Pertemuan Ke Empat MODAL KERJA DAN STRUKTUR MODAL Mata Kuliah : Studi Kelayakan Bisnis A. Definisi Modal Kerja Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva - aktiva jangka pendek, kas, sekuritas, persediaan dan piutang. Menurut Siegel dan Shim modal kerja merupakan suatu ukuran dari likuiditas perusahaan. Oleh karena itu dalam rangka mewujudkan suatu konsep modal kerja yang sesuai dengan pengharapan pihak perusahaan, maka harus diterapkan suatu ilmu manajemen yang bisa memberikan arah konsep yang sesuai dengan yang dimaksud dalam kaidah modal kerja. Manajemen Modal Kerja berkaitan dengan manajemen aktiva lancar-kas, piutang dan persediaan - dan prosedur pendanaan aktiva tersebut. Pada era sekarang, Perusahaan harus memanfaatkan modal kerja yang telah dimiliki dan tepat sasaran. Pengertian tepat sasaran artinya perusahaan menempatkan modal kerja pada sisi yang bersifat profitable. Profitable artinya penempatan keputusan dengan melihat prosepek keuntungan yang akan terus menerus berkelanjutan (suistainable). Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 1 MODAL USAHA MODAL ASING MODAL SENDIRI
26
Embed
stie-igi.ac.id · Web viewStudi Kelayakan Bisnis Definisi Modal Kerja Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva - aktiva jangka pendek, kas, sekuritas, persediaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pertemuan Ke Empat
MODAL KERJA DAN STRUKTUR MODAL
Mata Kuliah : Studi Kelayakan Bisnis
A. Definisi Modal Kerja
Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva - aktiva jangka
pendek, kas, sekuritas, persediaan dan piutang. Menurut Siegel dan Shim modal kerja
merupakan suatu ukuran dari likuiditas perusahaan. Oleh karena itu dalam rangka mewujudkan
suatu konsep modal kerja yang sesuai dengan pengharapan pihak perusahaan, maka harus
diterapkan suatu ilmu manajemen yang bisa memberikan arah konsep yang sesuai dengan yang
dimaksud dalam kaidah modal kerja. Manajemen Modal Kerja berkaitan dengan manajemen
aktiva lancar-kas, piutang dan persediaan - dan prosedur pendanaan aktiva tersebut.
Pada era sekarang, Perusahaan harus memanfaatkan modal kerja yang telah
dimiliki dan tepat sasaran. Pengertian tepat sasaran artinya perusahaan menempatkan modal
kerja pada sisi yang bersifat profitable. Profitable artinya penempatan keputusan dengan
melihat prosepek keuntungan yang akan terus menerus berkelanjutan (suistainable).
Gambar : Sumber Modal Usaha Secara Umum
B. Modal Kerja Dan Studi Kelayakan Bisnis
Ukuran dan keyakinan suatu bisnis menjadi layak untuk dilaksanakan adalah
dilihat dari segi jumlah modal kerja yang dimiliki. Modal kerja dilihat dari jumlah dana yang
dipakai untuk menunjang aktivitas kerja atau modal pendukung operasional. Kebutuhan modal
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 1
MODAL USAHA
MODAL ASING
MODAL SENDIRI
operasional dianggap sebagai suatu yang tidak bisa ditunda - tunda, dan jika dan operasional
terhambat maka aktivitas perusahaan akan terhambat. Akibatnya mulai dari order dan
pekerjaan rutinitas lainnya terhambat, dan lebih parah nilai perusahaan di mata para mitra
bisnis akan turun.
C. Pentingnya Memahami Manajemen Modal Kerja
Manajemen Modal Kerja sangat penting, yaitu :
1. Sebagian besar PROPORSI waktu Manager Finansial adalah dialokasikan untuk
manajemen modal kerja. (Apakah modal sendiri atau Modal Asing DN / LN ?)
2. Lebih 50 % dari total aset umumnya diinvestasikan pada aktiva lancar
3. Hubungan antara pertumbuhan penjualan dan kebutuhan investasi pada aktiva lancar
adalah sangat erat dan langsung.
4. Untuk Perusahaan Kecil (UKM), manajemen modal kerja menjadi sangat penting
a. Investasi pada aktiva tetap dikurangi dengan cara menyewa atau leasing, tetapi
investasi aktiva lancar terutama pada piutang dan persediaan tidak dapat
dihindarkan.
b. Karena keterbatasan akses perusahaan kecil dalam pasar modal, maka mereka
hanya terfokus diri pada utang jangka pendek, sehingga meningkatnya utang jangka
pendek menyebabkan modal kerja neto menurun.
Harap diingat oleh seorang Manager Keuangan dalam memahami pengalokasian aktiva dan
pinjaman adalah menempatkan semua berdasarkan aturan dan mekanisme, yaitu :
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 2
Misalkan : PT. Leasing ABC, jika rata - rata pengumpulan piutang adalah 30
hari dan penjualan kredit bulan September per hari Rp 4.000.000,-. Dan itu
berarti investasi piutang sebesar Rp 120.000.000 / bulan....Apabila penjualan
meningkat kredit bulan Oktober Rp 6.000.000 per hari maka investasi
perputaran piutang sebesar Rp 180.000.000 / bulan.
a. Pertama, Jika kebutuhan jangka panjang maka sumber dana juga harus bersumber dari
jangka panjang. Seperti Membeli Mesin Pabrik Tekstil dengan tenor pembayaran untuk
10 tahun.
Pembayaran jangka pendek, dana juga harus bersumber dana dari jangka pendek,
seperti Membeli Sepeda Motor Penagihan Operasional dengan tenor pembayaran 24
bulan.
b. Kedua, jika keuntungan tinggi dan keuntungan tersebut ingin dipakai untuk
mengamankan perusahaan secara jangka panjang dengan tujuan nilai aset tersebut
akan mengalami kenaikan yang sistematis. Diharapkan aset tersebut bersifat receivable
yang fixed, maka sebaiknya dipakai untuk membeli tanah (land).
c. Ketiga, jika perolehan keuntungan tersebut ingin dipakai untuk mengamankan kondisi
keuangan perusahaan secara jangka pendek maka sebaiknya perusahaan menempatkan
perolehan keuntungan tersebut dengan mengkoversi ke dalam salah satu bentuk aset
lancar (current asset), seperti kas, obligasi, saham, emas, Dollar AS dan sebagainya.
D. Sumber - Sumber Modal Kerja
Suatu perusahaan membutuhkan modal dana operasional untuk selalu
mendanai kebutuhan aktivitas, seperti membayar gaji karyawan, gaji buruh, membayar listrik &
telepon, membeli bahan mentah dan lainnya. Kebutuhan dana tersebut dari modal kerja, yang
bersumber dari :
1. Pendapatan Bersih
2. Peningkatan kewajiban yang tidak lancar
3. Kenaikan ekuitas para pemegang saham
4. Penurunan aktiva yang tidak lancar (Contoh, Tagihan Piutang lancar)
No. Sumber - Sumber Penggunaan
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 3
1 Berkurangnya Aktiva Tetap Bertambahnya Aktiva Tetap
2 Bertambahnya utang jangka panjang Berkurangnya utang jangka panjang
3 Bertambahnya Modal Berkurangnya modal
4 Adanya keuntungan dari operasi
perusahaan
Pembayaran cash dividen atau saham
Sumber : Bambang Riyanto (2001, hlm.353), Tabel : Sumber - sumber dan Penggunaan Modal
Kerja
Seseorang Bisnisman yang bijaksana akan melihat keputusan penggunaan
sumber - sumber dana untuk mendukung modal kerja haruslah dilihat dari sisi penggunaannya.
Artinya jika kondisi iklim ekonomi cenderung stabil dan terkendali maka penggunaan dana dari
hutang dianggap baik dan mampu dilunasi secara tepat waktu, namun jika kondisi iklim tidak
stabil maka penggunaan dana dari hutang dianggap realitis. Disisi lain Bambang Riyanto
mengatakan “Besar kecilnya kebutuhan modal kerja terutama tergantung kepada 2 faktor, yaitu
:
1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja (BAB 7)
2. Pengeluaran kas rata - rata setiap harinya. (BAB 7)
E. Modal Kerja Dan Arus Kas
Secara konsep ada hubungan yang kuat antara Modal Kerja dan Arus Kas.
Kelancaran arus kas, akan mampu MANAGER KEUANGAN perusahaan bisa memprediksi
kebutuhan dana secara sistematis. Misalkan : Jika Perusahaan PT. ABC SURABAYA mendanai 40
% aktivitas usahanya dari pinjaman perbankan maka artinya perusahaan berkewajiban untuk
secara rutin mengembalikan pinjaman perbankan secara tepat waktu.
Dalam persoalan arus kas, ada 2 (dua) persoalan dasar yang harus dihadapi oleh
pihak Manajemen Keuangan sehubungan turunnya grafik arus kas tersebut, yaitu :
a. PERTAMA, Jika grafik arus kas menunjukkan trend tanda penurunan, maka berapakah
lamakah masa penurunan tersebut. Dan dari manakah sumber dana yang dapat dipakai
untuk menutupi penurunan tersebut, termasuk jka perusahaan selama ini dibiayai dari
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 4
pinjaman. Apakah harus menambah pinjaman lagi atau dari sumber seperti penjualan
aset.
Gambar : Arus Kas Yang Menunjukkan Trend Tanda Penurunan
b. KEDUA, Jika grafik arus kas menunjukkan trend tanda kenaikan secara sistematis, maka
kemanakah kelebihan keuntungan atau over profit akan dialihkan atau dipergunakan.
Gambar : Arus Kas Yang Menunjukkan Trend Tanda Kenaikan
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 5
Perlu Diingat !!!...Kondisi resiko Kegagalan Pembayaran (Risk Default), sering terjadi ketika
Pihak Perusahaan terlalu menempatkan sumber modal kerja dari EKSTERNAL (LUAR) tanpa
memperhatikan kondisi turn over (Perputaran) pada perusahaan. Karena tindakan
memperhitungkan secara hati - hati (Prudential) dianggap sangat penting diterapkan, untuk
mencegah Extreme Leverage.
Extreme Leverage adalah Kondisi Hutang yang terlalu tinggi atau sudah berada diatas
kewajiban kemampuan perusahaan.
F. Rumus Tingkat Perputaran Modal Kerja
Tingkat Perputaran (Turn Over) modal kerja atau aktiva lancar dapat pula
dihitung dari neraca dan income statement (Neraca Rugi Laba) pada saat tertentu dengan cara
berikut :
Current Assets Turn Over = Net Sales atau Net Sales
Current Assets Average Current Assets
Average Current Assets = C.A Permulaan + C.A Akhir Tahun
2
G. Contoh Soal Untuk Modal Kerja
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 6
PT. Garuda Otomotif Motor adalah perusahaan yang bergerak dalam Industri
Otomotif berencana melakukan ekspansi bisnis dan membutuhkan dana. Dan Manager
Keuangan ditugaskan untuk menganalisa dan memberikan rekomendasinya. Adapun komposisi
ringkas neraca tahun akhir 2017 adalah :
PT.Garuda Motor Otomotif
Balance Sheet
31 Desember 2017
Debit Credit
Current Assets Rp 9.700.000 Current Liabilities Rp 7.640.000
Fixed Assets Rp 20.500.000 Long Term Rp 22.560.000
Total Assets Rp 30.200.000 Total Liabilities Rp 30.200.000
Berdasarkan data diatas maka :
a. Lakukan Perhitungan :
1. Profit On Total Assets (rate of return)
2. Financing cost
3. Current ratio
4. Kemudian ditentukan bahwa jika rate of return on current assets adalah 6 %, rate of
return on fixed assets adalah 22%, cost of current liablities adalah 11% dan long
term debt adalah 15%.
b. Selanjutnya dalam keputusan pemenuhan dana tersebut, ada dua alternatif sumber
yaitu internal dan eksternal, artinya perusahaan ingin menurunkan net working capital -
nya. Sumber Internal diambil dari current asset dan eksternal diambil dari current
liabilities, dan itu ditetapkan kebutuhan dana sebesar Rp 3.200.000,-
c. Dan Silahkan berikan rekomendasinya.
JAWABAN :
a. Perhitungan dari :
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 7
Rate of return on current assets 6 % X Rp.9.700.000 = Rp 582.000
Rate of return on fixed assets 22% X Rp.20.500.000 = Rp 4.510.000
Total Profit = Rp 5.092.000
Rate of return on total assets
= Total Profit = Rp.5.092.000 = 0,1686 = 16,86 %
Total Assets Rp.30.200.000
Cost of current liabilities 11 % X Rp 7.640.000 = Rp 840.000
Cost of long term debt 15 % X Rp 22.560.000 = Rp 3.384.000
Total Financing cost = Rp 4.244.400
Current ratio
= Current assets = Rp 9.700.000 = 1,269 = 126,9 %
Current liablities Rp 7.640.000
b. Selanjutnya PT.Garuda Motor Otomotif, ingin menurunkan net working capital - nya
Yang perlu dipahami bahwa pada saat diambil dana dari current asset, artinya
sejumlah aset lancar perusahaan dilepas, misalnya uang kas dalam bentuk mata uang
asing dijual ke pasar, obligasi dan saham juga dijual.
Namun jika mengambil dari current liabilities artinya perusahaan mengambil hutang,
seperti mengambil hutang ke bank, atau memperbesar hutang yang selama ini sudah
diambil ke bank ditambah lagi.
Jadi berdasarkan pertanyaan diatas, kita dapat memperhitungkannya sebagai berikut
yaitu: diturunkannya current asset sebesar Rp.3.200.000..Karena sumber dana diambil
dari current asset, maka artinya terjadi pengurangan current asset sebesar Rp.3.200.000
atau dengan kata lain Rp.9.700.000 dikurangi menjadi Rp.6.500.000
Rate of return on current asset 6 % X Rp 6.500.000 = Rp 390.000
Rate of return on fixed asset 22% X Rp 20.500.000 = Rp 4.510.000
Total Profit Rp 4.900.000
Rate Of return on total assets
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 8
Artinya PERUSAHAAN SEHAT& Baik Lebih dari diatas 100% mampu membayar HUTANG
= Total Profit = Rp 4.900.000 = 0,1814 = 18,14 %
Total Assets Rp 27.000.000
Current Ratio
= Current Asset = Rp 6.500.000 = 0,8508 = 85,08 %
Current Liabilities Rp 7.640.000
Ditambahkannya current liabilities sebesar Rp 3.200.000. Penambahan current liabilities
disebabkan pihak perusahaan harus menambah hutang dari Rp 7.640.000 + Rp 3.200.000
menjadi Rp 10.840.000. Dengan kata lain hutang telah terjadi peningkatan dari sebelumnya.
Cost of current liabilities 11 % x Rp 10.840.000 = Rp 1.192.400
Cost of long term debt 15 % x Rp 22.560.000 = Rp 3.840.000
Total cost financing Rp 5.032.400
Current ratio
= Current Assets = Rp 9.700.000 = 0,8948 = 89,49 %
Current Liabilities Rp 10.840.000
c. Hasil Rekomendasi :
Berdasrkan hasil hitungan diatas maka terlihat current ratio pada ditambahkannya
current liablities sebesar Rp 3.200.000 adalah sebesar 89,48%. Atau lebih besar
dibandingkan dengan dikurangkannya current asset sebesar 85,08 %. Sehingga pihak
manajer perusahaan PT.Garuda Motor Otomotif menyimpulkan lebih baik sumber
dana diambil dengan cara menambah pinjaman karena itu dianggap lebih baik dan
lebih layak (Feasible). Kesimpulan : Kemampuan Besar / Kuat Current Assets untuk menutupi
Current Liabilitites -> BAGUS
H. Pembagian Dan Kebijakan STRUKTUR MODAL
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 9
Untuk memahami tentang struktur modal, maka perlu dipahamai pembagian dari
struktur modal itu sendiri, dan dibedakan menjadi 2 (dua) bagian :
a. SIMPLE CAPITAL STRUCTURE, yaitu jika perusahaan hanya menggunakan modal sendiri
saja dalam struktur modalnya. -> Lepas atau Jual Asset Lancar
b. COMPLEX CAPITAL STRUCTURE, yaitu jika perusahaan tidak hanya menggunakan modal
sendiri , tetapi juga menggunakan modal pinjaman dalam struktur modalnya.
Pada sisi lain Subramanyam dan Jhon J Wild menegaskan bahwa “Untuk perusahaan dengan
struktur modal sederhana, diwajibkan satu penyajian laba per saham yang dihitung sebagai
berikut :
Laba per saham dasar = Laba bersih - Dividen saham preferen
Rata - rata tertimbang saham biasa beredar
Namun jika perusahaan menerapkan simple capital structure, maka dilusi
tersebut bisa tidak terjadi atau sulit untuk terjadi. Karena perusahaan tidak menerima
tambahan dana dari pihak luar. Dan artinya setiap keputusan yang telah dibuat dapat terus
dijalankan sesuai dengan yang direncanakan.
BALANCE SHET
Financial Stucture
Capital Strucuture
Gambar : Source Of Capital For The Firm / Sumber Modal Perusahaan
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 10
Current Liabilities
Long -Term Debt Stocholders Equity Prefered Stock Common Equity Common Stock Retained Earnings
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal
suatu perusahaan, yaitu :
a. Bentuk atau karakteristik bisnis yang dijalankan.
b. Ruangan lingkup aktivitas operasi bisnis yang dijalankan.
c. Karateristik manajemen yang diterapkan di organisasi bisnis tersebut.
d. Karateristik, kebijakan dan keinginan pemilik
e. Kondisi micro dan macro ekonomi yang berlaku di dalam negeri dan luar negeri yang
turut mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan.
I. Ratio STRUKTUR MODAL
Bentuk rasio yang dipergunakan dalam Struktur Modal (Capital Structure)
menurut George Foster yaitu :
Long Term Liabilities dan
Shareholders Equity
Current Liabilities + Long Term Liabilities
Shareholders Equity
Keterangan :
Long Term = Hutang Jangka Panjang
Shareholders Equity = Modal sendiri
Current Liabilities = Hutang lancar
Disisi lain Smith, Skousen, Stice, menjelaskan tentang bentuk rumus struktur modal ini yaitu:
a. Debt - to Equity Ratio
Total Liabilities
Stocholders Equity
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 11
b. Number of Times is Earned
Income before taxes and interest expense
Interest expense
c. Book Valuer Per Share
Common stockholders equity
Number of share of common sock outstanding
Keterangan :
Total Liabilities atau total hutang
Stocholders equty atau modal sendiri
Income berfore taxes and interest expense atau pendapatan sebelum bunga dan pajak
Interest expense atau beban bunga. Biaya dana pinjaman pada peruiode yang berjalan
yang memperlihatkan pengeluaran uang dalam laporan rugi laba.
Common stockholders equity atau kekayaan pemegang saham
Number of Share of common stock outstanding atau jumlah nilai saham yang beredar.
J. Teori STRUKTUR MODAL
Kajian Teori STRUKTUR MODAL dibagi 2 (dua) yaitu :
1. Balancing Theories
Adalah Kebijakan yang ditempuh perusahaan untuk mencari dana tambahan dengan
cara pinjaman baik ke Perbankan atau juga dengan menerbitkan Obligasi (bonds).
Obligasi (bonds) adalah surat berharga (commercial paper) yang mencantumkan nilai
nominal, tingkat suku bunga dan jangka waktu dimana itu dikeluarkan baik oleh
perusahaan ataupun pemerintah untuk kemudian dijual ke publik.
Resiko yang harus dihadapi Perusahaan pada saat kebijakan Balancing Theories
diterapakan yaitu :
Jika perusahaan meminjam ke Perbankan, maka dibutuhkan jaminan atau
agunan seperti Tanah, gedung, Kendaraan dan berharga lainnya. Kesalahan
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 12
Manajemen Keuangan dalam mengelola UTANG atau gagal bayar (default risk).
Artinya perusahaan telah kehilangan aset yang diagunankan tersebut.
Kebutuhan dana dengan cara menjual obligasi, bentuk resiko yang dihadapi
adalah jika seandainya tidak sanggup membayar bunga obligasi secara tepat
waktu dari waktu yang disepakati, maka perusahaan harus melakukan kebijakan
untuk mengatasi ini, termasuk mengkonversi dari pemegang obligasi ke
pemegang saham (sebagai bagian pemilik perusahaan).
Resiko selanjutnya masalah yang dialami oleh perusahaan tersebut adalah telah
menyebabkan nilai perusahaan di mata publik menurun, karena publik menilai
kinerja keuangan perusahaan tidak baik khususnya kemampuan manajemen
struktul modal (capital structure management)
2. Pecking Order Theory
Adalah suatu kebijakan yang ditempuh oleh suatu perusahaan untuk mencari
tambahan dana dengan cara menjual aset yang dimiliki, seperti menjual gedung,
tanah, peralatan dan aset - aset lainnya, termasuk dana yang berasal dari laba
ditahan (retained earning).
Secara umum laba ditahan diabagi 2 (dua) bagian yaitu :
Laba ditahan yang dialokasikan -> Reinvestasi Pabrik, Securitas, Valas
(Cadangan).
Laba ditahan yang tidak dialokasikan -> Bayar Hutang jangka panjang / pendek,
Sebagai dana cadangan (Reserve)
Kebijakan Pecking Order Theories, artinya perusahaan melakukan kebijakan
dengan cara mengurangi aset yang dimilikinya karena dilakukan kebijakan penjualan. Dampak
lebih jauh, Perusahaan akan mengalami kekurangan aset yang dipakai untuk membiayai
rencana aktivitas perusahaan, seperti membayar hutang yang jatuh tempo, seperti:
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 13
Untuk pengembangan produk baru.
Ekspansi perusahaan dalam membuka kantor cabang (brand office) dan berbagai kantor
cabang pembantu (sub brand office).
PT.BIMA PERKASA JAYA
NERACA
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas
Piutang Dagang
Aktiva Lancar lainya
Aktiva Tetap
Tanah
Bangunan
Aktiva Tetap lainnya
Hutang
Hutang lancar
Hutang tidak lancar
Obligasi
Modal sendiri
Saham Biasa
Laba ditahan
Gambar : Laba Ditahan (Retained Earnigs) di Neraca
Selanjutnya, bagaimana gambaran Neraca Perusahaan yang disebut sehat dan memberikan
performance (Kinerja) yang baik.
NERACA PERUSAHAAN
Gambar : Komposisi Neraca Perusahaan
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 14
HUTANG
40 %AKTIVA 100 %
EKUITAS
60 %
Gambar : Kerangka Kerja Untuk Kepuasan Struktur Modal, Sumber oleh : diadaptasi dari Damodaran (1997)
K. Pinjaman dalam Posisi Titik Aman dan Terhindarnya Extreme Leverage
Pengertian titik aman adalah jika pinjaman itu maksimal adalah 40 % dari jumlah
nilai aset. Sebagai contoh : Jika total aset adalah Rp 500 Juta maka titik aman adalah Rp 200
juta. Atau dapat dihitung dengan cara :
Pa = TA x Pp
Keterangan : Pa = Pinjaman aman
TA = Total Assets Pp = Persentase pinjaman
Sehingga kita dapat menghitungnya Pa = Rp 500.000.000 x 40 % = Rp 200.000.000
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 15
Gambar : Jumlah Pinjaman Pada Posisi Aman dan Extreme Leverage adalah titik
membahayakan dalam pinjaman
Apabila posisi Extreme Leverage adalah jumlah pinjaman sudah mencapai titik 80 % - 90 % dari
total nilai aset. Sehingga jika kondisi perusahaan mengalami permasalahan dalam usaha
khususnya dalam bidang penurunan penjualan maka kemungkinan gagal bayar (default risk)
dan bagi pihak pemberi pinjaman ini akan mencatat sebagai kasus kredit macet (bad debt case)
dan selanjutnya perusahaan jika tidak ada penyelesaian yang bersifat konkrit akan mengarah
pailit (Bankrupcy).
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 16
Gambar : Jumlah Pinjaman pada Lingkaran Kawasan Titik Aman dalam Pinjaman
L. Contoh Soal STRUKTUR MODAL 1
PT. Persada Usaha Semesta, berkeinginan mengembangkan dan menciptakan
produk baru (Inovation Product). Dimana kebutuhan dana sebesar Rp 30 Juta. Maka
yang menjadi permasalahan dan yang harus dianalisa oleh Manager Keuangan
bahwa ada tiga sumber dana yang bisa dipakai yaitu :
Dari penjualan aset
Penambahan hutang
Penambahan saham dalam bentuk right issue
Ketiga bentuk sumber dana tersebut menjadi kajian serius untuk dilihat dampak
positifnya. Dan lebih jelasnya, dapat di lihat pada neraca ringkas dibawah ini :
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 17
PT Persada Usaha Semesta
Balance Sheet
31 December 2017
Assets Liabilities and Shareholders Equity
Current Assets Current Liabilities
Cash Rp 14.600.000 Payable Rp 22.700.000
Receivable Rp 15.400.000 Other current liabilities Rp 15.300.000
Inventories Rp 12.300.000 Total current liabilites Rp 38.000.000
Other current assets Rp 8.200.000 Non current liablities
Total Currents Rp 50.500.000 Bonds Rp 42.600.000
Non Current Assets Other non current liabilities Rp 22.400.000
Land Rp 59.500.000 Total Non Current Liabilities Rp 65.000.000
Building Rp 42.340.000 Shareholders Equity
Machine Rp 24.150.000 Common stock Rp 62.700.000
Other non currents assets Rp 14.010.000 Retained earnings Rp 24.800.000
Total Non currents assets Rp 140.000.000 Total Shareholders Equity Rp 87.500.000
Total Assets Rp 190.500.000 Total Liabilities and
Stockholders Equity
Rp 190.500.000
Berdasarkan data diatas lakukan kajian analisis tentang kondisi jika,
a. Perusahaan melakukan penarikan dana Rp 30.000.000, - dengan cara penjualan aset
yaitu bersumber dari aktiva lancar (current asset)
b. Perusahaan melakukan kebijakan menerbitkan dan menjual right isseu dengan nilai
nominal total sebesar Rp 30.000.000,-
JAWABAN :
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 18
Berdasarkan pada neraca (Balance sheet) diatas, jika perusahaan PT.Persada Usaha Semesta
melakukan penarikan dana Rp 30.000.000 dengan cara penjualan aset yaitu bersumber dari
Aktiva Lancar (Current Assets), maka artinya :
= Rp 50.500.000 - Rp 30.000.000 = Rp 20.500.000
Dengan kata lain current assets menjadi Rp 20.500.000, dan lebih jauh akan
terlihat total assets ikut terjadi penurunan, sehingga menjadi Rp 160.500.000.
Namun sebaliknya jika Perusahaan PT.PUS, melakukan penarikan dana sebesar
Rp 30.000.000 yang bersumber dari hutang (Liabilities) yaitu misalnya bersumber dari hutang
lancar (Current Liabilities), maka artinya akan current liabilities akan terjadi penambahan, yaitu
sebagaimana ditampilkan dalam hitungan dibawah ini.
= Rp 38.000.000 + Rp 30.000.000 = Rp 68.000.000
Dengan kata lain current liabilities akan menjadi Rp 68.000.000 - sehingga lebih
jauh total Liabilities akan menjadi Rp 133.000.000..Dan jika Perusahaan PT.PUS melakukan
kebijakan right isseu dengan nilai nominal total sebesar Rp 30.000.000,- maka common stock
akan mengalami pertambahan sebagai berikut :
= Rp 62.700.000 + Rp 30.000.000 = Rp 92.700.000
Dari hasil Ketiga Komposisi ini, selanjutnya akan dilakukan analisis yang paling
tepat untuk diterapkan. Dan alasan ketepatan tersebut akan dikondidikan dengan situasi pasar
sesperti micro dan macro ekonomi, serta berbagai reaksi psikologis pasar kedepannya yang
mampu mempengaruhi penjualan di masa yang akan datang.
Mata Kuliah : STUDI KELAYAKAN BISNIS – Irham Fahmi & Jonggi Parlindungan Page 19