STRATEGI FUNDRAISING DANA ZIS PADA LAZIS NU KOTA BOGOR TAHUN 2017 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakhwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar SarjanaSosial Islam Oleh: ADE BADRU TAMAM NIM : 1111053000041 JURUSAN MANAJEMEN DAKHWAH FAKULTAS ILMU DAKHWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439H/2018 M
94
Embed
STRATEGI FUNDRAISING DANA ZIS PADA LAZIS NU KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41173/1/ADE BADRU... · ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui Sistem penyaluran
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STRATEGI FUNDRAISING
DANA ZIS PADA LAZIS NU KOTA BOGOR TAHUN
2017
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakhwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Syarat Mencapai Gelar SarjanaSosial Islam
Oleh:
ADE BADRU TAMAM
NIM : 1111053000041
JURUSAN MANAJEMEN DAKHWAH
FAKULTAS ILMU DAKHWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439H/2018 M
iv
ABSTRAK
Ade Badru Tamam
1111053000041
Strategi Fundraising ZIS LAZIS NU Kota Bogor
Dibawah Bimbingan Drs. H. M. Sungaidi, MA.
Strategi merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan. Melalui strategi yang
baik maka dapat dilihat pencapaian yang akan dihasilkan. Maka dari itu penulis
mengangkat strategi fundrising menjadi judul penulis terhadap Lembaga Amil Zakat
Infak dan Sedekah Nadhatul Ulama Kota Bogor (LAZIS NU). LAZIS NU adalah
Lembaga yang berada dibawah naungan PCNU yang kreatif dalam melakukan suatu
fundraising dana ZIS dengan membuat program-program menarik yang. Program ini
memeberikan dampak positif karena dapat memberikan keuntungan atau manfaat
kepada para mustahik dan mendapat kepercayaan yang besar dari para muzaki atau
mutashadiq.
Dalam penelitian ini, rumusan masalahnya adalah bagaimana strategi
fundraising dalam menggalnag dana ZIS LAZIS NU Kota Bogor , dan apakah
strategi fundraising berpengaruh terhadap peningkatan jumlah dana ZIS LAZIS NU
Kota Bogor.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi fundraising
dana ZIS yang digunakan LAZIS NU Kota Bogor serta bagaimana pengaruh strategi
terhadap pengumpulan dana ZIS LAZIS NU Kota Bogor . Penulis merumuskan
masalahnya kepada bagaimana strategi fundraising LAZIS NU Kota Bogor dan
apakah strategi fundraising berpengaruh terhadap peningkatan jumlah dana ZIS
LAZIS NU Kota Bogor.
Membagi Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder, dengan teknik
pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan metode
analisis datanya menggunakan analisis deksriptif karena penelitian ini penulis
mendeskriptifkan penghimpunan dana ZIS pada LAZIS NU Kota Bogor.
Hasil penelitian diketahui bahwa dalam melakukan strategi fundraising dana
ZIS pada LAZIS NU Kota Bogor ada 3 strategi yaitu 1. Membuat program, 2.
Menyentuh hati donator, 3. Memitrai perusahaan. Dengan melakukan strategi
tersebut sangat mempunyai pengaruh untuk jumlah dana yang di terkumpul di
tambah dengan kinerja para SDM yang amat kompeten, sehingga peningkatan
jumlah dana yang terkumpul oleh LAZIS NU Kota Bogor di karenakan strategi
fundraising yang mempunyai keunikan atau keberagaman yang menarik bagi para
calon muzaki dan mutashadiq sangat signifikan dilihat dari peningkatan jumlah dana
yang di dapat oleh LAZIS NU Kota Bogor setiap tahunnya. Kata kunci : Strategi, Fundraising, Dana Zakat, infak, dan sedekah LAZIS
v
KATA PENGANTAR
رحيملا نمرحلا للها بسم
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas berkah dan karunia-
Nya skripsi ini bisa terselesaikan. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW karena perjuangan beliau kita dapat menikmati
Iman dan Islam hingga saat ini sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada kita
semua.
Skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan para dosen maupun pengajar lain yang
memiliki intensitas ilmu dibidang kelembagaan khususnya dalam bidang
Fundraising Dana ZIS. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, tidak terlepas dari doa
dan kerja keras didalam pembuatannya, penulis juga berterima kasih atas dorongan
motivasi dan dukungan semangat serta doa dari Ibunda Neneng Halimah yang tiada
henti-hentinya yang menjadi alasan sehingga penulis tetap kuat menghadapi
kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa penulis ucapkan rasa terima
kasih ini kepada :
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M,Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr.
Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dr.
Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA. MM sebagai Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah, Drs. Sugiharto, MA, sebagai Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah.
3. Drs. M. Sungaidi, MA sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
vi
meluangkan banyak waktunya untuk memberi arahan serta masukan dalam
penulisan skripsi ini.
4. Drs. H. Mahmud Jalal, MA selaku Dosen pembimbing Akademik yang selalu
memberikan masukan dan motovasi
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mengajari Saya banyak ilmu di Kampus ini. Semoga ilmu yang diberikan,
menjadi amal baik di akhirat kelak.aamiin.
6. Ustadz Muhammad Zimamul Adli MA sebagai pimpinan LAZIS Nahdlatul
Ulama Kota Bogo beserta keluarga besar pengurus LAZISNU yang telah
memberikan izin, dukungan, dan arahan kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
7. Seluruh Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Perpustakan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan kemudahan dalam melayani penulis mendapatkan refrensi buku-
buku selama penulis kuliah dan selama penulis menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
8. Keluarga Besar Manajemen Dakwah, angkatan 2011 dan Seluruh teman-teman
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta Keluarga Besar Sehimpunan
di HMI khususnya Komisariat Fakultas Dakwah dan Komunikasi
9. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Bogor (Himabo) kawan sedaerah yang
selalu memberikan support serta motivasi keapada penulis kawan saya
Muhammad Pajarudin, Yusuf mardani, Ilham Mabruri dan seluruh elemen
HIMABO Jakarta yang telah mengingatkan betapa pentingnya pengabdian
vii
kepada daerah sendiri yaitu bogor.
10. Teman-teman KKN Teropong 2014 yang telah memberi warna dalam hiup
saya.
11. Terimakasih juga kepada kawan-kawan sperjuangan yang ada di bogor, Pak
Gunawan, Pak Khoirul Imam Mukhtar dan Pak Syahbudin Ardiyansyah yang
telah memberikan support serta motivasi kepada penulis sehingga penulis datap
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, akhir
Kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Fundraising dapat di artikan sebagai kegiatan dalam rangka menghimpun
dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu,
kelompok, organisasi, perusahaan ataupun pemerintah) yang digunakan untuk
membiayai program dan kegiatan oprasional organisasi/lembaga sehinnga
mencapai tujuannya. 10
Strategi fundraising menghasilkan sebuah analisis mengenai factor
internal dan eksternal organisasi yang menentukan apa yang akan ditawarkan
atau di jual oleh organisasi, serta kepada siapa akan di jual, Hamid Abidin
menyatakan bahwa strategi fundraising merupakan alat analisis untuk
mengenali sumber pendanaan yang potensial, metode fundraising dan
mengevaluasi kemampuan organisasi dalam memobilisasi sumber dana. 11
Tidak jauh beda dengan pernyataan di atas, menurut Joice Young,
strategi fundraising dapat di susun dengan banyak cara, salah satunya adalah
dengan matriks strategi menggalang dana. Matriks menggalang dana ini
digunakan mengenali sumber dana yang potensial, metode menggalang dan,
serta untuk mengevoluasi sumber ataupun metode fundraising 9.
Strategi dana zakat, infak, dan sedekah seharusnya sesuatu yang
terprogram dan terencana, tetap berlandasan untuk beribadah kepada allah
dengan ikhlas dalam memberikan kemudahan bagi muzaki yang mau
bersedekah, dan memberikan kebahagiaan bagi fundraiser yang sedang mencari
dana sedekah untuk kegiatan LAZIS tersebut.
10 Sutisna, Hendra. Fundresing Database, ( Depok: Piramedia, 2006 ), h. 23 11 Hamid Abidin, dkk, Membangun Kemandirian Perempuan Potensi dan Pola (Depok: Piramedia,
2009), h. 134.
6
Berdasarkan data BPS tahun 2015 kota Bogor memiliki pontesi yang
sangat besar baik dari jumlah warga kota Bogor itu sendiri dengan sejumlah
penduduk 1,030,720 jiwa. Yang mayoritas umat islam mencapai 91% atau
setara dengan 944,042 jiwa. Kondisi memberikan peluang untuk mendapatkan
dana zakat di kota Bogor. Maka dengan demikian LAZIS NU Kota Bogor yang
merupakan lembaga intuisi yang mengenai pengelolaan zakat, infaq, dan
shadaqoh dibawah naungan organisasi Nahdhatul Ulama memberikan
kemudahan untuk masyarakat terutama warga Nahdiyin diperkotaan.
Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penilitian dalam bentuk
skripsi dengan judul “STRATEGI FUNDRAISING ZIS LAZIS NU KOTA
BOGOR TAHUN 2017”.
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian pada strategi
Fundraising dalam menggalang dana ZIS LAZIS NU Kota bogor , strategi
fundraising dipilih karena cara penggalangan dana yang kreatif dan
inovatif yang dapat meningkatkan kualitas suatu lembaga penghimpun
dana ZIS dan dapat meningkatkan kepercayaan muzaki terhadap LAZIS
NU .
2. Perumusan Masalah
Skripsi ini menjelaskan strategi fundraising yang dilakukan oleh
LAZIS NU Kota Bogor , maka pertanyaannya muncul sebagai berikut :
7
a. Bagaimana formulasi Strategi Fundraising yang diterapkan oleh LAZIS
NU Kota Bogor?
b. Bagaimana implementasi fundraising pada LAZIS NU Kota Bogor?
c. Bagaimana evaluasi strategi fundraising yang telah diterapkan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diinginkan penulis dalam penelitian ini adalah :
a. Mengetahui strategi fundraising dalam meningkatkan penerimaan dana
zakat LAZIS NU Kota Bogor
b. Mengetahui implementasi fundraising dana zakat LAZIS NU Kota
Bogor
c. Mengetahui evaluasi strategi fundraising yang telah diterapkan LAZIS
NU Kota Bogor
2. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat penelitian yang bisa diberikan dari penyusunan
antara lain sebagai berikut :
a. Ilmu pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan
pengetahuan ilmiah dibidang fundraising dana ZIS
8
b. Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi tambahan rujukan
perbendaharaan buku diperpustakaan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada umumnya dan untuk mahasiswa Manajemen Dakhwah
pada khususnya. Serta dapat berguna bagi banyak pihak terutama
sebagai tambahan refrensi atau perbandingan bagi studi studi yang akan
datang.
c. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan baru dan
memberikan motivasi bagi para praktisi yang konkrit terhadap
perkembangan ilmu manajemen atau lebih khusus mengenai strategi
pengelolaan.
d. Lembaga terkait
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
LAZIS NU Kota Bogor agar mampu mempertahankan dan
meningkatkan kinerja yang sudah baik agar menjadi lebih baik lagi dan
memaksimalkan kinerja yang belum optimal.
D. Metodologi Penelitian
1. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah
metode deskriftif kualitatif. Menurut Mardalis. “ penulis deskriftif
bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku,
9
didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencata analisis dan
menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada “.
Dengan kata lain.Penelitian deskriftip bertujuan untuk memperoleh
informasi-informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara
variabel-variabel yang di teliti. Variabel ini tidak menguji hipotesa atau
tidak menggukan hipotesa melainkan hanya mendeskripsikan informasi
apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.12
Sedangkan penelitian dengan metode kualitatif menurut Bogdan
dan Tailor seperti yang dikutip oleh Lexy J. Maleong yaitu sebagai “
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati13
2. Subyek dan Objek Penelitian
a. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah teliti pemimpin, para staf,
pengurus yang terkait dengan ZIS LAZIS NU Kota Bogor
b. Objek dalam penelitian ini adalah Strategi Fundraising dana ZIS
LAZIS NU Kota Bogor.
3. Tempat Dan Waktu Penelitian.
Lokasi penelitian dilaksanakan di secretariat yang bertempat Jalan
Sempur Kaler 2 RT. 05 RW. 01 No. 7 Kel. Sempur Kec. Bogor Tengah
Kota Bogor 16129.
12 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.25. 13 Lexy J Maleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosda Karya,2000), cet
Ke 11, h .3.
10
4. Sumber Data
Data yang penulis peroleh adalah :
a. Data primer yang bersumber dari wawancara dan melakukan
Observasi langsung dengan pihak terkait, yaitu pihak atau pengurus
LAZIS NU Kota Bogor
b. Data sekunder merupakan data yang di peroleh dari pendekatan
Normatif dan Filosofis, yaitu dengan mengutif ayat-ayat AL Qur’an/
hadist-hadist, makalah-makalah dan brosur-brosur yang ada kaitannya
dengan judul skripsi serta mengemukakan para ahli.
5. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini, pengumpulan data penelitian dilakukan dengan
mencari data penelitian di perpustakaan dan data penelitian lapangan
mengenai strategi fundraising dana ZIS LAZIS NU Kota Bogor
a. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan membaca,
menelaah buku yang ada di perpustakaan, yaitu berkaitan dengan
masalah Strategi Fundraising dengan merumuskan teori, pendapat,
definisi, dan lain-lain.
b. Penelitian lapangan (fied research), yaitu penelitian yang dilakukan
penulis terjun langsung kelapangan untuk memperoleh data yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian. Penelitian ini dilakukan
dengan teknik sebagai berikut :
11
1) Wawancara
Wawancara, teknik pengambilan data dengan menggunakan
metode Tanya-jawab yang dilakukan antara peneliti dan pihak
LAZIS NU Kota Bogor.
2) Observasi
Observasi, metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat
informasi sebagaimana yang disaksikan dan melakukan
pengamatan mengenai strategi fundraising dana ZIS yang
dilakukan oleh LAZIS NU Kota Bogor.
3) Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengkaji
dokumen-dokumen tertulis, seperti : arsip, internet, brosur,
majalah, koran dan lain sebagainya.
6. Teknis Analisis Data
Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif
analisi, yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis lebih dahulu
menganalisisnya dengan berpedoman pada sumber-sumber yang tertulis.
Ada berbagai cara untuk menganalisa data, tetapi secara garis besarnya
dengan sebagai berikut :
a. Redaksi data yang merupakan bentuk analisis haruslah relevan,
mengolah data dengan sedemikian rupa sehingga kesimpulannya
dapat ditarik dan diverifikasi.
12
b. Penyajian data,setelah data mengenai pelayanan dan bimbingan
diperoleh, maka data tersebut disajikan dalam bentuk narasi, visual,
gambar, audio, matriks, bagan, tabel, dan lain-lain. Sehingga tujuan
penelitian dapat terjawab.
c. Penyimpulan data yang tersaji pada analisa antara kasus khususnya
yang berisi jawaban atas tujuan penelitian kualitatif diuraikan secara
singkat, sehingga dapat diambil kesimpulan mengenai subyek dan
obyek penelitian.
7. Teknik Analisis Data
Dalam metode atau teknik penulisan skripsi ini disusun dengan
teknik data aturan yang mengacu pada buku penulisan Desertasi, Thesis,
dan Skripsi disusun oleh tim penyusun UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2016, menggunakan kertas A4, Model tulisan type time new roman,
menggunakan 2 spasi, jarak tulisan dan tepi kertas sebelah atas 4cm,
bawah 3cm, samping kiri 4cm dan kanan 3cm.
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai strategi fundraising dana sedekah pada LAZIS NU
Kota Bogor belum pernah dilakukan, namun peneliti menemukan beberapa
skripsi yang menggunakan teori serupa yang kemudian menjadi kerangka
berfikir peneliti dalam melakukan penelitian ini, tinjauan pustaka tersebut
adalah :
13
1. Muhammad Aprizal (NIM : 1110053000060) Program study Manajemen
Dakhwah Konsentrasi Manajemen ZIS dan Wakaf, dengan Judul Skripsi
Strategi Fundraising Dalam meningkatkan penerimaan dana zakat pada
lembaga Amil zakat Al-Azhar peduli umat. Pada skripsi tersebut sang
peneliti mendapatkan hasil penelitian inj menggambarkan bagaimana
strategi fundraising yang diterapkan dalam meningkatkan penerimaan
dana zakat. Dari mulai Formulasi strategi fundraising, implementasi dan
evaluasi.
2. Skripsi Ikhsanuddin Fadhillah pada tahun 2007 dengan judul “Strategi
Penghimpunan, Pengelolaan dan Pengembangan Harta Wakaf di Majelis
Wakaf dan ZIS Pimpinan Cabang Muhammadiyah Rawamangun
Pulogadung”. Hasil Dari penelitian ini adalah strategi penghimpunan,
pengelolaan, dan pengembangan harta wakaf yang diterapkan oleh majelis
wakaf dan ZIS pimpinan cabang Muhammadiyah Rawamangun Pulo
Gadung dapat dikatakan baik dan dapat dikategorikan propesional. Strategi
Nadzir dalam penghimpunan harta wakaf melalui sosialisasi berjalan
cukup lancer. Selajutnya dana wakaf yang telah didapatkan dari wakaf
tunai digunakan untuk membangun pertokoan serta merawat Islamic senter
3. Skripsi yang ditulis oleh Wahyu Amaluddin mahasiswa Fakultas Dakwah
jurusan ZISWAF tahun 2016 dengan judul “Strategi Pendayagunaan zakat
Dompet Peduli Umat (DPU) Darrut Tauhid cabang Jakarta dalam
penguatan program balai latihan kerja (BLK) Cahaya Indonesia”. Pada
penelitian ini penulis menginformasikan bahwa DPU darrut Tauhid
14
menyalurkan dana ZIS dalam bentuk Cuma-Cuma kepada para mustahiq
melalui latihan kerja.
4. Skripsi yang ditulis oleh Siti Masuko mahasiswa Fakultas Dakwah Jurusan
ZISWAF dengan judul “ Strategi Penyaluran Dana Lazis Yayasan
Amaliyah Astra dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat”
skripsi tahun 2014. Dalam penelitian ini penulis menginformasikan bahwa
Yayasan tersebut menyalurkan dana Lazis kepada masyarakat dengan cara
memberikan tunjangan untuk modal usaha masyarakat.
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penyusunan, dan untuk mempermudah
pembahasannya maka skripsi ini disusun terdiri dari lima bab, dengan
sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang pendahulan, adapun yang dibahas
meliputi :
Latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Membahas tentang tinjauan teoritis, pada bab ini
pembahasan meliputi:Strategi Fundraising dana ZIS.
15
BAB III GAMABARAN UMUM LAZIS NU
Membahas tentang gambaran Umum LAZIS NU , yang
meliputi visi,dan tujuan didirikannya LAZIS NU , struktur
organisasi, dan program Dan program kerja LAZIS NU
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
Membahas mengenai analisis hasil penelitian strategi
Fundraising ZIS LAZIS Nahdlatul Ulama Kota Bogor.
BAB V PENUTUP
Merupakan bagian terakhir penulisan yang akan
menunjukan poko-pokok penting dari keseluruhan
pembahasan ini. Bagian ini menunjukan jawaban ringkas
dari permasalahan yang dibahas pada bagian permasalahan
diatas yang berisi kesimpulan dan saran.
16
BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG STRATEGI DAN FUNDRAISING
ZAKAT
A. Pengertian Strategi
Secara etimologi, strategi berasal dari bahasa yunani, strategos yang
berarti jendral, strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan
yaitu yaitu sebagai sesuatu siasat untuk mengalahkan musuh.Namun pada
akhirnya strategi berkembang untuk semoua kegiatan organisasi termasuk
keperluan ekonomi, social, budaya, dan agama.14
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos, yang berarti
jendral.Olehkarena itu, kata strategi secara harpiah beararti seni para
jendral.Kata ini mengacu kepada perhatian utama manajemen puncak
organisasi. Secara khusus, strategi adalah penempatan misi perusahaan,
penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan
internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran
dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan
sasaran utama organisasi akan tercapai. 15
Tahapan awal dalam proses strategi adalah perumusan strategi.
Menurut teori, proses perumusan strategi terdiri dari :
1. Menetapkan misi
2. Menyusun sasaran
14 Rafi’udin dan Manna Abdul Djaliel, Prinsip Dan Strategi Dakwah. (Bandung : PustakaSetia,
1997), h. 76. 15George A. Stainer, Jhon B. Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen (Jakarta: Erlangga, 1997),
h. 18
17
3. Melakukan analisis strategi yang ada untuk menetapkanhubungannya
dengan penilaian internal dan eksternal
4. Tetapkan kapabilitas khusus organisasi
5. Menetapkan masalah strategi utama yang timbul dari analisis
sebelumnya.
6. Menetapkan strategi koporasi dan fungsional untuk mencapai sasaran
dan keunggulan kompetitif, mempertimbangkan masalah strategi utama
7. Mempersiapkan rencana strategi terintegrasi untuk menerapkan strategi
8. Menerapkan strategi
Memantau penerapan dan menyempurnakan strategi yang telah ada
atau mengembangkan strategi baru bila diperlukan.16
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian strategi, penulis
mengedepankan beberapan pengertian staregi yang dikemukakan oleh
beberapa pakar diantaranya :
a. Strategi adalah pelengkap alamiah bagi visi dan misi, strategi adalah
suatu proses untuk menentukan arah yang dijalani oleh suatu organisasi
agar misinya tercapai. 17
b. Strategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil
oleh organisasi. 18
c. Strategi sebagai tindakan yang bersifat senantiasa meningkat/
incremental dan terus menerus, serta dilakukan berdasrkan sudut
16Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia: Reformasi Birokrasi Dan Manajemen
Pegawai Negri Sipil (Bandung, Refika Aditama: 2007), h. 22 17George L . Morrisey, Pedoman Pemikiran Strategis: Membangun Landasan Perencanaan Anda (
Jakarta: Prenhallindo, 1997), h.69 18Michael Allison Jude Kaye, Perencanaan Strategis: Bagi Organisasi Nirlaba (Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 2005), h. 3
18
pandang tentang apa yang duharapkan oleh para pelanggan dimasa
datang .19
d. Strategi adalah satu kesatuan rencana, komfrehensif dan terpadu yang
menghubungkan kekuatan strategi perusahaan dengan lingkungan yang
dihadapi guna menjamin tercapainya tujuan-tujuan dan sasaran
pokok.20
e. Menurut Karl Von Clausewitz, strategi merupakan suatu seni
menggunakan pertempuran untuk memenagkan suatu perang,
sedangkan taktik adalah seni menggunakan tentara dalam sebuah
pertempuran. 21
f. Dalam Oxford English dictionary strategi sebagai “The art of
commonder in chief, the art of projecting and directing the larger
military movements and operations of compaign (seni seorang panglima
tertinggi, seni memproyeksikan dan mengatur gerakan militer yang
lebih besar serta operasi-operasi kampanye).22
g. Chandler memberikan definisi strategi dalam konteks organisasi adalah
penetapan berbagai tujuan dan sasaran jangka panjang yang bersifat
mendasar bagi sebuah organisasi, yang dilanjutkan dengan penetapan
rencana aktivitas dan pengalokasian sumberdaya yang diperlukan guna
mencapai sasaran tersebut.
19Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan pengukuran Kinerja
(Jakarta:Indeks, 2013), h. 61-62 20Matondang, Kepemimpinan Budaya Organisasi dan Manajemen Strategik (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2008), h. 73 21Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berpikir Stategik (Media:
Binarupa Aksara, 1996), h. 16 22Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia : Reformasi Birokrasi Dan Manajemen
Pegawai Negri Sipil (Bandung, Refika Aditama:2007), h. 20
19
Strategi can be defined as the etermination of the basic long-term
goals and objektives of an enterprise. And the adoption of courses of
action and the allaoction of resources necessary for carrying out these
goals.
Dari pengertian para pakar, dapat dikatakan bahwa startegi adalah
suatu alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu strategi
memiliki beberapa sifat, antara lain :
a. Menyatu (unified) yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam
perusahaan.
b. Menyeluruh (comprehensive), yaitu mencaku seluruh aspek dalam
perusahaan
c. Integral (integrated), yaitu seluruh strategi akan cocok/ sesuai dari
seluruh tingkatan (corporate,business,dan fungsional)23
Dewasa ini strategi adalah istilah yang paling lazim untuk apa yang
biasa disebut kebijakan, tatapi tidak terdapat kesepakatan tentang hal itu.
Beberapa penulis dewasa ini mengacu kepada strategi induk sebagai
kebijakan.
Menyusun stategi berarti mencari jalan bagaimana mencapai hasil
yang ditargetkan sesuai dengan visi dan misi dalam situasi organisasi dan
prospek yang dihadapi. Strategi adalah jalan untuk mencapai tujuan
tertentu atau untuk mencapai target keuangan dan prpesi strategis. Strategi
pada dasarnya terdiri atas dua hal.
23Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Strategik, h. 17
20
Pertama, tindakan manajemen yang terukur dan bertujuan
(intended strategi) dan, kedua, reaksi atas perkembangan yang tidak
diantisipasi sebelumnya dan tekanan persaingan seperti peraturan
pemerintah, masuknya pendatang baru, dan perubahan taktik pesaing.24
a. Formulasi Strategi
Formulasi strategi merupakan tahapan-tahapan tertentu untuk
dipenuhi. Berdasarkan rumusan penelitian terakhir dari pengertian strategi
dari sub bab sebelumnya, maka ada beberapa tahapan umum yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan suatu strategi, yaitu :
1) Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal. Membangun
strategi bersaing yang berhasil dan mengharuskan perusahaan
memperbesar kekuatan untuk mengtasi kelemahan. Kekuatan
merupakan kondisi internal positif yang memberikan keuntungan
yang relative dari pesaing kepada perusahaan peluang adalah kondisi
sekarang atau masa depan dengan lingkungan yang menguntungkan
organisasi. Ancaman adalah kekuatan eksternal negative yang
merintangi kemampuan perusahaan untuk mencapai miss sasaran,
dan tujuan perusahaan.25
2) Mengembangangkan visi dan misi yang jelas.
Visi adalah misi yang ingin diwujudkan perusahaan dimasa depan.
Misi memberikan gambaran jelas mengenai kemana arah organisasi
24Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, Strategi Memenangkan Perang Bisnis (Malang:
Banyumedia, 2003), h.8 25 Musa Habies, dan Muhammad Najib, Manajemen Strategi Dalam Pengembangan Daya Saing
Organisasi, (Jakarta PT. Gramedia, 2008), h. 23-24
21
melangkah. Tanpa misi, perusahaan tidak memiliki panduan
mengenai jalan dimasa depan tersebut, oleh karena itu perusahaan
perlu merumuskan visi dan misi yang mudah dipahami, dapat
memberikan spirit dan dimensi jangka panjang.26
3) Menetapkan tujuan dasar dan strategis
Suatu tujuan dasar dan sasaran dikatakan strategis apabila seoptimal
mungkin mampu mempertegas arah, cakupan, dan perspektif jangka
panjang secara keseluruhan dari suatu organisasi atau individu.27
4) Menyusun perencanaan tindakan (action plan)
Dalam dua konteks penyusunan strategis, ada dua tife rencana yang
harus diperhatikan.Pertama, rencana konspesional atau
teoritis.Sebagai rencana yang ideal dan diharapkan dapat
terwujud.Kedua, rencana tindakan atau action plan.Yang lebih
mendasar faktor-faktor lapangan dengan segala perkiraan distorsi
Sebagai tahap berikut dari rencana tindakan, maka dalam konteks
penyusunan strategi, rencana alokasi sumber daya dilakukan untuk
mendukung keberhasilan atas setiap alternative rencana tindakan
baik alokasi sumber daya untuk rencana A, rencana B, maupun
26 Musa Habies, dan Muhammad Najib, Manajemen Strategi, h.25 27Teguh Santoso, Marketing Strategic.H. 17. 28 Teguh Santoso, Marketing Strategic, h. 17.
22
rencana C, rencana sumberdaya atau resours sumber daya manusia
dan rencana alokasi sumber daya infrastruktur. 29
6) Mempertimbangkan kelanjutan.
Keberlanjutan suatu strategi yang diterapkan oleh suatu peusahaan
akan memungkinkan sebuah perusahaan makin peka terhadap
perubahan. Globalisasi yang telah menyebabkan kompetisi antara
perusahaan mampu melewati batas-batas territorial menuntut
peusahaan mampu mengendalikan situasi dengan strategi yang
antisipatif dan keberlanjutan.30
b. Pelaksanaan Strartegi
Tahapan penting setelah perumusan strategi adalah tahapan
pelaksanaan atau implementasi strategi. Pelaksanaan strategi adalah proses
ketika rencana direalisasi. Pelaksanaan strategi butuh kemampuan
manajerial, ada beberapa hal penting yang yang harus dilakukan oleh
lemabaga sebagai berikut :
1) Penetapan tujuan tahunan
Menetapkan tujuan tahunan adalah aktifitas yang terdesentralisasi
yang melibatkan seluruh manajer yang ada di organisasi secara
langsung.Partisipasi aktif dalam membuat tujuan tahunan dapat
menimbulkan komitmen dan penerimaan.31
2) Perumusan kebijakan
29 Teguh Santoso, Marketing Strategic, h. 17. 30 Teguh Santoso, Marketing Strategic, h. 17. 31 Fred R, David, Strategic Manajemen, Penerjemah Ichsan Setio Budi (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2006), Buku Edisis 10, h. 341.
23
Perubahan dalam arah strategis perusahaan tidak timbul secara
otomatis.Dalam kenyataan sehari-hari, kebijakan dibutuhkan untuk
membuat strategi bekerja.Kebijakam menjembatani pemecahan
masalah dan memenuhi pelaksanaan strategis.Definisi umumnya,
kebijakan mengacu pada panduan spesifik, metode, prosedur,
aturan, formulir, dan mendorong pekerjaan melalui tujuan yang
telah di tetapkan.32
3) Memotivasi pekerja
Pelaksanaan strategi adalah proses aksi yang menumbuhkan
dukungan dari semua staf dan karyawan. Prose motivasi perlu
dilakukan agar karyawan mendukung secara penuh startegi yang
akan atau sedang dijalankan.33
4) Alokasi sumber daya
Sumber daya yang perlu di alokasikan kembali untuk mencapai
tujuan-tujuan strategi yang baru adalah keuangan, teknologi dan
sumber daya manusianya. Perubahan strategi sangat mungkin
membutuhkan perubahan alokasi sumber daya karena adanya
perubahan prioritas-prioritas dalam aktivitas yang akan
dilaksanakan.34
32 Fred R, David, Strategic Manajemen, h. 343-344. 33 Musa Habies, dan Muhammad Najib, Manajemen Strategik, h. 27 34 Fred R, David, Strategic Manajement, h. 346-347
24
c. Evaluasi strategi
Tahapan ini adalah tahapan terakhir, evaluasi strategi adalah proses
yang ditujukan untuk memastikan untuk memastikan apakah tindakan-
tindakan strategi yang dilakukan lembaga sudah sesuai dengan perumusan
strategi yang telah dibuat atau ditetapkan. Dalam proses evaluasi strategi
ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan lembaga / perusahaan.35
1) Meninjau kembali permasalahan eksternal dan internal yang terjadi
saat ini, apakah terjadi perubahan-perubahan pada saat strategi
dirumuskan.
2) Adanya pengukuran kemampuan atau kinerja perusahaan dengan
memastikan kembali, apakah sesuai dengan standar yang telah
ditetapakan.
3) Melaksanakan perbaikan-perbaikan untuk perkembangan
lembaga/perusahaan.
4) Membantu untuk mengembangkan model dimasa mendatang.
B. Fundraising
Menurut bahasa fundraising berarti penghimpun dana atau
penggalangan dana, sedangkan menurut istilah fundraising merupakan
suatu upaya atau proses kegiatan dalam rangka menghimpun dana zakat,
infak, dan sedekah serta sumber dana lainnya dari masyarakat baik
35 Musa Habies, Manajemen Strategik, h. 28
25
individu, kelompok, organisasi dan perusahaan yang akan disalurkan dan
didayagunakan untuk mustahik.36
Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa fundraising
adalah sebuah cara untuk mempengaruhi masyarakat agar mau
mengeluarkan sedikit penghasilannya untuk melakukan amal kebajikan
dalam bentuk pemberian dana atau sumber daya yang lainnya yang
bernilai, untuk diberikan kepada masyarakat yang berhak menerimanya.
Fundraising dapat pula diartikan proses mempengaruhi masyarakat
baik individu atau kelompok maupun lembaga agar menyalurkan
dananya kepada sebuah organisasi.37
Kata mempengaruhi masyarakat
mengandung banyak makna; pertama, dalam kalimat diatas
mempengaruhi bias diartikan memberitahukan kepada masyarakat
tentang seluk beluk keberadaan OPZ.
Kedua, mempengaruhi dapat juga bermakna mengingatkan dan
menyadarkan.Artinya mengingatkan kepada donator agar sadar bahwa
dalam harta yang dimilikinya bukan seluruhnya dari oleh usahanya
mandiri. Karena manusia bukanlah lahir sebagai makhluk individu saja,
tetapi juga mempungsikan dirinya sebagai makhluk sosial. Kesadaran
yang seperti inilah yang diharapkan OPZ dalam meningkatkan para
donator dan muzaki. Sehingga penyadaran dengan mengingatkan secara
Bimbingan Masyarakat Islam Depatemen Agama RI, 2009), h. 65. 37 April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi Organisasi Pengelolaan Zakat, (Yogyakarta:
Sukses, 2009), h. 12.
26
terus menerus menjadikan individu dan masyarakat terpengaruh dengan
program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukannya.
Ketiga, mempengaruhi dalam arti mendorong masyarakat, lembaga
dan individu untuk menyerahkan sumbangan dana baik berupa zakat,
infak, sedekah dan lain-lain kepada organisasi nirlaba. OPZ dalam
melakukan fundraising juga mendorong kepedulian sosial dengan
memperhatikan prestasi kerja annual report kepada calon
donatur.Sehingga ada kepercayaan dari donator setelah
mempertimbangkan segala seuatunya.
Keempat, Mempengaruhi untuk membujuk para donator dan
muzaki untuk berinteraksi.Pada dasarnya keberhasilan suatu fundraising
adalah keberhasilan dalam membujuk para donator untuk memberikan
sumbangan dananya kepada organisasi pengelola zakat.Maka tidak ada
artinya suatu fundraising tanpa adanya interaksi.
Kelima, dalam mengartikan fundraising sebagai proses
mempengaruhi masyarakat, mempengaruhi juga dapat diartikan
memberikan gambaran tentang bagaimana proses kerja, program dan
kegiatan sehingga menyentuh dasar-dasar nurani seseorang. Gambaran-
gambaran yang diberikan inilah yang diharapkan bias mempengaruhi
masyarakat sehingga mereka bersedia memberikan sebagian dana yang
dimilikinya sebagai sumbangan dana zakat, infak, sedekah kepada
organisasi pengelola zakat.
27
Keenam, mempengaruhi dalam pengertian fundraising
dimaksudkan untuk memaksa jika diperkenakan. Bagi organisasi
pengelola zakat, hal ini bukanlah suatu fitnah, atau kekhawatiran yang
akan menimbulkan keburukan. Tentunya paksaan ini dilakukan dengan
ahsan sebagai perintah Allah dalam Al-Qur’an Suroh At-Taubah ayat
103.38
a. Tujuan fundraising
Ada bebrapa hal yang menjadi tujuan dari fundraising bagi sebuah
organisasi pengelola zakat :
1) Pengumpulan dana sesuai dengan istilahnya (fundraising) berarti
pengumpulan uang. Namun yang dimaksud disini bukan hanya
uang saja, tetapi dana dalam arti yang luas. Termasuk didalamnya
barang dan jasa yang memiliki nilai materi. Walaupun demikian
dana dalam arti uang adalah penting. Mengingat sebuah organisasi
nirlaba (OPZ) tanpa menghasilkan dana maka tidak ada sumber
daya yang dihasilkan. Sehingga apabila sumber daya sudah tidak
ada maka organiasi akan kehilangan kemampuan untuk terus
bertahan menjaga kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu bias
dikatakan bahwa fundraising yang tidak menghasilkan dana adalah
fundraising yang gagal. Meskipun memiliki bentuk keberhasilan
yang lain.
38 April Purwanto, Manajemen Fundraisng bagi Organiasi Pengelolaan Zakat, h. 12-17.
28
2) Menghimpun para muzaki dan donator. OPZ yang baik adalah OPZ
yang setiap hari memiliki data pertambahan muzaki dan doanator.
Sebenarnya yang dibutuhkan adalah pertambahan jumlah dana
untuk program pemberdayaan masyarakat beserta operasionalnya.
Ada dua hal yang bias dilakukan oleh OPZ untuk tujuan ini,
pertama, menambah jumlah sumbangan dana dari donator dan
muzaki, dan kedua, menambah jumlah donator dan muzaki itu
sendiri.
3) Meningkatkan rasa citra lembaga juga menjadi salah satu tujuan
fundraising. Aktivias fundraising yang dilakukan oleh organisasi
pengelola zakat, baik langsung maupun tidak langsung akan
membentuk cara organisasi itu sendiri. Dengan gambaran-
gambaran yang diberikan melalui interaksi langsung maupun tidak
langsung akan menumbuhkan citra rasa yang bersifat positif
maupun negative. Dengan citra ini, setiap anggota masyarakat akan
mempersepsi organisasi pengelola zakat, yang dilanjutkan dengan
mengambil sikap dan menunjukan prilaku terhadap OPZ jika citra
yang tertanam dibentuk para muzaki dan donator terhadap OPZ
positif, maka masyarakat akan mendukung, dan bersimpati dengan
memberikan sumbangan ZIS nya. Namun sebaliknya, jika citra
yang ada didalam bentuk anggota masyarakat terhadap OPZ
negative, maka mereka akan menghindari, antisipasi dan mencegah
29
orang untuk memberikan sumbangan dan zakat, infaq sadaqahnya
kepada lembaga.
4) Menjaga loyalitas muzaki dan donator agar tetap memberikan
sumbangan dana ZIS nya kepada OPZ. Walaupun harus dengan
pengorbanan untuk memberikan sumbangan dana tersebut.
Pengorbanan yang dilakukan muzaki dan donator seolah tidak
terasa setelah mendapat imbalan rasa puas dari pengorbnan yang
diberikan oleh lembaga tersebut. Jadi tujuan memuaskan donator
adalah tujuan yang bernilai jangka pangjang, meskipun kegiatannya
dilakukan setiap hari.
5) Kadang-kadang untuk melakukan fundraising, sebuah OPZ
membatasi pada orang-orang tertentu. Sehingga dibutuhkan
kepanjangan tangan untuk sampai pada donator dan muzaki.
Apabila OPZ memiliki citra yang baik dimata masyarakat maka
akan banyak simpati dan dukungan yang akan diberikan
kepadanya. Bentuk dukungan dan simpati dari masyarkat terhadap
OPZ tidak selamanya dana, akan tetapi ada sebagaian yang tidak
memiliki kemampuan memberikan dana atau sesuatu sebagai
sumbangan ZISnya karena ketidak mampuan mereka sebagai
donator dan muzaki dalam memberikan dana, memberikan bantuan
tenaga dan pemikiran untuk majunya sebuah organiasi zakat,
kelompok-kelompok seperti ini sangat diperlukan oleh OPZ
sebagai pemberi kabar dan pemberi informasi kepada setip orang
30
yang memerlukannya. Dukungan dan simpatisan berbentuk
informan seperti ini, memudahkan lembaga dalam fundraising.
Sehingga lebih banyak relasi dan dukungan sebuah OPZ juga
diadakannya Fundraising.39
Kegiatan fundraising memiliki 5 (lima) tujuan pokok.40
yaitu :
menghimpun dana, menghimpun donator, menghimpun simpatisan
atau pendukung, membangun citra lembaga (brand image), dan
memberikan kepuasan kepada donator.
b. Fundraising dalam Islam
Pada masa awal Nabi Muhammad SAW, sumber daya negara Islam
pada waktu itu sangat terbatas sehingga sulit mengatur pengadaan
barang-barang untuk public. Dalam pembangunan masjid Nabawi
menggunakan pendanaan dari sumbangan tanah dan tenaga
sukarela.Dalam perang tabuk, 30.000 pasukan dan 10.000 ekor kuda
sepenuhnya dibiayai oleh sumbangan sukarela.Bahkan ada sahabat yang
menawarkan untuk membeli sumur agar dapat diguanakan umat pada
masa kekeringan. Masyarakat islam melakukan hal tersebut karena
memiliki motivasi yang kuat tentang ajaran agama. Umar Bin Abdul
Aziz sebagai khalifah gemar bersedekah dan wara.Beliau menjadi
seorang zahid yang hanya mencari kehidupan akhirat saja yang
abadi.Secara tidak langsung, hal ini memberikan sumbangsih terhadap
39 April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi Organisasi Pengelolaan Zakat, h. 22. 40 M. Anwar Sani, Jurus Menghimpun Pulus, Manajemen Zakat Berbasis Mesjid, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2010), h. 25.
31
faktor-faktor mempengaruhi system administrasi setra psikologi pejabat
dan para rakyatnya.41
Hal mana yang diharapkan dengan hadirnya cetak biru zakat
Indonesia adalah membuat kontruksi perzakatan sebagai bingkai dan
acuan pengaturan dalam pelaksanakan pengelolaan zakat di Indonesia.
Siapa yang operasional, siapa yang menjadi pengawas dan siapa yang
mengupayakan perundang-undangan zakat sehingga system pengelolaan
zakat terstruktur, oprasi serta sasaran mencapainya menjadi terarah dan
jelas.
Dari keterangan diatas penulis menyimpulkan bahwa
penggalanhgan dana yang telah dilakukan pada zaman dahulu lebih
menuju kepada penggalangan dana zakat. Zakat pada dasarnya adalah
system yang wajib (obligatory zakat system), akan tetapi menjadi system
sukarela (voluntary zakat sytem). Dikarenakan beberapa faktor.Salah satu
faktor peralihan ini terjadi karena zakat dalam legalitas hukum dan
perundangan negara diadopsi sebagai system keuangan yang tidak
sempurna.Zakat hanya dibebankan pada aspek agama. Padahal zakat itu
harus diambil dari muzakinya, baik suka atau tidak karena hukumnya
wajib.
41http://www. Hendra Kholid. net/blog/2010/03/16 diakses pada tanggal 27 juni 2016.
Adpun dasar hukum yang berkaitan dengan fundraising ini setara
dalam UU RI, antara lain :
UU RI no 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat :Diantaranya
dijelaskan dalam bab IV pasal 14 yang berbunyi :
1) Badan amil Zakat dan lembaga amil Zakat wajib menyalurkan sesuai
dengan ketentuan hukum islam.
2) Penyaluran dana zakat dapat bersifat bantuan pemberdayaan, yaitu
membantu mustahik untuk meningkatkan kesejahtraannya, baik
secaraperorangan maupun kelompok melalui program dan kegiatan
yang berkesinambungan.
Pasal yang tertera diatas hanya sebagai contoh, bahwa
sesungguhnya fundraising memang sudah benar-benar diatur dalam UU
RI.42
d. Strategi Fundraising
Strategi fundraising adalah tulang punggung dari kegiatan
fundraising.43
Joyce young mengisyaratkan organisasi yang menjalankan
roda organiasinya tanpa strategi bagai melakukan perjalanan tanpa
menggunakan peta.44
Strategi fundraising menghasilkan analisis
mengenai faktor internal dan eksternal organisasi yang menentukan apa
yang akan ditawarkan atau dijual oleh organisasi, serta kepada siapa akan
42 http//www.hendrakholid. net/blog/2010/03/06/ diakses pada tanggal 27 juni 2010 43 Michael Norton, Magelang Dana : Penuntun Bagi Lembaga Swadaya Masyarakat dan
Organisasi Sukarela di negara-negara selatan (terj. Masri Maris), (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002),
h. 51. 44 Joyce Young, dkk, Menggalang Dana untuk Organisasi Nirlaba (Terj. Siti Masitoh), (Jakarta:
PT. Ina Publikatama, 2007), h. 124.
33
dijual. Hamid abidin menyatakan bahwa strategi fundraising merupakan
suatu alat analysis untuk mengenali sumber pendanaan yang potensial,
metode fundraising dan mengevaluasi kemampuan organiasi dalam
memobilisasi sumber dana.45
Tidak jauh berbeda dengan pernyataan tersebut, menurut joyce
young, strategi fundraising dapat disusun dengan banyak cara, salah
satunya adalah dengan matriks strategi menggalang dana. Metriks
menggalang dana ini digunakan mengenali sumber dana yang potensial,
metode menggalang dan, serta untuk mengevaluasi sumber atau metode
fundraising.46
Hamid abidin mengungkapkan, aspek dalam strategi fundraising
dikenal sebagai berikut siklus fundraising yang terdiri dari identifikasi
calon donator, pengelolaan dan penjagaan donator, penggunaan metode
fundraising serta memonitoring dan evaluasi fundraising, berikut
penerapannya.47
a. Identifikasi donator, adalah ketika organisasi menentukan siapa dan
bagaimana profil dari potensial donator yang akan digalangnya.
Berdasarkan sumber dayanya, pendekatan fundraising terbagi menjadi
dua yakni retail fundraising dan institusional fundraising lebih
memfokuskan pada penggalangan dari lembaga atau organisasi,
45Hamid Abidin, dkk, Membangun Kemandirian Perempuan Potensi Dan Pola Derma Untuk
Pemberdayaan Perempuan, Serta Strategi Penggalangannya. (Depok: Piramedia, 2009). h. 134 46 Joyce Young, dkk, Menggalang Dana, h. 125. 47 Hamid Abidin, dkk, Membangun Kemandirian Perempuan, h. 134.
34
misalnya perusahaan, lembaga donor, pemerintah, atau yayasan amal
local.
b. Penggunaan metode fundraising, adalah penentuan metode yang tepat
untuk melakukan pendekatan terhadap donator. Hal ini perlu
dilakukan karena kan menjadi penentu keberhasilan perolehan dana
yang sebesar besarnya dari fundraising pada para donator.
Muhsin Kalida mengungkapkan empat metode dalam fundraising.
Pertama, pace to pace atau berdialog langsung dalam rangka
menawarkan program dengan calon donator dengan cara kunjungan
kekantor, perusahaan atau persentasi. Kedua, direct mail, yakni
menawarkan tertulis untuk menyumbang yang didistribusikan melalui
surat. Ketiga, special event, yakni penggalangan dana atau fundraising
dengan menggelar acara-acara khusus, atau memanfaatkan acara-acara
tertentu yang dihadiri banyak orang untuk menggalang dana atau
fundraising. Terakhir, campaign, yakni fundraising dengan kampanye
melalui berbagai media komunikasi seperti melalui poster, internet, media
elektronik ataupun brosur yang digunakan sebagai komunikasi dan
promosi program lembaga ataupun donator.48
1) Pengelolaan dan penjagaan donator, pengelolaan donator dilakukan
denga tujuan meningkatkan jumlah sumbangan, mengarahkan donator
untuk menyumbang pada program tertentu, atau meningkatkan status
dari penyumbang tidak tetap menjadi penyumbang tetap. Sementara
48 Muhsin Kalida, “Fundraising dalam Studi Pengembangan Lembaga Kemasyarakatan “, Jurnal