STANDARD PENETRATION TEST /SPT Sudah Standarkah SPT Kita oleh: Gouw Tjie-Liong (1995) Membuat lubang bor Masukkan T abung Belah Stand ar ( standar split-barrel sampler) Pukul tabung belah yg d SPT yg dihubunghkan oleh “Batang Pancang” sedalam 18 inch (457,2 mm) Hitung pukulan untuk penetrasi 12 inch (305 mm), jumlah pukulan itu disebut nilai “N”P emukul oleh “Palu P emukul” 140 lb (63,5 kg), dgn ketinggian 30 inch (762 mm) 6 inch pertama utk menenpatka n tabung pada tanah tidak terganggu. 2 interval 6 inch utk dimabil junlah pukulan yg disebut N SPT Bila tanah sangat keras nilai N tidak tercapai (contoh 70/100 artinya diperlukan 70 pukulan untuk mencapai penetrasi 100 mm.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Adalah Pengujian kekuatan atau perlawanantanah terhadap penetrasi sebuah tabung belah
baja di dalam lubang bor. Penetrasi tabung belahSPT ini dilakukan dgn menjatuhkan palu seberat63,5 kg pada sebuah bantalan (anvil) dgn tinggi
jatuh sebesar 760 mm. Jumlah pukulan (nilai N)yg diperlukan utk memukul tabung belah tsb
hingga diperoleh penetrasi sebesar 300 mm daridasar lubang bor disebut perlawanan penetrasiSPT atau nilai “N” SPT. Dari tabung belah tsb juga dapat diperoleh contoh tanah tergangguuntuk diidentifikasi.
menggunakan sistem ukuran metrik (sepertidi Indonesia), pemancangan palu SPTumumnya dilakukan hingga penetrasi 450mm (atau 3 kali 150 mm) dan bukan 457,2mm. Tinggi jatuh yang digunakan juga
“split spoon sampler” dimasukkan kedalam tanah padadasar lubang bor dgn memakai suatu beban penumbuk(drive weight) seberat 140 pound (63 kg) yg dijatuhkandari ketinggian 30 in (75cm).
Jumlah pukulan untuk memasukkan spoon 12 in (30 cm),disebut nilai N (N number or N value).
Umumnya hasil percobaan penetrasi statis seperti alatsondir lebih dapat dipercaya daripada hasil percobaandinamis seperti SPT
ISSMFE merekomendasi: Tabung belah harus terbuat dari baja yang
diperkeras (hardened steel ), dgn keduapermukaan luar dan dalam yg halus.
Diameter luar berukuran 51 + 1 mm dandiameter dalam 35 + 1 mm, panjangnya minimal457 mm.
Ujung bawah SPT dilengkapi dgn sepatupancang (driving Shoe) sepanjang 76 + 1 mm dgndiameter luar dan dalam yg sama dgn tabungbelah , serta bahan yg sama dgn tabung belah.
Sepatu pancang dapat dilengkapi dengan penahan contoh tanah sebagaimanadiperlihatkan dalam Gambar 1(b). Terdapat tiga tipe penahan contoh tanah yang dapatdigunakan:
• Sepatu keranjang (Basket Shoe): Penahan contoh tanah ini berupa plat-plat baja tipis
yang fleksibel. Saat dipancang, contoh tanah dapat masuk relatif tanpa tahanan,setelah contoh tanah berada dalam tabung SPT dan saat tabung SPT diangkat, plat-plat baja tipis tersebut menutup. Biasanya alat ini dipergunakan untuk mengambilcontoh tanah pasir.
• Penahan contoh tanah pegas (Spring Sample Retainer ): Cara kerja penahan contohtanah ini mirip dengan yang sebelumnya, hanya saja plat-plat penutup tidak serapat
sistem sepatu keranjang. Biasanya digunakan untuk membantu mengambil tanahlempung keras atau kerikil halus.
• Katup penjebak (Trap Valve): Penahan contoh tanah jenis ini dipergunakan untukmengambil contoh tanah yang berair atau lumpur. Katup akan membuka saat tabungSPT ditekan dan akan menutup (kedap air) saat tabung ditarik keluar.
Bagian atas tabung belah dilengkapi dengan kopler (coupler ) atau penyambung yang
menghubungkan tabung dengan batang pancang. Bagian dalam kopler dilengkapidengan bola baja yang berfungsi sebagai katup. Pada saat pemukulan dilakukan dancontoh tanah masuk ke dalam tabung belah, air dan udara dapat keluar melalui bolakatup ini. Sebaliknya pada saat tabung belah ditarik keluar lubang, bola katup akanmenutup bagian atas tabung belah sehingga air tidak dapat masuk kembali ke dalamtabung belah
Teknik pemboran yang baik merupakansalah satu prasyarat untuk mendapatkanhasil uji SPT yang baik. Teknik pemboranyang umum digunakan adalah teknik borbilas (wash boring), teknik bor inti (core
drilling) dan bor ulir (auger boring).Peralatan yang digunakan pada masing-masing teknik pemboran harus mampumenghasilkan lubang bor yang bersihuntuk memastikan bahwa uji SPTdilakukan pada tanah yang relatif tidakterganggu.
PENGEBORAN
Bila digunakan teknik bor bilas maka mata bor
yang digunakan harus mempunyai jalan air
melalui samping mata bor dan bukan melalui
ujung mata bor. Apa bila air yang dipompakan
melalui batang pancang kedasar lubang keluar
dari ujung mata bor maka aliran air dari ujungmata bor tersebut dapat mengakibatkan
Pada tanah pasir halus dan pasir kelanauan pada saat penetrasi tabung belah SPTakan timbul tegangan air pori yang cukup besar. Hal ini dapat berakibat nilai N yangdiperoleh lebih tinggi dari seharusnya. Koreksi yang dinajurkan oleh Terzaghi danPeck (1948) adalah sbb:
N = 15 + ½ (N’ – 15)
Dengan N = N SPT hasil koreksiN’ = n SPT lapangan; bila N’ < 15 nilai N tidak perlu
LAPORAN PENGUJIANAkan jauh lebih baik tentunya bila laporan hasil uji, disamping memuat informasi standar, juga
dilengkapi dengan informasi lain. Agar hasil uji SPT bisa diinterprestasikan dan dipergunakan
secara maksimal, sebaiknya lporan hasil uji memuat informasi-informasi sbb:
1. Lokasi2. Tanggal pemboran sampai di elevasi pengujian
3. Tanggal dan waktu dimulainya pengujian SPT
4. Nomor lubang bor
5. Kedalaman muka air tanah
6. Diameter lubang bor
7. Cara pengeboran dan ukuran casing (bila diperlukan)
8. Kedalaman dasar bor9. Kedalaman dasar casing
10. Kedalaman muka air atau lumpur boir di dalam lubang bor pada saat uji SPT dilakukan
11. Jenis palu SPT dan metoda penjatuhannya
12. Ukuran dan berat batang yang digunakan untuk uji SPT
13. Tinggi jatuh palu
14. Kedalaman penetrasi awal akibat berat sendiri rangkaian alat15. Perlawanan penetrasi tahap awal dan perlawanan penetrasi uji SPT (3 kali per 150 mm)
16. Deskripsi tanah sebagaimana diperoleh dalam tabung SPT
17. Catatan pengamatan mengenai kestabilan lapisan yang diuji, atau hambatan yang dialami
selama proses pengujian yang akan sangat membantu dalam menginterprestasi hasil
pengujian
18. Hasil kalibrasi, bila ada. (catatan: kalibrasi harus dilakukan pada setiap alat dan juga pada
personel yang mengoperasikan peralatan tersebut.26
Korelasi antara nilai N SPT degan kepadatan relatif (relatif density ), Dr, tanah pasipertama-tama diperkenalkan oleh Terzaghi dan Peck (1948). Kemudian Gibbs danHoltz (1957) menambahkan nilai Dr untuk definisi kepadatan yang dikemukakanTerzaghi dan Peck tersebut.Bentuk akhir korelasi yang diberikan mereka adalah seperti yang disajikan padatabel berikut ini.
Kepadatan Relatif Dr N
Sangat lepas <0,15 <4
Lepas 0,15-0,35 4-10
Sedang 0,35-0,65 10-30
Padat 0,65-0,85 30-50
Sangat Padat 0,85-1,00 >50
Skemton (1986): Korelasi ini berdasarkan hasil uji Amerika dengan energi efektif
Kurang 45% dan tegangan efektif vertikal kurang 7,32 ton/m2
Agar dapat digunakan secara lebih universal, nilai N pada Tabel 4. perlu diubah keenergi standar tertentu dengan tegangan vertikal efektif sebesar 1 kg/cm2.