i STRATEGI INTERVENSI YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENGATASI MASALAH KESEHATAN MENTAL EMOSIONAL ANAK DI MASA PANDEMI COVID 19: LITERATURE REVIEW SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan Oleh : SITTI AISYAH A 70300117042 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR TAHUN 2020/2021
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
STRATEGI INTERVENSI YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
MENGATASI MASALAH KESEHATAN MENTAL EMOSIONAL ANAK
DI MASA PANDEMI COVID 19: LITERATURE REVIEW
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan
Oleh :
SITTI AISYAH A
70300117042
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2020/2021
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan hasil penelitian yang berjudul “Strategi Intervensi dalam Mengatasi
Masalah Kesehatan Mental Emosional pada Anak di Masa Pandemi”. Tak lupa
pula penulis panjatkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW sebagai sosok teladan bagi seluruh umat islam khususnya
generasi muda islam yang kelak akan menjadi generasi muda islam yang cerdas
dan berkompeten.
Penyusunan hasil penelitian ini dibuat sebagai salah satu syarat akademik
untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada program studi
keperawatan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Bersamaan dengan ini, perkenankan saya untuk mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada
1. Prof. Drs. Hamdan Juhannis M.A, Ph.D. Selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar, yang telah memberikan kesempatan penulis
untuk menimba ilmu di UIN Alauddin Makassar.
2. Dr. dr. Syatirah Jalaluddin, Sp.A., M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, dan Wakil Dekan I Dr. Hj. Gemy Nastiny
Handayany., S.Si., M.Si., Apt., Wakil Dekan II Dr. H. M. Fais Satrianegara,
S.KM., MARS., Wakil Dekan III Prof. Dr. Mukhtar Lutfi, M.Pd yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
3. Dr. Muh. Anwar Hafid, S.Kep, Ns, M.Kes dan Dr. Hasnah, S.kep., Ns.,
M.Kes selaku ketua dan sekretaris program studi S1 keperawatan yang telah
iv
banyak meluangkan waktunya untuk memberikan motivasi selama penulis
menempuh pendidikan baik itu berupa ilmu, nasehat serta pelayanan sampai
penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.
4. Dr. Arbianingsih, S.Kep, Ns, M.Kep dan Dr. Muh. Anwar Hafid, S.Kep, Ns,
M.Kes selaku pembimbing 1 dan 2 saya yang telah dengan sabar
meluangkan begitu banyak waktu untuk membimbing dan mengarahkan
penulis hingga mampu sampai pada tahap ini.
5. Hj. Sysnawati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.J dan Prof. Darussalam, M.Ag
selaku Munaqisy I dan II yang tanpa lelah memberikan saram, arahan serta
masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh dosen program studi Keperawatan, bagian Tata Usaha dan
Akademik beserta para staf Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang
telah membantu dalam kelengkapan berkas, memberikan ilmu, arahan,
motivasi dan nasehat selama penulis menempuh pendidikan di Jurusan
keperawatan.
7. Kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda H. Muh. Adam dan Ibunda Hj.
Kasmawati yang telah membesarkan dengan penuh cinta tanpa pernah
mengenal lelah untuk selalu mendoakan dan memberikan yang terbaik
untuk saya.
8. Kepada teman-teman seperjuangan jurusan Keperawatan angkatan 2017,
terkhusus untuk saudara-saudara Keperawatan A yang selalu memberi
semangat dan memotivasi penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya, karya tulis ini masih sebuah karya
sederhana yang jauh dari kata sempurna. Mengingat penulis sebagai manusia
biasa. Kritik serta saran penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisan karya ini
dimasa mendatang.
v
Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Samata, 16 Agustus 2021
Penulis
Sitti Aisyah A
70300117042
vi
ABSTRAK
Nama : Sitti Aisyah A
NIM : 70300117042
Judul : Strategi Intervensi yang dapat Digunakan Untuk Mengatasi Masalah
Kesehatan Mental Emosional Anak di Masa Pandemi: Literature
Review
Hadirnya pandemi Covid-19 menyebabkan kekhawatiran dan kepanikan global,
tidak terkecuali di Indonesia. Dalam menekan penyebaran Covid-19, pemerintah
menerapkan kebijakan lockdown dimana semua kegiatan dilaihkan secara daring
dari rumah, termasuk kegiatan belajar mengajar. Meskipun sistem pembelajaran
tetap berlangsung secara daring dari rumah, penerapan lockdown ini juga dapat
menimbulkan masalah kesehatan emosional pada anak. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat strategi intervensi yang bisa dilakukan untuk menangani
masalah kesehatan mental emosonal anak di masa pandemi. Penelitian ini
merupakan penelitian studi literature yang dilakukan pada bulan juni-juli melalui
lima database dan kata kunci berdasarkan MeSH. Hasil penelusuran artikel
ditemukan 834 artikel yang kemudian di enklusi dan diperiksa kelayakannya
menggunakan critical appraisal dari JBI sehingga diperoleh sebelas artikel
dengan delapan jenis intervensi yang efektif dan dapat digunakan untuk
menangani masalah kesehatan mental emosional pada anak di masa pandemi.
KPPA : Kementerian Perberdayaan Perempuan dan Anak
HIMPSI : Himpunan Psikologi Indonesia
CBT : Cognitive Behavioural Therapy
EFT : Emotional Freedom Technique
ADHD : Attention Deficit Hiperactivity Disorder
ODD : Oppositional-Defiant Disorder
ASD : Autistic Spectrum Disorder
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
MeSH : Medical Subject heading
JBI : Joanna Brigs Institute
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Eksisnya virus yang mudah menyebar, Corona Virus Disease atau
yang lebih dikenal sebagai Covid 19, menimbulkan kekhawatiran dan
kepanikan global, termasuk di Indonesia (Tabi'in, 2020). Pada Januari 2020,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa wabah penyakit
virus corona baruyang terjadi di Provinsi Hubei, Cina sebagai Darurat
Kesehatan Masyarakat yang merupakan Keprihatinan Internasional. Dua
bulan kemudian, pada 11 Maret 2020, WHO menyatakan wabah virus Corona
COVID-19 sebagai pandemic (ILO, 2020)
Kebijakan pemberlakuan lock down sebagai antisipasi penyebaran
Covid 19, berakibat siswa dan sekolah di seluruh dunia harus beradaptasi dan
beralih menggunakan metode belajar di rumah. Dampak negatif pada anak
sekolah pada saat mereka kembali ke sekolah menimbulkan perasaan takut,
cemas dan kecanggungan beradaptasi sosial dengan temannya. Dampak
kecemasan berakibat anaknya menolak berintraksi sosial (Firdaus dkk, 2021).
Dalam penelitian yang dilakukan Giallonardo et al., (2020) tentang
dampak karantina selama masa pandemi, kita harus mengantisipasi bahwa
pandemi dan tindakan pembatasan kegiatan akan meningkatkan tingkat stres,
kecemasandan depresi, serta gejala terkait stres lainnya (Roziika dkk, 2020).
Gangguan mental, emosi dan perilaku merupakan masalah yang serius dalam
perkembangan intelektual anak serta dapat menurunkan produktivitas,
kualitas hidup, dan tumbuh kembang anak (Wulandari & Dilfera, 2019).
2
Telah diindikasikan bahwa dibandingkan dengan orang dewasa,
pandemi ini dapat terus meningkatkan konsekuensi kerugian jangka panjang
pada anak-anak dan remaja (Shen dkk., 2020). Sifat dan tingkat dampak pada
anak bergantung pada faktor kerentanan seperti usia, status pendidikan,
berkebutuhan khusus, kondisi kesehatan mental sebelumnya, kurang mampu
secara ekonomi dan anak/orang tua dikarantina karena infeksi atau takut
terinfeksi (Singh dkk, 2020).
Berdasarkan data epidemiologi global, sekitar 12-13% anak dan
remaja menderita gangguan mental (Kyaga dkk, 2013), dan sekitar 14 juta
anak usia 15 tahun ke atas atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia
mengalami gejala-gejala depresi dan kecemasan (Kemenkes RI, 2016).
Merujuk pada data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,
didapatkan bahwa prevalensi gangguan mental emosional pada remaja
berumur 15 tahun ke atas sebesar 9,8%. Angka ini meningkat dibandingkan
tahun 2013 yaitu sebesar 6% (Raudhati dkk, 2020).
Hasil studi yang dilakukan di Jerman oleh Ravens-Sieberer et al.
(2021) pada anak dan remaja 7-17 tahun yang dilakukan dari bulan mei-juni
2021 melalui online survey yang kemudian hasilnya dibandingkan dengan
data dari studi sebelum pandemic COVID 19 di Jerman. Dua pertiga dari
anak-anak dan remaja dilaporkan sangat terbebani oleh pandemi COVID-19.
Mereka mengalami lebih banyak masalah kesehatan mental ((17,8% vs 9,9%)
dan tingkat kecemasan yang lebih tinggi (24,1% vs 14,9%) dibandingkan
sebelum pandemi (Ravens-Sieberer et al., 2021).
Di Bangladesh sendiri telah dilakukan penelitian terhadap dampak
COVID-19 pada kesehatan mental anak-anak selama lockdown di
Bangladesh. Studi online ini melibatkan 384 orang tua yang memiliki
3
setidaknya satu anak berusia antara 5-15 tahun. Anak-anak diklasifikasikan
ke dalam empat kelompok di mana 43% anak mengalami gangguan mental di
bawah ambang batas (rerata Major Depressive Disorder (MDD)-10; 2,8),
30,5% mengalami gangguan mental ringan (rata-rata MDD-10; 8,9), 19,3%
menderita sedang (rata-rata MDD- 10; 15,9), dan 7,2% anak menderita
gangguan berat (rata-rata MDD-10; 25,2) (Yeasmin et al., 2020).
Penelitian di Italia yang dilakukan secara online pada kelompok usia
14-20 tahun menunjukkan peningkatan reaksi stress selama Pandemi COVID-
19 di Puncak Wabah di Italia. Hasil penelitian menunjukkan 28,9% di
antaranya menunjukkan reaksi stres sedang hingga tinggi selama puncak
pandemi dan 5,8% remaja melaporkan lima atau enam reaksi stres dengan
tingkat frekuensi yang sangat tinggi (Nocentini et al., 2021).
Studi dari Canada oleh Nwachukwu et al. (2020) yang juga dilakukan
secara online yang melibatkan berbagai kategori usia menunjukkan pada
kategori usia <20 tahun memiliki skor persentase tertinggi dari kategori usia
lainnya. Pada kategori usia <20 tahun yang mengalami stres sedang atau
tinggi 96,3%, gangguan kecemasan umum 65,5% dan gangguan depresi
mayor 66,8% (Nwachukwu et al., 2020).
Studi dari China yang dilakukan secara daring, melaporkan
peningkatan tingkat stres, kecemasan, dan depresi. Studi yang dilakukan oleh
Xie dkk (2020) menemukan bahwa 23% dari anak-anak kelas 2 sampai 6
memiliki gejala depresi dan 19% memiliki gejala kecemasan selama
pandemic (Xie et al., 2020). Sementara studi lainnya dilakukan oleh Zhou
dkk (2020) yang memperoleh data bahwa pada anak dengan rentang usia 12-
18 tahun 44% menunjukkan gejala depresi, 37% menunjukkan kecemasan,
dan 31% memiliki kedua jenis gejala tersebut (Zhou et al., 2020).
4
Dua studi dari India (2020) dengan anak-anak dan remaja berusia 5-18
tahun dan satu studi dari Brasil (2020) dengan anak-anak dan remaja dari 6
hingga 12 tahun, menggaris bawahi dampak negatif pandemi pada kesehatan
mental anak-anak. Mereka menemukan bahwa anak-anak dan remaja
mengalami tekanan psikologis yang parah seperti kekhawatiran,
ketidakberdayaan, kecemasan dan ketakutan (Ravens-Sieberer et al., 2020).
Hasil survei yang dilakukan oleh pemerintah Jepang juga
menunjukkan hasil yang serupa, yaitu 72% anak-anak Jepang merasakan stres
akibat Covid-19. Hal serupa juga terjadi di Amerika Serikat. Investigasi yang
dilakukan oleh Centre for Disease Control (CDC) menunjukkan 7,1% anak-
anak dalam kelompok usia 3 hingga 17 tahun telah didiagnosis dengan
kecemasan, dan sekitar 3,2% pada kelompok usia yang sama menderita
depresi (Sindonews.com, 2020).
Studi multycountry yang dilakukan di 3 negara Italia, Spanyol dan
Portugis dengan rentang usia anak 3-18 tahun menunjukkan perbedaan
tingkat kecemasa dan depresi berbeda-beda antar Negara. Persentase tingkat
kecemasan anak di Spanyol lebih tinggi yaitu 56%, dibandingkan dengan
Italia (34,1%) dan Portugal (26,5%). Persentasi untuk tingkat depresi juga
menunjukkan skor lebih tinggi di Spanyol yaitu 26,4%, dibandingkan dengan
Italia (19,8%) dan Portugal (8,5%) (Orgilés et al., 2021).
Di Indonesia sendiri, berdasarkan survei penilaian cepat yang
dilakukan oleh Satgas Penanganan Covid-19 (BNPB, 2020) menunjukkan
bahwa 47% anak Indonesia merasa bosan di rumah, 35% merasa khawatir
ketinggalan pelajaran, 15% anak merasa tidak aman, 34% anak merasa takut
terkena penyakit termasuk Covid-19 meski sudah ada di rumah, 20% anak
merindukan teman-temannya, dan 10% anak merasa khawatir tentang kondisi
5
ekonomi keluarga Data lain menyebutkan 11% alami kekerasan fisik karena
proses belajar yang tidak lazim, dan 62% anak alami kekerasan verbal
(Sindonews.com, 2020).
Layaknya fenomena gunung es, masalah kesehatan mental sering kali
dianggap sebagai mimik yang bersifat pribadi. Masih kurangnya rasa
ketertarikan masyarakat kepada mereka yang mempunyai masalah kesehatan
mental. Kesehatan mental yang tidak ditangani segera dapat menjadi beban
dan masalah kesehatan baru yang dapat mempengaruhi kualitas hidup anak
sebagai generasi penerus bangsa (Wulandari & Dilfera, 2019).
Dalam konteks khusus seperti masa pandemic, gangguan kesehatan
mental berdampak pada tingkat emosi positif yang rendah, kepuasan hidup
menurun, stigma negatif, diskriminasi sosial terhadap orang yang dianggap
tertular Covid-19, melemahnya hubungan sosial, menyebabkan permusuhan,
memicu timbulnya gangguan kesehatan lain atau bahkan penggunaan obat-
obatan berbahaya (Ross dkk, 2020).
Melihat dampak negatif yang diakibatkan oleh tingginya tingkat
kecemasan akibat pandemi yang dialami oleh anak, maka diperlukan adanya
upaya-upaya yang dapat membantu siswa untuk mereduksi masalah
kesehatan mental yang dialaminya (Suranata & Bimoe, 2020).
Pada penghujung bulan April 2020, Kantor Staf Presiden (KSP)
bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KPPA), Kementerian Kesehatan,
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, PT Telkom, Infomedia, dan
Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) menawarkan layanan bantuan
konsultasi psikologi kesehatan jiwa atau Sejiwa. Layanan ini ditujukan untuk
6
membantu menangani potensi ancaman tekanan psikologi masyarakat di
tengah pandemi Covid-19 (Winurini, 2020).
Penelitian yang dilakukan oleh Palmer et al. (2020) yang mengambil
yoga sebagai intervensi alternatif dalam mengurangi gejala kecemasan dan
depresi pada anak dengan teknik tinjauan sistematis (systematic review)
menunjukkan hasil yang menunjukkan bahwa yoga mampu mengurangi
kecemasan dan depresi pada anak (Palmer et al., 2020).
Metode intervensi Cognitive Behavior Therapy Counseling (CBT)
yang telah diteliti oleh Fitria dkk (2020) dengan menggunakan metode studi
literatur menyimpulkan bahwa konseling CBT merupakan intervensi yang
tepat untuk mengatasi gangguan kecemasan. Dengan konseling CBT,
membuat responden mampu mengubah cara berpikir dari yang awalnya
maladaptive menjadi lebih adaptif (Fitria dkk, 2020).
Intervensi dengan menggunakan metode Emotional Freedom
Technique (EFT) yang telah diteliti oleh Roziika (2020) menunjukkan bahwa
penerapan metode EFT cukup efisien diterapkan sebagai alternatif untuk
menurunkan stress di masa pandemi COVID-19, dapat mengurangi tingkat
stres dan menghilangkan energi-energi negatif yang dapat menyebabkan
kecemasan, takut, hingga stress (Roziika dkk, 2020).
Dari beberapa fenomena yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
tertarik melakukan penelitian terkait "Strategi Intervensi dalam Mengatasi
Gangguan Mental dan Emosional pada Anak".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa statement yang telah diuraikan pada latar
belakang tersebut, maka peneliti ingin menganalisis "Apa strategi intervensi
7
yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah kesehatan mental emosional
pada anak di masa pandemi Covid 19?"
C. Tinjauan Pustaka
Tabel 1.1 Tinjauan Pustaka
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil
1 Aurora James-
Palmer, Ellen Z.
Anderson, Lori
Zucker, Yana
Kofman dan
Jean-Francois
Daneault (2020).
Yoga as an
Intervention for
the Reduction of
Symptoms of
Anxiety and
Depression in
Children and
Adolescents: A
Systematic
Review
Penelitian ini
menggunakan
metode systematic
review dengan
pencarian literatur
melalui database
ilmiah untuk studi
eksperimental yang
menilai perubahan
gejala kecemasan
dan /atau depresi
pada remaja yang
mengikuti intervensi
yoga.
Hasil penelitian
menunjukkan studi
yang menilai
kecemasan dan
depresi, 58%
menunjukkan
penurunan pada
kedua gejala,
sementara 25%
menunjukkan
penurunan hanya
padakecemasan.
Selain itu, 70%
studi yang menilai
kecemasan saja
menunjukkan
peningkatan dan
40% studi yang
hanya menilai
depresi
menunjukkan
peningkatan.
2 Firdaus, Andini
Hardiningrum,
Siti Nurjannah
(2021).
Penurunan
Kecemasan Pada
Anak Sekolah
dengan Membaca
Alquran Selama
Pandemic Covid
19
Penelitian ini
menggunakan
metode pra-
eksperimental
dengan teknik
pengumpulan data
menggunakan
kuesioner.
Hasil penelitian ini
menunjukkan hasil
uji Wilcoxon Sign
Rank Test diperoleh
ρ = 0,000, sehingga
dapat disimpulkan
ada pengaruh
membaca Alquran
terhadap penurunan
kecemasan pada
anak sekolah saat
pandemi covid 19.
3 Hanna Oktasya
Ross, Megawatul
Hasanah, Fitri
Implementasi
Konsep Sahdzan
(Sabar dan
Metode yang
digunakan
mengumpulkan data
Hasil pembahasan
dan analisis dapat
disimpulkan bahwa
8
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil
Ayu
Kusumaningrum
(2020)
Huznudzan)
Sebagai Upaya
Perawatan
Kesehatan
Mental di Masa
Pandemi Covid-
19
dalam penelitian ini
adalah studi pustaka
(library research).
implementasikonsep
sabar dan
huznudzan dapat
menjadi salah satu
upaya perawatan
kesehatanmental
selama masa
pandemi Covid-19.
4 Sophie
Soklaridis,
Elizabeth Lin,
Yasmin Lalani,
Terri Rodak,
Sanjeev
Sockalingam
(2020)
Mental health
interventions and
supports during
COVID- 19 and
other medical
pandemics: A
rapid systematic
review of the
evidence
Penelitian ini
menggunakan
metode tinjauan
sistematis cepat
terhadap intervensi
kesehatan mental
selama pandemi
medis, dengan
memanfaatkan
beberapa database
sebaagi sumber
pencarian literatur.
Hasil penelitian ini
menunjukkanter-
dapat2 intervensi
dari total 16 studi
kesehatan mental
yang dapat menga-
tasi gejala sisa
kesehatan mental,
yaitu intervensi
psikososial dan
intervensi penerapan
program pelatihan
yang ada atau baru,
pedoman, dan
protokol tingkat
sistem.
5 Veronica
Lorentzen,
Kenneth
Fagermo, Bjørn
Helge
Handegård,
Ingunn
Skre&Simon-
Peter Neumer
(2020).
A randomized
controlled trial of
a sixsession
cognitive
behavioral
treatment
ofemotional
disorders in
adolescents 14–
17years old in
child and
adolescent
mentalhealth
services
(CAMHS)
Penelitian ini
menggunakan
metode randomized
controlled trial
dengan
menggunakan
kuesioner sebagai
alat pengumpulan
data.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
ada perubahan yang
signifikandan dapat
diandalkan secara
klinis pada kelompok
perlakuan dan
SMART dapat
dianggap sebagai
langkah pertama
dalam model
perawatan bertahap
untukperawatan
kecemasan dan / atau
depresi di CAMHS.
6 Aisyah Roziika,
Meilanny
Budiarti
Santoso,
Moch.
Penanganan
Stress di Masa
Pandemi COVID-
19 dengan
Metode
Penelitian deskriptif
ini menggunakan
teknik pengumpulan
data melalui buku-
buku ilmiah,
Berdasarkan hasil
penelitian, penggu-
naan EFT yang
cukup efisien
sebagai alternatif di
9
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil
Zainuddin
(2020).
Emotional
Freedom
Technique (EFT)
karangan-karangan
ilmiah, serta sumber-
sumber tertulis
lainnya yang relevan
dengan topik atau
masalah yang akan
dibahas sebagai
masa pandemi
COVID-19, dapat
mengurangi tingkat
stres dan menghi-
langkan energi-
energi negatif yang
dapat menyebabkan
kecemasan, takut,
hingga stress.
7 Wiryo Nuryono
& Evita
Roesnilam
Syafitri (2020).
Dialectical
Behavior Therapy
(DBT) Sebagai
Upaya Mengatasi
Posttraumatic
Stress Disorder
(PTSD) Selama
Masa Pandemic
Covid-19
Penelitian deskriptif
ini menggunakan
metode library
research dengan
metode
pengumpulan data
pustaka, membaca
dan mencatat serta
mengolah bahan
penelitian.
Berdasarkan hasil
penelitian, DBT
efektif untuk
mengurangi emosi
negatif yang
dirasakan dan
menangani
permasalahan
disregulasi emosi
dan efektif pula
digunakan bagi
individu dengan
PTSD.
8 Rizkiana
Rasman, Yudha
Nurdian (2020)
Inisiasi Pelatihan
Tari Sebagai
Terapi Pereda
Depresi Anak
Saat Pandemi Di
Taddan Sampang
Penelitian ini
menggunakan
metode diskusi
dengan orang tua
dan anak terkait
masalah psikososial
anak, pendidikan
kesehatan terkait
depresi dan terapi
tari, serta latihan tari
secara langsung.
Hasil penenlitian
menunjukkan bahwa
tingkat depresi anak
berkurang setelah
dilakukan terapi tari.
Anak-anak dapat
mengeluarkan kreasi
dan emosi yang
tidak bisa diungkap-
kan dengan gerakan
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui strategi intervensi yang dapat
digunakan dalam mengatasi masalah kesehatan mental anak di masa
pandemi Covid 19.
2. Kegunaan Penelitian
11
a. Kegunaan teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untk menambah dan
memperdalam keilmuan dan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan
atau referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya terkait masalah
kesehatan mental pada anak.
b. Kegunaan praktis
1) Bagi anak dan orang tua
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
mampu menerapkan intervensi-intervensi tersebut dalam
mengatasi masalah kesehatan mental anak.
2) Bagi instansi
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah keilmuan bagi
mahasiswa terkhusus pada mahasiswa jurusan Keperawatan,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin
Makassar.
3) Bagi peneliti
Dari penelitian ini penulis bisa memperoleh serta memperdalam
pengetahuan yang nyata terkait strategi intervensi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan mental anak di
pandemi.
11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Umum Kesehatan Mental Emosional
1. Definisi Kesehatan Mental
Menurut WHO (2001) memberikan pengertian tentang kesehatan
mental sebagai:
A state of well-being in which the individual realizes his or her own abilities, can cope with normal stresses of life, can work productively and fruitfully, and is able to make a contribution to his or her community (Yuliandari, 2018).
Kesehatan mental merupakan kondisi dimana individu memiliki
kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari
potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup
normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara
produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada
komunitasnya (Yuliandari, 2018).
Menurut Pieper dan Uden (2006), kesehatan mental adalah suatu
keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap
dirinya sendiri, memiliki estimasi yang relistis terhadap dirinya sendiri
dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan
menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam
kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya
(Prismandari, 2017).
2. Jenis-jenis Masalah Kesehatan Mental
Ada berbagai masalah kesehatan mental pada anak dan remaja.
Namun secara umum, gangguan mental bisa dibagi ke dalam 5 kategori
(CNN Indonesia, 2020), yaitu :
12
a. Masalah perilaku
Masalah perilaku terbagi ke dalam beberapa jenis gangguan mental,
وامنه سمعتمبهفلتذخلىاعليهىإراوقعبؤرضىأنتمبهافلتفرTerjemahnya :Rasulullah shallallahu ‗alaihi wasallam bersabda: ―Tha‘un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta‘ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu.Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya.‖ (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).
C. Tinjauan Umum Covid19
1. Definisi Covid 19
Corona virus desease 19 atau lebih dikenal sebagai Covid
19penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru
ditemukan dan dikenal sebagai sindrom pernapasan akut parah virus
corona 2 (SARS-CoV-2) WHO pertama kali megetahui virus ini pada
Desember 2019, menyusul laporan sekelompok kasus 'virus pneumonia'
di Wuhan, Republik Rakyat Cina (WHO, 2020).
Virus corona merupakan keluarga besar virus yang umum terdapat
pada hewan dan dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia.
Kadang-kadang, orang yang terinfeksi virus ini kemudian dapat
menyebarkannya kepada orang lain. Pada manusia, beberapa virus corona
diketahui telah menyebabkan infeksi pernapasan mulai dari flu biasa
18
hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernapasan Timur
Tengah (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS).Virus
corona yang paling baru ditemukan telah menyebabkan penyakit virus
corona COVID-19 (ILO, 2020).
2. Penyebaran Covid 19
COVID-19 paling utama ditransmisikan oleh tetesan aerosol
penderita dan melalui kontak langsung. Aerosol kemungkinan
ditransmisikan ketika orang memiliki kontak langsung dengan penderita
dalam jangka waktu yang terlalu lama. Konsentrasi aerosol di ruang yang
relatif tertutup akan semakin tinggi sehingga penularan akan semakin
mudah (Kementerian dalam Negeri, 2020).
Ketika seseorang yang menderita COVID-19 batuk atau
menghembuskan napas, mereka melepaskan percikan cairan yang
terinfeksi. Jika orang berdiri dalam jarak satu meter dari seseorang dengan
COVID-19, mereka dapat terkena karena menghirup percikan-percikan
yang keluar lewat batuk atau dihembuskan oleh mereka. Selain itu,
sebagian besar percikan ini jatuh pada permukaan dan benda di
dekatnya—seperti meja kerja, meja perabot atau telepon. Orang-orang
dapat menangkap COVID-19 dengan menyentuh permukaan atau benda
yang terkontaminasi- dan kemudian menyentuh mata, hidung atau mulut
mereka (ILO, 2020).
3. Tanda dan Gejala Covid 19
Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan
dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa sakit dan
nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala
ini biasanya ringan dan terjadi secara bertahap. Beberapa orang yang
19
terinfeksi tidak mengalami gejala apa pun dan tidak merasakan adanya
masalah dengan tubuh mereka. Namun, menurut pengetahuan yang ada
saat ini, sekitar 1 dari 6 kasus COVID-19 telah menyebabkan penyakit
serius dan menyebabkan berkembangnya kesulitan bernapas (ILO, 2020).
Menurut WHO (2020) Gejala lain yang kurag umum dan dapat
mempengaruhi beberapa pasien, termasuk :
a. Kehilangan rasa atau bau
b. Hidung tersumbat
c. Konjungtivitis (mata merah)
d. Sakit tenggorokan.
e. Sakit kepala
f. Nyeri otot atau sendi
g. Berbagai jenis ruam kulit
h. Mual atau muntah
i. Diare
j. Menggigil dan pusing.
WHO (2020) pun menjelaskan beberapa gejala penyakit Covid 19
yang parah meliputi : ssak napas, kehilangan nafsu makan, kebingungan,
nyeri atau tekanan terus-menerus di dada, suhu tinggi (38˚C). Gejala lain
yang kurang umum adalah :
a. Cepat marah
b. Kebingungan
c. Kesadaran berkurang (kadang-kadang berhubungan dengan kejang)
d. Kecemasan, depresi
e. Gangguan tidur
21
f. Komplikasi neurologi yang lebih parah dan jarang seperti stroke,
radang otak, delirium dan kerusakan saraf.
4. Pencegahan Covid 19
Merujuk pada ketetapan WHO (2020), untuk mencegah penyebaran
covid 19 yang perlu dilakukan yaitu dengan :
a. Cuci tangan secara rutin. Gunakan sabun dan air, atau cairan
pembersih tangan berbahan alkohol
b. Selalu jaga jarak aman dengan orang yang batuk atau bersin
c. Kenakan masker jika pembatasan fisik tidak dimungkinkan.
d. Jangan sentuh mata, hidung, atau mulut.
e. Saat batuk atau bersin, tutup mulut atau hidung anda dengan lengan
atau tisu.
f. Jangan keluar rumah jika merasa tidak enak badan.
g. Jika demam, batuk atau kesulitan bernafas, segera cari bantuan medis.
Merujuk pada kebijakan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia terkait pencegahan dan pengendalian Covid 19,
diberlakukannya protokol kesehatan sebagai langkah pencegahan
penularan covid 19 yang dikenal sebagai protokol 3M yaitu menjaga
jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun (Ais, 2020).
a. Menjaga jarak (menghindari keramaian dan di rumah saja)
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, virus cSARS-CoV-2
menular melalui droplet yang dikeluarkan dari mulut atau hidung dari
seseorang saat bersin batuk, batuk atau berbicara. Droplet ini
diperkirakan akan terbang sejauh 2 meter, yang mana memiliki
potensi untuk menginfeksi orang lain jika kita berada pada jarak
kurang dari 2 meter.
21
b. Memakai masker
Penggunaan masker sanagat efektif karena tujuan pemakian masker
adalah untuk memblokir penyebaran virus.Pemblokiran ini mencegah
virus untuk masuk langsung ke tubuh.
c. Mencuci tangan dengan sabun
Mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer
diperuntukkan mencegah penularan covid 19 melalui droplet yang
jatuh di permukaan benda dan tanpa disadari tangan kita telah
menyentuh droplet tersebut.
Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai upaya
pencegahan untuk menghindari penularan wabah Covid 19. Sebagaimana
telah disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim untuk
memisahkan orang-orang yang sakit dengan orang yang sehat.
قاللنبيصلىاللهعليهىسلمليىردنممرضعلىمصح
Terjemahnya :Nabi shallallahu „alaihi wasallam bersabda: “Janganlah yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
5. Komplikasi Covid 19
Pada kasus yang parah, infeksi virus corona bisa menyebabkan
beberapa komplikasi berikut ini (Astutik, 2020) :
a. Pneumonia (infeksi paru-paru)
b. Infeksi sekunder pada organ lain
c. Gagal ginjal
d. Acute cardiac injury
e. Acute respiratory distress syndrome
f. Kematian
22
Selain itu, pada beberapa kasus, seseorang juga bisa mengalami
kondisi yang disebut post-acute Covid 19 syndrome, meski telah
dinyatakan sembuh dari infeksi virus corona (Astutik, 2020).
Kita sebaiknya memandang pandemi Covid 19 ini sebagai musibah
yang Allah Swt berikan sebagai sebuah teguran bagi kita semua.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, pandemi ini memberikan
dampak pada berbagai aspek kehidupan manusia, yang memperlihatkan
betapa lemah dan kecilnya kita sebagai makhluk ciptaan Allah.
Meski dengan semua kekacauan dan kerusakan yang
ditimbulkan wabah corona, sebaiknya dihadapi dengan tawakal dan
tenang.Sebab ketenangan bisa menjadi sebagian obat. Sebagaimana firman
Terjemahnya : "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit kesakitan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (QS. Al Baqarah : 155).
Berdasarkan tafsir Al-Misbah, ayat tersebut menjelaskan tentang
akhlak dan adab yang seharusnya dimiliki manusia ketika menghadapi sebuah
musibah. Sabar sebagai perisai dan senjata bagi orang-orang yang beriman
dalam menghadapi beban dan tantangan hidup. Itulah ujian yang akan kalian
hadapi bisa berupa perasaan takut pada musuh, kelaparan, kekurangan bekal,
harta, jiwa dan buah-buahan. Tidak ada yang melindungi kalian dari ujian-
uijian berat itu selain jiwa kesabaran. Maka sampaikanlah, wahai Nabi, berita
sukacita yang menggembirakan kepada mereka yang bersabar dengan hati
dan ucapanmu (TafsirQ.com, 2020).
23
Pada kondisi pandemi yang seperti ini, yang perlu kita lakukan adalah
mempererat kebersamaan, meningkatkan ketaatan dan juga kesabaran dalam
menghadapi musibah ini. Karena sesungguhnya orang-orang yang selamat
dan lulus dari ujian ini adalah orang-orang yang bersabar dan semakin dekat
dengan Allah Swt (Miftahuddin, 2020).
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan desain deskriptif naratif dengan
menggunakan metode literature review yang berisi usulan, rangkuman dan
pemikiran peneliti tentang beberapa sumber pustaka tentang topik yang
dibahas dan diuraikan dalam bentuk deskriptif melalui beberapa literatur yang
relevan dengan topik yang diangkat dalam penelitian ini yang dilakukan
secara terstruktur dan terencana (Davies & Crombie, 2009).
Penelitian ini menggunakan pendekatan Literature Review untuk
mengetahui strategi intervensi dalam mengatasi masalah kesehatan mental
emosional pada anak.
B. Metode Pengumpulan Data
1. Database Pencarian
Pencarian literatur dilakukan pada bulan Juni-Juli 2021. Jenis data
yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian
oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Sumber data dapat berupa artikel jurnal
bereputasi nasional dan internasional sesuai dengan tema yang telah
ditentukan. Dalam penenlitian ini, penelusuran literatur dilakukan melalui
beberapa situs web atau data base yaitu : PubMed, Science Direct, ProQuest,
Google Scholar, dan Portal Garuda.
2. Kata Kunci
Keyword atau kata kunci yang digunakan disesuaikan dengan Medical
Subject Heading (MeSH) dengan menggunakan Boolean operator (AND, OR)
25
untuk mengspesifikkan pencarian dan mempermudah pencarian artikel yang
akan digunakan. Adapun kata kunci yang digunakan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kata kunci literature review
Child Intervention Mental
Disorder COVID-19
Child Intervention Mental disorder
2019-nCOV
OR OR OR OR
Children Therapy Anxiety Coronavirus Disease 2019
OR OR OR
Adolescent Depression Wuhan Corona Virus
OR
Stress
OR
Mood disorder
3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Strategi yang digunakan untuk membatasi dalam pencarian artikel
menggunakan metode PICOS (Population, Intervention, Comparation,
Outcome, Study Desain) dengan kriterian inklusi dan eksklusi dalam
pencarian artikel.
Tabel 3.2 Metode PICOS
Population Anak dengan gangguan mental emosional
Intervention Intervensi keperawatan yang mengatasi mental emosional
Comparation Intervensi yang melibatkan kelompok kontrol ataupun
tidak
Outcome Penurunan kecemasan, depresi, stress dan gangguan mood
emosional
Study design Penelitian dengan studi desain kuantitatif
26
Dalam penyeleksian literatur, peneliti menggunakan kriteria inklusi
dan eksklusi, yaitu sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
1) Artikel yang terbit pada rentang tahun 2019-2021
2) Artikel berbahasa Inggris ataupun Indonesia
3) Artikel yang membahas intervensi keperawatan yang mengatasi
gangguan mental emosional
4) Artikel yang menggunakan metode eksperimen.
5) Artikel yang memiliki ISSN atau ISBN atau DOI
6) Artikel full text yang sesuai dengan tujuan penelitian
b. Kriteria Eksklusi
1) Artikel yang terbit sebelum tahun 2019
2) Artikel yang double publikasi
3) Artikel yang tidak full text
C. Pemetaan dan Seleksi Studi
Dari hasil pencarian literature dengan menggunakan database dan
keywords yang telah disesuaikan dengan MeSH, didapatkan 836 artikel yang
sesuai dengan kata kunci yang digunakan. Artikel yang telah didapatkan
kemudian diperiksa publikasinya dan terdapat artikel yang sama/double
publikasi sehingga dieksklusi dan tersisa 595 artikel. Peneliti kemudian
melakukan skrining berdasarkan judul (n=505), abstrak (n=79) dan full text
(n=11). Assessment yang dilakukan berdasarkan kelayakan terhadap kriteria
inklusi dan eksklusi didapatkan sebanyak 11 artikel yang bisa dipergunakan
dalam literature review. Hasil seleksi artikel studi dapat digambarkan dalam
Diagram Flow di bawah ini:
27
Science Direct PubMed ProQuest Google Scholar Portal Garuda
98 150 125 345 116
Bagan 3.1 : Alur Penelitian
D. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber lain terkumpul (Sugiyono, 2018). Setelah dilakukan
pengumpulan data dan informasi, semua data dan informasi tersebut diseleksi
Artikel yang diidentifikasi
n = 834
Hasil setelah double
publication = 595
Eksklusi (n=505)
Partisipan
Tidak fokus pada anak dengan
gangguan mental emosional
(n=173)
Intervention
Tidak relevan dengan intervensi
penanganan gangguan mental
emosional (n=197)
Hasil
Tidak menunjukkan pengaruh dari
intervensi gangguan mental
emosional (n=135)
Sesuai dengan pertanyaan
penelitian = 11
Jumlah artikel yang
diinklusi = 11
Hasil skrining =90 Eksklusi (n=79)
Partisipan
Tidak fokus pada anak dengan
gangguan mental emosional
(n=44)
Intervention
Tidak relevan dengan intervensi
penanganan gangguan mental
emosional(n=21)
Hasil
Tidak menunjukkan pengaruh dari
intervensi gangguan mental
emosional (n=14)
28
dan dinilai kelayakan studi dengan menggunakan Guideline review dari
Joanna Briggs Institutesesuai (JBI) dengan tema masalah yang diteliti.
Guideline review dari JBI sendiri berisi beberapa checklist pertanyaan
dengan kriteria penilaian diberi nilai 'ya', 'tidak', 'tidak jelas' atau 'tidak
berlaku' dengan kriteria 'ya' diberi satu poin dan yang lainnya bernilai nol,
yang kemudian dijumlahkan. Jika skor penelitian setidaknya 50% memenuhi
kriteria yang telah disepakati oleh peneliti, studi dimasukkan ke dalam
kriteria inklusi. Peneliti mengecualikan studi yang berkualitas rendah untuk
menghindari bias dalam validitas hasil dan rekomendasi penelitian.
Adapun artikel-artikel yang telah di skrining dan diperiksa
kelayakannya akan dijadikan sebagai sumber analisis dalam penelitian ini.
Berikut adalah daftar dari judul artikelnya:
1. Terapi Musik dalam Menurunkan Kecemasan Remaja Di Masa Pandemi
Covid-19 (Sumber: Portal garuda)
2. Penurunan kecemasan pada anak sekolah dengan membaca Al Quran
selama pandemic covid 19 (Sumber: Google Scholar)
3. Peran frekuensi latihan yoga terhadap tingkat kecemasan pada remaja di
kabupaten tabanan (Sumber: Portal Garuda)
4. Effects Of Modified Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) On The
Psychological Health Of Adolescents With Subthreshold Depression: A
Randomized Controlled Trial (Sumber: ProQuest).
5. A Peer-to-Peer Live Streaming Intervention for Children during COVID-
19 Home Schooling to Promote Physical Activity and Reduce Anxiety and
Based Stress Reduction (MBSR), Cognitive Behavioral Therapy (CBT),
peer education, terapi musik, latihan yoga, pemberian buah dan hypnosis
lima jari yang dikombinasikan denggan terapi musik.
B. Saran
1. Bagi institusi, penelitian ini diharapkan menjadi sumber wawasan bagi
peneliti selanjutnya. Penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian untuk
melakukan penelitian selanjutnya seperti penelitian intervensi pada anak
yang mengalami masalah mental emosional
76
2. Bagi pelayanan keperawatan, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu
upaya pelayanan kesehatan yang dapat diterapkan baik di rumah sakit
ataupun fasilitas kesehatan lainnya.
3. Bagi Masyarakat, Orang tua atau Guru diharapkan mampu memberikan
intervensi mandiri pada anak dan remaja yang mengalami masalah
kesehatan mental emosional.
77
DAFTAR PUSTAKA
Aalbers, S., Fusar‐Poli, L., Freeman, R. E., Spreen, M., Ket, J. C., Vink, A. C., ... & Gold, C. (2017). Music therapy for depression. Cochrane Database of Systematic Reviews, (11).
Ais, Rohadatul. (2020). Komunikasi Efektif di Masa Pandemi Covid 19 Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Era 4.0 (KKN_DR). Banten:Makmood Publishing
Ariana, P. A., Dewi, P. I. S., & Rismayanti, I. D. A. (2020). Hipnosis Lima Jari Kombinasi Instrumen Musik Pop Menurunkan Kecemasan Wanita Produktif Dimasa Pandemi Covid-19. Jurnal Keperawatan Silampari, 4(1), 231-238.
Berly Arnoval, B. A. (2020). Penerapan Terapi Hipnosis Lima Jari Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Sapiran Kota Bukittinggi Tahun 2020 (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA).
Breedvelt, J. J., Amanvermez, Y., Harrer, M., Karyotaki, E., Gilbody, S., Bockting, C. L., ... & Ebert, D. D. (2019). The effects of meditation, yoga, and mindfulness on depression, anxiety, and stress in tertiary education students: a meta-analysis. Frontiers in psychiatry, 10, 193.
Carr, A. C., Bozonet, S. M., Pullar, J. M., & Vissers, M. C. (2013). Mood improvement in young adult males following supplementation with gold kiwifruit, a high-vitamin C food. Journal of Nutritional Science, 2.
CNNIndonesia.(2020). Hari Anak Nasional Mengenal Masalah Kesehatan Mental Pada Anak. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200723200411-255-528345/mengenal-masalah-kesehatan-mental-pada-anak pada tanggal 24 Februari 2021
Dewi, Rosliana. (2021). Teknik Relaksasi Lima Jari Terhadap Kualitas Tidur, Fatique Dan Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara. Yogyakarta:Deepublish
Ding, X., & Yao, J. (2020). Peer Education Intervention on Adolescents' Anxiety, Depression, and Sleep Disorder during the COVID-19 Pandemic. Psychiatria Danubina, 32(3-4), 527–535. https://doi.org/10.24869/psyd.2020.527
Fakhriyani, Diana Vidya. (2019). Kesehatan Mental. Pamekasa:Duta Media Publishing
Firdaus, F., Hardiningrum, A., & Nurjannah, S. (2021). Penurunan Kecemasan pada Anak Sekolah dengan Membaca Alquran Selama Pandemic Covid 19. Jurnal Keperawatan, 13(1), 209-214.
Gunatirin, E. Y. (2018). Kesehatan Mental Anak dan Remaja.
Hidayati, R. W., Susilowati, L., & Utami, K. D. (2021). Pengaruh Terapi Hypnofivesic Terhadap Depresi, Cemas, Dan Stres Mahasiswa Dalam Menjalani Proses Belajar Mengajar Daring Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Kesehatan Mesencephalon, 7(1).
Himapsikologi. (2020). Hari Anak Sedunia : Peduli Mental Anak Di Masa Pandemi. Diakses dari http://himapsikologi.student.uny.ac.id/hari-anak-sedunia-peduli-mental-anak-di-masa-pandemi/ diakses pada 23 Februaru 2021
ILO. (2020). Dalam menghadapi pandemi: Memastikan Kes elamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja. Ashkan Forouzani on Unsplash
James-Palmer, A., Anderson, E. Z., Zucker, L., Kofman, Y., & Daneault, J. F. (2020). Yoga as an intervention for the reduction of symptoms of anxiety and depression in children and adolescents: a systematic review. Frontiers in pediatrics, 8, 78.
Jannah, M., Laksmiwati, H., Dewi, D. K., & Darmawanti, I. (2021). Intervensi Musik 8-D Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Mahasiswa Unesa Saat Pandemi Covid-19. Prosiding Penelitian Pendidikan dan Pengabdian 2021, 1(1), 870-876.
Juhaeriah, J., Tajulfikri, M., & Apriany, D. (2020). Pengaruh Terapi Hipnosis Lima Jari Terhadap Kecemasan pada Anak Usia Sekolah Kelas V (Lima) di SDN Melong Mandiri 4 Kota Cimahi. PIN-LITAMAS, 2(1), 124-134.
Kemendikbud.Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2016). Diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Pandemi pada 24 Februari 2021
Kumparan.com. (2020).Ayat Alquran yang Mengajarkan Cara Hadapi Wabah. Diakses dari https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/lentera-ramadhan/ayat-alquran-yang-mengajarkan-cara-hadapi-wabah-1tGryfenomn pada 25 Februari 2021
Latifah, A. N., Palupi, K. C., & Sapang, M. (2021). Pengaruh Pemberian Buah Terhadap Gejala Depresi, Suasana Hati (Mood) dan Vitalitas Pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Assiddiqiyah. Gizi Indonesia, 44(1), 11-20.
Lorentzen, V., Fagermo, K., Handegård, B. H., Skre, I., & Neumer, S. P. (2020).A randomized controlled trial of a six-session cognitive behavioral treatment of emotional disorders in adolescents 14-17 years old in child and adolescent mental health services (CAMHS). BMC psychology, 8(1), 25. https://doi.org/10.1186/s40359-020-0393-x
Nanthakumar, C. (2020). Yoga for anxiety and depression–a literature review. The Journal of Mental Health Training, Education and Practice.
Nguyen, B., Ding, D., & Mihrshahi, S. (2017). Fruit and vegetable consumption and psychological distress: cross-sectional and longitudinal analyses based on a large Australian sample. BMJ open, 7(3), e014201.
Nurmala, Ira et al. (2020). Mewujudkan Remaja Sehat Fisik, Mental dan Sosial (Model Intervensi Health Educator for Youth). Surabaya:Airlangga University Press
Nuryono, W., & Syafitri, E. R. (2020).Dialectical Behavior Therapy (DBT) sebagai Upaya Mengatasi Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) Selama Masa Pandemic COVID-19. PD ABKIN JATIM Open Journal System, 1(1), 467-476.
Nwachukwu, I., Nkire, N., Shalaby, R., Hrabok, M., Vuong, W., Gusnowski, A., ... & Agyapong, V. I. (2020). COVID-19 pandemic: age-related differences in measures of stress, anxiety and depression in Canada. International journal of environmental research and public health, 17(17), 6366.
Permatananda, P. A. N. K., Aryastuti, A. A. S. A., & Cahyawati, P. N. Pelatihan Yoga Pada Kelompok Lansia Komunitas Sadar Sehat Dalam Rangka Menurunkan Kecemasan.
Prabandari, D., Sukarja, M., & Maryati, G. (2018). Pengaruh Cognitive Behavioral Therapy (CBT) terhadap Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) Pada Pasien Post Kecelakaan Lalu Lintas di RSUP Sanglah Denpasar. Coping: Community of Publishing in Nursing, 3(2), 22-26.
Prismandari, L. N. (2017). Gambaran Status Kesehatan Jiwa Masyarakat Pegunungan Kabupaten Batang (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).
Rasman, R., & Nurdian, Y. (2020).Inisiasi Pelatihan Tari Sebagai Terapi Pereda Depresi Anak Saat Pandemi Di Taddan Sampang. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (Pkm), 3(2), 474-479.
Raudhati, S. (2020).Determinan Kesehatan Mental Anak Yatim Dan Piatu Di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Kabupaten Bireuen. Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(3), 120-132.
Ravens-Sieberer, U., Kaman, A., Otto, C., Erhart, M., Devine, J., & Schlack, R. (2020). Impact of the COVID-19 Pandemic on Quality of Life and Mental Health in Children and Adolescents. Available at SSRN 3721508.
Ross, H. O., & Hasanah, M. (2020).Implementasi Konsep Sahdzan (Sabar Danhuznudzan) Sebagai Upaya Perawatan Kesehatan Mental Di Masapandemi Covid-19. Khazanah: Jurnal Mahasiswa, 12(1).
Roziika, A., Santoso, M. B., & Zainudiin, M. (2020). Penanganan Stres Di Masa Pandemi Covid-19 Dengan Metode Emotional Freedom Technique (EFT). Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial, 3(2), 121-130.
Sandra, D. D., Arista, L., & Gultom, Y. (2021). Penerapan Mendengarkan Al-Qur‘an Surat Al Waqi‘ah Dan Terjemahannya Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Elektif Bedah Digestif. Jurnal Ners Indonesia, 11(2), 181-191.
Simanjuntak, G. V., Pardede, J. A., Sinaga, J., & Simamora, M. (2021). Mengelola Stres di Masa Pandemi Covid-19 Dengan Hipnotis Lima Jari. Journal of Community Engagement in Health, 4(1), 54-57.
Soklaridis, S., Lin, E., Lalani, Y., Rodak, T., & Sockalingam, S. (2020). Mental health interventions and supports during COVID-19 and other medical pandemics: A rapid systematic review of the evidence. General hospital psychiatry, 66, 133-146.
Stikkelbroek, Y., Vink, G., Nauta, M. H., Bottelier, M. A., Vet, L., Lont, C. M., van Baar, A. L., & Bodden, D. (2020). Effectiveness and moderators of individual cognitive behavioral therapy versus treatment as usual in clinically depressed adolescents: a randomized controlled trial. Scientific reports, 10(1), 14815. https://doi.org/10.1038/s41598-020-71160-1
Sudarsana, I Ketut et al. (2020). Covid-19 Perspektif Agama dan Kesehatan. Bali:Yayasan Kita Menulis
Sulistyorini, S., Hasina, S. N., Millah, I., & Faishol, F. (2021). Music Therapy to Reducing Adolescent Anxiety During the Covid-19 Pandemic. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 4(2), 289-296.
Tabi'in, A. (2020). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak usia dini sebagai upaya pencegahan Covid 19. JEA (Jurnal Edukasi AUD), 6(1), 58-73.
Trikusuma, G. A. A. C., & Suarya, L. M. K. (2020). S. Peran Frekuensi Latihan Yoga Terhadap Tingkat Kecemasan pada Remaja di Kabupaten Tabanan. Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus Kesehatan Mental dan Budaya I, 187-195.
Wang, S., & Agius, M. (2018). The use of music therapy in the treatment of mental illness and the enhancement of societal wellbeing. Psychiatria Danubina, 30(Suppl 7), 595-600.
Warmansyah, J. (2020). Program Intervensi Kembali Bersekolah Anak Usia Dini Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 743-754.
WHO. (2020). Diakses dari https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/question-and-answers-hub/q-a-detail/coronavirus-disease-covid-19#:~:text=symptoms pada tanggal 23 Februaru 2021
Winurini, S. (2020).‗Permasalahan Kesehatan Mental Akibat Pandemi Covid-19. Info Singkat, Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis, 13-18.
Wulandari, D., & Hermiati, D. (2019). Deteksi Dini Gangguan Mental dan Emosional pada Anak yang Mengalami Kecanduan Gadget. Jurnal Keperawatan Silampari, 3(1), 382-392.
Yudhani, E., Suharti, V., Adya, A., & Utami, E. S. (2017). Efektivitas Membaca Dan Mentadabburi Al-Qur'an Dalam Menurunkan Kecemasan Siswa Yang Akan Menghadapi Ujian Sekolah. Psikoislamedia: Jurnal Psikologi, 2(1), 23-31.
Zhang, J. Y., Ji, X. Z., Meng, L. N., & Cai, Y. J. (2019). Effects Of Modified Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) On The Psychological Health Of Adolescents With Subthreshold Depression: A Randomized Controlled Trial. Neuropsychiatric Disease And Treatment, 15, 2695–2704. https://doi.org/10.2147/NDT.S216401
Zheng, Y., Wang, W., Zhong, Y., Wu, F., Zhu, Z., Tham, Y. C., Lamoureux, E., Xiao, L., Zhu, E., Liu, H., Jin, L., Liang, L., Luo, L., He, M., Morgan, I., Congdon, N., & Liu, Y. (2021). A Peer-to-Peer Live-Streaming Intervention for Children During COVID-19 Homeschooling to Promote Physical Activity and Reduce Anxiety and Eye Strain: Cluster Randomized Controlled Trial. Journal of medical Internet research, 23(4), e24316. https://doi.org/10.2196/24316