i STRATEGI KOMINFO DALAM MENANGKAL BERITA HOAX (Studi Kasus Kominfo Nusa Tenggara Barat 2018-2019) Oleh Etikayanti 1503171947 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM 2019
i
STRATEGI KOMINFO DALAM MENANGKAL BERITA HOAX
(Studi Kasus Kominfo Nusa Tenggara Barat 2018-2019)
Oleh
Etikayanti
1503171947
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2019
ii
STRATEGI KOMINFO DALAM MENANGKAL BERITA HOAX
(Studi Kasus Nusa Tenggara Barat 2018-2019)
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Komunikasi
Oleh
Etikayanti
1503171947
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2019
iii
iv
vi
vii
MOTTO:
“Hai orang - orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”1
1Kementerian Agama, Alqur’andanterjemahan, Surabaya: KaryaAgung, 2002, h. 960.
viii
PERSEMBAHAN
“Dengan mengharap rahmat dan Ridho Allah SWT. Dengan penuh cinta
dan kasih sayang skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tuaku
tercinta atas segala doa, dukungan, motivasi serta cucuran keringat yang
tak bisa tergantikan kapanpun. Keluarga besarku yang saya banggakan.
Kekasihku Kakanda Musleh yang selalu mendukung, mendoakan serta
memotivasi dan terlebih telah setia menemani selama ini. Ucapan
terimakasih yang tak terhingga, atas izin Allah semoga Cinta di Ridhoi.
kerabat - kerabatku yang tidak bisa saya sebut satu persatu. Terutama
kerabat kos pemuda 65, terima kasih atas doa dan dukungannya, Untuk
keluarga besar HMI dan KOHATI Komisariat Dakwah tercinta ucapan
terimakasih atas pembelajaran yang diberikan selama ini, dukungan, doa
serta waktu yang diberikan terhadap penulis. Teruntuk Almamater
tercinta.”
ix
KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa
memberikan rakhmat dan hidayah-Nya serta kenikmatan yakni kesehatan dan
kesempatan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagaimana mestinya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Salam serta
sholawat tercurahkan kepada sang revolusioner sejati yakni baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah merubah peradaban dari jahiliah menuju islamiyah
dengan keluarganya beserta sahabat-sahabatnya.
Skripsi ini berisi penelitian yang dilakukan di Dinas Komunikasi
Informatika dan Statistik (Kominfo) salah satu Dinas Provinsi NTB. Hambatan
dan kesulitan yang dihadapi sebagai pemenuhan dan kewajiban yang semestinya
terjadi. Namun dengan izin Allah, dan juga berkat atas usaha, doa, dukungan serta
semangat yang diterima baik secara langsung maupun tidak. Peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Peneliti menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa
bantuan dan dukungan berbagai pihak. Maka ucapan terimakasih banyak yang
setulus-tulusnya peneliti ucapkan kepada sumber mata air yang tidak pernah habis
yang telah membantu penulis:
1. Bapak Prof. Dr. H. Fahrurrozi, MA, selaku pembimbing I sekaligus
sebagai Wakil Dekan I, atas semua nasehat, motivasi serta dukungannya.
Dan telah menuntun serta yang sudah sabar membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
x
2. Bapak Najamudin, M.Si, selaku pembimbing II sekaligus Ketua Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, atas segala doa serta kegigihan dalam
menuntun dan membimbing serta waktu yang diberikan kepada penulis
selama dalam menyelsaikan skripsi ini.
3. Dr. H. Subhan Abdullah, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi atas semua nasehat serta dukungan yang diberikan terhadap
penulis.
4. Prof. Dr. H. Mutawalli, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram.
Semoga amal dari berbagai pihak tersebut mendapatkan pahala dan
semoga Allah selalu meridhoi setiap langkahnya.
Penulis
Etikayanti
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
ABSRTAK ...................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 5
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ................................................. 6
E. Telaah Pustaka ..................................................................................... 6
F. Kerangka Teori..................................................................................... 8
G. Metode Penelitian................................................................................. 21
H. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 26
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................................ 28
A. Sejarah Kominfo .................................................................................. 28
B. Struktur Kominfo Provinsi NTB .......................................................... 29
xii
C. Strategi Kominfo dalam Menangkal Hoax pada Media Sosial
(Online) ................................................................................................ 46 D. Tindakan Kominfo Terhadap Berita Hoax yang Tersebar pada
Media Sosial (Online) .......................................................................... 52
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 55
A. Strategi Kominfo dalam Menangkal Berita Hoax pada Media
Sosial (Online) ..................................................................................... 55 1. Membuat Kampung Media ........................................................... 57
2. Sosialisasi Edukasi ......................................................................... 59
3. Penyediaan Layanan Aduan ........................................................... 61
B. Tindakan Kominfo Terhadap Berita Hoax yang Tersebar Pada
Media Sosial (Online) .......................................................................... 64 1. Melakukan Pemblokiran ................................................................ 64
2. Melakukan Analisis atau Pengecekan ............................................ 65
3. Monitoring...................................................................................... 67
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 69
A. Simpulan .............................................................................................. 69
B. Saran ..................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kominfo NTB 2017, 29.
Gambar 2.2 Laporan Isu Hoax via WhatsApp Tahun 2018-2019, 51.
Gambar 2.3 Total Aduan Konten Negatif via WhatsApp 2016-2018, 52.
xiv
STRATEGI KOMINFO DALAM MENANGKAL BERITA HOAX
(Studi Kasus Kominfo Nusa Tenggara Barat 2018-2019)
Oleh:
Etikayanti
1503171947
ABSTRAK
Menangkal merupakan suatu proses usaha untuk meminimalisir kejadian yang tidak kita inginkan terjadi. Tentu suatu hal yang tidak diinginkan terjadi maka besar penilaian bahwa hal tersebut memiliki nilai yang buruk, sehingga manusia tidak dapat menerima. Meski tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut bisa terjadi, maka karena itulah pentingnya menangkal sesuatu dengan starategi atau cara yang disiapkan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana Kominfo menjelaskan dan menggambarkan strateginya dalam menangkal berita hoax. Serta tindakan yang dilakukan oleh Kominfo terhadap berita hoax yang tersebar lewat media sosial.
Metodologi yang peneliti gunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif yakni untuk memudahkan peneliti mampu menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan dan fenomena tentang apa yang dialami oleh objek penelitian seperti strategi kampung media dan layanan aduan. Sedangkan proses pengumpulan data melalaui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan keabsahan datanya, peneliti menggunakan ketekunan pengamat dan triangulasi.
Temuan penelitian ini menggambarkan ada strategi yang dilakukan oleh Kominfo dalam menangkal berita hoax diantaranya: mengadakan kampung media dengan berbagai rangkaian acara seperti inspiratif ekspos, temu belajar kreatif, serta menggunakan media tradisional media. Strategi yang kedua yaitu sosialisasi edukasi, dan menyediakan layanan aduan yang dilakukan dengan cara pengaduan langsung dan pengaduan lewat akun official. Adapun tindakan kominfo terhadap berita hoax yang tersebar di media sosial (online) dengan melakukan pemblokiran apabila ada yang mengadukan, melakukan analisis terhadap berita yang dilaporkan, terjun kelapangan khusus lokus NTB untuk mengecek tentang kebenaran suatu berita yang tersebar.
Kata Kunci: Strategi, Kominfo, Menangkal Hoax.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman, dunia ini semakin modern.
Penyebaran media dimana-mana, bahkan media saat ini memiliki kualitas
yang cukup tinggi. Dengan adanya media masyarakat dengan mudah
menerima informasi atau berita dengan waktu yang sangat singkat, dan
segala sesuatu sangat mudah untuk dijangkau. Media sudah menjadi
bagian kehidupan sehari-hari tiap orang pada umumnya. Sehingga mereka
sulit membayangkan hidup tanpa keberadaan media cetak, media
elektronik maupun media online (internet). Karena media massa
merupakan sarana dalam mensosialisasikan informasi, hiburan,
pendidikan, dan kontrol sosial kepada masyarakat atau publik.2
Menurut Saharudin kata “media” berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Media secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Jadi, media merupakan wahana penyalur
informasi atau penyalur pesan. Oleh karena itu, media biasa kita
defenisikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari
pengiriman ke penerima pesan sehingga merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat komunikan terhadap apa yang disampaikan
komunikator.3 Media komunikasi banyak jumlahnya, mulai dari
tradisional sampai yang modern yang dewasa ini banyak yang
2 Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 33. 3Saharudin, Perkembangan Teknologi Komunikasi Sebuah Pengantar, (Sleman DIY:
Pustaka Akademika, 2011), hlm. 48.
2
dipergunakan. Sebut saja umpamanya kentongan, bedug, pamphlet, poster,
spanduk, surat kabar, majalah, film, radio, dan televisi yang pada
umumnya dapat diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetakan,
visual, aural, dan audio visual. Pengertian media massa sangatlah luas.
Media massa dapat diartikan sebagai segala bentuk media atau sarana
komunikasi untuk menyalurkan dan mempublikasikan berita kepada
publik atau masyarakat.4
Secara sosiologis, berita adalah semua hal yang terjadi di dunia.
Dalam gambaran yang sederhana, seperti dilukiskan dengan baik oleh para
pakar jurnalistik, berita adalah apa yang ditulis surat kabar, apa yang
disiarkan radio, dan apa yang ditayangkan televisi. Berita menampilkan
fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita. Berita biasanya
menyangkut orang-orang, tetapi tidak setiap orang bisa dijadikan berita.
Berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi hanya
sebagian kecil saja yang dilaporkan. Berita sebagai informasi baru tentang
kejadian yang baru, penting, dan bermakna (signifikan), yang berpengaruh
pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka.
Dapat diketahui bahwa syarat berita harus berupa fakta, obyektif,
berimbang, lengkap dan akurat.
Namun pada saat ini, justru dengan semakin canggihnya media,
malah banyak menimbulkan berita-berita bohong (hoax) yang tidak dapat
dipungkiri akan mempengaruhi masyarakat. Sehingga masyarakat terjebak
dalam berita itu sendiri dan bahkan sulit untuk menentukan kebenaran dari
4Syarafudin, Jurnalistik Terapan..., hlm. 27.
3
berita tersebut. Hoax itu adalah Sebuah pemberitaan palsu adalah usaha
untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai
sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa berita
tersebut adalah palsu. Salah satu contoh pemberitaan palsu yang paling
umum adalah mengklaim sesuatu barang atau kejadian dengan suatu
sebutan yang berbeda dengan barang/kejadian sejatinya.
Disetiap media yang dapat menyebarkan suatu berita, tentunya ada
suatu lembaga atau organisasi yang mengawasi atau
mengontrolnya.Lembaga tersebut adalah Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) berupa lembaga negara yang bersifat independen untuk mengawasi
lembaga penyiaran secara nasional sedangkan ditingkat lokal atau daerah
dilakukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID). Kehadiran
KPID adalah amanat undang-undang No. 32 tahun 2002 dengan tugas
pokoknya antara lain untuk menjamin masyarakat memperoleh informasi
yang layak, menampung, meneliti, dan menindaklanjuti aduan, sanggahan,
serta kritik dan apresiasi masyarakat terhadap pelanggaran penyiaran.
Sesuai dengan tugasnya sebagai regulator, komusioner KPID diwajibkan
untuk mengawasi isi siaran yang disiarkan oleh lembaga penyiaran sesuai
dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran
(P3SPS).5 KPID ini lebih difokuskan kepada media televisi dan radio.
Sementara peneliti lebih membahas berita yang tersebar melalui media
sosial (media online). Sehingga peneliti melakukan penelitian terhadap
lembaga yang mempunyai kewenangan atau tanggung jawab terhadap
5Badrun. A.M dkk, Potret Penyiaran Nusa Tenggara Barat, (Mataram: KPID NTB,
2014), hlm. 12
4
media sosial (online), dan lembaga tersebut yaitu Dinas Kominukasi dan
Informasi (KOMINFO).
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) untuk
mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah
saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik
operasionalnya. Strategi merupakan proses atau tindakan suatu perusahaan
atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan atau untuk menentukan arah
yang harus dituju oleh perusahaan agar tujuannya tercapai oleh perusahaan
agar tujuannya tercapai dan sebagai daya dorong yang akan membantu
perusahaan dalam menentukan produk, jasa, dan pasarnya di masa depan.
Menurut Anthony dan Govindarajan, strategi merupakan suatu proses
manajemen yang sistematis yang didefenisikan sebagai proses
pengambilan keputusan atas program-program yang akan dilaksanakan
oleh organisasi dan perkiraan sumber daya yang akan dialokasikan dalam
setiap program selama beberapa tahun mendatang hasil keluaran dari
proses tersebut adalah rencana atau keputusan strategi.6 Melihat begitu
banyak berita yang beredar, maka peneliti lebih memfokuskan kepada
berita-berita yang beredar di Nusa Tenggara Barat saja.
Bisa dibayangkan begitu pesat berita-berita hoax yang tersebar
dikalangan masyarakat. Maka dari itu Kominfo bertugas dalam mengawasi
isi penyiaran khususnya dalam berita yang tersebarmelalui media sosial
(online).
6Onong Uchjhana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 32
5
Peneliti hanya mengerucutkan berita hoax yang tersebar di Provinsi
NTB melalui media Instagram, WhatsApp, Facebook, dan SMS agar lebih
mudah untuk diakses dan tidak terlalu meluas. Dan mengenai berita yang
mengandung unsur hoax sudah banyak tersebar di NTB ini. Antara lain:
berita tentang telapak tangan dan kaki yang beredar di dinding atau
tembok rumah masyarakat Lombok pasca gempa serta berita tanggal atau
waktu gempa akan terjadi lebih dahsyat lagi, sehingga itu membuat
masyarakat merasa resah.
B. Fokus Penelitian
Dari uraian latar belakang masalah di atas, peneliti perlu membatasi
masalah penelitian dengan rumusan sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi KominfoNTB dalam menangkal berita HOAX
pada media sosial (online)?
2. Bagaimana tindakan KominfoNTB terhadap berita hoax yang
tersebarpada media sosial (online)?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berpijak pada latar belakang masalahdi atas, maka tujuan yang ingin
dicapai oleh peneliti sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana strategi KominfoNTB dalam
menangkalberita HOAX pada media sosial (online).
2. Untuk mengetahui bagaimana tindakan KominfoNTB terhadap berita
hoax yang tersebar pada media sosial (online).
Sedangkan manfaat atau kegunaan yang peneliti harapkan
dalammelakukan penelitian ini ada dua macam yaitu:
6
1. Kegunaan Teoritis
Dalam hasil penelitian mampu memperkaya wawasan keilmuan
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan informasi baik bagi
mahasiswa, dosen, peneliti maupun orang lain.
2. Kegunaan Praktis
Untuk peneliti sebagai pengalaman serta pembelajaran dari
penelitian yang dilakukan. Dan diharapakan berguna untuk dijadikan
pedoman bagi peneliti selanjutnya yang masih relevan dengan judul
ini, sehingga memudahkan dalam proses penguasaan materi.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Untuk menghindari pembahasan yang keluar dari fokus penelitian
maka cakupan dan batasan dalam penelitian ini hanya akan membahas
pada kajian-kajian atau hal-hal yang terkait dengan fokus penelitian yang
sudah dikemukakan sebelumnya mengenai strategi Kominfo dalam
menangkal berita Hoax. Sehingga peneliti ini bisa efektif dan fokus pada
rumusan masalah saja.
Sedangkan setting atau lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti
adalah Kominfo Provinsi. Secara geografis penelitian di daerah Mataram,
lebih tepatnya di jalan Udayana No. 14 Mataram.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka dilakukan untuk menjelaskan posisi penelitian yang
telah dilaksanakan diantara hasil-hasil penelitian dan/atau buku-buku
terdahulu yang bertopik senada (perior research on the topic)7. Proses ini
7Tim Penyususun, Pedoman Penulisan Skripsi, (Mataram, 2011), hlm. 15
7
bertujuan untuk menghindari pengulangan atau duplikasi yang tidak
disengaja dari penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian untuk
menemukan beberapa pendapat.
1. Mahyudi Efendi. (Skripsi, IAIN Mataram, 2014), “Strategi Lombok
TV dalam Mensosialisasikan Program Acara Bahasa Sasak. Membahas
budaya bahsa sasak dalam program Lombok TV. Peneliti Efendi
memfokuskan pembahasannya tentang bagian strategi lombok TV
dalam mensosialisasikan program acara bahasa sasak, program acara
bahasa sasak apa saja yang ditayangkan dan faktor-faktor penghambat,
pendukung Lombok TV dalam mensosialisasikan program acar bahasa
sasak”.8
Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan yaitu tentang strategi
Kominfodalam menangkal berita Hoax. Dengan memfokuskan
penelitian pada bagian strategi Kominfo dalam menangkal berita
Hoax, dan tindakan Kominfo terhadap berita hoax yang tersebar pada
media sosial.
2. Ferawati. (Skripsi, IAIN Mataram, 2015) “Analisis Pelanggaran
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS)
Terhadap Lagu Sasak Bermasalah dalam Surat Edaran KPID NTB
Tahun 2009 No. 116 (Studi di kantor KPID NTB Jl. Udayana no. 14
Mataram). Membahas pelanggaran P3SPS terhadap lagu sasak yang
bermsalah dalam surat edaran KPID NTB. Penelitain Ferawati
memfokuskan pada teknik analisis pelanggaran P3SPS terhadap lagu
8Mahyudi efendi, “Strategi Lombok TV dalam Mensosialisasikan Program Acara Bahasa
Sasak”, (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2014), hlm15
8
sasak bermasalah dala surat edaran KPID NTB no 116, dan upaya-
upaya yang dilakukan KPID NTB dalam meminimalisir tingkat
pelanggaran P3SPS terhadap lagu sasak bermasalah tersebut”.9
Penelitian Ferawati dengan penelitian sama-sama meneliti isi
siaran. Tetapi peneliti memfokuskan penelitian bagian tentang strategi
lembaga itu sendiri yaitu strategi Kominfo dalam menangkal berita
Hoax, tindakan Kominfo terhadap berita hoax yang tersebar pada
media sosial.
3. Syamsul Hadi. (Skripsi, IAIN Mataram, 2014, “Strategi LPM
Ro’yuna dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Mahasiswa IAIN
Mataram. Membahas peningkatan kreativitas menulis mahasiswa IAIN
Mataram. Penelitian Syamsul Hadi memfokuskan pada strategi LPM
Ro’yuna dalam meningkatkan kreativitas menulis mahasiswa IAIN
Mataram, dan peluang serta tantangan LPM Ro’yuna dalam
meningkatkan kreativitas menulis mahasiswa IAIN Mataram”.10
Sedangkan penelitian peneliti memfokuskan pada strategi Kominfo
dalam menangkal berita Hoax, dan tindakan Kominfo terhadap berita
hoax yang tersebar pada media sosial.
F. Kerangka Teori
1. Strategi Komunikasi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratos”
yang artinya tentara dan kata “agein” yang berararti memimpin.
9Ferawati “ Analisis Pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program
Siaran (P3SPS) Terhadap Lagu Sasak Bermasalah Dalam Surat Edaran KPID NTB Tahun 2009 No. 116”, (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram 2015, hlm13
10Syamsul Hadi, “Strategi LPM Ro’yuna Dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Mahasiswa IAIN Mataram”,(Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2014, hlm. 8.
9
Dengan demikian, strategi yang dimaksudkan adalah memimpin
tentara. Lalu muncul kata strategos yang artinya pemimpin tentara
pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep militer yang bisa
diartikan sebagai seni perang para jendrel (The Art of General) atau
suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan.11
Dalam menangani masalah komunikasi, para perencana
dihadapkan pada sejumlah persoalan, terutama dalam kaitannya
dengan strategi penggunaan sumber daya komunikasi yang tersedia
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Middleton seorang pakar komunikasi, membuat defenisi dengan
menyatakan bahwa strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik
dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran,
(media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk
mencapai tujuan komunikasi yang optimal.12
Strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan
komunikasi (communication planning) untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukan
bagimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti
kata bahwa pedekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu
bergantung pada situasi dan kondisi.13
Fokus perhatian ahli komunikasi ini memang penting untuk
ditujukan kepada strategi komunikasi ini, karena berhasil tidaknya
11Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2013), hlm. 61. 12Ibid, 13Onong, Ilmu Komunikasi...,hlm. 32
10
kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi
komunikasi. Lebih-lebih dalam komunikasi massa, tanpa strategi
komunikasi, media massa yang semakin modern, yang kini banyak
digunakan di negara-negara yang sedang berkembang karena
mudahnya diperoleh dan relatif mudahnya dioperasionalkan, bukan
tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif.
Dengan demikian, strategi komunikasi mempunyai fungsi ganda:
a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif,
persuasif dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk
memperoleh hasil yang optimal.
b. Menjembatani “kesenjangan budaya” akibat kemudahan
diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkan media massa yang
begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai
budaya.14
Banyak yang membicarakan tentang strategi, apalagi strategi
komunikasi salah satunya yaituLaswell’s Model (Model Laswell).
Model komunikasi dari Harold Laswell dianggap oleh pakar
komunikasi sebagai salah satu teori komunikasi yang paling awal
dalam perkembangan teori komunikasi. Laswell menyatakan bahwa
cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah
menjawab pertanyaan: Who Shays What In Which ChannelTo Whom
14Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004), hlm. 28-29.
11
With What Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa
Kepada Siapa Dan Efek Apa).15
Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik (paradigmatic
question) Laswell itu merupakan unsur-unsur proses komunikasi,
yaitu communicator (komunikator) massage (pesan), media (media),
Receiver (komunikan/penerima), dan Effect (Efek).
Yang dimaksud dengan surveilance oleh Laswell adalah
kegaiatan mengumpulkan dan menyabarkan informasi mengenai
peristiwa-peristiwa dalam suatu lingkungan: dengan lain perkataan
penggarapan berita. Kegiatan yang disebut correlation adalah
interpretasi terhadap informasi mengenai peristiwa yang terjadi di
lingkungan: dalam beberapa hal ini dapat didefenisikan sebagai tajuk
rencana atau propaganda. Kegiatan transmission of culture difokuskan
kepada kegiatan mengkomunikasikan informasi, nilai, dan norma
sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain atau dari anggota
suatu kelompok kepada pendatang baru. Ini sama dengan kegiatan
pendidikan.16
2. Media
Berbicara mengenai media, media biasanya digunakan sebagai
sarana untuk mempermudah dan mempercepat aktivitas pemelajaran
baik disekolah, maupun ditempat lain. Melihat perkembangan zaman
mendia sangat luas.
Pengertian media menurut beberapa ahli, antara lain:
15Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra Aditia Bakti, 2003), hlm.253.
16Ibid, hlm. 254.
12
a. Schram
Menurut Schram, media merupakan teknologi yang dapat
membawa pesan sehingga dapat mempercepat dan mempermudah
aktivitas pembelajaran.
b. Miarso
Menurut Miarso, media dapat diartikan sebagai setiap hal
yang bisa dipakai untuk menyalurkan pesan yang dapat
menciptakan rangsangan-rangsangan pada pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.
c. Syaiful bahri Djamarah
Menurut Syaiful, media adalah alat bantu apa saja yang bisa
digunakan sebagai penyalur pesan untuk mencapai apa yang dituju.
Jenis-jenis media yaitu:
a. Media Visual
Media yang paling banyak digunakan di dunia
pembelajaran adalah media visual. Media visual merupakan setiap
bentuk yang media yang memiliki bentuk fisik nyata yang dapat
dilihat, dibaca, dan diraba. Jika dibandingkan dengan media-media
pembelajaran lainnya, media visual cenderung jauh lebih muda
untuk ditemukan. Beberapa contoh media visual yaitu gambar,
foto, buku majalah, alat peraga, dan lain-lain.17
17https//pengertiandefenisi.com/pengertian-media-dan-beerapa-jenis-media/&hl=id-IDdi
aksestanggal 25 Mei 2018, pukul 10.17.
13
b. Media audio
Jenis media yang kedua yang juga banyak digunakan dalam
aktiitas pemelajaran adalah media audio. Media audio merupakan
media yang hanya dapat diakses melalui organ pendengaran.
Beberapa bentuk media audio yaitu suara, lagu, siaran radio, audio
CD, dan lain-lain.
c. Media audio visual
Jenis media yang terakhir dan sekaligus media yang terbaik
dalam aktivitas pembelajaran adalah media audio visual. Media
audio visual merupakan jenis media yang mencakup media audio
(dapat didengar) dan media visual (dapat dilihat). Beberapa contoh
audio visual yaitu siaran televisi, pertunjukan drama, teater, film,
layar lebar dan lain-lain.
Media massa memiliki pengaruh yang sangat besar
dalamkehidupan masyarakat. dengan tekhnologi yang canggih yang
mengikuti perkembangan zaman sehingga apapun itu disalurkan
melalui media massa yaitu media cetak dan elektronik.
Peran media sangat penting, seperti dikatakan dalam sebuah
teori yaitu: Agenda Setting Model (Model Penataan Agenda), agenda
setting model pertamakali ditampilkan oleh M.E Mc. Combs dan D.L
Shaw dalam “ Public Opinion Quarterly” terbitan tahun 1972,
berjudul “The Agenda Setting Funciont of Mass Media”. Kedua pakar
tersebut mengatakan bahwa “jika media memberikan tekanan pada
14
suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk
menganggapnya penting”.18
3. Berita
Pengertian berita adalah laporan peristiwa (fakta) atau pendapat
(opini) yang aktual (terkini), menarik dan penting. Ada juga yang
mengartikan berita sebagai informasi baru yang disajikan dalam
pembacaan atau penulisan yang jelas, aktual dan menarik.
Berita merupakan suatu laporan cepat mengenai peristiwa terbaru
dan penting untuk disampaikan kepada masyarakat. berita dapat
disajikan dalam bentuk surat kabar, radio, siaran tv maupun media
online. Atau arti lain dari berita yaitu suatu informasi mengenai fakta
atau sesuatu yang sedang terjadi.
Biasanya berita tidak hanya memberikan informasi mengenai
peristiwa-peristiwa terbaru, tapi kadang-kadang berita juga digunakan
untuk memberikan pengaruh kepada masyarakat yang mendengar atau
membacanya. Terutama berita mengenai politik, sering sekali
masyarakat dipengaruhi pembawa atau penulis berita supaya
mengikuti arus politik tersebut.
a. Syarat-syaratberita
Adapun syarat-sayarat berita yaitu:
1) Pengertian berita merupakan fakta, berita haruslah
berdasarkan kejadian atau peristiwa yang benar-benar nyata.
18Onong, ilmu dan teori..., hlm. 287.
15
2) Terkini, artinya jarak penyiaran erita dengan waktu kejadian
tidak terlalu jauh.
3) Seimbang, artinya berita harus ditulis dan disampaikan
dengan seimbang, tidak memihak kepada salah satu pihak.
4) Lengkap, berita haruslah memenuhi unsur-unsur berita.
5) Menarik, artinya berita harus mampu menarik minat pembaca
atau pendengarnya. Berita dapat dikatakan menarik bila
bermanfaat bagi pembaca atau pendengarnya, berkaitan
dengan tokoh terkenal, berkaitan dengan kejadian penting,
humor, anehm luar biasa atau bersifat konflik.
6) Sistematis, berita seharusnya disusun secara sistematis,
urutannya jelas sehingga pembaca tidak kebingungan dalam
menangkap isi berita.
b. Jenis-jenis Berita
Adapun beberapa jenis berita dalam jurnalistik diantaranya:
1) Straight news
Merupakan berita langsung, ditulis secara singkat, lugas,
dan apa adanya.
Umumnya sebagian besar bagian halaman depan surat
kabar berisi berita seperti ini. Jenis dari berita Straight news
dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a) Hard news
Merupakan berita yang memiliki nilai lebih,
berkualitas dan terupdate. Karena sangat penting maka
16
harus segera disampaikan dan diketahui oleh masyarakat.
Biasanya berisi berita bersifat khusus atau dapat juga
mengenai peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba.
b) Soft news
Merupakan berita pendukung, berita yang ringan dan
nilai beritanya di bawah hard news.
2) Depth news
Depth news merupakan berita yang mendalam, berita ini
dikembangkan secara mendalam dan tujuannya untuk lebih
mengangkat suatu permasalahan secara lebih mendalam.
3) Investigation news
Investigation news merupakan berita yang dikembangkan
berdasarkan penelitian ataupun penyelidikan yang dilakukan
dari berbagai macam sumber. Investigation news hampir
mirip dengan depth news, bedanya pada depth news hanya
melaporkan peristiwa yang terjadi secara mendalam saja.
4) Interpretative news
Merupakan berita yang dikembangkan dengan pendapat
maupun penelitian yang dilakukan oleh penulisnya.
5) Opinion news
Merupakan berita tentang pendapat seseorang. Misalnya
pendapat mahasiswa, pejabat, para ahli mengenai suatu
kejadian atau peristiwa.
c. Bagian Berita
17
Bagian-bagian berita secara umum diantaranya sebagai
berikut ini:
1) Headline
Headline dapat disebut juga sebagai judul, umumnya
dilengkapi juga dengan anak judul. Yang fungsinya untuk
memudahkan para pembaca supaya segera dapat mengetahui
peristiwa apa yang akan disampaikan dan menonjolkan berita
tersebut dengan dukungan garafik supaya lebih menarik.
2) Deadline
Biasanya deadline terdiri dari nama media massa, tempat
peristiwa dan juga tanggal terjadinya peristiwa. Tujuannya
untuk menunjukan tempat peristiwa dan inisial dari media
massa yang menyampaikan berita.
3) Lead
Merupakan unsur yang sangat penting dalam berita,
karena dapat menentukan apakah isi dari berita terseut akan
dibaca atau tidak oleh masyarakat. Dapat dikatakan juga
sebagai inti suatu berita, yang berfungsi untuk
menggambarkan seluruh isi berita tapi secara ringkas.
Biasanya disebut dengan teras berita dan ditulisnya pada
paragraf pertama.
4) Body
Merupakan bagian tubuh berita, isinya peristiwa-
peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, jelas
18
dan padat. Body dapat disebut juga sebagai bagian
perkembangan berita.
d. Sifat-sifat berita
Berita memiliki beberapa sifat, yang diantaranya:
1) Baru dan aktual
Peristiwa yang baru memiliki nilai lebih untuk dijadikan
berita jika dibandingkan dengan peristiwa yang sudah lama
terjadi.
2) Penting
Suatu berita akan dianggap penting jika peristiwa atau
hal-hal tersebut berpengaruh pada kehidupan masyarakat.
Jadi intinya suatu berita itu harus yang dianggap penting oleh
masyarakat
3) Akibat
Suatu peristiwa akan menjadi berita karena dapat
berakibat atau memiliki dampak.
4) Jarak
Masyarakat atau pembaca akan lebih tertarik dengan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekita mereka untuk
dijadikan berita dari pada peristiwa yang terjadi di tempat
jauh.
5) Emosi
Sesuatu akan menjadi berita jika saat dikabarkan akan
membuat emosi seperti marah, kecewa, sedih dan lian-lain.
19
e. Unsur-unsur berita
Unsur-unsur dari berita yaitu 5W+1H (What, Who, Why, When,
Where dan How) maksudnya:
1) What (Apa) : Apa yang sedang terjadi?
2) Who (Siapa) : Siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut?
3) Why (Mengapa) : Mengapa peristiwa atau hal tersebut dapat
terjadi?
4) When (Kapan) : Kapan peristiwa tersebut terjadi?
5) Where (Dimana) : Dimana peristiwa tersebut terjadi?
6) How (Bagaimana) : Bagaimana peristiwa tersebut dapat
terjadi?
f. Ciri-ciri berita yang baik
Beberapa ciri dari berita yang baik, diantaranya seperti:
1) Menarik perhatian: berita harus dapat menarik perhatian,
salah satu tujuannya supaya dapat menarik perhatian
masyarakat sehingga msayarakat ingin segera mengetahui isi
berita tersebut.
2) Terkini atau aktual: jadi berita harus berisi informasi atau
peristiwa terbaru atau yang masih hangat dibincangkan.
3) Dipercaya: Isi berita harus dapat dipercaya, itulah mengapa
berita harus sesuai fakta, jadi jangan mengada-ngada.
4) Jelas dan menggunakan kalimat yang sederhana: Isi berita
yang baik yaitu harus jelas jangan berelit-belit dan kalimat
20
yang digunakannya harus yang sederhana supaya mudah di
mengerti.19
4. Hoax
Hoax adalah kabar, informasi, atau berita palsu atau bohong.
Hoax ini merupakan akses negatif kebebasan bericara dan
berpendapat di internet, khusunya media sosial dan log. Banyak juga
terdapat pada media lainnya, seperti TV.
a. Hoax bertujuan membuat opini pulik, menggiring opini,
membentuk persepsi, juga untuk having funyang menguji
kecerdasan dan kecermatan pengguna internet dan media sosial.
b. Hoax adalah sebuah pemberitaan palsu adalah usaha untuk
menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk
mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut
tahu bahwa berita tersebut palsu.
c. Kata atau istilah hoax muncul pertama kali dikalangan netter
Amerika. Didasarkan pada sebuah film yang berjudul The Hoax.
The hoax adalah film drama Amerika 2006 yang disutradarai
Lasse Hallstrom. Film ini dibuat berdasarkan buku dengan judul
yang sama oleh Clifford Irving dan berfokus pada biografi Irving
sendiri serta Howard Hughes yang dianggap memantu menulis.
d. Sejak itu, film the hoax dianggap sebagai film yang banyak
mengandung kebohongan. Sejak itulah setiap kai muncul berita
palsu dikatakan Hoax. Hoax keanyakn muncul dan tersebar di
19https://googleweblight.com/i?u=berita.comDiakses tanggal 25 Mei 2018, pukul 10.19.
21
media sosial, seperti Facebook dan Twitter, serta blog. Tidak
jarang media online (situs berita) juga turut menyebarkan hoax,
terutama media yang oleh Dewan pers disebut sebagai media
abal-abal.20
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penliti menggunakan metode pendekatan
kualitatif deskriptif, supaya peneliti dapat memperoleh keterangan
yang jelas dan mendalam mengenai perkara atau hal-hal yang menjadi
pembahasan utama dalam penelitian.
Oleh karena itu, peneliti menggunakan penelitian kualitatif
deskriptif, supaya peneliti mampu menuturkan dan menafsirkan data
yang berkenaan dengan fakta, keadaan, dan fenomena yang terjadi saat
penelitian berlangsung dan menyajikannya apa adanya.
2. Kehadiran Peneliti
Tujuan utama peneliti adalah untuk mendapatkan atau memperoleh
data yan dibutuhkan, mengenai masalah yang diteliti dan untuk
mengamati secara langsung terhadap obyek penelitian. Kehadiran
peneliti di lokasi adalah sebagai orang yang melakukan observasi atau
istrumen utama sekaligus pengumpul data melalui wawancara dengan
narasumber atau informen untuk mendapatkan data mengenai “Srategi
Kominfo dalam Menangkal Berita Hoax”.
20http://www.komunikasipraktis.com/2016/12/pengertian-hoax-asal-ususl-dan-
contohnya.html?m=1diakses tanggal2 Mei 2018, pukul 10.09.
22
Menurut Sugiyono dalam metode penelitian kuantitatif, kualitatif
dan R & D memaparkan bahwa dalam penelitian kualitatif, tidak ada
pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen
penelitian utama. Karena hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-
satunya yang dapat mencapainya.21
Bertolak pada pernyataan di atas, ada beberapa hal yang peneliti
lakukan dalam mengadakan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Minta izin dari pihak/lembaga yang dijadikan obyek penelitian
sekaligus menyurvei awal, sehingga peneliti dapat menganalisis
data di lokasi atau tempat yang akan diteliti.
b. Mengadakan penelitian untuk mencari data yang terkait dengan
permasalahan yang diteliti. Peneliti akan melakukan observasi dan
wawancara dengan subyek penelitian.
c. Mengumpulkan data-data tersebut untuk dianalisis.
3. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi yang dipilih oleh peneliti adalah di Kominfo
Provinsi NTB. Adapun alasannya adalah karena Kominfo adalah salah
satu lembaga yang memang mengatur atau mengawasi isi siaran dari
media dan lokasi ini obyek dekat dengan dengan tempat peneliti
menimba ilmu, sehingga memudahkan peneliti mencari data.
4. Sumber Data
21Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2010), hlm. 223.
23
Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang
merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran
spesifik mengenai obyek penelitian.
a. Data Primer
Untuk mengumpulkan data primer peneliti harus
mengumpulkannya secara langsung, cara peneliti mengumpulkan
data primer antara lain observasi dan wawancara dengan obyek dan
pihak-pihak atau orang-orang yang dinilai mampu memberikan
penjelasan tentang data-data yang diperlukan.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari sumber
yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua), karena data
sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, jurnal
dan dokumentasi.
Sumber data dalam penelitian ini adalah salah satu stasiun
lembaga pengawasan isi siaran yaitu Kominfo dan pimpinan atau
pegawai Kominfo.
Berhubung penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif maka
dalam melakukan penelitian harus melihat kejadian yang terjadi
langsung dilapangan untuk mempermudah peneliti dalam
memperoleh data dan informasi berdasarkan kejadian di lapangan
dan peneliti kontak langsung dengan segala obyek yang akan
diteliti dan menggunakan subyek sebagai sumber informasi atau
sumber data.
24
5. Prosedur Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Menurut Supardi observasi atau pengamatan merupakan
alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan
mencatat obyek atau peristiwa yang diselidiki.22
Disini peneliti menggunakan observasi secara, dimana
peneliti mengamati secara langsung di Kominfo.
b. Metode Wawancara
Menurut Moleong, wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.23
Metode wawancara adalah percakapan peneliti sebagai
pencari informasi atau data dengan narasumber sebagai pemberi
informasi yang dibutuhkan peneliti. Model wawancara peneliti
yang digunakan wawancara bebas terpimpin. Bebas maksudnya
apa saja sesuai dengan data yang diinginkan diambil melalui
wawancara. Sedangkan terpimpin artinya peneliti membawa daftar
pertanyaan yang diajukan sesuai dengan penelitian dan waktu tidak
terbatas karena tergantung pada suasana, jadwal atau situasi dan
kondisi wawancara dengan narasumber atau terwawancara.
22Supardi, Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta,
2011), hlm. 117-118. 23Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Rosda Karya, 2010),
hlm. 186.
25
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan peneliti untuk melakukan
kontak dengan pelaku atau sebagai partisipan yang terlibat pada
suatu peristiwa sejarah masa lalu, karena merupakan catatan yang
sudah lalu dokumen bias merupakan tulisan, gambar, atau karya-
karya yang monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk
tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life historis),
cerita biografi, peraturan dan kebijakan.
Menurut Guba dan Lincolin mendifinisikan dokumen
adalah setiap bahan tulisan ataupun film, lain dari record, yang
tidak terpisahkan karena adanya permintaan seorang penyidik.
Dokumen pribadi seperti buku harian surat kabar, surat pribadi,
otobiografi, dan dokumen resmi, sejalan denga itu, dokumen dapat
dipandang sebagai narasumber yang dapat menjawab pertanyaan
yang belum tentu ditemukan jawabannya. Hasil penelitian dari
observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya
kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil,
disekolah, tempat kerja, di masyarakat, akan tetapi perlu dicermati
bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi.24
6. Teknik Keabsahan Data
Untuk memperoleh hasil penelitian yang bisa dipertanggung
jawabkan kebenarannya oleh karena itu peneliti mengkroscek data-data
24Moleong,Metodologi..., hlm. 216.
26
yang telah diperoleh sebelumnya sehingga akan menghasilkan sesuatu
yang benar-benar valid.
Adapun cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang
valid.
a. Ketekunan pengamat, maksudnya memberi ciri-ciri dan unsur
dalam situasi yang relevan dengan masalah dengan isu yang sedang
diteliti kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara
rinci.
b. Triangulasi, maksudnya peneliti melakukan perbandingan dan
pengecekan kembali data yang dihasilkan melalui wawancara.
Dengan demikian data yang diperoleh menjadi data yang objektif.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber
untuk memproses analisis data yang didapatkan dari berbagai sumber
data. Dalam proses keabsahan data dengan triangulasi ini peneliti biar
menyusun penelitian dengan teratur, terstruktur sistematis sehingga
mudah dipahami dan dengan proses triangulasi sumber data yang
didapatkan sesuai dengan jawaban yang diharapkan untuk menjawab
rumusan masalah.
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pembahasan dan pemahaman yang
lebih lanjut dan jelas dalam membaca penelitian ini, maka disusunlah
sistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan: Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Fokus
Penelitian, Tujuan dan Maaf Penelitian, Ruang Lingkup dan Setting
27
Penelitian, Telaah Pustaka, Kerangka Teori, Metode Penelitian Yang
Berisi Tentang Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian,
Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Keabsahan Data dan
Sistematika Penulisan.
Bab II Paparan data dan temuan: berisi tentang Sejarah Kominfo, Struktur
Organisasi, Strategi Kominfo dalam Menangkal Berita Hoax pada Media
Sosial (online), dan Tindakan Kominfo Terhadap Berita yang Tersebar
pada Media Sosial.
Bab III Pembahasan: Bab ini Berisi tentang Strategi Kominfo dalam
Menangkal Berita Hoax pada Media Sosial (Online) yang meliputi:
Kampung Media, Sosialisasi Edukasi, dan Penyediaan Layanan Aduan.
Dan Tindakan Kominfo Terhadap Berita Hoax yang Tersebar pada Media
Sosial yang Meliputi; Melakukan Pemmbokiran, Melakukan Analisis atau
Pengecekan, dan Terjun Ke Lapangan.
Bab IV Penutup: Bab ini berisi tentang Simpulan dan Saran.
28
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Sejarah Kominfo
Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik(Kominfo) merupakan
dinas daerah tipe A menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
komunikasi dan informatika, bidang statistik dan bidang persandian.
Dinas Kominfo NTB dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur
NTB Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi NTB.
Pada Bagian Keduabelas Pasal 15 Peraturan tersebut dinyatakan bahwa
Dinas Kominfo NTB memiliki tugas pokok menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan Bidang Komunikasi dan Informatika, Bidang Statistik serta
Bidang Persandian yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi dan Tugas
Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
1. Visi
“Terdepan Dalam Informasi Menuju Provinsi Cerdas”
2. Misi
a. Mengoptimalkan Penerapan E-Government dan Meningkatkan
Kualitas danKuantitasInformasiKepada Masyarakat
b. Menyediakan Data Statistik Sektoral Berkualitas
c. Meningkatkan Pengelolaan Pusat Data dan Pelayanan Informasi.
d. Meningkatkan Penggunaan Sistem Pelayanan Pengadaan Barang /
Jasa Secara Elektronik dan Pengamanan Informasi berklasifikasi.
29
B. Struktur Kominfo Provinsi NTB
STRUKTUR ORGANISASI DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA DAN STATISTIK PEMERINTAH PROVINSI NUSA
TENGGARA BARAT TAHUN 201725
25https://diskominfotik.ntbprov.go.id/content/struktur-organisasi
KEPALA DINAS
Drs. TRI BUDIPRAYITNO, M.Si
F. PRANATA KOMPUTER
1. Yasrul, S.Kom, M. Eng 2.Roy Prabantoro S.Kom 3.Lalu Hardianto W, S.Kom 4.Syamsul Bahri, S.Kom 5.Muhammad AliW, St 6. R. Ronald Ommy Y,. ST
F. PRANATA HUMAS
1. Achmad Kossah S.Sos
F. PERENCANA
1. Hasbi Jauhari, S.T, M.M
2. Mohammad Sahrul S.E
KASUBAG PROGRAM
Sri Rochana, S.Sos
KASUBAG KEUANGAN
Dra. Ni Komang Sri Sugesti
KASUBAG UMUM
Masangan S.Sos
KABID INFOKOM & PUBLIK
Ach Fairuzz Abadi, S.H
KABID PENGELOLAAN TIK
Syarif Lutfim, S.E, M.Si
KABID PERSANDIAN & LPSE
Mahmud Aks M.Si
KABID STATISTIK
Chandra Irawan, S.H
KASI PENGELOLAAN DOK. INFO
Tarmidzi S.Kom
KASI APLIKASI TIK
Sudi Widodo M. Si
KASI PERS. & KEAMANAN INFO
Suwito S.Sos
KASI STATISTIK SOSIAL
Ir. Dede Suharitini S.Sos
KASI PUBLIKASI
Agus Suprihartono, S.Kom
KASI INFRASTRUKTUR TIK
Drs. Lalu Muhammad Yusuf
KASI LAYANANAN ELEKTRONIK
Drs. I Made Putu Kusuma Wijaya
KASI STATISTIK EKONOMI
Dadang Efendi, S.Sos
KASI KELEMBAGAAN
Drs. I Dewa Ngurah Sarjana
KABID TATA KELOLA TIK
Asrip, S.Sos
KASI TELEKOM & PENGENDALIAN
Dra. Yatun Wahyuni
KASI STATISTIK SDA & INFRASTR.
Petronela Prada Peni, S.Sos
KASUBAG TATA USAHA
Nurul Wardani, SE KASUBBAG PENDATAAN & JARINGAN
M. Arif Sarifudin, Se, Mm KASUBAG PELAYANAN & KERJASAMA
M. Imam Fahrudin
KA. BALAI INFORMASI TEKNOLOGI EDUKASI
Abel Samsul Hatuina, S.Pi, M.M
SEKRETARIS
Ir. M. Ilham, MM
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Kominfo NTB 2017
30
1. Bagian Kesekretariatan
Bagian Kesekretariatan mempunyai tugas pokok Membantu
Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan administrasi yang
meliputi, mempersiapkan perumusan kebijakan serta memantau dan
mengawasi pengelolaan keuangan, dengan fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan persiapan perumusan kebijakan koordinasi
b. Pelaksanaan pembinaan administrasi urusan ketatausahaan,
kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan dan keprotokolan.
c. Berkordinasi dengan bidang terkait dengan tugas – tugas dalam
hal pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan.
Sekretariat membawahi :
a. Sub Bagian Program
Subbagian Program mempunyai tugas pokok Menyiapkan
bahan perumusan kebijakan, koordinasi, perencanaan dan
penyusunan program, pengumpulan dan analisis data, evaluasi
program dan pelaporan.
b. Sub Bagian Keuangan
Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok
Melaksanakan pengelolaan urusan keuangan dan pengelolaan
aset.
c. Sub Bagian Umum
Sub bagian Umum mempunyai tugas pokok Melakukan
urusan ketatausahaan, kepegawaian, penggunaan dan
31
pemeliharaan aset, kerumahtanggaan dan keprotokolan di
lingkungan Dinas.26
2. Bidang Informasi dan Komunikasi Publik
Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) mempunyai tugas
pokok menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
bidang informasi dan komunikasi publik; penyusunan norma, standar,
prosedur dan kriteria, supervisi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
di bidang pengelolaan opini dan aspirasi publik di lingkup pemerintah
daerah; pengelolaan informasi, penyediaan konten lintas sektoral dan
pengelolaan media komunikasi publik, penguatan kapasitas sumber
daya komunikasi publik dan penyediaan akses informasi; pelayanan
informasi publik, layanan hubungan media dan Pengembangan
Sumber Daya Komunikasi Publik di Provinsi, dengan fungsi sebagai
berikut :
a. Perumusan kebijakan di bidang pengelolaan informasi, opini dan
aspirasi publik di lingkup pemerintah daerah,
b. Perumusan kebijakan, penyediaan konten lintas sektoral dan
pengelolaan media komunikasi publik,
c. Perumusan kebijakan penguatan kapasitas sumber daya
komunikasi publik, penyediaan akses informasi, pelayanan
informasi publik, dan layanan hubungan media.
d. Perumusan norma, standar, prosedur, dan kriteria
penyelenggaraan di bidang pengelolaan informasi, opini dan
26http://diskominfotik.ntbprov.go.id./content/bagian-kesekretariatandiakses tanggal 1 Mei
2019, pukul 10.09.
32
aspirasi publik di lingkup pemerintah daerah untuk mendukung
kebijakan nasional dan pemerintah daerah,
e. Perumusan norma, standar, prosedur, dan kriteria penyediaan
konten lintas sektoral dan pengelolaan media komunikasi publik,
f. Perumusan norma, standar, prosedur, dan kriteria penguatan
kapasitas sumber daya komunikasi publik, penyediaan akses
informasi, pelayanan informasi publik, layanan hubungan media;
g. Perumusan norma, standar, prosedur, dan kriteria pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengelolaan informasi,
opini dan aspirasi publik di lingkup pemerintah daerah untuk
mendukung kebijakan nasional dan pemerintah daerah,
h. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan informasi, opini dan
aspirasi publik di lingkup pemerintah daerah, pengelolaan
informasi untuk mendukung kebijakan nasional dan pemerintah
daerah,
i. Penyediaan konten lintas sektoral dan pengelolaan media
komunikasi publik,
j. Penguatan kapasitas sumber daya komunikasi publik, penyediaan
akses informasi, pelayanan informasi publik, layanan hubungan
media;
k. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengelolaan informasi, opini dan aspirasi publik di lingkup
pemerintah daerah,
33
l. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengelolaan
informasi, penyediaan konten lintas sektoral dan pengelolaan
media komunikasi publik
m. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penguatan
kapasitas sumber daya komunikasi publik, penyediaan akses
informasi, pelayanan informasi publik dan layanan hubungan
media;
n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) membawahi :
a. Seksi Pengelolaan dan Dokumentasi Informasi
Seksi Pengelolaan dan Dokumentasi Informasi memiliki
tugas pokok Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan; bahan rumusan norma standar prosedur, pelaksanaan
bimbingan teknis, supervisi, pelaksanaan pemantauan, evaluasi,
pelaporan di bidang pengelolaan opini / aspirasi publik;
penyediaan konten lintas sektoral, penyediaan akses informasi,
pelayanan dan pengelolaan Informasi Publik.
b. Seksi Publikasi
Seksi Publikasi memiliki tugas pokok Penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan Penyebaran informasi;
bahan rumusan norma standar prosedur penyebaran iformasi;
pelaksanaan bimbingan teknis, supervisi, pelaksanaan
pemantauan, evaluasi, pelaporan di bidang pengelolaan media
komunikasi publik.
34
c. Seksi Kelembagaan
Seksi Kelembagaan memiliki tugas pokok Menyiapkan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan layanan hubungan
media; menyusun norma, standar, prosedur, kriteria,
melaksanakan supervisi, pemantauan, evaluasi, serta pelaporan
penyelenggaraan Kelembagaan Informasi Publik.27
3. Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
memiliki tugas pokok Merumuskan dan melaksanakan kebijakan,
menyusun norma, standar, prosedur, kriteria penyelenggaraan TIK,
melaksanakan bimbingan teknis, supervisi, pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan, pengembangan akses internet, layanan sistem komunikasi
intra Pemerintah Daerah Provinsi, layanan pengembangan dan
pengelolaan aplikasi terintegrasi, Pengembangan Sumber Daya TIK
Pemerintah Daerah Provinsi dan Masyarakat.
Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
membawahi :
a. Seksi Aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Seksi Aplikasi TIK memiliki tugas pokok menyiapkan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan TIK, norma, standar,
prosedur, kriteria penyelenggaraan aplikasi TIK, supervisi,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, layanan pengembangan dan
pengelolaan aplikasi terintegrasi.
27http://diskominfotik.ntbprov.go.id./content/bidang-informasi-dan-komunikasi-publikdiakses tanggal 1 Mei 2019, pukul 10.11.
35
b. Seksi Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi
Seksi Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi
memiliki tugas pokok Menyiapkan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, menyusun norma, standar, prosedur,
kriteria penyelenggaraan infrastruktur TIK, supervisi, pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan, pengembangan akses intranet dan internet,
layanan sistem komunikasi intra Pemerintah Daerah Provinsi.
c. Seksi Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi
Seksi Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi
memiliki tugas pokok : Penyiapan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan tata kelola TIK; bahan rumusan norma
standar prosedur tata kelola TIK; melaksanakan bimbingan teknis,
supervisi, pemantauan, evaluasi, pelaporan terhadap penguatan
kapasitas sumber daya TIK.28
4. Bidang Persandian dan LPSE
Bidang Persandiaan dan LPSE memiliki tugas pokok : Bidang
Persandian dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
mempunyai tugas penyiapan bahan dan penyusunan kebijakan,
koordinasi, perencanaan, pelaksanaan serta monitoring, evaluasi dan
pelaporan dibidang Persandian, Telekomunikasi dan Penyelenggaraan
Layanan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) serta pengawasan
dan pengendalian Informasi di lingkungan pemerintah Provinsi NTB,
dengan rincian fungsi sebagai berikut :
28http://diskominfotik.ntbprov.go.id./content/bidang-pengelolaan-teknologi-informasi-
dan-komunikasi diakses tanggal 1 Mei 2019, pukul 10.12.
36
a. Koordinasi penyusunan program kerja dan kegiatan dibidang
Persandian, telekomunikasi dan Penyelenggaraan Sistem Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) serta Pengawasan dan
Pengendalian Informasi di lingkungan Pemerintah Provinsi NTB.
b. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengawasan dan
pengendalian pengamanan Informasi, Persandian dan
telekomunikasi serta Penyelengaraan sistem Layanan Pengadaan
Secara Elektronik di lingkungan Pemerintah Provinsi NTB.
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
program kegiatan dibidang pengawasan dan pengendalian
pengamanan Informasi, Persandian dan telekomunikasi serta
Penyelengaraan sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik.
d. Pengkoordinasian dan pelaksanaan pembinaan pola hubungan
komunikasi sandi antar Perangkat Daerah Provinsi dan Kabupaten/
Kota se- NTB.
e. Pelaksanaan koordinasi dan pembangunan jaringan
komunikasi/telekomunikasi Persandian antar perangkat daerah
provinsi NTB.
f. Pengamanan informasi dan sistem komunikas/telekomunikasi
pimpinan daerah dan jajarannya.
g. Pengelolaan jaringan komunikasi sandi dan pengamanan informasi
pimpinan di Sekretariat Daerah Provinsi NTB.
h. Pembinaan dan pengelolaan ruang kasa pemerintah provinsi NTB.
37
i. Sebagai pemimpin Penyelenggaraan Sistem Layanan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
j. Penyusunan program kerja dan kegiatan dibidang Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
k. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan di
dibidang Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
l. Pelaksanaan monitoring evaluasi pelaporan dan pengendalian
pelaksanaan program kegiatan dibidang Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE).
m. Pengkoordinasian dan pembinaan LPSE Provinsi, LPSE
Kabupaten/ Kota se- NTB.
n. Penyusunan dan pelaksanaan Standarisasi Pelayanan LPSE sesuai
ketentuan yang berlaku.
o. Pengkoordinasian Pengelolaan sistem pengadaan secara elektronik
(SPSE) dan penyediaan Infrastruktur pendukungnya.
p. Pengelolaan sistem pengaduan masyarakat dan mengkoordinasikan
tindaklanjut penanganan pengaduan masyarakat kepada instansi
terkait. (Pengaduan melalui NTB SMS Center, e-mail resmi, dan
lain-lain
q. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan
Bidang Telematika membawahi :
a. Seksi Persandian dan Keamanan Informasi
Seksi Persandian dan Keamanan Informasi memiliki tugas
pokok: Menyiapkan, menyusun dan melaksanakan tata kelola dan
38
operasional persandian dalam rangka menjamin keamanan
informasi di lingkungan Pemerintah Daerah. Dengan rincian fungsi
sebagai berikut:
1) Menyiapkan bahan penyusunan program kerja dan kegiatan
dibidang Persandian dan telekomunikasi berdasarkan prioritas
dalam bentuk Renja, RKA dan DPA yang mengacu pada
RPJMD.
2) Menyiapkan bahan rumusan kebijakan keamanan informasi di
lingkungan pemerintah daerah sesuai SMKI 27001 tentang
Standar Sistem Manajemen Keamanan Informasi mengacu
pada Perka Lembaga Sandi Negara No. 6 Th. 2016 Tentang
Pengendalian Persandian serta No. 7 Tahun 2016 tentang
Otoritas Sertifikat Digital maupun PermenKominfo No. 4
Tahun 2016.
3) Menyusun pedoman dan petunjuk teknis pengamanan
komunikasi sandi serta penyelenggaraan koordinasi dan
pembinaan dibidang persandian dalam bentuk SOP, Juklak dan
Juknis Persandian Provinsi NTB
4) Menyiapkan bahan koordinasi dan fasilitasi pembangunan
jaringan komunikasi sandi tingkat provinsi NTB dalam bentuk.
a) Petunjuk teknis pengendalian dan penataan jaringan
komunikasi persandian
b) Bahan pembinaan persandian antar SKPD dan Kab/Kota.
39
c) Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan pembinaan
hubungan komunikasi sandi provinsi dengan Kab/Kota se-
NTB dalam bentuk.
d) Petunjuk Teknis pengelolaan dan pengendalian persandian
e) Bahan pembinaan persandian Kab/Kota
5) Membangun dan mengelola jaringan komunikasi sandi tingkat
provinsi;
6) Menyusun rencana dasar teknis dan program persandian
daerah;
7) Mengelola dan memelihara sarana dan prasarana persandian
(telepon, jammer, counter surveilance, faximili, radio
komunikasi, repeater dan alat-alat komunikasi lainnya dalam
database sarana dan prasarana persandian pemerintah Provinsi
NTB dan Kab/Kota
8) Mengamankan informasi dan sistem komunikas/telekomunikasi
pimpinan daerah (Gubernur, Wakil Gubernur dan Sekretaris
Daerah) beserta jajarannya dalam bentuk penyusunan petunjuk
teknis klasifikasi informasi pimpinan daerah.
9) Mengelola dan memelihara ruang kasa Pemerintah Provinsi
NTB.
10) Mengumpulkan, menghimpun, mengolah data dan informasi
serta menganalisis permasalahan yang berhubungan dengan
persandian;
40
11) Melaksanakan Sterilisasi/ pengamanan ruang kerja/rumah
jabatan pimpinan dan aset-aset vital/objek-objek vital lainnya
dilingkungan Pemerintah Provinsi NTB
12) Pelaksanaan pencatatan / agenda surat / berita / Mencatat /
mengagendakan berita-berita / radiogram baik yang diterima
ataupun yang dikirim dari Pusat atau Kabupaten/Kota;
13) Menyusun dan Menyimpan data personil, materiil serta
inventarisasi data lainnya dari seluruh jaringan Sandi
Pemerintah Daerah;
14) Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan Persandian dan pengamanan informasi dalam bentuk
laporan rekapitulasi surat berklasifikasi persandian
15) Memelihara, menyimpan dan mengamankan dokumen dan dan
alat-alat sandi serta mengembangkan sistem dan alat-alat
Sandi;
16) Melakukan Pendataan berita/ radiogram yang bersifat rahasia
yang dikirim melalui hubungan persandian, untuk selanjutnya
diserahkan kepada petugas Sandi
17) Menyusun peraturan teknis pengelolaan sumber daya
persandian yang meliputi pengelolaan sumber daya sandi,
perangkat lunak persandian, perangkat keras persandian dan
jaringan Komunikasi Sandi.
41
18) Mengelola sumber daya persandian yang meliputi sumber daya
manusia sandi, perangkat lunak persandian, perangkat keras
persandian dan jaring komunokasi sandi.
19) Mengelola proses pengamanan informasi milik pemerintah
daerah.
20) Mengirim, menyimpan, memanfaatkan dan menghancurkan
informasi berklasifikasi.
21) Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia sandi
memalui program pendidikan, pelatihan, fasilitasi, asistensi,
bimbingan teknis, workshop dan/ atau seminar.
22) Mengadakan, menyimpan, mendistribusikan dan memusnahkan
perangkat lunak dan perangkat keras persandian.
23) Memelihara dan memperbaiki perangkat lunak dan perangkat
keras persandian serta jaring an komunikasi sandi.
24) Mengkordinasikan pelaksanaan kegiatan jabatan fungsional
sandi.
25) Menyusun peraturan teknis pengelolaan, dan operasioanl
komunikasi sandi antar perangkat daerah provinsi daerah
provinsi dan antar kabupaten/ kota dilingkungan provinsi.
26) Mengukur tingkat kerawanan dan keamanan informasi.
27) Menyiapkan rencana kebutuhan perangkat lunak, perangkat
keras, unsur pengelolaan dan pengguna persandian dalam
rangka operational komunikasi sandi antar perangkat daerah
42
provinsi dan komunikasi antar kabupaten / kota di lingkungan
provinsi.
28) Merancang pola hubungan komunikasi sandi antar perangkat
daerah provinsi dan hubungan komunikasi antar kabupaten/
kota di lingkungan provinsi.
29) Mengamankan kegiatan / aset / fasilitasi / instalasi penting /
vital / kritis melalui kontra pengindraan dan / atau metode
pengamanan persandian lainnya.
30) Mengamankan informasi elektronik.
31) Pengelolaan security operational center ( SOC ) dalam rangka
pengamanan informasi dan komunikasi.
32) Memulihkan data atau sistem jika terjadi gangguan operational
persandian dan keamanan informasi.
33) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
b. Seksi Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Seksi Layanan Pengadaan Secara Elektronik memiliki tugas
pokok: Menyusun rencana program dan kegiatan, mengumpulkan
bahan pembinaan dan petunjuk teknis pelaksanaan tugas di bidang
standarisasi, sistem dan prosedur kerja, menyiapkan bahan
koordinasi, pembinaan, evaluasi dan pelaporan di bidang LPSE.
c. Seksi Telekomunikasi dan Pengendalian
Seksi Telekomunikasi dan Pengendalian dengan tugas
pokok: Menyiapkan bahan penyusunan perumusan kebijakan,
rencana program dan kegiatan, menyiapkan bahan koordinasi,
43
fasilitasi, evaluasi dan pelaporan pengendalian informasi dan
telekomunikasi.29
5. Bidang Statistik
Bidang Statistik memiliki tugas pokok Menyusun bahan
perumusan kebijakan, menyusun rencana program dan kegiatan,
menyelenggarakan pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisis,
sinkronisasi, koordinasi data dan informasi, bidang sosial, ekonomi,
SDA dan infrstruktur serta evaluasi pelaksanaan program di Bidang
Statistik, dengan rincian fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan, rencana program dan
kegiatan di Bidang Statistik.
b. Penyusunan bahan pembinaan dan petunjuk teknis pelaksanaan
kegiatan dan standarisasi pengelolaan statistik sektoral bidang
sosial, ekonomi SDA dan Infrastruktur.
c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data
statistik daerah bidang sosial, ekonomi SDA dan Infrastruktur.
d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan
urusan statistik sektoral bidang sosial, ekonomi SDA dan
Infrastruktur.
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan urusan statistik sektoral bidang sosial,
ekonomi SDA dan Infrastruktur.
29http://diskominfotik.ntbprov.go.id./content/bidang-persandian-dan-lpse diakses tanggal
1 Mei 2019, pukul 10.15.
44
f. Penyelenggaraan sinkronisasi dan koordinasi data statistik bidang
sosial, ekonomi SDA dan Infrastruktur.
g. Pelaksanaan koordinasi dan perencanaan statistik daerah pada pusat
data terintegrasi provinsi NTB.
h. Penyiapan bahan ekspose/rilis data statistik sektoral;
i. Penyelenggaraan kegiatan forum data.
j. Penyusunan bahan fasilitasi dan koordinasi monitoring dan
evaluasi pelaksanaan kegiatan Bidang Statistik.
k. Pelaksanaan kerjasama dengan BPS dalam pelaksanaan survey.
l. Penyiapan bahan fasilitasi, koordinasi dan sinkronisasi
data/informasi spasial.
m. Penyiapan bahan fasilitasi pengumpulan, pengolahan dan analisis
data spasial.
n. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan.
Bidang Statistik membawahi :
a. Seksi Statistik Sosial
Seksi Statistik Sosial memiliki tugas pokok : Menyiapkan
bahan perumusan kebijakan, menyusun rencana program dan
kegiatan, menyelenggarakan pengumpulan, pengolahan, penyajian,
analisis, sinkronisasi, koordinasi data dan informasi, bidang sosial
serta evaluasi pelaksanaan program statistik bidang sosial.
b. Seksi Statistik Ekonomi
Seksi Statistik Ekonomi memiliki tugas pokok: Menyiapkan
bahan perumusan kebijakan, menyusun rencana program dan
45
kegiatan, menyelenggarakan pengumpulan, pengolahan, penyajian,
analisis, sinkronisasi, koordinasi data dan informasi, bidang
ekonomi serta evaluasi pelaksanaan program statistik bidang
ekonomi.
c. Seksi Statistik SDA dan Infrastruktur
Seksi Statistik SDA dan Infrastruktur memiliki tugas
pokok: Menyiapkan bahan perumusan kebijakan, menyusun
rencana program dan kegiatan, menyelenggarakan pengumpulan,
pengolahan, penyajian, analisis, sinkronisasi, koordinasi data dan
informasi, bidang SDA dan infrastruktur serta evaluasi pelaksanaan
program statistik bidang SDA dan infrastruktur.30
6. Balai ITE
Balai ITE (Balai Informasi, Teknologi dan Edukasi) memiliki
tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis, rencana program dan
kegiatan, koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan serta
pelayanan dan kerjasama di lingkup informasi, teknologi dan edukasi,
dengan rincian fungsi sebagai berikut:
a. penyusunan bahan kebijakan teknis penataan dan pelayanan
informasi, teknologi dan edukasi;
b. penyusunan rencana program dan kegiatan di lingkup pelayanan
informasi, teknologi dan edukasi;
c. penyelenggaraan koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi dan
pelaporan di lingkup pelayanan informasi, teknologi dan edukasi;
30http://diskominfotik.ntbprov.go.id./content/bidang-statistik tanggal 1 Mei 2019, pukul
10.16.
46
d. penyusunan informasi pembangunan daerah;
e. pelayanan publik yang berkaitan dengan informasi, teknologi dan
edukasi;
f. pengelolaan dan pembinaan pusat data daerah;
g. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
program.
Balai ITE terdiri dari 1 Subbag dan 2 Seksi, yaitu :
a. Sub Bagian Tata Usaha
b. Seksi Pengelolaan Jaringan dan Data
c. Seksi Pelayanan Publik dan Kerjasama31
C. Strategi Kominfo dalam Menangkal Berita Hoax pada Media Sosial
(Online)
Dinas Kominfo memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam
menentukan kemajuan atau kemunduran masyarakat baik secara kapasitas
berfikir, dan berprilaku.Karena melihat dengan perubahan zaman yang
dimana pada saat ini perkembangan teknologi sangat pesat.Sehingga
media sosial pada saat ini sudah masuk katagori kebutuhan, mengingat
segala informasi sangat cepat diterima dan disebarkan. Namun disisi lain,
tentu ada masyarkat yang menyalahgunakan media tersebut. Maka dari itu
dalam menangkal hoax, Kominfo mengambil langkah dengan mengadakan
program secara berkala, dimana yang menjadi sasaran adalah pelajar,
pengusaha UKM dan BUMDES, serta pemuda-pemuda desa.
31http://diskominfotik.ntbprov.go.id./content/balai-itediakses tanggal2 Mei 2018, pukul
10.17.
47
Ada jenjang-jenjang program kerja atau komunitas yang dibuat oleh
pemerintah kementerian KOMINFO itu sendiri, misalnya:
1. Membentuk KampungMedia.
Hal ini sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
dengan Bapak Fairuzz Abadi selaku Kepala Bidang Informasi dan
Komunikasi Publik.
“Dinas Kominfo melakukan literasi-literasi secara berjenjang melalui
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten kota bahkan
hingga ke camat maupun dusun.Kominfo provinsi dalam menangkal berita
hoax melalui program-program berkala setiap tahun yang diagendakan.
Contoh, ada program sejak tahun 2008 sampai dengan 2019 ini Kominfo
membentuk komunitas kampung media di seluruh kabupaten kota,
membentuk kelompok informasi masyarakat di setiap kabupaten
kota.Kominfo punya agenda berkala pertahun.Contoh, Kominfo
melaksanakan inspiratif expos setiap hari minggu pagi yaitu bentuk
sosialisasi media kreatif dengan memanfaatkan ruang-ruang publik yang
namanya car free day. Ada juga kegiatan temu belajar kreatif untuk
meningkatkan kapasitas informasi masyarakat dalam jangka waktu sepulu
kali pertahun di sepuluh kabupaten kota bertemu. Kominfo juga memiliki
media tradisional. seperti menggunakan wayang, framen-framen, drama-
drama lokal, kesenian lokal. Kegiatan yang dilakukan seperti melalui
wayang, Kominfo bekerja sama dengan kelompok-kelompok masyarakat
yang pecinta seni tradisonal, lalu Kominfo membritahukan tentang hoax
itu apa dan sebagainya, sehingga nantinya pecinta seni tersebut akan
48
menyampaikan dengan bahasanya sendiri. Seperti di Sumbawa
menggunakan sakeco, di Bima menggunakan rawa mbojo, di Lombok
menggunakan blawas, ciloka dan sebagainya, itu dilakukan selingkup
NTB.”32
“Banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Kominfo misalnya
mengadakan sosialisasi bagaimana menangkal hoax dan
sebagainya.Kemenkominfo dan KPID ini memang aturan-aturan untuk
regulasi misalnya dalam membentuk suatu lembaga penyiaran itu sifatnya
kordinasi misalnya UU siaran disebutkan regulasi untuk membentuk
lembaga penyiaran adalah bekerja sama pemerintah dengan KPID. KPID
bekerja berdasarkan UU penyiaran, ranah KPID adalah yang terkait
dengan penyiaran televisi, radio yang menggunakan satelit menggunakan
media mainstream, kenapa dikatakan mainstream karena mempunyai
rugulasi-regulasi penyiaran. Bagaimana mereka menyampaikan informasi
yang terpercaya, kita akui validitasnya karena proses perizinannya mereka
menempuh prosedur yang sudah diatur oleh Kemenkominfo juga.
Bagaimana membentuk lembaga penyiaran swasta ada aturannya di
kemenkominfo Jadi KPID dalam hal itu ranahnya melakukan evaluasi uji
coba siaran serta evaluasi dengar pendapat.Jadi ketika dia sudah
mengajukan sistem sudah di setujui oleh kemenkominfo maka ranah KPID
adalah untuk mengecek kembali apakah program-program siaran yang
diajukan di dalam proposal radio atau televisi.Hal ini berdasarkan regulasi
yang di atur oleh Kemenkominfo juga.Kemenkominfo memang
32Fairuzz Abadi, wawancara, Mataram, 29 Maret 2019.
49
mengifentarisir informasi hoax itu, mereka bekerja juga atas UU ITE juga,
jadi kominfo ini hanya sebatas misalnya ada ketumpul informasi hoax
untuk bisa ditindaklanjuti oleh kominfo ke pihak kepolisian.”33
2. Sosialisasi Edukasi
Kementerian Kominfo jugamelaksanakan Sosialisasi dengan berbagai
rangkaian.Sebagaimana seperti yang diungkapkan oleh bapak Dewa
Sarjana dalam wawancara yang dijalankan:
“Dalam langkah melakukan sosialisasi, kominfo membentuk kelompok
informasi masyarakat di setiap kabupaten kota dalam langkah melakukan
liteasi media, ada di Pariwisatanamanya Generasi Pesona Indonesia, ada
juga pembentukan relawan TIK di seluruh kabupaten provinsi. Relawan
TIK dibentuk upaya untuk mencapai target tersebut dengan
memberdayakan seluruh elemen masyarakat. Relawan TIK ini bertugas
membantu pemerintah untuk menyosialisasikan program penggunaan
akses internet. Dan kegiatan tersebut termasuk dalam sosialisasi edukasi.
Dari berbagai kegiatan ini dilakukan Agar masyarakat tidak hanya
melakukan konter hoax, tetapi mereka juga lebih banyak menyebarkan
informasi baik.Dengan sasaran yang jelas, rata-rata sasarannya yaitu
pelajar, pengusaha UKM dan BUMDES, pemuda-pemuda desa. Dalam hal
tersebut, materi yang sering disampaikan ada dua yaitu:
a. Meningkatkan budaya tutur menjadi budaya menulis
b. Mendorong upaya ekonomi kreatif keluarga
33Andayani, wawamcara, Mataram, 29 Maret 2019.
50
Hal ini untuk menyibukkan masyarakat untuk mengabarkan hal-hal
baik dan kemudian menjadikan itu sebagai peluang ekonomi sehingga
tidak bicara hoax.”34
3. Menyediakan Layanan Aduan
Dalam meringankan atau mempercepat masyarakat dalam mengadukan
berbagai konten yang memang dianggap sangat perlu diadukan, dinas
Kominfo menyediakan layanan aduan. Berdasarkan hasil wawancara yang
dijalankan, masih bersama bapak Dewa Sarjana.
“Jadi mekanisme yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengawal
informasi hoax dengan cara menyediakan layanan aduan melalui e-mail ,
di media sosial ada akun-akun official dari kementerian pusat sampai ke
daerah, ada akun-akun resmi baik itu yang melaporkan atas nama
kelompok maupun individu, lalu dianalisis.”35
Untuk menghindari hoaxDinas Kominfo berupaya dalam menjalankan
program-program yang menyibukan masyarakat agar tidak terfokus
kepada berita hoax yang tersebar, dalam sosialisasi edukasi pemerintah
Kominfo juga tidak lupa menyelipkan metodologi dengan melengkapi
unsur-unsur 5W+1H.
Menurut data yang peniliti dapatkan bahwa pada Tahun 2018,
Kominfo Terima 733 Aduan Konten Hoaks yang disebar via WhatsApp.
34Dewa Sarjan, wawancara, Mataram, 29 Maret 2019. 35Ibid.,
51
Gambar 2.2
Laporan Berita Hoax via WhatsAppTahun 2018-2019
Tahun 2018, Kominfo Terima 733 Aduan Konten Hoaks yang disebar
via WhatsApp. Sejak Agustus 2018 sampai 21 Januari 2019, Kementerian
Komunikasi dan Informatika menerima laporan konten hoaks yang
disebarkan melalui aplikasi pesan instan WhatsApp sebanyak 43 konten
hoaks. Berdasarkan rekapitulasi tahunan, Kementerian Kominfo paling
banyak menerima aduan konten hoaks sebanyak 733 laporan di Tahun
2018.
Sesuai hasil pemantauan Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika laporan terbanyak terjadi pada
bulan Oktober 2018, yakni sebanyak 16 konten hoaks yang disebarkan
melalui platform WhatsApp. Pada bulan Agustus 2018 terdapat laporan 2
konten hoaks, September 2018 ada 5 konten hoaks, November 2018
sebanyak 8 laporan konten dan Desember 2018 sebanyak 10 laporan
52
konten hoaks. Sementara sampai pada 21 Januari 2019 terdapat 2 laporan
konten hoaks yang disebarkan melalui WhatsApp.36
Dan data aduan konten negatif menurut rekapitulasi laporan pertahun
yang direkap mulai pada tahun 2016 sampai 2018.
Gambar 2.3
Total Aduan Konten Negatif via WhatsApp 2016-2018
Demikian beberapa data yang kemudian juga telah ditindaklanjuti oleh
kementerian dinas Kominfo.
D. Tindakan Kominfo Terhadap Berita Hoax yang Tersebar pada Media
Sosial (Online).
Selain dari tugas Kominfo untuk bagaimana melakukan kegiatan
dalam menangkal berita hoax, Kominfo juga mempunyai tanggung jawab
untuk memberikan tindakan untuk menindaklanjuti berita-berita hoax yang
memang telah tersebar pada media sosial.
36https://kominfo.go.id/content/detail/16003/siaran-pers-no-17hmkominfo012019-
tentang-tahun-2018-kominfo-terima-733-aduan-konten-hoaks-yang-disebar-via-whatsapp/0/siaran_persdikases tanggal 20Mei 2019, pukul 12.03.
53
Ada beberapa tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Kominfo NTB
itu sendiri, untuk menindaklanjuti berita hoax yang sudah tersebar. Seperti:
1. Melakukan Pemblokiran
Hal ini sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
dengan Bapak Tarmizi selaku Kepala Sesi Dokumentasi Informasi.
“Berbicara berita hoax, memang sudah cukup banyak yang tersebar
di media sosial, namun apabila berita yang disebarkan termasuk katagori
pelanggaran yang misalnya pencemaran nama baik, membuat orang lain
merasa tersinggung, terus menebar kebencian dan sebagainya dalam UU
ITE itu sebagai tindak pidana aduan. Namun kembali lagi kepada pihak
yang bersangukutan, artinya apabila ia mengadukan maka itu berupa
tindak pidana aduan yang bisa ditindaklanjuti. Jadi jikalau tidak ada yang
mengadukan maka UU tidak memperboleh untuk melakukan pemblokiran
terhadap konten yang diadukan.Sehingga, pemerintah dalam hal ini
Kominfo baik dari pusat, terlebih pada pemerintah daerah itu hanya
melihat seberapa besar respons publik terhadap berita-berita yang
dilahirkan atau yang disebarkan oleh warga dan sebagainya dalam
menyebarkan informasi.”37
2. Melakukan analisis atau Pengecekan
Dinas kominfo melakukan pengecekan terhadap berita-berita yang
diterma atas yang laporan dari masyarakat apakah berita tersebut masuk
dalam katagori hoax atau tidak. Menurut hasil wawancara yang berjalan,
masih bersama bapak Tarmizi.
37Tarmizi, wawancara, Mataram, 29 Maret 2019.
54
“Kominfo daerah khususnya Kominfo NTB tidak memiliki data-data
perbulan yang pasti tentang berapa berita hoax yang dilaporkan.Karena
intensitas setiap hari berita hoax yang masuk itu berbeda jumlahnya dalam
sehari-hari.Untuk menindaklanjuti berita hoax yang diterima, Kominfo
daerah tidak mempunyai wewenang atau terlibat lebih jauh terhadap berita
hoax yang apabila masuk katagori kasus tindak pidana.Kerana yang
memiliki wewenang tersebut yaitu pihak kepolisian.Jadi Kominfo hanya
melakukan analisis atau pengecekan yang dianggap tindak pidana.
Misalnya seperti kasus yang terjadi pada rentang tahun 2015 sampai
2017 ada sekitar 78 kasus yang dilaporkan sebagai tindak pidana
aduan.Apabila masyarakat ada yang datang ke kantor untuk mengadukan
konten negatif maka Dinas Kominfo daerah hanya memberikan saran
kepada masyarakat terlebih agar masyarakat mengirim konten tersebut
melalui akun yang sudah disediakan.Karena untuk melakukan
pemblokiran itu yang memiliki kewenangan yaitu Kominfo Pusat.”38
3. Terjun ke Lapangan (Monitoring)
“Kominfo daerah itu lebih fokus kepada menjalankan program-
program untuk menangkal berita hoax dengan melakukan literasi, edukasi
dan sebagainya. Namun jika ada hoax yang tersebar di Wilayah NTB,
maka Kominfo NTB yang lansung terjun ke lapangan untuk mengecek
atau mastikan bahwa benar tidak itu terjadi.Misalnya berita mengenai
telapak tangan yang tersebar di tembok rumah warga pasca
gempa.Kominfo NTB juga bekerja sama dengan aparat TNI.”39
38Ibid ., 39Zamdi Zuliadi, wawancara, Mataram, 30 Maret 2019.
55
BAB III
PEMBAHASAN
A. Strategi Kominfo dalam Menangkal Berita Hoax pada Media Sosial
(Online)
Beranjak dari paparan data dan temuan di atas, dimana data yang
dihasilkan bersumber dari kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti
secara langsung, wawancara mendalam dengan informan yang terkait
dengan masalah penelitian yang peneliti angkat.
Lembaga kementrian DinasKominfo merupakan lembagadinas
daerah tipe A menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang komunikasi
dan informatika, urusan pemerintahan bidang statistik dan urusan
pemerintahan bidang persandian.
Dinas ini tidak sama dengan organisasi kemasyarakatan, sehingga
periodesasi pada struktur kepengurusan tidak menggunakan jangka waktu
yang pasti. Artinya, itu akan dibubarkan apabila dinasnya sampai
dibubarkan dan pejabatnya sampai ada pelantikan lagi dan sepanjang tidak
dipindah ke instansi lain dan juga tergantung pada perda pembentukannya.
Pejabat Kominfo provinsi itu dilantik pada tanggal 3 Januari 2017.
Dinas Kominfo memiliki tanggung jawab atas media online, jadi
apapun yang tersebar melalui media sosial, Kominfo yang mempunyai
tanggung jawab untuk menganalisa.Dan terlebihnya Kominfo berperan
penting dalam bagaimana menangkal berita-berita hoax.Masyarakat pada
umumnya mempunyai keharusan untuk melaporkan data yang ada terkait
56
berita-berita yang tersebar baik itu termasuk katagori hoax maupun tidak
hoax melalui media yang sudah disediakan oleh Kominfo itu sendiri.
Berita yang diterima oleh Kominfo itu sendiri bergantung pada
bulan-bula tertentu, artinya bahwa ketika bulan politik maka informasi
yang dominan sering diterima oleh Kominfo yaitu tentang politik, baik itu
berupa kampanye Capres, Cawapres, Caleg-Caleg dan sebagainya. Tentu
yang berkaitan dengan soal politik yang beredar di tengah-tengah
masyarakat yang perlu menjadi perhatian.jika ada yang masuk katagori
Hoax, dan ada yang katagori bukan hoax maka akan dilakukan
pengecekan.
Kominfo dalam hal menangkal berita hoax tentu sangat memiliki
peran penting, karena melihat perekembangan perubahan zaman dengan
dunia yang serba digital maka dipandang perlu untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang memang dapat memanimilisir berita-berita hoax dikalangan
masyarakat.
Menurut Middleton seorang pakar komunikasi, membuat defenisi
dengan menyatakan bahwa strategi komunikasi adalah kombinasi yang
terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan,
saluran, (media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang
untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.40
Dinas KominfoNTB dalam merumuskan strategi dalam menangkal
berita hoax melalui program berkala. Program berkala mengidentifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi.
40Hafied Cangara, Perencanaan…, hlm. 62
57
Strategi Dinas Kominfo merupakan kegiatan perencanaan yang
dimana dalam merencanakan kegiatan Kominfo melakukan diskusi dengan
menawarkan dalam kegiatan tersebut seperti literasi media, sosialisasi
edukasi, dengan berbagai macam kegiatan lainnya.
Jadi dalam menangkal berita-berita hoax, DinasKominfo NTB
mengambil langkah-langkah atau strategi dengan mengadakan berbagai
kegiatan sebagai berikut:
1. Kampung Media.
Kampung media telah berdiri semenjak tahun 2008 yang memiliki
tim yang dimana Kepala Kampung Media itu sendiri Bapak Fairuz
Abadi, kampung media merupakan portal jurnalisme warga, dari
warga, oleh warga, dan untuk warga di Nusa Tenggara Barat dengan
semangat.kampung media itu multi sektor yang intinya adalah
pemanfaatan TIK untuk penyampaian informasi, baik itu menjadi
peluang ekonomi dan sebagainya.
Mekanisme yang dalam pelaksanaan kegiatan mereka dididik
dalam menyampaikan informasi, dan penggunaan ITEyang dimana
proses kegiatan ini meningkatkan kapabilitas atau potensi masyarakat.
Kominfo melaksanakan literasi-literasi secara berjenjang melalui
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten kota
bahkan hingga ke camat maupun dusun. Adapun beberapa rangkaian
acara yang dilaksanakan dalam kegiatan kampung media tersebut,
yakni:
58
a. Inspiratif Ekspos
Dinas Kominfo melaksanakan agenda mingguan seperti
inspiratif expos, dimana yang dilakukan pada setiap hari minggu
pagi.Hal ini merupakan bentuk sosialisasi media kreatif dengan
memanfaatkan ruang-ruang publik, seperti pada kegiatan car free
day, hal itu dilakukan sepanjang tahun kecuali saat libur pada
bulan puasa dan idhul fitri.
b. Temu Belajar Kreatif
Kemudian dinas Kominfo daerah NTB juga melakukan
kunjungan untuk meningkatkan kapasitas informasi masyarakat
dalam jangka sepuluh kali pertahun di sepuluh kabupaten kota
bertemu melalui temu belajar kreatif.
Mekanisme dalam melaksanakan Kegiatan temu belajar
kreatif dilakukan secara bergilir Se-NTB, bertemu dengan
sejumlah pelajar di masing-masing sekolah mereka kuantitasnya
dibatasi 50 orang. Kegiatan ini dilakukan sekali setahun, artinya
kegiatan ini dilakukan secara berkala yaitu setiap tahun tetapi Se-
NTB. Tempat pelaksanaannya biasanya dilakukan di Kabupaten
Kota di sekolah-sekolah ditekankan dengan beragam tema, tema
yang diangkat pada tahun ini adalah tentang ekonomi kreatif
penempatan TIK. Itu salah satu tata cara untuk bisa mengurangi
kebiasaan –kebiasaan yang buruk disosial media, mengomentari
hal-hal yang tidak pantas.
c. Media Tradisional
59
Dinas Kominfo juga memiliki media tradisional, seperti
menggunakan wayang, framen-framen, drama-drama lokal,
kesenian lokal. Itu salah satu cara atau bentuk konkrit perwujudan
bagaimana Kominfo mengajak orang untuk bagiamana
menyebarkan informasi bermanfaat. Dengan menyebarkan
informasi yang bermanfaat, maka otomatis orang tidak
menyebarkan informasi yang tidak bermanfaat. Kegiatan yang
dilakukan seperti melalui wayang, Kominfo bekerja sama dengan
kelompok-kelopok masyarakat yang pecinta seni tradisonal, lalu
Kominfo membritahukan tentang hoax itu apa dan sebagainya,
sehingga nantinya pecinta seni tersebut akan menyampaikan
dengan bahasanya sendiri. Seperti di Sumbawa menggunakan
sakeco, di Bima menggunakan rawa mbojo, di Lombok
menggunakan blawas, ciloka dan sebagainya, itu dilakukan
selingkup NTB.
2. Sosialisasi Edukasi
Dinas Kominfo membentuk beberapa komunitas untuk menjadi
media atau alat dalam menangkal berita hoax itu sendiri. Misalnya
seperti:
a. Generasi Pesona Indonesia
Merupakan salah satu sektor kampung media, Gerakan
Persona Indonesia dalam melaksakan kegiatan tidak terukur
waktunya tak terhingga sama sperti kampung media.Masyarakat
diajak untuk mengalihkan kegiatannya lebih kepada arah
60
pariwisata, karena Generasi Persona Indonesia ini salah satu
komunitas netizen temasuk blogger yang suka pariwisata.Aktifitas
yang utama dilakukan yaitu promosi pariwisata daerah masyarkat
itu sendiri.Secara khusus untuk menampilkan kreatifitas
masyarakat di bidang penulisan artikel pariwisata.
b. Relawan TIK
Kominfo Pusat membentuk relawan TIK di seluruh
provinsi untuk mendukung program percepatan penetrasi internet
dimasyarakat. Pembentukan relawan TIK salah satu upaya untuk
mencapai target tersebut dengan memberdayakan seluruh elemen
masyarkat. Pembentukan relawan TIK ini dapat mulai terealisasi
sejak pada tahun 2011.Relawan TIK bertugas membantu
pemerintah untuk menyosialisasikan program penggunaan akses
informasi (internet), sekaligus pemberdayaan melalui informasi,
edukasi sosial, teknologi dan komunikasi.
Beberapa hal ini merupakan tindakan konkrit yang dilakukan oleh
Kominfo untuk meningkatkan sumber daya manusia didalam
pemahaman ITE, TIK.Dan kegiatan tersebut termasuk dalam
sosialisasi edukasi.Dengan sasaran yang jelas, rata-rata sasarannya
yaitu pelajar, pengusaha UKM dan BUMDES, pemuda-pemuda
desa.Dalam hal tersebut, materi atau tema yang diangkat oleh Kominfo
NTB pada tahun ini yaitu, Mendorong upaya ekonomi kreatif keluarga.
Hal ini untuk menyibukkan masyarakat untuk mengabarkan hal-hal
baik dan kemudian menjadikan itu sebagai peluang ekonomi sehingga
61
tidak bicara hoax. Dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh dinas
Kominfo untuk menagkal berita hoax dengan menyibukan masyarkat
terhadap kegiatan yang diadakan, Kominfo juga tentu menyempatkan
atau menyelipkan metodologi dengan melengkapi unsur-unsur
5W+1H, karena unsur-unsur itulah yang menjadi dasar untuk
menjawab berita-berita yang tersebar di media sosial.
3. Penyediakan Layanan Aduan
Dalam mengamati berita-berita hoax yang tersebar dalam waktu
singkat padat dan jelas, Kominfo menyediakan layanan aduan konten
negatife kepada masyarakat sehingga mudah untuk diketahui berapa
saja laporan berita yang beredar.Masyarakat dapat melakukan
pengaduan bisa melalui beberapa cara , yaitu:
a. Pengaduan Langsung
Masyarakat tentu harus meyakini bahwa konten tersebut bersifat
negatif misalnya seperti berisi SARA atau mengandung kekerasan
atau pornografi.Dalam cara ini, masyarakat dapat melaporkan
secara langsung ke kantor dinas Kominfo untuk melaporkan yang
sekiranya berita yang menjadi keresahan masyarkat itu sendiri.
b. Pengaduan Lewat Akun Official
Dinas Kominfo menyediakan akun-akun official untuk
mempermudah masyarakat dalam melakukan aduan konten negatif.
Akun yang disediakan oleh Kominfo berupa situs/website,
URL, akun media sosial, aplikasi mobile, dan software yang
memenuhi kriteria sebagai Informasi dan/atau Dokumen Elektronik
62
bermuatan negatif sesuai peraturan perundang-undangan.Situs ini
merupakan fasilitas pengaduan konten negatif. Aduan bisa
dimasukkan melalui email Aduan Konten Kominfo di
alamat aduankonten@ mail.kominfo.go.id. Atau ke URL:
https://aduankonten.id/.
Setiap orang berhak untuk menyampaikan pengaduan konten
negatif dengan cara mendaftarkan diri, mengunggah tautan (link)
serta screenshotsitus atau konten yang dilaporkan disertai alasan,
dan memantau proses penanganan yang dilakuan oleh Tim Aduan
Konten.
Dalam jangka waktu perbulan, berita hoax tidak memiliki jumlah
yang pasti untuk diterima dalam jangka satu bulan.Sehingga hal ini
kemudian menjadi pendataan di Kominfo dan dapat dianalisa mana
yang hoax dan mana yang tidak.Lalu Kominfo dapat mengambil
tindakan untuk menindaklanjutinya.
Dari segi persentase sebenarnya jumlah yang menyebarkan
keburukan itu sedikit, dibandingkan dengan yang menyebarkan
kebaikan itu lebih banyak.Namun karena informasi buruk dia laksana
bisul hingga kemudian membuat kita menjadi meriang.Dan melihat
fenomena yang terjadi pada saat ini bahwa masyarakat lebih suka
merespon hal-hal yang negatif.Maka dari itu, Kominfo sedang
melakukan upaya untuk memanimalisir hal-hal demikian.
Setelah Kominfo memberikan edukasi dan literasi serta disediakan
layanan aduan kepada masyarakat, masyarakat juga bertugas untuk
63
memberitahu orang lain dalam menganalisis berita yang
tersebar.Dengan menyebarkan informasi yang bermanfaat, maka
otomatis orang tidak menyebarkan informasi yang tidak bermanfaat.
Beberapa strategi ini yang terus menjadi langkah Kominfo dalam
mejalankan kewajiban sebagai dinas Komunikasi, informatika dan
statistik yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
komunikasi dan informatika, urusan pemerintahan bidang statistik dan
urusan pemerintahan bidang persandian.
Sehingga menurut salah satu teori komunikasi yaituLaswell’s Model
(Model Laswell). Model komunikasi dari Harold Laswell dianggap oleh
pakar komunikasi sebagai salah satu teori komunikasi yang paling awal
dalam perkembangan teori komunikasi. Laswell menyatakan bahwa
cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah
menjawab pertanyaan: Who Shays What In Which ChannelTo Whom
With What Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada
Siapa Dan Efek Apa).41
Beberapa strategi yang menjadi langkah Kominfo dalam menagkal
berita hoax juga menurut teori Laswell’s model, dimana pihak
Kominfosendiri dan bekerja sama dengan elemen dinas lain yang
langsung menjadi komunikatornya (Who Say) dengan materi-materi
yang sudah disiapkan seperti meningkatkan budaya tutur menjadi
budaya menulis, dan mendorong upaya ekonomi kreatifkepada keluarga
(what)melalui media yang digunakan oleh Kominfo itu sendiri dengan
41Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori…, hlm. 253
64
berbagai kegiatan seperti literasi media, sosialisasi edukasi bahkan
dengan media tradisional dan sebagainya (In Which Channel). Yang
dimana yang disampaikan (sasaran) kepada pelajar, pengusaha UKM
dan BUMDES, serta pemuda pemuda desa (To Whom).Tentu Kominfo
memiliki tujuan yang atau menginginkan efek dari hal-hal tersebut
seperti yang diharapkan oleh Kominfo terhadap masyarkat agar tidak
menjadi konter hoax serta meningkatkan kapasitas masyarakat dalam
pengembangan kreatif ekonomi (With What Effect).Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh Kominfo yang cukup sinkron dengan teori model
lasswel.
B. Tindakan Kominfo Terhadap Berita Hoax yang TersebarPada Media
Sosial (Online)
Tindakan merupakan salah satu proses dalam mengawal berita-
berita yang tersebar yang ada pada media sosial (online) yang sangat perlu
diperhatikan dan perlu ditindaklanjuti dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku dalam peraturan yang sudah ditetapkan.
Dinas Kominfo menindakan beberapa langkah terkait dengan
berita hoax yang tersebar di media sosial, misalnya:
1. Melakukan Pemblokiran
Pihak yang memilki wewenang dalam persoalan pemblokiran itu
dari pemerintah pusat langsung.Pemerintah daerah tidak memiliki
wewenang dengan pemblokiran, tetapi pemerintah daerah siap
memfasilitasi dengan cara mengarahkan masyarakat jikalau
menemukan hal-hal yang tidak menyenangkan. Pemerintah daerah
65
hanya literasi, membuat relawan TIK.Hal yang dapat diblokir itu berupa
konten negatif yang memang sudah masuk ke konten aduan.Sehingga
data konten negatif yang telah diblokir tidak dimiliki oleh pemerintah
Kominfo Daerah.
Kebebasan berpendapat itu diatur oleh UU pasal 28 e ayat 3 UUD
45, kebebasan berpendapat itu dilindungi, maka sesorang tidak boleh
dibendung.Artinya ruang-ruang informasi itu dibebaskan oleh UU.
Apabila ia kemudian melakukan pelanggaran terhadap pidana yang
berkaitan soal pencemaran nama baik, ketersinggungan pihak-pihak
lain, menebar kebencian, SARA dan seterusnya.
Maka hal tersebut dalam UU ITE masuk katagori sebagai tindak
pidana aduan.Artinya harus ada yang mengadukan, kalau tidak ada
yang mengadukan maka UU tidak mengizinkan untuk melakukan
pemblokiran.Sehingga dalam hal ini, dinasKominfo baik dari pusat
maupun daerah itu hanya melihat seberapa besar respons publik
terhadap berita-berita yang dilahirkan atau yang disebarkan oleh netizen
atau warga dan sebagainya dalam menyebarkan informasi.
2. Melakukan Analisis Atau Pengecekan
Dalam jangka waktu perbulan, berita hoax tidak memiliki jumlah
yang pasti untuk diterima dalam jangka satu bulan.Atas laporan berita
itu yang kemudian dianalisis oleh Kominfo, lalu dinyatakan hoax
dengan ketentuan dan fakta-fakta yang terjadi.Yang dilaporkan ke
kementerian Kominfo hanya untuk dianalisis berita tersebut bahwa
masuk katagori hoax atau tidak.
66
Tindakan Kominfo kepada oknum yang bersangkutan hanya
memberikan saran, ketika oknum itu merasa dirugikan maka Kominfo
hanya menyarankan untuk langsung melaporkan ke pihak kepolisian.
Menyangkut data-data yang berupa tindak pidana itu ada di Polda,
kalau ada berita hoax yang ditindaklanjuti berarti itu merupakan kasus
pidana. Dan ada juga yang tidak ditindaklanjuti , artinya hanya
memberitahu bahwa berita tersebut itu hoax.
Batas keterlibatan dinasKominfo terhadap berita hoax yang apabila
masuk katagori kasus tindak pidana, Kominfo hanya melakukan analisis
berita-berita yang dianggap tindak pidana.
Misalnya seperti kasus pada rentang tahun 2015 sampai 2017
sekitaran 78 kasus yang dilaporkan sebagai tindak pidana ITE, yang
melaporkan langsung terkait hal tersebut kepada pihak kepolisian yaitu
masyarakat umum. Kemudian tanggung jawab Kominfo yaitu ketika
menyangkut UU ITE, pihak kepolisisan meminta kepada kementerian
Kominfo untuk mengirim tenaga ahlinya untuk menganalisa bahwa itu
katagori informasi yang melanggar UU ITE atau tidak.
Sehingga Kominfo tidak melakukan atau memberikan surat
teguran kepada oknum-oknum yang menyebarluaskan hoax, Kominfo
hanya menyampaikan kepada publik bahwa ini berita yang benar dan
berita yang tidak benar. Karena tugas yang menghukum itu dari pihak
kopolisian atas dasar aduan masyarakatnya.
67
3. Monitoring
Ketika ada kejadian tersebarnya berita hoax pada lokus NTB itu
sendiri, maka Kominfo melakukan pengecekan langsung ke lapangan.
Misalnya, melihat kejadian pasca gempa yang terjadi di Lombok,
beredar berita-berita tentang telapak tangan yang nempel di tembok
rumah warga yang kemudian membuat warga menjadi resah, Kominfo
menganalisa bahwa berita tersebut hoax. Yang dilakukan oleh Kominfo
untuk menindaklanjuti berita tersebut yaitu pemerintah provinsi
menurunkan timnya ke lapangan untuk mengecek bahkan pada saat itu
bersamaan dengan aparat TNI dan bekerja sama dengan kabupaten kota
untuk memastikan kebenaranya berita telapak tangan.
Setelah dianalisa bersama aparat TNI dan sebagainya itu ada
gerakan masif yang dilakukan oleh sekolompok orang yang tidak
bertanggung jawab untuk menempelkan telapak tangan di berbagai
dinding, dengan maksud menurut TNI agar orang segera mengosongkan
rumahnya terus kemudian ada terjadi pencurian.
Dari data yang ada, dinasKominfo provinsi tidak melakukan
pendataan terhadap lokus, karena berbicara soal lukonten. Tetapi, hampir
rata-rata konten yang disebarkan itu adalah berpusat dari informasi yang
bukan beredar dari NTB sesungguhnya, dia beredar secara
nasional.Artinya berbicara soal konten hoax itu tidak mesti berasal dari
lokus wilayah NTB.Seperti berita politik, karena informasi-informasi
nasional itu juga beredar di semua daerah termasuk di NTB itu sendiri.
68
Dinas Kominfo juga secara data, Kominfo provinsi tidak
melakukan pencatatan terhadap persentase di berbagai media sosial serta
yang menyangkut berita-berita yang berkembang (Whatsapp, facebook,
instagram, sms) karena Kominfo provinsi tidak mendapatkan hal
tersebut.Melihat berita yang beredar, intensitas dan kuantitas yang sering
diterima oleh Kominfo yaitu melalui facebook.Tetapi secara umum di
Indonesia itu memiliki datanya.Whatsapp masuk dalam katagori
penyebaran, kalau dia menyebarkannya di group dalam UU ITE, kalau
secara personal itu tidak.
Dalam menangani berita hoax, tidak dapat dipungkiri bahwa
Kominfo juga mengalami kendala-kendala yang dimana kendala atau
hambatan yang dihadapi oleh Kominfo itu sendiri yaitu luasnya cakupan
wilayah.Ada beberapa daerah juga yang aksesnya masih kecil, masih
memerlukan upaya untuk peningkatan kapasitas warga yang masih
tersedia atau masih ada yang masih belum memahami soal mana hal baik
dan mana hal yang buruk, yang pantas dan tidak pantas, yang layak dan
yang tidak layak.
69
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan paparan dan temuan penelitan skripsi yang berjudul
strategi Kominfo dalam menangkal berita Hoax (Studi Kasus KominfoNusa
Tenggara Barat 2018-2019) peneliti menyimpulkan ada dua aspek penting
yaitu; pertama, strategi Kominfo NTBdalam menangkal berita hoaxseperti
membentuk kampung media, sosialisasi edukasi dan penyediaan layanan
aduan. Kedua, tindakan Kominfo terhadap berita hoax yang tersebar di
media sosial sebagai berikut; melakukan pemblokiran, melakukan analisis,
dan monitoring
B. Saran
1. Buat Kominfo Provinsi NTB
a. Agar dapat memisahkan persentase data hoax yang tersebar melalui
berbagai media sosial, yang didata khusus oleh Kominfo Provinsi itu
sendiri agar tidak bercampur dengan data pusat.
b. Meningkatkan literasi, bukan hanya melalui bidang literasi media
dan sosialisasi edukasi.
c. Dalam melakukan kegiatan unuk lebih berfokus lagi pada kegiatan
yang memberikan edukasi terhadap bagaimana cara dalam
menganalisis berita hoax.
d. Usahakan agar dapat fokus pada lokus NTB saja.
70
e. Untuk hambatan yang ada supaya untuk terus diusahakan, agar bisa
menanggulangi persoalan yang ada.
f. Dan meningkatkan kerja sama yang baik dengan setiap lembaga
dinas Kominfo yang bertanggung jawab pada masing-masing daerah.
2. Buat Peneliti Selanjutnya
a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian
sejenis yang meneliti tentang strategi menangkal agar menajdi lebih
baik lagi.
b. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian, disarankan untuk
mencari dan membaca refrensi lain lebih banyak lagi sehingga hasil
penelitian selanjutnya akan semakin baik serta dapat memperoleh
ilmu pengetahuan yang baru.
71
DAFTAR PUSTAKA
Badrun. A.M dkk,Potret Penyiaran Nusa Tenggara Barat. Mataram: KPID NTB, 2014.
Cangara Hafied, Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013.
Efendi Mahyudi, “Strategi Lombok TV dalam Mensosialisasikan Program Acara Bahasa Sasak”. Skripsi IAIN Mataram 2014.
Effendy Onong Uchjhana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Effendy Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditia Bakti, 2003.
Effendy Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Ferawati, “Analisis Pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) Terhadap Lagu Sasak Bermasalah dalam Surat Edaran KPID NTB Tahun 2009 No. 116”. Skripsi IAIN Mataram 2015.
Hadi Syamsul, “Strategi LPM Ro’yuna dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Mahasiswa IAIN Mataram”. Skripsi IAIN Mataram 2014.
https//pengertiandefenisi.com/pengertian-media-dan-beerapa-jenis-media/&hl=id-ID di akses tanggal 25 Mei 2018, pukul 10:17 Am
https://googleweblight.com/i?u=berita.com diakses tanggal 25 Mei 2018 pukul, 10:19 Am
http://www.komunikasipraktis.com/2016/12/pengertian-hoax-asal-ususl-dan-contohnya.html?m=1 diakses tanggal 25 Mei 2018 pukul, 10:09 AM
http://diskominfotik.ntbprov.go.id./content/bagian-kesekretariatandiakses tanggal1 Mei 2019, pukul 10.09. http://diskominfotik.ntbprov.go.id./content/bidang-informasi-dan-komunikasi-publikdiakses tanggal 1 Mei 2019, pukul 10.11. http://diskominfotik.ntbprov.go.id./content/bidang-pengelolaan-teknologi-informasi-dan-komunikasidiaksestanggal 1 Mei 2019, pukul 10.12. http://diskominfotik.ntbprov.go.id./content/bidang-persandian-dan-lpsediaksestanggal 1 Mei 2019, pukul 10.15. http://diskominfotik.ntbprov.go.id./content/bidang-statistiktanggal 1 Mei 2019, pukul 10.16.
72
http://diskominfotik.ntbprov.go.id./content/balai-itediakses tanggal2 Mei 2018, pukul 10.17. Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rosda Karya,
2010.
Saharudin, Perkembangan Teknologi Komunikasi Sebuah Pengantar. Sleman DIY: Pustaka Akademika, 2011.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2010.
Supardi, Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2011.
Tim Penyususun, Pedoman Penulisan Skripsi. Mataram, 2011.
Yunus Syarifudin, Jurnalistik Terapan. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1
KEGIATAN WAWANCARA
Wawancara bersama Bapak Dewa Sarjana selaku Kepala Seksi
Kelembagaan
Wawancara bersama Bapak Fairuzz abadi selaki kepala bidang Informasi
dan Komunikasi Pubik.
Wawancara bersama Bapak Tarmizi selaku Kepala Seksi
Dokumentasi Informasi
Wawanvara bersama Ibu Andayani selaku Wakil Ketua KPID NTB
Wawancara bersama Bapak Zamdi Zuliadi
Lampiran 2
LAPORAN HASIL KINERJA KOMINFO
Lampiran 3
Laporan Isu Hoaks Harian
Subdit Pengendalian Konten Internet
Tanggal 25 Maret 2019
1. Larangan kumandang adzan jika jokowi 2 periode
Hoaks
Penjelasan :
Telah beredar sebuah postingan yang berisi bahwa apabila terjadi 2 periode kepemimpinan presiden akan terjadi larangan mengumandangkan adzan.
Faktanya adalah hal tersebut sangat tidak benar, konten tersebut termasuk dalam kampanye hitam karena sampai saat ini tidak pernah ada larangan untuk mengumandangkan adzan bahkan hal tersebut dilindungi oleh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 E ayat 1 yang berisi “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.” serta pasal 29 ayat 2 yang berisi “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”
Link Counter : https://news.detik.com/berita/d-4446394/ajak-nu-perangi-hoax-jokowi-singgung-kampanye-hitam-larangan-azan https://www.viva.co.id/pemilu/berita-pemilu/1126410-ma-ruf-ke-karawang-patahkan-hoax-larangan-azan-dan-pernikahan-sejenis