LAPORAN PSIKIATRI
I. DENTITAS PASIENNama: Ny. DNJenis Kelamin: WanitaUsia: 31
TahunAlamat: Kec. Gringsing, Kab.Batang Jawa Tengah.Suku Bangsa:
JawaWarga Negara: IndonesiaAgama : IslamPekerjaan: Tenaga Kerja
Wanita Pendidikan Terakhir: SDTanggal Masuk RS: 11 April 2015
II. RIWAYAT PSIKIATRIDilakukan Autoanamnesis pada tanggal 19 dan
20 Juni 2015A. Keluhan UtamaPasien diantar oleh BNP2TKI ke RS.
Polri karena berteriak-teriak dan menangisB. Keluhan TambahanTidak
Ada
C. Riwayat Gangguan SekarangPasien datang ke RS. Polri diantar
oleh BNP2TKI pada tanggal 11 April 2015 dalam keadaan
berteriak-teriak dan menangis. Pasien tidak mengetahui alasan
pasien dibawa ke RS Polri, karena pasien merasa tidak ada masalah
di dalam dirinya dan pasien hanya ingin pulang kerumahnya.
Berdasarkan anamnesis secara langsung, pasien sudah menjadi TKW
selama 5 tahun. Diawali dari tahun 2010, pasien berangkat ke Dubai
dan bekerja sebagai pengasuh dua orang anak. Pasien mengaku majikan
nya baik, namun kedua anak majikanya sedikit nakal. Saat di Dubai,
pasien mengaku di telepon oleh suaminya untuk meminta cerai dengan
pasien karena suaminya mengaku telah berselingkuh dan memiliki 1
orang anak dengan istrinya yang baru. Pasien pun merasa sangat
sedih dan kecewa. Pada tahun 2013 pasien pindah ke Oman, dengan
alasan atas kemauan pasien itu sendiri. Pasien bekerja mengurus
pekerjaan rumah tangga yang ditinggali oleh keluarga yang terdiri
dari 8 orang. Meskipun begitu pasien tetap lebih senang bekerja
sebagai pembantu rumah tangga dibandingkan dengan menjadi pengasuh
anak. Pasien mengaku majikan di Dubai dan Oman sangat baik sekali
terhadap dirinya, pasien menyangkal pernah dimarahi atau dipukul.
Selama bekerja di Dubai dan Oman pasien mengaku sering menghubungi
keluarga dan anaknya melalui telepon. Setelah 2 tahun bekerja di
Oman pasien mulai mendengar suara-suara bisikan. Suara bisikan ini
terdiri dari dua orang, pasien mengatakan bahwa dua orang ini baik,
karena selalu menasehati pasien untuk berbuat baik seperti shalat,
zakat, dan rajin bekerja. Bisikan tersebut dirasakan setiap hari
dan hampir satu bulan lebih. Semenjak mendengar bisikan tersebut
tidur pasien menjadi terganggu, pasien mengaku menjadi kurang
tidur. Dan pasien mengaku melihat seorang perempuan dewi ratih
berambut panjang didalam kamar mandi. Dan pasien mengaku sangat
rindu kepada keluarganya dan sedih karena hampir 5 tahun tidak
bertemu dengan keluarga dan anaknya, hingga akhirnya memutuskan
untuk pulang ke Indonesia.Saat di pesawat selama di perjalanan
pulang, pasien mendengar ada bisikan yang mengatakan bahwa terdapat
Nyi Roro Kidul di dalam pesawat tersebut dan menyamar sebagai
pramugari. Pasien merasa takut dan gelisah sehingga pasien
berteriak-teriak selama di pesawat. Pasien mengatakan bahwa pasien
salah untuk berbuat seperti itu karena sebenarnya pramugari
tersebut baik, namun karena bisikan tersebut pasien menjadi takut
terhadap pramugari tersebut. Dan pasien mengaku melihat bayangan
berwarna putih seperti cahaya.Sesampainya di Bandara Soekarno
Hatta, pasien tidak mengikuti rombongan dan justru melawan arah,
pasien tidak tahu mengapa melakukan hal tersebut dan sejak saat itu
petugas BNP2TKI membawanya ke RS.Polri. Selama di bangsal Dahlia
pasien masih mendengar suara-suara bisikan untuk menyuruhnya
shalat, zakat dan rajin bekerja. Suara tersebut juga menyuruh
pasien untuk rajin bersih-bersih seperti menyuci piring dan
menyapu. Pasien sering merasa bersalah apabila tidak menjalankan
nasehat dari suara-suara tersebut. Pasien mengaku mendengar suara
bisikan tersebut terakhir kali 1 minggu yang lalu.Pada saat awal
pasien di rawat di bangsal Dahlia pasien sering tidak menjawab dan
hanya diam saja jika diajukan pertanyaan. Pasien menunduk terus dan
hanya sesekali berani menatap mata langsung jika diajak bicara.
Pasien juga merasa lemas dan mudah lelah. pasien juga mengaku saat
awal dirawat pasien sulit untuk tidur dan tidak nafsu makan.Saat
ini pasien sudah lebih ceria, bisa diajak bicara, bergurau dan
mulai bisa tidur dengan cukup serta memiliki nafsu makan yang baik.
Saat ditanyakan tentang hal-hal yang menyangkut bisikan atau
pekerjaannya dahulu pasien terlihat kooperatif namun sesekali
pasien berdiam diri dan melihat satu titik dengan tatapan mata
kosong. Pasien mengaku merasa sangat sedih karena sudah 5 tahun
semenjak menjadi TKW tidak bertemu dengan keluarganya. Pasien juga
merasa sangat rindu dengan keluarganya dan bertanya kapan pasien
bisa pulang, agar bisa merayakan lebaran bersama keluarganya.
D. Riwayat Gangguan Sebelumnya1. Riwayat penyakit medis umum
Kelainan bawaan: Tidak ada Infeksi: Tidak ada Trauma: Tidak ada
Lainnya: Tidak ada2. Riwayat PsikiatriPasien belum pernah mengalami
gangguan seperti ini sebelumnya
3. Riwayat penggunaan Zat PsikoaktifPasien mengaku tidak pernah
menggunakan zat psikoaktif.
E. Riwayat Gangguan Pribadi1. Riwayat Prenatal dan
PerinatalPasien adalah anak yang dikehendaki, anak bungsu dari 2
bersaudara. Lahir cukup bulan dan normal.2. Riwayat masa kanak awal
(0-3 tahun)Pasien mengatakan sejak kecil adalah anak yang pemalu.3.
Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)Pasien masa kecilnya
cukup menyenangkan. Pada usia 7 tahun kedua orangtuanya bercerai.
Pasien merasa sedih apalagi jika melihat anak-anak sebayanya pulang
sekolah dan mencium tangan kedua orangtua. Hubungan pasien dengan
ayah dan ibunya hingga saat ini masih baik.4. Riwayat Masa
RemajaPasien bersekolah sampai bangku SD, pasien tidak melanjutkan
pendidikannya karena masalah ekonomi. Pasien merupakan pribadi yang
pemalu dan pendiam.
5. Riwayat Masa Dewasaa. Riwayat PendidikanPasien tidak pernah
tinggal kelas, dan merupakan anak yang biasa-biasa saja di bidang
akademikSD: Madrasah Batangb. Riwayat PekerjaanSebelum menjadi TKW,
pasien menjadi pelayan di salah satu cafe di Jakarta, pasien
mengaku senang kerja sebagai pelayan. Pekerjaannya menuliskan
pesanan dan mengantar makanan, tidak perlu memasak. Pasien bekerja
menjadi TKW pada tahun 2010-2013 sebagai pengasuh anak di Dubai,
dan 2013-2015 sebagai pembantu rumah tangga di Oman.c. Riwayat
PernikahanPasien sudah menikah saat usia 19 tahun, dan memiliki
seorang anak laki - laki satu tahun kemudian. Namun suami pasien
berselingkuh saat pasien di Dubai, dan meminta cerai kepada pasien.
Ini adalah pernikahan pertamanya. d. Riwayat Kehidupan
BeragamaPasien beragama Islam, rajin Shalat 5 waktu terkadang
membaca Al-Quran.e. Riwayat pelanggaran hukumPasien mengatakan
tidak pernah melakukan pelanggaran hukum.
f. Riwayat sosial ekonomiPasien mengatakan berasal dari keluarga
dengan perekonomian yang kurang.
6. Riwayat Keluarga Pasien adalah anak ke-2 dari dua bersaudara.
Hubungan pasien dengan kakaknya cukup akur, dan pasien sering
bermain dengan keponakannya. Ibu dan bapak pasien sudah bercerai
sejak pasien berusia 7 tahun, dan sejak saat itu pasien tinggal
bersama ibu pasien. Meskipun begitu pasien merasa dekat dengan
keduanya dan tetap menyayangi keduanya.Pasien sudah menikah sejak
usia 19 tahun, namun suami pasien berselingkuh saat pasien di Oman,
dan meminta untuk bercerai. Pasien telah memiliki seorang anak laki
laki berusia 11 tahun. Pasien merasa sangat rindu dengan
keluarganya karena sejak menjadi TKW pasien belum pernah pulang ke
Indonesia. Genogram
7. Persepsi Pasien Tentang Diri dan KehidupannyaPasien
mengatakan bahwa dirinya seorang yang pemalu dan pendiam sejak
kecil namun tetap bergaul dengan teman-temannya.
8. Impian, Fantasi dan Cita-cita PasienSetelah keluar dari Rumah
Sakit, pasien belum memikirkan untuk kembali bekerja. Pasien hanya
ingin menjadi pribadi yang shalihah dan berbakti kepada kedua
orangtua.
III. STATUS MENTAL Pada tanggal 19 dan 20 Juni 2015A. Deskripsi
Umum1. Penampilan Seorang perempuan berumur 31 tahun, berpenampilan
rapi sesuai dengan usianya, berkulit putih, bertubuh kurus,
berjilbab. Pasien juga tampak tenang. Pasien bisa merawat diri
sendiri dan tampak bersih. Pasien ramah dan cukup kooperatif selama
di wawancara.
2. Perilaku dan Aktivitas PsikomotorPada saat awal wawancara
pasien terlihat tenang, tidak agresif, dapat menjawab pertanyaan
dengan tulisan dan gerakan bibir.
3. Sikap terhadap pemeriksaSelama wawancara pasien menunjukkan
sikap cukup kooperatif.
B. Mood dan Afek1. Mood: Eutim2. Afek: Serasi3. Empati : Dapat
diraba rasakan oleh pemeriksa
C. PembicaraanPasien berbicara cukup lancar dan dapat menjawab
pertanyaan pemeriksa. Volume bicara cukup, intonasi baik,
artikulasi cukup jelas. Pasien sempat terdiam dan menatap satu
titik dengan pandangan kosong saat ditanya tentang keluarga, karena
pasien rindu dengan keluarganya.D. Gangguan Persepsi1. Halusinasi :
Tidak Ada.2. Ilusi : Tidk Ada3. Depersonalisasi : Tidak Ada4.
Derealisasi : Tidak Ada
E. Proses Berpikir1. Bentuk pikirKoheren
2. Arus Pikir Produktivitas: Tidak terganggu Kontinuitas : Cukup
Baik Hendaya bahasa : Tidak ada
3. Isi Pikir Preokupasi: Tidak ada Waham: Waham Kendali. Pasien
merasa ada suara yang kerap menyuruhnya untuk melakukan beberapa
aktivitas. Obsesi kompulsi: Tidak ada Fobia: Tidak ada Ide bunuh
diri: Tidak ada Cukup ide
F. Kesadaran dan Kognisi1. Taraf kesadaran Kesadaran : Compos
Mentis2. Orientasi Waktu: Baik, pasien tahu bahwa ini bulan Juni
tahun 2015 Tempat: Baik, pasien tahu bahwa dirinya ada di RS. Polri
Jakarta. Orang: Baik, pasien dapat mengenali pewawancara,
dokter-dokter, serta pasien lain yang ada di bangsal.
Daya Ingat Jangka panjang: Tidak terganggu (pasien mampu
mengingat masa kecilnya) Jangka sedang : Tidak Terganggu (pasien
mampu mengingat saat ia bekerja sebagai TKW) Jangka pendek: Tidak
terganggu (pasien mampu mengingat menu sarapan pagi tadi) Segera :
Tidak terganggu (pasien mampu mengingat nama pewawancara)
3. Konsentrasi dan PerhatianPasien cukup dapat berkonsentrasi,
pasien dapat menghitung 100 dikurangi 7 dan seterusnya. Pasien
cukup dapat memusatkan perhatian, pasien dapat mengeja dari
belakang huruf pada kata DUNIA.
4. Kemampuan Membaca dan MenulisPasien dapat membaca dan
menulis.
5. Kemampuan VisuospasialPasien dapat berjalan dengan baik tanpa
menabrak benda-benda yang ada disekelilingnya
6. Pikiran AbstrakPasien dapat mendeskripsikan perbedaan buah
dukuh dan kelengkeng.7. Kemampuan Menolong Diri SendiriPasien bisa
menolong diri sendiri dalam hal rutinitas sehari-hari.
G. Pengendalian ImpulsCukup baik (pasien tidak menujukkan
agresivitas selama wawancara).H. Daya Nilai dan Tilikan1. Daya
Nilai Sosial : Tidak terganggu2. Uji Daya Nilai : Tidak terganggu3.
Penilaian Realita : Terganggu (terdapat halusinasi)4. Tilikan :
Tilikan 1 (pasien mengatakan bahwa dirinya sehat)
I. Taraf dapat DipercayaSecara keseluruhan, keterangan yang
diberikan oleh pasien cukup dapat dipercaya karena pasien dapat
menjawab pertanyaan secara konsisten.
IV. PEMERIKSAAN FISIK A. Status GeneralisKeadaan Umum: Tampak
sakit ringanKesadaran: Compos mentisTekanan Darah: 120/80 mmHg
Nadi: 88x /menitSuhu: 36CFrekuensi Nafas: 20x /menitBentuk Badan:
NormalSistem Kardiovaskular: Bunyi jantung I-II reguler; gallop
(-); murmur(-)Sistem Respiratori: Gerak dada selama napas normal
dan simetris, suara nafas: vesikuler +/+, Ronkhi -/-, wheezing
-/-Sistem Gastrointestinal: Supel, Bising usus (+) Nyeri tekan
(-)Sistem muskuloskeletal: Dalam batas normalSistem urogenital:
Tidak diperiksaSistem dermatologi: Dalam batas normal
B. Pemeriksaan Neurologis Selaput Otak: tidak ditemukan Gejala
Peningkatan TIK: tidak ditemukan Mata & Pemeriksaan
oftalmoskopik: tidak dilakukan Motorik : Tonus: normal Koordinasi:
tidak terdapat gangguan koordinasi Turgor: baik Reflex Fisiologis:
(+) Patologis: (-) Kekuatan otot: 5555555555555555
Sensibilitas: baik Fungsi-fungsi luhur: normal Kelainan khusus:
(-) V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNASeorang wanita berusia 31 tahun
diantar oleh BNP2TKI ke RS. Polri pada tanggal 11 April 2015 karena
berteriak-teriak dan menangis.Anamnesis dilakukan secara
autoanamnesis pada tanggal 19 dan 20 Juni 2015 setelah pasien
dirawat selama 69 hari di Bangsal Dahlia. Pasien merupakan TKW yang
sudah bekerja selama 5 tahun sejak 2010. Selama 3 tahun, pasien
bekerja di Dubai sebagai pengasuh anak. Kemudian pindah bekerja di
Oman selama 2 tahun sebagai pengurus rumah tangga. Pasien mengaku
majikan-majikannya sangat baik dan pasien tidak pernah mengalami
tindak kekerasan.Pada pasien ini ditemukan halusinasi auditorik
yaitu, saat di oman pasien mendengar bisikan yang menasehati pasien
untuk berbuat baik seperti shalat, zakat, dan rajin bekerja. Saat
dipesawat menuju Indonesia, pasien mendengar bisikan yang
mengatakan di pesawat tersebut ada Nyi Roro Kidul dan pramugari
yang menghampirinya adalah Nyi Roro Kidul karena hal tersebut
pasien merasa takut dan gelisah sehingga pasien berteriak-teriak
selama di pesawat. Dan pasien ini ditemukan halusinasi visual yaitu
pasien melihat bayangan berwarna putih seperti cahaya.Selama di
bangsal Dahlia pasien masih mendengar suara-suara bisikan untuk
menyuruhnya shalat, zakat dan rajin bekerja. Suara tersebut juga
menyuruh pasien untuk rajin bersih-besih seperti menyuci piring dan
menyapu.Perilaku pasien saat di wawancara, pasien tampak sudah
mulai banyak bicara dengan ekspresi wajah yang sesuai walaupun
beberapa kali saat ia sedang bercerita mengalami break tetapi
setelah itu ia kembali ke pembicaraan awal, keadaan tersebut
berbeda dibandingkan saat pertama kali masuk RS terlihat diam saja
sambil menunduk dengan wajah datar dan berbicara jika ditanya.Pada
pemeriksaan mental didapatkan pasien berpenampilan rapi, tenang,
kooperatif, volume cukup, artikulasi jelas. Mood eutim dengan afek
serasi. Terdapat gangguan persepsi halusinasi auditorik dan visual.
Arus pikir koheren, isi pikir berisi waham kendali dan cukup
ide.Tilikan pasien derajat 1, dan secara keseluruhan pembicaraa
pasien disimpulkan dapat dipercaya.
VI. FORMULASI DIAGNOSTIKPada pasien ditemukan adanya
psikopatologi yang menyebabkan distress dan disabilitas sehingga
pasien itu dapat didiagnosis mengalami gangguan jiwa sesuai dengan
definisi yang tercantum dalam PPDGJ III.
Diagnosis Aksis IBerdasarkan hierarki diagnosis gangguan jiwa
pada PPDGJ III, dari hasil pemeriksaan status generalis dan status
neurologis ditemukan keadadaan pasien yang compos mentis, tidak
terdapat kelainan fisik, sehingga diagnosis Gangguan Mental Organik
(F0) dapat disingkirkan.Pada anamnesis, tidak didapatkan adanya
riwayat penggunaan zat psikoaktif, sehingga dapat disingkirkan
diagnosis Gangguan Mental dan Perilaku akibat pengguaan Zat
(F1).Dari anamnesis dan pemeriksaan status mental, terdapat adanya
halusinasi auditorik dan visual selama pasien dirawat di bangsal
Dahlia. Selain itu terdapat waham kendali yang masih menonjol,
yakni suara-suara yang menyuruhnya untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu. Pasien telah dirawat selama 2 bulan
sampai pemeriksa memeriksa, dan setelah diterapi gejala membaik
tetapi halusinasi masih tetap muncul yakni suara-suara tersebut
yang membuat diagnosis mengarah ke Skizofrenia Paranoid (F20.0).
Diagnosis banding pasien ini mengarah ke Gangguan Skizoafektif Tipe
depresif. Karena pada pasien ini ditemukan adanya gejala depresif
seperti merasa lemas dan mudah lelah. pasien juga mengaku saat awal
dirawat pasien sulit untuk tidur dan tidak nafsu makan.
Diagnosis Aksis IIZ. 03.2 Tidak ada diagnosis axis IITidak
didapatkan data yang bermakna untuk menentukan retardasi mental
atau gangguan kepribadian
Diagnosis Aksis IIIDari hasil pemeriksaan fisik generalis dan
neurologis tidak didapatkan adanya gangguan pada aksis III.
Diagnosis Aksis IVPada pasien ditemukan hal yang memicu keadaan
pasien adalah masalah keluarga. Perceraian orangtua sejak kecil,
ditambah dengan intensitas rasa rindu yang belum bertemu selama 5
tahun.
Diagnosis Aksis VGlobal Assessment of Functioning (GAF) 60-51
yaitu gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Aksis I: Skizofrenia Paranoid Aksis
II: Tidak ada diagnosis aksis II Aksis III: Tidak ada diagnosis
aksis III Aksis IV: Masalah lingkungan pekerjaan Aksis V: GAF Scale
60-51
VIII. TATA LAKSANA Non Medikamentosa : Psikoterapi Suportif
Medikamentosa : Golongan Atipikal Risperidon 1x6mg
IX. PROGNOSIS Ad Vitam: dubia ad bonam Ad Functionam: dubia ad
bonam Ad Sanationam: dubia ad bonamX. PEMBAHASANPada kasus ini
pasien termasuk diagnosis F20.0 yakni Skizofrenia Paranoid karena
memenuhi kriteria diagnosis berdasarkan PPDGJ-III. Pedoman
diagnostik Skizofrenia dari PPDGJ-III adalah:1. Harus ada
sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau
kurang jelas) :a. Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang
berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran
ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda, atau
Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar
masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil
keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal) dan Thought
broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umumnyamengetahuinya.b. Delusion of control = waham tentang
dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar atau
Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar atau Delusion of passivity =
waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas, merujuk ke
pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau
penginderaan khusus). Delusion perception = pengalaman inderawi
yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya
bersifat mistik dan mukjizat.c. Halusional Auditorik ; Suara
halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku
pasien . Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri
(diantara berbagai suarayang berbicara atau Jenis suara halusinasi
lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.d. Waham-waham
menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal keyakinan agama
atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan
mahluk asing atau dunia lain)Atau paling sedikitnya dua gejala
dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:e. Halusinasi yang
menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide
berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi
setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus
menerus.f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami
sisipan (interpolation) yang berakibat inkoherensia atau
pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.g. Perilaku
katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme,
mutisme, dan stupor.h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara
yang jarang dan respons emosional yang menumpul tidak wajar,
biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial
dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika.*
adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik prodromal);* Harus ada suatu perubahan yang konsisten
dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa
aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap
larut dalam diri sendiri (self absorbed attitute), dan penarikan
diri secara sosial.Pada pasien Ny. D, terdapat beberapa gejala yang
memenuhi kriteria skizofrenia. Pertama, halusinasi auditorik yang
disertai dengan waham kendali, terbukti dari suara-suara yang kerap
membisiki pasien dan bersifat memerintah pasien untuk melakukan
kegiatan tertentu, dan pasien merasa bersalah apabila tidak
menjalankan perintah tersebut. Hal ini dirasakan pasien dari
sebelum masuk rumah sakit sampai pemeriksa wawancara, yang memiliki
jangka waktu 2 bulan setelah diberikannya terapi. Kedua, didapatkan
adanya arus pikiran yang terputus (break) saat proses wawancara
berlangsung selama beberapa kali. Kumpulan gejala tersebut ditambah
onset yang tepat dapat mengarahkan diagnosis Ny. D sebagai
skizofrenia paranoid. Pada Ny. D sudah menampakkan perbaikan pada
beberapa aspek yakni gejala negatif hampir tidak terlihat lagi.
Pasien sudah mau untuk bersosialisasi dengan teman-teman lain di
bangsal dan ikut membantu membersihkan bangsal.Kriteria diagnostik
untuk skizofrenia paranoid sesuai dengan PPGJ III adalah:1.
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia2. Sebagai tambahan :-
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol :a) Suara suara halusinasi
yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi
auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);b) Halusinasi
pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain
lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol;c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of
influence), atau passivity (delusion of passivity), dan keyakinan
dikejar kejar beraneka ragam, adalah yang paling khas; - Gangguan
afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik
secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.Adanya stressor
psikososial dan lingkungan pada pasien adalah masalah keluarganya.
Pasien merasa bahwa ia sangat rindu dengan bapak dan ibunya, ingin
segera pulang kampung dan bertemu dengan kedua orangtua. Pasien
belum pernah kembali ke kampung sejak bekerja sebagai TKW. Selain
itu pada riwayat masa kecil pasien terdapat perceraian orangtua,
meskipun pasien berkata ia tidak keberatan dengan hal-hal tersebut
dan hubungannya dengan kedua orangtua cukup baik. Dari
keterangan-keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa aksis IV
adalah masalah keluarga.Penatalaksanaan pada pasien ini berupa
perawatan di rumah sakit, medikasi, dan psikoterapi. Terapi utama
skizofrenia adalah psikofarmaka, terapi psikoterapi dapat diberikan
sebagai suportif. Pasien diberikan obat anti psikosis atipikal
golongan Risperidone 1x6 mg. Diberikan antipsikosis golongan
atipikal karena selain menghindari efek ekstrapiramidal, mekanisme
kerja obat anti psikosis atipikal adalah selain memblock dopamine
pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya di sitem
limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D2 receptor antagonist)
yang dimana efektif untuk gejala positif, juga efektif terhadap
serotonin 5HT2 reseptor yang digunakan untuk mengurangi gejala
negatif. Pada pasien ini, pemberian Risperidon juga dikarenakan
harganya lebih murah. Pemberian dosis 1 x 6 mg adalah dosis
maksimal yang diberikan untuk pasien setelah dilakukannya tahapan
pemberian dosis anti psikotik. Cara pemberian anti psikotik secara
umum adalah, diawali dari dosis anjuran terkecil, lalu dinaikkan
per 2-3hari sampai dicapainya dosis efektif, kemudian di evaluasi
selama 2 minggu, setelah itu dosisnya kembali ditingkatkan sampai
mendapatkan dosis optimal, kemudian dipertahankan selama 8-12minggu
untuk stabilisasi, turunkan dosis perlahan hingga mencapai dosis
maintenance, berikan dosis maintenance dalam 6 bulan -2 tahun, lalu
lakukan tappering off selama 2 minggu sampai akhirnya di hentikan
pemakaian obat tersebut.
Kriteria diagnostik untuk Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif
sesuai dengan PPGJ III adalah: Kategori ini harus dipakai baik
untuk episode skizoafektif tipe depresif yang tunggal, dan untuk
gangguan berulang dimana sebagian besar episode didominasi oleh
skizoafektif tipe deprsif. Afek depresif harus menonjol, disertai
oleh sedikitnya dua gejala khas, baik depresif maupun kelainan
perilaku terkait seperti tercantum dalam uraian untuk episode
depresif (F32) Dalam episode yang sama, sedikitnya harus jelas ada
satu dan sebaiknya ada dua, gejala khas skizofrenia (sebagaimana
ditetapkan dalam pedoman diagnostik skizofrenia F20 (a) sampai
(d)
22