Page 1
STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA
TANJUNGPINANG DALAM MEMPERSIAPKAN INDUSTRI KECIL
MENENGAH (IKM) MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
(MEA) 2016
NASKAH PUBLIKASI
OLEH :
JUWITA
NIM : 120563201083
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
Page 2
SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah Dosen Pembimbing dari mahasiswa
yang di sebut di bawah ini :
Nama : Juwita
NIM : 120563201083
Jurusan / Prodi : Ilmu Administrasi Negara
Alamat : Jl. KP. Melayu Gg. Sempati No. 29 RT 001 / RW 003
No. HP / Telp : 0853 5627 4855
Email : [email protected]
Judul Naskah : Strategi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tanjungpinang dalam Mempersiapkan Industri Kecil dan
Menengah (IKM) Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA)
Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tulisan naskah
ilmiah dan untuk dapat di terbitkan.
Tanjungpinang, 16 Agustus 2016
Ketua Komisi Pembimbing
ELLYA NORYADI, S. Sos, M. Si
NIDN. 070403731
Anggota Komisi Pembimbing
FITRI KURNIANINGSIH, S. Sos, M. Si
NIDN. 0016038702
Page 3
STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA
TANJUNGPINANG DALAM MEMPERSIAPKAN INDUSTRI KECIL
MENENGAH (IKM) MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
(MEA) 2016
JUWITA
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISIP UMRAH
A B S T R A K
Salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi merupakan agenda utama negara
ASEAN, Indonesia termasuk dalam Negara anggota ASEAN. Dengan di berlakukannya
masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tanjungpinang sebagai instansi yang mempunyai strategi untuk mempersiapkan industri
kecil menengah dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN agar industri kecil dan
menengah (IKM) tetap aktif, tumbuh dan berkembang serta berdaya saing, mandiri dan
berkelanjutan.
Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah mengetahui strategi dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tanjungpinang mempersiapkan industri kecil dan
menengah (IKM) dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2016.
Informan dalam penelitian yaitu 3 orang yang terdiri dari 1 orang key informan dan 2
orang informan dari pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tanjungpinang
di bidang industri kecil dan menengah, kemudian di ambil 7 orang pelaku industri kecil
menengah di Kota Tanjungpinang.
Setelah di lakukan penelitian permasalahan penelitian, maka dapat di ambil kesimpulan
bahwa strategi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tanjungpinang sudah di
konsepkan secara baik namun pada kenyataannya IKM kurang berdaya saing dalam segi
produk, harga, tempat, promosi dan keuntungan.
Kata kunci : Strategi, Industri Kecil dan Menengah (IKM), masyarakat ekonomi ASEAN
(MEA)
Page 4
STRATEGY DEPARTMENT OF INDUSTRY AND TRADE TANJUNGPINANG
IN PREPARING FOR SMALL AND MEDIUM INDUSTRIES ( SMES ) FACE THE
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY ( AEC ) 2016
JUWITA
Students of science public administrations, FISIP UMRAH
A B S T R A C K
One form of the realization of economic integration is the main agenda of the
ASEAN countries , Indonesia including the ASEAN member countries. As asean
economic community(AEC) through Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Tanjungpinang city as the agency which has a strategy to prepare small and
medium industries in asean economic community(AEC) so that small and medium
industries stay active , growing and competitive , independent and sustainable
The purpose of this study is basically knowing the strategy of Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Tanjungpinang city to prepare small and
medium industries in asean economic community(AEC)2016. Informants in this
study is 3, 1 as key informants and 2 as informants from employees Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Tanjungpinang city in the field of small and
medium industries ,and than 7 of small and medium industry in the city of
Tanjungpinang.
After doing an of the research problem , it can be concluded that Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Tanjungpinang city is good in the concept but in
reality . it can be seen from the small and medium industry are less competitive ,
independent and sustainable from product, price, place, promotions and profit.
Keywords : Strategy , Small and Medium Industries, the ASEAN Economic
Community ( AEC )
Page 5
1
A. Latar Belakang
Pemerataan pemberlakuan
masyarakat ekonomi ASEAN
(MEA) kesemua daerah harus
mampu di laksanakan pada tahun
2016. Daerah di tuntut untuk
mempersiapkan dalam
menghadapi MEA 2016.
Akan tetapi, Persoalannya saat
ini adalah apakah sejauh ini kota
Tanjungpinang dapat dinilai siap
dalam menghadapi persaingan
yang semakin ketat dari
diberlakukannya Masyarakat
Ekonomi ASEAN Tersebut. Bagi
wilayah atau daerah, MEA bisa
jadi peluang emas untuk semakin
maju dan kuat, mengingat
tanjungpinang sebagai daerah
yang letaknya sangat
menguntungkan.
Harap maklum jika banyak
masyarakat kota Tanjungpinang
pesimis MEA akan
menguntungkan, justru hanya
akan menjadi pasar empuk bagi
negara lain ini di karenakan
Negara di kawasan ASEAN akan
menghasilkan produk – produk
andalan mereka untuk dipamerkan
dalam MEA sehingga persaingan
untuk menjadi yang terbaik tidak
bisa dikompromi lagi.
Untuk itu masyarakat
khususnya pelaku ekonomi sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2014 tentang Perindustrian
memberikan landasan yang cukup
kuat bagi terlaksananya
pengembangan industri secara
nasional, khususnya
pemberdayaan Industri Kecil dan
Page 6
2
Menengah (IKM), berdasarkan
pasal 72-76 undang-undang
tersebut, mengamanatkan pada
pemerintah, untuk melakukan
pembangunan dan pemberdayaan
IKM, guna mewujudkan IKM
yang berdaya saing. Industri Kecil
Menengah yang ada di kota
Tanjungpinang mengalami
penyusutan. Dari hasil pendataan
pada tahun 2014 hanya 63 dari
total 437 pelaku IKM yang masih
aktif
(http://arsip.batampos.co.id/24-09-
2015/industri-kecil-di-
tanjungpinang-lemah/, di akses 25
maret 2016), sedangkan pada
tahun 2015 data dari disperindag
IKM yang terdata totalnya 399
pelaku IKM. Secara umum, IKM
yang masih aktif tersebut belum
berperan terhadap peningkatan
pendapatan asli daerah (PAD)
Kota Tanjungpinang apalagi untuk
menghadapi MEA. Selain itu
permasalahan yang ada pada IKM,
produk IKM yang belum memiliki
daya saing yang kuat, IKM belum
mampu menjadi penyedia barang
produk dalam negeri yang
berkualitas, dan berstandard
secara kontinyu, jiwa
kewirausahaan IKM masih
rendah, Kemitraan IKM masih
rendah, minimnya IKM memiliki
pengetahuan dan informasi pasar,
Aksesibilitas IKM terhadap
sumber permodalan masih sangat
rendah, dan IKM belum mampu
memenuhi pesanan dalam jumlah
besar.
Pelaku IKM yang akan
menghadapi MEA tersebutlah
Page 7
3
menjadi acuan bagi Dinas
Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tanjungpinang untuk terus
berupaya menunjukan kinerja dan
sinergitas dengan membuat
kebijakan – kebijakan baru
sebagai langkah strategi dalam
mempersiapkan IKM untuk dapat
mengatasi persoalan yang terjadi.
Sudah semestinya sebagai
masyarakat dapat menunjukan
antusiasme positif dalam
menghadapi MEA tersebut.
Dengan cara tetap memonitoring
mempersiapkan IKM daerah kota
Tanjungpinang untuk menghadapi
MEA tersebut serta turut
mendukung dan ikut membantu
dalam mencapai perubahan
perekonomian Indonesia ke arah
yang lebih baik Sehingga
diharapkan pemberlakuan
masyarakat ekonomi ASEAN
tersebut dapat menjadi peluang
yang sangat besar agar membawa
perubahan yang lebih baik bagi
pertumbuhan ekonomi di kota
Tanjungpinang.
Berdasarkan uraian tersebut
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul
“STRATEGI DINAS
PERINDUSTRIAN DAN
PERDAGANGAN KOTA
TANJUNGPINANG DALAM
MEMPERSIAPKAN
INDUSTRI KECIL
MENENGAH (IKM)
MENGHADAPI
MASYARAKAT EKONOMI
ASEAN (MEA) 2016”.
B. Landasan Teoritis
1. Strategi
Page 8
4
Purnomo dan Zulkiflimansyah
dalam buku manajemen strategis
(2007:4) Kata strategi berasal dari
bahasa yunani “strategos, yang
berasal dari kata stratos yang
bearti militer dan Ag yang artinya
memimpin. Strategi dalam
konteks awalnya ini di artikan
sebagai generalship atau sesuatu
yang di kerjakan oleh para jendral
dalam membuat rencana untuk
menaklukan musuh dan
memenangkan perang. Seperti
halnya pada sekarang ini, setiap
organisasi publik yang
professional mempunyai rencana ,
tindakan dalam mencapai sasaran
yang telah di tetapkan.
Dalam manajemen strategis,
terdapat konsep strategi
pemasaran, menurut Kotler yang
dikutif oleh Hurriyati (2010:47)
menyatakan bahwa definisi
marketing mix ( bauran
pemasaran) ialah :
“sekumpulan alat pemasaran
yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk mencapai
tujuan dalam pasar sasaran”.
Marketing mix harus selalu
dapat bersifat dinamis, selalu
dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan eksternal maupun
internal. Lingkungan eksternal
yaitu faktor diluar antara lain
terdiri dari pesaing, teknologi,
peraturan pemerintah, keadaan
perekonomian, sedangkan
lingkungan internal adalah
variabel yang terdapat dalam
marketing mix yakni : product
(produk), price (harga), place
Page 9
5
(tempat), promotion (promosi),
dan profit (keuntungan).
Lingkungan eksternal yang
perlu di lakukan analisis mengenai
kekuatan, kelemahan, kesempatan
atau peluang dan ancaman
ataupun tantangan. Selanjutnya
lingkungan internal yang perlu di
analisis yakni product (produk),
price (harga), place (tempat), dan
Promotion (promosi), dan profit
(keuntungan).
1. Product (produk)
Definisi produk menurut
Kotler adalah :
“A product is a thing
that can be offered to a
market to satisfy a want
or need”
“Produk adalah sesuatu
yang bisa ditawarkan ke
pasar untuk
mendapatkan perhatian,
pembelian, pemakaian,
atau konsumsi yang
dapat memenuhi
keinginan atau
kebutuhan”.
2. Price (harga)
Definisi harga menurut
Kotler adalah :
“price is the amount of
money charged for a
product or service.
More broadly, price is
the sum of all the value
that consumers
exchange for the
benefits of having or
using the product or
service”.
Page 10
6
“Harga adalah sejumlah
uang yang dibebankan
untuk sebuah produk
atau jasa. Secara lebih
luas, harga adalah
keseluruhan nilai yang
ditukarkan konsumen
untuk mendapatkan
keuntungan dari
kepemilikan terhadap
sebuah produk atau
jasa”.
3. Place (tempat)
Definisi menurut Kotler
mengenai distribusi adalah:
“The various the company
undertakes to make the
product accessible and
available to target
customer”.
“Berbagai kegiatan yang
dilakukan perusahaan untuk
membuat produknya mudah
diperoleh dan tersedia
untuk konsumen sasaran”.
4. Promotion (promosi)
Menurut Kotler yang
dimaksud dengan promosi
adalah :
“Promotion includes all
the activities the
company undertakes to
communicate and
promote its product the
target market”.
“promosi termasuk
semua aktivitas
perusahaan dalam
mengkomunikasikan
dan mempromosikan
produk ke target
sasaran”
Page 11
7
Ini di maksudkan adalah
bagaimana produk yang telah
di hasilkan dapat di
promosikan lewat penjualan
langsung, spanduk atau iklan,
website ataupun media sosial
lainnya.
5. Profit (keuntungan)
Keuntungan adalah hasil
akhir yang telah di lakukan,
dari produk yang di hasilkan
mendapatkan nilai jual setelah
itu barang mendapatkan tempat
untuk di promosikan. Sehingga
kita dapat melihat bagaimana
keuntungan yang dapat di raih
demi kemakmuran dan
kesejahteraan.
2. Industri Kecil Menengah
(IKM)
Menurut Undang – undang
No. 3 tahun 2014 tentang
perindustrian dalam pasal 1 ayat 2
mengatakan bahwa industry :
“seluruh bentuk kegiatan
ekonomi yang mengolah
bahan baku dan/atau
memanfaatkan sumber
daya industri sehingga
menghasilkan barang yang
mempunyai nilai tambah
atau manfaat lebih tinggi,
termasuk jasa industri”.
Adapun pengertian Industri
Kecil menurut berbagai ahli
adalah sebagai berikut:
a. Menurut Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag).
Page 12
8
Industri Kecil adalah
industri perdagangan yang
mempunyai tenaga kerja
antara 5-19 orang.
b. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS).
Industri Kecil adalah
sebuah perusahaan dengan
jumlah tenaga kerja kurang
dari 20 orang, termasuk
yang dibayar, pekerja
pemilik dan pekerja
keluarga yang tidak
dibayar.
c. Menurut Departemen
Keuangan.
Usaha kecil adalah usaha
produksi milik keluarga
atau perorangan Warga
Negara Indonesia yang
memiliki asset penjualan
paling banyak Rp 1
Milyar/tahun.
3. Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) merupakan konsep yang
mulai di gunakan dalam
Declaration of ASEAN Concord
(Bali concord II), Bali, Oktober
2003. MEA adalah salah satu pilar
perwujudan ASEAN Vision,
bersama –sama dengan ASEAN
Security Community (ASC) dan
ASEAN Socio – Cultural
Community (ASCC). MEA adalah
tujuan akhir intgrasi ekonomi
seperti di canangkan dalam
ASEAN Vision 2020:
… to create a stable, prosperous
and highly competitive ASEAN
Page 13
9
economic region in which there is
a free flow of goods, services,
investment, skilled labor and free
flow of capital, aquitable
economic development and
reduced poverty and socio –
economic disparities in year 2020.
Pembentukan MEA di lakukan
melalui empat kerangka strategis,
yaitu pencapaian pasar tunggal
dan kesatuan basis produksi,
kawasan ekonomi berdaya saing,
pertumbuhan ekonomi yang
merata dan terintgrasi dengan
perekonomian global.upaya
pencapaian masing – masing
kerangka tersebut di lakukan
melalui berbagai elemen strategi
yang tercakup di dalamnya.
Pencapaian MEA dalam
penciptaan pasar tunggal dan
kesatuan basis produksi, di
tujukan upaya perluasan melalui
integrasi regional untuk skala
ekonomis yang optimal. Langkah
– langkah integrasi tersebut
(proses liberalisasi dan penguatan
internal ASEAN) menjadi strategi
mencapai daya saing yang
tangguh dan di sisi lain akan
berkontribusi positif bagi
masyarakat ASEAN secara
keseluruhan individual Negara
anggota. Pembentukan MEA juga
menjadikan posisi ASEAN
semakin kuat dalam menghadapi
negoisasi internasional, baik
dalam merespon meningkatnya
kecenderungan kerja sama
regional maupun dalam posisi
tawar ASEAN dengan mitra
dialog, seperti China, Korea,
Page 14
10
Jepang, Australia –Selandia Baru,
dan India.
4 Mempersiapkan IKM
dalam Menghadapi MEA
Peluang IKM adalah pasar
yang lebih besar dan luas di
bandingkan sewaktu
perdagangan domestik.
Sedangkan tantangan bisa dalam
berbagai aspek, misalnya
bagaimana bisa menjadi unggul
di pasar dalam negeri, yakni
mampu mengalahkan pesaing
domestik lainnya maupun
pesaing luar negeri menembus
pasar di Negara lain khususnya
kawasan Asia Tenggara,
bagaimana usaha bisa
berkembang pesat (misalnya
skala usaha tambah besar,
membuka cabang – cabang
perusahaan),
bagaimana penjualan / output
bisa tumbuh pesat, dan lain –
lain. Jika tantangan – tantangan
tersebut tidak bisa di manfaatkan
atau di hadapi sebaik – baiknya,
karena IKM menghadapi kendala
(misalnya, keterbatasan modal,
teknologi dan SDM berkualitas),
Maka tantangan yang ada bisa
menjelma menjadi ancaman,
yakni perusahaan terancam
tergusur dari pasar atau ada
produksi menurun.
Faktor – faktor utama yang
menentukan besar kecilnya
peluang bagi pelaku IKM adalah
:
Page 15
11
1. Akses sepenuhnya ke
informasi mengenai aspek –
aspek kunci bagi
keberhasilan suatu usaha
seperti kondisi pasar yang di
layani dan peluang pasar
potensial, teknologi terbaru /
terbaik yang ada di dunia,
sumber – sumber modal dan
cara pembiayaan yang
paling efisien, mitra kerja
(misalnya calon pembeli,
pemasok bahan baku,
distributor), pesaing
(kekuatannya, strateginya,
visi misinya), dan kebijakan
atau peraturan yang berlaku.
2. Akses ke teknologi terkini /
terbaik.
3. Akses ke modal
4. Akses ke tenaga terampil /
SDM
5. Akses ke bahan baku
6. Infrastruktur
7. Kebijakan atau peraturan
yang berlaku, baik dari
pemerintah sendiri maupun
Negara mitra (misalnya
kesepakatan dan terkait
dengan ASEAN.
Selain itu dengan jadwal
strategis MEA yang termasuk hal
penting untuk perluasan dan
memperdalam integrasi ekonomi
akan membentuk keutuhan dari
progam kerja tersebut.
(http://guruppkn.com/konsep-
mea, akses 7:55 PM 02 MEI
2016) Konsultasi telah dilakukan
dengan badan-badan yang
relevan untuk mengundang
masukan dan koodinasi mereka
dalam konferensi yang
diselenggarakan untuk meninjau
Page 16
12
ulang jadwal strategis dari semua
stakeholder untuk meyakinkan
konsistensi atas semua program
dari berbagai sektor serta
meningkatkan rasa kepemilikan
yang lebih besar atas program
kerja tersebut.
Badan – badan sektoral yang
relevan akan saling bekerjasama
untuk mengimplementasikan
program dan tindakan,
sedangkan pemerintah yang
terkait akan bertanggungjawab
untuk mengawasi implementasi
dan persiapan IKM untuk
tindakan yang lebih rinci.
Dimana partisipasi IKM sangat
diperlukan dalam proses integrasi
tercapainya tujuan ASEAN
maupun tujuan dari
pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi agar berdaya saing
tinggi.
C. Hasil Penelitian
a. product (produk)
Dalam analisis produk, dari
hasil wawancara telah di sebutkan
bahwa IKM yang aktif pun
memiliki produk yang di hasilkan
di tawarkan oleh IKM kota
Tanjungpinang belum menarik
perhatian, pembelian, pemakaian,
atau konsumsi. Untuk itulah
Disperindag membuat srategi
untuk meningkatkan kemasan
produk seperti yang telah di
konsepkan sebagai berikut :
1. Meningkatnya produktivitas
Industri Kecil Menengah
(IKM) dan yang menjadi
sasaran nya adalah :
Page 17
13
1. MENINGKATKAN
PRODUK DAERAH
Indikator Sasaran:
- Persentase jumlah
IKM yang aktif
- Jumlah Desain
Kemasan Produk
IKM
- Jumlah
Pengembangan
Jenis Produk IKM
- Persentase
Peningkatan
Produk Daerah
Strategi :
- Pembinaan
terhadap IKM yang
pasif menjadi aktif
- Penyuluhan
terhadap desain
produk kemasan
- Pengadaan
Pelatihan terhadap
pengembangan
produk-produk
baru
- Pengadaan
sayembara
terhadap produk
unggulan daerah
Kebijakan :
- Melaksanakan
Pendataan Ulang
terhadap IKM yang
pasif dan aktif
serta memberi
solusi pemecahan
permasalahan
Page 18
14
- Memfasilitasi
desain dan
kemasan produk
serta penyuluhan
terhadap 30 IKM
dalam bentuk
operasi klinik
bisnis
- Melaksakan
Pelatihan terhadap
pengembangan
produk-produk
baru dan dengan
berbagai kreatifitas
industry
- Melaksanakan
selektifitas dengan
mengadakan
sayembara guna
mendapat produk
unggulan daerah
b. price (harga)
Dalam analisis harga, dari hasil
wawancara, telah di uraikan
bahwa IKM kota Tanjungpinang
bingung menentukan harga jual
produk, ini di karena kan sulitnya
bahan baku, dari proses
pembuatan yang masih
menggunakan peralatan yang
belum modern, serta belum
banyaknya tenaga kerja membuat
IKM sulit menentukkan harga jual
produk. Dari permasalahan
penetuan harga jual, Disperindag
merumuskan konsep strategi
dalam memecahkan permasalahan
masalah harga sasaran jumlah
omset penjualan IKM kota
Tanjungpinang dengan strateginya
ialah Disperindag memfasilitrasi
sertifikasi penjualan, mengadakan
Page 19
15
bantuan proses produk halal dan
izin edar.
c. place (tempat)
Agar poduk IKM kota
Tanjungpinang dapat di peroleh
dengan mudah, dari hasil
wawancara di uraikan bahwa
tempat IKM mendistribusikan
dengan mudah yaitu di Klinik
Bisnis yang di buat oleh
Disperindag sebagai infrastruktur
yang di sediakan untuk IKM kota
Tanjungpinang sebagai tempat
mendistribusikan hsil dari produk
nya. Selain itu juga, Disperindag
menyediakan workshop.
d. promotion (promosi)
Dalam strategi Disperindag,
promosi di lakukan dengan tujuan
berdasarkan RPJMD tahun 2015
No. 3, sebagai berikut :
MELUASNYA
JANGKAUAN PEMASARAN
PRODUK IKM
- Indikator Sasaran :
Jumlah Media
Promosi Produk IKM
kota Tanjungpinang
- Strategi :
Meningkatkan sarana
promosi dengan
mengikut sertakan
pelaku IKM dii ajang
promosi dalam dan
luar negeri
- Kebijakan
Mengadakan pameran
industry dan
perdagangan atau
Page 20
16
memfasilitasi promosi
lewat berbagai media
elektronik.
e. profit (keuntungan)
dari proses product (produk),
price (harga), place (tempat),
promotion (promosi), kita dapat
melihat berbagai keuntungan dari
pemberlakuan masyarakat
ekonomi ASEAN (MEA)
tersebut, Disperindag memiliki
strategi dalam melihat keuntungan
pasar dalam masyarakat ekonomi
ASEAN (MEA), sesuai dengan
RPJMD berbunyi :
Misi yang kedua, yaitu :
1. Mengendalikan roda
perdagangan secara aman
agar terpenuhinya
kebutuhan pokok
masyarakat.
Usulan konsep merumuskan
tujuan yaitu Meningkatkan
pengendalian roda perdagangan
secara kondusif guna memenuhi
kebutuhan pokok masyarakat.
1. Meningkatnya
Pertumbuhan Ekonomi di
bidang Perdagangan. dan
yang menjadi Sasaran adalah:
1. Berkembangnya
Ekonomi
Kerakyatan
Indikator sasaran :
Persentase
Peningkatan jumlah
Pelaku Usaha Mikro
2.Meningkatnya
Kontribusi
Page 21
17
Perdagangan terhadap
PDRB
Indikator sasaran :
Persentase
Peningkatan
Kontribusi Sektor
Perdagangan terhadap
PDRB
3. Meningkatnya Sistem
Perdagangan di Kota
Tanjungpinang
Indikator sasaran :
Persentase jumlah
pergudangan untuk
kebutuhan pokok
Jumlah Usaha Mikro
Kecil yang memiliki
pengetahuan tentang
Masyarakat Ekonomi
Asia (MEA)
Misi yang ketiga, yaitu :
1. Meningkatkan potensi
kreativitas sebagai
penguatan akses
investasi
1. Terangkatnya potensi
ide karya para insan
kreatif /wirau saha
IKM yang dapat
ditawarkan ke Investor
dan yang menjadi
sasaran adalah :
- Meningkatnya peluang
ide karya insan kreatif
/IKM yang dapat
dipromosikan ke
Investor
Indikator sasaran :
- Jumlah sarana
pengembangan
Page 22
18
kreatifitas yang
tersedia
- Jumah Insan
kreatif yang
menfaatkan
sarana ekraf
- Jumah Insan
kreatif yang dapat
dibina/diberdayakan
Jumlah IKM yang
diikut-sertakan dalam
Tanjungpinang
Kuliner Fiesta
2. Meningkatnya Kerja-
sama Investasi PMA
dan PMDN di Kota
Tanjungpinang
- Indikator sasaran :
Jumlah
Pendampingan
Investor
- Jumlah investor
PMA dan PMDN
- Jumlah Nilai
investasi PMA dan
PMDN
Strategi
- Mengadakan
pembangunan
sarana kreatif serta
pemanfaatannya
- Menumbuh-
kembangkan
inovasi, kreatifitas,
masyarakat
ekonomi kreatif
dalam pencapaian
produk daerah
- Mengembangkan
Tanjungpinang
Kuliner Fiesta
Page 23
19
- Mengembangkan
informasi ke
berbagai media dan
pendampingan
Kebijakan :
- Melaksanakan
Pemanfaatan ruang
/ lahan / wadah
untuk
bereksprisiasi
dengan target daya
tampung 20 orang
- Melaksanakan
pembinaan dan
koordinasi
terhadap
komoditas insan
kreatif dengan
target 20 peserta
- Melaksanakan
Tanjungpinang
Kuliner Fiesta
dengan target 20
peserta
- Melaksanakan
pendampingan
terhadap para
investor dengan
target 500 orang
Dari hasil uraian wawancara di
atas, dengan jelas bahwa startegi
dari disperindag belum optimal
mempersiapkan industri kecil dan
menengah (IKM) dalam
menghadapi masyarakat ekonomi
ASEAN (MEA) tahun 2016.
D. Penutup
1. Kesimpulan
Melihat lingkungan eksternal,
yang perlu di analisis yaitu
melihat dari kondisi IKM yang
mengalami penyusutan tahun
Page 24
20
2014 IKM berjumlah 437,
sedangkan pada tahun 2015 hanya
399 IKM. Dapat di ketahui bahwa
IKM mengalami penurunan ini di
karenakan data IKM masih di
update dan IKM juga belum
melapor ke kelurahan ataupun
langsung ke Disperindag. Setelah
itu peneliti melihat lingkungan
eksternal yang lainnya yakni kota
Tanjungpinang di rasa belum siap
dalam menghadapi masyarakat
ekonomi ASEAN (MEA) 2016
dengan mengetahui kekuatan dan
kelemahan dari IKM peneliti telah
mendapat jawaban bahwa IKM
kita mempunyai kekuatan jika
dapat mengatasi kelemahan
mereka, dari hasil penelitian telah
di dapat jawaban dari apa saja
yang menjadi kelemahan dari
IKM tersebut, seperti lemahnya
modal, bahan baku yang sulit di
dapat, tenaga kerja yang kurang
ahli, peralatan, serta pemasaran
produk mereka, tetapi hal itu
sudah di jelaskan secara tegas
pada undang – undang Nomor 3
tahun 2014 tentang perindustrian
menyatakan secara tegas bahwa
pemerintah memfasilitasi
ketersediaan pembiayaan yang
kompetitif untuk pembangunan
industri. Berdasarkan undang –
undang tersebut dapat di bentuk
lembaga pembiayaan
pembangunan industri yang
berfungsi sebagai lembaga
pembiayaan investasi di bidang
industri yang di atur dalam
undang – undang.
Dari penjelasan mengenai
kelemahan dapat diatasi dengan
Page 25
21
baik oleh pelaku IKM dengan di
bantu Disperindag maka kekuatan
IKM akan kuat, dan itu dapat
menjadikan IKM berpeluang atau
berkesempatan dalam
menghadapai MEA tahun 2016
ini sesuai dengan misi yang telah
disperindag konsepkan dengan
tujuan tumbuh dan
berkembangnya IKM melalui
berbagai pembinaan, pelatihan,
atau bantuan modal (kerka/dana)
sehingga meningkatnya jumlah
sentra/klaster usaha individu atau
kelompok usaha bersama IKM di
Kota Tanjungpinang dengan
capaian pertumbuhan 20 %.
Peluang atau kesempatan itu,
IKM akan mendapat beberapa
ancaman atau tantangan seperti
yang telah di dapat dari hasil
wawancara dengan key informan
dan informan disperindag maupun
beberapa pelaku IKM, ancaman
atau tantangan yang akan IKM
hadapi adalah dengan di
berlakukannya MEA tersebut,
IKM di tuntut untuk berdaya
saing maka perlu adanya
pedukung secara selektif melalui
penyiapan SDM yang berkualitas,
ahli dan berkompeten di bidang
industi, serta meningkatkan
penguasaan teknologi agar
tercapai keunggulan kompetitif
dan menjadikan Tanjungpinang
sebagai industri yang tangguh
yang IKM nya kuat dan berdaya
saing di tingkat lokal maupun
MEA, berinovasi.
Melihat dari lingkungan
internal IKM kota Tanjungpinang,
dengan menggunakan marketing
Page 26
22
mix marketing mix yakni : product
(produk) IKM kota
Tanjungpinang yang kurang
bersaing dengan produk luar yaitu
kemasan yang kurang menarik
perhatian, price (harga) IKM kota
Tanjungpinang masih sulit
menentukan harga jual dari
produk, ini di karenakan sulit dan
mahalnya bahan baku, serta
peralatan yang kurang canggih
berbeda dengan produk luar yang
mampu memproduksi barang
dengan harga jual murah, place
(tempat) IKM mendistribusikan
produknya hanya baru melalui
klinik bisnis Disperindag untuk
menjadi wadah bagi IKM untuk
membicarakan permasalahan
mereka dan bersama – sama
mendiskusikan solusi nya,
promotion (promosi) IKM kota
tanjungpinang hanya melalui
website dan workshop, dan profit
(keuntungan) dari masyarakat
ekonomi ASEAN (MEA) ini
seharusnya memberikan peluang
yang besar.
Untuk itulah gunanya strategii
Disperindag dalam memecahkan
masalah yang terjadi di IKM,
Disperindag telah mengkonsepkan
strategi agar IKM kuat, berdaya
saing, mandiri, dan berkelanjutan.
Tetapi pada kenyataannya strategi
ini setelah di jalankan dari hasil
wawancara menurut key informan
dan informan disperindag dan
pelaku IKM Sebagaimana kita
ketahui bahwa kelompok industri
tersebut memerlukan modal dasar
berupa sumber daya alam, sumber
daya manusia, serta teknologi,
Page 27
23
inovasi, dan kreativitas.
Pembangunan industri di masa
depan tersebut juga memerlukan
prasyarat berupa ketersediaan
infrastruktur dan pembiayaan
yang memadai, serta didukung
oleh kebijakan dan regulasi yang
efektif.
2. Saran
Dari kesimpulan yang telah
peneliti uraikan, maka peneliti
ingin memberikan saran kepada
disperindag maupun pelaku IKM.
Untuk disperindag yang ingin
peneliti sampaikan, yaitu :
1. Dalam sosialisasi
pemahaman tentang MEA
perlu di tingkatkan lagi, agar
IKM yang pasif akan
menjadi aktif, selanjutnya
yang aktif akan lebih
tumbuh dan berkembang.
2. Dalam hal informasi
bantuan modal, bahan baku,
peralatan, pemasaran dan
atau sebagainya yang
berkaitan dengan aktivitas
IKM, harus di sampaikan
secara cepat.
3. Dalam hal di berlakukannya
MEA, disperindag
mempunyai tugas berat
untuk mewujudkan IKM
yang berdaya saing, mandiri
dan berkelanjutan sesuai
dengan visi, misi, tujuan,
strategi disperindag serta
kebijakan untuk itu perlu di
tingkatkan lagi kinerja dari
pegawai Disperindag.
Page 28
24
Untuk pelaku IKM yang ingin
peneliti sampaikan, yaitu :
1. Perlunya kerja sama
dengan disperindag dalam
hal pendataan IKM atau ke
kelurahan agar IKM yang
terdata dapat di berikan
pembinaan, pemberdayaan
atau pelatihan.
2. Perlunya kesadaran
terhadap perubahan untuk
lebih maju dari
sebelumnya, bahwa MEA
sudah di berlakukan pada
tahun 2016 ini.
3. Tetap optimis terhadap
kondisi IKM, justru itu kita
harus segera membangun
IKM agar dapat berdaya
saing dengan produk MEA
yang lainnya.
Demikian yang dapat peneliti
sampaikan kepada disperindag
maupun pelaku IKM, karena kita
sendiri yang menciptakan bahwa
kita mampu menghadapi situasi
dengan di berlakukannya MEA
tersebut dan IKM kita tentu dapat
bersaing dengan produk dari luar.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Hunger J, David & Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis.
Yogyakarta. Penerbit Andi.
Kodrat, David Sukardi. 2009. Manajemen Strategi. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Page 29
25
Mulyana, Deddy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT.
Rosdakarya.
Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Strategik (Organisasi Non profit Bidang
Pemerintahan. Yogyakarta. Gadjah Mada university Press.
Nawawi, Hadari. 2012. Manajemen Strategik (Organisasi Non profit Bidang
Pemerintahan. Yogyakarta. Gadjah Mada university Press.
Nugraha, Muhammad Qudrat, 2007. Manajemen Strategik (Organisasi Publik).
Jakarta. Penerbit Universitas Terbuka.
Purnomo, Setiawan & Zulkiflimansyah. 2007. Manajemen Strategi. Jakarta.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Siagian, P. Sondang. 2009. Administrasi pembangunan. Jakarta. Bumi Aksara.
Siagian, P. Sondang. 2011.Manajemen Stratejik. Jakarta. Bumi Aksara.
Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Cetakan ke lima.
JakartaRemaja Rosdakarya
Subyantoro, Arief,2007. Metode dan Teknik Penelitian Sosial. Penerbit Andi
:Yogyakarta.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B, Bandung:
CV Alfabeta
Sugiyono.2011. Metode Penelitian Administratif. Bandung : PT.Gramedia.
Tripmo, Tedjo & Udan. 2005. Manajemen Strategi. Bandung. Rekayasa Sains.
INTERNET :
Page 30
26
Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau
(http://kepri.bps.go.id/Brs/view/id/83, di akses pada 23 November 2015, 15.30
WIB)
http://arsip.batampos.co.id/24-09-2015/industri-kecil-di-tanjungpinang-lemah/,
di akses 25 Maret 2016. 07.15)
http://pengertian.website/pengertian-mea-dan-ciri-ciri-masyarakat-ekonomi-
asean/, di akses pada 22 November 2015, 14.28 WIB
http://setbakorluh.jatengprov.go.id/pertanian/176-pasar_bebas.html di akses pada
17 November 2015. 11.25 WIB
http://www.eddyyunuscenter.com/362637274, di akses 25 Maret 2016
http://www.kemenperin.go.id/artikel/9213/UU-Landasan-Kuat-Pemberdayaan-
IKM, di akses 25 Maret 2016
PROSIDING_SEMINAR_NASIONAL_FISIP_UT_2015_optimize, di akses
pada 21 Maret 2016 7:19 PM
Welcome MEA, Kemendag_INTRA_VIII_Layout_Design_WebRes, di akses
pada 21 Maret 2016 7:17 PM
Winantyo, R.dkk.2008. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Jakarta. PT.
Gramedia,(https://books.google.co.id/books?id=p0d6QS0i_PsC&pg=PA243&lp
g=P243&dq=winantyo+r&source=bl&ots=87L8Ry0oIc&sig=oAoSnGvTQjU_N
jruXO8I4rfEw&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwia7pb4_dHLAhXLk5QKHSWzA
MYQ6AEIJjAE#v=onepage&q=winantyo%20r&f=false, Di akses 21 November
2015.
JURNAL :
Page 31
27
Hamdani, Imam 2013, PENINGKATAN EKSISTENSI UMKM MELALUI
COMPARATIVE ADVANTAGE DALAM RANGKA MENGHADAPI MEA 2015
DI TEMANGGUNG. 1395-2690-1-SM
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj. di akses pada tanggal 25 Maret
2016 6:15 AM
Lestari, Lia. 2015.STRATEGI DINAS SOSIAL DAN TENAGA
KERJADALAMMENANGGULANGI PENGANGGURAN DI KOTA
TANJUNGPINANG.http://jurnal.umrah.ac.id/wpcontent/uploads/gravity_forms/1
ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/2015/08/JURNAL-UPLOAD.pdf(di
akses pada 19 November 2015. 1145 WIB)
Restu Anugrah, Kiki. 2015. STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS
PELAYANAN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk CABANG
TANJUNGPINANG.http://jurnal.umrah.ac.id/wpcontent/uploads/gravity_forms/1
ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/2015/09/JURNAL-KIKI-
RESTUANUGRAH.pdf (di akses pada 19 November 2015. 11.50 WIB)
UNDANG – UNDANG
UNDANG – UNDANG NO 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN.