya strategi ini cukup populis
dimasyarakat mengenai buta aksara. Karena menurut beliau masih ada saja kaum
perempuan yang mengalami keterbelakangan pendidikan. Berikut diperkuat hasil
wawancara kami pada seorang tokoh masyarakat mengenai keberhasilan beliau.
Pendekatan khusus dengan konstituen itu sebagian besar calon legislatif
melakukannya. Karena dengan melakukan pendekatan secara langsung para caleg
bisa menilai apa yang diinginkan oleh konstituennya. Selain itu, konstituen juga
bisa melihat seperti apa para calon legislatif. Sehingga mereka bisa mengambil
Page 64
52
suatu keputusan pada saat pemilihan. Strategi ini sangat efektif untuk dilakukan,
sama halnya dengan salah satu kandidat yang kami wawancarai mengenai
strateginya. Berikut petikan wawancara dengan inisial A.L. :
“Saya melihat strategi yang paling menonjol itu untuk mendapatkan
perhatian dari masyarakat yakni dengan bersosialisasi langsung dengan
konstituen agar adanya komunikasi dua arah antara kami dengan
konstituen”. (Wawancara 21 Agustus 2014)
Dari pemilihan narasumber di atas bisa dilihat berbagai macam strategi
kampanye pada saat pra pemilihan anggota DPRD Kab. Gowa Dapil 1. Strategi
ini tentunya tidak berlaku secara perorangan melainkan secara tim, sehingga untuk
menentukan strategi apa yang tepat digunakan tentunya hasil keputusan tim
sukses dalam pemilihan. Dari beberapa stretegi yang dihasilkan ada yang
menggunakan media massa, ada juga yang menggunakan door to door atau dari
rumah kerumah. Selain penggunaan media massa, ada pula yang menngunakan
stretegi gambar berupa baliho, spanduk dan segalah macamnya. Namun lain pula
pendapat kaum perempuan yang cenderung menggunakan program
memperjuangkan kamu perempuan pada aspek pendidikannya. Karena aspek
pendidikan sangat menyentuh di masyarakat utamanya kaum perempuan. Selain
itu upaya tatap muka langsung ke masyarakat sangat efektif dalam
mengkampanyekan kandidat baik forum-forum silaturahmi maupun tatap muka
secara massal.
b. Dialog tertutup
Komunikasi politik merupakan komunikasi yang bersifat berkepanjangan
antara calon legislatif dengan konstituen, dalam membangun suatu hubungan
Page 65
53
antara konstituen kita dapat melihat suatu tindakan yang lebih nampak untuk
mengetahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap pemilihan calon legislatif di
Kab. Gowa. Adapun strategi yang bisa kita lakukan adalah dialog tertutup kepada
konstituen dan tim pemenagan tersebut. Adapun hasil wawancara dari Partai
Persatuan Pembangunan inisial S.P. mengenai dialog tertutup berikut hasil
wawancaranya:
“Untuk mengetahui kinerja tim dalam memenangkan salah satu dari partai
kita harus melakukan tatap muka atau melakukan dialog tertutup, karna
setiap pergerakan yang kita lakukan dapat terorganisir”(Wawancara 21
Agustus 2014)
Setelah melihat dari lapangan penulis mewawancarai inisial H.K. dari PDIP
tentang dialog tertutup berikut hasil wawancara tersebut :
“Saya melakukan dialog tertutup kepada konstituen itu hanya bisa dapat
informasi dari konstituen lainnya sekalian saya bisa jadikan tim
sukses”(Wawancara 21 Agustus 2014)
Memperkuat konsep sebelumnya yakni salah satu modala yang harus ditanamkan
oleh incumbent adalah modal sosial, salah satu kegiatan yang harus dikerjakan
setiap melakukan suatu tindakan kita perlu dialog tertutup terhadap konstituen,
berikut petikan wawanca Abd. Haris Tappa dari PAN :
“Alasan saya untuk memilih dialog tertutup kepada konstituen salah satu
strategi yang cukup memaksimalkan kondisi dilapangan sehubungan untuk
memperkuat kepercayaan kontituen terhadap incumbent”
C. Bagaimana Strategi kampanye politik dapat membuat incumbent
memperoleh kemenangan dalam pemilihan calon legislatif periode 2014-
2019
Kampanye merupakan kegiatan mempersuasi pemilih yang bertujuan
untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas. Pemilihan legislatif sebagai
Page 66
54
salah satu event pemilu yang secara serentak diadakan di seluruh Indonesia
ikut meramaikan dinamika politik khususnya pada pemilu 2009. Para caleg
yang ikut serta dalam pemilihan legislatif tentunya memiliki cara kampanye
yang berbeda dengan caleg lainnya. Kampanye yang merupakan sarana untuk
pencapaian cita-cita politik. strategi menjadi akan menjadi sangat penting guna
pemenangan pemilu serta cita-cita yang diinginkan caleg dan partai partai
pengusung untuk kedepannya. Pada pemilu 2009, partai-partai dan para caleg
bersaing ketat untuk mendpatkan kursi legislatif serta target-target tertentu
yang diinginkan. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
strategi kampanye yang dilakukan oleh para mayoritas caleg dalam pemilu
legislatif 2009, sehingga berhasil mendapatkan kursi di legislatif.
Dewasa ini, fenomena-fenomena baru yang unik mengenai
pelaksanaan kampanye itu sendiri. Banyak pergeseran pola pikir masyarakat
maupun para politisi dalam menyikapi event 5 tahunan tersebut. Pergeseran itu
sendiri banyak dipengaruhi oleh kemajuan zaman maupun kondisi sosial
ekonomi yang terus berkembang. Fenomena kampanye antara lain juga dapat
di ketahui melalui:
1. Adanya temuan perbedaan dana kampanye yang tersedia (yang dilaporkan)
dengan dana kampanye yang digunakan; (Tidak bermanfaat bagi
rakyat/manfaat sesaat bersifat generik dan investasi politik bagi
pengusaha)
2. Kampanye ternyata memerlukan dana yang luar biasa besar (Apakah
makin dana besar untuk kampanye makin efektif?).
Page 67
55
Karena hal-hal tersebut diatas lah yang juga dapat dibaca oleh masyarakat
sebagai sebuah temuan fakta baru yang akan menjadikan perubahan persepsi
tersendiri bagi masyarakat sebagai objek kampanye secara utuh. Oleh karena
itu, maka rasa tidak puas publik kepada kampanye menurut Lipsitz
menyarankan kampanye diarahkan pada diskusi yang lebih substansial tentang
isu-isu kampanye, memeperbaharui cara peliputan kampanye, sampai
mengusulkan agar para kandidat/politisi mendatangani codes of conduct (tata
cara bertingkah laku dalam kampanye) yang mengharuskan wacana kampanye
yang lebih humanis tidak provokatif. Berikut hasil wawancara mengenai
strategi kampanye politik dari partai persatuan pembangunan yang berinisial
S.P. berikut wawancaranya:
“Dalam kampanye politik yang saya gunakan adalah salah satu
strategi yang di perioritaskan untuk mengimbangi jalannya strategi
dalam mendapat dukungan dari masyarakat, kampanye politik
tersebuat saya sampaikan keinginan untuk membangun daerah Kab.
Gowa khususnya dapil 1 Kecamatan Somba Opu”(Wawancara 23
Agustus 2014)
Melakukan strategi kampanye politik merupakan salah satu strategi
yang di perioritaskan bagi para calon incumbent dalam pemilihan calon
legislatif, target dan visi misi mereka secara langsung menyampaikan kepada
konstituen sehingga antara komunikasi caleg dengan konstituen berjalan
sesuai apa yang kita inginkan dalam membangun Kabupaten Gowa ini. Selain
caleg yang berinisial S.P. juga melontarkan hasisl wawancara mengenai
kampanye politik dari PDIP yang berinisial H.K. berikut hasil petikan
wawancaranya :
Page 68
56
“Untuk melakukan strategi kampanye politik saya melakukan
bertahap setiap titik daerah pemilihan saya karena untuk
menyampaikan suatu keinginan harus terstruktur sehingga proses
kampanye tersebut akan terlaksana dengan baik”(Wawancara 23
Agustus 2014)
Setelah melihat dari pernyataan incumbent yang berinisial H.K.
merupakan strategi kampanye politik yang menciptakan hubungan emosional
antara calon legislatif dengan konstituen sehingga program-program kerjanya
kedepan dapat terlaksana dengan baik. Setelah H.K. di wawancarai tentang
kampanye politik maka incumbent selanjut dari partai Amanat Nasional yang
berinisial A.H. berikut hasil wawancaranya:
“Kami mempunyai berbagai macam strategi untuk menarik
simpatisan masyarakat, tapi yang di utamakan adalah strategi
kampanye politik karena menarik simpatisan konstituen itu harus
melakukan berbagai cara untuk meraih kekuasaan
politik”(Wawancara 23 Agustus 2014)
Pertarungan politik merupakan persaiangan yang begitu sulit untuk
mencapai suatu kekuasaan dalam hal ini kampanye politik merupakan senjata
utama dalam menghadapi pemilihan calon legislatif tersebut. Berikut petikan
wawancara mengenai kampanye politik dari partai kebangkitan bangsa yang
berinisial A.L. berikut hasil wawancara:
“Setelah kita survei di daerah pemilihan kami tentu kita bisa
menyimpulkan keinginan konstituen dan dalam strategi kampanye
politik akan kita tampung aspirasi masyarakat dalam membangun
daerah pemilihan kami”(Wawancara 23 Agustus 2014)
Sesuai apa yang di katakan oleh A.L dalam wawancara mengenai
kampanye politik merupakan startegi yang mengumpulkan keinginan
masyarakat sehingga apa yang kita selama ini perjuangkan dapat terwujud.
Page 69
57
D. Faktor-faktor Pendukung Komunikasi Politik yang dihadapi Para
Incumbent caleg DPRD Kabupaten Gowa di daerah pemilihannya.
1. Partai Politik
Partai politik dapat didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang
terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-
cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik
dan merebut kedudukan politik guna mempengaruhi pengambilan keputusan atau
kebijakan pada suatu sistem politik.
Pembentukan partai politik berdasarkan atas prinsip-prinsip demokrasi,
yakni pemerintahan yang dipimpin oleh mayoritas melalui pemilihan umum.
Untuk menciptakan pemerintahan yang mayoritas, diperlukan partai-partai yang
dapat digunakan sebagai kendaraan politik untuk ikut dalam pemilihan umum.
Melalui partai politik, rakyat berhak menentukan, siapa yang akan menjadi wakil
mereka serta siapa yang akan menjadi pemimpin yang menentukan kebijakan
umum. Berikut adalah komentar hasil wawancara dari pengamat Politik mengenai
Partai menjadi rekan politik dalam pemilihan calon legislatif:
“Dalam setiap proses pilcaleg termasuk sebelum menentukan sikap apakah
untuk berkoalisi, partai politik melakukan survei independen. Dan dalam
pemilihan calon legislatif , hasil survei menunjukkan bahwa hampir pasti
semua incumbent akan terpilih lagi dalam konteks masih di dukung oleh
masyarakat di Somba Opu, atas pertimbangan itulah partai politik berhak
memilih siapa yang diperioritaskan”(Wawancara 23 Agustus 2014)
Sejalan dengan definisi yang dikemukakan oleh Carr yang mengatakan
bahwa partai politik adalah suatu organisasi yang berusaha untuk mencapai dan
memelihara pengawasan terhadap pemerintah, maka hasil wawancara di atas
Page 70
58
menunjukkan bahwa partai politik menjalankan salah satu prinsip dasar dari
partai politik yakni mencalonkan anggota untuk pemilihan umum dengan label
partai, mengambil bagian dalam pemilihan umum, mengajukan calon yang
disepakati. Untuk itu sebagai perkumpulan yang terorganisir, Partai politik
memiliki tahapan-tahapan untuk menghasilkan calon pemimpin yang dapat
mengakomodir kepentingan-kepentingan partai politik. Artinya sebagai suatu
organisasi politik, partai politik ingin membangun sebuah kekuatan mayoritas
agar semua cita-cita politiknya dapat terakomodir sehingga survei yang dilakukan
sebagai langkah awal koalisi, bertujuan untuk melihat sejauh mana kekuatan atau
peluang bagi incumbent untuk dapat terpilih kembali.
Hal ini sejalan pula dengan teori Arend Lijphard yang menyatakan bahwa
salah satu bentuk koalisi yaitu minimal winning coalition, dimana prinsip
dasarnya adalah maksimalisasi kekuasaan, melihat jumlah kursi partai politik
yang diperoleh di parlemen. Dukungan massa yang dinilai masih mayoritas dapat
menjadi sebuah acuan untuk berkoalisi sehingga tujuan atau kepentingan partai
politiknya dapat tercapai. Berdasarkan teori ini, maka dalam memilih pasangan
untuk berkoalisi tentu memiliki pandangan tersendiri. Seberapa besar peluang
yang akan dicapai oleh ketika akan berkoalisi dengan sebuah partai,karena pada
dasarnya koalisi partai politik berlandaskan kepentingan. Kepentingan yang
memuat unsur-unsur manfaat, apakah dapat memberikan keuntungan atau
sebaliknya.
Page 71
59
2. Partisipasi Konstituen
Partisipasi konstituen adalah salah satu kegiatan yang perlu kita pahami
setiap menjalankan pesta demokrasi dalam hal ini pemilihan calon legislatif yang
terjadi di Kab. Gowa. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepedulian
masyarakat dalam memilih salah satu calon legislatif di daerah pemilihannya,
berikut petikan wawancara dari salah satu Tokoh masyarakat yang ada di daerah
pemilihan 1 Kec. Somba Opu Kab. Gowa :
“Saya sebagai tokoh masyarakat yang ada di dapil 1 Kec. Somba Opu
sangat senang melihat warga yang sedang bergotong royong untuk datang
ke TPS masing untuk memilih calon legislatifnya” (Wawancara 23
Agustus 2014)
Hasil wawancara diatas menggambarkan partisipasi konstituen terhadap
jalannya pesta demokrasi dalam pemilihan calon legislatif itu cukup tinngi tingkat
parsipasinya konstituen.
E. Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Politik yang dihadapi Para
Incumbent caleg DPRD Kabupaten Gowa di daerah pemilihannya.
1. Financial
Berbicara politik, tak bisa dipisahkan dengan para komunikator politik
yang mempunyai peran penting untuk merancang dunia satu ini. Berbagai
macam lobi dilakukan untuk menghidupkan dan meramaikan panggung politik.
Setiap komunikator politik mempunyai peran dan bagian masing-masing tak
beda dengan sandiwara yang dimainkan oleh aktor film untuk menghibur para
penonton. Momentum adalah kesempatan emas bagi mereka untuk merancang
strategi kekuatan politik dalam memerankan sesuai dengan bagiannya masing-
Page 72
60
masing. Pasalnya, selincah apapun seorang politisi, ia akan menggunakan
momentum dengan sebaik-baiknya karena kalau tidak maka tidak akan
mendapatkan peran dalam dunia itu. Setiap komunikator politik ulung
mempunyai momentum masing-masing. Soekarno bisa menjadi politisi ulung
karena bisa memainkan momentum dengan baik pada zamannya, meskipun
pada akhirnya juga terkubur oleh momentum itu sendiri. Soeharto bisa
memainkan peran politiknya begitu lihai seolah-olah aktor politik tanpa
dibatasi ruang dan waktu, namun akhirnya jatuh ke lubang hitam politik yang
selama ini dirancangnya sendiri.
Tak heran sebagian orang menyimpulkan bahwa politik itu warnanya
abu-abu. Politik tidak mengenal lawan maupun kawan namun yang ada adalah
kepentingan. Tak ada keabadian di dunia satu ini namun kekinian yang selalu
diutamakan. Hadirnya partai sengaja diciptakan untuk mengantar mereka
menuju posisi penting di negeri ini. Tak peduli berbagai warna partai yang
ditampilkan untuk mencitrakan mesin politiknya. Yang pasti, kebijakan-
kebijakan partai dijalankan oleh pengemudi yang ada di dalamnya demi
kekuasaan. Namun yang lebih utama dalam penempatan komunikasi politik
adalah pesan kampanye yang kadang sering mangalami hambatan. Skenario
politik yang dirancang oleh salah seorang kandidat atau tim tidak selamanya
berjalan dengan mulus berikut beberapa hasil wawancara peneliti dengan
kandidat. Seperti yang dituturkan oleh inisial S.P. Sebai berikut:
“Hambatan yang saya alami yakni penguatan kepercayaan kepada
masyarakat karena banyaknya saingan calon legislatif membuat
kita harus betul-betul melakukan pendekatan kepada
masyarakat.”(Wawancara 23 Agustus 2014)
Page 73
61
Salah satu poin penting yang disampaikan oleh S.P. dalam
wawancaranya bahwa membangun kepercayaan itu sangat penting. Sebab
banyaknya jualan-jualan politik dan janji politik bertebaran diseluruh kandidat.
Apalagi pertarungannya sangat banyak kandidat yang ikut serta dalam kanca
politik. Kepercayaan biasanya menjadi hambatan utama dalam
menyelenggarakan prosesi kampanye.
Selain hambatan yang dialami oleh kandidat yang berinisial S.P.
adapula hambatan lain yang dirasakan oleh kandidat inisial A.H. Peneliti
mencoba mewawancarai kandidat berikut petikannya.
“Dalam sisi financial, karena ada beberapa masyarakat yang ingin
memilih kita sebagai anggota dewan jika kita memiliki uang yang
banyak tanpa melihat kemampuan yang dimiliki”.(Wawancara 23
Agustus 2014)
Dari sebagian besar masyarakat memang pemilihan anggota DPRD
uang menjadi salah satu point penting. Kalau tidak ada uang maka hambatan
tersebut sangat besar, tidak bisa dipungkiri masyarakat memilih berdasarkan
upeti. Trand Money Politic salah satu faktor sehingga seorang kandidat bisa
dipilih dalam pemilihan anggota DPRD. Lain pula yang dirasakan oleh
kandidat yang mewakili kaum perempuan yaitu H.K. sebagai berikut:
“Adanya aturan khusus buat caleg perempuan, sehingga kita harus
bekerja keras untuk mendapatkan suara yang banyak, selain itu
banyaknya calon juga yang mengakibatkan kita harus menguatkan
suara ke konstituen agar tidak terpecah”.(Wawancara 23 Agustus
2014)
Petikan wawancara diatas salah satu kendala penting seorang
perempuan untuk maju pada pentas politik. Aturan main menjadi salah satu
Page 74
62
varibel yang bisa saja menghambat seseorang untuk tampil. Aturan-aturan itu
pula yang bisa saja menghambat kandidat untuk ikut serta dalam setiap
pemilihan.
Hambatan lain juga disebutkan oleh A.L. Berikut hasil wawancara :
“Terlalu banyaknya partai, dan caleg sehingga masyarakat seakan-akan
tidak melihat lagi program yang dijual oleh partai dan caleg. Terus terag
masyarakat itu sangant terpengaruh oleh biaya-biaya logstiknya itu”.
Point penting dalam setiap pagelaran pemilihan baik pemilihan kepala
daerah maupun pemilihan anggota legistlatif seorang kandidat harus
menghitung dengan pasti hambatan-hambatannya. Dari pemaparan wawancara
yang dilakukan oleh peneliti ditemukan adanya hambatan-hambatan dalam
komunikasi politik. Beberapa diantaranya adalah hambatan utama masalah
keuangan atau financial atau cost politic memang sudah mewabah
dimasyarakat bahwa seluruh kandidat memiliki keuangan yang cukup untuk
membiayai kampanyenya. Sehingga hal itu menjadi sebuah kebiasaan, dan jika
kandidat tidak menghitung pengeluaran keuangan maka biasa saja dia
mengalami kegagalan. Selain hasil temuan diatas bahwa meyakinkan
masyarakat itu juga sangat penting selain membangun kepercayaan agar
konstituen tidak beralih ke kandidat lain. Karena dalam setiap pemilihan semua
kandidat mempresentasekan janji-janji yang sangat ideal. Lain pula hambatan
yang dirasakan oleh kandidat yang mewakili kaum perempuan, biasanya
mereka mengalami pembatasan melalui aturan main. Dalam hal ini bahwa
aturan-aturan menjadi seorang wakil rakyat didasarkan atas norma-norma yang
berlaku
Page 75
63
2. Kinerja Tim Pemenangan tentang Strategi
Konstituen sejatinya merupakan pemilih yang memiliki loyalitas dan
identitas kepartaian yang tinggi. Konstituen sebagai basis massa parpol memiliki
rasionalitas dan perilaku beragam. Konstituen lah penentu para caleg untuk
mendapatkan satu kursi di DPRD. Tanpa konstituen mereka bukanlah siapa-siapa.
Oleh karenanya untuk menari perhatian daripada konstituen itu sendiri setiap
caleg memiliki cara yang berbeda-beda.
Setiap individu pasti mempunyai pendapatnya masing-masing mengenai
para caleg nya. Berikut adalah wawancara peneliti dengan beberapa konstituen
yang notabennya adalah pemilih dari anggota dewan yang sudah mendapatkan
tempat di DPRD pada periode 2014-2019 khususnya Dapil 1 Kecamatan Somba
Opu.
Pemilih dari kandidat inisial A.H. merupakan salah satu tokoh masyarakat
yang berinisial M yang merupakan pendukung dari caleg Partai amanat Nasional.
“Menurut saya strategi yang dilakukan sudah cukup maksimal. Saya
tertarik memilih A.H. karena saya sudah sering mendengar ceramah-
ceramahnya apalagi ketika bulan ramadhan dan khotbah jumat. Disitulah
saya mengenal beliau. Dan ketika saya tahu bahwa beliau mencalonkan
diri saya berinsiatif untuk memilihnya karena saya ingin perubahan yang
terjadi pada masyarakat ini. Saya pun mengajak keluarga saya istri dan
anak saya untuk ikut memilih beliau. Alhamdulillah beliau duduk di
DPRD .mudah2an beliau bisa menjadi jembatan bagi kami untuk
menyampaikan aspirasi dari masyarakat kecil”.
Pendapat inisial M diatas mengungkapkan bahwa ceramah-ceramah atau
Khutbah di masjid yang dilakukan oleh inisial A.H berjalan dengan baik.
Page 76
64
Disinilah peran vital komunikasi sebagai salah satu strategi membangun opini
publik. Pencitraan yang dilakukan dengan nuansa religi salah satu trend utama di
masyarakat. Selain itu bahwa metode dakwah cukup bagus untuk membangun
komunikasi politik di tingkatan grass root.
Narasumber berikutnya merupakan tokoh masyarakat yang berada di dapil
S.P. dia adalah Tokoh pemuda berikut petikan wawancaranya:
“Saya sebelumnya tidak mengenal bapak syahir dg.pasang. tapi suatu
ketika saya melihat adanya mobil keliling menjual sembako dengan harga
yang murah. Dan saat itu saya melihat bapak memberikan beberapa
obrolan-obrolan singkat dan dari situ saya memiliki keinginan untuk
memilih beliau. Saya juga sering melihat baliho bapak syahir, dan juga
kami dibagikan stiker-stiker. Karena saya yakin beliau bisa menjadi
anggota DPRD yang mengerti nasib rakyat kecil”.(Wawancara 23 Agustus
2014)
Hasil wawancara diatas mengindikasikan bahwa pertama kali narasumber
belum sama sekali mengenal yang berinisial S.P. Beliau dikenal setelah beliau
memasang tanda di baliho sebagai salah satu untuk memperkenalkan beliau.
Wawancara ini mengindikasikan bahwa sosialisasi kandidat itu sangatlah penting
untuk di prropagandakan. Baik itu dalam kegiatan-kegiatan pasar murah atau pun
kegiatan-kegiatan yang menyentuh masyarkat.
Begitu juga yang dikatakan oleh pemilih dari inisial H.K. salah satu upaya
meraih simpatik kamu perempuan beliau mengajak perempuan untuk melihat
system pendidikan. Tentunya strategi ini cukup populis dimasyarakat mengenai
buta aksara. Karena menurut beliau masih ada saja kaum perempuan yang
mengalami keterbelakangan pendidikan. Berikut diperkuat hasil wawancara kami
Page 77
65
pada seorang tokoh masyarakat yang berinisial S mengenai keberhasilan beliau.
Berikut petikan wawancaranya.
“Pendapatnya mengenai strategi yang digunakan calon legislatif: Saya
melihat ketulusan hati yang berinisial H untuk memberantas buta aksara
dikalangan ibu-ibu. Karena beliau sudah mengabdikan dirinya sebelum
mencalonkan diri sebagai anggota DPRD. Jadi saya tertarik untuk
memilihnya. Menurut saya strategi yang digunakan di media seperti
radio sangat membantu untuk memperkenalkan diri. Sehingga orang
bisa memilihnya”. (Wawancara 23 Agustus 2014)
Berkaitan dengan kaum perempuan pernyatan ibu S salah satu
pernyataan yang memperkuat bahwasanya perjuangan buta aksara untuk
perempuan sangat penting. Selain itupula bahwa perempuan harus punya
kemampuan untuk mensosialisakan diri melalui media.
Wawancara berikutnya oleh salah satu pemilih dari kandidat yang
berinisial A.L. yang berprofesi Tokoh Masyarakat, Berikut hasil wawancara kami:
“Saya memilih bapak karena saya sudah kenal sebelumnya. Sekali waktu
sy mengikuti acara pertemuan diskusi antara bapak dengan warga sekitar
rumah kami untuk sekedar berbincang-bicang membicarakan apa yang
menjadi keinginan kami sebgai masyarakat gowa. Dan saat itu saya sudah
tertarik dengan beliau dan memilih beliau pada pemilu kemarin”.
(Wawancara 23 Agustus 2013)
Selain itu ada juga pemilih dari kandidat yang berinisial A.L. yang sempat
kami wawancarai. Dia adalah salah satu Tokoh Pemuda. Berikut wawancaranya :
“Saya tertarik untuk memilih beliau karena sebelumnya saya memang
sudah mengenal beliau. Selain dengan pernahnya saya mengikuti diskusi
langsung dengan bapak, maka pada akhirnya saya percaya kan untuk
bapak duduk menjadi anggota dewan dengan menyumbangkan suara saya
pada pemilu”. (Wawancara 23 Agustus 2014)
Page 78
66
Yang terakhir wawancara dengan pemilih dari kandidat berinisial H.K.
yang merupakan Tokoh Pemuda Berikut wawancaranya :
“Saya memilih ibu karena saya teman dengan anaknya. Kebetulan kami
bersahabat. Tapi bukan karena itu karena saya melihat strategi yang bapak
yusuf gunakan sangat bagus. Dia membangun relasi yang bermula dari
keluarga kecilnya untuk mendapatkan suara. Selain itu juga saya kebetulan
pernah hadir di acara temu langsung antara ibu H.K. selaku calon legislatif
dengan konstituen. Dari situ saya sudah bisa menilai beliau, sehingga saya
tertarik untuk memilih bapak yusuf. Karena dengan temu langsung menurut
saya sangat efektif karena kami bisa saling tukar pikiran, dan bisa mengenal
lebih dekat dengan calon legislatif”.(Wawancara 23 Agustus 2014)
Page 79
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini saya selaku peneliti mencoba menggaris bawahi atau
mencoba menyimpulkan sesuai dengan hasil penelitian. Dari kesimpulan peneliti
maka kesimpulan itu saya bagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Strategi Komunikasi Politik para incumbent dalam menghadapi pemilihan
legislatif didaerah pemilihan 1 Kec. Somba Opu Kabupaten Gowa.
Dari pemilihan narasumber di atas bisa dilihat berbagai macam strategi
kampanye pada saat pra pemilihan anggota DPRD Kab. Gowa Dapil 1. Strategi
ini tentunya tidak berlaku secara perorangan melainkan secara tim, sehingga untuk
menentukan strategi apa yang tepat digunakan tentunya hasil keputusan tim
sukses dalam pemilihan. Dari beberapa strategi yang dihasilkan yang paling
banyak mendapatkan respon positif konstituen yakni jika para caleg melakukan
temu secara langsung menemui konstituen dengan melakukan diskusi ataupun
kegiatan kemasyarakatan lainnya karena dengan begitu maka akan terjadi
komunikasi dua arah antara para caleg dengan konstituen. Ada juga yang
menggunakan door to door atau dari rumah kerumah. Selain itu ada juga
penggunaan media massa, ada pula yang menngunakan stretegi gambar berupa
baliho, spanduk dan segalah macamnya yang menjadi pendukung kampanye.
Namun lain pula pendapat kaum perempuan yang cenderung menggunakan
program memperjuangkan kaum perempuan pada aspek pendidikannya. Karena
aspek pendidikan sangat menyentuh di masyarakat utamanya kaum perempuan.
Page 80
68
Namun upaya tatap muka langsung ke masyarakat sangat efektif dalam
mengkampanyekan kandidat baik forum-forum silaturahmi maupun tatap muka
secara massal.
2. Faktor-faktor pendukung strategi komunikasi politik para incumbent yang
dihadapi anggota DPRD Kabupaten Gowa dengan konstituen di daerah
pemilihannya.
Strategi komunikasi politik para incumbent adalah salah satu faktor pendukung
yang bisa memenangkan dalam pemilihan calon legislatif, dalam hal ini partai
politik merupakan salah satu pendukung untuk memenangkan pemilihan tersebut
selanjutnya partisipasi konstituen merupakan strategi yang perlu di utamakan
karena merupakan strategi yang bisa menciptakan proses demokrasi terlaksana
dengan baik.
3. Faktor-faktor penghambat komunikasi politik yang dihadapi anggota DPRD
Kabupaten Gowa dengan konstituen di daerah pemilihannya.
Point penting dalam setiap pagelaran pemilihan baik pemilihan kepala
daerah maupun pemilihan anggota legistlatif seorang kandidat harus menghitung
dengan pasti hambatan-hambatannya. Dari pemaparan wawancara yang dilakukan
oleh peneliti ditemukan adanya hambatan-hambatan dalam komunikasi politik.
Beberapa diantaranya adalah hambatan utama masalah keuangan atau financial
atau cost politic memang sudah mewabah dimasyarakat bahwa seluruh kandidat
meliki keuangan yang cukup untuk membiayai kampanyenya. Sehingga hal itu
menjadi sebuah kebiasaan, dan jika kandidat tidak menghitung pengeluaran
Page 81
69
keuangan maka biasa saja dia mengalami kegagalan. Selain hasil temuan diatas
bahwa meyakinkan masyarakat itu juga sangat penting selain membangun
kepercayaan agar konstituen tidak beralih ke kandidat lain. Karena dalam setiap
pemilihan semua kandidat mempresentasekan janji-janji yang sangat ideal. Lain
pula hambatan yang dirasakan oleh kandidat yang mewakili kaum perempuan,
biasanya mereka mengalami pembatasan melalui aturan main. Dalam hal ini
bahwa aturan-aturan menjadi seorang wakil rakyat didasarkan atas norma-norma
yang berlaku. Makanya aturan itu biasanya menjadi jebakan seorang kandidat
perempuan untuk tidak bisa tampil pada setiap pagelaran.
B. Saran
Sebaiknya setiap kandidat pada pemilihan legislatif harus bisa memahami
seperti apa konstituennya. Dengan cara melakukan pendekatan secara langsung
kepada konstituen. Agar apa yang diinginkan bisa tercapai sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh masing-masing kandidat untuk bisa terpilih menjadi anggota
dewan.
Page 82
70
DAFTAR PUSTAKA
ArifinAnwar. 2011. Komunikasi Politik. Yogyakarta :Graha Ilmu.
Anderson, P.O., Konoben, J.E., dan Troutman, W.G. (2002). Handbook of
Clinical Drug Data. Edisi X. New York: McGraw-Hill. Hal. 20-21.
Budiardjo, Miriam. 1989. Dasar-dasar Ilmu Politik.Jakarta : PT Gramedia.
Bulaeng, Andi. 2002. Teori Manejemen Riset Komunikasi. Narendra, Jakarta
Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik. Jakarta : Rajawali Pers.
Firmanzah, 2007.Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas.Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia.
Huntington, Samuel P., 2004. Tertib Politik pada Masyarakat yang Sedang
Berubah.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Irawan, Prasetya, 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu
Sosial.Jakarta : DIA FISIP UI.
Lijphard, Arend, 1995. Sistem Pemerintahan Parlementer dan
Presidensial.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Marijan, Kacung, 2006. Demokratisasi di Daerah (Pelajaran dari Pilkada Secara
Langsung).Surabaya : Pustaka Eureka.
Martin, A.N., Swarbrick, J., dan Cammarata, A. (1983). Physical Pharmacy. Edisi III.
Philadelphia: Lea & Febiger. Hal. 614. Universitas
Moleong, Lexy J, 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Mas’oed Mochtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi.
Jakarta: Pustaka LP3S.
McQuail, Denis. 1991. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Edisi Kedua.
Alih bahasa Agus Dharmawan. Dan Amirudin. Jakarta : Erlangga.
Pito, Toni Andrianus, Efriza, Kemal Fasyah, 2006. Mengenal Teori-Teori Politik
dari Sistem Politik sampai Korupsi.Bandung : Penerbit Nuansa.
Rogers, E. M., & Storey J. D. (1987). Communication Campaign. Dalam C. R.
Berger & S.H. Chaffe (Eds.), Handbook of Communication Science. New
Burry Park, CA:Sage.
Page 83
71
Sahdan, Gregorius, 2008. Politik Pilkada : Tantangan Merawat
Demokrasi.Yogyakarta : The Indonesian Power for Democracy.
Sumarno. 1993. Fungsi Komunikasi Politik. Bandung : Sinar Baru.
Sastroatmodjo, Sudijono, 1995. Perilaku Politik. Semarang :IKIP Semarang
Press.
Schroder. 2004. Strategi Politik. Jakarta : Friedrich NaumannStiftung.
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung : CV Alfabeta.
Varma. 2001. Teori Politik Modern.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.