1 STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN TRANSPORTASI (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Surakarta Dalam Penerapan Sistem Satu Arah Di Kota Surakarta Tahun 2016) Rizka Argi Putra Sri Hastjarjo Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract Traffic conditions in the city of Surakarta has increased every day, in 2014 calls more than 363 559 units of two-wheeled vehicles and 75 858 units of four- wheel vehicles, as a result, created bottlenecks in some corner of the city that also impact on accidents and things that are not desirable , according Directorate of Land Transport (2007), the number of traffic casualties also rose an average of 10.62% per year, due to these conditions, Dishubkominfo Surakarta implement policies one way system on several roads in the city of Surakarta, some stirring is roads Dr. Radjiaman and road Slamet Riyadi, this implementation is not necessarily with the emergence of groups of people, for that, Dishubkominfo Surakarta, which develops communication strategies to apply once the turmoil, the Protocol that emerged from the public Dishubkominfos communication strategies in implementing the policy of one-way system is to define or formulate a message that will be conveyed to the public, then choose media that are considered effective to convey a message communication system in one direction, then specify who should be targeted audiences as well as the movement that is the goal of the communication strategy. Advice given Dishubkominfo Surakarta is using the media to the fullest, friendly and able to implement policies consistent with the objectives. Keyword: Communication Strategy, One-Way Traffic, Dishubkominfo
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN
TRANSPORTASI
(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika Kota Surakarta Dalam Penerapan Sistem Satu
Arah Di Kota Surakarta Tahun 2016)
Rizka Argi Putra
Sri Hastjarjo
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Traffic conditions in the city of Surakarta has increased every day, in 2014
calls more than 363 559 units of two-wheeled vehicles and 75 858 units of four-
wheel vehicles, as a result, created bottlenecks in some corner of the city that also
impact on accidents and things that are not desirable , according Directorate of
Land Transport (2007), the number of traffic casualties also rose an average of
10.62% per year, due to these conditions, Dishubkominfo Surakarta implement
policies one way system on several roads in the city of Surakarta, some stirring is
roads Dr. Radjiaman and road Slamet Riyadi, this implementation is not
necessarily with the emergence of groups of people, for that, Dishubkominfo
Surakarta, which develops communication strategies to apply once the turmoil,
the Protocol that emerged from the public
Dishubkominfos communication strategies in implementing the policy of
one-way system is to define or formulate a message that will be conveyed to the
public, then choose media that are considered effective to convey a message
communication system in one direction, then specify who should be targeted
audiences as well as the movement that is the goal of the communication strategy.
Advice given Dishubkominfo Surakarta is using the media to the fullest, friendly
and able to implement policies consistent with the objectives.
Keyword: Communication Strategy, One-Way Traffic, Dishubkominfo
2
Pendahuluan
Perubahan jaman dari masa ke masa memberikan berbagai perkembangan
dalam aspek kehidupan, baik itu perubahan dari segi personal, kebutuhan, sosial,
ekonomi, teknologi, hingga transportasi. Kehadiran alat transportasi modern
seperti sekarang ini memang memberikan banyak kemudahan dan juga kenyaman
kepada setiap orang yang memilikinya, dengan menggunakan kendaraan
bermotor, seeorang dapat menempuh perjalanan beberapa kilometer hanya dalam
beberapa menit saja, tidak seperti dulu ketika seseorang harus berjalan kaki,
sekarang hanya dengan tarikan gas, seseorang dapat dengan sesegera mungkin
sampai ke tempat tujuan, konsekuensi dari pemakaian kendaraan bermotor
hanyalah ketika si pengendara harus mengisi bahan bakar ketika habis, kemudian
membayar pajak sesuai aturan yang berlaku, juga melakukan perawatan-
perawatan sesuai dengan kondisi kendaraan.
Namun, dibalik kemudahaan yang diberikan oleh penggunaan kendaraan
bermotor ada beberapa hal yang muncul sebagai dampak buruk atas kondisi
tersebut, ketika semakin banyak orang membeli dan menggunakan kendaraan
pribadi, maka peningkatan volume kendaraan di jalan raya juga semakin
bertambah, akhirnya kepadatan kendaraan juga tidak bisa dihindari, tidak berhenti
pada potensi kemacetan saja, saat ini banyak pengendara kendaraan bermotor
yang cenderung tidak memiliki kedewasaan dalam berkendara, mereka berkendara
secara ugal-ugalan, melanggar tata tertib, melanggar rambu-rambu lalu lintas
hingga akhirnya terjadi kecelakaan yang sering berakibat pada jatuhnya korban
jiwa, entah itu roda dua atau roda empat, jika potensi kemacetan semakin
bertambah, dan berbanding lurus dengan sikap pengendara yang tidak memliki
empati dalam berkendara, maka semakin hari akan semakin banyak kecelakan
yang terjadi.
Pada dasarnya, jumlah kendaraan bermotor yang kian bertambah memang
merupakan hal yang tidak bisa dihindari, hal ini tentu saja dikarenakan aspek
pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada masyarakat,
namun, potensi kemacetan dapat diatasi apabila diterapkan suatu sistem
3
transportasi yang benar dan efektif, tentu saja hal ini bergantung pada kebijakan
pemerintah kota dan juga dinas terkait, dalam hal ini Dinas Perhubungan yang
memang memiliki kendali penuh untuk melakukan rekayasa dalam mengatasi
masalah-masalah transportasi di setiap kota, seperti kota Surakarta misalnya,
dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kendaraan bermotor yang melintasi jalan
raya di Surakarta semakin meningkat volumenya, jumlah kendaraan yang
melintasi kota Surakarta semakin berkembang, baik itu kendaraan roda emat
maupun roda dua.
Dari data SATLANTAS Surakarta, pada tahun 2014 jumlah kendaraan
roda dua tercatat sebanyak 363.559 unit, sedangan untuk kendaraan roda empat
tercatat sebanyak 75.858 unit, kondisi ini berimbas pada kemacetan jalan
beberapa tahun terkahir sudah kita rasakan, apalagi pada titik tertentu serta jam
tertentu, kemacetan tidak dapat dihindari, misalnya pada simpang empat Baron,
kendaraan yang berlalu lalang dari empat arah membuat titik macet yang cukup
padat pada jam-jam tertentu, kemudian pada simpang tiga lampu merah Pajang,
hampir selalu terjadi penumpukan kemacetan pada lampu merah tersebut
hingga simpang tiga tugu lilin Pajang, kemudian bergeser ke utara dimana
bundaran Purwosari selalu padat dari arah timur dan selatan menuju arah barat,
kemacetan seperti ini dapat menimbulkan resiko kecelakaan apabila seorang
pengendara mengalami stress dan kelelahan karena kemacetan yang terjadi.
Bagaimanapun, keselamatan adalah hal yang paling utama dalam lalu lintas, 75%
kecelakaan lalu lintas terjadi di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia,
pada tahun 2004 organisasi kesehatan dunia (WHO) mengangkat tema “Road
Safety is No Accident”. Hal berdasar pada perkirakan bahwa pada tahun 2020,
kecelakaan lalu lintas akan menjadi penyebab utama kematian nomor tiga
terbanyak di dunia setelah penyakit kanker dan stroke (Direktorat Keselamatan
Transportasi Darat, 2007). Di Indonesia, jumlah dan resiko kecelakaan lalu lintas
meningkat dari tahun ke tahun sejalan bertambahnya jumlah kendaraan yang
mencapai rata-rata pertumbuhan 10,62% per tahun.
4
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika adalah Dinas yang
memiliki wewenang dalam menerapkan kebijakan terkait masalah kemacetan
yang terjadi di Kota Surakarta, yang terbaru adalah kebijakan transportasi sistem
satu arah, pada 17 Maret 2016, sepanjang jalan Dr. Radjiman (membentang mulai
dari kawasan Pasar Klewer hingga Laweyan) sudah diterapkan kebijakan sistem
satu arah, seluruh kendaraan hanya boleh melintas dari ara timur (pasar Klewer)
ke barat (simpang tiga Pajang), dan kemudian pada bulan 13 September 2016
sistem satu arah juga diberlakukan dari arah simpang tiga Purwosari menuju arah
barat simpang empat Gendengan (yang bertarti sepanjang jalan Slamet Riyadi
menjadi satu arah pada pukul 06.00 WIB sampai 22.00 WIB.
Untuk menerapkan suatu kebijakan baru tentu saja bukan perkara mudah,
apalagi jalur lalu lintas yang diterapkan sistem satu arah adalah jalur yang
merupakan jalan protokol dan menjadi jalur akses keluar masuk Kota Surakarta
dari arah selatan dan barat (Sukoharjo), pada periode awal kebijakan sistem satu
arah ini diterapkan, banyak pengendara yang masih melanggar peraturan dengan
tetap menerobos jalur satu arah tersebut, selain itu, banyak juga konflik antara pro
dan kontra yang muncul dalam masyarakat ketika kebijakan sistem satu arah
tersebut diterapkan, banyak yang beranggapan bahwa dengan diterapkannya
kebijakan tersebut, ekonomi sisi kanan jalan menjadi melemah karena akses parkir
menjadi tidak diperbolehkan, kemudian juga dengan kondisi ketika para
pengendara lebih memilih menggunakan jalan kampung sebagai jalur alternatif
untuk menyingkat waktu demi menghindari sistem satu arah yang mengharuskan
para pengendara memutar ke arah timur untuk menuju jalan Slamet Riyadi.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, protes
yang muncul sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan manajemen rekayasa
lalu lintas dalam bentuk kebijakan system satu arah ini adalah hal yang biasa,
namun dapat kita lihat bahwa protes yang muncul hampir terjadi disetiap sudut
dimana kebijakan tersebut diterapkan, selain protes yang dilakukan lewat aksi dan
banner, beberapa kasus yang mucul adalah pelanggaran menerobos jalur satu arah
yang dilakukan oleh masyarakat luar Kota Solo yang dikarenakan tidak tahu
5
bahwa jalan tersebut telah berubah menjadi satu arah, salah satu warga, Nisa
mengaku belum mengetahui adanya pemberlakuan SSA ini. Dirinya pun harus
memutar lagi lewat Jalan Slamet Riyadi. “Tadi sudah belok tapi langsung dikasih
tahu petugas jika sudah satu arah,” tuturnya. (https://joglosemar.co/2016/03/hari-